INSTANSI PEMERINTAH
KABUPATEN SLEMAN
TAHUN 2022
www.slemankab.go.id
KATA PENGANTAR
i
LKjIP Pemerintah Kabupaten Sleman tahun 2022 ini disampaikan kepada Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi melalui aplikasi e-SAKIP Reviu dan
disajikan dalam laman www.slemankab.go.id pada menu “SAKIP untuk Publik”.
Peran aktif segenap jajaran aparat pemerintah daerah dalam penerapan SAKIP, dukungan
instansi lain, dan masyarakat Sleman telah mendukung keberhasilan implementasi SAKIP
Pemerintah Kabupaten Sleman. Hasil evaluasi akuntabilitas kinerja yang dilakukan oleh
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, menunjukkan bahwa
penyelenggaraan SAKIP Pemerintah Kabupaten Sleman sejak tahun 2018 secara berturut-turut
meraih Predikat “A” yaitu instansi pemerintah dan unit kerja dapat memimpin perubahan dalam
mewujudkan pemerintahan berorientasi hasil. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih atas
dukungan, bimbingan dan bantuan semua pihak atas capaian ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan ridho-Nya, sehingga peningkatan
akuntabilitas kinerja ini mampu mempercepat Terwujudnya Sleman sebagai Rumah Bersama yang
Cerdas, Sejahtera, Berdaya Saing, Menghargai Perbedaan, dan Memiliki Jiwa Gotong Royong.
Aamiin.
Wassalaamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Bupati Sleman
ii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Capaian kinerja menurut RPJMD Tahun 2021-2026 atas perencanaan kinerja yang terdiri atas
7 tujuan dan 3 sasaran kinerja menunjukkan “efisien” pada 7 tujuan dan 2 sasaran kinerja dan
satu sasaran kinerja menunjukkan “tidak efisien”, sebagai berikut:
Analisis pengukuran kinerja pada tiap tujuan dan sasaran dilakukan antara lain dengan
membandingkan realisasi kinerja berdasar target kinerja, cara menghitung capaian kinerja,
membandingkan realisasi kinerja dengan realisasi kinerja Tahun lalu, membandingkan capaian
kinerja dengan capaian kinerja Pemerintah Daerah DIY dan Pemerintah Pusat. Selanjutnya
disajikan program beserta anggarannya pada tiap tujuan dan sasaran, realisasi anggaran yang
mendukung realisasi tujuan dan sasaran, dan faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan
pencapaian tujuan dan sasaran atau indikator kinerja.
iii
Capaian Akuntabilitas Kinerja Kabupaten Sleman berdasarkan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman
Evaluasi Atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, pada Tahun 2018
sampai dengan 2021 sebagai berikut:
Nilai 81,89
iv
ISI
KATA PENGANTAR i
IKHTISAR EKSEKUTIF iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GRAFIK ix
DAFTAR DIAGRAM x
DAFTAR GAMBAR xi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 LATAR BELAKANG 1
1.2 POTENSI DAERAH 2
1.3 KEWENANGAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN 3
1.4 PERANGKAT DAERAH 5
1.5 SUMBER DAYA APARATUR 9
1.6 SUMBER DAYA KEUANGAN 12
1.7 ISU STRATEGIS 13
BAB II PERENCANAAN KINERJA 23
2.1 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH TAHUN 2021-2026 23
2.2 INDIKATOR TUJUAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2022 47
2.3 INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2022 48
2.4 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2022 49
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 51
3.1 REALISASI KINERJA 51
3.1.1 Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 51
3.1.2 Realisasi Indikator Kinerja Utama 53
1. Indeks Reformasi Birokrasi 55
2. Indeks Pengelolaan Keuangan Daerah 55
3. Indeks Kepuasan Masyarakat 57
4. Predikat Akuntabilitas Kinerja Pemerintah 57
5. Indeks Desa Membangun Kategori Desa Mandiri 58
6. Indeks Pembangunan Manusia 60
7. Indeks Pembangunan Olahraga 61
8. Pertumbuhan Ekonomi 63
9. Nilai Tukar Petani 63
10. Nilai Ekspor 71
11. Nilai Investasi 72
v
12. Indeks Gini 76
13. Persentase Penduduk Miskin dan Persentase Keluarga Miskin 77
14. Tingkat Pengangguran Terbuka 77
15. Pembelanjaan Wisatawan Mancanegara dan Pembelanjaan Wisatawan 80
Nusantara
16. Indeks Risiko Bencana 81
17. Persentase Cakupan Insfrastruktur Pelayanan Dasar 83
18. Cakupan Pembangunan Prasarana dan Sarana Wilayah Kondisi Mantap 85
yang Mendukung Pengembangan Ekonomi
19. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 87
20. Indeks Ketahanan Keluarga 91
21. Persentase Pelestarian Warisan Budaya 92
22. Indeks Pembangunan Gender 93
23. Angka Kejadian Konflik Sosial 95
3.1.3 Realisasi Perjanjian Kinerja Tahun 2022 96
3.2 ANALISIS PENGUKURAN KINERJA 98
1. Tujuan 1 Terwujudnya Tata Kelola Pemerintah Daerah yang Baik dan Pelayanan 98
yang Berkualitas
2. Tujuan 2 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik 104
3. Sasaran 1 Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah 115
4. Tujuan 3 Terwujudnya Kualitas Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing 118
5. Sasaran 2 Meningkatnya Kualitas Kesehatan 121
6. Tujuan 4 Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi Daerah 129
7. Tujuan 5 Menurunnya Ketimpangan Pendapat 134
8. Sasaran 3 Menurunnya Kemiskinan 137
9. Tujuan 6 Terwujudnya Ketahanan Daerah 144
10. Tujuan 7 Menguatkan Sikap Saling Menghargai di Lingkungan Masyarakat dan 147
Keluarga yang Sadar Gender
3.3 ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN ANGGARAN 152
3.3.1 Analisis efisiensi penggunaan anggaran dalam pencapaian Tujuan dan Sasaran 152
3.3.2 Program dan Kegiatan pendukung Tujuan dan Sasaran Kinerja 153
BAB IV PENUTUP 189
4.1 HASIL PENGUKURAN KINERJA 189
LAMPIRAN xii
Data Prestasi dan Penghargaan Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2022
Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2022
Perubahan Kedua atas Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2022
Pernyataan Reviu LKjIP Tahun 2022 dari Inspektorat Kabupaten Sleman
vi
Tabel 1.4. 1 Substansi perubahan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman ............................ 8
Tabel 1.6. 1. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah......................................................... 12
Tabel 2.1. 1. Penjabaran Misi dalam Tujuan Pembangunan Daerah beserta Indikator dan
Target Selama 5 (Lima) Tahun ............................................................................................ 25
Tabel 2.1. 2. Keterkaitan Tujuan dan Sasaran Kabupaten Sleman Tahun 2021-2026............................. 33
Tabel 2.2. 1. Target Indikator Tujuan Kabupaten Sleman Tahun 2022 .................................................... 47
Tabel 2.3. 1. Target Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2022 ..................... 48
Tabel 2.4. 1. Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2022 sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Perubahan Kedua atas Perjanjian Kinerja
Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2022 ....................................................................... 49
Tabel 3.1.1. Rekapitulasi Realisasi Tujuan Tahun 2022.......................................................................... 51
Tabel 3. 1. 2. Rekapitulasi Realisasi Indikator Kinerja Utama dan Tingkat Kemajuan
dibandingkan Target Akhir RPJMD...................................................................................... 53
Tabel 3.1.3. Realisasi Perjanjian Kinerja Tahun 2022 ............................................................................. 96
Tabel 3. 1. 2. 1. Komponen Penilaian RB Tahun 2020-2022 ........................................................................ 55
Tabel 3. 1. 2. 2. Hasil Evaluasi SAKIP 2022.................................................................................................. 58
Tabel 3. 1. 2. 3. Perbandingan Komponen Perhitungan NTP per Sub Sektor tahun 2021-2022* ................. 64
Tabel 3. 1. 2. 4. NTP 2020-2022 (NTP 2012=100) dan 2020-2022 (NTP 2018=100) ................................... 65
Tabel 3. 1. 2. 5. Data Perkembangan Investasi Kabupaten Sleman Tahun 2021 s.d 2022 .......................... 74
Tabel 3. 1. 2. 6. Nilai Investasi Kabupaten/Kota se-DIY ................................................................................ 75
Tabel 3. 1. 2. 7. Capaian kinerja Indeks Kualitas Lingkungan Hidup............................................................. 88
Tabel 3. 1. 2. 8. Kategori Indeks Kualitas Air/Udara/Kualitas Lahan/Kualitas Lingkungan Hidup.................. 88
Tabel 3. 1. 2. 9. Perbandingan Capaian IPM Laki-laki dan Perempuan ........................................................ 94
Tabel 3. 2. 1. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 1 Tahun 2022 ................................................................ 98
Tabel 3. 2. 2. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 1 Terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026 ................ 98
Tabel 3. 2. 3. Program dan Anggaran Tujuan 1 ........................................................................................ 99
Tabel 3. 2. 4. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 2 tahun 2022 ............................................................... 104
Tabel 3. 2. 5. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 1 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026 ............... 104
Tabel 3. 2. 6. Hasil Survei Kepuasan Masyarakat Tahun 2022 ............................................................... 105
Tabel 3. 2. 7. Program dan Anggaran Tujuan 2 ...................................................................................... 109
Tabel 3. 2. 8. Realisasi Indikator Sasaran 1 tahun 2022 ......................................................................... 115
Tabel 3. 2. 9. Realisasi Indikator Kinerja Sasaran 1 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026 ............. 115
Tabel 3. 2. 10. Program dan Anggaran Sasaran 1 .................................................................................... 116
Tabel 3. 2. 11. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 3 tahun 2022 ............................................................... 118
Tabel 3. 2. 12. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 3 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026 ............... 118
Tabel 3. 2. 13. Program dan Anggaran Tujuan 3 ...................................................................................... 120
Tabel 3. 2. 14. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 2 tahun 2022 ............................................................... 121
Tabel 3. 2. 15. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 1 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026 ............... 121
Tabel 3. 2. 16. Program dan Anggaran Sasaran 2 .................................................................................... 122
Tabel 3. 2. 17. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 4 tahun 2022 ............................................................... 129
Tabel 3. 2. 18. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 1 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026 ............... 129
Tabel 3. 2. 19. Sektor pendukung pertumbuhan ekonomi yang mengalami penurunan............................ 130
Tabel 3. 2. 20. Sektor pendukung pertumbuhan ekonomi yang mengalami peningkatan ......................... 130
Tabel 3. 2. 21. Program dan Anggaran Tujuan 4 ...................................................................................... 132
Tabel 3. 2. 22. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 5 tahun 2022 ............................................................... 134
vii
Tabel 3. 2. 23. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 5 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026 ............... 134
Tabel 3. 2. 24. Program dan Anggaran Tujuan 5 ...................................................................................... 136
Tabel 3. 2. 25. Realisasi Indikator Kinerja Sasaran 3 ................................................................................ 137
Tabel 3. 2. 26. Realisasi Indikator Kinerja Sasaran 3 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026 ............. 137
Tabel 3. 2. 27. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Tahun 2020 – 2022 ......................................... 138
Tabel 3. 2. 28. Program dan Anggaran Sasaran 3 .................................................................................... 140
Tabel 3. 2. 29. Rincian Bantuan Sosial dari APBD Kabupaten Sleman 2022 ........................................... 142
Tabel 3. 2. 30. Rincian Bantuan Sosial dari APBD Pemda DIY 2022........................................................ 143
Tabel 3. 2. 31. Rincian Bantuan Sosial dari APBN 2022 ........................................................................... 143
Tabel 3. 2. 32. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 6 tahun 2022 ............................................................... 144
Tabel 3. 2. 33. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 6 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026 ............... 144
Tabel 3. 2. 34. Program dan Anggaran Tujuan 6 ...................................................................................... 145
Tabel 3. 2. 35. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 7 tahun 2022 ............................................................... 147
Tabel 3. 2. 36. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 7 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026 ............... 147
Tabel 3. 2. 37. Perbandingan Capaian IPM Menurut Jenis Kelamin ......................................................... 148
Tabel 3. 2. 38. Program dan Anggaran Tujuan 7 ...................................................................................... 149
Tabel 3.3.1. 1. Rata-rata Capaian Kinerja Tujuan dan Sasaran dan Realisasi Anggaran Tujuan
dan Sasaran Tahun 2022 .................................................................................................. 152
Tabel 3.3.2.1. Realisasi Anggaran dalam tiap Program/Kegiatan pendukung Tujuan dan
Sasaran dan Realisasi Anggaran Tahun 2022 .................................................................. 153
Tabel 4.1. 1. Rekapitulasi Capaian Perjanjian Kinerja Tahun 2022........................................................ 189
Tabel 4.1. 2. Rekapitulasi Capaian Indikator Kinerja Utama .................................................................. 190
Tabel 4.1. 3. Rata-rata Capaian Kinerja Tujuan dan Sasaran dan Realisasi Anggaran Tujuan
dan Sasaran Tahun 2022 .................................................................................................. 192
viii
Grafik 1.5. 1. Jumlah ASN berdasarkan Pendidikan ................................................................................. 10
Grafik 1.5. 2. Jumlah ASN berdasarkan golongan .................................................................................... 10
Grafik 3.1.2.1. Indeks Desa Membangun Kategori Desa Mandiri ............................................................... 59
Grafik 3.1.2.2. Perbandingan Indeks Pembangunan Olahraga ................................................................... 61
Grafik 3.1.2.3. Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi ................................................................................. 63
Grafik 3.1.2.4. NTP Subsektor Tanaman Pangan ....................................................................................... 66
Grafik 3.1.2.5. NTP Hortikultura .................................................................................................................. 67
Grafik 3.1.2.6. NTP Perkebunan ................................................................................................................. 68
Grafik 3.1.2.7. NTP Peternakan .................................................................................................................. 69
Grafik 3.1.2.8. NTP Perikanan .................................................................................................................... 69
Grafik 3.1.2.9. NTP Gabungan .................................................................................................................... 71
Grafik 3.1.2.10. Nilai Ekspor.......................................................................................................................... 71
Grafik 3.1.2.11. Nilai Investasi....................................................................................................................... 72
Grafik 3.1.2.12. Penambahan Tenaga Kerja ................................................................................................. 73
Grafik 3.1.2.13. Nilai Investasi PMA dan PMDN ........................................................................................... 73
Grafik 3.1.2.14. Penambahan Tenaga Kerja terhadap Investasi PMDN dan PMA ...................................... 74
Grafik 3.1.2.15. Kontribusi investasi Kabupaten Sleman dibandingakan dengan Kab/Kota se- DIY ............ 75
Grafik 3.1.2.16. Perbandingan Indeks Gini dengan Nasional dan Pemda DIY ............................................. 76
Grafik 3.1.2.17. Tingkat Pengangguran Terbuka .......................................................................................... 78
Grafik 3.1.2.18. Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka dengan Capaian Nasional dan
Pemda DIY .......................................................................................................................... 78
Grafik 3.1.2.19. Pembelanjaan Wisatawan Mancanegara ............................................................................ 80
Grafik 3.1.2.20. Pembelanjaan Wisatawan Nusantara .................................................................................. 81
Grafik 3.1.2.21. Perbandingan Indeks Risiko Bencana dengan Capaian Pemda DIY .................................. 81
Grafik 3.1.2.22. Persentase Cakupan Infrastruktur Pelayanan Dasar........................................................... 83
Grafik 3.1.2.23. Cakupan Pembangunan Prasarana dan Sarana Wilayah Kondisi Mantap yang
Mendukung Pengembangan Ekonomi ................................................................................. 86
Grafik 3.1.2.24. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup....................................................................................... 88
Grafik 3.1.2.25. Persentase Pelestarian Warisan Budaya ............................................................................ 92
Grafik 3.1.2.26. Perbandingan Indeks Pembangunan Gender dengan Capaian Nasional dan
Pemda DIY .......................................................................................................................... 94
Grafik 3. 2. 1. Indeks Reformasi Birokrasi .................................................................................................. 99
Grafik 3. 2. 2. Indeks Kepuasan Masyarakat ........................................................................................... 104
Grafik 3. 2. 3. Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.................................................................. 116
Grafik 3. 2. 4. Tren Indeks Pembangunan Manusia ................................................................................. 118
Grafik 3. 2. 5. Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia dengan Capaian Nasional dan
Pemda DIY ........................................................................................................................ 119
Grafik 3. 2. 6. Angka Harapan Hidup ....................................................................................................... 121
Grafik 3. 2. 7. Perbandingan Angka Harapan Hidup dengan Capaian Nasional dan Pemda DIY............ 122
Grafik 3. 2. 8. Pertumbuhan Ekonomi ...................................................................................................... 129
Grafik 3. 2. 9. Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi dengan Capaian Nasional dan Pemda DIY .......... 131
Grafik 3. 2. 10. Indeks Gini ......................................................................................................................... 134
Grafik 3. 2. 11. Perbandingan Indeks Gini dengan Capaian Nasional dan Pemda DIY ............................. 135
Grafik 3. 2. 12. Persentase Penduduk Miskin ............................................................................................ 138
Grafik 3. 2. 13. Persentase Keluarga Miskin .............................................................................................. 138
Grafik 3. 2. 14. Perbandingan Persentase Penduduk Miskin dengan Capaian Nasional dan
Pemda DIY ........................................................................................................................ 139
Grafik 3. 2. 15. Indeks Pembangunan Gender ........................................................................................... 147
Grafik 3. 2. 16. Perbandingan Indeks Pembangunan Gender dengan Capaian Nasional dan
Pemda DIY ........................................................................................................................ 148
ix
Diagram 1.5. 1. Jumlah ASN berdasarkan jenis kelamin ................................................................................ 9
Diagram 1.5. 2. Proporsi ASN berdasarkan Usia .......................................................................................... 11
Diagram 1.5. 3. Proporsi ASN berdasarkan jenis jabatan ............................................................................. 12
x
Gambar 1.2. 1. Peta Potensi Kabupaten Sleman ........................................................................................ 2
Gambar 1.3. 1. Komplek Kantor Bupati Sleman .......................................................................................... 5
Gambar 2.1. 1. Visi, Misi, dan Tujuan RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2021-2026 .............................. 24
Gambar 3. 1. 2. 1. Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo bersama dengan Kelompok Tani Margo Mulyo
Sumberharjo melakukan panen raya Varietas Kedelai Anjasmoro di Dusun
Bendungan, Kalurahan Sumberharjo, Kapanewon Prambanan. ...................................... 66
Gambar 3. 1. 2. 2. Titik Kumpul Hortikultura ................................................................................................... 67
Gambar 3. 1. 2. 3. Pembuatan Pakan Mandiri................................................................................................ 70
Gambar 3. 2. 1. Piagam Penghargaan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Tahun 2022 ............................. 98
Gambar 3. 2. 2. Penghargaan Anugerah Meritokrasi dari Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) ............ 100
Gambar 3. 2. 3. Peraturan Bupati Sleman Nomor 13 Tahun 2022 ........................................................... 101
Gambar 3. 2. 4. Piagam Penghargaan atas Inovasi MATAHATI dan Inovasi LASAMBA ......................... 101
Gambar 3. 2. 5. Indeks SPBE Kabupaten Sleman ................................................................................... 102
Gambar 3. 2. 6. Piagam Pelayanan Publik Kategori Pelayanan Prima Lingkup DPMPTSP dan
Disdukcapil...................................................................................................................... 110
Gambar 3. 2. 7. Piagam Penghargaan Predikat Kepatuhan Standar Pelayanan Publik Tahun 2022 ...... 111
Gambar 3. 2. 8. Penyerahan Piagam Inovasi LASAMBA kepada Dinas Sosial Kabupaten Sleman ........ 112
Gambar 3. 2. 9. Penyerahan Piagam Inovasi MATAHATI kepada Dinas Kesehatan Kabupaten
Sleman............................................................................................................................ 113
Gambar 3. 2. 10. Penyerahan Piagam Penghargaan Predikat Pelayanan Prima kepada Disdukcapil
dan DPMPTSP Kabupaten Sleman ................................................................................ 113
Gambar 3. 2. 11. Penyerahan Piagam Penghargaan Predikat Kepatuhan Tinggi Standar Pelayanan
Publik Tahun 2022 .......................................................................................................... 114
Gambar 3. 2. 12. Piagam Akuntabilitas Kinerja Tahun 2022 ...................................................................... 115
Gambar 3. 2. 13. Penyerahan Penghargaan atas Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) .................... 117
Gambar 3. 2. 14. Penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Berkelanjutan Tahun 2022 .............. 123
Gambar 3. 2. 15. Pembangunan IPAL di Labkesda Sleman dan Renovasi Puskesmas Ngemplak I ......... 124
Gambar 3. 2. 16. Pembangunan Puskesmas Mampu Poned Godean I ..................................................... 125
Gambar 3. 2. 17. Kunjungan Tim Evaluasi Pengelolaan Posyandu Tingkat DIY Tahun 2022.................... 127
Gambar 3. 2. 18. Diagram PDRB Kabupaten Sleman ................................................................................ 131
Gambar 3. 2. 19. Bupati Sleman Hadiri Panen Raya ................................................................................. 133
Gambar 3. 2. 20. Kolaborasi lintas Perangkat Daerah dalam Penanggulangan Kemiskinan ..................... 139
Gambar 3. 2. 21. Piagam Forum Anak Penerima Dafa Award Tahun 2022 ............................................... 145
Gambar 3. 2. 22. Penghargaan Kabupaten Layak Anak (KLA) tahun 2022 kategori Utama dari
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).................... 146
Gambar 3. 2. 23. Sosialisasi dan simulasi Simulasi PKDRT, Trafficking, dan Keluarga Sadar Gender ..... 149
Gambar 3. 2. 24. Pelatihan Mediator .......................................................................................................... 150
xi
BAB I
Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN
1
Pelaporan kinerja termasuk pengukuran kinerja atas rencana kinerja tahun 2022 inilah yang
disajikan dalam buku ini.
2
Terdapat 47 Desa Wisata, 11 Candi, dan 3 yang juga potensial untuk dijadikan pendukung
Geoheritage sebagai potensi Kabupaten pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sleman.
Sleman yang dapat mendukung pertumbuhan Dari sektor kesehatan, jumlah fasilitas
ekonomi melalui sektor pariwisata. Pada tahun kesehatan di Kabupaten Sleman di tahun 2022
2022 jumlah kunjungan wisatawan Kabupaten telah mencapai 1.059 fasilitas yang dapat
Sleman mencapai 7.171.071 orang. Sektor menunjang penyelenggaraan pelayanan
Pariwisata juga ditunjang dengan ketersediaan kesehatan bagi masyarakat. Sementara itu,
akomodasi seperti hotel sebanyak 566 hotel dan jumlah fasilitas pendidikan di Kabupaten Sleman
pondok wisata di Kabupaten Sleman. meliputi 582 TK/RA, 550 SD/MI, 160 SMP/MTs,
Keberadaan UMKM di Kabupaten Sleman pada 48 SMA/MA, 57 SMK, dan 48 Perguruan Tinggi
tahun 2022 adalah sebanyak 90.284 UMKM yang dioptimalkan untuk menjamin tercukupinya
pelayanan pendidikan.
Urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan daerah terdiri atas urusan
pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan dengan nomenklatur sebagai berikut:
a. Urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar meliputi:
1) pendidikan;
2) kesehatan;
3) pekerjaan umum dan penataan ruang;
4) perumahan rakyat dan kawasan permukiman;
5) ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat; dan
6) sosial.
3
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
b. Urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar meliputi:
1) tenaga kerja;
2) pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
3) pangan;
4) pertanahan;
5) lingkungan hidup;
6) administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;
7) pemberdayaan masyarakat dan desa;
8) pengendalian penduduk dan keluarga berencana;
9) perhubungan;
10) komunikasi dan informatika;
11) koperasi, usaha kecil dan menengah;
12) penanaman modal;
13) kepemudaan dan olah raga;
14) statistik;
15) persandian;
16) kebudayaan;
17) perpustakaan; dan
18) kearsipan.
c. Urusan Pemerintahan Pilihan meliputi:
1) kelautan dan perikanan;
2) pariwisata;
3) pertanian;
4) kehutanan;
5) energi dan sumber daya mineral;
6) perdagangan;
7) perindustrian; dan s
8) transmigrasi.
Selain urusan dimaksud, Pemerintah Kabupaten Sleman juga melaksanakan urusan
pemerintahan umum dan tugas pembantuan dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah Daerah
Istimewa Yogyakarta, serta Urusan Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta.
4
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
5
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
q. Dinas Perhubungan;
r. Dinas Komunikasi dan Informatika;
s. Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah;
t. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu ;
u. Dinas Kebudayaan;
v. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan;
w. Dinas Pariwisata;
x. Dinas Perindustrian dan Perdagangan;
y. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan;
z. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
aa. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;
bb. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik;
cc. Badan Penanggulangan Bencana Daerah;
dd. Kapanewon, yang terdiri dari;
1) Kapanewon Gamping; 10) Kapanewon Kalasan;
2) Kapanewon Godean; 11) Kapanewon Ngemplak;
3) Kapanewon Moyudan; 12) Kapanewon Ngaglik;
4) Kapanewon Minggir; 13) Kapanewon Sleman;
5) Kapanewon Seyegan; 14) Kapanewon Tempel;
6) Kapanewon Mlati; 15) Kapanewon Turi;
7) Kapanewon Depok; 16) Kapanewon Pakem; dan
8) Kapanewon Berbah; 17) Kapanewon Cangkringan;
9) Kapanewon Prambanan;
Perangkat Daerah dibentuk sebagai wadah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan
konkuren sesuai potensi daerah, beban kerja, karakteristik, potensi, kebutuhan daerah, serta
melaksanakan tugas pembantuan dari pemerintah. Pembentukan Perangkat Daerah Kabupaten
Sleman selain mendasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah, juga mendasarkan pada ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang
Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Lebih lanjut pembentukan Perangkat Daerah di
Kabupaten Sleman ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Pemerintah
Kabupaten Sleman.
6
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
Selanjutnya ditetapkan Peraturan Bupati Sleman untuk mengatur secara teknis perihal
kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata kerja perangkat daerah maupun
pembentukan unit pelaksana teknis daerah.
Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Nomor 1 Tahun 2020 ditetapkan untuk:
2. Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, bahwa perlu memperkuat peran
dan kapasitas Inspektorat Kabupaten agar lebih independen dan objektif dalam rangka
mewujudkan penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi,
dan nepotisme.
3. Implementasi atas terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, bahwa pada
urusan pemerintahan di bidang kesehatan selain unit pelaksana teknis dinas daerah
kabupaten/kota, terdapat rumah sakit daerah kabupaten/kota sebagai unit organisasi bersifat
khusus serta pusat kesehatan masyarakat sebagai unit organisasi bersifat fungsional, yang
memberikan layanan secara profesional.
4. Pelaksanaan ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2021 tentang Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, bahwa pembentukan DPMPTSP tidak
merumpun atau dirumpunkan dengan urusan pemerintahan lainnya yang menjadi kewenangan
daerah.
7
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
PERUBAHAN
No Perangkat Daerah berdasarkan Peraturan Daerah Perangkat Daerah berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Sleman Nomor 11 Tahun 2016 Kabupaten Sleman Nomor 1 Tahun 2020
Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Kundha Niti
1 Dinas Pertanahan dan Tata Ruang
Mandala Sarta Tata Sasana)
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
2
Terpadu Satu Pintu
3 Dinas Kebudayaan Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan)
4 Kecamatan Kapanewon
5 RSUD sebagai perangkat daerah RSUD sebagai unit organisasi bersifat khusus
Dalam rangka memberikan layanan kesehatan secara profesional, pada tahun 2021 Rumah
Sakit Umum Daerah dibentuk sebagai Unit Organisasi Bersifat Khusus yang ditetapkan dalam
Peraturan Bupati Nomor 55.31 Tahun 2021 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Tugas,
Fungsi, dan Tata Kerja Unit Organisasi Bersifat Khusus Rumah Sakit Umum Daerah Sleman pada
Dinas Kesehatan, dan Peraturan Bupati Nomor 55.32 Tahun 2021 tentang Pembentukan, Susunan
Organisasi, Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Unit Organisasi Bersifat Khusus Rumah Sakit Umum
Daerah Prambanan pada Dinas Kesehatan. Rumah Sakit Umum Daerah sebagai Unit Organisasi
Bersifat Khusus dipimpin oleh Direktur yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas, dan memiliki otonomi dalam pengelolaan keuangan dan barang milik daerah
serta bidang kepegawaian.
Penataan Organisasi meliputi penyesuaian tugas dan fungsi perangkat daerah pada
Inspektorat Kabupaten, yang ditetapkan dalam Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2022 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Inspektorat Kabupaten, yakni
penataan fungsi pada Inspektur Pembantu untuk memperkuat peran dan kapasitas Inspektorat
Kabupaten agar lebih independen dan objektif dalam rangka mewujudkan pemerintahan daerah
yang bersih dan bebas dari kolusi, korupsi, dan nepotisme. Penataan fungsi tersebut membentuk
Inspektur Pembantu Bidang Pemerintahan dan Aparatur, Inspektur Pembantu Bidang Kesejahteraan
Rakyat, Inspektur Pembantu Bidang Perekonomian dan Pembangunan, dan Inspektur Pembantu
Bidang Investigasi dan Reformasi Birokrasi.
Sementara itu, dalam rangka menjamin objektivitas, kualitas, dan transparansi dalam
pengembangan karir dan pengembangan kompetensi Aparatur Sipil Negara di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Sleman, pada tahun 2022 dibentuk UPTD Penilaian Kompetensi Aparatur
Sipil Negara yang diatur dalam Peraturan Bupati Nomor 47 Tahun 2022 tentang Pembentukan Unit
Pelaksana Teknis Daerah Penilaian Kompetensi Aparatur Sipil Negara.
8
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
Kondisi jabatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sleman terdiri dari JPT eselon IIa 1
(satu) jabatan, JPT eselon IIb 35 (tiga puluh lima) jabatan, Jabatan Administrator eselon IIIa 63
(enam puluh tiga) jabatan, Jabatan Administrator eselon IIIb 116 (seratus enam belas) jabatan,
Jabatan Pengawas eselon IVa 237 (dua ratus tiga puluh tujuh) jabatan, dan Jabatan Pengawas
eselon IVb 96 (Sembilan puluh enam) jabatan. Jumlah jabatan tersebut telah berkurang 246 (dua
ratus empat puluh enam) jabatan yang telah disetarakan dari Jabatan Administrasi ke Jabatan
Fungsional sebagai bagian dari kebijakan penyederhanaan birokrasi.
Laki-laki
33.87%
Perempuan
66.13%
9
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
Jumlah Proporsi
Pada tahun 2022 jumlah ASN di Kabupaten Sleman didominasi oleh pegawai dengan latar
belakang Pendidikan S-1 (5.488) dengan proporsi 61,50% dari total jumlah ASN (8.923) dan
kemudian disusul ASN dengan latar belakang Pendidikan D-III (1164), SLTA (1.062), S-2 (679), dan
sisanya sebanyak 530 tersebar pada latar belakang SD, SLTP, D-I, D-IV, dan Sarjana Muda.
3. Berdasarkan Golongan
Grafik 1.5. 2. Jumlah ASN berdasarkan golongan
10
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
Angka tertinggi jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Sleman masuk dalam
golongan III yaitu sebanyak 4.926 dari total jumlah PNS sebanyak 8.013 pegawai. Selanjutnya, PNS
yang masuk dalam golongan IV sebanyak 1.943 dan golongan II sebanyak 1.110 dan sisanya
berada di golongan I sebanyak 34 pagawai. Sementara itu, untuk PPPK didominasi oleh pegawai
yang berada di golongan IX yaitu sebanyak 878 pegawai dari total PPPK sebanyak 910 pegawai,
dan sisanya berada di golongan V sebanyak 11 pegawai serta golongan VII sebanyak 11 pegawai.
4. Berdasarkan Usia
Diagram 1.5. 2. Proporsi ASN berdasarkan Usia
21-30 > 55
12.55% 18.77%
1120 > 55
1,675
31-40 51-55
22.77% 41-50
51-55
2,032 31-40
22.85%
2,039 21-30
2,057
41-50
23.05%
Berdasarkan rentang usia, komposisi ASN di Kabupaten Sleman hampir merata, dengan
proporsi terbanyak berada di rentang usia 41-50 tahun yaitu sebanyak 2.057 atau 23,05% dari
jumlah keseluruhan sebanyak 8.923. Selanjutnya disusul ASN di rentang usia 51-55 tahun sebanyak
2.039 dan rentang usia 31-40 tahun sebanyak 2.032. Sementara itu, ASN dengan rentang usia >50
tahun dan rentang usia 21-30 tahun memiliki proporsi sebanyak 18,77% dan 12,55% dari total
keseluruhan ASN.
11
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
Fungsional
Teknis
6.48%
Fungsional
Kesehatan Fungsional
16.53% Kependidikan
52.96%
Dari segi jumlah, jenis jabatan di Kabupaten Sleman sebagian besar merupakan Jabatan
Fungsional Kependidikan yaitu sebanyak 4.726 atau sebesar 52,96% dari jumlah keseluruhan.
Selanjutnya, jumlah Jabatan Pelaksana yaitu sebanyak 1.627 atau memiliki proporsi sebesar
18,23% dan Jabatan Fungsional Kesehatan yaitu sebanyak 1.475 atau sebesar 16,53%, sisanya
merupakan jenis jabatan Fungsional Teknis yaitu sebanyak 578 atau 6,48%, dan paling sedikit
merupakan jabatan Struktural yaitu sebanyak 517 atau 5,79% dari keseluruhan ASN.
