Anda di halaman 1dari 14

Modul-6

BAB IV
FRAKTIL

Pada bab sebelumnya kita telah membicarakan tentang median yang dikenal dengan
nilai rata-rata pertengahan juga dikenal dengan nilai rata-rata letak. Sebagai salah satu
ukuran rata-rata, median telah menunjukkan kepada kita, nilai berapakah yang telah membagi
distribusi data menjadi dua bagian sedemikian rupa, sehingga di bahwah median terdapat 1/2
N dan diatasnya juga1/2 N, dengan kata lain median telah menunjukkan kepada kita dimana
letak nilai pertengahan yang membagi distribusi data ke dalam dua bagian yang sama besar.
Kecuali median, dalam dunia statistik juga dikenal adanya ukuran penentuan letak nilai
lainnya yaitu fraktil. Fraktil adalah nilai-nilai yang membagi seperangkat data yang telah
terurut menjadi beberapa bagian yang sama. Fraktil dapat berupa Kuartil (Q), Desil (D) dan
Pesentil (P).

I. Kuartil (Q)
Kuartil yaitu fraktil yang membagi seperangkat data yang telah berurut menjadi empat
bagian yang sama besar yaitu masing-masing sebesar 1/4 N. Jadi disini akan kita jumpai tiga
kuartil yaitu kuartil pertama (Q1) arau kuartil bawah, kuartil kedua (Q2) atau kuartil tengah,
dan kuartil ketiga (Q3) atau kuartil bawah. Dengan demikian kuartil kedua (Q2) sama
dengan median. Ketiga kuartil inilah yang membagi seluruh distribusi frekuensi dari data
menjadi empat bagian yang sama besar.
Besar data disini adalah jumlah data, sehingga jika ada sepuluh buah data maka kuartil
membagi setiap 10/4 atau 2,5 data. Jika jumlah data adalah 20 buah, maka kuartil ingin
mengetahui besar data setiap 20/4 atau 5 buah data. Demikian seterusnya.

1.1. Cara Mencari Kuartil


a. Kuartil Data Tunggal
Untuk data tunggal, kuartil-kuartilnya dapat ditentukan dengan rumus :

i (n + 1)
Qi = nilai yang ke , i = 1, 2, 3
4

Dimana : Qi = lokasi data yang ke-i


n = jumlah data
angka 4 digunakan sebagai pembagi karena membagi data menjadi 4 bagian yang sama

Contoh 1 :
Tentukan Q1, Q2 dan Q3 dari data panjang (m) 7 pipa di bawah ini :

2, 6, 8, 5, 4, 9, 12
Penyelesaian :
Pertama : Data diurutkan terlebih dahulu 2, 4, 5, 6, 8, 9, 12
Diket : n = 7

Untuk Menghitung Q1 :
i (n + 1)
Qi = nilai yang ke
4

IV-6 Fraktil by Linda Bachrun Page 1


1 (7 + 1)
Q1 = nilai yang ke
4
8
Q1 = nilai yang ke
4

Q1 = nilai yang ke 2, yaitu 𝟒

Dengan demikian data Q1 terletak pada posisi yang ke-2 dari 7 data tersebut. Pada data
yang telah diurutkan di atas, terlihat bahwa nilai data yang ke-2 adalah 4. Dengan
demikian Q1 = 4. Hal ini berarti bahwa 25% pipa mempunyai panjang 4 m ke bawah
atau 25% pipa mempunyai panjang ≤ 4 m.

Untuk Menghitung Q2 :
i (n + 1)
Qi = nilai yang ke
4

2 (7 + 1)
Q2 = nilai yang ke
4
16
Q2 = nilai yang ke =4
4

Q2 = nilai yang ke 4, yaitu 𝟔

Dengan demikian data Q2 terletak pada posisi yang ke-4 dari 7 data tersebut. Pada data
yang telah diurutkan di atas, terlihat bahwa nilai data yang ke-4 adalah 6. Dengan
demikian Q2 = 6. Hal ini berarti bahwa 50% pipa mempunyai panjang 6 m ke bawah
atau 50% pipa mempunyai panjang ≤ 6 m.

