Anda di halaman 1dari 168

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. “C“


DI TEMPAT PRAKTIK MANDIRI BIDAN LISMARINI
KOTA PALEMBANG TAHUN 2023

NAMA : LERINA PRISCA

NIM : PO.71.24.1.20.022

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAMDIPLOMA TIGA
TAHUN 2023
LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. “C“


DI TEMPAT PRAKTIK MANDIRI BIDAN LISMARINI
KOTA PALEMBANG TAHUN 2023

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Ahli Madya Kebidanan

NAMA : LERINA PRISCA


NIM : PO.71.24.1.20.022

NAMA : LERINA PRISCA

NIM : PO.71.24.1.20.022

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM DIPLOMA TIGA
TAHUN 2023
ii
iii
iv
HALAMAN PENYATAAN ORISINALITAS

Laporan tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber
baik yang dikutip maupun di rujuk telah saya nyatakan dengan benar

Nama Lerina Prisca


NIM PO.71. 24.1.20.022
Tanda tangan

Tanggal Rabu, 31 Mei 2023

v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
LAPORAN TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Poltekkes Kemenkes Palembang, Saya yang bertanda tangan
dibawah ini

Nama : Lerina Prisca


NIM : PO.71.24.1.20.022
Program Studi : D III Kebidanan Palembang
Jurusan : Kebidanan

Demi kepentingan ilmu pengetahuan menyetujui untuk memberikan kepentingan kepada


Poltekkes Kemenkes Palembang Hak Bebas Royalti Non Ekslusif (Non-Exclusive
Royalty-Free Right) atas Laporan Tugas Akhir Saya yang berjudul :
Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. “ C “ di Tempat Praktik
Mandiri Bidan Lismarini Kota Palembang Tahun 2023
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas Royalti Non Ekslusif ini
Poltekkes Kemenkes Palembang berhak menyimpan, mengalih media//formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database) merawat, dan mempublikasi tugas
akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis//pencipta dan sebagai
pemilik hak cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Palembang,
Yang menyatakan

Lerina Prisca

vi
PRAKARTA

Puji syukur saya panjatkan Kepada tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
Rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan tugas Akhir yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Komprehensif pada Ny. “C“ di Tempat Praktik Mandiri Bidan Lismarini Kota
Palembang Tahun 2023 “. Penulisan laporan tugas akhir ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Kebidanan pada program
studi DIII kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes kemenkes Palembang. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
1. Bapak Muhamad Taswin, S.Si, Apt, MM, M.Kes selaku Direktur Poltekkes
Kemenkes Palembang
2. Ibu Nesi Novita, S.SiT, M.Kes selaku ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Palembang
3. Ibu Aprillia Ayu SY, SST, MKM selaku pembimbing I Laporan Tugas Akhir
4. Ibu Suprida, SKM,M.Kes selaku pembimbing II Laporan Tugas Akhir
5. Ibu Rosyati Pastuty S. SiT, M. Kes selaku penguji I dan ibu Rina Nursanti, SKM, M.
Kes selaku penguji II
6. Ibu Lismarini selaku pembimbing lahan praktik yang telah mengizinkan serta telah
membimbing dalam proses pengambilan data.
7. Seluruh Pegawai di Praktik Mandiri Bidan Lismarini
8. Seluruh Dosen dan Staf Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Kebidanan atas
ilmu yang telah diberikan kepada penulis selama menjadi mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Palembang
9. Orang tua, kakak dan keluarga ku tersayang yang telah memberikan doa, dukungan
dan motivasinya.
10. Ny. “C” beserta keluarga yang telah memberikan kepercayaan dan telah bersedia
menjadi klien saya.
11. Rekan-rekan seperjuangan dan se-almamater yang telah berjuang bersama dan telah
memberikan dukungan dalam menyusun Laporan Tugas Akhir studi kasus ini.
12. Pihak yang telah membantu dalam kelancaran menyelesaikan Laporan Tugas Akhir
ini.
Semoga segala bantuan yang diberikan kepada penulis mendapat balasan dan pahala
dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih banyak
kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
guna penyempurnaan penulisan di kemudian hari. Akhir kata penulis berharap semoga
Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Palembang, 31 Mei 2023

Penulis

vii
MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO
I’m just a planner, not a decider!
(aku hanya perencana, bukan penentu)
-Lerina Prisca-

PERSEMBAHAN
Alhamdulillah dengan izin dan ridho Allah SWT Laporan Tugas Akhir ini dapat selesai
dengan baik. Laporan Tugas Akhir ini ku persembahkan untuk :
1. Puji syukur terhadap Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang
telah memberikan jalan yang paling baik serta kekuatan, ketenangan dan hal yang
selalu Engkau cukupkan serta Nabi Muhammad SAW yang selalu saya rindukan
semoga kita semua mendapatkan syafaatnya kelak.
2. Teruntuk kedua orang tuaku yang paling aku cintai Ayahanda (Apisli) dan Ibundaku
(Lasmawati) yang selalu mencurahkan kasih sayangnya, telah memberikan doa, yang
telah berjuang, yang telah memberikan dukungan, nasihat, saran, dan semangat yang
berlimpah dan tiada henti tanpa dimitak. Sehingga menjadi alasan saya untuk terus
semangat dan berjuang sampai detik ini.
3. Buat kakak laki-laki satu-satunya dikeluargaku (Febri Ansyah) yang sangat berperan
penting didalam hidupku yang telah banyak memberikan motivasi, senantiasa
mendoakanku setiap saat, memberikan semangat serta support kepadaku, dan yang
selalu menaruh harapan penuh agar aku menjadi orang yang sukses.
4. Buat kakak perempuanku ayuk (Minarti Anggriani dan Santriani) yang juga selalu
memberikan support yang sangat luar biasa dalam hidupku beserta doa yang selalu
dipanjatkan setiap saat, dan kalian adalah sosok panutanku sampai kapanpun.
5. Dosen pembimbing Laporan Tugas Akhir Ibu Aprillia Ayu SY, SST, MKM dan Ibu
Suprida, SKM., M.Kes terima kasih atas bimbingan dan ilmu yang telah ibu berikan
sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat selesai dengan baik.
6. Sahabat hahihahiku dan juga sebagai kakakku (Erica Dwi Lestari) terima kasih telah
menemaniku serta selalu memberikan semangat untuk tetap bertahan hinngga akhir
ini semoga kita bisa sukses bersama.
7. Anak kost hazarani (Revi Gustina, Lastia Meilina, Angel Aulia, Shella Putri
Anderiana, Fissca Mustika, Depi Sapitri, Merlin Septiana, Sinta Purnama, Nadia
Farhana) terima kasih buat kalian yang selalu tau keluh kesahku dan mau direpotkan
setiap pagi, siang, sore dan malam dimanapun berada.
8. Untuk rekan-rekan se-Almamaterku Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan
Kebidanan, yang telah sama-sama berjuang untuk menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir ini.

viii
ABSTRAK

Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. “C” di


Tempat Praktik Mandiri Bidan Lismarini Kota Palembang Tahun 2023

Kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir merupakan proses alamiah dan
fisiologis pada kehidupan wanita. Namun, kehamilan, persalinan, dan nifas yang terjadi
dapat berkembang menjadi masalah atau patologis yang dapat berdampak pada jiwa ibu
maupun bayi yang dapat meningkatkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB). Berdasarkan data Kemenkes RI menunjukkan bahwa Angka Kematian Ibu
Tahun 2021 yakni 7.389 kematian dan Angka Kematian Bayi 20.154 kematian. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut perlu adanya asuhan kebidanan yang komprehensif
sesuai SOAP. Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memberikan asuhan kebidanan
komprehensif dengan pendekatan manajemen kebidanan dan pendokumentasian dalam
bentuk SOAP pada Ny. “C” di Tempat Praktik Mandiri Bidan Lismarini Kota Palembang.
Metode penulisan laporan tugas akhir ini menggunakan metode studi penelaahan kasus
dengan sasaran Ny. “C” umur 22 tahun anak pertama, tidak pernah keguguran. Data yang
digunakan dalam pengumpulan data ialah data primer dan data sekunder melalui
wawancara (anamnesis), pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dokumentasi dan
observasi. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah format pengkajian dan
alat-alat pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Hasil asuhan komprehensif ini
menunjukkan bahwa Ny. “C” G1P0A0 bersalin normal pada usia kehamilan 39 minggu 4
hari bayi lahir spontan tanggal 18 Maret 2023 pukul 07.20 WIB dengan berat 3.300 gram
dan panjang badan 48 cm, menangis kuat, kulit kemerahan bergerak aktif dan tidak ada
kelainan. Melalui laporan ini, diharapkan bagi tenaga kesehatan dapat meningkatkan
mutu dan pelayanan kesehatan kebidanan secara komprehensif sesuai dengan standar
pelayanan yang berlaku.

Kata Kunci : Asuhan Kebidanan Komprehensif

ix
ABSTRACT

Conprehensive Midwifery Care to Mrs. “C” in Lismarini’s


Independent Midwifery Practice Palembang 2023

Pregnancy, childbirth, childbirth and newborns are natural and physiological


processes in a woman's life. However, pregnancy, childbirth and childbirth that occur
can develop into problems or pathologies that can have an impact on the lives of both the
mother and the baby which can increase the Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant
Mortality Rate (IMR). Based on data from the Indonesian Ministry of Health, it shows
that the Maternal Mortality Rate for 2021 is 7,389 deaths and the Infant Mortality Rate
is 20,154 deaths. To overcome these problems, it is necessary to have comprehensive
midwifery care according to SOAP. The purpose of writing this report is to provide
comprehensive midwifery care with a midwifery management approach and
documentation in the form of SOAP for Mrs.“C” in Lismarini Palembang Midwife
Independent Practice. The method of writing this final report uses the case study study
method with the target Ny. “C” 22 years old, first child, never miscarried. The data used
in data collection are primary data and secondary data through interviews (anamnesis),
physical examination, supporting examinations, documentation and observation. The
data collection instruments used were assessment formats and physical examination tools
and supporting examinations. The results of this comprehensive care showed that
Mrs.“C” G1P0A0 normal delivery at 39 weeks 4 days of gestation the baby was born
spontaneously on March 18 2023 at 07.20 WIB with a weight of 3,300 grams and a body
length of 48 cm, crying loudly, reddish skin moving actively and no abnormalities.
Through this report, it is hoped that health workers can improve the quality and services
of midwifery health in a comprehensive manner in accordance with applicable service
standards.

Keywords: Comprehensive Midwifery Care

x
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................... Error! Bookmark not defined.


HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL ................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR………………………..iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS………...…………………………....v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PIBLIKASI……………………....vi
PRAKARTA…………………………………………………………………………..vii
MOTO…………...…………………………………………………………………....viii
ABSTRAK………………………………………..……………………………………ix
ABSTRACT…………………………………………………………………………….x
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..xi
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………….xiv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………....xv
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………………….....xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A.Latar Belakang……………………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………...5
C. Tujuan……………………………………………………………………………..5
1. Tujuan Umum .................................................................................................... 5
2. Tujuan Khusus ................................................................................................... 5
D.Manfaat……………………………………………………………………………5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 7
A. Konsep Kehamilan…………………………………………………………...…7
1. Pengertian Kehamilan ........................................................................................ 7
2. Etiologi Kehamilan ............................................................................................ 7
3. Tanda dan Gejala Kehamilan ............................................................................. 9
4. Perubahan Anatomi dan Fisiologi .................................................................... 10
5. Perubahan Psikologis Trimester III ................................................................. 17
6. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Trimester III ....................................................... 17
7. Ketidaknyamanan Selama Kehamilan Trimester III ....................................... 18
8. Tanda Bahaya Kehamilan ................................................................................ 19
B. Anternatal Care………………………………………………………...……...21
1. Asuhan Antenatal ............................................................................................. 21
2. Tujuan Asuhan Antenatal ................................................................................ 22
3. Standar Pelayanan Antenatal ........................................................................... 22
4. Kebijakan Pelayanan Asuhan Antenatal .......................................................... 23
5. Pemeriksaan Pengukuran Panggul ................................................................... 26
6. Distansia spinarum ........................................................................................... 26
7. Distansia Kristarum . ....................................................................................... 27
8. Distansia boudeloque atau konjugata eksterna. ............................................... 27
9. Ketiga distansia ini diukur dengan jangka panggul. ........................................ 27
10. Lingkar panggul ............................................................................................... 27
C. Hypno Prenatal Kehamilan…………………………………………………...27
1. Pengertian Hypnoprental……………………………………………………....27
2. Manfaat Hypnoprenatal………………………………………………………..27

xi
3. Indikasi Hipnoprenatal……………………………………………..…………..27
4. Langkah-langkah Hopnoprenatal………………..……………………………..28
D. Konsep Persalinan ............................................................................................ 29
1. Pengertian Persalinan………………………………………………………….29
2. Tanda-Tanda Persalinan……………………………………………………….29
3. Penyebab Mulainya Petrsalinan ....................................................................... 31
4. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan ........................................................... 32
5. Mekanisme Persalinan ...................................................................................... 34
6. Langkah-langkah Asuhan Persalinan Normal .................................................. 37
7. Partograf ........................................................................................................... 45
8. Tahapan Persalinan ........................................................................................... 48
9. Perubahan Fisiologi Pada Masa Bersalin ......................................................... 50
10. Dasar Ibu Bersalin ............................................................................................ 52
E. Konsep Bayi Baru Lahir……………………………………………………...56
1. Pengertian ………………………………………………………………….…56
2. Perubahan Fisiologi Bayi Baru Lahir……………………………………..…...56
3. Asuhan Bayi Baru Lahir 2 Jam Pertama……………………………….……...59
4. Tanda-tanda Bahaya……………………………………………….……….….61
5. Kunjungan Neonatus…………………………………………….…………….61
F. Konsep Nifas………………………………………………………………..….62
1. Pengertian Nifas ............................................................................................... 62
2. Perubahan Fisologis Masa Nifas ...................................................................... 62
3. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas .............................................................................. 67
4. Deteksi Dini Peenyulitan Masa Nifas dan Penanganannya ............................. 69
5. Kunjungan Nifas …………………………………………………….………..72
G. Dokumentasi Kebidanan……………………………………………………...75
1. Pengertian Dokumentasi Kebidanan……………………………………….….75
2. Tujuan Dokumentasi……………………………………………………….….75
3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan dengan SOAP………………………...76
BAB III METODEOLOGI .......................................................................................... 79
A. Jenis Laporan Tugas Akhir……………………………………………..…….…79
B. Subjek Pengkajian………………………………………………………...…….79
C. Waktu Pengkajian……………………………………………………….……....79
D. Tempat Pengkajian………………………………………………………...……79
E. Teknik Pengumpulan Data………………………………………………….......80
F. Sumber Data dan Jenis Data………………………………………………...…..80
G. Instrument Pengumpulan Data……………………………………………...…..81
H. Alat dan Bahan…………………………………………………………………..81
BAB IV TINJAUAN KASUS ...................................................................................... 84
BAB V PEMBAHASAN............................................................................................. 121
A. Asuhan Kebidanan Kehamilan………………………………………………...121
B. Asuhan Kebidanan Persalinan…………………………………………………123
C. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir………………….………………………..125
D. Asuhan Kebidanan Nifas………………………………………………………126
BAB V1 PENUTUP .................................................................................................... 130
A. Kesimpulan…………………………………………...……………………….130

xii
B. Saran…………………………………………………………………….……..131
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 132

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ukuran TFU Menurut Usia Kehamilan…………………………...11


Table 2.2 Rumus Menentukan Taksiran Berat Janin………………………….11
Table 2.3 Penambahan Berat Badan Sesuai BMI……………………………..14
Tabel 2.4 Jenis-Jenis Panggul…………………………………………………33
Table 2.5 Penurunan Kepala Janin…………………………………………….47
Table 2.6 Nilai APGAR Bayi Baru Lahir……………………………………..60
Table 2.7 Tinggi Fundus Uteri Dan Berat Uterus Menurut Masa Involusi……63
Table 2.8 Metode Kontrasepsi…………………………………………………69
Table 4.1 Riwayat Kehamilan, Persalinan, Dan Nifas Yang Lalu……………..85
Table 4.2 Catatan Perkembangan Kehamilan……………………………….…92
Table 4.3 Catatan Perkembangan Persalinan……………………………….….95
Table 4.4 Catatan Perkembangan Nifas……………………………………….102
Table 4.5 Catatan Perkembangan BBL………………………………………..116

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Perkembanggan Tinggi Fundus Uteri……………...…...11


Gambar 2.2 Panggul…………………………………………………33
Gambar 2.3 Masuknya Kepala Janin Ke PAP……………………….35
Gambar 2.4 Putaran Paksi Luar……………………………………...36
Gambar 2.5 Gerakan Janin Pada Defleksi dan Putaran Paksi Luar….36
Gambar 2.6 Proses Penurunan Kepala Janin………………………...37
Gambar 2.7 Partograf…………………………………………….......48

xv
DAFTAR LAMPIRAN

1. Dokumentasi
2. Lembar persetujuan pembimbing
3. Lembar Pengajuan Judul Pembimbing I
4. Lembar Pengajuan Judul Pembimbing II
5. Lembar Konsultasi Pembimbing I
6. Lembar Konsultasi Pembimbing II
7. Informed Consent
8. Surat Pernyataan Pembimbing Lahan
9. Partograf
10. Cap Telapak Kaki Bayi

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
World Health Organization (WHO) memperkirakan 15-20% ibu hamil baik di
negara maju maupun berkembang berisiko tinggi atau mengalami komplikasi.
WHO juga melaporkan bahwa penyebab utama kematian ibu adalah pendarahan,
eklamsia, infeksi, dan berkontribusi terhadap 60% dari total kematian ibu.
Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah determinan sosial kesehatan, seperti
kemiskinan yang berkaitan dengan pendapatan keluarga dan status keuangan.
Faktor lainnya adalah rendahnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
Tingginya angka kematian ibu ini mencerminkan kesehatan yang buruk yang
disebabkan oleh akses dan kualitas pelayanan medis serta rendahnya pengetahuan
ibu dan keluarga dalam mengenali tanda-tanda berbahaya selama kehamilan
(Suarayasa, 2020).
Keberhasilan program kesehatan ibu dapat dinilai melalui indikator utama
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Kematian ibu
dalam indikator ini didefinisikan sebagai semua kematian selama periode
kehamilan, persalinan, dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan
nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab lain seperti kecelakaan atau
insident. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah semua kematian dalam ruang lingkup
tersebut di setiap 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2022)
Berdasarkan dengan target indikator kinerja kunjungan K1 pada
anternatal tahun 2020 sebesar 100% untuk target kunjungan K4 adalah 96% dan
untuk target kunjungan K6 adalah 85 % (Depkes, 2021).
Jumlah AKI yang dihimpun dari pencatatan program kesehatan keluarga
di Kementerian meningkat setiap tahun. Pada tahun 2021 menunjukkan 7.389
kematian di Indonesia. Jumlah ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun
2020 sebesar 4.627 kematian. Berdasarkan penyebab, sebagian besar kematian
ibu pada tahun 2021 terkait COVID-19 sebanyak 2.982 kasus, perdarahan

1
2

sebanyak 1.330 kasus, dan hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1.077 kasus.
Upaya percepatan penurunan AKI dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu
mampu mengakses pelayanan kesehatan yang berkualitas, seperti pelayanan
kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di
fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi,
perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, dan pelayanan keluarga
berencana (KB) termasuk KB pasca persalinan. Untuk persentse cakupan
kunjungan K1 pada tahun 2021 sebesar 98.0% persentase kunjungan K4 sebesar
88,8% dan persentase cakupan K6 pada tahun 2021 di Indonesia sebesar 63%
(Kemenkes RI, 2022).
Berdasarkan dengan target indikator kinerja kunjungan K1 pada
anternatal tahun 2020 sebesar 100% untuk target kunjungan K4 adalah 96% dan
untuk target kunjungan K6 adalah 85 % (Depkes, 2021). Berdasarkan data profil
kesehatan Provinsi Sumatra Selatan jumlah AKI tahun 2021 adalah sebanyak 131
orang, meningkat dari tahun 2020 sebanyak 128 orang. Cakupan pelayanan
Kesehatan ibu hamil persentase K1 pada tahun 2021 di Sumatera Selatan sebesar
92,2%, mengalami penurunan dari tahun 2020 dengan cakupan sebesar 94,2%.
(Dinkes Prov sumsel, 2021).
Berdasarkan data Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA), pencapaian cakupan ibu hamil K1 kota Palembang pada tahun
2018 adalah 100%, tahun 2019 adalah 99,6% dan pada tahun 2020 mengalami
penurunan yaitu 91,4%. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun
2018 yaitu 100% dan untuk kunjungan K4 pada tahun 2021, di Kota Palembang
sebesar 85,4% dari 33.397 ibu hamil (Dinkes Kota Palembang, 2021)
Selain pada masa kehamilan, upaya lain yang dilakukan untuk
menurunkan AKI dan AKB yaitu dengan mendorong agar setiap persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten yaitu dokter spesialis kebidanan
dan kandungan (SpOG), dokter umum, bidan, dan perawat dilakukan di fasilitas
pelayanan kesehatan. Keberhasilan program ini diukur melalui indikator
persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan. Dalam rangka menjamin
ibu bersalin mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar, sejak tahun 2015
3

setiap ibu bersalin diharapkan melakukan persalinan dengan ditolong oleh tenaga
kesehatan yang kompeten di fasilitas pelayanan kesehatan. Oleh sebab itu,
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024 menetapkan
persalinan ditolong tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan (PF) sebagai
salah satu indikator upaya kesehatan keluarga, menggantikan indikator
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (PN). Persalinan di fasilitas
pelayanan kesehatan pada tahun 2021 di Indonesia sebesar 90,9%. Angka ini
meningkat dibandingkan tahun 2020 sebesar 86% yang belum mencapai target
RENSTRA 2020. Namun demikian, pada tahun 2021 indikator ini telah
memenuhi target RENSTRA 2021 sebesar 90,92% terhadap target 89%
(Kemenkes RI, 2022).
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas
sesuai standar, yang dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali sesuai jadwal yang
dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai dengan tiga hari pasca persalinan, pada
hari keempat sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29
sampai dengan 42 hari pasca persalinan. Cakupan ibu nifas yang mendapat
pelayanan kesehatan di Kota Palembang tahun 2019 sebesar 98,2% dari 24.637
ibu nifas yang ada, sedangkan di Tahun 2020 Cakupan ibu nifas yang mendapat
pelayanan kesehatan sebesar 86,0%. Apabila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, cakupan ibu nifas yang mendapat pelayanan kesehatan menunjukkan
penurunan sebesar 12,2%. Sedangkan ibu nifas yang mendapatkan kapsul vitamin
A Tahun 2019 sebesar 98,7% dan di Tahun 2020 sebesar 91,2% (Dinas Kesehatan
Kota Palembang, 2020)
Pada masa neonatal (0-28 hari) terjadi perubahan yang sangat besar dari
kehidupan di dalam rahim dan terjadi pematangan organ hampir pada semua
sistem. Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang
memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi dan berbagai masalah kesehatan
bisa muncul, sehingga tanpa penanganan yang tepat, bisa berakibat fatal.
Beberapa upaya kesehatan dilakukan untuk mengendalikan risiko pada kelompok
ini, di antaranya dengan mengupayakan agar persalinan dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, serta menjamin tersedianya pelayanan
4

kesehatan sesuai (Kemenkes RI, 2022)


Indikator yang menggambarkan upaya kesehatan yang dilakukan untuk
mengurangi risiko kematian pada periode neonatal yaitu 6-48 jam setelah lahir
adalah cakupan Kunjungan Neonatal Pertama atau KN1. Pelayanan dalam
kunjungan ini (Manajemen Terpadu Balita Muda) antara lain meliputi termasuk
konseling perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, pemberian vitamin K1 injeksi
dan Hepatitis B0 injeksi (bila belum diberikan).Salah satu pelayanan yang
dilakukan pada bayi baru lahir adalah penimbangan. Berdasarkan data yang
dilaporkan oleh kabupaten/kota tahun 2021, didapatkan sebanyak 3.189 bayi
(2,4%) memiliki Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Kasus ini meningkat
dibandingkan tahun 2020, yaitu sebanyak 1.854 bayi BBLR (0,2%) Kondisi bayi
BBLR diantaranya disebabkan karena kondisi ibu saat hamil (kehamilan remaja,
malnutrisi, dan komplikasi kehamilan), bayi kembar, janin memiliki kelainan atau
kondisi bawaan, dan gangguan pada plasenta yang menghambat pertumbuhan
bayi (intrauterine growth restriction). Bayi BBLR tanpa komplikasi dapat
mengejar ketertinggalan berat badan seiring dengan pertambahan usia. Namun,
bayi BBLR memiliki risiko lebih besar untuk stunting dan mengidap penyakit
tidak menular seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung saat dewasa.
Rincian data mengenai bayi berat badan lahir rendah (BBLR) (Dinkes Prov
sumsel, 2021)
Berdasarkan data yang diperoleh dari registrasi kunjungan anternatal di
Tempat Praktik Mandiri Bidan Lismarini menunjukan jika pada tahun 2022
cakupan K1 terdata ada sebanyak 710 Ibu hamil dan untuk cakupan K4 ada 580
orang. Untuk cakupan persalinan, bbl, dan nifas tahun 2022 di Tpmb Lismarini
ada sebanyak 418 orang. (Buku Registrasi TPMB Lismarini Perumnas Talang
Kelapa Palembang, (2022/2023)
Berdasarkan latar belakang, penulis tertarik untuk menyusun Laporan
Tugas Akhir dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.”C” di
Tempat Praktik Mandiri Bidan Lismarini Perumnas Talang Kelapa Kota
Palembang Tahun 2023”.
5

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, masalah yang dapat dirumuskan
adalah Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. “C” di Tempat
Praktik Mandiri Bidan Lismarini Perumnas Talang Kelapa Kota Palembang
Tahun 2023

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada
Ny. “C” di Tempat Praktik Mandiri Bidan Lismarini Perumnas Talang Kelapa
Kota Palembang Tahun 2023.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data subjektif pada Ny. “C” di
Tempat Praktik Mandiri Bidan Lismarini Perumnas Talang Kelapa Kota
Palembang Tahun 2023.
b. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data objektif pada Ny. “C” di
Tempat Praktik Mandiri Bidan Lismarini Perumnas Talang Kelapa Kota
Palembang Tahun 2023.
c. Mahasiswa dapat melakukan analisis untuk menegakkan diagnosa pada
Ny. “C” di Tempat Praktik Mandiri Bidan Lismarini Perumnas Talang
Kelapa Kota Palembang Tahun 2023.
d. Mahasiswa dapat melakukan penatalaksanaan Asuhan Kebidanan
Komprehensif pada Ny. “C” di Tempat Praktik Mandiri Bidan Lismarini
Perumnas Talang Kelapa Kota Palembang Tahun 2023.

