Anda di halaman 1dari 228

LAPORAN KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH
KABUPATEN SLEMAN
TAHUN 2022

www.slemankab.go.id
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Alhamdulillah kami panjatkan puji dan syukur kehadirat
Allah SWT atas terselesaikannya penyusunan Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah (LKjIP) Pemerintah Kabupaten Sleman
Tahun 2022, sebagai bagian dari penyelenggaraan Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Penyelenggaraan SAKIP merupakan bentuk pertanggungjawaban dan pertanggungjelasan
(akuntabilitas) kinerja sebagai informasi kinerja berdasarkan perencanaan kinerja strategis dan
perencanaan kinerja tahunan yang dimuat dalam dokumen Perjanjian Kinerja. Laporan ini
digunakan sebagai bahan evaluasi guna perbaikan dan peningkatan kinerja pada periode
berikutnya. Penyusunan LKjIP Pemerintah Kabupaten Sleman berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah.
LKjIP Pemerintah Kabupaten Sleman tahun 2022 ini berisi informasi tahun kedua
pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2021-
2026 yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 3 Tahun 2021. Dokumen
laporan ini terdiri dari:
Bab I Pendahuluan; memuat Latar Belakang, Potensi Daerah, Kewenangan
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan, Perangkat Daerah, Sumber Daya Aparatur,
Sumber Daya Keuangan, dan Isu Strategis
Bab II Perencanaan Kinerja; memuat Visi, Misi, Tujuan Pembangunan Daerah, Indikator
Kinerja Utama, Perjanjian Kinerja Tahun 2022, menurut Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026.
Bab III Akuntabilitas Kinerja; memuat Realisasi Kinerja, Analisis Pengukuran Kinerja, Analisis
Efisiensi Penggunaan Anggaran menurut Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) 2021-2026.
Bab IV Penutup; memuat Hasil Pengukuran Kinerja Pemerintah Kabupaten Sleman atas
Perjanjian Kinerja (PK) dan Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) menurut RPJMD.
Lampiran Memuat Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Sleman Tashun 2022, daftar
Prestasi dan Penghargaan yang diterima Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2022,
serta Reviu LKjIP Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2022 oleh Inspektorat
Kabupaten Sleman.

i
LKjIP Pemerintah Kabupaten Sleman tahun 2022 ini disampaikan kepada Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi melalui aplikasi e-SAKIP Reviu dan
disajikan dalam laman www.slemankab.go.id pada menu “SAKIP untuk Publik”.
Peran aktif segenap jajaran aparat pemerintah daerah dalam penerapan SAKIP, dukungan
instansi lain, dan masyarakat Sleman telah mendukung keberhasilan implementasi SAKIP
Pemerintah Kabupaten Sleman. Hasil evaluasi akuntabilitas kinerja yang dilakukan oleh
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, menunjukkan bahwa
penyelenggaraan SAKIP Pemerintah Kabupaten Sleman sejak tahun 2018 secara berturut-turut
meraih Predikat “A” yaitu instansi pemerintah dan unit kerja dapat memimpin perubahan dalam
mewujudkan pemerintahan berorientasi hasil. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih atas
dukungan, bimbingan dan bantuan semua pihak atas capaian ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan ridho-Nya, sehingga peningkatan
akuntabilitas kinerja ini mampu mempercepat Terwujudnya Sleman sebagai Rumah Bersama yang
Cerdas, Sejahtera, Berdaya Saing, Menghargai Perbedaan, dan Memiliki Jiwa Gotong Royong.
Aamiin.
Wassalaamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Sleman, 29 Maret 2023

Bupati Sleman

KUSTINI SRI PURNOMO

ii
IKHTISAR EKSEKUTIF

Penyelenggaraan SAKIP merupakan bentuk pertanggungjawaban dan pertanggungjelasan


(akuntabilitas) kinerja Pemerintah Kabupaten Sleman sebagai informasi kinerja berdasarkan
perencanaan kinerja strategis dan perencanaan kinerja Tahunan yang dimuat dalam dokumen
Perjanjian Kinerja. Capaian kinerja pada Tahun 2022 merupakan hasil pelaksanaan kinerja Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2021-2026 berdasarkan Peraturan
Daerah Kabupaten Sleman Nomor 3 Tahun 2021, secara ringkas tersaji dalam ikhtisar ini.

Analisis dilakukan terhadap tujuan dan sasaran pembangunan yang menunjukkan


keberhasilan pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Bupati sebagai capaian kinerja sebagai
bentuk pertanggungjawaban atas kinerja pemerintah daerah secara transparan dan akuntabel.
Uraian atas capaian kinerja dalam laporan Tahun 2022 menyajikan ulasan atas kinerja Pemerintah
Kabupaten dalam masa Dra. Hj. Kustini Sri Purnomo dan Danang Maharsa, S.E., untuk masa
jabatan 2021-2026.

Capaian kinerja menurut RPJMD Tahun 2021-2026 atas perencanaan kinerja yang terdiri atas
7 tujuan dan 3 sasaran kinerja menunjukkan “efisien” pada 7 tujuan dan 2 sasaran kinerja dan
satu sasaran kinerja menunjukkan “tidak efisien”, sebagai berikut:

No Tujuan/Sasaran Capaian Kinerja


1. Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan Daerah yang Baik dan Pelayanan Publik yang Efisien
Berkualitas,
2. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik Efisien
3. Terwujudnya Kualitas Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing Efisien
4. Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi Daerah Efisien
5. Menurunnya Ketimpangan Pendapatan Efisien
6. Terwujudnya Ketahanan Daerah Efisien
7. Menguatkan Sikap Saling Menghargai di Lingkungan Masyarakat dan Keluarga yang Efisien
Sadar Gender
8. Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah Efisien
9. Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat Efisien
10. Menurunnya Kemiskinan Tidak Efisien

Analisis pengukuran kinerja pada tiap tujuan dan sasaran dilakukan antara lain dengan
membandingkan realisasi kinerja berdasar target kinerja, cara menghitung capaian kinerja,
membandingkan realisasi kinerja dengan realisasi kinerja Tahun lalu, membandingkan capaian
kinerja dengan capaian kinerja Pemerintah Daerah DIY dan Pemerintah Pusat. Selanjutnya
disajikan program beserta anggarannya pada tiap tujuan dan sasaran, realisasi anggaran yang
mendukung realisasi tujuan dan sasaran, dan faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan
pencapaian tujuan dan sasaran atau indikator kinerja.

iii
Capaian Akuntabilitas Kinerja Kabupaten Sleman berdasarkan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman
Evaluasi Atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, pada Tahun 2018
sampai dengan 2021 sebagai berikut:

No Komponen yang dinilai 2018 2019 2020 2021

1 Perencanaan kinerja 27,49 27,76 27,10 27,09

2 Pengukuran kinerja 20,98 21,21 20,99 21,04

3 Pelaporan kinerja 13,06 13,09 13,06 13,08

4 Evaluasi internal 8,23 8,31 8,33 8,31

5 Capaian kinerja 11,97 11,61 11,94 12,21

Nilai 81,72 81,99 81,42 81,73

Tingkat akuntabilitas kinerja A A A A

Selanjutnya berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Nomor 88 Tahun 2021 tentang Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, hasil evaluasi AKIP Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2022 yang telah
disampaikan pada tanggal 6 Desember 2022 mendapatkan Predikat “A”, yaitu instansi pemerintah
dan unit kerja dapat memimpin perubahan dalam mewujudkan pemerintahan berorientasi hasil,
dengan rincian sebagai berikut:

No Komponen yang dinilai 2022

1 Perencanaan kinerja 27,18

2 Pengukuran kinerja 22,53

3 Pelaporan kinerja 13,11

4 Evaluasi Akuntabilitas Kinerja internal 19,07

Nilai 81,89

Tingkat akuntabilitas kinerja A

iv
ISI
KATA PENGANTAR i
IKHTISAR EKSEKUTIF iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GRAFIK ix
DAFTAR DIAGRAM x
DAFTAR GAMBAR xi

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 LATAR BELAKANG 1
1.2 POTENSI DAERAH 2
1.3 KEWENANGAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN 3
1.4 PERANGKAT DAERAH 5
1.5 SUMBER DAYA APARATUR 9
1.6 SUMBER DAYA KEUANGAN 12
1.7 ISU STRATEGIS 13
BAB II PERENCANAAN KINERJA 23
2.1 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH TAHUN 2021-2026 23
2.2 INDIKATOR TUJUAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2022 47
2.3 INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2022 48
2.4 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2022 49
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 51
3.1 REALISASI KINERJA 51
3.1.1 Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 51
3.1.2 Realisasi Indikator Kinerja Utama 53
1. Indeks Reformasi Birokrasi 55
2. Indeks Pengelolaan Keuangan Daerah 55
3. Indeks Kepuasan Masyarakat 57
4. Predikat Akuntabilitas Kinerja Pemerintah 57
5. Indeks Desa Membangun Kategori Desa Mandiri 58
6. Indeks Pembangunan Manusia 60
7. Indeks Pembangunan Olahraga 61
8. Pertumbuhan Ekonomi 63
9. Nilai Tukar Petani 63
10. Nilai Ekspor 71
11. Nilai Investasi 72

v
12. Indeks Gini 76
13. Persentase Penduduk Miskin dan Persentase Keluarga Miskin 77
14. Tingkat Pengangguran Terbuka 77
15. Pembelanjaan Wisatawan Mancanegara dan Pembelanjaan Wisatawan 80
Nusantara
16. Indeks Risiko Bencana 81
17. Persentase Cakupan Insfrastruktur Pelayanan Dasar 83
18. Cakupan Pembangunan Prasarana dan Sarana Wilayah Kondisi Mantap 85
yang Mendukung Pengembangan Ekonomi
19. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 87
20. Indeks Ketahanan Keluarga 91
21. Persentase Pelestarian Warisan Budaya 92
22. Indeks Pembangunan Gender 93
23. Angka Kejadian Konflik Sosial 95
3.1.3 Realisasi Perjanjian Kinerja Tahun 2022 96
3.2 ANALISIS PENGUKURAN KINERJA 98
1. Tujuan 1 Terwujudnya Tata Kelola Pemerintah Daerah yang Baik dan Pelayanan 98
yang Berkualitas
2. Tujuan 2 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik 104
3. Sasaran 1 Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah 115
4. Tujuan 3 Terwujudnya Kualitas Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing 118
5. Sasaran 2 Meningkatnya Kualitas Kesehatan 121
6. Tujuan 4 Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi Daerah 129
7. Tujuan 5 Menurunnya Ketimpangan Pendapat 134
8. Sasaran 3 Menurunnya Kemiskinan 137
9. Tujuan 6 Terwujudnya Ketahanan Daerah 144
10. Tujuan 7 Menguatkan Sikap Saling Menghargai di Lingkungan Masyarakat dan 147
Keluarga yang Sadar Gender
3.3 ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN ANGGARAN 152
3.3.1 Analisis efisiensi penggunaan anggaran dalam pencapaian Tujuan dan Sasaran 152
3.3.2 Program dan Kegiatan pendukung Tujuan dan Sasaran Kinerja 153
BAB IV PENUTUP 189
4.1 HASIL PENGUKURAN KINERJA 189
LAMPIRAN xii
Data Prestasi dan Penghargaan Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2022
Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2022
Perubahan Kedua atas Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2022
Pernyataan Reviu LKjIP Tahun 2022 dari Inspektorat Kabupaten Sleman

vi
Tabel 1.4. 1 Substansi perubahan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman ............................ 8
Tabel 1.6. 1. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah......................................................... 12
Tabel 2.1. 1. Penjabaran Misi dalam Tujuan Pembangunan Daerah beserta Indikator dan
Target Selama 5 (Lima) Tahun ............................................................................................ 25
Tabel 2.1. 2. Keterkaitan Tujuan dan Sasaran Kabupaten Sleman Tahun 2021-2026............................. 33
Tabel 2.2. 1. Target Indikator Tujuan Kabupaten Sleman Tahun 2022 .................................................... 47
Tabel 2.3. 1. Target Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2022 ..................... 48
Tabel 2.4. 1. Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2022 sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Perubahan Kedua atas Perjanjian Kinerja
Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2022 ....................................................................... 49
Tabel 3.1.1. Rekapitulasi Realisasi Tujuan Tahun 2022.......................................................................... 51
Tabel 3. 1. 2. Rekapitulasi Realisasi Indikator Kinerja Utama dan Tingkat Kemajuan
dibandingkan Target Akhir RPJMD...................................................................................... 53
Tabel 3.1.3. Realisasi Perjanjian Kinerja Tahun 2022 ............................................................................. 96
Tabel 3. 1. 2. 1. Komponen Penilaian RB Tahun 2020-2022 ........................................................................ 55
Tabel 3. 1. 2. 2. Hasil Evaluasi SAKIP 2022.................................................................................................. 58
Tabel 3. 1. 2. 3. Perbandingan Komponen Perhitungan NTP per Sub Sektor tahun 2021-2022* ................. 64
Tabel 3. 1. 2. 4. NTP 2020-2022 (NTP 2012=100) dan 2020-2022 (NTP 2018=100) ................................... 65
Tabel 3. 1. 2. 5. Data Perkembangan Investasi Kabupaten Sleman Tahun 2021 s.d 2022 .......................... 74
Tabel 3. 1. 2. 6. Nilai Investasi Kabupaten/Kota se-DIY ................................................................................ 75
Tabel 3. 1. 2. 7. Capaian kinerja Indeks Kualitas Lingkungan Hidup............................................................. 88
Tabel 3. 1. 2. 8. Kategori Indeks Kualitas Air/Udara/Kualitas Lahan/Kualitas Lingkungan Hidup.................. 88
Tabel 3. 1. 2. 9. Perbandingan Capaian IPM Laki-laki dan Perempuan ........................................................ 94
Tabel 3. 2. 1. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 1 Tahun 2022 ................................................................ 98
Tabel 3. 2. 2. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 1 Terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026 ................ 98
Tabel 3. 2. 3. Program dan Anggaran Tujuan 1 ........................................................................................ 99
Tabel 3. 2. 4. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 2 tahun 2022 ............................................................... 104
Tabel 3. 2. 5. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 1 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026 ............... 104
Tabel 3. 2. 6. Hasil Survei Kepuasan Masyarakat Tahun 2022 ............................................................... 105
Tabel 3. 2. 7. Program dan Anggaran Tujuan 2 ...................................................................................... 109
Tabel 3. 2. 8. Realisasi Indikator Sasaran 1 tahun 2022 ......................................................................... 115
Tabel 3. 2. 9. Realisasi Indikator Kinerja Sasaran 1 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026 ............. 115
Tabel 3. 2. 10. Program dan Anggaran Sasaran 1 .................................................................................... 116
Tabel 3. 2. 11. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 3 tahun 2022 ............................................................... 118
Tabel 3. 2. 12. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 3 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026 ............... 118
Tabel 3. 2. 13. Program dan Anggaran Tujuan 3 ...................................................................................... 120
Tabel 3. 2. 14. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 2 tahun 2022 ............................................................... 121
Tabel 3. 2. 15. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 1 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026 ............... 121
Tabel 3. 2. 16. Program dan Anggaran Sasaran 2 .................................................................................... 122
Tabel 3. 2. 17. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 4 tahun 2022 ............................................................... 129
Tabel 3. 2. 18. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 1 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026 ............... 129
Tabel 3. 2. 19. Sektor pendukung pertumbuhan ekonomi yang mengalami penurunan............................ 130
Tabel 3. 2. 20. Sektor pendukung pertumbuhan ekonomi yang mengalami peningkatan ......................... 130
Tabel 3. 2. 21. Program dan Anggaran Tujuan 4 ...................................................................................... 132
Tabel 3. 2. 22. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 5 tahun 2022 ............................................................... 134

vii
Tabel 3. 2. 23. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 5 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026 ............... 134
Tabel 3. 2. 24. Program dan Anggaran Tujuan 5 ...................................................................................... 136
Tabel 3. 2. 25. Realisasi Indikator Kinerja Sasaran 3 ................................................................................ 137
Tabel 3. 2. 26. Realisasi Indikator Kinerja Sasaran 3 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026 ............. 137
Tabel 3. 2. 27. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Tahun 2020 – 2022 ......................................... 138
Tabel 3. 2. 28. Program dan Anggaran Sasaran 3 .................................................................................... 140
Tabel 3. 2. 29. Rincian Bantuan Sosial dari APBD Kabupaten Sleman 2022 ........................................... 142
Tabel 3. 2. 30. Rincian Bantuan Sosial dari APBD Pemda DIY 2022........................................................ 143
Tabel 3. 2. 31. Rincian Bantuan Sosial dari APBN 2022 ........................................................................... 143
Tabel 3. 2. 32. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 6 tahun 2022 ............................................................... 144
Tabel 3. 2. 33. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 6 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026 ............... 144
Tabel 3. 2. 34. Program dan Anggaran Tujuan 6 ...................................................................................... 145
Tabel 3. 2. 35. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 7 tahun 2022 ............................................................... 147
Tabel 3. 2. 36. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 7 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026 ............... 147
Tabel 3. 2. 37. Perbandingan Capaian IPM Menurut Jenis Kelamin ......................................................... 148
Tabel 3. 2. 38. Program dan Anggaran Tujuan 7 ...................................................................................... 149
Tabel 3.3.1. 1. Rata-rata Capaian Kinerja Tujuan dan Sasaran dan Realisasi Anggaran Tujuan
dan Sasaran Tahun 2022 .................................................................................................. 152
Tabel 3.3.2.1. Realisasi Anggaran dalam tiap Program/Kegiatan pendukung Tujuan dan
Sasaran dan Realisasi Anggaran Tahun 2022 .................................................................. 153
Tabel 4.1. 1. Rekapitulasi Capaian Perjanjian Kinerja Tahun 2022........................................................ 189
Tabel 4.1. 2. Rekapitulasi Capaian Indikator Kinerja Utama .................................................................. 190
Tabel 4.1. 3. Rata-rata Capaian Kinerja Tujuan dan Sasaran dan Realisasi Anggaran Tujuan
dan Sasaran Tahun 2022 .................................................................................................. 192

viii
Grafik 1.5. 1. Jumlah ASN berdasarkan Pendidikan ................................................................................. 10
Grafik 1.5. 2. Jumlah ASN berdasarkan golongan .................................................................................... 10
Grafik 3.1.2.1. Indeks Desa Membangun Kategori Desa Mandiri ............................................................... 59
Grafik 3.1.2.2. Perbandingan Indeks Pembangunan Olahraga ................................................................... 61
Grafik 3.1.2.3. Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi ................................................................................. 63
Grafik 3.1.2.4. NTP Subsektor Tanaman Pangan ....................................................................................... 66
Grafik 3.1.2.5. NTP Hortikultura .................................................................................................................. 67
Grafik 3.1.2.6. NTP Perkebunan ................................................................................................................. 68
Grafik 3.1.2.7. NTP Peternakan .................................................................................................................. 69
Grafik 3.1.2.8. NTP Perikanan .................................................................................................................... 69
Grafik 3.1.2.9. NTP Gabungan .................................................................................................................... 71
Grafik 3.1.2.10. Nilai Ekspor.......................................................................................................................... 71
Grafik 3.1.2.11. Nilai Investasi....................................................................................................................... 72
Grafik 3.1.2.12. Penambahan Tenaga Kerja ................................................................................................. 73
Grafik 3.1.2.13. Nilai Investasi PMA dan PMDN ........................................................................................... 73
Grafik 3.1.2.14. Penambahan Tenaga Kerja terhadap Investasi PMDN dan PMA ...................................... 74
Grafik 3.1.2.15. Kontribusi investasi Kabupaten Sleman dibandingakan dengan Kab/Kota se- DIY ............ 75
Grafik 3.1.2.16. Perbandingan Indeks Gini dengan Nasional dan Pemda DIY ............................................. 76
Grafik 3.1.2.17. Tingkat Pengangguran Terbuka .......................................................................................... 78
Grafik 3.1.2.18. Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka dengan Capaian Nasional dan
Pemda DIY .......................................................................................................................... 78
Grafik 3.1.2.19. Pembelanjaan Wisatawan Mancanegara ............................................................................ 80
Grafik 3.1.2.20. Pembelanjaan Wisatawan Nusantara .................................................................................. 81
Grafik 3.1.2.21. Perbandingan Indeks Risiko Bencana dengan Capaian Pemda DIY .................................. 81
Grafik 3.1.2.22. Persentase Cakupan Infrastruktur Pelayanan Dasar........................................................... 83
Grafik 3.1.2.23. Cakupan Pembangunan Prasarana dan Sarana Wilayah Kondisi Mantap yang
Mendukung Pengembangan Ekonomi ................................................................................. 86
Grafik 3.1.2.24. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup....................................................................................... 88
Grafik 3.1.2.25. Persentase Pelestarian Warisan Budaya ............................................................................ 92
Grafik 3.1.2.26. Perbandingan Indeks Pembangunan Gender dengan Capaian Nasional dan
Pemda DIY .......................................................................................................................... 94
Grafik 3. 2. 1. Indeks Reformasi Birokrasi .................................................................................................. 99
Grafik 3. 2. 2. Indeks Kepuasan Masyarakat ........................................................................................... 104
Grafik 3. 2. 3. Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.................................................................. 116
Grafik 3. 2. 4. Tren Indeks Pembangunan Manusia ................................................................................. 118
Grafik 3. 2. 5. Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia dengan Capaian Nasional dan
Pemda DIY ........................................................................................................................ 119
Grafik 3. 2. 6. Angka Harapan Hidup ....................................................................................................... 121
Grafik 3. 2. 7. Perbandingan Angka Harapan Hidup dengan Capaian Nasional dan Pemda DIY............ 122
Grafik 3. 2. 8. Pertumbuhan Ekonomi ...................................................................................................... 129
Grafik 3. 2. 9. Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi dengan Capaian Nasional dan Pemda DIY .......... 131
Grafik 3. 2. 10. Indeks Gini ......................................................................................................................... 134
Grafik 3. 2. 11. Perbandingan Indeks Gini dengan Capaian Nasional dan Pemda DIY ............................. 135
Grafik 3. 2. 12. Persentase Penduduk Miskin ............................................................................................ 138
Grafik 3. 2. 13. Persentase Keluarga Miskin .............................................................................................. 138
Grafik 3. 2. 14. Perbandingan Persentase Penduduk Miskin dengan Capaian Nasional dan
Pemda DIY ........................................................................................................................ 139
Grafik 3. 2. 15. Indeks Pembangunan Gender ........................................................................................... 147
Grafik 3. 2. 16. Perbandingan Indeks Pembangunan Gender dengan Capaian Nasional dan
Pemda DIY ........................................................................................................................ 148

ix
Diagram 1.5. 1. Jumlah ASN berdasarkan jenis kelamin ................................................................................ 9
Diagram 1.5. 2. Proporsi ASN berdasarkan Usia .......................................................................................... 11
Diagram 1.5. 3. Proporsi ASN berdasarkan jenis jabatan ............................................................................. 12

x
Gambar 1.2. 1. Peta Potensi Kabupaten Sleman ........................................................................................ 2
Gambar 1.3. 1. Komplek Kantor Bupati Sleman .......................................................................................... 5
Gambar 2.1. 1. Visi, Misi, dan Tujuan RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2021-2026 .............................. 24
Gambar 3. 1. 2. 1. Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo bersama dengan Kelompok Tani Margo Mulyo
Sumberharjo melakukan panen raya Varietas Kedelai Anjasmoro di Dusun
Bendungan, Kalurahan Sumberharjo, Kapanewon Prambanan. ...................................... 66
Gambar 3. 1. 2. 2. Titik Kumpul Hortikultura ................................................................................................... 67
Gambar 3. 1. 2. 3. Pembuatan Pakan Mandiri................................................................................................ 70
Gambar 3. 2. 1. Piagam Penghargaan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Tahun 2022 ............................. 98
Gambar 3. 2. 2. Penghargaan Anugerah Meritokrasi dari Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) ............ 100
Gambar 3. 2. 3. Peraturan Bupati Sleman Nomor 13 Tahun 2022 ........................................................... 101
Gambar 3. 2. 4. Piagam Penghargaan atas Inovasi MATAHATI dan Inovasi LASAMBA ......................... 101
Gambar 3. 2. 5. Indeks SPBE Kabupaten Sleman ................................................................................... 102
Gambar 3. 2. 6. Piagam Pelayanan Publik Kategori Pelayanan Prima Lingkup DPMPTSP dan
Disdukcapil...................................................................................................................... 110
Gambar 3. 2. 7. Piagam Penghargaan Predikat Kepatuhan Standar Pelayanan Publik Tahun 2022 ...... 111
Gambar 3. 2. 8. Penyerahan Piagam Inovasi LASAMBA kepada Dinas Sosial Kabupaten Sleman ........ 112
Gambar 3. 2. 9. Penyerahan Piagam Inovasi MATAHATI kepada Dinas Kesehatan Kabupaten
Sleman............................................................................................................................ 113
Gambar 3. 2. 10. Penyerahan Piagam Penghargaan Predikat Pelayanan Prima kepada Disdukcapil
dan DPMPTSP Kabupaten Sleman ................................................................................ 113
Gambar 3. 2. 11. Penyerahan Piagam Penghargaan Predikat Kepatuhan Tinggi Standar Pelayanan
Publik Tahun 2022 .......................................................................................................... 114
Gambar 3. 2. 12. Piagam Akuntabilitas Kinerja Tahun 2022 ...................................................................... 115
Gambar 3. 2. 13. Penyerahan Penghargaan atas Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) .................... 117
Gambar 3. 2. 14. Penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Berkelanjutan Tahun 2022 .............. 123
Gambar 3. 2. 15. Pembangunan IPAL di Labkesda Sleman dan Renovasi Puskesmas Ngemplak I ......... 124
Gambar 3. 2. 16. Pembangunan Puskesmas Mampu Poned Godean I ..................................................... 125
Gambar 3. 2. 17. Kunjungan Tim Evaluasi Pengelolaan Posyandu Tingkat DIY Tahun 2022.................... 127
Gambar 3. 2. 18. Diagram PDRB Kabupaten Sleman ................................................................................ 131
Gambar 3. 2. 19. Bupati Sleman Hadiri Panen Raya ................................................................................. 133
Gambar 3. 2. 20. Kolaborasi lintas Perangkat Daerah dalam Penanggulangan Kemiskinan ..................... 139
Gambar 3. 2. 21. Piagam Forum Anak Penerima Dafa Award Tahun 2022 ............................................... 145
Gambar 3. 2. 22. Penghargaan Kabupaten Layak Anak (KLA) tahun 2022 kategori Utama dari
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).................... 146
Gambar 3. 2. 23. Sosialisasi dan simulasi Simulasi PKDRT, Trafficking, dan Keluarga Sadar Gender ..... 149
Gambar 3. 2. 24. Pelatihan Mediator .......................................................................................................... 150

xi
BAB I
Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Akuntabilitas merupakan sebuah bentuk pertanggungjawaban instansi pemerintah dalam
pelaksanaan tugas dan fungsinya terutama dalam penyelenggaraan pemerintahan. Prinsip
keterbukaan kepada masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan, dimulai dari proses
perencanaan, pelaksanaan, hingga hasil yang dicapai atas kegiatan. Laporan pelaksanaan tugas
dan fungsi instansi pemerintah sebagai wujud keterbukaan dan kepatuhan terhadap kewajiban
instansi pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pemerintah Kabupaten Sleman ini menjadi media
pertanggungjawaban atas kinerja Tahun 2022 yang memuat informasi tentang Perencanaan Kinerja,
Realisasi Capaian Kinerja, dan ringkasan hasil yang dicapai dari program yang ditetapkan dalam
dokumen pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Pelaporan kinerja ini disusun berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. LKjIP ini disusun Bupati
dalam waktu paling lama 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir sesuai Pasal 22 Peraturan
Presiden Nomor 29 Tahun 2014.
Pemerintah Kabupaten Sleman dalam menyelenggarakan SAKIP telah menyusun:
(1) Rencana strategis berupa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Sleman Tahun 2021-2026 yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Sleman Nomor 3 Tahun 2021;
(2) Peraturan Bupati Sleman Nomor 42.1 Tahun 2021 tentang Rencana Strategis Perangkat
Daerah Tahun 2021-2026;
(3) Rencana Kerja Tahunan (RKT) tahun 2021 berupa Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun
2021, yang ditetapkan dalam Peraturan Bupati Sleman Nomor 31 Tahun 2021 tentang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2022;
(4) Peraturan Bupati Sleman Nomor 37 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; dan
(5) Perjanjian Kinerja (PK) Pemerintah Kabupaten Sleman tahun 2022.

1
Pelaporan kinerja termasuk pengukuran kinerja atas rencana kinerja tahun 2022 inilah yang
disajikan dalam buku ini.

1.2 POTENSI DAERAH


Bentuk wilayah Kabupaten Sleman unik belas persen) dari luas wilayah Provinsi Daerah
menyerupai bentuk segitiga, dan memiliki posisi Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan perekaman
strategis di antara wilayah Kabupaten/Kota yang data melalui Sistem Informasi Administrasi
lain, yakni ujung utara merupakan Gunungapi Kependudukan semester II tahun 2022,
Merapi yang berbatasan dengan wilayah penduduk Kabupaten Sleman berjumlah
Kabupaten Boyolali di arah timur laut, sebelah 1.097.955 jiwa. Penduduk perempuan berjumlah
barat dengan Kabupaten Magelang dan 554.489 jiwa atau 50,50% dan penduduk laki-
Kabupaten Kulon Progo, sebelah timur dengan laki berjumlah 543.466 jiwa atau 49,50%.
Kabupaten Klaten, serta sebelah selatan Secara administratif Kabupaten Sleman terdiri
dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. atas 17 wilayah kapanewon (kecamatan), 86
Luas wilayah Kabupaten Sleman adalah 57.482 desa, dan 1.212 padukuhan/dusun, 2.960 RW,
ha atau 574,82 km2 atau sekitar 18% (delapan dan 7.480 RT.

Gambar 1.2. 1. Peta Potensi Kabupaten Sleman

2
Terdapat 47 Desa Wisata, 11 Candi, dan 3 yang juga potensial untuk dijadikan pendukung
Geoheritage sebagai potensi Kabupaten pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sleman.
Sleman yang dapat mendukung pertumbuhan Dari sektor kesehatan, jumlah fasilitas
ekonomi melalui sektor pariwisata. Pada tahun kesehatan di Kabupaten Sleman di tahun 2022
2022 jumlah kunjungan wisatawan Kabupaten telah mencapai 1.059 fasilitas yang dapat
Sleman mencapai 7.171.071 orang. Sektor menunjang penyelenggaraan pelayanan
Pariwisata juga ditunjang dengan ketersediaan kesehatan bagi masyarakat. Sementara itu,
akomodasi seperti hotel sebanyak 566 hotel dan jumlah fasilitas pendidikan di Kabupaten Sleman
pondok wisata di Kabupaten Sleman. meliputi 582 TK/RA, 550 SD/MI, 160 SMP/MTs,
Keberadaan UMKM di Kabupaten Sleman pada 48 SMA/MA, 57 SMK, dan 48 Perguruan Tinggi
tahun 2022 adalah sebanyak 90.284 UMKM yang dioptimalkan untuk menjamin tercukupinya
pelayanan pendidikan.

1.3 KEWENANGAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN


Pemerintah Kabupaten Sleman memiliki kewenangan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan
dalam rangka otonomi daerah sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja. Kewenangan
dimaksud meliputi urusan pemerintahan konkuren yang lokasinya, penggunanya, manfaat atau
dampak negatifnya hanya dalam daerah kabupaten/kota dan penggunaan sumber daya yang lebih
efisien dilakukan oleh daerah kabupaten/kota.

Urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan daerah terdiri atas urusan
pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan dengan nomenklatur sebagai berikut:
a. Urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar meliputi:
1) pendidikan;
2) kesehatan;
3) pekerjaan umum dan penataan ruang;
4) perumahan rakyat dan kawasan permukiman;
5) ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat; dan
6) sosial.

3
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

b. Urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar meliputi:
1) tenaga kerja;
2) pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
3) pangan;
4) pertanahan;
5) lingkungan hidup;
6) administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;
7) pemberdayaan masyarakat dan desa;
8) pengendalian penduduk dan keluarga berencana;
9) perhubungan;
10) komunikasi dan informatika;
11) koperasi, usaha kecil dan menengah;
12) penanaman modal;
13) kepemudaan dan olah raga;
14) statistik;
15) persandian;
16) kebudayaan;
17) perpustakaan; dan
18) kearsipan.
c. Urusan Pemerintahan Pilihan meliputi:
1) kelautan dan perikanan;
2) pariwisata;
3) pertanian;
4) kehutanan;
5) energi dan sumber daya mineral;
6) perdagangan;
7) perindustrian; dan s
8) transmigrasi.
Selain urusan dimaksud, Pemerintah Kabupaten Sleman juga melaksanakan urusan
pemerintahan umum dan tugas pembantuan dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah Daerah
Istimewa Yogyakarta, serta Urusan Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta.

4
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

Gambar 1.3. 1. Komplek Kantor Bupati Sleman

1.4 PERANGKAT DAERAH


Susunan Perangkat Daerah (PD) Pemerintah Kabupaten Sleman tahun 2022 yang
berjumlah 46 (empat puluh enam) perangkat daerah sebagai berikut:
a. Sekretariat Daerah;
b. Sekretariat DPRD;
c. Inspektorat;
d. Dinas Pendidikan;
e. Dinas Kesehatan;
f. Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman;
g. Dinas Pertanahan dan Tata Ruang;
h. Satuan Polisi Pamong Praja;
i. Dinas Sosial;
j. Dinas Tenaga Kerja;
k. Dinas Pemuda dan Olahraga;
l. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana;
m. Dinas Pertanian, Pangan, dan Kehutanan;
n. Dinas Lingkungan Hidup;
o. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
p. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;

5
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

q. Dinas Perhubungan;
r. Dinas Komunikasi dan Informatika;
s. Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah;
t. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu ;
u. Dinas Kebudayaan;
v. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan;
w. Dinas Pariwisata;
x. Dinas Perindustrian dan Perdagangan;
y. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan;
z. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
aa. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;
bb. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik;
cc. Badan Penanggulangan Bencana Daerah;
dd. Kapanewon, yang terdiri dari;
1) Kapanewon Gamping; 10) Kapanewon Kalasan;
2) Kapanewon Godean; 11) Kapanewon Ngemplak;
3) Kapanewon Moyudan; 12) Kapanewon Ngaglik;
4) Kapanewon Minggir; 13) Kapanewon Sleman;
5) Kapanewon Seyegan; 14) Kapanewon Tempel;
6) Kapanewon Mlati; 15) Kapanewon Turi;
7) Kapanewon Depok; 16) Kapanewon Pakem; dan
8) Kapanewon Berbah; 17) Kapanewon Cangkringan;
9) Kapanewon Prambanan;
Perangkat Daerah dibentuk sebagai wadah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan
konkuren sesuai potensi daerah, beban kerja, karakteristik, potensi, kebutuhan daerah, serta
melaksanakan tugas pembantuan dari pemerintah. Pembentukan Perangkat Daerah Kabupaten
Sleman selain mendasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah, juga mendasarkan pada ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang
Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Lebih lanjut pembentukan Perangkat Daerah di
Kabupaten Sleman ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Pemerintah
Kabupaten Sleman.

6
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

Selanjutnya ditetapkan Peraturan Bupati Sleman untuk mengatur secara teknis perihal
kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata kerja perangkat daerah maupun
pembentukan unit pelaksana teknis daerah.

Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Nomor 1 Tahun 2020 ditetapkan untuk:

1. Menyelaraskan kelembagaan Pemerintah Kabupaten/Kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)


dengan Kelembagaan Pemerintah Daerah DIY dalam kerangka penyelenggaraan urusan
keistimewaan DIY, yaitu urusan pertanahan, urusan tata ruang, urusan kebudayaan, dan
urusan kelembagaan. Hal ini sebagai tindak lanjut implementasi Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Peraturan Daerah
Istimewa DIY Nomor 1 Tahun 2018 tentang Kelembagaan Pemerintah Daerah DIY.

2. Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, bahwa perlu memperkuat peran
dan kapasitas Inspektorat Kabupaten agar lebih independen dan objektif dalam rangka
mewujudkan penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi,
dan nepotisme.

3. Implementasi atas terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, bahwa pada
urusan pemerintahan di bidang kesehatan selain unit pelaksana teknis dinas daerah
kabupaten/kota, terdapat rumah sakit daerah kabupaten/kota sebagai unit organisasi bersifat
khusus serta pusat kesehatan masyarakat sebagai unit organisasi bersifat fungsional, yang
memberikan layanan secara profesional.

4. Pelaksanaan ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2021 tentang Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, bahwa pembentukan DPMPTSP tidak
merumpun atau dirumpunkan dengan urusan pemerintahan lainnya yang menjadi kewenangan
daerah.

5. Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi


Nomor 25 Tahun 2021 tentang Penyederhanaan Struktur Organisasi pada Instansi Pemerintah
untuk Penyederhanaan Birokrasi, bahwa perlu menetapkan perubahan organisasi hasil
penyederhanaan struktur organisasi sebagai bagian dari kebijakan penyederhanaan birokrasi.

7
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

Substansi perubahan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman sebagai berikut:


Tabel 1.4. 1 Substansi perubahan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman

PERUBAHAN
No Perangkat Daerah berdasarkan Peraturan Daerah Perangkat Daerah berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Sleman Nomor 11 Tahun 2016 Kabupaten Sleman Nomor 1 Tahun 2020
Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Kundha Niti
1 Dinas Pertanahan dan Tata Ruang
Mandala Sarta Tata Sasana)
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
2
Terpadu Satu Pintu
3 Dinas Kebudayaan Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan)
4 Kecamatan Kapanewon
5 RSUD sebagai perangkat daerah RSUD sebagai unit organisasi bersifat khusus

Dalam rangka memberikan layanan kesehatan secara profesional, pada tahun 2021 Rumah
Sakit Umum Daerah dibentuk sebagai Unit Organisasi Bersifat Khusus yang ditetapkan dalam
Peraturan Bupati Nomor 55.31 Tahun 2021 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Tugas,
Fungsi, dan Tata Kerja Unit Organisasi Bersifat Khusus Rumah Sakit Umum Daerah Sleman pada
Dinas Kesehatan, dan Peraturan Bupati Nomor 55.32 Tahun 2021 tentang Pembentukan, Susunan
Organisasi, Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Unit Organisasi Bersifat Khusus Rumah Sakit Umum
Daerah Prambanan pada Dinas Kesehatan. Rumah Sakit Umum Daerah sebagai Unit Organisasi
Bersifat Khusus dipimpin oleh Direktur yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas, dan memiliki otonomi dalam pengelolaan keuangan dan barang milik daerah
serta bidang kepegawaian.

Penataan Organisasi meliputi penyesuaian tugas dan fungsi perangkat daerah pada
Inspektorat Kabupaten, yang ditetapkan dalam Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2022 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Inspektorat Kabupaten, yakni
penataan fungsi pada Inspektur Pembantu untuk memperkuat peran dan kapasitas Inspektorat
Kabupaten agar lebih independen dan objektif dalam rangka mewujudkan pemerintahan daerah
yang bersih dan bebas dari kolusi, korupsi, dan nepotisme. Penataan fungsi tersebut membentuk
Inspektur Pembantu Bidang Pemerintahan dan Aparatur, Inspektur Pembantu Bidang Kesejahteraan
Rakyat, Inspektur Pembantu Bidang Perekonomian dan Pembangunan, dan Inspektur Pembantu
Bidang Investigasi dan Reformasi Birokrasi.
Sementara itu, dalam rangka menjamin objektivitas, kualitas, dan transparansi dalam
pengembangan karir dan pengembangan kompetensi Aparatur Sipil Negara di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Sleman, pada tahun 2022 dibentuk UPTD Penilaian Kompetensi Aparatur
Sipil Negara yang diatur dalam Peraturan Bupati Nomor 47 Tahun 2022 tentang Pembentukan Unit
Pelaksana Teknis Daerah Penilaian Kompetensi Aparatur Sipil Negara.

8
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

Pelaksanaan penataan organisasi dimaksud dan sebagai bagian dari kebijakan


penyederhanaan birokrasi, kondisi perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sleman
saat ini terdiri dari 46 (empat puluh enam) Perangkat Daerah, 2 (dua) RSUD, 4 (empat) Taman
Kanak-kanak, 374 (tiga ratus tujuh puluh empat) Sekolah Dasar, 54 (lima puluh empat) Sekolah
Menengah Pertama, 1 (satu) Sanggar Kegiatan Belajar, dan 61 (enam puluh satu) UPTD.

Kondisi jabatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sleman terdiri dari JPT eselon IIa 1
(satu) jabatan, JPT eselon IIb 35 (tiga puluh lima) jabatan, Jabatan Administrator eselon IIIa 63
(enam puluh tiga) jabatan, Jabatan Administrator eselon IIIb 116 (seratus enam belas) jabatan,
Jabatan Pengawas eselon IVa 237 (dua ratus tiga puluh tujuh) jabatan, dan Jabatan Pengawas
eselon IVb 96 (Sembilan puluh enam) jabatan. Jumlah jabatan tersebut telah berkurang 246 (dua
ratus empat puluh enam) jabatan yang telah disetarakan dari Jabatan Administrasi ke Jabatan
Fungsional sebagai bagian dari kebijakan penyederhanaan birokrasi.

1.5 SUMBER DAYA APARATUR


Sumber daya Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kabupaten Sleman yang ditempatkan
pada perangkat daerah per 31 Desember 2022 sebanyak 8.923 orang, terdiri dari 8.013 Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan 910 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Pemetaan
kondisi data terakhir sebagai berikut:
1. Berdasarkan jenis kelamin
Diagram 1.5. 1. Jumlah ASN berdasarkan jenis kelamin

ASN KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2022

Laki-laki
33.87%

Perempuan
66.13%

Sumber Data: BKPP Kabupaten Sleman, 2022

9
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

2. Berdasarkan Jenjang Pendidikan


Grafik 1.5. 1. Jumlah ASN berdasarkan Pendidikan

JUMLAH ASN BERDASAR PENDIDIKAN


8000 61.50% 70.00%
7000 60.00%
5488
6000
50.00%
5000
40.00%
4000
11.90% 13.04% 30.00%
3000 1.51% 7.61%
1.21% 0.37% 20.00%
2000 0.31% 2.41%
1062 1164 0.12% 0.00
1000 679 10.00%
28 108 33 215 11 135 0
0 0.00%

Jumlah Proporsi

Sumber Data: BKPP Kabupaten Sleman, 2022.

Pada tahun 2022 jumlah ASN di Kabupaten Sleman didominasi oleh pegawai dengan latar
belakang Pendidikan S-1 (5.488) dengan proporsi 61,50% dari total jumlah ASN (8.923) dan
kemudian disusul ASN dengan latar belakang Pendidikan D-III (1164), SLTA (1.062), S-2 (679), dan
sisanya sebanyak 530 tersebar pada latar belakang SD, SLTP, D-I, D-IV, dan Sarjana Muda.

3. Berdasarkan Golongan
Grafik 1.5. 2. Jumlah ASN berdasarkan golongan

JUMLAH PNS BERDASARKAN GOLONGAN JUMLAH PPPK BERDASARKAN GOLONGAN


70.00% 61.48%
60001000 120.00%
96.48%
60.00% 5000 100.00%
800 PPPK 878
50.00% Proporsi (%)
PNS 4000 80.00%
40.00% 600
Proporsi (%)
24.25% 3000 60.00%
30.00% 4,926 400
13.85% 2000 40.00%
20.00%
10.00% 0.42% 1,943 1000 200 1.21% 0.00% 2.31% 0.00% 20.00%
34 1,110
11 0 21 0
0.00% 0 0 0.00%
I II III IV V VI VII VIII IX
Sumber Data: BKPP Kabupaten Sleman, 2022

10
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

Angka tertinggi jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Sleman masuk dalam
golongan III yaitu sebanyak 4.926 dari total jumlah PNS sebanyak 8.013 pegawai. Selanjutnya, PNS
yang masuk dalam golongan IV sebanyak 1.943 dan golongan II sebanyak 1.110 dan sisanya
berada di golongan I sebanyak 34 pagawai. Sementara itu, untuk PPPK didominasi oleh pegawai
yang berada di golongan IX yaitu sebanyak 878 pegawai dari total PPPK sebanyak 910 pegawai,
dan sisanya berada di golongan V sebanyak 11 pegawai serta golongan VII sebanyak 11 pegawai.

4. Berdasarkan Usia
Diagram 1.5. 2. Proporsi ASN berdasarkan Usia

PROPORSI ASN BERDASAR USIA

21-30 > 55
12.55% 18.77%
1120 > 55
1,675
31-40 51-55
22.77% 41-50
51-55
2,032 31-40
22.85%
2,039 21-30
2,057
41-50
23.05%

Sumber Data: BKPP Kabupaten Sleman, 2022

Berdasarkan rentang usia, komposisi ASN di Kabupaten Sleman hampir merata, dengan
proporsi terbanyak berada di rentang usia 41-50 tahun yaitu sebanyak 2.057 atau 23,05% dari
jumlah keseluruhan sebanyak 8.923. Selanjutnya disusul ASN di rentang usia 51-55 tahun sebanyak
2.039 dan rentang usia 31-40 tahun sebanyak 2.032. Sementara itu, ASN dengan rentang usia >50
tahun dan rentang usia 21-30 tahun memiliki proporsi sebanyak 18,77% dan 12,55% dari total
keseluruhan ASN.

11
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

5. Berdasarkan Jenis Jabatan

Diagram 1.5. 3. Proporsi ASN berdasarkan jenis jabatan

PROPORSI ASN BERDASARKAN JENIS JABATAN


Struktural
5.79%
Pelaksana
18.23%

Fungsional
Teknis
6.48%

Fungsional
Kesehatan Fungsional
16.53% Kependidikan
52.96%

Sumber Data: BKPP Kabupaten Sleman, 2022

Dari segi jumlah, jenis jabatan di Kabupaten Sleman sebagian besar merupakan Jabatan
Fungsional Kependidikan yaitu sebanyak 4.726 atau sebesar 52,96% dari jumlah keseluruhan.
Selanjutnya, jumlah Jabatan Pelaksana yaitu sebanyak 1.627 atau memiliki proporsi sebesar
18,23% dan Jabatan Fungsional Kesehatan yaitu sebanyak 1.475 atau sebesar 16,53%, sisanya
merupakan jenis jabatan Fungsional Teknis yaitu sebanyak 578 atau 6,48%, dan paling sedikit
merupakan jabatan Struktural yaitu sebanyak 517 atau 5,79% dari keseluruhan ASN.

1.6 SUMBER DAYA KEUANGAN


Sumber daya keuangan Pemerintah Kabupaten Sleman ditetapkan setiap tahun dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). APBD tahun 2022 Kabupaten Sleman sebagai
berikut:
Tabel 1.6. 1. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

No Uraian Anggaran Realisasi 2022 % Realisasi 2021


1 PENDAPATAN DAERAH
1.1 Pendapatan Asli Daerah 1.031.150.840.396,00 1.061.064.803.656,40 102,90 803.679.358.719,08
Pendapatan Transfer Dana
1.2 1.430.601.786.089,00 1.411.087.776.251,00 98,64 1.366.608.643.179,00
Perimbangan
1.3 Pendapatan Transfer 139.140.652.000,00 139.140.652.000,00 100,00 147.541.745.000,00

12
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

No Uraian Anggaran Realisasi 2022 % Realisasi 2021


1 PENDAPATAN DAERAH
Pemerintah Pusat - Lainnya
Pendapatan Transfer Antar
1.4 366.198.157.972,00 388.379.064.216,44 106,06 454.227.185.187,50
Daerah
Lain-lain Pendapatan Daerah
1.5 6.654.102.299,00 6.307.858.939,00 94,80 21.271.452.549,00
yang Sah
JUMLAH PENDAPATAN 1.935.940.596.061,00 1.938.607.492.467,44 100,14 1.968.377.573.366,50
2 BELANJA DAERAH
2.1 Belanja Operasi 2.382.903.738.291,54 2.195.791.565.394,29 92,15 1.949.946.322.378,71
2.2 Belanja Modal 502.677.523.017,00 466.443.909.650,46 92,79 433.649.905.880,83
2.3 Belanja Tak Terduga 43.075.302.001,01 18.234.059.538,00 42,33 27.614.828.647,00
2.4 Belanja Transfer 365.618.273.711,00 360.004.592.173,00 98,46 303.101.841.633,00
JUMLAH BELANJA 3.294.274.837.020,55 3.040.474.126.755,75 92,30 2.714.312.898.539,54
SURPLUS/DEFISIT (320.529.298.264,55) (34.493.971.692,91) 10,76 79.015.486.095,04
3 PEMBIAYAAN DAERAH
Penerimaan Pembiayaan
3.1 445.465.298.264,55 445.465.298.263,96 100,00 380.545.812.168,92
Daerah
Pengeluaran Pembiayaan
3.2 124.936.000.000,00 124.936.000.000,00 100,00 14.096.000.000,00
Daerah
PEMBIAYAAN NETTO 320.529.298.264,55 320.529.298.263,96 100,00 366.449.812.168,92
Sumber Data: BKAD Kabupaten Sleman

1.7 ISU STRATEGIS


Pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 3 Tahun 2021 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2021-2026, merumuskan gambaran umum kondisi
daerah sebagai dasar perumusanpermasalahan dan isu strategis daerah, sebagai dasar prioritas
penangananpembangunan daerah 5 (lima) tahun ke depan dan sebagai pedoman bagi seluruh
Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sleman dalam menyusun Renstra
Perangkat Daerah periode 2021- 2026, dengan kriteria sebagai berikut:
1. Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran pembangunan nasional;
2. Merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah;
3. Luasnya dampak yang ditimbulkan terhadap daerah dan masyarakat;
4. Memiliki daya ungkit yang signifikan terhadap pembangunan daerah;
5. Kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola;
6. Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan.

13
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

Penetapan isu strategis ini sebagai bahan kajian dalam menetapkan cita-cita pembangunan
sebagai solusi dari isu stategis dengan mempertimbangan sumber daya yang tersedia. Dari hasil
analisis dengan menggunakan kriteria yang telah ditetapkan, maka isu strategis Kabupaten Sleman
berdasarkan telaah kebijakan dan telaah permasalahan bidang urusan diuraikan sebagai berikut:
1. Belum Optimalnya Tata Kelola Pemerintahan dan Pelayanan Publik
Hasil penilaian oleh Kementerian PAN dan RB terhadap indeks reformasi birokrasi di
Kabupaten Sleman tahun 2022 berada pada angka 77,50 (BB). Angka ini masih terus
ditingkatkan seiring dengan pemenuhan indikator-indikator penunjangnya. Indeks kepuasan
masyarakat di Kabupaten Sleman tahun 2022 mencapai 84,25. Walaupun sudah melampaui
target, pemerintah Kabupaten Sleman tetap harus meningkatkan sehingga pelayanan akan
lebih baik, lebih cepat, lebih efisien, dan lebih efektif berbasis kebutuhan masyarakat.
Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah belum optimalnya pelaksanaan standard
operating procedure (SOP) yang telah disusun oleh perangkat daerah serta belum semua
perangkat daerah mempunyai standar pelayanan (SP). Adanya Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa dapat memangkas birokrasi dan memberikan pelayanan kepada
masyarakat dengan lebih cepat, akan tetapi disisi lain penyelenggaraan dan pengelolaan
pemerintah desa perlu dioptimalkan, dan disesuaikan dengan perencanaan kabupaten agar
proses pembangunan dapat lebih optimal dan akurat. Pelaksanaan tata kelola pemerintahan
dapat ditingkatkan lebih meningkatkan kinerja di bidang penyelenggaraan pemerintahan secara
umum, baik di bidang pengelolaan SDM, keuangan, maupun pelayanan publik.
Dalam rangka peningkatan kualitas dan kompetensi pegawai untuk mendukung tugas pokok
dan fungsi organisasi, Pemerintah Kabupaten Sleman mengirimkan pegawai untuk mengikuti
pendidikandan pelatihan yang menunjang jabatan serta memberi kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Di bidang keuangan, Pemerintah
Kabupaten Sleman terus meningkatkan persentase kontribusi PAD untuk mencapai kemandirian
keuangan daerah dengan melakukan inovasi terkait alternatif peningkatan pendapatan asli
daerah melalui diversifikasi badan usaha milik daerah.
Selain itu, pemanfaatan teknologi informasi dalam pelaksanaan tata kelola pemerintahan
dan pelayanan kepada masyarakat dapat menjadi alternatif dalam mengatasi permasalahan
keterbatasan sumber daya aparatur dan tuntutan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan
yang cepat, akurat dan efisien. Fungsi penggunaan teknologi informasi di pemerintahan tidaklah
hanya sebagai faktor pendukung manajemen pemerintahan, tetapi juga berfungsi sebagai agen
perubahan untuk membawa pemerintahan menjadi lebih efisien dalam segala bidang.

14
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

Untuk itu, dibutuhkan perubahan yang mendasar menyangkut proses kerja dan juga budaya
kerja yang berorientasi pada efisiensi dan peningkatan kualitas pelayanan terhadap masyarakat
sebagai customer sekaligus stakeholders dari pemerintahan. Pendampingan terhadap
pengelolaan penyelenggaraan pemerintahan desa perlu diperhatikan, karena merupakan bagian
dari pendukung pelaksanaan pemerintahan di Kabupaten Sleman.

2. Belum Optimalnya Kualitas Sumber Daya Manusia


Kualitas sumber daya manusia diukur menggunakan indeks pembangunan manusia, yang
dibangun melalui 3 (tiga) dimensi, yaitu kesehatan, pendidikan dan pengeluaran. Dimensi
kesehatan diukur menggunakan Angka Harapan Hidup (AHH). Pada tahun 2022, AHH
mencapai 75 tahun. Pemerintah daerah selalu konsisten meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan melalui penyediaan sarana kesehatan dasar, tenaga kesehatan, serta pemerataan
dan keterjangkauan akses.

Faktor lain yang turut berpengaruh terhadap tingginya umur harapan hidup adalah pola
hidup sehat masyarakat. Namun masih ditemukan kasus balita stunting di Kabupaten.
Prevalensi balita stunting tahun 2021 sebesar 6,92%. Stunting disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain karena faktor penyakit pada balita, pola asuh orang tua, asupan makanan kurang,
ketahanan pangan keluarga kurang serta kurangnya pengetahuan orang tua. Stunting pada
anak dapat menyebabkan terganggunya perkembangan otak, pertumbuhan fisik metabolisme
tubuh, dan sistem imun. Sekilas, proporsi tubuh anak stunting mungkin terlihat normal, namun
kenyataannya lebih pendek dari anak-anak seusianya.

Kondisi pandemi COVID-19 berbagai kegiatan untuk mengoptimalkan penanganan stunting


antara lain kegiatan posyandu untuk memantau tumbuh kembang bayi dan balita, pemberian
tablet tambah darah kepada siswi sekolah, dan pemeriksaan berkala ibu hamil menjadi
terhambat. Hal tersebut dikhawatirkan menyebabkan jumlah kasus stunting akan bertambah.
Oleh karena itu, dilakukan percepatan penanganan stunting melalui 8 (delapan) aksi
konvergensi stunting mulai tahun 2021.

Pada tahun 2022 terdapat inovasi yang dilakukan dalam penanggulangan stunting di
Kabupaten Sleman, antara lain GeTar Thala (Gerakan Tanggulangi Anemia Remaja dan
Thalasemia), PANdu TEMan (Pelayanan Antenatal Care Terpadu menuju Triple Eleminasi
Melibatkan Semua Layanan), Pecah Ranting Hiburane Rakyat (Pencegahan Rawan Stunting
Hilangkan Gizi Buruk Tingkatkan ekonomi Rakyat), dan Gambang Stunting (Gerakan Ajak
Menimbang Cegah dan Atasi Stunting). Pelaksanaan kelas ibu hamil yang sebelum COVID-19
dilakukan dengan tatap muka, digantikan dengan kelas virtual melalui media sosial (WA grup).

