Anda di halaman 1dari 8

Resume fisiologi hewan

Nama: Septika Anggraini


Npm : 2201080032
Kelas : B

A. Fungsi Sel dan Transport Zat Melalui Membran


1. Fungsi Sel
pengertian dari sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Sel ada yang
multiseluler atau yang memiliki banyak sel dan uniseluler atau yang memiliki satu
sel. Fungsi dari sel adalah menurunkan sifat atau materi genetik pada
keturunannya dan sel melakukan fungsi kehidupan seperti pada sistem respirasi,
transportasi, sekresi, ekskresi, reproduksi dan sistem lainnya.
Sel dibagi menjadi dua bagian yaitu, sel prokariotik dan sel eukariotik. Sel
prokariotik adalah sel yang tidak memiliki membran inti. Sel prokariotik juga
strukturnya lebih sederhana yang hanya terdiri dari DNA atau asam nukleat,
membran palsma, sitoplasma, dan ribosom. Sel prokariotik ada di bakteri,
Archaea, dan ganggang hijau. Sementara sel eukariotik adalah sel yang memiliki
membran inti. Struktur yang dimiliki oleh sel eukariotik lebih kompleks yang
terdiri dari membran plasma, asam nukleat, sitoplasma, ribosom, dan DNA. Sel
eukariotik hanya terdapat pada protista, tumbuhan, dan juga hewan.

a. Membran sel. Fungsi dari membran sel yaitu memisahkan anatar


daerah dalam dan lingkungan luar, transportasi ion asam amino gula
yang masuk dan keluar sel, serta sebagai pelindung dan menerima
rangsangan dari luar.
b. Nukleus atau inti sel. Fungsinya adalah menyimpan informasi genetik,
mengontrol pertumbuhan sel, tempat penyimpanan protein, sebagai
pusat untuk sisntesisi asam nukleat, dan mengendalikan proses
metabolisme dalam sel.
c. Sitoplasma, Fungsinya adalah sebagai tempat berlangsungnya
metabolisme sel, sintesis protein, dan respirasi sel.
d. Retikulum endoplasma, Fungsi retikulum endoplasma kasar untuk
tempat sintesi protein sedangkan, retikulum endoplasma halus untuk
tempat sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan menghilangkan
racun.
e. Mitokondria, Fungsinya adalah tempat respirasi seluler dan penghasil
energi yang siap untuk dipakai.
f. Lisosom, Fungsinya adalah mencerna zat makanan hasil fagositosis
(makanan berupa padatan) dan pinositosis (makanan berupa cairan,
mencerna makanan cadangan, menghancurkan organel sel yang telah
rusak ataupun organel sel yang sudah tua atau disebut dengan autofagi,
menghancurkan diri sendiri (autolisis) dengan cara melepaskan semua
enzim yang ada di dalam lisosom, dan membebaskan enzim keluar sel
(eksositosis).
g. Lisosom, Fungsinya adalah mencerna zat makanan hasil fagositosis
(makanan berupa padatan) dan pinositosis (makanan berupa cairan,
mencerna makanan cadangan, menghancurkan organel sel yang telah
rusak ataupun organel sel yang sudah tua atau disebut dengan autofagi,
menghancurkan diri sendiri (autolisis) dengan cara melepaskan semua
enzim yang ada di dalam lisosom, dan membebaskan enzim keluar sel
(eksositosis).
h. Ribosom, Fungsinya yaitu melakukan sintesis protein.
i. Peroksisom, Fungsinya adalah merubah lemak menjadi karbohidrat.
j. Sentrosom dan sentriol, Fungsinya adalah membantu pembelahan sel.
2. Transport Zat Melalui Membran
Membran sel sendiri berfungsi untuk memisahkan antara daerah dalam dan
luar lingkungan, sebagai transportasi ion seperti asam amino gula yang bisa masuk
dan keluar dari sel, sebagai pelindung serta menerima rangsangan dari luar. Fungsi
membran sel yang mengatur segala zat yang masuk dan keluar sel inilah yang
nanti akan menjaga keseimbangan anatar lingkungan luar dan lingkungan dalam
sel. Hal ini berkaitan dengan permiabilitas membran sel, artinya membran sel
mampu untuk dilewati oleh zat. Pada umunya membran sel permiabel terhadap
beberapa zat terlarut, tetapi tidak dengan zat-zat lainnya.
Selanjutnya struktur dari membran sel terdiri dari lipid bilayer yang
terdapat dua lapis fosfolipid yang melekat pada protein dan karbohidrat.
Fungsinya adalah untuk fleksibilitas sel dan sebagai pembatas molekul-molekul
yang akan keluar masuk sel. Lalu, struktur selanjutnya ada protein transmembran
yang perannya sebagai transportasi keluar masuknya ion-ion dan membentang
pada membran sel. Selain itu, juga terdapat protein integral yang akan menjaga
struktur sel.
Fungsi membran dalam transportasi zat adalah mengatur semua zat yang
masuk dan keluar dari sel, dan membantu dalam menjaga keseimbangan
konsentarsi zat yang diperlukan supaya fungsi dari sel berjalan dengan baik.
Dalam hal ini protein pembawa atau protein transport atau juga dikenal dengan
transporter, yang memegang peranan penting dalam mengatur segala zat yang
masuk ataupun keluar melalui membran sel. Terdapat tiga tipe molekul transporter
yaitu uniporter, antiporter, dan symporter. Uniporter yang akan mentransport
molekul menuruni gradien konsentrasi. Antiporter dan symporter akan
mengkatalisasi pergerakan ion atau molekul melawan gradien konsentrasi, yang
bersamaan dengan pergerakan molekul lain. Dalam hal ini dianggap sebagai
transpor aktif tapi tidak ada hidrolisis ATP.
Mekanisme transport zat melalui membran terbagi menjadi dua yaitu
tranport pasif dan transport aktif.
a. Transport Pasif
Transport pasif adalah proses perpindahan zat atau molekul yang tidak
melibatkan energi. Transport molekul dari dan ke
dalam sel melalui membran bertujuan untuk Memasukkan komponen nutrien
yang penting untuk metabolisme sel. Membuang produk limbah
metabolisme sel. Mengatur konsentrasi ion intraseluler. Transport pasif dapat
berupa difusi, difusi terfasilitasi, dan osmosis.
1. Difusi adalah pergerakan dari partikel dan ion atau molekul yang dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah dan yang berpindah adalah zat
terlarutnya. Prosesnya melewati membran plasma yang sifatnya selective
permeable atau membatasi sel yang keluar masuk.
2. Difusi terfasilitasi adalah ion atau molekul yang akan dibantu oleh protein
karier yang akan di bawa ke tempat dengan konsetrasi tinggi ke konsetrasi
rendah.
3. Osmosis adalah proses perpindahan larutan dari konsentrasi rendah
(hipotonik) ke konsentrasi Osmosis adalah proses perpindahan larutan dari
konsentrasi rendah (hipotonik) ke konsentrasi tinggi (hipertonik) yang
berpindah adalah pelarutnya melewati membran semipermeabel.