D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Hasil studi kasus ini dapat sebagai pertimbangan masukan untuk
menambah pengalaman, wawasan dan pengetahuan Asuhan Kebidanan
Komprehensif pada Ny. “C” di Tempat Praktik Mandiri Bidan Lismarini
Perumnas Talang Kelapa Kota Palembang Tahun 2023.
6

2. Bagi Poltekkes Kemenkes Palembang


Diharapkan Laporan Tugas Akhir ini dapat dijadikan referensi bagi
Program Studi DIII Kebidan Palembang khususnya Poltekkes Kemenkes
Jurusan Kebidanan Palembang dalam bidang pengembangan studi kasus serta
diharapkan dapat mengembangkan pola fikir ilmiah yang berkaitan dengan
Asuhan Kebidanan Komprehensif.
3. Bagi TPMB Lismarini Perumnas Talang Kelapa Kota Palembang
Dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan masukan untuk
mempertahankan pelayanan kesehatan terutama pelayanan kesehatan pada ibu
hamil secara komprehensif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi
hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40
minggu, 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan
terbagi dalam 3 trimester, di mana trimester kesatu berlangsung dalam 12
minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan
trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40). Istilah medis untuk
wanita hamil adalah “gravida” sedangkan manusia di dalamnya disebut
embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran).
Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya,
sedangkan multigravida adalah seorang wanita yang sudah pernah hamil dua
kali atau lebih. Proses ini dimulai dari sel telur yang dibuahi oleh sperma, lalu
tertanam didalam lapisan Rahim, dan kemudian menjadi janin.
(Prawirohardjo, 2016)

2. Etiologi Kehamilan
Proses terjadinya kehamilan menurut (Prawirohardjo, 2016)
yakni sebagai berikut:
a. Ovulasi
Ovulasi adalah peristiwa matangnya sel telur sehingga siap untuk
dibuahi. Ovarium mengeluarkan horman estrogen yang dapat
mempengaruhi gerak dari tuba yang makin mendekati ovarium, gerak sel
rambut lumen tuba makin tinggi,peristaltic tuba makin aktif. Dengan
pengaruh LH yang semakin besar dan fluktasi yang mendadak,terjadi

7
8

proses pelepasan ovum yang disebu ovulasi. Dengan gerak aktif


tuba yang mempunyai rumbai (fimbriae) maka ovum yang telah
dilepaskan segera ditangkap oleh fimbriae tuba. Ovum yang telah
tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus, dalam bentuk
pematangan pertama ,artinya telah siap untuk dibuahi.
b. Pembuahan (Konsepsi atau Fertilisasi)
Fertilisasi (pembuahan) adalah penyatuan ovum (oosit sekunder)
dan spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampula tuba. Fertilisasi
meliputi penetrasi spermatozoa ke dalam ovum, fusi spermatozoa dan
ovum, diakhiri dengan fusi materi genetik. Hanya satu spermatozoa yang
telah mengalami proses kapasitasi mampu melakukan penetrasi membran
sel ovum. Untuk mencapai ovum, spermatozoa harus melewati korona
radiata (lapisan sel di luar ovum) dan zona pelusida (suatu bentuk
glikoprotein ekstraselular), yaitu dua lapisan yang menutupi dan
mencegah ovum mengalami fertilisasi lebih dari satu spermatozoa. Suatu
molekul komplemen khusus di permukaan kepala spermatozoa kemudian
mengikat ZP3 glikoprotein di zona pelusida. Pengikatan ini memicu
akrosom melepaskan enzim yang membantu spermatozoa menembus zona
pelusida.
c. Nidasi atau Implantasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Umumnya nidasi terjadi pada depan atau belakang rahim
dekat fundus uteri. Terkadang pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan
akibat luka desidua yang disebut tanda Hartman. Pada hari keempat hasil
konsepsi mencapai stadium blastula disebut blastokista, suatu bentuk yang
di bagian luarnya adalah trofoblas dan di bagian dalamnya disebut massa
inner cell. Massa inner cell ini berkembang menssjadi janin dan trofoblas
akan berkembang menjadi plasenta. Sejak trofoblas terbentuk, produksi
hormone hCG dimulai, suatu hormon yang memastikan bahwa
endometrium akan menerima (reseptif) dalam proses implantasi embrio.
9

3. Tanda dan Gejala Kehamilan


a. Tanda Dugaan Kehamilan
Menurut Walyani (2017), tanda dugaan hamil adalah sebagai berikut:
1) Amenorea (terlambat datang bulan). Konsepsi dan nidasi
menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikel ovulasi. Dengan
mengetahui hari pertama haid terakhir dengan perhitungan rumus
Naegle, dapat ditentukan perkirakan persalinan.
2) Mual (nausea) dan Muntah (emesis). Pengaruh hormon estrogen dan
progesteron terjadi pengeluaran asam lambung, menimbulkan mual
muntah terutama pagi hari. Dalam batas yang fisiologis keadaan ini
dapat diatasi. Akibat mual dan muntah nafsu makan menjadi
berkurang.
3) Ngidam. Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu,
keinginan yang demikian disebut ngidam.
4) Payudara Membesar dan Tegang. Pengaruh hormon estrogen,
progesteron dan somatotropin menimbulkan deposit lemak, air dan
garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang. Ujung syaraf
tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.
5) Sering Miksi atau Kencing. Desakan rahim ke depan menyebabkan
kendung kemih cepat terasa penuh dan sering BAK. Pada trimester
kedua, gejala ini sudah menghilang.
6) Konstipasi atau Obstipasi. Pengaruh hormon progesteron dapat
menghambat peristaltik usus menyebabkan kesulitan untuk buang air
besar.
b. Tanda Pasti Hamil
Menurut (Mastiningsih, 2019) Tanda dan gejala kehamilan adalah sebagai
berikut :
1) Denyut jantung janin (DJJ)
Dapat didengar dengan stetoskop lenec pada minggu 17-18, pada
orang gemuk lebih lambat. Dengan stetoskop ultrasonik (doppler) bisa
lebih awal terdengar sekitar minggu ke-12.
10

2) Palpasi
Yang harus ditentukan adalah outline janin. Gerakan janin baru dapat
dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.
3) Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan, ada
gambaran embrio.
4) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (>16 minggu).

4. Perubahan Anatomi dan Fisiologi


Selama masa kehamilan hampir seluruh sistem organ akan mengalami
perubahan anatoomis dan juga fisiologis. Perubahan ini dimulai segera setelah
pembuahan dan kemudian berlanjut selama kehamilan berlangsung. Hal ini
menunjukkan jika terdapat respon terhadap rangsangan fisiologis yang
ditimbulkan oleh janin dan juga plasenta. (Andina & Yuni, 2019)
a. Sistem Reproduksi
1) Uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan
melindungi hasil konsespsi (janin, plasenta, amnion) sampai
persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk
bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali
seperti keadaan semula dalam beberapa minggu setelah persalinan.
Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70gr dan
kapasitas 10ml atau kurang. Selama kehamilan, uterus akan berubah
menjadi suatu organ yang mampu menampung janin, plasenta dan
cairan amniomn rata-rata pada akhir kehamilan volume totalnya
mencapai 5L bahkan dapat mencapai 20L dengan berat rata-rata 1100
gr (Mastiningsih, 2019)
11

Gambar 2.1
Perkembangan Tinggi Fundus Uteri Pada Kehamilan

Sumber: (Mastiningsih, 2019)


Tabel 2.1
Ukuran Tinggi Fundus Uteri Menurut Usia Kehamilan Melalui Perabaan
Usia kehamilan Tinggi fundus uteri
(minggu)
12 3 jari diatas sympisis
16 1/2 sympisis-pusat
20 3jari dibawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3jari diatas pusat
32 1/2 pusat-prosesus xipodeus (px)
36 3 jari dibawah prosesus xipodeus (px)
40 2 jari dibawah prosesus xipodeus (px)
Sumber : (Mastiningsih, 2019)
Table 2.2
Rumus Menentukan Taksiran Berat Janin

TBJ = (TFU menurut MC.Donald – N) x 155 gr

a) TBJ : Berat badan janin dalam gram


b) TFU : Tinggi Fundus Uteri
c) N 13 jika kepala belum masuk PAP
d) N 12 jika kepala di atas spina ischiadika
e) N 11 jika kepala berada dibawah spina ischiadika
2) Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan
kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan
terjadinya edema pada seluruh serviks, bersamaan dengan terjadinya
hipertrofi dan apilla pada kelenjar-kelenjar serviks.
12

Serviks manusia merupakan organ yang kompleks dan heterogen


yang mengalami perubahan yang luar biasa selama kehamilan dan
persalinan. Mulut rahim didominasi jaringan ikat fibrosa
(Mastiningsih, 2019)
3) Ovarium
Pada permulaan kehamilan didapat korpus luteumgraviditas
sampai terbentuknya plasenta pada kehamilan 16 minggu. Ditemukan
pada awal ovulasi hormon relaxing suatu immunoreaktif inhibin dalam
sirkulasi maternal. Relaxing mempunyai pengaruh menenangkan
hingga pertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm (Dartiwen,
2019)
4) Vagina dan Perineum
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan apilla terlihat
jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada
vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda
Chadwick. Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan hilangnya
sejumlah jaringa ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot polos.
Pada dinding vagina akan mengalami banyak perubahan yang
merupakan persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu
persalinan dengan meningkatnya ketebalan mukosa, mengendornya
jaringan ikat, dan hipertrofi sel otot polos. Perubahan ini
mengakibatkan bertambah panjangnya dinding vagina. Selain itu,
apilla mukosa juga mengalami hipertrofi dengan gambaran seperti
paku sepatu (Mastiningsih, 2019)
b. Payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya
menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah
ukurannya dan vena-vena di bawah kulit akan lebih terlihat. Puting
payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak.
Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna kekuningan disebut
kolostrum dapat keluar, tetapi air susu belum dapat di produksi karena
13

hormon prolaktin ditekan oleh prolactin inhibiting hormone. Ukuran


payudara sebelum kehamilan tidak mempunyai hubungan dengan
banyaknya air susu yang akan dihasilkan (Mastiningsih, 2019)
c. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya
sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh- pembuluh
darah yang membesar pula, mamae dan alat lain yang memang berfungsi
berlebihan dalam kehamilan. Volume plasma maternal mulai meningkat
pada saat usia kehamilan 10 minggu. Pada usia kehamilan 16 minggu,
mulai terjadi proses hemodilusi. Setelah 24 minggu tekanan darah sedikit
demi sedikit naik kembali sebelum aterm. Perubahan auskultasi
mengiringi perubahan ukuran dan posisi jantung. Peningkatan volume
darah dan curah jantung juga menimbulkan perubahan hasil auskultasi
yang umum terjadi selama masa hamil (Dartiwen, 2019)
d. Perubahan Sistem Urinaria
Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun ke PAP,
keluhan sering kencing akan timbul kembali karena kandung kemih mulai
tertekan. Di samping sering kencing, terdapat juga polyuria. Polyuria
disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada
kehamilan sehinggafiltrasi di folerulus juga menungkat sampai 69%.
Reabsorbsi di tubulus tidak berubah, sehingga lebih banyak dapat
dikeluarkan urea, asam urik, glukosa, asam amino, asam folik dalam
kehamilan (Dartiwen, 2019)
e. Perubahan Sistem Gastrointestinal
Lambung dan usus tergeser oleh uterus yang membesar seiring
dengan bertambahnya usia kehamilan.hormon yang mempengaruhi
lambung melakukan pengosongan dan waktu transit diusus halus menjadi
lebih lambat sehingga menyebabkan proses pencernaan makanan akan
lebih lama sehingga menyebabkan konstipasi pada ibu hamil.Peningkatan
kadar progesteron menurunkan tonus dari sfingter gastroesofagus
sehingga sekresi gastrin dari plasenta menyebabakan hipersekresi asam
14

lambung.faktor tersebut menempatkan wanita yang akan melahirkan pada


resiko tinggi terjadinya regurgitasi dan aspirasi pulmonal.penundaan
pengosongan lambung akan mengakibatkan nyeri pada saat persalinan dan
merupakan faktor predisposisi pada ibu hamil yang mengalami mual dan
muntah.(Wulandari et al., 2022)
f. Perubahan Sistem Metabolisme
Sistem metabolisme adalah istilah untuk menunjukkan perubahan
perubahan kimawi yang terjadi di dalam tubuh untuk pelaksanaan berbagai
fungsi vitalnya. Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh
mengalami perubahan yang mendasar, di mana kebutuhan nutrisi makin
tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberi asi. (Dartiwen dan
Nurhayati, 2019)
Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal
dari uterus dan isinya, payudara, serta peningkatan volume darah dan
cairan ekstraselular. Penambahan berat badan selama kehamilan rata-rata
12,5 kg. (Sutanto dan Fitriana, 2019)
Untuk menghitung berat badan yang tepat saat hamil, dapat
dihitung berdasarkan kategori berat badan ibu sebelum hamil
𝐁𝐞𝐫𝐚𝐭 𝐁𝐚𝐝𝐚𝐧 (𝐤𝐠)
(Body Mass Index/ BMI) sebagai berikut:BMI = 𝐭𝐢𝐧𝐠𝐠𝐢 𝐛𝐚𝐝𝐚𝐧𝟐 (𝐦)

Tabel 2.3
Penambahan Berat Badan sesuai BMI
Klasiifkasi Berat Penambahan Berat
BMI
Badan (BB) Badan
Berat badan kurang ≤18,50 12-15 kg
Berat badan normal 18,50-24,99 9-12 kg
Berat badan lebih 25,00-29,99 6-9 kg
Obesitas ≥30 ±6 kg
Sumber : (Sutanto dan Fitriana, 2019)
Pada trimester kedua dan ketiga, pada perempuan bergizi baik
dianjurkan menambah berat badan per minggu 0,4 kg, sementara pada
perempuan dengan zizi buruk 0,5 kg per minggu, dan perempuan bergizi
berlebih bertambah 0,3 kg per minggu. (Mastiningsih dan Agustina, 2019)
15

g. Perubahan Sistem Muskuloskeletal


Lordosis progresif merupakan gambaran karakteristik pada
kehamilan normal. Untuk mengkompensasi posisi anterior uterus yang
membesar, lordosis menggeser pusat gravitasi ke belakang pada tungkai
bawah. Mobilitas sendi sakroiliaka, sakro coksigeal dan sendi pubis
bertambah besar dan karena itu menyebabkan rasa tidak nyaman pada
punggung bagian bawah, khususnya pada akhir kehamilan.
Berat uterus dan isinya menyebabkan perubahan pada titik pusat
gaya tarik bumi dan garis bentuk tubuh. Lengkung tulang belakang akan
berubah bentuk untuk mengimbangi pembesaran abdomen dan menjelang
akhir kehamilan banyak wanita yang memperlihatkan postur tubuh yang
khas (lordosis). Demikian juga jaringan ikat pada persendian panggul akan
melunak dalam mempersiapkan persalinan. (Dartiwen, 2019)
h. Perubahan Sistem Pernafasan
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enak
(nause) sebagai akibat hormon estrogen yang meningkat dan peningkatan
kadar HCG dalam darah, tonus otot traktus digestivus menurun sehingga
motilitas juga berkurang yang merupakan akibat dari jumlah progesteron
yang besar dan menurunnya kadar motalin-suatu peptida hormonal yang
diketahui mempunyai efek perangsangan otot- otot polos. Makanan lebih
lama dalam lambung dan apa yang telah dicerna lebih lama berada dalam
usus. Hal ini baik untuk reabsorpsi akan tetapi menimbulkan obstipasi
yang memang merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil.
Dijumpai pada bulan-bulan pertama kehamilan gejala muntah (emisis),
yang biasanya terjadi pada pagi hari dikenal dengan morning sickness.
(Dartiwen, 2019)
i. Perubahan Sistem Endokrin
Korpus luteum dalam ovarium pada minggu pertama
menghasilkan estrogen dan progesteron yang memiliki fungsi untuk
mempertahankan pertumbuhan desidua dan mencegah pelepasan serta
pembebasan desidua tersebut. Sel-sel trofoblas menghasilkan HCG yang
16

akan mempertahankan korpus luteum sampai plasenta berkembang penuh


dan mengambil alih produksi estrogen dan progesteron.
Estrogen merupakan hormon yang mempengaruhi pertumbuhan
fetus, pertumbuhan payudara, retensi air dan natrium, perlepasan hormone
hipofise. Sementara itu, progesterone mempengaruhi tubuh ibu melaluiu
relaksasi oto polos, relaksasi jaringan ikat, kenaiakn suhu,, penegmbangan
duktus laktiferus dan alveoli, perubahan sekretorik pada payudara.
(Dartiwen dan Nurhayati, 2019)
j. Perubahan Sistem Integumen
Perubahan keseimbangan hormon dan peregangan mekanis
menyebabkan timbulnya beberapa perubahan dalam sistem integumen
selama kehamilan. Perubahan yang umum terjadi adalah peningkatan
ketehal kulit dan lemak sub dermal, hiperpigmentasi, pertumbuhan rambut
dan kuku, percepatan aktivitas kelenjar keringat dan kelenjar sebase
peningkatan sirkulasi dan aktivitas.
Akibat peningkatan kadar hormon estrogen dan progesterone kadar
MSH pun meningkat, terjadi perubahan deposit pigmen dan
hiperpigmentasi karena pengaruh MSH dan pengaruh kelenjar
suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livid atau
alba, areola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi (chloasma
gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang.
Pada multipara selain striae, kemerahan itu sering kali ditemukan
garis berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik dari striae
sebelumnya pada kebanyakan perempuan kulit di garis pertengahan perut
akan berubah menjadi hitam kecokelatan yang disebut dengan linea nigra.
Kadang-kadang muncul dalam ukuran yang variasi, pada wajah dan leher
yang disebut dengan cholasma atau melsma gravidarum. Selain itu, di
areola dan di genetalia juga akan terlihat pigmentasi yang berlebihan,
pigmentasi yang berlebihan biasanya akan hilang setelah persalinan.
(Dartiwen dan Nurhayati, 2019)
17

5. Perubahan Psikologis Trimester III


Pada masa kehamilan trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan
kelahiran dan persiapan menjadi orang tua. Seorang ibu dapat merasa takut
akan rasa sakit dan bahaya yang akan timbul pada waktu melahirkan serta
merasa khawatir akan keselamatannya. Disamping itu, ibu merasa sedih
karena akan terpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang
diterima selama hamil, terdapat perasaan sensitif.
Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-
waktu dan takut jika bayi dilahirkannya tidak normal. Rasa tidak nyaman
akibat kehamilan seperti merasa diri aneh dan jelek banyak dialami ibu pada
masa trimester akhir ini. (Sutanto dan Fitriana, 2019)

6. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Trimester III


Menurut (Matingsih, 2019) kebutuhan dasar ibu hamil yaitu sebagai
berikut :
a. Nutrisi
Nutrisi dan gizi yang baik pada masa kehamilan akan sangat
membantu ibu hamil dan janinnya melewati masa tersebut. Menu makan
yang diperlukan adalah pola makan yang sehat. Gizi ibu hamil wajib
dicukupi karena selain memenuhi kebutuhan untuk dirinya sendiri, ibu
hamil juga harus memenuhi kebutuhan bayi yang ada dalam
kandungannya.
b. Oksigen
Pada dasarnya ibu kebutuhan oksigen semua manusia sama yaitu :
Udara yang bersih, tidak kotor/ polusi udara, tidak bau. Pada prinsipnya
hindari ruangan / tempat yang dipenuhi polisi udara.
c. Personal Hygine
Personal Hygine adalah kebersihan yang dilakukan untuk diri
sendiri. Dimulai dari cara merawat gigi, cara berpakaian, mandi,
perawatan rambut, perawatan vagina, perawatan payudara, dan perawatan
kuku.
18

7. Ketidaknyamanan Selama Kehamilan Trimester III


Beberapa ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu hamil pada trimester III,
antara lain:
a. Edema
Edema dapat disebabkan oleh: Tekanan pada rahim di vena
panggul, Patologis (tanda-tanda eklampsia). Cara untuk mengatasinya
ialah dengan Istirahat , bila tidur, kaki ditinggikan atau diganjal dengan
bantal, menghindari untuk berdiri terlalu lama, lakukan senam, jika tidak
hilang; periksa tensi, urine, albumin (Dartiwen dan Nurhayati, 2019)
b. Sering BAK
Sering BAK dapat disebabkan karena adanya tekanan pada vesika
urinaria oleh pembesaran uterus pada trimester I dan Tekanan oleh karena
kepala janin sudah masuk PAP pada trimester III. Cara mengatasinya yaitu
minum yang cukup seperti biasa, namun kurangi minum pada malam hari,
latihan menguatkan otot pubis, konsultasi kedokter bila ada keluhan lain
(Dartiwen dan Nurhayati, 2019).
c. Dispnea/sesak napas
Sesak nafas pada trimester III dapat disebabkan karena ekspansi
diafragma terbatas karena pembesaran uterus. Cara mengatasinya yaitu
latihan napas melalui senam hamil, tidur dengan bantal yang tinggi/tidur
miring, kurangi pekerjaan yang memerlukan tenaga, gunakan bra yang
longgar (Dartiwen dan Nurhayati, 2019).
Menurut (Fitriani, 2019) Penatalaksanaan dalam masalah Dispnea/
sesak nafas adalah sebagai berikut:
1) Menganjurkan ibu hamil untuk berlatih bernafas secara normal
2) Memberikan penjelasan secara fisiologis kepada ibu hamil dengan apa
yang sedang terjadi sehingga menghindari kecemasan yang berlebihan
pada ibu.
3) Menganjurkan ibu mengatur posisi duduk, dan sikap tubuh saat berdiri
dengan baik caranya merntangkan tangan diatas kepala selanjutnya
ambil nafas yang panjang.
19

d. Insomnia
Insomnia merupakan gangguan tidur yang terjadi pada ibu hamil
karena adanya rasa kuatir yang tinggi atau ibu terlalu banyak pikiran
negative tentang kehamilannya. Terlalu bahagia juga dapat mempengaruhi
ganggua tidur ini. Sehingga diharapkan pada ibu menghindari rasa kuatir
yang tinggi. Pergerakan janin di dalam kandungan pada malam hari juga
dapat menyebabkan ibu susah tidur. terlalu gembira menyambut
kehamilan (Fitriani, 2019)
e. Sakit Pinggang
Sakit pinggang pada trimester III dapat disebabkan oleh adanya
perubahan sikap badan pada kehamilan lanjut, titik berat badan pindah ke
arah depan, di imbangi dengan lordosis yang berlebihan sehingga terjadi
spasmus otot pinggang, melonggarkan sendi dan panggul (pengaruh
hormon). Cara mengatasinya yaitu berikan analgetic, hindari sikap
hiperlordosis, jangan memakai sepatu atau sandal hak tinggi, selalu
berusaha mempertahankan postur yang baik, hindari sikap membungkuk,
tekuk lutut saat mengangkat barang. lakukan olahraga secara teratur,
senam hamil atau yoga (Dartiwen dan Nurhayati, 2019)

8. Tanda Bahaya Kehamilan


Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan
adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal, yang
apabila tidak dlaporkan atau tidak terdeteksi dapat menyebabkan kematian ibu
(Mastiningsih, 2019)
a. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan antepartum atau perdarahan pada pada kehamilan
lanjut adalah perdarahan pada trimester terakhir dalam kehamilan sampai
bayi dilahirkan. Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal
adalah merah, banyak dan kadang-kadang tapi tidak selalu, disertai dengan
rasa nyer.
1) Plasenta Previa
20

Adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutupi


sebagian/seluruh ostium uteri internum. Implantasi plasenta yang
normal adalah pada dinding depan, dinding belakang rahim atau di
daerah fundus uteri. Gejala-gejala yang ditunjukkan seperti gejala
yang terpenting adalah perdarahan tanpa nyeri, bisa terjadi secara tiba-
tiba dan kapan saja, bagian terendah anak sangat tinggi karena plasenta
terletak pada bagian bawah rahimsehingga bagian terendah tidak dapat
mendekati PAP dan ukuran panjang rahim berkurang maka pada
plasenta previa lebih sering disertai kelainan letak.
2) Solusio Plasenta
Adalah lepasnya plasenta sebelum waktunya. Secara normal
plasenta terlepas setelah anak lahir. Tanda dan gejalanya terjadinya
perdarahan namun terkadang darah tidak keluar, terkumpul di
belakang plasenta. (perdarahan tersembunyi/ perdarahan kedalam).
Perdarahan disertai nyeri, nyeri abdomen pada saat dipegang, palpasi
sulit dilakukan, fundus uteri makin lama makin naik dan denyut
jantung bayi biasanya tidak ada.
b. Sakit Kepala yang Berat
Sakit kepala sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal
dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah serius
adalah sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat.
Kadang- kadang dengan sakit kepala yang hebat ibu mungkin menemukan
bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang
hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre eklampsia.
c. Penglihatan Kabur
Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat
berubah dalam kehamilan. Tanda dan gejalanya adalah pandangan kabur
dan berbayang dan perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan
sakit kepala yang hebat dan mungkin menandakan pre eklampsia.
d. Bengkak di Wajah Dan Jari-Jari Tangan
Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul
21

pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat dan disertai dengan
keluhanfisik yang lain. Hal ini merupakan pertanda anemia, gagal jantung
atau pre eklampsia.
e. Keluar Cairan Pervaginam
Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina normalnya terjadi pada
trimester ketiga namun ketuban dinyatakan pecah dini (KPD) jika terjadi
sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat
terjadi pada kehamilan preterm (sebelum kehamilan 37 minggu) maupun
pada kehamilan aterm. Normalnya selaput ketuban pecah pada akhir kala
I atau awal kala persalinan, bisa juga belum pecah saat mengedan.
f. Gerakan Janin Tidak Terasa
Normalnya ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama bulan ke
5 atau ke 6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal.
Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Gerakan bayi akan lebih mudah
terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum
dengan baik.
g. Nyeri Abdomen yang Hebat
Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang
mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang
setelah beristirahat.

B. Anternatal Care
1. Asuhan Antenatal
ANC (Antenatal Care ) bersasal dari Bahasa Yunani yaitu ante = muka
dan natus= persalinan .(Sri Yunida, 2022) Asuhan kebidanan kehamilan
adalah suatu pelayanan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilan
atau sejak terjadinya konsepsi.ANC merupakan program terencana berpa
observasi ,edukasi dan penangananmedik pada ibu hamil yang bertujuan
menjaga agar selama masa kehamilan ibu tetap sehat dan mengusahakan
proses persalinan dan memantau kemungkianan adanya resiko-resiko
kehamilan ,merencanakan dan penatalaksanaan yang optimal terhadap
22

kehamilan resiko tinggi Anc sendiri bertujuan untuk menurunkan morbilitas


dan mortalitas ibu dan janin. (Kemenkes RI, 2022)

2. Tujuan Asuhan Antenatal


Tujuan dilakukannya ANC adalah untuk menurunkan angka
morbiditas dan mortalitas maternal serta perinatal pada ibu dan
janin.sedangkan untuk tujuan khusus dari ANC sendiri adalah:
a. kemajuan pada masa kehamilan dan untuk memastikan ibu dan janin
dalam keadaan sehat
b. Mengidentifikasi secara dini komplikasi dan dilakukan penatalaksanaan
secara diri pada ibu
c. Meningkatkan kesejahteraan pada ibu untuk mempertahankan Kesehatan
fisik,mental dan sosial ibu dan bayi
d. Membentuk hubungan kepercayaan ibu hamil dan bidan untuk
mempersiapkan keadaan fisik dan psikologis dalam menghadapi proses
persalinan
e. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan melahirkan dengan selamat
dan meminimalkan intervensi guna mengurangi trauma pada ibu dan bayi
f. ibu agar masa nifas berjalan normal dan dapat memberikan Asi Ekslusif.
(Sri Yunida, 2022)

3. Standar Pelayanan Antenatal


Pelayanan Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan Kesehatan
oleh tenaga Kesehatan terlatih untuk ibu selama masa kehamilan yang
dialksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang telah
ditetapkan dalam standar kebidanan.pelayanan antenatal terdiri dari 6
standar yaitu :
a. Identifiskasi ibu hamil bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi
dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan
memotivasi ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan teratur
b. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal bidan memberikan sedikatnya 6
23

kali pelayanan antenatal.pemeriksaan tersebut meliputi anamnesis dan


pemantauan ibu dan janin apakah perkembangannya berlangsung normal
c. Palpasi abdomen bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara
seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia
kehamilan,posisi,bagian terendah janin ,sudah masuk pintu atas panggul
atau belum dan mengidentifikasi kelainan serta melakukan rujukan tepat
waktu
d. Pengeololaan anemia pada kehamilan bidan melakukan Tindakan
pencegahan,penemuan,penanganan dan rujukan semua kasus anemia pada
kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
e. Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan bidan menemukan secara dini
setiap kenaikan tekanan darah pada ibu hamil dan mengambil tindakan
yang tepat atas kasus tersebut dan merujuk tepat waktu
f. Persiapan persalinan bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu dan
suami serta keluarga untuk mempersiapkan persalinan yang bersih dan
aman terencana dengan baik dan persiapan tranportasi serta biaya untuk
rujukan bila adanya komplikasi pada saat persalinan.