15
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

Pemantauan tumbuh kembang balita yang dilakukan di posyandu, diganti dengan


pemantauan mandiri oleh orangtua/keluarga balita dengan bimbingan dari puskesmas. Dimensi
pendidikan diukur menggunakan rata-rata lama sekolah (RLS) dan harapan lama sekolah
(HLS). Pada tahun 2020, RLS mencapai 10,94 tahun dan HLS mencapai 16,76 tahun. Angka ini
termasuk tinggi. Namun ironisnya, dengan HLS tinggi, masih ditemukan anak yang putus
sekolah. Berdasarkan dapodik, pada tahun ajaran 2021/2022, tidak ditemukan anak putus
sekolah. Sementara, angka kumulatif putus sekolah dan tidak sekolah yang telah dikumpulkan
melalui pendataan yang dilakukan oleh pendamping program PKH pada akhir tahun 2019
sampai dengan awal tahun 2020 sebanyak 890 anak.

Persoalan anak putus sekolah tetap menjadi perhatian pemerintah daerah karena alasan
anak putus sekolah sangat variatif dan spesifik kasus per kasus, tidak hanya ketidakmampuan
secara ekonomi yang menjadi penyebab putus sekolah. Faktor yang menyebabkan anak putus
sekolah, kondisi ekonomi keluarga yang kurang mampu, keengganan anak untuk bersekolah,
perundungan terhadap anak, kesulitan akses transportasi dan karena bekerja. Pemerintah
Kabupaten sudah menyusun kebijakan dalam upaya pemerataan pendidikan bagi usia sekolah,
seperti penyediaan bantuan operasional sekolah (BOS), kartu Indonesia pintar (KIP) dan
beasiswa pendidikan, namun demikian masih perlu dilaksanakan program dan kegiatan lainnya
sebagai upaya penanganan anak putus sekolah.

3. Melambatnya Pertumbuhan Ekonomi


Berdasarkan kajian BPS, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sleman pada tahun 2022
tercatat sebesar 5,15%. Pandemi COVID-19 telah berdampak pada menurunnya kinerja
perekonomian daerah, hampir semua sektor usaha mengalami penurunan terutama sektor
transportasi dan pergudangan, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum serta sektor
konstruksi. Banyak dari kelompok masyarakat hanya bergantung pada satu sumber pendapatan
tanpa adanya alternatif, sehingga saat terjadi kendala menjadi sulit untuk keluar dari jurang
keterpurukan. Melemahnya kondisi perekonomian ini dirasakan oleh hampir seluruh
masyarakat, baik di wilayah perkotaan yang didominasi oleh sektor jasa maupun di wilayah
perdesaan yang didominasi oleh sektor basis.
Selama ini, pengembangan ekonomi berbasis kewilayahan belum menjadi fokus
pembangunan ekonomi wilayah. Di sisi lain, pendekatan ini diyakini dapat membawa kemajuan
desa dan masyarakat perdesaan, yang disertai dengan revitalisasi peran lembaga
kemasyarakatan desa. Selain itu, potensi-potensi sumberdaya yang dimiliki oleh Kabupaten

16
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

Sleman juga belum dimanfaatkan secara optimal dalam rangka pengembangan ekonomi lokal
perdesaan, dengan keterlibatan seluruh lapisan masyarakat serta memperhatikan aspek-aspek
keberlanjutan dalam pelaksanaan kegiatannya. Persoalan lainnya adalah belum tumbuhnya
kolaborasi antar pelaku usaha, bahkan kadang terjadi persaingan usaha tidak sehat. Padahal
aglomerasi usaha ataupun jaringan kerja antarpelaku usaha sejenis maupun tidak sejenis yang
memiliki keterkaitan hulu-hilir akan memberikan kemanfaatan yang lebih besar, berupa ongkos
produksi yang dapat ditekan, margin keuntungan yang semakin tinggi, konektivitas jaringan
kerja ataupun manfaat lainnya.
Pada saat diterpa pandemi COVID-19, sektor pertanian mampu bergeliat tumbuh
sebesar 4,55% pada tahun 2022, disamping sektor informasi dan komunikasi serta sektor jasa
kesehatan dan kegiatan sosial. Meskipun demikian, pekerjaan sebagai petani tidak banyak
diminati masyarakat, terutama bagi kalangan muda. Sebagian orang masih menganggap bahwa
petani itu tidak dapat memberikan kesejahteraan. Oleh karena itu, perlu adanya intervensi
pemerintah agar sektor pertanian dapat menjadi sektor unggulan.

4. Masih Tingginya Ketimpangan Pendapatan Indeks Gini yang menjadi ukuran ketimpangan
pendapatan.
Pada tahun 2022 sebesar 0,418, masuk dalam kategori ketimpangan moderat. Faktor yang
sulit dikendalikan yang disinyalir sebagai penyebab ketimpangan pendapatan, yakni adanya
faktor migrasi masuk penduduk berpenghasilan menengah-atas serta laju peningkatan
pendapatan masyarakat golongan bawah yang tidak secepat laju peningkatan pendapatan
masyarakat golongan menengah. Pandemi COVID-19 sangat berpengaruh, termasuk bagi
kelompok masyarakat berpendapatan rendah yang bekerja sebagai buruh atau karyawan
ataupun menjalankan usaha mikro, bahkan sampai dengan kehilangan pekerjaan. Tingkat
pengangguran terbuka mencapai 4,78%.
Strategi yang diperlukan untuk mengurangi ketimpangan pendapatan adalah dengan
melakukan percepatan peningkatan pendapatan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah
dengan memanfaatkan potensi ekonomi lokal yang tersedia di Kabupaten Sleman. Sementara
itu migrasi masuk perlu diarahkan pada kecamatan-kecamatan di luar kawasan perkotaan
Yogyakarta untuk mendongkrak timbulnya aktivitas ekonomi yang baru. Jumlah penduduk
miskin di Kabupaten Sleman pada tahun 2022 sebesar 7,74% dari total penduduk, menurun dari
tahun sebelumnya sebesar 8,15% dari total Keluarga. Dengan demikian, upaya
penanggulangan kemiskinan masih perlu dilakukan melalui kebijakan peningkatan akses

17
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

terhadap pelayanan pendidikan, akses terhadap pelayanan kesehatan dan pembinaan untuk
peningkatan pendapatan masyarakat miskin. Guna mengurangi angka kemiskinan,
implementasi Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) lebih intensif sehingga
menghasilkan upaya penanggulangan kemiskinan yang terpadu lintas bidang.
Dinas Kominfo melakukan pengolahan, updating dan analisis data penduduk miskin. Dinas
Sosial sebagai leading sector penanggulangan kemiskinan melakukan verifikasi dan validasi
data kemiskinan serta memberikan layanan aduan masyarakat. Dinas Kesehatan memfasilitasi
jaminan kesehatan. Dinas Pendidikan dengan menyediakan beasiswa pendidikan dasar bagi
siswa miskin. Untuk stimulasi pembangunan perumahan masyarakat kurang mampu, baik
RTLH, jambanisasi dan layanan air bersih dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan
dan Kawasan Permukiman serta Dinas Lingkungan Hidup. Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil melayani adminitrasi kependudukan, berupa akta catatan sipil dan Kartu Tanda
Penduduk.
Pelatihan keterampilan, kewirausahaan, manajemen kelembagaan kepada calon pekerja
sesuai dengan kebutuhan lapangan pekerjaan serta upaya penumbuhan wirausahawan baru
oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Dinas Tenaga Kerja/Balai Latihan Kerja, Dinas
Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan, serta perangkat
daerah terkait lainnya. Ekonomi lokal yang berupa UMKM belum mampu mengakses pasar
yang lebih luas kemungkinan dapat disebabkan karena para pelaku tidak mempunyai jaringan
pemasaran, jaringan pengadaan bahan/input produksi atau jaringan guna meningkatkan
kapabilitas pelaku usaha dan kapasitas usaha, terkendala standar kualitas produk.

5. Masih Tingginya Angka Pengangguran


Pandemi COVID-19 mempengaruhi seluruh lapisan masyarakat, terutama masyarakat lapisan
bawah. Berdasarkan hasil survei sosial demografi BPS, 82% tenaga kerja mengalami
perubahan/penurunan pendapatan. Pada tahun 2022 angka pengangguran terbuka Kabupaten
Sleman 4,78% masih lebih tinggi dari angka DIY sebesar 4,06%, namun lebih rendah dari
capaian Nasional sebesar 5,86%.

6. Belum Optimalnya Pembinaan Ekonomi Kreatif Berbasis Sub Sektor


Saat ini, ekonomi kreatif yang tumbuh di Kabupaten Sleman adalah film, animasi dan video,
sedangkan 15 subsektor lainnya belum begitu berkembang. Pemerintah Kabupaten Sleman
juga telah menyediakan wahana bagi para muda untuk berkreasi dan mengembangkan diri
dalam bidang ekonomi kreatif, yakni dengan dibangunnya Sleman Creative Space.

18
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

7. Belum Optimalnya Implementasi Inovasi dalam Pembangunan


Pada tahun 2022, persentase inovasi yang diimplementasikan sebesar 100%. Semua
kebijakan inovasi telah diterapkan di daerah. Hanya saja, belum semua inovasi tersebut
ditetapkan dengan keputusan dan/atau peraturan lainnya.

8. Belum Optimalnya Ketahanan Sosial Masyarakat


Ketahanan sosial masyarakat akan optimal jika ketahanan keluarga meningkat, ketahanan
terhadap bencana meningkat dan kerukunan masyarakat meningkat. Keluarga sebagai unit
terkecil masyarakat, dapat menjadi penentu bagi tinggi rendahnya ketahanan sosial masyarakat,
karena dalam keluargalah nilai-nilai yang baik mulai ditanamkan dan dipraktekkan. Jika setiap
keluarga telah mempunyai ketahanan yang baik, dapat diharapkan masyarakat Kabupaten
Sleman akan mempunyai ketahanan sosial yang baik pula.
Ketahanan keluarga merupakan hal yang bersifat dinamis. Ketahanan keluarga dimulai dari
kehidupan pra pernikahan. Dalam prosesnya, membangun ketahanan keluarga perlu
memperhatikan manajemen sumber daya manusia dan pengelolaan masalah yang timbul dalam
keluarga. Keluarga juga perlu memperhatikan komunikasi yangterbangun baik antar anggota
keluarga maupun ekologi keluarga yang lain, seperti lingkungan dan sosial. Ketahanan keluarga
menjadi tolak ukur kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan dasar dan kemampuan
keluarga untuk melakukan kegiatan yang produktif. Ketidakharmonisan hubungan antar anggota
keluarga yang kemudian berkembang menjadi pertengkaran dan tindak kekerasan yang dapat
menimpa perempuan dan anak dalam suatu keluarga, merupakan salah satu indikator bahwa
ketahanan keluarga itu tidak kokoh.
Kabupaten Sleman merupakan wilayah dengan nilai indeks risiko bencana yang tinggi.
Berdasarkan RTRW Kabupaten Sleman Tahun 2021-2040, ada beberapa kawasan rawan
bencana di Kabupaten Sleman, antara lain kawasan rawan bencana tanah longsor, kawasan
rawan bencana kekeringan, kawasan rawan bencana gunung api, serta kawasan rawan gempa
bumi sesar mayor. Masih banyak ditemui masyarakat tinggal dan beraktivitas di wilayah
tersebut. Hal ini tentunya akan meningkatkan risiko bencana.
Oleh karena itu, kemampuan masyarakat dalam mitigasi bencana perlu terus ditingkatkan
agar risiko bencana dapat diperkecil. Masyarakat Sleman merupakan masyarakat multikultur,
terlebih dengan banyaknya perguruan tinggi yang berlokasi di wilayah Kabupaten Sleman.
Konflik berbau SARA, aksi terorisme dan separatisme berpotensi menjadi komoditas politik,
sehingga deteksi dini atas potensi kerawanan harus dilakukan.

19
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

9. Belum Optimalnya Sistem Jaringan Prasarana dan Sarana Wilayah Berkelanjutan


Berdasarkan tipologinya, Kabupaten Sleman dibagi menjadi 4 (empat) kawasan, yaitu
Sleman bagian barat, Sleman bagian tengah, Sleman bagian timur, dan Sleman bagian utara,
yang mempunyai karakteristik masing-masing. Berdasarkan kondisi tersebut, kegiatan ekonomi
masih terpusat (terkonsentrasi) hanya pada wilayah tertentu, yang tentunya diikuti dengan
penyediaan sarana dan prasarana wilayah, seperti jalan, drainase, irigasi, air bersih, air limbah,
persampahan, perumahan dan permukiman, prasarana perdagangan, gedung pemerintah,
penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan.
Sistem drainase dibangun di wilayah perkotaan dan kawasan permukiman. Untuk wilayah
perdesaan hanya dibangun di sepanjang sisi jalan, padahal kejadian genangan juga banyak
terjadi di wilayah perdesaan akibat tidak berfungsi tanah sebagai resapan air dengan baik.
Selain itu, tingginya alih fungsi lahan, menyebabkan permukaan tertutup oleh bangunan,
sehingga air hujan lebih banyak yang melimpas. Cakupan penggunaan air bersih pada tahun
2020 mencapai 99,5%. Hal ini karena perhitungan cakupan bukan hanya memperhatikan
kuantitas, namun juga keterjangkauan dan kontinuitas. Penggunaan air bersih meliputi
pelayanan air bersih dari PDAM, SPAMDes, dan sumur terlindungi.
Pada tahun 2020, Jumlah masyarakat yang mendapatkan air bersih dari sambungan
perpipaan sebanyak 352.450 jiwa (70.490 SR) atau 32,64%. Pamdes dan pamsimas melayani
150.140 jiwa (30.028 SR). Volume timbulan limbah sebesar 86.393,28 m3 /hari. Berdasarkan
pendataan yang dilakukan, terdapat KK dengan akses aman sebesar 20,36%, KK dengan
akses layak sebesar 76,50%, dan masih ditemukan 3,14% atau 11.318 KK yang belum dapat
mengakses jaringan limbah. Dari total timbulan sampah, sampah yang tertangani sebesar
55,91%. Persentase pengelolaan sampah oleh swasta yang taat terhadap peraturan
perundang-undangan tahun 2020, tercatat sebesar 88,64%.
Persoalan sampah ini dapat teramati dari masih adanya fenomena tumpukan sampah,
pembakaran sampah oleh masyarakat sehingga perlu mendapat perhatian karena dapat
mengganggu kualitas lingkungan secara lebih luas. Salah satu permasalahan di Kabupaten
Sleman adalah minimnya trayek pedesaan sehingga mendorong bertambahnya jumlah
kepemilikan kendaraan pribadi.
Dampak yang terlihat adalah kemacetan arus lalu-lintas pada ruas tertentu terutama pada
jam sibuk. Kapasitas jalan sama namun jumlah kendaraan yang lewat semakin bertambah
setiap tahunnya. Tentunya kapasitas jalan ini berbeda di wilayah perkotaan atau luar kota
(perdesaan), tergantung dari tingkat jalan, luas kawasan terbangun, jumlah penduduk,
karakteristik arus lalu lintas. Indeks kualitas air di Kabupaten Sleman pada tahun 2022 adalah

20
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

43,54, dengan kriteria kurang baik. IKA rendah, salah satunya disebabkan oleh perilaku
masyarakat dan industri dalam membuang limbah ke sungai tanpa pengolahan lebih dahulu.
Oleh karena itu, pengelolaan daerah aliran sungai, termasuk kualitas air didalamnya, harus
dilakukan secara terpadu, meliputi bagian hulu, tengah dan hilir sungai tanpa terhambat oleh
batas-batas administrasi. Sementara kualitas udara tercatat 83,99.
Hal ini dimungkinkan karena selama pandemi COVID-19, masyarakat mengurangi
pergerakan (beraktivitas keluar rumah), sehingga polusi dari asap kendaraan berkurang.
Indeks kualitas lahan termasuk dalam kategori kurang. Sampai dengan tahun 2022, luasan
RTH publik yang dikelola Kabupaten Sleman sebesar 1.138,53 ha atau 38,7% dari luasan yang
seharusnya, 2.940,2 ha. Keberadaan RTH ini dapat meningkatkan kualitas lingkungan
terutama di wilayah perkotaan yang memiliki tingkat pencemaran yang cukup tinggi serta
membantu pengurangan suhu pemanasan global. Selain itu, keberadaan ruang publik sangat
dibutuhkan oleh penduduk di Kabupaten Sleman untuk melaksanakan aktivitas sosial serta
ekonomi.
Oleh karena itu, keberadaan RTH perlu terus ditingkatkan. Teknologi informasi telah
menjadi fasilitas utama bagi kegiatan berbagai sektor kehidupan dimana memberikan andil
besar terhadap perubahan yang mendasar pada struktur operasi dan manajemen organisasi,
pendidikan, trasportasi, kesehatan, penelitian, dan sebagainya. Teknologi informasi pada masa
sekarang menjadi kebutuhan perorangan. Pada saat ini infrastruktur TI belum tersedia secara
merata di segenap wilayah Kabupaten Sleman sehingga belum semua masyarakat dapat
mengakses dan memanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan.
Aktivitas pembangunan memerlukan lahan dan ruang sebagai tempat untuk menampung
kegiatan pembangunan dimaksud. Penggunaan lahan oleh setiap aktivitas pembangunan
sedikitnya akan mengubah rona awal lingkungan menjadi rona lingkungan baru, sehingga
terjadi perubahan lingkungan hidup, yang kalau tidak dilakukan pemanfaatan secara cermat
dan bijaksana, akan terjadi penurunan kualitas lingkungan, merusak dan bahkan memusnakan
kehidupan habitat tertentu dalam ekosistem bersangkutan. Oleh karena itu, perencanaan tata
ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang sangat diperlukan.
Dalam hal perencanaan tata ruang, Kabupaten Sleman telah memiliki Peraturan Daerah
Nomor 13 Tahun 2021 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman Tahun 2021-
2041 sebagai pedoman dalam pengaturan pemanfaatan ruang, dan Peraturan Bupati Sleman
Nomor 3 Tahun 2021 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Sleman Timur Tahun
2021-2040, dan Peraturan Bupati Sleman Nomor 57 Tahun 2021 tentang Rencana Detail Tata
Ruang Kawasan Sleman Barat Tahun 2021-2041.

21
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

10. Menurunnya Penerapan Nilai Budaya Yogyakarta


Pelestarian warisan budaya adalah upaya perlindungan terhadap produk atau hasil
budaya dari tradisi yang berbeda dan prestasi spiritual dalam bentuk nilai dari masa lalu yang
menjadi elemen pokok dalam jati diri suatu kelompok atau bangsa yang terdiri dari segala
bentuk seni, nilai tradisi dan budaya yang bersifat kebendaan. Pada tahun 2022, benda, situs
dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan sebanyak 48,50%.

11. Berkurangnya Sikap Saling Menghargai


Sebagian besar wilayah di Kabupaten Sleman merupakan wilayah perkotaan. Disadari
atau tidak, semangat gotong-royong dan saling menghargai mulai ditinggalkan. Salah satu
penyebabnya adalah penggunaan uang atau dana sebagai tolok ukur yang cukup untuk
partisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan.
Generasi muda sekarang sering berpikir dan bertindak global dibandingkan memikirkan
dan berperilaku lokal seakan mengabaikan masyarakat lokal atau sekitar. Oleh karena itu,
perlu penguatan kembali sikap saling menghargai dan kerukunan masyarakat.

12. Masih Adanya Potensi Konflik Sara/Sosial


Sebagai kota pelajar, Kabupaten Sleman merupakan kabupaten dengan masyarakat
yang sangat beragam, baik agama, ras dan suku. Hampir dari seluruh wilayah di Indonesia
dapat ditemukan di sini. Oleh karena itu, banyak ditemukan kejadian yang berpotensi
memunculkan konflik SARA di masyarakat.

22
BAB II
Perencanaan Kinerja
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

BAB II PERENCANAAN KI
Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari
tujuan, sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis. Di dalam rencana
kinerja, ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja. Penyusunan
rencana kinerja dilaksanakan seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan anggaran, serta
merupakan komitmen bagi instansi untuk mencapainya dalam tahun tertentu. Perencanaan kinerja
Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2022 mengacu pada dokumen Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sleman (Peraturan daerah Kabupaten Sleman
Nomor 3 tahun 2021 tentang RPJMD 2021-2026) sebagai penerjemahan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Sleman sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Sleman Nomor 7 Tahun 2005. RPJP ini menjadi kerangka dasar pengelolaan
pembangunan daerah yang bersifat aspiratif terhadap kehendak masyarakat Kabupaten Sleman
yang memuat visi, misi, dan arah kebijakan pembangunan daerah. Penyusunan buku laporan ini
merupakan refleksi RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2021-2026 sebagaimana ditetapkan dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 3 Tahun 2021.

2.1 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH TAHUN


2021-2026
Sebagaimana amanat dalam Pasal 15 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah, Peraturan Daerah tentang RPJMD ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan
setelah Bupati dilantik. Berdasarkan ketentuan dimaksud, Pemerintah Kabupaten Sleman bersama
Dewan Perakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sleman telah menetapkan Peraturan Daerah
Kabupaten Sleman Nomor 3 Tahun 2021 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kabupaten Sleman Tahun 2021-2026, yang mulai berlaku pada saat diundangkan yakni tanggal 10
Agustus 2021.
RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2021-2026 merupakan rencana pembangunan tahap
keempat dari pelaksanaan RPJPD Tahun 2006-2025, oleh karena itu berpedoman pada visi dan
misi Kabupaten Sleman pada RPJPD Tahun 2006-2025 beserta arah pembangunannya dalam Visi
RPJPD Tahun 2006-2025.
“Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Sleman yang Sejahtera, Demokratis, dan Berdaya
Saing” yang ditempuh melalui 4 (empat) Misi Pembangunan yaitu:
Misi 1: Mewujudkan tata pemerintahan yang baik;
Misi 2: Meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
Misi 3: Meningkatkan kualitas hidup masyarakat; dan
Misi 4: Meningkatkan kehidupan bermasyarakat yang demokratis.

23
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

Gambar 2.1. 1. Visi, Misi, dan Tujuan RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2021-2026

Sumber Data: Bappeda Kabupaten Sleman

24
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

Tujuan ditetapkan mengacu kepada pernyataan visi dan misi kepala daerah serta didasarkan pada isu-isu analisis strategis. Sasaran menggambarkan hal yang
akan dicapai melalui tindakan tindakan yang akan dilakukan. Tujuan dan Sasaran yang hendak dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun sebagaimana
disajikan dalam Tabel 2.1.1. sebagai berikut:
Tabel 2.1. 1. Penjabaran Misi dalam Tujuan Pembangunan Daerah beserta Indikator dan Target Selama 5 (Lima) Tahun

Data
Target
Misi Tujuan Indikator Definisi Operasional Rumus Satuan Awal
2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Misi 1: Terwujudnya tata Indeks Reformasi Indeks Reformasi Birokrasi adalah Predikat RB indeks 75,83 76,34 76,67 76,92 77,08 77,16 77,21
kelola Birokrasi nilai evaluasi pelaksanaan
Menciptakan tata pemerintahan Reformasi Birokrasi (RB) di
kelola daerah yang baik Pemerintah Kabupaten Sleman
pemerintahan dan pelayanan yang dilakukan oleh Kementerian
yang baik Pendayagunaan dan Aparatur
publik yang
dengan Negara dan Reformasi Birokrasi
berkualitas
dukungan atas kinerja penerapan RB tahun
teknologi untuk n-1.
Kategori indeks RB sebagai
meningkatkan
berikut:
kualitas
pelayanan 1. AA: >90-100= istimewa
kepada
2. A: >80-90= sangat baik
masyarakat
3. BB: >70-80= baik
4. B: >60-70= cukup baik
5. CC: >50-60= cukup
6. C: >30-50= buruk
7. D: 0-30= sangat buruk
Meningkatnya Indeks kepuasan Indeks Kepuasan Masyarakat Jumlah nilai IKM semua OPD dan indeks 82,37 82,00 82,05 82,09 82,32 82,48 82,56
kualitas masyarakat adalah hasil survey kepuasan UPT/UPTD dibagi jumlah OPD dan
pelayanan publik masyarakat yang merupakan UPT/UPTD
predikat kualitas dan kinerja
pelayanan publik tingkat
kabupaten berdasarkan nilai IKM
yang dicapai oleh semua
perangkat daerah dan UPT

25
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

Data
Target
Misi Tujuan Indikator Definisi Operasional Rumus Satuan Awal
2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Terwujudnya tata Indeks desa Indeks Desa Membangun (IDM) Jumlah kalurahan yang masuk dalam desa 22 27 32 37 42 47 52
kelola membangun kategori adalah indeks komposit yang di kategori desa mandiri mandiri
pemerintahan desa mandiri bentuk dari indeks ketahanan
kalurahan yang sosial, indeks ketahanan ekonomi
mandiri dan dan indeks ketahanan ekologi
berkelanjutan desa. Desa mandiri adalah desa
maju yang memiliki kemampuan
melaksanakan pembangunan
desa untuk peningkatan kualitas
hidup dan kehidupan sebesar
besaranya bagi kesejahteraan
masyarakat desa dengan
ketahanan ekonomi dan
ketahanan ekologi secara
berkelanjutan. Kategori Desa
Mandiri merupakan kategori
tertinggi dalam IDM

Misi 2: Terwujudnya Indeks Indeks pembangunan manusia indeks 83,84 84,04 84,24 84,44 84,64 84,64 85,00
kualitas sumber pembangunan (IPM) mengukur capaian – – – – – –
Meningkatkan daya manusia manusia (IPM) pembangunan manusia berbasis
kualitas sumber yang berdaya sejumlah komponen dasar 84,90 84,92 84,94 84,96 84,96 85,04
Ikesehatan= Indeks kesehatan
daya manusia saing kualitas hidup. Sebagai ukuran
melalui Ipendidikan= Indeks pendidikan
kualitas hidup, IPM dibangun
pelayanan Ipengeluaran= Indeks pengeluaran
melalui pendekatan tiga dimensi
pendidikan dan dasar. Dimensi tersebut
kesehatan yang mencakup indeks kesehatan,
berkualitas dan indeks pendidikan, dan indeks
terjangkau pengeluaran

Menurunnya Tingkat Pengangguran terbuka adalah Jumlah pengangguran dibagi jumlah % 6,59 5,99 5,95 5,90 5,80 5,75 5,70
angka pengangguran mereka yang mencari pekerjaan, angkatan kerja kali 100
pengangguran terbuka yang mempersiapkan usaha, yang
tidak mencari pekerjaan karena
merasa tidak mungkin
mendapatkan pekerjaan, dan

26
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

Data
Target
Misi Tujuan Indikator Definisi Operasional Rumus Satuan Awal
2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
mereka yang sudah mendapatkan
pekerjaan tetapi belum memulai

Meningkatnya Cakupan pembinaan Sub sektor ekonomi kreatif terdiri Jumlah sub sector ekonomi kreatif yang % 17,65 29,41 29,41 29,41 29,41 29,41 29,41
pengembangan ekonomi kreatif dari: 1.arsitektur desain interior mendapat pembinaan dibagi jumlah sub
ekonomi kreatif berbasis sub sektor 2.aplikasi dan game developer sector ekonomi kreatif dikali 100
berbasis sub sektor 3.desain komunikasi visual
4.desain produk
5.fashion
6.film, animasi dan video fotografi
1. 7.kriya
2. 8.kuliner
3. 9.musik
4. 10.penerbitan periklanan
5. 11.seni pertunjukan
6. 12.seni rupa
7. 13.televisi dan radio
8. Pembinaan berupa fasilitasi
pelatihan dan pendampingan sub
sektor

Meningkatnya Persentase inovasi Inovasi daerah adalah semua Jumlah inovasi yang diimplementasikan % NA 90 90 91 92 93 94
pengembangan yang bentuk pembaharuan dalam dibagi jumlah seluruh inovasi dikalikan 100
inovasi daerah diimplementasikan penyelenggaraan pemerintahan
daerah dan terdata di pelaksana
urusan penelitian dan
pengembangan

27
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

Data
Target
Misi Tujuan Indikator Definisi Operasional Rumus Satuan Awal
2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Misi 4: Terwujudnya Indeks ketahanan Ketahanan keluarga adalah kondisi Rerata indeks ketahanan fisik ekonomi indeks 2,8 2,8 2,9 3,0 3,1 3,2 3,3
ketahanan daerah keluarga keluarga yang memiliki: dan sosial psikologis
Meningkatkan 1. Keuletan
ketahanan 2. Ketangguhan
masyarakat
3. kemampuan fisik, materiil, dan
dalam psikis untuk hidup mandiri dan
menghadapi harmonis
berbagai macam Indeks ketahanan keluarga terdiri
ancaman dan dari indikator ketahanan fisik
bencana ekonomi dan indikator sosial
psikologis.

Kategori indeks ketahanan


keluarga sebagai berikut:

1. Angka 1= kurang
2. Angka 2 = sedang
3. Angka 3 = baik
4. Angka 4 = sangat baik
Cakupan 1. Gangguan ketentraman Rata-rata realisasi kinerja penanganan % N/A 53,3 55,3 57,3 59,3 61,3 62,3
pengendalian dan ketertiban umum gangguan trantibum, penegakan perda,
gangguan (trantibum) adalah sesuatu hal dan perlindungan masyarakat
ketentraman, yang dapat
ketertiban, mengganggu/menghambat
penegakan perda, suatu keadaan dinamis yang
dan peningkatan memungkinkan pemerintah
dan masyarakat dapat
kapasitas
melakukan kegiatannya
perlindungan dengan tenteram, tertib dan
masyarakat teratur
2. Penegakan perda adalah
penegakan terhadap perda
yang ditetapkan pemerintah
kabupaten dan dilakukan oleh
Penyidik PNS (PPNS)
3. Peningkatan kapasitas
linmas adalah peningkatan
kemampuan dasar

28
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

Data
Target
Misi Tujuan Indikator Definisi Operasional Rumus Satuan Awal
2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
perlindungan masyarakat bagi
anggota linmas

Terwujudnya Indeks risiko Indeks risiko bencana adalah Hazard dikalikan dengan vulnerability indeks 83,72 81,21 78,77 76,77 74,77 73,77 72,77
masyarakat tangguh bencana indeks risiko yang dihitung dibagi capacity
bencana berdasarkan probalitas spasial,
frekuensi dan kekuatan dari suatu
fenomena alam seperti gempa
bumi, banjir, letusan gunung berapi
dan lainnya.

Kelas risiko bencana terdiri dari:

>144= risiko tinggi

5-144= risiko sedang

0-4= risiko rendah

Misi 5. Terwujudnya Persentase cakupan Infrastruktur palayanan dasar Rerata persentase kinerja infrastruktur % NA 49,05 52,95 56,85 60,75 64,65 68,54
peningkatan infrastruktur terdiri dari: layanan dasar dan Rerata persentase jalan
Membangun kualitas prasarana pelayanan dasar dan kondisi mantab, jembatan kondisi baik,
sarana dan dan sarana wilayah pendukung 1. Sarpras irigasi kondisi baik drainase kondisi baik, dan jumlah desa di
prasarana yang yang terintegrasi pengembangan 2. Sarpras air minum terakses KSCT yang ditingkatkan infrastrukturnya
memadai untuk dan lingkungan ekonomi 3. Perbaikan Rumah Tidak
mendukung hidup yang Layak
terwujudnya berkelanjutan Huni (RTLH) Infrastruktur
kabupaten cerdas pengembangan ekonomi terdiri
dari:

1. Jalan kondisi mantab


2. Jembatan kondisi baik
3. Drainase kondisi baik
4. Infrastruktur di Kawasan
strategis dan cepat tumbuh
(KSCT) Dihitung
berdasarkan cakupan pada
masing-masing komponen
prasarana dan sarana

29
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

Data
Target
Misi Tujuan Indikator Definisi Operasional Rumus Satuan Awal
2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
wilayah

Indeks kualitas IKLH adalah indeks yang IKLH= indeks 58,21 56,86 57,20 57,57 57,95 58,70 60,00
lingkungan hidup menggambarkan kondisi dari hasil (0,376xIKA)+(0,405xIKU)+(0,219xIKL)
(IKLH) pengelolaan lingkungan hidup
yang terdiri dari:
1. Indeks Kualitas Air (IKA)
2. Indeks Kualitas Udara
(IKU)
3. Indeks Kualitas Lahan
(IKL) Kategori IKLH:
Sangat Baik IKLH > 80

Baik 70 < IKLH ≤ 80

Cukup Baik 60 < IKLH ≤ 70

Kurang Baik 50 < IKLH ≤ 60

Sangat Kurang Baik 40 < IKLH ≤ 50

Indeks kinerja lalu Indeks kinerja lalu lintas dan Indeks ketersediaan sarpras ditambah indeks NA 0,42 0,46 0,51 0,57 0,62 0,68
lintas dan angkutan angkutan jalan adalah kemampuan indeks tingkat pelayanan lalin & angkutan
jalan dari suatu ruas jalan dalam jalan ditambah indeks lokasi parkir berizin,
melayani arus lalu lintas yang ditambah indeks pelaksanaan uji
terjadi pada ruas jalan tersebut kendaraan dibagi empat dikurangi angka
kecelakaan per kapasitas jalan

Terwujudnya Persentase Kesesuaian pemanfaatan ruang Jumlah luasan pemanfaatan lahan yang % NA 70 75 80 85 90 95
keserasian kesesuaian dilihat dari luasan pemanfaatan sesuai dengan dokumen perencanaan tata
pembangunan antar pemanfaatan ruang lahan yang sesuai dengan ruang dibagi luas Kabupaten Sleman dikali
sektor dalam rangka dokumen rencana tata ruang 100
pembangunan
berkelanjutan

30
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

Data
Target
Misi Tujuan Indikator Definisi Operasional Rumus Satuan Awal
2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Meningkatnya Tingkat Literasi Literasi adalah bentuk cognitive skill Dihitung berdasarkan rasio dan persentase % NA 47,03 48,38 50,23 52,12 54,05 56,02
kemampuan literasi Masyarakat memampukan manusia untuk 5
masyarakat mengidentifikasi, mengerti,
memahami, dan mencipta yang indikator pembentuk tingkat literasi
diperoleh dari kegiatan membaca masyarakat
yang kemudian ditransformasikan
dalam kegiatan-kegiatan yang
produktif yang memberikan manfaat
sosial, ekonomi dan kesejahteraan.
Tingkat literasi dihitung dengan
indicator:
1. Persentse perpustakaan
berstandar nasional
2. Persentase pemanfaatan
perpustakaan
3. Keterlibatan masyarakat
dalam kegiatan perpustakaan
4. Rasio ketercukupan
tenaga perpustakaan
5. Rasio ketercukupan
koleksi perpustakaan
Misi 6: Meningkatnya Persentase Warisan budaya adalah benda/ Persentase rata-rata warisan budaya tak % 36,25 45,71 45,71 45,71 45,71 45,71 45,71
pelestarian warisan pelestarian warisan atribut tak berbenda yang benda, benda dan museum yang
Menguatkan budaya budaya merupakan identitas diri dari dilestarikan.
budaya masyarakat/ kaum, yang diwariskan
masyarakat yang dari generasi sebelumnya dan
saling dilestarikan oleh generasi yang
menghargai dan akan datang. Warisan budaya
jiwa gotong terdiri dari:
royong A. Tak Benda
1. Merti desa/ dusun
2. Upacara adat
3. Kelembagaan seni
budaya Kelompok A terdiri dari
1.859 rincian B. Benda
1. Situs
2. bangunan

31
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

Data
Target
Misi Tujuan Indikator Definisi Operasional Rumus Satuan Awal
2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
3. Struktur
4. Monumen
Kelompok B terdiri dari 60 rincian
C. Museum
1. Museum Gunung Merapi
Pelestarian kebudayaan adalah
aktifitas melestarikan produk
budaya yang diwariskan dari
generasi sebelumnya yang
dilestarikan oleh generasi yang
akan datang
Menguatkan sikap Indeks pembangunan Indeks pembangunan gender IPM perempuan dibagi IPM laki-laki dikali Indeks 96,2 96,2 96,2 96,21 96,22 96,23 96,24
saling menghargai di gender adalah indikator yang 100
lingkungan menggambarkan (rasio) capaian
masyarakat dan antara IPM perempuan dengan IPM
keluarga yang sadar laki-laki dan merupakan
gender pengukuran langsung terhadap
ketimpangan antar gender dalam
pencapaian pembangunan manusia

Meniadakan konflik Angka kejadian Konflik Sosial adalah Konflik Sosial, Angka kejadian konflik sosial yang terjadi di kejadia n 0 0 0 0 0 0 0
sosial konflik sosial yang selanjutnya disebut wilayah Kabupaten Sleman dalam kurun
Konflik,adalah perseteruan waktu satu tahun
dan/atau benturan fisik dengan
kekerasan antara dua kelompok
masyarakat atau lebih yang
berlangsung dalam waktu tertentu
dan berdampak luas yang
mengakibatkan ketidakamanan dan
disintegrasi sosial sehingga
mengganggu stabilitas nasional dan
menghambat pembangunan
nasional sesuai Undang-Undang
No. 7 Tahun
2012 tentang Penanganan Konflik
Sosial

32
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

Tabel 2.1. 2. Keterkaitan Tujuan dan Sasaran Kabupaten Sleman Tahun 2021-2026

Capaian Kondisi
Tujuan Indikator Kondisi
Tujuan Sasaran Definisi Operasional Rumus Satuan Akhir
Indikator Sasaran Awal 2021 2022 2023 2024 2025 2026 RPJMD
Terwujudnya Indeks Terwujudnya Indeks Indek pengelolaan keuangan daerah Nilai indeks Indeks NA B B B B B B B
tata kelola reformasi pengelolaan pengelolaan adalah satuan ukuran yang ditetapkan pengelolaan
pemerintahan birokrasi keuangan yang keuangan berdasarkan seperangkat dimensi keuangan daerah
daerah yang akuntabel daerah dan indikator untuk menilai kualitas yang di keluarkan
baik dan kinerja tatakelola keuangan daerah oleh pemerintah
pelayanan yang efektif, efisien, transparan, dan provinsi untuk
publik yang akuntabel dalam periode tertentu. 6 pemerintah
berkualitas dimensi penilaian terdiri dari: kabupaten

1. Kesesuaian dokumen
perencanaan dan
penganggaran
2. pengalokasin anggaran
belanja dalam APBD,
tranparansi pengelolaan
keuangan daerah,
3. Penyerapan Anggaran
4. Kondisi keuangan daerah dan
opini.

Badan Pemeriksa Keuangan atas


LKPD. Indeks terdiri dari:
1. A = Baik
2. B = Perlu Perbaikan
3. C = Sangat perlu perbaikan
Meningkatnya Status kinerja Status Kinerja Pemerintah Daerah Nilai kinerja skor Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat
kualitas penyelenggar adalah nilai yang diperoleh penyelenggar aan
penyelenggara aan Pemerintahan Daerah berdasarkan pemerintahan Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
an pemerintahan hasil penilaian evaluasi daerah yang
pemerintahan daerah penyelenggaraan pemerintahan dikeluarkan oleh (3,5140) (3,5200) (3,5300) (4,2100) (4,2150) (4,2200) (4,2250) (4,2250)
daerah daerah (EPPD) dan atau sebutan Kementerian
lainnya atas Laporan Dalam Negeri
Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (LPPD) tahun n-2

33
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

Capaian Kondisi
Tujuan Indikator Kondisi
Tujuan Sasaran Definisi Operasional Rumus Satuan Akhir
Indikator Sasaran Awal 2021 2022 2023 2024 2025 2026 RPJMD
Meningkatnya Indeks Meningkatnya Predikat Predikat AKIP (Akuntabilitas Kinerja Hasil penilaian Predikat A A A A A A A A
kualitas kepuasan akuntabilitas Akuntabilitas Instansi Pemerintah) adalah Kementerian PAN
pelayanan masyarakat kinerja Kinerja predikat yang diberikan oleh dan RB (81,42) (81,42) (81,58) (81,70) (81,78) (81,82) (81,84) (81,84)
publik pemerintah Instansi Kementerian PAN RB atas Laporan
daerah Pemerintah kinerja akuntabilitas dari
pelaksanaan tugas dan fungsi yang
dipercayakan kepada setiap instansi
pemerintah atas penggunaan
anggaran.

Penyusunan laporan kinerja adalah


pengukuran kinerja dan evaluasi
serta pengungkapan

(disclosure) secara memadai hasil


analisis terhadap pengukuran
kinerja. Predikat AKIP terdiri dari:

1. Predikat AA nilai absolute = >85-


10 interpretasi = memuaskan
2. Predikat nilai absolute= >75-85
interpretasi= sangat baik
3. Predikat B nilai absolute= >65-75
4. Predikat CC nilai absolute = >50-
65 interpretasi = cukup baik
5. Predikat D nilai absolute = 0-30
interpretasi = kurang
Meningkatnya Persentase Infrastruktur SPBE terdiri dari: Jumlah infrastruktur % 70 75 80 85 85 90 95 95
kualitas ketersediaan yang tersedia di bagi
infrastruktur infrastruktur 1. Jaringan intra daerah jumlah infrastruktur
teknologi sistem 2. Sistem penghubung layanan yang wajib tersedia
daerah dikali 100
informasi dan pemerintahan
komunikasi berbasis 3. Pusat data
dalam elektronik 4. Pusat pemulihan data
pelayanan (SPBE) 5. Sistem keamanan data dan
publik informasi
6. Pita lebar/ Bandwith
7. Domain dan sub Domain situs
pemerintah daerah

34
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

Capaian Kondisi
Tujuan Indikator Kondisi
Tujuan Sasaran Definisi Operasional Rumus Satuan Akhir
Indikator Sasaran Awal 2021 2022 2023 2024 2025 2026 RPJMD
Terwujudnya Indeks desa Terwujudnya Indeks desa Indeks Desa Membangun (IDM) Jumlah kalurahan desa 22 27 32 37 42 47 52 52
tata kelola membangun tata kelola Membangun adalah indeks komposit yang di yang masuk dalam mandiri
pemerintahan kategori pemerintahan kategori desa bentuk dari indeks ketahanan sosial, kategori kalurahan
kalurahan desa mandiri kalurahan mandiri indeks ketahanan ekonomi dan mandiri
yang mandiri yang mandiri indeks ketahanan ekologi desa. Desa
dan dan mandiri adalah desa maju yang
berkelanjutan berkelanjutan memiliki kemampuan melaksanakan
pembangunan desa untuk
peningkatan kualitas hidup dan
kehidupan sebesar besaranya bagi
kesejahteraan masyarakat desa
dengan ketahanan ekonomi dan
ketahanan ekologi secara
berkelanjutan. Kategori Desa Mandiri
merupakan kategori tertinggi dalam
IDM

Terwujudnya Indeks Meningkatnya Angka rata- Angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS) R L S = 1 n ∑ i = 1 n tahun 10,91 10,92 10,93 10,94 10,95 10,96 11,06 11,06
kualitas pembangun kualitas rata lama adalah jumlah tahun yang digunakan x i RLS =
sumber daya an manusia pendidikan sekolah dan oleh penduduk dalam menjalani \frac{1}{n} 16,73 16,75 16,77 16,79 16,81 16,83 16,85 16,85
manusia yang (IPM) masyarakat harapan lama pendidikan formal. \sum_{i=1}^n x_i
berdaya saing sekolah Angka Harapan Lama Sekolah adalah RLS=n1i=1∑nxi
lamanya sekolah (dalam tahun) yang
diharapkan akan dirasakan oleh anak
pada umur tertentu di masa
mendatang.

Meningkatnya Angka Angka Harapan Hidup adalah rata- Angka perkiraan tahun 74,81 74,83 74,85 74,87 74,89 74,91 74,93 74,93
kualitas harapan hidup rata tahun hidup yang masih akan lama hidup ratarata
kesehatan (AHH) dijalani oleh seseorang dalam situasi penduduk dengan
masyarakat mortalitas yang berlaku di lingkungan asumsi tidak ada
perubahan pola
masyarakat
mortalitas menurut
umur

35
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

Capaian Kondisi
Tujuan Indikator Kondisi
Tujuan Sasaran Definisi Operasional Rumus Satuan Akhir
Indikator Sasaran Awal 2021 2022 2023 2024 2025 2026 RPJMD
Indeks Meningkatnya Indeks Indeks pembangunan olahraga Rerata dari indeks indeks NA 0,35 0,36 0,37 0,38 0,40 0,42 0,42
Pembanguan kualitas pembangunan (IPO) digunakan untuk mengukur pembentuk IPO
Olahraga olahraga olahraga kemajuan pembangunan olahraga.
masyarakat Pembangunan olahraga adalah suatu
proses yang membuat manusia
memiliki banyak akses untuk
melakukan aktivitas fisik. Ia harus
memampukan setiap orang memiliki
kesempatan untuk tumbuh dan
berkembang, baik menyangkut fisik,
rohani, maupun sosial, secara
paripurna. Diukur melalui 4 indikator :
(1) ruang terbuka yang tersedia untuk
olahraga, (2)sumber daya manusia
atau tenaga keolahragaan yang
terlibat dalam kegiatan olahraga, (3)
pertisipasi warga masyarakat untuk
melakukan olahraga secara teratur
dan (4) derajat kebugaran jasmani
yang dicapai oleh masyarakat.

Meningkatnya Persentase Organisasi kepemudaan dan Jumlah organisasi % 93,48 93,48 93,50 93,51 93,52 93,53 93,54 93,54
partisipasi organisasi organisasi sosial kemasyarakatan kepemudaan dan
pemuda dalam kepemudaan adalah wadah pengembangan social
pembangunan dan potensi pemuda yang meliputi kemasyarakatan
organisasi organisasi pemuda kewilayahan, yang aktif dibagi
komunitas yang tidak bertentangan
social jumlah organisasi
dengan peraturan
kemasyarakat kepemudaan yang
perundangundangan dan yang telah
an yang aktif terdata di Dinas Pemuda dan ada dikalikan 100
Olahraga.

36
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

Capaian Kondisi
Tujuan Indikator Kondisi
Tujuan Sasaran Definisi Operasional Rumus Satuan Akhir
Indikator Sasaran Awal 2021 2022 2023 2024 2025 2026 RPJMD
Meningkatnya Pertumbuhan Meningkatnya Nilai Tukar Nilai Tukar Petani (NTP) adalah rasio Rerata NTP atau Nilai 112,53 112,53 112,73 113,93 113,13 113,33 114,53 114,53
pertumbuhan ekonomi kesejahteraan Petani antara indeks harga yang diterima gabungan
ekonomi petani petani (it) dengan indeks harga yang komoditas tanaman
daerah dibayar petani (ib) pangan, hortikultura,
NTP terdiri dari NTP komoditas perkebunan,
tanaman pangan,hortikultura, peternakandan
perikanan pada
perkebunan, peternakan, dan
tahun berkenaan
perikanan

Meningkatnya Persentase Nilai produksi adalah nilai dari produk Nilai produksi tahun % -3,40 2,0 2,10 2,30 2,40 2,50 2,60 2,60
produksi sektor pertumbuhan yang dihasilkan oleh usaha industri n dikurangi nilai
industri dan nilai produksi produksi tahun n-1
perdagangan industri dibagi nilai produksi
tahun n-1 dikali
100
Nilai ekspor Nilai ekspor adalah nilai transaksi Nilai total seluruh US $ 43.000. 43.700. 47.148. 48.848. 50.548. 52.248. 53.947. 53.947.
ekspor dari pelaku usaha di ekspor komoditas 000 000 000 000 000 000 000 000
Kabupaten Sleman pada tahun n pada tahun n
yang memiliki Surat Keterangan
Asal dari DIY

Persentase Sarana dan prasarana perdagangan Jumlah pasar dan % NA 9,30 11,63 13,95 16,28 18,60 20,93 20,93
sarana dan tradisional dikelola dengan baik sarana usaha milik
prasarana adalah pasar dan sarana usaha milik kabupaten dikelola
perdagangan pemerintah kabupaten yang dengan baik dibagi
memenuhi kriteria terpelihara baik, jumlah seluruh pasar
tradisional
aman dan terdapat pengelolaan dan sarana usaha
dikelola milik kabupaten
sampah
dengan baik dikalikan 100

37
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

Capaian Kondisi
Tujuan Indikator Kondisi
Tujuan Sasaran Definisi Operasional Rumus Satuan Akhir
Indikator Sasaran Awal 2021 2022 2023 2024 2025 2026 RPJMD
Terjaganya Persentase Koefisien variasi harga antar waktu Standar defiasi % 2,70 < 5 < 5 < 5 < 5 < 5 < 5 < 5
stabilitas harga koefisien adalah perbandingan antara dibagi rata-rata
variasi harga simpangan standar dan harga atau harga per tahun
antar waktu nilai rata-rata yang di nayatakan dikali 100
dengan persentase. Koefisien
variasi berguna untuk mengamati
variasi harga atau sebaran harga
rata-rata selama satu tahun. 11
komoditas yang di pantau
harganya:
1. Beras
2. Gula Pasir
3. Jagung
4. Kedelai
5. Tepung terigu
6. Minyak Goreng
7. Susu kental manis
8. Daging Ayam
9. Daging Sapi
10. Ikan Segar
11. Telur
Meningkatnya Pembelanjaan Rerata belanja wisatawan harian Rerata belanja US$ 425 425 450 500 525 550 575 575
daya saing Wisatawan mancanegara (belanja transportasi, wisatawan harian
sektor Mancanegara belanja akomodasi, belanja oleh-oleh, mancanegara
pariwisata dll) selama berada di destinasi (belanja
pariwisata transportasi,
belanja
akomodasi,
belanja oleholeh,
dll) selama berada
di destinasi
pariwisata

Pembelanjaan Rerata belanja wisatawan harian Rerata belanja Rupiah 800.000 810.000 850.000 1.000.000 1.500.000 1.750.000 2.000.000 2.000.000
Wisatawan nusantara (belanja transportasi, wisatawan harian
belanja akomodasi, belanja oleh-oleh, nusantara (belanja
Nusantara transportasi, belanja
dll) selama berada di destnasi akomodasi, belanja
pariwisata oleholeh, dll) selama
berada di destinasi
pariwisata

38
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

Capaian Kondisi
Tujuan Indikator Kondisi
Tujuan Sasaran Definisi Operasional Rumus Satuan Akhir
Indikator Sasaran Awal 2021 2022 2023 2024 2025 2026 RPJMD
Meningkatnya Nilai investasi Realisasi investasi adalah nilai Jumlah nilai Rp 537 556 591 628 667 710 756 756
nilai investasi kegiatan investasi baik PMDN investasi pada (milyar)
maupun PMA untuk melakukan usaha tahun n
di Kabupaten Sleman

Menurunnya Indeks gini Menurunnya Persentase Penduduk miskin adalah penduduk Jumlah penduduk % 8,12 6,87 - 6,85 - 6,83 - 6,81 - 6,79 - 6,77 - 6,77 -
ketimpangan kemiskinan penduduk yang berada di bawah garis dibawah garis 7,83 7,58 7,33 7,13 6,98 6,83 6,83
pendapatan miskin kemiskinan kemiskinan dibagi
jumlah penduduk
dikalikan seratus

Persentase Keluarga miskin adalah keluarga yang Jumlah Keluarga % 8,79 8,50 8,25 8,00 7,80 7,65 7,50 7,50
keluarga memenuhi indikator keluarga miskin miskin dibagi
miskin sesuai peraturan Bupati jumlah Keluarga
dikalikan 100

Berkembangny Rasio pelaku Rasio pelaku usaha mikro adalah Jumlah pelaku % 11,9 11 11 11 11 11 11 11
a usaha mikro, usaha mikro perbandingan antara jumlah pelaku usaha mikro dibagi
kecil, menegah usaha kecil menengah dengan jumlah jumlah penduduk
dan koperasi penduduk usia produktif usia produktif
dikalikan 100

Rasio Rasio keanggotaan koperasi adalah Jumlah anggota % 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1
keanggotaan perbandingan antara jumlah anggota koperasi dibagi
koperasi koperasi dengan jumlah penduduk jumlah penduduk
usia produktif usia produktif
dikalikan 100

Menurunnya Tingkat Meningkatnya Tingkat Tingkat kesempatan kerja adalah Jumlah penduduk % NA 94,01 94,05 94,10 94,20 94,25 94,30 94,30
angka penganggura kesempatan kesempatan peluang seorang penduduk usia kerja bekerja dibagi
pengangguran n terbuka kerja kerja (TKK) yang termasuk Angkatan kerja untuk jumlah Angkatan
bekerja kerja dikalikan 100

39
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

Capaian Kondisi
Tujuan Indikator Kondisi
Tujuan Sasaran Definisi Operasional Rumus Satuan Akhir
Indikator Sasaran Awal 2021 2022 2023 2024 2025 2026 RPJMD
Meningkatnya Cakupan Meningkatnya Cakupan SDM Pariwisata dan ekonomi kreatif Jumlah SDM % 30,27 31,17 35,12 35,12 37,77 37,77 37,77 37,77
pengembanga pembinaan kapasitas SDM peningkatan adalah kelompok usaha jasa pariwisata dan
n ekonomi ekonomi dan ruang kapasitas pariwisata, kelompok pengelola desa ekonomi kreatif
kreatif kreatif ekonomi kreatif SDM pelaku wisata/ destinasi wisata, dan pelaku / yang mendapat
berbasis sub berbasis sub pariwisata komunitas ekonomi kreatif yang
sektor sektor dan ekonomi terdata di Dinas Pariwisata. - fasilitasi pelatihan,
kreatif Peningkatan kapasitas SDM pendampingan, dan
pariwisata meliputi fasilitasi pelatihan peningkatan
dan pendampingan pada tahun n. kapasitas pada
tahun n di bagi
- Peningkatan kapasitas SDM ekraf jumlah SDM
meliputi fasilitasi pada SDM ekraf pariwisata dan
yang berupa pemberian ruang untuk ekonomi kreatif di
berkreasi bagi pelaku/ komunitas kali 100
ekonomi kreatif pada aktivitas
pariwisata.