Untuk Menghitung Q3 :
i (n + 1)
Qi = nilai yang ke
4

3 (7 + 1)
Q3 = nilai yang ke
4
24
Q3 = nilai yang ke
4

Q3 = nilai yang ke 6, yaitu 𝟗

Dengan demikian data Q3 terletak pada posisi yang ke-6 dari 7 data tersebut. Pada data
yang telah diurutkan di atas, terlihat bahwa nilai data yang ke-6 adalah 9. Dengan
demikian Q3 = 9. Hal ini berarti bahwa 75% pipa mempunyai panjang 9 m ke bawah
atau 75% pipa mempunyai panjang ≤ 9 m.

IV-6 Fraktil by Linda Bachrun Page 2


Kasus Data Genap
Contoh 2 :
Tentukan Q1, Q2 dan Q3 dari data nilai ujian mk statistik yang diikuti oleh 22 mahasiswa

24 58 10 35 50
26 59 20 40 51
26 60 21 42
27 70 22 45
29 78 24 47
Penyelesaian :
Diket : n = 22
Pertama : Data diurutkan terlebih dahulu :

No data No data No data No data No data


1 10 6 24 11 35 16 50 21 70
2 20 7 26 12 40 17 51 22 78
3 21 8 26 13 42 18 58
4 22 9 27 14 45 19 59
5 24 10 29 15 47 20 60

Untuk Menghitung Q1 :
i (n + 1)
Qi = nilai yang ke
4

1 (22 + 1)
Q1 = nilai yang ke
4
23
Q1 = nilai yang ke = 5,75
4

nilai yang ke 5,75 berarti rata − rata dari X5 dan X6

X5 + X6 24 + 24
Q1 = = = 𝟐𝟒
2 2

Dengan demikian data Q1 terletak pada posisi yang ke-5,75 dari 22 data tersebut. Seacara
logika, posisi 5,75 terletak antara data ke-5 dan data ke-6. Pada data yang telah diurutkan
di atas, terlihat bahwa nilai data yang ke-5 adalah 24 dan data ke-6 adalah 24. Nilai yang
ke 5,75 berarti rata-rata dari data ke-5 dan ke-6. Dengan demikian Q1 = 24. Hal ini
berarti bahwa 25% mahasiswa mendapat nilai ujian statistik 24 ke bawah atau 25%
mahasiswa mendapat nilai ujian statistik ≤ 24.

Untuk Menghitung Q2 :
i (n + 1)
Qi = nilai yang ke
4

2 (22 + 1)
Q2 = nilai yang ke
4

IV-6 Fraktil by Linda Bachrun Page 3


46
Q2 = nilai yang ke = 11,5
4

nilai yang ke 11,5 berarti rata − rata dari X11 dan X12

X11 + X12 35 + 40
Q2 = = = 𝟑𝟕, 𝟓
2 2

Q2 = nilai yang ke 11,5 yaitu 𝟑𝟕, 𝟓

Dengan demikian data Q2 terletak pada posisi yang ke-11,5 dari 22 data tersebut. Secara
logika, posisi 11,5 terletak antara data ke-11 dan data ke-12. Pada data yang telah
diurutkan di atas, terlihat bahwa nilai data yang ke-11 adalah 35 dan data ke-12 adalah
40. Nilai yang ke 11,5 berarti rata-rata dari data ke-5 dan ke-6. Dengan demikian Q2 =
37,5. Hal ini berarti bahwa 50% mahasiswa mendapat nilai ujian statistik 37,5 ke bawah
atau 50% mahasiswa mendapat nilai ujian statistik ≤ 37,5.

