Anda di halaman 1dari 25

1

PROPOSAL LAPORAN AKHIR

1. JUDUL LAPORAN AKHIR : PENGARUH KUALITAS PRODUK


TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN PADA SEBLAK
JELETOT HASAN PALEMBANG
2. JENIS LAPORAN AKHIR : STUDI KASUS
3. BIDANG ILMU : PEMASARAN
4. PENDAHULUAN
4.1 Latar Belakang
Produk merupakan segala sesuatu yang bisa ditawarkan kepada
konsumen, baik untuk dinikmati, dipakai, ataupun dikonsumsi. Produk bisa
berupa barang atau jasa yang bisa memuaskan dan memenuhi kebutuhan
konsumen. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti produk yang
berupa barang dalam kategori konsumsi atau makanan. Makanan selalu
dibutuhkan baik sebagai makanan pokok maupun makanan alternatif, yang
akan dihidangkan kapanpun dan dimanapun. Selain itu, konsumen dapat
memilih dua macam tipe makanan, yaitu makanan modern dan makanan
tradisional. Adapun makanan yang semulanya dibuat dan disajikan dengan
sangat sederhana, kini berkembang sebagai makanan yang modern yaitu,
Seblak.
Seblak merupakan makanan khas yang berasal dari Jawa Barat,
mempunyai cita rasa pedas dan berbahan dasar kerupuk. Seblak yang
berbahan dasar kerupuk direbus dan dicampurkan dengan rempah-rempah
khas Indonesia disajikan dalam keadaan panas dan pedas yang memiliki arti
sendiri bagi penikmatnya. Seblak kini menjadi makanan yang digemari oleh
berbagai masyarakat di beberapa daerah. Seiring berkembangnya tren
jajanan tradisional, seblak tidak hanya disajikan dengan topping biasa di
gerobak. Seblak berkembang menjadi makanan yang modern dan berhasil
menarik perhatian. Adapula inovasi yang dilakukan oleh pengusaha jajanan
seblak yaitu dengan cara melakukan perombakan dalam variasi menu, baik
2

rasa maupun bahan tambahan, agar calon konsumen tertarik dan minat
dengan produk tersebut. Persaingan bisnis produk seblak yang semakin
banyak menuntut para pembisnis menciptakan dan mempertahankan
kualitas produk makanan yang mereka tawarkan. Ada beberapa restoran
seblak yang ada di kota Palembang yang banyak diminati, seperti Seblak
Nampol, Seblak Kania, dan juga Seblak Jeletot Hasan. Dalam hal ini,
penulis memilih Seblak Jeletot Hasan untuk melakukan penelitian, dalam
produknya, Seblak Jeletot Hasan menggunakan bahan-bahan dasar
pembuatan seblak seperti bawang, cabai burung, kencur, dan juga kerupuk
kuning. Tak hanya itu, Seblak Jeletot Hasan juga menyediakan berbagai
macam pilihan topping dalam produknya, seperti batagor, ayam, sosis,
bakso, hati ampela, dan ceker.
Kualitas produk adalah keseluruhan ciri dan sifat dari produk dan jasa
yang berpengaruh pada kemampuan memuaskan kebutuhan yang
dinyatakan atau yang tersirat. Kualitas produk merupakan salah satu faktor
yang bisa mempengaruhi konsumen dalam memilih dan mengambil
keputusan pembelian. Sedangkan, keputusan pembelian merupakan
suatu keputusan final yang dimiliki seorang konsumen untuk membeli suatu
barang atau jasa dengan berbagai pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Penjelasan diatas menegaskan bahwa kualitas produk merupakan sebuah
nilai yang dimiliki oleh suatu produk yang mana nilai tersebut disampaikan
kepada konsumen secara tersirat dan dapat memberikan kepuasan untuk
konsumen serta akan adanya keputusan pembelian. Seblak Jeletot Hasan,
sebagai salah satu usaha yang menjual makanan, menyediakan berbagai
macam pilihan menu Seblak, dengan tujuan agar konsumennya dapat
memilih sendiri menu yang diinginkan. Selain menyediakan berbagai
macam menu, Seblak Jeletot Hasan juga selalu konsisten terhadap kualitas
dan cita rasa yang disajikannya.
Tabel 4.1 berikut ini merupakan data penjualan (satuan) Seblak
Jeletot Hasan yang diperoleh pada tahun 2019-2021:
3