Persentase Ruang publik adalah Sleman Creative Jumlah ruang public % 12 13 17 20 23 27 30 30


cakupan Space. Pemanfaatan sebagai ruang dan destinasi wisata
ruang publik kreatif di destinasi wisata melalui yang dimanfaatkan
dan destinasi peningkatan sarana prasarana sebagai ruang kreatif
wisatayang pendukung ruang kreatif. pada tahun t dibagi
dimanfaatkan jumlah ruang publik
sebagai ruang dan destinasi wisata
kreatif keseluruhan yang
dimanfaatkan
sebagai ruang kreatif
kali 100

Meningkatnya Persentase Meningkatnya Persentase Keputusan berupa keputusan Jumlah inovasi yang % 58 58 58 59 60 61 62 62
pengembangan inovasi yang perlindungan inovasi perangkat daerah atau keputusan telah ditetapkan
inovasi daerah diimplementa terhadap daerah yang Bupati. Peraturan lainya dapat berupa dengan keputusan
sikan inovasi daerah telah peraturan Bupati atau peraturan dan atau peraturan
ditetapkan daerah. lainnya dibagi jumlah
dengan inovasi dikali 100
keputusan
dan atau
peraturan
lainnya

40
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

Capaian Kondisi
Tujuan Indikator Kondisi
Tujuan Sasaran Definisi Operasional Rumus Satuan Akhir
Indikator Sasaran Awal 2021 2022 2023 2024 2025 2026 RPJMD
Terwujudnya Indeks Terwujudnya Indeks Ketahanan keluarga adalah kondisi Rerata indeks indeks 2,80 2,80 2,90 3,00 3,10 3,20 3,30 3,30
ketahanan ketahanan ketahanan ketahanan keluarga yang memiliki: ketahanan fisik
daerah keluarga keluarga keluarga 1. keuletan ekonomi dan sosial
psikologis
2. ketangguhan
3. kemampuan fisik, materiil, dan
psikis untuk hidup mandiri dan
harmonis Indeks ketahanan
keluarga terdiri dari indikator
ketahanan fisik ekonomi dan
indikator sosial psikologis.
Kategori indeks ketahanan
keluarga sebagai berikut:
1. Angka 1= kurang
2. Angka 2 = sedang
3. Angka 3 = baik
4. Angka 4 = sangat baik

Cakupan Terwujudnya Cakupan 1. Gangguan ketentraman dan Rata-rata realisasi % N/A 53,30 55,30 57,30 59,30 61,30 62,30 62,30
pengendalian ketenteraman pengendalian ketertiban umum (trantibum) kinerja penanganan
gangguan dan ketertiban gangguan adalah sesuatu hal yang dapat gangguan trantibum,
ketentraman, masyarakat ketentraman, mengganggu/ menghambat penegakan perda,
ketertiban, ketertiban, suatu keadaan dinamis yang dan perlindungan
penegakan penegakan memungkinkan pemerintah dan masyarakat
perda, dan perda, dan masyarakat dapat melakukan
peningkatan peningkatan kegiatannya dengan tenteram,
kapasitas kapasitas tertib dan teratur
perlindungan perlindungan 2. Penegakan perda adalah
masyarakat masyarakat penegakan terhadap perda
yang ditetapkan pemerintah
kabupaten dan dilakukan oleh
Penyidik PNS (PPNS)
Peningkatan kapasitas linmas
adalah peningkatan
kemampuan dasar
perlindungan masyarakat bagi
anggota linmas

41
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

Capaian Kondisi
Tujuan Indikator Kondisi
Tujuan Sasaran Definisi Operasional Rumus Satuan Akhir
Indikator Sasaran Awal 2021 2022 2023 2024 2025 2026 RPJMD
Terwujudnya Indeks risiko Terwujudnya Indeks risiko Indeks risiko bencana adalah indeks Hazard dikalikan indeks 83,72 81,21 78,77 76,77 74,77 73,77 72,77 72,77
masyarakat bencana masyarakat bencana risiko yang dihitung berdasarkan dengan vulnerability
tangguh tangguh probalitas spasial, frekuensi dan dibagi capacity
bencana bencana kekuatan dari suatu fenomena alam
seperti gempa bumi, banjir, letusan
gunung berapi dan lainnya.
Kelas risiko bencana terdiri dari:
>144= risiko tinggi
5-144= risiko sedang
0-4= risiko rendah
Terwujudnya Persentase Terwujudnya Persentase Infrastruktur palayanan dasar terdiri Rerata persentase % NA 46,71 50,31 53,91 57,51 61,11 64,70 64,70
peningkatan cakupan infrastruktur cakupan dari: kinerja infrastruktur
kualitas infrastruktur pelayanan infrastruktur layanan dasar
prasarana dan pelayanan dasar yang pelayanan 1. Sarpras irigasi kondisi baik
sarana dasar dan memadai dasar 2. Sarpras air minum terakses
wilayah yang pendukung 3. Perbaikan Rumah Tidak Layak
terintegrasi pengembang Huni
dan an ekonomi (RTLH)
lingkungan
hidup yang
berkelanjutan

Terwujudnya Cakupan Infrastruktur pengembangan ekonomi Rerata persentase % NA 51,39 55,59 59,79 63,99 68,19 72,39 72,39
infrastruktur pembangunan terdiri dari: jalan kondisi
yang prasarana mantap, jembatan
mendukung dan sarana 1. Jalan kondisi mantab kondisi baik,
pengembanga wilayah 2. Jembatan kondisi baik drainase kondisi
n ekonomi kondisi 3. Drainase kondisi baik baik, dan jumlah
dalam kondisi mantab yang desa di KSCT yang
baik mendukung
4. Infrastruktur di Kawasan ditingkatkan
strategis dan cepat tumbuh (KSCT)
pengembanga infrastrukturnya
(jumlah desa di KSCT yang
n ekonomi
ditingkatkan infrastrukturnya)

42
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

Capaian Kondisi
Tujuan Indikator Kondisi
Tujuan Sasaran Definisi Operasional Rumus Satuan Akhir
Indikator Sasaran Awal 2021 2022 2023 2024 2025 2026 RPJMD
Indeks Meningkatna Indeks Indeks Kualitas Air (IKA) adalah Metode untuk indeks ! 41,33 40,10 41,00 42,00 43,00 45,00 47,00 47,00
kualitas kualitas Air, Kualitas Air angka/nilai yang dapat menentukan IKA
lingkungan Udara dan menggambarkan mengenai kualitas digunakan metode
hidup (IKLH) Lahan air. Dalam hal ini pengambilan Indeks Pencemaran
sampel dilakukan pada air sungai. Air Sungai (PIj) 1.
Kategori IKA: Pij = Indeks
pencemaran bagi
Sangat baik IKA > 70 peruntukkan j 2.
Baik 60 < IKA ≤70 Ci=konsentrasi
Cukup baik 50 < IKA ≤60 parameter I (hasil
Kurang Baik 40 < IKA ≤50 pengukuran) 3.Lij =
Sangat Kurang Baik 30 < Baku mutu
IKA ≤ 40 Waspada ≤ 30 parameter i bagi
peruntukkan j 4.M =
maksimum, A =
average (ratarata)

Indeks Indeks Kualitas Udara (IKU) IKU = 100 - {50/0,9 Indeks 86,60 86,66 86,66 86,66 86,66 86,66 88,00 88,00
Kualitas adalah angka/nilai yang dapat X (Ieu - 0,1)} Ieu =
Udara menggambarkan mengenai 50% Indeks SO2 +
kualitas udara. Dalam hal ini 50% Indeks NO2
pengambilan sampel dilakukan Indeks Udara IKLH
pengambilan sampel udara = 100 – [50/0.9
ambien dengan metode passive X(leu – 0.1)]
sampler. Parameter yang diukur
SO2 dan NO2.

Sangat Baik IKU > 90


Baik 70 < IKU ≤ 90
Cukup 50 < IKU ≤ 70
Kurang 30 ≤ IKU < 50
Sangat Kurang IKU < 30
Indeks Indeks Kualitas Lahan (IKL) adalah IKL=100-{84,3 - Indeks 34,71 30,52 30,52 30,52 30,52 30,52 30,54 30,54
Kualitas angka/nilai yang dapat (LTL/LW - DKK) X
Lahan menggambarkan mengenai kualitas 100) X 50/54,3
tutupan lahan (luas hutan, luas IKTL = 100 –
ruang terbuka hijau dan luas taman. [((84.3 – (TH
Sangat Baik IKL > 80 x100)) x 50/54,3]
Baik 70 < IKL ≤ 80
Cukup Baik
60 <IKL≤70
Kurang Baik
50<IKL ≤60

43
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

Capaian Kondisi
Tujuan Indikator Kondisi
Tujuan Sasaran Definisi Operasional Rumus Satuan Akhir
Indikator Sasaran Awal 2021 2022 2023 2024 2025 2026 RPJMD
Sangat kurang baik
40 < - ≤ 50
Waspada 30 < - ≤ 40
Indeks Meningkatna Indeks Indeks Kinerja LLAJ adalah Indeks indeks NA 0,42 0,46 0,51 0,57 0,62 0,68 0,68
kinerja lalu kualitas kinerja lalu komposit dari ketersediaan
lintas dan kinerja lalu lintas dan -ketersediaan sarpras sarpras ditambah
angkutan lintas dan angkutan -tingkat pelayanan lalin & angkutan indeks tingkat
jalan angkutan jalan jalan pelayanan lalin &
jalan -presentase lokasi parkir berizin - angkutan jalan
presentase terlaksana uji kendaraan ditambah indeks
-angka kecelakaan per kapasitas lokasi parkir
jalan berizin, ditambah
indeks
pelaksanaan uji
kendaraan dibagi
empat dikurangi
angka kecelakaan
per kapasitas jalan

Meningkatna Tingkat Meningkatna Tingkat Tingkat kegemaran membaca Nilai tingkat % NA 45 46 47 48 49 50 50


kemampuan literasi minat baca kegemaran masyarakat adalah tingkat perilaku kegemaran
literasi masyarakat masyarakat membaca atas kebiasaan masyarakat dalam membaca
masyarakat masyarakat memperoleh pengetahuan dan diperoleh dari
informasi dari berbagai bentuk survey tingkat
media yang dapat dilakukan secara kegemaran
mandiri oleh pemerintah daerah membaca di
dalam jangka waktu tertentu perpustakaan

Terwujudnya Persentase Terwujudnya Persentase Kesesuaian pemanfaatan ruang Jumlah luasan % 70 75 80 85 90 95 95


keserasian kesesuaian keserasian kesesuaian dilihat dari luasan pemanfaatan pemanfaatan lahan
pembangunan pemanfaatn pembangunn pemanfaata lahan yang sesuai dengan dokumen yang sesuai
antar sektor ruang antar sektor n ruang rencana tata ruang dengan dokumen
dalam rangka dalam rangka perencanaan tata
pembangunan pembanguna ruang dibagi luas
berkelanjutan n Kabupaten Sleman
berkelanjutan dikali 100

44
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

Capaian Kondisi
Tujuan Indikator Kondisi
Tujuan Sasaran Definisi Operasional Rumus Satuan Akhir
Indikator Sasaran Awal 2021 2022 2023 2024 2025 2026 RPJMD
Meningkatny Persentase Meningkatny Jumlah Rincian Objek pemajuan Rincian objek Rincian NA 53 53 54 54 54 54 54
a pelestarian pelestarian a pelestarian Pelestarian kebudayaan dan cagar budaya yang obyek
warisan warisan Objek Rincian difasilitasi oleh OPD di Kabupaten Pemajuan
budaya budaya Pemajuan Objek Sleman. Menurut UU no 5 tahun Kebudayaan dan
Kebudayaan Pemajuan 2017 objek pemajuan kebudayaan Cagar Budaya
dan Cagar Kebudayaan meliputi 10 obyek, sehingga obyek yang
Budaya dan Cagar pemajuan kebudayaan dan cagar
Budaya budaya ada 10 item sbb: telah dilestarikan
oleh kabupaten
1. Tradisi lisan Sleman
2. Manuskrip
3. Adat Istiadat
4. Ritus
5. Pengetahuan
Tradisional
6. Teknologi
Tradisional
7. Seni
8. Bahasa
9. Permainan
Rakyat dan Olahraga Tradisional
Objek pemajuan kebudayaan
selanjutnya dirinci menjadi total 54
rincian objek. Pelestarian
kebudayaan adalah aktivitas
melestarikan produk budaya yang
diwariskan dari generasi
sebelumnya yang dilestarikan oleh
generasi yang akan datang.

Menguatkan Indeks Meningkatny Prevalensi Kekerasan terhadap perampuan Jumlah kekerasan % 100 100 100 100 100 100 100 100
sikap saling pembangun a kekerasan yang tertangani adalah kasus terhadap
menghargai an gender perlindungan terhadap kekerasan yang di laporkan ke UPT perempuan yang
di lingkungan terhadap perempuan Perlindungan perempuan dan anak. tertangani dibagi
masyarakat perempuan yang Penanganan meliputi jumlah kasus
dan keluarga dan tertangani pendampingan pskologis, kekerasan yang
yang sadar anak pengobatan, dan pendampingan dilaporkan dikali 100
gender hukum.

45
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021

Capaian Kondisi
Tujuan Indikator Kondisi
Tujuan Sasaran Definisi Operasional Rumus Satuan Akhir
Indikator Sasaran Awal 2021 2022 2023 2024 2025 2026 RPJMD
Persentase Kekerasan terhadap anak yang Jumlah kekerasan % 100 100 100 100 100 100 100 100
anak korban tertangani adalah kasus kekerasan terhadap anak yang
kekerasan yang di laporkan ke UPT tertangani dibagi
yang Perlindungan perempuan dan anak. jumlah kasus
tertangani Penanganan meliputi pendampingan kekerasan yang
pskologis, pengobatan, dan dilaporkan dikali 100
pendampingan hukum.

Meniadakan Angka Meniadakan Angka Konflik Sosial adalah Konflik Jumlah kejadian Kejadian 0 0 0 0 0 0 0 0
konflik sosial kejadian konflik sosial kejadian Sosial, yang selanjutnya disebut konflik Sosial yang
konflik konflik Konflik,adalah perseteruan terjadi dalam kurun
sosial sosial dan/atau benturan fisik dengan waktu 1 Tahun di
kekerasan antara dua kelompok Tingkat Kabupaten
masyarakat atau lebih yang Sleman
berlangsung dalam waktu tertentu
dan berdampak luas yang
mengakibatkan ketidakamanan
dan disintegrasi sosial sehingga
mengganggu stabilitas nasional
dan menghambat pembangunan
nasional sesuai Undang-Undang
No. 7 Tahun 2012 tentang
Penanganan Konflik Sosial

46
2.2 INDIKATOR TUJUAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN
TAHUN 2022
Pemerintah Kabupaten Sleman telah menetapkan indikator tujuan. Indikator tujuan dimaksud
ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 3 Tahun 2021 tentang RPJMD
Kabupaten Sleman Tahun 2021-2026, dengan rincian target dan indikator sebagaimana ditampilkan
dalam Tabel 2.2.1. berikut:

Tabel 2.2. 1. Target Indikator Tujuan Kabupaten Sleman Tahun 2022

Target
No Tujuan Indikator Satuan
2022
1. Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan Indeks Reformasi Birokrasi Indeks 76,67
Daerah yang Baik dan Pelayanan Publik
yang Berkualitas
2. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik Indeks Kepuasan Masyarakat Indeks 82,05

3. Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan Indeks Desa Membangun desa 32


Kalurahan yang Mandiri dan kategori desa mandiri mandiri
Berkelanjutan
4. Terwujudnya Kualitas Sumber Daya Indeks Pembangunan Manusia indeks 84,24 – 84,92
Manusia yang Berdaya Saing (IPM)
Indeks Pembangunan Olahraga indeks 0,36

5. Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi % 3,71 – 5,90


Daerah
6. Menurunnya Ketimpangan Pendapatan Indeks Gini indeks 0,429

7. Menurunnya Angka Pengangguran Tingkat Pengangguran Terbuka % 5,95

8. Meningkatnya Pengembangan Ekonomi Cakupan Pembinaan Ekonomi % 29,41


Kreatif berbasis sub sektor Kreatif berbasis sub sektor
9. Meningkatnya Pengembangan Inovasi Persentase Inovasi yang % 90
Daerah diimplementasikan
10. Terwujudnya Ketahanan Daerah Indeks Ketahanan Keluarga indeks 2,90

Cakupan Pengendalian % 55,30


Gangguan Ketentraman,
Ketertiban, Penegakan Perda,
dan Peningkatan Kapasitas
Perlindungan Masyarakat
11. Terwujudnya Masyarakat Tangguh Indeks Risiko Bencana indeks 78,77
Bencana
12. Terwujudnya Peningkatan Kualitas Persentase Cakupan % 52,95
Prasarana dan Sarana Wilayah yang Infrastruktur Pelayanan Dasar
Terintegrasi dan Lingkungan Hidup yang dan Pendukung Pengembangan
Berkelanjutan Ekonomi
Indeks Kualitas Lingkungan indeks 57,20
Hidup (IKLH)
Indeks Kinerja Lalu Lintas dan indeks 0,46
Angkutan Jalan

47
Target
No Tujuan Indikator Satuan
2022
13. Meningkatnya Kemampuan Literasi Tingkat Literasi Masyarakat % 48,38
Masyarakat
14. Terwujudnya Keserasian Pembangunan Persentase Kesesuaian % 75
Antar Sektor dalam Rangka Pemanfaatan Ruang
Pembangunan Berkelanjutan
15. Meningkatnya Pelestarian Warisan Persentase Pelestarian Warisan % 45,71
Budaya Budaya
16. Menguatkan Sikap Saling Menghargai di Indeks Pembangunan Gender indeks 96,2
Lingkungan Masyarakat dan Keluarga
yang Sadar Gender
17. Meniadakan Konflik Sosial Angka Kejadian Konflik Sosial kejadian 0

2.3 INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN


SLEMAN TAHUN 2022
Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Sleman tercantum dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Sleman Nomor 3 Tahun 2021 tentang RPJMD Tahun 2021-2026. Indikator Kinerja
Utama Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2022 beserta satuan dan target sebagaimana
ditampilkan dalam tabel 2.3.1. berikut:
Tabel 2.3. 1. Target Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2022

Target
No Indikator Kinerja Utama Satuan
2022
1 Indeks Reformasi Birokrasi Indeks 76,67
2 Indeks Pengelolaan Keuangan Daerah Indeks B
3 Indeks Kepuasan Masyarakat Indeks 82,05
4 Predikat Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Predikat A (81,58)
5 Indeks Desa Membangun kategori desa mandiri Desa Mandiri 32
6 Indeks Pembangunan Manusia Indeks 84,24 – 84,92
7 Indeks Pembangunan Olahraga Indeks 0,36
8 Pertumbuhan Ekonomi % 3,71 – 5,90
9 Nilai Tukar Petani Nilai 112,73
10 Nilai Ekspor US$ 47.148.000
11 Nilai Investasi Rp. (Miliar) 591
12 Indeks Gini Indeks 0,429
13 Persentase Penduduk Miskin % 6,85 – 7,58
14 Persentase Keluarga Miskin % 8,25
15 Tingkat Pengangguran Terbuka % 5,95

48
Target
No Indikator Kinerja Utama Satuan
2022
16 Pembelanjaan Wisawatan Mancanegara US$ 450
Pembelanjaan Wisawatan Nusantara Rupiah 850.000,00
17 Indeks Risiko Bencana Indeks 78,77
18 Persentase Cakupan Infrastruktur Pelayanan Dasar % 50,31
19 Cakupan Pembangunan Prasarana dan Sarana Wilayah % 55,59
Kondisi Mantap yang Mendukung Pengembangan Ekonomi
20 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indeks 57,20
21 Indeks Ketahanan Keluarga Indeks 2,90
22 Persentase Pelestarian Warisan Budaya % 45,71
23 Indeks Pembangunan Gender Indeks 96,2
24 Angka Kejadian Konflik Sosial kejadian 0

2.4 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN


TAHUN 2022
Mengacu pada dokumen RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2021-2026, serta dokumen
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Sleman Tahun 2022 beserta
Perubahannya, telah disusun dokumen Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun
2022 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Perubahan Kedua atas Perjanjian Kinerja
Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2022 yang ditandatangani Bupati Sleman. Perjanjian Kinerja
Kabupaten Sleman Tahun 2022 dimaksud sebagaimana disajikan pada tabel 2.4.1. berikut:
Tabel 2.4. 1. Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2022 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Perubahan Kedua atas
Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2022

Indikator
No. Tujuan Sasaran Satuan Target
Tujuan/Sasaran
1. Terwujudnya Tata Kelola Indeks Reformasi Indeks 76,67
Pemerintahan Daerah yang Baik Birokrasi
dan Pelayanan Publik yang
Berkualitas
2. Meningkatnya kualitas Indeks Kepuasan Indeks 82,05
pelayanan publik Masyarakat
Meningkatnya predikat Predikat A (81,58)
3. Akuntabilitas Kinerja Akuntabilitas
Pemerintah Daerah Kinerja Instansi
Pemerintah
4. Terwujudnya Kualitas Sumber Indeks Indeks 84,24 -
Daya Manusia yang Berdaya Pembangunan 84,92
Saing Manusia (IPM)
5. Meningkatnya Kualitas Angka Harapan Tahun 74,85
Kesehatan Masyarakat Hidup (AHH)

49
Indikator
No. Tujuan Sasaran Satuan Target
Tujuan/Sasaran
6. Meningkatnya Pertumbuhan pertumbuhan % 3,71 - 5,90
Ekonomi Daerah ekonomi

7. Menurunnya Ketimpangan Indeks Gini Indeks 0,429


Pendapatan
8. Menurunnya persentase % 6,85 - 7,58
Kemiskinan penduduk miskin;
persentase % 8,25
keluarga miskin
9. Terwujudnya Ketahanan Daerah Indeks Ketahanan Indeks 2,90
Keluarga
10. Menguatkan Sikap Saling Indeks Indeks 96,2
Menghargai di Lingkungan Pembangunan
Masyarakat dan Keluarga yang Gender
Sadar Gender

50
BAB III
Akuntabilitas Kinerja
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Pelaporan kinerja Pemerintah Kabupaten Sleman tahun 2022, disajikan melalui pengukuran kinerja
atas perencanaan kinerja yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2022. Pada Bab III ini
akan disajikan uraian pengukuran kinerja dan analisis pencapaian kinerja indikator tujuan dan
sasaran. Analisis pencapaian kinerja menjelaskan cara menghitung capaian kinerja,
membandingkan realisasi dengan target, capaian tahun lalu, serta capaian kinerja Pemda DIY dan
Pemerintah Pusat. Kemudian dijelaskan program yang mendukung per tujuan dan sasaran, realisasi
anggaran per tujuan dan sasaran, faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan atau
ketidakberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran, serta perolehan prestasi yang terkait indikator
kinerja tujuan dan sasaran.

3.1 REALISASI KINERJA

Pada bagian ini, menguraikan realisasi kinerja dalam tahun 2022. Uraian meliputi realisasi
Indikator Kinerja Tujuan, Realisasi Indikator Kinerja Utama, dan Realisasi Perjanjian Kinerja.

3.1.1. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 3 Tahun 2021 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2021-2026, terdapat 17 Tujuan
Pemerintah Kabupaten Sleman. Indikator Kinerja Tujuan, Satuan, dan Target serta Realisasi 2021
dan 2022, sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.1.1. berikut:
Tabel 3.1.1. Rekapitulasi Realisasi Tujuan Tahun 2022

Realisasi Capaian
No Tujuan Indikator Satuan Target 2022 Realisasi
2021 (%)

1. Terwujudnya Tata Indeks Reformasi Indeks 76,77 76,67 77,50 101,08


Kelola Pemerintahan Birokrasi
Daerah yang Baik dan
Pelayanan Publik
yang Berkualitas

2. Meningkatnya Indeks Kepuasan Indeks 83,37 82,05 84,25 102,68


Kualitas Pelayanan Masyarakat
Publik

3. Terwujudnya Tata Indeks Desa Desa 27 32 44 137,50


Kelola Pemerintahan Membangun mandiri
Kalurahan yang kategori desa
Mandiri dan mandiri
Berkelanjutan

4. Terwujudnya Kualitas Indeks Indeks 84,00 84,24-84,92 84,31* 100,08


Sumber Daya Pembangunan
Manusia yang Manusia (IPM)

51
Realisasi Capaian
No Tujuan Indikator Satuan Target 2022 Realisasi
2021 (%)
Berdaya Saing

Indeks Indeks 0,33 0,36 0,34 94,44


Pembangunan
Olahraga
5. Meningkatnya Pertumbuhan % 5,61 3,71-5,90 5,15* 138,81
Pertumbuhan Ekonomi
Ekonomi Daerah
6. Menurunnya Indeks Gini Indeks 0,425 0,429 0,418* 102,56
Ketimpangan
Pendapatan
7. Menurunnya Angka Tingkat % 5,17 5,95 4,78* 119,66
Pengangguran Pengangguran
Terbuka
8. Meningkatnya Cakupan % 58 29,41 29,41 100,00
Pengembangan Pembinaan
Ekonomi Kreatif Ekonomi Kreatif
berbasis sub sektor berbasis sub
sektor
9. Meningkatnya Persentase Inovasi % 91,33 90 100 111,11
Pengembangan yang
Inovasi Daerah diimplementasikan
10. Terwujudnya Indeks Ketahanan Indeks 2,80 2,90 2,90 100,00
Ketahanan Daerah Keluarga
Cakupan % 67,00 55,30 59,7 107,96
Pengendalian
Gangguan
Ketentraman,
Ketertiban,
Penegakan Perda,
dan Peningkatan
Kapasitas
Perlindungan
Masyarakat
11. Terwujudnya Indeks Risiko Indeks 78,96 78,77 80,01** 98,43
Masyarakat Tangguh Bencana
Bencana
12. Terwujudnya Persentase % 61,78 52,95 73,68 139,15
Peningkatan Kualitas Cakupan
Prasarana dan Infrastruktur
Sarana Wilayah yang Pelayanan Dasar
Terintegrasi dan dan Pendukung
Lingkungan Hidup Pengembangan
yang Berkelanjutan Ekonomi
Indeks Kualitas Indeks 56,90 57,20 57,33 100,23
Lingkungan Hidup
(IKLH)
Indeks Kinerja Lalu Indeks 0,43 0,46 0,52 113,04
Lintas dan

52
Realisasi Capaian
No Tujuan Indikator Satuan Target 2022 Realisasi
2021 (%)
Angkutan Jalan
13. Meningkatnya Tingkat Literasi % 49,38 48,38 51,88 107,23
Kemampuan Literasi Masyarakat
Masyarakat
14. Terwujudnya Persentase % 80,61 75 82,75 110,33
Keserasian Kesesuaian
Pembangunan Antar Pemanfaatan
Sektor Dalam Rangka Ruang
Pembangunan
Berkelanjutan
15. Meningkatnya Persentase % 48,33 45,71 48,50 106,10
Pelestarian Warisan Pelestarian
Budaya Warisan Budaya
16. Menguatkan Sikap Indeks Indeks 96,25 96,2 96,36* 100,17
Saling Menghargai di Pembangunan
Lingkungan Gender
Masyarakat dan
Keluarga yang Sadar
Gender
17. Meniadakan Konflik Angka Kejadian Kejadian 0 0 0 100,00
Sosial Konflik Sosial
Sumber Data: *Badan Pusat Statistik, 2022.
**Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2022.

3.1.2. Realisasi Indikator Kinerja Utama

Indikator Kinerja Utama dan realisasinya, sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.1.2. berikut:
Tabel 3. 1. 2. Rekapitulasi Realisasi Indikator Kinerja Utama dan Tingkat Kemajuan dibandingkan Target Akhir RPJMD

Tingkat Target
Indikator Kinerja Realisasi Target Realisasi %
No Satuan Kemajuan Jangka
Utama 2021 2022 2022 Capaian
(%) Menengah

1. Indeks Reformasi Indeks 76,77 76,67 77,50 101,08 100,38 77,21


Birokrasi

2. Indeks Pengelolaan Indeks B B B 100,00 100,00 B


Keuangan Daerah

3. Indeks Kepuasan Indeks 83,37 82,05 84,25 102,68 102,05 82,56


Masyarakat

4. Predikat Akuntabilitas Predikat A (81,73) A (81,58) A (81,89) 100,00 100,00 A (81,84)


Kinerja Pemerintah

5. Indeks Desa Desa 27 32 44 137,50 84,62 52


Membangun kategori Mandiri
desa mandiri

6. Indeks Pembangunan Indeks 84,00 84,24-84,92 84,31** 100,08 99,19 85,00-85,04


Manusia

7. Indeks Pembangunan Indeks 0,33 0,36 0,34 94,44 80,95 0,42


Olahraga

53
Tingkat Target
Indikator Kinerja Realisasi Target Realisasi %
No Satuan Kemajuan Jangka
Utama 2021 2022 2022 Capaian
(%) Menengah

8. Pertumbuhan % 5,61 3,71-5,90 5,15** 138,81 96,99 5,31-5,98


Ekonomi

9. Nilai Tukar Petani Nilai 108,83 112,73 107,59** 95,44 94,77 113,53

10. Nilai Ekspor US$ 77.887.264,6 47.148.000 86.627.614,8 183,74 160,58 53.947.000
3 9

11. Nilai Investasi Rp. 1.921,00* 591 1.346,00 227,75 178,04 756
(Miliar)

12. Indeks Gini Indeks 0,425 0,429 0,418** 102,56 101,65 0,425

13. Persentase Penduduk % 8,64 6,85-7,58 7,74** 97,89 86,68 6,77-6,83


Miskin

14. Persentase Keluarga % 9,1 8,25 8,15 101,21 91,33 7,50


Miskin

15. Tingkat % 5,17 5,95 4,78** 119,66 116,14 5,70


Pengangguran
Terbuka

16. Pembelanjaan US$ 150 450 328,60 73,02 57,15 575


Wisawatan
Mancanegara

17. Pembelanjaan Rupiah 752.232 850.000 1.104.869 129,98 55,24 2.000.000


Wisawatan Nusantara

18. Indeks Risiko Indeks 78,96 78,77 80,01 98,43 90,05 72,77
Bencana

19. Persentase Cakupan % 59,99 50,31 66,21 131,60 102,33 64,70


Infrastruktur
Pelayanan Dasar

20. Cakupan % 63,58 55,59 81,15 145,98 112,10 72,39


Pembangunan
Prasarana Dan
Sarana Wilayah
Kondisi Mantap yang
Mendukung
Pengembangan
Ekonomi

21. Indeks Kualitas Indeks 56,90 57,20 57,33 100,23 95,55 60,00
Lingkungan Hidup

22. Indeks Ketahanan Indeks 2,80 2,90 2,90 100,00 87,88 3,30
Keluarga

23. Persentase % 48,33 45,71 48,50 106,10 106,10 45,71


Pelestarian Warisan
Budaya

24. Indeks Pembangunan Indeks 96,25 96,20 96,36** 100,17 100,12 96,24
Gender

25. Angka Kejadian kejadian 0 0 0 100,00 100,00 0


Konflik Sosial
Sumber Data: *Data terakhir Laporan BKPM DIY, 2021.
**Badan Pusat Statistik, 2022.

54
Berdasarkan rekapitulasi Realisasi Indikator Kinerja Utama dan Tingkat Kemajuan dibandingkan
Target Akhir RPJMD dalam tabel 3.1.2., kami sampaikan uraian sebagai berikut:

1. Indeks Reformasi Birokrasi

Indeks Reformasi Birokrasi adalah nilai evaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi (RB)
Pemerintah Kabupaten Sleman yang dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan dan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi atas kinerja penerapan RB tahun sebelumnya.
Indeks Reformasi Birokrasi Pemerintah Kabupaten Sleman tahun 2022 sebesar 77,50,
mencapai sebesar 101,08% dari target tahun 2022 sebesar 76,67. Realisasi tahun 2022
tersebut meningkat 0,73 poin dibandingkan realisasi tahun 2021 sebesar 76,77. Tingkat
kemajuan 100,38% bila dibandingkan dengan target tahun terakhir RPJMD 2021-2026
sebesar 77,21.

Perkembangan Indeks Reformasi Birokrasi Pemerintah Kabupaten Sleman tahun 2020-2022,


sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.1.2.1. berikut:
Tabel 3. 1. 2. 1. Komponen Penilaian RB Tahun 2020-2022

Komponen Penilaian 2020 2021 2022

Pengungkit (60%) 41,46 43,62 44,53

Hasil (40%) 34,88 33,15 32,97

Nilai Evaluasi RB 76,34 76,77 77,50

2. Indeks Pengelolaan Keuangan Daerah

Pengukuran Indeks Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman dilakukan


oleh Pemerintah Daerah DIY. Terdapat 6 dimensi yang digunakan untuk mengukur indeks
pengelolaan keuangan daerah yaitu: kesesuaian dokumen perencanaan dan penganggaran,
pengalokasian anggaran belanja dalam APBD, transparansi pengelolaan keuangan daerah,
penyerapaan anggaran, kondisi keuangan daerah, dan opini Badan Pemeriksa Keuangan
atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.

Indikator Kinerja Utama “Indeks Pengelolaan Keuangan Daerah” tahun 2022 ditetapkan
memiliki target indikator B, dengan capaian sebesar 100% yakni nilai B dan nilai indeks total
sebesar 74,85. Tingkat kemajuan capaian realisasi 100% bila dibandingkan dengan target
tahun terakhir RPJMD 2021-2026.

Faktor yang memengaruhi keberhasilan sebagai berikut:


a. meningkatnya kemampuan sumber daya manusia dalam menguasai teknologi
informasi khususnya sistem informasi pengelolaan keuangan daerah;

55
b. ketepatan waktu penyusunan perencanaan, penganggaran, pengadaan barang dan
jasa dan pelaporan keuangan daerah;
c. komitmen pimpinan untuk melaksanakan spending mandatory dalam pengalokasian
belanja pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah;
d. pengaturan indikator kinerja keuangan perangkat daerah sebagai salah satu indikator
pemberian tambahan penghasilan berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 1 Tahun 2022
tentang Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai Aparatur Sipil Negara Berbasis
Kinerja di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sleman;
e. meningkatnya tingkat kemandirian keuangan daerah yang dipengaruhi oleh kondisi
perekonomian yang membaik, sehingga penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
dari pajak daerah dan retribusi daerah meningkat;
f. adanya supervisi dari Pemerintah Pusat melalui Komisi Pemberantasan Korupsi dalam
pengelolaan keuangan daerah mendorong akselerasi penyerapan anggaran dan
optimalisasi penerimaan PAD; dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 19 Tahun 2020 tentang Keterbukaan
Informasi Publik dan adanya monitoring dan evaluasi Pejabat Pengelola Informasi
Daerah (PPID) oleh Komisi Informasi Daerah mendorong meningkatnya transparansi
pengelolaan keuangan daerah.

Hambatan yang dihadapi dalam mencapai keberhasilan adalah:


a. sistem pengelolaan keuangan menggunakan sistem ganda, pada tahapan
perencanaan dan penganggaran menggunakan sistem informasi keuangan pusat yang
kendali teknis sangat bergantung dari pusat, hal ini dikhawatirkan berpengaruh pada
agenda pengelolaan keuangan daerah yang telah direncanakan;
b. adanya kebutuhan tambahan dalam penyusunan dokumen perencanaan dan dokumen
penganggaran yang berpengaruh pada tingkat kesesuaian dokumen perencanaan dan
dokumen penganggaran; dan
c. regulasi di bidang pengelolaan keuangan daerah sangat dinamis sehingga memerlukan
penyesuaian dalam implementasinya.

Strategi yang dilakukan dalam menghadapi hambatan sebagai berikut:


a. meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dalam setiap tahapan penggunaan
sistem pengelolaan keuangan;
b. data yang telah dientrikan pada sistem pusat diimpor ke sistem keuangan daerah untuk
dimanfaatkan dalam pengelolaan keuangan maupun monitoring dan evaluasi; dan
c. harmonisasi dan deregulasi peraturan perundang-undangan agar selaras dengan
peraturan perundang-undangan pusat.

56
3. Indeks Kepuasan Masyarakat

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah hasil survei kepuasan masyarakat yang
merupakan predikat kualitas dan kinerja pelayanan publik tingkat kabupaten, berdasarkan
nilai IKM yang dicapai oleh semua perangkat daerah dan UPTD.

Nilai IKM diperoleh dari survei kepuasan masyarakat pada 116 unit pelayanan publik, terdiri
dari 45 perangkat daerah, 9 Bagian pada Sekretariat Daerah, 2 RSUD, dan 60 UPTD.
Indikator Kinerja Utama “Indeks Kepuasan Masyarakat” tahun 2022 ditetapkan target indikator
sebesar 82,05 dan realisasi sebesar 84,25. Capaian realisasi IKM tahun 2022 tersebut bila
dibandingkan dengan target sebesar 102,68%. Tingkat kemajuan 102,05% bila dibandingkan
dengan target tahun terakhir RPJMD 2021-2026. Realisasi IKM tahun 2022 sebesar 84,25
lebih baik dibandingkan realisasi IKM tahun 2021 sebesar 83,37. Realisasi ini meningkat 0,88
poin dibandingkan tahun sebelumnya.

4. Predikat Akuntabilitas Kinerja Pemerintah

Predikat Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (AKIP) adalah predikat yang diberikan oleh
Kementerian PAN dan RB atas Laporan kinerja akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan
fungsi setiap pemerintah atas penggunaan anggaran.

Indikator Kinerja Utama “Predikat Akuntabilitas Kinerja Pemerintah” tahun 2022 dengan target
indikator A (81,58) dan realisasi A (81,89), sehingga capaian realisasi dibandingkan dengan
target sebesar 100% dengan tingkat kemajuan 100% jika dibandingkan dengan target tahun
terakhir pada RPJMD 2021-2026. Realisasi nilai akuntabilitas kinerja pemerintah meningkat
0,16 poin dibandingkan realisasi tahun 2021 sebesar 81,73.

Hasil evaluasi penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Tahun
2022 pada Pemerintah Kabupaten Sleman telah disampaikan oleh Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sebagaimana termuat melalui
Surat Nomor B/1037/AA.05/2022 tanggal 6 Desember 2022, bahwa Kabupaten Sleman
mendapatkan nilai sebesar 81,89 dengan predikat A memuaskan, yaitu instansi
pemerintah dan unit kerja dapat memimpin perubahan dalam mewujudkan pemerintah
berorientasi hasil.

57
Hasil evaluasi penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) pada
Pemerintah Kabupaten Sleman tahun 2022, sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.1.2.2.
berikut:
Tabel 3. 1. 2. 2. Hasil Evaluasi SAKIP 2022

No Komponen yang Dinilai Bobot (%) 2022

1 Perencanaan kinerja 30,00 27,18

2 Pengukuran kinerja 30,00 22,53

3 Pelaporan kinerja 15,00 13,11

4 Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Internal 25,00 19,07

Nilai AKIP 100 81,89


Sumber Data: LHE SAKIP KemenpanRB, 2022.

5. Indeks Desa Membangun Kategori Desa Mandiri

Indeks Desa Membangun (IDM) merupakan Indeks Komposit yang dibentuk berdasarkan tiga
indeks, yaitu Indeks Ketahanan Sosial, Indeks Ketahanan Ekonomi dan Indeks Ketahanan
Ekologi/Lingkungan.

Perangkat indikator yang dikembangkan dalam IDM dikembangkan berdasarkan konsepsi


bahwa untuk menuju desa maju dan mandiri perlu kerangka kerja pembangunan
berkelanjutan. Kerangka kerja dimaksud meliputi aspek sosial, ekonomi, dan ekologi. Ketiga
aspek tersebut menjadi kekuatan yang saling mengisi dan menjaga potensi serta kemampuan
desa untuk menyejahterakan kehidupan desa.

IDM difokuskan pada upaya penguatan otonomi desa melalui pemberdayaan masyarakat.
Masyarakat yang berdaya akan menjadi tumpuan utama terjadinya proses peningkatan
partisipasi yang berkualitas, peningkatan pengetahuan, dan peningkatan keterampilan, atau
secara umum dapat disebut sebagai peningkatan kapasitas dan kapabilitas masyarakat desa
itu sendiri.

Indikator Kinerja Utama “Indeks Desa Membangun Kategori Desa Mandiri” Tahun 2022
ditetapkan target indikator sebanyak 32 (tiga puluh dua) dan realisasi sebanyak 44 (empat
puluh empat) desa mandiri. Capaian realisasi 2022 bila dibandingkan dengan target 2022
sebesar 137,5%. Tingkat kemajuan 84,62% bila dibandingkan dengan target tahun terakhir
RPJMD 2021-2026. Realisasi Indeks Desa Membangun Kategori Desa Mandiri meningkat
sebanyak 17 desa mandiri dibandingkan realisasi tahun 2021 sebanyak 27 desa mandiri.
Desa di Kabupaten Sleman disebut Kalurahan. Desa Mandiri pada tahun anggaran 2022

58
terdapat sebanyak 44 Kalurahan yaitu Balecatur, Ambarketawang, Banyuraden, Nogotirto,
Trihanggo, Sidorejo, Sidoluhur, Sidoagung, Sidokarto, Sidoarum, Sinduadi, Sendangadi,
Caturtunggal, Maguwoharjo, Condongcatur, Sendangtirto, Purwomartani, Tirtomartani,
Tamanmartani, Selomartani, Widodomartani, Sariharjo, Sinduharjo, Sukoharjo, Sardonoharjo,
Caturharjo, Triharjo, Tridadi, Pandowoharjo, Bangunkerto, Girikerto, Wonokerto,
Purwobinangun, Pakembinangun, Argomulyo, Wukirsari, Kepuharjo, dan Umbulharjo.

Target dan realisasi indikator kinerja utama “Indeks Desa Membangun Kategori Desa Mandiri”
per tahun 2020 disajikan dalam grafik 3.1.2.1. berikut ini:
Grafik 3.1.2.1. Indeks Desa Membangun Kategori Desa Mandiri

INDEKS DESA MEMBANGUN KATEGORI DESA MANDIRI

44

27 32
22 27

22
2020 2021 2022
Target Realisasi

Sumber Data: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan, 2022.

Faktor yang memengaruhi keberhasilan pencapaian indikator IDM Kategori Desa Mandiri
sebagai berikut:
a. kerja sama, koordinasi, dan komitmen di antara pimpinan dan aparatur dengan
perangkat daerah terkait, kapanewon, hingga kalurahan dalam melaksanakan tugas
dan fungsi dengan terus menerus memperbaiki kinerja dan meningkatkan kualitas
pelayanan publik hingga ke kalurahan;
b. tersedianya anggaran yang cukup serta ketepatwaktuan dalam menyelesaikan
kegiatan; dan
c. kendala yang dihadapi dalam pencapaian indikator yakni keterbatasan jumlah
aparatur/sumber daya manusia.

59
Strategi yang telah ditempuh dalam rangka meminimalisasi hambatan dalam pencapaian
indikator indikator IDM kategori desa mandiri sebagai berikut:

a. memanfaatkan dan memaksimalkan sumber daya manusia yang ada dengan


meningkatkan koordinasi dan kerja sama internal Perangkat Daerah; dan

b. mengembangkan digitalisasi administrasi pemerintahan melalui Laman/Website


maupun berbagai platform media sosial (Facebook, Twitter, Instagram, Youtube) untuk
menunjang kelancaran pelaksanaan tugas dan koordinasi dengan pihak eksternal
termasuk dengan kalurahan.

6. Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian pembangunan manusia berbasis


sejumlah komponen dasar kualitas hidup.

Indikator Kinerja Utama “Indeks Pembangunan Manusia” tahun 2022 ditetapkan target
indikator sebesar 84,24 dan realisasi sebesar 84,31. Capaian realisasi 2022 bila
dibandingkan dengan target 2022 sebesar 100,08%. Tingkat kemajuan 99,19% bila
dibandingkan dengan target tahun terakhir RPJMD 2021-2026. Realisasi IPM meningkat 0,31
poin dibandingkan realisasi tahun 2021 sebesar 84,00.

IPM meningkat dari 76,69 pada tahun 2010 menjadi 84,31 pada tahun 2022 atau rata-rata
tumbuh sebesar 0,59 persen setiap tahun. Perkembangan ini menggambarkan kualitas
pembangunan manusia yang semakin membaik dibandingkan dengan level IPM nasional dan
dibandingkan dengan capaian Daerah Istimewa Yogyakarta, maka capaian IPM Kabupaten
Sleman tercatat selalu lebih tinggi. IPM Kabupaten Sleman pada tahun 2022 berada dalam
kategori IPM Sangat Tinggi. Capaian IPM Kabupaten Sleman ini berada di peringkat ketujuh
tertinggi Kabupaten/Kota se-Indonesia atau peringkat kedua tertinggi se-Daerah Istimewa
Yogyakarta. Secara umum, IPM terus mengalami kemajuan selama satu dekade terakhir.

Dari sisi Pendidikan, anak-anak yang pada tahun 2022 berusia 7 tahun memiliki harapan
dapat menikmati pendidikan selama 16,76 tahun atau setara dengan lamanya waktu
menamatkan pendidikan hingga setingkat Sarjana. Selain itu, rata-rata lama sekolah
penduduk umur 25 tahun ke atas juga meningkat menjadi 10,94 tahun. Dari sisi kesehatan,
bayi yang lahir pada tahun 2022 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 75 tahun.
Sementara dari sisi standar hidup layak, pada tahun 2022 pengeluaran per kapita kembali
merangkak naik 2,35 persen menjadi Rp16.438.000.000,00 per tahun pada tahun 2022
dibanding tahun 2021.

60
7. Indeks Pembangunan Olahraga

Indeks Pembangunan Olahraga (IPO) digunakan untuk mengukur kemajuan pembangunan


olahraga. Pembangunan olahraga adalah suatu proses yang membuat manusia memiliki
banyak akses untuk melakukan aktivitas fisik.

Indikator Kinerja Utama IPO tahun 2022 ditetapkan target indikator sebesar 0,36 dan realisasi
sebesar 0,34. Capaian realisasi 2022 bila dibandingkan dengan target 2022 sebesar 94,44%.
Tingkat kemajuan 80,95% bila dibandingkan dengan target tahun terakhir RPJMD 2021-2026.
Realisasi IPO meningkat 0,01 poin dibandingkan realisasi tahun 2021 sebesar 0,33.

IPO Kabupaten Sleman tahun 2022 sebesar 0,34 sama dengan realisasi kinerja IPO
Pemerintah Daerah DIY, namun masih lebih rendah dibandingkan realisasi kinerja IPO
Nasional yaitu sebesar 0,376.

Realisasi IPO per tahun dibandingkan dengan realisasi IPO Nasional dan IPO Pemda DIY
disajikan dalam grafik berikut grafik 3.1.2.2 ini:
Grafik 3.1.2.2. Perbandingan Indeks Pembangunan Olahraga

PERBANDINGAN INDEKS PEMBANGUNAN OLAHRAGA


0.408

0.376

0.33 0.343
0.34
0.331

2021 2022

Sleman DIY Nasional

Sumber Data: Badan Pusat Statistik, 2022.

Realisasi IPO Kabupaten Sleman 2022 jika dibandingkan dengan realisasi Pemda DIY dan
lebih rendah dari Nasional.

Kriteria penilaian IPO meliputi sembilan dimensi dasar yaitu:


a. sumber daya manusia olahraga;
b. ruang terbuka;
c. literasi fisik;
d. partisipasi;
e. kebugaran;

61
f. perkembangan personal;
g. kesehatan;
h. ekonomi; dan
i. performa.

IPO mendapatkan dukungan dari stakeholder keolahragaan seperti Komite Olahraga


Nasional Indonesia (KONI), National Paralympic Committee (NPC), Komite Olahraga
Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) dan pegiat olahraga.

Belum tercapainya indikator kinerja IPO tahun 2022 disebabkan tiga dimensi yang masih
dalam kategori rendah yaitu: sumber daya manusia, kebugaran dan performa.

Kendala yang dihadapi dalam pencapaian indikator kinerja IPO sebagai berikut:
a. Kurang optimalnya kerjasama antara lembaga yang terkait dengan pembinaan
olahraga.
b. Kurangnya sinergitas antara pelaksanaan pembinaan olahraga masyarakat dan
olahraga pendidikan dalam melaksanakan pelatihan dan penyelenggaraan event.
c. Kurangnya kegiatan pembinaan olahraga.
d. Kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana olahraga yang ada ditengah masyarakat
yang belum memenuhi standar.

Strategi atau solusi untuk meminimalisasi hambatan dalam pencapaian indikator kinerja IPO
sebagai berikut:
a. Optimalisasi kerjasama antara lembaga yang terkait dengan pembinaan olahraga
melalui Fasilitasi kelompok olahraga masyarakat dan memperbanyak pelaksanaan
event bersama.
b. Mendorong aktivitas olahraga menjadi gaya hidup masyarakat dengan pelaksanaan
olahraga minimal 3 kali dalam seminggu melalui kegiatan kampanye olahraga secara
kontinyu minimal 5 tahun berturut-turut.
c. Inventarisasi dan updating data sarana dan prasarana olahraga dan updating jumlah
pelatih/instruktur/guru pendidikan jasmani termasuk relawan olahraga di Kabupaten
Sleman.
d. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana olahraga yang ada di
masyarakat yang belum memenuhi standar, antara lain mendorong pembangunan
sport center merata di 17 Kapanewon se-Kabupaten Sleman.

62
8. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi diukur dengan peningkatan nilai PDRB lapangan usaha tahun berjalan
dibanding tahun sebelumnya.

Indikator Kinerja Utama “Pertumbuhan Ekonomi” tahun 2022 ditetapkan target indikator
sebesar 3,71% dan realisasi sebesar 5,15%. Capaian realisasi 2022 bila dibandingankan
dengan target sebesar 2022 sebesar 138,81%. Tingkat kemajuan 96,99% bila dibandingkan
dengan target tahun terakhir RPJMD 2021-2026. Berdasarkan penghitungan Badan Pusat
Statistik angka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sleman tahun 2022 sebesar 5,15%. Kondisi
ini menurun 0,46 poin dari tahun 2021 yang tumbuh 5,61%.

Realisasi Pertumbuhan Ekonomi per tahun dibandingkan dengan realisasi Pertumbuhan


Ekonomi Nasional dan Pertumbuhan Ekonomi Pemda DIY disajikan dalam grafik 3.1.3 berikut
ini:
Grafik 3.1.2.3. Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi

PERBANDINGAN PERTUMBUHAN EKONOMI

5.61 5.15
5.15
5.58 5.3
3.7

-2.1
-2.672020 2021 2022
-4.05

Sleman DIY Nasional

Sumber Data: Badan Pusat Statistik, 2022.

9. Nilai Tukar Petani

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah rasio antara indeks harga yang diterima petani (it) dengan
indeks harga yang dibayar petani (ib). NTP terdiri dari dari NTP komoditas tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, peternakan, dan perikanan.

Indikator Kinerja Utama “Nilai Tukar Petani” tahun 2022 ditetapkan target indikator sebesar
112,73 dan realisasi sebesar 107,59. Capaian realisasi 2022 bila dibandingankan dengan
target sebesar 2022 sebesar 95,44%. Tingkat kemajuan 94,77% bila dibandingkan dengan
target tahun terakhir RPJMD 2021-2026. Nilai Tukar Petani tahun 2022 sebesar 107,59,
menurun 1,24 poin dari tahun 2021 dengan nilai 108,33.

63
Penghitungan NTP di Kabupaten Sleman dilakukan pada beberapa subsektor pertanian,
yakni subsektor tanaman pangan, subsektor hortikultura, subsektor perkebunan rakyat,
subsektor peternakan dan subsektor perikanan. NTP umum merupakan gabungan dari NTP
kelima subsektor tersebut. Realisasi NTP pada periode November 2022 mencapai 107,59
target nilai 112,73 atau tercapai 95,44%.

Terdapat perbedaan penghitungan NTP tahun 2022. Penghitungan tahun 2021 yang menjadi
dasar target renstra Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan 2021-2026 metode NTP
2012=100 sedangkan pada tahun 2022 Badan Pusat Statistik melakukan penghitungan
dengan metode NTP 2018=100. Berdasarkan perbedaan metode yang digunakan, capaian
kinerja untuk tahun 2021 dengan 2022 tidak bisa serta merta dibandingkan. Hasil
penghitungan NTP tahun 2022 pada tiap subsektor, sebagaimana ditampilkan dalam tabel
3.1.2.3. berikut:
Tabel 3. 1. 2. 3. Perbandingan Komponen Perhitungan NTP per Sub Sektor tahun 2021-2022*

Subsektor Rician Satuan 2021 2022


Tanaman Pangan Indeks Harga yang Diterima Petani It 168,29 142,78
Indeks Harga yang Dibayar Petani Ib 156,31 125,13
Konsumsi Rumah Tangga IKRT 158,58 125,07
BPPBM BPPBM 143,10 125,45
Nilai Tukar Petani NTP 107,67 114,23
Hortikultura Indeks Harga yang Diterima Petani It 232,29 146,59
Indeks Harga yang Dibayar Petani Ib 194,26 127,21
Konsumsi Rumah Tangga IKRT 207,55 126,32
BPPBM BPPBM 140,49 130,05
Nilai Tukar Petani NTP 119,62 115,14
Perkebunan Rakyat Indeks Harga yang Diterima Petani It 207,68 133,47
Indeks Harga yang Dibayar Petani Ib 153,77 124,54
Konsumsi Rumah Tangga IKRT 163,42 124,03
BPPBM BPPBM 138,59 129,78
Nilai Tukar Petani NTP 135,06 107,25
Peternakan Indeks Harga yang Diterima Petani It 188,41 108,23
Indeks Harga yang Dibayar Petani Ib 213,87 121,04
Konsumsi Rumah Tangga IKRT 208,45 123,97
BPPBM BPPBM 219,32 119,24
Nilai Tukar Petani NTP 88,11 89,44
Budidaya Perikanan Indeks Harga yang Diterima Petani It 123,90 112,05
Indeks Harga yang Dibayar Petani Ib 141,85 126,54
Konsumsi Rumah Tangga IKRT 155,61 125,06

64
Subsektor Rician Satuan 2021 2022
BPPBM BPPBM 124,39 127,43
Nilai Tukar Petani NTP 87,35 88,60
Gabungan Indeks Harga yang Diterima Petani It 188,13 134,25
Indeks Harga yang Dibayar Petani Ib 175,18 124,68
Konsumsi Rumah Tangga IKRT 179,15 124,94
BPPBM BPPBM 157,67 125,60
Nilai Tukar Petani NTP 108,33 107,59
*(Des t-1 s/d Nop) angka dasar NTP 2018=100
Sumber Data: Badan Pusat Statistik, 2022.

Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada subsektor tanaman pangan selama tahun 2022
secara umum mengalami fluktuasi namun cenderung menurun, dari posisi 108,83 di bulan
November 2021 menjadi 107,59 pada bulan November 2022. Tabel 2 memuat perbandingan
penghitungan dengan metode NTP 2012=100 dan dengan metode NTP 2018=100,
sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.1.2.4. berikut:
Tabel 3. 1. 2. 4. NTP 2020-2022 (NTP 2012=100) dan 2020-2022 (NTP 2018=100)

2020 2021 2022


Subsektor Rincian
2012=100 2018=100 2012=100 2018=100 2018=100
Tanaman Pangan NTP 118,91 112,79 107,67 111,38 114,23
Hortikultura NTP 114,94 116,98 119,62 112,60 115,14
Perkebunan Rakyat NTP 135,71 107,37 135,06 117,30 107,25
Peternakan NTP 87,79 93,13 88,11 93,72 89,44
Budidaya Perikanan NTP 89,36 90,23 87,35 92,25 88,60
Gabungan NTP 112,53 108,13 108,33 107,96 107,59
Sumber Data: Badan Pusat Statistik, 2022.

Apabila NTP>100 maka Indeks Harga yang diterima oleh petani lebih besar daripada Indeks
Harga yang dibayar oleh petani. Petani mengalami kenaikan harga jual ketika rata-rata tingkat
harga yang mereka terima mengalami kenaikan yang lebih cepat daripada tingkat rata-rata
harga yang dibayarkan.

Apabila NTP=100 maka hubungan secara umum antara tingkat harga komoditas yang dijual
petani dan harga barang yang dibeli petani adalah sama. Harga pertanian secara umum
dianggap setara antara tingkat harga komoditas yang dijual petani dengan harga barang yang
dibeli petani.

65
Apabila NTP<100 maka Indeks harga yang diterima oleh petani lebih kecil daripada indeks
harga yang dibayar oleh petani. Petani mengalami penurunan harga jual ketika harga yang
mereka bayar mengalami kenaikan yang lebih cepat daripada harga yang mereka terima.

a. Subsektor Tanaman Pangan


Kinerja NTP subsektor tanaman pangan 2022 dengan metode NTP 2012=100 belum
dapat disampaikan, meski demikian capaian tahun 2021 sebesar 107,67. Sedangkan
bila menggunakan metode NTP 2018=100, dengan capaian kinerja sebesar 114,23
dibandingkan tahun 2021 sebesar 111,38 atau mengalami kenaikan sebesar 2,85 poin.
Grafik 3.1.2.4. NTP Subsektor Tanaman Pangan

NTP Subsektor Tanaman Pangan


114.23

112.79

111.38

2020
Sumber Data: Badan Pusat Statistik, 2022.
2021 2022

Indikasi capaian ini sebagai hasil pelaksanaan program penanaman varietas padi IP-
400 seluas 118 hektar sehingga tanaman padi dapat ditanam dalam umur yang lebih
pendek, dan dalam satu tahun petani mampu panen sebanyak empat kali. Pengaruh
positif juga didapatkan dari pelaksanaan pendampingan budidaya padi seluas 500
hektar, pengembangan lahan kedelai 50 hektar, padi sembada merah sembada hitam
50 hektar, sekolah lapang padi organik, dan Dem 30 hektar.
Gambar 3. 1. 2. 1. Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo bersama dengan Kelompok Tani Margo Mulyo Sumberharjo
melakukan panen raya Varietas Kedelai Anjasmoro di Dusun Bendungan, Kalurahan Sumberharjo, Kapanewon Prambanan.