4. Kebijakan Pelayanan Asuhan Antenatal


Menurut (Kemenkes RI, 2022) Pelayanan ini dilakukan selama rentang
usia kehamilan ibu yang jenis pelayanannya dikelompokkan sesuai usia
kehamilan menjadi trimester pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga.
Namun saat ini pelayanan antenatal dikatakan berkualitas apabila telah
memenuhi pelayanan antenatal 10 T, yakni:
a. Timbang berat badan tinggi badan
Timbang BB dan pengukuran TB pertambahan BB yang normal pada
ibu hamil yaitu berdasarkan massa tubuh (BMI: Body Massa Index),
dimana metode ini menentukan pertambahan optimal selama masa
kehamilan, karena merupakan hal yang penting untuk mengetahui BMI
wanita hamil. Total pertambahan BB pada kehamilan yang normal adalah
11,5-16 kg Adapun TB menentukan tinggi panggul ibu, ukuran normal
24

yang baik untuk ibu hamil tidak < 145 cm.


b. Tekanan darah
Diukur setiap kali ibu datang atau berkunjung. Deteksi tekanan darah
yang cenderung naik diwaspadai adanya gejala hipertensi dan
preeklamsi. Hipertesi adalah tekanan darah sekurang-kurangnya 140
mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik. Apabila ditemukan tekanan
darah tinggi pada ibu hamil dilanjutkan dengan pemeriksaan protein
urine untuk menenukan diagnosis.
c. Ukur lingkar lengan atas (LILA)
Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) dilakukan saat kunjungan
awal kehamilan. Hal ini dilakukan sebagai skrining risiko kurang energi
kronis (KEK) yang menunjukkan ibu mengalami kekurangan gizi. KEK
terjadi apa bila LILA ibu kurang dari 23,5 cm. pengukuran LILA
dilakukan menggunakan pita ukur LILA dengan menekuk lengan
kemudian mengukur titik tengah antara pangkal bahu dan siku,
selanjutnya menentukan ukuran LILA dengan posisi lengan lurus.
d. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) dilakukan setiap kali
kunjungan. Hal ini dilakukan untuk menentukan pertumbuhan janin
dibandingkan dengan usia kehamilan. Pengukuran menggunakan pita
pengukur tidak elastis, letakkan titik nol pada tepi atas simpisis dan
rentangkan sampai fundus uteri (fundus tidak boleh ditekan). Upayakan
pita ukur dalam posisi terbalik untuk mengurangi bias pengukuran. Hasil
pengukuran TFU normal yakni sesuai dengan usia kehamilan dalam
minggu ±2 cm. apabila terjadi ketidak sesuaian TFU dan usia kehamilan,
bidan dapat berkolaborasi atau rujukan.
e. Pemberian imunisasi TT
Pemberian imunisasi TT untuk melindungi ibu dan bayi dari tetanus
neonatorum. Tetanus neonatorum dapat mengakibatkan kematian bayi
apabila proses persalinan di tempat yang tidak steril. Dengan pemberian
imunisasi TT, bayi mendapat kekebalan pasif yang didapat dari ibu. Efek
25

samping TT yaitu nyeri, kemerah-merahan dan bengkak untuk 1-2 hari


pada tempat penyuntikan.
f. Pemberian tablet tambah darah (Tablet Fe)
Pemberian tablet penambah darah ini berisi senyawa zat besi yang
setara dengan 60 mg zat besi atau 400 mcg asam folat. Hal ini dilakukan
untuk pencegahan dan pengobatan pada anemia selama kehamilan. Dosis
yang diberikan untuk pencegahan yakni 1 tablet sehari sampai minimal
90 tablet selama kehamilan. Sedangkan dosis untuk pengobatan 2 tablet
sehari sampai kadar Hb normal, kemudian dilanjutkan dosis
pemeliharaan. Pemberian tablet tambah darah dimulai sedini mungkin
dan dilanjutkan hingga masa nifas.
g. Menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
Presentasi janin adalah bagian terendah janin atau bagian janin yang
terdapat di bagian bawah uterus. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sejak
trimester 2. Apabila pada trimester 3 presentasi bukan kepala atau bagian
terbawah belum masuk PAP, kemungkinan terdapat kelaianan letak atau
panggul sempit, sehingga dilakukan pemeriksaan lanjutan.
Menghitung denyut jantung janin merupakan salah satu teknik untuk
mengetahui nilai kesejahteraan janin. Pemeriksaan dilakukan pada
daerah tempat terdengarnya DJJ paling keras (punctum maksimum),
biasanya pada punggung janin. Djj normal yakni berkisar antara 120-160
kali per menit.
h. Temu Wicara
a) Definisi Konseling
Konseling adalah bentuk wawancara untuk menoong orang lain
memperole pengertian yang lebih baik mengenai dirinya dalam
usahanya untuk memahami dan mengatasi permasalahan yang
sedang dihadapinya.
b) Prinsip-prinsip konseling
Ada 5 prinsip pendekatan kemanusiaan, yaitu:
• Keterbukaan
26

• Empati
• Dukungan
• Sikap dan respon positif
• Setingkat atau sama derajat
c) Tujuan konseling pada antenatal care
• Membantu ibu hamil memahami kehamilannya dan
sebagaiupaya preventif terhadap hal-hal yang tidak diinginkan.
• Membantu ibu hamil untuk menemukan kebutuhan asuhan
kehamilan, penolong persalinan yang bersihdan aman atau
tindakan klinik yang mungkin diperlukan.
• Pemeriksaan laboratorium dilakukan sesuai indikasi dapat
dilakukan dengan pemeriksaan protein urine, gula darah, HIV,
sifilis dan malaria.
i. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin meliputi pemeriksaan golongan
darah dan haemoglobin. Pemeriksaan golongan darah ditujukan untuk
menyiapkan pendonor darah yang sesuai dengan ibu saat persalinan jika
dibutuhkan. Pemeriksaan kadar haemoglobin dilakukan untuk
mengetahui status anemia pada ibu hamil sehingga dapat dilaksanakan
tindakan lanjutan.
Pemeriksaan laboratorium dilakukan sesuai indikasi dapat dilakukan
dengan pemeriksaan protein urine, gula darah, HIV, sifilis dan malaria.
j. Tata Laksana Kasus
Setelah seluruh pengkajian dan pemeriksaan dilakukan, dapat
ditegakkannya diagnosis. Apabila ditemukan kelainan dalam hasil
pemeriksaan, laksanakan proses penanganan kasus sesuai standar dan
kewenangan bidan.
5. Pemeriksaan Pengukuran Panggul
Menurut Kemenkes RI (2020) pengukuran panggul luar terdiri dari:
6. Distansia spinarum : diameter antara dua spina iliaka anterior superior kanan
dan kiri : 24 – 26 cm.
27

7. Distansia Kristarum : diameter terbesar kedua crista iliaka kanan dan kiri : 28
– 30 cm.
8. Distansia boudeloque atau konjugata eksterna: diameter diantara lumbal ke-5
dengan tepi atas symfisis pubis : 18 – 20 cm.
9. Ketiga distansia ini diukur dengan jangka panggul.
10. Lingkar panggul: jarak antara tepi atas symfisis pubis ke pertengahan antara
trokhanter dan spina iliaka anterior superior kemudian ke lumbal ke-5
kembali ke sisi sebelahnya sanpai kembali ke tepi atas symfisis pubis. Diukur
dengan metlin, berukuran normal: 80 – 90 cm.

C. Hypno Prenatal Kehamilan


1. Pengertian Hypnoprental
Hypnoprenatal adalah pemrograman pikiran bawah sadar klien sebagai
upaya kesiapan mental untuk persiapan persalinan agar mendapatkan rasa
aman dan nyaman. Hypnosis bertujuan untuk memanajemen stres membantu
menurunkan angka kesakitan ibu. Penggunaan bahasa hipnosis dalam
kebidanan dapat menurunkan emosi takut pada seorang ibu (Susilowati, 2021)
2. Manfaat Hypnoprenatal
Manfaat Hipnosis dalam Kehamilan Manfaat hipnosis menurut
(Susilowati, 2021) diantaranya adalah
a. Mengurangi rasa mual, muntah, dan pusing di ttrimester pertama
b. Meminimalisasi trauma secara fisik dan jiwa untuk ibu dan janin
c. Mengatasi rasa tidak nyaman selama hamil dan rasa sakit saat melahirkan
tanpa efek samping terhadap janin.
d. Membantu janin terlepas dari kondisi lilitan tali pusat, bahkan bisa
memperbaiki janin yang letaknya sungsung menjadi normal (letak belakang
kepala)
e. Membuat kondisi ibu hamil menjadi tenang dan damai selama
kehamilannya.kondisi ini akan dirasakan juga oleh janin.
3. Indikasi Hipnoprenatal
Semua ibu hamil baik normal maupun yang bermasalah dapat menerima
28

pelayanan hipnoterapis, namun perlu memperhatikan keamanan dan


kenyamanan ibu hamil. Oleh karena itu, bagi ibu hamil bermasalah harus
dilakukan sesi hipnoterapis secara terpisah. Waktu terbaik dilakukan hipnosis
pada ibu hamil adalah ketika menjelang persalinan, namun apabila ibu hamil
menghendaki mengikuti sesi hipnosis sejak awal kehamilan tetap
diperbolehkan Apabila hipnosis dilakukan secara berkelompok maka
sebaiknya ibu hamil dikelompokkan berdasarkan usia kehamilan, sehingga
mempermudah dalam memberikan sugesti dan afirmasi bagi ibu hamil.
(Susilowati, 2021)
4. Langkah-langkah Hopnoprenatal
Menurut (Susilowati, 2021) Langkah-langkah dalam Hipnoprenatal adalah
sebagai berikut:
a. Pre induction talk (anamnesa) mengumpulkan data tentang klien meliputi
data kesehatan dan data penunjang lainnya. Dalam langkah ini dilakukan
saat klien baru datang. sekaligus untuk pemeriksaan tanda-tanda vital, djj
dan palpasi leupold Dalam pre induction talk perlu dilakukan hipnotik
training memberikan penjelasan secara detail tentang terapi yang akan
dilakukan sekaligus untuk penandatangan inform consent .
b. Posisi klien duduk bersila diatas matras atau posisi setengah duduk di sofa,
mulai dilakukan ses sugestibilitas
c. Lakukan pemusatan pikiran klien melalui komunikasi dengan janin
d. Persilahkan ibu hamil untuk tidur miring diatas matras atau di sofa, mulai
lakukan rileksasi Indones minta klien menarik nafas dalam untuk
mempertahankan klien tetap dalam gelombang otak theta dengan
pernafasan dan imaginasi terbimbing sebagai tehnik induk
e. Deepening dilakukan dengan hitungan 1-5 dan tempat yang disukai
f. Deph level test cukup dengan memperhatikan raut muka dan pola nafas dari
klien, sesekali
g. Sugesti yang dilakukan sesuai dengan keluhan dan umur kehamilan klien
h. Termination dengan hitungan 1-10.
i. Post hipnotik tes
29

j. Minta klien bangun dari posisi tidur secara perlahan, lakukan peregangan
minum untuk klien. Ajarkan klien cara rileksasi di rumah, yaitu dengan
pernafasan disukat. Waktu terbaik adalah ketika menjelang tidur.
k. Ajarkun klien untuk mengulang anchor dan afirmasi
l. Atasi keluhan jika ada
m. Evaluasi dan jadwalkan untuk pertemuan berikutnya.

D. Konsep Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses fisiologis pengeluaran janin, plasenta, dan ketuban
melalui jalan lahir. Kala satu persalinan berlangsung sejak awal kontraksi uterus
secara teratur sampai dilatasi serviks secara lengkap.
Dasar asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama
persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan komplikasi terutama
perdarahan pasca persalinan, hiportermia dan asfiksia bayi baru lahir
(Saifuddin,2016).

2. Tanda-Tanda Persalinan
Tanda-tanda persalinan inpartu adalah sebagai berikut:
a. Terjadinya His Persalinan
His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks
membuka dan mendorong janin ke bawah. Pada presentasi kepala, bila his
sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk ke dalam rongga
panggul. His yang sempurna bila terdapat, kontraksi yang simetris, kontraksi
paling kuat atau adanya dominasi di fundus uteri dan sesudah itu terjadi
relaksasi (Saifuddin,2016).
Tiap his dimulai sebagai gelombang dari salah satu sudut dimana tuba
masuk ke dalam dinding uterus yang disebut sebagai pace maker tempat
gelombang his berasal. Gelombang bergerak ke dalam dan ke bawah dengan
kecepatan 2 cm tiap detik sampai ke seluruh uterus. His menyebabkan
30

pembukaan dan penipisan di samping tekanan air ketuban pada permulaan kala
I dan selanjutnya oleh kepala janin yang makin masuk ke rongga panggul dan
sebagai benda kasar yang mengadakan tekanan kepada serviks hingga
pembukaan menjadi lengkap (Saifuddin,2016).
Pada kala II ibu menambah kekuatan uterus yang sudah optimum itu
dengan adanya peningkatan tekanan intraabdomen akibat ibu melakukan
kontraksi diafragma dan oto-otot dinding abdomen yang akan lebih efisien jika
badan ibu dalam keadaan fleksi dan glotis tertutup. Dagu ibu di dadanya, badan
dalam fleksi dan kedua tangan menarik pahanya dekat pada lutut. Dengan
demikian, kepala/bokong janin didorong membuka diafragma, pelvis dan
vulva, setelah anak lahir kekuatan his tetap ada untuk pelepasan dan
pengeluaran uri. Pada kala III berlangsung 2 sampai 6 menit. Sesudah 24 jam
psacapersalinan intensitas dan frekuensi his menurun (Saifuddin,2016).
b. Keluar lendir bercampur darah pervaginam (show)
Pengeluaran mucus tercampur darah yang dikeluarkan pervagina dikenal
sebagai operkulum, menutupi saluran serviks. Pengeluaran sumbat mukoid ini
merupakan tanda awal aktivitas uteri, tetapi tidak selalu mengindikasikan awal
persalinan.
Lendir berasal dari pembukaan yang menyebabkan lepasnya lendir berasal
dari kanalis servikalis. Sedangkan pengeluaran darah disebabkan robeknya
pembuluh darah waktu serviks membuka (Marmi,2016).
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengansendirinya
Sebagian ibu hamil mengeluarkan air ketuban akibat pecahnya selaput
ketuban. Jika ketuban sudah pecah, maka ditargetkan persalinan dapat
berlangsung dalam 24 jam. Namun apabila tidak tercapai, maka
persalinanharus diakhiri dengan tindakan tertentu, misalnya ekstraksi vakum
atau section caesaria (Marmi, 2016).
d. Dilatasi daneffacement
Dilatasi adalah terbukanya kanalis servikalis secara berangsur-angsur akibat
pengaruh his. Effacement adalah pendataran atau pemendekan kanalis
servikalis yang semula panjang 1 -2 cm menjadi hilang sama sekali sehingga
31

tinggal hanya ostium yang tipis seperti kertas (Marmi, 2016).

3. Penyebab Mulainya Persalinan


a. Menurunnya kadarProgesteron
Menurut Mutmainnah (2017) sebab-sebab mulainya persalinan:
1) Teori penurunan kadar Hormon Progesteron menimbulkan relaksasi otot-
otot rahim, sebaliknya estrogen meningkat kontraksi otot rahim. Selama
kehamilan, terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di
dalam darah tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun
sehingga timbul his.
2) Teori Oksitosin menjelang persalinan terjadi peningkatan reseptor okstosin
dalam otot rahim sehingga mudah terangsang saat disuntikkan oksitosin dan
menimbulkankontraksi.
3) Teori Prostaglandin menjelaskan kadar prostaglandin dalam kehamilan dari
minggu ke-15 hingga aterm terutama saat persalinan yang menyebabkan
kontraksi miometrium. Kadar prostaglandin cenderung meningkat ini terjadi
mulai kehamilan usia 15 minggu hingga aterm terutama pada saat
partusberlangsung.
4) Teori Plasenta menjadi tua seiring bertambahnya usia kehamilan
menyebabkan kadar estrogen dan progesteron turun. Hal inni
mengakibatkan kejang pada pembuluh darah sehingga akan menimbulkan
kontraksi.
5) Peregangan otot-otot dengan majunya kehamilan, maka makin tereganglah
otot-otot rahim sehingga timbullah kontraksi untuk mengeluarkanjanin.
6) Pengaruh Janin yaitu hipofise dan kadar suprarenal janin memegang
peranan dalam terjadinya persalinan pada janin anancepalus kehamilan lebih
lama dari biasanya.
32

4. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan


Menurut Manuaba (2015) proses persalinan normal ditentukan oleh tiga faktor
utama,yaitu:
a. Power
Power adalah kekuatan his yang adekuat dan tambahan kekuatan
mengejan. Inisiasi his dipicu oleh oksitosin yang dikeluarkan semakin lama
semakin meningkat jumlahnya sejak usia kehamilan 20-23 minggu.
Keregangan uterus yang bersifat elastis menyebabkan makin meningkatnya
jumlah reseptor oksitosin (dominan pada fundus uteri dan korpus uteri),
bertambahnya jumlah “gap junction” untuk melakukan koordinasi his sehingga
tercapai kekuatan untuk pembukaan serviksuteri.
Peningkatan jumlah reseptor oksitosin dan gap junction yang dipicu oleh
estrogen yang semakin meningkat, sedangkan progesteron makin menurun
jumlahnya seiring dengan penuaan plasenta, memberikan peluang semakin
besar terhadap rangsangan oksitosin yang dikeluarkan secara pulsatif. Pada
akhirnya, saat janin aterm, pembesaran uterus menjadi maksimal dengan
demikian juga pembentukan reseptor oksitosin dan gap junction mencapai
maksimal sehingga Braxton Hicks menjadi his persalinan.
Sifat kontraksi uterus adalah retraksi artinya otot tidak akan kembali pada
panjang semula, tetapi bertambah pendek, sehingga dapat mendorong janin
menuju jalan lahir secara pasif mulai dari isthmus, serviks dan selanjutnya
vagina.
Kontraksi/his yang semakin kuat menimbulkan peningkatan tekanan
hidrostatik cairan amnion sehingga berperan dalam upaya meningkatkan
perlunakan dan pembukaan serviks, sebagai jalan lahir pasif.
b. Passage ( Panggul Ibu)
Jalan lahir terdiri dari tulang pelvis dan otot pelvis. Jalan lahir tulang oleh
Coldwell – Malloy ditetapkan berdasarkan bentuk seperti dapat dilihat dalam
tabel sebagai berikut:
33

Tabel 2.4
Jenis-jenis Panggul

Bentuk Keterangan
Ginekoid (Normal) a. Bentuk agakbulat
b. Sudut subpubis yanglebar
c. Dinding samping hampirsejajar
d. Spina iskhiadika yanglebar
e. Ruang sakroskiatik yangluas
Android pelvis a. Bentuk sepertijantung
b. Sudut subpubis yangsempit
c. Jarak spina iskhiadikayang
pendek/menonjol
d. Ruang sakroskiatik yangsempit
Anthropoid pelvis a. Diameter konyugata yangpanjang
b. Sudut subpubis yangsempit
c. Ruang sakroskiatik yangluas
Platipoloid pelvis a. Diameter konyugata yangsempit
b. Diameter transversalis yangpanjang
c. Sudut subpubis yanglebar

Gambar 2.2
Panggul

Sumber: Manuaba,2015

Menurut Manuaba (2015) Passanger terdiri dari sebagai berikut:


1) Janin
Bagian yang paling penting dari janin adalah kepala janin.Aatomi kepala
janin adalah sebagai berikut:
a) Sinciput terdiridari
(1) Osmandibularis
(2) Osfasialis
(3) Os frontalis kanan dankiri
34

b) Oksiput terdiri dari osoksipitalis


c) Os parietalis kanan dankiri
d) Os temporalis kanan dankiri
2) Plasenta
Plasenta adalah produk kehamilan yang akan lahir mengiringi kelahiran
janin. Letak plasenta yang normal pada korpus uteri bagian depan atau
bagian belakang agak kearah fundus uteri.Plasenta berbentuk bundar,
ukurannya sekitar 15cm x 20cm. Tebalnya kurang lebih 2,5 – 3 cm.
Plasenta memiliki berat kurang lebih antara 500-600 gram, sedangkan tali
pusatnya mempunyai panjang rata – rata 25 – 60cm.
3) Selaputketuban
Selaput amnion merupakan jaringan avascular yang lentur tetapi kuat.
Bagian dalam selaput yang berhubungan dengan cairan merupakan
jaringan sel kuboid yang asalnya ectoderm. Selaput amnion juga melliputi
tali pusat. Sebagian cairan akan bersala dari difusi pada tali pusat. Volume
cairan amnion pada kehamilan aterm rata-rata 800 ml, cairan amnion
mempunyai pH 7.2

5. Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan normal menurut Saifuddin (2016) adalah sebagaiberikut:
a. Penurunan
Masuknya kepala melintasi pintu atas panggul dapat dalam keadaan
sinklitismus, ialah bila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang
pintu atas panggul. Dapat pula kepala masuk dalam keadaan asinklitismus,
yaitu arah sumbu kepala janin miring dengan bidang pintu atas panggul.
Asinklitismus anterior apabila arah sumbu kepala membuat sudut lancip ke
depan dengan pintu atas panggul. Dapat pula asinklitismus posterior adalah
arah sumbu kepala membuat sudut lancip ke belakang dengan pintu atas
panggul.
35

Gambar 2. 3
Masuknya kepala janin ke PAP

Saifuddin,2016
b. Fleksi
Akibat sumbu kepala janin yang eksentrik atau tidak simetris dengan
sumbu lebih mendekati suboksiput, maka tahanan oleh jaringan di bawahnya
terhadap kepala yang akan menurun, menyebabkan kepala fleksi di dalam
rongga panggul. Dengan fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan
ukuran yang paling kecil, yakni dengan diameter suboksipitobregmatikus (9,5
cm) dan dengan sirkumferensia suboksipitobregmatikus (32 cm) sampai di
dasar panggul kepala janin berada di dalam keadaan fleksimaksimal. Fleksi
yaitu posisi dagu bayi menempel dada dan ubun-ubun kecil rendah dari ubun-
ubun besar kepala memasuki ruang panggul dengan ukuran palingkecil.
c. Putaran Paksi Dalam
Kepala yang turun menemui diapragma pelvis yang berjalan dari belakang
atas ke bawah depan. Akibat kombinasi elastisitas diapragma pelvis dan
tekanan intrauterin oleh his yang berulang-ulang mengadakan rotasi. Di dalam
hal mengadakan rotasi ubun-ubun kecil akan berputar kearah depan, sehingga
di dasar panggul ubun-ubun kecil di bawah simfisis dan dengan suboksiput
36

sebagai hipomoklion.
Gambar 2. 4
Putaran Paksi Dalam

Sumber : Saifuddin,2016
d. Deflekasi
Kepala mengadakan gerakan deflekasi untuk dapat dilahirkan. Pada tiap
his vulva lebih membuka dan kepala janin makin tampak. Perineum menjadi
makin lebar dan tipis, anus membuka dinding rektum. Dengan kekuatan his
bersama dengan kekuatan mengejan, berturut-turut tampak bregma, dahi, muka
dan akhirnya dagu.
e. Putaran Paksi Luar
Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi, yang disebut
putaran paksi luar. Putaran paksi luar ialah gerakan kembali ke posisi sebelum
putaran paksi dalam terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan
punggung anak.
Gambar 2. 5
Gerakan janin pada defleksi dan putaran paksi luar

Sumber : Saifuddin,2016
37

f. Ekspulsi
Setelah putarak paksi luar, bahu melintasi pintu atas panggul dalam
keadaan miring. Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan
bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga di dasar panggul, apabila kepala
telah dilahirkan bahu akan berada dalam posisi depan belakang. Selanjutnya
dilahirkan bahu depan terlebih dahulu, baru kemudian bahu belakang.
Demikian pula dilahirkan trokanter depan terlebih dahulu baru kemudian
trokanter belakang. Kemudian bayi lahir seluruhnya.
Gambar 2.6
Proses Penurunan Kepala janin

Sumber: Manuaba,2015

6. Langkah-langkah Asuhan Persalinan Normal


Menurut (Prawirohardjo,2016) 60 langkah APN adalah sebagai berikut:
a. Melihat Tanda dan Gejala Kala Dua
1. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua
a) Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
b) Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan/atau vaginanya.
Perineum menonjol.
c) Vulva-vagina dan sfingter anal membuka.
b. Menyiapkan Pertolongan Persalinan
2. Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat-obatan esensial siap digunakan.
Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik steril sekali
pakai di dalam partus set.
3. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.
38

4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku, mencuci kedua


tangandengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan
handuk satu kali pakai/pribadi yang bersih.
5. Memakai satu sarung dengan DTT atau steril untuk semua pemeriksaan dalam.
6. Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan memakai sarung tangan
disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkan kembali di partus set/wadah
disinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa mengontaminasi tabung suntik).
c. Pembukaan Lengkap dengan Janin Baik
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke
belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air disinfeksi
tingkat tinggi. Jika mulut vagina, perineum, atau anus terkontaminasi oleh kotoran
ibu, membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka dari depan ke
belakang, Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah yang
benar. Menggan sarung tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua saning
tangan tersebut deng benar di dalam larutan dekontaminasi)
8. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap. Bila selaput ketuban belum
pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi.
9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang
masihmemakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 % dan kemudian
me lepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya di dalam larutan klorin
05 % selama 10 menit. Mencuci kedua tangan (seperti di atas).
10. Memeriksa Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk me mastikan
bahwa DJI dalam batas normal (100-180 kali/menit).
a) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
b) Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ, dan semua hasil-
hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf.
d. Menyiapkan Ibu dan Keluarga untuk Membantu Proses Pimpinan Meneran
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik. Membantu
ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai dengan keinginannya.
a) Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran. Melanjutkan
39

peman- tauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman
persalinan. aktif dan mendokumentasikan temuan-temuan.
b) Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat mendukung dan
memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran. (Pada saat
ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman)
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk
meneran
a) Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan untuk meneran
b) Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran pilihannya
(tidak Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai dengan meminta
ibu berbaring terlentang).
c) Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.
d) Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu.
e) Menganjurkan asupan cairan per oral.
f) Menilai DJJ setiap lima menit.
g) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera dalam waktu
120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60 menit (1 jam) untuk ibu
multipara, merujuk segera. Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran
h) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi yang ama
Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit, anjurkan ibu untuk mulai meneran
pada puncak kontraksi-kontraksi tersebut dan beristirahat di antara kontraksi.
i) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera setalah 60
menit meneran, merujuk ibu dengan segera.
e. Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, letakkan handuk
bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi
15. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.
16. Membuka partus set.
17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
40

f. Menolong Kelahiran Bayi


Lahirnya Kepala
18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum
dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang lain di kepala bayi
dan lakukan tekanan lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan
yang kepala keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-
lahan atau bernapas cepat saat kepala lahir.
19. Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan kain atau kasa yang
bersih.
20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi,
dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi:
a) Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas
kepala bayi.
b) Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua tempat dan
memotongnya
21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
g. Labir Babu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di masing-
masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi
berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan ke arah luar hingga
bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik
ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior.
23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang
berada di bagian bawah ke arah perineum, membiarkan bahu dan lengan posterior
lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran tiku dan tangan bayi saat
melewati peri- neum, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi
saat dilahirkan.Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan
siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir.
24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior)
dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat punggung kaki lahir.
Me- megang kedua mata kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.
41

h. Penanganan Bayi Baru Lahir


25. Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian meletakkan bayi di atas
perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali
pusat terlalu pendek, meletakkan bayi di tempat yang memungkinkan). Bila hayi
menga lami asfiksia, lakukan ( Resusitasi Neonatus)
26. Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan biarkan kontak
kulit ibu dan bayi. Lakukan penyuntikan oksitosin/i.m. (lihat keterangan di
bawah).
27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan
urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan memasang klem kedua 2
cm dari klem pertama (ke arah ibu).
28. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan
memotong tali pusat di antara dua klem tersebut.
29. Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan
kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian kepala, membiarkan
tali pusat terbuka. Jika bayi mengalami kesulitan bernapas, ambil tindakan yang
sesuai.
30. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya
dan memulai pemberian ASI jika ibu menghendakinya.
i. Oksitosin
31. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk
menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.
32. Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.
33. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan oksitosin 10 unit
I.M. di gluteus atau atas paha kanan ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya
terlebih dahulu.
j. Penegangan Tali Pusat Terkendali
34. Memindahkan klem pada tali pusat.
35. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas tulang
pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan
menstabilkan uten. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
42

36. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan ke arah


bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah
pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakang
(dorso kranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio
uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30- 40 detik, hentikan penegangan tali pusat
dan menunggu hingga kontraksi berikut mulai.
a) Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota keluarga
untuk melakukan rangsangan puting susu.
k. Mengeluarkan Plasenta
37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat
ke arah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurva jalan lahir sambil
meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus.
a) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-
10 cm dari vulva.
b) Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15
menit:
(1) Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit I.M.
(2) Menilai kandung kemih dan dilakukan kateterisasi kandung kemih
dengan menggunakan teknik aseptik jika perlu.
(3) Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
(4) Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya.
(5) Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak
kelahiran bayi.
38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan
menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan
hati-hati memutar plasenta hingga selaput keruban terpilin. Dengan lembut
perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.
a) Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi
atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama.
Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau forseps disinfeksi tingkat tinggi
atau steril untuk melepaskan bagian selaput yang tertinggal
43

l. Pemijatan Uterus
39. Segera setelali plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus,
meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan
melingkar dengan lembut hingga uterut berkontralisi (fundus menjadi keras).
m. Menilai Perdarahan
40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan
selaput kebun untuk memastikan bahwa plasenta dan selaput ketuban lengkap dan
uruh. Meletakkan plasco di dalam kantung plastik arau tempat khusus.
a) Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selama 15 detik
mengambil tindakan yang sesuai.
41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit
laserasi yang mengalami perdarahan aktif.
n. Melakukan Pasca persalinan
42. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.
43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5%; membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan tersebut dengan air
disinfeksi tingkat tinggi dan mengeringkannya dengan kain yang bersih dan
kering.
44. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau mengikatkan
tali disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm
dari pusat.
45. Mengikat satu lagi simpul mati di bagian pusat yang berseberangan dengan simpul
mati yang pertama.
46. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan klorin 0,5 %.
47. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya. Memastikan handuk
atau kainnya bersih atau kering.
48. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.
49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam:
a) 2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan.
b) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan.
c) Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan. Jika uterus tidak
44

berkontraksi dengan baik, laksanakan perawatan yang sesuai untuk


d) menatalaksana atonia uteri. Jika ditemukan laserasi yang memerlukan
penjahitan, lakukan penjahitan dengan
e) anestesia lokal dan menggunakan teknik yang sesuai.
50. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase uterus dan
memeriksa kontraksi uterus.
51. Mengevaluasi kehilangan darah.
52. Memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
selama satu jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menis selama jam kedua
pasca- persalinan.
a) Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama
pasca persalinan.
b) Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
o. Kebersihan dan Keamanan
53. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5 % untuk dekontaminasi
(10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah dekontaminasi.
54. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang
sesuai.
55. Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi.
Membersihkan cairan ketuban, lendir, dan darah.
56. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering. Memastikan bahwa ibu
nyaman. Membantu ibu memberikan ASİ. Menganjurkan keluarga untuk
memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkan. 57. Mendekontaminasi
daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan klorin 0.5% dan
membilas dengan air bersih.
58. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 %, membalikkan
bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5 % selama 10
menit.
59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
60. Melengkapi partograph
45

7. Partograf
Menurut Prawirohardjo (2016), Patograf adalah alat bantu yang
digunakan selama perslinan. Patograf dipakai untuk mencatat hasil observasi dan
kemajuan persalinan serta mendektesi apakah proses persalinan berjalan secara
normal. Halaman depan partograf untuk mencantumkan bahwa observasi yang
dimulai pada fase aktif persalinan dan menyediakan lajur kolom untuk mencatat
hasil pemeriksaan selam fase aktif persalinan, termasuk :
a. Informasi tentang ibu:
1) Nama, umur
2) Gravida, para, abortus (keguguran)
3) Nomor catatan medik/puskesmas
4) Tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika dirumah tanggal dan
5) waktu penolonganpersalinan mulai merawat ibu
b. Waktu pecahnya selaput ketuban
c. Kondisi janin
1) DJJ (denyut jantung janin)
2) Warna dan adanya air ketuban
3) Penyusupan (molase) kepala janin
d. Kemajuan persalinan
1) Pembukaan serviks
2) Penurunan bagian terbawah janin atau presentasi janin
3) Garis waspada atau garis bertindak
e. Jam dan waktu
1) Waktu mulainya fase aktif persalinan
2) Waktu aktual saat pemeriksaan
f. Kontraksi uterus
1) Frekuensi dan lamanya
g. Obat-obatan dan cairan yang diberikan
1) Oksitosin
h. Kondisi ibu
1) Nadi, tekanan darah dan temperature tubuh
46

2) Urine (volume, aseton, atau protein)


i. Asuhan pengamatan, dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam
kolom tersedia di didi fartograf atau dicatatan kemajuan persalinan).
Menurut Prawirohardjo (2016), petugas harus mencatat kondisi dan
janin sebagai berikut:
1) Denyut jantung janin, catat setiap 30 menit, dengan memberi tanda
titk pada garis yang sesuai dengan angka yang menunjukkan DJJ.
2) Air ketuban, catat warna air ketuban setiap melakukan pemeriksaan
dalam. Gunakan lambing berikut :
U :selaput utuh
J : selaput pecah, air ketuban jernih
M: air ketuban bercampur mekoneum
D : air ketuban bercampur darah, dan
K : tidak ada cairan ketuban atau kering
3) Penyusupan tulang kepala janin (molding atau molase) Setiap kali
melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan kepala janin. Gunakan
lambing-lambang berikut :
0 : sutura terpisah
1 : sutura hanya saling bersentuhan
2 : sutura tumpang tindih tetapi masih dapat dipisahkan
3 : sutura tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan.
4) Pembukaan mulut rahim dinilai setiap 4 jam dan diberi tanda (x).
5) Penurunan
Penurunan kepala janin diukur secara palpasi bimanual. Penurunan kepala
janin diukur seberapa jauh dari tepi simfisis pubis, catat dengan tanda
lingkaran (o) pada setiap pemeriksaan dalam. Berikut table penurunan
kepala janin menrut sistem persalinan :
47

Tabel 2.5
Penurunan Kepala Janin Menurut Sistem Persalinan

Sumber : Prawirohardjo, 2016.