b. Transport Aktif
Transport aktif adalah proses pergerakan ion atau molekul dari
konsentrasi rendah ke tinggi yang menggunakan energi atau ATP.
Transpor aktif penting untuk memelihara konsentrasi internal molekul-
molekul sederhana yang berkebalikan dengan difusi melintasi
membran. Transport aktif dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Pompa sodium potasium, yaitu keluarnya ion sodium Na +potasium
dari dalam keluar melalui membran protein.
2. Eksositosis, yaitu mengeluarkan molekul dari dalam keluar atau
membebaskan enzim keluar sel. Eksositosis adalah proses dimana
sel menghilangkan atau melepaskan materi ke ruang
ekstraseluler. Dalam proses eksositosis, selama peleburan vesikel
dengan membran plasma, isi seluler ditransfer ke ruang
ekstraseluler. Proses eksositosis diperlukan untuk menghilangkan
bahan seluler/limbah yang tidak diinginkan, untuk komunikasi
seluler, untuk memungkinkan pertumbuhan dan perbaikan sel.
Fungsi Eksositosis digunakan terus menerus oleh sel tumbuhan dan
hewan untuk mengeluarkan limbah dari sel
3. Endosistosis, adalah proses di mana sel mengambil bahan dari luar
dengan cara menelan dan menggabungkannya dengan membran
plasma atau proses seluler di mana sel menginternalisasi bahan apa
pun (cair maupun padat) dari lingkungan luar. Istilah endositosis
diciptakan pada tahun 1963 oleh De Duve. proses di mana sel
memperoleh nutrisi dan unsur-unsur penting, yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan reproduksinya, dari lingkungan eksternal,
atau proses menelan patogen untuk menetralisirnya. Bahan
endositosis dicerna dengan bantuan enzim hidrolitik lisosom.
Endositosis digunakan oleh sel untuk:
a. Mendapatkan nutrisi untuk pertumbuhan dan perbaikan sel,
b. Menangkap racun atau patogen yang tidak diinginkan dan
akhirnya menetralisirnya di dalam sel
c. Hilangkan sel-sel tua atau tidak berfungsi

