Begini Penjelasannya:
Tidak ada urutan nama-nama Allah. Kita tidak bisa membedakan mana yang nomor 1 dan mana yang
nomor 99. Jadi pertanyaan yang mana nama yang ke 100 itu tidak sah. Urutan yang sering kita lihat
hanya diberikan oleh orang, kemungkinan besar berdasarkan urutan rima agar lebih mudah
diucapkan secara berurutan.
Selain itu, Al-Quran tidak hanya memuat 99 nama/sifat saja, namun masih banyak lagi. Karena
keduanya berbentuk frase, seperti dua sifat yang disatukan, maka para ulama tidak menghitungnya
dalam daftar. Daftar 99 nama tersebut dibuat karena sebuah hadis yang menyebutkan 99 nama.
…….
Semakin banyak nama yang dimiliki oleh sesuatu maka semakin menunjukkan kemuliaannya. Seperti
Allah swt karena merupakan Dzat paling mulia, maka memiliki banyak nama, yang kita kenal dengan
Asmaul Husna. Kebanyakan orang selama ini menganggap Asmaul Husna hanya 99, tapi ternyata
lebih dari itu. Nama-nama Allah ada banyak, bahkan ada yang mengatakan sampai seribu.
Penyebutan bahwa Asmaul Husna ada 99 di antaranya disampaikan oleh Rasulullah saw dalam
hadits berikut: َم ْن َأْح َص اَها َد َخ َل اْلَج َّنَة، ِم اَئًة ِإال َو اِح َد ًة، ِإَّن ِهَّلِل ِتْس َع ًة َوِتْس ِع يَن اْس ًم اArtinya, “Sesungguhnya Allah
memiliki 99 nama, seratus kurang satu, siapa yang menjaganya maka dia masuk surga.” (HR Bukhari,
Muslim, dan lainnya).
Hadits di atas secara tegas menyebutkan bilangan 99 untuk jumlah Asmaul Husna, tidak lebih dan
tidak kurang. Akan tetapi, dalam hadits lain Nabi juga menyampaikan dengan redaksi yang lebih
umum dan bisa diartikan bahwa Asmaul Husna lebih dari 99. Beliau bersabda: َأَص اَب َأَح ًدا َقُّط َهٌم وال
َسَّم ْيَت، َأْس َأُلَك ِبُك ِّل اْس ٍم ُهَو َلَك، َع ْد ٌل ِفَّي َقَض اُؤ َك، َم اٍض ِفَّي ُح ْك ُم َك، َناِص َيِتي ِبَيِد َك، اْبُن َأَم ِتك، اْبُن َع ْبِد ك، اللُهَّم ِإني َعْبُدك: َفَقاَل، َح َزٌن
َو ُنوَر، َأْن َتْج َعَل الُقْر آَن الَعِظ يَم َر ِبيَع َقْلِبي، َأِو اْسَتْأَثْر َت ِبِه ِفي ِع ْلِم الَغْيِب ِع ْنَدَك، َأْو َأْنَز ْلَتُه ِفي ِكَتاِبك، َأْو َع َّلْم َتُه َأَح ًدا ِم ْن َخ ْلِقَك، ِبِه َنْفَسَك
َبَلى َيْنَبِغ ي: َأَفاَل َنَتَع َّلُم ها؟ َفَقاَل، َيا َر ُسوَل هللا: َفِقيَل. ِإاَّل َأْذ َهَب ُهللا َهَّم ُه َو َح َز َنُه وَأْبَدَل َم َكاَنه َفَر ًحا، َو َذ َهاَب َهِّم ي، َو جاَل َء ُح ْز ِني،َص ْد ِري
ِلُك ِّل َم ْن َسِمَع ها َأْن َيَتَع َّلَم هاArtinya, “Tidak sekali-kali seseorang tertimpa kesusahan, tidak pula kesedihan,
lalu ia mengucapkan doa berikut, ‘Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba, dan
amat (hamba perempuan)-Mu, ubun-ubun (roh)ku berada di dalam genggaman kekuasaan-Mu, aku
berada di dalam keputusan-Mu, keadilan belakalah yang Engkau tetapkan atas diriku. Aku
memohonkan kepada Engkau dengan menyebut semua nama yang menjadi milik-Mu, yang Engkau
namakan dengannya diri-Mu, atau yang Engkau turunkan di dalam kitab-Mu, atau yang Engkau
ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu, atau Engkau menyimpannya di dalam ilmu gaib di sisi-
Mu, jadikanlah Al-Qur’an yang agung sebagai penghibur hatiku, cahaya dadaku, pelenyap dukaku,
dan penghapus kesusahanku,’ Melainkan Allah menghilangkan kesedihan dan kesusahannya dalam
dirinya, dan menggantikannya dengan kegembiraan. Ketika ada yang bertanya, ‘Wahai Rasulullah,
apakah kami boleh mempelajarinya?’ Rasulullah ﷺmenjawab, ‘Benar, dianjurkan bagi setiap
orang yang mendengarnya (asmaul husna) mempelajarinya.’” (HR Imam Ahmad, Ibnu Hibban, dan
Al-Hakim).
Sekilas kedua hadits di atas memang kontradiktif. Hadits pertama membatasi jumlah Asmaul Husna
sebanyak 99, tapi hadits kedua tidak membatasinya. Akan tetapi jika ditelaah lebih jauh, kedua
hadits ini tidak bertentangan.
