JUDUL KEGIATAN
SOSIALISASI PENGUATAN NILAI-NILAI HUKUM DALAM RANGKA
MEMBENTUK KARAKTER TAAT DAN TERTIB HUKUM DALAM LINGKUP
SOSIAL MASYARAKAT
Oleh:
Hukum adalah suatu sistem yang dibuat manusia untuk membatasi tingkah laku manusia
agar dapat terkontrol, selain itu hukum juga merupakan aspek terpenting dalam pelaksanaan atas
rangkaian kekuasaan kelembagaan. Hukum mempunyai tugas untuk menjamin adanya kepastian
hukum dalam masyarakat. Setiap masyarakat berhak mendapatkan pembelaan didepan hukum,
sehingga hukum itu memuat peraturan atau ketentuan-ketentuan tertulis maupun tidak tertulis
yang mengatur kehidupan masyarakat dan apabila melanggar akan mendapatkan sanksi.
Dimasa sekarang banyak terjadi pelanggaran hukum, hal tersebut dapat kita lihat dengan
banyaknya pelanggaran hukum, baik pelanggaran kejahatan, maupun perbuatan melawan hukum,
dan ingkar janji (Wanprestasi) ataupun penyalahgunaan hak. Juga pelanggaran-pelanggaran
lainnya seperti penipuan, penjambretan, penodongan, pembunuhan, tabrak lari dan lain
sebagainya.Ironisnya ialah bahwa sebagian warga negara tidak semua paham akan hukum, baik
itu petugas penegak hukum atau bukan. Pelanggaran hukum setiap tahunnya mengalami
peningkatan sekitar 78,2%, kejahatan atau pelanggaran itu dilakukan dari berbagai kalangan.
Negara Indonesia merupakan negara hukum (Pasal 1 ayat 3 UUD 1945), namun banyak
warga negara yang melanggar hukum atau peraturan tersebut. Peraturan yang sudah disepakati,
diberlakukan serta diterapkan dalam masyarakat, masih banyak yang dilanggar. Hal tersebut tidak
hanya di kalangan pemerintah, masyarakat, tetapi juga menyebar ke instansi termasuk lembaga
pendidikan atau sekolah-sekolah. Ketaatan hukum merupakan bagian dari hukum itu sendiri,
sehingga mendorong untuk dilakukan penelitian mengenai pemahaman dan ketaatan hukum di
masyarakat khususnya pada kelurahaan Anawai kecamatan Wua-wua , Kota Kendari, Alasan di
pilihnya topik ketertiban hukum karena banyak terjadi pelanggaran pada masa ini di mana
masyarakat hanya paham hukum tapi belum memiliki kesadaran hukum,
BAB III
DASAR PENGETAHUAN
A. Definisi Hukum
Definisi hukum adalah kumpulan peraturan yang mengatur tingkah laku manusia di dalam
masyarakat dan terdapat sanksi bagi para pelanggarnya. Hukum mempunyai sifat memaksa,
mengikat, dan mengatur hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan masyarakat, serta
masyarakat dengan masyarakat.
Tujuan dibentuknya hukum adalah untuk dapat menciptakan kebaikan, menjamin keadilan,
dna ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat. Hukum juga dapat dijadikan sebagai sebuah alat
untuk menciptakan tatanan suatu kelompok bangsa dan berlaku pada suatu wilayah tertentu. Salah
satu pendapat berasumsi bahwa sistem hukum di Indonesia bukanlah sistem hukum yang asli,
melainkan sebuah campuran antara hukum adat, hukum Eropa, dan hukum agama. Belanda
memiliki pengaruh yang sangat besar dalam proses pembuatan hukum nasional, karena Belanda
pernah menjajah Indonesia dalam waktu yang sangat lama.
Secara umum, unsur-unsur hukum dapat di artikan sebagai semual hal yang membuat hukum
terbentuk. Dimana, ada 4 unsur hukum yang harus ada dalam suatu pengertian dan perumusan
suatu hukum yaitu :
Pada hakikatnya hukum diciptakan untuk mengatur tingkah laku atau tindakan manusia dalam
kehidupan bermasyarakat yang di dalamnya berisikan bermacam perintah maupun larangan.
Peraturan hukum ditetapkan oleh lembaga atau badan yang berwenang. Jadi tidak setiap orang
atau lembaga memiliki hak dan kewenangan untuk membuat produk hukum, dimana hanya badan
resmi yang berwenang dan ditentukan berdasarkan kesepakatan yang boleh membuatnya.
Contohnya adalah KUHP dibuat oleh lembaga resmi negara bukan oleh pihak swasta.
Dalam hal ini setiap orang wajib hukumnya untuk mematuhi setiap aturan yang ada tanpa
terkecuali. Hal tersebut yang membedakan hukum dengan norma lain yang berlaku di dalam
masyarakat. Hukum tidak melihat golongan, suku maupun ras.