6) Waktu, menyatakan berapa jam waktu yang telah dijalani sesudah pasien
diterima.
7) Kontraksi, catat setiap setengah jam. Lakukan palpasi untuk menghitung
banyaknya kontraksi dalam 10 menit dan lamanya 42 tiap-tiap kontraksi dalam
hitungan detik seperti kurang dari 20 detik, antar 20-40 detik, dan lebih dari
40 detik.
8) Oksitosin, jika memakai oksitosin catatlah banyaknya oksitosin
9) Obat yang diberikan, jika ada, catat semua obat yang lain yang diberikan,
jika tidak ada tidak usah dicatat.
10) Nadi, catat setiap 30-60 menit dan tandai dengan sebuah titik besar (•).
11) Tekanan darah, catatlah setiap 4 jam dan tandai dengan anak panah (↨).
12) Suhu badan, catatlah setiap 2 jam.
13) Volume urin, catatlah setiap kali ibu berkemih.
Lembar belakang fartograf di isi setelah seluruh proses persalinan selesai.
Catatan persalinan berupa data dasar, kala I, kala II, kala III, bayi baru
lahir, dan kala IV harus dideduaikan dengan asuhan persalinan yang telah
dilaksanakan.
48

Gambae 2.7
Partograf

Sumber : Prawirohardjo, 2016

8. Tahapan Persalinan
a. Kala I
KalaI adalah kala pembukaan yang berlangsung anatara pembukaan nol sampai
menjadi pembukaan lengkap (Manuaba, 2016).
Menurut Mochtar (2016), kala pembukaan di bagi atas 2 fase yaitu:
1) Fase laten:pembukaan serviks yang berlangsung lambat sampai pembukaan
3 cm, lamanya 7-8 jam.
2) Fase aktif: berlangsung selama 6 jam dan dibagiatas 3 subfase.
a) Fase Akselerasi
Berlangsung dalam waktu 2 jam pembukaan 3-4 cm.
b) Fase Dilatasi Maksimal
Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 – 9cm.
c) Fase Dilatasi
Pembukaan menjadi lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan berubah
menjadi pembukaan lengkap (10 cm).Di dalam fase ini, frekuensi dan
lama kontraksi uterusakan meningkat secara bertahap, biasanya terjadi
tiga kaliatau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama40
49

detik atau lebih. Biasanya untuk bukaan 4 cm hinggalengkap akan


terjadi kecepatan rata-rata yaitu 1 cm per jamuntuk primigravida dan
2 cm per jam untuk multigravida.
b. Kala II
Menurut Manuaba (2015), kala II atau disebut juga kala pengusiran
gejala utama kala II adalah sebagai berikut :
1) His semakin kuat, dengan interval 2-3 menit, dengan durasi 50 sampai
100 detik.
2) Menjelang akhir kala I, ketuban pecah dan ditandai keluar cairan secara
mendadak. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti
keinginan mengejan, karena tertekannya pleksus franken hauser.
3) Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi
sehingga terjadi kepala membuka pintu, suboksiput bertindak sebagai
hipomoglion berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung, muka
dan kepala seluruhnya.
4) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu
penyesuaian kepala terhadap punggung.
5) Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong
dangan jalan : kepala dipegang pada os oksiput dan dibawah dagu,
ditarik curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan dan curam ke atas
untuk melahirkan bahu belakang, setelah kedua bahu lahir, ketika dikait
untuk melahirkan sisa badan bayi, bayi lahir diikuti oleh sisa air
ketuban.
6) Lamanya kala II untuk primigravida 50 menit dan multigravida 30
menit.

c. Kala III
KalaIII adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta
(Mochtar,2016). Setelah kalaII, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai
10 menit. Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan
50

memperhatikan tanda-tanda yaitu uterus menjadi bundar,uterus terdorong


keatas karena plasenta dilepas kesegmen bawah rahim,tali pusat bertambah
panjang, terjadi perdarahan (Manuaba,2016).
d. Kala IV
Menurut Ekayanthi (2018:377) kala IV dimulai setelah plasenta lahir
dan berlanjut sampai 2 jam berikutnya. Setelah plasenta lahir tinggi fundus
uteri kurang lebih 2 jari dibawah pusat. Otot-otot uterus berkontraksi,
pembuluh darah yang ada diantara anyaman-anyaman otot uterus akan
terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah plasenta
dilahirkan. Kala IV merupakan masa paling kritis karena proses pendarahan
yang berlangsung. Pemantauan ibu dilakukan setiap 15 menit pertama pada
1 jam pasca kelahiran plasenta dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah
kelahiran plasenta. Observasi yang dilakukan pada masa ini ialah:
1) Tingkat kesadaran penderita.
2) Pemeriksaan tanda vital.
3) Kontraksi uterus.
4) Perdarahan, dianggap masih normal bila jumlahnya tidak
melebihi 400- 500cc.

9. Perubahan Fisiologi Pada Masa Bersalin


Menurut Fitriana (2018), Perubahan fisiologis yang terjadi pada masa
persalinan diantaranya:
a. Perubahan Uterus
Pada masa persalinan akan terjadi perubahan di bagian uterus, perubahan
yang terjadi yaitu kontraksi uterus yang dimulai dari fundus dan terus menyebar
ke depan dan ke bawah abdomen dan berakhir dengan masa yang terpanjang
dan sangat kuat pada fundus uteri. Segmen atas Rahim akan bertambah tebal
dengan majunya persalinan sehingga mendorong bayi keluar dan segmen
bawah rahim makin tipis karena terus diregangkan dengan majunya persalinan.
Perubahan fisiologis mencapai puncak kontraksi bersamaan pada seluruh
bagian uterus dan mereda bersamaan dengan serviks membuka dan mengalami
51

proses pengeluaran janin.


b. Perubahan Bentuk Rahim
Setiap terjadinya kontraksi, sumbu panjang rahim bertambah panjang,
sedangkan ukuran melintang dan ukuran muka belakang berkurang. Ukuran
melintang menjadi turun, akibatnya lengkungan punggung bayi turun dan
menjadi lurus. Bagian atas bayi tertekan fundus, dan bagian bawah bayi
tertekan pintu atas panggul. Rahim bertambah panjang, sehingga otot – otot
memanjang diregang dan menarik segmen bawah rahim dan serviks.Peristiwa
tersebut menimbulkan terjadinya pembukaan serviks.
c. Perubahan Serviks
Pada saat persalinan serviks akan mengalami beberapa perubahan
diantaranya terjadinya pendataran serviks yaitu pemendekan kanalis servikalis
dari 1 – 2 cm menjadi satu lubang dengan pinggir yang tipis, dan terjadinya
pembukaan serviks yaitu pembesaran dari ostium eksternum yang tadinya
berupa satu lubang dengan diameter beberapa milimeter menjadi bagian lubang
kira – kira 10 cm dan nantinya dapat dilalui bayi. Saat pembukaan lengkap,
bibir portio tidak teraba lagi, kepala janin akan menekan serviks, dan membatu
pembukaan secara efisien.
d. Perubahan Sistem Urinaria
Pada kala I proses persalinan adanya kontraksi uterus menyebabkan
kandung kemih semakin tertekan. Pada wanita bersalin mingkin tidak
menyadari bahwa kandung kehimnya penuh karena intensitas kontraksi uterus
dan tekanan bagian presentasi janin, kandung kemih yang penuh dapat
menahan penurunan kepala janin dan dapat memicu trauma mukosa kandung
kemih selama proses persalinan. pencegahan dapat dilakukan dengan
mengingatkan ibu bersalin untuk buang air kencing sesering mungkin.

e. Perubahan Vagina dan Dasar Panggul


Pada kala I, ketuban ikut meregangkan bagian atas vagina sehingga dapat
dilalui bayi. Setelah ketuban pecah, segala perubahan yang ditimbulkan oleh
bagian depan bayi pada dasar panggul menjadi sebuah saluran dengan bagian
52

dinding yang tipis. Ketika kepala sampai ke vulva, lubang vulva menghadap ke
depan atas. Dari luar peregangan oleh bagian depan Nampak padaperineum
yang menonjol dan menjadi tipis, sedangkan anus menjadi terbuka.
f. Perubahan pada Tekanan Darah
Meningkatnya tekanan darah selama proses persalinan. Sistole mengalami
kenaikan 10 mmHg – 20 mmHg, serta diastole mengalami kenaikan menjadi 5
mmHg – 10 mmHg.
Aliran darah yang menurun pada arteri uterus yang disebabkan oleh
kontraksi diarahkan kembali ke pembuluh darah perifer sehingga menyebabkan
perubahan pada tekanan darah.
g. Perubahan pada Metabolisme
Pada saat mulai persalinan, terjadi penurunan hormone progesteron yang
mengakibatkan perubahan pada sistem pencernaan menjadi lebih lambat. Hal
ini menyebabkan makanan menjadi lebih lama di lambung sehingga banyak ibu
bersalin yang mengalami obstivasi atau peningkatan getah lambung yang
kemudian akan sering mual dan muntah.
h. Perubahan pada Sistem Pernapasan
Pada saat persalinan, ibu mengeluarkan lebih banyak karbondioksida
dalam setiap napasnya. selama kontraksi uterus yang kuat, frekuensi dan
kedalaman pernapasan juga semakin meningkat. Peningkatan frekuensi
pernapasan ini sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan oksigen akibat
bertambahnya laju metabolik.
i. Perubahan Hematologi
Hemoglobin akan meningkat selama persalinan sebesar 1,2 gr% dan akan
kembali pada tingkat seperti sebelum persalinan pada hari pertama
pascapersalinan kecuali terjadi pendarahan.

10. Dasar Ibu Bersalin


Kebutuhan dasar ibu bersalin menurut Fitriana dan Nurwian dan (2018), terbagi
menjadi 2 yaitu:
a. Kebutuhan Fisiologis Ibu Bersalin
53

1) Kebutuhan Oksigen
Suplai oksigen yang tidak adekuat, dapat menghambat kemajuan
persalinan dan dapat mengganggu kesejahteraan janin. Oksigen yang
adekuat dapat diupayakan dengan pengaturan sirkulasi udara yang baik
selama persalinan. Hindari menggunakan pakaian yang ketat, sebaiknya
penopang payudara (BH) dapat dilepas atau dikurangi kekencangannya.
Indikasi pemenuhan kebutuhan oksigen adekuat adalah Denyut Jantung
Janin (DJJ) baik dan stabil.
2) Kebutuhan Cairan dan Nutrisi
Kebutuhan cairan dan nutrisi (makan dan minum) merupakan kebutuhan
yang harus dipenuhi dengan baik oleh ibu selama proses persalinan.
Asupan makanan yang cukup (makanan utama maupun makanan ringan),
merupakan sumber dari glukosa darah, yang merupakan sumber utama
energi untuk sel-sel tubuh.
3) Kebutuhan Eliminasi
Anjurkan ibu untuk berkemih secara spontan sesering mungkin
atau minimal setiap 2 jam sekali selama persalinan. Kandung kemih yang
penuh, dapat mengakibatkan:
a) Menghambat proses penurunan bagian terendah janin ke dalam rongga
panggul, terutama apabila berada di atas spina isciadika.
b) Menurunkan efisiensi kontraksi uterus atau his.
c) Mengingkatkan rasa tidak nyaman yang tidak dikenali ibu karena
bersama dengan munculnya kontraksi uterus.
d) Meneteskan urin selama kontraksi yang kuat pada kala II.
e) Memperlambat kelahiran plasenta pasca persalinan, karena kandung
kemih yang penuh menghambat kontraksi uterus.
4) Kebutuhan Hygiene (Kebersihan Personal)
Personal hygiene yang baik dapat membuat ibu merasa aman dan
relaks, mengurangi kelelahan, mencengah infeksi, mencengah gangguan
sirkulasi darah, mempertahankan integritas pada jaringan, dan memelihara
kesejahteraan fisik serta psikis.
54

5) Kebutuhan Istirahat
6) Istirahat selama proses persalinan (kala I, II, III maupun IV) yang
dimaksud adalah bidan memberikan kesempatan pada ibu untuk mencoba
relaks tanpa adanya tekanan emosional dan fisik. Hal ini dilakukan selama
tidak ada his (disela-sela his). Ibu bisa berhenti sejenak untuk melepas rasa
sakit akibat his, makan atau minum, atau melakukan hal menyenangkan
yang lain untuk melepas. Posisi dan Ambulasi
Posisi persalinan yang akan dibahas adalah posisi persalinan pada
kala I dan posisi meneran pada kala II. Ambulasi yang dimaksud adalah
mobilisasi ibu yang dilakukan pada kala I.
7) Pengurangan Rasa Sakit
Stimulasi yang dapat dilakukan oleh bidan dalam mengurangi
nyeri persalinan dapat berupa kontak fisik maupun pijatan. Pijatan dapat
berupa pijatan/massage didaerah lombosacral, pijatan ganda pada pinggul,
penekanan pada lutut, dan counterpressure. Cara lain yang dapat
dilakukan bidan diantaranya adalah: memberikan kompres hangat dan
dingin, mempersilahkan ibu untuk mandi atau berada di air (Berendam).
8) Penjahitan Perineum (Jika Diperlukan)
Penjahitan perineum merupakan salah satu kebutuhan fisiologis
ibu bersalin.Dalam melakukan penjahitan perineum, perlu memperhatikan
prinsip sterilitas dan asuhan sayang ibu.
9) Kebutuhan Akan Proses Persalinan yang Terstandar
Mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan persalinan yang
terstandar merupakan hak setiap ibu. Hal ini merupakan salah satu
kebutuhan fisiologis ibu bersalin, karena dengan pertolongan persalinan
yang terstandar dapat meningkatkan proses persalinan yang alami atau
normal.
b. Kebutuhan Psikologis Ibu Bersalin
1) Pemberian Sugesti
Pemberian sugesti dilakukan untuk memberikan pengaruh pada ibu
dengan pemikiran yang dapat diterima secara logis. Sugesti yang diberikan
55

berupa sugesti positif yang mengarah pada tindakan memotivasi ibu untuk
melalui proses persalinan sebagaimana mestinya.
2) Mengalihkan Perhatian
Upaya mengalihkan perhatian bias dilakukan dengan cara
mengajaknya berbicara, sedikit bersenda gurau, mendegarkan musik
kesukaannya atau menonton televisi atau film.
3) Membangun Kepercayaan
Kepercayaan merupakan salah satu unsure penting yang dapat
membangun citra positif ibu dan membangun sugesti positif dari bidan.
56

E. Konsep Bayi Baru Lahir


1. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang dilahirkan pada usia
kehamilan 37 – 42 minggu dengan berat lahir 2500 – 4000 gram(Barus dkk,
2018). Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama
kelahiran (Saifudin, 2016). Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dan umur
kelahiran 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2.500 gram sampai
4000 gram (Ilmiah, 2015).

2. Perubahan Fisiologi Bayi Baru Lahir


a. Perubahan Pernapasan
Menurut Kurniarum (2018), pernapasan pertama pada bayi
normalterjadi dalam waktu 30 detik pertama sesudah lahir. Usaha bayi
pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli, selain karena
adanya surfaktan, juga karena adanya tarikan napas dan pengeluaran
napas dengan merintih sehingga udara bisa tertahan didalam. Neonatus
bernapas dengan cara bernapas difragmatik dan abdominal, sedangkan
untuk frekuensi dan dalamnya bernapas belum teratur. Apabila surfaktan
berkurang, maka alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku, sehingga
terjadi atelektasis. Dalam kondisi seperti ini (anoksia), neonatus masih
mempertahankan hidupnya karena adanya kelanjutan metabolisme
anaerobik.
b. Termogulasi
Menurut Kurniarum (2018), bayi baru lahir belum dapat
mengatur suhu tubuhnya, suhu dikendalikan dari pusat penurun panas
dan pusat peningkatan panas hipotalamus, area otak didekat kelenjar
hipofisis, sehingga bayi akan mengalami stres dengan adanya
perubahan lingkungan. Pada saat bayi meninggalkan lingkungan dari
dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu
dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, pada
lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme
57

menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan


kembali panas tubuhnya.
Menurut Muthmainnah (2017), bayi baru lahir dapat kehilangan
panas melalui empat mekanisme yaitu:
1) Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi
terpapar udara sekitar yang lebih dingin.
2) Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi
ditempatkan didekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih
rendah dari suhu tubuhbayi.
3) Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak
langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang temperatur
nya lebih rendah dari tubuhbayi.
4) Evaporasi adalah kehilangan panas karena penguapan cairan
ketuban yang tidak segera dikeringkan setelah lahir dan juga
terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya
tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
c. Perubahan pencernaan
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan
menelan. Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah
terbentuk baik pada saat lahir. Kemampuan bayi baru lahir cukup
bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih
terbatas. Hubungan antara esophagus bawah dan lambung masih
belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir
dan neonatus. Kapasitas lambung masih terbatas kurang dari 30 cc
untuk bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan
bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru
lahir. Pengaturan makanan yang diatur bayi sendiri penting contohnya
memberi ASI on demand (Kurniarum,2018).
d. Sistem Peredaran Darah
Menurut Kurniarum (2018) setelah lahir, darah bayi harus
melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi
58

melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan.


Ada dua perubahan besar yang harus terjadi dalam sirkulasi:
1) Penutupan foramen ovale atriumjantung
2) Saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat
dan tekanan atrium kanan menurun. Hal ini membantu darah
dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk
proses oksigenisasi ulang. Pernapasan pertama, resistensi
pembuluh turun, tekanan atrium kanan naik. Oksigen mengalir ke
dalam paru, dan menurunkan tekanan atrium kiri. Akibatnya
foramen ovale menutup secara fungsional.
3) Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta
Dengan adanya pernapasan kadar oksigendarah
meningkat, sehingga duktus arteriosus mengalami kontriksi dan
menutup. Selanjutnya sistem sirkulasi bayi dapat menjalankan
fungsinya sendiri. Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat
perubahan tekanan darah pada seluruh sistem pembuluh darah
akan mengalir pada daerah yang mempunyai resistensi yang
kecil. Jadi perubahan-perubahan tekanan langsung berpengaruh
pada aliran darah. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh
mengubah tekanan dengan cara mengurangi atau meningkatkan
resistensinya sehingga mengubah alirandarah.
e. Metabolisme Glukosa
Selama dalam kandungan kebutuhan glukosa bayi dipenuhi
oleh ibu. Saat bayi lahir dan tali pusat dipotong, bayi harus
mempertahankan kadar glukosanya sendiri. Kadar glukosa bayi akan
turun dengan cepat (1-2 jam pertama kelahiran) yang sebagian
digunakan untuk menghasilkan panas dan memfungsikan otak. Jika
cadangan glukosa tubuh habis digunakan, sementara bayi tidak
mendapat asupan dari luar, beresiko terjadinya hipoglisemia dengan
gejala kejang, sianosis, apnoe, tangis lemah, letargi dan menolak
makan. Akibat jangka panjang dapat merusak sel-sel otak
59

(Kurniarum,2018).
f. Sistem Ginjal
Ginjal bayi baru lahir menunjukkan penurunan aliran darah ginjal
dan Kecepatan filtrasi glomerulus kondisi ini mudah menyebabkan
retensi cairan dan intotoksi intoksikasi air. Fungsi tubulus tidak Matur
sehingga dapat menyebabkan kehilangan natrium dan dalam jumlah
besar dan ketidakseimbangan elektrolit lain. Bayi baru lahir
mengekskresikan sedikit urine pada 48 jam pertama kehidupan yaitu
hanya 30 - 60 ml. Dalam urine tidak terdapat protein atau darah, debris
sel yang banyak dapat mengindikasikan adanya cedera atau iritasi
dalam sistem ginjal (Walyani dan Purwoastuti, 2016).

3. Asuhan Bayi Baru Lahir 2 Jam Pertama


Menurut Prawirhadjo (2016). Asuhan segera bayi baru lahir adalah
asuhan yang diberikan pada bayi selama jam pertama setelah kelahiran.
a. Segera setelah melahirkan badan:
1) Secara cepat nilai pernafasan, letkkan bayi dengan handuk di atas
perutibu.
2) Dengan kain bersih dan kering usap muka bayi dari lender dan
darah untuk mencegah jalan nafas terhalang.
3) Bayi menangis/bernafas secara spontan dalam waktu 30 detik
setelah lahir. Dengan melakukan penilaian APGAR skor.
60

Tabel 2.6
Nilai APGAR Bayi Baru Lahir
Tanda Nilai : 0 Nilai : 1 Nilai : 2
Warna kulit Pucat/Biru Tubuh merah, Seluruh tubuh
(Appearance) seluruh tubuh ekstremitas biru kemerahan
Denyut jantung Tidak ada < 100 > 100 denyut/menit
(Pulse) denyut/menit
Reaksi terhadap Tidak ada Meringis, sedikit Menangis, gerakan
rangsangan gerak aktif
(Grimace)
Tonus otot Tidak ada Refleks lemah Gerakan aktif, reflex
(Activity) baik
Pernapasan Tidak ada Mengangis lemah Baik, menangis kuat
(Respiration)
Sumber : Fitriana dan Widy, 2018.

4) Bila bayi tidak bernafas dalam waktu 30 detik, segera cari


bantuan, mulain langkah-langkah resusitasi.
a. Menjaga bayi tetap hangat
1) Kontak skin toskin.
2) Ganti handuk/ kain yang basah dan bungkus bayi dengan
selimut.
3) Pastikan bayi tetap hangat denga memeriksa telapak
bayi tiap 15 menit. Bila dingin periksa suhu axilla, bila
suhu <36,5◦C dihangatkan.
b. Pernafasan
1) Periksa pernafasan dan waktu kulit bayi tiap 5 menit.
2) Bila bayi tidak segera bernafas segera
dilakukanresusitasi.
3) Bila sianosis/sukar nafas dengan frekuensi nafas <
30 atau >60x/menit berikan oksigen kateter nasal.
c. PerawatanMata
1) Obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% untuk
mencegah penyakit mata karena klamidia.
2) Diberiikan jam pertama setelah kelahiran
61

d. Pemotongan tali pusat


Setelah dipotong, tali pusat diikat mengunakan
benang dengan kuat. Namun dengan perkembangan
teknologi, pengikatan tali pusat saat ini dilakukan dengan
mengunakan penjepit untuk satu kali pakai sampai tali pusat
lepas. Penjepit ini biasanya terbuat dari plastic dan sudah
dalam kemasan steril, pengikatan dilakukan di jarak 2,5 cm
dari umbilicus. Tali pusat dirawat dalam keadaan steril atau
bersih dan kering untuk mencegah terjadinya infeksi
(Walyani dan Endang,2016).

4. Tanda-tanda Bahaya
Menurut buku KIA (2019), tanda bahaya pada bayi baru lahir
adalah:
a. Tidak maumenyusu
b. Kejang-kejang
c. Lemah
d. Sesaknapas
e. Bayi menangis merintih terus menerus
f. Tali pusat kemerahan sampai dinding perut, berbau atau bernanah
g. Demam atau panas tinggi
h. Mata bayi bernanah
i. Diare atau buang air besar cair lebih dari tiga kali sehari
j. Kulit dan mata bayi kuning
k. Tinja bayi saat buang air besar berwarna pucat

5. Kunjungan Neonatus
Menurut Kemenkes RI (2020), Kunjungan neonatal idealnya
dilakukan 3 kali yaitu pada umur 6-48 jam, umur 3-7 hari, dan umur 8-28
hari. Indikator yang menggambarkan upaya kesehatan yang dilakukan
untuk mengurangi risiko kematian pada periode neonatal yaitu 6-48 jam
62

setelah lahir adalah cakupan Kunjungan Neonatal Pertama atau KN1.


Pelayanan dalam kunjungan ini (Manajemen Terpadu Balita Muda) antara
lain meliputi termasuk konseling perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif,
pemberian vitamin K1 injeksi dan Hepatitis B0 injeksi (bila
belumdiberikan).

F. Konsep Nifas
1. Pengertian Nifas
Nifas (puerperium) adalah suatu masa keluarnya darah dari jalanlahir
setelah hasil konsepsi dilahirkan yang dimulai sejak beberapa jam setelah
dilahirkannya plasenta hingga kira-kira berlangsung selama 6 minggu
(Kemenkes RI, 2020).Masa nifas merupakan suatu masa yang dimulai setelah
melahirkan sampai kembali pulihnya organ-organ kandungan seperti sebelum
hamil. Lamanya masa nifas yaitu berkisan 6-8 minggu (Walyani dan Endang,
2020).

2. Perubahan Fisologis Masa Nifas


Menurut Kemenkes RI (2020), ada beberapa periode masa nifas, yaitu
sebagai berikut :
a. Puerperium dini
Periode kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan untuk berdiri dan juga
berjalan.
b. Puerperium intermedial
Puerperium intermedial merupakan periode kepulihan alat-alat genital
secara menyeluruh.
c. Remote puerperium
Remote Puerperium merupakan suatu waktu yang diperlukan untuk pulih
dan juga sehat secara sempurna, terutama bila selama kehamilan atau
waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu pemulihan ini dapat
berlangsung selama beberapa minggu, bulan ataupun hingga beberapa
tahun.Menurut Kemenkes RI (2020), terdapat beberapa perubahan
63

fisiologis yang terjadi pada masa nifas, yaitu :


a. Sistem reproduksi
1) Uterus
Setelah melewati proses persalinan, uterus akan mengalami involusi
(pengerutan) hingga akhirnya uterus akan kembali ke kondisi normal seperti
sebelum terjadinya kehamilan hingga berat uterus mencapai sekitar 30
gram. Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat adanya
kontraksi otot-otot polos pada uterus, sehingga setelah proses persalinan
terkadang ibu nifas masih merasakan mules pada perutnya.

