Disusun Oleh:
Nama :AULIA
NPM : 231055201013
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita,
Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan pengikut setianya.
Makalah ini kami susun sebagai salah satu tugas akademik dalam rangka
memenuhi mata kuliah algoritma dan pemrograman 2 di universitas ibnu sina.
Makalah ini membahas tentang konsep dasar algorotma,flochart,pseudocode dan
diagram alur data, adalah sebuahtopik yang menjadi perhatian penting dalam mata
kuliah algoritma dan pemrograman 2 . dalam menyusun makalah ini, kami telah
berusaha semaksimal mungkin untuk mengumpulkan informasi yang relevan dan
menyajikannya dengan jelas dan sistematis. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam
penyelesaian makalah ini.Kami menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari
kekurangan, baik dari segi isi maupun penyajian.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kamiharapkan
demi perbaikan di masa yang akan datang.Akhir kata, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dan wawasan bagi pembaca yang menggunakannya. Kami
berharap makalah ini dapat menjadi bahan referensi yang berguna dalam
memahami lebih dalam tentang algoritma dan pemrograman 2
Batam, 01 MARET 2024
Penulis,
AULIA
NPM.231055201013
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN
KATA PENGANTAR .............................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 2
BAB I PEMBAHASAN
2.1 Konsep dasar algoritma.................................................................1
Pengertian konsep dasar algoritma................................................2
fungsi konsep dasar algoritma.......................................................3
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1PENGERTIAN FLOWCHART....................................................1
2.2 PEDOMAN PEDOMAN DALAM MEMBUAT FLOWCHART...2
2.3 JENIS JENIS FLOWCHART.......................................................3
BAB 3 PEMBAHASAN
4.1 Pseudocode...................................................................................1
4.2 pengertian pseudocode................................................................2
BAB 4 PEMBAHASAN
1. Pengertian Algoritma
Algoritma pertama kali dicetuskan oleh Abu Ja’far Muhammad Ibn Musa
Al-Khowarizmi dalam sebuah buku yang berjudul Al-Jabr Wa-al- Muqobla.
Yang dimana ia dalam buku tersebut mengungkapkan bahwa algoritma
terdiri dari dua kata yaitu “algoris” dan “ritmis” yang dalam pemrograman
itu merupakan suatu cara ampuh yang berisi berangkaian langkah-langkah
yang tersusun secara akurat atau runtut yang dibuat dengan bantuan
komputer untuk menyelesaikan sebuah masalah.
Algoritma dapat dimanfaatkan dalam pemrograman manapun karena
penulisan dan pembuatan algoritma biasanya tidak tergantung kepada
bahasa pemrograman manapun itu. Notasi penulisan algoritma bisa di
terjemahkan apapun bahasa perogramannya kedalam berbagai bahasa
pemrograman. Algoritmanya sama jika output yang dikeluarkan sama.
Beberapa pengertian algoritma yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu:
1. Algoritma adalah suatu urutan cara demi cara yang terhingga biasa
digunakan dalam menyelesaikan suatu permasalahan oleh arahan-arahan
yang di definisikan dengan sangat jelas dikemukakan oleh Seymour
Lipschuts, Ph D.
2. Algoritma adalah gambaran dari suatu langkah-langkah yang
memperoleh suatu keberhasilan dari sebuah hasil menurut (David
Bolton)
3. Algoritma adalah suatu yang sangat sering di jumpai untuk dapat
dengan mudah di mengerti untuk memproleh suatu keputusan yang
mendefinisika cara komputasi data untuk hasil yang diinginkan
dikemukakan oleh Andrey Andreyevich Markov.
4. Algoritma adalah serangkaian aturan yang menyatakan urutan operasi
yang lebih efektif dalam waktu yang sangat terbatas dikemukakan oleh
Stone dan Knuth.
5. Algoritma adalah suatu aturan perangkat untuk memberitahukan
bagaimana bertindak dari waktu ke waktu menurut Minsky.