Untuk Menghitung Q3 :
i (n + 1)
Qi = nilai yang ke
4

3 (22 + 1)
Q3 = nilai yang ke
4
69
Q3 = nilai yang ke = 17,25
4

nilai yang ke 17,25 berarti rata − rata dari X17 dan X18

X17 + X18 51 + 58
Q3 = = = 54, 𝟓
2 2

Q3 = nilai yang ke 17,25 yaitu 𝟓𝟒, 𝟓

Dengan demikian data Q3 terletak pada posisi yang ke-17,25 dari 22 data tersebut. Secara
logika, posisi 17,25 terletak antara data ke-17 dan data ke-18. Pada data yang telah
diurutkan di atas, terlihat bahwa nilai data yang ke-17 adalah 51 dan data ke-18 adalah
58. Nilai yang ke 17,25 berarti rata-rata dari data ke-17 dan ke-18. Dengan demikian Q3
= 54,5. Hal ini berarti bahwa 75% mahasiswa mendapat nilai ujian statistik 54,5 ke
bawah atau 75% mahasiswa mendapat nilai ujian statistik ≤ 54,5.

b. Kuartil Data Kelompok


Untuk data berkelompok, yaitu data yang sudah dibuat tabel frekuensinya, maka kuartil-
kuartilnya dapat ditentukan dengan rumus :
𝑖. 𝑛
( 4 ) − (∑ 𝑓𝑖 )0
Qi = 𝐵𝑖 + .𝐶
𝑓𝑄𝑖

IV-6 Fraktil by Linda Bachrun Page 4


Dimana : Bi = tepi bawah kelas kuartil
n = jumlah semua frekuensi
i = 1,2,3
(Σfi)0 = jumlah frekuensi semua kelas sebelum ke kelas kuartil
C = panjang interval kelas
foi = frekuensi kelas kuartil

Untuk mencari kuartil-kuartil ini, maka yang perlu dicari terlebih dahulu adalah kelas dimana
kuartil-kuartil itu berada (kelas kuartil) dengan rumus :
 Kelas Q1, jika (Σfi)0 = jumlah frekuensi semua kelas sebelum ke kelas kuartil ≥ 1/4 (n)
 Kelas Q2, jika (Σfi)0 = jumlah frekuensi semua kelas sebelum ke kelas kuartil ≥ 2/4 (n)
 Kelas Q3, jika (Σfi)0 = jumlah frekuensi semua kelas sebelum ke kelas kuartil ≥ 3/4 (n)

Contoh 3 :
Berdasarkan tabel berikut, hitunglah Q1, Q2 dan Q3

Diameter Pipa (mm) Frekuensi (f)


65 – 67 2
68 – 70 5
71 – 73 13
74 – 76 14
77 – 79 4
80 – 82 2
40 = Σf atau n

Langkah-Langkah mencari kelas kuartil dari Distribusi data diatas adalah sbb :
1. Menyiapkan Tabel perhitungannya dengan menambahkan kolom frekuensi kumulatif.
Pada tabel di atas sehingga berubah menjadi Tabel 1 di bawah ini .

Tabel 1. Diameter 40 buah Pipa


Diameter Pipa
Frekuensi (f) fk
(mm)
65 – 67 2 2
68 – 70 5 7 (ΣfQ1)0
71 – 73 (Q1) 13 (f Q1) 20
74 – 76 14 34
77 – 79 4 38
80 – 82 2 40
40 = Σf atau n

Untuk menghitung Q1 :

2. Mencari kelas Q1 dengan cara menjumlahkan frekuensi kelas-kelas sebelum ke kelas


kuartil (Σfi)0 ≥ 1/4 (n) :

Karena n = 40, maka 1/4 (n) = 1/4 x 40 = 10 atau ≥ 10

IV-6 Fraktil by Linda Bachrun Page 5


Perhatikan Tabel 1 kolom 3, letak kelas Q1 adalah pada frek kumulatif (fk) sebesar 10 atau
≥ 10 yang diperoleh dari penjumlahan f1 (2), dan f2 (5) = 7 karena belum mencapai jumlah
frekuensi sebesar 10 atau ≥ 10, harus ikut dijumlahkan f3 (13) sehingga dihasilkan 20 (20
≥ 10). Dengan demikian, kelas yang mengandung Q1 adalah kelas ke-3 dengan interval
diameter 71 – 73. Karena interval diameter yang mengandung kuartil adalah 71 – 73
maka dengan cepat dapat diketahui :