12
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
13
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
Penetapan isu strategis ini sebagai bahan kajian dalam menetapkan cita-cita pembangunan
sebagai solusi dari isu stategis dengan mempertimbangan sumber daya yang tersedia. Dari hasil
analisis dengan menggunakan kriteria yang telah ditetapkan, maka isu strategis Kabupaten Sleman
berdasarkan telaah kebijakan dan telaah permasalahan bidang urusan diuraikan sebagai berikut:
1. Belum Optimalnya Tata Kelola Pemerintahan dan Pelayanan Publik
Hasil penilaian oleh Kementerian PAN dan RB terhadap indeks reformasi birokrasi di
Kabupaten Sleman tahun 2022 berada pada angka 77,50 (BB). Angka ini masih terus
ditingkatkan seiring dengan pemenuhan indikator-indikator penunjangnya. Indeks kepuasan
masyarakat di Kabupaten Sleman tahun 2022 mencapai 84,25. Walaupun sudah melampaui
target, pemerintah Kabupaten Sleman tetap harus meningkatkan sehingga pelayanan akan
lebih baik, lebih cepat, lebih efisien, dan lebih efektif berbasis kebutuhan masyarakat.
Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah belum optimalnya pelaksanaan standard
operating procedure (SOP) yang telah disusun oleh perangkat daerah serta belum semua
perangkat daerah mempunyai standar pelayanan (SP). Adanya Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa dapat memangkas birokrasi dan memberikan pelayanan kepada
masyarakat dengan lebih cepat, akan tetapi disisi lain penyelenggaraan dan pengelolaan
pemerintah desa perlu dioptimalkan, dan disesuaikan dengan perencanaan kabupaten agar
proses pembangunan dapat lebih optimal dan akurat. Pelaksanaan tata kelola pemerintahan
dapat ditingkatkan lebih meningkatkan kinerja di bidang penyelenggaraan pemerintahan secara
umum, baik di bidang pengelolaan SDM, keuangan, maupun pelayanan publik.
Dalam rangka peningkatan kualitas dan kompetensi pegawai untuk mendukung tugas pokok
dan fungsi organisasi, Pemerintah Kabupaten Sleman mengirimkan pegawai untuk mengikuti
pendidikandan pelatihan yang menunjang jabatan serta memberi kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Di bidang keuangan, Pemerintah
Kabupaten Sleman terus meningkatkan persentase kontribusi PAD untuk mencapai kemandirian
keuangan daerah dengan melakukan inovasi terkait alternatif peningkatan pendapatan asli
daerah melalui diversifikasi badan usaha milik daerah.
Selain itu, pemanfaatan teknologi informasi dalam pelaksanaan tata kelola pemerintahan
dan pelayanan kepada masyarakat dapat menjadi alternatif dalam mengatasi permasalahan
keterbatasan sumber daya aparatur dan tuntutan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan
yang cepat, akurat dan efisien. Fungsi penggunaan teknologi informasi di pemerintahan tidaklah
hanya sebagai faktor pendukung manajemen pemerintahan, tetapi juga berfungsi sebagai agen
perubahan untuk membawa pemerintahan menjadi lebih efisien dalam segala bidang.
14
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
Untuk itu, dibutuhkan perubahan yang mendasar menyangkut proses kerja dan juga budaya
kerja yang berorientasi pada efisiensi dan peningkatan kualitas pelayanan terhadap masyarakat
sebagai customer sekaligus stakeholders dari pemerintahan. Pendampingan terhadap
pengelolaan penyelenggaraan pemerintahan desa perlu diperhatikan, karena merupakan bagian
dari pendukung pelaksanaan pemerintahan di Kabupaten Sleman.
Faktor lain yang turut berpengaruh terhadap tingginya umur harapan hidup adalah pola
hidup sehat masyarakat. Namun masih ditemukan kasus balita stunting di Kabupaten.
Prevalensi balita stunting tahun 2021 sebesar 6,92%. Stunting disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain karena faktor penyakit pada balita, pola asuh orang tua, asupan makanan kurang,
ketahanan pangan keluarga kurang serta kurangnya pengetahuan orang tua. Stunting pada
anak dapat menyebabkan terganggunya perkembangan otak, pertumbuhan fisik metabolisme
tubuh, dan sistem imun. Sekilas, proporsi tubuh anak stunting mungkin terlihat normal, namun
kenyataannya lebih pendek dari anak-anak seusianya.
Pada tahun 2022 terdapat inovasi yang dilakukan dalam penanggulangan stunting di
Kabupaten Sleman, antara lain GeTar Thala (Gerakan Tanggulangi Anemia Remaja dan
Thalasemia), PANdu TEMan (Pelayanan Antenatal Care Terpadu menuju Triple Eleminasi
Melibatkan Semua Layanan), Pecah Ranting Hiburane Rakyat (Pencegahan Rawan Stunting
Hilangkan Gizi Buruk Tingkatkan ekonomi Rakyat), dan Gambang Stunting (Gerakan Ajak
Menimbang Cegah dan Atasi Stunting). Pelaksanaan kelas ibu hamil yang sebelum COVID-19
dilakukan dengan tatap muka, digantikan dengan kelas virtual melalui media sosial (WA grup).
15
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
Persoalan anak putus sekolah tetap menjadi perhatian pemerintah daerah karena alasan
anak putus sekolah sangat variatif dan spesifik kasus per kasus, tidak hanya ketidakmampuan
secara ekonomi yang menjadi penyebab putus sekolah. Faktor yang menyebabkan anak putus
sekolah, kondisi ekonomi keluarga yang kurang mampu, keengganan anak untuk bersekolah,
perundungan terhadap anak, kesulitan akses transportasi dan karena bekerja. Pemerintah
Kabupaten sudah menyusun kebijakan dalam upaya pemerataan pendidikan bagi usia sekolah,
seperti penyediaan bantuan operasional sekolah (BOS), kartu Indonesia pintar (KIP) dan
beasiswa pendidikan, namun demikian masih perlu dilaksanakan program dan kegiatan lainnya
sebagai upaya penanganan anak putus sekolah.
16
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
Sleman juga belum dimanfaatkan secara optimal dalam rangka pengembangan ekonomi lokal
perdesaan, dengan keterlibatan seluruh lapisan masyarakat serta memperhatikan aspek-aspek
keberlanjutan dalam pelaksanaan kegiatannya. Persoalan lainnya adalah belum tumbuhnya
kolaborasi antar pelaku usaha, bahkan kadang terjadi persaingan usaha tidak sehat. Padahal
aglomerasi usaha ataupun jaringan kerja antarpelaku usaha sejenis maupun tidak sejenis yang
memiliki keterkaitan hulu-hilir akan memberikan kemanfaatan yang lebih besar, berupa ongkos
produksi yang dapat ditekan, margin keuntungan yang semakin tinggi, konektivitas jaringan
kerja ataupun manfaat lainnya.
Pada saat diterpa pandemi COVID-19, sektor pertanian mampu bergeliat tumbuh
sebesar 4,55% pada tahun 2022, disamping sektor informasi dan komunikasi serta sektor jasa
kesehatan dan kegiatan sosial. Meskipun demikian, pekerjaan sebagai petani tidak banyak
diminati masyarakat, terutama bagi kalangan muda. Sebagian orang masih menganggap bahwa
petani itu tidak dapat memberikan kesejahteraan. Oleh karena itu, perlu adanya intervensi
pemerintah agar sektor pertanian dapat menjadi sektor unggulan.
4. Masih Tingginya Ketimpangan Pendapatan Indeks Gini yang menjadi ukuran ketimpangan
pendapatan.
Pada tahun 2022 sebesar 0,418, masuk dalam kategori ketimpangan moderat. Faktor yang
sulit dikendalikan yang disinyalir sebagai penyebab ketimpangan pendapatan, yakni adanya
faktor migrasi masuk penduduk berpenghasilan menengah-atas serta laju peningkatan
pendapatan masyarakat golongan bawah yang tidak secepat laju peningkatan pendapatan
masyarakat golongan menengah. Pandemi COVID-19 sangat berpengaruh, termasuk bagi
kelompok masyarakat berpendapatan rendah yang bekerja sebagai buruh atau karyawan
ataupun menjalankan usaha mikro, bahkan sampai dengan kehilangan pekerjaan. Tingkat
pengangguran terbuka mencapai 4,78%.
Strategi yang diperlukan untuk mengurangi ketimpangan pendapatan adalah dengan
melakukan percepatan peningkatan pendapatan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah
dengan memanfaatkan potensi ekonomi lokal yang tersedia di Kabupaten Sleman. Sementara
itu migrasi masuk perlu diarahkan pada kecamatan-kecamatan di luar kawasan perkotaan
Yogyakarta untuk mendongkrak timbulnya aktivitas ekonomi yang baru. Jumlah penduduk
miskin di Kabupaten Sleman pada tahun 2022 sebesar 7,74% dari total penduduk, menurun dari
tahun sebelumnya sebesar 8,15% dari total Keluarga. Dengan demikian, upaya
penanggulangan kemiskinan masih perlu dilakukan melalui kebijakan peningkatan akses
17
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
terhadap pelayanan pendidikan, akses terhadap pelayanan kesehatan dan pembinaan untuk
peningkatan pendapatan masyarakat miskin. Guna mengurangi angka kemiskinan,
implementasi Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) lebih intensif sehingga
menghasilkan upaya penanggulangan kemiskinan yang terpadu lintas bidang.
Dinas Kominfo melakukan pengolahan, updating dan analisis data penduduk miskin. Dinas
Sosial sebagai leading sector penanggulangan kemiskinan melakukan verifikasi dan validasi
data kemiskinan serta memberikan layanan aduan masyarakat. Dinas Kesehatan memfasilitasi
jaminan kesehatan. Dinas Pendidikan dengan menyediakan beasiswa pendidikan dasar bagi
siswa miskin. Untuk stimulasi pembangunan perumahan masyarakat kurang mampu, baik
RTLH, jambanisasi dan layanan air bersih dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan
dan Kawasan Permukiman serta Dinas Lingkungan Hidup. Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil melayani adminitrasi kependudukan, berupa akta catatan sipil dan Kartu Tanda
Penduduk.
Pelatihan keterampilan, kewirausahaan, manajemen kelembagaan kepada calon pekerja
sesuai dengan kebutuhan lapangan pekerjaan serta upaya penumbuhan wirausahawan baru
oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Dinas Tenaga Kerja/Balai Latihan Kerja, Dinas
Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan, serta perangkat
daerah terkait lainnya. Ekonomi lokal yang berupa UMKM belum mampu mengakses pasar
yang lebih luas kemungkinan dapat disebabkan karena para pelaku tidak mempunyai jaringan
pemasaran, jaringan pengadaan bahan/input produksi atau jaringan guna meningkatkan
kapabilitas pelaku usaha dan kapasitas usaha, terkendala standar kualitas produk.
18
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
19
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
20
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
43,54, dengan kriteria kurang baik. IKA rendah, salah satunya disebabkan oleh perilaku
masyarakat dan industri dalam membuang limbah ke sungai tanpa pengolahan lebih dahulu.
Oleh karena itu, pengelolaan daerah aliran sungai, termasuk kualitas air didalamnya, harus
dilakukan secara terpadu, meliputi bagian hulu, tengah dan hilir sungai tanpa terhambat oleh
batas-batas administrasi. Sementara kualitas udara tercatat 83,99.
Hal ini dimungkinkan karena selama pandemi COVID-19, masyarakat mengurangi
pergerakan (beraktivitas keluar rumah), sehingga polusi dari asap kendaraan berkurang.
Indeks kualitas lahan termasuk dalam kategori kurang. Sampai dengan tahun 2022, luasan
RTH publik yang dikelola Kabupaten Sleman sebesar 1.138,53 ha atau 38,7% dari luasan yang
seharusnya, 2.940,2 ha. Keberadaan RTH ini dapat meningkatkan kualitas lingkungan
terutama di wilayah perkotaan yang memiliki tingkat pencemaran yang cukup tinggi serta
membantu pengurangan suhu pemanasan global. Selain itu, keberadaan ruang publik sangat
dibutuhkan oleh penduduk di Kabupaten Sleman untuk melaksanakan aktivitas sosial serta
ekonomi.
Oleh karena itu, keberadaan RTH perlu terus ditingkatkan. Teknologi informasi telah
menjadi fasilitas utama bagi kegiatan berbagai sektor kehidupan dimana memberikan andil
besar terhadap perubahan yang mendasar pada struktur operasi dan manajemen organisasi,
pendidikan, trasportasi, kesehatan, penelitian, dan sebagainya. Teknologi informasi pada masa
sekarang menjadi kebutuhan perorangan. Pada saat ini infrastruktur TI belum tersedia secara
merata di segenap wilayah Kabupaten Sleman sehingga belum semua masyarakat dapat
mengakses dan memanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan.
Aktivitas pembangunan memerlukan lahan dan ruang sebagai tempat untuk menampung
kegiatan pembangunan dimaksud. Penggunaan lahan oleh setiap aktivitas pembangunan
sedikitnya akan mengubah rona awal lingkungan menjadi rona lingkungan baru, sehingga
terjadi perubahan lingkungan hidup, yang kalau tidak dilakukan pemanfaatan secara cermat
dan bijaksana, akan terjadi penurunan kualitas lingkungan, merusak dan bahkan memusnakan
kehidupan habitat tertentu dalam ekosistem bersangkutan. Oleh karena itu, perencanaan tata
ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang sangat diperlukan.
Dalam hal perencanaan tata ruang, Kabupaten Sleman telah memiliki Peraturan Daerah
Nomor 13 Tahun 2021 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman Tahun 2021-
2041 sebagai pedoman dalam pengaturan pemanfaatan ruang, dan Peraturan Bupati Sleman
Nomor 3 Tahun 2021 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Sleman Timur Tahun
2021-2040, dan Peraturan Bupati Sleman Nomor 57 Tahun 2021 tentang Rencana Detail Tata
Ruang Kawasan Sleman Barat Tahun 2021-2041.
21
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
22
BAB II
Perencanaan Kinerja
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
BAB II PERENCANAAN KI
Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari
tujuan, sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis. Di dalam rencana
kinerja, ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja. Penyusunan
rencana kinerja dilaksanakan seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan anggaran, serta
merupakan komitmen bagi instansi untuk mencapainya dalam tahun tertentu. Perencanaan kinerja
Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2022 mengacu pada dokumen Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sleman (Peraturan daerah Kabupaten Sleman
Nomor 3 tahun 2021 tentang RPJMD 2021-2026) sebagai penerjemahan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Sleman sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Sleman Nomor 7 Tahun 2005. RPJP ini menjadi kerangka dasar pengelolaan
pembangunan daerah yang bersifat aspiratif terhadap kehendak masyarakat Kabupaten Sleman
yang memuat visi, misi, dan arah kebijakan pembangunan daerah. Penyusunan buku laporan ini
merupakan refleksi RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2021-2026 sebagaimana ditetapkan dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 3 Tahun 2021.
23
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
Gambar 2.1. 1. Visi, Misi, dan Tujuan RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2021-2026
24
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
Tujuan ditetapkan mengacu kepada pernyataan visi dan misi kepala daerah serta didasarkan pada isu-isu analisis strategis. Sasaran menggambarkan hal yang
akan dicapai melalui tindakan tindakan yang akan dilakukan. Tujuan dan Sasaran yang hendak dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun sebagaimana
disajikan dalam Tabel 2.1.1. sebagai berikut:
Tabel 2.1. 1. Penjabaran Misi dalam Tujuan Pembangunan Daerah beserta Indikator dan Target Selama 5 (Lima) Tahun
Data
Target
Misi Tujuan Indikator Definisi Operasional Rumus Satuan Awal
2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Misi 1: Terwujudnya tata Indeks Reformasi Indeks Reformasi Birokrasi adalah Predikat RB indeks 75,83 76,34 76,67 76,92 77,08 77,16 77,21
kelola Birokrasi nilai evaluasi pelaksanaan
Menciptakan tata pemerintahan Reformasi Birokrasi (RB) di
kelola daerah yang baik Pemerintah Kabupaten Sleman
pemerintahan dan pelayanan yang dilakukan oleh Kementerian
yang baik Pendayagunaan dan Aparatur
publik yang
dengan Negara dan Reformasi Birokrasi
berkualitas
dukungan atas kinerja penerapan RB tahun
teknologi untuk n-1.
Kategori indeks RB sebagai
meningkatkan
berikut:
kualitas
pelayanan 1. AA: >90-100= istimewa
kepada
2. A: >80-90= sangat baik
masyarakat
3. BB: >70-80= baik
4. B: >60-70= cukup baik
5. CC: >50-60= cukup
6. C: >30-50= buruk
7. D: 0-30= sangat buruk
Meningkatnya Indeks kepuasan Indeks Kepuasan Masyarakat Jumlah nilai IKM semua OPD dan indeks 82,37 82,00 82,05 82,09 82,32 82,48 82,56
kualitas masyarakat adalah hasil survey kepuasan UPT/UPTD dibagi jumlah OPD dan
pelayanan publik masyarakat yang merupakan UPT/UPTD
predikat kualitas dan kinerja
pelayanan publik tingkat
kabupaten berdasarkan nilai IKM
yang dicapai oleh semua
perangkat daerah dan UPT
25
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
Data
Target
Misi Tujuan Indikator Definisi Operasional Rumus Satuan Awal
2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Terwujudnya tata Indeks desa Indeks Desa Membangun (IDM) Jumlah kalurahan yang masuk dalam desa 22 27 32 37 42 47 52
kelola membangun kategori adalah indeks komposit yang di kategori desa mandiri mandiri
pemerintahan desa mandiri bentuk dari indeks ketahanan
kalurahan yang sosial, indeks ketahanan ekonomi
mandiri dan dan indeks ketahanan ekologi
berkelanjutan desa. Desa mandiri adalah desa
maju yang memiliki kemampuan
melaksanakan pembangunan
desa untuk peningkatan kualitas
hidup dan kehidupan sebesar
besaranya bagi kesejahteraan
masyarakat desa dengan
ketahanan ekonomi dan
ketahanan ekologi secara
berkelanjutan. Kategori Desa
Mandiri merupakan kategori
tertinggi dalam IDM
Misi 2: Terwujudnya Indeks Indeks pembangunan manusia indeks 83,84 84,04 84,24 84,44 84,64 84,64 85,00
kualitas sumber pembangunan (IPM) mengukur capaian – – – – – –
Meningkatkan daya manusia manusia (IPM) pembangunan manusia berbasis
kualitas sumber yang berdaya sejumlah komponen dasar 84,90 84,92 84,94 84,96 84,96 85,04
Ikesehatan= Indeks kesehatan
daya manusia saing kualitas hidup. Sebagai ukuran
melalui Ipendidikan= Indeks pendidikan
kualitas hidup, IPM dibangun
pelayanan Ipengeluaran= Indeks pengeluaran
melalui pendekatan tiga dimensi
pendidikan dan dasar. Dimensi tersebut
kesehatan yang mencakup indeks kesehatan,
berkualitas dan indeks pendidikan, dan indeks
terjangkau pengeluaran
Menurunnya Tingkat Pengangguran terbuka adalah Jumlah pengangguran dibagi jumlah % 6,59 5,99 5,95 5,90 5,80 5,75 5,70
angka pengangguran mereka yang mencari pekerjaan, angkatan kerja kali 100
pengangguran terbuka yang mempersiapkan usaha, yang
tidak mencari pekerjaan karena
merasa tidak mungkin
mendapatkan pekerjaan, dan
26
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
Data
Target
Misi Tujuan Indikator Definisi Operasional Rumus Satuan Awal
2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
mereka yang sudah mendapatkan
pekerjaan tetapi belum memulai
Meningkatnya Cakupan pembinaan Sub sektor ekonomi kreatif terdiri Jumlah sub sector ekonomi kreatif yang % 17,65 29,41 29,41 29,41 29,41 29,41 29,41
pengembangan ekonomi kreatif dari: 1.arsitektur desain interior mendapat pembinaan dibagi jumlah sub
ekonomi kreatif berbasis sub sektor 2.aplikasi dan game developer sector ekonomi kreatif dikali 100
berbasis sub sektor 3.desain komunikasi visual
4.desain produk
5.fashion
6.film, animasi dan video fotografi
1. 7.kriya
2. 8.kuliner
3. 9.musik
4. 10.penerbitan periklanan
5. 11.seni pertunjukan
6. 12.seni rupa
7. 13.televisi dan radio
8. Pembinaan berupa fasilitasi
pelatihan dan pendampingan sub
sektor
Meningkatnya Persentase inovasi Inovasi daerah adalah semua Jumlah inovasi yang diimplementasikan % NA 90 90 91 92 93 94
pengembangan yang bentuk pembaharuan dalam dibagi jumlah seluruh inovasi dikalikan 100
inovasi daerah diimplementasikan penyelenggaraan pemerintahan
daerah dan terdata di pelaksana
urusan penelitian dan
pengembangan
27
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
Data
Target
Misi Tujuan Indikator Definisi Operasional Rumus Satuan Awal
2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Misi 4: Terwujudnya Indeks ketahanan Ketahanan keluarga adalah kondisi Rerata indeks ketahanan fisik ekonomi indeks 2,8 2,8 2,9 3,0 3,1 3,2 3,3
ketahanan daerah keluarga keluarga yang memiliki: dan sosial psikologis
Meningkatkan 1. Keuletan
ketahanan 2. Ketangguhan
masyarakat
3. kemampuan fisik, materiil, dan
dalam psikis untuk hidup mandiri dan
menghadapi harmonis
berbagai macam Indeks ketahanan keluarga terdiri
ancaman dan dari indikator ketahanan fisik
bencana ekonomi dan indikator sosial
psikologis.
1. Angka 1= kurang
2. Angka 2 = sedang
3. Angka 3 = baik
4. Angka 4 = sangat baik
Cakupan 1. Gangguan ketentraman Rata-rata realisasi kinerja penanganan % N/A 53,3 55,3 57,3 59,3 61,3 62,3
pengendalian dan ketertiban umum gangguan trantibum, penegakan perda,
gangguan (trantibum) adalah sesuatu hal dan perlindungan masyarakat
ketentraman, yang dapat
ketertiban, mengganggu/menghambat
penegakan perda, suatu keadaan dinamis yang
dan peningkatan memungkinkan pemerintah
dan masyarakat dapat
kapasitas
melakukan kegiatannya
perlindungan dengan tenteram, tertib dan
masyarakat teratur
2. Penegakan perda adalah
penegakan terhadap perda
yang ditetapkan pemerintah
kabupaten dan dilakukan oleh
Penyidik PNS (PPNS)
3. Peningkatan kapasitas
linmas adalah peningkatan
kemampuan dasar
28
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
Data
Target
Misi Tujuan Indikator Definisi Operasional Rumus Satuan Awal
2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
perlindungan masyarakat bagi
anggota linmas
Terwujudnya Indeks risiko Indeks risiko bencana adalah Hazard dikalikan dengan vulnerability indeks 83,72 81,21 78,77 76,77 74,77 73,77 72,77
masyarakat tangguh bencana indeks risiko yang dihitung dibagi capacity
bencana berdasarkan probalitas spasial,
frekuensi dan kekuatan dari suatu
fenomena alam seperti gempa
bumi, banjir, letusan gunung berapi
dan lainnya.
Misi 5. Terwujudnya Persentase cakupan Infrastruktur palayanan dasar Rerata persentase kinerja infrastruktur % NA 49,05 52,95 56,85 60,75 64,65 68,54
peningkatan infrastruktur terdiri dari: layanan dasar dan Rerata persentase jalan
Membangun kualitas prasarana pelayanan dasar dan kondisi mantab, jembatan kondisi baik,
sarana dan dan sarana wilayah pendukung 1. Sarpras irigasi kondisi baik drainase kondisi baik, dan jumlah desa di
prasarana yang yang terintegrasi pengembangan 2. Sarpras air minum terakses KSCT yang ditingkatkan infrastrukturnya
memadai untuk dan lingkungan ekonomi 3. Perbaikan Rumah Tidak
mendukung hidup yang Layak
terwujudnya berkelanjutan Huni (RTLH) Infrastruktur
kabupaten cerdas pengembangan ekonomi terdiri
dari:
29
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
Data
Target
Misi Tujuan Indikator Definisi Operasional Rumus Satuan Awal
2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
wilayah
Indeks kualitas IKLH adalah indeks yang IKLH= indeks 58,21 56,86 57,20 57,57 57,95 58,70 60,00
lingkungan hidup menggambarkan kondisi dari hasil (0,376xIKA)+(0,405xIKU)+(0,219xIKL)
(IKLH) pengelolaan lingkungan hidup
yang terdiri dari:
1. Indeks Kualitas Air (IKA)
2. Indeks Kualitas Udara
(IKU)
3. Indeks Kualitas Lahan
(IKL) Kategori IKLH:
Sangat Baik IKLH > 80
Indeks kinerja lalu Indeks kinerja lalu lintas dan Indeks ketersediaan sarpras ditambah indeks NA 0,42 0,46 0,51 0,57 0,62 0,68
lintas dan angkutan angkutan jalan adalah kemampuan indeks tingkat pelayanan lalin & angkutan
jalan dari suatu ruas jalan dalam jalan ditambah indeks lokasi parkir berizin,
melayani arus lalu lintas yang ditambah indeks pelaksanaan uji
terjadi pada ruas jalan tersebut kendaraan dibagi empat dikurangi angka
kecelakaan per kapasitas jalan
Terwujudnya Persentase Kesesuaian pemanfaatan ruang Jumlah luasan pemanfaatan lahan yang % NA 70 75 80 85 90 95
keserasian kesesuaian dilihat dari luasan pemanfaatan sesuai dengan dokumen perencanaan tata
pembangunan antar pemanfaatan ruang lahan yang sesuai dengan ruang dibagi luas Kabupaten Sleman dikali
sektor dalam rangka dokumen rencana tata ruang 100
pembangunan
berkelanjutan
30
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
Data
Target
Misi Tujuan Indikator Definisi Operasional Rumus Satuan Awal
2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Meningkatnya Tingkat Literasi Literasi adalah bentuk cognitive skill Dihitung berdasarkan rasio dan persentase % NA 47,03 48,38 50,23 52,12 54,05 56,02
kemampuan literasi Masyarakat memampukan manusia untuk 5
masyarakat mengidentifikasi, mengerti,
memahami, dan mencipta yang indikator pembentuk tingkat literasi
diperoleh dari kegiatan membaca masyarakat
yang kemudian ditransformasikan
dalam kegiatan-kegiatan yang
produktif yang memberikan manfaat
sosial, ekonomi dan kesejahteraan.
Tingkat literasi dihitung dengan
indicator:
1. Persentse perpustakaan
berstandar nasional
2. Persentase pemanfaatan
perpustakaan
3. Keterlibatan masyarakat
dalam kegiatan perpustakaan
4. Rasio ketercukupan
tenaga perpustakaan
5. Rasio ketercukupan
koleksi perpustakaan
Misi 6: Meningkatnya Persentase Warisan budaya adalah benda/ Persentase rata-rata warisan budaya tak % 36,25 45,71 45,71 45,71 45,71 45,71 45,71
pelestarian warisan pelestarian warisan atribut tak berbenda yang benda, benda dan museum yang
Menguatkan budaya budaya merupakan identitas diri dari dilestarikan.
budaya masyarakat/ kaum, yang diwariskan
masyarakat yang dari generasi sebelumnya dan
saling dilestarikan oleh generasi yang
menghargai dan akan datang. Warisan budaya
jiwa gotong terdiri dari:
royong A. Tak Benda
1. Merti desa/ dusun
2. Upacara adat
3. Kelembagaan seni
budaya Kelompok A terdiri dari
1.859 rincian B. Benda
1. Situs
2. bangunan
31
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
Data
Target
Misi Tujuan Indikator Definisi Operasional Rumus Satuan Awal
2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
3. Struktur
4. Monumen
Kelompok B terdiri dari 60 rincian
C. Museum
1. Museum Gunung Merapi
Pelestarian kebudayaan adalah
aktifitas melestarikan produk
budaya yang diwariskan dari
generasi sebelumnya yang
dilestarikan oleh generasi yang
akan datang
Menguatkan sikap Indeks pembangunan Indeks pembangunan gender IPM perempuan dibagi IPM laki-laki dikali Indeks 96,2 96,2 96,2 96,21 96,22 96,23 96,24
saling menghargai di gender adalah indikator yang 100
lingkungan menggambarkan (rasio) capaian
masyarakat dan antara IPM perempuan dengan IPM
keluarga yang sadar laki-laki dan merupakan
gender pengukuran langsung terhadap
ketimpangan antar gender dalam
pencapaian pembangunan manusia
Meniadakan konflik Angka kejadian Konflik Sosial adalah Konflik Sosial, Angka kejadian konflik sosial yang terjadi di kejadia n 0 0 0 0 0 0 0
sosial konflik sosial yang selanjutnya disebut wilayah Kabupaten Sleman dalam kurun
Konflik,adalah perseteruan waktu satu tahun
dan/atau benturan fisik dengan
kekerasan antara dua kelompok
masyarakat atau lebih yang
berlangsung dalam waktu tertentu
dan berdampak luas yang
mengakibatkan ketidakamanan dan
disintegrasi sosial sehingga
mengganggu stabilitas nasional dan
menghambat pembangunan
nasional sesuai Undang-Undang
No. 7 Tahun
2012 tentang Penanganan Konflik
Sosial
32
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
Tabel 2.1. 2. Keterkaitan Tujuan dan Sasaran Kabupaten Sleman Tahun 2021-2026
Capaian Kondisi
Tujuan Indikator Kondisi
Tujuan Sasaran Definisi Operasional Rumus Satuan Akhir
Indikator Sasaran Awal 2021 2022 2023 2024 2025 2026 RPJMD
Terwujudnya Indeks Terwujudnya Indeks Indek pengelolaan keuangan daerah Nilai indeks Indeks NA B B B B B B B
tata kelola reformasi pengelolaan pengelolaan adalah satuan ukuran yang ditetapkan pengelolaan
pemerintahan birokrasi keuangan yang keuangan berdasarkan seperangkat dimensi keuangan daerah
daerah yang akuntabel daerah dan indikator untuk menilai kualitas yang di keluarkan
baik dan kinerja tatakelola keuangan daerah oleh pemerintah
pelayanan yang efektif, efisien, transparan, dan provinsi untuk
publik yang akuntabel dalam periode tertentu. 6 pemerintah
berkualitas dimensi penilaian terdiri dari: kabupaten
1. Kesesuaian dokumen
perencanaan dan
penganggaran
2. pengalokasin anggaran
belanja dalam APBD,
tranparansi pengelolaan
keuangan daerah,
3. Penyerapan Anggaran
4. Kondisi keuangan daerah dan
opini.
33
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
Capaian Kondisi
Tujuan Indikator Kondisi
Tujuan Sasaran Definisi Operasional Rumus Satuan Akhir
Indikator Sasaran Awal 2021 2022 2023 2024 2025 2026 RPJMD
Meningkatnya Indeks Meningkatnya Predikat Predikat AKIP (Akuntabilitas Kinerja Hasil penilaian Predikat A A A A A A A A
kualitas kepuasan akuntabilitas Akuntabilitas Instansi Pemerintah) adalah Kementerian PAN
pelayanan masyarakat kinerja Kinerja predikat yang diberikan oleh dan RB (81,42) (81,42) (81,58) (81,70) (81,78) (81,82) (81,84) (81,84)
publik pemerintah Instansi Kementerian PAN RB atas Laporan
daerah Pemerintah kinerja akuntabilitas dari
pelaksanaan tugas dan fungsi yang
dipercayakan kepada setiap instansi
pemerintah atas penggunaan
anggaran.
34
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
Capaian Kondisi
Tujuan Indikator Kondisi
Tujuan Sasaran Definisi Operasional Rumus Satuan Akhir
Indikator Sasaran Awal 2021 2022 2023 2024 2025 2026 RPJMD
Terwujudnya Indeks desa Terwujudnya Indeks desa Indeks Desa Membangun (IDM) Jumlah kalurahan desa 22 27 32 37 42 47 52 52
tata kelola membangun tata kelola Membangun adalah indeks komposit yang di yang masuk dalam mandiri
pemerintahan kategori pemerintahan kategori desa bentuk dari indeks ketahanan sosial, kategori kalurahan
kalurahan desa mandiri kalurahan mandiri indeks ketahanan ekonomi dan mandiri
yang mandiri yang mandiri indeks ketahanan ekologi desa. Desa
dan dan mandiri adalah desa maju yang
berkelanjutan berkelanjutan memiliki kemampuan melaksanakan
pembangunan desa untuk
peningkatan kualitas hidup dan
kehidupan sebesar besaranya bagi
kesejahteraan masyarakat desa
dengan ketahanan ekonomi dan
ketahanan ekologi secara
berkelanjutan. Kategori Desa Mandiri
merupakan kategori tertinggi dalam
IDM
Terwujudnya Indeks Meningkatnya Angka rata- Angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS) R L S = 1 n ∑ i = 1 n tahun 10,91 10,92 10,93 10,94 10,95 10,96 11,06 11,06
kualitas pembangun kualitas rata lama adalah jumlah tahun yang digunakan x i RLS =
sumber daya an manusia pendidikan sekolah dan oleh penduduk dalam menjalani \frac{1}{n} 16,73 16,75 16,77 16,79 16,81 16,83 16,85 16,85
manusia yang (IPM) masyarakat harapan lama pendidikan formal. \sum_{i=1}^n x_i
berdaya saing sekolah Angka Harapan Lama Sekolah adalah RLS=n1i=1∑nxi
lamanya sekolah (dalam tahun) yang
diharapkan akan dirasakan oleh anak
pada umur tertentu di masa
mendatang.
