Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Stase Keperawatan Jiwa
Dosen Pengampu : - Pak Ridwan Kustiawan, S.Kep., Ners., M.Kep., Sp.Kep.Jiwa
- Pak Eyet Hidayat, S.Pd., Ners., M.Kep., Sp.Kep.Jiwa

DISUSUN OLEH

Vira ayunika Dewi P2.06.20.6.23.057

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TASIKMALAYA
2023
LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

I. Masalah Utama
Defisit Perawatan Diri
II. Proses terjadinya masalah :
a. Pengertian
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan seseorang untuk melakukan
aktifitas perawatan diri seperti mandi, berhias/berdandan, makan dan toileting.
Nurjannah (2004, dalam Dermawan, 2013)
Defisit perwatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami kelainan dalam
kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari
secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, tidak menyisir
rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas dan penampilan tidak rapi. Defisit
perawatan diri merupakan salah satu masalah yang timbul pada pasien gangguan
jiwa. Pasien gangguan jiwa kronis sering mengalami ketidakpedulian merawat diri.
Keadaan ini merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan pasien dikucilkan
baik dalam keluarga maupun masyarakat (Yusuf, 2015).
Perawatan diri merupakan salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhnnya guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya (Sulastri, 2012).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktifitas perawatan diri untuk diri sendiri; mandi; berpakaian dan
berhias untuk diri sendiri aktifitas makan sendiri; dan aktifitas eliminasi sendiri.
Herdman (2012) membagi Defisit perawatan diri menjadi 4 kegiatan; mandi,
berpakaian/berhias, makan, dan toileting. Herdman (2012)
Defisit perawatan diri adalah keadaan seseorang mengalami kelainan dalam
kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari
secara mandiri. Tidak ada keinginan Pasien untuk mandi secara teratur, tidak
menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas, dan penampilan tidak rapi.
Defist Perawatan Diri merupakan salah satu masalah yang timbul pada Pasien
gangguan jiwa. Sutejo, (2016)
b. Tanda dan Gejala
Menurut Fitria di dalam buku Mukhripah & Iskandar 2012 defisi perawatan diri
memiliki tanda dan gejala sebagai berikut:
1. Mandi/Hygiene
Pasien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi,
mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar
kamar mandi.
2. Berpakaian/ Berhias
Pasien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil
potongan pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar
pakaian. Pasien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian
dalam, memilih pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing
tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan
pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian dan mengenakan sepatu.
3. Makan
Pasien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan,
mendapatkan makanan, mengambil makanan dan memasukkan kedalam mulut,
menggambil cangkir atau gelas, serta mencerna makanan dengan aman.
4. Eliminasi
Pasien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan
kamar kecil, duduk ata bangkit dari closet, memanipulasi pakaian untuk toileting,
membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau
kamar kecil.
Menurut Depkes (2000, dalam Dermawan, 2013) tanda dan gejala klien dengan
defisit perawatan diri adalah :
1. Fisik
a) Badan bau, pakaian kotor.
b) Rambut dan kulit kotor.
c) Kuku panjang dan kotor.
d) Gigi kotor disertai mulut bau.
e) Penampilan tidak rapi.
2. Psikologis
a) Malas, tidak ada inisiatif.
b) Menarik diri, isolasi diri.
c) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Sosial
a) Interaksi kurang.
b) Kegiataan kurang.
c) Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
d) Cara makan tidak teratur, BAK dan BAB di sembaraang tempat, gosok gigi
dan mandi tidak mampu mandiri
c. Penyebab Masalah
Menurut Depkes (2000, dalam Dermawan, 2013), penyebab defisit perawatan diri
adalah :
1. Faktor predisposisi
a) Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b) Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
Kemampuan realitas turun Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan
realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
c) Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam
perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami
individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan
diri. Menurut Depkes (2000, dalam Dermawan, 2013), faktor-faktor yang
mempengaruhi personal hygiene adalah :
a) Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
dengan kebersihan dirinya.
b) Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c) Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
d) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien menderita diabetes
melitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
e) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
f) Kebiasaan
seseorang Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain-lain.
g) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya.
d. Akibat Masalah
Menurut Dermawan (2013) dampak yang sering timbul pada masalah personal
hygiene ialah :
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering
terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut,
infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman , kebutuhan dicintai dan mencinti, kebutuhan
harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
III. Pohon Masalah
Effect Isolasi Sosial

Defisit Perawatan Diri


Core Problem

Harga Diri Rendah Kronis


Causa

Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji :

N MASALAH DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


O KEPERAWATAN

1. Defist perawatan Pasien mengatakan Malas Badan bau, kotor,


diri : mandi mandi, Tidak mau menyisir berdaki, rambut rontok,
rambut, Tidak mau gigi rontok, kuku
menggosok gigi, Tidak mau panjang, tidak
memotong kuku, Tidak menggunakan alat-alat
bisa/tidak mau menggunakan mandi, tidak mandi
alat mandi/kebersihan diri, dengan benar
Tidak mengetahui cara
perawatan diri yang benar

2 Defist perawatan Tidak mau berhias/berdandan, Rambut kusut,


diri : berpakaian Tidak mengetahui cara berantakan, kumis dan
perawatan diri yang benar jenggot tidak rapi, tidak
mampu berdandan
memilih, mengambil dan
memakai pakaian,
memakai sendal, sepatu,
tidak pandai memakai
resleting, memakai
barang-barang yang
perlu dalam berpakaian,
melepas barang-barang
yang perlu dalam
berpakaian

3 Defisit perawatan Tidak menggunakan alat Makan dan minum


diri : makan/minum makan dan minum saat makan sembarangan,
dan minum, Tidak mengetahui berceceran, tidak
cara perawatan diri yang benar menggunakan alat
makan, tidak
mampu(menyiapkan
makanan, memindahkan
makanan ke alat makan,
memegang alat makan,
membawa makanan dari
piring ke mulut,
mengunyah, menelan
makanan secara aman,
menyelesaikan
makanan).

4 Defisit perawatan BAB dan BAK sembarangan, BAB dan BAK tidak ada
diri : elminasi Tidak membersihkan diri dan tempatnya, tidak
tempat BAB dan BAK setelah membersihkan diri
BAB dan BAK, Tidak setelah BAB dan BAK,
mengetahui cara perawatan Tidak mampu (menjaga
diri yang benar kebersihan toilet,
menyiran toilet).