Sumber: https://www.ayoyogya.com/ngayogyakarta/pr-394938595/tingkatkan-produktivitas-pangan-sleman-panen-raya-kedelai

66
b. Subsektor Tanaman Hortikultura
Grafik 3.1.2.5. NTP Hortikultura

NTP HORTIKULTURA
134.8

119.62
116.98
121.65
114.94
115.14
112.6

2019 2020 2021 2022

2012=100 2018=100

Sumber Data: Olahan data sekunder 2022

Hasil penggunaan metode NTP 2012=100, NTP pada tahun 2021 sebesar 119,62,
sedangkan capaian NTP 2022 belum dapat disampaikan. Hasil penggunaan metode
NTP 2018=100, NTP pada tahun 2021 sebesar 112,60, sedangkan capaian NTP 2022
sebesar 115,14.

Indikasi capaian ini sebagai hasil adanya upaya pemasaran tanaman hortikultura
dengan membentuk titik kumpul. Fungsi titik kumpul adalah menyerap produk hasil
hortikultura dari petani, sehingga harga yang diterima petani lebih stabil dan cenderung
lebih baik dari pada dijual kepada tengkulak. Pada tahun 2022 berhasil membuat
sebanyak 15 (lima belas) titik kumpul.
Gambar 3. 1. 2. 2. Titik Kumpul Hortikultura

Sumber: Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan

67
c. Subsektor Perkebunan

Nilai tukar petani sub sektor perkebunan relatif mengalami fluktuasi berdasarkan tabel
14. Fluktuasi NTP sektor perkebunan dapat tergambar sebagaimana gambar berikut;
Grafik 3.1.2.6. NTP Perkebunan

NTP PERKEBUNAN

133.29 135.71 135.06


117.3
103.42 107.37 107.25

2019 2020 2021 2022


2012=100 2018=100

Sumber Data: olahan data sekunder 2022

Kinerja NTP subsektor perkebunan dengan metode NTP 2012=100 belum dapat
disampaikan, meski demikian capaian tahun 2021 sebesar 135,06. Sedangkan bila
menggunakan metode NTP 2018=100, 2022 turun menjadi 107,25 dibandingkan tahun
2021 sebesar 117,3 atau mengalami penurunan sebesar 10,05 poin.

Penurunan nilai tukar petani sektor perkebunan dikarenakan pengaruh iklim sepanjang
tahun 2022. Komoditas perkebunan antara lain tembakau, kopi, kelapa maupun lainnya
produksi sangat dipengaruhi oleh kondisi sumber daya alam.

Curah hujan tahun 2022 termasuk kategori tinggi, hal tersebut menyebabkan produksi
tanaman perkebunan tidak bisa optimal karena secara kuantitas mengalami kenaikan
tetapi kualitas produk cenderung menurun.

d. Subsektor Peternakan

Kinerja NTP subsektor perkebunan dengan metode NTP 2012=100 maupun NTP
2018=100 menunjukkan hasil NTP < 100. Hal ini disebabkan oleh kenaikan harga
pakan dan obat-obatan ternak. Munculnya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
tahun 2022, dan kenaikan harga barang konsumsi rumah tangga juga memberikan
pengaruh negatif NTP sebagai imbas dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak.

Meski demikian, telah dilakukan upaya untuk mencegah penurunan, antara lain:
1) pelatihan pembuatan pakan mandiri;
2) penyediaan obat-obatan dan pemeriksaan hewan ternak pada saat wabah PMK;
3) penanganan PMK melalui komunikasi, edukasi, dan informasi yang bertujuan
agar penyebaran PMK dapat dikendalikan lebih cepat.

68
Grafik 3.1.2.7. NTP Peternakan

NTP PETERNAKAN

89.44
2022

93.72
2021
88.11

93.13
2020
87.79

98.36
2019
87.57

80 85 90 95 100

2018=100 2012=100

Sumber Data: olahan data sekunder 2022

e. Subsektor Perikanan

Nilai tukar petani sub sektor perikanan relatif mengalami fluktuasi berdasarkan tabel
14. Fluktuasi NTP sektor perikanan dapat tergambar sebagaimana gambar berikut;
Grafik 3.1.2.8. NTP Perikanan

NTP PERIKANAN

96.92

91.06 92.25
89.36 90.23
87.35 88.6

2012=100 2018=100

2019 2020 2021 2022

Kabupaten Sleman tidak memiliki potensi perdagangan perikanan laut, dan jumlah
petani yang melakukan penangkapan ikan di perairan umum juga sedikit. Subsektor
Perikanan hanya difokuskan pada sektor perikanan darat antara lain kolam dan sawah.

NTP subsektor Perikanan sebagaimana NTP subsektor Peternakan yakni


menunjukkan capaian NTP<100. Indeks Harga yang Diterima Petani lebih rendah
dibandingkan Indeks Harga yang Dibayarkan kepada Petani.

69
NTP sektor perikanan kurang dari 100 disebabkan harga pakan yang semakin tinggi
dan cenderung semakin tidak terjangkau, dan induk ikan yang sudah tidak lagi
produktif untuk menghasilkan benih ikan yang berkualitas.

Upaya yang telah di lakukan adalah dengan meningkatkan kemampuan kelompok


pembudidaya ikan untuk memproduksi pakan secara mandiri, sehingga mampu pakan
mengurangi biaya pengeluaran untuk produksi.

Penyediaan calon induk ikan telah diupayakan baik di UPTD Perikanan maupun di
kelompok tani. Selain itu penambahan sarana produksi perikanan pada kelompok terus
diupayakan untuk memperbaiki sistem budidaya ikan.
Gambar 3. 1. 2. 3. Pembuatan Pakan Mandiri

f. Nilai Tukar Petani Gabungan

Secara total, gabungan NTP Gabungan pada tahun 2022 sebesar 107,59 turun 0,37
(0,34%) dari NTP Gabungan tahun 2021 sebesar 107,96. Kontribusi tertinggi sebagai
pendukung NTP adalah sektor tanaman pangan, sektor hortikultura dan sektor
perkebunan. Sedangkan kontribusi penurunan NTP diakibatkan tidak terpenuhinya
NTP=100 pada sektor peternakan dan sektor perikanan.

Capaian NTP Kabupaten Sleman sebesar 107,59 lebih tinggi 8,92 (8,29%) bila
dibandingkan dengan NTP Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 98,67. NTP
Kabupaten Sleman memberikan kontribusi positif dalam capaian NTP Daerah Istimewa
Yogyakarta.

70
Grafik 3.1.2.9. NTP Gabungan

NTP GABUNGAN

116.8
112.53
108.33 107.51 108.13 107.96 107.59

2012=100 2018=100

2019 2020 2021 2022

Sumber Data: Olahan data sekunder 2022

10. Nilai Ekspor

Nilai ekspor adalah nilai transaksi ekspor dari pelaku usaha di Kabupaten Sleman pada tahun
berjalan yang memiliki Surat Keterangan Asal dari Pemda DIY.

Indikator Kinerja Utama “Nilai Ekspor” tahun 2022 ditetapkan target indikator sebesar
US$47,148,000 dan realisasi sebesar US$86,627,614,89. Capaian realisasi 2022 bila
dibandingkan dengan target 2022 sebesar 183,74%. Tingkat kemajuan 160,58% bila
dibandingkan dengan target tahun terakhir RPJMD 2021-2026. Realisasi ekspor tersebut
meningkat sebesar US$22,090,686,19 atau 11,22% dibandingkan realisasi tahun 2021 yang
hanya mencapai US$77,887,265,63.

Target dan realisasi indikator kinerja utama “nilai ekspor” per tahun sejak 2020 disajikan
dalam grafik berikut ini:
Grafik 3.1.2.10. Nilai Ekspor

NILAI EKSPOR
$86,627,614.89
$77,887,265.63

$55,796,579.44
$47,148,000.00
$40,100,000.00
$36,600,000.00

2020 2021 2022


Target Realisasi

Sumber Data: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman, 2022.

71
Meningkatnya nilai ekspor ini tidak terlepas dari faktor yang mempengaruhi kinerja ekspor
antara lain:
a. Membaiknya ekonomi masyarakat pada masa pemulihan pandemi COVID-19 yang
berakibat pada semakin lancarnya proses ekspor yang dilakukan oleh pelaku usaha.
b. Mulai terbukanya pasar ekspor setelah pandemi COVID-19, di negara-negara Amerika
Serikat, Asia terutama Jepang dan Korea Selatan, Eropa, dan Australia.
c. Komitmen pelaku usaha untuk mempertahankan daya saing produk, baik dari sisi
kualitas maupun dari sisi harga produk.
d. Dukungan Pemerintah Kabupaten Sleman melalui terobosan yang inovatif untuk
membangkitkan promosi, pemasaran, dan trading produk berorientasi ekspor pada
masa pemulihan dari pandemi COVID-19.

Seiring dengan peningkatan nilai ekspor ini, masih terdapat kendala yang dihadapi antara lain
para pelaku usaha ekspor masih terkendala mahalnya harga kontainer.

Alternatif solusi yang terus diupayakan adalah dengan melakukan fasilitasi dan kurasi agar
pelaku usaha benar-benar sudah siap menindaklanjuti permintaan lanjutan dari konsumen
dan buyer ekspor.

11. Nilai Investasi

Indikator Kinerja Utama “Nilai Investasi” tahun 2022 ditetapkan target Rp591.000.000.000,00
dan realisasi Rp1.346.689.150.000,00. Capaian realisasi 2022 bila dibandingkan dengan
target sebesar 227,75%. Tingkat kemajuan 178,04% bila dibandingkan dengan target tahun
terakhir RPJMD 2021-2026.

Realisasi indikator kinerja utama “nilai investasi” per tahun disajikan dalam grafik berikut ini:
Grafik 3.1.2.11. Nilai Investasi

Rp1,921,080,340,000
Rp1,346,689,150,000

Realisasi
Rp556,480,000,000 Rp590,680,000,000
Target

2021 2022

Sumber Data: DPMPTSP Kabupaten Sleman, 2022.

Realisasi nilai investasi tahun 2022 jika dibandingkan dengan tahun 2021 sebesar
Rp1.921.080.340.000,00 maka terdapat penurunan sebesar Rp574.391.190.000,00 atau
sebesar -29,90%, meskipun masih tetap diatas target kinerja yang ditetapkan. Nilai investasi

72
tahun 2021 mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan dengan tahun 2020
sebesar Rp632.853.853.704,00 disebabkan terdapat realisasi investasi akuisisi Hartono Mall
dan Hotel Marriot dari P.T. Delta Merlin Indonesia ke PT. Pakuwon Permai sebesar
Rp1.043.001.400.000,00.

Investasi PMDN dan PMA berperan pada tambahan tenaga kerja yang dibutuhkan. Hal ini
berbanding lurus dengan nilai investasi pada dua tahun terakhir. Tambahan tenaga kerja
yang dihasilkan dari nilai investasi pada dua tahun terakhir dapat disajikan dalam grafik
berikut ini:
Grafik 3.1.2.12. Penambahan Tenaga Kerja

7,254

5,902
Target
4,300
3,500 Realisasi

2021 2022

Dalam grafik terlihat bahwa nilai investasi sangat berpengaruh terhadap tambahan tenaga
kerja yang dibutuhkan. Dengan nilai investasi yang menurun, implikasinya pada tambahan
tenaga kerja juga menurun, dari tahun 2021 sebesar 7.254 orang menjadi 5.902 orang atau -
18,63%, meskipun masih tetap diatas target kinerja yang ditetapkan.

Selanjutnya secara kumulatif nilai investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan
Penaman Modal Asing (PMA) dalam dua tahun terakhir meningkat sebagaimana dapat
digambarkan dalam grafik sebagai berikut:
Grafik 3.1.2.13. Nilai Investasi PMA dan PMDN

Rp2,713,155,820,401.18
Rp2,459,232,570,401.18

Rp9,895,541,367,714.38 PMA
Rp8,802,775,457,714.38 PMDN

2021 2022

Dalam dua tahun terakhir, investasi PMDN secara kumulatif meningkat dari tahun 2021
senilai Rp 8.802.775.457.714,37 menjadi senilai Rp 9.895.541.367.714,37 pada tahun 2022
dan investasi PMA dari tahun 2021 senilai US $224.937.203,99 (Rp2.459.232.570.401,18)
menjadi senilai US $242.632.203,99 (Rp2.713.155.820.401,18) pada tahun 2022. Dengan

73
kata lain, pertumbuhan nilai investasi PMDN dan PMA secara kumulatif di Kabupaten Sleman
sebesar 11,96 persen.
Investasi PMDN dan PMA secara kumulatif berimplikasi positif terhadap tambahan tenaga
kerja kumulatif pada kurun waktu dua tahun terakhir. Hal ini berbanding lurus dengan nilai
investasi kumulatif pada dua tahun terakhir. Tambahan tenaga kerja kumulatif yang dapat
disajikan dalam grafik berikut ini:
Grafik 3.1.2.14. Penambahan Tenaga Kerja terhadap Investasi PMDN dan PMA

30,131
25,300

PMDN
11,789 12,860
PMA

2021 2022

Dalam dua tahun terakhir, tambahan tenaga kerja dari investasi PMDN secara kumulatif
meningkat dari tahun 2021 sebanyak 25.300 orang menjadi sebanyak 30,131 pada tahun
2022 dan investasi PMA dari tahun 2021 sebanyak 11.789 menjadi sebanyak 12,860 pada
tahun 2022. Dengan kata lain, pertumbuhan tambahan tenaga kerja dari investasi PMDN dan
PMA secara kumulatif di Kabupaten Sleman sebesar 15,91 persen.
Nilai pertumbuhan investasi Kabupaten Sleman Tahun 2021 sampai dengan Tahun 2022,
secara lengkap ditampilkan dalam tabel 3.1.2.5. berikut:
Tabel 3. 1. 2. 5. Data Perkembangan Investasi Kabupaten Sleman Tahun 2021 s.d 2022

2021 2022
NO URAIAN
Ʃ % Ʃ %
1. Nilai Investasi (akumulasi)
a. PMA (US$) US $224.937.203,99 6.83 US $242.632.203,99 7,87
(Rp2.459.232.570.401,18) (Rp2.713.155.820.401,18)
b. PMDN (Rupiah) Rp 8.802.775.457.714,37 25.14 Rp 9.895.541.367.714,37 12,41
2. Pertumbuhan Nilai Investasi Rp1.921.080.340.000,00 20.57 Rp1.346.689.150.000,00 11,96
3. Target Pertumbuhan Investasi Rp556.480.000.000 345.22 Rp590.680.000.000,00 227,99
4. Tenaga Kerja (akumulasi)
a. PMA 11.789 13,21 12,860 9,08
b. PMDN 25.300 30,26 30,131 19,09
5. Tambahan Tenaga Kerja 7.254 24,31 5,902 15,91
6. Target Pertambahan Tenaga Kerja 3.500 207,26 4,300 131,19
Catatan: Realisasi investasi merupakan realisasi investasi dari perusahaan yang menyampaikan LKPM dan sudah disetujui.
Sumber Data: DPMPTSP Kabupaten Sleman,2022.

74
Kontribusi investasi di Kabupaten Sleman dibandingkan dengan investasi se-Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2022 cukup besar, mencapai 34,4% dari keseluruhan investasi di
kabupaten/kota lain di DIY, dapat disajikan dalam grafik berikut ini:
Grafik 3.1.2.15. Kontribusi investasi Kabupaten Sleman dibandingakan dengan Kab/Kota se- DIY

INVESTASI
12.4%
41.0% 3.4% Kab. Bantul
8.7%
Kab. Gunungkidul

34.4% Kab. Kulonprogo


Kab. Sleman

Kontribusi investasi di Kabupaten Sleman baik PMDN maupun PMA senilai


Rp1.346.689.150.000 atau 34,4% dari keseluruhan investasi di DIY pada tahun 2022 senilai
Rp3.909.367.855.000, sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.1.2.6. berikut:
Tabel 3. 1. 2. 6. Nilai Investasi Kabupaten/Kota se-DIY

NO KABUPATEN/KOTA SE-DIY NILAI INVESTASI (PMDN & PMA) PERSENTASE


1. Kab. Bantul 486.378.805.000 12,4%
2. Kab. Gunungkidul 133.825.420.000 3,4%
3. Kab. Kulonprogo 339.287.365.000 8,7%
4. Kab. Sleman 1.346.689.150.000 34,4%
5. Kota Yogyakarta 1.603.187.115.000 41,0%
TOTAL 3.909.367.855.000 100,0%

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian indikator adalah sebagai berikut:


a. terwujudnya kerjasama strategis antara usaha besar dan usaha kecil menengah
melalui kegiatan temu kemitraan;
b. potensi sumber daya yang terkait dengan investasi; dan
c. promosi investasi melalui website dan media sosial.

Kendala yang dihadapi dalam pencapaian indikator adalah:


a. pelaku usaha lebih memilih berinvestasi di kawasan aglomerasi perkotaan sehingga
realisasi investor masih timpang antara kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta
dan Non Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta;
b. belum efektifnya kegiatan promosi dan kerjasama yang dilakukan DPMPTSP sebagai
upaya menarik minat calon investor baik tingkat lokal, domestik, maupun mancanegara
guna meningkatkan investasi; dan
c. proyek-proyek investasi yang ada belum dipromosikan secara optimal.

75
Strategi yang telah ditempuh dalam rangka meminimalisasi hambatan dalam pencapaian
indikator sebagai berikut:
a. pemberian insentif dan kemudahan investasi di rencana investasi Non Aglomerasi
Perkotaan Yogyakarta;
b. penyusunan/pengkajian proyek investasi di Non Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta;
c. intensifikasi promosi investasi melalui media cetak (leaflet, booklet, majalah, dan
koran), elektronik (website dan media sosial), investor gathering dan pameran.

12. Indeks Gini

Indeks Gini adalah indikator yang menunjukkan tingkat ketimpangan pendapatan secara
menyeluruh. Nilai indeks gini berada antara 0 dan 1.

Indikator Kinerja Utama “Indeks Gini” tahun 2022 ditetapkan target indikator sebesar 0,429
dan realisasi sebesar 0,418. Capaian realisasi 2022 bila dibandingkan dengan target 2022
sebesar 102,56%. Tingkat kemajuan 101,65% bila dibandingkan dengan target tahun terakhir
RPJMD 2021-2026. Realisasi Indeks Gini meningkat 0,007 poin dibandingkan realisasi Indeks
Gini tahun 2021 sebesar 0,425. Hal ini menunjukkan menurunnya ketimpangan pendapatan
penduduk di Sleman.

Capaian Indeks Gini Kabupaten Sleman tahun 2022 menurut BPS yang diterbitkan pada
Februari 2023, sebesar 0,418, sehingga capaian ini lebih baik 0,0021 poin dibandingkan
capaian Indeks Gini DIY sebesar 0,439. Namun, penurunan ketimpangan pendapatan
penduduk di Kabupaten Sleman ini masih lebih rendah 0,037 poin dibandingkan dengan
tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur Indeks Gini Nasional
sebesar 0,381 pada September 2022. Realisasi Indeks Gini Kabupaten Sleman 2022 lebih
rendah bila dibandingkan dengan realisasi Pemda DIY dan lebih tinggi dari Nasional.

Realisasi indikator kinerja utama “indeks gini” per tahun dibandingkan dengan realisasi
nasional dan Pemda DIY disajikan dalam grafik berikut ini:
Grafik 3.1.2.16. Perbandingan Indeks Gini dengan Nasional dan Pemda DIY

PERBANDINGAN INDEKS GINI


0.434 0.441 0.439

0,420 0.425 0.418


0.385 0.381 0.381

2020 2021 2022


Sleman DIY Nasional

Sumber Data: Badan Pusat Statistik, 2022.

76
13. Persentase Penduduk Miskin dan Persentase Keluarga Miskin

a. Penduduk miskin adalah penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan.


Indikator Kinerja Utama “Persentase Penduduk Miskin” tahun 2022 ditetapkan target
indikator sebesar 7,58% dan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten
Sleman realisasi 7,74%. Capaian realisasi bila dibandingkan dengan target 2022
sebesar 97,89%. Tingkat kemajuan 86,68% bila dibandingkan dengan target tahun
terakhir RPJMD 2021-2026. Realisasi persentase penduduk miskin mengalami
penurunan sebesar 0.90% dibanding dengan persentase penduduk miskin tahun 2021
sebesar 8,64%.

Hasil survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Maret 2022, penduduk miskin di
Kabupaten Sleman tahun 2022 sebanyak 98,92 ribu orang, kondisi tersebut
menunjukkan adanya penurunan jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sleman
sebanyak 10,01 ribu orang atau turun 9,19% dari jumlah penduduk miskin tahun 2021
sebanyak 108,93 ribu orang.

b. Keluarga miskin adalah keluarga yang memenuhi indikator keluarga miskin sesuai
peraturan Bupati.
Indikator Kinerja Utama “Persentase Keluarga Miskin” tahun 2022 ditetapkan target
indikator sebesar 8,25% dan berdasarkan data Dinas Sosial Kabupaten Sleman
realisasi sebesar 8,15%. Capaian realisasi 2022 bila dibandingkan dengan target 2022
sebesar 101,21%. Tingkat kemajuan 91,33% bila dibandingkan dengan target tahun
terakhir RPJMD 2021-2026. Realisasi persentase keluarga miskin tersebut mengalami
penurunan sebesar 0.95% dibanding dengan persentase keluarga miskin tahun 2021
sebesar 9,10%.

Persentase Keluarga Miskin Tahun 2022 sebesar 8,15% dihitung dari jumlah Kepala
Keluarga (KK) miskin 30.808 KK dibagi jumlah KK se-Kabupaten Sleman 377.909 KK.
Data KK miskin bersumber dari Dinas Sosial dan data KK berdasarkan data Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

14. Tingkat Pengangguran Terbuka

Tingkat Pengangguran Terbuka diukur dengan membandingkan antara jumlah penganggur


dengan jumlah angkatan kerja.

Indikator Kinerja Utama “Tingkat Pengangguran Terbuka” tahun 2022 ditetapkan target
indikator sebesar 5,95% dan realisasi 4,78%. Capaian realisasi bila dibandingkan dengan
target 2022 sebesar 119,66%. Tingkat kemajuan 116,14% bila dibandingkan dengan target
tahun terakhir RPJMD 2021-2026.

77
Target dan realisasi indikator kinerja utama “Tingkat Pengangguran Terbuka” per tahun sejak
2020 disajikan dalam grafik berikut ini:
Grafik 3.1.2.17. Tingkat Pengangguran Terbuka

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA

6.34
5.95
5.40

5.09 5.17
4.78

2020 2021 2022


Target Realisasi

Sumber Data: Dinas Tenaga Kerja, 2022.

Pada tahun 2022 jumlah penganggur di Kabupaten Sleman sebanyak 33.395 orang dan
jumlah angkatan kerja sebanyak 698.907, sehingga tercatat tingkat pengangguran terbuka
sebesar 4,78%. Tingkat pengangguran terbuka tahun 2022 lebih rendah dibandingkan kondisi
dari tahun 2021 yang mencapai 5,17% atau terjadi penurunan sebesar 0,39%. Tingkat
Pengangguran Terbuka Kabupaten Sleman tahun 2022 lebih tinggi dibandingkan Tingkat
Pengangguran Terbuka DIY sebesar 4,06%, akan tetapi lebih rendah apabila dibandingkan
dengan Tingkat Pengangguran Terbuka Nasional sebesar 5,86%.

Realisasi indikator kinerja utama “Tingkat Pengangguran Terbuka” per tahun sejak 2020
dibandingkan dengan realisasi nasional dan Pemda DIY disajikan dalam grafik berikut ini:
Grafik 3.1.2.18. Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka dengan Capaian Nasional dan Pemda DIY

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA

7.07
6.49
5.17 5.86
5.09
4.78
4.57 4.56
4.06

2020 2021 2022


Sleman DIY Nasional

Sumber Data: Badan Pusat Statistik Indonesia

78
Menurunnya tingkat pengangguran terbuka ini tidak terlepas dari faktor yang mempengaruhi
tingkat pengangguran terbuka antara lain:
a. membaiknya ekonomi masyarakat pada masa pemulihan pandemi COVID-19 yang
berakibat pada penyerapan tenaga kerja baik formal dan informal yang meningkat;
b. pelatihan yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja baik oleh Balai Latihan Kerja dan
Lembaga Pelatihan Swasta berbasis kompetensi, sehingga kurikulum yang diajarkan
sesuai dengan standar kompetensi yang dibutuhkan untuk wirausaha mandiri atau bekerja
di dunia industri;
c. fasilitasi layanan penempatan kerja, dari job canvasing, penyediaan informasi lowongan
kerja, fasilitasi rekruitmen tenaga kerja, pendampingan Bursa Kerja Khusus untuk
memudahkan calon tenaga kerja mendapatkan pekerjaan;
d. koordinasi Tripartit, deteksi dini, layanan mediasi hubungan industrial yang diberikan
meminimalkan kejadian perselisihan hubungan industrial dan Pemutusan Hubungan Kerja.

Seiring dengan penurunan tingkat pengangguran terbuka, masih terdapat kendala yang
dihadapi antara lain:
a. sebagian kualitas dan daya saing calon tenaga kerja belum sesuai kebutuhan pasar kerja;
b. karakter calon tenaga kerja yang terlalu memilih jenis pekerjaan;
c. masih berkembangnya “local minded” pada sebagian pencari kerja, sehingga kurang
tertarik untuk bekerja di luar daerah;

Alternatif solusi yang terus diupayakan antara lain:


a. memperluas cakupan penyelenggaraan pelatihan yang dilaksanakan oleh BLK dan
kerjasama dengan LPK Swasta;
b. melakukan pendampingan peserta pasca pelatihan;
c. menjalin koordinasi dan kerjasama lintas perangkat daerah;
d. melakukan pendampingan dan monitoring peserta pasca pelatihan dan pembentukan
Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dan Dunia Industri;
e. melakukan job canvasing dalam rangka memperluas penempatan kerja;
f. menentukan kriteria pekerja kegiatan padat karya sehingga upah harian tepat sasaran; dan
g. melakukan pembinaan dan deteksi dini perselisihan hubungan industrial.

79
15. Pembelanjaan Wisatawan Mancanegara dan Pembelanjaan Wisatawan Nusantara

a. Pembelanjaan Wisatawan Mancanegara adalah rerata belanja wisatawan harian


mancanegara antara lain belanja transportasi, belanja akomodasi, dan belanja oleh-
oleh selama berada di destinasi pariwisata.

Indikator Kinerja Utama “Pembelanjaan Wisatawan Mancanegara” tahun 2022


ditetapkan target indikator sebesar US$450,00 dan realisasi US$328,60. Capaian
realisasi bila dibandingkan dengan target 2022 sebesar 73,02%. Tingkat kemajuan
74,98% bila dibandingkan dengan target tahun terakhir RPJMD 2021-2026.

Faktor Penghambat dipengaruhi oleh kondisi pasca pandemi COVID-19 sehingga


animo belanja wisatawan mancanegara yang masih rendah.

Target dan realisasi indikator kinerja utama “Pembelanjaan Wisatawan Mancanegara”


per tahun disajikan dalam grafik berikut ini:
Grafik 3.1.2.19. Pembelanjaan Wisatawan Mancanegara

PEMBELANJAAN WISATAWAN MANCANEGARA

$450.0
$425.0

$328.60

$150.0

2021 Target Realisasi 2022

Sumber Data: Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman

b. Pembelanjaan Wisatawan Nusantara adalah rerata belanja wisatawan harian


nusantara antara lain belanja transportasi, belanja akomodasi, belanja oleh-oleh
selama berada di destinasi pariwisata.

Indikator Kinerja Utama “Pembelanjaan Wisatawan Nusantara” tahun 2022 ditetapkan


target indikator sebesar Rp850.000,00 dan realisasi Rp1.104.869,00. Capaian realisasi
bila dibandingkan dengan target 2022 sebesar 129,98%. Tingkat kemajuan 81,01% bila
dibandingkan dengan target tahun terakhir RPJMD 2021-2026.

Target dan realisasi indikator kinerja utama “Pembelanjaan Wisatawan Nusantara” per
tahun sejak 2020 disajikan dalam grafik berikut ini:

80
Grafik 3.1.2.20. Pembelanjaan Wisatawan Nusantara

Sumber Data: Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman

Faktor Pendukung yakni tingginya animo belanja wisatawan harian Nusantara antara
lain belanja transportasi, belanja akomodasi, dan belanja oleh-oleh selama berada di
destinasi pariwisata.

16. Indeks Risiko Bencana

Indeks Risiko Bencana (IRB) adalah indeks risiko yang dihitung berdasarkan probalitas
spasial, frekuensi dan kekuatan dari suatu fenomena alam seperti gempa bumi, banjir,
letusan gunung berapi, dan lainnya. Kelas risiko bencana terdiri dari:

>144 = risiko tinggi, 5-144 = risiko sedang, 0-4 = risiko rendah

Indikator Kinerja Utama IRB tahun 2022 ditetapkan target indikator sebesar 78,77 dan
realisasi sebesar 80,01. Capaian realisasi dibandingkan dengan target 2022 sebesar 98,43%.
Tingkat kemajuan 90,05% bila dibandingkan dengan target tahun terakhir RPJMD 2021-2026.
Realisasi IRB meningkat 1,05 poin dibanding dengan tahun 2021 sebesar 78,96.

Berdasarkan buku Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) realisasi IRB Kabupaten Sleman
sebesar 80,01 termasuk kelas risiko sedang dan IRB Pemerintah Daerah Istimewa
Yogyakarta memiliki realisasi 126,34 kelas risiko sedang.

Realisasi IRB Kabupaten Sleman 2022 lebih rendah bila dibandingkan dengan realisasi
Pemda DIY, sebagaimana ditampilkan dalam grafik:
Grafik 3.1.2.21. Perbandingan Indeks Risiko Bencana dengan Capaian Pemda DIY

PERBANDINGAN INDEKS RISIKO BENCANA


140.92 126.34 119.56

83.72 78.96 80.01

2020 2021 2022


Sleman DIY

Sumber Data: Badan Nasional Penanggulangan Bencana,2022.

81
Angka tersebut masih perlu diturunkan dengan memberikan prioritas pada aspek strategis
seperti peningkatan efektivitas pencegahan dan mitigasi bencana, pengembangan sistem
informasi diklat dan logistik, penanganan tematik kawasan rawan bencana, perkuatan
kesiapsiagaan dan penanganan darurat bencana, dan pengembangan sistem pemulihan dini.

Untuk mendukung terwujudnya masyarakat tangguh bencana Pemerintah Kabupaten Sleman


membentuk desa tangguh bencana dan satuan pendidikan aman bencana di Kabupaten
Sleman. Data desa tangguh bencana di Kabupaten Sleman dari tahun 2012 sampai dengan
2022 telah terdapat 71 (tujuh puluh satu) desa tangguh bencana. Pembentukan desa tangguh
bencana pada tahun 2022 yakni di Kalurahan Caturtunggal dan Kalurahan Sumberarum.

Data satuan pendidikan aman bencana di Kabupaten Sleman dari tahun 2014 sampai dengan
2022 sebanyak 87 (delapan puluh tujuh) satuan pendidikan aman bencana. Sebagai upaya
mewujudkan Sekolah Aman Bencana tahun 2022, telah dilaksanakan pembentukan satuan
pendidikan aman bencana yakni SIT BAITUSSALAM 2 Cangkringan, SMP N 1 Ngaglik, SD
Muhammadiyah Kregan, SMA N 1 Ngemplak, SMA N 1 Ngaglik, SLB C Wiyata Dharma, MTS
N 7 Sleman.

Faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan pencapaian indikator kinerja IRB sebagai


berikut:
a. terlaksananya regulasi yang memengaruhi pelaksanaan pencapaian indikator kinerja
utama “Indeks Reformasi Birokrasi” yaitu Peraturan Kepala BNPB Nomor 2 Tahun
2012 tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana, Peraturan Kepala BNPB
Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana dan
Peraturan Kepala BNPB Nomor 4 Tahun 2012 tentang Pedoman Penerapan
Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana;
b. tersusunnya 71 indikator ketahanan daerah yang telah disepakati dalam mewujudkan
kabupaten/kota tangguh bencana yang berkorelasi dalam penurunan indeks risiko
bencana;
c. terjalinnya koordinasi dan kerjasama yang baik dengan pemangku kepentingan, seperti
komunitas relawan, TNI/Polri, Kapanewon, Kalurahan, dan Perangkat Daerah di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Sleman, sehingga pelaksanaannya berjalan sinergis
dan kooperatif;
d. tersedianya anggaran yang relatif memadai, dukungan dari Pemerintah Daerah DIY
dan BNPB;
e. terjalinnya koordinasi eksternal yang efektif dalam upaya menurunkan IRB; dan
f. tingginya partisipasi dari relawan/komunitas relawan dan masyarakat.

82
Kendala yang dihadapi dalam pencapaian indikator kinerja IRB sebagai berikut:
a. rasionalisasi dan revisi anggaran memerlukan pengaturan ulang sumber daya
anggaran, tenaga dan waktu, sehingga memengaruhi penjadwalan ulang pelaksanaan
kegiatan;
b. terbatasnya waktu dalam penghitungan Indeks Ketahanan Daerah; dan
c. fokus penilaian Indeks Risiko Bencana pada peningkatan kapasitas darerah yakni
penanganan COVID-19 dan mengatasi dampak ekonomi akibat pandemi COVID-19.
Strategi yang telah ditempuh dalam rangka meminimalisasi hambatan dalam pencapaian
indikator kinerja IRB:
a. mengefisienkan penggunaan sumber daya anggaran, tenaga dan waktu, serta
mengintensifikan koordinasi internal dan ekternal;
b. mencermati komponen penilaian ketahanan daerah dengan stakeholder terkait dalam
71 indikator ketahanan daerah dalam mewujudkan Kabupaten/Kota tangguh bencana
yang berkorelasi dalam penurunan IRB.

17. Persentase Cakupan Insfrastruktur Pelayanan Dasar


Persentase cakupan infrastruktur pelayanan dasar merupakan rerata persentase kinerja
infrastruktur layanan dasar. Infrastruktur pelayanan dasar terdiri dari:
a. sarana dan prasarana irigasi kondisi baik;
b. sarana dan prasarana air minum terakses; dan
c. perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).
Indikator Kinerja Utama “Persentase Cakupan Insfrastruktur Pelayanan Dasar” ditetapkan
target indikator sebesar 50,31% dan realisasi 66,21%. Capaian realisasi 2022 bila
dibandingkan dengan target 2022 sebesar 131,60%. Tingkat kemajuan 102,33% bila
dibandingkan dengan target tahun terakhir terakhir RPJMD 2021-2026.
Target dan realisasi indikator kinerja utama “Persentase Cakupan Infrastruktur Pelayanan
Dasar per tahun disajikan dalam grafik 3.1.2.22 berikut ini:
Grafik 3.1.2.22. Persentase Cakupan Infrastruktur Pelayanan Dasar

PERSENTASE CAKUPAN INFRASTRUKTUR


PELAYANAN DASAR
66.21
59.99

50.31
46.71

2021 2022
Target Realisasi

Sumber Data: DPUPKP Kabupaten Sleman,2022.

83
Faktor pendorong keberhasilan pencapaian indikator kinerja utama “Persentase Cakupan
Insfrastruktur Pelayanan Dasar”:
a. terlaksananya regulasi maupun kebijakan yang menjadi dasar hukum pelaksanaan
program dan kegiatan, yakni:
1) Peraturan Menteri PUPR Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kriteria dan Penentuan
Status Daerah Irigasi;
2) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
07/PRT/M/2018 Tahun 2018 tentang Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya;
3) Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2021 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Sosial Nomor 20 Tahun 2021 tentang
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni dan Sarana Prasarana Lingkungan;
4) Keputusan Bupati Sleman Nomor 74.2/Kep.KDH/A/2022 tentang Penerima
Bantuan Sosial berupa Uang yang direncanakan kepada Individu Kegiatan
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Dengan Luas di Bawah 10 Ha
(sepuluh Hektare) Pekerjaan Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni pada Dinas
Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman Tahun Anggaran 2022
Tahap II.
5) Standar Perencanaan Irigasi tahun 2013 yang diterbitkan oleh Kementerian
Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Direktorat Irigasi dan
Rawa;
b. terjaganya akurasi data dalam setiap usulan anggaran Pembangunan/Peningkatan dan
pengelolaan SDA yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus, melalui pemanfaatan
aplikasi berbasis Android sebagai penunjang Operasi Pemeliharaan Irigasi (e-PAKSI)
yang diterbitkan dan dikembangkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum. Pengusulan
mengacu Kriteria Perencanaan (KP) Irigasi dan Data sebagaimana terdapat dalam e-
PAKSI;
c. partisipasi aktif masyarakat dalam proses pengidentifikasian rumah tinggal tidak layak
huni di lingkungannya; dan
d. tingginya semangat kegotong-royongan di beberapa lokasi yang masih tinggi dalam
pelaksanaan perbaikan rumah tidak layak huni.

Faktor penghambat pencapaian kinerja:


a. sulitnya akses jalan menuju jaringan irigasi;
b. banyaknya alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman sehingga jaringan irigasi
yang tertutup atau ditutup;

84
c. belum sesuainya DED dengan kondisi lapangan/lokasi;
d. besarnya potensi terhambatnya pemasukan data ke website epaksi.sda.pu.go.id
(https//103.103.175.147), dikarenakan masih tahap pengembangan. Dampaknya,
pelaksanaan Standar Perencanaan tidak bisa mutlak dilaksanakan di lapangan tetapi
masih diperlukan penyesuaian terutama rencana pekerjaan rehabilitasi.
e. banyaknya masyarakat yang memilih menggunakan sumur pribadi sebagai sumber air
utama dalam memenuhi kebutuhan air sehari-hari.
f. tidak sesuainya kriteria beberapa rumah tidak layak huni yang diajukan sehingga
program perbaikan batal diberikan.
g. rendahnya kesediaan swadaya, dan panjangnya tahapan yang harus dipenuhi untuk
menyiapkan lahan sehingga dapat menjadi lahan siap bangun.

Strategi yang diupayakan:


1. Koordinasi dengan pemerintah desa dan/atau Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A).
2. Mengalokasikan anggaran mobilisasi atau langsir pada pekerjaan
konstruksi/infrastruktur yang cukup.
3. Sosialisasi dan fasilitasi pembinaan teknis kepada KPSPAM di tingkat kalurahan.
4. Kerjasama dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kalurahan
untuk penyelenggaraan penyuluhan dan sosialisasi.
5. Perencanaan terutama rencana pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi disesuaikan kondisi
lapangan dengan tidak meninggalkan segi teknis.
6. Melakukan konfirmasi apabila adanya gangguan server untuk pelaksanaan e-PAKSI ke
Kementerian Pekerjaan Umum.
7. Survei/peninjauan ke lokasi dan melaksanakan koordinasi dengan pemerintah desa
dan atau Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A).
8. Dilakukan sosialisasi untuk kesepahaman terkait rencana penanganan peningkatan
kualitas lingkungan kumuh.

18. Cakupan Pembangunan Prasarana dan Sarana Wilayah Kondisi Mantap yang
Mendukung Pengembangan Ekonomi

Cakupan Pembangunan Prasarana dan Sarana Wilayah Kondisi Mantap yang Mendukung
Pengembangan Ekonomi merupakan rerata persentase jalan kondisi mantap, jembatan
kondisi baik, drainase kondisi baik, dan jumlah desa di Kawasan Strategis Cepat Tumbuh
(KSCT) yang ditingkatkan infrastrukturnya.

85
Infrastruktur pelayanan dasar terdiri dari:
a. Sarpras irigasi kondisi baik;
b. Sarpras air minum terakses;
c. Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).

Infrastruktur pengembangan ekonomi terdiri dari:


a. Jalan kondisi mantab;
b. Jembatan kondisi baik;
c. Drainase kondisi baik;
d. Infrastruktur di KSCT.

Indikator Kinerja Utama “Cakupan Pembangunan Prasarana dan Sarana Wilayah Kondisi
Mantap yang Mendukung Pengembangan Ekonomi” tahun 2022 ditetapkan target indikator
sebesar 55,59% dan realisasi 81,15%. Capaian realisasi 2022 bila dibandingkan dengan
target 2022 sebesar 145,98%. Tingkat kemajuan 112,10% bila dibandingkan dengan target
tahun terakhir RPJMD 2021-2026.

Target dan realisasi indikator kinerja utama “Cakupan Pembangunan Prasarana dan Sarana
Wilayah Kondisi Mantap yang Mendukung Pengembangan Ekonomi” per tahun disajikan
dalam grafik 3.1.2.23 berikut ini:
Grafik 3.1.2.23. Cakupan Pembangunan Prasarana dan Sarana Wilayah Kondisi Mantap yang Mendukung Pengembangan Ekonomi

CAKUPAN PEMBANGUNAN PRASARANA & SARANA WIL. KONDISI


MANTAP YANG MENDUKUNG PENGEMBANGAN EKONOMI

81.15

63.58 55.59
51.39

2021 2022
Target Realisasi

Sumber Data: DPUPKP Kabupaten Sleman, 2022.

Faktor pendorong keberhasilan:


a. tersusunnya draft Masterplan Drainase (data genangan Kabupaten Sleman).
b. Peran aktif masyarakat melalui pengusulan pembangunan jalan dan pelebaran jalan,
dan peningkatan jembatan.

86
Faktor penghambat pencapaian kinerja:
a. Terbatasnya lahan ruang untuk jalan serta infrastruktur yang ada di dalamnya dan
ruang untuk saluran air, akibat perkembangan kawasan perkotaan.
b. Rendahnya pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap fungsi drainase.
c. Terbatasnya anggaran terhadap panjang ruas yang ditangani.

Strategi pemecahan masalah adalah peningkatan kesadaran dan peran aktif masyarakat
melalui sosialisasi saat perencanaan drainase, proses pra konstruksi, pelaksanaan konstruksi
kepada masyarakat.

19. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup merupakan gambaran capaian kinerja pemerintah yang
diukur melalui beberapa aspek, yaitu pemantauan kualitas air sungai, pemantauan kualitas
udara, analisis citra satelit Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI untuk tutupan
lahan hutan rakyat, data hutan konservasi Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) dan hasil
digitasi CSRT untuk Ruang Terbuka Hijau.

Nilai Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dapat diformulasikan sebagai berikut:

IKLH = (37,6% x IKA) + (40,5% x IKU) + (21,9% x IKL)

Keterangan:

IKLH : Indeks Kualitas Lingkungan Hidup


IKA : Indeks Kualitas Air
IKU : Indeks Kualitas Udara
IKL : Indeks Kualitas Lahan
Indikator Kinerja Utama “Indeks Kualitas Lingkungan Hidup” tahun 2022 ditetapkan target
indikator sebesar 57,20 dan realisasi 57,33. Capaian realisasi 2022 bila dibandingkan dengan
target 2022 sebesar 100,23%. Tingkat kemajuan 95,55% bila dibandingkan dengan target
tahun terakhir terakhir RPJMD 2021-2026. Realisasi Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
meningkat 0,43 poin dibandingkan realisasi tahun 2021 sebesar 56,90.

Capaian angka Indeks Kualitas Lingkungan Hidup di Kabupaten Sleman berdasarkan


Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2021 tentang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup termasuk dalam kategori “Sedang”.

Realisasi indikator kinerja utama “Indeks Kualitas Lingkungan Hidup” per tahun sejak 2020
disajikan dalam grafik berikut ini:

87
Grafik 3.1.2.24. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup

INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP


57.33
56.90

56.86 57.20

52.28

49.90

2020 2021 2022


Target Realisasi

Sumber Data: Dinas Lingkungan Hidup, 2022.

Data capaian kinerja sasaran ditampilkan dalam tabel 3.1.2.7. berikut:


Tabel 3. 1. 2. 7. Capaian kinerja Indeks Kualitas Lingkungan Hidup

Tahun 2022
Indikator Kinerja Satuan
Target Realisasi Capaian
Indeks Kualitas Air Indeks 41 43,54 106,20
Indeks Kualitas Udara Indeks 86,66 83,99 96,92
Indeks Kualitas Lahan Indeks 30,52 31,73 103,96
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indeks 57,20 57,33 100,23

Dalam hal untuk mengetahui Kategorisasi Indeks Kualitas Lingkungan Hidup perlu melihat
ketentuan sebagaimana termuat dalam Lampiran I, Lampiran II, Lampiran VI, Lampiran VII
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2021 tentang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup yang dirangkum dalam Tabel 3.1.2.8:
Tabel 3. 1. 2. 8. Kategori Indeks Kualitas Air/Udara/Kualitas Lahan/Kualitas Lingkungan Hidup

No Kategori Angka Rentang


1 Sangat Baik 90 ≤ × ≤ 100
2 Baik 70 ≤ × ˂ 90
3 Sedang 50 ≤ × ˂ 70
4 Kurang 25 ≤ × ˂ 50
5 Sangat Kurang 0 ≤ × ˂ 25
Sumber Data : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2021 tentang Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup

88
Berdasarkan Kategorisasi Kinerja Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) tahun 2022
sebagaimana tabel 3.1.2.8 dimaksud maka dapat disampaikan bahwa capaian kinerja IKLH
2022 termasuk dalam kategori “kurang” untuk IKA, kategori “baik” untuk IKU, kategori
“kurang” untuk IKL, dan kategori “sedang” untuk IKLH, dengan uraian tiap-tiap Indeks sebagai
berikut:

a. Indeks Kualitas Air


Indeks kualitas air diukur dengan pengujian kualitas air pada sebelas sungai di
Kabupaten Sleman yaitu Sungai Progo, Sungai Kruwet, Sungai Konteng, Sungai
Bedog, Sungai Winongo, Sungai Code/Boyong, Sungai Gajah Wong, Sungai Blotan,
Sungai Tepus, Sungai Kuning dan Sungai Opak yang kemudian diambil tiga titik pada
setiap sungai sebagai titik sampel, sehingga diperoleh 33 (tiga puluh tiga) titik sampel
untuk dilakukan pengujian.
Hasil penghitungan Indeks Kualitas Air di Kabupaten Sleman pada Tahun 2022
sebesar 43,54 dari target yang ditetapkan sebesar 41. Meskipun termasuk dalam
kategori “kurang”, namun jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan, maka dapat
dikatakan bahwa capaian telah melebihi target.

b. Indeks Kualitas Udara


Penghitungan Indeks Kualitas Udara dilakukan dengan pengujian kualitas udara
ambien dengan pasif sampler dengan parameter NO2 dan SO2. Pengujian dilakukan
pada empat lokasi yang mewakili kegiatan transportasi, perindustrian, permukiman,
dan perkantoran.

Hasil dari penghitungan Indeks Kualitas Udara di Kabupaten Sleman pada Tahun 2022
sebesar 83,99 atau 96,92% dari target yang ditetapkan sebesar 86,66. Berdasarkan
kategori yang ditetapkan dalam capaian Indeks Kualitas Udara dengan angka 83,99
termasuk dalam kategori “baik”.

Hasil pemantauan kualitas udara menunjukkan bahwa konsentrasi SO2 dan NO2
berada di bawah baku mutu, sehingga kondisi udara di Kabupaten Sleman masih
dalam keadaan baik. Namun jika dibandingkan antara SO2 dan NO2, konsentrasi NO2
lebih besar dari SO2 yaitu 12,91 μg/m3 dari 9,07 μg/m3. Hal ini mengindikasikan
bahwa pengguna bahan bakar bensin di Kabupaten Sleman lebih banyak dibandingkan
pengguna solar atau bahan bakar bermesin diesel. Seperti yang telah dipahami bahwa
NO2 berasal dari emisi kendaran berbahan bakar bensin, sedangkan SO2 mewakili
kendaran berbahan bakar mesin diesel atau bahan bakar lainnya yang mengandung
sulfur.

89
c. Indeks Kualitas Lahan

Hasil penghitungan Indeks Kualitas Lahan (IKL) di Kabupaten Sleman di tahun 2022
adalah sebesar 31,73 atau sebesar 103,96% dari target yang telah ditetapkan yaitu
30,52. Keberhasilan capaian kinerja tersebut masuk dalam kategori “Kurang”.
Meskipun masih berada dalam kategori kurang, terdapat peningkatan dalam upaya
memperbaiki kualitas lahan di Kabupaten Sleman. Hal tersebut dapat dilihat dari
adanya peningkatan potensi Ruang Terbuka Hijau baru di wilayah Kabupaten Sleman.
Sementara itu luas tutupan vegetasi hutan konservasi di Kabupaten Sleman adalah
sebesar 17,28 Km2, tutupan hutan rakyat sebesar 3.897,53 Ha dan luas ruang terbuka
hijau (RTH) sebesar 1.138,53 Ha dengan luas wilayah Kabupaten Sleman sebesar
57.482,00 Ha.

Faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan adalah sebagai berikut:


a. Digalakkannya “gerakan pilah sampah dari rumah” sesuai dengan Surat Edaran Bupati
Nomor 30 Tahun 2022 meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap
pengelolaan lingkungan. Peningkatan kesadaran lingkungan diwujudkan dengan
terbentuknya beberapa kelompok pengelola sampah mandiri, dan jejaring pengelola
Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) Komunal.
b. Upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui sosialisasi, pembinaan,
bimbingan teknis, dan fasilitasi pengelolaan lingkungan yang dilakukan secara optimal.
Hasil dari optimalisasi peningkatan kapasitas sumber daya manusia kemudian semakin
mendorong kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan, yang dikuatkan
dengan konsistensi keberadaan kelompok masyarakat SAKA KALPATARU serta
Komunitas Sungai Sleman (FKSS).
c. Peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan sampah maupun air limbah domestik
meliputi pembangunan TPS/TPS3R, pemberian bantuan tong, gerobak dan kendaraan
pengangkut sampah, pembangunan Instalasi Pengolah Lumpur Tinja, pembangunan
jaringan SR ke IPAL terpusat Sewon, serta pembangunan IPAL komunal menjadi salah
satu pendorong meningkatnya Indeks Kualitas Lingkungan.
d. Dukungan pemerintah daerah melalui perencanaan pembangunan TPST Taman
Martani Kalasan pada tahun 2023 dengan dilengkapi adanya perencanaan
pembangunan dan DED pembangunan TPST Taman Martani Kalasan.

90
e. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang
dilakukan secara konsisten. Pembinaan dan pengawasan dilakukan dengan
memberikan pelayanan izin lingkungan maupun penanganan pengaduan kasus
lingkungan serta pengendalian Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (Limbah B3). Melalui pembinaan dan pengawasan, dapat
meminimalisir terjadinya pencemaran yang disebabkan oleh limbah kegiatan usaha di
Kabupaten Sleman.

Hambatan yang dihadapi dalam pencapaian tujuan antara lain:


a. Keterbatasan ketersediaan lahan serta daya dukung yang tidak seimbang dengan
tingginya minat investasi di Kabupaten Sleman. Kemudahan dalam berinvestasi di
Kabupaten Sleman yang diiringi dengan kecenderungan pemilihan area investasi di
kawasan aglomerasi perkotaan Yogyakarta menjadi salah satu penghambat
peningkatan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup.
b. Potensi lahan untuk membangun ruang terbuka hijau (RTH) atau taman relatif sulit
diperoleh. Upaya untuk peningkatan area Ruang Terbuka Hijau terhambat dengan
semakin terbatasnya ketersediaan lahan untuk pembangunan dan pengembangan
Ruang Terbuka Hijau di Kabupaten Sleman.

Strategi yang dilakukan untuk menghadapi hambatan dalam pencapaian tujuan antara lain:
a. Pemanfaatan ruas jalan dan lapangan untuk membangun Ruang Terbuka Hijau, selain
itu dilakukan kolaborasi dengan Kalurahan. Kolaborasi dimaksud untuk pemanfaatan
tanah desa sebagai lahan pembangunan RTH/taman dan sebagai lahan pembangunan
TPS/TPS3R, IPAL Kawasan, dan IPAL Komunal.
b. Memberlakukan persyaratan yang lebih ketat dalam perizinan lingkungan untuk
menghindari pencemaran limbah atau dampak lingkungan lainnya dari kegiatan usaha.
c. Mencari teknologi baru dalam pengelolaan sampah yang tidak memerlukan lahan yang
luas, antara lain Incinerator untuk sampah.

20. Indeks Ketahanan Keluarga

Ketahanan keluarga adalah kondisi keluarga yang memiliki keuletan, ketangguhan, serta
kemampuan fisik, materiil, psikis untuk hidup mandiri, dan harmonis.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 16 Tahun 2019, Indeks Ketahanan
Keluarga (IKK) dihitung dari rerata dua indikator, yaitu indikator ketahanan fisik ekonomi dan
indikator sosial psikologis.

91
Indikator Kinerja Utama “Indeks Ketahanan Keluarga” tahun 2022 ditetapkan target indikator
sebesar 2,90 dan realisasi 2,90. Capaian realisasi 2022 bila dibandingkan dengan target 2022
sebesar 100%. Tingkat kemajuan 87,88% bila dibandingkan dengan target tahun terakhir
RPJMD 2021-2026. Realisasi Indeks Ketahanan Keluarga meningkat 0,1 poin dibandingkan
realisasi tahun 2021 sebesar 2,80.

Indikator Ketahanan Fisik Ekonomi memuat angka Keluarga dengan Kepemilikan Rumah
Sendiri (Data Dinas PUPKP) dan angka Keluarga Miskin dan Rentan Miskin (Data Dinas
Sosial). Indikator Sosial Psikologis memuat angka Perceraian (Data Dinas Dukcapil dan
Pengadilan Agama), Anak Terlantar dan Lansia Terlantar (Data Dinas Sosial).

Pada tahun 2022, capaian Indikator Ketahanan Fisik Ekonomi adalah sebesar 3,3, sementara
untuk Indikator Sosial Psikologis angkanya sebesar 2,5. Hasil penghitungan rata-rata kedua
indikator pendukung memperoleh angka realisasi IKK sebesar 2,9.

21. Persentase Pelestarian Warisan Budaya

Indikator Kinerja Utama “Persentase pelestarian warisan budaya” tahun 2022 ditetapkan
target indikator sebesar 45,71% dan realisasi 48,50%. Capaian realisasi 2022 bila
dibandingkan dengan target 2022 sebesar 106,10%. Tingkat kemajuan 106,10% bila
dibandingkan dengan target tahun terakhir RPJMD 2021-2026. Realisasi persentase
pelestarian warisan budaya meningkat 0,17% dibandingkan realisasi tahun 2021 sebesar
48,33%.

Target dan realisasi indikator kinerja utama “Persentase Pelestarian Warisan Budaya” per
tahun sejak 2020 disajikan dalam grafik berikut ini:
Grafik 3.1.2.25. Persentase Pelestarian Warisan Budaya

PERSENTASE PELESTARIAN WARISAN BUDAYA


48.33 48.50

46.71 46.71

36.25

33.75
2020 2021 2022

Target Realisasi

Sumber Data: Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Sleman

92
Faktor yang memengaruhi keberhasilan pencapaian indikator kinerja utama Persentase
Pelestarian Warisan Budaya:
a. Sosialisasi dan publikasi di media elektronik dan media sosial mengenai pelestarian
warisan budaya kepada masyarakat, lembaga budaya, dan pelaku seni budaya. Dalam
rangka memberikan informasi, pengetahuan, dan meningkatkan pemahaman
masyarakat untuk memelihara, melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkan
warisan budaya.
b. Peran serta masyarakat dan kelompok seni merupakan faktor utama untuk
memelihara, melestarikan, mengembangkan warisan budaya. Peran serta
dilaksanakan melalui swadaya masyarakat untuk melaksanakan kegiatan adat, tradisi,
seni, dan budaya serta mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal.
c. Pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya dan cagar budaya yang
dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata. Peningkatan kapasitas
masyarakat di sekitar cagar budaya, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Hal ini menjadikan pemerintah daerah dan masyarakat membuat kreasi
inovasi dalam pagelaran atau pertunjukan warisan budaya dan cagar budaya, agar
bermanfaat secara ekonomi bagi masyarakat.
d. Pembentukan dan pembinaan Forum Lembaga Budaya meningkatkan peran serta
masyarakat dalam pemajuan obyek kebudayaan serta sebagai media komunikasi
dengan pemangku kepentingan.
e. Pendampingan dan pembinaan terhadap sanggar, kelompok seni, dan paguyuban
untuk meningkatkan kapasitas, kreasi, dan regenerasi pelaku seni, sehingga menjadi
lebih profesional dan mandiri serta menjamin keberlanjutan Pelestarian Warisan
Budaya.
f. Pemberian bantuan dan fasilitasi sarana dan prasarana budaya, melalui verifikasi
proposal yang diajukan oleh sanggar, paguyuban, dan kelompok seni.