Dari semua pendapat para ahli diatas dapat di simpulkan bahwa
pengambilan keputusan untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan
urutan yang logis merupakan suatu algoritma. Hasil yang tidak benar itu
dikaraenakan langkah-langkah yang digunakan salah. Agar kita lebih
mudah untuk mengetahui arti dari algoritma tersebut. Dapat dicontohkan
dengan suatu permasalahan penukaran isi wadah, yaitu wadah A dan B.
Terrdapat wadah dua buah yaitu wadah A dan wadah B. wadah A terisi air
teh sedangkan wadah B terisi air kopi. Dalam menukarkan isi wadah agar
memperoleh wadah A yang awalnya terisi air tre penuh berubah menjadi air
kopi begitupun pada wadah B yang awalnya terisi kopi menjadi terisi air
teh. Pada gambaran tentang permasalahan dapat kita lihart pada gambar
dibawah ini:
Syarat Algoritma
a. Agar mendapatkan hasil yang benar dan berakurasi tinggi maka harus memilik
tingkat kepercayaan yang tinggi ( reability).
b. Melakukan suatu proses secara efisien (cost rendah).
c. Frekuensi kalkulasi dan pemrosesan disiapkan dengan cepat dan dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya.
d. Memiliki sifat yang umum.
e. Permasalahan yang di selesaikan tidak hanya satu masalah saja tetapi
permasalahan yang di selesaikan lebih banyak
f. Dapat di perluas dan dapat di kembangkan.
g. Suatu yang sudah di selesaikan harus di perluas agar lebih jauh lagi dan
dikembangkan berdasarkan persyaratan yang sudah ada.
h. Dapat dengan mudah di pahami.
Ciri-ciri Algoritma
1. Keterbatasan “Finiteness”
Keterbatasan yaitu suatu algoritma yang akan selesai jika sudah
membuat beberapa proses.
2. Kepastian “Definiteness”
Kepastian yaitu semua cara algoritma harus di jelaskan dengan tepat
dan bukan berarti ganda.
3. Masukan “input”
Algoriitma mempunyai nilai nol atau lebih beberapa data masukkan
(input)
4. Keluaran “Output”
Algoritma mempunnyai nilai nol atau lebih beberapa data hasilkeluaran
(output).
5. Effectiveness (efektifitas),
Langkah-langkah algorithma harus efektif dan dikerjakan dalam waktu yang wajar.
a. Runtutan (Sequence)
Sequence yaitu Arahan yang dikerjakan harus sesuai dengan urutan penulisannya
dengan berurutan. Sequence terdiri atas satu atau lebih. Suatu arahan yang akan di kerjakan
setelah semua arahan yang sebelumnya telah dilakukan selesai. Maka dari arahan urutan
yang tepat menghasilkan hasil akhir suatu algoritma. Dann jika penulisan tidak berurut
maka hasil akhir algoritma juga akan berubah.
b. Struktur pemilihan (selection) atau penyeleksin kondisi.
Dalam penyelesaian kondisi ini baris setiap program tidak diselesaikan. Dapat
dikerjakan jika suatu program memiliki syarat yang penuhsaja. Suatu proses pengujian
pengambilan suatu keputusan suatua baris diproses atau tidak merupakan struktur pemilihan
suatu program. Pengujian masalah ini di buat untuk memilih salah satu di beberapa
alternative yang ada.
c. Pengulangan
Pengulangan biasa disebut (loop) dan (loop body) merupakan beberapa bagian algoritma
yang berulang atau aksi. Komputer tidak pernah lelah melakukan sesuatu dan itu menjadi salah
satu kelebihan dari sistem komputer.
BAB II
FLOWCHART
2. Aktivitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini
harus dapat dimengerti oleh pembacanya.
5. Setiap langkah dari aktivitas harus berada pada urutan yang benar.
6. Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri
dengan hati-hati. Percabangan-percabangan yang memotong aktivitas yang
sedang digambarkan tidak perlu digambarkan pada flowchart yang sama.
Simbol konektor harus digunakan dan percabangannya diletakan pada halaman
yang terpisah atau hilangkan seluruhnya bila percabangannya tidak berkaitan
dengan sistem.