Meningkatnya Angka Angka Harapan Hidup adalah rata- Angka perkiraan tahun 74,81 74,83 74,85 74,87 74,89 74,91 74,93 74,93
kualitas harapan hidup rata tahun hidup yang masih akan lama hidup ratarata
kesehatan (AHH) dijalani oleh seseorang dalam situasi penduduk dengan
masyarakat mortalitas yang berlaku di lingkungan asumsi tidak ada
perubahan pola
masyarakat
mortalitas menurut
umur
35
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
Capaian Kondisi
Tujuan Indikator Kondisi
Tujuan Sasaran Definisi Operasional Rumus Satuan Akhir
Indikator Sasaran Awal 2021 2022 2023 2024 2025 2026 RPJMD
Indeks Meningkatnya Indeks Indeks pembangunan olahraga Rerata dari indeks indeks NA 0,35 0,36 0,37 0,38 0,40 0,42 0,42
Pembanguan kualitas pembangunan (IPO) digunakan untuk mengukur pembentuk IPO
Olahraga olahraga olahraga kemajuan pembangunan olahraga.
masyarakat Pembangunan olahraga adalah suatu
proses yang membuat manusia
memiliki banyak akses untuk
melakukan aktivitas fisik. Ia harus
memampukan setiap orang memiliki
kesempatan untuk tumbuh dan
berkembang, baik menyangkut fisik,
rohani, maupun sosial, secara
paripurna. Diukur melalui 4 indikator :
(1) ruang terbuka yang tersedia untuk
olahraga, (2)sumber daya manusia
atau tenaga keolahragaan yang
terlibat dalam kegiatan olahraga, (3)
pertisipasi warga masyarakat untuk
melakukan olahraga secara teratur
dan (4) derajat kebugaran jasmani
yang dicapai oleh masyarakat.
Meningkatnya Persentase Organisasi kepemudaan dan Jumlah organisasi % 93,48 93,48 93,50 93,51 93,52 93,53 93,54 93,54
partisipasi organisasi organisasi sosial kemasyarakatan kepemudaan dan
pemuda dalam kepemudaan adalah wadah pengembangan social
pembangunan dan potensi pemuda yang meliputi kemasyarakatan
organisasi organisasi pemuda kewilayahan, yang aktif dibagi
komunitas yang tidak bertentangan
social jumlah organisasi
dengan peraturan
kemasyarakat kepemudaan yang
perundangundangan dan yang telah
an yang aktif terdata di Dinas Pemuda dan ada dikalikan 100
Olahraga.
36
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
Capaian Kondisi
Tujuan Indikator Kondisi
Tujuan Sasaran Definisi Operasional Rumus Satuan Akhir
Indikator Sasaran Awal 2021 2022 2023 2024 2025 2026 RPJMD
Meningkatnya Pertumbuhan Meningkatnya Nilai Tukar Nilai Tukar Petani (NTP) adalah rasio Rerata NTP atau Nilai 112,53 112,53 112,73 113,93 113,13 113,33 114,53 114,53
pertumbuhan ekonomi kesejahteraan Petani antara indeks harga yang diterima gabungan
ekonomi petani petani (it) dengan indeks harga yang komoditas tanaman
daerah dibayar petani (ib) pangan, hortikultura,
NTP terdiri dari NTP komoditas perkebunan,
tanaman pangan,hortikultura, peternakandan
perikanan pada
perkebunan, peternakan, dan
tahun berkenaan
perikanan
Meningkatnya Persentase Nilai produksi adalah nilai dari produk Nilai produksi tahun % -3,40 2,0 2,10 2,30 2,40 2,50 2,60 2,60
produksi sektor pertumbuhan yang dihasilkan oleh usaha industri n dikurangi nilai
industri dan nilai produksi produksi tahun n-1
perdagangan industri dibagi nilai produksi
tahun n-1 dikali
100
Nilai ekspor Nilai ekspor adalah nilai transaksi Nilai total seluruh US $ 43.000. 43.700. 47.148. 48.848. 50.548. 52.248. 53.947. 53.947.
ekspor dari pelaku usaha di ekspor komoditas 000 000 000 000 000 000 000 000
Kabupaten Sleman pada tahun n pada tahun n
yang memiliki Surat Keterangan
Asal dari DIY
Persentase Sarana dan prasarana perdagangan Jumlah pasar dan % NA 9,30 11,63 13,95 16,28 18,60 20,93 20,93
sarana dan tradisional dikelola dengan baik sarana usaha milik
prasarana adalah pasar dan sarana usaha milik kabupaten dikelola
perdagangan pemerintah kabupaten yang dengan baik dibagi
memenuhi kriteria terpelihara baik, jumlah seluruh pasar
tradisional
aman dan terdapat pengelolaan dan sarana usaha
dikelola milik kabupaten
sampah
dengan baik dikalikan 100
37
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
Capaian Kondisi
Tujuan Indikator Kondisi
Tujuan Sasaran Definisi Operasional Rumus Satuan Akhir
Indikator Sasaran Awal 2021 2022 2023 2024 2025 2026 RPJMD
Terjaganya Persentase Koefisien variasi harga antar waktu Standar defiasi % 2,70 < 5 < 5 < 5 < 5 < 5 < 5 < 5
stabilitas harga koefisien adalah perbandingan antara dibagi rata-rata
variasi harga simpangan standar dan harga atau harga per tahun
antar waktu nilai rata-rata yang di nayatakan dikali 100
dengan persentase. Koefisien
variasi berguna untuk mengamati
variasi harga atau sebaran harga
rata-rata selama satu tahun. 11
komoditas yang di pantau
harganya:
1. Beras
2. Gula Pasir
3. Jagung
4. Kedelai
5. Tepung terigu
6. Minyak Goreng
7. Susu kental manis
8. Daging Ayam
9. Daging Sapi
10. Ikan Segar
11. Telur
Meningkatnya Pembelanjaan Rerata belanja wisatawan harian Rerata belanja US$ 425 425 450 500 525 550 575 575
daya saing Wisatawan mancanegara (belanja transportasi, wisatawan harian
sektor Mancanegara belanja akomodasi, belanja oleh-oleh, mancanegara
pariwisata dll) selama berada di destinasi (belanja
pariwisata transportasi,
belanja
akomodasi,
belanja oleholeh,
dll) selama berada
di destinasi
pariwisata
Pembelanjaan Rerata belanja wisatawan harian Rerata belanja Rupiah 800.000 810.000 850.000 1.000.000 1.500.000 1.750.000 2.000.000 2.000.000
Wisatawan nusantara (belanja transportasi, wisatawan harian
belanja akomodasi, belanja oleh-oleh, nusantara (belanja
Nusantara transportasi, belanja
dll) selama berada di destnasi akomodasi, belanja
pariwisata oleholeh, dll) selama
berada di destinasi
pariwisata
38
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
Capaian Kondisi
Tujuan Indikator Kondisi
Tujuan Sasaran Definisi Operasional Rumus Satuan Akhir
Indikator Sasaran Awal 2021 2022 2023 2024 2025 2026 RPJMD
Meningkatnya Nilai investasi Realisasi investasi adalah nilai Jumlah nilai Rp 537 556 591 628 667 710 756 756
nilai investasi kegiatan investasi baik PMDN investasi pada (milyar)
maupun PMA untuk melakukan usaha tahun n
di Kabupaten Sleman
Menurunnya Indeks gini Menurunnya Persentase Penduduk miskin adalah penduduk Jumlah penduduk % 8,12 6,87 - 6,85 - 6,83 - 6,81 - 6,79 - 6,77 - 6,77 -
ketimpangan kemiskinan penduduk yang berada di bawah garis dibawah garis 7,83 7,58 7,33 7,13 6,98 6,83 6,83
pendapatan miskin kemiskinan kemiskinan dibagi
jumlah penduduk
dikalikan seratus
Persentase Keluarga miskin adalah keluarga yang Jumlah Keluarga % 8,79 8,50 8,25 8,00 7,80 7,65 7,50 7,50
keluarga memenuhi indikator keluarga miskin miskin dibagi
miskin sesuai peraturan Bupati jumlah Keluarga
dikalikan 100
Berkembangny Rasio pelaku Rasio pelaku usaha mikro adalah Jumlah pelaku % 11,9 11 11 11 11 11 11 11
a usaha mikro, usaha mikro perbandingan antara jumlah pelaku usaha mikro dibagi
kecil, menegah usaha kecil menengah dengan jumlah jumlah penduduk
dan koperasi penduduk usia produktif usia produktif
dikalikan 100
Rasio Rasio keanggotaan koperasi adalah Jumlah anggota % 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1
keanggotaan perbandingan antara jumlah anggota koperasi dibagi
koperasi koperasi dengan jumlah penduduk jumlah penduduk
usia produktif usia produktif
dikalikan 100
Menurunnya Tingkat Meningkatnya Tingkat Tingkat kesempatan kerja adalah Jumlah penduduk % NA 94,01 94,05 94,10 94,20 94,25 94,30 94,30
angka penganggura kesempatan kesempatan peluang seorang penduduk usia kerja bekerja dibagi
pengangguran n terbuka kerja kerja (TKK) yang termasuk Angkatan kerja untuk jumlah Angkatan
bekerja kerja dikalikan 100
39
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
Capaian Kondisi
Tujuan Indikator Kondisi
Tujuan Sasaran Definisi Operasional Rumus Satuan Akhir
Indikator Sasaran Awal 2021 2022 2023 2024 2025 2026 RPJMD
Meningkatnya Cakupan Meningkatnya Cakupan SDM Pariwisata dan ekonomi kreatif Jumlah SDM % 30,27 31,17 35,12 35,12 37,77 37,77 37,77 37,77
pengembanga pembinaan kapasitas SDM peningkatan adalah kelompok usaha jasa pariwisata dan
n ekonomi ekonomi dan ruang kapasitas pariwisata, kelompok pengelola desa ekonomi kreatif
kreatif kreatif ekonomi kreatif SDM pelaku wisata/ destinasi wisata, dan pelaku / yang mendapat
berbasis sub berbasis sub pariwisata komunitas ekonomi kreatif yang
sektor sektor dan ekonomi terdata di Dinas Pariwisata. - fasilitasi pelatihan,
kreatif Peningkatan kapasitas SDM pendampingan, dan
pariwisata meliputi fasilitasi pelatihan peningkatan
dan pendampingan pada tahun n. kapasitas pada
tahun n di bagi
- Peningkatan kapasitas SDM ekraf jumlah SDM
meliputi fasilitasi pada SDM ekraf pariwisata dan
yang berupa pemberian ruang untuk ekonomi kreatif di
berkreasi bagi pelaku/ komunitas kali 100
ekonomi kreatif pada aktivitas
pariwisata.
Meningkatnya Persentase Meningkatnya Persentase Keputusan berupa keputusan Jumlah inovasi yang % 58 58 58 59 60 61 62 62
pengembangan inovasi yang perlindungan inovasi perangkat daerah atau keputusan telah ditetapkan
inovasi daerah diimplementa terhadap daerah yang Bupati. Peraturan lainya dapat berupa dengan keputusan
sikan inovasi daerah telah peraturan Bupati atau peraturan dan atau peraturan
ditetapkan daerah. lainnya dibagi jumlah
dengan inovasi dikali 100
keputusan
dan atau
peraturan
lainnya
40
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
Capaian Kondisi
Tujuan Indikator Kondisi
Tujuan Sasaran Definisi Operasional Rumus Satuan Akhir
Indikator Sasaran Awal 2021 2022 2023 2024 2025 2026 RPJMD
Terwujudnya Indeks Terwujudnya Indeks Ketahanan keluarga adalah kondisi Rerata indeks indeks 2,80 2,80 2,90 3,00 3,10 3,20 3,30 3,30
ketahanan ketahanan ketahanan ketahanan keluarga yang memiliki: ketahanan fisik
daerah keluarga keluarga keluarga 1. keuletan ekonomi dan sosial
psikologis
2. ketangguhan
3. kemampuan fisik, materiil, dan
psikis untuk hidup mandiri dan
harmonis Indeks ketahanan
keluarga terdiri dari indikator
ketahanan fisik ekonomi dan
indikator sosial psikologis.
Kategori indeks ketahanan
keluarga sebagai berikut:
1. Angka 1= kurang
2. Angka 2 = sedang
3. Angka 3 = baik
4. Angka 4 = sangat baik
Cakupan Terwujudnya Cakupan 1. Gangguan ketentraman dan Rata-rata realisasi % N/A 53,30 55,30 57,30 59,30 61,30 62,30 62,30
pengendalian ketenteraman pengendalian ketertiban umum (trantibum) kinerja penanganan
gangguan dan ketertiban gangguan adalah sesuatu hal yang dapat gangguan trantibum,
ketentraman, masyarakat ketentraman, mengganggu/ menghambat penegakan perda,
ketertiban, ketertiban, suatu keadaan dinamis yang dan perlindungan
penegakan penegakan memungkinkan pemerintah dan masyarakat
perda, dan perda, dan masyarakat dapat melakukan
peningkatan peningkatan kegiatannya dengan tenteram,
kapasitas kapasitas tertib dan teratur
perlindungan perlindungan 2. Penegakan perda adalah
masyarakat masyarakat penegakan terhadap perda
yang ditetapkan pemerintah
kabupaten dan dilakukan oleh
Penyidik PNS (PPNS)
Peningkatan kapasitas linmas
adalah peningkatan
kemampuan dasar
perlindungan masyarakat bagi
anggota linmas
41
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
Capaian Kondisi
Tujuan Indikator Kondisi
Tujuan Sasaran Definisi Operasional Rumus Satuan Akhir
Indikator Sasaran Awal 2021 2022 2023 2024 2025 2026 RPJMD
Terwujudnya Indeks risiko Terwujudnya Indeks risiko Indeks risiko bencana adalah indeks Hazard dikalikan indeks 83,72 81,21 78,77 76,77 74,77 73,77 72,77 72,77
masyarakat bencana masyarakat bencana risiko yang dihitung berdasarkan dengan vulnerability
tangguh tangguh probalitas spasial, frekuensi dan dibagi capacity
bencana bencana kekuatan dari suatu fenomena alam
seperti gempa bumi, banjir, letusan
gunung berapi dan lainnya.
Kelas risiko bencana terdiri dari:
>144= risiko tinggi
5-144= risiko sedang
0-4= risiko rendah
Terwujudnya Persentase Terwujudnya Persentase Infrastruktur palayanan dasar terdiri Rerata persentase % NA 46,71 50,31 53,91 57,51 61,11 64,70 64,70
peningkatan cakupan infrastruktur cakupan dari: kinerja infrastruktur
kualitas infrastruktur pelayanan infrastruktur layanan dasar
prasarana dan pelayanan dasar yang pelayanan 1. Sarpras irigasi kondisi baik
sarana dasar dan memadai dasar 2. Sarpras air minum terakses
wilayah yang pendukung 3. Perbaikan Rumah Tidak Layak
terintegrasi pengembang Huni
dan an ekonomi (RTLH)
lingkungan
hidup yang
berkelanjutan
Terwujudnya Cakupan Infrastruktur pengembangan ekonomi Rerata persentase % NA 51,39 55,59 59,79 63,99 68,19 72,39 72,39
infrastruktur pembangunan terdiri dari: jalan kondisi
yang prasarana mantap, jembatan
mendukung dan sarana 1. Jalan kondisi mantab kondisi baik,
pengembanga wilayah 2. Jembatan kondisi baik drainase kondisi
n ekonomi kondisi 3. Drainase kondisi baik baik, dan jumlah
dalam kondisi mantab yang desa di KSCT yang
baik mendukung
4. Infrastruktur di Kawasan ditingkatkan
strategis dan cepat tumbuh (KSCT)
pengembanga infrastrukturnya
(jumlah desa di KSCT yang
n ekonomi
ditingkatkan infrastrukturnya)
42
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
Capaian Kondisi
Tujuan Indikator Kondisi
Tujuan Sasaran Definisi Operasional Rumus Satuan Akhir
Indikator Sasaran Awal 2021 2022 2023 2024 2025 2026 RPJMD
Indeks Meningkatna Indeks Indeks Kualitas Air (IKA) adalah Metode untuk indeks ! 41,33 40,10 41,00 42,00 43,00 45,00 47,00 47,00
kualitas kualitas Air, Kualitas Air angka/nilai yang dapat menentukan IKA
lingkungan Udara dan menggambarkan mengenai kualitas digunakan metode
hidup (IKLH) Lahan air. Dalam hal ini pengambilan Indeks Pencemaran
sampel dilakukan pada air sungai. Air Sungai (PIj) 1.
Kategori IKA: Pij = Indeks
pencemaran bagi
Sangat baik IKA > 70 peruntukkan j 2.
Baik 60 < IKA ≤70 Ci=konsentrasi
Cukup baik 50 < IKA ≤60 parameter I (hasil
Kurang Baik 40 < IKA ≤50 pengukuran) 3.Lij =
Sangat Kurang Baik 30 < Baku mutu
IKA ≤ 40 Waspada ≤ 30 parameter i bagi
peruntukkan j 4.M =
maksimum, A =
average (ratarata)
Indeks Indeks Kualitas Udara (IKU) IKU = 100 - {50/0,9 Indeks 86,60 86,66 86,66 86,66 86,66 86,66 88,00 88,00
Kualitas adalah angka/nilai yang dapat X (Ieu - 0,1)} Ieu =
Udara menggambarkan mengenai 50% Indeks SO2 +
kualitas udara. Dalam hal ini 50% Indeks NO2
pengambilan sampel dilakukan Indeks Udara IKLH
pengambilan sampel udara = 100 – [50/0.9
ambien dengan metode passive X(leu – 0.1)]
sampler. Parameter yang diukur
SO2 dan NO2.
43
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
Capaian Kondisi
Tujuan Indikator Kondisi
Tujuan Sasaran Definisi Operasional Rumus Satuan Akhir
Indikator Sasaran Awal 2021 2022 2023 2024 2025 2026 RPJMD
Sangat kurang baik
40 < - ≤ 50
Waspada 30 < - ≤ 40
Indeks Meningkatna Indeks Indeks Kinerja LLAJ adalah Indeks indeks NA 0,42 0,46 0,51 0,57 0,62 0,68 0,68
kinerja lalu kualitas kinerja lalu komposit dari ketersediaan
lintas dan kinerja lalu lintas dan -ketersediaan sarpras sarpras ditambah
angkutan lintas dan angkutan -tingkat pelayanan lalin & angkutan indeks tingkat
jalan angkutan jalan jalan pelayanan lalin &
jalan -presentase lokasi parkir berizin - angkutan jalan
presentase terlaksana uji kendaraan ditambah indeks
-angka kecelakaan per kapasitas lokasi parkir
jalan berizin, ditambah
indeks
pelaksanaan uji
kendaraan dibagi
empat dikurangi
angka kecelakaan
per kapasitas jalan
44
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
Capaian Kondisi
Tujuan Indikator Kondisi
Tujuan Sasaran Definisi Operasional Rumus Satuan Akhir
Indikator Sasaran Awal 2021 2022 2023 2024 2025 2026 RPJMD
Meningkatny Persentase Meningkatny Jumlah Rincian Objek pemajuan Rincian objek Rincian NA 53 53 54 54 54 54 54
a pelestarian pelestarian a pelestarian Pelestarian kebudayaan dan cagar budaya yang obyek
warisan warisan Objek Rincian difasilitasi oleh OPD di Kabupaten Pemajuan
budaya budaya Pemajuan Objek Sleman. Menurut UU no 5 tahun Kebudayaan dan
Kebudayaan Pemajuan 2017 objek pemajuan kebudayaan Cagar Budaya
dan Cagar Kebudayaan meliputi 10 obyek, sehingga obyek yang
Budaya dan Cagar pemajuan kebudayaan dan cagar
Budaya budaya ada 10 item sbb: telah dilestarikan
oleh kabupaten
1. Tradisi lisan Sleman
2. Manuskrip
3. Adat Istiadat
4. Ritus
5. Pengetahuan
Tradisional
6. Teknologi
Tradisional
7. Seni
8. Bahasa
9. Permainan
Rakyat dan Olahraga Tradisional
Objek pemajuan kebudayaan
selanjutnya dirinci menjadi total 54
rincian objek. Pelestarian
kebudayaan adalah aktivitas
melestarikan produk budaya yang
diwariskan dari generasi
sebelumnya yang dilestarikan oleh
generasi yang akan datang.
Menguatkan Indeks Meningkatny Prevalensi Kekerasan terhadap perampuan Jumlah kekerasan % 100 100 100 100 100 100 100 100
sikap saling pembangun a kekerasan yang tertangani adalah kasus terhadap
menghargai an gender perlindungan terhadap kekerasan yang di laporkan ke UPT perempuan yang
di lingkungan terhadap perempuan Perlindungan perempuan dan anak. tertangani dibagi
masyarakat perempuan yang Penanganan meliputi jumlah kasus
dan keluarga dan tertangani pendampingan pskologis, kekerasan yang
yang sadar anak pengobatan, dan pendampingan dilaporkan dikali 100
gender hukum.
45
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Sleman 2021
Capaian Kondisi
Tujuan Indikator Kondisi
Tujuan Sasaran Definisi Operasional Rumus Satuan Akhir
Indikator Sasaran Awal 2021 2022 2023 2024 2025 2026 RPJMD
Persentase Kekerasan terhadap anak yang Jumlah kekerasan % 100 100 100 100 100 100 100 100
anak korban tertangani adalah kasus kekerasan terhadap anak yang
kekerasan yang di laporkan ke UPT tertangani dibagi
yang Perlindungan perempuan dan anak. jumlah kasus
tertangani Penanganan meliputi pendampingan kekerasan yang
pskologis, pengobatan, dan dilaporkan dikali 100
pendampingan hukum.
Meniadakan Angka Meniadakan Angka Konflik Sosial adalah Konflik Jumlah kejadian Kejadian 0 0 0 0 0 0 0 0
konflik sosial kejadian konflik sosial kejadian Sosial, yang selanjutnya disebut konflik Sosial yang
konflik konflik Konflik,adalah perseteruan terjadi dalam kurun
sosial sosial dan/atau benturan fisik dengan waktu 1 Tahun di
kekerasan antara dua kelompok Tingkat Kabupaten
masyarakat atau lebih yang Sleman
berlangsung dalam waktu tertentu
dan berdampak luas yang
mengakibatkan ketidakamanan
dan disintegrasi sosial sehingga
mengganggu stabilitas nasional
dan menghambat pembangunan
nasional sesuai Undang-Undang
No. 7 Tahun 2012 tentang
Penanganan Konflik Sosial
46
2.2 INDIKATOR TUJUAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN
TAHUN 2022
Pemerintah Kabupaten Sleman telah menetapkan indikator tujuan. Indikator tujuan dimaksud
ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 3 Tahun 2021 tentang RPJMD
Kabupaten Sleman Tahun 2021-2026, dengan rincian target dan indikator sebagaimana ditampilkan
dalam Tabel 2.2.1. berikut:
Target
No Tujuan Indikator Satuan
2022
1. Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan Indeks Reformasi Birokrasi Indeks 76,67
Daerah yang Baik dan Pelayanan Publik
yang Berkualitas
2. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik Indeks Kepuasan Masyarakat Indeks 82,05
47
Target
No Tujuan Indikator Satuan
2022
13. Meningkatnya Kemampuan Literasi Tingkat Literasi Masyarakat % 48,38
Masyarakat
14. Terwujudnya Keserasian Pembangunan Persentase Kesesuaian % 75
Antar Sektor dalam Rangka Pemanfaatan Ruang
Pembangunan Berkelanjutan
15. Meningkatnya Pelestarian Warisan Persentase Pelestarian Warisan % 45,71
Budaya Budaya
16. Menguatkan Sikap Saling Menghargai di Indeks Pembangunan Gender indeks 96,2
Lingkungan Masyarakat dan Keluarga
yang Sadar Gender
17. Meniadakan Konflik Sosial Angka Kejadian Konflik Sosial kejadian 0
Target
No Indikator Kinerja Utama Satuan
2022
1 Indeks Reformasi Birokrasi Indeks 76,67
2 Indeks Pengelolaan Keuangan Daerah Indeks B
3 Indeks Kepuasan Masyarakat Indeks 82,05
4 Predikat Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Predikat A (81,58)
5 Indeks Desa Membangun kategori desa mandiri Desa Mandiri 32
6 Indeks Pembangunan Manusia Indeks 84,24 – 84,92
7 Indeks Pembangunan Olahraga Indeks 0,36
8 Pertumbuhan Ekonomi % 3,71 – 5,90
9 Nilai Tukar Petani Nilai 112,73
10 Nilai Ekspor US$ 47.148.000
11 Nilai Investasi Rp. (Miliar) 591
12 Indeks Gini Indeks 0,429
13 Persentase Penduduk Miskin % 6,85 – 7,58
14 Persentase Keluarga Miskin % 8,25
15 Tingkat Pengangguran Terbuka % 5,95
48
Target
No Indikator Kinerja Utama Satuan
2022
16 Pembelanjaan Wisawatan Mancanegara US$ 450
Pembelanjaan Wisawatan Nusantara Rupiah 850.000,00
17 Indeks Risiko Bencana Indeks 78,77
18 Persentase Cakupan Infrastruktur Pelayanan Dasar % 50,31
19 Cakupan Pembangunan Prasarana dan Sarana Wilayah % 55,59
Kondisi Mantap yang Mendukung Pengembangan Ekonomi
20 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indeks 57,20
21 Indeks Ketahanan Keluarga Indeks 2,90
22 Persentase Pelestarian Warisan Budaya % 45,71
23 Indeks Pembangunan Gender Indeks 96,2
24 Angka Kejadian Konflik Sosial kejadian 0
Indikator
No. Tujuan Sasaran Satuan Target
Tujuan/Sasaran
1. Terwujudnya Tata Kelola Indeks Reformasi Indeks 76,67
Pemerintahan Daerah yang Baik Birokrasi
dan Pelayanan Publik yang
Berkualitas
2. Meningkatnya kualitas Indeks Kepuasan Indeks 82,05
pelayanan publik Masyarakat
Meningkatnya predikat Predikat A (81,58)
3. Akuntabilitas Kinerja Akuntabilitas
Pemerintah Daerah Kinerja Instansi
Pemerintah
4. Terwujudnya Kualitas Sumber Indeks Indeks 84,24 -
Daya Manusia yang Berdaya Pembangunan 84,92
Saing Manusia (IPM)
5. Meningkatnya Kualitas Angka Harapan Tahun 74,85
Kesehatan Masyarakat Hidup (AHH)
49
Indikator
No. Tujuan Sasaran Satuan Target
Tujuan/Sasaran
6. Meningkatnya Pertumbuhan pertumbuhan % 3,71 - 5,90
Ekonomi Daerah ekonomi
50
BAB III
Akuntabilitas Kinerja
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Pelaporan kinerja Pemerintah Kabupaten Sleman tahun 2022, disajikan melalui pengukuran kinerja
atas perencanaan kinerja yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2022. Pada Bab III ini
akan disajikan uraian pengukuran kinerja dan analisis pencapaian kinerja indikator tujuan dan
sasaran. Analisis pencapaian kinerja menjelaskan cara menghitung capaian kinerja,
membandingkan realisasi dengan target, capaian tahun lalu, serta capaian kinerja Pemda DIY dan
Pemerintah Pusat. Kemudian dijelaskan program yang mendukung per tujuan dan sasaran, realisasi
anggaran per tujuan dan sasaran, faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan atau
ketidakberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran, serta perolehan prestasi yang terkait indikator
kinerja tujuan dan sasaran.
Pada bagian ini, menguraikan realisasi kinerja dalam tahun 2022. Uraian meliputi realisasi
Indikator Kinerja Tujuan, Realisasi Indikator Kinerja Utama, dan Realisasi Perjanjian Kinerja.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 3 Tahun 2021 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2021-2026, terdapat 17 Tujuan
Pemerintah Kabupaten Sleman. Indikator Kinerja Tujuan, Satuan, dan Target serta Realisasi 2021
dan 2022, sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.1.1. berikut:
Tabel 3.1.1. Rekapitulasi Realisasi Tujuan Tahun 2022
Realisasi Capaian
No Tujuan Indikator Satuan Target 2022 Realisasi
2021 (%)
51
Realisasi Capaian
No Tujuan Indikator Satuan Target 2022 Realisasi
2021 (%)
Berdaya Saing
52
Realisasi Capaian
No Tujuan Indikator Satuan Target 2022 Realisasi
2021 (%)
Angkutan Jalan
13. Meningkatnya Tingkat Literasi % 49,38 48,38 51,88 107,23
Kemampuan Literasi Masyarakat
Masyarakat
14. Terwujudnya Persentase % 80,61 75 82,75 110,33
Keserasian Kesesuaian
Pembangunan Antar Pemanfaatan
Sektor Dalam Rangka Ruang
Pembangunan
Berkelanjutan
15. Meningkatnya Persentase % 48,33 45,71 48,50 106,10
Pelestarian Warisan Pelestarian
Budaya Warisan Budaya
16. Menguatkan Sikap Indeks Indeks 96,25 96,2 96,36* 100,17
Saling Menghargai di Pembangunan
Lingkungan Gender
Masyarakat dan
Keluarga yang Sadar
Gender
17. Meniadakan Konflik Angka Kejadian Kejadian 0 0 0 100,00
Sosial Konflik Sosial
Sumber Data: *Badan Pusat Statistik, 2022.
**Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2022.
Indikator Kinerja Utama dan realisasinya, sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.1.2. berikut:
Tabel 3. 1. 2. Rekapitulasi Realisasi Indikator Kinerja Utama dan Tingkat Kemajuan dibandingkan Target Akhir RPJMD
Tingkat Target
Indikator Kinerja Realisasi Target Realisasi %
No Satuan Kemajuan Jangka
Utama 2021 2022 2022 Capaian
(%) Menengah
53
Tingkat Target
Indikator Kinerja Realisasi Target Realisasi %
No Satuan Kemajuan Jangka
Utama 2021 2022 2022 Capaian
(%) Menengah
9. Nilai Tukar Petani Nilai 108,83 112,73 107,59** 95,44 94,77 113,53
10. Nilai Ekspor US$ 77.887.264,6 47.148.000 86.627.614,8 183,74 160,58 53.947.000
3 9
11. Nilai Investasi Rp. 1.921,00* 591 1.346,00 227,75 178,04 756
(Miliar)
12. Indeks Gini Indeks 0,425 0,429 0,418** 102,56 101,65 0,425
18. Indeks Risiko Indeks 78,96 78,77 80,01 98,43 90,05 72,77
Bencana
21. Indeks Kualitas Indeks 56,90 57,20 57,33 100,23 95,55 60,00
Lingkungan Hidup
22. Indeks Ketahanan Indeks 2,80 2,90 2,90 100,00 87,88 3,30
Keluarga
24. Indeks Pembangunan Indeks 96,25 96,20 96,36** 100,17 100,12 96,24
Gender
54
Berdasarkan rekapitulasi Realisasi Indikator Kinerja Utama dan Tingkat Kemajuan dibandingkan
Target Akhir RPJMD dalam tabel 3.1.2., kami sampaikan uraian sebagai berikut:
Indeks Reformasi Birokrasi adalah nilai evaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi (RB)
Pemerintah Kabupaten Sleman yang dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan dan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi atas kinerja penerapan RB tahun sebelumnya.
Indeks Reformasi Birokrasi Pemerintah Kabupaten Sleman tahun 2022 sebesar 77,50,
mencapai sebesar 101,08% dari target tahun 2022 sebesar 76,67. Realisasi tahun 2022
tersebut meningkat 0,73 poin dibandingkan realisasi tahun 2021 sebesar 76,77. Tingkat
kemajuan 100,38% bila dibandingkan dengan target tahun terakhir RPJMD 2021-2026
sebesar 77,21.
Indikator Kinerja Utama “Indeks Pengelolaan Keuangan Daerah” tahun 2022 ditetapkan
memiliki target indikator B, dengan capaian sebesar 100% yakni nilai B dan nilai indeks total
sebesar 74,85. Tingkat kemajuan capaian realisasi 100% bila dibandingkan dengan target
tahun terakhir RPJMD 2021-2026.
55
b. ketepatan waktu penyusunan perencanaan, penganggaran, pengadaan barang dan
jasa dan pelaporan keuangan daerah;
c. komitmen pimpinan untuk melaksanakan spending mandatory dalam pengalokasian
belanja pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah;
d. pengaturan indikator kinerja keuangan perangkat daerah sebagai salah satu indikator
pemberian tambahan penghasilan berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 1 Tahun 2022
tentang Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai Aparatur Sipil Negara Berbasis
Kinerja di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sleman;
e. meningkatnya tingkat kemandirian keuangan daerah yang dipengaruhi oleh kondisi
perekonomian yang membaik, sehingga penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
dari pajak daerah dan retribusi daerah meningkat;
f. adanya supervisi dari Pemerintah Pusat melalui Komisi Pemberantasan Korupsi dalam
pengelolaan keuangan daerah mendorong akselerasi penyerapan anggaran dan
optimalisasi penerimaan PAD; dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 19 Tahun 2020 tentang Keterbukaan
Informasi Publik dan adanya monitoring dan evaluasi Pejabat Pengelola Informasi
Daerah (PPID) oleh Komisi Informasi Daerah mendorong meningkatnya transparansi
pengelolaan keuangan daerah.
56
3. Indeks Kepuasan Masyarakat
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah hasil survei kepuasan masyarakat yang
merupakan predikat kualitas dan kinerja pelayanan publik tingkat kabupaten, berdasarkan
nilai IKM yang dicapai oleh semua perangkat daerah dan UPTD.
Nilai IKM diperoleh dari survei kepuasan masyarakat pada 116 unit pelayanan publik, terdiri
dari 45 perangkat daerah, 9 Bagian pada Sekretariat Daerah, 2 RSUD, dan 60 UPTD.
Indikator Kinerja Utama “Indeks Kepuasan Masyarakat” tahun 2022 ditetapkan target indikator
sebesar 82,05 dan realisasi sebesar 84,25. Capaian realisasi IKM tahun 2022 tersebut bila
dibandingkan dengan target sebesar 102,68%. Tingkat kemajuan 102,05% bila dibandingkan
dengan target tahun terakhir RPJMD 2021-2026. Realisasi IKM tahun 2022 sebesar 84,25
lebih baik dibandingkan realisasi IKM tahun 2021 sebesar 83,37. Realisasi ini meningkat 0,88
poin dibandingkan tahun sebelumnya.
Predikat Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (AKIP) adalah predikat yang diberikan oleh
Kementerian PAN dan RB atas Laporan kinerja akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan
fungsi setiap pemerintah atas penggunaan anggaran.
Indikator Kinerja Utama “Predikat Akuntabilitas Kinerja Pemerintah” tahun 2022 dengan target
indikator A (81,58) dan realisasi A (81,89), sehingga capaian realisasi dibandingkan dengan
target sebesar 100% dengan tingkat kemajuan 100% jika dibandingkan dengan target tahun
terakhir pada RPJMD 2021-2026. Realisasi nilai akuntabilitas kinerja pemerintah meningkat
0,16 poin dibandingkan realisasi tahun 2021 sebesar 81,73.