22. Indeks Pembangunan Gender

Indeks Pembangunan Gender (IPG) merupakan perbandingan Indeks Pembangunan


Manusia perempuan dengan Indeks Pembangunan Manusia laki-laki. Penghitungan IPG
mengacu pada metodologi yang digunakan oleh UNDP dalam menghitung Gender
Development Index (GDI) dan Human Development Indeks (HDI) pada tahun 2010. Angka
IPG yang digunakan saat ini merupakan angka IPG Tahun 2022 dari BPS Indonesia.

Indikator Kinerja Utama IPG tahun 2022 ditetapkan target indikator sebesar 96,20 dan
realisasi 96,36. Capaian realisasi 2022 bila dibandingkan dengan target 2022 sebesar

93
100,17%. Tingkat kemajuan 100,12% bila dibandingkan dengan target tahun terakhir RPJMD
2021-2026. Realisasi IPG 2022 meningkat 0,11 poin dibandingkan realisasi tahun 2021
sebesar 96,25.

Realisasi indikator kinerja utama IPG dibandingkan dengan realisasi nasional dan Pemda DIY
per tahun sejak 2020 disajikan dalam grafik berikut ini:
Grafik 3.1.2.26. Perbandingan Indeks Pembangunan Gender dengan Capaian Nasional dan Pemda DIY

PERBANDINGAN INDEKS PEMBANGUNAN GENDER

96.2 96.25 96.36

94.8 94.88 94.99

91.27 91.63
91.06

2020 2021 2022


Sleman DIY Nasional

Sumber Data: Badan Pusat Statistik, 2022.

Realisasi IPG Kabupaten Sleman tahun 2022 lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka
IPG DIY yaitu sebesar 94,99 dan Nasional sebesar 91,63. Jika dibandingkan dengan capaian
tahun sebelumnya, Indeks Pembangunan Gender di Kabupaten Sleman mengalami
peningkatan sebesar 0,11 poin dari Indeks tahun sebelumnya yaitu sebesar 96,36. Kenaikan
ini menjadi salah satu aspek yang menunjukkan semakin baiknya kesetaraan gender di
Kabupaten Sleman.

Kenaikan capaian IPG Kabupaten Sleman tercermin dari angka IPM berdasarkan jenis
kelamin. Berdasarkan Data Gender dan Anak DIY tahun 2022 yang diterbitkan oleh Dinas
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Daerah
Istimewa Yogyakarta, capaian Indeks Pembangunan Manusia menurut jenis kelamin di
Kabupaten Sleman mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Kesenjangan angka capaian
Indeks Pembangunan Manusia menurut jenis kelamin juga tidak terlalu jauh.

Tabel Perbandingan Capaian IPM Laki-laki dan Perempuan Tahun 2020 dan 2021:
Tabel 3. 1. 2. 9. Perbandingan Capaian IPM Laki-laki dan Perempuan

No Tahun Laki-Laki Perempuan


1. 2020 85,42 82,17
2. 2021 85,58 82,37
Sumber: Data Gender dan Anak DIY 2022

94
23. Angka Kejadian Konflik Sosial

Indikator Kinerja Utama “Angka Kejadian Konflik Sosial” ditetapkan target indikator 0 kejadian
dan realisasi 0. Capaian realisasi 2022 bila dibandingkan dengan target 2022 sebesar 100%.
Tingkat kemajuan 100% bila dibandingkan dengan target tahun terakhir RPJMD 2021-2026.

Faktor yang memengaruhi keberhasilan adalah sebagai berikut:


a. Peran tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuka adat yang kharismatik cukup mampu
meredam gejolak di kalangan umat.
b. Sinergitas yang baik antara pimpinan daerah, pejabat instansi terkait, tokoh
masyarakat, dan seluruh pemangku kepentingan serta respon yang tepat dalam
menyelesaikan potensi konflik Sosial.
c. Adanya komitmen dari seluruh pihak untuk mengimplementasikan regulasi terkait
Peraturan Bupati Nomor 12.2 Tahun 2019 tentang Izin Mendirikan Bangunan Rumah
Ibadat dan Tempat Ibadat sehingga mampu memberikan kepastian dan jaminan
masyarakat untuk dapat beribadat dengan tenang dan meminimalkan potensi konflik
dimasyarakat.
d. Pelibatan Pemerintah Kalurahan dalam mendukung pencegahan konflik social melalui
peningkatan kapasitas kelembagaan dan sistem peringatan dini. Dengan adanya
regulasi Peraturan Bupati Nomor 36 Tahun 2019 tentang Reksa Desa, Pemerintah
Desa mempunyai pedoman yang jelas dalam memelihara kondisi damai dalam
masyarakat, mengembangkan sistem penyelesaian secara damai, meredam potensi
konflik, dan membangun system peringatan dini.
e. Dilaksanakannya berbagai program kegiatan yang inovatif dan berkelanjutan dalam
upaya meningkatkan wawasan kebangsaan serta kewaspadaan nasional antara lain
dengan adanya workshop kader Pancasila dalam rangka pembentukan Kalurahan
Berkarakter Pancasila, wasbang Goes to School.
f. Peran forum kemitraan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik seperti FKDM, FKUB, FPK,
FKAP, Forum Ormas LSM yang cukup signifikan dalam menjaga persatuan dan
kesatuan.

95
3.1.3. Realisasi Perjanjian Kinerja Tahun 2022

Capaian realisasi Perjanjian Kinerja Tahun 2022 sebagaimana diubah terakhir dengan
Perubahan Kedua Atas Perjanjian Kinerja Tahun 2022, disajikan dalam table 3.1.3. berikut:
Tabel 3.1.3. Realisasi Perjanjian Kinerja Tahun 2022

Indikator Realisasi %
No. Tujuan Sasaran Satuan Target
Tujuan/ 2022 Capaian
Terwujudnya Tata Kelola
Indeks
Pemerintahan Daerah yang
1. Reformasi Indeks 76,67 77,50 101,08
Baik dan Pelayanan Publik
Birokrasi
yang Berkualitas
Rata-rata
101,08
capaian
Indeks
Meningkatnya Kualitas
2. Kepuasan Indeks 82,05 84,25 102,68
Pelayanan Publik
Masyarakat
Rata-rata
102,68
capaian
Meningkatnya
predikat
Akuntabilitas
Akuntabilitas
3. Kinerja Predikat A (81,58) A (81,89) 100,00
Kinerja Instansi
Pemerintah
Pemerintah
Daerah
Rata-rata
100
capaian
Terwujudnya Kualitas Sumber Indeks
84,24-
4. Daya Manusia yang Berdaya Pembangunan Indeks 84,31 100,08
84,92
Saing Manusia (IPM)
Rata-rata
100,08
capaian
Meningkatnya
Kualitas Angka Harapan
5. Tahun 74,85 75,00 100,20
Kesehatan Hidup (AHH)
Masyarakat
Rata-rata
100,20
capaian
Meningkatnya Pertumbuhan Pertumbuhan
6. % 3,71-5,90 5,15 138,81
Ekonomi Daerah Ekonomi
Rata-rata
138,81
capaian

Menurunnya Ketimpangan
7. Indeks Gini Indeks 0,429 0,418 102,56
Pendapatan

Rata-rata
102,56
capaian

Persentase
Menurunnya
8. Penduduk % 6,85-7,58 7,74 97,89
Kemiskinan
Miskin

96
Indikator Realisasi %
No. Tujuan Sasaran Satuan Target
Tujuan/ 2022 Capaian
Persentase
% 8,25 8,15 101,21
Keluarga Miskin
Rata-rata
99,55
capaian
Indeks
Terwujudnya Ketahanan
9. Ketahanan Indeks 2,9 2,9 100,00
Daerah
Keluarga
Rata-rata
100,00
capaian
Menguatkan Sikap Saling
Indeks
Menghargai di Lingkungan
10. Pembangunan Indeks 96,2 96,36 100,17
Masyarakat dan Keluarga yang
Gender
Sadar Gender
Rata-rata
100,17
capaian

97
3.2 ANALISIS PENGUKURAN KINERJA
Tujuan 1
Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan Daerah yang Baik dan Pelayanan Publik yang
Berkualitas

Indikator Kinerja Indeks Reformasi Birokrasi


Hasil Pengukuran Kinerja tujuan 1 “Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan Daerah yang Baik dan
Pelayanan Publik yang Berkualitas” dengan 1 (satu) indikator kinerja mencapai 101,08%,
sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.2.1. berikut:
Tabel 3. 2. 1. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 1 Tahun 2022
Tahun 2022
Indikator Kinerja Tujuan Satuan
Target Realisasi Capaian (%)

Indeks Reformasi Birokrasi indeks 76,67 77,50 101,08


Sumber Data: LHE RB KemenPANRB Tahun 2022

Tingkat kemajuan indikator kinerja Indeks Reformasi Birokrasi sebesar 100,38% bila dibandingkan
dengan target tahun terakhir target jangka menengah (RPJMD) sebagaimana ditampilkan dalam
tabel 3.2.2. berikut:
Tabel 3. 2. 2. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 1 Terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026

Realisasi Tingkat Target Jangka


Indikator Kinerja Tujuan Satuan
2021 2022 Kemajuan % Menengah

Indeks Reformasi Birokrasi indeks 76,77 77,50 100,38 77,21


Sumber Data: LHE RB KemenPANRB Tahun 2022

Gambar 3. 2. 1. Piagam Penghargaan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Tahun 2022

Piagam Penghargaan Pelaksanaan Reformasi


Birokrasi dengan Predikat nilai “BB” yang diperoleh
Pemerintah Kabupaten Sleman untuk tahun 2022

98
Target dan realisasi indikator kinerja tujuan per tahun sejak 2020 disajikan dalam grafik 3.2.1.
berikut:
Grafik 3. 2. 1. Indeks Reformasi Birokrasi

TREN INDEKS REFORMASI BIROKRASI


77.50
76.77
76.34

76.67
76.34
75.70

2020 2021 2022

Target Realisasi

Sumber Data: Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2022

Angka realisasi Indeks Reformasi Birokrasi pada tahun 2022 sebesar 77,50 dengan predikat BB.
Realisasi ini meningkat 0,73 poin dari tahun 2021 sebesar 76,77. Selama tiga tahun terakhir
realisasi Indeks Reformasi Birokrasi di Kabupaten Sleman terus meningkat.

Program dan anggaran yang mendukung capaian Tujuan 1 “Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan
Daerah yang Baik dan Pelayanan Publik yang Berkualitas” ditampilkan dalam Tabel 3.2.3. sebagai
berikut:
Tabel 3. 2. 3. Program dan Anggaran Tujuan 1

No Program Anggaran Realisasi % Capaian


1 Program Pengelolaan Keuangan Daerah 413.061.478.037 381.885.481.436 92,45
2 Program Pengelolaan Barang Milik Daerah 6.717.248.133 5.902.684.605 87,87
3 Program Pengelolaan Pendapatan Daerah 16.519.094.775 15.793.082.177 95,61
4 Program Penyelenggaraan Pengawasan 680.709.000 584.606.000 85,88
5 Program Perumusan Kebijakan, Pendampingan dan 693.847.950 651.415.200 93,88
Asistensi
6 Program Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat 7.891.200.342 7.052.026.755 89,37
7 Program Perekonomian dan Pembangunan 3.139.016.521 3.096.538.195 98,65
8 Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi 1.723.638.269 1.689.730.182 98,03
Pembangunan Daerah
9 Program Koordinasi dan Sinkronisasi Perencanaan 1.047.639.986 1.038.928.877 99,17
Pembangunan Daerah
10 Program Kepegawaian Daerah 4.344.539.155 3.325.524.560 76,54
11 Program Pengembangan Sumber Daya Manusia 4.915.556.700 4.433.399.992 90,19
12 Program Penyelenggaraan Keistimewaan Yogyakarta 1.795.195.700 1.729.233.587 96,33
Urusan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan
13 Program Pengelolaan Perbatasan 314.308.726 287.504.826 91,47
Jumlah 462.843.473.294 427.470.156.392 92,36

99
Realisasi anggaran untuk mencapai tujuan tersebut sebesar Rp427.470.156.392,00 dari alokasi
anggaran sebesar Rp462.843.473.294,00 atau 92,36%. Realisasi anggaran sebesar 92,36% lebih
rendah dibandingkan dengan capaian kinerja tujuan sebesar 101,08%, menunjukkan penggunaan
sumber daya yang efisien dalam mencapai tujuan tersebut.

Faktor yang memengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan 1:


a. Pemerintah Kabupaten Sleman dalam pelaksanaan penataan organisasi berfokus pada
kesesuaian antara struktur perangkat daerah dengan kinerja yang diharapkan dalam RPJMD.
b. Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Penilaian Kompetensi Aparatur Sipil
Negara di Kabupaten Sleman sebagai upaya untuk ASN yang profesional melalui
perencanaan pengembangan ASN berbasis kompetensi sehingga dapat mewujudkan sistem
merit pada manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN). Sistem merit diterapkan untuk
memenuhi kebutuhan akan ASN yang profesional dalam rangka menciptakan birokrasi yang
andal dan berkelas dunia. Perbaikan implementasi sistem merit pada manajemen ASN juga
berhasil menghantarkan Kabupaten Sleman mendapat “Anugerah Meritokrasi” dari Komisi
Aparatur Sipil Negara di Tahun 2022. Pemerintah Kabupaten Sleman mendapat penghargaan
kategori pelaksanaan sistem merit “Sangat Baik”, dengan nilai 336.
Gambar 3. 2. 2. Penghargaan Anugerah Meritokrasi dari Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN)

c. Optimalisasi pengelolaan manajemen SDM melalui pemberian penghargaan bagi ASN


Berprestasi melalui pengundangan Peraturan Bupati Sleman Nomor 13 Tahun 2022 tentang
Penghargaan bagi Aparatur Sipil Negara Berprestasi di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Sleman.

100
Gambar 3. 2. 3. Peraturan Bupati Sleman Nomor 13 Tahun 2022

d. Penataan Organisasi meliputi penyesuaian tugas dan fungsi perangkat daerah pada
Inspektorat Kabupaten, yakni penataan fungsi pada Inspektur Pembantu untuk memperkuat
peran dan kapasitas Inspektorat Kabupaten agar lebih independen dan objektif dalam rangka
mewujudkan pemerintahan daerah yang bersih dan bebas dari kolusi, korupsi, dan
nepotisme. Penataan fungsi tersebut membentuk Inspektur Pembantu Bidang Pemerintahan
dan Aparatur, Inspektur Pembantu Bidang Kesejahteraan Rakyat, Inspektur Pembantu
Bidang Perekonomian dan Pembangunan, dan Inspektur Pembantu Bidang Investigasi dan
Reformasi Birokrasi.
e. Pelaksanaan tindak lanjut kebijakan penyederhanaan birokrasi sesuai dengan regulasi
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, antara lain
penyederhanaan struktur organisasi dan pelaksanaan penyetaraan jabatan administrasi ke
jabatan fungsional tahap I terhadap 52 (lima puluh dua) jabatan dan tahap II terhadap 194
(seratus sembilan puluh empat) jabatan.
f. Peningkatan kualitas pelayanan publik, mulai dari pemenuhan standar pelayanan, sarana
prasarana, kompetensi penyelenggara layanan hingga pengelolaan pengaduan dilakukan
secara berkelanjutan. Hasilnya, Kabupaten Sleman berhasil memperoleh penghargaan
Predikat Kepatuhan/Opini Pengawasan Penyelenggaraan Pelayanan Publik Tahun 2022 oleh
Ombudsman RI dengan nilai 91,57, masuk dalam zona hijau dengan kualitas tertinggi.
g. Pembinaan Inovasi Pelayanan Publik yang berhasil meraih TOP 99 Kompetisi Inovasi
Pelayanan Publik Tahun 2022 dengan dua inovasi yaitu MATA HATI (Masyarakat Tangguh
Sehat Jiwa) oleh Dinas Kesehatan dan LASAMBA (Layanan Sambang Warga) oleh Dinas
Sosial.
Gambar 3. 2. 4. Piagam Penghargaan atas Inovasi MATAHATI dan Inovasi LASAMBA

101
h. Penerapan sistem reward bagi pelaksana pelayanan melalui:
1) Penilaian Kinerja Penyelenggaraan Pelayanan Publik Pemerintah Kabupaten Sleman
Tahun 2022, dengan hasil sebagai berikut:
a) Perangkat Daerah
1. Terbaik I : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
2. Terbaik II : Kapanewon Gamping; dan
3. Terbaik III : Rumah Sakit Umum Daerah Prambanan.
b) Unit Pelaksana Teknis/Unit Pelaksana Teknis Daerah
1. Terbaik I : Pusat Kesehatan Masyarakat Prambanan;
2. Terbaik II : Pusat Kesehatan Masyarakat Seyegan; dan
3. Terbaik III : Pusat Kesehatan Masyarakat Mlati II.
2) Penilaian Kinerja Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2022,
dengan hasil sebagai berikut:
a) Perangkat Daerah
1. Terbaik I : Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan;
2. Terbaik II : Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Kunda Niti Mandala
Sarta Tata Sasana); dan
3. Terbaik III : Dinas Lingkungan Hidup.
b) Kapanewon (Kecamatan)
1. Terbaik I : Kapanewon Depok;
2. Terbaik II : Kapanewon Mlati; dan
3. Terbaik III : Kapanewon Pakem.
i. Pengembangan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), dan implementasi
keterbukaan informasi publik yang telah diterapkan di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Sleman, juga menjadi pendorong dalam mewujudkan good governance. Indeks SPBE
Kabupaten Sleman Tahun 2022 sebesar 3,19, sebagaimana gambar sebagai berikut:
Gambar 3. 2. 5. Indeks SPBE Kabupaten Sleman

102
j. Peningkatan pembangunan Zona Integritas (ZI) pada seluruh unit kerja yang strategis
sehingga dapat memicu percepatan pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kabupaten Sleman.
Perangkat Daerah yang diajukan ZI di tahun 2022 yaitu Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu, dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

Hambatan yang dihadapi dalam mencapai keberhasilan:


a. Masih kurang inovasi sebagai budaya kerja dan wujud dukungan pelaksanaan reformasi
birokrasi pada seluruh perangkat daerah dalam konteks penyelenggara pelayanan publik.
b. Kebijakan Pemerintah Pusat yang dinamis, sehingga daerah memerlukan lebih banyak waktu
untuk menyesuaikan pelaksanaan kebijakan secara teknis.

Strategi yang dilakukan dalam menghadapi hambatan:


a. Mendorong perangkat daerah untuk selalu mempunyai inovasi, disertai dengan sosialisasi
program inovasi daerah, baik dalam bentuk inovasi budaya kerja, tempat kerja, maupun
layanan masyarat. Upaya ini dalam rangka mewujudkan budaya aparatur yang memiliki jiwa
sebagai pelayan masyarakat dan memberikan layanan prima. Inovasi dalam hal ini menjadi
salah satu indikator dalam penilaian kinerja perangkat daerah.
b. Menyusun kebijakan alternatif sebagaimana arahan kebijakan dari Pemerintah Pusat antara
lain dengan penyusunan sistem kerja, penyesuaian pola penilaian reformasi birokrasi,
pemantauan dan evaluasi kinerja pelayanan publik.

103
Tujuan 2
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik

Indikator Kinerja Indeks Kepuasan Masyarakat


Hasil Pengukuran Kinerja tujuan 2 “Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik” dengan 1 (satu)
indikator kinerja mencapai 102,68%, sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.2.4. berikut:
Tabel 3. 2. 4. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 2 tahun 2022

Tahun 2022
Indikator Kinerja Tujuan Satuan
Target Realisasi Capaian (%)
Indeks Kepuasan Masyarakat indeks 82,05 84,25 102,68
Sumber Data: Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) diperoleh dari survei kepuasan masyarakat pada 116 unit
pelayanan publik, terdiri dari 45 perangkat daerah, 9 Bagian pada Sekretariat Daerah, 2 RSUD dan
60 UPT/UPTD. Capaian IKM tahun 2022 sebesar 84,25 lebih baik dibandingkan IKM tahun 2021
sebesar 83,37. Capaian ini meningkat 0,88 poin dibandingkan tahun sebelumnya.

Tingkat Kemajuan indikator kinerja Indeks Kepuasan Masyarakat sebesar 102,05% bila
dibandingkan dengan target tahun terakhir target jangka menengah (RPJMD), sebagaimana
ditampilkan dalam tabel 3.2.5. berikut:
Tabel 3. 2. 5. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 1 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026

Realisasi Tingkat Target Jangka


Indikator Kinerja Tujuan Satuan
2021 2022 Kemajuan % Menengah
Indeks Kepuasan Masyarakat indeks 83,37 84,25 102,05 82,56
Sumber Data: Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman

Target dan realisasi indikator kinerja tujuan per tahun sejak 2020 disajikan dalam grafik 3.2.2.
berikut ini:
Grafik 3. 2. 2. Indeks Kepuasan Masyarakat

TREN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT


84.25
83.37
82.37 82.05
82.00
81.39

2020 2021 2022

Target Realisasi

Sumber Data: Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman, 2022.

Dalam grafik terlihat bahwa capaian Indeks Kepuasan Masyarakat Pemerintah Kabupaten Sleman
mengalami tren kenaikan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.

104
Pemerintah Kabupaten Sleman melaksanakan survei kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang
Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik. Survei
dilaksanakan 2 (dua) kali dalam 1 tahun untuk memperoleh nilai IKM. Pelaksanaan survei dilakukan
secara daring dengan aplikasi berbasis website dengan alamat https://ikm.slemankab.go.id/.
Pemerintah Kabupaten Sleman juga memodifikasi kuesioner bagi Unit Pelayanan Publik yang
melayani masyarakat secara tidak langsung, melalui “kuesioner rapat”. Modikasi tersebut tidak
mengurangi esensi dari pelaksanaan survei kepuasan masyarakat, dengan menyesuaikan
pertanyaan berdasarkan kondisi yang dihadapi.

Hasil Survei Kepuasan Masyarakat Tahun 2022 per unit pelayanan publik beserta
pemeringkatannya ditampilkan dalam Tabel 3.2.6. sebagai berikut:
Tabel 3. 2. 6. Hasil Survei Kepuasan Masyarakat Tahun 2022

Nilai IKM Mutu Kinerja Unit


No Perangkat Daerah/UPT/UPTD
2022 Layanan Pelayanan
1 Puskesmas Mlati II 92,87 A Sangat Baik
2 Dinas Kebudayaan 91,61 A Sangat Baik
3 Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan 91,52 A Sangat Baik
4 Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah 90,19 A Sangat Baik
5 Dinas Komunikasi dan Informatika 89,95 A Sangat Baik
6 Dinas Pemuda dan Olahraga 88,81 A Sangat Baik
7 Dinas Pertanahan dan Tata Ruang 88,63 A Sangat Baik
8 UPTD Pelayanan Metrologi Legal 88,45 A Sangat Baik
9 Sekretariat Dewan Korps Pegawai Republik Indonesia 88,05 B Baik
10 Kapanewon Cangkringan 87,84 B Baik
11 UPTD Pelayanan Kesehatan Hewan 87,70 B Baik
12 Inspektorat 87,36 B Baik
13 Sekretariat DPRD 87,13 B Baik
14 UPTD Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 86,96 B Baik
15 Bagian Layanan Pengadaan Barang/Jasa Sekretariat Daerah 86,92 B Baik
16 Bagian Hukum Sekretariat Daerah 86,77 B Baik
17 UPTD Museum Gunungapi Merapi 86,63 B Baik
Balai Penyuluhan Penyuluhan Pangan, Pertanian, dan 86,53 B Baik
18
Perikanan Wilayah II
19 Kapanewon Mlati 86,53 B Baik
20 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perzinan Terpadu 86,50 B Baik
21 Kapanewon Seyegan 86,42 B Baik
22 Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Sekretariat Daerah 86,36 B Baik
23 Dinas Perindustrian dan Perdagangan 86,34 B Baik
24 Bagian Pemerintahan Sekretariat Daerah 86,31 B Baik

105
Nilai IKM Mutu Kinerja Unit
No Perangkat Daerah/UPT/UPTD
2022 Layanan Pelayanan
Balai Penyuluhan Penyuluhan Pangan, Pertanian, dan 86,23 B Baik
25
Perikanan Wilayah VI
26 Puskesmas Mlati I 86,14 B Baik
27 Puskesmas Depok III 86,08 B Baik
28 Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan 86,03 B Baik
29 UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor 85,97 B Baik
30 UPTD Pengelolaan Dana Penguatan Modal 85,67 B Baik
31 Dinas Pendidikan 85,65 B Baik
32 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 85,51 B Baik
33 Puskesmas Berbah 85,33 B Baik
34 Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah 85,31 B Baik
35 Kapanewon Minggir 85,27 B Baik
Balai Penyuluhan Penyuluhan Pangan, Pertanian, dan 85,19 B Baik
36
Perikanan Wilayah III
37 Kapanewon Ngaglik 85,18 B Baik
38 UPTD Pelayanan Pasar IV 85,08 B Baik
39 Bagian Umum Sekretariat Daerah 85,04 B Baik
40 UPTD Pelayanan Pasar II 84,96 B Baik
41 RSUD Prambanan 84,93 B Baik
42 Kapanewon Sleman 84,85 B Baik
43 Kapanewon Tempel 84,80 B Baik
44 Kapanewon Prambanan 84,74 B Baik
45 Bagian Organisasi Sekretariat Daerah 84,70 B Baik
46 UPTD Pelayanan Pasar V 84,66 B Baik
47 Kapanewon Berbah 84,59 B Baik
48 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 84,57 B Baik
49 Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah 84,50 B Baik
50 Puskesmas Seyegan 84,48 B Baik
51 Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah 84,42 B Baik
52 Dinas Pariwisata 84,38 B Baik
53 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 84,25 B Baik
54 Kapanewon Kalasan 84,16 B Baik
55 Kapanewon Depok 84,03 B Baik
56 Dinas Tenaga Kerja 84,00 B Baik
57 Balai Latihan Kerja 83,82 B Baik
58 Kapanewon Pakem 83,81 B Baik
59 UPTD Pelayan Sumber Daya Air Wil. Barat 83,70 B Baik
60 UPTD Pelayanan Pasar I 83,69 B Baik
61 Dinas Sosial 83,68 B Baik
UPTD Pasar Hewan Ambarketawang dan Rumah Pemotongan 83,64 B Baik
62
Hewan
63 UPTD Pelayanan Persampahan 83,61 B Baik

106
Nilai IKM Mutu Kinerja Unit
No Perangkat Daerah/UPT/UPTD
2022 Layanan Pelayanan
64 UPTD Pengelolaan Obat dan Alat Kesehatan 83,55 B Baik
65 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan 83,47 B Baik
66 Kapanewon Godean 83,29 B Baik
67 UPTD Sub Terminal Agribisnis 83,28 B Baik
68 UPTD Pelayanan Pasar III 83,25 B Baik
69 Puskesmas Ngemplak I 83,24 B Baik
70 Puskesmas Moyudan 83,24 B Baik
71 Puskesmas Pakem 83,13 B Baik
72 Kapanewon Turi 83,03 B Baik
73 Badan Keuangan dan Aset Daerah 83,03 B Baik
74 Dinas Lingkungan Hidup 83,01 B Baik
75 Puskesmas Godean II 82,97 B Baik
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, 82,94 B Baik
76
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
77 Puskesmas Cangkringan 82,91 B Baik
78 Dinas Kesehatan 82,89 B Baik
79 Puskesmas Tempel I 82,83 B Baik
80 UPTD Pengelolaan Perpakiran 82,83 B Baik
81 Puskesmas Depok I 82,82 B Baik
82 UPTD Pelayanan Sumber Daya Air Wil. Tengah 82,78 B Baik
83 Kapanewon Gamping 82,73 B Baik
84 Puskesmas Gamping I 82,71 B Baik
85 Puskesmas Ngaglik I 82,63 B Baik
Balai Penyuluhan Penyuluhan Pangan, Pertanian, dan 82,62 B Baik
86
Perikanan Wilayah I
87 Puskesmas Gamping II 82,57 B Baik
88 Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman 82,50 B Baik
89 Puskesmas Tempel II 82,45 B Baik
90 UPTD Laboratorium Kesehatan 82,45 B Baik
91 Puskesmas Ngemplak II 82,44 B Baik
92 RSUD Sleman 82,33 B Baik
93 Satuan Polisi Pamong Praja 82,31 B Baik
94 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 82,26 B Baik
Balai Penyuluhan Penyuluhan Pangan, Pertanian, dan 82,26 B Baik
95
Perikanan Wilayah VIII
96 Kapanewon Ngemplak 82,25 B Baik
97 Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan 82,23 B Baik
98 Puskesmas Sleman 82,07 B Baik
99 Puskesmas Kalasan 82,07 B Baik
100 Puskesmas Ngaglik II 81,94 B Baik
101 Puskesmas Prambanan 81,90 B Baik
102 Kapanewon Moyudan 81,64 B Baik

107
Nilai IKM Mutu Kinerja Unit
No Perangkat Daerah/UPT/UPTD
2022 Layanan Pelayanan
Balai Penyuluhan Penyuluhan Pangan, Pertanian, dan 81,60 B Baik
103
Perikanan Wilayah IV
104 Puskesmas Minggir 81,54 B Baik
105 Dinas Perhubungan 81,46 B Baik
106 UPTD Pelayanan Sumber Daya Air Wil. Timur 81,39 B Baik
107 Puskesmas Turi 81,37 B Baik
Balai Penyuluhan Penyuluhan Pangan, Pertanian, dan 81,27 B Baik
108
Perikanan Wilayah V
UPTD Pelayanan Peralatan, Laboratorium, dan Pengolahan 81,18 B Baik
109
Aspal
110 Puskesmas Godean I 81,17 B Baik
111 Puskesmas Depok II 80,76 B Baik
Balai Penyuluhan Penyuluhan Pangan, Pertanian, dan 80,69 B Baik
112
Perikanan Wilayah VII
113 UPTD Tempat Pemakaman Umum 80,34 B Baik
UPTD Pengembangan Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran 80,30 B Baik
114
Perikanan
115 UPTD Pengelolaan Stadion Maguwoharjo 78,60 B Baik
116 UPTD Rumah Susun Sederhana 77,62 B Baik
IKM Pemerintah Kabupaten Sleman 84,25 B Baik
Sumber Data: Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman, 2022.

Dalam pelaksanaan survei kepuasan masyarakat tahun 2022 pada 116 Unit Pelayanan Publik, nilai
tertinggi diperoleh dari unsur pelayanan pada:
a. kewajaran biaya/tarif dalam pelayanan;
b. perilaku petugas dalam pelayanan terkait kesopanan dan keramahan; dan
c. kompetensi/ kemampuan petugas dalam pelayanan.

Selanjutnya, unsur pelayanan yang memperoleh nilai menengah/rata-rata yaitu:


a. kesesuaian persyaratan pelayanan dengan jenis pelayanannya;
b. kemudahan prosedur pelayanan; dan
c. penanganan pengaduan pengguna layanan.

Namun, dalam pelaksanaan survei kepuasan masyarakat tahun 2022, masih diperoleh unsur yang
dinilai masih kurang memadai oleh masyarakat dalam pelayanan publik, meliputi:
a. kecepatan waktu dalam memberikan pelayanan;
b. kesesuaian produk pelayanan antara yang tercantum dalam standar pelayanan dengan hasil
yang diberikan; dan
c. kualitas sarana dan prasarana.

108
Upaya perbaikan pelayanan publik berdasarkan hasil survei kepuasan masyarakat tersebut telah
ditindaklanjuti dengan pelaksanaan Forum Konsultasi Publik (FKP) bersama perwakilan pengguna
layanan pada setiap Unit Pelayanan Publik, dengan menentukan prioritas terhadap perbaikan
pelayanan yang dapat langsung dilaksanakan, perbaikan pelayanan jangka pendek, perbaikan
pelayanan jangka menengah, dan perbaikan pelayanan jangka panjang. Pembagian prioritas
perbaikan pelayanan ini tidak terlepas dari kemampuan sumberdaya yang dimiliki oleh tiap-tiap Unit
Pelayanan Publik.

Program dan anggaran yang mendukung capaian tujuan 2 “Meningkatnya Kualitas Pelayanan
Publik” ditampilkan dalam Tabel 3.2.7. sebagai berikut:
Tabel 3. 2. 7. Program dan Anggaran Tujuan 2

No Program Anggaran Realisasi % Capaian

1 Program Penunjang Urusan Pemerintahan 1.566.643.055.584,55 1.424.714.637.968,48 90,94


Daerah Kabupaten/Kota

2 Program Pendaftaran Penduduk 368.798.440,00 363.605.403,00 98,59

3 Program Pencatatan Sipil 404.491.710,00 391.664.179,00 96,83

4 Program Pengelolaan Informasi Administrasi 594.592.075,00 555.016.107,00 93,34


Kependudukan

5 Program Pengelolaan Profil Kependudukan 107.054.475,00 106.670.035,00 99,64

6 Program Dukungan Pelaksanaan Tugas dan 49.466.502.123,00 41.746.238.346,00 84,39


Fungsi DPRD

7 Program Pengelolaan Arsip 312.191.900,00 307.032.550,00 98,35

8 Program Perlindungan dan Penyelamatan Arsip 103.218.373,00 102.501.925,00 99,31

9 Program Perizinan Penggunaan Arsip 2.000.000,00 1.999.500,00 99,98

10 Program Penyelenggaraan Pemerintahan dan 2.280.965.451,00 2.211.787.269,60 96,97


Pelayanan Publik

11 Program Aplikasi Informatika 11.195.614.275,00 11.002.032.273,60 98,27

12 Program Penyelenggaraan Persandian untuk 183.637.575,00 179.993.400,00 98,02


Pengamanan Informasi

Jumlah 1.631.662.121.981,55 1.481.683.178.956,68 90,81

Realisasi anggaran untuk mencapai tujuan tersebut sebesar Rp1.481.683.178.956,68 dari alokasi
anggaran sebesar Rp1.631.662.121.981,55 atau 90,81%. Realisasi anggaran sebesar 90,81% lebih
rendah dibandingkan dengan capaian kinerja tujuan sebesar 102,68%, menunjukkan penggunaan
sumber daya yang efisien dalam mencapai tujuan tersebut.

109
Faktor yang memengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan 2:
1. Digitalisasi pelayanan publik, sehingga masyarakat dapat memperoleh informasi dan
pelayanan melalui media online/dalam jaringan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kepada masyarakat.
2. Pengaduan masyarakat semakin optimal dimanfaatkan sebagai input perbaikan dalam
penyelenggaraan pelayanan publik, melalui berbagai kanal aduan yang disediakan oleh
Pemerintah Kabupaten Sleman, antara lain melalui “Lapor Sleman”, “SP4 Lapor!”, media
sosial, telepon, kotak aduan, maupun datang langsung pada unit yang melayani pengaduan.
3. Pemerintah Kabupaten Sleman telah terkoneksi dengan Sistem Informasi Pelayanan Publik
(SIPP) yang dikelola secara nasional oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi, dan terus berupaya untuk melakukan update data maupun informasi di
dalamnya.
4. Indikator kinerja penyelenggaraan pelayanan publik ditetapkan melalui Keputusan Bupati
Sleman Nomor 5.19/Kep.KDH/A2019 tentang Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pelayanan
Publik, sehingga menjadi panduan bagi semua Perangkat Daerah dan UPT/UPTD dalam
membangun kinerja maupun kualitas pelayanan publik, sekaligus menjadi pedoman bagi
pembina pelayanan publik untuk melakukan pemantauan, evaluasi, serta penilaian.
5. Pemerintah Kabupaten Sleman telah memiliki 2 (dua) instansi role model pelayanan publik
tingkat nasional yakni Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten
Sleman dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sleman. Pada tahun 2022
kedua instansi kembali mendapatkan predikat “Pelayanan Prima”. Kedua instansi role model
secara langsung menjadi rujukan best-practice bagi instansi penyelenggara pelayanan publik
lainnya.
Gambar 3. 2. 6. Piagam Pelayanan Publik Kategori Pelayanan Prima Lingkup DPMPTSP dan Disdukcapil

6. Pemerintah Kabupaten Sleman terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas pelayanan


Mal Pelayanan Publik (MPP) sebagai garda terdepan pelayanan publik. Salah satu upaya

110
dimaksud yakni inovasi penyelenggaran layanan pada hari Sabtu. Jam tambahan layanan ini
memberikan kemudahan bagi pengguna layanan yang mengalami keterbatasan waktu untuk
mengakses layanan MPP pada hari kerja biasa. MPP juga menyediakan pelayanan perizinan
online pada aplikasi berbasis web yaitu Sistem Perizinan Online Sleman (SINOM).
7. Sarana prasarana pelayanan publik terus ditingkatkan kualitas maupun kelengkapannya,
melalui langkah pembangunan dan pemeliharaan. Pengembangan implementasi kebijakan
smart-regency, secara signifikan telah mendorong peningkatan pemanfaatan teknologi
informasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik di Pemerintah Kabupaten Sleman,
terlebih selama masa pandemi Covid-19 dimana sedemikian rupa diupayakan praktek
penyelenggaraan publik dilakukan secara daring (online). Kabupaten Sleman termasuk salah
satu dari 100 Kabupaten di Indonesia yang mengimplementasikan smart-regency,
sebagaimana diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, yakni memberikan
tingkat kesiapan menghadapi masa pandemi Covid-19 mendapatkan pengaruh positif dalam
hal dalam berbagai pelayanan publik berbasis daring.
8. Jajaran aparatur penyelenggara pelayanan publik pada 116 Unit Pelayanan Publik (UPP)
semakin meningkat ketaatannya dalam menerapkan Standar Pelayanan (SP). Pemerintah
Kabupaten Sleman melakukan perbaikan peningkatan kualitas pelayanan publik secara
berkelanjutan termasuk dalam hal pencegahan maladministrasi, melalui komponen standar
pelayanan pada setiap UPP. Perbaikan berkelanjutan tersebut memberikan hasil bagi
Kabupaten Sleman yakni Predikat Kepatuhan Tinggi Standar Pelayanan Publik tahun 2022
dengan nilai 91,57 dari Ombudsman Republik Indonesia.
Gambar 3. 2. 7. Piagam Penghargaan Predikat Kepatuhan Standar Pelayanan Publik Tahun 2022

111
Prestasi yang berhasil diraih:

1. Pemerintah Kabupaten Sleman mengikutsertakan sebanyak 15 (lima belas) inovasi pada


ajang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2022 melalui sinovik.menpan.go.id yang
diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi. Dari 15 (lima belas) inovasi yang diajukan berhasil mencatatkan 2 (dua) inovasi
dalam “Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2022” yaitu inovasi “LASAMBA – Layanan
Sambang Warga” dari Dinas Sosial Kabupaten Sleman dan inovasi “MATAHATI –
Masyarakat Tangguh Sehat Jiwa” dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman.
a. Inovasi LASAMBA bertujuan memperbaiki akses layanan sosial agar lebih mudah
dijangkau oleh masyarakat miskin yang membutuhkan, dengan menggunakan sistem
jemput bola, petugas akan langsung mengunjungi masyarakat sebagai respon cepat
atas aduan permasalahan sosial. LASAMBA sangat relevan dengan misi Bupati
Sleman yaitu menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dengan dukungan
teknologi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Gambar 3. 2. 8. Penyerahan Piagam Inovasi LASAMBA kepada Dinas Sosial Kabupaten Sleman

b. Inovasi MATAHATI berupa pelayanan kesehatan jiwa menyeluruh yang terintegrasi


dalam pelayanan kesehatan dasar agar menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Hal
ini sesuai dengan Misi Bupati Sleman dalam meningkatkan kualitas sumber daya
manusia melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau.

112
Gambar 3. 2. 9. Penyerahan Piagam Inovasi MATAHATI kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman

2. Pemerintah Kabupaten Sleman berhasil meraih penghargaan dengan predikat “Pelayanan


Prima” untuk Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Sleman dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sleman, sebagai
penyelenggara pelayanan publik tahun 2022, yang diselenggarakan oleh Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Gambar 3. 2. 10. Penyerahan Piagam Penghargaan Predikat Pelayanan Prima kepada Disdukcapil dan DPMPTSP Kabupaten Sleman

113
3. Pemerintah Kabupaten Sleman berhasil meraih penghargaan dengan predikat Kepatuhan
Tinggi Standar Pelayanan Publik Tahun 2022 dari Ombudsman Republik Indonesia. Capaian
ini sekaligus mendapatkan peringkat ke-18 dengan nilai kepatuhan 91,57, termasuk dalam
kategori zona hijau. Hingga saat ini di Indonesia baru terdapat 170 kabupaten yang masuk
dalam kategori zona hijau dari total jumlah 415 kabupaten.
Gambar 3. 2. 11. Penyerahan Piagam Penghargaan Predikat Kepatuhan Tinggi Standar Pelayanan Publik
Tahun 2022

114
Sasaran 1
Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah

Indikator Kinerja predikat Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah


Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran 1 “Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Daerah” dengan 1 (satu) indikator kinerja mencapai 100,00%, sebagaimana ditampilkan dalam
Tabel 3.2.8. berikut:
Tabel 3. 2. 8. Realisasi Indikator Sasaran 1 tahun 2022

Tahun 2022
Indikator Kinerja Sasaran Satuan
Target Realisasi Capaian (%)
Predikat Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Predikat A (81,58) A (81,89) 100,00
Sumber Data: LHE SAKIP KemenPANRB Tahun 2022

Realisasi predikat Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah pada tahun 2022 dengan predikat A
nilai 81,89, meningkat 0,16 poin dari realisasi tahun 2021 sebesar 81,73. Tingkat kemajuan indikator
kinerja predikat Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebesar 100% bila dibandingkan dengan
target tahun terakhir target jangka menengah (RPJMD), sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.2.9.
berikut:
Tabel 3. 2. 9. Realisasi Indikator Kinerja Sasaran 1 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026

Realisasi Tingkat Target Jangka


Indikator Kinerja Sasaran Satuan
2021 2022 Kemajuan % Menengah
Predikat Akuntabilitas Kinerja Instansi
predikat A (81,73) A (81,89) 100,00 A (81,84)
Pemerintah
Sumber Data: LHE SAKIP KemenPANRB Tahun 2022.

Hasil evaluasi penerapan Sistem Akuntabilitas Gambar 3. 2. 12. Piagam Akuntabilitas Kinerja Tahun 2022

Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Tahun 2022


pada Pemerintah Kabupaten Sleman telah
disampaikan melalui surat nomor
B/1037/AA.05/2022 oleh Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi tanggal 6 Desember 2022.
Hasil evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Pemerintah Kabupaten Sleman
menunjukkan nilai sebesar 81,89 predikat A
dengan interpretasi memuaskan, yaitu instansi
pemerintah dan unit kerja dapat memimpin
Piagam Penghargaan Akuntabilitas Kinerja dengan Predikat nilai “A”
perubahan dalam mewujudkan pemerintah yang diperoleh Pemerintah Kabupaten Sleman untuk Tahun 2022

berorientasi hasil.

115
Target dan realisasi indikator kinerja sasaran per tahun sejak 2020 disajikan dalam grafik 3.2.3.
berikut ini:
Grafik 3. 2. 3. Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

TREN NILAI AKIP


81.89
81.72 81.73
81.58
81.42 81.42

2020 2021 2022


Target Realisasi

Sumber Data: Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman, 2022.

Program dan anggaran yang mendukung capaian Sasaran 1 “Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah” sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 3.2.10. berikut:
Tabel 3. 2. 10. Program dan Anggaran Sasaran 1

No Program Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Capaian


Program Penunjang Urusan Pemerintahan
1 1.566.643.055.584,55 1.424.714.637.968,48 90,94
Daerah Kabupaten/Kota
2 Program Pendaftaran Penduduk 368.798.440,00 363.605.403,00 98,59
3 Program Pencatatan Sipil 404.491.710,00 391.664.179,00 96,83
Program Pengelolaan Informasi Administrasi
4 594.592.075,00 555.016.107,00 93,34
Kependudukan
5 Program Pengelolaan Profil Kependudukan 107.054.475,00 106.670.035,00 99,64
Program Dukungan PelaksanaanTugas dan
6 49.466.502.123,00 41.746.238.346,00 84,39
Fungsi DPRD
7 Program Pengelolaan Arsip 312.191.900,00 307.032.550,00 98,35
8 Program Perlindungan dan Penyelamatan Arsip 103.218.373,00 102.501.925,00 99,31
9 Program Perizinan Penggunaan Arsip 2.000.000,00 1.999.500,00 99,98
Program Penyelenggaraan Pemerintahan dan
10 2.280.965.451,00 2.211.787.269,60 96,97
Pelayanan Publik

Jumlah 1.620.282.870.131,55 1.470.501.153.283,08 90,76

Realisasi anggaran untuk mencapai sasaran tersebut sebesar Rp1.470.501.153.283,08 dari alokasi
anggaran sebesar Rp1.620.282.870.131,55 atau 90,76%. Realisasi anggaran sebesar 90,76%, lebih
rendah dibandingkan dengan target kinerja sasaran sebesar 100%, menunjukkan penggunaan
sumber daya yang efisien dalam mencapai sasaran tersebut.

116
Faktor yang memengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran 1:
1. Pengelolaan keuangan Gambar 3. 2. 13. Penyerahan Penghargaan atas Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

Pemerintah Kabupaten
Sleman yang baik sehingga
memperoleh Opini “Wajar
Tanpa Pengecualian” 12 kali
berturut-turut sejak tahun
2022 dari Badan Pemeriksa
Keuangan atas Laporan
Keuangan Pemerintah.
2. Perencanaan kinerja yang dinamis melalui evaluasi dan pembaharuan RPJMD, RKPD,
maupun Renstra Perangkat Daerah sehingga terdapat keselarasan antara program, kegiatan,
dan target kinerja, serta sasaran strategis lebih berorientasi pada hasil.
3. Pencapaian dan pelaporan kinerja Pemerintah Kabupaten Sleman cukup baik didukung
pelaksanaan berbagai urusan pemerintahan. Pelayanan publik juga berprestasi dalam skala
nasional maupun internasional.
4. Pengintegrasian sistem perencanaan, keuangan, monitoring evaluasi, dan kinerja sehingga
tercipta keterpaduan dan keselarasan data kinerja. Penerapan e-government dalam tata
kelola pemerintahan, antara lain proses perencanaan pembangunan daerah menggunakan
Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah (SIMRENDA), pengelolaan keuangan
menggunakan Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIADINDA), pengendalian kegiatan dan
penyerapan anggaran menggunakan Sistem Tim Pengendalian Penyerapan Anggaran (SIM
TEPPA), pengelolaan aset menggunakan Sistem Informasi Aset Daerah (SIMASET),
pelaporan penyelenggaraan pemerintahan daerah (SIM LPPD) dan Sistem Informasi
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (e-SAKIP), serta tata kelola kearsipan
menggunakan Sistem Informasi Manajemen Arsip Daerah (SIMARDA) maupun pengelolaan
kinerja pegawai menggunakan Sistem Informasi Kinerja Pegawai (e-Kinerja). Penggunaan
Tanda Tangan Elektronik (TTE) pada sebagian perangkat daerah turut mendukung
implementasi SPBE di dalam tata kelola pemerintahan di Pemerintah Kabupaten Sleman,
ketentuan penggunaan ditetapkan dalam Peraturan Bupati Sleman Nomor 40 Tahun 2021
tentang Pengelolaan Sertifikat Elektronik di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sleman.
5. Monitoring dan evaluasi kinerja dilakukan secara berkesinambungan, sehingga perencanaan
dan pelaksanaan kinerja dapat ditingkatkan, baik efisien maupun efektivitasnya. Supervisi dari
pemerintah pusat dalam hal optimalisasi pengelolaan keuangan dan aset daerah oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi.

117
Tujuan 3
Terwujudnya Kualitas Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

Indikator Kinerja Indeks Pembangunan Manusia

Hasil pengukuran capaian kinerja tujuan 3 ‘’Terwujudnya Kualitas Sumber Daya Manusia yang
Berdaya Saing” dengan 1 (satu) indikator kinerja mencapai 100,08%, sebagaimana ditampilkan
dalam tabel 3.2.11. berikut:
Tabel 3. 2. 11. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 3 tahun 2022

Tahun 2022
Indikator Kinerja Tujuan Satuan
Target Realisasi Capaian (%)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) indeks 84,24 - 84,92 84,31 100,08


Sumber Data: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman

Realisasi IPM Kabupaten Sleman pada tahun 2022 berada dalam kategori Sangat Tinggi, meningkat
sebesar 0,31 poin dibandingkan dengan IPM tahun 2021 yakni 84,00, sebagaimana ditampilkan
dalam tabel 3.2.12. berikut:
Tabel 3. 2. 12. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 3 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026

Realisasi Tingkat Target Jangka


Indikator Kinerja Tujuan Satuan
2021 2022 Kemajuan % Menengah

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) indeks 84,00 84,31 99,19 85,00 - 85,04

Sumber Data: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman

Tingkat Kemajuan indikator Indeks Pembangunan Manusia sebesar 99,19% bila dibandingkan
dengan target tahun terakhir target jangka menengah (RPJMD). Target dan realisasi indikator
kinerja tujuan per tahun sejak 2020 disajikan dalam grafik 3.2.4. berikut:
Grafik 3. 2. 4. Tren Indeks Pembangunan Manusia

TREN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

84.31
84.00
83.84
84.24
84.04

83.12

2020 2021 2022

Target Realisasi

Sumber Data: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman, 2022.

118
Capaian IPM Kabupaten Sleman ini berada di peringkat ketujuh tertinggi kabupaten/kota se
Indonesia atau peringkat kedua tertinggi se-Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara umum, IPM terus
mengalami kemajuan selama satu dekade terakhir. IPM meningkat dari 76,69 pada tahun 2010
menjadi 84,31 pada tahun 2022 atau rata-rata tumbuh sebesar 0,59 persen setiap tahun.
Perkembangan ini menggambarkan kualitas pembangunan manusia yang semakin membaik
dibandingkan dengan level IPM nasional dan dibandingkan dengan capaian Daerah Istimewa
Yogyakarta, maka capaian IPM Kabupaten Sleman tercatat selalu lebih tinggi.

Dari sisi Pendidikan, pada tahun 2022 anak-anak berusia 7 tahun memiliki harapan dapat menikmati
pendidikan selama 16,76 tahun atau setara dengan lamanya waktu menamatkan pendidikan hingga
setingkat Sarjana. Selain itu, rata-rata lama sekolah penduduk umur 25 tahun ke atas juga
meningkat menjadi 10,94 tahun. Dari sisi kesehatan, bayi yang lahir pada tahun 2022 memiliki
harapan untuk dapat hidup hingga 75 tahun. Sementara dari sisi standar hidup layak, pada tahun
2022 pengeluaran per kapita kembali merangkak naik 2,35 persen dibanding tahun 2021 menjadi
Rp16.438.000.000,00 per tahun.

Realisasi indikator kinerja tujuan per tahun terhadap kinerja Nasional dan Pemda DIY disajikan
dalam grafik 3.2.5. berikut ini:
Grafik 3. 2. 5. Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia dengan Capaian Nasional dan Pemda DIY

PERBANDINGAN
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

83.84 84.00 84.31

79.97 80.22 80.64

72.29 72.91
71.94

2020 2021 2022


Sleman DIY Nasional

Sumber Data: Badan Pusat Statistik, 2022.

Realisasi IPM Kabupaten Sleman tahun 2022 lebih tinggi bila dibandingkan dengan capaian
Nasional maupun dengan Pemda DIY.

119
Program dan anggaran yang mendukung capaian tujuan 3 “Terwujudnya Kualitas Sumber Daya
Manusia yang Berdaya Saing” sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 3.2.13. sebagai berikut:
Tabel 3. 2. 13. Program dan Anggaran Tujuan 3

No Program Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Capaian


1 Program Pengelolaan Pendidikan 338.207.161.187,99 322.477.222.232,97 95,35
2 Program Pendidik dan Tenaga Kependidikan 203.503.750,00 144.269.250,00 70,89
Program Pengembangan Kapasitas Daya Saing
3 29.429.055.210,00 28.978.678.395,00 98,47
Keolahragaan
Program Pengembangan Kapasitas Daya Saing
4 2.388.196.895,00 2.107.399.590,00 88,24
Kepemudaan
5 Program Pengembangan Kapasitas Kepramukaan 946.859.872,00 944.509.525,00 99,75
Program Pemenuhan Upaya Kesehatan
6 132.268.637.215,00 115.272.080.386,79 87,15
Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
7 6.226.748.203,00 5.795.683.898,00 93,08
Manusia Kesehatan
Program Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan
8 847.630.915,00 718.542.316,20 84,77
Makanan Minuman
Program Pemberdayaan Masyarakat Bidang
9 1.748.676.230,00 1.672.450.583,40 95,64
Kesehatan
Jumlah 512.266.469.477,99 478.110.836.177,36 93,33

Realisasi anggaran yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut sebesar Rp478.110.836.177,36
dari alokasi anggaran sebesar Rp512.266.469.477,99 atau 93,33%. Realisasi anggaran sebesar
93,33% lebih rendah dibandingkan dengan capaian kinerja tujuan sebesar 100,08%, menunjukkan
penggunaan sumber daya yang efisien dalam mencapai tujuan tersebut.

Faktor yang memengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan 3:


1. Terlaksananya kebijakan peningkatan usia harapan hidup, harapan lama sekolah dan rata-
rata lama sekolah, serta standar hidup layak.
2. Terlaksananya kebijakan penyediaan infrastruktur dan layanan kesehatan dasar yang murah,
berkualitas, dan mudah diakses oleh seluruh lapisan penduduk.
3. Terlaksananya kebijakan penyediaan infrastruktur pendidikan tingkat menengah dan tinggi
yang cukup representatif, berkualitas dan mudah diakses oleh seluruh lapisan penduduk.
4. Terlaksananya kebijakan kemudahan berusaha bagi masyarakat, sehingga meningkatkan
level kesejahteraan penduduk.
5. Peningkatan daya beli penduduk Kabupaten Sleman yang relatif lebih tinggi dibanding angka
nasional maupun Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.

120
Sasaran 2
Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat

Indikator Kinerja Angka Harapan Hidup


Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran 2 “Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat”
dengan 1 (satu) indikator kinerja mencapai 100,20%, sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.2.14.
berikut:
Tabel 3. 2. 14. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 2 tahun 2022

Tahun 2022
Indikator Kinerja Sasaran Satuan
Target Realisasi Capaian (%)
Angka Harapan Hidup (AHH) tahun 74,85 75,00 100,20
Sumber Data: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman

Tingkat kemajuan indikator angka harapan hidup sebesar 100,09% bila dibandingkan dengan target
tahun terakhir target jangka menengah (RPJMD), sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.2.15.
berikut:
Tabel 3. 2. 15. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 1 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026

Realisasi Tingkat Target Jangka


Indikator Kinerja Sasaran Satuan
2021 2022 Kemajuan % Menengah
Angka Harapan Hidup (AHH) tahun 74,92 75,00 100,09 74,93
Sumber Data: Badan Pusat Statistik kabupaten Sleman

Target dan realisasi indikator kinerja sasaran per tahun sejak 2020 disajikan dalam grafik 3.2.6.
berikut ini:
Grafik 3. 2. 6. Angka Harapan Hidup

TREN ANGKA HARAPAN HIDUP

75.00
74.81 74.92

74.80 74.83 74.85

2020 2021 2022


Target Realisasi
Sumber Data: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman, 2022.