Tabel 4.1
Data Penjualan Tahun 2019-2021

Tahun
No. Cabang Total
2019 2020 2021
1. Ilir Barat I 44.120 51.567 59.762 155.449
2. Sekip - - 28.834 28.834
3. Kenten - - 48.698 48.698
4. Plaju - - 27.720 27.720
Total 44.120 51.567 165.014 -
Sumber: Seblak Jeletot Hasan, 2022
Pada tabel 4.1 terdapat 1 dari 4 cabang yang paling banyak
peminatnya yaitu Ilir Barat I dengan penjualan sebanyak 155.449.
Penjualan tertinggi yang didapatkan pada bisnis Seblak Jeletot Hasan yaitu
pada tahun 2021 dengan total sebanyak 165.014. Sedangkan, penjualan
terendah yaitu pada tahun 2019 dengan total penjualan sebanyak 44.120.
Hal ini dikarenakan pada tahun 2019-2020, Seblak Jeletot Hasan belum
membuka cabang dibeberapa tempat. Maka dari itu, pada tahun 2021
mengalami penjualan yang meningkat drastis.
Untuk mengetahui bagaimana respon pembeli terhadap Seblak Jeletot
Hasan, penulis melakukan prasurvey dengan mewawancarai beberapa
pembeli yang berada di beberapa daerah cabang. Dengan memberikan
pertanyaan melalui Google Form, penulis mendapati beberapa jawaban atau
tanggapan dari pembeli mengenai Seblak Jeletot Hasan. Berikut uraian
jawaban dari pertanyaan yang penulis berikan:
1. Pelanggan A berpendapat bahwa produk dari Seblak Jeletot Hasan
memiliki aroma yang sedap dan menggugah selera.
2. Pelanggan B berpendapat bahwa standar kematangan pada produk
Seblak Jeletot Hasan sesuai dengan standar makanan yang diharapkan
oleh konsumen.
3. Pelanggan C berpendapat bahwa produk dari Seblak Jeletot Hasan
memiliki rasa yang lezat dan penuh dengan cita rasa.
4

4. Pelanggan D berpendapat bahwa rasa produk dari Seblak Jeletot Hasan


sesuai dengan ekspektasi pelanggan.
5. Pelanggan E berpendapat bahwa bahan baku dari Seblak yaitu kerupuk
pada Seblak Jeletot Hasan memiliki kematangan yang sudah sempurna.
6. Pelanggan F berpendapat bahwa produk dari Seblak Jeletot Hasan
memiliki rasa yang unggul dibandingkan tempat lain.
Kesimpulan yang dapat penulis ambil, yaitu cukup banyaknya hal
positif dari produk Seblak Jeletot Hasan yang menjadi alasan konsumen
untuk membeli. Salah satunya yaitu aroma yang sedap, rasa yang lezat dan
penuh cita rasa, serta tingkat kematangan yang sesuai dengan ekspektasi
pelanggan.
Sementara itu, untuk menyeimbangkan data penulis juga melihat
respons dari pembeli aplikasi online (Grab, Gojek, dan Shopee).

Gambar 1.1 Layanan Grabfood Untuk Seblak Jeletot Hasan


Sumber: Aplikasi Grab, 2022
5

Gambar 1.2 Layanan Gofood Untuk Seblak Jeletot Hasan


Sumber: Aplikasi Gojek, 2022
6

Gambar 1.3 Layanan Shopeefood Untuk Seblak Jeletot Hasan


Sumber: Aplikasi Shopee, 2022
Dari beberapa gambar diatas yang menunjukkan rating di setiap
cabang Seblak Jeletot Hasan, memperlihatkan bahwa rating tertinggi berada
di angka 4.9, dan yang paling rendah yaitu 4.5. Rating tertinggi dimiliki
oleh Seblak Jeletot Hasan Ilir Barat I, hal ini dikarenakan sudah
menggunakan aplikasi online sejak tahun 2019 yang dimana pembelinya
sudah cukup banyak, sedangkan cabang lainnya baru bergabung di aplikasi
online pada tahun 2021 sejak kali pertama cabang dibuka.
Sementara itu, rating produk di beberapa aplikasi online cukup
berbeda di setiap cabang, dan dengan adanya perbedaan penilaian pembeli
terhadap Seblak Jeletot Hasan ini baik online atupun offline. Maka dari itu,
penulis melakukan penelitian di tempat yang paling tinggi ratingnya dan
paling banyak penjualannya, yaitu Seblak Jeletot Hasan Ilir Barat I. Alasan
tersebut dikarenakan ramainya konsumen yang datang untuk membeli
disetiap harinya, bahkan rela datang jauh-jauh dan mengantri selama
berjam-jam demi mendapatkan produk yang dihasilkan oleh Seblak Jeletot
Hasan ini. Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan terhadap beberapa
konsumen Seblak Jeletot Hasan, mengatakan bawa alasan mereka datang
jauh-jauh dan mengantri lama yaitu karena rasanya yang enak, sesuai
7