4. Hukum terdapat sanksi tegas
Unsur terakhir dalam produk hukum adalah adanya sanksi yang tegas. Sanksi ini diatur di
dalamperundang-undangan yang telah disepakati bersama. Ketika orang melanggar peraturan
yang telah ditetapkan maka akan mendapatkan sanksi yang membuat jera seperti penjara,
denda, bahkan hukuman mati. Contohnya, sanksi bagi para pelanggar lalu lintas akan
mendapatkan sanksi tilang maupun denda.
Sumber hukum adalah segala apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang
mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa. Yakni aturan-aturan yang kalau dilanggar
mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata, sedangkan tertib hukum adalah pandangan
hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita moral yang meliputi suasana kejiwaan
serta watak dari bangsa Indonesia yang ketertiban artinya aturan peraturan, kesopanan,
perikelakuan yang baik dalam pergaulan, keadaan serta teratur baik.
a. Adapun yang dimaksud dengan Sumber Hukum ialah: Segala apa saja yang menimbulkan
aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yakni aturan-aturan yang
kalau dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata;
b. Sumber Hukum itu dapat ditinjau dari segi Material dan segi Formal:
1. Sumber-sumber Hukum dari segi material, dapat ditinjau lagi dari berbagai sudut, misalnya
dari sudut ekonomi, sejarah, sosiologi, filsafat dan sebagainya. Contohnya:
a. Seorang ahli ekonomi akan mengatakan, bahwa kebutuhan kebutuhan ekonomi
dalam masyarakat itulah yang menyebabkan timbulnya hukum;
b. Seorang ahli kemasyarakatan (sosiolog) akan mengatakan bahwa yang menjadi
sumber hukum ialah peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.
2. Sumber-Sumber Hukum Formal antara lain:
a. Undang-undang (statute);
b. Kebiasaan (costum);
c. Keputusan-keputusan Hakim (jurisprudensi);
d. Traktat (treaty);
e. Pendapat Sarjana Hukum (doktrin).
3. Undang-Undang.
Undang-undang ialah suatu peraturan negara yang mempunyai kekuatan hukum yang
mengikat dan dipelihara oleh penguasa negara, undang-undang juga peraturan Hukum tertinggi
dinegara.
a. Undang-undang dalam arti formal: setiap keputusan pemerintah yang merupakan undang-
undang kerena cara pembuatanya (misalnya: dibuat oleh pemerintah bersama-sama dengan
Parlemen).
b. Undang-undang dalam arti material: setiap keputusan Pemerintah yang menurut isinya
mengikat langsung setiap penduduk.
Syarat-syarat berlakunya suatu undang-undang:
Syarat mutlak untuk berlakunya suatu undang-undang ialah diundangkan dalam Lembaran
Negara (LN) oleh Menteri/Sekertaris Negara (dahulu: Menteri Kehakiman). Tanggal
berlakunya suatu undang-undang menurut tanggal yang ditentukan dalam undang-undang itu
sendiri. Jika tanggal berlakunya disebutkan dalam undang-undang, maka undang-undang itu
mulai berlaku 30 hari sesudah diundangkan dalam L.N untuk Jawa dan Madura, dan untuk
daerah lain-lainnya beru berlaku 100 hari setelah perundangan dalam L.N. setelah syarat
tersebut dipenuhi, maka “SETIAP ORANG DIANGGAP TELAH MENGETAHUI ADANYA
SESUATU UNDANG-UNGANG”. Hal ini berarti jika ada seseorang yang melanggar
Undang-undang tersebut, ia tidak diperkenankan membela atau membebaskan diri dengan
alasan apapun.
1. Jangka waktu berlaku yang telah ditentukan oleh undang-undang itu sudah lampau;
2. Keadaan atau hal untuk mana undang-undang itu diadakan sudah tidak lagi ada.
3. Undang-undang itu dengan tegas dicabut oleh instansi yan membuat atau instansi yang lebih
tinggi.
a. Telah diadakan undang-undang yang baru yang isinya bertentangan dengan undang-undang
yang dulu berlaku.
Yang dimaksud dengan Lembaran Negara itu ialah suatu lembaran (kertas) tempat
mengundangkan (mengumumkan) semua peraturan-peraturan negara dan pemerintah agar
sah berlaku. Misalnya:
1. L.N. tahun 1962 No. 1 (L.N. 1962/1).
2. L.N. tahun 1962 No. 2 (L.N. No. 2 tahun 1962).
Contoh:
Kebiasaan ialah perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang dalam hal yang
sama. Apabila suatu kebiasaan tertentu diterima oleh masyarakat, dan kebiasaan itu selalu
berulang-ulang dilakukan sedemikian rupa, sehingga tindakan yang berlawanan dengan
kebiasaan itu dirasakan sebagai pelanggaran Hukum, maka demikian timbulah kebiasaan
hukum, yang oleh pergaulan hidup dipandang sebagai hukum. Contohnya: apabila seorang
Komisioner sekali menerima 10% dari hasil atau pembelia sebagai upah dan hal ini terjadi
berulang-ulang dan komisioner yang lainpun juga menerima upah yang sama yaitu 10% maka
dari itu lambat laun kebiasaan (usance) berkembang menjadi Hukum Kebiasaan.