Hasil evaluasi penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Tahun
2022 pada Pemerintah Kabupaten Sleman telah disampaikan oleh Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sebagaimana termuat melalui
Surat Nomor B/1037/AA.05/2022 tanggal 6 Desember 2022, bahwa Kabupaten Sleman
mendapatkan nilai sebesar 81,89 dengan predikat A memuaskan, yaitu instansi
pemerintah dan unit kerja dapat memimpin perubahan dalam mewujudkan pemerintah
berorientasi hasil.
57
Hasil evaluasi penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) pada
Pemerintah Kabupaten Sleman tahun 2022, sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.1.2.2.
berikut:
Tabel 3. 1. 2. 2. Hasil Evaluasi SAKIP 2022
Indeks Desa Membangun (IDM) merupakan Indeks Komposit yang dibentuk berdasarkan tiga
indeks, yaitu Indeks Ketahanan Sosial, Indeks Ketahanan Ekonomi dan Indeks Ketahanan
Ekologi/Lingkungan.
IDM difokuskan pada upaya penguatan otonomi desa melalui pemberdayaan masyarakat.
Masyarakat yang berdaya akan menjadi tumpuan utama terjadinya proses peningkatan
partisipasi yang berkualitas, peningkatan pengetahuan, dan peningkatan keterampilan, atau
secara umum dapat disebut sebagai peningkatan kapasitas dan kapabilitas masyarakat desa
itu sendiri.
Indikator Kinerja Utama “Indeks Desa Membangun Kategori Desa Mandiri” Tahun 2022
ditetapkan target indikator sebanyak 32 (tiga puluh dua) dan realisasi sebanyak 44 (empat
puluh empat) desa mandiri. Capaian realisasi 2022 bila dibandingkan dengan target 2022
sebesar 137,5%. Tingkat kemajuan 84,62% bila dibandingkan dengan target tahun terakhir
RPJMD 2021-2026. Realisasi Indeks Desa Membangun Kategori Desa Mandiri meningkat
sebanyak 17 desa mandiri dibandingkan realisasi tahun 2021 sebanyak 27 desa mandiri.
Desa di Kabupaten Sleman disebut Kalurahan. Desa Mandiri pada tahun anggaran 2022
58
terdapat sebanyak 44 Kalurahan yaitu Balecatur, Ambarketawang, Banyuraden, Nogotirto,
Trihanggo, Sidorejo, Sidoluhur, Sidoagung, Sidokarto, Sidoarum, Sinduadi, Sendangadi,
Caturtunggal, Maguwoharjo, Condongcatur, Sendangtirto, Purwomartani, Tirtomartani,
Tamanmartani, Selomartani, Widodomartani, Sariharjo, Sinduharjo, Sukoharjo, Sardonoharjo,
Caturharjo, Triharjo, Tridadi, Pandowoharjo, Bangunkerto, Girikerto, Wonokerto,
Purwobinangun, Pakembinangun, Argomulyo, Wukirsari, Kepuharjo, dan Umbulharjo.
Target dan realisasi indikator kinerja utama “Indeks Desa Membangun Kategori Desa Mandiri”
per tahun 2020 disajikan dalam grafik 3.1.2.1. berikut ini:
Grafik 3.1.2.1. Indeks Desa Membangun Kategori Desa Mandiri
44
27 32
22 27
22
2020 2021 2022
Target Realisasi
Faktor yang memengaruhi keberhasilan pencapaian indikator IDM Kategori Desa Mandiri
sebagai berikut:
a. kerja sama, koordinasi, dan komitmen di antara pimpinan dan aparatur dengan
perangkat daerah terkait, kapanewon, hingga kalurahan dalam melaksanakan tugas
dan fungsi dengan terus menerus memperbaiki kinerja dan meningkatkan kualitas
pelayanan publik hingga ke kalurahan;
b. tersedianya anggaran yang cukup serta ketepatwaktuan dalam menyelesaikan
kegiatan; dan
c. kendala yang dihadapi dalam pencapaian indikator yakni keterbatasan jumlah
aparatur/sumber daya manusia.
59
Strategi yang telah ditempuh dalam rangka meminimalisasi hambatan dalam pencapaian
indikator indikator IDM kategori desa mandiri sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama “Indeks Pembangunan Manusia” tahun 2022 ditetapkan target
indikator sebesar 84,24 dan realisasi sebesar 84,31. Capaian realisasi 2022 bila
dibandingkan dengan target 2022 sebesar 100,08%. Tingkat kemajuan 99,19% bila
dibandingkan dengan target tahun terakhir RPJMD 2021-2026. Realisasi IPM meningkat 0,31
poin dibandingkan realisasi tahun 2021 sebesar 84,00.
IPM meningkat dari 76,69 pada tahun 2010 menjadi 84,31 pada tahun 2022 atau rata-rata
tumbuh sebesar 0,59 persen setiap tahun. Perkembangan ini menggambarkan kualitas
pembangunan manusia yang semakin membaik dibandingkan dengan level IPM nasional dan
dibandingkan dengan capaian Daerah Istimewa Yogyakarta, maka capaian IPM Kabupaten
Sleman tercatat selalu lebih tinggi. IPM Kabupaten Sleman pada tahun 2022 berada dalam
kategori IPM Sangat Tinggi. Capaian IPM Kabupaten Sleman ini berada di peringkat ketujuh
tertinggi Kabupaten/Kota se-Indonesia atau peringkat kedua tertinggi se-Daerah Istimewa
Yogyakarta. Secara umum, IPM terus mengalami kemajuan selama satu dekade terakhir.
Dari sisi Pendidikan, anak-anak yang pada tahun 2022 berusia 7 tahun memiliki harapan
dapat menikmati pendidikan selama 16,76 tahun atau setara dengan lamanya waktu
menamatkan pendidikan hingga setingkat Sarjana. Selain itu, rata-rata lama sekolah
penduduk umur 25 tahun ke atas juga meningkat menjadi 10,94 tahun. Dari sisi kesehatan,
bayi yang lahir pada tahun 2022 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 75 tahun.
Sementara dari sisi standar hidup layak, pada tahun 2022 pengeluaran per kapita kembali
merangkak naik 2,35 persen menjadi Rp16.438.000.000,00 per tahun pada tahun 2022
dibanding tahun 2021.
60
7. Indeks Pembangunan Olahraga
Indikator Kinerja Utama IPO tahun 2022 ditetapkan target indikator sebesar 0,36 dan realisasi
sebesar 0,34. Capaian realisasi 2022 bila dibandingkan dengan target 2022 sebesar 94,44%.
Tingkat kemajuan 80,95% bila dibandingkan dengan target tahun terakhir RPJMD 2021-2026.
Realisasi IPO meningkat 0,01 poin dibandingkan realisasi tahun 2021 sebesar 0,33.
IPO Kabupaten Sleman tahun 2022 sebesar 0,34 sama dengan realisasi kinerja IPO
Pemerintah Daerah DIY, namun masih lebih rendah dibandingkan realisasi kinerja IPO
Nasional yaitu sebesar 0,376.
Realisasi IPO per tahun dibandingkan dengan realisasi IPO Nasional dan IPO Pemda DIY
disajikan dalam grafik berikut grafik 3.1.2.2 ini:
Grafik 3.1.2.2. Perbandingan Indeks Pembangunan Olahraga
0.376
0.33 0.343
0.34
0.331
2021 2022
Realisasi IPO Kabupaten Sleman 2022 jika dibandingkan dengan realisasi Pemda DIY dan
lebih rendah dari Nasional.
61
f. perkembangan personal;
g. kesehatan;
h. ekonomi; dan
i. performa.
Belum tercapainya indikator kinerja IPO tahun 2022 disebabkan tiga dimensi yang masih
dalam kategori rendah yaitu: sumber daya manusia, kebugaran dan performa.
Kendala yang dihadapi dalam pencapaian indikator kinerja IPO sebagai berikut:
a. Kurang optimalnya kerjasama antara lembaga yang terkait dengan pembinaan
olahraga.
b. Kurangnya sinergitas antara pelaksanaan pembinaan olahraga masyarakat dan
olahraga pendidikan dalam melaksanakan pelatihan dan penyelenggaraan event.
c. Kurangnya kegiatan pembinaan olahraga.
d. Kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana olahraga yang ada ditengah masyarakat
yang belum memenuhi standar.
Strategi atau solusi untuk meminimalisasi hambatan dalam pencapaian indikator kinerja IPO
sebagai berikut:
a. Optimalisasi kerjasama antara lembaga yang terkait dengan pembinaan olahraga
melalui Fasilitasi kelompok olahraga masyarakat dan memperbanyak pelaksanaan
event bersama.
b. Mendorong aktivitas olahraga menjadi gaya hidup masyarakat dengan pelaksanaan
olahraga minimal 3 kali dalam seminggu melalui kegiatan kampanye olahraga secara
kontinyu minimal 5 tahun berturut-turut.
c. Inventarisasi dan updating data sarana dan prasarana olahraga dan updating jumlah
pelatih/instruktur/guru pendidikan jasmani termasuk relawan olahraga di Kabupaten
Sleman.
d. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana olahraga yang ada di
masyarakat yang belum memenuhi standar, antara lain mendorong pembangunan
sport center merata di 17 Kapanewon se-Kabupaten Sleman.
62
8. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi diukur dengan peningkatan nilai PDRB lapangan usaha tahun berjalan
dibanding tahun sebelumnya.
Indikator Kinerja Utama “Pertumbuhan Ekonomi” tahun 2022 ditetapkan target indikator
sebesar 3,71% dan realisasi sebesar 5,15%. Capaian realisasi 2022 bila dibandingankan
dengan target sebesar 2022 sebesar 138,81%. Tingkat kemajuan 96,99% bila dibandingkan
dengan target tahun terakhir RPJMD 2021-2026. Berdasarkan penghitungan Badan Pusat
Statistik angka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sleman tahun 2022 sebesar 5,15%. Kondisi
ini menurun 0,46 poin dari tahun 2021 yang tumbuh 5,61%.
5.61 5.15
5.15
5.58 5.3
3.7
-2.1
-2.672020 2021 2022
-4.05
Nilai Tukar Petani (NTP) adalah rasio antara indeks harga yang diterima petani (it) dengan
indeks harga yang dibayar petani (ib). NTP terdiri dari dari NTP komoditas tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, peternakan, dan perikanan.
Indikator Kinerja Utama “Nilai Tukar Petani” tahun 2022 ditetapkan target indikator sebesar
112,73 dan realisasi sebesar 107,59. Capaian realisasi 2022 bila dibandingankan dengan
target sebesar 2022 sebesar 95,44%. Tingkat kemajuan 94,77% bila dibandingkan dengan
target tahun terakhir RPJMD 2021-2026. Nilai Tukar Petani tahun 2022 sebesar 107,59,
menurun 1,24 poin dari tahun 2021 dengan nilai 108,33.
63
Penghitungan NTP di Kabupaten Sleman dilakukan pada beberapa subsektor pertanian,
yakni subsektor tanaman pangan, subsektor hortikultura, subsektor perkebunan rakyat,
subsektor peternakan dan subsektor perikanan. NTP umum merupakan gabungan dari NTP
kelima subsektor tersebut. Realisasi NTP pada periode November 2022 mencapai 107,59
target nilai 112,73 atau tercapai 95,44%.
Terdapat perbedaan penghitungan NTP tahun 2022. Penghitungan tahun 2021 yang menjadi
dasar target renstra Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan 2021-2026 metode NTP
2012=100 sedangkan pada tahun 2022 Badan Pusat Statistik melakukan penghitungan
dengan metode NTP 2018=100. Berdasarkan perbedaan metode yang digunakan, capaian
kinerja untuk tahun 2021 dengan 2022 tidak bisa serta merta dibandingkan. Hasil
penghitungan NTP tahun 2022 pada tiap subsektor, sebagaimana ditampilkan dalam tabel
3.1.2.3. berikut:
Tabel 3. 1. 2. 3. Perbandingan Komponen Perhitungan NTP per Sub Sektor tahun 2021-2022*
64
Subsektor Rician Satuan 2021 2022
BPPBM BPPBM 124,39 127,43
Nilai Tukar Petani NTP 87,35 88,60
Gabungan Indeks Harga yang Diterima Petani It 188,13 134,25
Indeks Harga yang Dibayar Petani Ib 175,18 124,68
Konsumsi Rumah Tangga IKRT 179,15 124,94
BPPBM BPPBM 157,67 125,60
Nilai Tukar Petani NTP 108,33 107,59
*(Des t-1 s/d Nop) angka dasar NTP 2018=100
Sumber Data: Badan Pusat Statistik, 2022.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada subsektor tanaman pangan selama tahun 2022
secara umum mengalami fluktuasi namun cenderung menurun, dari posisi 108,83 di bulan
November 2021 menjadi 107,59 pada bulan November 2022. Tabel 2 memuat perbandingan
penghitungan dengan metode NTP 2012=100 dan dengan metode NTP 2018=100,
sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.1.2.4. berikut:
Tabel 3. 1. 2. 4. NTP 2020-2022 (NTP 2012=100) dan 2020-2022 (NTP 2018=100)
Apabila NTP>100 maka Indeks Harga yang diterima oleh petani lebih besar daripada Indeks
Harga yang dibayar oleh petani. Petani mengalami kenaikan harga jual ketika rata-rata tingkat
harga yang mereka terima mengalami kenaikan yang lebih cepat daripada tingkat rata-rata
harga yang dibayarkan.
Apabila NTP=100 maka hubungan secara umum antara tingkat harga komoditas yang dijual
petani dan harga barang yang dibeli petani adalah sama. Harga pertanian secara umum
dianggap setara antara tingkat harga komoditas yang dijual petani dengan harga barang yang
dibeli petani.
65
Apabila NTP<100 maka Indeks harga yang diterima oleh petani lebih kecil daripada indeks
harga yang dibayar oleh petani. Petani mengalami penurunan harga jual ketika harga yang
mereka bayar mengalami kenaikan yang lebih cepat daripada harga yang mereka terima.
112.79
111.38
2020
Sumber Data: Badan Pusat Statistik, 2022.
2021 2022
Indikasi capaian ini sebagai hasil pelaksanaan program penanaman varietas padi IP-
400 seluas 118 hektar sehingga tanaman padi dapat ditanam dalam umur yang lebih
pendek, dan dalam satu tahun petani mampu panen sebanyak empat kali. Pengaruh
positif juga didapatkan dari pelaksanaan pendampingan budidaya padi seluas 500
hektar, pengembangan lahan kedelai 50 hektar, padi sembada merah sembada hitam
50 hektar, sekolah lapang padi organik, dan Dem 30 hektar.
Gambar 3. 1. 2. 1. Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo bersama dengan Kelompok Tani Margo Mulyo Sumberharjo
melakukan panen raya Varietas Kedelai Anjasmoro di Dusun Bendungan, Kalurahan Sumberharjo, Kapanewon Prambanan.
Sumber: https://www.ayoyogya.com/ngayogyakarta/pr-394938595/tingkatkan-produktivitas-pangan-sleman-panen-raya-kedelai
66
b. Subsektor Tanaman Hortikultura
Grafik 3.1.2.5. NTP Hortikultura
NTP HORTIKULTURA
134.8
119.62
116.98
121.65
114.94
115.14
112.6
2012=100 2018=100
Hasil penggunaan metode NTP 2012=100, NTP pada tahun 2021 sebesar 119,62,
sedangkan capaian NTP 2022 belum dapat disampaikan. Hasil penggunaan metode
NTP 2018=100, NTP pada tahun 2021 sebesar 112,60, sedangkan capaian NTP 2022
sebesar 115,14.
Indikasi capaian ini sebagai hasil adanya upaya pemasaran tanaman hortikultura
dengan membentuk titik kumpul. Fungsi titik kumpul adalah menyerap produk hasil
hortikultura dari petani, sehingga harga yang diterima petani lebih stabil dan cenderung
lebih baik dari pada dijual kepada tengkulak. Pada tahun 2022 berhasil membuat
sebanyak 15 (lima belas) titik kumpul.
Gambar 3. 1. 2. 2. Titik Kumpul Hortikultura
67
c. Subsektor Perkebunan
Nilai tukar petani sub sektor perkebunan relatif mengalami fluktuasi berdasarkan tabel
14. Fluktuasi NTP sektor perkebunan dapat tergambar sebagaimana gambar berikut;
Grafik 3.1.2.6. NTP Perkebunan
NTP PERKEBUNAN
Kinerja NTP subsektor perkebunan dengan metode NTP 2012=100 belum dapat
disampaikan, meski demikian capaian tahun 2021 sebesar 135,06. Sedangkan bila
menggunakan metode NTP 2018=100, 2022 turun menjadi 107,25 dibandingkan tahun
2021 sebesar 117,3 atau mengalami penurunan sebesar 10,05 poin.
Penurunan nilai tukar petani sektor perkebunan dikarenakan pengaruh iklim sepanjang
tahun 2022. Komoditas perkebunan antara lain tembakau, kopi, kelapa maupun lainnya
produksi sangat dipengaruhi oleh kondisi sumber daya alam.
Curah hujan tahun 2022 termasuk kategori tinggi, hal tersebut menyebabkan produksi
tanaman perkebunan tidak bisa optimal karena secara kuantitas mengalami kenaikan
tetapi kualitas produk cenderung menurun.
d. Subsektor Peternakan
Kinerja NTP subsektor perkebunan dengan metode NTP 2012=100 maupun NTP
2018=100 menunjukkan hasil NTP < 100. Hal ini disebabkan oleh kenaikan harga
pakan dan obat-obatan ternak. Munculnya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
tahun 2022, dan kenaikan harga barang konsumsi rumah tangga juga memberikan
pengaruh negatif NTP sebagai imbas dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak.
Meski demikian, telah dilakukan upaya untuk mencegah penurunan, antara lain:
1) pelatihan pembuatan pakan mandiri;
2) penyediaan obat-obatan dan pemeriksaan hewan ternak pada saat wabah PMK;
3) penanganan PMK melalui komunikasi, edukasi, dan informasi yang bertujuan
agar penyebaran PMK dapat dikendalikan lebih cepat.
68
Grafik 3.1.2.7. NTP Peternakan
NTP PETERNAKAN
89.44
2022
93.72
2021
88.11
93.13
2020
87.79
98.36
2019
87.57
80 85 90 95 100
2018=100 2012=100
e. Subsektor Perikanan
Nilai tukar petani sub sektor perikanan relatif mengalami fluktuasi berdasarkan tabel
14. Fluktuasi NTP sektor perikanan dapat tergambar sebagaimana gambar berikut;
Grafik 3.1.2.8. NTP Perikanan
NTP PERIKANAN
96.92
91.06 92.25
89.36 90.23
87.35 88.6
2012=100 2018=100
Kabupaten Sleman tidak memiliki potensi perdagangan perikanan laut, dan jumlah
petani yang melakukan penangkapan ikan di perairan umum juga sedikit. Subsektor
Perikanan hanya difokuskan pada sektor perikanan darat antara lain kolam dan sawah.
69
NTP sektor perikanan kurang dari 100 disebabkan harga pakan yang semakin tinggi
dan cenderung semakin tidak terjangkau, dan induk ikan yang sudah tidak lagi
produktif untuk menghasilkan benih ikan yang berkualitas.
Penyediaan calon induk ikan telah diupayakan baik di UPTD Perikanan maupun di
kelompok tani. Selain itu penambahan sarana produksi perikanan pada kelompok terus
diupayakan untuk memperbaiki sistem budidaya ikan.
Gambar 3. 1. 2. 3. Pembuatan Pakan Mandiri
Secara total, gabungan NTP Gabungan pada tahun 2022 sebesar 107,59 turun 0,37
(0,34%) dari NTP Gabungan tahun 2021 sebesar 107,96. Kontribusi tertinggi sebagai
pendukung NTP adalah sektor tanaman pangan, sektor hortikultura dan sektor
perkebunan. Sedangkan kontribusi penurunan NTP diakibatkan tidak terpenuhinya
NTP=100 pada sektor peternakan dan sektor perikanan.
Capaian NTP Kabupaten Sleman sebesar 107,59 lebih tinggi 8,92 (8,29%) bila
dibandingkan dengan NTP Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 98,67. NTP
Kabupaten Sleman memberikan kontribusi positif dalam capaian NTP Daerah Istimewa
Yogyakarta.
70
Grafik 3.1.2.9. NTP Gabungan
NTP GABUNGAN
116.8
112.53
108.33 107.51 108.13 107.96 107.59
2012=100 2018=100
Nilai ekspor adalah nilai transaksi ekspor dari pelaku usaha di Kabupaten Sleman pada tahun
berjalan yang memiliki Surat Keterangan Asal dari Pemda DIY.
Indikator Kinerja Utama “Nilai Ekspor” tahun 2022 ditetapkan target indikator sebesar
US$47,148,000 dan realisasi sebesar US$86,627,614,89. Capaian realisasi 2022 bila
dibandingkan dengan target 2022 sebesar 183,74%. Tingkat kemajuan 160,58% bila
dibandingkan dengan target tahun terakhir RPJMD 2021-2026. Realisasi ekspor tersebut
meningkat sebesar US$22,090,686,19 atau 11,22% dibandingkan realisasi tahun 2021 yang
hanya mencapai US$77,887,265,63.
Target dan realisasi indikator kinerja utama “nilai ekspor” per tahun sejak 2020 disajikan
dalam grafik berikut ini:
Grafik 3.1.2.10. Nilai Ekspor
NILAI EKSPOR
$86,627,614.89
$77,887,265.63
$55,796,579.44
$47,148,000.00
$40,100,000.00
$36,600,000.00
71
Meningkatnya nilai ekspor ini tidak terlepas dari faktor yang mempengaruhi kinerja ekspor
antara lain:
a. Membaiknya ekonomi masyarakat pada masa pemulihan pandemi COVID-19 yang
berakibat pada semakin lancarnya proses ekspor yang dilakukan oleh pelaku usaha.
b. Mulai terbukanya pasar ekspor setelah pandemi COVID-19, di negara-negara Amerika
Serikat, Asia terutama Jepang dan Korea Selatan, Eropa, dan Australia.
c. Komitmen pelaku usaha untuk mempertahankan daya saing produk, baik dari sisi
kualitas maupun dari sisi harga produk.
d. Dukungan Pemerintah Kabupaten Sleman melalui terobosan yang inovatif untuk
membangkitkan promosi, pemasaran, dan trading produk berorientasi ekspor pada
masa pemulihan dari pandemi COVID-19.
Seiring dengan peningkatan nilai ekspor ini, masih terdapat kendala yang dihadapi antara lain
para pelaku usaha ekspor masih terkendala mahalnya harga kontainer.
Alternatif solusi yang terus diupayakan adalah dengan melakukan fasilitasi dan kurasi agar
pelaku usaha benar-benar sudah siap menindaklanjuti permintaan lanjutan dari konsumen
dan buyer ekspor.
Indikator Kinerja Utama “Nilai Investasi” tahun 2022 ditetapkan target Rp591.000.000.000,00
dan realisasi Rp1.346.689.150.000,00. Capaian realisasi 2022 bila dibandingkan dengan
target sebesar 227,75%. Tingkat kemajuan 178,04% bila dibandingkan dengan target tahun
terakhir RPJMD 2021-2026.
Realisasi indikator kinerja utama “nilai investasi” per tahun disajikan dalam grafik berikut ini:
Grafik 3.1.2.11. Nilai Investasi
Rp1,921,080,340,000
Rp1,346,689,150,000
Realisasi
Rp556,480,000,000 Rp590,680,000,000
Target
2021 2022
Realisasi nilai investasi tahun 2022 jika dibandingkan dengan tahun 2021 sebesar
Rp1.921.080.340.000,00 maka terdapat penurunan sebesar Rp574.391.190.000,00 atau
sebesar -29,90%, meskipun masih tetap diatas target kinerja yang ditetapkan. Nilai investasi
72
tahun 2021 mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan dengan tahun 2020
sebesar Rp632.853.853.704,00 disebabkan terdapat realisasi investasi akuisisi Hartono Mall
dan Hotel Marriot dari P.T. Delta Merlin Indonesia ke PT. Pakuwon Permai sebesar
Rp1.043.001.400.000,00.
Investasi PMDN dan PMA berperan pada tambahan tenaga kerja yang dibutuhkan. Hal ini
berbanding lurus dengan nilai investasi pada dua tahun terakhir. Tambahan tenaga kerja
yang dihasilkan dari nilai investasi pada dua tahun terakhir dapat disajikan dalam grafik
berikut ini:
Grafik 3.1.2.12. Penambahan Tenaga Kerja
7,254
5,902
Target
4,300
3,500 Realisasi
2021 2022
Dalam grafik terlihat bahwa nilai investasi sangat berpengaruh terhadap tambahan tenaga
kerja yang dibutuhkan. Dengan nilai investasi yang menurun, implikasinya pada tambahan
tenaga kerja juga menurun, dari tahun 2021 sebesar 7.254 orang menjadi 5.902 orang atau -
18,63%, meskipun masih tetap diatas target kinerja yang ditetapkan.
Selanjutnya secara kumulatif nilai investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan
Penaman Modal Asing (PMA) dalam dua tahun terakhir meningkat sebagaimana dapat
digambarkan dalam grafik sebagai berikut:
Grafik 3.1.2.13. Nilai Investasi PMA dan PMDN
Rp2,713,155,820,401.18
Rp2,459,232,570,401.18
Rp9,895,541,367,714.38 PMA
Rp8,802,775,457,714.38 PMDN
2021 2022
Dalam dua tahun terakhir, investasi PMDN secara kumulatif meningkat dari tahun 2021
senilai Rp 8.802.775.457.714,37 menjadi senilai Rp 9.895.541.367.714,37 pada tahun 2022
dan investasi PMA dari tahun 2021 senilai US $224.937.203,99 (Rp2.459.232.570.401,18)
menjadi senilai US $242.632.203,99 (Rp2.713.155.820.401,18) pada tahun 2022. Dengan
73
kata lain, pertumbuhan nilai investasi PMDN dan PMA secara kumulatif di Kabupaten Sleman
sebesar 11,96 persen.
Investasi PMDN dan PMA secara kumulatif berimplikasi positif terhadap tambahan tenaga
kerja kumulatif pada kurun waktu dua tahun terakhir. Hal ini berbanding lurus dengan nilai
investasi kumulatif pada dua tahun terakhir. Tambahan tenaga kerja kumulatif yang dapat
disajikan dalam grafik berikut ini:
Grafik 3.1.2.14. Penambahan Tenaga Kerja terhadap Investasi PMDN dan PMA
30,131
25,300
PMDN
11,789 12,860
PMA
2021 2022
Dalam dua tahun terakhir, tambahan tenaga kerja dari investasi PMDN secara kumulatif
meningkat dari tahun 2021 sebanyak 25.300 orang menjadi sebanyak 30,131 pada tahun
2022 dan investasi PMA dari tahun 2021 sebanyak 11.789 menjadi sebanyak 12,860 pada
tahun 2022. Dengan kata lain, pertumbuhan tambahan tenaga kerja dari investasi PMDN dan
PMA secara kumulatif di Kabupaten Sleman sebesar 15,91 persen.
Nilai pertumbuhan investasi Kabupaten Sleman Tahun 2021 sampai dengan Tahun 2022,
secara lengkap ditampilkan dalam tabel 3.1.2.5. berikut:
Tabel 3. 1. 2. 5. Data Perkembangan Investasi Kabupaten Sleman Tahun 2021 s.d 2022
2021 2022
NO URAIAN
Ʃ % Ʃ %
1. Nilai Investasi (akumulasi)
a. PMA (US$) US $224.937.203,99 6.83 US $242.632.203,99 7,87
(Rp2.459.232.570.401,18) (Rp2.713.155.820.401,18)
b. PMDN (Rupiah) Rp 8.802.775.457.714,37 25.14 Rp 9.895.541.367.714,37 12,41
2. Pertumbuhan Nilai Investasi Rp1.921.080.340.000,00 20.57 Rp1.346.689.150.000,00 11,96
3. Target Pertumbuhan Investasi Rp556.480.000.000 345.22 Rp590.680.000.000,00 227,99
4. Tenaga Kerja (akumulasi)
a. PMA 11.789 13,21 12,860 9,08
b. PMDN 25.300 30,26 30,131 19,09
5. Tambahan Tenaga Kerja 7.254 24,31 5,902 15,91
6. Target Pertambahan Tenaga Kerja 3.500 207,26 4,300 131,19
Catatan: Realisasi investasi merupakan realisasi investasi dari perusahaan yang menyampaikan LKPM dan sudah disetujui.
Sumber Data: DPMPTSP Kabupaten Sleman,2022.
74
Kontribusi investasi di Kabupaten Sleman dibandingkan dengan investasi se-Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2022 cukup besar, mencapai 34,4% dari keseluruhan investasi di
kabupaten/kota lain di DIY, dapat disajikan dalam grafik berikut ini:
Grafik 3.1.2.15. Kontribusi investasi Kabupaten Sleman dibandingakan dengan Kab/Kota se- DIY
INVESTASI
12.4%
41.0% 3.4% Kab. Bantul
8.7%
Kab. Gunungkidul
75
Strategi yang telah ditempuh dalam rangka meminimalisasi hambatan dalam pencapaian
indikator sebagai berikut:
a. pemberian insentif dan kemudahan investasi di rencana investasi Non Aglomerasi
Perkotaan Yogyakarta;
b. penyusunan/pengkajian proyek investasi di Non Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta;
c. intensifikasi promosi investasi melalui media cetak (leaflet, booklet, majalah, dan
koran), elektronik (website dan media sosial), investor gathering dan pameran.
Indeks Gini adalah indikator yang menunjukkan tingkat ketimpangan pendapatan secara
menyeluruh. Nilai indeks gini berada antara 0 dan 1.
Indikator Kinerja Utama “Indeks Gini” tahun 2022 ditetapkan target indikator sebesar 0,429
dan realisasi sebesar 0,418. Capaian realisasi 2022 bila dibandingkan dengan target 2022
sebesar 102,56%. Tingkat kemajuan 101,65% bila dibandingkan dengan target tahun terakhir
RPJMD 2021-2026. Realisasi Indeks Gini meningkat 0,007 poin dibandingkan realisasi Indeks
Gini tahun 2021 sebesar 0,425. Hal ini menunjukkan menurunnya ketimpangan pendapatan
penduduk di Sleman.
Capaian Indeks Gini Kabupaten Sleman tahun 2022 menurut BPS yang diterbitkan pada
Februari 2023, sebesar 0,418, sehingga capaian ini lebih baik 0,0021 poin dibandingkan
capaian Indeks Gini DIY sebesar 0,439. Namun, penurunan ketimpangan pendapatan
penduduk di Kabupaten Sleman ini masih lebih rendah 0,037 poin dibandingkan dengan
tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur Indeks Gini Nasional
sebesar 0,381 pada September 2022. Realisasi Indeks Gini Kabupaten Sleman 2022 lebih
rendah bila dibandingkan dengan realisasi Pemda DIY dan lebih tinggi dari Nasional.
Realisasi indikator kinerja utama “indeks gini” per tahun dibandingkan dengan realisasi
nasional dan Pemda DIY disajikan dalam grafik berikut ini:
Grafik 3.1.2.16. Perbandingan Indeks Gini dengan Nasional dan Pemda DIY
76
13. Persentase Penduduk Miskin dan Persentase Keluarga Miskin
Hasil survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Maret 2022, penduduk miskin di
Kabupaten Sleman tahun 2022 sebanyak 98,92 ribu orang, kondisi tersebut
menunjukkan adanya penurunan jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sleman
sebanyak 10,01 ribu orang atau turun 9,19% dari jumlah penduduk miskin tahun 2021
sebanyak 108,93 ribu orang.
b. Keluarga miskin adalah keluarga yang memenuhi indikator keluarga miskin sesuai
peraturan Bupati.
Indikator Kinerja Utama “Persentase Keluarga Miskin” tahun 2022 ditetapkan target
indikator sebesar 8,25% dan berdasarkan data Dinas Sosial Kabupaten Sleman
realisasi sebesar 8,15%. Capaian realisasi 2022 bila dibandingkan dengan target 2022
sebesar 101,21%. Tingkat kemajuan 91,33% bila dibandingkan dengan target tahun
terakhir RPJMD 2021-2026. Realisasi persentase keluarga miskin tersebut mengalami
penurunan sebesar 0.95% dibanding dengan persentase keluarga miskin tahun 2021
sebesar 9,10%.
Persentase Keluarga Miskin Tahun 2022 sebesar 8,15% dihitung dari jumlah Kepala
Keluarga (KK) miskin 30.808 KK dibagi jumlah KK se-Kabupaten Sleman 377.909 KK.
Data KK miskin bersumber dari Dinas Sosial dan data KK berdasarkan data Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
Indikator Kinerja Utama “Tingkat Pengangguran Terbuka” tahun 2022 ditetapkan target
indikator sebesar 5,95% dan realisasi 4,78%. Capaian realisasi bila dibandingkan dengan
target 2022 sebesar 119,66%. Tingkat kemajuan 116,14% bila dibandingkan dengan target
tahun terakhir RPJMD 2021-2026.
77
Target dan realisasi indikator kinerja utama “Tingkat Pengangguran Terbuka” per tahun sejak
2020 disajikan dalam grafik berikut ini:
Grafik 3.1.2.17. Tingkat Pengangguran Terbuka
6.34
5.95
5.40
5.09 5.17
4.78
Pada tahun 2022 jumlah penganggur di Kabupaten Sleman sebanyak 33.395 orang dan
jumlah angkatan kerja sebanyak 698.907, sehingga tercatat tingkat pengangguran terbuka
sebesar 4,78%. Tingkat pengangguran terbuka tahun 2022 lebih rendah dibandingkan kondisi
dari tahun 2021 yang mencapai 5,17% atau terjadi penurunan sebesar 0,39%. Tingkat
Pengangguran Terbuka Kabupaten Sleman tahun 2022 lebih tinggi dibandingkan Tingkat
Pengangguran Terbuka DIY sebesar 4,06%, akan tetapi lebih rendah apabila dibandingkan
dengan Tingkat Pengangguran Terbuka Nasional sebesar 5,86%.