dengan selera konsumen, dan juga harganya yang murah. Mereka pun
berpikir bahwa mengantri selama berjam-jam akan sebanding dengan apa
yang mereka dapatkan dari Seblak Jeletot Hasan. Melihat fenomena diatas
sehingga penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam dengan mengambil
judul Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian pada
Seblak Jeletot Hasan Palembang.

4.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah berisi pertanyaan yang akan dijawab dalam
penelitian, dan alasan diajukan pertanyaan. Berdasarkan uraian latar
belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah dari penelitian
ini adalah “bagaimana pengaruh kualitas produk Seblak Jeletot Hasan
terhadap keputusan pembelian?”.

4.3 Batasan Masalah


Mengingat keterbatasan waktu dan biaya, penulis membatasi kualitas
produk hanya pada variabel kinerja, fitur, dan estetika. Sedangkan,
keputusan pembelian hanya pada pengenalan masalah, pencarian informasi,
evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian.

4.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian


4.4.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas produk
Seblak Jeletot Hasan terhadap keputusan pembelian.
4.4.2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi
pembacanya, yang terurai sebagai berikut:
4.4.2.1 Kegunaan Teoritis
a. Sebagai bahan informasi bagi pengembangan ilmu
pengetahuan, khususnya tentang kualitas produk.
8

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk


penelitian selanjutnya mengenai keputusan pembelian.
4.4.2.2 Kegunaan Praktisi (Seblak Jeletot Hasan)
a. Sebagai bahan pertimbangan Seblak Jeletot Hasan
dalam memberikan dan menjaga kualitas produk.
b. Sebagai informasi untuk mengetahui apa saja yang
mempengaruhi keputusan pembelian di Seblak Jeletot
Hasan.

5. TINJAUAN PUSTAKA
5.1 Kualitas Produk
5.1.1 Pengertian Kualitas Produk
Produk adalah segala sesuatu baik yang bersifat fisik maupun
non fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Menurut Sudaryono
(2016:207), produk merupakan sesuatu yang ditawarkan ke pasar
untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga
dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. Sedangkan menurut
Tjiptono (2015:231), produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan
produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau
dikonsumsi pasar sebagai pemenuh kebutuhan atau keinginan pasar
yang bersangkutan. Produk bersifat kompleks, baik dapat diraba
maupun tidak diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise
perusahaan, pelayan, dan pengecer, yang diterima pembeli untuk
memuaskan keinginan dan kebutuhan dari pembeli. Dari definisi
diatas dapat dipahami bahwa produk merupakan segala sesuatu
yang diciptakan oleh pelaku usaha agar dapat ditawarkan untuk
mendapatkan perhatian dalam memuaskan keinginan dan
kebutuhan konsumen.
Kualitas adalah keseluruhan karakteristik produk dan jasa
yang meliputi marketing, manufacture, dan maintenance, di mana
9

