Anda di halaman 1dari 9

JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT TJUT NYAK DHIEN E-ISSN : 2828-5697

Vol. 2 No. 2 Edisi Juli 2023 – Desember 2023

Sosialisasi BUD untuk Mencegah Kesalahan dalam Penggunaan Obat di


Lapangan Stadion Teladan Medan

Muharni Saputri1, Nilsya Febrika Zebua2, Sudewi3, Supran Hidayat4, Dea Anggraini5,
Nurul Karima6, Shadiq Suwailim7, Hafizurrahman8
1,2,3,4,5,6,7,8
Fakultas Farmasi/ Program Studi Sarjana Farmasi, Universitas Tjut Nyak Dhien
e-mail: muharnisaputri16@gmail.com

Abstrak

Keberhasilan pengobatan sangat ditentukan oleh berbagai macam aspek, mulai dari dosis tepat, rute yang tepat, obat
yang tepat, mengenal obat dengar benar, kemasan yang masih baik dan memahami tentang BUD (Beyond Use Date).
Masih banyak masyarakat yang belum dapat membedakan antara ED (Expire Date) dan BUD. Selama ini masyarakat
awam pada umumnya hanya mengenal ED dibandingkan BUD. Hal ini diperlihatkan pada kegiatan tanya jawab pada
1 kelompok yang mengira bahwa BUD sama dengan ED. Salah satu pria pada kelompok tersebut memberikan
keterangan bahwa obat batuk disimpan di kulkas dan digunakan sampai berbulan-bulan selama obat tersebut masih
ada dan bisa diberikan ke penderita yang lain. Padahal BUD merupakan salah satu aspek yang sangat penting karena
berkaitan dengan stabilitas dan mutu obat. BUD adalah batasan penggunaan obat atau pemakaian obat setelah
kemasan primernya dibuka atau dirusak. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah menggali
informasi kepada masyarakat, sejauh mana mereka mengetahui BUD pada semua bentuk sediaan obat, kemudian
dari penggalian informasi tersebut, team dalam kegiatan pengabdian masyarakat memberikan penjelasan kepada
masyarakat yang ada di sekitar lapangan Stadion Teladan Medan pada tanggal 18 Juni 2023 yang berjumlah 25
orang dengan variasi umur mulai 20 – 50 tahun. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini menunjukkan adanya
peningkatan pemahaman masyarakat yang ditandai dengan kemampuan masyarakat dalam menjawab pertanyaan
team pada saat sesi tanya jawab.

Kata kunci : BUD, Edukasi, Keamananan Obat, Pengetahuan Masyarakat, Stadion Teladan Medan

Abstract

The success of treatment is determined by various aspects, starting from the right dose, the right route, the right
medicine, knowing the right medicine, good packaging and understanding about BUD (Beyond Use Date). There are
still many people who cannot distinguish between ED (Expire Date) and BUD. So far, ordinary people generally only
recognize ED compared to BUD. This was shown in the question and answer activity in one group who thought that
BUD was the same as ED. One of the men in the group explained that cough medicine is stored in the refrigerator
and used for months as long as the medicine is still available and can be given to other patients. BUD is a very
important aspect as it relates to drug stability and quality. BUD is a limitation on the use of drugs or the use of drugs
after the primary packaging is opened or tampered with. The method used in this community service activity is to
explore information to the community, to what extent they know the BUD on all forms of drug preparations, then from
extracting this information, the team in community service activities provides explanations to the community around
the Teladan Medan Stadium field on June 18, 2023, totaling 25 people with age variations ranging from 20 - 50 years.
The results of this community service activity showed an increase in community understanding which was marked by
the community's ability to answer questions.