IV. Daftar Diagnosa Keperawatan


1) Defisit perawatan diri
2) Harga diri rendah
3) Isolasi social
V. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Tujuan umum : Pasien dapat mandiri dalam perawatan diri
b. Tujuan khusus:
1. Pasien dapat mengenal Defisit perawatan diri dan latihan personal hygiene
Kriteria Evaluasi :
a) Pasien menunjukan tanda-tanda percaya kepada perawatan: Wajah cerah,
tersenyum Mau berkenalan, Ada kontak mata Menerima kehadiran perawat
Bersedia menceritakan perasaannya
b) Pasien mengetahui pentingnya perawatan diri, Pasien menyebutkan:
Penyebab tidak merawat diri Manfaat menjaga perawatan diri Tanda-tanda
bersih dan rapi Gangguan yang dialami jika perawatan diri tidak diperhatikan
c) Pasien mengetahui cara-cara melakukan perawatan diri
d) Pasien menyebutkan frekuensi menjaga perawatan diri: Frekuensi mandi
Frekuensi gosok gigi Frekuensi kramas Frekuensi ganti pakaian Frekuensi
berhias Frekuensi gunting kuku
e) Pasien menjelaskan cara menjaga keperawatan diri: Cara mandi Cara gosok
gigi Cara keramas Cara berpakaian Cara berhias Cara gunting kuku
f) Pasien memperaktekkan perawatan diri dengan dibantu oleh perawat: Mandi
Gosok gigi Keramas Berpakaian Berhias Gunting kuku
Intervensi
a) Bina hubungan saling percaya: Beri salam setiap interaksi Perkenalkan
nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan Tanyakan
nama dan panggilan kesukaaan Pasien Tunjukan sikap jujur dan menepati
janji setiap kali berinteraksi Tanyakan perasaan dan masalah yang
dihadapi Pasien Buat kontrak interaksi yang jelas Dengankan ungkapan
perasaan Pasien dengan empati Penuhu kebutuhan dasar Pasien
b) Diskusikan dengan Pasien: Penyebab Pasien tidak merawat diri Manfaat
menjaga perawatan diri untuk keadaan fisik, mental, dan sosial. Tanda-
tanda perawatan diri yang baik Penyakit atau gangguan kesehatan yang
bisa dialami oleh Pasien bila perawatan diri tidak adekuat
c) Diskusikan frekuensi menjaga perawatan diri selama ini Mandi Gosok gigi
Keramas Berpakaian Berhias Gunting kuku
d) Diskusikan cara praktek keperawatan diri yang baik dan benar Mandi
Gosok gigi Keramas Berpakaian Berhias Gunting kuku
e) Berikan pujian untuk setiap respon Pasien yang positif
f) Bantu Pasien saat perawatan diri Mandi Gosok gigi Keramas Berpakaian
Berhias Gunting kuku
g) Beri pujian setelah Pasien selesai melaksanakan perawatan diri
h) masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan mandi, sikat gigi (2kali per
hari), cuci rambut (2 kali per minggu), potong kuku (satu kali perminggu).
2. Pasien dapat latihan merias diri
Kriteria Evaluasi
Pasien mampu menyebutkan Perawatan diri yang sudah dilakukan Cara berhias:
Wanita: bardandan/berhias Laki-laki: mencukur jenggot dan kumis
Intervensi
a) Evaluasi kegiatan kebersihan diri. Beri pujian
b) Jelaskan cara dan alat untuk berhias
c) Latihan cara berhias setelah kebersihan diri : sisiran, rias muka untu wanita;
sisiran, cukuran untuk pria.
d) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk kebersihan diri dan berhias
3. Pasien dapat menyebutkan cara BAB/BAK yang baik.
Kriteria Evaluasi
Pasien mampu menyebutkan Perawatan diri, berhias dan makan/minum yang
sudah dilakukan Cara/adab BAB/BAK BAB/BAK di toilet Membersihkan diri
setelah BAB/BAK Membersihkan/menyiram toilet setelah BAB/BAK
Intervensi
a) Evaluasi kegiatan kebersihan diri, berhias, makan & minum. Beri pujian
b) jelaskan cara BAB dan BAK yang baik BAB/BAK di toilet Membersihkan
diri setelah BAB/BAK Membersihkan/menyiram toilet setelah BAB/BAK
c) bantu/Latih BAB dan BAK yang baik
d) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan kebersihan diri, berhias,
makan & minum, BAB dan BAK
4. Pasien dapat merawat diri secara mandiri
Kriteria Evaluasi
Pasien mampu menyebutkan cara merawat diri dengan baik Membersihkan diri
Berhias Makan/minum BAB & BAK
Intervensi
a) evaluasi kegiatan latihan perawatan diri: kebersihan diri, berhias, makan
&minum, BAB dan BAK, beri pujian
b) latih kegiatan harian
c) nilai kemampuan yang telah mandiri
d) nilai apakah perawatan diri telah baik
5. Pasien mendapatkan dukungan keluarga untuk meningkatkan perawatan diri:
keluarga mengenal masalah DPD dan melatih Pasien merawat diri.
Kriteria Evaluasi
a) keluarga menyampaikan masalah dalam merawat pasien
b) keluarga menyiapkan sarana perawatan diri Pasien: sabun mandipasta gigi,
shampoo, handuk, pakaian bersih, sandal dan gunting kuku dll.
c) menjelaskan cara-cara membantu kilen dalam memenuhi kebutuhan
perawatan dirinya
d) keluarga mempraktekkan cara perawatan diri/personal hygiene pada Pasien

Intervensi

a) diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien, jelaskan


pengertian, tanda & gejala, dan prpses terjadinya Defisit perawatan diri
(ginakan booklet) Penyebab Pasien tidsk melaksanakan perawatan diri
Tindakan yang telah dilakukan Pasien selama di rumah sakit dalam
menjaga perawatan diri dan kemajuan yang telah dialami oleh Pasien
Dukungan yang bisa diberikan oleh keluarga untuk meningkatkan
kemampuan Pasien untuk merawat diri
b) jelaskan sarana untuk membersihkan diri Sarana yang diperlukan untuk
menjaga perawatan diri Pasien Anjurkan kepada keluarga menyiapkan
saran tersebut
c) Diskusikan dengan keluarga hal-hal yang perlu dilakukan keluarga dalam
perawatan diri: Anjurkan keluarga untuk memperaktekan perawatan diri (
mandi, gosok gigi, keramas, ganti baju, dan gunting kuku) Ingatkan
Pasien waktu mandi, gosok gigi, keramas, ganti baju, dan gunting kuku
Bantu jika Pasien mengalami hambatan dalam perawatan diri Berikan
pujian atas keberhasilan Pasien
d) Latih cara merawat : kebersihan diri dan anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal dan memberikan pujian
6. Pasien mendapatkan dukungan keluarga untuk meningkatkan perawatan diri:
keluarga melatih Pasien berhias
Kriteria Evaluasi
a) Keluarga menyampaikan kemampuan dalam merawat/melatih pasien
membersikan diri
b) Keluarga menyiapkan saraa berhias Pasien : sisir, bedak & lipstik(wanita);
alat cukur (laki-laki)
c) Menjelaskan cara-cara membantu Pasien dalam berhias
d) keluarga memperaktekan cara berhias pada pasien