produk dan jasa tersebut dalam pemakaiannya akan sesuai dengan


kebutuhan dan harapan pelanggan, kesesuaian antara tujuan dan
manfaatnya. Menurut Thamrin dan Francis (2013:44), kualitas
adalah keseluruhan ciri dan karakteristik suatu barang atau jasa
yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan
kebutuhan yang dinyatakan maupun tersirat. Sedangkan menurut
Kotler dan Keller (2016:164), kualitas produk adalah kemampuan
suatu barang untuk memberikan hasil atau kinerja yang sesuai
bahkan melebihi daripada keiinginan pelanggan. Dari definisi
diatas dapat dipahami bahwa kualitas produk adalah suatu penilaian
pembeli terhadap keunggulan menyeluruh dari suatu produk
sampai tingkat apa produk tersebut memenuhi kepuasan pembeli,
kepuasan yang nantinya akan berpengaruh pembelian ulang pada
produk tersebut. Berikut 8 dimensi kualitas produk menurut
Garvin dalam Tjiptono (2012:170-172), yaitu:
a. Kinerja (Performance), yaitu karakteristik dasar dari suatu
produk.
b. Fitur (Features), yaitu karakteristik pelengkap khusus yang
dapat menambah pengalaman pemakaian produk.
c. Keandalan (Reliability), yaitu probabilitas terjadinya kegagalan
atau kerusakan produk dalam periode waktu tertentu, semakin
kecil kemungkinan terjadi kerusakan maka semakin andal
produk yang bersangkutan.
d. Konformasi (Conformance), yaitu tingkat kesesuaian produk
dengan standar yang telah ditetapkan.
e. Daya Tahan (Durability), yaitu jumlah pemakaian produk
sebelum produk bersangkutan harus diganti, semakin besar
frekuensi pemakaian normal yang dimungkinkan, semakin
besar pula daya tahan produk.
f. Kemampuan Pelayanan (Serviceability), yaitu kecepatan dan
kemudahan untuk direparasi, serta kompetensi dan keramahan
staf pelayanan.
g. Estetika (Aesthetics), yaitu menyangkut penampilan produk
yang dapat dinilai dengan panca indera (rasa, aroma, suara, dan
seterusnya)
h. Persepsi Terhadap Kualitas (Perceived Quality), yaitu kualitas
yang dinilai berdasarkan reputasi penjual, kualitas yang dinilai
disini ialah nama baik dari orang yang menawarkan produk.
10

5.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Produk


Setiap pelaku usaha mempunyai tujuan yang ditetapkan
karena tujuan itulah yang akan memberikan arah bagi kegiatan
yang akan dilakukan serta digunakan untuk mengukur efektivitas
kegiatannya. Mutu suatu produk dipengaruhi oleh beberapa faktor,
di mana faktor-faktor ini akan menentukan bahwa suatu produk
dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan. Menurut Wijaya
(2018:13), faktor-faktor tersebut antara lain:
a. Desain yang bagus, desain harus orisinil dan memikat cita rasa
konsumen.
b. Keunggulan dalam persaingan, produk harus unggul, baik
dalam fungsi maupun desainnya dibanding produk-produk lain
yang sejenis.
c. Daya tarik fisik, produk harus menarik panca indera (menarik
untuk disentuh atau dirasakan), harus dicap dengan baik, dan
harus indah.
d. Keaslian, produk turunan atau tiruan menunjukkan kualitas
turunan yang tidak sebaik produk original atau pertama.

5.2 Keputusan Pembelian


5.2.1 Pengertian Keputusan Pembelian
Menurut Alma (2016:96), mengemukakan bahwa keputusan
pembelian adalah suatu keputusan konsumen yang dipengaruhi
oleh ekonomi keuangan, teknologi, politik, budaya, produk, harga,
lokasi, promosi, physical evidence, people, process. Sehingga
membentuk sikap pada konsumen untuk mengolah segala informasi
dan mengambil kesimpulan berupa respons yang muncul produk
apa yang akan dibeli.
Menurut Tjiptono (2015:21), mendefinisikan keputusan
pembelian konsumen merupakan sebuah proses dimana konsumen
11

mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau


merek tertentu.
Sedangkan, menurut Kotler dan Keller (2016:194)
menyatakan keputusan pembelian konsumen merupakan bagian
dari perilaku konsumen yaitu studi tentang bagaimana individu,
kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan
bagaimana barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan mereka.
Kotler dalam Tjiptono (2019:20), berpendapat bahwa pihak-
pihak yang terlibat dalam keputusan pembelian, yaitu:
a. Pencetus Ide (Initiator), yaitu orang yang pertama kali
menyadari adanya keinginan atau kebutuhan yang belum
terpenuhi, dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang
atau jasa tertentu.
b. Pemberi Pengaruh (Influencer), nasihat atau pendapatan
mempengaruhi keputusan pembelian.
c. Pengambilan Keputusan (Decider), yaitu orang yang
menentukan keputusan pembeli.
d. Pembeli (Buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian.
e. Pemakai (User), yaitu orang yang mengkonsumsi atau
menggunakan barang atau jasa yang dibeli.