Angka Harapan Hidup (AHH) adalah perkiraan rata-rata tambahan umur seseorang yang
diharapkan dapat terus hidup. Indikator AHH di Kabupaten Sleman dari target sebesar 74,85 tahun
terealisasi sebesar 75,00 tahun sehingga tingkat capaian kinerja indikator AHH adalah sebesar
100,20%. Adanya peningkatan Angka Harapan Hidup Penduduk Kabupaten Sleman sebesar 0,08
tahun dari 74,92 tahun pada 2021 menjadi 75,00 tahun pada 2022.

121
Realisasi Angka Harapan Hidup Kabupaten Sleman 2022 lebih tinggi bila dibandingkan dengan
angka Nasional tetapi lebih rendah dari realisasi Pemda DIY, perbandingan kinerja per tahun sejak
2020 terhadap capaian kinerja Nasional dan Pemda DIY disajikan dalam grafik 3.2.7. berikut ini:
Grafik 3. 2. 7. Perbandingan Angka Harapan Hidup dengan Capaian Nasional dan Pemda DIY

PERBANDINGAN ANGKA HARAPAN HIDUP


74.99 75.04 75.08
75.5
75
74.5 74.92 75.00
74.81
74
73.5
73
72.5 71.85
72 71.47 71.57
71.5
71
2020 2021 2022
Sleman DIY Nasional

Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman, 2022.

Program dan anggaran yang mendukung capaian sasaran 3 “Meningkatnya Kualitas Kesehatan
Masyarakat” sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.2.16. berikut:

Tabel 3. 2. 16. Program dan Anggaran Sasaran 2

No Program Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Capaian


Program Pemenuhan Upaya Kesehatan
1 132.268.637.215,00 115.272.080.386,79 87,15
Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
2 6.226.748.203,00 5.795.683.898,00 93,08
Manusia Kesehatan
Program Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan
3 847.630.915,00 718.542.316,20 84,77
Makanan Minuman
Program Pemberdayaan Masyarakat Bidang
4 1.748.676.230,00 1.672.450.583,40 95,64
Kesehatan

Jumlah 141.091.692.563,00 123.458.757.184,39 87,50

Realisasi anggaran yang digunakan untuk mencapai sasaran tersebut sebesar


Rp123.458.757.184,39 dari alokasi anggaran sebesar Rp141.091.692.563,00 atau 87,50%.
Realisasi anggaran sebesar 87,50% lebih rendah dibandingkan dengan capaian kinerja sasaran
sebesar 100,20%, menunjukkan penggunaan sumber daya yang efisien dalam mencapai sasaran
tersebut.

122
Gambar 3. 2. 14. Penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Berkelanjutan Tahun 2022

Faktor yang memengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran 2:


1. Terlaksananya regulasi yang menjadi dasar hukum pelaksanaan dan pencapaian indikator
rerata kinerja pelayanan kesehatan ibu, bayi dan balita)
a. Peraturan Bupati Sleman Nomor 22.1 Tahun 2021 tentang Percepatan
Penanggulangan Stunting Terintegrasi
b. Peraturan Bupati Sleman Nomor 15 Tahun 2021 tentang Penggunaan Buku Kesehatan
Ibu dan Anak dan aplikasi sistem managemen kesehatan ibu dan anak sembada dalam
pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan kesehatan ibu dan anak
2. Regulasi yang mempengaruhi pelaksanaan dan pencapaian indikator Akreditasi Puskesmas
dan Rumah Sakit antara lain:
a. Peraturan Bupati Sleman Nomor 1.4 Tahun 2017 tentang Sistem Penanggulangan
Gawat Darurat Medis Terpadu Sleman Emergency Services;
b. Peraturan Bupati Sleman Nomor 4.2 Tahun 2020 tentang Standar Pelayanan Minimal
Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Kesehatan.
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2022 tentang
Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit
Transfusi Darah, Tempat Praktek Mandiri Dokter dan Tempat Praktek Mandiri Dokter
Gigi.
3. Regulasi yang mempengaruhi pelaksanaan dan pencapaian indikator Persentase rumah
tangga yang menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) antara lain:
a. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan
Keolahragaan;

123
b. Peraturan Bupati Sleman Nomor 42 Tahun 2012 tentang Kawasan Tanpa Rokok;
c. Peraturan Bupati Sleman Nomor 38 Tahun 2015 tentang Inisiasi Menyusu Dini dan
Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif;
d. Peraturan Bupati Sleman Nomor 22.1 Tahun 2021 tentang Percepatan
Penanggulangan Stunting Terintegrasi;
e. Peraturan Bupati Sleman Nomor No.4 Tahun 2020 tentang Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat;
f. Peraturan Bupati Sleman Nomor 37.1 Tahun 2020 tanggal 18 Agustus 2020 tentang
Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan sebagai Upaya
Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);
g. Keputusan Bupati Sleman Nomor 6.9/KEP.KDH/A/2018 tentang Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat Tahun 2018 – 2020;
h. Keputusan Bupati Sleman Nomor 46.3/KEP KDH/A/2019 tentang Satuan Tugas
Kawasan Tanpa Rokok;
i. Instruksi Bupati Sleman Nomor 440/001/2018 tentang Bebas Iklan Rokok pada
Kawasan Tanpa Rokok;
j. Instruksi Bupati Sleman Nomor 35 Tahun 2021 tentang Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat;
k. Surat Edaran Bupati Sleman Nomor 002 Tahun 2022 tentang Pembudayaan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat;
l. Surat Edaran Bupati Nomor 076 Tahun 2022 tentang Gerakan Keluarga Sehat Bebas
Asap Rokok (GASBRO); dan
m. Peraturan di tingkat kalurahan tentang Kawasan Tanpa Rokok.
4. Tersedianya anggaran, sarana kesehatan yang memadai dan sumber daya yang berkualitas.
Gambar 3. 2. 15. Pembangunan IPAL di Labkesda Sleman dan Renovasi Puskesmas Ngemplak I

5. Pemberdayaan masyarakat menuju kemandirian masyarakat di bidang Kesehatan.

124
6. Adanya 10 (sepuluh) Puskesmas Rawat Inap yang mampu memberikan Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Dasar (PONED).
Gambar 3. 2. 16. Pembangunan Puskesmas Mampu Poned Godean I

7. Penerapan akreditasi di fasilitas pelayanan kesehatan.


8. Penerapan PPK BLUD di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah.
9. Terlaksananya kebijakan Sleman Smart City secara kolaboratif dengan lintas Perangkat
Daerah, sebagai berikut:
a. Smart Living
Dalam rangka mendukung smart living sebagai salah satu elemen dari smart city,
Kabupaten Sleman meluncurkan Candak Mas Covid yang berkomitmen melacak kasus
dengan cepat maksimal 1 x 24 jam dengan harapan tindak lanjut penanganan
dilaksanakan dengan tepat dan sesuai prosedur sehingga dapat mengendalikan
penyebaran Covid-19.
Upaya ini bertujuan mengalokasikan sumber daya secara efektif guna edukasi,
penelusuran dan manajemen kasus melalui Tim Gerak Cepat, manajemen data,
pemenuhan logistik, hingga penanganan jenazah Covid-19. Berbagai langkah yang
telah dilakukan meliputi:
1) Surveilans, aktif mencari informasi menemukan dan obati Covid-19;
2) Pelayanan medis dengan menyediakan fasilitas kesehatan primer sebanyak 25
Puskesmas dan 12 RS dengan Keputusan Gubernur DIY, 13 RS rujukan antara
dengan Keputusan Bupati Sleman, ditambah Fasilitas Kesehatan Darurat
Tingkat Pertama Covid-19 di Asrama Haji Sleman;
3) Pengelolaan pembiayaan kesehatan yang diakibatkan Covid-19 yang tidak
ditanggung oleh Pemerintah Pusat;
4) Pengembangkan pula hotline Covid-19 (0878 1999 3434);
5) Upaya Promosi Kesehatan dengan memberdayakan 25 Puskesmas untuk
edukasi masyarakat, baik melalui penyuluhan langsung maupun tidak langsung.

125
Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi yang tepat dan reduksi stigma
masyarakat, percepatan penanganan Jenazah Covid-19 yang dikoordinir Dinas
kesehatan melalui Call center (081 359 111 600) sehingga menjadi lebih cepat dan
mereduksi stigma terhadap jenazah, dan dilaksanakannya pemberdayaan disinfeksi
mandiri pada masyarakat dan institusi.
Penanganan kasus yang tepat efektif dalam memutus rantai penyebaran Covid-19
yang tentunya tidak lepas dari keterlibatan semua unsur segala lapisan masyarakat ini
mendapat penghargaan dari Kemendagri dalam Lomba Inovasi Pemerintah.
b. Smart Health
Pengembangan sistem informasi kesehatan melalui Smart Health antara lain Sleman
Emergency Services. Berbagai inovasi pelayanan kesehatan baik yang
diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan, Puskesmas maupun rumah sakit, sebagai
berikut:
1) Mata Hati (Masyarakat Tangguh Sehat Jiwa);
2) Totalitas Besti (Tolong Tangani dan Fasilitasi Bumil dan Balita dari Resiko
Tinggi);
3) Zero TB Goes To Sleman (sebuah inisiatif penanggulangan TB yang
berlandaskan pada tiga elemen yaitu penemuan kasus secara aktif, pengobatan
yang efektif, dan pencegahan TB pada kontak serumah);
4) GASBRO (Keluarga Bebas Asap Rokok);
5) Si Wolly Nyaman: Ikhtiar Pengendalian DBD di Kabupaten Sleman;
6) Posyandu Satelit, Mendekatkan Layanan Dan Memperluas Jangkauan;
7) GARANSI (Gerakan Pengelolaan Hipertensi) Puskesmas Mlati II;
8) POSREM PANDAWA (Posyandu Remaja Pandai Menata Jiwa dan Raga)
Puskesmas Ngemplak I;
9) PAK TANI BASMI SUKET TEKI (Parikesit Tanggap Peduli Bersama Atasi
Hipertensi Siap Untuk Kelola Dan Pantau Tekanan Darah Terkini) Puskesmas
Kalasan;
10) GERDU CANTING EMAS (Gerakan Terpadu Cegah dan Atasi stunting di
periode Emas) Puskesmas Gamping II;
11) BEKAKAK (BErantas nyamuK Aedes Kita kelola sAmpah dan Kesehatan
lingkungan) di Wilayah Puskesmas Gamping I;
12) LAboratorium Ramah KomunitAS (LARAS) dalam Upaya Meningkatkan
Penemuan Kasus HIV;

126
13) Swabantu Luhur Jiwo (Pemenang People Choice Sosial Innovation tahun 2021);
14) Wis Marak Ati (wisuh nganggo sabun, maskeran, jarak’e dijaga, sing padha
ngati-ati);
15) Candak Mas Covid strategi percepatan penangan Covid-19 (Good Practices
Puskesmas Mlati II);
16) Gaya Puspaku Sebagai Upaya Penanggulangan Stunting Di Era Pandemi Covid-
19; dan
17) Inovasi Pelayanan Publik: Semak Bersemi Di Taman (Semangat Kami
Beradaptasi Saat Pandemi di Taman Bacaan) RSUD Sleman.
10. Terpenuhinya regulasi standar bangunan Puskesmas dan pemenuhan alokasi anggaran
kesehatan minimal 10% dari APBD.
11. Pemberdayaan kesehatan masyarakat yang tercermin melalui berbagai kegiatan UKBM
(Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat) yang mulai berjalan normal dengan
pelonggaran PPKM dalam kegiatan Penanaman TOGA, kegiatan Posyandu, dan lain
sebagainya.
Gambar 3. 2. 17. Kunjungan Tim Evaluasi Pengelolaan Posyandu Tingkat DIY Tahun 2022

12. Berbagai upaya peningkatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat mulai meningkat antara lain
aktivitas fisik dengan penyelenggaraan rangkaian lomba Sleman Bangkit, skrining kesehatan
melalui posbindu, dan UKBM lain.
13. Meningkatnya perubahan perilaku masyarakat dalam mendukung penerapan lima pilar
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan tersedianya sanitasi lingkungan yang baik,
hingga mendapat penghargaan STBM Berkelanjutan Tahun 2022.
14. Terlaksananya evaluasi oleh Kementerian Kesehatan terhadap upaya peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan di RSUD dan Puskesmas dengan hasil sebagai berikut:
a. RSUD:
RSUD Sleman dan RSUD Prambanan memperoleh akreditasi kategori “Paripurna”

127
b. Puskesmas:
1) 1 (satu) Puskesmas kategori “Paripurna”;
2) 14 (empat belas) Puskesmas kategori “Utama”; dan
3) 10 (sepuluh) Puskesmas kategori “Madya”.
15. Meningkatnya pelayanan kesehatan di rumah sakit, Puskesmas, dan fasilitas kesehatan
lainnya.
16. Terlaksananya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), kesehatan reproduksi, Gerakan
Masyarakat Cerdas Memilih Obat (Gema Cermat), gerakan rumah tangga tidak merokok, dan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta sosialisasi hidup sehat dengan olahraga.
17. Dukungan dari semua OPD untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
18. Kerja sama lintas program dan lintas sektor yang baik (Dinas Kesehatan bersama PKK,
Rumah Sakit, Klinik, BPS, Kecamatan dan Desa), dan meningkatnya jumlah fasilitas
kesehatan swasta (Rumah Sakit maupun Klinik serta BPS) yang telah rutin melaporkan hasil
pelayanannya.

128
Tujuan 4
Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi

Indikator Kinerja Pertumbuhan Ekonomi

Hasil pengukuran capaian kinerja tujuan 4 “Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi Daerah” dengan 1
(satu) indikator kinerja mencapai 138,81%, sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.2.17. berikut:
Tabel 3. 2. 17. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 4 tahun 2022

Tahun 2022
Indikator Kinerja Tujuan Satuan
Target Realisasi Capaian (%)

Pertumbuhan Ekonomi % 3,71 - 5,90 5,15 138,81


Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman

Tingkat kemajuan indikator kinerja Pertumbuhan Ekonomi sebesar 96,99% bila dibandingkan
dengan target tahun terakhir target jangka menengah (RPJMD), sebagaimana ditampilkan dalam
tabel 3.2.18. berikut:
Tabel 3. 2. 18. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 1 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026

Realisasi Tingkat Target Jangka


Indikator Kinerja Tujuan Satuan
2021 2022 Kemajuan % Menengah

Pertumbuhan Ekonomi % 5,61 5,15 96,99 5,31 - 5,98


Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman

Target dan realisasi indikator kinerja tujuan per tahun sejak 2020 disajikan dalam grafik 3.2.8.
berikut:
Grafik 3. 2. 8. Pertumbuhan Ekonomi

PERTUMBUHAN EKONOMI
5.55 5.61
5.15
3.71
2.11

2020 2021 2022


-4.05

Target Realisasi

Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman, 2022.

129
Angka realisasi Pertumbuhan Ekonomi pada tahun 2022 berdasarkan penghitungan Badan Pusat
Statistik sebesar 5,15%. Kondisi ini sedikit menurun dari tahun 2021 yang tumbuh 5,61 persen. Hal
ini terjadi diakibatkan terdapat enam sektor indikator Pertumbuhan Ekonomi yang mengalami
penurunan sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.2.19. berikut:
Tabel 3. 2. 19. Sektor pendukung pertumbuhan ekonomi yang mengalami penurunan

No Sektor 2021 2022 Penurunan


1. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6,52 3,23 3,29
2. Konstruksi 11,11 5,56 5,55
3. Informasi dan Komunikasi 15,92 3,85 12,07
4. Jasa Perusahaan 7,88 7,27 0,61
5. Jasa Pendidikan 5,36 1,42 3,94
6. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4,21 3,39 0,82

Pada sisi lain, pertumbuhan ekonomi dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten
Sleman tahun 2022 mengalami peningkatan pada sebelas sektor, sebagaimana ditampilkan dalam
tabel 3.2.20. berikut:
Tabel 3. 2. 20. Sektor pendukung pertumbuhan ekonomi yang mengalami peningkatan

No Sektor 2021 2022 Peningkatan


1. Pertanian, Kehutanan, Perikanan 1,31 5,86 4,55
2. Pertambangan dan Penggalian -5,32 1,65 6,97
3. Industri Pengolahan 1,02 1,56 0,54
4. Pengadaan Listrik dan Gas 2,26 6,81 4,55
5. Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1,14 5,24 4,1
6. Transportasi dan Pergudangan -7,50 13,30 20,8
7. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 8,06 12,01 3,95
8. Jasa Keuangan 1,88 5,81 3,93
9. Real Estat 0,90 2,77 1,87
10. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib -0,38 2,58 2,96
11. Jasa Lainnya 20,67 21,84 1,17

Dari data diatas, terlihat bahwa faktor terbesar yang memengaruhi penurunan pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Sleman adalah oleh sektor informasi dan komunikasi. Hal ini mendapatkan
pengaruh melandainya pandemi Covid-19, penggunaan informasi dan komunikasi pada
perkantoran, bisnis, dan lembaga pendidikan turut mengalami penurunan.

Selanjutnya, faktor terbesar yang memengaruhi peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten


Sleman adalah sektor transportasi dan sektor pergudangan. Hal ini juga mendapatkan pengaruh
melandainya pandemi Covid-19, mobilitas penduduk dan barang yang saat PPKM terhambat, pada
tahun 2022 mulai menggeliat. Perkantoran, bisnis, dan lembaga pendidikan sudah melaksanakan
aktivitas sebagaimana sedia kala, sehingga sektor transportasi dan pergudangan ini mengalami
lonjakan yang cukup signifikan.

130
Gambar 3. 2. 18. Diagram PDRB Kabupaten Sleman

Jasa Kesehatan
dan Kegiatan PDRB KABUPATEN SLEMAN
Sosial, 3.39 Pertanian, Industri
Kehutanan, Pertambangan dan Pengolahan,
Jasa Pendidikan,
Perikanan, 5.86 Penggalian, 1.65 1.56
1.42
Pengadaan Listrik
Informasi dan Jasa dan Gas, 6.81
Komunikasi, 3.85 Perusahaan,
7.27 Perdagangan
Besar dan
Konstruksi, 5.56 Eceran,
Pengadaan Reparasi
Air, Mobil dan
Pengelolaan Sepeda
Sampah, Motor, 5.24
Limbah dan Transportasi dan
Daur Ulang, Pergudangan,
3.23 13.3
Jasa Lainnya,
21.84
Penyediaan
Akomodasi dan
Makan Minum,
12.01
Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan, dan
Jaminan Sosial Real Estat, 2.77 Jasa Keuangan,
Wajib, 2.58 5.81

Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman

Realisasi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sleman 2022 bila dibandingkan dengan capaian
Nasional lebih rendah, namun demikian capaian ini sama dengan capaian Pemda DIY,
perbandingan kinerja per tahun sejak 2020 terhadap capaian kinerja Nasional dan Pemda DIY
disajikan dalam grafik 3.2.9. berikut ini:
Grafik 3. 2. 9. Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi dengan Capaian Nasional dan Pemda DIY

PERBANDINGAN PERTUMBUHAN EKONOMI

5.61 5.15
5.15
5.58 5.3
3.7

-2.1 2020 2021 2022


-2.67
-4.05

Sleman DIY Nasional

Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman, 2022.

131
Program dan anggaran Tujuan 4 yang mendukung capaian “Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi”
sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.2.21. berikut:
Tabel 3. 2. 21. Program dan Anggaran Tujuan 4

No Program Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Capaian (%)


Program Pengelolaan Sumber Daya Ekonomi
1 49.883.510,00 49.719.245,00 99,67
Untuk Kedaulatan dan Kemandirian Pangan
Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan
2 4.738.287.755,00 4.663.066.871,90 98,41
Pangan Masyarakat
3 Program Penanganan Kerawanan Pangan 66.298.750,00 66.126.675,00 99,74
4 Program Pengawasan Keamanan Pangan 23.669.420,00 23.663.042,00 99,97
5 Program Pengelolaan Perikanan Tangkap 160.000.000,00 158.233.800,00 98,90
6 Program Pengelolaan Perikanan Budidaya 2.991.565.000,00 2.860.811.437,20 95,63
Program Pengolahan dan Pemasaran Hasil
7 1.181.942.000,00 1.110.679.263,00 93,97
Perikanan
Program Penyediaan dan Pengembangan Sarana
8 8.376.194.410,00 8.216.994.327,90 98,10
Pertanian
Program Penyediaan dan Pengembangan
9 5.377.155.902,00 5.115.789.162,13 95,14
Prasarana Pertanian
Program Pengendalian Kesehatan Hewan dan
10 3.276.363.600,00 3.236.124.081,00 98,77
Kesehatan Masyarakat Veteriner
Program Pengendalian dan Penanggulangan
11 798.116.045,00 770.568.944,00 96,55
Bencana Pertanian
12 Program Penyuluhan Pertanian 6.908.346.100,00 6.412.800.382,12 92,83
13 Program Perencanaan dan Pembangunan Industri 9.898.002.047,00 8.964.707.310,70 90,57
Program Pengendalian Izin Usaha Industri
14 7.122.500,00 7.008.600,00 98,40
Kabupaten/Kota
Program Pengelolaan Sistem Informasi Industri
15 90.000.000,00 89.850.200,00 99,83
Nasional
16 Program Perizinan dan Pendaftaran Perusahaan 398.178.311,00 395.083.220,00 99,22
17 Program Pengembangan Ekspor 559.224.433,00 558.538.035,00 99,88
Program Standardisasi dan Perlindungan
18 545.819.963,00 545.257.783,00 99,90
Konsumen
Program Penggunaan dan Pemasaran Produk
19 2.175.393.428,00 2.153.826.649,00 99,01
Dalam Negeri
Program Peningkatan Sarana Distribusi
20 8.055.528.804,00 7.468.166.017,00 92,71
Perdagangan
Program Stabilisasi Harga Barang Kebutuhan
21 895.210.946,00 890.633.838,00 99,49
Pokok dan Barang Penting
Program Peningkatan Daya Tarik Destinasi
22 2.994.683.932,00 2.983.859.526,20 99,64
Pariwisata
23 Program Pemasaran Pariwisata 5.412.543.684,00 4.911.591.823,00 90,74
24 Program Pengembangan Iklim Penanaman Modal 258.050.214,00 257.842.159,00 99,92
25 Program Promosi Penanaman Modal 540.405.207,00 535.562.544,00 99,10
26 Program Pelayanan Penanaman Modal 1.223.754.357,00 1.190.100.091,00 97,25
Program Pengendalian Pelaksanaan Penanaman
27 714.038.100,00 709.991.814,00 99,43
Modal
Program Pengelolaan Data dan Sistem Informasi
28 247.605.600,00 244.187.856,00 98,62
Penanaman Modal
Jumlah 67.963.384.018,00 64.590.784.697,15 95,04

132
Realisasi anggaran untuk mencapai tujuan tersebut sebesar Rp64.590.784.697,15 dari alokasi
anggaran sebesar Rp67.963.384.018,00 atau 95,04%. Realisasi anggaran sebesar 95,04% lebih
rendah dibandingkan dengan capaian kinerja tujuan sebesar 138,81%, menunjukkan penggunaan
sumber daya yang efisien dalam mencapai tujuan tersebut.

Faktor yang memengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan 4:


1. Pemulihan kondisi seiring melandainya pandemi Covid-19 yang didukung dengan kebijakan
pelonggaran aktivitas (termasuk dengan dicabutnya PPKM-Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat):
a. Pada sektor transportasi dan pergudangan menunjukkan aktivitas meningkat secara
baik.
b. Meningkatnya aktivitas pertambangan dan penggalian sebagai akibat pelonggaran
aktivitas dan tersedianya sumber daya alam sektor pertambangan dan penggalian.
c. Meningkatnya kebutuhan akomodasi makan minum, sebagai efek positif pembukaan
kembali destinasi wisata.
d. Kebijakan pelonggaran aktivitas pada sektor transportasi memberikan efek positif pada
perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor.
2. Meningkatnya hasil pertanian dan perikanan sebagai efek positif program peningkatan
pertanian dan perikanan.

Gambar 3. 2. 19. Bupati Sleman Hadiri Panen Raya

Sumber: https://pertanian.slemankab.go.id/core/bupati-sleman-hadiri-panen-raya-padi-sembada-merah/

133
Tujuan 5
Menurunnya Ketimpangan Pendapatan

Indikator Kinerja Indeks Gini

Hasil pengukuran capaian kinerja tujuan 5 “Menurunnya Ketimpangan Pendapatan” dengan 1 (satu)
indikator kinerja mencapai 102,56%, sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.2.22. berikut:
Tabel 3. 2. 22. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 5 tahun 2022

Tahun 2022
Indikator Kinerja Tujuan Satuan
Target Realisasi Capaian (%)
Indeks Gini indeks 0,429 0,418 102,56
Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman, 2022.

Tingkat kemajuan indikator kinerja pertumbuhan ekonomi sebesar 101,65% bila dibandingkan
dengan target tahun terakhir target jangka menengah (RPJMD), sebagaimana ditampilkan dalam
tabel 3.2.23. berikut:
Tabel 3. 2. 23. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 5 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026

Realisasi Tingkat Target Jangka


Indikator Kinerja Tujuan Satuan
2021 2022 Kemajuan % Menengah

Indeks Gini indeks 0,425 0,418 101,65 0,425


Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman, 2022.

Target dan realisasi indikator kinerja tujuan per tahun sejak 2020 disajikan dalam grafik 3.2.10.
berikut:
Grafik 3. 2. 10. Indeks Gini

Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman

134
Indeks Gini merupakan tolok ukur untuk menghitung tingkat pemerataan pendapatan dengan kriteria
G<0,30 berarti ketimpangan rendah; 0,30≤G≤0,50 berarti ketimpangan sedang/moderat dan G>0,50
berarti ketimpangan tinggi. Nilai Indeks Gini berkisar 0 hingga 1. Jika mendekati 1 maka
ketimpangan pendapatan penduduk makin lebar. Jika mendekati 0, maka distribusi pendapatan
makin merata. Realisasi Indeks Gini tersebut menunjukkan tingkat pemerataan pendapatan
masyarakat Kabupaten Sleman berada pada kriteria ketimpangan sedang/moderat.

Angka realisasi Indeks Gini atau Gini Ratio 2022 yang dipublikasi oleh Badan Pusat Statistik
sebesar 0,418 dari target tahun 2022 sebesar 0,429 sehingga capaiannya adalah sebesar 102,56%.
Realisasi Indeks Gini tersebut mengalami peningkatan sebesar 0,007 poin dibanding dengan Indeks
Gini tahun 2021 sebesar 0,425. Hal ini menunjukkan menurunnya ketimpangan pendapatan
penduduk di Kabupaten Sleman.

Capaian ini lebih baik 0,0021 poin dibandingkan capaian Indeks Gini DIY sebesar 0,439, namun
penurunan ketimpangan pendapatan penduduk di Kabupaten Sleman ini masih lebih rendah 0,037
poin dibandingkan dengan Indeks Gini Nasional sebesar 0,381 pada September 2022.

Realisasi indikator kinerja tujuan per tahun sejak 2020 terhadap kinerja nasional dan Pemda DIY
disajikan dalam grafik 3.2.11. berikut ini:

Grafik 3. 2. 11. Perbandingan Indeks Gini dengan Capaian Nasional dan Pemda DIY

PERBANDINGAN INDEKS GINI

0.441
0.434 0.439

0.425
0.420
0.418

0.385
0.381 0.381

2020 2021 2022


Sleman DIY Nasional

Sumber Data : Badan Pusat Statistik 2022.

135
Program dan anggaran yang mendukung capaian Tujuan “Menurunnya Ketimpangan Pendapatan”
ditampilkan dalam Tabel 3.2.24. berikut:
Tabel 3. 2. 24. Program dan Anggaran Tujuan 5

No Program Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Capaian (%)

1 Program Pemberdayaan Sosial 1.881.022.291,00 1.841.588.139,80 97,90


2 Program Rehabilitasi Sosial 13.897.747.580,00 9.482.207.204,60 68,23
3 Program Perlindungan dan Jaminan Sosial 8.701.607.189,00 8.426.264.077,60 96,84
4 Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi 685.304.900,00 569.284.279,00 83,07
5 Program Pelayanan Izin Usaha Simpan Pinjam 29.400.000,00 20.514.135,00 69,78
6 Program Pengawasan dan Pemeriksaan Koperasi 20.949.564,00 20.272.050,00 96,77
7 Program Penilaian Kesehatan KSP/USP Koperasi 157.371.756,00 131.833.955,00 83,77
8 Program Pendidikan dan Latihan Perkoperasian 855.323.890,00 762.205.046,00 89,11
Program Pemberdayaan dan Perlindungan
9 393.668.212,00 365.453.110,00 92,83
Koperasi
10 Program Pemberdayaan UMKM 4.073.057.464,00 3.542.802.051,20 86,98
11 Program Pengembangan UMKM 1.160.065.297,00 1.109.261.348,00 95,62
Jumlah 31.855.518.143,00 26.271.685.396,20 82,47

Realisasi anggaran untuk mencapai tujuan tersebut Rp26.271.685.396,20 dari alokasi anggaran
sebesar Rp31.855.518.143,00 atau 82,47%. Realisasi anggaran sebesar 82,47% lebih rendah
dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 102,56%, menunjukkan penggunaan sumber daya
yang efisien dalam mencapai tujuan tersebut.

Faktor yang memengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan 5:


1. Pemulihan kondisi seiring melandainya pandemi Covid-19 yang didukung dengan pelonggaran
aktivitas (termasuk dengan dicabutnya PPKM-Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat) memberikan dampak positif pada penghasilan masyarakat.
2. Persentase kelompok rentan miskin mengalami penurunan sebagai akibat terbukanya
lapangan pekerjaan baru di sektor informal.
3. Kenaikan tingkat investasi yang mengakibatkan multiplier effect terhadap usaha mikro kecil dan
menengah yang bermitra usaha dengan pelaku usaha besar.
4. Kegiatan perkantoran, bisnis, dan lembaga pendidikan telah kembali berjalan dengan normal
yang mengakibatkan sektor usaha informal kembali menjalankan usahanya.
5. Meningkatnya kebutuhan akomodasi makan minum, sebagai efek positif pembukaan kembali
destinasi wisata.

136
Sasaran 3
Menurunnya Kemiskinan

Indikator Kinerja Persentase Penduduk Miskin dan Persentase Keluarga


Miskin

Hasil Pengukuran capaian kinerja sasaran “Menurunnya Kemiskinan” dengan 2 (dua) indikator
kinerja mencapai 99,55%, sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.2.25. berikut:
Tabel 3. 2. 25. Realisasi Indikator Kinerja Sasaran 3

Tahun 2022
No Indikator Kinerja Sasaran Satuan
Target Realisasi Capaian (%)
1 Persentase Penduduk Miskin % 6,85 - 7,58 7,74* 97,89
2 Persentase Keluarga Miskin % 8,25 8,15** 101,21
Rata-rata capaian 99,55
Sumber Data: *Survei SUSENAS, Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman:2022
**Dinas Sosial Kabupaten Sleman:2022

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Sleman
tahun 2022 sebesar 7,74%, turun 0,90% dibandingkan angka tahun 2021 sebesar 8,64%.
Berdasarkan data Dinas Sosial, Persentase Keluarga Miskin tahun 2022 sebesar 8,15%, turun
0,95% dari tahun 2021 sebesar 9,10%.

Tingkat kemajuan indikator kinerja persentase penduduk miskin sebesar 86,68%, dan tingkat
kemajuan indikator kinerja persentase keluarga miskin sebesar 91,33%, bila dibandingkan dengan
target tahun terakhir target jangka menengah (RPJMD), sebagaimana ditampilkan dalam tabel
3.2.26. berikut:
Tabel 3. 2. 26. Realisasi Indikator Kinerja Sasaran 3 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026

Realisasi Tingkat Target Jangka


No Indikator Kinerja Sasaran Satuan
2021 2022 Kemajuan % Menengah
1 Persentase Penduduk Miskin indeks 8,64 7,74 86,68 6,77 - 6,83
2 Persentase Keluarga Miskin indeks 9,10 8,15 91,33 7,50

Target dan realisasi kedua indikator kinerja per tahun sejak 2020 disajikan dalam grafik 3.2.12. dan
grafik 3.2.13. sebagai berikut:
1. Berdasarkan data profil kemiskinan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Maret
2022, penduduk miskin di Kabupaten Sleman tahun 2022 sebanyak 98,92 ribu orang, kondisi
tersebut menunjukkan adanya penurunan jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sleman
sebanyak 10,01 ribu orang atau turun 9,19% dari jumlah penduduk miskin tahun 2021
sebanyak 108,93 ribu orang, sebagaimana disajikan dalam grafik 3.2.12. berikut:

137
Grafik 3. 2. 12. Persentase Penduduk Miskin

PERSENTASE PENDUDUK MISKIN


8.64
8.12
7.58
7.91 7.83 7.74

2020 2021 2022


Target Realisasi

Sumber Data: Survei SUSENAS, Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman:2022

2. Persentase Keluarga Miskin tahun 2022 sebesar 8,15%. Penghitungan Persentase Keluarga
Miskin yakni dengan menghitung jumlah Kepala Keluarga (KK) miskin (sebanyak 30.808 KK)
dibagi dengan jumlah keseluruhan KK se-Kabupaten Sleman (sebanyak 377.909 KK). Data
KK miskin bersumber dari Dinas Sosial, dan data KK bersumber dari Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil, sebagaimana disajikan dalam grafik 3.2.13. dan tabel 3.2.27 berikut:
Grafik 3. 2. 13. Persentase Keluarga Miskin

PERSENTASE KELUARGA MISKIN

9.10
8.79

8.25
8.50 8.50
8.15

2020 2021 2022

Target Realisasi

Sumber Data: Dinas Sosial Kabupaten Sleman tahun 2022.

Tabel 3. 2. 27. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Tahun 2020 – 2022

Tahun Jumlah Penduduk Miskin (ribu orang) Persentase Penduduk Miskin (%)
2020 99,78 8,12
2021 108,93 8,64
2022 98,92 7,74

138
Realisasi kinerja Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Sleman lebih rendah bila dibandingkan
capaian Nasional dan Pemda DIY, perbandingan kinerja per tahun sejak 2020 terhadap capaian
kinerja nasional dan Pemda DIY disajikan dalam grafik 3.2.14. berikut ini:
Grafik 3. 2. 14. Perbandingan Persentase Penduduk Miskin dengan Capaian Nasional dan Pemda DIY

PERBANDINGAN PERSENTASE
PENDUDUK MISKIN

12.8
12.28

11.34

9.78 9.71 9.54

8.64
8.12
7.74

2020 2021 2022

Sleman DIY Nasional

Sumber Data: Badan Pusat Statistik,2022.

Strategi yang telah dilakukan dalam mengurangi angka kemiskinan:


1. mempercepat penanggulangan kemiskinan dengan arah kebijakan pemenuhan pelindungan
sosial dan jaminan sosial bagi masyarakat miskin;
2. peningkatan akses usaha dan pemberdayaan bagi masyarakat miskin;
3. membangun sinergi antara akademisi, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan
swasta (CSR/TJSP) dalam program pengentasan kemiskinan.
Gambar 3. 2. 20. Kolaborasi lintas Perangkat Daerah dalam Penanggulangan Kemiskinan

139
Program dan anggaran yang mendukung capaian Sasaran 3 “Menurunnya Kemiskinan” ditampilkan
dalam Tabel 3.2.28. sebagai berikut:
Tabel 3. 2. 28. Program dan Anggaran Sasaran 3

No Program Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Capaian

1. Program Pemberdayaan Sosial 1.881.022.291,00 1.841.588.139,80 97,90

2. Program Rehabilitasi Sosial 13.897.747.580,00 9.482.207.204,60 68,23

3. Program Perlindungan dan Jaminan Sosial 8.701.607.189,00 8.426.264.077,60 96,84

4. Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi 685.304.900,00 569.284.279,00 83,07

Jumlah 25.165.681.960,00 20.319.343.701,00 80,74

Realisasi anggaran untuk mencapai tujuan tersebut Rp20.319.343.701,00 dari alokasi anggaran
sebesar Rp25.165.681.960,00 atau 80,74%. Realisasi anggaran sebesar 80,74% lebih rendah
dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 99,55%, menunjukkan penggunaan sumber daya
yang tidak efisien dalam mencapai tujuan tersebut.

Faktor yang memengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran 3:


1. Optimalisasi pelaksanaan Musyawarah Padukuhan dan Musyawarah Kalurahan.
Pemutakhiran data kemiskinan di Kabupaten Sleman dilaksanakan melalui mekanisme
musyawarah yang melibatkan partisipasi masyarakat. Musyawarah diawali pada tingkat
padukuhan, dan dilanjutkan pada tingkat kalurahan. Hasil pemutakhiran data pada setiap
tingkatan menghasilkan usulan data yang baru sehingga diperlukan penghapusan, dan
perbaikan indikator akan diverifikasi dan divalidasi di lapangan oleh petugas. Hasil verifikasi
dan validasi di lapangan diinput dan diolah dalam sistem penanggulangan kemiskinan
(SIMNANGKIS) Kabupaten Sleman. Hasil olah data diusulkan kepada Kementerian Sosial
melalui Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial Next Generation (SIKS-NG), untuk
pemutakhiran data kemiskinan.
2. Berkembangnya kerja sama antara pemerintah dengan Perguruan Tinggi. Salah satu bentuk
nyata hasil kerja sama dengan dunia akademisi yakni inisiasi program beasiswa kuliah
Sleman Pintar dengan Universitas Amikom Yogyakarta. Tujuannya yakni memperluas
kesempatan bagi siswa berprestasi dari keluarga miskin untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang vokasi. Pada tahun 2022, jumlah penerima beasiswa ini mencapai 120 mahasiswa.
Kerja sama melalui program beasiswa ini akan semakin diperluas melalui jejaring kerja sama
dengan perguruan tinggi lainnya di wilayah Kabupaten Sleman.

140
3. Adanya kolaborasi dan sinergi yang baik dengan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial
(PSKS) dalam penyelengaraan program penanggulangan kemiskinan. PSKS yang terlibat
aktif berkolaborasi antara lain: Tenaga Pendamping Sosial Kalurahan (TPSK) sebanyak 86
orang, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kapanewon (TKSK) sebanyak 17 orang, Wahana
Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKSBM) sebanyak 63 kelompok, Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) sebanyak 296 anggota, Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) sebanyak
53 unit, Karang Taruna sebanyak 1.290 anggota, Lembaga Konsultasi Kesejahteraan
Keluarga sebanyak 3 unit, Taruna Siaga Bencana (Tagana) sebanyak 112 anggota, dan
Satuan Bakti Pekerja Sosial sebanyak 4 anggota.
4. Tumbuhnya inovasi pelayanan publik. Beberapa inovasi pelayanan publik yang menyasar
masyarakat miskin, antara lain LASAMBA (Layanan Sambang Warga), NGANTAR PAIMAH
(Layanan Antar Warga Sampai Rumah), JPS (Jaring Pengaman Sosial) hingga SLRT (Sistem
Layanan dan Rujukan Terpadu) Sembada. Penyelenggaraan inovasi tersebut terbukti mampu
mempercepat penyelesaian permasalahan sosial dari masyarakat miskin. Komitmen
Pemerintah Kabupaten Sleman dalam berinovasi juga telah mendapat pengakuan
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dengan berhasilnya
inovasi LASAMBA menjadi bagian dari TOP 99 Inovasi Pelayanan Publik Tingkat Nasional
Tahun 2022. LASAMBA telah mendapatkan pengakuan sebagai pelayanan publik yang
inklusif dan berkeadilan bagi masyarakat miskin.
5. Optimalnya fungsi Rumah Penampungan Sementara (RPS) di Padukuhan Klidon,
Kapanewon Ngaglik. RPS telah beroperasional 24 jam sebagai tempat penanganan Pemerlu
Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) terutama Orang Terlantar, Anak Jalanan,
Gelandangan, Pengemis, dan Orang dengan Gangguan Jiwa. Keberadaan RPS sekaligus
berfungsi untuk memberikan perlindungan terhadap PPKS, dengan melaksanakan rehabilitasi
sosial agar tetap terpenuhi hak hidupnya dan mendapatkan pemenuhan kebutuhan dasar
maupun perlindungan serta kesejahteraan.
6. Lancarnya kegiatan bantuan sosial sebagai intervensi positif terhadap jumlah KK Miskin
melalui berbagai skema berupa pemberian bantuan uang, sembako, sandang, pangan,
maupun pengembangan usaha ekonomi produktif. Rincian Bantuan Sosial dengan anggaran
bersumber dari APBD Kabupaten Sleman, APBD DIY, dan APBN tahun 2022, sebagai
berikut:

141
a. Rincian Bantuan Sosial APBD Kabupaten Sleman, sebagaimana ditampilkan dalam
tabel 3.2.29. berikut:
Tabel 3. 2. 29. Rincian Bantuan Sosial dari APBD Kabupaten Sleman 2022

No Jenis Bantuan Anggaran (Rp) Penerima Bantuan

1 Bantuan Sosial Sembako Pengendalian 1.220.400.000,00 12.204 KPM x 1 Bulan x


Inflasi Daerah @Rp100.000,00

2 Jaring Pengaman Sosial (JPS) 13.562.621.383,00 7.728 Pemohon

3 Bantuan Sosial Permakanan bagi Anak 601.200.000,00 501 Orang x 12 Bulan x


Terlantar @Rp100.000,00

4 Bantuan Sosial Permakanan bagi Lanjut 2.656.800.000,00 2.214 Orang x 12 Bulan


Usia Terlantar x @Rp100.000,00

5 Bantuan Sosial Permakanan bagi 2.259.000.000,00 753 Orang x 12 Bulan x


Penyandang Disabilitas Berat @Rp250.000,00

6 Bantuan Sosial Permakanan Bagi anak 81.600.000,00 136 Orang x 3 Bulan x


yatim, piatu, dan yatim piatu yang orang @Rp200.000,00
tuanya meninggal karena COVID-19

7 Bantuan Sosial Permakanan bagi anak 97.200.000,00 162 Orang x 3 Bulan x


yatim, piatu, dan yatim piatu yang orang @Rp200.000,00
tuanya meninggal bukan karena COVID-19

8 Bantuan Sosial Sandang bagi Anak 150.300.000,00 501 Orang x 6 Bulan x


Terlantar @Rp50.000,00

9 Bantuan Sosial Sandang bagi Lanjut Usia 664.200.000,00 2.214 Orang x 6 Bulan
Terlantar x @Rp50.000,00

10 Bantuan Sosial Sandang bagi Penyandang 451.800.000,00 753 Orang x 12 Bulan x


Disabilitas Berat @Rp50.000,00

11 Bantuan Sosial Sandang bagi anak yatim, 13.600.000,00 136 Orang x 1 Bulan x
piatu, dan yatim piatu yang orang tuanya @Rp100.000,00
meninggal karena COVID-19

12 Bantuan Sosial Sandang bagi anak yatim, 16.200.000,00 162 Orang x 1 Bulan x
piatu, dan yatim piatu yang orang tuanya @Rp100.000,00
meninggal bukan karena COVID-19

13 Bantuan Sosial berupa Uang untuk Peserta 18.000.000,00 10 orang x 3 lokasi x


Pelatihan Usaha bagi @Rp600.000,00
Disabilitas/Keluarga/Pendamping

14 Bantuan Sosial berupa Barang untuk 262.761.330,00 13 Paket untuk 13


Peserta Pelatihan Usaha bagi Kelompok
Disabilitas/Keluarga/Pendamping

15 Bantuan Sosial Pengembangan Usaha 324.000.000,00 108 Orang x


Ekonomi Produktif bagi KPM PKH Graduasi @Rp3.000.000,00
tahun 2019

142
No Jenis Bantuan Anggaran (Rp) Penerima Bantuan

16 Bantuan Sosial Usaha Ekonomi Produktif 570.000.000,00 190 Orang x


bagi KPM PKH Graduasi tahun 2022 @Rp3.000.000,00

17 Bantuan Sosial Usaha Ekonomi Produktif 230.000.000,00 10 Kelompok x


bagi Kelompok Usaha Bersama (KUBE) @Rp23.000.000,00
Pengembangan

18 Bantuan Sosial Usaha Ekonomi Produktif 160.000.000,00 160 orang x


untuk Perempuan Rawan Sosial Ekonomi @Rp1.000.000,00
(PRSE)

19 Bantuan Sosial Pengembangan Kelompok 60.000.000,00 12 Kelompok x


Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE) @Rp5.000.000,00

20 Bantuan Hibah Stimulan Lembaga 247.500.000,00 33 Lembaga x


Kesejahteraan Sosial (LKS) @Rp7.500.000,00

21 Bantuan Sosial dalam rangka Bulan Bhakti 40.000.000,00 200 Orang x 1 paket x
Karang Taruna @Rp200.000,00

b. Rincian Bantuan Sosial APBD DIY, sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.2.30.
berikut:
Tabel 3. 2. 30. Rincian Bantuan Sosial dari APBD Pemda DIY 2022

No Jenis Bantuan Anggaran (Rp) Penerima Bantuan

Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Bagi 744 Orang x


1 446.400.000,00
Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) @Rp600.000,00

Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Usaha


2 Orang x
2 Ekonomi Produktif (UEP) PKH Graduasi 6.000.000,00
@Rp3.000.000,00
Pengembangan

Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Usaha


1 Kelompok x
3 Ekonomi Produktif (UEP) Pengembangan 20.000.000,00
@Rp20.000.000,00
Kelompok Usaha Bersama (KUBE)

c. Rincian Bantuan Sosial APBN, sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.2.31. berikut:
Tabel 3. 2. 31. Rincian Bantuan Sosial dari APBN 2022

No Jenis Bantuan Anggaran (Rp) Penerima Bantuan

1 Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) 199.677.662.337,00 82.135 KPM

2 Bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) 109.707.454.000,00 39.663 KPM

3 Bantuan Langsung Tunai Minyak Goreng 25.992.300.000,00 86.641 KPM

4 Bantuan Langsung Tunai BBM 52.404.600.000,00 85.465 KPM

143
Tujuan 6
Terwujudnya Ketahanan Daerah

Indikator Kinerja Indeks Ketahanan Keluarga

Hasil Pengukuran Kinerja tujuan 6 “Terwujudnya Ketahanan Daerah” dengan 1 (satu) indikator
kinerja mencapai 100,00%, sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.2.32. berikut:
Tabel 3. 2. 32. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 6 tahun 2022

Tahun 2022
Indikator Kinerja Tujuan Satuan
Target Realisasi Capaian (%)
Indeks Ketahanan Keluarga indeks 2,90 2,90 100,00
Sumber Data: DP3APPKB Kabupaten Sleman Tahun 2022

Tingkat kemajuan indikator kinerja Indeks Ketahanan Keluarga sebesar 87,88% bila dibandingkan
dengan target tahun terakhir target jangka menengah (RPJMD), sebagaimana ditampilkan dalam
tabel 3.2.33. berikut:
Tabel 3. 2. 33. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 6 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026

Realisasi Tingkat Target Jangka


Indikator Kinerja Tujuan Satuan
2021 2022 Kemajuan % Menengah

Indeks Ketahanan Keluarga indeks 2,80 2,90 87,88 3,30

Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 16 Tahun 2019 tentang Pembinaan Ketahanan dan
Kesejahteraan Keluarga, mengatur penghitungan Indeks Ketahanan Keluarga (IKK) menggunakan
rerata dua indikator, yaitu indikator Ketahanan Fisik Ekonomi dan indikator Sosial Psikologis.
Indikator Ketahanan Fisik Ekonomi menggunakan angka Keluarga dengan Kepemilikan Rumah
Sendiri (data dari Dinas PUPKP) dan angka Keluarga Miskin dan Rentan Miskin (data dari Dinas
Sosial). Sedangkan Indikator Sosial Psikologis menggunakan angka Perceraian (data dari Dinas
Dukcapil dan Pengadilan Agama), Anak Terlantar dan Lansia Terlantar (data dari Dinas Sosial).
Pada tahun 2022, hasil penghitungan indikator Ketahanan Fisik Ekonomi sebesar 3,3, sedangkan
indikator Sosial Psikologis sebesar 2,5, sehingga diperoleh angka capaian IKK sebesar 2,9.

Kategori Indeks Ketahanan Keluarga terdiri dari:


1. Kategori kurang: IKK = 1
2. Kategori sedang: IKK = 2
3. Kategori baik: IKK = 3
4. Kategori sangat baik: IKK = 4

144
Kondisi Kabupaten Sleman berada dalam kategori hampir menuju ke kategori baik jika dibandingkan
dengan capaian tahun sebelumnya sebesar 2,80, hal ini ditunjukkan dari angka indikator pendukung
pada angka lansia terlantar yang mengalami penurunan dari jumlah 7.446 orang pada tahun 2021
(dengan bobot 1) menjadi 6.991 orang pada tahun 2022 (bobot 2).

Program dan anggaran yang mendukung capaian Tujuan 6 “Terwujudnya Ketahanan Keluarga”
ditampilkan dalam Tabel 3.2.34. sebagai berikut:
Tabel 3. 2. 34. Program dan Anggaran Tujuan 6

No Program Anggaran Realisasi Capaian %


1 Program Pengendalian Penduduk 2.308.942.538,00 2.280.940.435,00 98,79
2 Program Pembinaan Keluarga Berencana (KB) 5.979.191.075,00 4.815.936.932,00 80,54
Program Pemberdayaan dan Peningkatan
3 5.362.324.755,00 2.947.753.843,00 54,97
Keluarga Sejahtera (KS)
Program Peningkatan Ketenteraman dan
4 2.890.188.329,00 2.606.884.400,00 90,20
Ketertiban Umum
Program Pencegahan, Penanggulangan,
5 Penyelamatan Kebakaran dan Penyelamatan 663.577.700,00 513.236.575,00 77,34
Non Kebakaran
Program Koordinasi Ketentraman dan Ketertiban
6 3.120.533.198,00 2.907.090.187,40 93,16
Umum
Program Penyelenggaraan Urusan
7 1.656.599.221,00 1.635.347.381,00 98,72
Pemerintahan Umum

Jumlah 21.981.356.816,00 17.707.189.753,40 80,56

Realisasi anggaran untuk mencapai tujuan tersebut sebesar Rp17.707.189.753,40 dari alokasi
anggaran sebesar Rp21.981.356.816,00 atau 80,56%. Realisasi anggaran sebesar 80,56% lebih
rendah dibandingkan dengan capaian kinerja tujuan sebesar 100,00%, menunjukkan penggunaan
sumber daya yang efisien dalam mencapai tujuan tersebut.

Gambar 3. 2. 21. Piagam Forum Anak Penerima Dafa Award Tahun 2022

145
Faktor yang memengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan 6:
2. Terlaksananya upaya mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui program Keluarga
Berencana, Generasi Berencana, Pendewasaan Usia Nikah, Pencegahan Pernikahan Dini
atau Kehamilan yang Tidak Dikehendaki.
3. Terlaksananya pembangunan keluarga melalui Pembinaan Ketahanan dan Kesejahteraan
Keluarga, dengan kegiatan pendukung antara lain:
a. Termanfaatkannya hasil pengadaan sarana kelompok kegiatan Ketahanan dan
Kesejahteraan Keluarga (Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Bina Keluarga
Lansia, Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera, Pusat Informasi
Konseling Remaja, Pemberdayaan Ekonomi Keluarga).
b. Terlaksananya Orientasi/Pelatihan Teknis Pelaksana/Kader Ketahanan dan
Kesejahteraan Keluarga .
c. Penyediaan Biaya Operasional bagi Kelompok Kegiatan Ketahanan dan Kesejahteraan
Keluarga (Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Bina Keluarga Lansia, Usaha
Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera, Pusat Informasi Konseling Remaja,
Pemberdayaan Ekonomi Keluarga).
d. Promosi dan Sosialisasi Kelompok Kegiatan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga
tersebut diselenggarakan melalui kegiatan ekspose pasar tani dan kegiatan orientasi
program Bangga Kencana ke Kader PPKBD, sub PPKBD, Kader Pemberdayaan
Ekonomi Keluarga (PEK).

Gambar 3. 2. 22. Penghargaan Kabupaten Layak Anak (KLA) tahun 2022 kategori Utama dari Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA)

146
Tujuan 7
Menguatkan Sikap Saling Menghargai di Lingkungan Masyarakat dan Keluarga Yang Sadar
Gender

Indikator Kinerja Indeks Pembangunan Gender

Hasil Pengukuran Kinerja tujuan 7 “Terwujudnya Ketahanan Daerah” dengan 1 (satu) indikator
kinerja mencapai 100,17%, sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.2.25. berikut:
Tabel 3. 2. 35. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 7 tahun 2022

Tahun 2022
Indikator Kinerja Tujuan Satuan
Target Realisasi Capaian (%)
Indeks Pembangunan Gender indeks 96,2 96,36 100,17
Sumber Data : Badan Pusat Statistik, 2022.

Tingkat kemajuan indikator kinerja Indeks Pembangunan Gender sebesar 100,12% bila
dibandingkan dengan target tahun terakhir target jangka menengah (RPJMD), sebagaimana
ditampilkan dalam tabel 3.2.26. berikut:
Tabel 3. 2. 36. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 7 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026

Realisasi Tingkat Target Jangka


Indikator Kinerja Tujuan Satuan
2021 2022 Kemajuan % Menengah
Indeks Pembangunan Gender indeks 96,25 96,36 100,12 96,24
Sumber Data : Badan Pusat Statistik, 2022.

Target dan realisasi indikator kinerja tujuan per tahun sejak 2020 terhadap target kinerja disajikan
dalam grafik 3.2.15. berikut ini:
Grafik 3. 2. 15. Indeks Pembangunan Gender

INDEKS PEMBANGUNAN GENDER


96.36
96.25
96.20

96.20 96.20

95.89

2020 2021 2022


Target Realisasi

Sumber Data : Badan Pusat Statistik.2022.

IPG merupakan perbandingan Indeks Pembangunan Manusia perempuan dengan Indeks


Pembangunan Manusia laki-laki. Penghitungan IPG mengacu pada metodologi yang digunakan oleh

147
UNDP dalam menghitung Gender Development Index (GDI) dan Human Development Indeks (HDI)
pada tahun 2010. Angka IPG yang digunakan saat ini merupakan angka IPG Tahun 2021 yang
dirilis pada pertengahan tahun 2022 oleh BPS.

Capaian indikator kinerja tahun 2022 sebesar 96,36 dengan target indikator 96,20 atau 100,17%
dari target 2022. Capaian IPG Kabupaten Sleman tahun 2022 lebih tinggi jika dibandingkan dengan
capaian IPG DIY yaitu sebesar 94,99 dan capaian IPG Nasional sebesar 91,63. IPG mengalami
peningkatan sebesar 0,11 dari capaian tahun sebelumnya yaitu sebesar 96,25 menjadi 96,36.
Kenaikan ini menjadi salah satu aspek yang menunjukkan semakin baiknya kesetaraan gender di
Kabupaten Sleman.

Kenaikan capaian IPG Kabupaten Sleman juga tercermin dari angka Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) berdasarkan jenis kelamin yang mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Perbandingan
capaian IPM Laki-laki dengan perempuan Kabupaten Sleman 2022, menunjukkan kesenjangan
tetapi tidak jauh perbedaannya. (Data Gender dan Anak DIY, Dinas P3AP2 DIY:2022),
sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.2.37. berikut:
Tabel 3. 2. 37. Perbandingan Capaian IPM Menurut Jenis Kelamin

No Tahun Laki-Laki Perempuan


1. 2020 85,42 82,17
2. 2021 85,58 82,37
Sumber: Data Gender dan Anak DIY 2022

Realisasi IPG Kabupaten Sleman 2022 lebih tinggi bila dibandingkan dengan capaian Nasional dan
Pemda DIY, perbandingan kinerja per tahun sejak 2020 terhadap capaian kinerja Nasional dan
Pemda DIY disajikan dalam grafik 3.2.16. berikut ini:
Grafik 3. 2. 16. Perbandingan Indeks Pembangunan Gender dengan Capaian Nasional dan Pemda DIY

PERBANDINGAN INDEKS PEMBANGUNAN GENDER


96.2 96.25 96.36

94.8 94.88 94.99

91.06 91.27 91.63

2020 2021 2022

Sleman DIY Nasional

Sumber Data : Badan Pusat Statistik.2022.