A. FLOWCHART SISTEM
Flowchart Sistem merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang
dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-
prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan
deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang
membentuk suatu sistem.
Flowchart Sistem terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan proses yang
mentransformasikan data itu. Data dan proses dalam flowchart sistem dapat
digambarkan secara online (dihubungkan langsung dengan komputer) atau offline
(tidak dihubungkan langsung dengan komputer, misalnya mesin tik, cash register atau
kalkulator).
Contoh sederhana untuk flowchart sistem dapat dilihat pada Gambar 1.
berikut ini :
Gambar 1. Flowchart Sistem
3.2. FLOWCHART PAPERWORK / FLOWCHART DOKUMEN
Flowchart Paperwork menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sistem. Flowchart
Paperwork sering disebut juga dengan Flowchart Dokumen.
Kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu
bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatat dan
disimpan.
Gambar 2. menggambarkan suatu contoh flowchart ini mengenai alur pembuatan kartu
anggota untuk suatu perpustakaan.
KETERANGAN :
# : Masukkan data calon anggota ke dalam komputer (proses pengisian data)
P : Tanda tangan dan validasi data
Gambar 2. Flowchart Paperwork
3.3. FLOWCHART SKEMATIK
Flowchart Skematik mirip dengan Flowchart Sistem yang menggambarkan suatu
sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-
simbol flowchart standar, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer,
peripheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem.
Flowchart Skematik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan
seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional.
Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu
yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat
mengerti flowchart.
Gambar-gambar ini mengurangi kemungkinan salah pengertian tentang sistem, hal ini
disebabkan oleh ketidak-mengertian tentang simbol-simbol yang digunakan. Gambar-
gambar juga memudahkan pengamat untuk mengerti segala sesuatu yang dimaksudkan
oleh analis, sehingga hasilnya lebih menyenangkan dan tanpa ada salah pengertian.
PSEUDOCODE
PSEUDOCODE
Pseudocode adalah suatu kode atau tanda yang menyerupai (pseudo) suatu Bahasa
Pemrograman, untuk mendeskripsikan algoritma pemrograman komputer agar lebih mudah
dimengerti oleh manusia. Pseudocode biasanya tidak menggunakan elemen detail yang tidak
diperlukan untuk kebutuhan pemahaman manusia atas suatu algoritma, seperti deklarasi
variabel, kode, ataupun subrutin untuk sistem yang bersifat spesifik. Bahasa pemrograman
yang digunakan lebih diperbanyak dengan deskripsi dalam bahasa natural atas sesuatu hal
yang bersifat detail, atau dengan menggunakan notasi matematis.
Di dalam Pseudocode, tidak terdapat suatu standart penulisan yang pasti. Namun ada
beberapa aturan penulisan agar Pseudocode lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh para
programmer. Aturan-aturan penulisan tersebut antara lain:
1. Tulis satu Pseudocode suatu instruksi pada satu baris.
2. Pisahkan modul-modul atau kelompok Pseudocode instruksi dengan memberikan spasi
beberapa baris untuk mempermudah pembacaan.
3. Bedakan bentuk huruf dalam penulisan Pseudocode dimana Pseudocode instruksi ditulis
dengan huruf kapital, sedangkan komentar atau variabel dalam huruf kecil.
4. Berikanlah tabulasi yang berbeda untuk penulisan pseudocode instruksi-instruksi yang
berada dalam kalang (loop) atau struktur kondisional.
5. Lakukan pembatasan jumlah baris Pseudocode instruksi setiap modulnya, misalnya 50-75
baris instruksi per modul, sehingga terlalu panjang.
Berikut ini merupakan Contoh perbedaan antara penulisan Algoritma dengan penulisan
Pseudocode:
Mencari Luas Persegi Panjang
Algoritma Pseudocode
Masukkan panjang Input panjang
Masukkan lebar Input lebar
dan terdiri dari alphanumeric, tetapi harus dimulai dengan suatu huruf. Variabel juga
bersifat case-sensitive, artinya besar kecil huruf tersebut akan menimbulkan
perbedaan arti.