Tabel 2.7
Tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut masa involusi

Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus


Bayi Lahir Setinggi pusat 1000 gram
PlasentaLahir 2 jari di bawah pusat 750 gram
1 Minggu Pertengahan pusat – simfisis 500 gram
2 Minggu Tidak teraba di atas simfisis 350 gram
6 Minggu Normal 50 gram
8 Minggu Normal tapi sebelum hamil 30 gram
Sumber : Kemenkes RI, 2020
2) Lochea
Lochea merupakan eksresi dari cairan rahim selama masa nifas. Lochea
mengandung darah dan juga sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam
uterus. Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menilai keadaan lochea
adalah perubahan warna dan juga bau pada lochea. Umumnya bau lochea
adalah amis dan berbau khas darah. Apabila locheaberbau busuk, maka hal
ini dapat menjadi indikasi adanyainfeksi masa nifas. Sedangkan perubahan
warna lochea dapat dinilai dari perubahan lochea tiap tahapannya, yaitu :
a) Lochea rubra/ merah (cruenta)
Lochea ini terjadi pada hari pertama hingga hari ke-3 postpartum. Warna
dari lochea rubra adalah merah.Lochea ini berisi darah segar, jaringan
sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo, dan juga
mekonium.
64

b) Lochea sanguinolenta
Lochea sanguinolenta berawarna merah kecoklatan dan berlendir.
Lochea sanguinolenta berlangsung dari hari ke-4 hingga hari ke-7
postpartum.
c) Lochea serosa
Lochea serosa berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum,
leukosit, dan robekan/laserasi plasenta. Lochea serosa berlangsung pada
hari ke-8 hinggahari ke-14 postpartum.
d) Lochea alba
Lochea alba mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir
serviks dan serabut jaringan yangmati. Lochea alba berlangsung selama
2-6 minggu postpartum.
3) Serviks
Serviks akan mengalami involusi bersama-sama denganuterus. Setelah
persalinan, ostium eksterna dapat dimasuki dengan 2-3 jari tangan. Namun,
setelah 6 minggu postpartum serviks akan kembali menutup.
4) Vulva dan vagina
Selama proses persalinan vagina dan juga vulva mengalami penekanan dan
peregangan yang sangat besar. Olehkarena itu, kedua organ ini akan berada
dalam keadaan kendur hingga mencapai waktu 3 minggu postpartum.
Setelah 3 minggu rugae dalam vagina akan berangsur-angsur muncul
kembali sementara labia akan lebih menonjol.
5) Perineum
Pada hari ke-5 postpartum, perineum akan mendapatkan kembali tonus
ototnya namun tetap dalam keadaan kendur daripada keadaan sebelum
hamil.
6) Payudara
Kadar prolaktin yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis anterior akan
mengalami peningkatan seiring dengan penurunan hormone estrogen dan
juga progesterone. Setelah persalinan, payudara akan menjadi lebih besar
dan keras yang menjadi tanda mulainya proses laktasi. Ketika hormone
65

prolaktin telah dilepaskan maka sintesis ASI akan dimulai. Air susu, saat
diproduksi akan disimpan di alveoli dan harus
leukosit, dan robekan/laserasi plasenta. Lochea serosa berlangsung pada
hari ke-8 hinggahari ke-14 postpartum.
a) Lochea alba
Lochea alba mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir
serviks dan serabut jaringan yangmati. Lochea alba berlangsung selama
2-6 minggu postpartum.
7) Serviks
Serviks akan mengalami involusi bersama-sama denganuterus. Setelah
persalinan, ostium eksterna dapat dimasuki dengan 2-3 jari tangan. Namun,
setelah 6 minggu postpartum serviks akan kembali menutup.
8) Vulva dan vagina
Selama proses persalinan vagina dan juga vulva mengalami penekanan dan
peregangan yang sangat besar. Olehkarena itu, kedua organ ini akan berada
dalam keadaan kendur hingga mencapai waktu 3 minggu postpartum.
Setelah 3 minggu rugae dalam vagina akan berangsur-angsur muncul
kembali sementara labia akan lebih menonjol.
9) Perineum
Pada hari ke-5 postpartum, perineum akan mendapatkan kembali tonus
ototnya namun tetap dalam keadaan kendur daripada keadaan sebelum
hamil.
10) Payudara
Kadar prolaktin yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis anterior akan
mengalami peningkatan seiring dengan penurunan hormone estrogen dan
juga progesterone. Setelah persalinan, payudara akan menjadi lebih besar
dan keras yang menjadi tanda mulainya proses laktasi. Ketika hormone
prolaktin telah dilepaskan maka sintesis ASI akan dimulai. Air susu, saat
diproduksi akan disimpan di alveoli dan harus

dikeluarkan dengan efektif melalui isapan bayi. ASI yang muncul pertama
kali pada masa nifas adalah ASI yang berwarna kekuningan yang biasa
66

dikenal dengan sebutan colostrum. Colostrum merupakan ASI pertama yang


sangat baik untuk diberikan pada bayi karena dapat menjadi imun bagi bayi
karena mengandung sel darah putih.
11) Sistem kardiovaskular

Denyut jantung, volume dan juga curah jantung akan mengalami


peningkatan segera setelah melahirkan karena terhentinya aliran darah ke
plasenta yang dapat menyebabkan beban jantung meningkat. Hal ini dapat
diatasi dengan haemokonsentrasi sampai volume darah kembali normal dan
pembuluh darah kembali ke ukuran semula.
12) Sistem perkemihan
Urine akan dihasilkan dalam jumlah yang besar pada 12-36 jam pasca
melahirkan. Kadar estrogen yang memiliki sifat menahan air akan
mengalami penurunan setelah plasenta lahir. Penurunan kadar estrogen ini
dapat menyebabkan terjadinyadiuresis. Ureter akan kembali normal pada 6
minggu pasca melahirkan.
13) Sistem gastroinstestinal
Kerja fungsi usus akan kembali normal pada 3-4 hari setelah melahirkan.
Pada masa nifas, biasanya asupan makan akanmengalami penurunan selama
satu hingga dua hari. Selain itu, rasa sakit pada perineum akan menghalangi
keinginan untuk BAB. Hal ini mengakibatkan terjadinya obstipasi pada ibu
pasca melahirkan.
14) Sistem endokrin
Kadar estrogen dalam tubuh ibu akan mengalami penurunan hingga 10%
dalam 3 jam post partum. Sedangkan, kadar progesterone akan mengalami
penurunan pada hari ke-3 post partum.
15) Sistem muskuloskeletal
Untuk mempercepat proses involusi maka ambulsi sangat penting
untuk dilakukan. Ambulasi dapat dilakukan pada 4-8 jam post partum.
Selain itu, ambulasi dini dapat membantu mencegah terjadinya komplikasi
post partum.
67

16) Sistem integumen


Penurunan kadar melanin dalam tubuh ibu menyebabka berkurangnya
hyperpigmentasi kulit pada ibu pasca melahirkan. Kadar estrogen yang
menurun juga membuat adanya perubahan pembuluh darah yang tampak
pada kulit selama masa kehamilan.

3. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas


Menurut Kemenkes RI (2020), terdapat beberapa kebutuhan dasar pada masa
nifas, yaitu sebagai berikut :
a. Nutrisi dan cairan
Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari, makan dengan diet
seimbang untuk mendapatkan protein, minum sedikitnya 3 liter setiap hari,
pil zat besi harus diminum untuk menambahkan zat gizi setidaknya selama
40 hari pasca bersalin. Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa
memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI.
b. Ambulasi
Ibu harus dibantu turun dari tempat tidur dalam 24 jam pertama
setelah kelahiran per vaginam. Tujuan ambulasi dini adalah untuk
membantu menguatkan otot-otot perut dan dengan demikian menghasilkan
bentuk tubuh yang baik.
c. Eliminasi
Diueresis yang nyata akan terjadi pada satu atau dua hari pertama
setelah melahirkan, dan kadang-kadng ibu mengalami kesulitan untuk
mengosongkan kandung kemihnya karena rasa sakit, memar atau gangguan
pada tonus otot. Selain itu, penatalaksanaan defekasi diperlukan
sehubungan kerja usus yang cenderung melambat dan ibu yang baru
melahirkan mudah mengalami konstipasi, pemberian obat- obat untuk
pengaturan kerja usus kerap bermanfaat.
d. Kebersihan diri (personal hygiene)
Pada ibu masa nifas pastikan bahwa ibu mengerti cara
membersihkan daerah sekitar vulva, yaitu dari depan ke belakang anus.
68

Nasehatkan ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai buang air kecil
dan besar. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut
setidaknya 2 kali sehari. Sarankan ibu untukmencuci tangan dengan
sabun dan air sebellum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
e. Istirahat dan tidur
Istirahat pada ibu selama masa nifas cukup untuk mencegah
kelelahan yang berlebihan. Ibu nifas disarankan untuk kembali melakukan
kegiatan rumah tangga seperti biasa secara perlahan, serta untuk tidur siang
atau beristirahat selagi bayi tidur.
f. Seksual
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam
vagina tanpa rasa nyeri.
g. Latihan senam nifas
Beberapa latihan yang dapat ibu lakukan dengan mudah antara lain:
dengan tidur terlentang dengan lengan di samping, menarik ototperut selagi
menarik nafas, tahan nafas ke dalam dan angkat dagu ke dada tahan satu
hitungan sampai 5. Rileks dan ulangi 10 kali.
h. Rencana KB
Idealnya pasangan harus menunggu sekurangnya 2 tahun sebelum
ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan
bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya. Namun,
petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya dengan
mengajarkan kepaada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang
diinginkan.
69

terdapat beberapa pilihan metode kontrasepsi sebagai berikut :


Tabel 2.8
Metode Kontrasepsi
Urutan Fase Menunda Fase menjarangkan Fase Tidak Hamil
Prioritas Kehamilan Kehamilan (anak ≤2) Lagi (≥2)
1 Pil AKDR Steril (MOP/MOW)
2 AKDR Suntikan AKDR
3 Kondom Minipil Implan
4 Implan Pil Suntikan
5 Suntikan Implan Kondom
6 Kondom Pil
Sumber :Kemenkes RI, 2022

4. Deteksi Dini Penyulitan Masa Nifas dan Penanganannya


a. Perdarahan pasca melahirkan
Perdahan pasca persalinan atau perdarahan postpartum adalah perdarahan
yang terjadi setelah bayi lahir dengan dengan jumlah perdarahan ≥500 ml
(Sulistyawati,2017).
1) Atonia Uteri
Atonia uteri adalah keadaan lemahnua tonus atau kontraksi rahim yang
menyebabkan uterus tidak mampu menutup perdarahan terbukan dari
tempat implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir.
(a) Melakukan masase uterus
(b) Memastikan plasenta lahir lengkap
(c) Memberi 10 unit oksitosin secara im dan 20-40 unit oksitosin dalam
1000 ml larutan NaCL 0,9% Ringer Laktat dengan kecepatan 60
tetes/menit.
(d) Apabilah perdarahan tidak berhenti dan tidak tersedia oksitosin maka
berikan ergometrin 0,2 mg secara IM atau IV (lambat), setelah 15 menit
dapat diberikan kembali 0,2mg secara IM dan apabila diperlukan
pemberian 0,2 mg IM/IV (lambat) dapat dianjurkan setiap 4 jam (perlu
diperhatikan bahwa tidak boleh memberikan larutan yang mengandung
oksitosin lebih dari 3 liter dan tidak boleh memberikan ergometrin pada
70

ibu postpartum dengan hipertensi berat/tidak terkontrol, penyakit


jantung, dan penyakit pembuluh darah tepi.
(e) Jika perdarahan lanjut berikan 1 g asam traneksamat secra IV di bolus
selama 1 menit dan dapat diulangi selama 30 menit.
(f) Melakukan kompresi bimanual interna atau pemasangan kondom
kateter selama 5 menit.
(g) Melakukan rujukan ke fasilitas yang lebih memadai.
(h) Di rumah sakit rujukan, lakukan tindakan operatif jika kontraksi uterus
tidak membaik.
2) Robekan Jalan Lahir
3) Retensio Plasenta
Bila plasenta tetap tertinggal dalam uterus setengah jam setelah ank
lahir disebut sebagai retensio plasenta.
Tatalaksana
(a) Memberi oksitosin 10 unit secara IM dan 20-40 unit oksitosin dalam
1000 ml larutan NaCL 0,9% Ringer Laktat dengan kecepatan 60
tetes/menit. Kemudian lanjutkan infus oksitosin 20 UNIT dalam 1000
ml larutan NaCL 0,9% atau Ringer Laktat dengan kecepatan 40
tetes/menit sampai perdarahan berheti.
(b) Melakukan penegangan tali pusat terkendali.Apabila pada penegangan
tali pusat terkendali tidak berhasil, lakukan plasenta manual secara
hati=hati. Memberikan antibotika profilaksis dosisi tunggal (ampisilin 2
g IV dan metronidazole 500 mg IV).
(c) Apabila terjadi komplikasi perdarahan hebat atau infeksi makan segera
atasi atau rujuk ke fasilitas yang lebih memadai
4) Inversi Uterus
Inversi uterus adalah keadaan dimana lapisan dalam uterus
(endometrium) turun dan keluar lewat ostium uteri eksternum, yang dapat
bersifat inkomplit sampai komplit.
Tatalaksana
(a) Segera melakukan reposisi pada uterus.
71

(b) Namun jika reposisi tampak sulit, apalagi jika inversion telah terjadi
cukup lama maka bersiaplah untuk merujuk ibu.
(c) Apabila ibu sangat kesakitan, berikan peridin 1 mg/kg berat badan
(jangan melebihi 100 mg) IM atau IV secara perlahan atau berikan
morpin 0,1 mg/kg berat badan IM Apabila usaha reposisi tidak berhasil,
dirumh sakit rujukan lakukan laporotami.
(d) Apabila laporotami tidak berhasil, lakukan histerektomi.
5) Perdarahan Karena Gangguan Pembekuan Darah
Kausal PPP karena gangguan pembekuan darah baru dicurigai bila
penyebab yang lain dapat disingkirkan apalagi disertai ada riwayat pernah
mengalami hal yang sama pada persalinan sebelumnya.
6) Infeksi masa nifas
Infeksi masa nifas adalah infeksi bakteri pada traktus genitalia yang
terjadi setelah persalinan ditandai dengan adanya kenaikan suhu sampai 38
derajat celcius atau lebih yang terjadi antara hari kedua sampai ke sepuluh
postpartum, suhu diukur peroral sedikitnya 4 kali.
7) Diastasis Rekti
Diastasis tectus abdominis adalah pemisaha otot rectus abdominis
lebih dari 2,5 cm pada tepat setinggi umbikulus sebagai akibat pengaruh
hormone terhadap linea alba seta akibat peregangan mekanis dinding
abdomen. Kasus ini sering terjadi pada multi paritas, bayi besat,
polihidramnion, kelemahan otot abdomen dan postur yang salah. Selain itu
juga disebabkan gangguan kolagen.
8) Nyeri Perineum
Setiap ibu yang telah menjalani proses persalinan dengan
mendapatkan luka perineum akan meraskan nyeri. Nyeri yang dirasakan
pada setiap ibu dengan luka perineum menimbulkan dampak yang tidak
menyenangkan seperti kesakitan dan rasa takut untuk bergerak pasca
persalinan sehingga dapat mengakibatkan banyak masalah diantaranya
subnivolusi uterus, pengeluaran lochea yang tidak lancar, dan perdarahan
pasca post partum.
72

9) Nyeri Punggung
Nyeri punggung merupakan gejala pascapartum jangka panjang yang
sering terjadi. Hal ini disebabkan adanya ketegangan postural pada sistem
musculoskeletal akibat posisi saat persalinan

5. Kunjungan Nifas
Menurut Kemenkes RI (2020), selama masa nifas kunjungan masa nifas
dilakukan paling sedikit 4 kali oleh tenaga kesehatan. Adapun kunjungan
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Kunjungan I (KF I)
Kunjungan I atau biasa disebut dengan KF I adalah kunjungan yang
dilakukan pada 6 jam hingga 2 hari pasca persalinan. Hal yang dilakukan
bidan dalam melakukan KF I adalah memastikan Involusi Uterus berjalan
normal, menilai adanya tanda-tanda infeksi, ataupun perdarahan, kemudian
bidan juga harus memastikan asupan nutrisi dan hidrasi ibu serta
memastikan ibu beristirahat yang cukup. Selain itu, bidan juga harus
memastikan apakah ibu menyusui dengan baik dan bagaimana perawatan
bayi sehari-hari yang dilakukan ibu.
b. Kunjungan II (KF II)
KF II dilakukan pada 3 hingga 7 hari pasca persalinan. Pada
kunjungan ke-2 ini bidan dapat menanyakan persepsi ibu terhadap kelahiran
bayinya, melihat kondisipayudara dan bagaimana pola menyusui ibu. Bidan
juga dapat menanyakan ketidaknyamanan yangdirasakan ibu dalam
menyusui anaknya, serta bidan juga harus memastikan ibu mendapatkan
istirahat yang cukup.
c. Kunjungan III (KF III)
KF III dilakukan pada 8 hingga 28 hari pasca persalinan. Pada kunjungan
ke-3 ini bidan dapat menanyakan hal-hal yang sama seperti pada kunjungan ke-2
yaitu mengenai persepsi ibu terhadap kelahiran bayinya, melihat kondisipayudara
dan bagaimana pola menyusui ibu. Bidan juga dapat menanyakan
ketidaknyamanan yang dirasakan ibu dalam menyusui anaknya, serta bidan juga
73

harus memastikan ibu mendapatkan istirahat yang cukup. Oleh karena itu, bidan
seringkali menggabungkan pemeriksaan pada KF II dan KF III pada salah satu
antara kedua kunjungan tersebut.
d. Kunjungan IV (KF IV)
KF IV dilakukan pada hari ke-29 hingga hari ke-42 pasca persalinan. KF
IV merupakan kunjungan nifas terakhir yang dilakukan oleh bidan. Dalam
melakukan kunjungan IV ini, bidan dapat memberikan konseling mengenai
hubungan seksual yang telah dapat ibu lakukan, bidan juga dapat memberikan
konseling mengenaimetoke KB yang dapat ibu gunakan. Pada KF IV bidan juga
dapat memberikan konseling mengenai penanganan masalah konstipasi yang
biasanya terjadi pada ibu pasca melahirkan. adapun pelayanan kesehatan yang
dapat diberikan bidan saat melakukan kunjungan nifas adalah sebagai berikut :

1) Menanyakan kondisi ibu nifas secara umum

2) Pengukuran tekanan darah, suhu, pernafasan dan juga nadi

3) Pemeriksaan lochea dan perdarahan

4) Pemeriksaan kondisi rahim dan tinggi fundus uteri

5) Pemeriksaan payudara dan anjuran pemberian ASI eksklusif

6) Pemberian kapsul vitamin A pada kunjungan I dan kunjungan II

7) Pelayanan kontrasepsi pasca persalinan

8) Konseling

9) Tatalaksana pada ibu nifas yang memiliki komplikasi

10) Memberikan nasihat yaitu :

a) Makan makanan yang bergizi seimbang (mengandungkarbohidrat,


proteinnabati, sayur dan buah-buahan)

b) Kebutuhan air minum pada ibu nifas 6 bulan pertama adalah 14


74

gelas sehari dan pada 6 bulan kedua adalah 12 gelas perhari


c) Menjada kebersihan diri

d) Istirahat yang cukup, ikut istirahat apabila bayi tidur

e) Hanya memberikan ASI saja selama 6 bulan pertama

f) Jangan membuat bayi menangis terlalu lama karena dapat


membuat bayi stress
g) Lakukan stimulasi komunikasi dengan bayi sedini mungkin

h) Berkonsultasi dengan tenaga kesehatan mengenai alatkontrasepsi.


75

G. Dokumentasi Kebidanan
1. Pengertian Dokumentasi Kebidanan
Dokumentasi adalah proses pencatatan, penyimpanan informasi data atau
catatan otenik yang dapat dijadikan sebagai bukti dalam pelayanan hukum
berdasarkan komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap dengan bidan yang
bersangkutan. Dokumentasi dalam asuhan kebidanan. adalah catatan yang
lengkap dan akurat tentang kondisi/kejadian yang diamati dalam pemberian
asuhan kebidanan (proses asuhan kebidanan). Dokumentasi kebidanan juga
diartikan sebagai bukti pencatatan dan pelaporan berdasarkan komunikasi
tertulis yang akurat dan lengkap yang dimiliki oleh bidan dalam pemberian
asuhan kebidanan dan bermanfaat bagi klien, tim kesehatan dan bidan itu
sendiri. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dokumentasi
kebidanan adalah proses menangkap dan menyimpan informasi penting saat
kegiatan dilakukan. (Walyani, 2017)

2. Tujuan Dokumentasi
Pendokumentasian kebidanan harus dilakukan sebagai bentuk tanggung
jawab dan akuntabilitas kebidanan, karena bidan harus mencatat observasi
dan keputusan tersebut pada saat mengambil keputusan tentang manajemen
asuhan kebidanan. dokumentasi tersebut menjadi catatan tetap dalam
penatalaksanaan pasien yang digunakan sebagai pertukaran sumber informasi
dengan tenaga kesehatan lain ataupun apabila dibutuhkan untuk keperluan
peradilan.Tujuan dokumentasi kebidanan adalah sebagai berikut (Walyani,
2017)
a. Sebagai sarana komunikasi Komunikasi terjalin dalam 3 arah yaitu:
1) arah ke bawah untuk memberikan arahan atau perintah:
2) arah ke atas untuk menyampaikan laporan:
3) arah ke samping untuk menyampaikan saran.
b. Sebagai pertanggungjawaban dan tanggung gugat sebagai bentuk
perlindungan bidan dalam melaksanakan asuhan kebidanan kepada klien
dan tetap menjaga serta meningkatkan pelayanan kebidanan yang
76

diberikan kepada klien terutama dalam aspek ketidakpuasan klien yang


berkaitan dengan aspek hukum.
c. Sebagai informasi berbasis data dapat dijadikan sebagai acuan perencanaan
kebutuhan mendatang baik dari segi sumber daya manusia, fasilitas, sarana
prasarana dan teknis pelayanan kebidanan.
d. Sebagai sarana pendidikan dokumentasi kebidanan yang dilakukan
dengan benar dan tepat dapat menjadi sumber pembelajaran dalam
pendidikan kebidanan yang dapat dijadikan perbandingan oleh mahasiswa
antara kesesuaian teori dan praktik yang terjadi di lapangan.
e. Dokumentasi kebidanan yang dilakukan dengan benar dan tepat dapat
menjadi sumber pembelajaran dalam pendidikan kebidanan yang dapat
dijadikan perbandingan oleh mahasiswa antara kesesuaian teori dan
praktik yang terjadi di lapangan.
f. Data penelitian dokumentasi kebidanan dapat menjadi data sekunder
maupun data primer dalam sebuah penelitian, dokumentasi kebidanan
dapat menjadi data sekunder maupun data primer dalam sebuah penelitian.
g. Jaminan kualitas pelayanan dokumentasi kebidanan dapat menjadi acuan
dalam kegiatan evaluasi pemberian asuhan kebidanan yang bertujuan
untuk meningkatkan mutu pelayanan kebidanan.
h. Sebagai sumber data asuhan berkesinambungan dokumentasi kebidanan
memberikan data nyata dan tetap yang meliputi seluruh rangkaian
pemberian asuhan kebidanan.
i. Menentukan prosedur dan standar Prosedur meliputi keseluruhan tindakan
yang akan dilakukan sedangkan standar merupakan aturan yang menjadi
patokan dalam menjalankan prosedur tersebut.

3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan dengan SOAP


Menurut (Walyani, 2017) SOAP merupakan singkatan dari:
a. Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian pendataan klien melalui
anamnesis didapatkan tanda-tanda gejala subjektif dan hasil dari klien,
77

suami atau keluarga (identitas umum, keluhan, riwayat haid, perkawinan,


riwayat kehamilan, riwayat kelahiran, silsilah. Riwayat keluarga. , riwayat
penyakit keturunan, riwayat psikososial, gaya hidup) catatan ini
membahas masalah dari perspektif ideasional. kekhawatiran dan keluhan
pasien dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan
diagnosis.informasi latar belakang orang yang dibisukan ditandai dengan
"O" atau X, yang artinya orang tersebut dibisukan. Data subyektif
mendukung diagnosis yang dibuat.
b. Objektif
Menjelaskan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik dan analitik,
hasil laboratorium dan pemeriksaan diagnostik klien lainnya dalam data
fokal untuk mendukung evaluasi gejala objektif yang diperoleh dari hasil
pemeriksaan (keadaan umum, tanda vital, pemeriksaan fisik, dalam,
laboratorium). dan pemeriksaan penunjang, inspeksi dengan inspeksi,
palpasi, mendengar dan perkusi. Informasi ini mendukung gejala klinis
klien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosis. Data fisiologis, hasil
observasi. Informasi dari studi teknologi (hasil laboratorium, rontgen,
gambar CTG, dll) serta informasi dari kerabat atau orang lain dapat
dimasukkan dalam kategori ini. Apa yang diamati bidan adalah bagian
penting dari diagnosis.
c. Assesment
Masalah atau diagnosis dilakukan berdasarkan data atau informasi
subyektif atau obyektif yang dikumpulkan atau disimpulkan. Karena
keadaan klien selalu berubah dan selalu ada informasi subyektif dan
obyektif yang baru, maka proses evaluasi merupakan proses yang dinamis.
Analisis seringkali menjadi isu penting dalam memantau perkembangan
iden. Mendeskripsikan dokumentasi hasil analisis dan interpretasi data
subjektif dan objektif sebagai pengakuan atas :
a) Diagnosa/masalah
Diagnosa adalah rumusan dari hasil pengkajian mengenai kondisi
klien: hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir. Berdasarkan hasil
78

analisa yang diperoleh, Masalah adalah segala sesuatu yang


menyimpang sehingga kebutuhan klien terganggu.
b) Antisipasi masalah lain/diagnosa potensial
d. Perencanaan
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi
berdasarkan assessment. untuk perencanaan. implementasi dan evaluasi
dimasukkan dalam membuat rencana tinadakan saat itu atau yang akan
dating untuk mengusahakan tercapainya kondisi klien yang sebaik
mungkin. Proses ini termasuk kriteria tujuan tertentu dari kebutuhan klien
yang harus dicapai dalam batas waktu tertentu, tindakan yang diambil
harus membantu mencapai kemajuan dalam kesehatan dan harus sesuai
dengan instruksi dokter.
e. Implementasi
pelaksaan rencana tindakan untuk menghilangkan dan mengurangi
masalah klien. tindakan ini harus disetujui oleh klien kecuali bila tidak
dilaksanakan akan membahayakan keselamatan klien. bila kondisi klien
berubah, intervensi mungkin juga harus berubah atau disesuaikan.
f. Evaluasi
Tapsiran dari efek tindakan yang telah diambil merupakan hal penting
untuk menilai keefektifan asuhan yang diberikan. Analisis dari hasil yang
dicapai menjadi fokus dari ketepatan nilai tindakan. Jika kriteria tujuan
tidak tercapai, proses evaluasi dapat menjadi dasar untuk mengembangkan
tindakan alternatif sehingga mencapai tujuan.
BAB III
METODEOLOGI

A. Jenis Laporan Tugas Akhir


Laporan tugas akhir ini menggunakan motode studi penelaahan kasus,
studi penelaahan kasus adalah suatu metode pengkajian dengan cara meneliti
suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal, dapat
berupa satu orang yang akan dianalisis secara mendalam baik dari segi yang
berhubungan dalam keadaan kasus itu sendiri, faktor-faktor yang mempengaruhi
kejadian-kejadian yang muncul sehubungan dengan kasus, maupun tindakan dan
reaksi kasus terhadap suatu perlakuan atau paparan tertentu (Ira Jayanti, 2021)
Studi kasus dalam asuhan ini dilakukan dengan cara pengamatan terhadap
Ny. “C” usia 22 tahun. Asuhan kebidanan ini diberikan secara berkesinambungan
(continuity of care) mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, hingga bayi baru lahir.

B. Subjek Pengkajian
Subjek yang digunakan dalam melakukan Asuhan Kebidanan ini adalah
Ny.”C” 22 tahun.

C. Waktu Pengkajian
Laporan kasus ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2023.

D. Tempat Pengkajian
Pengkajian kasus ini akan dilaksanakan di tempat Praktik Mandiri Bidan
Lismarini yang beralamatkan di Perumnas Talang Kelapa Blok.7 Rt. 49 Rw. 06
Bo. C7.04 kota Palembang Sumatra Selatan.

79
80

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan:
1. Wawancara (Anamnesa)
Pada kasus ini peneliti melakukan wawancara pada Ny. “C” di Tempat
Praktik Mandiri Bidan Lismarini Talang Kelapa Palembang, yang bertujuan
untuk mengumpulkan data subjektif. Pada saat melakukan wawancara,
peneliti menggunakan format asuhan kebidanan.
2. Pemeriksaan (Obsevasi)
Observasi merupakan suatu prosedur tindakan yang dilakukan meliputi
melihat (Inspeksi), Meraba (Palpasi) ,mendengar (Auskultasi), Perkusi
(Bunyi) serta mencatat semua informasi dan Aktivitas atau kegiatan subjektif
yang berhubungan dengan kasus yang diteliti. Pada studi kasus ini penulis
melakukan observasi atau mengumpulkan data objektif, inspeksi, palpasi,
auskultasi, berbentuk SOAP yang dilakukan secara sistematis pada Ny. “C”
di TPMB Lismarini Talang Kelapa Palembang Tahun 2023.

F. Sumber Data dan Jenis Data


1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden yang
menjadi objek dalam pengkajian. Pada penyusunan laporan ini data primer
diperoleh melalui wawancara (anamnesa), pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang pada Ny.“C” di TPMB Lismarini Talang kelapa Palembang Tahun
2023.
2. Data Sekunder
Data sekunder atau data penunjang adalah data yang digunakan untuk
mendukung data primer. Pada penyusunan laporan ini, data sekunder
diperoleh dari status pasien, buku KIA pasien, catatan atau laporan yang ada
di TPMB Lismarini Palembang Tahun 2023.
81

G. Instrument Pengumpulan Data


Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi, wawancara, dan
studi kasus dengan dokumentasi dalam bentuk format asuhan kebidanan pada ibu
hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.

H. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam studi kasus ini adalah:
1. Asuhan Kehamilan
a. Alat
1) Alat yang digunakan untuk observasi
a) Timbangan BB
b) Pengukur TB
c) Alat Tensimeter dan stetoskop
d) Termometer
e) Pen Light
f) Doppler
g) Metlin
h) Pita LILA
i) Refleks hammer
2) yang digunakan untuk pemeriksaan penunjang
a) Pen lanset
b) Pengukur Hb digital
c) Bengkok
3) Alat yang digunakan untuk wawancara
a) Format asuhan kebidanan pada ibu hamil
b) Pena
4) Alat yang digunakan untuk dokumentasi
a) Buku KIA pasien
b) Pena
b. Bahan
1) Bahan yang digunakan untuk observasi Pemeriksaan DJJ:
82

a) Handscoon
b) Tisu
c) Jeli
2) Bahan yang digunakan untuk pemeriksaan penunjang
a) Kapas alcohol dan blood lancer

2. Asuhan Persalinan dan BBL


a. Persiapan perlindungan diri
1) Hazmat
2) Masker
3) Handscoon
4) Handuk bersih
5) Penutup kepala
b. Persiapan ibu dan bayi
1) 1 buah handuk
2) 1/3 kain alas bokong ibu
3) Selimut untuk mengganti
4) Pakaian bayi dan topi bayi
5) Pakaian ibu
6) Kain bersih dan kain kering (± 5 buah)
7) 2 buah waslap
c. Peralatan steril
1) 2 pasang sarung tangan steril
2) 2 buah klem kocher
3) Gunting tali pusat
4) Gunting episiotomi
5) Klem ½ kocher
6) Kateter karet
7) Penghisap lendir (Dee Lee)
8) Benang tali pusat atau klem plastik
9) Kassa
83

10) Gulungan kapas basah (1 kom kapas DTT, 1 kom alat DTT)
11) Tabung suntik 1 mL dan 3 mL beserta jarum suntik
12) Heacting set (Nald voeder, needle heacting, catgut chromic ukuran 2,0)
d. Peralatan non steril
1) Thermometer
2) Tensimeter dan stetoskop
3) Pita ukur
4) Doppler
5) Bengkok
6) Kom plasenta
7) Timbangan dan pengukur panjang bayi
8) Wadah untuk larutan klorin 0,5% dan air DTT
9) Tempat sampah (sampah tajam, kering, dan basah)
e. Bahan habis pakai
Kapas, kain kassa, plester, handuk, dan pembalut wanita
f. Obat-obatan
Oksitosin 1 mL 10 IU, lidocaine 1 mL, vitamin K 1 mL, dan salep mata
oxytetracycline 1 %
g. Peralatan resusitasi
1) Lampu sorot 60 watt dan meja yang bersih, datar dan keras
2) 1 buah kain di gelar di atas perut ibu
3) 1 buah kain untuk mengalas meja dan untuk mengganti kain pem-
bungkus bayi yang basah
4) 1 buah kain untuk mengganjal bahu bayi
5) Alat penghisap lendir
6) Balon dengan sungkupnya
7) Jam pencatat waktu
h. Formulir yang disiapkan
1) Formulir informed consent
2) Formulir partograf
3) Formulir rujukan
84

4) Formulir surat kelahiran


5) Formulir permintaan darah
6) Formulir kematian

3. Asuhan Nifas
a. Alat
1) Alat yang digunakan untuk observasi
a) Timbangan BB
b) Tensimeter
c) Stetoskop
d) Thermometer
e) Pinset Anatomi
f) Bengkok
b. Bahan
Bahan yang digunakan untuk observasi adalah handscoon dan kassa steril.
BAB IV
TINJAUAN KASUS

Tempat Pengkajian : TPMB Lismarini


Hari/Tanggal Pengkajian : Senin, 13 Februari 2023
Waktu Pengkajian : 10.00 WIB
Pengkajian Oleh : Lerina Prisca

BIODATA
Nama Ibu : Ny. “C” Nama Suami : Tn. “R”
Umur : 22 Tahun Umur : 28 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia Suku/Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian Lepas
Alamat : Prumnas Talang Kelapa Blok.7 kota Palembang Sumatra Selatan

A. Data Subjektif
1. Alasan Datang
Ibu datang ke TPMB Lismarini Perumnas Talang Kelapa Palembang ingin
memeriksakan kehamilannya. Ibu mengatakan hamil 8 bulan 13 hari anak pertama
belum pernah keguguran gerakan janin masih dirasakan dan mengeluh merasa
cemas karena kehamilan pertama.