Kelas kuartil = Kelas ke-3 dengan interval diameter 71 – 73


Tepi Bawah Kelas kuartil (Bi) = 70,5
Jml kelas-kelas sebelum kelas Q1 (Σfi)0 = 7
Panjang interval kelas (C) = tepi atas kelas – tepi bawah kelas = (73,5 -70,5) = 3
Frekuensi Kelas Q1 (fQi) = 13

Karena semua sudah diketahui (apa yang diminta oleh rumus), maka dengan
mendistribusikannya ke dalam rumus, dapat diperoleh Q1 sbb :

𝑖𝑛
( 4 ) − (∑ 𝑓𝑖 )0
Qi = 𝐵𝑖 + .𝐶
𝑓𝑄𝑖

1 𝑥 40
( )−7
Qi = 70,5 + 4 .3
13
10 − 7
Qi = 70,5 + .3
13
3
Qi = 70,5 + .3
13

Qi = 70,5 + 0,69 = 𝟕𝟏, 𝟏𝟗

Catatan 1 : Untuk menghitung Q2 dan Q3, langkah-langkahnya sama dengan cara menghitung
Q1. Sebagai bahan latihan coba anda lanjutkan untuk menghitung nilai Q2 dan Q3
dan interpretasikan hasilnya.!. Hasilnya dikumpulkan melalui email.

Diantara kegunaan kuartil adalah untuk mengetahui simetris (distribusi data normal) atau a
simetrisnya suatu kurva. Dalam hal ini patokan yang digunakan adalah sebagai berikut :
 Jika Q3 – Q2 = Q2 – Q1 maka kurvanya adalah kurva normal
 Jika Q3 – Q2 > Q2 – Q1 maka kurvanya adalah kurva miring ke kanan (Juling positif)
 Jika Q3 – Q2 < Q2 – Q1 maka kurvanya adalah kurva miring ke kiri (juling negatif)

II. Desil (D)


Desil adalah fraktil yang membagi seperangkat data yang telah terurut menjadi 10
bagian yang sama besar yang masing-masing sebesar 1/10 N. Jadi di sini kita jumpai
sebanyak 9 buah titik Desil, dimana kesembilan buah titik desil itu membagi seluruh

IV-6 Fraktil by Linda Bachrun Page 6


distribusi frekuensi ke dalam 10 bagian yang sama besar. Sembilan buah titik desil yang
dimaksud adalah D1, D2, D3, D4, D5, D6, D7, D8, dan D9.

2.1. Cara Mencari Desil


a. Desil Data Tunggal
Desil dapat ditentukan dengan rumus :

i (𝑛 + 1)
Di = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒 , i = 1, 2, 3, … 9
10

Dimana : Di = lokasi data yang ke-i


n = jumlah data
angka 10 digunakan sebagai pembagi karena Desil membagi data menjadi 10 bagian
yang sama

Contoh 4 :
Tentukan Desil ke-3 (D3) dan D7 dari umur 13 mahasiswa FE di bawah ini :

23 30 32 34 38 38 39 40 41 43 44 45 46

Penyelesaian :
Pertama : Data diurutkan terlebih dahulu

23 30 32 34 38 38 39 40 41 43 44 45 46

Diket : n = 13

Untuk Menghitung D3 :
i (𝑛 + 1)
Di = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒
10

3 (13 + 1)
D3 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒
10
42
D3 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒 = 4,2
10

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒 4,2 berarti X4 + 0,2 (X5 − X4 )

𝐷3 = 𝑋4 + 0,2 (𝑋5 − 𝑋4 )
𝐷3 = 34 + 0,2 (38 − 34)

𝐷3 = 34,8

Dengan demikian data D3 terletak pada posisi yang ke-4,2 dari 13 data tersebut. Secara
logika, posisi 4,2 terletak antara data ke-4 dan data ke-5. Pada data yang telah diurutkan
di atas, terlihat bahwa nilai data yang ke-4 adalah 34 dan data ke-5 adalah 38. Dengan

IV-6 Fraktil by Linda Bachrun Page 7


demikian D3 = 34,8. Hal ini berarti bahwa 30% mahasiswa berumur 34,8 tahun ke
bawah atau 30% mahasiswa berumur ≤ 34,8 tahun.