Realisasi indikator kinerja utama “Tingkat Pengangguran Terbuka” per tahun sejak 2020
dibandingkan dengan realisasi nasional dan Pemda DIY disajikan dalam grafik berikut ini:
Grafik 3.1.2.18. Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka dengan Capaian Nasional dan Pemda DIY
7.07
6.49
5.17 5.86
5.09
4.78
4.57 4.56
4.06
78
Menurunnya tingkat pengangguran terbuka ini tidak terlepas dari faktor yang mempengaruhi
tingkat pengangguran terbuka antara lain:
a. membaiknya ekonomi masyarakat pada masa pemulihan pandemi COVID-19 yang
berakibat pada penyerapan tenaga kerja baik formal dan informal yang meningkat;
b. pelatihan yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja baik oleh Balai Latihan Kerja dan
Lembaga Pelatihan Swasta berbasis kompetensi, sehingga kurikulum yang diajarkan
sesuai dengan standar kompetensi yang dibutuhkan untuk wirausaha mandiri atau bekerja
di dunia industri;
c. fasilitasi layanan penempatan kerja, dari job canvasing, penyediaan informasi lowongan
kerja, fasilitasi rekruitmen tenaga kerja, pendampingan Bursa Kerja Khusus untuk
memudahkan calon tenaga kerja mendapatkan pekerjaan;
d. koordinasi Tripartit, deteksi dini, layanan mediasi hubungan industrial yang diberikan
meminimalkan kejadian perselisihan hubungan industrial dan Pemutusan Hubungan Kerja.
Seiring dengan penurunan tingkat pengangguran terbuka, masih terdapat kendala yang
dihadapi antara lain:
a. sebagian kualitas dan daya saing calon tenaga kerja belum sesuai kebutuhan pasar kerja;
b. karakter calon tenaga kerja yang terlalu memilih jenis pekerjaan;
c. masih berkembangnya “local minded” pada sebagian pencari kerja, sehingga kurang
tertarik untuk bekerja di luar daerah;
79
15. Pembelanjaan Wisatawan Mancanegara dan Pembelanjaan Wisatawan Nusantara
$450.0
$425.0
$328.60
$150.0
Target dan realisasi indikator kinerja utama “Pembelanjaan Wisatawan Nusantara” per
tahun sejak 2020 disajikan dalam grafik berikut ini:
80
Grafik 3.1.2.20. Pembelanjaan Wisatawan Nusantara
Faktor Pendukung yakni tingginya animo belanja wisatawan harian Nusantara antara
lain belanja transportasi, belanja akomodasi, dan belanja oleh-oleh selama berada di
destinasi pariwisata.
Indeks Risiko Bencana (IRB) adalah indeks risiko yang dihitung berdasarkan probalitas
spasial, frekuensi dan kekuatan dari suatu fenomena alam seperti gempa bumi, banjir,
letusan gunung berapi, dan lainnya. Kelas risiko bencana terdiri dari:
Indikator Kinerja Utama IRB tahun 2022 ditetapkan target indikator sebesar 78,77 dan
realisasi sebesar 80,01. Capaian realisasi dibandingkan dengan target 2022 sebesar 98,43%.
Tingkat kemajuan 90,05% bila dibandingkan dengan target tahun terakhir RPJMD 2021-2026.
Realisasi IRB meningkat 1,05 poin dibanding dengan tahun 2021 sebesar 78,96.
Berdasarkan buku Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) realisasi IRB Kabupaten Sleman
sebesar 80,01 termasuk kelas risiko sedang dan IRB Pemerintah Daerah Istimewa
Yogyakarta memiliki realisasi 126,34 kelas risiko sedang.
Realisasi IRB Kabupaten Sleman 2022 lebih rendah bila dibandingkan dengan realisasi
Pemda DIY, sebagaimana ditampilkan dalam grafik:
Grafik 3.1.2.21. Perbandingan Indeks Risiko Bencana dengan Capaian Pemda DIY
81
Angka tersebut masih perlu diturunkan dengan memberikan prioritas pada aspek strategis
seperti peningkatan efektivitas pencegahan dan mitigasi bencana, pengembangan sistem
informasi diklat dan logistik, penanganan tematik kawasan rawan bencana, perkuatan
kesiapsiagaan dan penanganan darurat bencana, dan pengembangan sistem pemulihan dini.
Data satuan pendidikan aman bencana di Kabupaten Sleman dari tahun 2014 sampai dengan
2022 sebanyak 87 (delapan puluh tujuh) satuan pendidikan aman bencana. Sebagai upaya
mewujudkan Sekolah Aman Bencana tahun 2022, telah dilaksanakan pembentukan satuan
pendidikan aman bencana yakni SIT BAITUSSALAM 2 Cangkringan, SMP N 1 Ngaglik, SD
Muhammadiyah Kregan, SMA N 1 Ngemplak, SMA N 1 Ngaglik, SLB C Wiyata Dharma, MTS
N 7 Sleman.
82
Kendala yang dihadapi dalam pencapaian indikator kinerja IRB sebagai berikut:
a. rasionalisasi dan revisi anggaran memerlukan pengaturan ulang sumber daya
anggaran, tenaga dan waktu, sehingga memengaruhi penjadwalan ulang pelaksanaan
kegiatan;
b. terbatasnya waktu dalam penghitungan Indeks Ketahanan Daerah; dan
c. fokus penilaian Indeks Risiko Bencana pada peningkatan kapasitas darerah yakni
penanganan COVID-19 dan mengatasi dampak ekonomi akibat pandemi COVID-19.
Strategi yang telah ditempuh dalam rangka meminimalisasi hambatan dalam pencapaian
indikator kinerja IRB:
a. mengefisienkan penggunaan sumber daya anggaran, tenaga dan waktu, serta
mengintensifikan koordinasi internal dan ekternal;
b. mencermati komponen penilaian ketahanan daerah dengan stakeholder terkait dalam
71 indikator ketahanan daerah dalam mewujudkan Kabupaten/Kota tangguh bencana
yang berkorelasi dalam penurunan IRB.
50.31
46.71
2021 2022
Target Realisasi
83
Faktor pendorong keberhasilan pencapaian indikator kinerja utama “Persentase Cakupan
Insfrastruktur Pelayanan Dasar”:
a. terlaksananya regulasi maupun kebijakan yang menjadi dasar hukum pelaksanaan
program dan kegiatan, yakni:
1) Peraturan Menteri PUPR Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kriteria dan Penentuan
Status Daerah Irigasi;
2) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
07/PRT/M/2018 Tahun 2018 tentang Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya;
3) Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2021 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Sosial Nomor 20 Tahun 2021 tentang
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni dan Sarana Prasarana Lingkungan;
4) Keputusan Bupati Sleman Nomor 74.2/Kep.KDH/A/2022 tentang Penerima
Bantuan Sosial berupa Uang yang direncanakan kepada Individu Kegiatan
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Dengan Luas di Bawah 10 Ha
(sepuluh Hektare) Pekerjaan Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni pada Dinas
Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman Tahun Anggaran 2022
Tahap II.
5) Standar Perencanaan Irigasi tahun 2013 yang diterbitkan oleh Kementerian
Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Direktorat Irigasi dan
Rawa;
b. terjaganya akurasi data dalam setiap usulan anggaran Pembangunan/Peningkatan dan
pengelolaan SDA yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus, melalui pemanfaatan
aplikasi berbasis Android sebagai penunjang Operasi Pemeliharaan Irigasi (e-PAKSI)
yang diterbitkan dan dikembangkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum. Pengusulan
mengacu Kriteria Perencanaan (KP) Irigasi dan Data sebagaimana terdapat dalam e-
PAKSI;
c. partisipasi aktif masyarakat dalam proses pengidentifikasian rumah tinggal tidak layak
huni di lingkungannya; dan
d. tingginya semangat kegotong-royongan di beberapa lokasi yang masih tinggi dalam
pelaksanaan perbaikan rumah tidak layak huni.
84
c. belum sesuainya DED dengan kondisi lapangan/lokasi;
d. besarnya potensi terhambatnya pemasukan data ke website epaksi.sda.pu.go.id
(https//103.103.175.147), dikarenakan masih tahap pengembangan. Dampaknya,
pelaksanaan Standar Perencanaan tidak bisa mutlak dilaksanakan di lapangan tetapi
masih diperlukan penyesuaian terutama rencana pekerjaan rehabilitasi.
e. banyaknya masyarakat yang memilih menggunakan sumur pribadi sebagai sumber air
utama dalam memenuhi kebutuhan air sehari-hari.
f. tidak sesuainya kriteria beberapa rumah tidak layak huni yang diajukan sehingga
program perbaikan batal diberikan.
g. rendahnya kesediaan swadaya, dan panjangnya tahapan yang harus dipenuhi untuk
menyiapkan lahan sehingga dapat menjadi lahan siap bangun.
18. Cakupan Pembangunan Prasarana dan Sarana Wilayah Kondisi Mantap yang
Mendukung Pengembangan Ekonomi
Cakupan Pembangunan Prasarana dan Sarana Wilayah Kondisi Mantap yang Mendukung
Pengembangan Ekonomi merupakan rerata persentase jalan kondisi mantap, jembatan
kondisi baik, drainase kondisi baik, dan jumlah desa di Kawasan Strategis Cepat Tumbuh
(KSCT) yang ditingkatkan infrastrukturnya.
85
Infrastruktur pelayanan dasar terdiri dari:
a. Sarpras irigasi kondisi baik;
b. Sarpras air minum terakses;
c. Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).
Indikator Kinerja Utama “Cakupan Pembangunan Prasarana dan Sarana Wilayah Kondisi
Mantap yang Mendukung Pengembangan Ekonomi” tahun 2022 ditetapkan target indikator
sebesar 55,59% dan realisasi 81,15%. Capaian realisasi 2022 bila dibandingkan dengan
target 2022 sebesar 145,98%. Tingkat kemajuan 112,10% bila dibandingkan dengan target
tahun terakhir RPJMD 2021-2026.
Target dan realisasi indikator kinerja utama “Cakupan Pembangunan Prasarana dan Sarana
Wilayah Kondisi Mantap yang Mendukung Pengembangan Ekonomi” per tahun disajikan
dalam grafik 3.1.2.23 berikut ini:
Grafik 3.1.2.23. Cakupan Pembangunan Prasarana dan Sarana Wilayah Kondisi Mantap yang Mendukung Pengembangan Ekonomi
81.15
63.58 55.59
51.39
2021 2022
Target Realisasi
86
Faktor penghambat pencapaian kinerja:
a. Terbatasnya lahan ruang untuk jalan serta infrastruktur yang ada di dalamnya dan
ruang untuk saluran air, akibat perkembangan kawasan perkotaan.
b. Rendahnya pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap fungsi drainase.
c. Terbatasnya anggaran terhadap panjang ruas yang ditangani.
Strategi pemecahan masalah adalah peningkatan kesadaran dan peran aktif masyarakat
melalui sosialisasi saat perencanaan drainase, proses pra konstruksi, pelaksanaan konstruksi
kepada masyarakat.
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup merupakan gambaran capaian kinerja pemerintah yang
diukur melalui beberapa aspek, yaitu pemantauan kualitas air sungai, pemantauan kualitas
udara, analisis citra satelit Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI untuk tutupan
lahan hutan rakyat, data hutan konservasi Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) dan hasil
digitasi CSRT untuk Ruang Terbuka Hijau.
Keterangan:
Realisasi indikator kinerja utama “Indeks Kualitas Lingkungan Hidup” per tahun sejak 2020
disajikan dalam grafik berikut ini:
87
Grafik 3.1.2.24. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
56.86 57.20
52.28
49.90
Tahun 2022
Indikator Kinerja Satuan
Target Realisasi Capaian
Indeks Kualitas Air Indeks 41 43,54 106,20
Indeks Kualitas Udara Indeks 86,66 83,99 96,92
Indeks Kualitas Lahan Indeks 30,52 31,73 103,96
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indeks 57,20 57,33 100,23
Dalam hal untuk mengetahui Kategorisasi Indeks Kualitas Lingkungan Hidup perlu melihat
ketentuan sebagaimana termuat dalam Lampiran I, Lampiran II, Lampiran VI, Lampiran VII
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2021 tentang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup yang dirangkum dalam Tabel 3.1.2.8:
Tabel 3. 1. 2. 8. Kategori Indeks Kualitas Air/Udara/Kualitas Lahan/Kualitas Lingkungan Hidup
88
Berdasarkan Kategorisasi Kinerja Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) tahun 2022
sebagaimana tabel 3.1.2.8 dimaksud maka dapat disampaikan bahwa capaian kinerja IKLH
2022 termasuk dalam kategori “kurang” untuk IKA, kategori “baik” untuk IKU, kategori
“kurang” untuk IKL, dan kategori “sedang” untuk IKLH, dengan uraian tiap-tiap Indeks sebagai
berikut:
Hasil dari penghitungan Indeks Kualitas Udara di Kabupaten Sleman pada Tahun 2022
sebesar 83,99 atau 96,92% dari target yang ditetapkan sebesar 86,66. Berdasarkan
kategori yang ditetapkan dalam capaian Indeks Kualitas Udara dengan angka 83,99
termasuk dalam kategori “baik”.
Hasil pemantauan kualitas udara menunjukkan bahwa konsentrasi SO2 dan NO2
berada di bawah baku mutu, sehingga kondisi udara di Kabupaten Sleman masih
dalam keadaan baik. Namun jika dibandingkan antara SO2 dan NO2, konsentrasi NO2
lebih besar dari SO2 yaitu 12,91 μg/m3 dari 9,07 μg/m3. Hal ini mengindikasikan
bahwa pengguna bahan bakar bensin di Kabupaten Sleman lebih banyak dibandingkan
pengguna solar atau bahan bakar bermesin diesel. Seperti yang telah dipahami bahwa
NO2 berasal dari emisi kendaran berbahan bakar bensin, sedangkan SO2 mewakili
kendaran berbahan bakar mesin diesel atau bahan bakar lainnya yang mengandung
sulfur.
89
c. Indeks Kualitas Lahan
Hasil penghitungan Indeks Kualitas Lahan (IKL) di Kabupaten Sleman di tahun 2022
adalah sebesar 31,73 atau sebesar 103,96% dari target yang telah ditetapkan yaitu
30,52. Keberhasilan capaian kinerja tersebut masuk dalam kategori “Kurang”.
Meskipun masih berada dalam kategori kurang, terdapat peningkatan dalam upaya
memperbaiki kualitas lahan di Kabupaten Sleman. Hal tersebut dapat dilihat dari
adanya peningkatan potensi Ruang Terbuka Hijau baru di wilayah Kabupaten Sleman.
Sementara itu luas tutupan vegetasi hutan konservasi di Kabupaten Sleman adalah
sebesar 17,28 Km2, tutupan hutan rakyat sebesar 3.897,53 Ha dan luas ruang terbuka
hijau (RTH) sebesar 1.138,53 Ha dengan luas wilayah Kabupaten Sleman sebesar
57.482,00 Ha.
90
e. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang
dilakukan secara konsisten. Pembinaan dan pengawasan dilakukan dengan
memberikan pelayanan izin lingkungan maupun penanganan pengaduan kasus
lingkungan serta pengendalian Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (Limbah B3). Melalui pembinaan dan pengawasan, dapat
meminimalisir terjadinya pencemaran yang disebabkan oleh limbah kegiatan usaha di
Kabupaten Sleman.
Strategi yang dilakukan untuk menghadapi hambatan dalam pencapaian tujuan antara lain:
a. Pemanfaatan ruas jalan dan lapangan untuk membangun Ruang Terbuka Hijau, selain
itu dilakukan kolaborasi dengan Kalurahan. Kolaborasi dimaksud untuk pemanfaatan
tanah desa sebagai lahan pembangunan RTH/taman dan sebagai lahan pembangunan
TPS/TPS3R, IPAL Kawasan, dan IPAL Komunal.
b. Memberlakukan persyaratan yang lebih ketat dalam perizinan lingkungan untuk
menghindari pencemaran limbah atau dampak lingkungan lainnya dari kegiatan usaha.
c. Mencari teknologi baru dalam pengelolaan sampah yang tidak memerlukan lahan yang
luas, antara lain Incinerator untuk sampah.
Ketahanan keluarga adalah kondisi keluarga yang memiliki keuletan, ketangguhan, serta
kemampuan fisik, materiil, psikis untuk hidup mandiri, dan harmonis.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 16 Tahun 2019, Indeks Ketahanan
Keluarga (IKK) dihitung dari rerata dua indikator, yaitu indikator ketahanan fisik ekonomi dan
indikator sosial psikologis.
91
Indikator Kinerja Utama “Indeks Ketahanan Keluarga” tahun 2022 ditetapkan target indikator
sebesar 2,90 dan realisasi 2,90. Capaian realisasi 2022 bila dibandingkan dengan target 2022
sebesar 100%. Tingkat kemajuan 87,88% bila dibandingkan dengan target tahun terakhir
RPJMD 2021-2026. Realisasi Indeks Ketahanan Keluarga meningkat 0,1 poin dibandingkan
realisasi tahun 2021 sebesar 2,80.
Indikator Ketahanan Fisik Ekonomi memuat angka Keluarga dengan Kepemilikan Rumah
Sendiri (Data Dinas PUPKP) dan angka Keluarga Miskin dan Rentan Miskin (Data Dinas
Sosial). Indikator Sosial Psikologis memuat angka Perceraian (Data Dinas Dukcapil dan
Pengadilan Agama), Anak Terlantar dan Lansia Terlantar (Data Dinas Sosial).
Pada tahun 2022, capaian Indikator Ketahanan Fisik Ekonomi adalah sebesar 3,3, sementara
untuk Indikator Sosial Psikologis angkanya sebesar 2,5. Hasil penghitungan rata-rata kedua
indikator pendukung memperoleh angka realisasi IKK sebesar 2,9.
Indikator Kinerja Utama “Persentase pelestarian warisan budaya” tahun 2022 ditetapkan
target indikator sebesar 45,71% dan realisasi 48,50%. Capaian realisasi 2022 bila
dibandingkan dengan target 2022 sebesar 106,10%. Tingkat kemajuan 106,10% bila
dibandingkan dengan target tahun terakhir RPJMD 2021-2026. Realisasi persentase
pelestarian warisan budaya meningkat 0,17% dibandingkan realisasi tahun 2021 sebesar
48,33%.
Target dan realisasi indikator kinerja utama “Persentase Pelestarian Warisan Budaya” per
tahun sejak 2020 disajikan dalam grafik berikut ini:
Grafik 3.1.2.25. Persentase Pelestarian Warisan Budaya
46.71 46.71
36.25
33.75
2020 2021 2022
Target Realisasi
92
Faktor yang memengaruhi keberhasilan pencapaian indikator kinerja utama Persentase
Pelestarian Warisan Budaya:
a. Sosialisasi dan publikasi di media elektronik dan media sosial mengenai pelestarian
warisan budaya kepada masyarakat, lembaga budaya, dan pelaku seni budaya. Dalam
rangka memberikan informasi, pengetahuan, dan meningkatkan pemahaman
masyarakat untuk memelihara, melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkan
warisan budaya.
b. Peran serta masyarakat dan kelompok seni merupakan faktor utama untuk
memelihara, melestarikan, mengembangkan warisan budaya. Peran serta
dilaksanakan melalui swadaya masyarakat untuk melaksanakan kegiatan adat, tradisi,
seni, dan budaya serta mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal.
c. Pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya dan cagar budaya yang
dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata. Peningkatan kapasitas
masyarakat di sekitar cagar budaya, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Hal ini menjadikan pemerintah daerah dan masyarakat membuat kreasi
inovasi dalam pagelaran atau pertunjukan warisan budaya dan cagar budaya, agar
bermanfaat secara ekonomi bagi masyarakat.
d. Pembentukan dan pembinaan Forum Lembaga Budaya meningkatkan peran serta
masyarakat dalam pemajuan obyek kebudayaan serta sebagai media komunikasi
dengan pemangku kepentingan.
e. Pendampingan dan pembinaan terhadap sanggar, kelompok seni, dan paguyuban
untuk meningkatkan kapasitas, kreasi, dan regenerasi pelaku seni, sehingga menjadi
lebih profesional dan mandiri serta menjamin keberlanjutan Pelestarian Warisan
Budaya.
f. Pemberian bantuan dan fasilitasi sarana dan prasarana budaya, melalui verifikasi
proposal yang diajukan oleh sanggar, paguyuban, dan kelompok seni.
Indikator Kinerja Utama IPG tahun 2022 ditetapkan target indikator sebesar 96,20 dan
realisasi 96,36. Capaian realisasi 2022 bila dibandingkan dengan target 2022 sebesar
93
100,17%. Tingkat kemajuan 100,12% bila dibandingkan dengan target tahun terakhir RPJMD
2021-2026. Realisasi IPG 2022 meningkat 0,11 poin dibandingkan realisasi tahun 2021
sebesar 96,25.
Realisasi indikator kinerja utama IPG dibandingkan dengan realisasi nasional dan Pemda DIY
per tahun sejak 2020 disajikan dalam grafik berikut ini:
Grafik 3.1.2.26. Perbandingan Indeks Pembangunan Gender dengan Capaian Nasional dan Pemda DIY
91.27 91.63
91.06
Realisasi IPG Kabupaten Sleman tahun 2022 lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka
IPG DIY yaitu sebesar 94,99 dan Nasional sebesar 91,63. Jika dibandingkan dengan capaian
tahun sebelumnya, Indeks Pembangunan Gender di Kabupaten Sleman mengalami
peningkatan sebesar 0,11 poin dari Indeks tahun sebelumnya yaitu sebesar 96,36. Kenaikan
ini menjadi salah satu aspek yang menunjukkan semakin baiknya kesetaraan gender di
Kabupaten Sleman.
Kenaikan capaian IPG Kabupaten Sleman tercermin dari angka IPM berdasarkan jenis
kelamin. Berdasarkan Data Gender dan Anak DIY tahun 2022 yang diterbitkan oleh Dinas
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Daerah
Istimewa Yogyakarta, capaian Indeks Pembangunan Manusia menurut jenis kelamin di
Kabupaten Sleman mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Kesenjangan angka capaian
Indeks Pembangunan Manusia menurut jenis kelamin juga tidak terlalu jauh.
Tabel Perbandingan Capaian IPM Laki-laki dan Perempuan Tahun 2020 dan 2021:
Tabel 3. 1. 2. 9. Perbandingan Capaian IPM Laki-laki dan Perempuan
94
23. Angka Kejadian Konflik Sosial
Indikator Kinerja Utama “Angka Kejadian Konflik Sosial” ditetapkan target indikator 0 kejadian
dan realisasi 0. Capaian realisasi 2022 bila dibandingkan dengan target 2022 sebesar 100%.
Tingkat kemajuan 100% bila dibandingkan dengan target tahun terakhir RPJMD 2021-2026.
95
3.1.3. Realisasi Perjanjian Kinerja Tahun 2022
Capaian realisasi Perjanjian Kinerja Tahun 2022 sebagaimana diubah terakhir dengan
Perubahan Kedua Atas Perjanjian Kinerja Tahun 2022, disajikan dalam table 3.1.3. berikut:
Tabel 3.1.3. Realisasi Perjanjian Kinerja Tahun 2022
Indikator Realisasi %
No. Tujuan Sasaran Satuan Target
Tujuan/ 2022 Capaian
Terwujudnya Tata Kelola
Indeks
Pemerintahan Daerah yang
1. Reformasi Indeks 76,67 77,50 101,08
Baik dan Pelayanan Publik
Birokrasi
yang Berkualitas
Rata-rata
101,08
capaian
Indeks
Meningkatnya Kualitas
2. Kepuasan Indeks 82,05 84,25 102,68
Pelayanan Publik
Masyarakat
Rata-rata
102,68
capaian
Meningkatnya
predikat
Akuntabilitas
Akuntabilitas
3. Kinerja Predikat A (81,58) A (81,89) 100,00
Kinerja Instansi
Pemerintah
Pemerintah
Daerah
Rata-rata
100
capaian
Terwujudnya Kualitas Sumber Indeks
84,24-
4. Daya Manusia yang Berdaya Pembangunan Indeks 84,31 100,08
84,92
Saing Manusia (IPM)
Rata-rata
100,08
capaian
Meningkatnya
Kualitas Angka Harapan
5. Tahun 74,85 75,00 100,20
Kesehatan Hidup (AHH)
Masyarakat
Rata-rata
100,20
capaian
Meningkatnya Pertumbuhan Pertumbuhan
6. % 3,71-5,90 5,15 138,81
Ekonomi Daerah Ekonomi
Rata-rata
138,81
capaian
Menurunnya Ketimpangan
7. Indeks Gini Indeks 0,429 0,418 102,56
Pendapatan
Rata-rata
102,56
capaian
Persentase
Menurunnya
8. Penduduk % 6,85-7,58 7,74 97,89
Kemiskinan
Miskin
96
Indikator Realisasi %
No. Tujuan Sasaran Satuan Target
Tujuan/ 2022 Capaian
Persentase
% 8,25 8,15 101,21
Keluarga Miskin
Rata-rata
99,55
capaian
Indeks
Terwujudnya Ketahanan
9. Ketahanan Indeks 2,9 2,9 100,00
Daerah
Keluarga
Rata-rata
100,00
capaian
Menguatkan Sikap Saling
Indeks
Menghargai di Lingkungan
10. Pembangunan Indeks 96,2 96,36 100,17
Masyarakat dan Keluarga yang
Gender
Sadar Gender
Rata-rata
100,17
capaian
97
3.2 ANALISIS PENGUKURAN KINERJA
Tujuan 1
Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan Daerah yang Baik dan Pelayanan Publik yang
Berkualitas
Tingkat kemajuan indikator kinerja Indeks Reformasi Birokrasi sebesar 100,38% bila dibandingkan
dengan target tahun terakhir target jangka menengah (RPJMD) sebagaimana ditampilkan dalam
tabel 3.2.2. berikut:
Tabel 3. 2. 2. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 1 Terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026
98
Target dan realisasi indikator kinerja tujuan per tahun sejak 2020 disajikan dalam grafik 3.2.1.
berikut:
Grafik 3. 2. 1. Indeks Reformasi Birokrasi
76.67
76.34
75.70
Target Realisasi
Sumber Data: Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2022
Angka realisasi Indeks Reformasi Birokrasi pada tahun 2022 sebesar 77,50 dengan predikat BB.
Realisasi ini meningkat 0,73 poin dari tahun 2021 sebesar 76,77. Selama tiga tahun terakhir
realisasi Indeks Reformasi Birokrasi di Kabupaten Sleman terus meningkat.
Program dan anggaran yang mendukung capaian Tujuan 1 “Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan
Daerah yang Baik dan Pelayanan Publik yang Berkualitas” ditampilkan dalam Tabel 3.2.3. sebagai
berikut:
Tabel 3. 2. 3. Program dan Anggaran Tujuan 1
99
Realisasi anggaran untuk mencapai tujuan tersebut sebesar Rp427.470.156.392,00 dari alokasi
anggaran sebesar Rp462.843.473.294,00 atau 92,36%. Realisasi anggaran sebesar 92,36% lebih
rendah dibandingkan dengan capaian kinerja tujuan sebesar 101,08%, menunjukkan penggunaan
sumber daya yang efisien dalam mencapai tujuan tersebut.
100
Gambar 3. 2. 3. Peraturan Bupati Sleman Nomor 13 Tahun 2022
d. Penataan Organisasi meliputi penyesuaian tugas dan fungsi perangkat daerah pada
Inspektorat Kabupaten, yakni penataan fungsi pada Inspektur Pembantu untuk memperkuat
peran dan kapasitas Inspektorat Kabupaten agar lebih independen dan objektif dalam rangka
mewujudkan pemerintahan daerah yang bersih dan bebas dari kolusi, korupsi, dan
nepotisme. Penataan fungsi tersebut membentuk Inspektur Pembantu Bidang Pemerintahan
dan Aparatur, Inspektur Pembantu Bidang Kesejahteraan Rakyat, Inspektur Pembantu
Bidang Perekonomian dan Pembangunan, dan Inspektur Pembantu Bidang Investigasi dan
Reformasi Birokrasi.
e. Pelaksanaan tindak lanjut kebijakan penyederhanaan birokrasi sesuai dengan regulasi
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, antara lain
penyederhanaan struktur organisasi dan pelaksanaan penyetaraan jabatan administrasi ke
jabatan fungsional tahap I terhadap 52 (lima puluh dua) jabatan dan tahap II terhadap 194
(seratus sembilan puluh empat) jabatan.
f. Peningkatan kualitas pelayanan publik, mulai dari pemenuhan standar pelayanan, sarana
prasarana, kompetensi penyelenggara layanan hingga pengelolaan pengaduan dilakukan
secara berkelanjutan. Hasilnya, Kabupaten Sleman berhasil memperoleh penghargaan
Predikat Kepatuhan/Opini Pengawasan Penyelenggaraan Pelayanan Publik Tahun 2022 oleh
Ombudsman RI dengan nilai 91,57, masuk dalam zona hijau dengan kualitas tertinggi.
g. Pembinaan Inovasi Pelayanan Publik yang berhasil meraih TOP 99 Kompetisi Inovasi
Pelayanan Publik Tahun 2022 dengan dua inovasi yaitu MATA HATI (Masyarakat Tangguh
Sehat Jiwa) oleh Dinas Kesehatan dan LASAMBA (Layanan Sambang Warga) oleh Dinas
Sosial.
Gambar 3. 2. 4. Piagam Penghargaan atas Inovasi MATAHATI dan Inovasi LASAMBA
101
h. Penerapan sistem reward bagi pelaksana pelayanan melalui:
1) Penilaian Kinerja Penyelenggaraan Pelayanan Publik Pemerintah Kabupaten Sleman
Tahun 2022, dengan hasil sebagai berikut:
a) Perangkat Daerah
1. Terbaik I : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
2. Terbaik II : Kapanewon Gamping; dan
3. Terbaik III : Rumah Sakit Umum Daerah Prambanan.
b) Unit Pelaksana Teknis/Unit Pelaksana Teknis Daerah
1. Terbaik I : Pusat Kesehatan Masyarakat Prambanan;
2. Terbaik II : Pusat Kesehatan Masyarakat Seyegan; dan
3. Terbaik III : Pusat Kesehatan Masyarakat Mlati II.
2) Penilaian Kinerja Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2022,
dengan hasil sebagai berikut:
a) Perangkat Daerah
1. Terbaik I : Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan;
2. Terbaik II : Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Kunda Niti Mandala
Sarta Tata Sasana); dan
3. Terbaik III : Dinas Lingkungan Hidup.
b) Kapanewon (Kecamatan)
1. Terbaik I : Kapanewon Depok;
2. Terbaik II : Kapanewon Mlati; dan
3. Terbaik III : Kapanewon Pakem.
i. Pengembangan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), dan implementasi
keterbukaan informasi publik yang telah diterapkan di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Sleman, juga menjadi pendorong dalam mewujudkan good governance. Indeks SPBE
Kabupaten Sleman Tahun 2022 sebesar 3,19, sebagaimana gambar sebagai berikut:
Gambar 3. 2. 5. Indeks SPBE Kabupaten Sleman
102
j. Peningkatan pembangunan Zona Integritas (ZI) pada seluruh unit kerja yang strategis
sehingga dapat memicu percepatan pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kabupaten Sleman.
Perangkat Daerah yang diajukan ZI di tahun 2022 yaitu Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu, dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
103
Tujuan 2
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik
Tahun 2022
Indikator Kinerja Tujuan Satuan
Target Realisasi Capaian (%)
Indeks Kepuasan Masyarakat indeks 82,05 84,25 102,68
Sumber Data: Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) diperoleh dari survei kepuasan masyarakat pada 116 unit
pelayanan publik, terdiri dari 45 perangkat daerah, 9 Bagian pada Sekretariat Daerah, 2 RSUD dan
60 UPT/UPTD. Capaian IKM tahun 2022 sebesar 84,25 lebih baik dibandingkan IKM tahun 2021
sebesar 83,37. Capaian ini meningkat 0,88 poin dibandingkan tahun sebelumnya.
Tingkat Kemajuan indikator kinerja Indeks Kepuasan Masyarakat sebesar 102,05% bila
dibandingkan dengan target tahun terakhir target jangka menengah (RPJMD), sebagaimana
ditampilkan dalam tabel 3.2.5. berikut:
Tabel 3. 2. 5. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 1 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026
Target dan realisasi indikator kinerja tujuan per tahun sejak 2020 disajikan dalam grafik 3.2.2.
berikut ini:
Grafik 3. 2. 2. Indeks Kepuasan Masyarakat
Target Realisasi
Dalam grafik terlihat bahwa capaian Indeks Kepuasan Masyarakat Pemerintah Kabupaten Sleman
mengalami tren kenaikan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
104
Pemerintah Kabupaten Sleman melaksanakan survei kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang
Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik. Survei
dilaksanakan 2 (dua) kali dalam 1 tahun untuk memperoleh nilai IKM. Pelaksanaan survei dilakukan
secara daring dengan aplikasi berbasis website dengan alamat https://ikm.slemankab.go.id/.
Pemerintah Kabupaten Sleman juga memodifikasi kuesioner bagi Unit Pelayanan Publik yang
melayani masyarakat secara tidak langsung, melalui “kuesioner rapat”. Modikasi tersebut tidak
mengurangi esensi dari pelaksanaan survei kepuasan masyarakat, dengan menyesuaikan
pertanyaan berdasarkan kondisi yang dihadapi.