B. Konsep Lingkungan Internal


Konsep lingkungan internal ini berkaitan dengan cairan tubuh yang dimiliki
hewan. Hal yang harus dilakukan hewan menjaga cairan tubuhnya agar tetap berada
di kondisi konstan atau normal. Dengan kemampuan tersebut hewan sudah bisa
menyesuaikan dirinya untuk tinggal di setiap lingkungan ekstrim sekalipun.
Konsep ini tentang cairan intraseluler pada tubuh hewan. Cairan intraseluler
adalah cairan yang ada di dalam sel. Konsentrasi yang ada di cairan intraseluler ini
harus seimbang dengan cairan ekstraseluler. Komposisi yang ada di dalam cairan
intraseluler setiap hewan sangat bervariasi. Cairan intraseluler rmemiliki kation utama
yaitu K+. Semua konsetrasi elektrolit lebih rendah dan terdapat protein yang sifatnya
basa atau alkalin. Kondisi seperti ini biasa ditemukan pada setiap hewan. Komposisi
cairan lingkungan internal tersiri dari sebagian besar terdiri dari air sekitar 62,4%,
sebagian lagi ada protein sekitar 16,4%, mineral 5,9%, dan lemak 15,3%. Hubungan
cairan lingkungan internal dengan homeostatis adalah saling berkaitan satu sama lain
yang dimana cairan lingkungan internal yang ada di tubuh hewan akan tetap seimbang
karena kemampuan homeostatis yang dimiliki hewan tersebut.

C. Konsep Homeostasis
Konsep homeostasis ini dikenalkan oleh ahli fisiologi Prancis yaitu Claude
Bernand. Pengertian dari homeostasis adalah kemampuan yang dimiliki hewan untuk
beradaptasi supaya menjaga kondisi cairan di dalam tubuhnya tetap berada pada
kondisi stabil terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar. Setiap hewan
juga nantinya akan memiliki kemamapuan beradaptasi yang utama sepanjang
evolusinya.
1. Kemampuan Mempertahankan Suhu Tubuh. Ketika tubuh manusia berada dalam
lingkungan yang terlalu dingin atau terlalu panas, mekanisme homeostasis akan
bekerja untuk mempertahankan suhu tubuh agar tetap stabil.
2. Kemampuan Tubuh Menyembuhkan Luka.
3. Kemampuan Tubuh Menjaga Kadar Gula Darah.

Konsep homeostasis dibagi menjadi dua yaitu:


1. Konformer
Kelompok hewan yang tidak dapat mempertahankan lingkungan
internalnya ketika lingkungan eksternalnya berubah. Kelompok hewan ini juga
memiliki batasan derajat atau suhu yang masih bisa diterima oleh tubuhnya.
Apabila melebihi batas tersebut dapat mengakibatkan hewan tersebut mati.
2. Regulator
Kelompok hewan yang mampu mempertahankan lingkungan internalnya
walaupun lingkungan eksternalnya berubah. Dalam hal ini, lingkungan internal
akan melakukan homeostasis sehingga kondisi yang ada akan berbeda dan relatif
stabil.
Mekanisme homeostasis terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Sisten Umpan Balik (Feedback)
Dalam sistem umpan balik ini terdiri dari sistem umpan balik positif dan
sistem umpan balik negatif. Sistem umpan balik ini sangat penting dalam kontrol
homeostasis. Umpan balik negative yaitu perubahan sebuah variable yang di
lawan oleh suatu respon yang cenderung berkebalikan dengan perubahan tersebut.
Sedangkan, Umpan balik posistif perubahan awal dari variabel yang akan
menghasilkan perubahan yang lebih lanjut pada arah yang sama.
2. Sistem Umpan Kedepan (Feedfoword)
Mekanisme sistem umpan kedepan ini adalah untuk menjaga sebelum
terjadinya kerusakan. Contohnya pada saat proses makan dan minum secara
bersamaan. Saat proses makan akan terjadi dehidrasi karena meningkatnya
konsentrasi osmolaritas dalam saluran pencernaan, sehingga tubuh akan
kehilangan air untuk menjaga kestabilan osmolaritas. Untuk menjaga tidak
terjadinya kerusakan atau gangguan pada cairan tubuh, maka hewan akan makan
bersamaan juga dengan minum.
3. Mekanisme Homeostasis Nonfisiologis
Mekanisme ini terjadi tanpa melibatkan mekanisme fisiologis. Hal ini
terjadi pada hewan yang tinggal di air atau hewan akuatik. Saat suhu tubuh hewan
sama denagn lingkungannya sehingga perubahan suhu sangat kecil atau suhu
tubuh hewan akan tetap stabil. Mekanisme ini tidak melibatkan kontrol fisiologis
akan tetapi hewan hanya akan pindah ke air yang suhunya relatif stabil apabila
terjadi perubahan suhu pada air.
Faktor yang mempengaruhi homeostasis yaitu:
1. Ketersediaan zat makanan sebagai sumber energy dalam kehidupan organisme.
2. Konsentrasi oksigen dan karbon dioksida dalam tubuh yang berperan di dalam
reaksi kimia.
3. Sisa metabolisme.
4. Ph enzim.
5. Air, garam dan elektrolit akan mempengaruhi ukuran sel.
6. Volume dan tekanan.
7. Temperature.
8. Parameter social pada serangga social.