Untuk Menghitung D7 :
i (𝑛 + 1)
Di = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒
10

7 (13 + 1)
D7 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒
10
98
D7 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒 = 9,8
10

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒 9,8 berarti X9 + 0,8 (X10 − X9 )

𝐷7 = 𝑋9 + 0,8 (𝑋10 − 𝑋9 )

𝐷7 = 41 + 0,8 (43 − 41)

𝐷7 = 𝟒𝟐, 𝟔

Dengan demikian data D7 terletak pada posisi yang ke-9,8 dari 13 data tersebut. Secara
logika, posisi 9,8 terletak antara data ke-9 dan data ke-10. Pada data yang telah diurutkan
di atas, terlihat bahwa nilai data yang ke-9 adalah 41 dan data ke-10 adalah 43. Dengan
demikian D7 = 42,6. Hal ini berarti bahwa 70% mahasiswa berumur 42,6 tahun ke
bawah atau 70% mahasiswa berumur ≤ 42,6 tahun.

b. Desil Data Berkelompok


Untuk data berkelompok, yaitu data yang sudah dibuat tabel frekuensinya, maka desil-
desilnya dapat ditentukan dengan rumus :

𝑖. 𝑛
( ) − (∑ 𝑓𝑖 )0
Di = 𝐵𝑖 + 10 .𝐶
𝑓𝐷𝑖

Dimana :
Di = Desil ke-i
Bi = tepi bawah kelas kuartil
n = jumlah semua frekuensi
i = 1,2,3
(Σfi)0 = jumlah frekuensi semua kelas sebelum ke kelas desil
C = panjang interval kelas desil
fDi = frekuensi kelas desil

Untuk mencari desil-desil ini, maka yang perlu dicari terlebih dahulu adalah kelas dimana
desil-desil itu berada (kelas desil) dengan rumus :
 Kelas D1, jika (Σfi)0 = jumlah frekuensi semua kelas sebelum ke kelas desil ≥ 1/10 (n)
 Kelas D2, jika (Σfi)0 = jumlah frekuensi semua kelas sebelum ke kelas desil ≥ 2/10 (n)

IV-6 Fraktil by Linda Bachrun Page 8


 Kelas D3, jika (Σfi)0 = jumlah frekuensi semua kelas sebelum ke kelas desil ≥ 3/10 (n)
 Kelas D4, jika (Σfi)0 = jumlah frekuensi semua kelas sebelum ke kelas desil ≥ 4/10 (n)
 Kelas D5, jika (Σfi)0 = jumlah frekuensi semua kelas sebelum ke kelas desil ≥ 5/10 (n)
 Kelas D6, jika (Σfi)0 = jumlah frekuensi semua kelas sebelum ke kelas desil ≥ 6/10 (n)
 Kelas D7, jika (Σfi)0 = jumlah frekuensi semua kelas sebelum ke kelas desil ≥ 7/10 (n)
 Kelas D8, jika (Σfi)0 = jumlah frekuensi semua kelas sebelum ke kelas desil ≥ 8/10 (n)
 Kelas D9, jika (Σfi)0 = jumlah frekuensi semua kelas sebelum ke kelas desil ≥ 9/10 (n)

Contoh 5 :
Berdasarkan tabel berikut, hitunglah D1, dan D8

Nilai Frekuensi (f)


30 – 39 5
40 – 49 3
50 – 59 6
60 – 69 7
70 – 79 8
80 – 89 7
90 - 99 4
40 = Σf atau n

Langkah-Langkah mencari kelas desil dari Distribusi data diatas adalah sbb :
1. Menyiapkan Tabel perhitungannya dengan menambahkan kolom frekuensi kumulatif.
Pada tabel di atas sehingga berubah menjadi Tabel 1 di bawah ini .