2. Instruksi (Perintah)
Merupakan satuan operasional dari suatu algoritma yang dinyatakan dalam kalimat
sehari-hari sehingga lebih mudah untuk dimengerti.
5. Komentar
Komentar adalah suatu catatan tambahan yang dituliskan ke dalam algoritma dengan
tujuan untuk memperjelas, tetapi tidak mempengaruhi operasi apapun di dalam
Algoritma.
Struktur Dasar pada Pseudocode terdiri dari 3 macam, yaitu:
1. Sequence Structure (Struktur Urut)
Struktur ini terdiri dari sebuah instruksi atau blok dari Instruksi yang tidak mempunyai
perulangan atau keputusan di dalamnya. Struktur ini hanya berisi langkah-langkah
yang berurutan.
Contoh:
Input alas
Input tinggi
Luas = (alas * lebar) / 2
Print Luas
a. IF - THEN
IF Nilai > 60 THEN
Print “Lulus”
ENDIF
b. IF - THEN - ELSE IF
Nilai > 60 THEN
Print “Lulus”
ELSE
Print “Gagal”
ENDIF
c. CASE
SELECT NILAI
ENDSELECT
3. Iteration Struktur (struktur Iterasi)
Lecture Notes : Sistem Informasi Data Flow Diagram
Struktur Iterasi berisikan perintah-perintah perulangan yang akan terus terjadi sampai
kondisinya terpenuhi. Struktur Iterasi pada Pseudocode terdiri dari:
a. FOR
Input Bilangan
DO i = 1 TO Bilangan Print i
ENDDO
b. REPEAT
Input Bilangan
REPEAT
Print “Lulus”
UNTIL i=Bilangan
c. WHILE - DO
Input Bilangan
WHILE i<=Bilangan DO Print i
ENDWHILE
Pendekatan perancangan terstruktur dimulai dari awal 1970. Pendekatan terstruktur dilengkapi
dengan alat-alat (tools) dan teknik- teknik (techniques) yang dibutuhkan dalam
pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan diperoleh
sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas.
Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional
sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang
dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi. DFD
ini sering disebut juga dengan nama Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur
kerja, atau model fungsi.
DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan, khususnya bila fungsi-
fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data yang
dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model yang
memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem.
DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep
dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang
mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.
Bagian
Penjualan
Terminator dapat berupa orang, sekelompok orang, organisasi, departemen di dalam organisasi,
atau perusahaan yang sama tetapi di luar kendali sistem yang sedang dibuat modelnya.
Terminator dapat juga berupa departemen, divisi atau sistem di luar sistem yang berkomunikasi
dengan sistem yang sedang dikembangkan.
Komponen terminator ini perlu diberi nama sesuai dengan dunia luar yang
berkomunikasi dengan sistem yang sedang dibuat modelnya, dan biasanya
menggunakan kata benda, misalnya Bagian Penjualan, Dosen,
Mahasiswa.
Komponen proses menggambarkan bagian dari sistem yang mentransformasikan input menjadi
output.
Ada empat kemungkinan yang dapat terjadi dalam proses sehubungan dengan input dan output
:
1 2
Komponen ini digunakan untuk membuat model sekumpulan paket data dan
diberi nama dengan kata benda jamak, misalnya Mahasiswa.
Data store ini biasanya berkaitan dengan penyimpanan-penyimpanan, seperti file atau database
yang berkaitan dengan penyimpanan secara komputerisasi, misalnya file disket, file harddisk,
file pita magnetik. Data store juga berkaitan dengan penyimpanan secara manual seperti buku
alamat, file folder, dan agenda.
Suatu data store dihubungkan dengan alur data hanya pada komponen proses, tidak
dengan komponen DFD lainnya. Alur data yang menghubungkan data store dengan suatu
proses mempunyai pengertian sebagai berikut :
Pada pengertian pertama jelaslah bahwa data store tidak berubah, jika suatu paket
data/informasi berpindah dari data store ke suatu proses. Sebaliknya pada pengertian kedua
data store berubah sebagai hasil alur yang memasuki data store. Dengan kata lain, proses alur
data bertanggung jawab terhadap perubahan yang terjadi pada data store.