5.2.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian


Proses pengambilan keputusan bukanlah berakhir dengan
pembelian, namun berlanjut hingga pembelian tersebut menjadi
pengalaman bagi konsumen dalam menggunakan prooduk yang
dibeli. Pengalaman itu akan menjadi bahan pertimbangan untuk
pengambilan keputusan pembelian di masa depan. Berikut ini
proses pengambilan keputusan menurut Kotler dan Armstrong
(2012:176), yaitu:
a. Pengenalan Masalah
Pengenalan kebutuhan terjadi ketika konsumen secara
tepat menentukan kebutuhan mereka. Konsumen mungkin
merasa kehilangan sesuatu dan perlu mengatasi masalah ini
untuk mengisi kekosongan tersebut.
b. Pencarian informasi
12

Tahap pencarian informasi dalam proses keputusan


pembeli cenderung berubah secara terus-menerus karena
konsumen membutuhkan semakin banyak informasi tentang
produk yang dapat memuaskan kebutuhan mereka. Informasi
juga dapat diperoleh melalui rekomendasi dari orang-orang
yang memiliki pengalaman sebelumnya dengan produk.
Informasi produk dan jasa dapat diperoleh melalui beberapa
sumber seperti:
1) Sumber komersial: iklan, kampanye promosi, tenaga
penjualan atau kemasan produk tertentu.
2) Sumber pribadi: Kebutuhan didiskusikan dengan keluarga
dan teman yang memberikan rekomendasi produk.
3) Sumber publik: Radio, surat kabar dan majalah.
4) Sumber pengalaman: Pengalaman pelanggan sendiri dalam
menggunakan merek tertentu.
c. Evaluasi Alternatif
Langkah ini melibatkan evaluasi berbagai alternatif yang
tersedia di pasar bersama dengan siklus hidup produk. Setelah
ditentukan oleh pelanggan apa yang dapat memuaskan
kebutuhan mereka, mereka akan mulai mencari pilihan terbaik
yang tersedia. Evaluasi ini dapat didasarkan pada berbagai
faktor seperti kualitas, harga atau faktor lain yang penting bagi
pelanggan.
d. Keputusan Pembelian
Ketika semua tahapan di atas telah dilalui, kini
pelanggan akhirnya memutuskan untuk melakukan keputusan
pembelian. Pada tahap ini, konsumen telah mengevaluasi
semua fakta dan telah sampai pada kesimpulan logis yang
didasarkan pada pengaruh dari kampanye pemasaran atau pada
hubungan emosional atau pengalaman pribadi atau kombinasi
keduanya.
e. Perilaku Pasca Pembelian
Pembelian produk dilanjutkan dengan evaluasi pasca
pembelian yang mengacu pada analisis apakah produk tersebut
bermanfaat bagi konsumen atau tidak. Jika produk telah sesuai
dengan harapan pelanggan, mereka akan berfungsi sebagai duta
merek yang dapat mempengaruhi konsumen potensial lainnya
yang akan meningkatkan basis pelanggan merek tertentu. Hal
yang sama berlaku untuk pengalaman negatif. Namun, hal itu
dapat menghentikan perjalanan calon pelanggan menuju
produk.
13

6. METODOLOGI PENELITIAN
6.1 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Restoran Seblak Jeletot Hasan yang
berlokasi di Jalan PDAM, Bukit Lama, Palembang. Adapun objek yang
diteliti adalah pelanggan yang melakukan pembelian produk Seblak.
6.2 Model Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengaruh
variabel bebas terhadap keputusan pembelian yang telah diuraikan
sebelumnya, dapat digambarkan sebagai berikut:

Kinerja
(X1)

Fitur Keputusan Pembelian


(X2)
(Y)

Estetika
(X3)

Gambar 1.4 Kerangka Berpikir

6.3 Jenis dan Sumber Data


6.3.1 Jenis Data
Jenis data yang penulis gunakan yaitu, data kuantitatif. Data
kuantitatif, merupakan jenis data yang dapat diukur atau dihitung
secara langsung, yang berupa informasi atau penjelasan yang
dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka. Dalam hal ini,
penulis menggunakan Skala Likert untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial seseorang. Skala ini menilai sikap atau tingkah laku yang
diinginkan oleh para peneliti dengan cara mengajukan beberapa
pertanyaan kepada responden. Kemudian responden diminta
memberikan pilihan jawaban atau respons terhadap skala ukur yang
14