Tabel.2. Nilai Statistik 40 Mahasiswa Tahun 2019


Nilai Frekuensi (f) fk
30 – 39 5 5
40 – 49 3 8
50 – 59 6 14
60 – 69 (D4) 7 (fD4) 21
70 – 79 8 29
80 – 89 7 36
90 - 99 4 40
40 = Σf atau n

Untuk menghitung D4 :
2. Mencari kelas D4 dengan cara menjumlahkan frekuensi kelas-kelas sebelum ke kelas
Desll (Σfi)0 ≥ 1/10 (n) :
Karena n = 40, maka 4/10 (n) = 4/10 x 40 = 16 atau ≥ 16

Perhatikan Tabel 2 kolom 3, letak kelas D4 adalah pada frek kumulatif (fk) sebesar 16 atau
≥ 16 yang diperoleh dari penjumlahan f1 (5), f2 (3), f3 (6) = 14 karena belum mencapai
jumlah frekuensi sebesar 16 atau ≥ 16, harus ikut dijumlahkan f4 (7) sehingga dihasilkan
21 (21 > 16). Dengan demikian, kelas yang mengandung D4 adalah kelas ke-4 dengan

IV-6 Fraktil by Linda Bachrun Page 9


interval nilai 60 – 69. Karena interval nilai yang mengandung kuartil adalah 60 – 69
maka dengan cepat dapat diketahui :

Kelas D4 = Kelas ke-4 dengan interval nilai 60 - 69


Tepi Bawah Kelas Desil (Bi) = 59,5
Jml kelas-kelas sebelum kelas D4 (Σfi)0 = 14
Panjang interval kelas (C) = tepi atas kelas – tepi bawah kelas = (69,5 -59,5) = 10
Frekuensi Kelas D4 (fD4) = 7

Karena semua sudah diketahui (apa yang diminta oleh rumus), maka dengan
mendistribusikannya ke dalam rumus, dapat diperoleh D4 sbb :

𝑖. 𝑛
( 10 ) − (∑ 𝑓𝑖 )0
Di = 𝐵𝑖 + .𝐶
𝑓𝐷𝑖

4 𝑥 40
( 10 ) − 14
D4 = 59,5 + . 10
7
16 − 14
D4 = 59,5 + . 10
7
2
D4 = 59,5 + . 10
7

D4 = 59,5 + 2,857 = 𝟔𝟐, 𝟑𝟓𝟕

Catatan : Untuk menghitung D8, langkah-langkahnya sama dengan cara menghitung D4.
Sebagai bahan latihan coba anda lanjutkan untuk menghitung nilai D8 dan
interpretasikan hasilnya.!. Hasilnya dikumpulkan melalui email.

III. Persentil (P)


Persentil adalah fraktil yang membagi seperangkat data yang telah terurut menjadi
seratus bagian yang sama besar yang masing-masing sebesar 1/100 N atau 1%. Karena itu
persentil sering disebut “ukuran per-ratus-an” Jadi di sini kita jumpai sebanyak 99 buah titik
persentil, (P1, P2, P3, P4, ….P99) dimana kesembilan puluh sembilan buah titik itu membagi
seluruh distribusi frekuensi ke dalam 100 bagian yang sama besar.