2. Data Kebidanan
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 Tahun Sifat : Kental
Siklus : 28 Hari Teratur/Tidak : Teratur
Lamanya : 7 Hari Dismenorhe : Tidak
Jumlah : 2x ganti pembalut Warna : Merah kehitaman

84
85

b. Riwayat Perkawinan
Status perkawinan : Sah
Usia waktu kawin : 21 Tahun
Lamanya : 1 Tahun
Perkawinan ke : Pertama

c. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

No Tahun Usia Jenis Tempat Penolong Kom Nifas Anak Ket


Lahir Kehamilan Persalinan Bersalin Jk/Pb/Bb
1. INI

d. Riwayat kehamilan sekarang


1) GPA : G1P0A0
2) HPHT : 14 06 2022
3) TP : 21 Maret 2023
4) Usia Kehamilan : 33 minggu 6 hari
5) ANC : 6x
Trimester I : 2x di Bidan
Trimester II : 2x di Bidan
Trimester III : 2x di Bidan
6) Tablet Fe : ± 58 tablet, abis diminum dengan air putih
secara teratur pada malam hari selama kehamilan
7) Keluhan selama hamil
Trimester I : Mual dan munta
Trimester II : Tidak ada keluhan
Trimester III : Sering BAK
8) Imunisasi Tetanus Toxoid (TT): Lengkap
a) TT 1: Diberikan pada saat TK
b) TT 2: Diberikan pada saat kelas 1 SD
c) TT 3: Diberikan pada saat kelas 2 SD
86

d) TT 4: Diberikan pada Catin (Calon pengantin)


e) TT 5: Diberikan pada saat hamil anak pertama
e. Riwayat KB
Ibu tidak pernah menjadi akseptor KB

B. Data Kesehatan
a. Riwayat penyakit yang diderita pasien
1) Penyakit menular (AIDS/Sifilis/TBC,dll) : Tidak ada
2) Penyakit keturunan (Hipetensi/Jantung/Ginjal,dll) : Tidak ada
b. Riwayat penyakit yang diderita keluarga
1. Penyakit menular (AIDS/Sifilis/TBC,dll) : Tidak ada
2. Penyakit keturunan (Hipetensi/Jantung/Ginjal,dll) : Tidak ada
c. Riwayat operasi yang pernah dijalani : Tidak ada
d. Riwayat Gemeli : Tidak ada

C. Data Kebiasaan Sehari-Hari


a. Nutrisi
a. Pola makan
Pagi : Sepiring nasi uduk, sepiring bubur ayam, Buah-
Buahan (jeruk/pisang)
Siang : Sepiring nasi, lauk (ayam/ikan/tahu/tempe)
semangkuk sayur (katu/bayam/kangkung)
Sore : Sepiring nasi, lauk (ayam/ikan/tahu/tempe)
semangkuk sayur (katu/bayam/kangkung)
b. Pola minum
Air putih : 7-10 gelas/hari (1 gelas 250 ml)
Susu : 1-2 gelas/hari (1 gelas ukuran 200 ml
b. Pola Eliminasi
1) BAK
Frekuensi : 7-12 x/hari
Warna : Jernih
87

Keluhan : Tidak ada


2) BAB
Frekuensi : 1-2 x/hari
Konsistensi : Lembek
Keluhan : Tidak ada
Warna : Kuning Kecoklatan
c. Pola Istirahat dan Tidur
Malam : ±7 Jam/hari (22.00-05.00)
Siang : ±1 Jam/hari (13.00-14.00)
d. Personal Hygiene
Mandi : 2x/hari
Gosok gigi : 2x/hari
Ganti pakaian dalam : 3-4x/hari
e. Data Psikososial
1) Hubungan ibu dengan suami dan keluarg : Baik
2) Tanggapan suami, dan keluarga terhadap kehamilan : Bahagia
3) Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami
4) Adat mempengaruhi kehamilan : Tidak ada
5) Rencana persalinan : TPMB
Lismarini

6) Rencana merawat bayi : Sendiri


7) Persiapan persalinan yang dilakukan
a. Dana dan perlengkapan ibu dan bayi : Sudah disiapkan
b. Transportasi : Motor
c. Surat-surat : KK, KTP, BPJS
88

D. Data Objektif
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Denyut nadi : 84 x/menit
Suhu tubuh : 36,2ºC
Pernapasan : 23x/menit
d. Tinggi badan : 158 cm
e. BB sebelum hamil : 52 kg
f. BB sekarang : 60 kg
g. IMT : 20.8 (Normal)
IMT = Berat badan (dalam kg) : Tinggi badan (dalam m)²
h. LILA : 30 cm
2. Pemeriksaan Kebidanan
a. Inspeksi
1) Muka :Tidak pucat, tidak ada oedema,
2) Mata :Simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis
3) Mulut :Bibir tidak pucat, tidak pecah-pecah, tidak ada
sariawan
4) Leher :Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada pembesaran
kelenjar limfe
5) Payudara :Simetris, tidak ada pembengkakan, tidak ada massa,
puting susu menonjol, colostrum belum ada
6) Abdomen :Tidak ada bekas luka operasi, adanya gerakan janin,
7) Genetalia :Bersih, tidak ada keputihan, tidak ada varises
8) Ekstremitas
Atas :Ujung jari tidak pucat, dan tidak odema
89

Bawah :Ujung jari tidak pucat, tidak oedema, dan tidak ada
varises
b. Palpasi
TFU 3 jari dibawah PX (Mc Donald: 32 cm) pada fundus uteri teraba bokong,
punggung janin teraba di sebelah kanan perut ibu, bagian-bagian kecil janin
teraba di sebelah kiri perut ibu, presentasi kepala, belum masuk PAP.
TBJ : (TFU – N) x 155
(32 cm-13) x 155 = 2.945 gram
c. Auskultasi
DJJ
Lokasi : Dibawah pusat sebelah kanan
Frekuensi : 143x/menit
Sifat : Teratur dan kuat
d. Perkusi
Reflek Patella : kanan (+) dan kiri (+)

3. Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pada 15 Januari 2023
a. Golongan Darah : A
b. Haemoglobin : 12,6 gr/dL
c. Sifilis : (-)
d. HIV : Non Reaktif
e. Hepatitis B : Non Reakti

E. Analisis Data
Diagnosis : G1P0A0 33 minggu 6 hari, Janin Tunggal Hidup, Presentasi Kepala
90

F. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janinnya dalam keadaan baik.
Usia kehamilan 33 minggu 6 hari, tekanan darah : 120/80 mmHg, BB : 60 Kg. DJJ
143 x/m dan posisi bayi dalam kandungan juga normal, kepala bayi berada di bagian
bawah perut ibu, serta punggung bayi sebelah kanan perut Ibu.
(Ibu mengetahui kondisinya, keadaan bayinya, dan hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan).
2. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang yang
terdiri dari nasi (karbohidrat), lauk pauk (protein) serta mengonsumsi sayur-sayuran
(mineral dan vitamin) sehingga nutrisi ibu terpenuhi.
(Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan).
3. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga pola istirahat, tidur malam selama 7 sampai
8 jam, tidur siang 1 sampai 2 jam dan menganjurkan ibu untuk tidak melakukan
pekerjaan yang berat serta ketika lelah beraktivitas ibu sebaiknya istirahat.
(Ibu mengerti dengan anjuran yang diberikan dan ibu mau mengikuti anjuran)
4. Menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara untuk persiapan menyusui
seperti membersihkan daerah puting susu menggunakan waslap dan air hangat
untuh mencegah terjadinya sumbatan karena adanya kotoran yang mengering pada
puting susu ibu yang dapat menghalangi kolostrum keluar.
(Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran)
5. Memberitahu Ibu untuk tetap mengonsumsi vitamin (tablet Fe) yang telah diberikan
sampai habis .
(Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran).
6. Memberitahu pada ibu untuk tetap menjaga personal hygiene serta cara
membersihkan daerah kemaluannya jika selesai BAK/BAB yakni membersihkan
dari arah depan dan ke belakang, kemudian mengeringkannya dengan tisu dan
handuk agar tidak basah atau lembab.
(Ibu mengerti dengan anjuran yang diberikan dan ibu bersedia mengikuti anjuran).
7. Mengingatkan kembali kepada ibu tanda bahaya kehamilan yaitu: keluar
cairan/darah pervaginam, sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, bengkak di
wajah dan kaki, gerakan janin kurang/tidak terasa, dan nyeri perut yang hebat.
91

Menganjurkan ibu segera datang ke TPMB Lismarini atau tenaga kesehatan


terdekat jika ibu mengalami hal tersebut.
(Ibu mengerti tentang tanda bahaya kehamilan dan bersedia mengikuti anjuran).
8. Menjelaskan kepada ibu tanda – tanda persalinan yaitu, perut mulas secara teratur,
sering, dan lama, nyeri melingkar dari punggung menjalar ke perut bagian depan,
keluarnya lendir bercampur darah, keluarnya air ketuban dari jalan lahir.
(Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan).
9. Menjelaskan kepada ibu tentang persiapan persalinan yaitu tempat persalinan,
penolong persalinan, transportasi, dana, pendamping persalinan, donor darah, dan
perlengkapan ibu dan bayi untuk persalinan
(Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan).
10. Menjadwalkan untuk kontrol ulang 2 minggu lagi yaitu pada tanggal 26 Februari
2023 atau harus datang kembali jika terdapat keluhan lain.
(Ibu mengerti terhadap anjuran yang diberikan dan bersedia melakukan kontrol
ulang pada tanggal 26 Februari 2023).
92

Table 4.2
Catatan Perkembangan Kehamilan

Hari/Tangal Diagnosis Catatan Perkembangan (SOAP)


Minggu, 26 G1P0A0 35 S:
Februari minggu 5 Ibu datang mengatakan hamil 9 bulan anak pertama, dengan
2023 pukul hari,janin keluhan sering BAK dimalam hari dan ingin memeriksakan
11.00 WIB tunggal kehamilannya.
hidup, Pola kebutuhan sehari – hari
persentasi 1) Pola nutrisi
kepala Pagi :Sepiring nasi uduk, sepiring bubur ayam, Buah-
Buahan (jeruk/pisang)
Siang : Sepiring nasi, lauk (ayam/ikan/tempe)
Semangkuk sayur (katu/bayam/kangkong)
Malam : Sepiring nasi, lauk (ayam/ikan/tempe)
Semangkuk sayur (katu/bayam/kangkong)
2) Pola minum
Air putih : 8-13 gelas/hari (1 gelas 250 ml)
Susu : 2/3 gelas ukuran 200 ml setiap malam
3) Pola Eliminasi
a. BAK
Frekuensi : ± 10-15 x sehari
Warna : kuning jernih
Penyulit : tidak ada
b. BAB
Frekuensi : ± 1-2 x sehari
Warna : Kuning kecoklatan.
Konsistensi : Lembek
Penyulit : Tidak ada
4. Pola Aktivitas dan Istirahat
Malam : ± 7 jam (tidur dimulai pada pukul
22.00 WIB danbangun pukul 05.00 WIB)
Siang : ± 30 menit (tidur dimulai pada pukul
14.00 WIB danbangun pukul 14.30 WIB)
Aktivitas : Ibu melakukan kegiatan rumah tangga
5. Personal hygiene
a. Mandi : 2x/hari
b. Gosok gigi : 3x/hari
c. Ganti pakaian dalam: 3x/hari atau setiap terasa
lembab
6. Tablet Fe : ± 71 tablet habis diminum
7. Keluhan selama hamil
TMI : Mual dan munta
TM II : Tidak ada
TM III : Sering BAK
O:
KU : Baik
93

Kesadaran : Conposmentis
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Denyut nadi : 87 x/m
Pernafasan : 20 x/m
Suhu tubuh : 36,2 C
BB sekarang : 61 kg
a) Inspeksi
Muka : Tidak pucat, tidak ada oedema
Mata : Konjungtiva merah muda,sclera putih
Mulut : Bibir tidak pucat, tidak pecah-pecah,
tidak ada sariawan
Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis,
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada
pembesaran kelenjar limfe
Payudara : Simetris, puting susu menonjol, areola,
hiperpigmentasi, tidakada massa, kolostrum (+).
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, ada linea
nigra dan tampak gerakan janin
Genetalia : Tidak ada keputihan tidak ada varises
Ekstremitas
atas : Simetris, kuku bersih, ujung jari tidak
pucat, tidak oedema
bawah : Simetris, kuku bersih, ujung jari tidak
pucat, tidak oedema, tidak ada varises

b) Palpasi : TFU 3 jari di bawah Px (Mc. Donald : 33


cm), pada fundus uteri teraba bokong,
pada perut sebelah kanan teraba
punggung, pada perut sebelah kiri teraba
bagian-bagian kecil, bagian terbawah
teraba kepala, dan kepala belum masuk
PAP.
TBJ : (33-13) X 155 = 3,100 gram
c) Auskultasi :
DJJ
Frekuensi : 140 x/menit
Sifat : Kuat dan teratur
Punctum maximum : Sebelah kanan perut ibu di
bawah pusat

A : Diagnosis: G1P0A0 hamil 35 minggu 5 hari, janin


tunggal hidup, presentasi kepala.

P : Penatalaksanaan
1. Menginformasikan pada ibu hasil pemeriksaan
bahwa keadaan ibu dan janin baik yaitu, TD:
110/80 mmHg, bagian terbawah janin kepala,
serta memberitahu ibu usia kehamilannya
sekarang 35 minggu 5 hari. (Ibu mengerti dan
94

mengetahui keadaanya).
2. Memberikan KIE kepada ibu bahwa sering
buang air kecil adalah hal yang normal
disebabkan rahim yang tumbuh membesar dan
menekan kandung kemih. Cara mengatasinya
yaitu dengan banyak minum di siang hari dan
batasilah minum menjelang tidur pada malam
hari. (Ibu
mengerti bahwa keluhan yang ia rasakan adalah
hal yang normal).
3. Mengingatkan kembali pada ibu tentang tanda
bahaya kehamilan trimester III. (Ibu dapat
mengulangi tanda bayahakehamilan).
4. Mengingatkan kembali pada ibu tentang tanda–
tanda persalinan. (Ibu dapat mengulangi tanda-
tanda persalinan).
5. Mengevaluasi tentang persiapan persalinan. (ibu
mengatakan sudah mempersiapkan persiapan
persalinan).
6. Mengingatkan ibu untuk mengikuti senam hamil
setiap hari minggu dalam sebulan 2 kali pertemuan
agar membantu ibu menghilangkan rasa tidak
nyaman saat kehamilan. (Ibu dapat mempraktikan
kembali gerakan senam sesuai intruksi bidan)
7. Mengingatkan ibu untuk kunjungan ulang 2
minggu lagi atau ketika ada keluhan. (Ibu mengerti
tentang jadwal kunjungan ulang dan ibu mau
kunjungan ulang).
95

Tabel 4.3
Catatan Perkembangan Persalinan pada Ny. “C”

Catatan Perkembangan
Hari/Tanggal Diagnosa
Sabtu, G1P0A0, 39 S:
18 Maret minggu 4 hari,
Ibu datang ke bidan mengatakan sakit pinggang
2023 inpartu kala I fase
menjalar ke perut sejak pukul 21.00 WIB, sudah keluar
Pukul 03.00 aktif
lendir bercampur darah sejak jam 02.30 WIB, gerakan
WIB
janin dirasakan, sakitnya masih jarang, belum keluar
air-air.
Terakhir makan pukul 20.00 WIB dengan sepiring nasi
putih, semangkuk kecil sayur sop, sepotong ikan goreng
dan tahu, terakhir minum pukul 22.00 WIB, BAB
terakhir hari ini pukul 17.10 WIB dan BAK terakhir
pukul 20.30 WIB.
O:
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tandaVital
TD : 120/80mmHg
RR : 23x/m
N : 88x/m
T : 36,5oC
1. Inspeksi
a. Muka : Tidak pucat, tidak odema
b. Mata : Sklera putih, konjungtiva merah
muda
c. Abdomen : Terlihat gerakan janin
d. Genetalia : Terlihat lendir bercampur darah,
tidak ada varises
e. Ekstremitas bawah : Tidak odema

2. Palpasi
TFU 2 jari di bawah PX (Mc Donald:32 cm), pada
fundus teraba bokong, punggung janin disebelah
kanan perut ibu, presentasi kepala, sudah masuk
PAP 2/5 bagian.
TBJ = (TFU-N) X 155
= (32-11) x 155
= 3.255 gram
His : 3x10’ 40’’
96

3. Auskultasi
DJJ : 140 x/menit, kuat dan teratur
4. Pemeriksaan Dalam
Portio teraba lunak, pendataran 50%, pembukaan
5 cm, ketuban utuh, presentasi kepala, penurunan
kepala H III, penunjuk UUK.

A : G1P0A0 39 minggu 4 hari inpartu kala I fase aktif, JTH,


Preskep
P:
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan
janinnya dalam keadaan baik. tekanan darah :
120/80 mmHg, DJJ 140 x/m dan Pembukaan 5 cm
(Ibu mengetahui kondisinya, keadaan bayinya, dan
hasil pemeriksaan yang telah dilakukan).
2. Memberitahu suami dan keluarga bahwa hanya 1
orang saja jika ingin mendampingi ibu selama proses
persalinan.
(Suami mendampingi ibu selama proses persalinan).
3. Mengajarkan kepada keluarga untuk mengusap
punggung ibu ketika kontraksi untuk mengurangi
rasa nyeri.
(Ibu merasa nyaman ketika punggung diusap)
4. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum agar
tenaga ibu bertambah.
(Ibu bersedia untuk makan dan minum).
5. Mengajarkan ibu teknik cara pernafasan perut yang
dapat digunakan saat adanya dorongan meneran
yaitu perut mengembung saat menarik nafas dan saat
menghembuskan nafas perut mengempis.
(Ibu mengerti dan mulai mempraktikkan teknik
pernafasan).
6. Menyiapkan alat partus set, heacting set, obat-obatan
esensial, pakaian ibu dan bayi serta APD.
(Alat-alat sudah dipersiapkan ).
7. Melakukan observasi TTV, DJJ, dan kemajuan
persalinan pada partograf.
(Observasi telah dilakukan).

Sabtu, 18 G1P0A0 39 S:
Maret 2023 minggu 4 hari
Ibu mengeluh mulesnya bertambah sering dan lama pada
pukul inpartu kala II,
bagian perut bawah disertai rasa ingin meneran seperti
07.00 WIB JTH, Preskep
BAB dan ketuban sudah pecah.

O:
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
97

1. Inspeksi :
Muka : Ekspresi ibu tampak kesakitan
Genetalia : Keluar air berwarna jernih pada pukul
07.00 WIB, perineum menonjol, vulva membuka
2. Palpasi:
His :5x/10’/50”
Auskultasi
Frekuensi DJJ : 148 x/menit
3. Pemeriksaan Dalam :
Portio : Tidak teraba
Pendataran : 100 %
Pembukaan : 10 cm
Ketuban : Pecah spontan
Presentasi : Kepala
Penurunan : H III- IV
Penunjuk : UUK Kiri depan

A: G1P0A0 39 minggu 4 hari inpartu kala II, JTH, Preskep

P:
1. Memberitahu kepada ibu bahwa pembukaan sudah
lengkap, keadaan ibu dan bayi baik.
(Ibu mengerti)
2. Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan
esensial siap digunakan. Mematahkan ampul
oksitosin 10 unit dan menempatkan spuit 3 cc steril
sekali pakai di dalam partus set.
(Alat dan obat-obatan sudah siap digunakan).
3. Membantu ibu memilih posisi meneran yang
nyaman, dan ibu memilih posisi meneran setengah
duduk
(Ibu sudah memilih posisi meneran setengah duduk).
4. Memeriksa DJJ setelah kontraksi uterus mereda,
untuk memastikan DJJ normal
(DJJ 148 x/menit)
5. Melanjutkan memimpin persalinan.
(Memimpin persalinan dilanjutkan)
6. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm
membuka vulva, lindungi perineum dengan satu
tangan yang dilapisi kain. Tangan yang lain
menahan kepala bayi agar tetap defleksi dan
membantu lahirnya kepala. Lakukan tekanan yang
lembut dan tidak menghambat kepala bayi,
membiarkan kepala keluar perlahan-lahan.
Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan
atau bernapas cepat saat kepala lahir.
(Tangan telah menahan perineum dan kepala bayi,
dan ibu mengikuti anjuran meneran yang baik).
7. Setelah kepala bayi lahir, membersihkan jalan nafas
98

(hidung dan mulut) bayi.


(Jalan nafas telah dibersihkan).
8. Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat
dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi,
dan segera proses kelahiran bayi.
(Tidak ada lilitan tali pusat).
9. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran
paksi luar secara spontan.
(Kepala bayi telah lahir dan bayi telah melakukan
putaran paksi luar).
10. Meletakkan tangan secara biparietal pada kepala
bayi dengan lembut gerakan ke arah bawah dan
kearah luar hingga bahu depan lahir dan kemudian
dengan gerakan ke arah atas untuk melahirkan bahu
belakang
(Bahu telah lahir).
11. Setelah bahu lahir, lakukan sanggah susur dengan
tangan kanan menyangga kepala, leher, dan bahu
bayi bagian belakang, sementara lengan kiri
memegang leher dan bahu bayi bagian depan saat
badan dan lengan lahir.
(Sanggah susur telah dilakukan).
12. Melakukan sanggah susur, bokong, tungkai, kaki.
Pegang kedua mata kaki, masukkan telunjuk
diantara kedua kaki dan pegang kedua kaki dengan
melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari lainnya
pada sisi yang lain agar bertemu dengan jari telunjuk
(Bayi telah lahir).
13. Menilai keadaan bayi.
(Bayi lahir spontan pukul 07.20 WIB, bayi menangis
kuat, tonus otot baik, warna kulit kemerahan, jenis
kelamin laki-laki).
14. Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah
dan menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang
bersih dan kering, menutupi bagian kepala,
membiarkan tali pusat terbuka.
(Bayi telah dikeringkan, badan dan kepala bayi telah
diselimuti)
15. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3
cm dari pusat bayi. Melakukan pengurutan pada tali
pusat mulai dari klem ke arah ibu dan memasang
klem kedua 2 cm dari klem pertama (kearah ibu).
(Penjepitan tali pusat telah dilakukan)
16. Memegang tali pusat dengan satu tangan,
melindungi bayi dari gunting dan memotong tali
pusat di antara dua klem tersebut.
(Pemotongan tali pusat telah dilakukan).
17. Meletakkan bayi di atas dada ibu (skin to skin) untuk
melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dengan
meletakkan bayi tengkurap di dada ibu, posisikan
99

kepala bayi diantara payudara ibu mengarah ke salah


satu payudara dengan posisi lebih rendah dari puting
susu, selimuti bayi dengan kain kering dan hangat,
pasang topi di kepala bayi, biarkan bayi melakukan
kontak kulit ke kulit dan mencari puting susu ibu
paling sedikit selama 1 jam.
(Bayi sedang melakukan IMD)

Sabtu, 18 P1A0 inpartu kala S:


Maret 2023 III Ibu mengatakan senang dan lega setelah melahirkan
pukul anaknya, dengan keluhan perutnya masih terasa mules.
07.20 WIB
O:
Kontraksi uterus : Baik
Kesadaran : Composmentis
TFU : Setinggi pusat
Kandung kemih : kosong
Inspeksi
Genetalia : tampak tali pusat bertambah panjang, terdapat
semburan darahtiba-tiba

A: P1A0 kala III

P:
1. Memeriksa apakah ada bayi kedua
(tidak ada bayi kedua).
2. Memberitahu ibu bahwa ibu akan disuntikkan oksitosin
10 IU secara IM di 1/3 paha kanan atas bagian luar agar
kontraksi uterus ibu baik.
(Oksitosin telah disuntikkan di 1/3 paha kanan atas
bagian luar)
3. Memindahkan klem 5 cm di depan vulva lalu
melakukan peregangan tali pusat terkendali dan
melakukan dorso-kranial.
(Peregangan tali pusat telah dilakukan)
4. Saat plasenta tampak di depan introitus vagina, lahirkan
plasenta dengan cara dipilin searah jarum jam sampai
plasenta lahir lengkap.
(Plasenta lahir spontan pukul 07.35 WIB).
5. Melakukan masase fundus uteri searah jarum jam
hingga uterus berkontraksi dan mengajarkan ibu dan
keluarga cara masase fundus uteri.
(Ibu dan keluarga bisa melakukan massase fundus
uteri).
6. Memeriksa kelengkapan plasenta dan memasukkan
plasenta ke dalam wadah plasenta
(Plasenta lengkap).
7. Melakukan pemeriksaan laserasi jalan lahir
(Terdapat laserasi).
100

Kamis, 24 P1A0 kala IV S:


Februari Ibu mengatakan lega dan senang telah melahirkan
2022 bayinya secara normal.
Pukul
07.40 WIB O:

KU : Baik
Kesadaran : Composmentis

TTV
TD: 120/80 mmHg
S : 36,50C
N : 84 x/menit
RR : 22 x/menit
Colostrum : Sudah keluar
Kontraksi uterus : Baik TFU : 2 jari di bawah pusat
Kandung kemih :Tidak penuh

A: P1A0 kala IV

P:
1. Menjelaskan pada ibu bahwa persalinan telah selesai,
ibu dan bayi dalam keadaan baik
(Ibu mengetahui kondisinya).
2. Melakukan observasi perdarahan, memastikan
kontraksi uterus ibu baik.
(Perdarahan dalam batas normal ± 150 cc, dan kontraksi
uterus ibu baik).
3. Mengajarkan ibu dan keluarga cara massase fundus
uteri dan menilai kontraksi yaitu dengan cara massase
pada perut ibu secara sirkuler/searah jarum jam, dan
uterus akan keras apabila kontraksinya baik.
(Ibu dan keluarga mengerti cara melakukan massase
uterus dan menilai kontraksi uterus baik).
4. Memberitahu kepada keluarga untuk memberikan ibu
makanan dan minuman sebagai penambah energi.
(Ibu sudah makan dan minum).
5. Membersihkan ibu dari paparan darah dan membantu
ibu memakai pakaian serta pembalut.
(Ibu sudah memakai pakaian dan merasa nyaman).
6. Membereskan alat yaitu dengan merendam alat bekas
pakai dalam larutan deterjen selama 10 menit, dengan
cara dekontaminasi dan membuang bahan-bahan yang
terkontaminasi ke tempat sampah yang disediakan.
(Alat dan sampah telah di bereskan).
7. Melakukan pemantauan TTV, kontraksi uterus,
kandung kemih dan perdarahan setiap 15 menit pada 1
jam pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam berikutnya.
(TTV, kontraksi uterus dan perdarahan ibu dalam batas
normal).
101

8. Melakukan dekontaminasi pada tempat persalinan


dengan larutan deterjen.
(Dekontaminasi telah dilakukan).
9. Membersihkan sarung tangan dan melepaskan sarung
tangan dalam keadaan terbalik dalam larutan deterjen.
(Sarung tangan telah dilepaskan dan direndam dalam
larutan klorin).
10. Melakukan cuci tangan dengan 6 langkah efektif di
bawah air mengalir.
(Cuci tangan telah dilakukan)
11. Melengkapi partograf dan membuat
pendokumentasian.
(Partograf terlampir, dokumentasi telah dibuat)
102

Tabel 4.4
Catatan Perkembangan Nifas pada Ny. “C”

Catatan Perkembangan
Hari/Tanggal Diagnosa
Sabtu, 18 P1A0 post partum S:
Maret 2023, 6 jam 1. Alasan Datang
pukul Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertama 6 jam
13.30 WIB yang lalu, dengan keluhan mulas pada perutnya,
di Tpmb kolostrum sudah keluar, Ibu sudah BAK dan telah
Lismarini istirahat tidur selama ±4 jam.