Hasil Survei Kepuasan Masyarakat Tahun 2022 per unit pelayanan publik beserta
pemeringkatannya ditampilkan dalam Tabel 3.2.6. sebagai berikut:
Tabel 3. 2. 6. Hasil Survei Kepuasan Masyarakat Tahun 2022
105
Nilai IKM Mutu Kinerja Unit
No Perangkat Daerah/UPT/UPTD
2022 Layanan Pelayanan
Balai Penyuluhan Penyuluhan Pangan, Pertanian, dan 86,23 B Baik
25
Perikanan Wilayah VI
26 Puskesmas Mlati I 86,14 B Baik
27 Puskesmas Depok III 86,08 B Baik
28 Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan 86,03 B Baik
29 UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor 85,97 B Baik
30 UPTD Pengelolaan Dana Penguatan Modal 85,67 B Baik
31 Dinas Pendidikan 85,65 B Baik
32 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 85,51 B Baik
33 Puskesmas Berbah 85,33 B Baik
34 Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah 85,31 B Baik
35 Kapanewon Minggir 85,27 B Baik
Balai Penyuluhan Penyuluhan Pangan, Pertanian, dan 85,19 B Baik
36
Perikanan Wilayah III
37 Kapanewon Ngaglik 85,18 B Baik
38 UPTD Pelayanan Pasar IV 85,08 B Baik
39 Bagian Umum Sekretariat Daerah 85,04 B Baik
40 UPTD Pelayanan Pasar II 84,96 B Baik
41 RSUD Prambanan 84,93 B Baik
42 Kapanewon Sleman 84,85 B Baik
43 Kapanewon Tempel 84,80 B Baik
44 Kapanewon Prambanan 84,74 B Baik
45 Bagian Organisasi Sekretariat Daerah 84,70 B Baik
46 UPTD Pelayanan Pasar V 84,66 B Baik
47 Kapanewon Berbah 84,59 B Baik
48 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 84,57 B Baik
49 Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah 84,50 B Baik
50 Puskesmas Seyegan 84,48 B Baik
51 Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah 84,42 B Baik
52 Dinas Pariwisata 84,38 B Baik
53 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 84,25 B Baik
54 Kapanewon Kalasan 84,16 B Baik
55 Kapanewon Depok 84,03 B Baik
56 Dinas Tenaga Kerja 84,00 B Baik
57 Balai Latihan Kerja 83,82 B Baik
58 Kapanewon Pakem 83,81 B Baik
59 UPTD Pelayan Sumber Daya Air Wil. Barat 83,70 B Baik
60 UPTD Pelayanan Pasar I 83,69 B Baik
61 Dinas Sosial 83,68 B Baik
UPTD Pasar Hewan Ambarketawang dan Rumah Pemotongan 83,64 B Baik
62
Hewan
63 UPTD Pelayanan Persampahan 83,61 B Baik
106
Nilai IKM Mutu Kinerja Unit
No Perangkat Daerah/UPT/UPTD
2022 Layanan Pelayanan
64 UPTD Pengelolaan Obat dan Alat Kesehatan 83,55 B Baik
65 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan 83,47 B Baik
66 Kapanewon Godean 83,29 B Baik
67 UPTD Sub Terminal Agribisnis 83,28 B Baik
68 UPTD Pelayanan Pasar III 83,25 B Baik
69 Puskesmas Ngemplak I 83,24 B Baik
70 Puskesmas Moyudan 83,24 B Baik
71 Puskesmas Pakem 83,13 B Baik
72 Kapanewon Turi 83,03 B Baik
73 Badan Keuangan dan Aset Daerah 83,03 B Baik
74 Dinas Lingkungan Hidup 83,01 B Baik
75 Puskesmas Godean II 82,97 B Baik
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, 82,94 B Baik
76
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
77 Puskesmas Cangkringan 82,91 B Baik
78 Dinas Kesehatan 82,89 B Baik
79 Puskesmas Tempel I 82,83 B Baik
80 UPTD Pengelolaan Perpakiran 82,83 B Baik
81 Puskesmas Depok I 82,82 B Baik
82 UPTD Pelayanan Sumber Daya Air Wil. Tengah 82,78 B Baik
83 Kapanewon Gamping 82,73 B Baik
84 Puskesmas Gamping I 82,71 B Baik
85 Puskesmas Ngaglik I 82,63 B Baik
Balai Penyuluhan Penyuluhan Pangan, Pertanian, dan 82,62 B Baik
86
Perikanan Wilayah I
87 Puskesmas Gamping II 82,57 B Baik
88 Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman 82,50 B Baik
89 Puskesmas Tempel II 82,45 B Baik
90 UPTD Laboratorium Kesehatan 82,45 B Baik
91 Puskesmas Ngemplak II 82,44 B Baik
92 RSUD Sleman 82,33 B Baik
93 Satuan Polisi Pamong Praja 82,31 B Baik
94 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 82,26 B Baik
Balai Penyuluhan Penyuluhan Pangan, Pertanian, dan 82,26 B Baik
95
Perikanan Wilayah VIII
96 Kapanewon Ngemplak 82,25 B Baik
97 Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan 82,23 B Baik
98 Puskesmas Sleman 82,07 B Baik
99 Puskesmas Kalasan 82,07 B Baik
100 Puskesmas Ngaglik II 81,94 B Baik
101 Puskesmas Prambanan 81,90 B Baik
102 Kapanewon Moyudan 81,64 B Baik
107
Nilai IKM Mutu Kinerja Unit
No Perangkat Daerah/UPT/UPTD
2022 Layanan Pelayanan
Balai Penyuluhan Penyuluhan Pangan, Pertanian, dan 81,60 B Baik
103
Perikanan Wilayah IV
104 Puskesmas Minggir 81,54 B Baik
105 Dinas Perhubungan 81,46 B Baik
106 UPTD Pelayanan Sumber Daya Air Wil. Timur 81,39 B Baik
107 Puskesmas Turi 81,37 B Baik
Balai Penyuluhan Penyuluhan Pangan, Pertanian, dan 81,27 B Baik
108
Perikanan Wilayah V
UPTD Pelayanan Peralatan, Laboratorium, dan Pengolahan 81,18 B Baik
109
Aspal
110 Puskesmas Godean I 81,17 B Baik
111 Puskesmas Depok II 80,76 B Baik
Balai Penyuluhan Penyuluhan Pangan, Pertanian, dan 80,69 B Baik
112
Perikanan Wilayah VII
113 UPTD Tempat Pemakaman Umum 80,34 B Baik
UPTD Pengembangan Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran 80,30 B Baik
114
Perikanan
115 UPTD Pengelolaan Stadion Maguwoharjo 78,60 B Baik
116 UPTD Rumah Susun Sederhana 77,62 B Baik
IKM Pemerintah Kabupaten Sleman 84,25 B Baik
Sumber Data: Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman, 2022.
Dalam pelaksanaan survei kepuasan masyarakat tahun 2022 pada 116 Unit Pelayanan Publik, nilai
tertinggi diperoleh dari unsur pelayanan pada:
a. kewajaran biaya/tarif dalam pelayanan;
b. perilaku petugas dalam pelayanan terkait kesopanan dan keramahan; dan
c. kompetensi/ kemampuan petugas dalam pelayanan.
Namun, dalam pelaksanaan survei kepuasan masyarakat tahun 2022, masih diperoleh unsur yang
dinilai masih kurang memadai oleh masyarakat dalam pelayanan publik, meliputi:
a. kecepatan waktu dalam memberikan pelayanan;
b. kesesuaian produk pelayanan antara yang tercantum dalam standar pelayanan dengan hasil
yang diberikan; dan
c. kualitas sarana dan prasarana.
108
Upaya perbaikan pelayanan publik berdasarkan hasil survei kepuasan masyarakat tersebut telah
ditindaklanjuti dengan pelaksanaan Forum Konsultasi Publik (FKP) bersama perwakilan pengguna
layanan pada setiap Unit Pelayanan Publik, dengan menentukan prioritas terhadap perbaikan
pelayanan yang dapat langsung dilaksanakan, perbaikan pelayanan jangka pendek, perbaikan
pelayanan jangka menengah, dan perbaikan pelayanan jangka panjang. Pembagian prioritas
perbaikan pelayanan ini tidak terlepas dari kemampuan sumberdaya yang dimiliki oleh tiap-tiap Unit
Pelayanan Publik.
Program dan anggaran yang mendukung capaian tujuan 2 “Meningkatnya Kualitas Pelayanan
Publik” ditampilkan dalam Tabel 3.2.7. sebagai berikut:
Tabel 3. 2. 7. Program dan Anggaran Tujuan 2
Realisasi anggaran untuk mencapai tujuan tersebut sebesar Rp1.481.683.178.956,68 dari alokasi
anggaran sebesar Rp1.631.662.121.981,55 atau 90,81%. Realisasi anggaran sebesar 90,81% lebih
rendah dibandingkan dengan capaian kinerja tujuan sebesar 102,68%, menunjukkan penggunaan
sumber daya yang efisien dalam mencapai tujuan tersebut.
109
Faktor yang memengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan 2:
1. Digitalisasi pelayanan publik, sehingga masyarakat dapat memperoleh informasi dan
pelayanan melalui media online/dalam jaringan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kepada masyarakat.
2. Pengaduan masyarakat semakin optimal dimanfaatkan sebagai input perbaikan dalam
penyelenggaraan pelayanan publik, melalui berbagai kanal aduan yang disediakan oleh
Pemerintah Kabupaten Sleman, antara lain melalui “Lapor Sleman”, “SP4 Lapor!”, media
sosial, telepon, kotak aduan, maupun datang langsung pada unit yang melayani pengaduan.
3. Pemerintah Kabupaten Sleman telah terkoneksi dengan Sistem Informasi Pelayanan Publik
(SIPP) yang dikelola secara nasional oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi, dan terus berupaya untuk melakukan update data maupun informasi di
dalamnya.
4. Indikator kinerja penyelenggaraan pelayanan publik ditetapkan melalui Keputusan Bupati
Sleman Nomor 5.19/Kep.KDH/A2019 tentang Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pelayanan
Publik, sehingga menjadi panduan bagi semua Perangkat Daerah dan UPT/UPTD dalam
membangun kinerja maupun kualitas pelayanan publik, sekaligus menjadi pedoman bagi
pembina pelayanan publik untuk melakukan pemantauan, evaluasi, serta penilaian.
5. Pemerintah Kabupaten Sleman telah memiliki 2 (dua) instansi role model pelayanan publik
tingkat nasional yakni Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten
Sleman dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sleman. Pada tahun 2022
kedua instansi kembali mendapatkan predikat “Pelayanan Prima”. Kedua instansi role model
secara langsung menjadi rujukan best-practice bagi instansi penyelenggara pelayanan publik
lainnya.
Gambar 3. 2. 6. Piagam Pelayanan Publik Kategori Pelayanan Prima Lingkup DPMPTSP dan Disdukcapil
110
dimaksud yakni inovasi penyelenggaran layanan pada hari Sabtu. Jam tambahan layanan ini
memberikan kemudahan bagi pengguna layanan yang mengalami keterbatasan waktu untuk
mengakses layanan MPP pada hari kerja biasa. MPP juga menyediakan pelayanan perizinan
online pada aplikasi berbasis web yaitu Sistem Perizinan Online Sleman (SINOM).
7. Sarana prasarana pelayanan publik terus ditingkatkan kualitas maupun kelengkapannya,
melalui langkah pembangunan dan pemeliharaan. Pengembangan implementasi kebijakan
smart-regency, secara signifikan telah mendorong peningkatan pemanfaatan teknologi
informasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik di Pemerintah Kabupaten Sleman,
terlebih selama masa pandemi Covid-19 dimana sedemikian rupa diupayakan praktek
penyelenggaraan publik dilakukan secara daring (online). Kabupaten Sleman termasuk salah
satu dari 100 Kabupaten di Indonesia yang mengimplementasikan smart-regency,
sebagaimana diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, yakni memberikan
tingkat kesiapan menghadapi masa pandemi Covid-19 mendapatkan pengaruh positif dalam
hal dalam berbagai pelayanan publik berbasis daring.
8. Jajaran aparatur penyelenggara pelayanan publik pada 116 Unit Pelayanan Publik (UPP)
semakin meningkat ketaatannya dalam menerapkan Standar Pelayanan (SP). Pemerintah
Kabupaten Sleman melakukan perbaikan peningkatan kualitas pelayanan publik secara
berkelanjutan termasuk dalam hal pencegahan maladministrasi, melalui komponen standar
pelayanan pada setiap UPP. Perbaikan berkelanjutan tersebut memberikan hasil bagi
Kabupaten Sleman yakni Predikat Kepatuhan Tinggi Standar Pelayanan Publik tahun 2022
dengan nilai 91,57 dari Ombudsman Republik Indonesia.
Gambar 3. 2. 7. Piagam Penghargaan Predikat Kepatuhan Standar Pelayanan Publik Tahun 2022
111
Prestasi yang berhasil diraih:
112
Gambar 3. 2. 9. Penyerahan Piagam Inovasi MATAHATI kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman
113
3. Pemerintah Kabupaten Sleman berhasil meraih penghargaan dengan predikat Kepatuhan
Tinggi Standar Pelayanan Publik Tahun 2022 dari Ombudsman Republik Indonesia. Capaian
ini sekaligus mendapatkan peringkat ke-18 dengan nilai kepatuhan 91,57, termasuk dalam
kategori zona hijau. Hingga saat ini di Indonesia baru terdapat 170 kabupaten yang masuk
dalam kategori zona hijau dari total jumlah 415 kabupaten.
Gambar 3. 2. 11. Penyerahan Piagam Penghargaan Predikat Kepatuhan Tinggi Standar Pelayanan Publik
Tahun 2022
114
Sasaran 1
Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah
Tahun 2022
Indikator Kinerja Sasaran Satuan
Target Realisasi Capaian (%)
Predikat Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Predikat A (81,58) A (81,89) 100,00
Sumber Data: LHE SAKIP KemenPANRB Tahun 2022
Realisasi predikat Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah pada tahun 2022 dengan predikat A
nilai 81,89, meningkat 0,16 poin dari realisasi tahun 2021 sebesar 81,73. Tingkat kemajuan indikator
kinerja predikat Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebesar 100% bila dibandingkan dengan
target tahun terakhir target jangka menengah (RPJMD), sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.2.9.
berikut:
Tabel 3. 2. 9. Realisasi Indikator Kinerja Sasaran 1 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026
Hasil evaluasi penerapan Sistem Akuntabilitas Gambar 3. 2. 12. Piagam Akuntabilitas Kinerja Tahun 2022
berorientasi hasil.
115
Target dan realisasi indikator kinerja sasaran per tahun sejak 2020 disajikan dalam grafik 3.2.3.
berikut ini:
Grafik 3. 2. 3. Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Program dan anggaran yang mendukung capaian Sasaran 1 “Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah” sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 3.2.10. berikut:
Tabel 3. 2. 10. Program dan Anggaran Sasaran 1
Realisasi anggaran untuk mencapai sasaran tersebut sebesar Rp1.470.501.153.283,08 dari alokasi
anggaran sebesar Rp1.620.282.870.131,55 atau 90,76%. Realisasi anggaran sebesar 90,76%, lebih
rendah dibandingkan dengan target kinerja sasaran sebesar 100%, menunjukkan penggunaan
sumber daya yang efisien dalam mencapai sasaran tersebut.
116
Faktor yang memengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran 1:
1. Pengelolaan keuangan Gambar 3. 2. 13. Penyerahan Penghargaan atas Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
Pemerintah Kabupaten
Sleman yang baik sehingga
memperoleh Opini “Wajar
Tanpa Pengecualian” 12 kali
berturut-turut sejak tahun
2022 dari Badan Pemeriksa
Keuangan atas Laporan
Keuangan Pemerintah.
2. Perencanaan kinerja yang dinamis melalui evaluasi dan pembaharuan RPJMD, RKPD,
maupun Renstra Perangkat Daerah sehingga terdapat keselarasan antara program, kegiatan,
dan target kinerja, serta sasaran strategis lebih berorientasi pada hasil.
3. Pencapaian dan pelaporan kinerja Pemerintah Kabupaten Sleman cukup baik didukung
pelaksanaan berbagai urusan pemerintahan. Pelayanan publik juga berprestasi dalam skala
nasional maupun internasional.
4. Pengintegrasian sistem perencanaan, keuangan, monitoring evaluasi, dan kinerja sehingga
tercipta keterpaduan dan keselarasan data kinerja. Penerapan e-government dalam tata
kelola pemerintahan, antara lain proses perencanaan pembangunan daerah menggunakan
Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah (SIMRENDA), pengelolaan keuangan
menggunakan Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIADINDA), pengendalian kegiatan dan
penyerapan anggaran menggunakan Sistem Tim Pengendalian Penyerapan Anggaran (SIM
TEPPA), pengelolaan aset menggunakan Sistem Informasi Aset Daerah (SIMASET),
pelaporan penyelenggaraan pemerintahan daerah (SIM LPPD) dan Sistem Informasi
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (e-SAKIP), serta tata kelola kearsipan
menggunakan Sistem Informasi Manajemen Arsip Daerah (SIMARDA) maupun pengelolaan
kinerja pegawai menggunakan Sistem Informasi Kinerja Pegawai (e-Kinerja). Penggunaan
Tanda Tangan Elektronik (TTE) pada sebagian perangkat daerah turut mendukung
implementasi SPBE di dalam tata kelola pemerintahan di Pemerintah Kabupaten Sleman,
ketentuan penggunaan ditetapkan dalam Peraturan Bupati Sleman Nomor 40 Tahun 2021
tentang Pengelolaan Sertifikat Elektronik di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sleman.
5. Monitoring dan evaluasi kinerja dilakukan secara berkesinambungan, sehingga perencanaan
dan pelaksanaan kinerja dapat ditingkatkan, baik efisien maupun efektivitasnya. Supervisi dari
pemerintah pusat dalam hal optimalisasi pengelolaan keuangan dan aset daerah oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi.
117
Tujuan 3
Terwujudnya Kualitas Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing
Hasil pengukuran capaian kinerja tujuan 3 ‘’Terwujudnya Kualitas Sumber Daya Manusia yang
Berdaya Saing” dengan 1 (satu) indikator kinerja mencapai 100,08%, sebagaimana ditampilkan
dalam tabel 3.2.11. berikut:
Tabel 3. 2. 11. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 3 tahun 2022
Tahun 2022
Indikator Kinerja Tujuan Satuan
Target Realisasi Capaian (%)
Realisasi IPM Kabupaten Sleman pada tahun 2022 berada dalam kategori Sangat Tinggi, meningkat
sebesar 0,31 poin dibandingkan dengan IPM tahun 2021 yakni 84,00, sebagaimana ditampilkan
dalam tabel 3.2.12. berikut:
Tabel 3. 2. 12. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 3 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) indeks 84,00 84,31 99,19 85,00 - 85,04
Tingkat Kemajuan indikator Indeks Pembangunan Manusia sebesar 99,19% bila dibandingkan
dengan target tahun terakhir target jangka menengah (RPJMD). Target dan realisasi indikator
kinerja tujuan per tahun sejak 2020 disajikan dalam grafik 3.2.4. berikut:
Grafik 3. 2. 4. Tren Indeks Pembangunan Manusia
84.31
84.00
83.84
84.24
84.04
83.12
Target Realisasi
118
Capaian IPM Kabupaten Sleman ini berada di peringkat ketujuh tertinggi kabupaten/kota se
Indonesia atau peringkat kedua tertinggi se-Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara umum, IPM terus
mengalami kemajuan selama satu dekade terakhir. IPM meningkat dari 76,69 pada tahun 2010
menjadi 84,31 pada tahun 2022 atau rata-rata tumbuh sebesar 0,59 persen setiap tahun.
Perkembangan ini menggambarkan kualitas pembangunan manusia yang semakin membaik
dibandingkan dengan level IPM nasional dan dibandingkan dengan capaian Daerah Istimewa
Yogyakarta, maka capaian IPM Kabupaten Sleman tercatat selalu lebih tinggi.
Dari sisi Pendidikan, pada tahun 2022 anak-anak berusia 7 tahun memiliki harapan dapat menikmati
pendidikan selama 16,76 tahun atau setara dengan lamanya waktu menamatkan pendidikan hingga
setingkat Sarjana. Selain itu, rata-rata lama sekolah penduduk umur 25 tahun ke atas juga
meningkat menjadi 10,94 tahun. Dari sisi kesehatan, bayi yang lahir pada tahun 2022 memiliki
harapan untuk dapat hidup hingga 75 tahun. Sementara dari sisi standar hidup layak, pada tahun
2022 pengeluaran per kapita kembali merangkak naik 2,35 persen dibanding tahun 2021 menjadi
Rp16.438.000.000,00 per tahun.
Realisasi indikator kinerja tujuan per tahun terhadap kinerja Nasional dan Pemda DIY disajikan
dalam grafik 3.2.5. berikut ini:
Grafik 3. 2. 5. Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia dengan Capaian Nasional dan Pemda DIY
PERBANDINGAN
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
72.29 72.91
71.94
Realisasi IPM Kabupaten Sleman tahun 2022 lebih tinggi bila dibandingkan dengan capaian
Nasional maupun dengan Pemda DIY.
119
Program dan anggaran yang mendukung capaian tujuan 3 “Terwujudnya Kualitas Sumber Daya
Manusia yang Berdaya Saing” sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 3.2.13. sebagai berikut:
Tabel 3. 2. 13. Program dan Anggaran Tujuan 3
Realisasi anggaran yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut sebesar Rp478.110.836.177,36
dari alokasi anggaran sebesar Rp512.266.469.477,99 atau 93,33%. Realisasi anggaran sebesar
93,33% lebih rendah dibandingkan dengan capaian kinerja tujuan sebesar 100,08%, menunjukkan
penggunaan sumber daya yang efisien dalam mencapai tujuan tersebut.
120
Sasaran 2
Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat
Tahun 2022
Indikator Kinerja Sasaran Satuan
Target Realisasi Capaian (%)
Angka Harapan Hidup (AHH) tahun 74,85 75,00 100,20
Sumber Data: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman
Tingkat kemajuan indikator angka harapan hidup sebesar 100,09% bila dibandingkan dengan target
tahun terakhir target jangka menengah (RPJMD), sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.2.15.
berikut:
Tabel 3. 2. 15. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 1 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026
Target dan realisasi indikator kinerja sasaran per tahun sejak 2020 disajikan dalam grafik 3.2.6.
berikut ini:
Grafik 3. 2. 6. Angka Harapan Hidup
75.00
74.81 74.92
Angka Harapan Hidup (AHH) adalah perkiraan rata-rata tambahan umur seseorang yang
diharapkan dapat terus hidup. Indikator AHH di Kabupaten Sleman dari target sebesar 74,85 tahun
terealisasi sebesar 75,00 tahun sehingga tingkat capaian kinerja indikator AHH adalah sebesar
100,20%. Adanya peningkatan Angka Harapan Hidup Penduduk Kabupaten Sleman sebesar 0,08
tahun dari 74,92 tahun pada 2021 menjadi 75,00 tahun pada 2022.
121
Realisasi Angka Harapan Hidup Kabupaten Sleman 2022 lebih tinggi bila dibandingkan dengan
angka Nasional tetapi lebih rendah dari realisasi Pemda DIY, perbandingan kinerja per tahun sejak
2020 terhadap capaian kinerja Nasional dan Pemda DIY disajikan dalam grafik 3.2.7. berikut ini:
Grafik 3. 2. 7. Perbandingan Angka Harapan Hidup dengan Capaian Nasional dan Pemda DIY
Program dan anggaran yang mendukung capaian sasaran 3 “Meningkatnya Kualitas Kesehatan
Masyarakat” sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.2.16. berikut:
122
Gambar 3. 2. 14. Penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Berkelanjutan Tahun 2022
123
b. Peraturan Bupati Sleman Nomor 42 Tahun 2012 tentang Kawasan Tanpa Rokok;
c. Peraturan Bupati Sleman Nomor 38 Tahun 2015 tentang Inisiasi Menyusu Dini dan
Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif;
d. Peraturan Bupati Sleman Nomor 22.1 Tahun 2021 tentang Percepatan
Penanggulangan Stunting Terintegrasi;
e. Peraturan Bupati Sleman Nomor No.4 Tahun 2020 tentang Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat;
f. Peraturan Bupati Sleman Nomor 37.1 Tahun 2020 tanggal 18 Agustus 2020 tentang
Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan sebagai Upaya
Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);
g. Keputusan Bupati Sleman Nomor 6.9/KEP.KDH/A/2018 tentang Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat Tahun 2018 – 2020;
h. Keputusan Bupati Sleman Nomor 46.3/KEP KDH/A/2019 tentang Satuan Tugas
Kawasan Tanpa Rokok;
i. Instruksi Bupati Sleman Nomor 440/001/2018 tentang Bebas Iklan Rokok pada
Kawasan Tanpa Rokok;
j. Instruksi Bupati Sleman Nomor 35 Tahun 2021 tentang Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat;
k. Surat Edaran Bupati Sleman Nomor 002 Tahun 2022 tentang Pembudayaan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat;
l. Surat Edaran Bupati Nomor 076 Tahun 2022 tentang Gerakan Keluarga Sehat Bebas
Asap Rokok (GASBRO); dan
m. Peraturan di tingkat kalurahan tentang Kawasan Tanpa Rokok.
4. Tersedianya anggaran, sarana kesehatan yang memadai dan sumber daya yang berkualitas.
Gambar 3. 2. 15. Pembangunan IPAL di Labkesda Sleman dan Renovasi Puskesmas Ngemplak I
124
6. Adanya 10 (sepuluh) Puskesmas Rawat Inap yang mampu memberikan Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Dasar (PONED).
Gambar 3. 2. 16. Pembangunan Puskesmas Mampu Poned Godean I
125
Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi yang tepat dan reduksi stigma
masyarakat, percepatan penanganan Jenazah Covid-19 yang dikoordinir Dinas
kesehatan melalui Call center (081 359 111 600) sehingga menjadi lebih cepat dan
mereduksi stigma terhadap jenazah, dan dilaksanakannya pemberdayaan disinfeksi
mandiri pada masyarakat dan institusi.
Penanganan kasus yang tepat efektif dalam memutus rantai penyebaran Covid-19
yang tentunya tidak lepas dari keterlibatan semua unsur segala lapisan masyarakat ini
mendapat penghargaan dari Kemendagri dalam Lomba Inovasi Pemerintah.
b. Smart Health
Pengembangan sistem informasi kesehatan melalui Smart Health antara lain Sleman
Emergency Services. Berbagai inovasi pelayanan kesehatan baik yang
diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan, Puskesmas maupun rumah sakit, sebagai
berikut:
1) Mata Hati (Masyarakat Tangguh Sehat Jiwa);
2) Totalitas Besti (Tolong Tangani dan Fasilitasi Bumil dan Balita dari Resiko
Tinggi);
3) Zero TB Goes To Sleman (sebuah inisiatif penanggulangan TB yang
berlandaskan pada tiga elemen yaitu penemuan kasus secara aktif, pengobatan
yang efektif, dan pencegahan TB pada kontak serumah);
4) GASBRO (Keluarga Bebas Asap Rokok);
5) Si Wolly Nyaman: Ikhtiar Pengendalian DBD di Kabupaten Sleman;
6) Posyandu Satelit, Mendekatkan Layanan Dan Memperluas Jangkauan;
7) GARANSI (Gerakan Pengelolaan Hipertensi) Puskesmas Mlati II;
8) POSREM PANDAWA (Posyandu Remaja Pandai Menata Jiwa dan Raga)
Puskesmas Ngemplak I;
9) PAK TANI BASMI SUKET TEKI (Parikesit Tanggap Peduli Bersama Atasi
Hipertensi Siap Untuk Kelola Dan Pantau Tekanan Darah Terkini) Puskesmas
Kalasan;
10) GERDU CANTING EMAS (Gerakan Terpadu Cegah dan Atasi stunting di
periode Emas) Puskesmas Gamping II;
11) BEKAKAK (BErantas nyamuK Aedes Kita kelola sAmpah dan Kesehatan
lingkungan) di Wilayah Puskesmas Gamping I;
12) LAboratorium Ramah KomunitAS (LARAS) dalam Upaya Meningkatkan
Penemuan Kasus HIV;
126
13) Swabantu Luhur Jiwo (Pemenang People Choice Sosial Innovation tahun 2021);
14) Wis Marak Ati (wisuh nganggo sabun, maskeran, jarak’e dijaga, sing padha
ngati-ati);
15) Candak Mas Covid strategi percepatan penangan Covid-19 (Good Practices
Puskesmas Mlati II);
16) Gaya Puspaku Sebagai Upaya Penanggulangan Stunting Di Era Pandemi Covid-
19; dan
17) Inovasi Pelayanan Publik: Semak Bersemi Di Taman (Semangat Kami
Beradaptasi Saat Pandemi di Taman Bacaan) RSUD Sleman.
10. Terpenuhinya regulasi standar bangunan Puskesmas dan pemenuhan alokasi anggaran
kesehatan minimal 10% dari APBD.
11. Pemberdayaan kesehatan masyarakat yang tercermin melalui berbagai kegiatan UKBM
(Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat) yang mulai berjalan normal dengan
pelonggaran PPKM dalam kegiatan Penanaman TOGA, kegiatan Posyandu, dan lain
sebagainya.
Gambar 3. 2. 17. Kunjungan Tim Evaluasi Pengelolaan Posyandu Tingkat DIY Tahun 2022
12. Berbagai upaya peningkatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat mulai meningkat antara lain
aktivitas fisik dengan penyelenggaraan rangkaian lomba Sleman Bangkit, skrining kesehatan
melalui posbindu, dan UKBM lain.
13. Meningkatnya perubahan perilaku masyarakat dalam mendukung penerapan lima pilar
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan tersedianya sanitasi lingkungan yang baik,
hingga mendapat penghargaan STBM Berkelanjutan Tahun 2022.
14. Terlaksananya evaluasi oleh Kementerian Kesehatan terhadap upaya peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan di RSUD dan Puskesmas dengan hasil sebagai berikut:
a. RSUD:
RSUD Sleman dan RSUD Prambanan memperoleh akreditasi kategori “Paripurna”
127
b. Puskesmas:
1) 1 (satu) Puskesmas kategori “Paripurna”;
2) 14 (empat belas) Puskesmas kategori “Utama”; dan
3) 10 (sepuluh) Puskesmas kategori “Madya”.
15. Meningkatnya pelayanan kesehatan di rumah sakit, Puskesmas, dan fasilitas kesehatan
lainnya.
16. Terlaksananya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), kesehatan reproduksi, Gerakan
Masyarakat Cerdas Memilih Obat (Gema Cermat), gerakan rumah tangga tidak merokok, dan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta sosialisasi hidup sehat dengan olahraga.
17. Dukungan dari semua OPD untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
18. Kerja sama lintas program dan lintas sektor yang baik (Dinas Kesehatan bersama PKK,
Rumah Sakit, Klinik, BPS, Kecamatan dan Desa), dan meningkatnya jumlah fasilitas
kesehatan swasta (Rumah Sakit maupun Klinik serta BPS) yang telah rutin melaporkan hasil
pelayanannya.
128
Tujuan 4
Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi
Hasil pengukuran capaian kinerja tujuan 4 “Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi Daerah” dengan 1
(satu) indikator kinerja mencapai 138,81%, sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.2.17. berikut:
Tabel 3. 2. 17. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 4 tahun 2022
Tahun 2022
Indikator Kinerja Tujuan Satuan
Target Realisasi Capaian (%)
Tingkat kemajuan indikator kinerja Pertumbuhan Ekonomi sebesar 96,99% bila dibandingkan
dengan target tahun terakhir target jangka menengah (RPJMD), sebagaimana ditampilkan dalam
tabel 3.2.18. berikut:
Tabel 3. 2. 18. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 1 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026
Target dan realisasi indikator kinerja tujuan per tahun sejak 2020 disajikan dalam grafik 3.2.8.
berikut:
Grafik 3. 2. 8. Pertumbuhan Ekonomi
PERTUMBUHAN EKONOMI
5.55 5.61
5.15
3.71
2.11
Target Realisasi
129
Angka realisasi Pertumbuhan Ekonomi pada tahun 2022 berdasarkan penghitungan Badan Pusat
Statistik sebesar 5,15%. Kondisi ini sedikit menurun dari tahun 2021 yang tumbuh 5,61 persen. Hal
ini terjadi diakibatkan terdapat enam sektor indikator Pertumbuhan Ekonomi yang mengalami
penurunan sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.2.19. berikut:
Tabel 3. 2. 19. Sektor pendukung pertumbuhan ekonomi yang mengalami penurunan
Pada sisi lain, pertumbuhan ekonomi dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten
Sleman tahun 2022 mengalami peningkatan pada sebelas sektor, sebagaimana ditampilkan dalam
tabel 3.2.20. berikut:
Tabel 3. 2. 20. Sektor pendukung pertumbuhan ekonomi yang mengalami peningkatan
Dari data diatas, terlihat bahwa faktor terbesar yang memengaruhi penurunan pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Sleman adalah oleh sektor informasi dan komunikasi. Hal ini mendapatkan
pengaruh melandainya pandemi Covid-19, penggunaan informasi dan komunikasi pada
perkantoran, bisnis, dan lembaga pendidikan turut mengalami penurunan.
130
Gambar 3. 2. 18. Diagram PDRB Kabupaten Sleman
Jasa Kesehatan
dan Kegiatan PDRB KABUPATEN SLEMAN
Sosial, 3.39 Pertanian, Industri
Kehutanan, Pertambangan dan Pengolahan,
Jasa Pendidikan,
Perikanan, 5.86 Penggalian, 1.65 1.56
1.42
Pengadaan Listrik
Informasi dan Jasa dan Gas, 6.81
Komunikasi, 3.85 Perusahaan,
7.27 Perdagangan
Besar dan
Konstruksi, 5.56 Eceran,
Pengadaan Reparasi
Air, Mobil dan
Pengelolaan Sepeda
Sampah, Motor, 5.24
Limbah dan Transportasi dan
Daur Ulang, Pergudangan,
3.23 13.3
Jasa Lainnya,
21.84
Penyediaan
Akomodasi dan
Makan Minum,
12.01
Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan, dan
Jaminan Sosial Real Estat, 2.77 Jasa Keuangan,
Wajib, 2.58 5.81
Realisasi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sleman 2022 bila dibandingkan dengan capaian
Nasional lebih rendah, namun demikian capaian ini sama dengan capaian Pemda DIY,
perbandingan kinerja per tahun sejak 2020 terhadap capaian kinerja Nasional dan Pemda DIY
disajikan dalam grafik 3.2.9. berikut ini:
Grafik 3. 2. 9. Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi dengan Capaian Nasional dan Pemda DIY
5.61 5.15
5.15
5.58 5.3
3.7
131
Program dan anggaran Tujuan 4 yang mendukung capaian “Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi”
sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.2.21. berikut:
Tabel 3. 2. 21. Program dan Anggaran Tujuan 4
132
Realisasi anggaran untuk mencapai tujuan tersebut sebesar Rp64.590.784.697,15 dari alokasi
anggaran sebesar Rp67.963.384.018,00 atau 95,04%. Realisasi anggaran sebesar 95,04% lebih
rendah dibandingkan dengan capaian kinerja tujuan sebesar 138,81%, menunjukkan penggunaan
sumber daya yang efisien dalam mencapai tujuan tersebut.