(a) (b)
Suatu data flow / alur data digambarkan dengan anak panah, yang menunjukkan arah menuju
ke dan keluar dari suatu proses. Alur data ini digunakan untuk menerangkan perpindahan data
atau paket data/informasi dari satu bagian sistem ke bagian lainnya.
Selain menunjukkan arah, alur data pada model yang dibuat oleh profesional sistem dapat
merepresentasikan bit, karakter, pesan, formulir, bilangan real, dan macam-macam informasi
yang berkaitan dengan komputer. Alur data juga dapat merepresentasikan data/informasi yang
tidak berkaitan dengan komputer.
Alur data perlu diberi nama sesuai dengan data/informasi yang dimaksud,
biasanya pemberian nama pada alur data dilakukan dengan menggunakan kata
benda, contohnya Laporan Penjualan.
Ada empat konsep yang perlu diperhatikan dalam penggambaran alur data, yaitu :
A Konsep Paket Data (Packets of Data)
Apabila dua data atau lebih mengalir dari suatu sumber yang sama
menuju ke tujuan yang sama dan mempunyai hubungan, dan harus dianggap sebagai
satu alur data tunggal, karena data itu mengalir bersama-sama sebagai satu paket.
Nama
Periksa
Mahasiswa NPM Formulir
Daftar Ulang
Alamat
Laporan
Penerimaan
Sehari-hari
Manajer
Membuat
Pesanan Laporan
Pesanan Penerimaan
Sehari-hari
Bagian
Laporan Pembukuan
Penerimaan
Sehari -hari
Membuat
Faktur Faktur
Slip Konsumen
Pengiriman
Membuat
Slip
Pengirim
(a) (b)
(c)
Gambar 6. Konsep sumber atau tujuan alur data
Terdapat dua bentuk DFD, yaitu Diagram Alur Data Fisik, dan Diagram Alur data
Logika. Diagram alur data fisik lebih menekankan pada bagaimana proses dari sistem
diterapkan, sedangkan diagram alur data logika lebih menekankan proses-proses apa yang
terdapat di sistem.
Untuk memperoleh gambaran bagaimana sistem yang ada diterapkan, DADF harus memuat :
1. Proses-proses manual juga digambarkan.
2. Nama dari alur data harus memuat keterangan yang cukup terinci untuk
menunjukkan bagaimana pemakai sistem memahami kerja sistem.
3. Simpanan data dapat menunjukkan simpanan non komputer.
4. Nama dari simpanan data harus menunjukkan tipe penerapannya apakah
secara manual atau komputerisasi. Secara manual misalnya dapat
menunjukkan buku catatat, meja pekerja. Sedang cara komputerisasi misalnya
menunjukkan file urut, file database.
DADL lebih tepat digunakan untuk menggambarkan sistem yang akan diusulkan (sistem yang
baru). Untuk sistem komputerisasi, penggambaran DADL hanya menunjukkan kebutuhan
proses dari sistem yang diusulkan secara logika, biasanya proses-proses yang digambarkan
hanya merupakan proses-proses secara komputer saja.
Harga
Konsumen Konsumen
Item-item
untuk dibeli Pembayaran Nota
Konsumen
Konsumen File trans.
File Harga Sementara
UPC
Item-item Item Item,harga, Tunai,cek, Nota kas
Untuk dibeli Kode Deskripsi item & & Subtotal kartu debit register
UPC dan harga hrg
UPC Item & Jml yang
3 4
1 Bar code 2 harga hrs dibayar Mengumpul-
Menghit.
Menscan Melihat kan uang &
Total
item harga memberi nota
biaya
(manual)
Syarat pembuatan DFD ini akan menolong profesional sistem untuk menghindari
pembentukkan DFD yang salah atau DFD yang tidak lengkap atau tidak konsisten secara
logika. Beberapa syarat pembutan DFD dapat menolong profesional sistem untuk membentuk
DFD yang benar, menyenangkan untuk dilihat dan mudah dibaca oleh pemakai.