Intervensi

a) Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien kebersihan


diri. Beri pujian
b) Jelaskan sarana untuk berhias Sarana yang diperlukan untuk berhias
Anjurkan kepada keluarga untuk menyiapkan sarana tersebut
c) diskusikan dengan keluarga hal-hal yang perlu dilakukan keluarga dalam
berhias: Anjutkan keluarga untuk memperaktikan cara berhias Ingatkan
Pasien waktu berhias Bantu jika Pasien mengalami hambatan dalam
berhias Berikan pujian atas keberhasilan Pasien
d) latihan cara merawat : kebersihan diri dan berhias, anjurkan membantu
pasien sesuia jadwal dan memberikan pujian
7. Pasien mendapatkan dukungan keluarga untuk meningkatkan perawatan diri:
Keluarga melatih Pasien makan dan minum yang baik
Kriteria Evaluasi
a) Keluarga menyampaikan kemampuan dalam merawat/melatih pasien
membersihkan diri dan berhias
b) keluarga menyiapkan sarana makan dan minum
c) menjelaskan cara-cara membantu Pasien dalam makan dan minum
d) keluarga memperaktekan cara berhias pada Pasien

Intervensi

a) Evaluasi kegiatan keluara dalam merawat/melatih pasien kebersihan diri


dan berhias. Berikan pujian
b) Jelaskan sarana untuk makan dan minum Saraan yang diperlukan untuk
makan dan minum Anjurkan pada keluarga menyiapkan sarana tersebut
c) diskusikan dengan keluarga hal-hal yang perlu dilakukan keluarga untuk
makan dan minum: Anjurkan keluarga untuk memperaktekan makan dan
minum Ingatkan Pasien waktu makan dan minum Bantu jika Pasien
mengalami hambatan dalam makan dan minum Berikan pujian atas
keberhasilan Pasien
d) Latih cara merawat: kebersihan diri, berhias dan makan dan minum.
8. Pasien mendapatkan dukungan keluarga untuk meningkatkan perawatan diri:
keluarga melatih Pasien BAB/BAK
Kriteria Evaluasi
a) Keluarga menyampaikan kemampuan dalam merawat/melatih pasien
membersihkan diri, berhias dan makan/minum
b) Keluarga menyiapkan sarana BAB & BAK
c) Menjelaskan cara-cara untuk membantu Pasien dalam BAB & BAK
d) Keluarga memperaktekan cara BAB&BAK pada Pasien
Intervensi
a) Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien kebersihan diri,
berhias dan makan/minum. Beri pujian
b) Jelaskan sarana untuk BAB & BAK Sarana yang diperlukan untuk BAB &
BAK Anjurkan pada keluarga menyiapkan sarana tersebut
c) diskusikan dengan keluarga hal-hal yang perlu dilakukan keluarga untuk
BAB& BAK : Anjurkan keluarga untuk memperaktekan makan dan
minum Ingatkan Pasien jika BAB & BAK Bantu jika Pasien mengalami
hambatan dalam BAB & BAK Berikan pujian atas keberhasilan Pasien
d) Latih cara merawat : kebersihan diri, berhias, makan/minum, dan
BAB&BAK, anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan beri pujian
9. Keluarga mampu merawat Pasien secara mandiri
Kriteria Evaluasi
Keluarga dapat menyebutkan cara merawat Pasien dengan masalah Defisit
perawatan diri
Intervensi
a) Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien dalam
perawattan diri : kebersihan diri, berhias, makan/minum, dan BAB&BAK,
beri pujian
b) Nilai kemampuan keluarga merawat Pasien
c) Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol ke PKM
d) Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh, rujukan
e) Anjurkan membantu Pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian
VI. Daftar Pustaka
Dalami, Ernawati, dkk. 2014. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa,
Jakarta : Trans Info Media
Dermawan, Deden dan Rusdi. 2013. Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Kperawatan
Jiwa. Yogyakarta, Gosyan Publishing.
Fitria, Nita. 2012. Prinsip dasar dan aplikasi penulisan laporan pendahuluan dan strategi
pelaksanaan tindakan keperawatan (LP dan SP) untuk 7 diagnosis keperawatan
jiwa berat, Jakarta : Salemba Medika.
Gloria Bulecheck, Howard Butcher, dkk. 2016. Nursing Interventions Classification
(NIC). Singapore : Elsevier Global Rights.
Prabowo, Eko. 2014. Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Sue Moorhead, Marion Johnson, dkk. 2016. Nursing Outcome Classification (NOC).
Singapore : Elsevier Global Rights.

Anda mungkin juga menyukai