Anda di halaman 1dari 5

PRAKTIKUM BIOKIMIA SISTEM URINARIA

ANALISA KALSIUM DAN FOSFAT


Dr. dr. Christine V. Sibuea, M. Biomed

Tujuan Praktikum : Untuk mengetahui adanya komposisi kimia adanya kalsium, magnesium,
amonium, karbonat, fosfat dan asam urat oksalat dalam urine.

Pendahuluan :
Sedimen Urine Anorganik :
a) Amorf : Urat dalam urine yang asam dan fosfat dalam urine yang alkalis.
b) Kristal :
- pH asam : asam urat, natrium urat, kalsium sulfat.
Kristal Asam urat merupakan produk dari pemecahan protein, tidak bewarna
hingga kuning, pink, atau coklat. Bentuknya seperti batang, kubus atau seperti
batu asahan.
Kristal Kalsium Oksalat paling sering ditemukan pada urine asam atau netral.
Biasanya berbentuk seperti amplop dan dapat ditemukan pada urine normal,
terutama setelah mengkonsumsi asam askorbat, tomat dan asparagus.
- pH alkalis atau netral : ammonium-magnesium fosfat (triple fosfat) dan dikalsium
fosfat. Kristal Triple Fosfat Kristal berbentuk mirip seperti peti mati, kadang-
kadang ditemukan dalam urine basa berbentuk seperti bintang.
- pH alkalis : kalsium karbonat, ammonium biurat, dan kalsium fosfat. Kristal
Kalsium Karbonat berbentuk seperti sphelules-halter dengan ukuran yang kecil
sering dikatakan bakteri. Kristal Kalsium fosfat
c) Kristal yang abnormal seperti sistin (pada kelainan kongenital), leusin dan tirosin (pada
penyakit hepar yang berat) kolesterol, dan bilirubin.
d) Kristal obat seperti kristal sulfida.

Batu ginjal dapat terbentuk dari kalsium, fosfat atau kombinasi asam urat yang biasanya
larut dalam urin. Batu Kalsium merupakan jenis batu yang paling banyak menyebabkan
urolithiasis (70% - 80%). Dapat ditemukan dalam bentuk murni atau juga bisa dalam bentuk
campuran, misalnya dengan batu kalsium oksalat, batu kalsium fosfat atau campuran dari kedua
unsur tersebut. Terbentuknya batu tersebut diperkirakan terkait dengan kadar kalsium yang tinggi
di dalam urine atau darah dan akibat dari dehidrasi. Batu asam urat dibentuk hanya oleh asam
urat terutama pada pH urine asam. Ukuran batu asam urat bervariasi mulai dari ukuran kecil
sampai ukuran besar sehingga membentuk staghorn (tanduk rusa). Batu asam urat ini adalah tipe
batu yang dapat dipecah dengan obat - obatan. Sebanyak 90% akan berhasil dengan terapi
kemolisis.
Analisa Batu Ginjal dapat dilakukan dengan menggunakan kit untuk menganalisa
komponen batu ginjal. Analisa dilakukan secara semi kuantitatif menggunakan metode titrimetri
untuk kalsium dan metode kolorimetri untuk oksalat, fosfat, magnesium, ammonium, asam urat
dan sistin.
Pemeriksaan komposisi kimia urine dapat digunakan untuk mengetahui adanya mengetahui
adanya kalsium, magnesium, amonium, karbonat, fosfat dan asam urat oksalat.

PRAKTIKUM BIOKIMIA BATU SISTEM URINARIA


A. Alat :
1. Tabung reaksi
2. Kertas saring
3. Pipet tetes
4. Pipet ukur
5. Pemanas

B. Bahan :
1. Ammoniak
2. Aquadest
3. Asam cuka 0,1M
4. Sodium hydroxide solution 27%
5. Calconcarboxylic acid
6. Larutan ethylenedinitrilotetracetic acid disodiumsalt
7. Sampel yang sudah dipreparasi
8. Larutan buffer borat
9. Larutan FeCl3
10. Larutan Sulfosalycilic acid
11. Larutan ammonium molybdate
12. HNO3
13. Larutan pereduksi (4-methyl-aminophenol sulfate, sodium disulfide)
14. Larutan asam molybdatophosforic

C. Metode
1. Analisa Kalsium
Prinsip : Metode titrimetri menggunakan garam ethylenedinitrilotetracetic acid
disodium, dan calconcarboxylic acid sebagai indikator.
- Siapkan sampel yang sudah dipreparasi (10 mL urine dan 2mL amoniak dipanaskan
dan endapan yang terbentuk disaring)
- Tambahkan 2 tetes Sodium hydroxide solution 27% dan 1 sendok spatula
Calconcarboxylic acid
- Campuran tersebut diaduk
- Tambahkan larutan ethylenedinitrilotetracetic acid disodiumsalt tetes demi tetes
sambil diaduk, sampai campuran berubah warna dari merah menjadi biru
- Perhitungan Jumlah tetes yang diperlukan dikalikan 5 sehingga diperoleh prosentase
kalsium yang terdapat di dalam sampel

2. Analisa Oksalat
Prinsip : Kompleks warna terbentuk oleh reaksi antara besi (III) dan asam sulfosalisilic
yang dilepaskan oleh oksalat.
- Sampel yang sudah dipreparasi ditambahkan 2 tetes larutan buffer borat, 3 tetes larutan
FeCl3, dan 3 tetes larutan Sulfosalycilic acid sambil terus diaduk
- Diamkan selama 2 menit
- Bandingkan warna yang terbentuk

Interpretasi hasil :

3. Analisa Kalsium Oksalat


Prinsip : Kompleks warna terbentuk oleh reaksi antara besi (III) dan asam sulfosalisilic
yang dilepaskan oleh oksalat.
- Hasil filtrasi digunakan untuk analisa kalsium oksalat. 2mL larutan ditambahkan 5
tetes larutan oksalat
- Diamkan selama 2 menit
- Lihat endapan putih yang terbentuk

4. Analisa Fosfat
Prinsip : Dengan penambahan reducing agents, asam molybdatophosphoric berubah
menjadi molybdenum blue.
- Sampel yang sudah dipreparasi ditambahkan 5 tetes larutan ammonium molybdate, 5
tetes larutan pereduksi (4-methyl-aminophenol sulfate, sodium disulfide) sambil terus
diaduk.
- Bandingkan warna yang terbentuk.
Interpretasi hasil :

- Atau dapat juga dengan 2mL larutan ditambahkan 3 tetes HNO3 dan 5 tetes larutan
ammonium molybdate. Lihat endapan kuning dari ammonium fosfomolibdat.

5. Analisa Asam Urat


Prinsip : Kandungan asam urat di dalam sampel mereduksi larutan buffer asam
molybdatophosforic membentuk molybdenum blue.
- Tambahkan 3 tetes larutan asam molybdatophosforic ke dalam larutan sampel yang
telah dipreparasi, aduk dan diamkan selama 2 menit
- Tambahkan 2 tetes larutan buffer borate dan aduk
- Bandingkan warna yang terbentuk

Interpretasi hasil :

Anda mungkin juga menyukai