Keywords: BUD, Education, Drug Safety, Public Knowledge, Stadion Teladan Medan

106
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT TJUT NYAK DHIEN E-ISSN : 2828-5697
Vol. 2 No. 2 Edisi Juli 2023 – Desember 2023

PENDAHULUAN
Beyond use Date (BUD) merupakan suatu istilah yang merujuk pada tanggal dimana
sebuah produk farmasi atau sediaan obat yang dianggap tidak lagi aman atau efektif untuk
digunakan. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang istilah ini masih bervariasi, tergantung pada
tingkat Pendidikan, akses informasi, dan kesadaran akan isu-isu kesehatan. BUD dapat ditemukan
pada label yang telah disiapkan oleh apoteker. Setelah melewati BUD, obat dianggap tidak layak
dikonsumsi dan harus dibuang dengan benar untuk menghindari resiko kesehatan. Pada umumnya
setiap rumah biasanya menyimpan obat sebagai persediaan atau merupakan sisa dari pemakaian
sebelumnya. Masih banyak yang tidak turut mencantumkan tanggal pada saat kemasan obat
dibuka, sehingga BUD tidak dapat diketahui dan pada akhirnya menggunakan obat yang sudah
tidak layak lagi digunakan karena sudah melewati BUD (Nurbaety et al., 2022).
Jika produk obat sudah berada diatas BUD, maka keamanan obat tersebut tidak bisa
dijamin keamanannya. Sebab, ada kemungkinan obat tersebut sudah tidak stabil ataupun rusak.
Ketidakstabilan ini bisa menghasilkan senyawa yang tidak berefek apa-apa, dan tentu saja akan
mempengaruhi efek terapi dari obatnya (Budiarsih, 2020) Pengetahuan masyarakat terkait dengan
obat yang sudah tidak bisa digunakan kembali juga masih sangat minim. Obat yang dimusnahkan
diantaranya obat yang sudah kadaluarsa, rusak, ataupun mutunya sudah tidak memenuhi standar
(Wasistha et al., 2022). Edukasi sangat diperlukan oleh masyarakat agar tidak terjadi kesalahan
dalam penggunaan obat (Mirawati & Rusmana, 2022).
Pemberian informasi kepada pasien dan tenaga Kesehatan mengenai cara penyimpanan dan
batas waktu penggunaan obat setelah kemasan dibuka merupakan salah satu tanggung jawab
tenaga kefarmasian. Perlu dibedakan antara BUD dan ED, meskipun kedua hal tersebut dapat
digunakan untuk menentukan batasan waktu dimana suatu produk obat masih berada dalam
keadaan stabil (Garus, 2018). Di beberapa negara, BUD merupakan suatu keharusan untuk
dicantumkan pada etiket wadah. Di Indonesia regulasi tentang pencantuman BUD pada etiket
wadah obat belum ada, namun informasi tentang BUD ini perlu disampaikan mengingat ada
beberapa obat tidak boleh digunakan kembali setelah kemasannya dibuka akibat
ketidakstabilannya (Nilansari et al., 2022). Mengingat BUD tidak selalu tercantum pada kemasan
produk obat, penting bagi tenaga kesehatan, khususnya apoteker, untuk mengetahui ketentuan
umum terkait BUD serta bagaimana cara menetapkan BUD berbagai produk obat, baik produk

107
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT TJUT NYAK DHIEN E-ISSN : 2828-5697
Vol. 2 No. 2 Edisi Juli 2023 – Desember 2023

nonsteril maupun steril, kemudian mencantumkannya sebelum diserahkan kepada pasien


