Anda di halaman 1dari 4

Amnesia terdiri dari 3 cerita lepas/ one shot.

Berikut synopsis singkatnya:

♥♥♥♥♥

♥♥♥♥♥

♥♥♥♥♥

새로운시작의끝

Hidup seperti jalan setapak yang dilalui saat mendaki gunung. Terkadang berarah
lurus dan terkadang pun berkelok. Jalan yang terjal atau jalan tanpa hambatan.
Semua hal yang pastinya dilalui oleh semua manusia dalam perjalanan hidupnya.
Tidak ada hidup yang bahagia tanpa adanya kesedihan didalamnya. Kehidupan pun
mengajarkan tentang kepercayaan yang harus ditempatkan pada apapun saat kita
melewati proses kehidupan yang kita jalani. Namun terkadang keterpurukan juga
mampu mengajari kita untuk bertahan atau melepaskan segalanya.

♥♥♥♥♥

Beautiful Liar

Jaejoong duduk termangu, suster yang selama ini merawatnya mengatakan bahwa hari
ini ia boleh pulang.

Pulang...

Jaejoong bahkan tidak tahu kemana ia harus pulang.

Ketika membuka matanya Jaejoong kebingungan karena tiba-tiba dirinya bangun di


bilik rumah sakit, selang infus masih menancap menembus permukaan kulitnya –
meskipun sekarang sedang dalam proses dilepas-, aroma obat-obatan kuat
mengganggu hidungnya membuat Jaejoong bersin beberapa kali.

Bagaimana pun Jaejoong tidak ingat dimana ia tinggal sebelum masuk rumah sakit.
Yang diingat Jaejoong adalah masa kecil sampai ia lulus SMA dan masuk perguruan
tinggi. Setelah itu Jaejoong tidak ingat apa-apa.

Rumah sakit ini pun Jaejoong tidak tahu harus membayar biayanya dengan apa, suster
mengatakan ia koma hampir 2 bulan lamanya sebelum keadaannya stabil dan
dipindahkan dari ruang ICU.

Menghela napas lelah, Jaejoong berdiri dari duduknya. Berjalan perlahan menuju
lemari untuk merapikan barangnya –jika mungkin ada. Membuka lemari dan tertegun.
Di dalamnya terdapat beberapa kemeja yang sebenarnya bukan ukuran Jaejoong,
celana dalam, sebuah bantal rumah dan selimut juga sebuah boneka gajah kecil
berwarna biru muda.

Jaejoong hendak mengambil boneka gajah tersebut tetapi mendengar pintu ruang
rawatnya ia memilih menoleh untuk melihat siapa pengunjungnya.

"Boo... apa yang kau lakukan?"

Mata Jaejoong menyipit, ia mengamati pria muda yang berjalan ke arahnya sambil
membawa seikat bunga lili putih. Memeluk Jaejoong erat sebelum mencium bibir
Jaejoong dan memberikan seikat bunga lili tersebut.

"Aku sudah berpesan pada suster untuk membiarkanmu beristirahat." Ucapnya. "Apa
kau berniat membereskan pakaian?" suaranya terdengar tidak setuju.

"Kau... siapa?"

Pria muda tersebut tidak tampak terkejut, hanya mengusap pipi tirus lagi pucat milik
Jaejoong sebelum mengambil boneka gajah dan diberikan pada Jaejoong kemudian
memaksa Jaejoong duduk di atas tempat tidur sementara dirinya memasukkan semua
barang dalam lemari ke dalam tas besar di bagian paling bawah lemari.

Jaejoong mengamatinya dengan bingung. "Kau siapa...?" Tanya Jaejoong lagi.


"Oh Boo, kita akan bicara begitu kita sampai di rumah." Pria itu mulai memasukkan
semua pakaian dan barang yang berada di dalam lemari ke dalam koper dan sebuah
tas.

"Rumah?"

"Rumah."

"Rumah siapa?" Tanya Jaejoong.

"Rumah kita." Jawabnya. "Rumah siapa lagi?"

Jaejoong tidak menyahut.

"Atau kau ingin pindah ke rumah orang tuaku?"

"Tidak." Gumam Jaejoong.

Suara resleting ditarik terdengar, "Nah, selesai. Ayo kita pulang ke rumah..."

♥♥♥♥♥

Bukan salah Lesi

"Bagaimana bisa ibuku menjadi ibumu?" teriak Jaejoong histeris. Ia kebingungan.


Benar-benar bingung sampai-sampai kepalanya berdenyut sakit seperti ditusuk ribuan
jarum.

Yunho yang terkejut mendapati kenyataan itu pun hanya terdiam, membiarkan
Jaejoong memukul dan menampar diriya dengan histeris. Yunho sendiri tidak tahu hal
itu. Jika dirinya tahu bahwa ia dan Jaejoong bersaudara tidak mungkin secara sadar ia
memeluk Jaejoong dalam tidurnya.

Jaejoong bernapas cepat, kenangan-kenangan masa lalu seperti lembar buku rusak
yang terus dibolak-balik secara paksa, aus dan terkoyak dimana-mana.
♥♥♥♥♥

♥♥♥♥♥

♥♥♥♥♥

Info lebih lanjut (cantumkan posternya)

Anda mungkin juga menyukai