disediakan. Skor yang diberikan untuk masing-masing responden


adalah sebagai berikut:
Tabel 1.2
Skala Likert

Respon Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: Sugiyono (2016:107)
6.3.2 Sumber Data
a. Data Primer
Menurut Sugiyono (2016:456), data primer yaitu
sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Data primer yang penulis peroleh dengan
menyebarkan kuesioner mengenai pengaruh kualitas produk
terhadap keputusan pembelian.
b. Data Sekunder
Menurut Wardiyanta dalam Sugiarto (2017:87), data
sekunder merupakan informasi yang diperoleh tidak secara
langsung dari narasumber melainkan dari pihak ketiga. Data
sekunder yang penulis peroleh adalah data yang diperoleh dari
Seblak Jeletot Hasan berupa sejarah perusahaan, visi misi, dan
sebagainya. Selain itu, data sekunder juga diperoleh dari
berbagai macam referensi berupa buku, jurnal, internet, dan
hasil dari penelitian terdahulu.

6.4 Metode Pengumpulan Data


Dalam melakukan penelitian ini penulis melakukan teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
15

a. Wawancara (Interview), dilakukan dengan pemilik Seblak Jeletot Hasan


untuk mendapat keterangan data dan informasi lainnya yang diperlukan.
b. Angket (Kuesioner), diberikan kepada pelanggan untuk mengetahui
tanggapan responden terhadap kualitas produk Seblak Jeletot Hasan
yang mempengaruhi minat beli konsumen.

6.5 Populasi dan Sampel


6.5.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2016:135), populasi merupakan wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam
penelitian ini yang menjadi populasi adalah konsumen yang
membeli di Seblak Jeletot Hasan, sebanyak 166 konsumen. Berikut
adalah tabel data jumlah konsumen Seblak Jeletot Hasan:
Tabel 1.3
Data Jumlah Konsumen Tahun 2019-2021

No. Tahun Jumlah Konsumen


1. 2019 122
2. 2020 143
3. 2021 166
Sumber: Seblak Jeletot Hasan, 2022
6.5.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2015:73), sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk
menghitung sampel yang ada, maka digunakan rumus Slovin sebagai
berikut:
16

Dimana:
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
e : batas tolerasi kesalahan
dengan menggunakan batas toleransi kesalahan 10%, maka
ukuran sampel adalah:

Berdasarkan hasil perhitungan yang didapat dari rumus Slovin


diatas, jika hasilnya dibulatkan maka jumlah sampel adalah 52
konsumen.
6.5.3 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu accidental sampling. Menurut Sugiyono (2015:81),
Sampling Insidental/Accidental Sampling adalah teknik penentuan
sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja konsumen yang
secara kebetulan bertemu dengan penulis dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok
sebagai sumber data. Penulis menggunakan accidental sampling
karena penulis menyebarkan angket/kuesioner kepada setiap
konsumen dan sampel yang digunakan ditentukan dengan kriteria
yaitu responden yang pernah melakukan pembelian produk di
Seblak Jeletot Hasan.

6.6 Hipotesis Penelitian


Menurut Sugiyono (2015), hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian
telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Adapun hipotesis yang
digunakan sebagai berikut:
: Variabel kualitas produk (X) tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap keputusan pembelian (Y).
17

: Variabel kualitas produk (X) berpengaruh secara signifikan


terhadap keputusan pembelian (Y)

6.7 Definisi Operasional Variabel


a. Variabel Bebas (Independent Variable), adalah variabel stimulus atau
variabel yang mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini yang
termasuk variabel bebas adalah kualitas produk (X).
b. Variabel terikat (Dependent Variable), adalah variabel yang
memberikan reaksi jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel
terikat merupakan variabel yang diamati dan diukur untuk menentukan
pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah keputusan pembelian (Y).

6.8 Uji Instrumen Penelitian


6.8.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya
suatu kuesioner. Langkah selanjutnya adalah secara statistik, angka
korelasi diperoleh dengan membandingkan angka bebas korelasi
nilai r yang menunjukkan valid. Pada penelitian ini uji validitas
akan dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statistical Product
for Service Solutions).
6.8.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel. Pada penelitian ini, penulis
melakukan pengujian reliabilitas dengan menggunakan rumus
koefisien Alpha Cronbach dengan program SPSS (Statistical
Product for Service Solutions). Untuk mengetahui kuesioner
tersebut sudah reliabel akan dilakukan pengujian reliabilitas
kuesioner dengan bantuan program komputer SPSS. Kriteria
penilaian uji reliabilitas adalah:
18

a. Apabila hasil koefisien Alpha lebih besar dari taraf signifikansi


60% atau 0,6 maka kuesioner tersebut reliabel.
b. Apabila hasil koefisien Alpha lebih kecil dari taraf signifikansi
60% maka kuesioner tersebut tidak reliabel.