D. Konsep Kontrol Feedback dan Regulasi


Konsep kontrol feedback atau umpan balik terbagi menjadi dua yaitu:
1. Umpan balik negatif yaitu perubahan sebuah variable yang di lawan oleh suatu
respon yang cenderung berkebalikan dengan perubahan tersebut. Contohnya pada
burung dan mamalia yang harus menjaga suhu tubuhnya agar tetap normal atau
konstan sesuai dengan kondisi lingkungannya. Saat tubuh hewan meningkat akan
menghasilkan respon yang akan mengembalikan suhu tubuh ke kondisi normal.
Dengan demikian umpan balik negatif berkaitan dengan menjaga kestabilan suhu
tubuh hewan.
2. Umpan balik posistif perubahan awal dari variabel yang akan menghasilkan
perubahan yang lebih lanjut pada arah yang sama. Contohnya pembekuan darah
yang dalam prosesnya umpan balik positif ini sebagai suatu proses menjaga
sirkulasi darah tetap stabil. Contoh lain dari umpan balik positif adalah proses
termoregulasi (mengeluarkan panas berlebih yang tidak digunakan oleh tubuh)
pada mamalia yang dimana saat mekanisme umpan balik positif bekerja akan
mengakibatkan suatu kerusakan, yang dimana saat itu suhu tubuh hewan yang
tinggi akan semakin tinggi dan mengakibatkan resiko yang fatal.
Selanjutanya, pengertian dari regulasi atau biasa disebut dengan sistem
koordinasi yaitu sistem yang mengatur seluruh respon dalam tubuh. Komponen
dalam sistem feedback atau umpan balik yaitu:
1. Reseptor bertanggung jawab dalam mendeteksi perubahan yang terjadi di
lingkungan hewan baik secara internal maupun eksternal yang nantinya menjadi
potensial aksi dan dikirim kebagian aferen sistem saraf ke pusat integrasi.
Contohnya kulit, lidah, hidung, mata dan telinga.
2. Pusat integrasi berupa otak atau medula oblongata untuk mempertimbangkan
informasi yang diterima, sehubungan dengan variable spesifik dan bagaimana
variable tersebut seharusnya. Contohnya daerah hipotalamus di otak yaitu pusat
integrasi untuk mengontrol suhu tubuh pada mamalia. Respon yang terjadi akan
dibawa ke bagian jalur neuron eferen atau neuron motorik. Pusat integrasi ini juga
dapat berupa jaringan atau organ yang terdapat nilai awal atau set point suatu
variabel yang diaturnya. Set point sendiri adalah titik setting dan suatu nilai yang
harus dijaga oleh sistem tubuh agar tetap stabil. Pada mamalia set pointnya adalah
37°C sedangkan pada buru suhu tubuhnya 42°C.
3. Efektor (respon biologis), respon tersebut dapat berupa aktivasi muscular, neural,
atau endokrin.
4. Contoh sistem kontrol homeostasis pada hewan yaitu hewan yang hidup di gurun,
saat siang hari mengalami suhu yang sangat ekstrim yang akan berakibat
terjadinya peningkatan suhu tubuh secara rastic. Solusinya dengan meningkatkan
evaporasi atau penguapan sehingga akan menurunkan suhu tubuh. Dalam hal ini
juga akan menimbulkan masalah berupa kehilangan air secara berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai