Anda di halaman 1dari 6

APAKAH Asmaul Husna Hanya 99?

Begini Penjelasannya:

Ya Allah, anugerahkanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana


Engkau mengirimkan shalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim; Engkau memang Layak Dipuji,
Penuh Kemuliaan.

Tidak ada urutan nama-nama Allah. Kita tidak bisa membedakan mana yang nomor 1 dan mana yang
nomor 99. Jadi pertanyaan yang mana nama yang ke 100 itu tidak sah. Urutan yang sering kita lihat
hanya diberikan oleh orang, kemungkinan besar berdasarkan urutan rima agar lebih mudah
diucapkan secara berurutan.

Selain itu, Al-Quran tidak hanya memuat 99 nama/sifat saja, namun masih banyak lagi. Karena
keduanya berbentuk frase, seperti dua sifat yang disatukan, maka para ulama tidak menghitungnya
dalam daftar. Daftar 99 nama tersebut dibuat karena sebuah hadis yang menyebutkan 99 nama.

…….

Semakin banyak nama yang dimiliki oleh sesuatu maka semakin menunjukkan kemuliaannya. Seperti
Allah swt karena merupakan Dzat paling mulia, maka memiliki banyak nama, yang kita kenal dengan
Asmaul Husna. Kebanyakan orang selama ini menganggap Asmaul Husna hanya 99, tapi ternyata
lebih dari itu. Nama-nama Allah ada banyak, bahkan ada yang mengatakan sampai seribu.
Penyebutan bahwa Asmaul Husna ada 99 di antaranya disampaikan oleh Rasulullah saw dalam
hadits berikut: ‫ َم ْن َأْح َص اَها َد َخ َل اْلَج َّنَة‬،‫ ِم اَئًة ِإال َو اِح َد ًة‬،‫ ِإَّن ِهَّلِل ِتْس َع ًة َوِتْس ِع يَن اْس ًم ا‬Artinya, “Sesungguhnya Allah
memiliki 99 nama, seratus kurang satu, siapa yang menjaganya maka dia masuk surga.” (HR Bukhari,
Muslim, dan lainnya).

Hadits di atas secara tegas menyebutkan bilangan 99 untuk jumlah Asmaul Husna, tidak lebih dan
tidak kurang. Akan tetapi, dalam hadits lain Nabi juga menyampaikan dengan redaksi yang lebih
umum dan bisa diartikan bahwa Asmaul Husna lebih dari 99. Beliau bersabda: ‫َأَص اَب َأَح ًدا َقُّط َهٌم وال‬
‫ َسَّم ْيَت‬، ‫ َأْس َأُلَك ِبُك ِّل اْس ٍم ُهَو َلَك‬، ‫ َع ْد ٌل ِفَّي َقَض اُؤ َك‬، ‫ َم اٍض ِفَّي ُح ْك ُم َك‬، ‫ َناِص َيِتي ِبَيِد َك‬،‫ اْبُن َأَم ِتك‬،‫ اْبُن َع ْبِد ك‬،‫ اللُهَّم ِإني َعْبُدك‬: ‫ َفَقاَل‬، ‫َح َزٌن‬
‫ َو ُنوَر‬،‫ َأْن َتْج َعَل الُقْر آَن الَعِظ يَم َر ِبيَع َقْلِبي‬، ‫ َأِو اْسَتْأَثْر َت ِبِه ِفي ِع ْلِم الَغْيِب ِع ْنَدَك‬،‫ َأْو َأْنَز ْلَتُه ِفي ِكَتاِبك‬،‫ َأْو َع َّلْم َتُه َأَح ًدا ِم ْن َخ ْلِقَك‬، ‫ِبِه َنْفَسَك‬
‫ َبَلى َيْنَبِغ ي‬: ‫ َأَفاَل َنَتَع َّلُم ها؟ َفَقاَل‬،‫ َيا َر ُسوَل هللا‬: ‫ َفِقيَل‬.‫ ِإاَّل َأْذ َهَب ُهللا َهَّم ُه َو َح َز َنُه وَأْبَدَل َم َكاَنه َفَر ًحا‬،‫ َو َذ َهاَب َهِّم ي‬،‫ َو جاَل َء ُح ْز ِني‬،‫َص ْد ِري‬
‫ ِلُك ِّل َم ْن َسِمَع ها َأْن َيَتَع َّلَم ها‬Artinya, “Tidak sekali-kali seseorang tertimpa kesusahan, tidak pula kesedihan,
lalu ia mengucapkan doa berikut, ‘Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba, dan
amat (hamba perempuan)-Mu, ubun-ubun (roh)ku berada di dalam genggaman kekuasaan-Mu, aku
berada di dalam keputusan-Mu, keadilan belakalah yang Engkau tetapkan atas diriku. Aku
memohonkan kepada Engkau dengan menyebut semua nama yang menjadi milik-Mu, yang Engkau
namakan dengannya diri-Mu, atau yang Engkau turunkan di dalam kitab-Mu, atau yang Engkau
ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu, atau Engkau menyimpannya di dalam ilmu gaib di sisi-
Mu, jadikanlah Al-Qur’an yang agung sebagai penghibur hatiku, cahaya dadaku, pelenyap dukaku,
dan penghapus kesusahanku,’ Melainkan Allah menghilangkan kesedihan dan kesusahannya dalam
dirinya, dan menggantikannya dengan kegembiraan. Ketika ada yang bertanya, ‘Wahai Rasulullah,
apakah kami boleh mempelajarinya?’ Rasulullah ‫ ﷺ‬menjawab, ‘Benar, dianjurkan bagi setiap
orang yang mendengarnya (asmaul husna) mempelajarinya.’” (HR Imam Ahmad, Ibnu Hibban, dan
Al-Hakim).
Sekilas kedua hadits di atas memang kontradiktif. Hadits pertama membatasi jumlah Asmaul Husna
sebanyak 99, tapi hadits kedua tidak membatasinya. Akan tetapi jika ditelaah lebih jauh, kedua
hadits ini tidak bertentangan.