148
Program dan anggaran yang digunakan untuk mendukung capaian Tujuan 7 “Menguatkan Sikap
Saling Menghargai di Lingkungan Masyarakat dan Keluarga yang Sadar Gender” ditampilkan dalam
Tabel 3.3.38. sebagai berikut:
Tabel 3. 2. 38. Program dan Anggaran Tujuan 7

No Program Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Capaian


Program Pengarusutamaan Gender dan
1 837.471.300,00 800.043.625,00 95,53
Pemberdayaan Perempuan
2 Program Perlindungan Perempuan 387.885.525,00 304.186.566,00 78,42
3 Program Peningkatan Kualitas Keluarga 706.452.425,00 691.324.190,00 97,86
Program Pengelolaan Sistem Data Gender dan
4 60.814.800,00 57.899.650,00 95,21
Anak
5 Program Pemenuhan Hak Anak (PHA) 809.355.275,00 806.501.822,00 99,65
6 Program Perlindungan Khusus Anak 478.541.000,00 379.673.309,00 79,34

Jumlah 3.280.520.325,00 3.039.629.162,00 92,66

Realisasi anggaran untuk mencapai tujuan tersebut adalah sebesar Rp3.039.629.162,00 dari
alokasi anggaran sebesar Rp3.280.520.325,00 atau 92,66%. Realisasi anggaran sebesar 92,66%
lebih rendah dibandingkan dengan capaian kinerja tujuan sebesar 100,17%, menunjukkan
penggunaan sumber daya yang efisien dalam mencapai tujuan tersebut.

Faktor yang memengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan 7:


1. Tingginya komitmen dalam meningkatkan pemberdayaan perempuan melalui peningkatan
upaya advokasi dan edukasi bagi perempuan. Kegiatan advokasi dan edukasi diwujudkan
dengan kegiatan Sosialisasi dan Simulasi PKDRT, Trafficking, dan Keluarga Sadar
Gender. Kegiatan tersebut menghadirkan perwakilan dari organisasi wanita maupun pada
karang taruna. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menanamkan nilai kesetaraan dan keadilan
gender sejak tingkat terkecil yaitu keluarga.
Gambar 3. 2. 23. Sosialisasi dan simulasi Simulasi PKDRT, Trafficking, dan Keluarga Sadar Gender

149
2. Terlaksananya upaya pencegahan dan penanganan kekerasan bagi pelaku UMKM terutama
bagi perempuan secara intensif. Kegiatan pencegahan dan penanganan kekerasan bagi
pelaku UMKM dilakukan dengan pelaksanaan Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan
Kekerasan bagi Pelaku UMKM. Kegiatan ini bertujuan agar para pelaku UMKM terutama
perempuan dapat melakukan upaya pencegahan tindak pidana perdagangan orang (TPPO)
serta pencegahan dan penanganan Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT).
3. Terlaksananya penguatan lembaga maupun forum Pengarusutamaan Gender (PUG) bidang
agama dengan anggota perempuan dari berbagai agama dan penguatan Himpunan Wanita
Disabilitas Indonesia (HWDI).
4. Terbentuknya Focal Point Gender (FPG) pada tiap Perangkat Daerah. Dukungan dari seluruh
Perangkat Daerah di Kabupaten Sleman dalam bentuk Perencanaan Penganggaran
Responsif Gender (PPRG).
5. Tercapainya peningkatan kapasitas sumber daya manusia di lingkungan Unit Pelayanan
Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA), melalui pemberian pelatihan
mediator. Pelatihan ini diselenggarakan dengan maksud agar sumber daya manusia di UPTD
PPA dapat memiliki Certified Mediator, karena hanya Certified Mediator yang diperkenankan
untuk melakukan mediasi secara legal. Dengan demikian kebutuhan Mediator yang handal
yang memiliki kemampuan untuk menyelesaikan sengketa terutama kasus kekerasan
terhadap perempuan serta memiliki Sertifikat yang terakreditasi oleh Mahkamah Agung telah
terpenuhi. Pada tahun 2022, Dinas P3AP2KB mengirimkan enam personel dalam dua
gelombang untuk mengikuti Pelatihan Mediator di Universitas Gadjah Mada.
Gambar 3. 2. 24. Pelatihan Mediator

150
Faktor yang menghambat pencapaian indikator kinerja utama adalah sebagai
berikut:
1. Kurangnya pengetahuan mengenai perlindungan pekerja perempuan bagi perusahaan
swasta.
2. Motivasi perempuan di bidang peningkatan peran dan posisi perempuan di bidang politik dan
jabatan publik masih rendah.

Strategi yang dilakukan dalam menghadapi hambatan antara lain:


1. Pemberian edukasi dalam perlindungan terhadap pekerja perempuan di tempat kerja yang
diwujudkan dalam Sosialisasi Rumah Perlindungan Pekerja Perempuan. Sosialisasi tersebut
dilaksanakan terhadap Perusahaan dan Hotel yang ada di Kabupaten Sleman dengan
melibatkan pihak swasta dan perguruan tinggi.
2. Mendorong eksistensi perempuan di ruang publik yang dilakukan dengan Pelatihan
Pendidikan Politik dan Advokasi PUG bagi perempuan pejabat publik, anggota BPKal
Perempuan, Caleg perempuan, Anggota GOW Kabupaten Sleman dan Anggota DWP
Kabupaten Sleman.

151
3.3 ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN ANGGARAN

3.3.1. Analisis efisiensi penggunaan anggaran dalam pencapaian Tujuan dan


Sasaran

Bagian ini menguraikan analisis penggunaan anggaran untuk mencapai Tujuan dan Sasaran dalam
Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2022 sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Perubahan Kedua atas Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Sleman tahun 2022.
Dalam dokumen Perjanjian Kinerja dimaksud, termuat alokasi anggaran untuk mencapai 7 Tujuan
dan 3 Sasaran sebesar Rp2.731.852.844.056,00 dan terealisasi sebesar Rp2.498.873.460.535 atau
91,47%.

Analisis efisiensi penggunaan anggaran dilakukan dengan membandingkan antara persentase rata-
rata capaian kinerja Tujuan dan Sasaran dengan persentase realisasi anggaran dalam tiap Tujuan
dan Sasaran.

Kriteria perbandingan yang digunakan dalam analisis efisiensi sebagai berikut:

a. Efisien, jika persentase rata-rata capaian kinerja Tujuan dan Sasaran mencapai 100% atau
lebih, dan persentase realisasi anggaran kurang dari persentase rata-rata capaian kinerja
Tujuan dan Sasaran.
b. Tidak efisien, jika persentase rata-rata capaian kinerja Tujuan dan Sasaran kurang dari 100%,
dan persentase realisasi anggaran lebih besar dari persentase rata-rata capaian kinerja Tujuan
dan Sasaran.
Hasil analisis rata-rata capaian kinerja Tujuan dan Sasaran dan realisasi anggaran, disajikan dalam
Tabel 3.3.1.1. sebagai berikut:
Tabel 3.3.1. 1. Rata-rata Capaian Kinerja Tujuan dan Sasaran dan Realisasi Anggaran Tujuan dan Sasaran Tahun 2022

% Rata-
rata %
No Tujuan Sasaran Capaian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi Keterangan
Kinerja Anggaran
Sasaran

Terwujudnya tata
kelola pemerintahan
daerah yang baik
1 101,08 462.843.473.294,01 427.470.156.392,20 92,36 Efisien
dan pelayanan
publik yang
berkualitas

Meningkatnya
2 kualitas pelayanan 102,68 1.631.662.121.981,55 1.481.683.178.956,68 90,81 Efisien
publik

152
% Rata-
rata %
No Tujuan Sasaran Capaian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi Keterangan
Kinerja Anggaran
Sasaran

Meningkatnya
Akuntabilitas
3 Kinerja 100,00 1.620.282.870.131,55 1.470.501.153.283,08 90,76 Efisien
Pemerintah
Daerah

Terwujudnya
kualitas sumber
4 100,08 512.266.469.477,99 478.110.836.177,36 93,33 Efisien
daya manusia yang
berdaya saing

Meningkatnya
Kualitas
5 100,20 141.091.692.563,00 123.458.757.184,39 87,50 Efisien
Kesehatan
Masyarakat

Meningkatnya
6 pertumbuhan 138,81 67.963.384.018,00 64.590.784.697,15 95,04 Efisien
ekonomi daerah

Menurunnya
7 Ketimpangan 102,56 31.855.518.143,00 26.271.685.396,20 82,47 Efisien
Pendapatan

Menurunnya
8 99,55 25.165.681.960,00 20.319.343.701,00 80,74 Tidak Efisien
Kemiskinan

Terwujudnya
9 100,00 21.981.356.816,00 17.707.189.753,40 80,56 Efisien
ketahanan daerah

Menguatkan sikap
saling menghargai
di lingkungan
10 100,17 3.280.520.325,00 3.039.629.162,00 92,66 Efisien
masyarakat dan
keluarga yang sadar
gender

JUMLAH 104,51 2.731.852.844.056 2.498.873.460.535 91,47

3.3.2. Program dan Kegiatan pendukung Tujuan dan Sasaran Kinerja


Realisasi anggaran dalam tiap program dan kegiatan pendukung kinerja Tujuan dan Sasaran
sebagaimana dirinci dalam Tabel 3.3.2.1. berikut:
Tabel 3.3.2.1.Realisasi Anggaran dalam tiap Program/Kegiatan pendukung Tujuan dan Sasaran dan Realisasi Anggaran Tahun 2022

%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
1. Terwujudnya 462.843.473.294 427.470.156.392 92,36
Tata Kelola
Pemerintahan 1. Program Pengelolaan 413.061.478.037,01 381.885.481.436,00 92,45
Daerah yang Keuangan Daerah
Baik dan
Koordinasi dan 2.741.806.055 2.131.387.554,00 77,74
Pelayanan
Penyusunan Rencana
Publik yang
Anggaran Daerah
Berkualitas
Koordinasi dan 722.766.045,00 688.277.837,00 95,23
Pengelolaan
Perbendaharaan Daerah

153
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran

Koordinasi dan 1.114.029.385,00 1.003.183.716,00 90,05


Pelaksanaan Akuntansi
dan Pelaporan Keuangan
Daerah
Penunjang Urusan 408.482.876.552,01 378.062.632.329,00 92,55
Kewenangan Pengelolaan
Keuangan Daerah

2. Program Pengelolaan 6.717.248.133 5.902.684.605,00 87,87


Barang Milik Daerah
Pengelolaan Barang Milik 6.717.248.133 5.902.684.605,00 87,87
Daerah

3. Program Pengelolaan 16.519.094.775 15.793.082.177,00 95,61


Pendapatan Daerah

Kegiatan Pengelolaan 16.519.094.775 15.793.082.177,00 95,61


pendapatan Daerah
4. Program 680.709.000 584.606.000,00 85,88
Penyelenggaraan
Pengawasan

Penyelenggaraan 292.371.500 273.024.800,00 93,38


Pengawasan Internal

Penyelenggaraan 388.337.500 311.581.200,00 80,23


Pengawasan dengan
Tujuan Tertentu

5. Program Perumusan 693.847.950 651.415.200,00 93,88


Kebijakan, Pendampingan
dan Asistensi
Perumusan Kebijakan 6.210.000 5.501.700,00 88,59
Teknis di Bidang
Pengawasan dan
Fasilitasi Pengawasan
Pendampingan dan 687.637.950 645.913.500,00 93,93
Asistensi
6. Program Pemerintahan 7.891.200.342 7.052.026.755,00 89,37
dan Kesejahteraan
Rakyat
Administrasi Tata 2.605.084.500 2.287.827.142,00 87,82
Pemerintahan

Pelaksanaan Kebijakan 3.860.881.646 3.529.536.730,00 91,42


Kesejahteraan Rakyat
Fasilitasi dan Koordinasi 1.252.313.421 1.072.675.286,00 85,66
Hukum

Fasilitasi Kerjasama 172.920.775 161.987.597,00 93,68


Daerah
7. Program Perekonomian 3.139.016.521 3.096.538.195,20 98,65
dan Pembangunan

Pelaksanaan Kebijakan 685.708.043 675.082.081,20 98,45


Perekonomian
Pelaksanaan Administrasi 597.041.718 586.488.713,00 98,23
Pembangunan

Pengelolaan Pengadaan 1.255.798.290 1.235.481.511,00 98,38


Barang dan Jasa

Pemantauan Kebijakan 600.468.470 599.485.890,00 99,84


Sumber Daya Alam

8. Program Perencanaan, 1.723.638.269 1.689.730.182,00 98,03


Pengendalian dan

154
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Evaluasi Pembangunan
Daerah
Penyusunan 1.290.489.869 1.268.016.452,00 98,26
Perencanaan dan
Pendanaan
Analisis Data dan 355.334.400 344.059.990,00 96,83
Informasi Pemerintahan
Daerah Bidang
Perencanaan
Pembangunan Daerah
Pengendalian, Evaluasi 77.814.000 77.653.740,00 99,79
dan Pelaporan Bidang
Perencanaan
Pembangunan Daerah
9. Program Koordinasi dan 1.047.639.986 1.038.928.877,00 99,17
Sinkronisasi Perencanaan
Pembangunan Daerah

Koordinasi Perencanaan 376.401.875 373.404.850,00 99,20


Bidang Pemerintahan dan
Pembangunan Manusia

Koordinasi Perencanaan 218.717.261 215.327.635,00 98,45


Bidang Perekonomian
dan SDA (Sumber Daya
Alam)
Koordinasi Perencanaan 452.520.850 450.196.392,00 99,49
Bidang Infrastruktur dan
Kewilayahan
10. Program Kepegawaian 4.344.539.155 3.325.524.560,00 76,54
Daerah
Pengadaan, 1.873.571.425 1.087.131.307,00 58,02
Pemberhentian dan
Informasi Kepegawaian
ASN
Mutasi dan Promosi ASN 308.180.500 292.540.775,00 94,93
Pengembangan 1.805.819.500 1.601.017.106,00 88,66
Kompetensi ASN

Penilaian dan Evaluasi 356.967.730 344.835.372,00 96,60


Kinerja Aparatur
11. Program Pengembangan 4.915.556.700 4.433.399.992,00 90,19
Sumber Daya Manusia

Pengembangan 1.725.978.700 1.614.798.243,00 93,56


Kompetensi Teknis
Sertifikasi, Kelembagaan, 3.189.578.000 2.818.601.749,00 88,37
Pengembangan
Kompetensi Manajerial
dan Fungsional

12. Program 1.795.195.700 1.729.233.587,00 96,33


Penyelenggaraan
Keistimewaan Yogyakarta
Urusan Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan

Penataan Kelembagaan 178.288.000 172.858.250,00 96,95


dan Ketatalaksanaan
Keistimewaan

Peningkatan Budaya 614.008.000 585.100.370,00 95,29


Pemerintahan
Perencanaan dan 890.519.000 866.826.772,00 97,34

155
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Pengendalian
Pelaksanaan Kegiatan
Keistimewaan
Peningkatan Kapasitas 112.380.700 104.448.195,00 92,94
Kelembagaan
Keistimewaan

13. Program Pengelolaan 314.308.726 287.504.826,00 91,47


Perbatasan
Perencanaan dan 219.882.476 206.270.326,00 93,81
Fasilitasi Kerja Sama

Pelaksanaan Kewilayahan 94.426.250 81.234.500,00 86,03


Perbatasan
2. Meningkatnya 1.631.662.121.983 1.481.683.178.957 90,81
Kualitas
Pelayanan 1. Program Aplikasi 11.195.614.275 11.002.032.273,60 98,27
Publik Informatika

Pengelolaan Nama 4.235.692.850 4.212.654.393,60 99,46


Domain yang telah
Ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat dan
Sub Domain di Lingkup
Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota

Pengelolaan e- 6.959.921.425 6.789.377.880,00 97,55


government di Lingkup
Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota
2. Program 183.637.575 179.993.400,00 98,02
Penyelenggaraan
Persandian untuk
Pengamanan Informasi

Penyelenggaraan 183.637.575 179.993.400,00 98,02


Persandian untuk
Pengamanan Informasi
Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota
3. Meningkatnya 1.620.282.870.133 1.470.501.153.283 90,76
Akuntabilitas
Kinerja 3. Program Penunjang 1.566.643.055.585,55 1.424.714.637.968,48 90,94
Pemerintah Urusan Pemerintahan
Daerah Daerah Kabupaten/Kota

Perencanaan, 916.843.000,00 874.373.535,00 95,37


Penganggaran, dan
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah
Administrasi Keuangan 544.102.403.932,00 500.659.228.825,00 92,02
Perangkat Daerah

Administrasi 2.354.196.000,00 1.520.695.914,00 64,60


Kepegawaian Perangkat
Daerah

Administrasi Umum 4.518.101.500,00 4.040.852.308,00 89,44


Perangkat Daerah
Pengadaan Barang Milik 169.400.000,00 148.480.000,00 87,65
Daerah Penunjang
Urusan Pemerintah
Daerah

Penyediaan Jasa 1.634.315.782,00 1.487.098.957,00 90,99


Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah

156
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran

Pemeliharaan Barang 2.114.623.000,00 1.744.289.373,00 82,49


Milik Daerah Penunjang
Urusan Pemerintahan
Daerah
Perencanaan, 212.325.869,00 202.954.369,20 95,59
Penganggaran, dan
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah

Administrasi Keuangan 181.854.931.689,00 174.030.782.867,60 95,70


Perangkat Daerah

Administrasi 527.677.450,00 462.693.238,40 87,68


Kepegawaian Perangkat
Daerah

Administrasi Umum 2.330.965.672,00 2.163.149.982,00 92,80


Perangkat Daerah

Pengadaan Barang Milik 158.698.380,00 153.200.000,00 96,54


Daerah Penunjang
Urusan Pemerintah
Daerah
Penyediaan Jasa 3.397.947.615,00 2.930.214.410,00 86,23
Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah
Pemeliharaan Barang 650.823.500,00 551.021.427,00 84,67
Milik Daerah Penunjang
Urusan Pemerintahan
Daerah
Peningkatan Pelayanan 229.273.406.686,55 194.592.113.938,72 84,87
BLUD
Perencanaan, 160.312.568,00 154.084.448,30 96,12
Penganggaran, dan
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah
Administrasi Keuangan 19.337.819.352,00 17.860.943.943,80 92,36
Perangkat Daerah

Administrasi 723.148.371,00 700.622.123,00 96,88


Kepegawaian Perangkat
Daerah
Administrasi Umum 2.963.134.861,00 2.831.792.464,00 95,57
Perangkat Daerah

Penyediaan Jasa 733.308.000,00 665.682.309,80 90,78


Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah
Pemeliharaan Barang 2.017.304.770,00 1.900.159.681,00 94,19
Milik Daerah Penunjang
Urusan Pemerintahan
Daerah

Perencanaan, 80.607.010,00 67.961.696,28 84,31


Penganggaran, dan
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah
Administrasi Keuangan 15.637.321.479,00 14.919.503.374,00 95,41
Perangkat Daerah

Administrasi 2.874.314.460,00 2.857.986.703,00 99,43


Kepegawaian Perangkat
Daerah

Administrasi Umum 469.753.012,00 438.694.129,34 93,39


Perangkat Daerah

157
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran

Penyediaan Jasa 928.593.233,00 767.826.023,02 82,69


Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah

Pemeliharaan Barang 1.027.013.590,00 879.049.651,00 85,59


Milik Daerah Penunjang
Urusan Pemerintahan
Daerah

Perencanaan, 31.737.223,00 30.203.928,00 95,17


Penganggaran, dan
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah

Administrasi Keuangan 4.661.836.403,00 4.397.310.831,00 94,33


Perangkat Daerah

Administrasi 744.965.353,00 635.208.626,20 85,27


Kepegawaian Perangkat
Daerah

Administrasi Umum 1.765.482.545,00 1.739.344.688,00 98,52


Perangkat Daerah

Penyediaan Jasa 284.405.550,00 267.271.647,80 93,98


Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah
Pemeliharaan Barang 357.023.000,00 338.206.599,00 94,73
Milik Daerah Penunjang
Urusan Pemerintahan
Daerah

Perencanaan, 45.672.150,00 44.562.128,00 97,57


Penganggaran, dan
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah
Administrasi Keuangan 9.333.338.979,00 8.460.899.584,00 90,65
Perangkat Daerah
Administrasi 229.428.301,00 190.262.438,00 82,93
Kepegawaian Perangkat
Daerah

Administrasi Umum 371.398.600,00 293.145.770,00 78,93


Perangkat Daerah
Pengadaan Barang Milik 143.471.960,00 140.544.133,00 97,96
Daerah Penunjang
Urusan Pemerintah
Daerah

Penyediaan Jasa 929.385.000,00 871.315.209,00 93,75


Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah
Pemeliharaan Barang 796.149.000,00 744.019.344,00 93,45
Milik Daerah Penunjang
Urusan Pemerintahan
Daerah

Perencanaan, 43.255.350,00 43.020.000,00 99,46


Penganggaran, dan
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah

Administrasi Keuangan 5.451.088.122,00 5.101.033.262,00 93,58


Perangkat Daerah

Administrasi 878.134.700,00 862.261.877,00 98,19


Kepegawaian Perangkat
Daerah

Administrasi Umum 315.469.777,00 298.179.876,00 94,52

158
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Perangkat Daerah

Penyediaan Jasa 576.554.110,00 559.337.970,00 97,01


Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah

Pemeliharaan Barang 748.287.580,00 696.962.375,00 93,14


Milik Daerah Penunjang
Urusan Pemerintahan
Daerah
Perencanaan, 20.347.427,00 20.338.625,00 99,96
Penganggaran, dan
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah

Administrasi Keuangan 5.126.206.184,00 4.684.046.596,00 91,37


Perangkat Daerah
Administrasi 654.613.913,00 638.897.723,00 97,60
Kepegawaian Perangkat
Daerah
Administrasi Umum 271.793.705,00 264.239.207,20 97,22
Perangkat Daerah
Penyediaan Jasa 406.021.062,00 397.550.077,20 97,91
Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah

Pemeliharaan Barang 287.203.000,00 266.447.497,00 92,77


Milik Daerah Penunjang
Urusan Pemerintahan
Daerah
Perencanaan, 116.856.547,00 107.484.100,00 91,98
Penganggaran, dan
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah

Administrasi Keuangan 10.719.994.663,00 10.474.964.206,00 97,71


Perangkat Daerah
Administrasi Barang Milik 4.950.000,00 4.922.910,00 99,45
Daerah pada Perangkat
Daerah
Administrasi 150.271.000,00 146.483.100,00 97,48
Kepegawaian Perangkat
Daerah
Administrasi Umum 802.225.302,00 749.225.021,00 93,39
Perangkat Daerah

Pengadaan Barang Milik 360.829.508,00 337.189.271,00 93,45


Daerah Penunjang
Urusan Pemerintah
Daerah
Penyediaan Jasa 1.242.237.400,00 1.026.357.501,00 82,62
Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah
Pemeliharaan Barang 950.176.400,00 767.040.550,15 80,73
Milik Daerah Penunjang
Urusan Pemerintahan
Daerah

Perencanaan, 44.775.106,00 44.564.060,00 99,53


Penganggaran, dan
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah
Administrasi Keuangan 5.341.364.890,00 5.078.662.954,00 95,08
Perangkat Daerah

159
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran

Administrasi 1.038.374.945,00 1.018.435.570,00 98,08


Kepegawaian Perangkat
Daerah

Administrasi Umum 2.061.030.209,00 1.920.082.397,00 93,16


Perangkat Daerah

Pengadaan Barang Milik 1.876.475.000,00 1.807.060.980,00 96,30


Daerah Penunjang
Urusan Pemerintah
Daerah
Penyediaan Jasa 550.389.100,00 514.934.330,00 93,56
Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah
Pemeliharaan Barang 670.943.000,00 598.533.323,57 89,21
Milik Daerah Penunjang
Urusan Pemerintahan
Daerah

Perencanaan, 26.732.430,00 26.242.875,00 98,17


Penganggaran, dan
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah

Administrasi Keuangan 5.148.503.124,00 4.201.269.817,00 81,60


Perangkat Daerah
Administrasi 606.236.613,00 525.260.778,00 86,64
Kepegawaian Perangkat
Daerah

Administrasi Umum 662.431.016,00 597.865.330,00 90,25


Perangkat Daerah
Penyediaan Jasa 465.697.636,00 366.766.521,00 78,76
Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah
Pemeliharaan Barang 544.462.525,00 417.208.915,00 76,63
Milik Daerah Penunjang
Urusan Pemerintahan
Daerah

Perencanaan, 176.281.450,00 172.559.367,00 97,89


Penganggaran, dan
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah

Administrasi Keuangan 8.470.699.784,00 7.925.813.087,00 93,57


Perangkat Daerah

Administrasi 81.666.000,00 76.200.000,00 93,31


Kepegawaian Perangkat
Daerah
Administrasi Umum 642.366.000,00 614.616.816,00 95,68
Perangkat Daerah

Pengadaan Barang Milik 122.875.460,00 114.425.000,00 93,12


Daerah Penunjang
Urusan Pemerintah
Daerah
Penyediaan Jasa 685.026.923,00 552.762.407,00 80,69
Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah

Pemeliharaan Barang 845.657.330,00 767.454.395,00 90,75


Milik Daerah Penunjang
Urusan Pemerintahan
Daerah

Perencanaan, 37.831.500,00 37.707.940,00 99,67


Penganggaran, dan

160
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah
Administrasi Keuangan 5.446.798.773,00 5.221.225.145,00 95,86
Perangkat Daerah

Administrasi 112.367.450,00 101.605.710,00 90,42


Kepegawaian Perangkat
Daerah

Administrasi Umum 273.730.260,00 273.250.513,00 99,82


Perangkat Daerah
Penyediaan Jasa 8.956.873.005,00 8.735.534.362,00 97,53
Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah
Pemeliharaan Barang 386.698.000,00 385.878.094,00 99,79
Milik Daerah Penunjang
Urusan Pemerintahan
Daerah

Perencanaan, 227.310.225,00 189.175.950,00 83,22


Penganggaran, dan
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah
Administrasi Keuangan 4.397.076.361,00 4.362.039.391,00 99,20
Perangkat Daerah

Administrasi 62.181.528,00 57.640.637,00 92,70


Kepegawaian Perangkat
Daerah

Administrasi Umum 452.254.745,00 432.696.339,00 95,68


Perangkat Daerah
Penyediaan Jasa 504.291.082,00 421.911.579,20 83,66
Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah
Pemeliharaan Barang 422.030.223,00 335.353.451,00 79,46
Milik Daerah Penunjang
Urusan Pemerintahan
Daerah
Perencanaan, 27.995.416,00 27.812.730,00 99,35
Penganggaran, dan
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah
Administrasi Keuangan 7.243.540.991,00 6.360.328.796,19 87,81
Perangkat Daerah

Administrasi Pendapatan 1.620.000,00 1.575.000,00 97,22


Daerah Kewenangan
Perangkat Daerah

Administrasi 1.159.628.375,00 1.143.860.064,00 98,64


Kepegawaian Perangkat
Daerah

Administrasi Umum 558.889.617,00 557.662.482,00 99,78


Perangkat Daerah
Penyediaan Jasa 1.171.879.177,00 1.150.212.881,00 98,15
Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah
Pemeliharaan Barang 550.430.660,00 545.823.215,00 99,16
Milik Daerah Penunjang
Urusan Pemerintahan
Daerah

Perencanaan, 48.119.400,00 46.519.400,00 96,67


Penganggaran, dan

161
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah
Administrasi Keuangan 4.614.625.302,00 4.014.732.568,00 87,00
Perangkat Daerah

Administrasi 212.128.803,00 209.688.748,00 98,85


Kepegawaian Perangkat
Daerah

Administrasi Umum 512.980.085,00 486.700.252,00 94,88


Perangkat Daerah
Pengadaan Barang Milik 51.185.000,00 47.498.000,00 92,80
Daerah Penunjang
Urusan Pemerintah
Daerah

Penyediaan Jasa 195.073.900,00 165.155.632,00 84,66


Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah

Pemeliharaan Barang 338.325.500,00 271.333.147,00 80,20


Milik Daerah Penunjang
Urusan Pemerintahan
Daerah
Perencanaan, 65.070.050,00 63.579.314,40 97,71
Penganggaran, dan
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah

Administrasi Keuangan 6.413.908.777,00 5.750.990.016,20 89,66


Perangkat Daerah
Administrasi 295.590.900,00 289.908.615,20 98,08
Kepegawaian Perangkat
Daerah
Administrasi Umum 333.925.775,00 323.310.579,00 96,82
Perangkat Daerah
Penyediaan Jasa 466.944.000,00 442.234.932,00 94,71
Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah
Pemeliharaan Barang 732.903.932,00 725.449.000,00 98,98
Milik Daerah Penunjang
Urusan Pemerintahan
Daerah
Perencanaan, 59.502.500,00 59.302.425,00 99,66
Penganggaran, dan
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah
Administrasi Keuangan 6.811.907.934,00 6.440.424.817,00 94,55
Perangkat Daerah
Administrasi Barang Milik 3.200.000,00 3.169.908,00 99,06
Daerah pada Perangkat
Daerah
Administrasi 543.549.395,00 505.071.729,00 92,92
Kepegawaian Perangkat
Daerah
Administrasi Umum 297.984.782,00 289.119.751,00 97,03
Perangkat Daerah

Penyediaan Jasa 505.722.175,00 489.298.516,00 96,75


Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah

Pemeliharaan Barang 372.247.520,00 342.288.135,00 91,95


Milik Daerah Penunjang

162
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Urusan Pemerintahan
Daerah
Perencanaan, 84.670.433,00 84.278.700,00 99,54
Penganggaran, dan
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah

Administrasi Keuangan 6.323.519.635,00 5.939.613.543,50 93,93


Perangkat Daerah
Administrasi Pendapatan 641.477.660,00 562.133.251,00 87,63
Daerah Kewenangan
Perangkat Daerah
Administrasi 282.143.763,00 280.329.008,00 99,36
Kepegawaian Perangkat
Daerah
Administrasi Umum 460.152.173,00 412.623.195,00 89,67
Perangkat Daerah

Penyediaan Jasa 868.575.098,00 805.484.888,00 92,74


Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah
Pemeliharaan Barang 424.678.600,00 396.867.123,00 93,45
Milik Daerah Penunjang
Urusan Pemerintahan
Daerah
Perencanaan, 117.260.355,00 114.528.273,20 97,67
Penganggaran, dan
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah
Administrasi Keuangan 37.438.472.021,00 32.606.655.537,10 87,09
Perangkat Daerah
Administrasi 95.266.674,00 89.335.929,40 93,77
Kepegawaian Perangkat
Daerah
Administrasi Umum 563.098.000,00 506.504.852,00 89,95
Perangkat Daerah
Penyediaan Jasa 1.896.350.000,00 1.742.391.882,40 91,88
Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah

Pemeliharaan Barang 1.121.961.000,00 856.685.133,00 76,36


Milik Daerah Penunjang
Urusan Pemerintahan
Daerah
Perencanaan, 25.073.393,00 24.408.651,00 97,35
Penganggaran, dan
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah

Administrasi Keuangan 17.518.597.235,00 16.907.583.136,00 96,51


Perangkat Daerah
Administrasi 3.113.732.290,00 3.032.832.721,00 97,40
Kepegawaian Perangkat
Daerah
Administrasi Umum 605.777.550,00 587.805.665,00 97,03
Perangkat Daerah

Penyediaan Jasa 5.003.337.857,00 4.761.951.189,00 95,18


Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah

Pemeliharaan Barang 845.894.000,00 811.702.281,00 95,96


Milik Daerah Penunjang

163
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Urusan Pemerintahan
Daerah
Perencanaan, 81.311.125,00 68.946.575,00 84,79
Penganggaran, dan
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah

Administrasi Keuangan 22.754.371.588,00 21.717.533.355,00 95,44


Perangkat Daerah
Administrasi Barang Milik 17.759.785,00 14.607.425,00 82,25
Daerah pada Perangkat
Daerah
Administrasi 1.157.355.850,00 1.067.922.004,64 92,27
Kepegawaian Perangkat
Daerah
Administrasi Umum 4.338.524.346,00 3.825.675.363,22 88,18
Perangkat Daerah

Pengadaan Barang Milik 5.426.066.424,00 5.256.949.019,93 96,88


Daerah Penunjang
Urusan Pemerintah
Daerah
Penyediaan Jasa 3.483.138.642,00 3.059.576.350,68 87,84
Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah
Pemeliharaan Barang 2.588.852.910,00 1.876.858.581,00 72,50
Milik Daerah Penunjang
Urusan Pemerintahan
Daerah
Administrasi Keuangan 2.024.113.250,00 1.994.646.013,00 98,54
dan Operasional Kepala
Daerah dan Wakil Kepala
Daerah
Fasilitasi 7.387.938.820,00 5.830.239.047,48 78,92
Kerumahtanggaan
Sekretariat Daerah
Penataan Organisasi 745.351.000,00 714.045.667,60 95,80

Pelaksanaan Protokol dan 3.247.219.900,00 3.118.445.244,00 96,03


Komunikasi Pimpinan

Perencanaan, 70.884.747,00 63.701.250,00 89,87


Penganggaran, dan
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah
Administrasi Keuangan 5.590.299.880,00 4.766.645.679,00 85,27
Perangkat Daerah

Administrasi 2.724.887.882,00 2.326.731.152,99 85,39


Kepegawaian Perangkat
Daerah

Administrasi Umum 6.474.612.926,00 5.674.264.577,00 87,64


Perangkat Daerah
Pengadaan Barang Milik 462.000.000,00 436.387.178,00 94,46
Daerah Penunjang
Urusan Pemerintah
Daerah

Penyediaan Jasa 2.002.939.484,00 1.502.624.360,00 75,02


Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah

Pemeliharaan Barang 1.749.406.000,00 1.470.369.947,20 84,05


Milik Daerah Penunjang

164
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Urusan Pemerintahan
Daerah
Layanan Keuangan dan 28.771.900.600,00 28.561.319.712,00 99,27
Kesejahteraan DPRD

Layanan Administrasi 3.073.802.000,00 2.388.483.325,00 77,70


DPRD
Perencanaan, 21.299.611,00 21.099.257,00 99,06
Penganggaran, dan
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah

Administrasi Keuangan 7.746.174.952,00 7.502.859.531,00 96,86


Perangkat Daerah
Administrasi 468.922.585,00 464.309.040,00 99,02
Kepegawaian Perangkat
Daerah
Administrasi Umum 727.275.046,00 703.167.766,00 96,69
Perangkat Daerah

Pengadaan Barang Milik 19.000.000,00 17.885.000,00 94,13


Daerah Penunjang
Urusan Pemerintah
Daerah
Penyediaan Jasa 560.803.835,00 550.606.645,00 98,18
Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah
Pemeliharaan Barang 602.467.000,00 578.026.962,36 95,94
Milik Daerah Penunjang
Urusan Pemerintahan
Daerah
Perencanaan, 92.157.517,00 91.620.257,00 99,42
Penganggaran, dan
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah
Administrasi Keuangan 38.823.095.670,00 29.862.110.219,36 76,92
Perangkat Daerah
Administrasi 890.000.000,00 759.640.757,00 85,35
Kepegawaian Perangkat
Daerah

Administrasi Umum 2.520.849.473,00 1.932.569.447,00 76,66


Perangkat Daerah
Pengadaan Barang Milik 43.728.493.948,00 36.443.499.376,00 83,34
Daerah Penunjang
Urusan Pemerintah
Daerah

Penyediaan Jasa 40.764.885.124,00 39.724.118.685,00 97,45


Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah

Pemeliharaan Barang 1.063.970.000,00 737.233.834,00 69,29


Milik Daerah Penunjang
Urusan Pemerintahan
Daerah
Peningkatan Pelayanan 960.000.000,00 824.339.952,00 85,87
BLUD

Perencanaan, 28.795.425,00 28.666.752,00 99,55


Penganggaran, dan
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah
Administrasi Keuangan 8.577.576.000,00 8.166.144.382,00 95,20

165
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Perangkat Daerah

Administrasi 205.567.850,00 164.519.811,00 80,03


Kepegawaian Perangkat
Daerah

Administrasi Umum 1.116.869.569,00 1.092.631.605,00 97,83


Perangkat Daerah
Penyediaan Jasa 439.805.560,00 428.137.991,00 97,35
Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah
Pemeliharaan Barang 276.852.000,00 271.385.263,00 98,03
Milik Daerah Penunjang
Urusan Pemerintahan
Daerah

Perencanaan, 21.368.250,00 21.157.250,00 99,01


Penganggaran, dan
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah
Administrasi Keuangan 8.135.352.450,00 7.360.880.528,00 90,48
Perangkat Daerah
Administrasi 199.452.700,00 184.020.818,00 92,26
Kepegawaian Perangkat
Daerah

Administrasi Umum 337.341.009,00 329.177.556,00 97,58


Perangkat Daerah
Pengadaan Barang Milik 363.920.826,00 320.583.300,00 88,09
Daerah Penunjang
Urusan Pemerintah
Daerah
Penyediaan Jasa 289.503.704,00 272.190.967,00 94,02
Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah
Pemeliharaan Barang 333.704.000,00 298.191.034,00 89,36
Milik Daerah Penunjang
Urusan Pemerintahan
Daerah
Perencanaan, 624.122.238,00 615.099.115,80 98,55
Penganggaran, dan
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah

Administrasi Keuangan 52.795.550.718,00 48.350.757.490,30 91,58


Perangkat Daerah
Administrasi 1.020.004.336,00 962.630.577,10 94,38
Kepegawaian Perangkat
Daerah
Administrasi Umum 2.893.873.873,00 2.836.491.930,00 98,02
Perangkat Daerah

Pengadaan Barang Milik 710.384.267,00 697.384.149,00 98,17


Daerah Penunjang
Urusan Pemerintah
Daerah
Penyediaan Jasa 4.302.860.432,00 4.049.171.385,45 94,10
Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah
Pemeliharaan Barang 3.343.642.083,00 3.220.839.975,00 96,33
Milik Daerah Penunjang
Urusan Pemerintahan
Daerah

166
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran

Perencanaan, 44.039.957,00 41.388.563,00 93,98


Penganggaran, dan
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah
Administrasi Keuangan 4.297.103.239,00 3.973.097.562,00 92,46
Perangkat Daerah
Administrasi 207.869.578,00 201.696.581,80 97,03
Kepegawaian Perangkat
Daerah
Administrasi Umum 118.614.966,00 104.057.392,00 87,73
Perangkat Daerah

Pengadaan Barang Milik 15.505.250,00 13.850.000,00 89,32


Daerah Penunjang
Urusan Pemerintah
Daerah

Penyediaan Jasa 245.134.433,00 226.910.166,20 92,57


Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah

Pemeliharaan Barang 185.658.960,00 159.281.260,00 85,79


Milik Daerah Penunjang
Urusan Pemerintahan
Daerah
4. Program Pendaftaran 368.798.440 363.605.403,00 98,59
Penduduk

Pelayanan Pendaftaran 368.798.440 363.605.403,00 98,59


Penduduk
5. Program Pencatatan Sipil 404.491.710 391.664.179,00 96,83

Pelayanan Pencatatan 291.139.110 286.215.563,00 98,31


Sipil
Penyelenggaraan 113.352.600 105.448.616,00 93,03
Pencatatan Sipil

6. Program Pengelolaan 594.592.075 555.016.107,00 93,34


Informasi Administrasi
Kependudukan
Pengumpulan Data 404.367.075 366.234.107,00 90,57
Kependudukan dan
Pemanfaatan dan
Penyajian Database
Kependudukan

Penyelenggaraan 190.225.000 188.782.000,00 99,24


Pengelolaan Informasi
Administrasi
Kependudukan

7. Program Pengelolaan 107.054.475 106.670.035,00 99,64


Profil Kependudukan
Penyusunan Profil 107.054.475 106.670.035,00 99,64
Kependudukan
8. Program Dukungan 49.466.502.123 41.746.238.346,00 84,39
Pelaksanaan Tugas dan
Fungsi DPRD

Pembentukan Peraturan 18.342.172.160 15.749.828.264,00 85,87


Daerah dan Peraturan
DPRD

Pembahasan Kebijakan 1.434.187.890 627.405.980,00 43,75


Anggaran
Pengawasan 7.443.976.440 5.223.082.447,00 70,17

167
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Peningkatan Kapasitas 7.576.496.964 6.016.993.005,00 79,42
DPRD

Penyerapan dan 14.168.862.459 13.826.867.000,00 97,59


Penghimpunan Aspirasi
Masyarakat

Pelaksanaan dan 257.095.400 75.208.400,00 29,25


Pengawasan Kode Etik
DPRD

Pembahasan Kerja Sama 243.710.810 226.853.250,00 93,08


Daerah
9. Program Pengelolaan 312.191.900 307.032.550,00 98,35
Arsip
Pengelolaan Arsip 127.327.090 126.644.532,00 99,46
Dinamis Daerah
Kabupaten/Kota

Pengelolaan Arsip Statis 44.369.010 42.931.993,00 96,76


Daerah Kabupaten/Kota
Pengelolaan Simpul 140.495.800 137.456.025,00 97,84
Jaringan Informasi
Kearsipan Nasional
Tingkat Kabupaten/Kota

10. Program Perlindungan 103.218.373 102.501.925,00 99,31


dan Penyelamatan Arsip
Pemusnahan Arsip 99.218.373 98.530.375,00 99,31
Dilingkungan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota
yang Memiliki Retensi di
Bawah 10 (sepuluh)
Tahun
Penyelamatan Arsip 4.000.000 3.971.550,00 99,29
Perangkat Daerah
Kabupaten/Kota yang
Digabung dan/atau
Dibubarkan, dan
Pemekaran Daerah
Kecamatan dan
Desa/Kelurahan
11. Program Perizinan 2.000.000 1.999.500,00 99,98
Penggunaan Arsip

Pelayanan Izin 2.000.000 1.999.500,00 99,98


Penggunaan Arsip yang
Bersifat Tertutup di
Kabupaten/Kota
12. Program 2.280.965.451 2.211.787.269,60 96,97
Penyelenggaraan
Pemerintahan dan
Pelayanan Publik

Koordinasi 565.137.837 529.720.573,00 93,73


Penyelenggaraan
Kegiatan Pemerintahan di
Tingkat Kecamatan
Penyelenggaraan Urusan 96.271.325 95.896.175,00 99,61
Pemerintahan yang tidak
Dilaksanakan oleh Unit
Kerja Perangkat Daerah
yang ada di Kecamatan

Pelaksanaan Urusan 1.619.556.289 1.586.170.521,60 97,94

168
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Pemerintahan yang
Dilimpahkan kepada
Camat
4. Terwujudnya 512.266.469.479 478.110.836.177 93,33
Kualitas
Sumber Daya 1. Program Pengelolaan 338.207.161.188,99 322.477.222.232,97 95,35
Manusia Yang Pendidikan
Berdaya Saing
Pengelolaan Pendidikan 178.933.694.523 169.588.390.973,28 94,78
Sekolah Dasar
Pengelolaan Pendidikan 101.308.206.400 96.248.602.890,04 95,01
Sekolah Menengah
Pertama

Pengelolaan Pendidikan 51.518.193.900 50.660.169.715,00 98,33


Anak Usia Dini (PAUD)
Pengelolaan Pendidikan 6.447.066.365 5.980.058.654,65 92,76
Nonformal/Kesetaraan

2. Program Pendidik dan 203.503.750 144.269.250,00 70,89


Tenaga Kependidikan
Pemerataan Kuantitas 203.503.750 144.269.250,00 70,89
dan Kualitas Pendidik dan
Tenaga Kependidikan
bagi Satuan Pendidikan
Dasar, PAUD, dan
Pendidikan
Nonformal/Kesetaraan
3. Program Pengembangan 29.429.055.210 28.978.678.395,00 98,47
Kapasitas Daya Saing
Keolahragaan
Pembinaan dan 559.664.645 506.694.750,00 90,54
Pengembangan Olahraga
Pendidikan pada Jenjang
Pendidikan yang menjadi
Kewenangan Daerah
Kabupaten/Kota

Penyelenggaraan 1.561.823.375 1.435.096.607,00 91,89


Kejuaraan Olahraga
Tingkat Daerah
Kabupaten/Kota
Pembinaan dan 2.020.570.860 1.926.194.440,00 95,33
Pengembangan Olahraga
Prestasi Tingkat Daerah
Provinsi

Pembinaan dan 23.887.810.310 23.802.803.148,00 99,64


Pengembangan
Organisasi Olahraga
Pembinaan dan 1.399.186.020 1.307.889.450,00 93,48
Pengembangan Olahraga
Rekreasi

4. Program Pengembangan 2.388.196.895 2.107.399.590,00 88,24


Kapasitas Daya Saing
Kepemudaan
Penyadaran, 1.993.379.272 1.830.987.090,00 91,85
Pemberdayaan, dan
Pengembangan Pemuda
dan Kepemudaan
Terhadap Pemuda
Pelopor Kabupaten/Kota,
Wirausaha Muda Pemula,
dan Pemuda Kader
Kabupaten/Kota

169
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran

Pemberdayaan dan 394.817.623 276.412.500,00 70,01


Pengembangan
Organisasi Kepemudaan
Tingkat Daerah
Kabupaten/Kota
5. Program Pengembangan 946.859.872 944.509.525,00 99,75
Kapasitas Kepramukaan

Pembinaan dan 946.859.872 944.509.525,00 99,75


Pengembangan
Organisasi Kepramukaan

5. Meningkatnya 141.091.692.563 123.458.757.184 87,50


Kualitas
Kesehatan 6. Program Pemenuhan 132.268.637.215 115.272.080.386,79 87,15
Masyarakat Upaya Kesehatan
Perorangan dan Upaya
Kesehatan Masyarakat

Penyediaan Fasilitas 44.426.542.935 40.206.857.452,86 90,50


Pelayanan Kesehatan
untuk UKM dan UKP
Kewenangan Daerah
Kabupaten/Kota

Penyediaan Layanan 78.572.189.285 66.027.273.236,53 84,03


Kesehatan untuk UKM
dan UKP Rujukan Tingkat
Daerah Kabupaten/Kota
Penyelenggaraan Sistem 286.932.560 267.585.831,20 93,26
Informasi Kesehatan
secara Terintegrasi
Penerbitan Izin Rumah 8.982.972.435 8.770.363.866,20 97,63
Sakit Kelas C, D dan
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat
Daerah Kabupaten/Kota

7. Program Peningkatan 6.226.748.203 5.795.683.898,00 93,08


Kapasitas Sumber Daya
Manusia Kesehatan
Pemberian Izin Praktik 73.000.000 71.723.225,00 98,25
Tenaga Kesehatan di
Wilayah Kabupaten/Kota

Perencanaan Kebutuhan 6.011.218.000 5.617.422.673,00 93,45


dan Pendayagunaan
Sumberdaya Manusia
Kesehatan untuk UKP
dan UKM di Wilayah
Kabupaten/Kota

Pengembangan Mutu dan 142.530.203 106.538.000,00 74,75


Peningkatan Kompetensi
Teknis Sumber Daya
Manusia Kesehatan
Tingkat Daerah
Kabupaten/Kota
8. Program Sediaan 847.630.915 718.542.316,20 84,77
Farmasi, Alat Kesehatan
dan Makanan Minuman

Pemberian Izin Apotek, 191.910.060 174.183.800,00 90,76


Toko Obat, Toko Alat
Kesehatan dan Optikal,
Usaha Mikro Obat
Tradisional (UMOT)
Penerbitan Sertifikat 292.488.820 243.276.416,20 83,17
Produksi Pangan Industri

170
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Rumah Tangga dan
Nomor P-IRT sebagai Izin
Produksi, untuk Produk
Makanan Minuman
Tertentu yang dapat
Diproduksi oleh Industri
Rumah Tangga
Penerbitan Sertifikat Laik 73.440.700 61.282.000,00 83,44
Higiene Sanitasi Tempat
Pengelolaan Makanan
(TPM) antara lain Jasa
Boga, Rumah
Makan/Restoran dan
Depot Air Minum (DAM)
Penerbitan Stiker 56.145.000 50.238.500,00 89,48
Pembinaan pada
Makanan Jajanan dan
Sentra Makanan Jajanan
Pemeriksaan dan Tindak 233.646.335 189.561.600,00 81,13
Lanjut Hasil Pemeriksaan
Post Market pada
Produksi dan Produk
Makanan Minuman
Industri Rumah Tangga

9. Program Pemberdayaan 1.748.676.230 1.672.450.583,40 95,64


Masyarakat Bidang
Kesehatan

Advokasi, Pemberdayaan, 773.040.450 725.647.375,00 93,87


Kemitraan, Peningkatan
Peran serta Masyarakat
dan Lintas Sektor Tingkat
Daerah Kabupaten/Kota
Pelaksanaan Sehat dalam 681.029.580 663.254.433,40 97,39
rangka Promotif Preventif
Tingkat Daerah
Kabupaten/Kota
Pengembangan dan 294.606.200 283.548.775,00 96,25
Pelaksanaan Upaya
Kesehatan Bersumber
Daya Masyarakat (UKBM)
Tingkat Daerah
Kabupaten/Kota

6. Meningkatnya 67.963.384.018 64.590.784.697 95,04


Pertumbuhan
Ekonomi 1. Program Pengelolaan 49.883.510 49.719.245,00 99,67
Daerah Sumber Daya Ekonomi
Untuk Kedaulatan dan
Kemandirian Pangan
Penyediaan Infrastruktur 49.883.510 49.719.245,00 99,67
dan Seluruh Pendukung
Kemandirian Pangan
sesuai Kewenangan
Daerah Kabupaten/Kota
2. Program Peningkatan 4.738.287.755 4.663.066.871,90 98,41
Diversifikasi dan
Ketahanan Pangan
Masyarakat

Penyediaan dan 1.220.468.905 1.204.420.993,70 98,69


Penyaluran Pangan
Pokok atau Pangan
Lainnya sesuai dengan
Kebutuhan Daerah
Kabupaten/Kota dalam
rangka Stabilisasi

171
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Pasokan dan Harga
Pangan
Pengelolaan dan 181.362.750 170.251.704,00 93,87
Keseimbangan Cadangan
Pangan Kabupaten/Kota
Pelaksanaan Pencapaian 3.336.456.100 3.288.394.174,20 98,56
Target Konsumsi Pangan
Perkapita/Tahun sesuai
dengan Angka Kecukupan
Gizi
3. Program Penanganan 66.298.750 66.126.675,00 99,74
Kerawanan Pangan

Penanganan Kerawanan 66.298.750 66.126.675,00 99,74


Pangan Kewenangan
Kabupaten/Kota

4. Program Pengawasan 23.669.420 23.663.042,00 99,97


Keamanan Pangan
Pelaksanaan 23.669.420 23.663.042,00 99,97
Pengawasan Keamanan
Pangan Segar Daerah
Kabupaten/Kota
5. Program Pengelolaan 160.000.000 158.233.800,00 98,90
Perikanan Tangkap
Pengelolaan 160.000.000 158.233.800,00 98,90
Penangkapan Ikan di
Wilayah Sungai, Danau,
Waduk, Rawa, dan
Genangan Air Lainnya
yang dapat Diusahakan
dalam 1 (satu) Daerah
Kabupaten/ Kota
6. Program Pengelolaan 2.991.565.000 2.860.811.437,20 95,63
Perikanan Budidaya
Pemberdayaan Pembudi 1.541.796.300 1.524.717.988,20 98,89
Daya Ikan Kecil
Pengelolaan 1.449.768.700 1.336.093.449,00 92,16
Pembudidayaan Ikan
7. Program Pengolahan dan 1.181.942.000 1.110.679.263,00 93,97
Pemasaran Hasil
Perikanan
Pembinaan Mutu dan 605.000.000 587.518.095,00 97,11
Keamanan Hasil
Perikanan Bagi Usaha
Pengolahan dan
Pemasaran Skala Mikro
dan Kecil
Penyediaan dan 576.942.000 523.161.168,00 90,68
Penyaluran Bahan Baku
Industri Pengolahan Ikan
dalam 1 (satu) Daerah
Kabupaten/ Kota

8. Program Penyediaan dan 8.376.194.410 8.216.994.327,90 98,10


Pengembangan Sarana
Pertanian
Pengawasan Penggunaan 5.377.662.110 5.266.569.041,90 97,93
Sarana Pertanian
Peningkatan Mutu dan 2.998.532.300 2.950.425.286,00 98,40
Peredaran Benih/Bibit
Ternak dan Tanaman

172
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Pakan Ternak serta
Pakan dalam Daerah
Kabupaten/Kota
9. Program Penyediaan dan 5.377.155.902 5.115.789.162,13 95,14
Pengembangan
Prasarana Pertanian

Pengembangan 692.021.954 672.517.121,20 97,18


Prasarana Pertanian
Pembangunan Prasarana 4.685.133.948 4.443.272.040,93 94,84
Pertanian

10. Program Pengendalian 3.276.363.600 3.236.124.081,00 98,77


Kesehatan Hewan dan
Kesehatan Masyarakat
Veteriner
Penjaminan Kesehatan 235.000.000 230.272.049,00 97,99
Hewan, Penutupan dan
Pembukaan Daerah
Wabah Penyakit Hewan
Menular Dalam Daerah
Kabupaten/Kota

Pengelolaan Pelayanan 1.903.913.600 1.876.146.454,00 98,54


Jasa Laboratorium dan
Jasa Medik Veteriner
dalam Daerah
Kabupaten/Kota

Penerapan dan 1.137.450.000 1.129.705.578,00 99,32


Pengawasan Persyaratan
Teknis Kesehatan
Masyarakat Veteriner
11. Program Pengendalian 798.116.045 770.568.944,00 96,55
dan Penanggulangan
Bencana Pertanian
Pengendalian dan 798.116.045 770.568.944,00 96,55
Penanggulangan
Bencana Pertanian
Kabupaten/Kota
12. Program Penyuluhan 6.908.346.100 6.412.800.382,12 92,83
Pertanian
Pelaksanaan Penyuluhan 6.908.346.100 6.412.800.382,12 92,83
Pertanian
13. Program Perencanaan 9.898.002.047 8.964.707.310,70 90,57
dan Pembangunan
Industri

Penyusunan dan Evaluasi 9.898.002.047 8.964.707.310,70 90,57


Rencana Pembangunan
Industri Kabupaten/Kota
14. Program Pengendalian 7.122.500 7.008.600,00 98,40
Izin Usaha Industri
Kabupaten/Kota

Penerbitan Izin Usaha 7.122.500 7.008.600,00 98,40


Industri (IUI), Izin
Perluasan Usaha Industri
(IPUI), Izin Usaha
Kawasan Industri (IUKI)
dan Izin Perluasan
Kawasan Industri (IPKI)
Kewenangan
Kabupaten/Kota
15. Program Pengelolaan 90.000.000 89.850.200,00 99,83
Sistem Informasi Industri

173
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Nasional

Penyediaan Informasi 90.000.000 89.850.200,00 99,83


Industri untuk Informasi
Industri untuk IUI, IPUI,
IUKI dan IPKI
Kewenangan
Kabupaten/Kota
16. Program Perizinan dan 398.178.311 395.083.220,00 99,22
Pendaftaran Perusahaan