Pemberian nama pada komponen proses lebih baik menunjukkan aturan-aturan yang akan
dilaksanakan oleh seseorang dibandingkan dengan memberikan nama atau identitas orang yang
akan melaksanakannya. Ada dua alasan mengapa bukan nama atau identitas orang (yang
melaksanakan fungsi sistem) yang digunakan sebagai nama proses, yaitu :
A Orang tersebut mungkin diganti oleh orang lain saat mendatang, sehingga bila tiap kali ada
pergantian orang yang melaksanakan fungsi tersebut, maka sistem yang dibentuk harus
diubah lagi.
A Orang tersebut mungkin tidak melaksanakan satu fungsi sistem saja, melainkan beberapa
fungsi sistem yang berbeda. Daripada menggambarkan beberapa proses dengan nama yang
sama tetapi artinya berbeda, lebih baik tunjukkan dengan tugas/fungsi sistem yang
sebenarnya akan dilaksanakan.
Karena nama untuk komponen proses lebih baik menunjukkan tugas/fungsi sistem yang akan
dilaksanakan, maka lebih baik pemberian nama ini menggunakan kata kerja transitif.
Pemberian nama untuk komponen data store menggunakan kata benda, karena data store
menunjukkan data apa yang disimpan untuk kebutuhan sistem dalam melaksanakan tugasnya.
Jika sistem sewaktu- waktu membutuhkan data tersebut untuk melaksanakan tugasnya, maka
data tersebut tetap ada, karena sistem menyimpannya.
Begitu pula untuk komponen alur data, namanya lebih baik diberikan dengan menggunakan
kata benda. Karena alur data ini menunjukkan data dan infiormasi yang dibutuhkan dan yang
dikeluarkan oleh sistem dalam pelaksanaan tugasnya.
R 1
S X
2
3
W
Z T
Gambar 8. Contoh Pemberian nomor pada proses
Nomor-nomor proses yang diberikan terhadap komponen proses ini tidak dimaksudkan bahwa
proses tersebut dilaksanakan secara berurutan. Pemberian nomor ini dimaksudkan agar
pembacaan suatu proses dalam suatu diskusi akan lebih mudah dengan hanya menyebutkan
prosesnya saja jika dibandingkan dengan menyebutkan nama prosesnya, khususnya jika nama
prosesnya panjang dan sulit.
Maksud pemberian nomor pada proses yang lebih penting lagi adalah untuk menunjukkan
referensi terhadap skema penomoran secara hirarki pada levelisasi DFD. Dengan kata lain,
nomor proses ini merupakan dasar pemberian nomor pada levelilasi DFD (lihat gambar
11).
Dengan kata lain, penggambaran DFD ini dilakukan sampai terbentuk DFD yang enak dilihat,
dan mudah dibaca oleh pemakai dan profesional sistem lainnya. Keindahan penggambaran
DFD tergantung pada standar-standar yang diminta oleh organisasi tempat profesional sistem
itu bekerja dan perangkat lunak yang dipakai oleh profesional sistem dalam membuat DFD.
Penggambaran yang enak untuk dilihat dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut
ini :
(a). Alur data dengan garis lurus (b). Alur data dengan melingkar
Gambar 9
Pada banyak masalah, DFD yang dibuat tidak memiliki terlalu banyak proses (maksimal enam
proses) dengan data store, alur data, dan terminator yang berkaitan dengan proses tersebut
dalam satu diagram.
Bila terlalu banyak proses, terminator, data store, dan alur data digambarkan dalam satu DFD,
maka ada kemungkinan terjadi banyak persilangan alur data dalam DFD tersebut. Persilangan
alur data ini menyebabkan pemakai akan sulit membaca dan mengerti DFD yang terbentu. Jadi
semakin sedikit adanya persilangan data pada DFD, maka makin baik DFD yang dibentuk oleh
profesional sistem.
Persilangan alur data ini dapat dihindari dengan menggambarkan DFD secara bertingkat-
tingkat (levelisasi DFD), atau dengan menggunakan pemakaian duplikat terhadap komponen
DFD.