Dalam beberapa sumber dijelaskan bahwa Asmaul Husna tidak hanya 99. Imam An-Nawawi dalam
mengomentari hadits pertama mengatakan, ulama sepakat bahwa hadits tersebut tidak membatasi
jumlah asmaul husna hanya 99 nama, tetapi maksudnya adalah Allah menjanjikan balasan surga bagi
orang yang menghafal 99 nama tersebut. Jadi, hadits ini sifatnya informatif, bukan membatasi
bilangan. Hal ini diperkuat dengan pendapat Al-Hafidz Abu Bakar bin al-‘Arabi al-Maliki yang
mengatakan bahwa Allah swt memiliki 1000 nama. (Imam An-Nawawi, Syarah Muslim, juz V,
halaman 17). Sementara Ibnu Hajar al-‘Asqalani juga berpendapat terkait hadits pertama, soal
jumlah Asmaul Husna hanya 99 atau lebih memang ada perbedaan pendapat dari sejumlah ulama.
Hanya, mayoritas ulama mengatakan jumlah Asmaul Husna lebih dari 99. Kemudian, mengutip al-
Khattabi, Ibnu Hajar melanjutkan, alasan 99 nama ini dikhususkan pahala surga bagi yang
menghafalnya karena nama-nama tersebut yang paling populer dan memiliki arti paling jelas
dibanding yang lainnya. (Ibnu Hajar, Fathul Bari, juz XIV, halaman 475) Berdoa dengan Selain 99
Asmaul Husna Salah satu anjuran bagi setiap Muslim adalah menyertakan Asmaul Husna ketika
sedang berdoa. Seperti saat memohon kelancaran rezeki maka dengan menyertakan lafal 'Yâ Razzâq'
(wahai Dzat pemberi rezeki), ingin diberi kemudahan dalam belajar maka menyertakan lafal 'Yâ
Fattâḫ' (wahai Dzat yang membuka hati), dan sebagainya. Allah swt berfirman: ‫َوِهّٰلِل اَاْلْس َم ۤا ُء اْلُحْس ٰن ى‬
‫َفاْدُع ْو ُه ِبَهۖا َو َذ ُروا اَّلِذ ْيَن ُيْلِح ُد ْو َن ِفْٓي َاْس َم ۤا ِٕىٖۗه َس ُيْج َز ْو َن َم ا َكاُنْو ا َيْع َم ُلْو َن‬
Artinya, “Dan Allah memiliki Asma'ul-husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-
Nya dengan menyebutnya Asma'ul-husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan
nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”
QS. Al-A’raf: 180).

Berkaitan dengan jumlah Asmaul Husna tidak sebatas 99, apakah boleh kita berdoa dengan selain
nama-nama tersebut?