Pendapat para Sarjana Hukum yang ternama juga mempunyaikekuasaan dan berpengaruh
dalam pengambilan keputusan oleh Hakim. Dalam Jurisprudensi terlihat bahwa hakim sering
berpegang pada pendapat seorang atau beberapaSarjana Hukum yang terkenal dalam Ilmu
Pengetahuan Hukum. Hakim sering menyebut (mengutip) pendapat seorang sarjana hukum
mengenai soal yang harus diselesaikan. Terutama dalam hubungan internasional pendapat-
pendapat para Sarjana Hukum berpengaruh yang besar. Bagi Hukum Internasionalpendapat
para Sarjana Hukum merupakan sumber hukum yang sangat penting.
MahkamahInternasional dalam Piagam Mahkamah Internasional (Statute of the International
Court of Justice) pasal 38 ayat 1 mengakui, bahwa dalam menimbang dan memutuskan suatu
perselisihan dapat dipergunakan beberapa pedoman yangantara lain:
Jika hendak ditelaah dari beberapa point di atas mengenai bagaimana kesadaran hukum itu
bisa berjalan, maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk membuat keempat point itu
berjalan sebagai mana mestinya dan membuat kesadaran hukum muncul. Beberapa point
tersebut antara lain;
Tindakan. Hal ini menjadi salah satu cara utama dan pertama untuk menanamkan
kesadaran hukum pada masyarakat. Tindakan bisa dalam bentuk hukuman jika melanggar
hukum, dan penghargaan bagi yang menaati hukum.
Pendidikan. Segala hal tentang pengetahuan, pemahaman, kesadaran hukum orang lain,
dan menerima hukum, harus disampaikan dengan cara yang tepat. Pendidikan adalah salah
satu carayang tepat untuk menyampaikannya. Hal ini tentunya bisa dimulai dari lingkaran
keluarga, laluke sekolah dan baru kemudian ke masyarakat secara luas.
Kampanye. Kampanye juga merupakan salah satu bentuk pengenalan terhadap hukum.
Ketika seseorang mengenal tentang hukum, ganjarannya ketika mereka melanggar dan
penghargaan yang mereka dapatkan ketika mereka mentaati, maka mereka akan bisa
memiliki kesadaran atashukum itu sendiri.
BAB IV
RENCANA LUARAN YANG DIHASILKAN
Adapun jenis luaran yang akan dihasilkan dalam pelaksanaan PKM ini yaitu sebagai
berikut:
1. Pembagian Masker: 25 box masker;
2. Kerja bakti di lingkungan sekitaran kelurahan Anawai sehingga tercipta lingkungan
bersih dan sehat;
3. Pembuatan dan Pemasangan banner tentang Taat dan Tertib Hukum;
4. Pembuatan dan pemasangan spanduk sosialisasi dan spanduk PKM
5. MOA (Memorandum Of Agreement) Kerjasama Prodi Ilmu Hukum Dan Kelurahan Anawai
Adapun uraian kegiatan PKM yang telah dilaksanakan selama empat minggu adalah
sebagai berikut:
Tahapan Kegiatan
Mahasiswa Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Sulawesi Tenggara
Fakultas Hukum mengikuti kegiatan pembekalan di kampus Universitas Sulawesi
Tenggara di gedung WTC Unsultra yang di pimpin oleh Rektor Unsultra Prof.Dr.Ir. Andi
bahrun, M.Sc.Agric. dan mengikuti pembekalan di gedung Peradilan Fakultas Hukum
yang di pimpin oleh Dekan Fakultas Hukum Unsultra Dr.La Niasa.,S.,H.,M.H. Pada
tanggal 17 Januari 2022.
Hasil Yang Diperoleh
Dengan mengikuti Pembekalan kegiatan PKM, mahasiswa akan memperoleh
pengalaman hidup bermasyarakat serta dapat mengembangkan dan menerapkan
pengetahuan akademik. Keberhasilan program kegiatan diukur dari sejauh mana
mahasiswa mempunyai pemahaman permasalahan yang ada dalam masyarakat, mencari
alternatif solusinya, melakukan sosialisasi, komunikasi, dan koordinasi dengan berbagai
pihak untuk merealisasikan solusi yang dipilihnya.
b) Kegunaan hasil pendidikan dan penelitian bagi pembangunan pada umumnya dan
pembangunan daerah pedesaan pada khususnya.
Tahapan Kegiatan
Tahapan Hasil
Total 1.780.000
Tahapan Kegiatan
Tahapan Hasil
Tahapan Kegiatan
Tahapan Hasil
Total 375.000
PENUTUP
1. KESIMPULAN
2. SARAN
https://guruppkn.com/cara-menanamkan-kesadaran-hukum-pada-warga-masyarakat
https://www.law-justice.co/artikel/61689/begini-cara-menanamkan-kesadaran-hukum-
di-masyarakat---/
artikel_hukum/detail/kesadaran-hukum-sejak-dini-bagi-masyarakat
LAMPIRAN