O:
1. Pemeriksaan umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :
TD : 110/70 mmHg
Pernapasan : 22 x/m
Nadi : 82 x/m
Suhu : 36,5oC

2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Muka :Tidak pucat, tidak oedema
Mata :Konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik
Genetalia :Terdapat pengeluaran lochea rubra
dan ada luka jahitan
Ekstremitas
Atas :Ujung jari tidak pucat, tidak
oedema
Bawah :Ujung jari tidak pucat, tidak
oedema, dan tidak ada varises
b. Palpasi
Abdomen : Kontraksi uterus baik
TFU : 2 jari di bawah pusat
Kandung kemih : Tidak penuh

A : P1A0 Postpartum 6 Jam

P:
1. Menjelaskan pada ibu bahwa ibu dalam keadaan baik
(Ibu mengetahui hasil pemeriksaan).
2. Menjelaskan pada ibu bahwa mulas yang dirasakan
ibu merupakan hal yang wajar dan tidak perlu
dikhawatirkan karena uterus sedang berkontraksi
sehingga terjadi proses kembalinya uterus ke bentuk
103

semula dan untuk mencegah terjadinya pendarahan


pasca persalinan
(ibu mengerti dengan penjelasan bidan)
3. Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini
supaya proses penyembuhan setelah bersalin lebih
cepat.
(Ibu sudah melakukan mobilisasi dengan baik seperti
duduk, berjalan disekitar ruangan, ke kamar mandi)
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup yaitu
istirahat/tidur ketika bayinya sedang tidur agar
kebutuhan istirahat ibu tercukupi sehingga ibu tidak
merasa lelah dan mengantuk saat beraktivitas.
(Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran bidan).
5. Memberitahu ibu untuk menjaga personal hygiene
yaitu keringkan menggunakan tisu setelah buang air
besar atau buang air kecil, mengganti celana dalam
dan pembalut minimal 2x atau sudah terasa tidak
nyaman atau lembab untuk mencegah infeksi selama
masa nifas ibu.
(Ibu mengerti cara menjaga kebersihan diri dan
bersedia mengikuti anjuran).
6. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya
nifas seperti; Perdarahan pervaginam yang
banyak,Infeksi pada genetalia, keluar cairan berbau
busuk, sakit kepala hebat, nyeri ulu hati, penglihatan
kabur, Bengkak pada wajah atau ekrtemitas ,demam
tinggi lebih dari 2 hari, muntah, Payudara bengkak,
merah, dan sakit Nyeri,sakit, dan pembengkakan pada
kaki Jika ibu megalami atau merasakan salah satu dari
tanda-bahaya tersebut segera lapor ke petugas
kesehatan.
(Ibu mengetahui tanda bahaya nifas dan mau
mengikuti anjuran yang diberikan).
7. Memberikan ibu Vitamin A, asam mefenamat 3x1,
amoxillin 3x1, etabion 1x1 diminum setelah makan
(Terapi telah diberikan dan ibu pulang kerumah dijam
17.00 Wib)
8. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan
ulang 1 minggu lagi yaitu pada tanggal 25 Mareti
2023 atau harus datang kembali jika terdapat keluhan
lain.
(Ibu mengerti terhadap anjuran yang diberikan).

Sabtu, 25 P1A0 S:
Maret Postpartum 7 hari
2023 pukul 1. Alasan Datang
14.00 WIB Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertama 7 hari
di Tpmb yang lalu, keadaan ibu dan bayi sehat, ASI lancar
Lismarini namun ibu dengan keluhan kurang istirahat.
104

2. Data kebiasaan sehari-hari


a. Pola nutrisi
1) Pola makan
Pagi :Sepiring nasi, sepotong lauk- pauk
(ayam/ikan/tahu/tempe/telur), buah-
buahan (pepaya/pisang/jeruk).
Siang :Sepiring nasi,sepotong lauk pauk
(ayam/ikan/tahu/tempe), Semangkuk
sayur (katu/bayam/kangkung).
Malam :Sepiring nasi,sepotong lauk
(ayam/ikan/tahu/Telur),buah-
buahan (pepaya/pisang/jeruk)
2) Pola minum
Air putih :12-14 gelas/sehari
b. Pola eliminasi
1) BAK
Frekuensi : 9-10x/hari
Warna : jernih
Keluhan : tidak ada
2) BAB
Frekuensi : 1x/hari
Konsistensi : lembek
Warna : kuning kecoklatan
Keluhan : tidak ada

c. Pola aktivitas dan Istirahat


Tidur Malam : ± 5 jam (22.00-05.00 WIB)
Bangun bila bayi ingin
menyusu
Tidur Siang : ± 1 jam (13.00-14.00 WIB)
Saat bayi tidur
d. Data Psikososil :
Hubungan ibu dengan suami dan keluarga: Baik
Tanggapan ibu dan keluarga terhadap bayi: Senamg
Kebiasaan yang mempengaruhi nifas: Tidak ada
Keadaan ibu : Ibu suda bisa menyusui dengan baik
dan melakukan pekerjaan rumah
O:

1. Pemeriksaan umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :
TD : 110/70 mmHg
Pernapasan : 24 x/m
Nadi : 83 x/m
Suhu : 36,1oC
BB : 53 kg
105

2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Muka :Tidak pucat, tidak oedema
Mata :Konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik
Payudara : Tidak ada massa, ASI (+)
Genetalia :Terdapat pengeluaran lochea
sanguinolenta
Ekstremitas
Atas :Ujung jari tidak pucat, tidak
oedema
Bawah :Ujung jari tidak pucat, tidak
oedema, dan tidak ada varises,
tidak ada tanda-tanda homan
(tromboflebitis)

b. Palpasi
Abdomen : Kontraksi uterus baik
TFU : Pertengahan Pusat- Symphisis

A : P1A0 Postpartum 7 hari

P:
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan tanda- tanda vital ,
TD : 110/70 mmHg.
(Ibu mengetahui hasil pemeriksaan).
2. Mengingatkan kepada ibu untuk tetap mengkonsumsi
makanan bergizi seperti sayur-sayuran, lauk pauk yang
mengandung karbohidrat dan protein, serta buah-
buahan dan minum air putih minimal 14 gelas/hari
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu sehingga
kebutuhan ASI tercukupi.
(Ibu bersedia mengikuti anjuran bidan)
3. Mengingatkan ibu untuk istirahat yang cukup yaitu
istirahat/tidur ketika bayinya sedang tidur serta hindari
makan saat mendekati waktu tidur dan tidak
mengonsumsi minuman yang dapat mengganggu tidur
seperti kopi agar kebutuhan istirahat ibu tercukupi
sehingga ibu tidak merasa lelah dan mengantuk saat
beraktivitas.
(Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran bidan).
4. Mengingatkan pada ibu untuk memberikan ASI
eksklusif secara on demand selama 6 bulan tanpa
makanan tambahan pada bayinya supaya pengeluaran
ASI tetap lancar.
(Ibu mengerti dan mau memberikan ASI eksklusif
secara on demand kepada bayinya).
5. Mengingatkan kembali ibu untuk melakukan perawatan
payudara yaitu dengan membersihkan daerah puting
susu menggunakan washlap dan air hangat untuh
106

mencegah terjadinya sumbatan karena adanya kotoran


atau ASI yang mengering pada puting susu ibu yang
dapat menghalangi ASI keluar.
(Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran).
6. Mengingatkan ibu untuk menjaga personal hygiene
seperti rutin mengganti celana dalam dan pembalut
minimal 2x atau sudah terasa tidak nyaman atau lembab
untuk mencegah infeksi pada ibu
(Ibu mengerti cara menjaga kebersihan diri dan bersedia
mengikuti anjuran).
7. Memberitahu ibu untuk segera datang ke fasilitas
kesehatan bila mengalami keluhan
(Ibu bersedia mengikuti anjuran

Sabtu, 15 P1A0 S:
April Postpartum 28 1. Alasan Datang
2023 pukul hari Ibu mengatakan bahwa keadaan ibu dan bayi sehat,
15.00 WIB tidak ada keluhan dan ASI lancar.
di rumah
ny.C 2. Data kebiasaan sehari-hari
a. Pola nutrisi
1) Pola makan
Pagi :Sepiring nasi, sepotong lauk- pauk
(ayam/ikan/tahu/tempe/telur)
Siang :Sepiring nasi,sepotong lauk pauk
(ayam/ikan/daging), Semangkuk
sayur (katu/bayam/kangkung).
Malam :Sepiring nasi,sepotong lauk
(ikan/tahu/Telur),buah-buahan
(pepaya/pisang/jeruk)
2) Pola minum
Air putih :12- 14 gelas/sehari
b. Pola eliminasi
1) BAK
Frekuensi : 10-11 x/hari
Warna : Jernih
Keluhan : Tidak ada
2) BAB
Frekuensi : 1x/hari
Konsistensi : Lembek
Warna : Kuning kecoklatan
Keluhan : Tidak ada

c. Pola aktivitas dan Istirahat


Tidur Malam : ± 7 jam (22.00-05.00 WIB)
Bangun bila bayi ingin
menyusu
Tidur Siang : ± 1 jam (13.00-14.00 WIB)
Saat bayi tidur
107

Aktivitas : Melakukan pekerjaan rumah tangga


dan mengurus anak.
d. Data Psikososial :
Hubungan ibu dengan suami dan keluarga: Baik
Tanggapan ibu dan keluarga terhadap bayi: Senamg
Kebiasaan yang mempengaruhi nifas: Tidak ada
Keadaan ibu : Ibu suda bisa menyusui dengan baik
dan melakukan pekerjaan rumah

O:
1. Pemeriksaan umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :
TD : 110/80 mmHg
Pernapasan : 22 x/m
Nadi : 80 x/m
Suhu : 36,4oC

2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Muka : Tidak pucat, tidak oedema
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik
Genetalia : Terdapat pengeluaran lochea alba
Ekstremitas
Atas :Ujung jari tidak pucat, tidak
oedema
Bawah :Ujung jari tidak pucat, tidak
oedema, dan tidak ada varises
b. Palpasi
TFU : Tidak teraba

A : P1A0 Postpartum 28 hari

P:
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan tanda- tanda vital ,
TD : 110/80 mmHg, Nadi : 80 x/menit, Pernapasan : 22
x/menit, Suhu : 36,4oC.
(Ibu mengetahui hasil pemeriksaan).
2. Mengingatkan kepada ibu untuk tetap mengkonsumsi
makanan bergizi seperti sayur-sayuran, lauk pauk yang
mengandung karbohidrat dan protein, serta buah-
buahan dan minum air putih minimal 14 gelas/hari.
(Ibu bersedia mengikuti anjuran bidan)
3. Mengingatkan ibu untuk istirahat yang cukup yaitu
istirahat/tidur ketika bayinya sedang tidur serta hindari
makan saat mendekati waktu tidur dan tidak
mengonsumsi minuman yang dapat mengganggu tidur
seperti kopi agar kebutuhan istirahat ibu tercukupi
108

sehingga ibu tidak merasa lelah dan mengantuk saat


beraktivitas.
(Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran bidan).
4. Mengingatkan pada ibu untuk memberikan ASI
eksklusif secara on demand selama 6 bulan tanpa
makanan tambahan pada bayinya supaya pengeluaran
ASI tetap lancar.
(Ibu mengerti dan mau memberikan ASI eksklusif
secara on demand kepada bayinya).
5. Mengingatkan kembali ibu untuk melakukan perawatan
payudara yaitu dengan membersihkan daerah puting
susu menggunakan washlap dan air hangat untuh
mencegah terjadinya sumbatan karena adanya kotoran
atau ASI yang mengering pada puting susu ibu yang
dapat menghalangi ASI keluar.
(Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran).
8. Mengingatkan ibu untuk menjaga personal hygiene
yaitu keringkan menggunakan tisu setelah buang air
besar atau buang air kecil, mengganti celana dalam dan
pembalut minimal 2x atau sudah terasa tidak nyaman
atau lembab agar tidak terjadi infeksi.
(Ibu mengerti cara menjaga kebersihan diri dan bersedia
mengikuti anjuran).
9. Menanyakan kepada ibu tentang alat kontrasepsi
yang akan digunakan.
(Ibu ingin berdiskusi dengan suaminya terlebih dahulu)
10. Menganjurkan ibu datang ke fasilitas kesehatan untuk
melakukan imunisasi BCG pada saat usia bayinya 1
bulan.
(Ibu bersedia mengikuti anjuran bidan)
11. Memberitahu ibu untuk segera datang ke fasilitas
kesehatan bila mengalami keluhan
(Ibu bersedia mengikuti anjuran).

Sabtu, 29 P1A0 S:
April Postpartum 42 1. Alasan Datang
2023 pukul hari Ibu mengatakan bahwa keadaan ibu dan bayi
10.00 WIB sehat, ASI lancar dan tidak ada keluhan.
di Tpmb 2. Data kebiasaan sehari-hari
Lismarini a. Pola nutrisi
1) Pola makan
Pagi :Sepiring nasi, sepotong lauk- pauk
(ayam/ikan/tahu/tempe/telur)
Siang :Sepiring nasi,sepotong lauk pauk
(ayam/ikan/daging/telur),
Semangkuk sayur (katu/bayam/
kangkung).
Malam :Sepiring nasi,sepotong lauk
(ikan/tahu/Telur),buah-buahan
(pepaya/pisang)
109

2) Pola minum
Air putih :12- 14 gelas/sehari
b. Pola eliminasi
1) BAK
Frekuensi : 9-10 x/hari
Warna : Jernih
Keluhan : Tidak ada
2) BAB
Frekuensi : 1x/hari
Konsistensi : lembek
Warna : Kuning kecoklatan
Keluhan : Tidak ada
c. Pola aktivitas dan Istirahat
Tidur Malam : ± 7 jam (22.00-05.00 WIB)
Bangun bila bayi ingin
menyusu
Tidur Siang : ± 1 jam (13.00-14.00 WIB)
Saat bayi tidur
Aktivitas :Melakukan pekerjaan rumah
tangga dan mengurus anak.
d. Data Pisikososial
Hubungan ibu dengan suami dan keluarga: Baik
Tanggapan ibu dan keluarga terhadap bayi: Senamg
Kebiasaan yang mempengaruhi nifas: Tidak ada
Keadaan ibu : Ibu suda bisa menyusui dengan baik
dan melakukan pekerjaan rumah
O:
1. Pemeriksaan umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV
TD : 120/80 mmHg
Pernapasan : 24 x/m
Nadi : 80 x/m
Suhu : 36,5oC
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Muka : Tidak pucat, tidak ada oedema
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik
Genetalia : Tidak terdapat pengeluaran
pervaginam
Ekstremitas
Atas :Ujung jari tidak pucat, tidak
oedema
Bawah :Ujung jari tidak pucat, tidak
oedema, dan tidak ada varises
b. Palpasi
TFU : Normal
A : P1A0 Postpartum 42 hari
110

P:
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan tanda- tanda vital ,
TD : 120/80 mmHg, Nadi : 80 x/menit, Pernapasan : 24
x/menit, Suhu : 36,5oC.
(Ibu mengetahui hasil pemeriksaan).
2. Mengingatkan kepada ibu untuk tetap mengkonsumsi
makanan bergizi seperti sayur-sayuran, lauk pauk yang
mengandung karbohidrat dan protein, serta buah-
buahan dan minum air putih minimal 8 gelas/hari.
(Ibu bersedia mengikuti anjuran bidan)
3. Mengingatkan ibu untuk istirahat yang cukup yaitu
istirahat/tidur ketika bayinya sedang tidur agar
kebutuhan istirahat ibu tercukupi sehingga ibu tidak
merasa lelah dan mengantuk saat beraktivitas.
(Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran bidan).
4. Mengingatkan pada ibu untuk memberikan ASI
eksklusif secara on demand selama 6 bulan tanpa
makanan tambahan pada bayinya supaya pengeluaran
ASI tetap lancar.
(Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran).
5. Mengingatkan ibu untuk menjaga personal hygiene
dengan setelah buang air besar atau buang air kecil,
keringkan menggunakan tisu, mengganti celana dalam
dan pembalut minimal 2x atau sudah terasa tidak
nyaman atau lembab.
(Ibu mengerti cara menjaga kebersihan diri dan
bersedia mengikuti anjuran).
6. Menanyakan kembali kepada ibu tentang alat
kontrasepsi yang akan digunakan.
(Ibu memutuskan untuk menggunakan kontrasepsi pil
laktasi setelah 42 hari postpartum)
111

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA BY NY. “C”


DI TPMB LISMARINI TAHUN 2023

Hari/Tanggal Pengkajian :Sabtu,18 Maret 2023


Pengkajian Oleh : Lerina Prisca

IdentitasBayi
Nama : By Ny. “C”
Tanggal Lahir : 18 Maret 2023
Jenis Kelamin : Perempuan

IIdentitasOrang Tua
Nama : Ny.“C” Nama : Tn.“R”
Umur : 22Tahun Umur : 28 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia Suku/Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian Lepas
Alamat : Prumnas Talang Kelapa Blok.7 kota Palembang Sumatra Selatan

A. DATASUBJEKTIF
1. KeluhanUtama
Bayi baru lahir tanggal 18 Maret 2023 pukul 07.20 WIB, lahir spontan
dan segera menangis spontan. Jenis kelamin perempuan.
2. Keadaan Bayi Baru Lahir
a. Segera Menangis : Ya, menangis kuat
b. Aktivitas : Menangis, gerakan aktif
c. Warna Kulit :Kemerahan
3. Riwayat Kesehatan
a. Bayi : Tidak ada kelainan
112

4. Keluarga : Tidak mempunyai / menderita penyakit menularRiwayat Melahirkan


a. Usia Kehamilan : Aterm
b. Jenis Persalinan : Normal
c. Penolong : Bidan
d. PB Lahir : 48 cm
e. BB Lahir : 3300 gram
f. Air Ketuban : Jernih
g. Komplikasi : Tidak ada
5. Kebutuhan Psikologi dan Nutrisi
a. Jenis Asi
1) Frekuensi : On demand
2) Alergi : Tidak ada
b. Eliminasi
1) BAB
a) Frekuensi : Sudah BAB
b) Warna : Hitam kehijauan
c) Konsistensi : Lembek
2) BAK
a) Frekuensi : Sudah BAK
b) Warna :Jernih
6. Data Psikologi dan Spiritual Orang tua/Keluarga
a. Tanggapan orang tua terhadap kelahiran bayi : Senang dan bersyukur
b. Pengambil keputusan dalam keluarga : Musyawarah
c. Pengetahuan keluarga tentang perawatan bayi : Baik

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Tanda – tanda Vital
Suhu : 36,3ºC
Pernapasan : 55 x/menit
113

Denyut Jantung : 140 x/menit


2. PemeriksaanAntropometri
a. BB : 3300gram
b. PB : 48 cm
c. LILA : 11 cm
d. Lingkar Kepala : 34 cm
e. Lingkar Dada : 36 cm
3. Pemeriksaan Khusus
a. Kepala : Rambut hitam, tidak ada caput sucedanium, dan cephal
hematoma serta meningokel dan ansefolokel
b. Muka : Simetris, tidak ada kelainan sindromdown
c. Mata : Simetris, sklera putih
d. Telinga : Simetris, tidak ada pengeluaran secret berlebih
e. Hidung : Bersih dan tidak adasumbatan
f. Mulut : Simetris, tidak labioskizis dan labiopalatoskizis
g. Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada
h. Abdomen : Tidak ada omfalikel dan tidak ada pendarahan tali pusat
i. Tungkai : Simetris, pergerakan aktif, tidak sindaktil dan politakti
j. Genetalia : Labia minora ditutupi oleh labia mayora
k. Anus : Berlubang
l. Punggung : Tidak terdapat pembengkakan dan cekungan serta tidak
ada spinabipida
4. Pemeriksaan Refleks Primitif
a. Refleks Moro : Baik, bayi terkejut dan memeluk
b. Refleks Rooting : Baik, bayi mencari jika diletakkan jari pada
pipi ataupun bibirnya
c. Refleks Grasping : Baik, pada saat telapak tangan disentuh
d. Refleks Sucking : Baik, pada saat menghisap
e. Refleks Tonick neck : Baik, bayi bisa menoleh
114

C. ANALISA

Diagnosa : Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan usia 1 jam yang lalu.

D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa jenis kelamin
bayinya perempuan, BB 3300 gram, PB: 48 cm, sehat dan tidak memiliki
kelainan.
(Ibu merasa senang melihat kondisi bayinya)
2. Memberikan injeksi vitamin K dengan dosis 1 mg secara IM di sepertiga paha kiri
bayi.
(Penyuntikan vitamin K telah dilakukan)
3. Memberikan salep mata pada bayi untuk mencegah terjadinya infeksi pada mata.
(Salep mata telah diberikan)
4. Menjelaskan pada ibu cara perawatan tali pusat untuk mencegah infeksi yaitu
dengan menggunakan kassa steril tanpa diberikan apapun, dibalut pada tali pusat
setiap sehabis mandi atau basah dan menjaga agar daerah tali pusat tetap bersih
dan kering.
(Ibu mengerti dan dapat mengulangi bagaimana cara perawatan tali pusat)
5. Menganjurkan ibu untuk terus menyusui bayinya secara on demand. Menyusuinya
secara bergantian pada payudara kanan dan kiri lalu sendawakan setelah menyusui
agar bayi tidak gumoh.(Ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan bersedia
melakukannya).
6. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif yaitu pemberian ASI tanpa
makanan tambahan lain selama 6 bulan kepada bayinya karena pemberian ASI
sangat baik untuk kekebalan tubuh, pertumbuhan, perkembangan, dan kecerdasan
bayi serta dapat berfungsi sebagai metode kontrasepsi alami dengan catatan ibu
menyusui bayi secara rutin.
(Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran bidan)
7. Menganjurkan ibu dan keluarga untuk selalu menjaga kehangatan, kebersihan dan
kenyamanan bayinya, seperti mengganti popok setelah bayinya BAK dan BAB
serta mengganti pakaian bayi sehabis mandi atau setiap terasa lembab atau basah
115

untuk mencegah infeksi pada bayi.


(Ibu mengerti dengan penjelasan dan bersedia melakukan anjuran bidan)
8. Memberitahu ibu bahwa bayinya belum dimandikan dan boleh dimandikan
setidaknya 24 jam setelah bayi lahir agar kehangatan tubuh bayi terjaga. (Ibu
mengerti penjelasan )
9. Memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti bayi malas menyusu,
gerakan kurang aktif, demam tinggi atau suhu tubuh rendah, kejang, dan terlihat
sangat kuning. segera memberitahu bidan jika bayinya mengalami tanda bahaya
tersebut.
Ibu mengetahui dan mengerti tentang tanda bahaya pada bayi baru lahir
10. Menjaga kehangatan tubuh bayi dengan memakaikan pakaian dan segera
mengganti apabila basah. Melanjutkan IMD
116

Tabel 4.5
Catatan Perkembangan Bayi Baru Lahir

Catatan Perkembangan
Hari/Tanggal Diagnosa
Sabtu, 18 NCBSMK 6 S:
Maret 2022 Jam 1. Keluhan utama
pukul 15.30 Ibu mengatakan bayinya tidak rewel dan menghisap
WIB di dengan baik, sudah BAK dan BAB
TPMB
Lismarini 2. Data Kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Jenis : ASI Ekslusif
Frekuensi : On demand
b. Eliminasi
1) BAK
Frekuensi : 1x
Warna : Kuning jernih
Penyulit : Tidak ada
2) BAB
Frekuensi : 1x
Warna : Hitam kehijauan
Penyulit : Tidak ada
O:
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV :
N : 143 x/menit
RR : 52 x/menit
T : 36.5ºC
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Tidak seborrheic dermatitis.
b. Muka : Simetris tidak pucat
c. Mata : tidak ada tanda-tanda infeksi,sklera tidak ikterik,
konjungtiva merah muda.
d. Hidung : Tidak ada secret atau lender berlebih
e. Mulut : Bersih tidak ada oral thrush
f. Dada : tidak ada retraksi dinding dada, bunyi jantung
teratur
g. Abdomen: Tidak ada perdarahan, tidak ada tanda-tanda
infeksi
h. Bokong tidak ada ruam popok
i. Ekstremitas atas bawah : Tidak ada sianosis, sindaktili
atau polidaktili

A : NCBSMK 6 jam
117

P:
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,
sehat, dan tidak memiliki kelainan serta hasil pemeriksaan
fisik dalam keadaan normal. (Ibu mengetahui hasil
pemeriksaan yang dilakukan)
2. Memandikan Bayi
( bayi telah dimandikan)
3. Menyuntikan imunisasi Hepatitis B 0,5 ml di anterolateral
paha kanan. (Imunisasi telah disuntikkan)
4. Memberitahu ibu untuk menjaga agar kassa tali pusat
tetap kering. (Ibu mengerti dan akan mengikuti apa
yangdianjurkan)
5. Menjaga kehangatan dan kebersihan tubuh bayi dengan
memakaikan pakaian dan segera mengganti apabila basah
(ibumengerti)
6. Menganjurkan ibu agar menyusui bayinya setiap 2-3 jam,
dan menepuk pelan punggung bayi hingga bayi
bersendawa sesudah di beri ASI, serta menganjurkan ibu
untuk member ASI esklusif selama 6 bulan. (ibu mengerti
dan akan mengikuti apa yang dianjurkan)
7. Memberitahu ibu tanda bahaya bayi baru lahir yaitu,
kejang, malas menyusu, diare, nafas cepat atau lambat,
lemah, merintih,panas tinggi, kulit atau mata kuning, tinja
bayi berwarna pucat. Jika terdapat tanda tersebut segera
melapor ke petugas kesehatan. (Ibu mengerti)

Sabtu, 25 Neonatus S:
Maret 2023 Usia 7 hari 1.. Keluhan Utama
14.00 WIB Ibu mengatakan baiynya dalam keadaan sehat dan menyusu
dengan kuat dan tali pusat sudah lepa

2. Data Kebiasaan
Data Kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Jenis : ASI Ekslusif
Frekuensi : On demand
b. Eliminasi
1) BAK
Frekuensi : 7x/hari
Warna : Kuning jernih

2) BAB
Frekuensi : 2x/hari
Warna : kuning kecokelatan
Penyulit : Tidak ada
118

O:
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
BB : 3.400 gram
PB : 48 cm
LK : 35 cm
LD : 37 cm
TTV :
N : 144 x/menit
RR : 54 x/menit
T : 36.7ºC
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Tidak seborrheic dermatitis
b. Muka : Simetris tidak pucat
c. Mata : Tidak ada tanda-tanda infeksi, sklera tidak
iktrik, konjungtiva merah muda
d. Hidung : Tidak ada secret atau lender berlebih
e. Mulut : Bersih tidak ada oral thrush
f. Dada : Tidak ada retraksi dinding dada bunyi jantung
teratur
g. Abdomen : Tali pusat sudah lepas, tidak ada
perdarahan, tidak ada tanda-tanda infeksi
h. Genetalia : Normal, tidak ada infeksi
i. Bokong tidak ada ruam popok
j. Ekstremitas atas bawah : Tidak ada sianosis, sindaktili
atau polidaktili

A : Neonatus 7 hari

P:
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan bahwa
keadaan bayi sehat
2. Menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan dan
kebersihan bayi dengan segera mengganti pakaian apabila
basah.
3. Memberikan KIE tentang pemberian ASI secara ekslusif
sampai bayi berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman
tambahan.
(Ibu mengerti dan akan memberikan ASI secara Eksklusif.
4. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya pada bayi seperti
demam tinggi, kejang, muntah berlebih, kesulitan bernafas,
bayi terus – menerus tidur tanpa bangun untuk makan,
warna kulit atau bibir kebiruan atau kuning, lemas, mata
bengkak atau mengeluarkan cairan. Jika bayi mengalami
tanda bahaya tersebut, segera bawa ke fasilitas layanan
kesehatan.
(Ibu mengerti dan akan mengikuti apayang dianjurkan.
5. Memberitahu ibu untuk kunjungan imunisasi pada bayi
119

BCG dan Polio pada usia bayi 1 bulan.


( ibu bersedia melakukan kunjungan)

Sabtu, 15 Neonatus usia 28 S:


April 2023, hari 1. Keluhan Utama
pukul 15.00 Ibu mengatakan bayinya tidak rewel dan menyusu dengan
WIB kuat, dan ibu ingin kunjungan imunisasi BCG dan Polio1

2. Pola Nutrisi
Bayi sudah menyusu secara on demand
,
3.Pola Eliminasi
a. BAK
Frekuensi : 5–6 x/hari
Warna : Kuning jernih
b. BAB
Frekuensi : 4 x/hari
Warna : Kuning
O:
A. Pemeriksaan Umum
KU bayi : Baik
Tanda-tanda vital
Suhu : 36,5°C
Pernapasan : 46 x/menit
Denyut Jantung : 125x/menit
BB : 3500 gram
PB : 49 cm
LK : 36 cm
LD : 38 cm

B. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Tidak seborrheic dermatitis,
Muka : Simetris tidak pucat
Mata : Tidak ada tanda-tanda infeksi, sklera tidak iktrik,
konjungtiva merah muda
Hidung : Tidak ada secret atau lender berlebih
Mulut : Bersih tidak ada oral thrush
Dada : Tidak ada retraksi dinding dada bunyi jantung teratur
Genetalia : Normal, tidak ada infeksi
Bokong tidak ada ruam popok
Ekstremitas atas bawah : Tidak ada sianosis, sindaktili atau
polidaktili

A : Neonatus usia 28 hari

P:
1. Memberitahu ibu bahwa bayinya dalam keadaan baik dan
tidak ada kelainan.
(Ibu mengerti tentang kondisi bayi-nya dan hasil
pemeriksaan yang di-lakukan).
120

2. Memberitahu ibu manfaat dan efek smping imunisasi BCG


dan polio 1
(ibu mengetahu manfaat dan efek samping BCG dan Polio)
3. Menyuntikkan imunisasi BCG 0.05 cc secara IC di lengan
kanan atas
(imunisasi BCG telah disuntikkan)
4. Memberikan imunisasi Polio secara oral sebanyak 2 tetes
( imunisasi Polio telah diberikan)
5. Memberikan theraphy obat Paracetamol syrup apabila bayi
mengalami demam setelah diberikan imunisasi
(Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran)
6. Mengingatkan kembali pada ibu untuk mem-berikan ASI
secara ekslusif selama 6 bulan tanpa makanan tambahan
apa-pun.
(IbumengertidanbersediauntukmemberikanASI secara
ekslusif pa-dabayinya).
7. Mengingatkan ibu untuk selalu menjaga kehangatan
bayinya.
(Ibumengerti dan bersedia untuk selalu menjaga kehangatan
bayinya).
8. Mengingatkan kembali pada ibu agar selalu menjaga
kebersihandan ke-nyamanan bayinya, seperti meng- ganti
popok apabila bayinya BAB /BAK.
(Ibu mengerti dan bersedia untuk merawat bayinya).
BAB V
PEMBAHASAN

Pada studi kasus ini, pelaksanaan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.
“C” 22 tahun di Tpmb Lismarini dari tanggal 20 Februari 2023 sampai dengan 13 Mei
2023. Asuhan dilakukan secara komprehensif dimulai dari kehamilan, persalinan, bayi
baru lahir, dan nifas sampai 42 hari postpartum dengan cara mengumpulkan data
subjektif, objektif, menganalisa, dan melakukan penatalaksanaan sesuai dengan
asuhan kebidaanan, dijabarkan sebagai berikut.