Pemberian duplikat terhadap data store dilakukan dengan memberikan simbol garis lurus (A)
atau asterik (*), sedangkan untuk terminator menggunakan simbol garis miring (/) atau asterik
(*). Banyaknya pemberian simbol duplikat pada duplikat yang digunakan tergantung
banyaknya duplikat yang digunakan.
At atau * *
T1 T1 T1 T1
(a)
atau ** ** **
T1 T1 T1 T1 T1 T1
(b)
6. PENGGAMBARAN DFD
Tidak ada aturan baku untuk menggambarkan DFD. Tapi dari berbagai referensi yang ada,
secara garis besar langkah untuk membuat DFD adalah :
2. Identifikasi semua input dan output yang terlibat dengan entitas luar.
a 0 d
Sistem
b
ds1
a 1
e 2 d
4 f
g c
3
ds1
h 3.2
i f
3.1
b
j
k 3.3
3.4 c
ds1
Pada gambar 11 terlihat bahwa Proses 0 diuraikan lagi ke dalam empat proses,
penguraian ini digambarkan pada diagram Figure 0, sedangkan Proses 2 diuraikan
kembali menjadi tiga proses yang digambarkan pada diagram Figure 2. Penguraian ini
juga diikuti oleh alur data yang berkaitan dengan tiap proses yang diuraikan. Alur data
yang berkaitan dengan tiap proses yang diuraikan dikenal dengan Alur data global.
Jadi pada balancing DFD yang perlu diperhatikan adalah jumlah alur data global pada
suatu level harus sama pada level berikutnya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggambaran levelisasi DFD, yaitu
:
A Dalam diagram konteks, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti hubungan
sistem dengan dunia luar yang mempengaruhinya, penggambaran sistem dalam
satu proses, dan penggambaran data store (optional) yang dikenal dengan data
store eksternal atau data store master. Data store eksternal ini maksudnya
adalah data store itu dihasilkan oleh sistem yang sedang dianalisis, tetapi digunakan
oleh sistem lain, atau data store itu dihasilkan oleh sistem lain tetapi digunakan oleh
sistem yang sedang dianalisis.
Sistem
KESIMPULAN
Pertama kali algoritma di cetuskan oleh Abu Ja’far Mohammad Ibn Musa
AlKhowarizmi dalam sebuah buku yang berjudul Al-Jabr Wa-al Muqobla. Dalam
pemrograman merupakan suatu cara ampuh yang berisi berangkaian langkah-langkah
yang tersusun secara akurat atau runtut yang dibuat dengan bantuan komputer untuk
menyelesaikan sebuah masalah.
1. Runtutan
2. Pemilihan
3. Pengulangan
Ketiga jenis langkah tersebut membentuk konstruksi suatu algoritma.
Penerapan pembuatan algoritma dalam setiap penyelesaian soal programan
dapat membantu mahasiswa memahami konsep algoritma pemrograman
dengan baik sehingga tidak banyak melakukan kesalahan dalam pembuatan
program komputer.
Bintaro mendefinisikan pemrograman yaitu merupakan sekumpulan
perintah yang berurut ke komputer untuk melakukan sesuatu. Adapun
instruksi-instruksi ini memerlukan bahasanya sendiri agar bisa di mengerti
oleh program komputer.
Bahasa pemrograman dapat dibagi menjadi 2 yaitu bahasa tingkat tinggi
dan bahasa tingkat rendah.
Penyajian algoritma ada 3 yaitu:
1. Konsep dasar algoritma
2. flowchart
3. pseudocode.
4.diagram alur data (data flow diagram dfd)
DAFTAR PUSTAKA
Barakbah, Ali Ridho, dkk. 2013. Logika dan Algoritma. Surabaya. Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya.
Dianda, Indra Ava. 2019. Logika dan Algoritma Pemrograman. Semarang. Sekolah
Tinggi Elektronika dan Komputer Pat Semarang.
Yahfizham, dkk. 2018. Pembelajaran Pada Mata Kuliah Elektronika Daya: suatu kajian
literature. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejurusan. Vol. 15, No. 2, Hal:157.