Sumber: https://pertanian.slemankab.go.id/core/bupati-sleman-hadiri-panen-raya-padi-sembada-merah/
133
Tujuan 5
Menurunnya Ketimpangan Pendapatan
Hasil pengukuran capaian kinerja tujuan 5 “Menurunnya Ketimpangan Pendapatan” dengan 1 (satu)
indikator kinerja mencapai 102,56%, sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.2.22. berikut:
Tabel 3. 2. 22. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 5 tahun 2022
Tahun 2022
Indikator Kinerja Tujuan Satuan
Target Realisasi Capaian (%)
Indeks Gini indeks 0,429 0,418 102,56
Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman, 2022.
Tingkat kemajuan indikator kinerja pertumbuhan ekonomi sebesar 101,65% bila dibandingkan
dengan target tahun terakhir target jangka menengah (RPJMD), sebagaimana ditampilkan dalam
tabel 3.2.23. berikut:
Tabel 3. 2. 23. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 5 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026
Target dan realisasi indikator kinerja tujuan per tahun sejak 2020 disajikan dalam grafik 3.2.10.
berikut:
Grafik 3. 2. 10. Indeks Gini
134
Indeks Gini merupakan tolok ukur untuk menghitung tingkat pemerataan pendapatan dengan kriteria
G<0,30 berarti ketimpangan rendah; 0,30≤G≤0,50 berarti ketimpangan sedang/moderat dan G>0,50
berarti ketimpangan tinggi. Nilai Indeks Gini berkisar 0 hingga 1. Jika mendekati 1 maka
ketimpangan pendapatan penduduk makin lebar. Jika mendekati 0, maka distribusi pendapatan
makin merata. Realisasi Indeks Gini tersebut menunjukkan tingkat pemerataan pendapatan
masyarakat Kabupaten Sleman berada pada kriteria ketimpangan sedang/moderat.
Angka realisasi Indeks Gini atau Gini Ratio 2022 yang dipublikasi oleh Badan Pusat Statistik
sebesar 0,418 dari target tahun 2022 sebesar 0,429 sehingga capaiannya adalah sebesar 102,56%.
Realisasi Indeks Gini tersebut mengalami peningkatan sebesar 0,007 poin dibanding dengan Indeks
Gini tahun 2021 sebesar 0,425. Hal ini menunjukkan menurunnya ketimpangan pendapatan
penduduk di Kabupaten Sleman.
Capaian ini lebih baik 0,0021 poin dibandingkan capaian Indeks Gini DIY sebesar 0,439, namun
penurunan ketimpangan pendapatan penduduk di Kabupaten Sleman ini masih lebih rendah 0,037
poin dibandingkan dengan Indeks Gini Nasional sebesar 0,381 pada September 2022.
Realisasi indikator kinerja tujuan per tahun sejak 2020 terhadap kinerja nasional dan Pemda DIY
disajikan dalam grafik 3.2.11. berikut ini:
Grafik 3. 2. 11. Perbandingan Indeks Gini dengan Capaian Nasional dan Pemda DIY
0.441
0.434 0.439
0.425
0.420
0.418
0.385
0.381 0.381
135
Program dan anggaran yang mendukung capaian Tujuan “Menurunnya Ketimpangan Pendapatan”
ditampilkan dalam Tabel 3.2.24. berikut:
Tabel 3. 2. 24. Program dan Anggaran Tujuan 5
Realisasi anggaran untuk mencapai tujuan tersebut Rp26.271.685.396,20 dari alokasi anggaran
sebesar Rp31.855.518.143,00 atau 82,47%. Realisasi anggaran sebesar 82,47% lebih rendah
dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 102,56%, menunjukkan penggunaan sumber daya
yang efisien dalam mencapai tujuan tersebut.
136
Sasaran 3
Menurunnya Kemiskinan
Hasil Pengukuran capaian kinerja sasaran “Menurunnya Kemiskinan” dengan 2 (dua) indikator
kinerja mencapai 99,55%, sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.2.25. berikut:
Tabel 3. 2. 25. Realisasi Indikator Kinerja Sasaran 3
Tahun 2022
No Indikator Kinerja Sasaran Satuan
Target Realisasi Capaian (%)
1 Persentase Penduduk Miskin % 6,85 - 7,58 7,74* 97,89
2 Persentase Keluarga Miskin % 8,25 8,15** 101,21
Rata-rata capaian 99,55
Sumber Data: *Survei SUSENAS, Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman:2022
**Dinas Sosial Kabupaten Sleman:2022
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Sleman
tahun 2022 sebesar 7,74%, turun 0,90% dibandingkan angka tahun 2021 sebesar 8,64%.
Berdasarkan data Dinas Sosial, Persentase Keluarga Miskin tahun 2022 sebesar 8,15%, turun
0,95% dari tahun 2021 sebesar 9,10%.
Tingkat kemajuan indikator kinerja persentase penduduk miskin sebesar 86,68%, dan tingkat
kemajuan indikator kinerja persentase keluarga miskin sebesar 91,33%, bila dibandingkan dengan
target tahun terakhir target jangka menengah (RPJMD), sebagaimana ditampilkan dalam tabel
3.2.26. berikut:
Tabel 3. 2. 26. Realisasi Indikator Kinerja Sasaran 3 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026
Target dan realisasi kedua indikator kinerja per tahun sejak 2020 disajikan dalam grafik 3.2.12. dan
grafik 3.2.13. sebagai berikut:
1. Berdasarkan data profil kemiskinan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Maret
2022, penduduk miskin di Kabupaten Sleman tahun 2022 sebanyak 98,92 ribu orang, kondisi
tersebut menunjukkan adanya penurunan jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sleman
sebanyak 10,01 ribu orang atau turun 9,19% dari jumlah penduduk miskin tahun 2021
sebanyak 108,93 ribu orang, sebagaimana disajikan dalam grafik 3.2.12. berikut:
137
Grafik 3. 2. 12. Persentase Penduduk Miskin
2. Persentase Keluarga Miskin tahun 2022 sebesar 8,15%. Penghitungan Persentase Keluarga
Miskin yakni dengan menghitung jumlah Kepala Keluarga (KK) miskin (sebanyak 30.808 KK)
dibagi dengan jumlah keseluruhan KK se-Kabupaten Sleman (sebanyak 377.909 KK). Data
KK miskin bersumber dari Dinas Sosial, dan data KK bersumber dari Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil, sebagaimana disajikan dalam grafik 3.2.13. dan tabel 3.2.27 berikut:
Grafik 3. 2. 13. Persentase Keluarga Miskin
9.10
8.79
8.25
8.50 8.50
8.15
Target Realisasi
Tabel 3. 2. 27. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Tahun 2020 – 2022
Tahun Jumlah Penduduk Miskin (ribu orang) Persentase Penduduk Miskin (%)
2020 99,78 8,12
2021 108,93 8,64
2022 98,92 7,74
138
Realisasi kinerja Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Sleman lebih rendah bila dibandingkan
capaian Nasional dan Pemda DIY, perbandingan kinerja per tahun sejak 2020 terhadap capaian
kinerja nasional dan Pemda DIY disajikan dalam grafik 3.2.14. berikut ini:
Grafik 3. 2. 14. Perbandingan Persentase Penduduk Miskin dengan Capaian Nasional dan Pemda DIY
PERBANDINGAN PERSENTASE
PENDUDUK MISKIN
12.8
12.28
11.34
8.64
8.12
7.74
139
Program dan anggaran yang mendukung capaian Sasaran 3 “Menurunnya Kemiskinan” ditampilkan
dalam Tabel 3.2.28. sebagai berikut:
Tabel 3. 2. 28. Program dan Anggaran Sasaran 3
Realisasi anggaran untuk mencapai tujuan tersebut Rp20.319.343.701,00 dari alokasi anggaran
sebesar Rp25.165.681.960,00 atau 80,74%. Realisasi anggaran sebesar 80,74% lebih rendah
dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 99,55%, menunjukkan penggunaan sumber daya
yang tidak efisien dalam mencapai tujuan tersebut.
140
3. Adanya kolaborasi dan sinergi yang baik dengan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial
(PSKS) dalam penyelengaraan program penanggulangan kemiskinan. PSKS yang terlibat
aktif berkolaborasi antara lain: Tenaga Pendamping Sosial Kalurahan (TPSK) sebanyak 86
orang, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kapanewon (TKSK) sebanyak 17 orang, Wahana
Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKSBM) sebanyak 63 kelompok, Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) sebanyak 296 anggota, Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) sebanyak
53 unit, Karang Taruna sebanyak 1.290 anggota, Lembaga Konsultasi Kesejahteraan
Keluarga sebanyak 3 unit, Taruna Siaga Bencana (Tagana) sebanyak 112 anggota, dan
Satuan Bakti Pekerja Sosial sebanyak 4 anggota.
4. Tumbuhnya inovasi pelayanan publik. Beberapa inovasi pelayanan publik yang menyasar
masyarakat miskin, antara lain LASAMBA (Layanan Sambang Warga), NGANTAR PAIMAH
(Layanan Antar Warga Sampai Rumah), JPS (Jaring Pengaman Sosial) hingga SLRT (Sistem
Layanan dan Rujukan Terpadu) Sembada. Penyelenggaraan inovasi tersebut terbukti mampu
mempercepat penyelesaian permasalahan sosial dari masyarakat miskin. Komitmen
Pemerintah Kabupaten Sleman dalam berinovasi juga telah mendapat pengakuan
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dengan berhasilnya
inovasi LASAMBA menjadi bagian dari TOP 99 Inovasi Pelayanan Publik Tingkat Nasional
Tahun 2022. LASAMBA telah mendapatkan pengakuan sebagai pelayanan publik yang
inklusif dan berkeadilan bagi masyarakat miskin.
5. Optimalnya fungsi Rumah Penampungan Sementara (RPS) di Padukuhan Klidon,
Kapanewon Ngaglik. RPS telah beroperasional 24 jam sebagai tempat penanganan Pemerlu
Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) terutama Orang Terlantar, Anak Jalanan,
Gelandangan, Pengemis, dan Orang dengan Gangguan Jiwa. Keberadaan RPS sekaligus
berfungsi untuk memberikan perlindungan terhadap PPKS, dengan melaksanakan rehabilitasi
sosial agar tetap terpenuhi hak hidupnya dan mendapatkan pemenuhan kebutuhan dasar
maupun perlindungan serta kesejahteraan.
6. Lancarnya kegiatan bantuan sosial sebagai intervensi positif terhadap jumlah KK Miskin
melalui berbagai skema berupa pemberian bantuan uang, sembako, sandang, pangan,
maupun pengembangan usaha ekonomi produktif. Rincian Bantuan Sosial dengan anggaran
bersumber dari APBD Kabupaten Sleman, APBD DIY, dan APBN tahun 2022, sebagai
berikut:
141
a. Rincian Bantuan Sosial APBD Kabupaten Sleman, sebagaimana ditampilkan dalam
tabel 3.2.29. berikut:
Tabel 3. 2. 29. Rincian Bantuan Sosial dari APBD Kabupaten Sleman 2022
9 Bantuan Sosial Sandang bagi Lanjut Usia 664.200.000,00 2.214 Orang x 6 Bulan
Terlantar x @Rp50.000,00
11 Bantuan Sosial Sandang bagi anak yatim, 13.600.000,00 136 Orang x 1 Bulan x
piatu, dan yatim piatu yang orang tuanya @Rp100.000,00
meninggal karena COVID-19
12 Bantuan Sosial Sandang bagi anak yatim, 16.200.000,00 162 Orang x 1 Bulan x
piatu, dan yatim piatu yang orang tuanya @Rp100.000,00
meninggal bukan karena COVID-19
142
No Jenis Bantuan Anggaran (Rp) Penerima Bantuan
21 Bantuan Sosial dalam rangka Bulan Bhakti 40.000.000,00 200 Orang x 1 paket x
Karang Taruna @Rp200.000,00
b. Rincian Bantuan Sosial APBD DIY, sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.2.30.
berikut:
Tabel 3. 2. 30. Rincian Bantuan Sosial dari APBD Pemda DIY 2022
c. Rincian Bantuan Sosial APBN, sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.2.31. berikut:
Tabel 3. 2. 31. Rincian Bantuan Sosial dari APBN 2022
143
Tujuan 6
Terwujudnya Ketahanan Daerah
Hasil Pengukuran Kinerja tujuan 6 “Terwujudnya Ketahanan Daerah” dengan 1 (satu) indikator
kinerja mencapai 100,00%, sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.2.32. berikut:
Tabel 3. 2. 32. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 6 tahun 2022
Tahun 2022
Indikator Kinerja Tujuan Satuan
Target Realisasi Capaian (%)
Indeks Ketahanan Keluarga indeks 2,90 2,90 100,00
Sumber Data: DP3APPKB Kabupaten Sleman Tahun 2022
Tingkat kemajuan indikator kinerja Indeks Ketahanan Keluarga sebesar 87,88% bila dibandingkan
dengan target tahun terakhir target jangka menengah (RPJMD), sebagaimana ditampilkan dalam
tabel 3.2.33. berikut:
Tabel 3. 2. 33. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 6 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026
Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 16 Tahun 2019 tentang Pembinaan Ketahanan dan
Kesejahteraan Keluarga, mengatur penghitungan Indeks Ketahanan Keluarga (IKK) menggunakan
rerata dua indikator, yaitu indikator Ketahanan Fisik Ekonomi dan indikator Sosial Psikologis.
Indikator Ketahanan Fisik Ekonomi menggunakan angka Keluarga dengan Kepemilikan Rumah
Sendiri (data dari Dinas PUPKP) dan angka Keluarga Miskin dan Rentan Miskin (data dari Dinas
Sosial). Sedangkan Indikator Sosial Psikologis menggunakan angka Perceraian (data dari Dinas
Dukcapil dan Pengadilan Agama), Anak Terlantar dan Lansia Terlantar (data dari Dinas Sosial).
Pada tahun 2022, hasil penghitungan indikator Ketahanan Fisik Ekonomi sebesar 3,3, sedangkan
indikator Sosial Psikologis sebesar 2,5, sehingga diperoleh angka capaian IKK sebesar 2,9.
144
Kondisi Kabupaten Sleman berada dalam kategori hampir menuju ke kategori baik jika dibandingkan
dengan capaian tahun sebelumnya sebesar 2,80, hal ini ditunjukkan dari angka indikator pendukung
pada angka lansia terlantar yang mengalami penurunan dari jumlah 7.446 orang pada tahun 2021
(dengan bobot 1) menjadi 6.991 orang pada tahun 2022 (bobot 2).
Program dan anggaran yang mendukung capaian Tujuan 6 “Terwujudnya Ketahanan Keluarga”
ditampilkan dalam Tabel 3.2.34. sebagai berikut:
Tabel 3. 2. 34. Program dan Anggaran Tujuan 6
Realisasi anggaran untuk mencapai tujuan tersebut sebesar Rp17.707.189.753,40 dari alokasi
anggaran sebesar Rp21.981.356.816,00 atau 80,56%. Realisasi anggaran sebesar 80,56% lebih
rendah dibandingkan dengan capaian kinerja tujuan sebesar 100,00%, menunjukkan penggunaan
sumber daya yang efisien dalam mencapai tujuan tersebut.
Gambar 3. 2. 21. Piagam Forum Anak Penerima Dafa Award Tahun 2022
145
Faktor yang memengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan 6:
2. Terlaksananya upaya mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui program Keluarga
Berencana, Generasi Berencana, Pendewasaan Usia Nikah, Pencegahan Pernikahan Dini
atau Kehamilan yang Tidak Dikehendaki.
3. Terlaksananya pembangunan keluarga melalui Pembinaan Ketahanan dan Kesejahteraan
Keluarga, dengan kegiatan pendukung antara lain:
a. Termanfaatkannya hasil pengadaan sarana kelompok kegiatan Ketahanan dan
Kesejahteraan Keluarga (Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Bina Keluarga
Lansia, Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera, Pusat Informasi
Konseling Remaja, Pemberdayaan Ekonomi Keluarga).
b. Terlaksananya Orientasi/Pelatihan Teknis Pelaksana/Kader Ketahanan dan
Kesejahteraan Keluarga .
c. Penyediaan Biaya Operasional bagi Kelompok Kegiatan Ketahanan dan Kesejahteraan
Keluarga (Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Bina Keluarga Lansia, Usaha
Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera, Pusat Informasi Konseling Remaja,
Pemberdayaan Ekonomi Keluarga).
d. Promosi dan Sosialisasi Kelompok Kegiatan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga
tersebut diselenggarakan melalui kegiatan ekspose pasar tani dan kegiatan orientasi
program Bangga Kencana ke Kader PPKBD, sub PPKBD, Kader Pemberdayaan
Ekonomi Keluarga (PEK).
Gambar 3. 2. 22. Penghargaan Kabupaten Layak Anak (KLA) tahun 2022 kategori Utama dari Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA)
146
Tujuan 7
Menguatkan Sikap Saling Menghargai di Lingkungan Masyarakat dan Keluarga Yang Sadar
Gender
Hasil Pengukuran Kinerja tujuan 7 “Terwujudnya Ketahanan Daerah” dengan 1 (satu) indikator
kinerja mencapai 100,17%, sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.2.25. berikut:
Tabel 3. 2. 35. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 7 tahun 2022
Tahun 2022
Indikator Kinerja Tujuan Satuan
Target Realisasi Capaian (%)
Indeks Pembangunan Gender indeks 96,2 96,36 100,17
Sumber Data : Badan Pusat Statistik, 2022.
Tingkat kemajuan indikator kinerja Indeks Pembangunan Gender sebesar 100,12% bila
dibandingkan dengan target tahun terakhir target jangka menengah (RPJMD), sebagaimana
ditampilkan dalam tabel 3.2.26. berikut:
Tabel 3. 2. 36. Realisasi Indikator Kinerja Tujuan 7 terhadap Target Akhir RPJMD 2021-2026
Target dan realisasi indikator kinerja tujuan per tahun sejak 2020 terhadap target kinerja disajikan
dalam grafik 3.2.15. berikut ini:
Grafik 3. 2. 15. Indeks Pembangunan Gender
96.20 96.20
95.89
147
UNDP dalam menghitung Gender Development Index (GDI) dan Human Development Indeks (HDI)
pada tahun 2010. Angka IPG yang digunakan saat ini merupakan angka IPG Tahun 2021 yang
dirilis pada pertengahan tahun 2022 oleh BPS.
Capaian indikator kinerja tahun 2022 sebesar 96,36 dengan target indikator 96,20 atau 100,17%
dari target 2022. Capaian IPG Kabupaten Sleman tahun 2022 lebih tinggi jika dibandingkan dengan
capaian IPG DIY yaitu sebesar 94,99 dan capaian IPG Nasional sebesar 91,63. IPG mengalami
peningkatan sebesar 0,11 dari capaian tahun sebelumnya yaitu sebesar 96,25 menjadi 96,36.
Kenaikan ini menjadi salah satu aspek yang menunjukkan semakin baiknya kesetaraan gender di
Kabupaten Sleman.
Kenaikan capaian IPG Kabupaten Sleman juga tercermin dari angka Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) berdasarkan jenis kelamin yang mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Perbandingan
capaian IPM Laki-laki dengan perempuan Kabupaten Sleman 2022, menunjukkan kesenjangan
tetapi tidak jauh perbedaannya. (Data Gender dan Anak DIY, Dinas P3AP2 DIY:2022),
sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.2.37. berikut:
Tabel 3. 2. 37. Perbandingan Capaian IPM Menurut Jenis Kelamin
Realisasi IPG Kabupaten Sleman 2022 lebih tinggi bila dibandingkan dengan capaian Nasional dan
Pemda DIY, perbandingan kinerja per tahun sejak 2020 terhadap capaian kinerja Nasional dan
Pemda DIY disajikan dalam grafik 3.2.16. berikut ini:
Grafik 3. 2. 16. Perbandingan Indeks Pembangunan Gender dengan Capaian Nasional dan Pemda DIY
148
Program dan anggaran yang digunakan untuk mendukung capaian Tujuan 7 “Menguatkan Sikap
Saling Menghargai di Lingkungan Masyarakat dan Keluarga yang Sadar Gender” ditampilkan dalam
Tabel 3.3.38. sebagai berikut:
Tabel 3. 2. 38. Program dan Anggaran Tujuan 7
Realisasi anggaran untuk mencapai tujuan tersebut adalah sebesar Rp3.039.629.162,00 dari
alokasi anggaran sebesar Rp3.280.520.325,00 atau 92,66%. Realisasi anggaran sebesar 92,66%
lebih rendah dibandingkan dengan capaian kinerja tujuan sebesar 100,17%, menunjukkan
penggunaan sumber daya yang efisien dalam mencapai tujuan tersebut.
149
2. Terlaksananya upaya pencegahan dan penanganan kekerasan bagi pelaku UMKM terutama
bagi perempuan secara intensif. Kegiatan pencegahan dan penanganan kekerasan bagi
pelaku UMKM dilakukan dengan pelaksanaan Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan
Kekerasan bagi Pelaku UMKM. Kegiatan ini bertujuan agar para pelaku UMKM terutama
perempuan dapat melakukan upaya pencegahan tindak pidana perdagangan orang (TPPO)
serta pencegahan dan penanganan Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT).
3. Terlaksananya penguatan lembaga maupun forum Pengarusutamaan Gender (PUG) bidang
agama dengan anggota perempuan dari berbagai agama dan penguatan Himpunan Wanita
Disabilitas Indonesia (HWDI).
4. Terbentuknya Focal Point Gender (FPG) pada tiap Perangkat Daerah. Dukungan dari seluruh
Perangkat Daerah di Kabupaten Sleman dalam bentuk Perencanaan Penganggaran
Responsif Gender (PPRG).
5. Tercapainya peningkatan kapasitas sumber daya manusia di lingkungan Unit Pelayanan
Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA), melalui pemberian pelatihan
mediator. Pelatihan ini diselenggarakan dengan maksud agar sumber daya manusia di UPTD
PPA dapat memiliki Certified Mediator, karena hanya Certified Mediator yang diperkenankan
untuk melakukan mediasi secara legal. Dengan demikian kebutuhan Mediator yang handal
yang memiliki kemampuan untuk menyelesaikan sengketa terutama kasus kekerasan
terhadap perempuan serta memiliki Sertifikat yang terakreditasi oleh Mahkamah Agung telah
terpenuhi. Pada tahun 2022, Dinas P3AP2KB mengirimkan enam personel dalam dua
gelombang untuk mengikuti Pelatihan Mediator di Universitas Gadjah Mada.
Gambar 3. 2. 24. Pelatihan Mediator
150
Faktor yang menghambat pencapaian indikator kinerja utama adalah sebagai
berikut:
1. Kurangnya pengetahuan mengenai perlindungan pekerja perempuan bagi perusahaan
swasta.
2. Motivasi perempuan di bidang peningkatan peran dan posisi perempuan di bidang politik dan
jabatan publik masih rendah.
151
3.3 ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN ANGGARAN
Bagian ini menguraikan analisis penggunaan anggaran untuk mencapai Tujuan dan Sasaran dalam
Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2022 sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Perubahan Kedua atas Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Sleman tahun 2022.
Dalam dokumen Perjanjian Kinerja dimaksud, termuat alokasi anggaran untuk mencapai 7 Tujuan
dan 3 Sasaran sebesar Rp2.731.852.844.056,00 dan terealisasi sebesar Rp2.498.873.460.535 atau
91,47%.
Analisis efisiensi penggunaan anggaran dilakukan dengan membandingkan antara persentase rata-
rata capaian kinerja Tujuan dan Sasaran dengan persentase realisasi anggaran dalam tiap Tujuan
dan Sasaran.
a. Efisien, jika persentase rata-rata capaian kinerja Tujuan dan Sasaran mencapai 100% atau
lebih, dan persentase realisasi anggaran kurang dari persentase rata-rata capaian kinerja
Tujuan dan Sasaran.
b. Tidak efisien, jika persentase rata-rata capaian kinerja Tujuan dan Sasaran kurang dari 100%,
dan persentase realisasi anggaran lebih besar dari persentase rata-rata capaian kinerja Tujuan
dan Sasaran.
Hasil analisis rata-rata capaian kinerja Tujuan dan Sasaran dan realisasi anggaran, disajikan dalam
Tabel 3.3.1.1. sebagai berikut:
Tabel 3.3.1. 1. Rata-rata Capaian Kinerja Tujuan dan Sasaran dan Realisasi Anggaran Tujuan dan Sasaran Tahun 2022
% Rata-
rata %
No Tujuan Sasaran Capaian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi Keterangan
Kinerja Anggaran
Sasaran
Terwujudnya tata
kelola pemerintahan
daerah yang baik
1 101,08 462.843.473.294,01 427.470.156.392,20 92,36 Efisien
dan pelayanan
publik yang
berkualitas
Meningkatnya
2 kualitas pelayanan 102,68 1.631.662.121.981,55 1.481.683.178.956,68 90,81 Efisien
publik
152
% Rata-
rata %
No Tujuan Sasaran Capaian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi Keterangan
Kinerja Anggaran
Sasaran
Meningkatnya
Akuntabilitas
3 Kinerja 100,00 1.620.282.870.131,55 1.470.501.153.283,08 90,76 Efisien
Pemerintah
Daerah
Terwujudnya
kualitas sumber
4 100,08 512.266.469.477,99 478.110.836.177,36 93,33 Efisien
daya manusia yang
berdaya saing
Meningkatnya
Kualitas
5 100,20 141.091.692.563,00 123.458.757.184,39 87,50 Efisien
Kesehatan
Masyarakat
Meningkatnya
6 pertumbuhan 138,81 67.963.384.018,00 64.590.784.697,15 95,04 Efisien
ekonomi daerah
Menurunnya
7 Ketimpangan 102,56 31.855.518.143,00 26.271.685.396,20 82,47 Efisien
Pendapatan
Menurunnya
8 99,55 25.165.681.960,00 20.319.343.701,00 80,74 Tidak Efisien
Kemiskinan
Terwujudnya
9 100,00 21.981.356.816,00 17.707.189.753,40 80,56 Efisien
ketahanan daerah
Menguatkan sikap
saling menghargai
di lingkungan
10 100,17 3.280.520.325,00 3.039.629.162,00 92,66 Efisien
masyarakat dan
keluarga yang sadar
gender
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
1. Terwujudnya 462.843.473.294 427.470.156.392 92,36
Tata Kelola
Pemerintahan 1. Program Pengelolaan 413.061.478.037,01 381.885.481.436,00 92,45
Daerah yang Keuangan Daerah
Baik dan
Koordinasi dan 2.741.806.055 2.131.387.554,00 77,74
Pelayanan
Penyusunan Rencana
Publik yang
Anggaran Daerah
Berkualitas
Koordinasi dan 722.766.045,00 688.277.837,00 95,23
Pengelolaan
Perbendaharaan Daerah
153
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
154
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Evaluasi Pembangunan
Daerah
Penyusunan 1.290.489.869 1.268.016.452,00 98,26
Perencanaan dan
Pendanaan
Analisis Data dan 355.334.400 344.059.990,00 96,83
Informasi Pemerintahan
Daerah Bidang
Perencanaan
Pembangunan Daerah
Pengendalian, Evaluasi 77.814.000 77.653.740,00 99,79
dan Pelaporan Bidang
Perencanaan
Pembangunan Daerah
9. Program Koordinasi dan 1.047.639.986 1.038.928.877,00 99,17
Sinkronisasi Perencanaan
Pembangunan Daerah
155
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Pengendalian
Pelaksanaan Kegiatan
Keistimewaan
Peningkatan Kapasitas 112.380.700 104.448.195,00 92,94
Kelembagaan
Keistimewaan
156
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
157
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
158
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Perangkat Daerah
159
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
160
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah
Administrasi Keuangan 5.446.798.773,00 5.221.225.145,00 95,86
Perangkat Daerah
161
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah
Administrasi Keuangan 4.614.625.302,00 4.014.732.568,00 87,00
Perangkat Daerah
162
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Urusan Pemerintahan
Daerah
Perencanaan, 84.670.433,00 84.278.700,00 99,54
Penganggaran, dan
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah
163
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Urusan Pemerintahan
Daerah
Perencanaan, 81.311.125,00 68.946.575,00 84,79
Penganggaran, dan
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah
164
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Urusan Pemerintahan
Daerah
Layanan Keuangan dan 28.771.900.600,00 28.561.319.712,00 99,27
Kesejahteraan DPRD
165
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Perangkat Daerah
166
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
167
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Peningkatan Kapasitas 7.576.496.964 6.016.993.005,00 79,42
DPRD
168
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Pemerintahan yang
Dilimpahkan kepada
Camat
4. Terwujudnya 512.266.469.479 478.110.836.177 93,33
Kualitas
Sumber Daya 1. Program Pengelolaan 338.207.161.188,99 322.477.222.232,97 95,35
Manusia Yang Pendidikan
Berdaya Saing
Pengelolaan Pendidikan 178.933.694.523 169.588.390.973,28 94,78
Sekolah Dasar
Pengelolaan Pendidikan 101.308.206.400 96.248.602.890,04 95,01
Sekolah Menengah
Pertama
169
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
170
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Rumah Tangga dan
Nomor P-IRT sebagai Izin
Produksi, untuk Produk
Makanan Minuman
Tertentu yang dapat
Diproduksi oleh Industri
Rumah Tangga
Penerbitan Sertifikat Laik 73.440.700 61.282.000,00 83,44
Higiene Sanitasi Tempat
Pengelolaan Makanan
(TPM) antara lain Jasa
Boga, Rumah
Makan/Restoran dan
Depot Air Minum (DAM)
Penerbitan Stiker 56.145.000 50.238.500,00 89,48
Pembinaan pada
Makanan Jajanan dan
Sentra Makanan Jajanan
Pemeriksaan dan Tindak 233.646.335 189.561.600,00 81,13
Lanjut Hasil Pemeriksaan
Post Market pada
Produksi dan Produk
Makanan Minuman
Industri Rumah Tangga
171
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Pasokan dan Harga
Pangan
Pengelolaan dan 181.362.750 170.251.704,00 93,87
Keseimbangan Cadangan
Pangan Kabupaten/Kota
Pelaksanaan Pencapaian 3.336.456.100 3.288.394.174,20 98,56
Target Konsumsi Pangan
Perkapita/Tahun sesuai
dengan Angka Kecukupan
Gizi
3. Program Penanganan 66.298.750 66.126.675,00 99,74
Kerawanan Pangan
172
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Pakan Ternak serta
Pakan dalam Daerah
Kabupaten/Kota
9. Program Penyediaan dan 5.377.155.902 5.115.789.162,13 95,14
Pengembangan
Prasarana Pertanian
173
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Nasional
174
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
175
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Kewenangan Daerah
Kabupaten/Kota
28. Program Pengelolaan 247.605.600 244.187.856,00 98,62
Data dan Sistem
Informasi Penanaman
Modal
176
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Mikro yang Dilakukan
melalui Pendataan,
Kemitraan, Kemudahan
Perizinan, Penguatan
Kelembagaan dan
Koordinasi dengan Para
Pemangku Kepentingan
7. Program Pengembangan 1.160.065.297 1.109.261.348,00 95,62
UMKM
Pengembangan Usaha 1.160.065.297 1.109.261.348,00 95,62
Mikro dengan Orientasi
Peningkatan Skala Usaha
Menjadi Usaha Kecil
177
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
178
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
Proteksi Kebakaran
179
%
No. Tujuan Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Realiasasi
Anggaran
180
Berdasarkan hasil analisis rata-rata capaian kinerja Tujuan, Sasaran dan realisasi anggaran, yang
disajikan dalam Tabel 3.3.1.1., kami sampaikan uraian sebagai berikut:
Tujuan 1
Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan Daerah yang Baik dan Pelayanan Publik yang
Berkualitas:
Perbandingan antara persentase rata-rata capaian kinerja Tujuan dan Sasaran dengan persentase
realisasi anggaran pada tujuan “Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Pelayanan Publik yang
Berkualitas” menunjukkan penggunaan sumber daya yang efisien. Realisasi anggaran untuk
mencapai tujuan tersebut sebesar Rp427.470.156.392,20 dari alokasi anggaran sebesar
Rp462.843.473.294,01 atau 92,36%. Realisasi anggaran sebesar 92,36% lebih rendah
dibandingkan dengan capaian kinerja tujuan sebesar 101,08%.
Efisiensi dalam realisasi Tujuan 1 dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a) Komitmen Pimpinan dan jajaran secara berjenjang dalam mewujudkan tata kelola
pemerintahan memberikan penguatan bagi aparatur daerah dalam melaksanakan tugas dan
fungsi sesuai kewenangannya.
b) Transparansi dan akuntabilitas tata kelola keuangan di Kabupaten Sleman sudah menjadi
budaya kerja sebagaimana dibuktikan dengan perolehan opini Badan Pemeriksa Keuangan
atas Laporan Keuangan Daerah dengan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Perolehan opini WTP tahun 2022 sebagai opini WTP yang ke-12 (dua belas) kali berturut-
turut sejak 2011.
c) Pemanfaatan berbagai sistem informasi dan aplikasi perencanaan, pengendalian, dan
evaluasi yang terintegrasi, berpengaruh positif dalam penyelenggaraan tata kelola
pemerintahan bagi masyarakat melalui digitalisasi administrasi pemerintahan.