3.1. Cara Mencari Persentil


a. Persentil Data Tunggal
Persentil dapat ditentukan dengan rumus :

i (𝑛 + 1)
Pi = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒 , i = 1, 2, 3, … 99
100

IV-6 Fraktil by Linda Bachrun Page 10


Dimana : Pi = lokasi data yang ke-i
n = jumlah data
angka 100 digunakan sebagai pembagi karena persentil membagi data menjadi 100
bagian yang sama

Contoh 5 :
Tentukan Persentil ke-10 (P10) dan ke-76 (P76) dari data produksi padi (ton) di 30 daerah
di bawah ini :

20 21 22 24 26 26 27 30 31 31
33 35 35 35 36 37 37 38 39 40
41 41 42 43 44 46 47 48 49 50

Penyelesaian :
Pertama : Data diurutkan terlebih dahulu
20 21 22 24 26 26 27 30 31 31
33 35 35 35 36 37 37 38 39 40
41 41 42 43 44 46 47 48 49 50

Diket : n = 30

Untuk Menghitung P10 :


i (n + 1)
Pi = nilai yang ke
100

10 (30 + 1)
P10 = nilai yang ke
100

P10 = nilai yang ke = 3,1

nilai yang ke 3,1 berarti X3 + 0,1 (X4 − X3 )

P10 = 22 + 0,1 (24 − 22)

P10 = 𝟐𝟐, 𝟐

Dengan demikian data P10 terletak pada posisi yang ke-3,1 dari 30 data tersebut. Secara
logika, posisi 3,1 terletak antara data ke-3 dan data ke-4. Pada data yang telah diurutkan
di atas, terlihat bahwa nilai data yang ke-4 adalah 24 dan data ke-3 adalah 22. Dengan
demikian P10 = 22,2. Hal ini berarti bahwa 10% produksi padi di 30 daerah adalah 22,2
ton ke bawah atau 10% produksi padi di 30 daerah ≤ 22,2 ton.

Catatan : pada proses perhitungan di atas didapat :


𝑃10 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒 3,1 dengan kata lain, lokasi ke-10 jika data adalah 100 adalah sama dengan lokasi
ke 3,1 jika data sesuai aslinya yaitu 30 data.

IV-6 Fraktil by Linda Bachrun Page 11


Untuk Menghitung P76 :

i (n + 1)
Pi = nilai yang ke
100

76 (30 + 1)
P76 = nilai yang ke
100

P76 = nilai yang ke 23,56

nilai yang ke 23,56 berarti X23 + 0,56 (X24 − X23 )

P76 = 42 + 0,56 (43 − 42)

P76 = 𝟒𝟐, 𝟓𝟔

Dengan demikian data P76 terletak pada posisi yang ke-23,56 dari 30 data tersebut.
Secara logika, posisi 23,56 terletak antara data ke-23 dan data ke-24. Pada data yang
telah diurutkan di atas, terlihat bahwa nilai data yang ke-24 adalah 43 dan data ke-23
adalah 42. Dengan demikian P76 = 42,56. Hal ini berarti bahwa 76% produksi padi di 30
daerah adalah 42,56 ton ke bawah atau 76% produksi padi di 30 daerah ≤ 42,56 ton.

b. Persentil Data Berkelompok


Untuk data berkelompok, yaitu data yang sudah dibuat tabel frekuensinya, maka desil-
desilnya dapat ditentukan dengan rumus :

𝑖. 𝑛
(100) − (∑ 𝑓𝑖 )0
Pi = 𝐵𝑖 + .𝐶
𝑓𝑃𝑖

Dimana :
Pi = persentil ke-i
Bi = tepi bawah kelas persenti
n = jumlah semua frekuensi
i = 1,2,3,…99
(Σfi)0 = jumlah frekuensi semua kelas sebelum ke kelas persentil
C = panjang interval kelas persenti
FPi = frekuensi kelas persentil

Untuk mencari persentil-persentil ini, maka yang perlu dicari terlebih dahulu adalah kelas
dimana persentil-persentil itu berada (kelas persentil) dengan rumus :
 Kelas P1, jika (Σfi)0 = jumlah frekuensi semua kelas sebelum ke kelas Persentil ≥ 1/100 (n)
 Kelas P2, jika (Σfi)0 = jumlah frekuensi semua kelas sebelum ke kelas Persentil ≥ 2/100 (n)
 Kelas P3, jika (Σfi)0 = jumlah frekuensi semua kelas sebelum ke kelas Persentil ≥ 3/100 (n)
..
.dst s/d