Untuk menjawab hal ini, kita bisa menyimak penjelasan Imam Al-Alusi dalam tafsirnya. Menurut Al-
Alusi, para ulama sepakat boleh menyebutkan nama-nama dan sifat bagi Allah selama tidak dilarang
oleh syari’at dan memiliki arti jelas memuji kepada Allah swt, serta tidak ada kemungkinan
merendahkan-Nya. Sementara nama atau sifat yang belum diizinkan oleh syariat dan juga tidak
dilarang, ulama berbeda pendapat soal kebolehannya. (Imam Al-Alusi, Tafsir Ruhul Ma’ani, juz IX,
halaman 191). Simpulannya, Asmaul Husna tidak sebatas 99 nama, dengan merujuk pada Al-Qur’an,
hadits, dan kesepakatan para ulama (ijma’).

Sesuai Quran, kita tidak bias lepas dan biasa menyebut dalam setiap doa, hajat kita dengan
Allohu. Kenapa Allohu tidak tercantum dalam 99 Asmaul Husna?!

Allah berfirman dalam Al-Quran:

Katakanlah, “Serulah kepada Allah atau serukanlah kepada Yang Maha Penyayang. Apapun [nama]
yang kamu seru, milik-Nyalah nama-nama yang terbaik.” Dan janganlah kamu membaca [terlalu]
keras dalam shalatmu atau [terlalu] pelan, tetapi carilah jalan [perantara] di antara itu. (Quran
17:110)

Pada ayat di atas menjadi jelas bahwa Allah juga merupakan sebuah nama, padahal biasanya nama
tersebut tidak termasuk dalam 99 nama yang tercantum dalam Al-Qur'an. Jadi jelas kita mempunyai
100 nama yang paling dikenal dan masih banyak lagi dalam Al-Quran yang tidak ada dalam daftar 99
nama, misalnya 'zul quwwatil maten' (Quran 51:58)

Kita belajar dari doa berikut yang diajarkan dalam hadis (Ahmad) bahwa Allah memiliki lebih banyak
nama daripada yang diberikan dalam Al-Quran:

Ya Allah, aku ini hamba-Mu, anak dari hamba-Mu yang laki-laki, dan anak dari hamba-Mu yang
perempuan. Jambulku ada di tanganmu. Perintahmu kepadakulah yang berlaku. Penilaianmu
terhadapku adil. Aku mohon kepada-Mu melalui setiap nama yang Engkau miliki, yang Engkau
gunakan untuk menyebut Diri-Mu, atau yang Engkau turunkan dalam Kitab-Mu, atau yang Engkau
ajarkan kepada siapa pun di antara ciptaan-Mu, atau yang Engkau sukai untuk disimpan di antara
para penjaga-Mu. rahasia, menjadikan Al-Qur'an sebagai musim semi hatiku, penerang dadaku,
penghilang kesedihanku, dan penenang kekhawatiranku.