Penerbitan Izin 166.316.061 163.927.470,00 98,56


Pengelolaan Pasar
Rakyat, Pusat
Perbelanjaan, dan Izin
Usaha Toko Swalayan
Penerbitan Tanda Daftar 142.507.300 142.507.300,00 100,00
Gudang
Pengendalian Fasilitas 89.354.950 88.648.450,00 99,21
Penyimpanan Bahan
Berbahaya dan
Pengawasan Distribusi,
Pengemasan dan
Pelabelan Bahan
Berbahaya di Tingkat
Daerah Kabupaten/ Kota
17. Program Pengembangan 559.224.433 558.538.035,00 99,88
Ekspor
Penyelenggaraan 559.224.433,00 558.538.035,00 99,88
Promosi Dagang melalui
Pameran Dagang dan
Misi Dagang bagi Produk
Ekspor Unggulan yang
terdapat pada 1 (satu)
Daerah Kabupaten/Kota
18. Program Standardisasi 545.819.963 545.257.783,00 99,90
dan Perlindungan
Konsumen
Pelaksanaan Metrologi 545.819.963 545.257.783,00 99,90
Legal, Berupa Tera, Tera
Ulang, dan Pengawasan
19. Program Penggunaan dan 2.175.393.428 2.153.826.649,00 99,01
Pemasaran Produk Dalam
Negeri
Pelaksanaan Promosi, 2.175.393.428 2.153.826.649,00 99,01
Pemasaran dan
Peningkatan Penggunaan
Produk Dalam Negeri

20. Program Peningkatan 8.055.528.804 7.468.166.017,00 92,71


Sarana Distribusi
Perdagangan
Pembangunan dan 7.435.713.451 6.875.266.521,00 92,46
Pengelolaan Sarana
Distribusi Perdagangan

Pembinaan Terhadap 619.815.353 592.899.496,00 95,66


Pengelola Sarana
Distribusi Perdagangan
Masyarakat di Wilayah
Kerjanya

21. Program Stabilisasi Harga 895.210.946 890.633.838,00 99,49


Barang Kebutuhan Pokok
dan Barang Penting

174
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran

Pengendalian Harga, dan 884.506.046 879.928.938,00 99,48


Stok Barang Kebutuhan
Pokok dan Barang
Penting di Tingkat Pasar
Kabupaten/Kota
Pengawasan Pupuk dan 10.704.900 10.704.900,00 100,00
Pestisida Bersubsidi di
Tingkat Daerah
Kabupaten/Kota
22. Program Peningkatan 2.994.683.932 2.983.859.526,20 99,64
Daya Tarik Destinasi
Pariwisata

Pengelolaan Daya Tarik 1.009.701.040 1.009.601.115,00 99,99


Wisata Kabupaten/Kota

Pengelolaan Destinasi 1.769.141.289 1.758.580.678,00 99,40


Pariwisata
Kabupaten/Kota
Penetapan Tanda Daftar 215.841.603 215.677.733,20 99,92
Usaha Pariwisata Daerah
Kabupaten/Kota

23. Program Pemasaran 5.412.543.684 4.911.591.823,00 90,74


Pariwisata
Pemasaran Pariwisata 5.412.543.684 4.911.591.823,00 90,74
Dalam dan Luar Negeri
Daya Tarik, Destinasi dan
Kawasan Strategis
Pariwisata
Kabupaten/Kota

24. Program Pengembangan 258.050.214 257.842.159,00 99,92


Iklim Penanaman Modal
Penetapan Pemberian 150.243.320 150.107.058,00 99,91
Fasilitas/Insentif Dibidang
Penanaman Modal yang
menjadi Kewenangan
Daerah Kabupaten/Kota
Pembuatan Peta Potensi 107.806.894 107.735.101,00 99,93
Investasi Kabupaten/Kota
25. Program Promosi 540.405.207 535.562.544,00 99,10
Penanaman Modal

Penyelenggaraan 540.405.207 535.562.544,00 99,10


Promosi Penanaman
Modal yang menjadi
Kewenangan Daerah
Kabupaten/Kota

26. Program Pelayanan 1.223.754.357 1.190.100.091,00 97,25


Penanaman Modal

Pelayanan Perizinan dan 1.223.754.357 1.190.100.091,00 97,25


Non Perizinan secara
Terpadu Satu Pintu
dibidang Penanaman
Modal yang menjadi
Kewenangan Daerah
Kabupaten/ Kota

27. Program Pengendalian 714.038.100 709.991.814,00 99,43


Pelaksanaan Penanaman
Modal
Pengendalian 714.038.100 709.991.814,00 99,43
Pelaksanaan Penanaman
Modal yang menjadi

175
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Kewenangan Daerah
Kabupaten/Kota
28. Program Pengelolaan 247.605.600 244.187.856,00 98,62
Data dan Sistem
Informasi Penanaman
Modal

Pengelolaan Data dan 247.605.600 244.187.856,00 98,62


Informasi Perizinan dan
Non Perizinan yang
Terintegrasi pada Tingkat
Daerah Kabupaten/Kota

7. Menurunnya 31.855.518.143 26.271.685.396 82,47


Ketimpangan
Pendapatan 1. Program Pelayanan Izin 29.400.000 20.514.135,00 69,78
Usaha Simpan Pinjam
Penerbitan Izin Usaha 29.400.000 20.514.135,00 69,78
Simpan Pinjam untuk
Koperasi dengan Wilayah
Keanggotaan dalam
Daerah Kabupaten/Kota
2. Program Pengawasan 20.949.564 20.272.050,00 96,77
dan Pemeriksaan
Koperasi
Pemeriksaan dan 20.949.564 20.272.050,00 96,77
Pengawasan Koperasi,
Koperasi Simpan
Pinjam/Unit Simpan
Pinjam Koperasi yang
Wilayah Keanggotaannya
dalam Daerah Kabupaten/
Kota

3. Program Penilaian 157.371.756 131.833.955,00 83,77


Kesehatan KSP/USP
Koperasi
Penilaian Kesehatan 157.371.756 131.833.955,00 83,77
Koperasi Simpan
Pinjam/Unit Simpan
Pinjam Koperasi yang
Wilayah Keanggotaanya
dalam 1 (satu) Daerah
Kabupaten/Kota

4. Program Pendidikan dan 855.323.890 762.205.046,00 89,11


Latihan Perkoperasian
Pendidikan dan Latihan 855.323.890 762.205.046,00 89,11
Perkoperasian Bagi
Koperasi yang Wilayah
Keanggotaan dalam
Daerah Kabupaten/Kota
5. Program Pemberdayaan 393.668.212 365.453.110,00 92,83
dan Perlindungan
Koperasi
Pemberdayaan dan 393.668.212 365.453.110,00 92,83
Perlindungan Koperasi
yang Keanggotaannya
dalam Daerah
Kabupaten/Kota
6. Program Pemberdayaan 4.073.057.464 3.542.802.051,20 86,98
Usaha Menengah, Usaha
Kecil, dan Usaha Mikro
(UMKM)
Pemberdayaan Usaha 4.073.057.464 3.542.802.051,20 86,98

176
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Mikro yang Dilakukan
melalui Pendataan,
Kemitraan, Kemudahan
Perizinan, Penguatan
Kelembagaan dan
Koordinasi dengan Para
Pemangku Kepentingan
7. Program Pengembangan 1.160.065.297 1.109.261.348,00 95,62
UMKM
Pengembangan Usaha 1.160.065.297 1.109.261.348,00 95,62
Mikro dengan Orientasi
Peningkatan Skala Usaha
Menjadi Usaha Kecil

8. Menurunnya 25.165.681.960 20.319.343.701 80,74


Kemiskinan
8. Program Pemberdayaan 1.881.022.291 1.841.588.139,80 97,90
Sosial
Pengembangan Potensi 1.881.022.291 1.841.588.139,80 97,90
Sumber Kesejahteraan
Sosial Daerah
Kabupaten/Kota

9. Program Rehabilitasi 13.897.747.580 9.482.207.204,60 68,23


Sosial
Rehabilitasi Sosial Dasar 13.897.747.580 9.482.207.204,60 68,23
Penyandang Disabilitas
Terlantar, Anak Terlantar,
Lanjut Usia Terlantar,
serta Gelandangan
Pengemis di Luar Panti
Sosial
10. Program Perlindungan 8.701.607.189 8.426.264.077,60 96,84
dan Jaminan Sosial
Pengelolaan Data Fakir 8.701.607.189 8.426.264.077,60 96,84
Miskin Cakupan Daerah
Kabupaten/Kota
11. Program Pembangunan 685.304.900 569.284.279,00 83,07
Kawasan Transmigrasi
Penataan Persebaran 685.304.900 569.284.279,00 83,07
Penduduk yang Berasal
dari 1 (satu) Daerah
Kabupaten/Kota
9. Terwujudnya 21.981.356.816 17.707.189.753 80,56
Ketahanan
Daerah 1. Program Pengendalian 2.308.942.538 2.280.940.435,00 98,79
Penduduk
Pemetaan Perkiraan 2.308.942.538 2.280.940.435,00 98,79
Pengendalian Penduduk
Cakupan Daerah
Kabupaten/Kota

2. Program Pembinaan 5.979.191.075 4.815.936.932,00 80,54


Keluarga Berencana (KB)
Pelaksanaan Advokasi, 1.053.215.000 1.050.644.875,00 99,76
Komunikasi, Informasi
dan Edukasi (KIE)
Pengendalian Penduduk
dan KB sesuai Kearifan
Budaya Lokal

Pendayagunaan Tenaga 412.800.000 412.800.000,00 100,00


Penyuluh KB/Petugas
Lapangan KB
(PKB/PLKB)

177
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran

Pengendalian dan 3.908.676.075 2.750.797.312,00 70,38


Pendistribusian
Kebutuhan Alat dan Obat
Kontrasepsi serta
Pelaksanaan Pelayanan
KB di Daerah
Kabupaten/Kota

Pemberdayaan dan 604.500.000 601.694.745,00 99,54


Peningkatan Peran serta
Organisasi
Kemasyarakatan Tingkat
Daerah Kabupaten/Kota
dalam Pelaksanaan
Pelayanan dan
Pembinaan Kesertaan
Ber-KB

3. Program Pemberdayaan 5.362.324.755 2.947.753.843,00 54,97


Dan Peningkatan
Keluarga Sejahtera (KS)

Pelaksanaan 5.272.734.555 2.858.181.643,00 54,21


Pembangunan Keluarga
melalui Pembinaan
Ketahanan dan
Kesejahteraan Keluarga
Pelaksanaan dan 89.590.200 89.572.200,00 99,98
Peningkatan Peran Serta
Organisasi
Kemasyarakatan Tingkat
Daerah Kabupaten/ Kota
dalam Pembangunan
Keluarga Melalui
Pembinaan Ketahanan
dan Kesejahteraan
Keluarga
4. Program Peningkatan 2.890.188.329 2.606.884.400,00 90,20
Ketenteraman dan
Ketertiban Umum
Penanganan Gangguan 2.391.341.065 2.254.876.600,00 94,29
Ketenteraman dan
Ketertiban Umum dalam 1
(satu) Daerah
Kabupaten/Kota

Penegakan Peraturan 493.747.264 347.157.800,00 70,31


Daerah Kabupaten/Kota
dan Peraturan Bupati/Wali
Kota
Pembinaan Penyidik 5.100.000 4.850.000,00 95,10
Pegawai Negeri Sipil
(PPNS) Kabupaten/Kota

5. Program Pencegahan, 663.577.700 513.236.575,00 77,34


Penanggulangan,
Penyelamatan Kebakaran
dan Penyelamatan Non
Kebakaran

Pencegahan, 580.955.000 439.547.550,00 75,66


Pengendalian,
Pemadaman,
Penyelamatan, dan
Penanganan Bahan
Berbahaya dan Beracun
Kebakaran dalam Daerah
Kabupaten/Kota
Inspeksi Peralatan 4.837.500 3.929.425,00 81,23

178
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Proteksi Kebakaran

Pemberdayaan 77.785.200 69.759.600,00 89,68


Masyarakat dalam
Pencegahan Kebakaran

6. Program Koordinasi 3.120.533.198 2.907.090.187,40 93,16


Ketentraman dan
Ketertiban Umum

Koordinasi Upaya 3.023.301.018 2.810.235.587,40 92,95


Penyelenggaraan
Ketenteraman dan
Ketertiban Umum
Koordinasi Penerapan 97.232.180 96.854.600,00 99,61
dan Penegakan Peraturan
Daerah dan Peraturan
Kepala Daerah

7. Program 1.656.599.221 1.635.347.381,00 98,72


Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan Umum
Penyelenggaraan Urusan 1.656.599.221 1.635.347.381,00 98,72
Pemerintahan Umum
sesuai Penugasan Kepala
Daerah
10 Menguatkan 3.280.520.325 3.039.629.162 92,66
Sikap Saling
Menghargai Di 1. Program 837.471.300 800.043.625,00 95,53
Lingkungan Pengarusutamaan
Masyarakat Gender dan
Dan Keluarga Pemberdayaan
Yang Sadar Perempuan
Gender
Pelembagaan 211.176.275 193.559.225,00 91,66
Pengarusutamaan
Gender (PUG) pada
Lembaga Pemerintah
Kewenangan
Kabupaten/Kota
Pemberdayaan 77.654.925 77.654.925,00 100,00
Perempuan Bidang
Politik, Hukum, Sosial,
dan Ekonomi pada
Organisasi
Kemasyarakatan
Kewenangan
Kabupaten/Kota
Penguatan dan 548.640.100 528.829.475,00 96,39
Pengembangan Lembaga
Penyedia Layanan
Pemberdayaan
Perempuan Kewenangan
Kabupaten/Kota

2. Program Perlindungan 387.885.525 304.186.566,00 78,42


Perempuan
Pencegahan Kekerasan 200.842.925 200.272.775,00 99,72
terhadap Perempuan
Lingkup Daerah
Kabupaten/Kota

Penyediaan Layanan 187.042.600 103.913.791,00 55,56


Rujukan Lanjutan bagi
Perempuan Korban
Kekerasan yang
Memerlukan Koordinasi
Kewenangan
Kabupaten/Kota

179
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran

3. Program Peningkatan 706.452.425 691.324.190,00 97,86


Kualitas Keluarga
Peningkatan Kualitas 337.724.450 337.380.950,00 99,90
Keluarga dalam
Mewujudkan Kesetaraan
Gender (KG) dan Hak
Anak Tingkat Daerah
Kabupaten/Kota

Penguatan dan 368.727.975 353.943.240,00 95,99


Pengembangan Lembaga
Penyedia Layanan
Peningkatan Kualitas
Keluarga dalam
Mewujudkan KG dan Hak
Anak yang Wilayah
Kerjanya dalam Daerah
Kabupaten/Kota
4. Program Pengelolaan 60.814.800 57.899.650,00 95,21
Sistem Data Gender dan
Anak

Pengumpulan, 60.814.800 57.899.650,00 95,21


Pengolahan Analisis dan
Penyajian Data Gender
dan Anak Dalam
Kelembagaan Data di
Tingkat Daerah
Kabupaten/Kota

5. Program Pemenuhan Hak 809.355.275 806.501.822,00 99,65


Anak (PHA)
Pelembagaan PHA pada 115.401.850 115.069.472,00 99,71
Lembaga Pemerintah,
Nonpemerintah, dan
Dunia Usaha
Kewenangan
Kabupaten/Kota
Penguatan dan 693.953.425 691.432.350,00 99,64
Pengembangan Lembaga
Penyedia Layanan
Peningkatan Kualitas
Hidup Anak Kewenangan
Kabupaten/Kota

6. Program Perlindungan 478.541.000 379.673.309,00 79,34


Khusus Anak
Pencegahan Kekerasan 185.321.300 156.990.689,00 84,71
Terhadap Anak yang
Melibatkan para Pihak
Lingkup Daerah
Kabupaten/Kota

Penyediaan Layanan bagi 190.913.700 124.627.620,00 65,28


Anak yang Memerlukan
Perlindungan Khusus
yang Memerlukan
Koordinasi Tingkat
Daerah Kabupaten/Kota

Penguatan dan 102.306.000 98.055.000,00 95,84


Pengembangan Lembaga
Penyedia Layanan bagi
Anak yang Memerlukan
Perlindungan Khusus
Tingkat Daerah
Kabupaten/Kota
Jumlah 2.731.852.844.056 2.498.873.460.535 91,47

180
Berdasarkan hasil analisis rata-rata capaian kinerja Tujuan, Sasaran dan realisasi anggaran, yang
disajikan dalam Tabel 3.3.1.1., kami sampaikan uraian sebagai berikut:

Tujuan 1
Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan Daerah yang Baik dan Pelayanan Publik yang
Berkualitas:
Perbandingan antara persentase rata-rata capaian kinerja Tujuan dan Sasaran dengan persentase
realisasi anggaran pada tujuan “Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Pelayanan Publik yang
Berkualitas” menunjukkan penggunaan sumber daya yang efisien. Realisasi anggaran untuk
mencapai tujuan tersebut sebesar Rp427.470.156.392,20 dari alokasi anggaran sebesar
Rp462.843.473.294,01 atau 92,36%. Realisasi anggaran sebesar 92,36% lebih rendah
dibandingkan dengan capaian kinerja tujuan sebesar 101,08%.
Efisiensi dalam realisasi Tujuan 1 dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a) Komitmen Pimpinan dan jajaran secara berjenjang dalam mewujudkan tata kelola
pemerintahan memberikan penguatan bagi aparatur daerah dalam melaksanakan tugas dan
fungsi sesuai kewenangannya.
b) Transparansi dan akuntabilitas tata kelola keuangan di Kabupaten Sleman sudah menjadi
budaya kerja sebagaimana dibuktikan dengan perolehan opini Badan Pemeriksa Keuangan
atas Laporan Keuangan Daerah dengan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Perolehan opini WTP tahun 2022 sebagai opini WTP yang ke-12 (dua belas) kali berturut-
turut sejak 2011.
c) Pemanfaatan berbagai sistem informasi dan aplikasi perencanaan, pengendalian, dan
evaluasi yang terintegrasi, berpengaruh positif dalam penyelenggaraan tata kelola
pemerintahan bagi masyarakat melalui digitalisasi administrasi pemerintahan.

Tujuan 2
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik
Perbandingan antara persentase rata-rata capaian kinerja Tujuan dan Sasaran dengan persentase
realisasi anggaran pada tujuan “Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik” menunjukkan
penggunaan sumber daya yang efisien. Realisasi anggaran untuk mencapai tujuan tersebut
sebesar Rp1.481.683.178.956,68 dari alokasi anggaran sebesar Rp1.631.662.121.981,55 atau
90,81%. Realisasi anggaran sebesar 90,81% lebih rendah dibandingkan dengan capaian kinerja
tujuan sebesar 102,68%.

181
Efisiensi dalam realisasi Tujuan 2 dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a) Peningkatan prasarana dan sarana yang mendukung kualitas pelayanan publik sebagai hasil
perbaikan atas hasil evaluasi terhadap Survei Kepuasaan Masyarakat. Nilai Indeks
Kepuasaan Masyarakat Kabupaten Sleman dalam waktu enam tahun terakhir terus
meningkat, yang menunjukkan tingginya tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
publik.
b) Upaya untuk mewujudkan meningkatkan kualitas pelayanan yang diterima oleh masyarakat
sebagai pengguna layanan dan menekan potensi maladministrasi, melalui penerapan tingkat
kepatuhan unit pelayanan publik terhadap Standar Pelayanan Publik. Dari kegiatan
pengawasan pelayanan publik yang dilakukan oleh Ombudsman Republik Indonesia,
Kabupaten Sleman meraih Predikat Kepatuhan Standar Pelayanan Publik 2022 dengan nilai
91,57. Predikat dimaksud menyatakan Kabupaten Sleman masuk dalam kategori zona hijau
kualitas tertinggi.
c) Implementasi smart regency termasuk dalam sektor pelayanan publik melalui pemanfaatan
teknologi informasi. Pengaruh positif implementasi smart regency yakni pemerintah daerah
semakin dapat memberikan kemudahan penyelenggaraan pelayanan publik bagi masyarakat,
secara akurat, lebih cepat, dan lebih tepat waktu. Dari kegiatan Evaluasi Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) yang dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kabupaten Sleman meraih Indeks SPBE dengan
nilai 3,19 dengan Predikat “Baik”.

Tujuan 3
Terwujudnya Kualitas Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing
Perbandingan antara persentase rata-rata capaian kinerja Tujuan dan Sasaran dengan persentase
realisasi anggaran pada tujuan “Terwujudnya Kualitas Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing”
menunjukkan penggunaan sumber daya yang efisien. Realisasi anggaran untuk mencapai tujuan
tersebut sebesar Rp478.110.836.177,36 dari alokasi anggaran sebesar Rp512.266.469.477,99 atau
93,33%. Realisasi anggaran sebesar 93,33% lebih rendah dibandingkan dengan capaian kinerja
tujuan sebesar 100,08%.
Efisiensi dalam realisasi Tujuan 3 dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a) terwujudnya komitmen pimpinan dan pelaksana teknis kegiatan, melalui antara lain upaya
perbaikan berkesinambungan terhadap hasil evaluasi indeks kepuasan masyarakat tahun
sebelumnya terhadap pembangunan kualitas sumber daya manusia;

182
b) tersedianya infrastruktur dan prasarana-sarana pelayanan pendidikan, olahraga, dan
kesehatan yang cukup representatif, dan berkualitas;
c) tingginya tingkat kepatuhan terhadap Standar Pelayanan Publik dan Standar Operasional
Prosedur Pelayanan Kesehatan di bidang pembangunan kualitas sumber daya manusia;
d) pesatnya pemanfaatan teknologi informasi dalam pelayanan publik (melalui platform
instagram, twitter, youtube dan laman resmi perangkat daerah).
e) meningkatnya partisipasi pemuda sebagai wujud kolaborasi dan kerja sama beserta berbagai
lembaga yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan, pembinaan olahraga, dan
kesehatan masyarakat. Dalam bidang olahraga beberapa lembaga yang terlibat dalam
kolaborasi dan kerja sama antara lain organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan, pemuda
umum, pelajar, lembaga pemerintah, aktivis, dan lembaga kemasyarakatan.
f) terlaksananya kebijakan pemberian fasilitas penyelenggaraan Kursus Mahir Dasar (KMD) dan
Kursus Mahir Lanjut (KML) secara gratis bagi pembina Pramuka.
g) meningkatnya daya beli masyarakat pascapandemi COVID-19.

Tujuan 4
Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Perbandingan antara persentase rata-rata capaian kinerja Tujuan dan Sasaran dengan persentase
realisasi anggaran pada tujuan “Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi Daerah” menunjukkan
penggunaan sumber daya yang efisien. Realisasi anggaran untuk mencapai tujuan tersebut
sebesar Rp64.590.784.697,15 dari alokasi anggaran sebesar Rp67.963.384.018,00 atau 95,04%.
Realisasi anggaran sebesar 95,04% lebih rendah dibandingkan dengan capaian kinerja tujuan
sebesar 138,81%.
Efisiensi dalam realisasi Tujuan 4 dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1) Semakin lancarnya proses ekspor pelaku usaha yang dipengaruhi oleh nilai ekspor yang
tinggi. Hal ini disebabkan oleh perbaikan ekonomi masyarakat dengan pelonggaran kebijakan
PPKM atas pandemi COVID-19.
2) tercapainya efektivitas penanganan kerawanan pangan melalui pelaksanaan pelatihan
pengembangan kelembagaan dan pengelolaan keuangan kelompok afinitas, pembinaan
pengembangan desa mandiri pangan, penanganan daerah potensi rawan pangan/waspada
pangan, pengembangan dan terselenggaranya workshop Sistem Kewaspadaan Pangan dan
Gizi (SKPG). Pengaruh positif turut didapatkan dari koordinasi dan sinkronisasi penanganan
kerawanan pangan kabupaten/kota.

183
Tujuan 5
Menurunnya Ketimpangan Pendapatan
Perbandingan antara persentase rata-rata capaian kinerja Tujuan dan Sasaran dengan persentase
realisasi anggaran pada tujuan “Menurunnya Ketimpangan Pendapatan” menunjukkan penggunaan
sumber daya yang efisien. Realisasi anggaran untuk mencapai tujuan tersebut sebesar
Rp26.271.685.396,20 dari alokasi anggaran sebesar Rp31.855.518.143,00 atau 82,47%. Realisasi
anggaran sebesar 82,47% lebih rendah dibandingkan dengan capaian kinerja tujuan sebesar
102,56%.
Efisiensi dalam realisasi Tujuan 5 dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1) terlaksananya regulasi dan kebijakan stimulus dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi
pasca COVID-19 sehingga kegiatan usaha dan UMKM bergulir kembali;
2) peningkatan daya beli masyarakat, sebagai multiplier effect dari pelonggaran kebijakan
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM); dan
3) perbaikan pendapatan masyarakat, khususnya masyarakat yang bermata pencaharian dari
sektor informal dengan telah kembali dibukanya tempat usaha informal.

Tujuan 6
Terwujudnya Ketahanan Daerah
Perbandingan antara persentase rata-rata capaian kinerja Tujuan dan Sasaran dengan persentase
realisasi anggaran pada tujuan “Terwujudnya Ketahanan Daerah” menunjukkan penggunaan
sumber daya yang efisien. Realisasi anggaran untuk mencapai tujuan tersebut sebesar
Rp17.707.189.753,40 dari alokasi anggaran sebesar Rp21.981.356.816,00 atau 80,56%. Realisasi
anggaran sebesar 80,56% lebih rendah dibandingkan dengan capaian kinerja tujuan sebesar
100,00%.
Efisiensi dalam realisasi Tujuan 6 dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1) perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terlaksana dengan baik, kualitas
pelayanan yang baik, dan tanggap terhadap kebutuhan masyarakat luas; dan
2) penurunan angka anak telantar antara lain dengan penguatan fungsi keluarga dan sosialisasi
upaya pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang melalui media sosial.

184
Tujuan 7
Menguatkan Sikap Saling Menghargai di Lingkungan Masyarakat dan Keluarga yang Sadar
Gender
Perbandingan antara persentase rata-rata capaian kinerja Tujuan dan Sasaran dengan persentase
realisasi anggaran pada tujuan “Menguatkan Sikap Saling Menghargai di Lingkungan Masyarakat
dan Keluarga yang Sadar Gender” menunjukkan penggunaan sumber daya yang efisien. Realisasi
anggaran untuk mencapai tujuan tersebut sebesar Rp3.039.629.162,00 dari alokasi anggaran
sebesar Rp3.280.520.325,00 atau 92,66%. Realisasi anggaran sebesar 92,66% dibandingkan
dengan capaian kinerja tujuan sebesar 100,17%.
Efisiensi dalam realisasi Tujuan 7 dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1) Penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak secara efektif oleh Unit
Pelaksana Teknis Dinas Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA),
melalui jejaring UPTD PPA yang tergabung dalam Forum Penanganan Korban Kekerasan
(FPKK) meliputi Polres, Dinas Sosial, Rumah Sakit Daerah, Polsek, Puskesmas, Kantor
Urusan Agama, UPTD Yandik Kapanewon, Kader PKDRT dan institusi lain yang terkait.
2) Penanganan kasus melalui pendampingan psikologis, pengobatan, dan pendampingan hukum,
serta dalam bentuk Layanan Penjangkauan Korban yang efektif. Layanan penjangkauan
dimaksud dalam bentuk antar jemput bagi korban yang tidak memiliki sarana mobilitas ke
UPTD PPA. Mediasi dalam upaya penanganan kasus juga telah dapat diselenggarakan sebab
upaya mediasi juga merupakan langkah yang tepat dan utama dalam penyelesaian sengketa
agar tidak bermuara di pengadilan sehingga para pihak yang bersengketa tidak rugi waktu,
tenaga dan biaya yang tinggi.
3) Penerapan kebijakan pengarusutamaan gender dalam seluruh sektor antara lain sistem
perencanaan Perencanaan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) agar dapat
optimal, dan Penyusunan Gender Analysis Pathways/Gender Budget Statements (GAP/GBS)
untuk dapat masuk dalam sistem penganggaran secara proporsional.

Sasaran 1
Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah
Perbandingan antara persentase rata-rata capaian kinerja Tujuan dan Sasaran dengan persentase
realisasi anggaran pada sasaran “Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah”
menunjukkan penggunaan sumber daya yang efisien. Realisasi anggaran untuk mencapai sasaran
tersebut sebesar Rp1.470.501.153.283,08 dari alokasi anggaran sebesar Rp1.620.282.870.131,55
atau 90,76%. Realisasi anggaran sebesar 90,76%, lebih rendah dibandingkan dengan capaian
kinerja sasaran sebesar 100%.

185
Efisiensi dalam realisasi Sasaran 1 dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a) tingginya komitmen Pimpinan secara hierarkis, melalui berbagai kebijakan yang menciptakan
iklim akuntabilitas sebagai budaya di lingkungan perangkat daerah, dan terselenggaranya
pemantauan dan evaluasi secara berkala baik melalui rapat koordinasi pimpinan, rapat
koordinasi pengendalian, maupun evaluasi kinerja. Pemantauan dan evaluasi dimaksud rutin
diselenggarakan pada tingkat pemerintah kabupaten dan tingkat perangkat daerah.
b) meningkatnya pemanfaatan berbagai sistem informasi dan aplikasi sistem perencanaan,
keuangan, monitoring evaluasi, dan kinerja yang terintegrasi. Integrasi berbagai sistem
dimaksud berpengaruh positif dalam penyelenggaraan dan penerapan tata kelola
pemerintahan yang baik melalui digitalisasi administrasi pemerintahan. Pengaruh positif
dimaksud yakni pelayanan publik lebih dapat dipertanggungjawabkan dari aspek validitas
datanya, dan terimplementasikannya keterbukaan informasi publik melalui sub-domain yang
dapat diakses oleh masyarakat pada One Single System slemankab.go.id. Upaya sinkronisasi
penerapan e-government dalam tata kelola pemerintahan yang didukung dengan peningkatan
kualitas dan kuantitas infrastruktur, turut berperan dalam peningkatan pemanfaatan berbagai
sistem informasi dan aplikasi.
c) terciptanya budaya kerja/budaya pemerintahan SATRIYA dan core values ASN “BerAKHLAK”
di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sleman. Penerapan budaya pemerintahan berperan
penting dalam memberikan penguatan bagi aparatur daerah selaku individu yang kompeten
dalam mewujudkan integritas dan akuntabilitas sesuai dengan tugas fungsi dan
kewenangannya.

Sasaran 2
Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat
Perbandingan antara persentase rata-rata capaian kinerja Tujuan dan Sasaran dengan persentase
realisasi anggaran pada sasaran “Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat” menunjukkan
penggunaan sumber daya yang efisien. Realisasi anggaran untuk mencapai sasaran tersebut
sebesar Rp123.458.757.184,39 dari alokasi anggaran sebesar Rp141.091.692.563,00 atau 87,50%.
Realisasi anggaran sebesar 87,50% lebih rendah dibandingkan dengan capaian kinerja sasaran
sebesar 100,20%.
Efisiensi dalam realisasi Sasaran 2 dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1) terinisiasinya berbagai inovasi dalam bidang pelayanan pendidikan, kesehatan dan pemuda
dan olahraga. Dalam bidang kesehatan antara lain inovasi ToTalitas Besti (Tolong Tangani
dan fasilitasi Bumil dan Balita dari Risiko Tinggi), Gerakan Keluarga Sehat Bebas Asap Rokok
(Gas Bro), Program Mata Hati, Pecah Ranting Hiburane Rakyat, dan beberapa inovasi

186
pelayanan yang ada di UPT/UPTD Dinas Kesehatan. Dari beberapa inovasi tersebut, tahun
2022 mendapatkan penghargaan diantaranya Penghargaan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik
Tahun 2022 “MATA HATI” dari Kementerian PANRB, Penghargaan Puskesmas Prambanan
sebagai Posyandu/Posbindu yang telah melaksanakan deteksi dini faktor risiko Penyakit
Tidak Menular dengan baik dan Inovatif dari Kementerian Kesehatan, Penganugerahan
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Tahun 2022, Penghargaan STBM Berkelanjutan
Kabupaten/Kota terbaik kategori Demand Creation dari Kementerian Kesehatan serta
beberapa penghargaan tenaga kesehatan teladan tingkat propinsi maupun tingkat nasional.
2) meningkatnya kinerja didukung pemanfaatan dan penyediaan sistem informasi kesehatan
antara lain program Smart Health menggunakan aplikasi SI JEMPOL (Sistem Informasi
Jejaring Emergensi mencegah Panik On Line), dan penyelenggaraan layanan
kegawatdaruratan Sleman Emergency Services.
3) terwujudnya smart living melalui terobosan yang solutif dengan Inovasi, antara lain
a. meluncurkan Candak Mas Covid yang berkomitmen melacak kasus dengan cepat
maksimal 1×24 jam dengan harapan tindak lanjut penanganan dilaksanakan dengan
tepat dan sesuai prosedur sehingga dapat mengendalikan penyebaran COVID-19;
b. siaga Hot line Covid-19 (0878 1999 3434) serta Upaya Promosi Kesehatan dengan
memberdayakan 25 (dua puluh lima) Puskesmas untuk memberikan edukasi
masyarakat serta memberikan informasi yang tepat untuk mereduksi stigma
masyarakat;
c. percepatan penanganan jenazah terkonfirmasi Covid-19 yang dikoordinasikan oleh
Dinas Kesehatan melalui call center (081 359 111 600) yang telah mendapat
penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri dalam Lomba Inovasi Pemerintah.
4) Kerjasama lintas program dan lintas sektor antara Dinas Kesehatan bersama PKK, Rumah
Sakit, Klinik, BPJS, Kecamatan, Polsek, Koramil, dan Kalurahan yang terjalin dengan baik.

Sasaran 3
Menurunnya Kemiskinan
Perbandingan antara persentase rata-rata capaian kinerja Tujuan dan Sasaran dengan persentase
realisasi anggaran pada sasaran “Menurunnya Kemiskinan” menunjukkan penggunaan sumber
daya yang tidak efisien. Realisasi anggaran untuk mencapai sasaran tersebut
sebesar Rp20.319.343.701,00 dari alokasi anggaran sebesar Rp25.165.681.960,00 atau 80,74%.
Meskipun realisasi anggaran sebesar 80,74% lebih rendah dibandingkan dengan capaian kinerja
sasaran sebesar 99,55%, namun capaian kinerja sasaran ini tidak mencapai 100%.

187
Realisasi Sasaran 3 dipengaruhi oleh faktor sebagai berikut:
Pengukuran capaian kinerja Indikator Kinerja sasaran “Menurunnya Kemiskinan” meliputi dua
indikator kinerja yakni “persentase penduduk miskin” dan “persentase keluarga miskin”. Capaian
indikator kinerja “persentase penduduk miskin” tahun 2022 sebesar 97,89%, dan capaian indikator
kinerja “persentase keluarga miskin” tahun 2022 sebesar 101,21%.
Penghitungan capaian indikator sasaran “Menurunnya Kemiskinan” menggunakan metode rata-rata
dari kedua indikator kinerja sasaran dimaksud, dan diperoleh hasil 99,55% sehingga tidak mencapai
target (lihat Tabel Sasaran 3: Indikator Kinerja persentase penduduk miskin dan persentase
keluarga miskin, pada bagian Analisis Pengukuran Kinerja).
Jumlah penduduk miskin dalam hal ini penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah
Garis Kemiskinan*) terjadi penurunan 0,90% dalam kurun waktu satu tahun terakhir. Jumlah
penduduk miskin mencapai 98,92 ribu orang (7,74%), turun sebesar 10,01 ribu orang dibandingkan
dengan kondisi Maret 2021 sebesar 108,93 ribu orang (8,64%).
*) Dalam kurun waktu 2021 hingga 2022 terdapat perubahan ketentuan perihal Garis Kemiskinan
yang sebelumnya mencapai Rp422.933,00 per kapita per bulan pada Maret 2021 menjadi
Rp450.763,00 per kapita per bulan pada Maret 2022 (Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional
(SUSENAS) Maret 2022, BPS: 2022).

188
BAB IV
Penutup
BAB IV PENUTUP

4.1 HASIL PENGUKURAN KINERJA


Hasil Pengukuran kinerja Pemerintah Kabupaten Sleman atas Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten
Sleman Tahun 2022 (RPJMD 2021-2026) yang terdiri dari 7 Tujuan dan 3 Sasaran, disajikan dalam Tabel
4.1.1. sebagai berikut:

Tabel 4.1. 1. Rekapitulasi Capaian Perjanjian Kinerja Tahun 2022

Indikator Realisasi %
No. Tujuan Sasaran Satuan Target
Tujuan/ 2022 Capaian

Terwujudnya Tata Kelola


Indeks
Pemerintahan Daerah yang
1. Reformasi Indeks 76,67 77,50 101,08
Baik dan Pelayanan Publik
Birokrasi
yang Berkualitas

Rata-rata
101,08
capaian

Indeks
Meningkatnya Kualitas
2. Kepuasan Indeks 82,05 84,25 102,68
Pelayanan Publik
Masyarakat

Rata-rata
102,68
capaian

Meningkatnya
predikat
Akuntabilitas
Akuntabilitas
3. Kinerja Predikat A (81,58) A (81,89) 100,00
Kinerja Instansi
Pemerintah
Pemerintah
Daerah

Rata-rata
100
capaian

Terwujudnya Kualitas Sumber Indeks


84,24 -
4. Daya Manusia yang Berdaya Pembangunan Indeks 84,31 100,08
84,92
Saing Manusia (IPM)

Rata-rata
100,08
capaian

Meningkatnya
Kualitas Angka Harapan
5. Tahun 74,85 75,00 100,20
Kesehatan Hidup (AHH)
Masyarakat

Rata-rata
100,20
capaian

Meningkatnya Pertumbuhan Pertumbuhan 3,71 -


6. % 5,15 138,81
Ekonomi Daerah Ekonomi 5,90

Rata-rata
138,81
capaian

189
Indikator Realisasi %
No. Tujuan Sasaran Satuan Target
Tujuan/ 2022 Capaian

Menurunnya Ketimpangan
7. Indeks Gini Indeks 0,429 0,418 102,56
Pendapatan

Rata-rata
102,56
capaian

Persentase
6,85 -
Penduduk % 7,74 97,89
7,58
Miskin
Menurunnya
8.
Kemiskinan
Persentase
Keluarga % 8,25 8,15 101,21
Miskin

Rata-rata
99,55
capaian

Indeks
Terwujudnya Ketahanan
9. Ketahanan Indeks 2,9 2,9 100,00
Daerah
Keluarga

Rata-rata
100,00
capaian

Menguatkan Sikap Saling


Indeks
Menghargai di Lingkungan
10. Pembangunan Indeks 96,2 96,36 100,17
Masyarakat dan Keluarga yang
Gender
Sadar Gender

Rata-rata
100,17
capaian

Selanjutnya hasil capaian Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2022 (RPJMD
2021-2026), disajikan dalam Tabel 4.1.2. sebagai berikut:

Tabel 4.1. 2. Rekapitulasi Capaian Indikator Kinerja Utama

Tingkat Target
Indikator Kinerja Realisasi Target Realisasi
No Satuan % Capaian Kemajuan Jangka
Utama 2021 2022 2022
(%) Menengah
1. Indeks Reformasi Indeks 76,77 76,67 77,50 101,08 100,38 77,21
Birokrasi
2. Indeks Pengelolaan Indeks B B B 100,00 100,00 B
Keuangan Daerah
3. Indeks Kepuasan Indeks 83,37 82,05 84,25 102,68 102,05 82,56
Masyarakat
4. Predikat Akuntabilitas Predikat A (81,73) A (81,58) A (81,89) 100,00 100,00 A (81,84)
Kinerja Pemerintah
5. Indeks Desa Desa 27 32 44 137,50 84,62 52
Membangun kategori Mandiri
desa mandiri
6. Indeks Pembangunan Indeks 84,00 84,24 - 84,31** 100,08 99,19 85,00 -
Manusia 84,92 85,04

190
Tingkat Target
Indikator Kinerja Realisasi Target Realisasi
No Satuan % Capaian Kemajuan Jangka
Utama 2021 2022 2022
(%) Menengah
7. Indeks Pembangunan Indeks 0,33 0,36 0,34 94,44 80,95 0,42
Olahraga
8. Pertumbuhan % 5,61 3,71 - 5,90 5,15** 138,81 96,99 5,31 - 5,98
Ekonomi
9. Nilai Tukar Petani Nilai 108,83 112,73 107,59** 95,44 94,77 113,53
10. Nilai Ekspor US$ 77.887.264,63 47.148.000 86.627.614 183,74 160,58 53.947.000
,89
11. Nilai Investasi Rp. 1.921,00* 591 1.346,00 227,75 178,04 756
(Miliar)
12. Indeks Gini Indeks 0,425 0,429 0,418** 102,56 101,65 0,425
13. Persentase Penduduk % 8,64 6,85 - 7,58 7,74** 97,89 86,68 6,77-6,83
Miskin
14. Persentase Keluarga % 9,1 8,25 8,15 101,21 91,33 7,50
Miskin
15. Tingkat % 5,17 5,95 4,78** 119,66 116,14 5,70
Pengangguran
Terbuka
16. Pembelanjaan US$ 150 450 328,60 73,02 57,15 575
Wisawatan
Mancanegara
17. Pembelanjaan Rupiah 752.232 850.000 1.104.869 129,98 55,24 2.000.000
Wisawatan Nusantara
18. Indeks Risiko Indeks 78,96 78,77 80,01*** 98,43 90,05 72,77
Bencana
19. Persentase Cakupan % 59,99 50,31 66,21 131,60 102,33 64,70
Infrastruktur
Pelayanan Dasar
20. Cakupan % 63,58 55,59 81,15 145,98 112,10 72,39
Pembangunan
Prasarana Dan
Sarana Wilayah
Kondisi Mantap yang
Mendukung
Pengembangan
Ekonomi
21. Indeks Kualitas Indeks 56,90 57,20 57,33 100,23 95,55 60,00
Lingkungan Hidup
22. Indeks Ketahanan Indeks 2,80 2,90 2,90 100,00 87,88 3,30
Keluarga
23. Persentase % 48,33 45,71 48,50 106,10 106,10 45,71
Pelestarian Warisan
Budaya
24. Indeks Pembangunan Indeks 96,25 96,20 96,36** 100,17 100,12 96,24
Gender
25. Angka Kejadian ejadian 0 0 0,00 100,00 100,00 0
Konflik Sosial
Sumber Data: *Data terakhir Laporan BKPM DIY 2021.
**Badan Pusat Statistik, 2022.
***Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2022.

191
Hasil analisis rata-rata capaian kinerja kinerja Pemerintah Kabupaten Sleman atas Perjanjian Kinerja
Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2022 (RPJMD 2021-2026) yang terdiri dari 7 Tujuan dan 3 Sasaran
dan realisasi anggaran tahun 2022, disajikan dalam Tabel 4.1.3. sebagai berikut:

Tabel 4.1. 3. Rata-rata Capaian Kinerja Tujuan dan Sasaran dan Realisasi Anggaran Tujuan dan Sasaran Tahun 2022

% Rata-rata
%
Capaian
No Tujuan Sasaran Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi Keterangan
Kinerja
Anggaran
Sasaran

Terwujudnya tata
kelola pemerintahan
daerah yang baik
1 101,08 462.843.473.294,01 427.470.156.392,20 92,36 Efisien
dan pelayanan
publik yang
berkualitas

Meningkatnya
2 kualitas pelayanan 102,68 1.631.662.121.981,55 1.481.683.178.956,68 90,81 Efisien
publik

Meningkatnya
Akuntabilitas
3 Kinerja 100,00 1.620.282.870.131,55 1.470.501.153.283,08 90,76 Efisien
Pemerintah
Daerah

Terwujudnya
kualitas sumber
4 100,08 512.266.469.477,99 478.110.836.177,36 93,33 Efisien
daya manusia yang
berdaya saing

Meningkatnya
Kualitas
5 100,20 141.091.692.563,00 123.458.757.184,39 87,50 Efisien
Kesehatan
Masyarakat

Meningkatnya
6 pertumbuhan 138,81 67.963.384.018,00 64.590.784.697,15 95,04 Efisien
ekonomi daerah

Menurunnya
7 Ketimpangan 102,56 31.855.518.143,00 26.271.685.396,20 82,47 Efisien
Pendapatan

Menurunnya
8 99,55 25.165.681.960,00 20.319.343.701,00 80,74 Tidak Efisien
Kemiskinan

Terwujudnya
9 100,00 21.981.356.816,00 17.707.189.753,40 80,56 Efisien
ketahanan daerah

Menguatkan sikap
saling menghargai
di lingkungan
10 100,17 3.280.520.325,00 3.039.629.162,00 92,66 Efisien
masyarakat dan
keluarga yang sadar
gender

JUMLAH 104,51 2.731.852.844.056 2.498.873.460.535 91,47

192
LAMPIRAN
DAFTAR PRESTASI DAN PENGHARGAAN
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2022

Pemberi Penghargaan, Waktu


No Jenis Penghargaan
Penerimaan

1. Penghargaan Penyelenggara Pelayanan Publik kategori Kementerian Pendayagunaan Aparatur


“Pelayanan Prima” (nilai A) Tahun 2021 kepada DPMPTSP Negara dan Reformasi Birokrasi, tanggal 8
Kabupaten Sleman Maret 2022
2. Penghargaan atas komitmen dan dukungan terhadap BKKBN tanggal 10 Maret 2022
pelaksanaan program Pembangunan Keluarga, Kependudukan
dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) tahun 2021
3. Penghargaan Desa Wisata yang mengedepankan Ecotourism Gubernur DIY, tanggal 28 Maret 2022
atau Pariwisata berwawasan lingkungan Juara 1 kategori
desa/Kampung kepada Desa Pancoh, Girikerto Kapanewon
Turi
4. Penghargaan Pelaksanaan RB tahun 2021 dengan predikat BB Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi, tanggal 5
April 2022
5. Penghargaan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2021 dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur
predikat A Negara dan Reformasi Birokrasi, tanggal 5
April 2022
6. Penghargaan Reka Cipta Bhakti Nugraha sebagai Juara III Gubernur DIY, tanggal 14 April 2022
untuk Inovasi Pasar Gumregah melalui Sekolah Pasar
7. Penghargaan Top Pembina BUMD 2022 Majalah Majalah Top Business, tanggal 20 April 2022
8. Penghargaan Universal Health Coverage (UHC) dengan Deputi Direksi BPJS Kesehatan Wilayah
capaian 95,79% Jawa Tengah dan DIY, tanggal 15 Mei 2022
9. Penghargaan Anugerah Kearsipan 2022 Peringkat Kedua ANRI, tanggal 18 Mei 2022
Pengawasan Kearsipan Tahun 2021 dengan nilai 90,66 (Sangat
Memuaskan)
10. Penghargaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Badan Perencanaan Pembangunan
Award Tahun 2022 Nasional (BAPPENAS), tanggal 25 Mei 2022
- Kategori Komunitas Masyarakat Pengelola Sanitasi kepada
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Ngudi Mulyo Sleman
- Kategori Pembiayaan sanitasi dan air minum kepada Bank
Sleman
11. Penghargaan Top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur
(KIPP) Tahun 2022 untuk Inovasi Lasamba Negara dan Reformasi Birokrasi, tanggal 13
Juni 2022
12. Penghargaan Top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur
(KIPP) Tahun 2022 untuk Inovasi Mata Hati Negara dan Reformasi Birokrasi, tanggal 13
Juni 2022
13. Penghargaan sebagai 6 peserta terbaik kategori instansi Kementerian Pendayagunaan Aparatur
pemerintah “Outstanding Achievement” dalam Kompetisi Negara dan Reformasi Birokrasi, tanggal 16
Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik ke-4. Juni 2022
14. Penghargaan Bejo (Bea Cukai Jogja) Award 2022 kategori Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan
Pemanfaatan DBH-CHT (Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Cukai Yogyakarta, tanggal 27 Juni 2022
Tembakau)
Pemberi Penghargaan, Waktu
No Jenis Penghargaan
Penerimaan

15. Penghargaan Keberhasilan Menerapkan Sistem Merit dalam Komisi Aparatur Sipil Negara, tanggal 18 Juli
Manajemen Aparatur Sipil Negara dengan predikat SANGAT 2022
BAIK
16. Penghargaan Kabupaten Layak Anak (KLA) Tahun 2022 Kementerian Pemberdayaan Perempuan
kategori Utama dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA),
tanggal 22 Juli 2022
17. Penghargaan Apkasi Otonomi Expo 2022 kategori Stand Kreatif Apkasi Otonomi, tanggal 22 Juli 2022
18. Penghargaan Forum Anak Penerima Dafa Award Tahun 2022 Kementerian Pemberdayaan Perempuan
Kategori Kecamatan Terbaik kepada Forum Anak Kapanewon dan Perlindungan Anak (KemenPPPA),
Moyudan tanggal 23 Juli 2022
19. Penghargaan Upaya Penurunan angka stunting tahun 2021 BKKBN, tanggal 4 Agustus 2022
dengan indeks nilai A
20. Penghargaan Gerakan Nasional Pembagian 10 juta Bendera Menteri Dalam Negeri, tanggal 05 September
Merah Putih dalam rangka Hari Ulang Tahun ke 77 2022
Kemerdekaan Republik Indonesia
21. Penghargaan BKN Award kategori Manajemen ASN Terbaik Badan Kepegawaian Negara, tanggal 6
September 2022
22. Penghargaan Bunda PAUD Tingkat Nasional Tahun 2021 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
kategori Wiyata Dharma Utama Riset, dan Teknologi, tanggal 10 September
2022
23. Penghargaan Percepatan Pembangunan Desa mencapai Kementerian Desa, Pembangunan Desa
status Berkembang, Maju, dan Mandiri Tertinggal dan Transmigrasi, tanggal 11
September 2022
24. Penghargaan Transformasi Pengelola Dana Bergulir Kementerian Desa, Pembangunan Desa
Masyarakat eks Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat- Tertinggal dan Transmigrasi, tanggal 11
Mandiri Pedesaan (PNPM-MPd) menjadi BUMKALMA LKD September 2022
25. Penghargaan Capaian Opini WTP sebanyak 11 kali Kementerian Keuangan RI, tanggal 22
September 2022
26. Penghargaan Anugerah Kualitas Pengisian Jabatan Pimpinan Komisi Aparatur Sipil Negara, tanggal 6
Tinggi dengan predikat “Sangat Baik” dengan nilai 91,28 Oktober 2022
27. Penghargaan Pengelolaan Jaringan Dokumentasi dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Informasi Hukum Nasional (JDIHN) tingkat nasional tahun 2022 Manusia, diserahkan langsung oleh Menteri
Kementerian Hukum dan Ham RI, Yasonna Laoly, tanggal
18 Oktober 2022
28. Penghargaan Fasilitas pelayanan kesehatan dengan Menteri Kesehatan, tanggal 3 November
Pelayanan Kefarmasian Terbaik tahun 2022 kepada 2022
Puskesmas Tempel II Kabupaten Sleman
29. Penghargaan Tenaga Kesehatan Teladan di Fasilitasi Menteri Kesehatan, tanggal 9 November
Pelayanan Kesehatan Tingkat Nasional Tahun 2022 kepada: 2022
1. Widiastuti, AMG Tenaga Gizi Puskesmas Gamping II
2. Sriyanti Sipora ADRK Dinuth, S.Kep. Perawat Puskesmas
Kalasan
3. Mukti Purwaningrum, S.ST. Teknik Biomedika
Puskesmas Depok III
30. Penghargaan Kabupaten/Kota Sanitasi Total Berbasis Menteri Kesehatan, tanggal 9 November
Masyarakat (STBM) Berkelanjutan Tahun 2022 2022
Pemberi Penghargaan, Waktu
No Jenis Penghargaan
Penerimaan

31. Penghargaan Kabupaten/Kota Terbaik Sanitasi Total Berbasis Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Masyarakat (STBM) Berkelanjutan Kategori Demand Creation Pengendalian Penyakit Kementerian
Kesehatan RI, tanggal 23 November 2022
32. Penghargaan Bhumandala Kanaka (Medali Emas) untuk Kepala Badan Informasi Geospasial, Muh
kategori Kabupaten dan Bhumandala Kencana (Pemanfaatan Aris Marfai di Hotel Borobudur, Jakarta
Simpul Jaringan Terbaik) untuk kategori Kabupaten Pusat, tanggal 25 November 2022
33. Penghargaan Peringkat Pertama Indonesia Digital Economy Litbang Kompas, tanggal 29 November 2022
Literacy Index 2022
34. Penghargaan Terbentuknya Gugus Tugas Gerakan Nasional Kementerian Dalam Negeri, tanggal
Revolusi Mental November 2022
35. Penghargaan hasil valuasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Pemerintah (SAKIP) tahun 2022 dengan predikat A Negara dan Reformasi Birokrasi
(KemenPANRB), tanggal 6 Desember 2022
36. Penghargaan hasil evaluasi Reformasi Birokrasi (RB) tahun Kementerian Pendayagunaan Aparatur
2022 dengan predikat BB Negara dan Reformasi Birokrasi
(KemenPANRB), tanggal 6 Desember 2022
37. Hasil Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Tahun 2022 kategori A indeks 4,64 kepada Dinas Negara dan Reformasi Birokrasi
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sleman. (KemenPANRB), tanggal 6 Desember 2022
38. Hasil Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Tahun 2022 kategori A indeks 4,67 kepada DPMPTSP Negara dan Reformasi Birokrasi
Kabupaten Sleman. (KemenPANRB), tanggal 6 Desember 2022
39. Penilaian Kepatuhan Standar Pelayanan Publik Tahun 2022 Ombudsman Republik Indonesia, tanggal 6
Kabupaten Sleman mendapat nilai kepatuhan 91,57 Zona Hijau Desember 2022
Kualitas Tertinggi.
40. Penghargaan Anugerah Meritokrasi dari Komisi Aparatur Sipil Kepala Komisi Aparatur Sipil Negara, Agus
Negara (KASN) dengan hasil penilaian Penerapan Sistem Merit Pramusinto, dan Menteri Pendayagunaan
dalam Manajemen ASN predikat Sangat Baik. Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi,
tanggal 8 Desember 2022 di Hotel Grand
Sahid Jakarta.
41. Peringkat Kedua Terbaik untuk kategori Kabupaten di tingkat Ditjen Pengendalian dan Penertiban Tanah
nasional terkait pelaksanaan pengawasan kinerja Pengaturan dan Ruang Kementerian ATR/BPN oleh
Penataan Ruang, Pembinaan Penataan Ruang, dan Direktur Jenderal Tata Ruang, tanggal 12
Pelaksanaan Penataan Ruang (Turbinlak) tahun 2022 Desember 2022 di Hotel Le Meridien, Jakarta
42. Penghargaan kepada Pemerintah Kabupaten Sleman sebagai Direktur Jenderal HAM, tanggal 12
Kabupaten Peduli HAM Desember 2022 bertempat di Golden
Ballroom, Hotel Sultan & Residence, Jakarta
Pusat
43. Penghargaan Pemenang Promosi Desa Wisata Nusantara Kementerian Desa, Pembangunan Desa
tahun 2022 kepada BUMKal Tridadi Makmur Tertinggal dan Transmigrasi, tanggal 14
Desember 2022
44. Penghargaan Desa Ramah Perempuan Peduli Anak Kementerian Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak
(KemenPPPA), tanggal 22 Desember 2022
45. Penghargaan Daerah Ramah Perempuan dan Layak Anak Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
tahun 2022 Perlindungan Anak (PPPA), tanggal 26
Januari 2023
Pemberi Penghargaan, Waktu
No Jenis Penghargaan
Penerimaan

46. Penghargaan Predikat Kepatuhan Standar Pelayanan Publik Ombudsman RI DIY, tanggal 6 Februari 2023
2022 dengan nilai 91,57
47. Penghargaan Anugerah Kebudayaan (AK) Abyakta atas inovasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI),
Batik Sinom Parijotho tanggal 9 Februari 2023
48. Penghargaan Adipura tahun 2022 untuk kategori Kota Sedang Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehidupan (KLHK) RI, tanggal 28 Februari
2023
49. Penghargaan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk 12 kali Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), tanggal
secara berturut-turut 3 Maret 2023
50. Penghargaan Universal Health Coverage (UHC) dengan Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial
capaian 98,18% (BPJS) Kesehatan, tanggal 14 Maret 2023
INSTANSI PEMERINTAH
KABUPATEN SLEMAN
TAHUN 2022

Anda mungkin juga menyukai