A. Asuhan Kebidanan Kehamilan


Berdasarkan hasil pengkajian dan pemantauan kehamilan Ibu dengan identitas
Ny. “C” usia 22 tahun hamil anak pertama, ibu dan janin dalam keadaan normal, tidak
ditemukan adanya komplikasi. Didapatkan data subjektif, Ny. “C” mengatakan
mengalami menstruasi terakhir pada tanggal 14-06-2022. Ibu telah melakukan
pemeriksaan sebanyak 6 kali selama kehamilan, yang terdiri dari 2 kali pada trimester
I (di bidan), 2 kali pada trimester ke II (di bidan), dan 2 kali pada trimester ke III (di
bidan)
Kunjungan kehamilan ini telah sesuai dengan teori kebijakan program pelayanan
antenatal yang menetapkan frekuensi kunjungan antenatal minimal 6 (enam) kali
selama kehamilan, yaitu sekali kunjungan antenatal pada trimester 1 (0 -12 minggu),
dua kali kunjungan antenatal pada trimester 2 (13-24 minggu), tiga kali kunjungan
antenatal pada trimester 3 (25- 42 minggu) (Permenkes, 2021).
Tinggi badan Ny. “C” yaitu 158 cm. Pengukuran tinggi badan dilakukan hanya
satu kali yakni pada saat kunjungan pertama antenatal. Pengukuran tinggi badan pada
pertama kali kunjungan dilakukan untuk menapis adanya faktor risiko pada ibu hamil.
Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm meningkatkan risiko untuk terjadinya
Cephalo Pelvic Disproportion (CPD) (Suryaningsih, 2018). Dalam kasus yang terjadi
Ny. “C” tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan.
Indeks Masa Tubuh (IMT) Ny. “C” masuk dalam kategori normal yakni 20,8
kg/m² sehingga rekomendasi penambahan berat badan selama kehamilan berdasarkan

121
122

IMT adalah 11,5 -16 kg. Kenaikan berat badan yang dialami Ny. “C” adalah 12 kg selama
kehamilan yaitu dari 52 kg menjadi 64 kg. Tujuan dari dilakukannya penimbangan berat
badan adalah untuk mendeteksi dini adakan kemungkinan gangguan pada pertumbuhan
janin. (Suryaningsih, 2018).
Setelah itu dilakukan pemeriksaan tekanan darah pada Ny. “C” tekanan darah ibu
normal yaitu 120/80 mmHg. Pemeriksaan ini dilakukan setiap kali kunjungan antenatal.
Tujuan pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal untuk mendeteksi
adanya hipertensi (tekanan darah ≥ 140/90 mmHg) di kehamilan dan preeklampsia
(hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai bawah; dan atau proteinuria)
(Kemenkes RI, 2021). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara
teori dan praktik di lapangan.
Pengukuran lingkar lengan atas ini dilakukan pada kunjungan pertama. Hal ini
dilakukan untuk melakukan skrining ibu hamil beresiko Kurang Energi Kronik (KEK).
Ibu hamil dapat dinyatakan KEK apabila LILA ibu menunjukkan angka kurang dari 23,5
cm. Keadaan ini harus diantisipasi karena dapat menyebabkan Berat Bayi Lahir Rendah
(BBLR) (Suryaningsih, 2018). Pada awal kunjungan antenatal ibu dengan penulis ,
pengukuran lila Ny.”C” adalah 26 cm. Sehingga, tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktik di lapangan.
Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU) dilakukan setiap kali kunjungan
antenatal dengan mengetahui pertumbuhan janin apakah sesuai atau tidak dengan usia
kehamilan. Pengukuran TFU dilakukan dengan mengunakan pita meteran yang
dilengkungkan atau dipegang lurus diantara jari dengan tangan kanan ke ujung fundus
uteri. (Kemenkes RI, 2021). Pada pengkajian awal tanggal 13 Februari 2023 usia
kehamilan Ny.”C” adalah 33 minggu 6 hari dimana tinggi fundus uteri ibu 3 jari dibawah
PX (Mc Donald: 32 cm), Hal ini sudah sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa pada
usia 34 minggu tinggi fundus uteri berada di 3 jari dibawah PX Berdasarkan hasil tersebut,
tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik (Sulistyawati, 2017).
Pada kasus Ny. “C”, pemeriksaan bagian terbawah janin adalah kepala dan denyut
jantung janin terdengar 143 x/menit, kuat dan teratur. Hal ini sudah sesuai dengan teori
dimana DJJ normal bayi adalah 120-160 kali per menit. Tujuan dari dilakukannya
pemeriksaan DJJ adalah untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya gangguan pada janin
123

seperti fetal distress (Suryaningsih, 2018).


Selama memeriksakan kehamilannya, Ny.“C” telah mengonsumsi Tablet Fe
sebanyak kurang lebih 90 tablet (Fe) habis diminum. Hal tersebut tidak terdapat
kesenjangan pada pemberian zat besi (kemenkes RI, 2020). Saat dilakukan pemeriksaan
fisik, konjungtiva ibu tidak anemis, pertambahan berat badan dan ukuran lila ibu normal,
taksiran berat janin ibu normal serta tidak ditemukan tanda- tanda anemia. Hal ini
menunjukan bahwa nutrisi ibu selama hamil tercukupi sehingga ibu mengonsumsi tablet
Fe hanya sebagai bentuk pencegahan agar tidak mengalami anemia.
Pada kasus Ny. “C”, tidak ditemukan kelainan dalam kehamilannya. Menurut
teori tanda-tanda bahaya kehamilan adalah perdarahan pervaginam (abortus, plasenta
previa dan solusio plasenta), keluar cairan pervaginam, nyeri perut bagian bawah, sakit
kepala hebat, penglihatan kabur, bengkak di wajah dan jari-jari tangan, dan gerakan janin
tidak terasa (Saifuddin, 2016).
Berdasarkan data-data yang terkumpul dari anamnesa, pemeriksaan fisik
pemeriksaan khusus kebidanan secara inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi pada
Ny.”C” tidak ditemukan adanya masalah.

B. Asuhan Kebidanan Persalinan


Pada anamnesa awal yang dilakukan terhadap Ny.”C” tanggal 18 Maret 2023
pukul 03.00 WIB didapatkan ibu G1P0A0 39 minggu 4 hari, dengan keluhan sakit dari
pinggang menjalar ke perut bagian bawah sejak pukul 21.00 WIB, sudah keluar lendir
bercampur darah dan belum keluar air-air dari kemaluan sejak pukul 02.30 WIB,
gerakan janin masih dirasakan ibu. Kemudian dilakukan pemeriksaan umum batas
normal dan fisik (his : 3x10’ 40’’, DJJ (+) 140 x/menit, kuat dan teratur, pemeriksaan
dalam portio teraba lunak, pendataran 50%, pembukaan 5 cm, ketuban (+), presentasi
kepala, penurunan hodge III, penunjuk UUK kiri depan.
Menurut Fitriahadi, (2019) Persalinan Kala I adalah kala pembukaan yang
berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap .Proses ini terbagi
menjadi 2 fase, yaitu :Fase laten (8 jam) dari pembukaan 0 cm sampai pembukaan 3
cm, fase aktif (7 jam) dari pembukaan serviks 3 cm sampai pembukaan 10 cm. Dari
teori di atas dapat disimpulan bahwa Ny.”C” inpartu kala I fase aktif, JTH, preskep.
124

Hal ini sesuai dengan teori dan tidak ada kesenjangan.


Selanjutnya pada pukul 07.00 WIB ibu memanggil bidan, mengeluh rasa sakitnya
semakin sering, merasa ingin buang air besar yang tidak tertahan lagi, ada tekanan kuat
pada anus. Ibu mengatakan keluar air dari kemaluan. Terlihat tanda persalinan seperti
dorongan untuk meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol dan vulva membuka
G1P0A0 39 minggu 4 hari. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan dalam dengan hasil
portio tidak teraba, pendataran 100%, pembukaan lengkap, ketuban sudah pecah
spontan (jernih), presentasi kepala, penurunan hodge IV, penunjuk ubun-ubun kecil
kanan depan.
Ibu dibimbing meneran dengan baik, meneran apabila ada his, meneran seperti
mau BAB, mata ibu melihat ke pusat tidak boleh dipejamkan. Bayi lahir spontan
menangis kuat pada pukul 07.20 WIB jenis kelamin perempuan, berat badan 3300
gram dan panjang badan 48 cm . Kemudian dilakukan pemotongan tali pusat dan
dilanjutkan IMD. Kala II ibu berlangsung selama 20 menit. Hal tersebut sesuai dengan
teori dimana kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses
ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. (Fitriahadi,
2019).
Setelah bayi lahir, dilakukan segera penyuntikkan oksitosin 10 IU pada paha
kanan ibu secara IM, terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta berupa semburan darah
tiba-tiba, tali pusat memanjang, dan uterus teraba globuler. Lalu dilakukan peregangan
tali pusat terkendali. Plasenta lahir spontan pukul 07.35 WIB. Plasenta lahir lengkap
dengan selaputnya. Kala III ini berlangsung selama 15 menit setelah bayi lahir
sehingga masih dalam batas normal. Hal ini sesuai dengan teori dimana kala III
dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak
lebih dari 30 menit (Fitriahadi, 2019).
Menurut Fitriahadi, (2019), Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam
pertama post partum. Observasi ini dilakukan dengan meliputi tingkat kesadaran ibu,
Pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, dan pernapasan), kontraksi
uterus,Terjadinya perdarahan, perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya
tidak melebihi 500 cc.
Sesuai dengan teorinya didapatkan hasil pemeriksaan pada Ny.”C” TD: 110/70
125

mmHg, RR: 22x/m, N: 82x/m, T: 36,5°C, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah
pusat, pengeluaran lochea rubra, perdarahan ±150 cc, kandung kemih tidak penuh.
Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik Pada pertolongan
persalinan di lahan praktik telah dilakukan sesuai standar APN, dan dapat disimpulkan
dari hasil pembahasan terhadap asuhan kebidanan persalinan pada Ny.”C” tidak
terdapat kesenjangan antara teori dan praktik.

C. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir


Pada tanggal 18 Maret 2023 pukul 07.20 WIB di Tempat Praktek Mandiri Bidan
Lismarini Kota Palembang, bayi lahir spontan, menangis kuat, tonus otot baik warna kulit
kemerahan, dan APGAR Score 9/10, jenis kelamin perempuan, berat badan 3300 gram,
panjang badan 48 cm. Diagnosa Bayi Baru Lahir Spontan.
Pada 1 jam pertama, asuhan yang diberikan yaitu menjaga kehangatan bayi saat
melakukan pemeriksaan dengan menghidupkan lampu dan menutup tubuh bayi dengan
kain kering/handuk, memberikan salp mata pada bayi untuk mencegah terjadinya infeksi
pada mata akibat terpapar air ketuban, melakukan injeksi Vitamin K dengan dosis 1 mg
pada 1/3 paha kiri anterolateral secara IM untuk mencegah perdarahan pada otak dan tali
pusat serta memberikan salep mata pada bayi untuk mencegah infeksi pada mata bayi.
Selanjutnya, pemeriksaan 6 jam bayi lahir pada tanggal 18 Maret 2022 pukul
15.30 WIB. Hasil pemeriksaan didapatkan keadaan umum bayi baik, kesadaran compos
mentis, suhu 36,5°C, nadi 143 x/menit, pernapasan 52 x/menit.
Asuhan yang diberikan yaitu melakukan injeksi imunisasi HB0 0,5 ml secara IM
pada 1/3 paha luar sebelah kanan, untuk mencegah penyakit Hepatitis tipe B,
memberitahu ibu efek samping dari imunisasi tersebut yaitu reaksi lokal sementara seperti
rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan, reaksi yang
terjadi bersifat ringan dan biasanya akan hilang setelah 2 hari, menganjurkan ibu untuk
terus menyusui bayinya ketika bayi menangis lapar atau setiap 2 jam sekali, memberitahu
ibu cara perawatan tali pusat yaitu mengganti kassa steril tiap habis mandi/ jika basah dan
lembab, memberitahu kembali kepada ibu tentang tanda bahaya pada bayi baru lahir
seperti bayi malas menyusu, gerakan kurang aktif, demam tinggi atau suhu tubuh rendah,
kejang, dan terlihat sangat kuning, segera bawa bayinya ke petugas kesehatan jika
126

bayinya mengalami tanda bahaya tersebut.


Pada tanggal 25 Maret 2023 pukul 14.00 WIB. Ibu mengatakan bayinya dalam
keadaan sehat, menyusu dengan kuat dan tali pusat sudah lepas. Hasil pemeriksaan
didapatkan keadaan umum bayi baik, kesadaran bayi compos mentis, suhu 36,7°C, denyut
jantung 144 x/menit, pernapasan 54 x/menit, tali pusat sudah lepas dan tidak ada tanda-
tanda infeksi. Diagnosa Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan 7 hari.
Asuhan yang diberikan yaitu memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan
bahwa bayi dalam keadaan sehat BB 3400 gram, mengingatkan ibu untuk terus menyusui
bayinya ketika bayi menangis lapar atau setiap 2 jam sekali dan tidak boleh memberikan
susu formula dan makanan selain ASI sampai bayi usia 6 bulan, mengingatkan ibu untuk
selalu menjaga kebersihan dan kenyamanan bayinya, seperti mengganti popok setiap
bayinya BAK dan BAB serta mengganti pakaian bayi sehabis mandi atau setiap terasa
lembab atau basah, dan menganjurkan ibu apabila ada keluhan atau menemukan tanda
bahaya segera datang ke tenaga kesehatan.
Dan pada tanggal 15 April 2023 pukul 15.00 WIB dilakukan kunjungan neonatal
kembali yaitu untuk diberikan imunisasi dasar yaitu BCG dan Polio. Hasil pemeriksaan
didapatkan keadaan umum bayi baik, kesadaran bayi composmentis, suhu 36,5°C, denyut
jantung 125 x/menit, pernapasan 46 x/menit, berat badan 3500 gr. Diagnosa Neonatus
Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan 28 hari. Lalu menganjurkan ibu untuk membawa
bayinya ke posyandu/bidan setiap bulan untuk mengetahui berat badan dan
perkembangan bayi serta membawa buku KIA setiap melakukan posyandu.

D. Asuhan Kebidanan Nifas


Pada masa nifas dilakukan kunjungan nifas sebanyak 4 kali. Kunjungan pertama
dilakukan pada periode 6 jam sampai 2 hari postpartum, kunjungan kedua dilakukan
pada hari ke 3 sampai 7 hari postpartum, kunjungan ketiga dilakukan pada hari ke 8
sampai 28 hari postpartum dan kunjungan terakhir pada hari ke 29 sampai 42 hari
postpartum..
Kunjungan pertama dilakukan pada tanggal 18 Maret 2023 di Tempat Praktek
Mandiri Bidan Lismarini Kota Palembang. Dilakukan pemeriksaan dengan hasil
tekanan darah 110/70 mmHg, suhu 36,5°C, nadi 82 x/menit, pernapasan 22 x/menit.
127

Pemeriksaan palpasi TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, BAK 3 kali dan
belum BAB, perdarahan lochea rubra.
Penatalaksanaan yang diberikan yaitu memberitahu ibu bahwa rasa mules yang
dialaminya merupakan hal yang normal karena uterus berkontraksi sehingga terjadi
involusi/pengerutan kembali uterus, menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi
dini seperti duduk dan berjalan, menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan
bergizi dan minum air putih minimal 8 gelas/hari, menganjurkan ibu untuk istirahat
yang cukup, menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya kapanpun bayi mau atau
maksimal setiap 2 jam sekali, memberitahu ibu untuk tetap menjaga pola kebersihan
dirinya seperti mengganti pembalut minimal 2-3x/hari atau ganti bila terasa penuh dan
menjaga kebersihan payudaranya setiap mandi dan habis menyusui, menjelaskan
kepada ibu dan keluarga tentang perawatan tali pusat pada bayi, memberitahu kepada
ibu tanda bahaya masa nifas yaitu, pendarahan hebat, keluar cairan berbau dari vagina,
sakit kepala yang hebat, bengkak pada wajah dan tangan, demam tinggi > 2 hari,
payudara merah, bengkak, dan sakit, kehilangan nafsu makan dalam waktu lama, dan
jika ibu mengalami salah satu tanda bahaya tersebut segera hubungi bidan yang
berjaga, menjelaskan pada ibu untuk minum obat berupa asam mefenamat 500 mg 3x1,
amoxicillin 500 mg 3x1, dan etabion 1x1 yang diminum setelah makan dan vitamin A
yang diminum pada pukul 19.00 WIB. Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik
dalam pemberian vitamin A.
Kunjungan nifas kedua dilakukan pada tanggal 25 Maret 2023 di Tempat Praktek
Mandiri Bidan Lismarini. Dilakukan pemeriksaan dengan hasil tekanan darah 110/70
mmHg, suhu 36,1°C, nadi 83 x/menit, pernapasan 24 x/menit. Pemeriksaan palpasi
TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, BAK 9-10 x/hari dan BAB 1
kali/hari. Lalu memberitahu ibu Muka tidak pucat, konjungtiva merah muda, Payudara
tidak bengkak, ASI keluar dengan lancar, TFU pertengahan pusat simfisis, kandung
kemih tidak penuh, terdapat pengeluaran lokhea sanguinoleta, tidak ada tanda-tanda
infeksi, Ekstremitas tidak ada edema dan varises. Pada pemeriksaan ini ibu tidak
memiliki keluhan dan hasil pemeriksaan ibu tidak memiliki masalah.
Kunjungan nifas ketiga dilakukan 15 April 2023 pasca persalinan yang dilakukan
kunjungan rumah. Ibu mengatakan bahwa keadaan ibu dan bayi sehat tidak ada
128

keluhan dan ASI lancar. Pemeriksaan yang dilakukan didapatkan bahwa KU : baik,
kesadaran composmentis, TD: 110/80 mmHg, T: 36,4°C, nadi: 80 x/ menit,
pernafasan: 22 x/menit. BAK : ± 10-11 x/sehari dan BAB : ±1 x/sehari, Muka: tidak
pucat, tidak oedema, Mata: konjungtiva merah muda, sklera putih, Payudara: simetris,
putting susu menonjol, tidak ada massa, ASI (+), Genitalia: pengeluaran pervaginam
lochea serosa, dan tidak ada tanda-tanda infeksi., Ekstremitas: tidak ada oedema pada
tangan dan kaki, Palpasi: Pertengahan pusat-simfisis, kontraksi uterus baik, kandung
kemih tidak penuh.
Penatalaksanaan yang diberikan yaitu, menganjurkan ibu agar tidak khawatir,
mengingatkan ibu untuk selalu mengonsumsi makanan bergizi dan mengingatkan ibu
untuk istirahat yang cukup, mengingatkan ibu untuk menyusui bayinya dengan ASI
saja sampai usia 6 bulan, mengingatkan ibu untuk tetap menjaga pola kebersihan
dirinya seperti mengganti pembalut minimal 2-3x/hari atau ganti bila terasa penuh dan
menjaga kebersihan payudaranya setiap mandi dan habis menyusui, mengajarkan ibu
untuk melakukan pijat oksitosin apabila ASI ibu susah keluar dan mengajarkan suami
untuk melakukan pijat oksitosin.
Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi ketidaklancaran
produksi ASI. Pijat oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang tulang belakang
(vertebrae) sampai tulang costae kelima keenam dan merupakan usaha untuk
merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan(Biancuzzo, 2003).
Pijat oksitosin ini dilakukan untuk merangsang refleks oksitosin atau let down
reflex. Selain untuk merangsang let down reflex manfaat pijat oksitosin adalah
memberikan kenyamanan pada ibu, mengurangi bengkak, mengurangi sumbatan ASI,
merangsang pelepasan hormon oksitosin, mempertahankan produksi ASI ketika ibu
dan bayi sakit (Depkes RI, 2020).
Pijat oksitosin dilakukan untuk merangsang refleks oksitosin atau refleks let down
dan bisa dilakukan dengan bantuan keluarga terlebih suami. Setelah dilakukan pijat
oksitosin ini diharapkan ibu akan merasa rileks dan yakin bahwa ASI yang dikeluarkan
cukup untuk bayinya. Bahwa teori pijat oksitosin mampu mengatasi permasalah yang
tidak lancar adalah benar.
Dan kunjungan terakhir dilakukan pada hari ke 42 postpartum yaitu pada tanggal
129

tanggal 29 April 2023. Hasil pemeriksaan didapatkan keadaan ibu baik, tekanan darah
120/80 mmHg, suhu 36,5°C, nadi 80 x/menit, pernapasan 24 x/menit.
Penatalaksanaan yang diberikan yaitu mengingatkan kembali kepada ibu untuk
mengonsumsi makanan bergizi dan minum air putih minimal 2,5 liter/hari,
mengingatkan kembali kepada ibu untuk istirahat yang cukup yaitu istirahat/tidur
ketika bayinya sedang tidur, mengingatkan kembali ibu untuk menyusui bayinya
kapanpun bayi menginginkan atau maksimal setiap 2 jam sekali, mengingatkan
kembali kepada ibu untuk tetap menjaga pola kebersihan dirinya seperti mengganti
pembalut minimal 2-3x/hari atau ganti bila terasa penuh dan menjaga kebersihan
payudaranya setiap mandi dan habis menyusui, menjelaskan pada ibu dan suami
mengenai Jenis jenis metode kontrasepsi, yakni metode alami dan metode modern.
Metode kontrasepsi alami seperti metode MAL, metode kalender, metode senggama
terputus, metode suhu basal tubuh, dan metode ovulasi. Sedangkan metode kontrasepsi
modern yang terdiri dari 3 jenis yakni hormonal (pil, suntik, implant), non-hormonal
(kondom dan IUD) dan kontrasepsi mantap (vasektomi dan tubektomi), prosedur
penggunaan kontrasepsi, keuntungan dan kerugian alat kontrasepsi, indikasi dan
kontra indikasi kontrasepsi, serta efek samping yang dapat ditimbulkan dari
kontrasepsi yang dipilih, menanyakan kepada ibu kapan ibu akan menggunakan
kontrasepsi Pil Planotab.
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan komprehensif dan
pendokumentasian secara SOAP pada Ny. “C” dari masa kehamilan, bersalin, nifas
dan bayi baru lahir (BBL), maka penulis mengambil suatu kesimpulan yaitu sebagai
berikut :
1. Penulis telah dapat melaksanakan pengkajian data subjektif secara menyeluruh
pada Ny. “C” dari masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, dan nifas melalui
wawancara (anamnesa).
2. Penulis telah dapat melaksanakan pengkajian data objektif secara menyeluruh
pada Ny. “C” dari masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, dan nifas melalui
pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi. Data objektif yang
diperoleh selama masa kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir
semuanya dalam keadaan normal dan tidak ditemukan masalah ataupun
komplikasi.
3. Penulis telah dapat menegakkan diagnosa pada Ny. “C” dalam masa kehamilan,
persalinan, nifas, dan bayi baru lahir setelah dilakukan analisis data subjektif dan
data objektif.
4. Penulis telah dapat melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. “C”
mulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir sesuai dengan
perencanaan dan dilakukan evaluasi sehingga diketahui asuhan yang diberikan
telah terlaksana dengan baik.

130
131

B. Saran
1. Bagi Penulis
Agar mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam melakukan Asuhan
Kebidanan Komprehensif dan mendokumentasikannya dalam bentuk SOAP
serta dapat mengaplikasikan teori yang didapat selama proses perkuliahan secara
langsung di lapangan berkaitan dengan memberikan asuhan kebidanan pada ibu
hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir yang bermutu dan berkualitas, sehingga
dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya.
2. Bagi Praktik Mandiri Bidan Lismarini Palembang
Diharapkan Praktek Mandiri Bidan Lismarini Kota Palembang dapat
mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sesuai standar
yang ada dalam menangani pasien terutama dalam memberikan asuhan
kebidanan komprehensif mulai dari kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru
lahir.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil studi kasus ini dapat menambah pengetahuan dan dapat
dijadikan sebagai referensi bagi mahasiswa Poltekkes Kemenkes Palembang
dalam memahami pelaksanaan asuhan kebidanan secara komprehensif mulai
dari kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir sehingga mahasiswa dapat
melaksanakan asuhan kebidanan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

______________2020. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kemenkes RI.

______________2022. Profil Kesehatan Indonesia. In Pusdatin.Kemenkes.Go.Id.

Arum, S., Apriyanti, F., Afrianty, I., Hastuty, M., Rahayu, S. F., Mariati, N., &
Anggeriyane, E. (2021). Kehamilan Sehat Mewujudkan Generasi Berkualitas di
Masa New Normal. Penerbit Insania.

Astuti, A., Dewi, R. K., Azizah, N., Nardina, E. A., Lestari, R. T., Hutomo, C. S.,
Winarso, S. P., Bayu, N., Saragih, H. S., & Winarsih, W. (2021). Mutu Pelayanan
Kebidanan: Standar, Indikator dan Penilaian. Asuhan Keperawatan Perinatal.
(n.d.). Egc.

Dartiwen dan Yati Nurhayati. 2019. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan.


Yogyakarta: Andi Offset.

Dinas Kesehatan Kota Palembang. 2021. Profil Kesehatan Kota Palembang.

Dinkes Prov sumsel. (2021). Membangun Sumsel Yang Sehat Sumsel Yang Maju Untuk
Semua. Profil Kesehatan Provinsi Sumsel 2021, 259.

Ekayanthi, dkk. 2018. Kebidanan Teori dan Asuhan Volume 2. Yogyakarta: EGC.

Fitriana, Yuni dan Widy Nurwiandani 2018. Asuhan Persalinan Konsep Persalinan
Secara Komprehensif dalam Asuhan Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Harnanik, Nawangsari. (2022). Modul Praktikum Asuhan Kebidanan Kehamilan. CV


Jejak (Jejak Publisher).

Ira, Jayanti. (2021). Metodik Khusus Dalam Ilmu Kebidanan. Deepublish.

Kurniarum, dkk.2018. Ilmu Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta:
Kemenkes RI.

Manubah, dkk. 2015.Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran


EGC.

Mastiningsih, Putu dan Agustina Yayuk Chrisyanti. 2019. Asuhan Kehamilan,


Bogor : In Media.

Mochtar, Rustam. 2013. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta: egc.

Mutmainah, Annisa UI, dkk, 2017. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.

132
133

Nurhayati, N., Khair, U., Amalia, R., Solama, W., Simanjuntak, H., Asih, F. R., Sulung,
N., & Sahara, R. M. (2023). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Global Eksekutif
Teknologi.

Prawirohardjo, Sarwono. 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta PT Bina Pustaka.

Rr. Catur Leny Wulandari, Linda Risyati. (2021). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Media
Sains Indonesia.

Saifuddin, A. B. 2016. Ilmu Kebidanan. 4 ed. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Sri Yunida, (2022). Kontrasepsi dan antenatal care. CV Literasi Nusantara Abadi.

Susilowati, Umi. 2022. Pelatihan Hypnoprenatal dan Hipnobirth. Team LPK Indonesia
Dignity.

Walyani dan Endang. 2016. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.
Yogyakarta: PT. Pustaka Baru.

Walyani, Siwi Elysabeth. 2017. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yokyakartta.


Pustaka Baru Press.

Wulandari, N. A., Sari, Y. K., & Chairunnisa, M. (2022). Pendekatan Teori Transculture:
Rekonstruksi Budaya Pemberian Gizi 1000 Hari Pertama Kehidupan.
Yogyakarta: ANDI.

Yuliani, D. R., Saragih, E., Astuti, A., Wahyuni, W., Ani, M., Muyassaroh, Y.,Nardina,
E. A., Dewi, R. K., Sulfianti, S., & Ismawati, I. (2021). Asuhan Kehamilan.
LAMPIRAN
ANTENATAL CARE
No Hari / Tanggal Dokumentasi
1 Senin, 13 Februari
2023 pukul 10.00
WIB

ANC Ke-1

2 Minggu, 26 Februari
2023 pukul 11.00
WIB

ANC Ke-2
PERSALINAN

No Hari / Tanggal Dokumentasi


1 Sabtu, 18 Maret 2023
pukul 07.20 WIB
BAYI BARU LAHIR

No Hari / Tanggal Dokumentasi


1 Sabtu, 18 Maret 2023
pukul 07.20 WIB

KUNJUNGAN NIFAS

No Hari / Tanggal Dokumentasi


1 Sabtu, 15 April 2023
pukul 11.00 WIB
CAP KAKI BAYI

KAKI KANAN KAKI KIRI

Anda mungkin juga menyukai