 Kelas P99, jika (Σfi)0 = jumlah frekuensi semua kelas sebelum ke kelas Persentil ≥ 99/100 (n)

IV-6 Fraktil by Linda Bachrun Page 12


Contoh 6 :
Berdasarkan tabel berikut, hitunglah P35, dan P88

Tinggi Badan (Cm) Frekuensi (f)


150 – 154 4
155 – 159 8
160 – 164 14
165 – 169 35
170 – 174 27
175 - 179 12
100 = Σf atau n

Langkah-Langkah mencari kelas persentil dari Distribusi data diatas adalah sbb :
1. Menyiapkan Tabel perhitungannya dengan menambahkan kolom frekuensi kumulatif.
Pada tabel di atas sehingga berubah menjadi Tabel 3 di bawah ini .

Tabel.3. Tinggi Badan dari 100 Mahasiswa FE Tahun 2019

Tinggi Badan (Cm) Frekuensi (f) fk


150 – 154 4 4
155 – 159 8 12
160 – 164 14 26
165 – 169 (P35) 35 61
170 – 174 27 88
175 - 179 12 100
100 = Σf atau n

Untuk menghitung P35 :


2. Mencari kelas P35 dengan cara menjumlahkan frekuensi kelas-kelas sebelum ke kelas
Persentil (Σfi)0 ≥ 35/100 (n) :
Karena n = 100, maka 35/100 (n) = 35/100 x 100 = 35 atau ≥ 35

Perhatikan Tabel 3 kolom 3, letak kelas P35 adalah pada frek kumulatif (fk) sebesar 35 atau
≥ 35 yang diperoleh dari penjumlahan f1 (4), f2 (8), f3 (14), dan f4 (35) = 61 karena sudah
mencapai jumlah frekuensi sebesar 61 atau ≥ 35, Dengan demikian, kelas yang
mengandung P35 adalah kelas ke-4 dengan interval Tinggi 165 –169. Karena interval
tinggi yang mengandung persentil adalah 165 –169 maka dengan cepat dapat diketahui :

Kelas P35 = Kelas ke-4 dengan interval tinggi 165 - 169


Tepi Bawah Kelas Persentil (Bi) = 164,5
Jml kelas-kelas sebelum kelas P35 (Σfi)0 = 26
Panjang interval kelas (C) = tepi atas kelas – tepi bawah kelas = (169,5 -164,5) = 5
Frekuensi Kelas P35 (fPi) = 35

Karena semua sudah diketahui (apa yang diminta oleh rumus), maka dengan
mendistribusikannya ke dalam rumus, dapat diperoleh P35 sbb :

IV-6 Fraktil by Linda Bachrun Page 13


𝑖. 𝑛
(100) − (∑ 𝑓𝑖 )0
Pi = 𝐵𝑖 + .𝐶
𝑓𝑃𝑖

35 𝑥 100
(
P35 = 164,5 + 100 ) − 26 . 5
35
9
P35 = 164,5 + .5
35

P35 = 𝟏𝟔𝟓, 𝟕𝟖𝟔

Catatan : Untuk menghitung P88, langkah-langkahnya sama dengan cara menghitung P35.
Sebagai bahan latihan coba anda lanjutkan untuk menghitung nilai P88 dan
interpretasikan hasilnya.!. Hasilnya dikumpulkan melalui email.

IV. SALING HUBUNGAN ANTARA KUARTIL, DESIL DAN PERSENTIL

Diantara ketiga ukuran statistik tersebut terdapat saling hubungan, seperti terlihat di bawah
ini :

1 P90 = D9
2 P80 = D8
3 P75 = Q3
4 P70 = D7
5 P60 = D6
6 P50 = D5 = Q2 = MEDIAN
7 P40 = D4
8 P30 = D3
9 P25 = Q1
10 P20 = D2
11 P10 = D1

IV-6 Fraktil by Linda Bachrun Page 14

Anda mungkin juga menyukai