Disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Stase Keperawatan Jiwa
Dosen Pengampu : - Pak Ridwan Kustiawan, S.Kep., Ners., M.Kep., Sp.Kep.Jiwa
- Pak Eyet Hidayat, S.Pd., Ners., M.Kep., Sp.Kep.Jiwa
DISUSUN OLEH
I. Masalah Utama
Defisit Perawatan Diri
II. Proses terjadinya masalah :
a. Pengertian
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan seseorang untuk melakukan
aktifitas perawatan diri seperti mandi, berhias/berdandan, makan dan toileting.
Nurjannah (2004, dalam Dermawan, 2013)
Defisit perwatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami kelainan dalam
kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari
secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, tidak menyisir
rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas dan penampilan tidak rapi. Defisit
perawatan diri merupakan salah satu masalah yang timbul pada pasien gangguan
jiwa. Pasien gangguan jiwa kronis sering mengalami ketidakpedulian merawat diri.
Keadaan ini merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan pasien dikucilkan
baik dalam keluarga maupun masyarakat (Yusuf, 2015).
Perawatan diri merupakan salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhnnya guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya (Sulastri, 2012).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktifitas perawatan diri untuk diri sendiri; mandi; berpakaian dan
berhias untuk diri sendiri aktifitas makan sendiri; dan aktifitas eliminasi sendiri.
Herdman (2012) membagi Defisit perawatan diri menjadi 4 kegiatan; mandi,
berpakaian/berhias, makan, dan toileting. Herdman (2012)
Defisit perawatan diri adalah keadaan seseorang mengalami kelainan dalam
kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari
secara mandiri. Tidak ada keinginan Pasien untuk mandi secara teratur, tidak
menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas, dan penampilan tidak rapi.
Defist Perawatan Diri merupakan salah satu masalah yang timbul pada Pasien
gangguan jiwa. Sutejo, (2016)
b. Tanda dan Gejala
Menurut Fitria di dalam buku Mukhripah & Iskandar 2012 defisi perawatan diri
memiliki tanda dan gejala sebagai berikut:
1. Mandi/Hygiene
Pasien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi,
mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar
kamar mandi.
2. Berpakaian/ Berhias
Pasien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil
potongan pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar
pakaian. Pasien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian
dalam, memilih pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing
tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan
pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian dan mengenakan sepatu.
3. Makan
Pasien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan,
mendapatkan makanan, mengambil makanan dan memasukkan kedalam mulut,
menggambil cangkir atau gelas, serta mencerna makanan dengan aman.
4. Eliminasi
Pasien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan
kamar kecil, duduk ata bangkit dari closet, memanipulasi pakaian untuk toileting,
membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau
kamar kecil.
Menurut Depkes (2000, dalam Dermawan, 2013) tanda dan gejala klien dengan
defisit perawatan diri adalah :
1. Fisik
a) Badan bau, pakaian kotor.
b) Rambut dan kulit kotor.
c) Kuku panjang dan kotor.
d) Gigi kotor disertai mulut bau.
e) Penampilan tidak rapi.
2. Psikologis
a) Malas, tidak ada inisiatif.
b) Menarik diri, isolasi diri.
c) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Sosial
a) Interaksi kurang.
b) Kegiataan kurang.
c) Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
d) Cara makan tidak teratur, BAK dan BAB di sembaraang tempat, gosok gigi
dan mandi tidak mampu mandiri
c. Penyebab Masalah
Menurut Depkes (2000, dalam Dermawan, 2013), penyebab defisit perawatan diri
adalah :
1. Faktor predisposisi
a) Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b) Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
Kemampuan realitas turun Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan
realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
c) Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam
perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami
individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan
diri. Menurut Depkes (2000, dalam Dermawan, 2013), faktor-faktor yang
mempengaruhi personal hygiene adalah :
a) Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
dengan kebersihan dirinya.
b) Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c) Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
d) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien menderita diabetes
melitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
e) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
f) Kebiasaan
seseorang Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain-lain.
g) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya.
d. Akibat Masalah
Menurut Dermawan (2013) dampak yang sering timbul pada masalah personal
hygiene ialah :
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering
terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut,
infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman , kebutuhan dicintai dan mencinti, kebutuhan
harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
III. Pohon Masalah
Effect Isolasi Sosial
4 Defisit perawatan BAB dan BAK sembarangan, BAB dan BAK tidak ada
diri : elminasi Tidak membersihkan diri dan tempatnya, tidak
tempat BAB dan BAK setelah membersihkan diri
BAB dan BAK, Tidak setelah BAB dan BAK,
mengetahui cara perawatan Tidak mampu (menjaga
diri yang benar kebersihan toilet,
menyiran toilet).
Intervensi
Intervensi
Intervensi