6.9 Analisis Data


Analisis data yang digunakan oleh penulis menggunakan metode
penelitian kuantitatif, dengan menggunakan Skala Likert. Laporan akhir ini
terdapat 2 variabel, yaitu variabel X dan variabel Y. Di mana variabel X
adalah kualitas produk, sedangkan variabel Y adalah keputusan pembelian.
6.9.1 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)
Koefisien determinasi (Adjusted R Square) melihat
kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variabel terikat dan
proporsi dan variabel terikat yang diterangkan oleh variasi dan
variabel-variabel bebasnya. Jika Adjusted R Square yang diperoleh
dari hasil perhitungan menunjukkan semakin besar (mendekati satu),
maka dapat dikatakan bahwa sumbangan dari variabel bebas
terhadap variasi variabel terikat semakin besar. Hal ini berarti
model yang digunakan semakin besar untuk menerangkan variabel
terikatnya. Sebaliknya jika Adjusted R Square menunjukkan
semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan semakin lemah
untuk menerangkan variasi variabel terikat.
6.9.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji F pada dasarnya dilakukan untuk menunjukkan apakah
semua variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Pada
pengujian ini menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% atau
0,05. Dalam melakukan Uji F, digunakan penyusunan hipotesis
yang akan diuji, berupa:
= Tidak ada pengaruh antara variabel kinerja (X1), fitur (X2),
dan estetika (X3) terhadap variabel keputusan pembelian
19

(Y) pada Seblak Jeletot Hasan.


= Ada pengaruh antara variabel kinerja (X1), fitur (X2),
dan estetika (X3) terhadap variabel keputusan pembelian
(Y) pada Seblak Jeletot Hasan.
6.9.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji T)
Uji T merupakan cara yang digunakan untuk menguji
signifikansi dari variasi hubungan antara variabel X dan Y, apakah
variabel X (kualitas produk) benar-benar berpengaruh secarah
parsial terhadap variabel Y (keputusan pembelian). Dalam
melakukan Uji T, digunakan penyusunan hipotesis yang akan diuji,
berupa:
a. = Variabel kinerja tidak berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap variabel keputusan
pembelian.
= Variabel kinerja berpengaruh signifikan secara
parsial terhadap variabel keputusan pembelian.
b. = Variabel fitur tidak berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap variabel keputusan
pembelian.
= Variabel fitur berpengaruh signifikan secara
parsial terhadap variabel keputusan pembelian.
c. = Variabel estetika tidak berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap variabel keputusan
pembelian.
= Variabel estetika berpengaruh signifikan secara
parsial terhadap variabel keputusan pembelian.
6.9.4 Analisis Regresi Linier Berganda
Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah
metode analisis kuantitatif di mana untuk mencapai tujuan utama
yaitu menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap keputusan
konsumen dalam melakukan pembelian adalah dengan
20

menggunakan analisis regresi berganda (Multiple Regresional


Analysis). Regresi dilakukan terhadap model yang memiliki lebih
dari satu variabel bebas, untuk diketahui pengaruhnya terhadap
variabel terikat (Santoso, 2013). Pada penelitian ini menggunakan
alat bantu program statistik SPSS untuk mempermudah proses
pengolahan data-data penelitian dari program tersebut, selanjutnya
akan didapatkan hasil berupa pengolahan dari data yang telah
dikumpulkan, kemudian hasil pengolahan data tersebut
diinterprestasikan dan akan dilakukan analisis. Setelah dilakukan
analisis barulah kemudian diambil sebuah kesimpulan sebagai
sebuah hasil dari penelitian.
+e
Dimana:
Y = Keputusan pembelian (variabel terikat)
X1 = Variabel kinerja (variabel bebas)
X2 = Variabel fitur (variabel bebas)
X3 = Variabel estetika (variabel bebas)
a = Konstanta
= Koefisien regresi variabel kinerja
= Koefisien regresi variabel fitur
= Koefisien regresi variabel estetika

7. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam penulisan ini akan digunakan sistematika penulisan yang terdiri dari
lima bab, yang masing-masing bab mempunyai hubungan yang erat satu sama
lain. Adapun sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
21