99 Asmaul Husna

1. Ar Rahman: Yang Maha Pengasih

2. Ar Rahiim: Yang Maha Penyayang

3. Al Malik: Yang Maha Merajai

4. Al Quddus: Yang Maha Suci

5. As Salaam: Yang Maha Memberi Kesejahteraan

6. Al Mu'min: Yang Maha Memberi Keamanan

7. Al Muhaimin: Yang Maha Mengatur

8. Al 'Aziiz: Yang Maha Perkasa

9. Al Jabbar: Yang Memiliki (Mutlak) Kegagahan

10. Al Mutakabbir: Yang Maha Megah, yang memiliki kebesaran

11. Al Khalik: Yang Maha Pencipta

12. Al Baari': Yang Maha Melepaskan (membuat, membentuk, menyeimbangkan)

13. Al Mushawwir: Yang Maha Membentuk Rupa (makhluk-Nya)

14. Al Ghaffaar: Yang Maha Pengampun

15. Al Qahhaar: Yang Maha Menundukkan/Menaklukkan Segala Sesuatu

16. Al Wahhaab: Yang Maha Pemberi Karunia

17. Ar Razzaaq: Yang Maha Pemberi Rezeki

18. Al Fattaah: Yang Maha Pembuka Rahmat

19. Al 'Aliim: Yang Maha Mengetahui

20. Al Qaabidh: Yang Maha Menyempitkan

21. Al Baasith: Yang Maha Melapangkan

22. Al Khaafidh: Yang Maha Merendahkan


23. Ar Raafi': Yang Maha Meninggikan

24. Al Mu'izz: Yang Maha Memuliakan

25. Al Mudzil: Yang Maha Menghinakan

26. Al Samii': Yang Maha Mendengar

27. Al Bashiir: Yang Maha Melihat

28. Al Hakam: Yang Maha Menetapkan

29. Al 'Adl: Yang Maha Adil

30. Al Lathiif: Yang Maha Lembut

31. Al Khabiir: Yang Maha Mengenal

32. Al Haliim: Yang Maha Penyantun

33. Al 'Azhiim: Yang Maha Agung

34. Al Ghafuur: Yang Maha Memberi Pengampunan

35. As Syakuur: Yang Maha Pembalas Budi

36. Al 'Aliy: Yang Maha Tinggi

37. Al Kabiir: Yang Maha Besar

38. Al Hafizh: Yang Maha Memelihara

39. Al Muqiit: Yang Maha Pemberi Kecukupan

40. Al Hasiib: Yang Maha Membuat Perhitungan

41. Al Jaliil: Yang Maha Luhur

42. Al Kariim: Yang Maha Pemurah

43. Ar Raqiib: Yang Maha Mengawasi

44.Al Mujiib: Yang Maha Mengabulkan

45. Al Waasi': Yang Maha Luas

46. Al Hakim: Yang Maha Bijaksana

47. Al Waduud: Yang Maha Mengasihi

48. Al Majiid: Yang Maha Mulia

49. Al Baa'its: Yang Maha Membangkitkan

50. As Syahiid: Yang Maha Menyaksikan

51. Al Haqq: Yang Maha Benar

52. Al Wakiil: Yang Maha Memelihara

53. Al Qawiyyu: Yang Maha Kuat


54. Al Matiin: Yang Maha Kukuh

55. Al Waliyy: Yang Maha Melindungi

56. Al Hamiid: Yang Maha Terpuji

57. Al Muhshii: Yang Maha Mengalkulasi

58. Al Mubdi': Yang Maha Memulai

59. Al Mu'iid: Yang Maha Mengembalikan Kehidupan

60. Al Muhyii: Yang Maha Menghidupkan

61. Al Mumiitu: Yang Maha Mematikan

62. Al Hayyu: Yang Maha Hidup

63. Al Qayyuum: Yang Maha Mandiri

64. Al Waajid: Yang Maha Penemu

65. Al Maajid: Yang Maha Mulia

66. Al Wahid: Yang Maha Tunggal

67. Al Ahad: Yang Maha Esa

68. As Shamad: Yang Maha Dibutuhkan

69. Al Qaadir: Yang Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan

70. Al Muqtadir: Yang Maha Berkuasa

71. Al Muqaddim: Yang Maha Mendahulukan

72. Al Mu'akkhir: Yang Maha Mengakhirkan

73. Al Awwal: Yang Maha Awal

74. Al Aakhir: Yang Maha Akhir

75. Az Zhaahir: Yang Maha Nyata

76. Al Baathin: Yang Maha Ghaib

77. Al Waali: Yang Maha Memerintah

78. Al Muta'aalii: Yang Maha Tinggi

79. Al Barru: Yang Maha Penderma (maha pemberi kebajikan)

80. At Tawwaab: Yang Maha Penerima Taubat

81. Al Muntaqim: Yang Maha Pemberi Balasan

82. Al Afuww: Yang Maha Pemaaf

83. Ar Ra'uuf: Yang Maha Pengasuh

84. Malikul Mulk: Yang Maha Penguasa Kerajaan


85. Dzul Jalaali WalIkraam: Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan

86. Al Muqsith: Yang Maha Pemberi Keadilan

87. Al Jamii': Yang Maha Mengumpulkan

88. Al Ghaniyy: Yang Maha Kaya

89. Al Mughnii: Yang Maha Pemberi Kekayaan

90. Al Maani: Yang Maha Mencegah

91. Ad Dhaar: Yang Maha Penimpa Kemudharatan

92. An Nafii': Yang Maha Memberi Manfaat

93. An Nuur: Yang Maha Bercahaya

94. Al Haadii: Yang Maha Pemberi Petunjuk

95.Al Badii': Yang Maha Pencipta Tiada Bandingannya

96. Al Baaqii: Yang Maha Kekal

97. Al Waarits: Yang Maha Pewaris

98. Ar Rasyiid: Yang Maha Pandai

99. As Shabuur: Yang Maha Sabar

Wallahu a’lam.

Anda mungkin juga menyukai