Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA

DEFISIT PERAWATAN DIRI


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas stase Keperawatan Jiwa

Oleh :
Fitriyani Widia (J.0105.23.008)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS TAHAP PROFESI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR
CIMAHI
2024
LAPORAN PENDAHULUAN
I. Kasus (Diagnosa Utama)
Defisit Perawatan Diri
II. Proses Terjadinya Masalah
 Definisi
Devicite perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang
yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau
melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi
(hygine) berpakaian atau berhias, makan, BAB/BAK (toileting) (Fitria
Nita 2012).
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia
dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan
kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika
tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000).
 Factor predisposisi
1) Perkembangan: Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan
klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis: Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun: Klien dengan gangguan jiwa dengan
kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian
dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
4) Sosial: Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
 Faktor presipitasi
Kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau
perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang
mempengaruhi personal hygiene adalah:
1. Body Image: Gambaran individu terhadap dirinya sangat
mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan
fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2. Praktik Sosial: Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan
diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal
hygiene.
3. Status Sosial Ekonomi: Personal hygiene memerlukan alat dan
bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang
semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4. Pengetahuan: Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya
pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga
kebersihan kakinya.
5. Budaya: Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak
boleh dimandikan.
6. Kondisi fisik atau psikis: Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan
untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk
melakukannya.
 Tanda dan Gejala
Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit
perawatan diri adalah:
a) Fisik: Badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku
panjang dan kotor, Gigi kotor disertai mulut bau, Penampilan
tidak rapi.
b) Psikologis: Malas, tidak ada inisiatif, Menarik diri, isolasi diri,
Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c) Social: Interaksi kurang, Kegiatan kurang, Tidak mampu
berperilaku sesuai norma, Cara makan tidak teratur, BAK dan
BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu
mandiri.
III.
a. Pohon Masalah
Isolasi Sosial: menarik diri

Defisit Perawatan Diri: mandi, berdandan

Harga Diri Rendah Kronis

b. Masalah Keperawatan dan Data Yang Perlu Dikaji


Masalah Keperawatan Data Yang Perlu Dikaji

Defisit perawatan diri DS :


Klien mengatakan malas mandi,
tak mau menyisir rambut, tak
mau menggosok gigi, tak mau
memotong kuku, tak mau berhias,
tak bisa menggunakan alat
mandi / kebersihan diri.

DO :
Badan bau, pakaian kotor, rambut
dan kulit kotor, kuku panjang dan
kotor, gigi kotor, mulut bau,
penampilan tidak rapih, tak bisa
menggunakan alat mandi.

IV. Diagnosis Keperawatan

Diagnosa Deskripsi Data Mayor Data Minor


Keperawatan

Defisit Gangguan DS : DS :
Perawatan Diri kemampuan  Menyatakan  Merasa tak
untuk malas berguna
melakukan mandi  Merasa tak
aktifitas  Tidak tahu perlu
perawatan diri cara makan mengubah
(mandi, yang baik penampilan
berhias,  Tidak tahu  Merasa
makan, cara dandan tidak ada
toileting) yang baik yang
 Tidak tahu peduli
cara
eliminasi DO :
yang baik  Tidak
tersedia
DO : alat
 Badan kotor kebersihan
 Dandanan  Tidak
tidak rapi tersedia
 Makan alat makan
berantakan  Tidak
 BAB/BAK tersedia
sembarang alat
tempat toileting
V. Rencana Tindakan Keperawatan
No Diagnosa Perencanaan
Intervensi
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
1. Defisit 1) Klien dapat 1) Klien dapat mneyebutkan 1. Diskusikan bersama klien pentingnya
Keperawatan mengenal pentingnya kebersihan kebersiahn diri denagn cara menjelaskan
Diri tentang diri dalam waktu 2 kali pengertian tentang arti bersih dan tanda-
penting nya pertemuan tanda bersih
kebersihan  Tanda-tanda 2. Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari
diri bersih 5 tanda kebersihan diri
 Badan tidak bau  Diskusiakan fungsi kebersihan diri untuk
 Rambut rapi, kesehatan dengan menggali
bersih dan tidak pengetahuyan klien terhadap hal yang
bau berhubungan dengan kebersihan diri
 Gigi bersih dan  Bantu klien mengungkapkan arti
tidak bau mulut kebersiahn diri dan tujuan memelihara
 Baju rapi dan kebersiahn diri
tidak bau  Beri reinforcement setelah klien mampu
2) Klien mampu mengungkapkan arti kebersihan diri
menyebutkan kembali
kebersihan untuk  Ingatkan klien untuk memelihara
kesehatan kebersihan diri seperti
3) Klien dapat menjelaskan
cara merawat diri antara o Mandi 2 kali, pagi dan sore
lain, o Sikat gigi minimal 2 kali sehari
 Mandi 2 kali (sesudah makan dan sebelum
sehari dengan tidur)
sabun o Keramas dan menyisir rambut
 Menggososk gigi o Gunting kuku bila panjjang
minimal 2 kali
sehari setealh
maakn dan akan
tidur
 Memcuci rambut
2-3 kali seminggu
dan memotong
kuku bila panjang
 Mencuci tangan
senelum dan
sesuada makan

2) Klien dapat 1. klien berusaha untuk 1. motifasi klien untuk mandi;


mengidentifi meme;lihara kebersihan  Ingatkan caranya, evaluasi hasilnya dan
kasi diri yaitu : berikan umpan bali
penyebab  Mandi pakai  Bombing klien dengan bantuan minimal
perilaku sabun dan disiram  Jika hasilnya kurang, kaji hambatan yang
kekerasan dengan air sampai ada
bersih 2. Bimbing klien untuk mandi
 Mengganti  Ingatkan dan anjurkan untuk
pakaian bersih mandi 2x1 hari dengan
sehari skali dan menggunakan sabun
menrapikan  Anjurkan klien u ntuk
penampilan meningkatkan cara mandi yang
benar
3. Anjurkan klien untuk mengganti baju
setiap hari:
 Anjurkan untuk mempertahankan
dan meningkatkan penmpilan diri
setiap hari
 Dorong klien untuk menccu
pakaiannya sendiri
 Demonstransikan cara mencci
pakaian dengan sabun dan dibilas
4. Kaji keinginan klien untuk memotong
kuku dan merapikan rambut
 Beri kesempatan pada klien untuk
melakukan sendiri
 Ingatkan potong kuku dan
keramas
5. Kolaborasi dengan perawat ruangan
untuk pengelolaan pasilitas perawatan
kebersihan diri, seperti mand dan
kebersihan nkamar mandi
6. Bekerja sama dengan keluarga untuk
mengadakan fasilitas kebersihan diri
sendiri seperti odol, sikat gigi,
sampo,pakaian ganti, handuk dan sandal
3) Klien dapat 1. Setelah 1 minggu klien 1. mnitor klien dalam melaksanakan
melakukan dapat melakukan kebersihan diri secara teratur, ingatkan
kebersihan perawatan kebersihan diri untuk mencuci ramut, menyisir, gosok
perawatan secara rutin dan teratur gigi, ganti baj dan pakai sandal
diri secara tanpa anjuran
mandiri  Mandi pagi dan
sore
 Ganti baju setiap
hari
 penampilan bersih
dan rapih
DAFTAR PUSTAKA

Yosep, Iyus. (2009). Keperawatan Jiwa. Edisi revisi, cetakan II. Bandung : Pt.
Refika Aditama
https://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/DINO_SAPUTRA.pdf diakses
pada tanggal 11 Juni 2021

Anda mungkin juga menyukai