1.4.1 Tujuan Penelitian


1.4.2 Manfaat Penelitian
1.4.2.1 Kegunaan Teoritis
1.4.2.2 Kegunaan Praktisi
1.5 Metodelogi Penelitian
1.5.1 Ruang Lingkup Penelitian
1.5.2 Model Penelitian
1.5.3 Jenis dan Sumber Data
1.5.3.1 Jenis Data
1.5.3.2 Sumber Data
1.5.4 Metode Pengumpulan Data
1.5.5 Populasi dan Sampel
1.5.5.1 Populasi
1.5.5.2 Sampel
1.5.5.3 Teknik Pengambilan Sampel
1.5.6 Hipotesis Penelitian
1.5.7 Definisi Operasional Variabel
1.5.8 Uji Instrumen Penelitian
1.5.8.1 Uji Validitas
1.5.8.2 Uji Reliabilitas
1.5.9 Analisis Data
1.5.9.1 Analisis Regresi Linier Berganda
1.5.9.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji T)
1.5.9.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
1.5.9.4 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemasaran
2.1.1 Pengertian Pemasaran
2.1.2 Fungsi Pemasaran
2.1.3 Tujuan Pemasaran
2.1.4 Bauran Pemasaran
22

2.2 Kualitas Produk


2.2.1 Pengertian Produk
2.2.2 Pengertian Kualitas Produk
2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Produk
2.3 Keputusan Pembelian
2.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian
2.3.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
BAB III KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Sejarah Singkat Perusahaan
3.2 Visi dan Misi Perusahaan
3.2.1 Visi Perusahaan
3.2.2 Misi Perusahaan
3.3 Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas
3.3.1 Struktur Organisasi
3.3.2 Pembagian Tugas
3.4 Produk dan Harga Jual
3.5 Karakteristik Responden
3.5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
3.5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
3.5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
3.6 Penilaian Responden
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji Instrumen Penelitian
4.1.1 Uji Validitas
4.1.2 Uji Reliabilitas
4.2 Analisis Data
4.2.1 Uji Koefisien Determinasi ( )
4.2.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
4.2.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji T)
4.2.4 Analisis Regresi Linier Berganda
23

4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengaruh Kinerja Terhadap Keputusan Pembelian
4.3.2 Pengaruh Fitur Terhadap Keputusan Pembelian
4.3.3 Pengaruh Estetika Terhadap Keputusan Pembelian
4.3.4 Pengaruh Kinerja, Fitur, Estetika Terhadap Keputusan
Pembelian pada Seblak Jeletot Hasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

8. JADWAL PENYUSUNAN LAPORAN AKHIR


Penulisan laporan akhir ini akan selesai dalam jangka waktu 4 bulan,
dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel 8.1
Jadwal Penyusunan Laporan Akhir

BULAN
KEGIATAN MARET APRIL MEI JUNI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Proposal
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
24

9. RINCIAN BIAYA
Rincian anggaran biaya yang penulis perkirakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Tabel 9.1
Rincian Biaya Laporan Akhir

No. Keterangan Jumlah Harga Satuan Total


1. Tinta Printer 4 Rp90.000,- Rp360.000,-
2. Kertas A4 80 gram 2 Rp50.000,- Rp100.000,-
3. Map Kertas 5 Rp 2.000,- Rp 10.000,-
4. Biaya Transportasi - - Rp100.000,-
5. Biaya Internet - - Rp100.000,-
6. Fotocopy Laporan Akhir - - Rp100.000,-
7. Jilid Laporan Akhir - - Rp100.000,-
Jumlah Rp870.000,-
25

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah T. & Francis T. 2013. Manajemen Pemasaran. cet. II. Jakarta:


PT RajaGrafindo Persada.

Alma, B. 2016. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta

Kotler & Keller. 2016. Marketing Management, 15th. Edition New Jersey:
Pearson Pretice Hall, Inc.

Sudaryono. 2016. Manajemen Pemasaran Teori dan Implementasi. Yogyakarta:


Andi.

Sugiarto. 2017. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Tjiptono, F. 2012. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi.

Tjiptono, F. 2015. Strategi Pemasaran, Edisi 4. Yogyakarta: Andi.

Wijaya, T. 2018. Manajemen Kualitas Jasa, Edisi Kedua. Jakarta: PT Indeks.

Anda mungkin juga menyukai