Dalam beberapa sumber dijelaskan bahwa Asmaul Husna tidak hanya 99. Imam An-Nawawi dalam
mengomentari hadits pertama mengatakan, ulama sepakat bahwa hadits tersebut tidak membatasi
jumlah asmaul husna hanya 99 nama, tetapi maksudnya adalah Allah menjanjikan balasan surga bagi
orang yang menghafal 99 nama tersebut. Jadi, hadits ini sifatnya informatif, bukan membatasi
bilangan. Hal ini diperkuat dengan pendapat Al-Hafidz Abu Bakar bin al-‘Arabi al-Maliki yang
mengatakan bahwa Allah swt memiliki 1000 nama. (Imam An-Nawawi, Syarah Muslim, juz V,
halaman 17). Sementara Ibnu Hajar al-‘Asqalani juga berpendapat terkait hadits pertama, soal
jumlah Asmaul Husna hanya 99 atau lebih memang ada perbedaan pendapat dari sejumlah ulama.
Hanya, mayoritas ulama mengatakan jumlah Asmaul Husna lebih dari 99. Kemudian, mengutip al-
Khattabi, Ibnu Hajar melanjutkan, alasan 99 nama ini dikhususkan pahala surga bagi yang
menghafalnya karena nama-nama tersebut yang paling populer dan memiliki arti paling jelas
dibanding yang lainnya. (Ibnu Hajar, Fathul Bari, juz XIV, halaman 475) Berdoa dengan Selain 99
Asmaul Husna Salah satu anjuran bagi setiap Muslim adalah menyertakan Asmaul Husna ketika
sedang berdoa. Seperti saat memohon kelancaran rezeki maka dengan menyertakan lafal 'Yâ Razzâq'
(wahai Dzat pemberi rezeki), ingin diberi kemudahan dalam belajar maka menyertakan lafal 'Yâ
Fattâḫ' (wahai Dzat yang membuka hati), dan sebagainya. Allah swt berfirman: َوِهّٰلِل اَاْلْس َم ۤا ُء اْلُحْس ٰن ى
َفاْدُع ْو ُه ِبَهۖا َو َذ ُروا اَّلِذ ْيَن ُيْلِح ُد ْو َن ِفْٓي َاْس َم ۤا ِٕىٖۗه َس ُيْج َز ْو َن َم ا َكاُنْو ا َيْع َم ُلْو َن
Artinya, “Dan Allah memiliki Asma'ul-husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-
Nya dengan menyebutnya Asma'ul-husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan
nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”
QS. Al-A’raf: 180).
Berkaitan dengan jumlah Asmaul Husna tidak sebatas 99, apakah boleh kita berdoa dengan selain
nama-nama tersebut?
Untuk menjawab hal ini, kita bisa menyimak penjelasan Imam Al-Alusi dalam tafsirnya. Menurut Al-
Alusi, para ulama sepakat boleh menyebutkan nama-nama dan sifat bagi Allah selama tidak dilarang
oleh syari’at dan memiliki arti jelas memuji kepada Allah swt, serta tidak ada kemungkinan
merendahkan-Nya. Sementara nama atau sifat yang belum diizinkan oleh syariat dan juga tidak
dilarang, ulama berbeda pendapat soal kebolehannya. (Imam Al-Alusi, Tafsir Ruhul Ma’ani, juz IX,
halaman 191). Simpulannya, Asmaul Husna tidak sebatas 99 nama, dengan merujuk pada Al-Qur’an,
hadits, dan kesepakatan para ulama (ijma’).
Sesuai Quran, kita tidak bias lepas dan biasa menyebut dalam setiap doa, hajat kita dengan
Allohu. Kenapa Allohu tidak tercantum dalam 99 Asmaul Husna?!
Katakanlah, “Serulah kepada Allah atau serukanlah kepada Yang Maha Penyayang. Apapun [nama]
yang kamu seru, milik-Nyalah nama-nama yang terbaik.” Dan janganlah kamu membaca [terlalu]
keras dalam shalatmu atau [terlalu] pelan, tetapi carilah jalan [perantara] di antara itu. (Quran
17:110)
Pada ayat di atas menjadi jelas bahwa Allah juga merupakan sebuah nama, padahal biasanya nama
tersebut tidak termasuk dalam 99 nama yang tercantum dalam Al-Qur'an. Jadi jelas kita mempunyai
100 nama yang paling dikenal dan masih banyak lagi dalam Al-Quran yang tidak ada dalam daftar 99
nama, misalnya 'zul quwwatil maten' (Quran 51:58)
Kita belajar dari doa berikut yang diajarkan dalam hadis (Ahmad) bahwa Allah memiliki lebih banyak
nama daripada yang diberikan dalam Al-Quran:
Ya Allah, aku ini hamba-Mu, anak dari hamba-Mu yang laki-laki, dan anak dari hamba-Mu yang
perempuan. Jambulku ada di tanganmu. Perintahmu kepadakulah yang berlaku. Penilaianmu
terhadapku adil. Aku mohon kepada-Mu melalui setiap nama yang Engkau miliki, yang Engkau
gunakan untuk menyebut Diri-Mu, atau yang Engkau turunkan dalam Kitab-Mu, atau yang Engkau
ajarkan kepada siapa pun di antara ciptaan-Mu, atau yang Engkau sukai untuk disimpan di antara
para penjaga-Mu. rahasia, menjadikan Al-Qur'an sebagai musim semi hatiku, penerang dadaku,
penghilang kesedihanku, dan penenang kekhawatiranku.
99 Asmaul Husna
Wallahu a’lam.