Tujuan 2
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik
Perbandingan antara persentase rata-rata capaian kinerja Tujuan dan Sasaran dengan persentase
realisasi anggaran pada tujuan “Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik” menunjukkan
penggunaan sumber daya yang efisien. Realisasi anggaran untuk mencapai tujuan tersebut
sebesar Rp1.481.683.178.956,68 dari alokasi anggaran sebesar Rp1.631.662.121.981,55 atau
90,81%. Realisasi anggaran sebesar 90,81% lebih rendah dibandingkan dengan capaian kinerja
tujuan sebesar 102,68%.
181
Efisiensi dalam realisasi Tujuan 2 dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a) Peningkatan prasarana dan sarana yang mendukung kualitas pelayanan publik sebagai hasil
perbaikan atas hasil evaluasi terhadap Survei Kepuasaan Masyarakat. Nilai Indeks
Kepuasaan Masyarakat Kabupaten Sleman dalam waktu enam tahun terakhir terus
meningkat, yang menunjukkan tingginya tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
publik.
b) Upaya untuk mewujudkan meningkatkan kualitas pelayanan yang diterima oleh masyarakat
sebagai pengguna layanan dan menekan potensi maladministrasi, melalui penerapan tingkat
kepatuhan unit pelayanan publik terhadap Standar Pelayanan Publik. Dari kegiatan
pengawasan pelayanan publik yang dilakukan oleh Ombudsman Republik Indonesia,
Kabupaten Sleman meraih Predikat Kepatuhan Standar Pelayanan Publik 2022 dengan nilai
91,57. Predikat dimaksud menyatakan Kabupaten Sleman masuk dalam kategori zona hijau
kualitas tertinggi.
c) Implementasi smart regency termasuk dalam sektor pelayanan publik melalui pemanfaatan
teknologi informasi. Pengaruh positif implementasi smart regency yakni pemerintah daerah
semakin dapat memberikan kemudahan penyelenggaraan pelayanan publik bagi masyarakat,
secara akurat, lebih cepat, dan lebih tepat waktu. Dari kegiatan Evaluasi Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) yang dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kabupaten Sleman meraih Indeks SPBE dengan
nilai 3,19 dengan Predikat “Baik”.
Tujuan 3
Terwujudnya Kualitas Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing
Perbandingan antara persentase rata-rata capaian kinerja Tujuan dan Sasaran dengan persentase
realisasi anggaran pada tujuan “Terwujudnya Kualitas Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing”
menunjukkan penggunaan sumber daya yang efisien. Realisasi anggaran untuk mencapai tujuan
tersebut sebesar Rp478.110.836.177,36 dari alokasi anggaran sebesar Rp512.266.469.477,99 atau
93,33%. Realisasi anggaran sebesar 93,33% lebih rendah dibandingkan dengan capaian kinerja
tujuan sebesar 100,08%.
Efisiensi dalam realisasi Tujuan 3 dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a) terwujudnya komitmen pimpinan dan pelaksana teknis kegiatan, melalui antara lain upaya
perbaikan berkesinambungan terhadap hasil evaluasi indeks kepuasan masyarakat tahun
sebelumnya terhadap pembangunan kualitas sumber daya manusia;
182
b) tersedianya infrastruktur dan prasarana-sarana pelayanan pendidikan, olahraga, dan
kesehatan yang cukup representatif, dan berkualitas;
c) tingginya tingkat kepatuhan terhadap Standar Pelayanan Publik dan Standar Operasional
Prosedur Pelayanan Kesehatan di bidang pembangunan kualitas sumber daya manusia;
d) pesatnya pemanfaatan teknologi informasi dalam pelayanan publik (melalui platform
instagram, twitter, youtube dan laman resmi perangkat daerah).
e) meningkatnya partisipasi pemuda sebagai wujud kolaborasi dan kerja sama beserta berbagai
lembaga yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan, pembinaan olahraga, dan
kesehatan masyarakat. Dalam bidang olahraga beberapa lembaga yang terlibat dalam
kolaborasi dan kerja sama antara lain organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan, pemuda
umum, pelajar, lembaga pemerintah, aktivis, dan lembaga kemasyarakatan.
f) terlaksananya kebijakan pemberian fasilitas penyelenggaraan Kursus Mahir Dasar (KMD) dan
Kursus Mahir Lanjut (KML) secara gratis bagi pembina Pramuka.
g) meningkatnya daya beli masyarakat pascapandemi COVID-19.
Tujuan 4
Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Perbandingan antara persentase rata-rata capaian kinerja Tujuan dan Sasaran dengan persentase
realisasi anggaran pada tujuan “Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi Daerah” menunjukkan
penggunaan sumber daya yang efisien. Realisasi anggaran untuk mencapai tujuan tersebut
sebesar Rp64.590.784.697,15 dari alokasi anggaran sebesar Rp67.963.384.018,00 atau 95,04%.
Realisasi anggaran sebesar 95,04% lebih rendah dibandingkan dengan capaian kinerja tujuan
sebesar 138,81%.
Efisiensi dalam realisasi Tujuan 4 dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1) Semakin lancarnya proses ekspor pelaku usaha yang dipengaruhi oleh nilai ekspor yang
tinggi. Hal ini disebabkan oleh perbaikan ekonomi masyarakat dengan pelonggaran kebijakan
PPKM atas pandemi COVID-19.
2) tercapainya efektivitas penanganan kerawanan pangan melalui pelaksanaan pelatihan
pengembangan kelembagaan dan pengelolaan keuangan kelompok afinitas, pembinaan
pengembangan desa mandiri pangan, penanganan daerah potensi rawan pangan/waspada
pangan, pengembangan dan terselenggaranya workshop Sistem Kewaspadaan Pangan dan
Gizi (SKPG). Pengaruh positif turut didapatkan dari koordinasi dan sinkronisasi penanganan
kerawanan pangan kabupaten/kota.
183
Tujuan 5
Menurunnya Ketimpangan Pendapatan
Perbandingan antara persentase rata-rata capaian kinerja Tujuan dan Sasaran dengan persentase
realisasi anggaran pada tujuan “Menurunnya Ketimpangan Pendapatan” menunjukkan penggunaan
sumber daya yang efisien. Realisasi anggaran untuk mencapai tujuan tersebut sebesar
Rp26.271.685.396,20 dari alokasi anggaran sebesar Rp31.855.518.143,00 atau 82,47%. Realisasi
anggaran sebesar 82,47% lebih rendah dibandingkan dengan capaian kinerja tujuan sebesar
102,56%.
Efisiensi dalam realisasi Tujuan 5 dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1) terlaksananya regulasi dan kebijakan stimulus dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi
pasca COVID-19 sehingga kegiatan usaha dan UMKM bergulir kembali;
2) peningkatan daya beli masyarakat, sebagai multiplier effect dari pelonggaran kebijakan
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM); dan
3) perbaikan pendapatan masyarakat, khususnya masyarakat yang bermata pencaharian dari
sektor informal dengan telah kembali dibukanya tempat usaha informal.
Tujuan 6
Terwujudnya Ketahanan Daerah
Perbandingan antara persentase rata-rata capaian kinerja Tujuan dan Sasaran dengan persentase
realisasi anggaran pada tujuan “Terwujudnya Ketahanan Daerah” menunjukkan penggunaan
sumber daya yang efisien. Realisasi anggaran untuk mencapai tujuan tersebut sebesar
Rp17.707.189.753,40 dari alokasi anggaran sebesar Rp21.981.356.816,00 atau 80,56%. Realisasi
anggaran sebesar 80,56% lebih rendah dibandingkan dengan capaian kinerja tujuan sebesar
100,00%.
Efisiensi dalam realisasi Tujuan 6 dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1) perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terlaksana dengan baik, kualitas
pelayanan yang baik, dan tanggap terhadap kebutuhan masyarakat luas; dan
2) penurunan angka anak telantar antara lain dengan penguatan fungsi keluarga dan sosialisasi
upaya pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang melalui media sosial.
184
Tujuan 7
Menguatkan Sikap Saling Menghargai di Lingkungan Masyarakat dan Keluarga yang Sadar
Gender
Perbandingan antara persentase rata-rata capaian kinerja Tujuan dan Sasaran dengan persentase
realisasi anggaran pada tujuan “Menguatkan Sikap Saling Menghargai di Lingkungan Masyarakat
dan Keluarga yang Sadar Gender” menunjukkan penggunaan sumber daya yang efisien. Realisasi
anggaran untuk mencapai tujuan tersebut sebesar Rp3.039.629.162,00 dari alokasi anggaran
sebesar Rp3.280.520.325,00 atau 92,66%. Realisasi anggaran sebesar 92,66% dibandingkan
dengan capaian kinerja tujuan sebesar 100,17%.
Efisiensi dalam realisasi Tujuan 7 dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1) Penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak secara efektif oleh Unit
Pelaksana Teknis Dinas Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA),
melalui jejaring UPTD PPA yang tergabung dalam Forum Penanganan Korban Kekerasan
(FPKK) meliputi Polres, Dinas Sosial, Rumah Sakit Daerah, Polsek, Puskesmas, Kantor
Urusan Agama, UPTD Yandik Kapanewon, Kader PKDRT dan institusi lain yang terkait.
2) Penanganan kasus melalui pendampingan psikologis, pengobatan, dan pendampingan hukum,
serta dalam bentuk Layanan Penjangkauan Korban yang efektif. Layanan penjangkauan
dimaksud dalam bentuk antar jemput bagi korban yang tidak memiliki sarana mobilitas ke
UPTD PPA. Mediasi dalam upaya penanganan kasus juga telah dapat diselenggarakan sebab
upaya mediasi juga merupakan langkah yang tepat dan utama dalam penyelesaian sengketa
agar tidak bermuara di pengadilan sehingga para pihak yang bersengketa tidak rugi waktu,
tenaga dan biaya yang tinggi.
3) Penerapan kebijakan pengarusutamaan gender dalam seluruh sektor antara lain sistem
perencanaan Perencanaan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) agar dapat
optimal, dan Penyusunan Gender Analysis Pathways/Gender Budget Statements (GAP/GBS)
untuk dapat masuk dalam sistem penganggaran secara proporsional.
Sasaran 1
Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah
Perbandingan antara persentase rata-rata capaian kinerja Tujuan dan Sasaran dengan persentase
realisasi anggaran pada sasaran “Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah”
menunjukkan penggunaan sumber daya yang efisien. Realisasi anggaran untuk mencapai sasaran
tersebut sebesar Rp1.470.501.153.283,08 dari alokasi anggaran sebesar Rp1.620.282.870.131,55
atau 90,76%. Realisasi anggaran sebesar 90,76%, lebih rendah dibandingkan dengan capaian
kinerja sasaran sebesar 100%.
185
Efisiensi dalam realisasi Sasaran 1 dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a) tingginya komitmen Pimpinan secara hierarkis, melalui berbagai kebijakan yang menciptakan
iklim akuntabilitas sebagai budaya di lingkungan perangkat daerah, dan terselenggaranya
pemantauan dan evaluasi secara berkala baik melalui rapat koordinasi pimpinan, rapat
koordinasi pengendalian, maupun evaluasi kinerja. Pemantauan dan evaluasi dimaksud rutin
diselenggarakan pada tingkat pemerintah kabupaten dan tingkat perangkat daerah.
b) meningkatnya pemanfaatan berbagai sistem informasi dan aplikasi sistem perencanaan,
keuangan, monitoring evaluasi, dan kinerja yang terintegrasi. Integrasi berbagai sistem
dimaksud berpengaruh positif dalam penyelenggaraan dan penerapan tata kelola
pemerintahan yang baik melalui digitalisasi administrasi pemerintahan. Pengaruh positif
dimaksud yakni pelayanan publik lebih dapat dipertanggungjawabkan dari aspek validitas
datanya, dan terimplementasikannya keterbukaan informasi publik melalui sub-domain yang
dapat diakses oleh masyarakat pada One Single System slemankab.go.id. Upaya sinkronisasi
penerapan e-government dalam tata kelola pemerintahan yang didukung dengan peningkatan
kualitas dan kuantitas infrastruktur, turut berperan dalam peningkatan pemanfaatan berbagai
sistem informasi dan aplikasi.
c) terciptanya budaya kerja/budaya pemerintahan SATRIYA dan core values ASN “BerAKHLAK”
di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sleman. Penerapan budaya pemerintahan berperan
penting dalam memberikan penguatan bagi aparatur daerah selaku individu yang kompeten
dalam mewujudkan integritas dan akuntabilitas sesuai dengan tugas fungsi dan
kewenangannya.
Sasaran 2
Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat
Perbandingan antara persentase rata-rata capaian kinerja Tujuan dan Sasaran dengan persentase
realisasi anggaran pada sasaran “Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat” menunjukkan
penggunaan sumber daya yang efisien. Realisasi anggaran untuk mencapai sasaran tersebut
sebesar Rp123.458.757.184,39 dari alokasi anggaran sebesar Rp141.091.692.563,00 atau 87,50%.
Realisasi anggaran sebesar 87,50% lebih rendah dibandingkan dengan capaian kinerja sasaran
sebesar 100,20%.
Efisiensi dalam realisasi Sasaran 2 dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1) terinisiasinya berbagai inovasi dalam bidang pelayanan pendidikan, kesehatan dan pemuda
dan olahraga. Dalam bidang kesehatan antara lain inovasi ToTalitas Besti (Tolong Tangani
dan fasilitasi Bumil dan Balita dari Risiko Tinggi), Gerakan Keluarga Sehat Bebas Asap Rokok
(Gas Bro), Program Mata Hati, Pecah Ranting Hiburane Rakyat, dan beberapa inovasi
186
pelayanan yang ada di UPT/UPTD Dinas Kesehatan. Dari beberapa inovasi tersebut, tahun
2022 mendapatkan penghargaan diantaranya Penghargaan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik
Tahun 2022 “MATA HATI” dari Kementerian PANRB, Penghargaan Puskesmas Prambanan
sebagai Posyandu/Posbindu yang telah melaksanakan deteksi dini faktor risiko Penyakit
Tidak Menular dengan baik dan Inovatif dari Kementerian Kesehatan, Penganugerahan
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Tahun 2022, Penghargaan STBM Berkelanjutan
Kabupaten/Kota terbaik kategori Demand Creation dari Kementerian Kesehatan serta
beberapa penghargaan tenaga kesehatan teladan tingkat propinsi maupun tingkat nasional.
2) meningkatnya kinerja didukung pemanfaatan dan penyediaan sistem informasi kesehatan
antara lain program Smart Health menggunakan aplikasi SI JEMPOL (Sistem Informasi
Jejaring Emergensi mencegah Panik On Line), dan penyelenggaraan layanan
kegawatdaruratan Sleman Emergency Services.
3) terwujudnya smart living melalui terobosan yang solutif dengan Inovasi, antara lain
a. meluncurkan Candak Mas Covid yang berkomitmen melacak kasus dengan cepat
maksimal 1×24 jam dengan harapan tindak lanjut penanganan dilaksanakan dengan
tepat dan sesuai prosedur sehingga dapat mengendalikan penyebaran COVID-19;
b. siaga Hot line Covid-19 (0878 1999 3434) serta Upaya Promosi Kesehatan dengan
memberdayakan 25 (dua puluh lima) Puskesmas untuk memberikan edukasi
masyarakat serta memberikan informasi yang tepat untuk mereduksi stigma
masyarakat;
c. percepatan penanganan jenazah terkonfirmasi Covid-19 yang dikoordinasikan oleh
Dinas Kesehatan melalui call center (081 359 111 600) yang telah mendapat
penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri dalam Lomba Inovasi Pemerintah.
4) Kerjasama lintas program dan lintas sektor antara Dinas Kesehatan bersama PKK, Rumah
Sakit, Klinik, BPJS, Kecamatan, Polsek, Koramil, dan Kalurahan yang terjalin dengan baik.
Sasaran 3
Menurunnya Kemiskinan
Perbandingan antara persentase rata-rata capaian kinerja Tujuan dan Sasaran dengan persentase
realisasi anggaran pada sasaran “Menurunnya Kemiskinan” menunjukkan penggunaan sumber
daya yang tidak efisien. Realisasi anggaran untuk mencapai sasaran tersebut
sebesar Rp20.319.343.701,00 dari alokasi anggaran sebesar Rp25.165.681.960,00 atau 80,74%.
Meskipun realisasi anggaran sebesar 80,74% lebih rendah dibandingkan dengan capaian kinerja
sasaran sebesar 99,55%, namun capaian kinerja sasaran ini tidak mencapai 100%.
187
Realisasi Sasaran 3 dipengaruhi oleh faktor sebagai berikut:
Pengukuran capaian kinerja Indikator Kinerja sasaran “Menurunnya Kemiskinan” meliputi dua
indikator kinerja yakni “persentase penduduk miskin” dan “persentase keluarga miskin”. Capaian
indikator kinerja “persentase penduduk miskin” tahun 2022 sebesar 97,89%, dan capaian indikator
kinerja “persentase keluarga miskin” tahun 2022 sebesar 101,21%.
Penghitungan capaian indikator sasaran “Menurunnya Kemiskinan” menggunakan metode rata-rata
dari kedua indikator kinerja sasaran dimaksud, dan diperoleh hasil 99,55% sehingga tidak mencapai
target (lihat Tabel Sasaran 3: Indikator Kinerja persentase penduduk miskin dan persentase
keluarga miskin, pada bagian Analisis Pengukuran Kinerja).
Jumlah penduduk miskin dalam hal ini penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah
Garis Kemiskinan*) terjadi penurunan 0,90% dalam kurun waktu satu tahun terakhir. Jumlah
penduduk miskin mencapai 98,92 ribu orang (7,74%), turun sebesar 10,01 ribu orang dibandingkan
dengan kondisi Maret 2021 sebesar 108,93 ribu orang (8,64%).
*) Dalam kurun waktu 2021 hingga 2022 terdapat perubahan ketentuan perihal Garis Kemiskinan
yang sebelumnya mencapai Rp422.933,00 per kapita per bulan pada Maret 2021 menjadi
Rp450.763,00 per kapita per bulan pada Maret 2022 (Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional
(SUSENAS) Maret 2022, BPS: 2022).
188
BAB IV
Penutup
BAB IV PENUTUP
Indikator Realisasi %
No. Tujuan Sasaran Satuan Target
Tujuan/ 2022 Capaian
Rata-rata
101,08
capaian
Indeks
Meningkatnya Kualitas
2. Kepuasan Indeks 82,05 84,25 102,68
Pelayanan Publik
Masyarakat
Rata-rata
102,68
capaian
Meningkatnya
predikat
Akuntabilitas
Akuntabilitas
3. Kinerja Predikat A (81,58) A (81,89) 100,00
Kinerja Instansi
Pemerintah
Pemerintah
Daerah
Rata-rata
100
capaian
Rata-rata
100,08
capaian
Meningkatnya
Kualitas Angka Harapan
5. Tahun 74,85 75,00 100,20
Kesehatan Hidup (AHH)
Masyarakat
Rata-rata
100,20
capaian
Rata-rata
138,81
capaian
189
Indikator Realisasi %
No. Tujuan Sasaran Satuan Target
Tujuan/ 2022 Capaian
Menurunnya Ketimpangan
7. Indeks Gini Indeks 0,429 0,418 102,56
Pendapatan
Rata-rata
102,56
capaian
Persentase
6,85 -
Penduduk % 7,74 97,89
7,58
Miskin
Menurunnya
8.
Kemiskinan
Persentase
Keluarga % 8,25 8,15 101,21
Miskin
Rata-rata
99,55
capaian
Indeks
Terwujudnya Ketahanan
9. Ketahanan Indeks 2,9 2,9 100,00
Daerah
Keluarga
Rata-rata
100,00
capaian
Rata-rata
100,17
capaian
Selanjutnya hasil capaian Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2022 (RPJMD
2021-2026), disajikan dalam Tabel 4.1.2. sebagai berikut:
Tingkat Target
Indikator Kinerja Realisasi Target Realisasi
No Satuan % Capaian Kemajuan Jangka
Utama 2021 2022 2022
(%) Menengah
1. Indeks Reformasi Indeks 76,77 76,67 77,50 101,08 100,38 77,21
Birokrasi
2. Indeks Pengelolaan Indeks B B B 100,00 100,00 B
Keuangan Daerah
3. Indeks Kepuasan Indeks 83,37 82,05 84,25 102,68 102,05 82,56
Masyarakat
4. Predikat Akuntabilitas Predikat A (81,73) A (81,58) A (81,89) 100,00 100,00 A (81,84)
Kinerja Pemerintah
5. Indeks Desa Desa 27 32 44 137,50 84,62 52
Membangun kategori Mandiri
desa mandiri
6. Indeks Pembangunan Indeks 84,00 84,24 - 84,31** 100,08 99,19 85,00 -
Manusia 84,92 85,04
190
Tingkat Target
Indikator Kinerja Realisasi Target Realisasi
No Satuan % Capaian Kemajuan Jangka
Utama 2021 2022 2022
(%) Menengah
7. Indeks Pembangunan Indeks 0,33 0,36 0,34 94,44 80,95 0,42
Olahraga
8. Pertumbuhan % 5,61 3,71 - 5,90 5,15** 138,81 96,99 5,31 - 5,98
Ekonomi
9. Nilai Tukar Petani Nilai 108,83 112,73 107,59** 95,44 94,77 113,53
10. Nilai Ekspor US$ 77.887.264,63 47.148.000 86.627.614 183,74 160,58 53.947.000
,89
11. Nilai Investasi Rp. 1.921,00* 591 1.346,00 227,75 178,04 756
(Miliar)
12. Indeks Gini Indeks 0,425 0,429 0,418** 102,56 101,65 0,425
13. Persentase Penduduk % 8,64 6,85 - 7,58 7,74** 97,89 86,68 6,77-6,83
Miskin
14. Persentase Keluarga % 9,1 8,25 8,15 101,21 91,33 7,50
Miskin
15. Tingkat % 5,17 5,95 4,78** 119,66 116,14 5,70
Pengangguran
Terbuka
16. Pembelanjaan US$ 150 450 328,60 73,02 57,15 575
Wisawatan
Mancanegara
17. Pembelanjaan Rupiah 752.232 850.000 1.104.869 129,98 55,24 2.000.000
Wisawatan Nusantara
18. Indeks Risiko Indeks 78,96 78,77 80,01*** 98,43 90,05 72,77
Bencana
19. Persentase Cakupan % 59,99 50,31 66,21 131,60 102,33 64,70
Infrastruktur
Pelayanan Dasar
20. Cakupan % 63,58 55,59 81,15 145,98 112,10 72,39
Pembangunan
Prasarana Dan
Sarana Wilayah
Kondisi Mantap yang
Mendukung
Pengembangan
Ekonomi
21. Indeks Kualitas Indeks 56,90 57,20 57,33 100,23 95,55 60,00
Lingkungan Hidup
22. Indeks Ketahanan Indeks 2,80 2,90 2,90 100,00 87,88 3,30
Keluarga
23. Persentase % 48,33 45,71 48,50 106,10 106,10 45,71
Pelestarian Warisan
Budaya
24. Indeks Pembangunan Indeks 96,25 96,20 96,36** 100,17 100,12 96,24
Gender
25. Angka Kejadian ejadian 0 0 0,00 100,00 100,00 0
Konflik Sosial
Sumber Data: *Data terakhir Laporan BKPM DIY 2021.
**Badan Pusat Statistik, 2022.
***Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2022.
191
Hasil analisis rata-rata capaian kinerja kinerja Pemerintah Kabupaten Sleman atas Perjanjian Kinerja
Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2022 (RPJMD 2021-2026) yang terdiri dari 7 Tujuan dan 3 Sasaran
dan realisasi anggaran tahun 2022, disajikan dalam Tabel 4.1.3. sebagai berikut:
Tabel 4.1. 3. Rata-rata Capaian Kinerja Tujuan dan Sasaran dan Realisasi Anggaran Tujuan dan Sasaran Tahun 2022
% Rata-rata
%
Capaian
No Tujuan Sasaran Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi Keterangan
Kinerja
Anggaran
Sasaran
Terwujudnya tata
kelola pemerintahan
daerah yang baik
1 101,08 462.843.473.294,01 427.470.156.392,20 92,36 Efisien
dan pelayanan
publik yang
berkualitas
Meningkatnya
2 kualitas pelayanan 102,68 1.631.662.121.981,55 1.481.683.178.956,68 90,81 Efisien
publik
Meningkatnya
Akuntabilitas
3 Kinerja 100,00 1.620.282.870.131,55 1.470.501.153.283,08 90,76 Efisien
Pemerintah
Daerah
Terwujudnya
kualitas sumber
4 100,08 512.266.469.477,99 478.110.836.177,36 93,33 Efisien
daya manusia yang
berdaya saing
Meningkatnya
Kualitas
5 100,20 141.091.692.563,00 123.458.757.184,39 87,50 Efisien
Kesehatan
Masyarakat
Meningkatnya
6 pertumbuhan 138,81 67.963.384.018,00 64.590.784.697,15 95,04 Efisien
ekonomi daerah
Menurunnya
7 Ketimpangan 102,56 31.855.518.143,00 26.271.685.396,20 82,47 Efisien
Pendapatan
Menurunnya
8 99,55 25.165.681.960,00 20.319.343.701,00 80,74 Tidak Efisien
Kemiskinan
Terwujudnya
9 100,00 21.981.356.816,00 17.707.189.753,40 80,56 Efisien
ketahanan daerah
Menguatkan sikap
saling menghargai
di lingkungan
10 100,17 3.280.520.325,00 3.039.629.162,00 92,66 Efisien
masyarakat dan
keluarga yang sadar
gender
192
LAMPIRAN
DAFTAR PRESTASI DAN PENGHARGAAN
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2022
15. Penghargaan Keberhasilan Menerapkan Sistem Merit dalam Komisi Aparatur Sipil Negara, tanggal 18 Juli
Manajemen Aparatur Sipil Negara dengan predikat SANGAT 2022
BAIK
16. Penghargaan Kabupaten Layak Anak (KLA) Tahun 2022 Kementerian Pemberdayaan Perempuan
kategori Utama dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA),
tanggal 22 Juli 2022
17. Penghargaan Apkasi Otonomi Expo 2022 kategori Stand Kreatif Apkasi Otonomi, tanggal 22 Juli 2022
18. Penghargaan Forum Anak Penerima Dafa Award Tahun 2022 Kementerian Pemberdayaan Perempuan
Kategori Kecamatan Terbaik kepada Forum Anak Kapanewon dan Perlindungan Anak (KemenPPPA),
Moyudan tanggal 23 Juli 2022
19. Penghargaan Upaya Penurunan angka stunting tahun 2021 BKKBN, tanggal 4 Agustus 2022
dengan indeks nilai A
20. Penghargaan Gerakan Nasional Pembagian 10 juta Bendera Menteri Dalam Negeri, tanggal 05 September
Merah Putih dalam rangka Hari Ulang Tahun ke 77 2022
Kemerdekaan Republik Indonesia
21. Penghargaan BKN Award kategori Manajemen ASN Terbaik Badan Kepegawaian Negara, tanggal 6
September 2022
22. Penghargaan Bunda PAUD Tingkat Nasional Tahun 2021 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
kategori Wiyata Dharma Utama Riset, dan Teknologi, tanggal 10 September
2022
23. Penghargaan Percepatan Pembangunan Desa mencapai Kementerian Desa, Pembangunan Desa
status Berkembang, Maju, dan Mandiri Tertinggal dan Transmigrasi, tanggal 11
September 2022
24. Penghargaan Transformasi Pengelola Dana Bergulir Kementerian Desa, Pembangunan Desa
Masyarakat eks Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat- Tertinggal dan Transmigrasi, tanggal 11
Mandiri Pedesaan (PNPM-MPd) menjadi BUMKALMA LKD September 2022
25. Penghargaan Capaian Opini WTP sebanyak 11 kali Kementerian Keuangan RI, tanggal 22
September 2022
26. Penghargaan Anugerah Kualitas Pengisian Jabatan Pimpinan Komisi Aparatur Sipil Negara, tanggal 6
Tinggi dengan predikat “Sangat Baik” dengan nilai 91,28 Oktober 2022
27. Penghargaan Pengelolaan Jaringan Dokumentasi dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Informasi Hukum Nasional (JDIHN) tingkat nasional tahun 2022 Manusia, diserahkan langsung oleh Menteri
Kementerian Hukum dan Ham RI, Yasonna Laoly, tanggal
18 Oktober 2022
28. Penghargaan Fasilitas pelayanan kesehatan dengan Menteri Kesehatan, tanggal 3 November
Pelayanan Kefarmasian Terbaik tahun 2022 kepada 2022
Puskesmas Tempel II Kabupaten Sleman
29. Penghargaan Tenaga Kesehatan Teladan di Fasilitasi Menteri Kesehatan, tanggal 9 November
Pelayanan Kesehatan Tingkat Nasional Tahun 2022 kepada: 2022
1. Widiastuti, AMG Tenaga Gizi Puskesmas Gamping II
2. Sriyanti Sipora ADRK Dinuth, S.Kep. Perawat Puskesmas
Kalasan
3. Mukti Purwaningrum, S.ST. Teknik Biomedika
Puskesmas Depok III
30. Penghargaan Kabupaten/Kota Sanitasi Total Berbasis Menteri Kesehatan, tanggal 9 November
Masyarakat (STBM) Berkelanjutan Tahun 2022 2022
Pemberi Penghargaan, Waktu
No Jenis Penghargaan
Penerimaan
31. Penghargaan Kabupaten/Kota Terbaik Sanitasi Total Berbasis Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Masyarakat (STBM) Berkelanjutan Kategori Demand Creation Pengendalian Penyakit Kementerian
Kesehatan RI, tanggal 23 November 2022
32. Penghargaan Bhumandala Kanaka (Medali Emas) untuk Kepala Badan Informasi Geospasial, Muh
kategori Kabupaten dan Bhumandala Kencana (Pemanfaatan Aris Marfai di Hotel Borobudur, Jakarta
Simpul Jaringan Terbaik) untuk kategori Kabupaten Pusat, tanggal 25 November 2022
33. Penghargaan Peringkat Pertama Indonesia Digital Economy Litbang Kompas, tanggal 29 November 2022
Literacy Index 2022
34. Penghargaan Terbentuknya Gugus Tugas Gerakan Nasional Kementerian Dalam Negeri, tanggal
Revolusi Mental November 2022
35. Penghargaan hasil valuasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Pemerintah (SAKIP) tahun 2022 dengan predikat A Negara dan Reformasi Birokrasi
(KemenPANRB), tanggal 6 Desember 2022
36. Penghargaan hasil evaluasi Reformasi Birokrasi (RB) tahun Kementerian Pendayagunaan Aparatur
2022 dengan predikat BB Negara dan Reformasi Birokrasi
(KemenPANRB), tanggal 6 Desember 2022
37. Hasil Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Tahun 2022 kategori A indeks 4,64 kepada Dinas Negara dan Reformasi Birokrasi
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sleman. (KemenPANRB), tanggal 6 Desember 2022
38. Hasil Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Tahun 2022 kategori A indeks 4,67 kepada DPMPTSP Negara dan Reformasi Birokrasi
Kabupaten Sleman. (KemenPANRB), tanggal 6 Desember 2022
39. Penilaian Kepatuhan Standar Pelayanan Publik Tahun 2022 Ombudsman Republik Indonesia, tanggal 6
Kabupaten Sleman mendapat nilai kepatuhan 91,57 Zona Hijau Desember 2022
Kualitas Tertinggi.
40. Penghargaan Anugerah Meritokrasi dari Komisi Aparatur Sipil Kepala Komisi Aparatur Sipil Negara, Agus
Negara (KASN) dengan hasil penilaian Penerapan Sistem Merit Pramusinto, dan Menteri Pendayagunaan
dalam Manajemen ASN predikat Sangat Baik. Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi,
tanggal 8 Desember 2022 di Hotel Grand
Sahid Jakarta.
41. Peringkat Kedua Terbaik untuk kategori Kabupaten di tingkat Ditjen Pengendalian dan Penertiban Tanah
nasional terkait pelaksanaan pengawasan kinerja Pengaturan dan Ruang Kementerian ATR/BPN oleh
Penataan Ruang, Pembinaan Penataan Ruang, dan Direktur Jenderal Tata Ruang, tanggal 12
Pelaksanaan Penataan Ruang (Turbinlak) tahun 2022 Desember 2022 di Hotel Le Meridien, Jakarta
42. Penghargaan kepada Pemerintah Kabupaten Sleman sebagai Direktur Jenderal HAM, tanggal 12
Kabupaten Peduli HAM Desember 2022 bertempat di Golden
Ballroom, Hotel Sultan & Residence, Jakarta
Pusat
43. Penghargaan Pemenang Promosi Desa Wisata Nusantara Kementerian Desa, Pembangunan Desa
tahun 2022 kepada BUMKal Tridadi Makmur Tertinggal dan Transmigrasi, tanggal 14
Desember 2022
44. Penghargaan Desa Ramah Perempuan Peduli Anak Kementerian Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak
(KemenPPPA), tanggal 22 Desember 2022
45. Penghargaan Daerah Ramah Perempuan dan Layak Anak Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
tahun 2022 Perlindungan Anak (PPPA), tanggal 26
Januari 2023
Pemberi Penghargaan, Waktu
No Jenis Penghargaan
Penerimaan
46. Penghargaan Predikat Kepatuhan Standar Pelayanan Publik Ombudsman RI DIY, tanggal 6 Februari 2023
2022 dengan nilai 91,57
47. Penghargaan Anugerah Kebudayaan (AK) Abyakta atas inovasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI),
Batik Sinom Parijotho tanggal 9 Februari 2023
48. Penghargaan Adipura tahun 2022 untuk kategori Kota Sedang Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehidupan (KLHK) RI, tanggal 28 Februari
2023
49. Penghargaan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk 12 kali Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), tanggal
secara berturut-turut 3 Maret 2023
50. Penghargaan Universal Health Coverage (UHC) dengan Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial
capaian 98,18% (BPJS) Kesehatan, tanggal 14 Maret 2023
INSTANSI PEMERINTAH
KABUPATEN SLEMAN
TAHUN 2022