(Herawati, 2016)
Pada beberapa penelitian yang sudah dilakukan terkait dengan tingkat pemahaman
masyarakat di beberapa daerah masih menunjukkan hasil yang rendah, terutama untuk sediaan non
steril khususnya bentuk semi padat (Kusuma et al., 2020). Saat ini pengenalan terhadap BUD
dengan memanfaatkan media sosial dan didapatkan hasil dengan kategori yang baik dengan hasil
presentase 88,23% (Mustafa, 2019). Selain memanfaatkan media sosial, pengenalan BUD melalui
buku saku maupun video masih tetap memiliki daya tarik bagi masyarakat, walaupun pengenalan
melalui video memiliki nilai yang lebih tinggi terhadap pengetahuan BUD dibandingkan dengan
hanya mengandalkan buku saku maupun leaflet (Veronica et al., 2021).
Penetapan BUD obat nonsteril baik dalam bentuk sediaan padat, semi padat maupun cair
dapat dilihat dari informasi ED. Jika ED kurang dari 1 (satu) tahun, maka BUD maksimalnya dapat
disamakan dengan ED pabrik, jika ED lebih dari 1 (satu) tahun, maka BUD maksimal selama 1
(satu) tahun, sedangkan untuk obat racikan, BUD terhitung sejak tanggal peracikan. Formulasi oral
yang mengandung air seperti suspensi oral, emulsi, dan syrup maka BUD tidak lebih dari 14
(empat belas) hari jika disimpan pad suhu dingin yang terkontrol. Formulasi cair atau semipadat
topical/dermal/mucosal yang mengandung air seperti salep, krim, gel dan pasta, BUD tidak lebih
dari 30 (tiga puluh) hari, sedangkan untuk formulasi yang tidak mengandung air maka BUD selama
6 (enam) bulan (FDA, 2019).
Dari kegiatan pengabdian yang dilakukan ini diharapkan kepada masyarakat mulai
memperhatikan pentingnya mengetahui BUD berbagai produk obat untuk diperhatikan dalam
menyimpan dan menggunakan produk obat, biasakan untuk menanyakan tentang batas waktu
penggunaan obat kepada apoteker agar produk yang digunakan tetap terjaga kualitas dan
keefektivitasnya.

METODE PENERAPAN

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan metode wawancara dengan tahapan
tanya jawab seputar pemahaman BUD kepada masyarakat sekitar Stadion Medan dengan target
usia rentang 20 – 50 tahun, setelah menganalisis pengetahuan target maka team akan memberikan
penjelasan terkait dengan BUD, dimulai dari pengertian BUD, batas BUD untuk masing-masing

108
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT TJUT NYAK DHIEN E-ISSN : 2828-5697
Vol. 2 No. 2 Edisi Juli 2023 – Desember 2023

sediaan obat seperti sediaan cair meliputi: sirup, suspensi, emulsi, sirup kering. Sediaan setengah
padat meliputi: krim, gel, salep, lotion. Sediaan tetes mata/ tetes telinga, tetes mata mini dose
beserta sediaan insulin. Penjelasan tidak hanya disampaikan secara lisan, tetapi juga disampaikan
secara tulisan dengan memberikan leaflet yang memuat semua informasi yang sudah disampaikan.
Dengan demikian diharapkan kegiatan ini tidak hanya diingat oleh masyarakat, tetapi juga bisa
menyampaikan kepada orang lain seperti keluarganya sendiri terkait dengan informasi BUD.

TAHAPAN PELAKSANAAN

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2023 di Lapangan Stadion Teladan Medan
yang diikuti oleh 25 orang dengan tingkat Pendidikan mulai dari SMU – Sarjana, dengan latar
belakang berprofesi sebagai ibu rumah tangga, pekerja buruh, guru dan wirausaha yang bertempat
tinggal tidak jauh dari lokasi kegiatan pengabdian masyarakat. Adapun tahapan pelaksanaan
kegiatan meliputi:

1. Tahapan Persiapan
Tahapan persiapan berlangsung kurang lebih 2 (dua) minggu mulai dari melakukan studi
literatur terhadap BUD, rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap BUD, tidak sampainya
informasi dari apoteker kepada masyarakat tentang BUD sehingga dibutuhkan leaflet sebagai
alat untuk mempermudah masyarakat dalam memahami materi BUD yang disampaikan pada
saat acara berlangsung. Melakukan survei lokasi untuk memastikan target yang akan diberikan
edukasi agar tepat sasaran.

2. Tahapan Pelaksanaan
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di Lapangan Stadion Medan pada hari
Minggu, tanggal 18 Juni 2023. Kegiatan ini sengaja dilaksanakan pada hari minggu karena
target yang diharapkan dapat tercapai. Banyak masyarakat yang melakukan kegiatan olahraga
sekaligus berjalan bersama keluarga. Setelah sampai dilokasi tujuan, team akan langsung
menemui target yang sudah ditentukan diawal, kemudian melakukan wawancara awal dengan
tahapan sebagai berikut:

109
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT TJUT NYAK DHIEN E-ISSN : 2828-5697
Vol. 2 No. 2 Edisi Juli 2023 – Desember 2023

a. Menanyakan kesediaan waktu untuk mendengarkan edukasi tentang BUD


b. Setelah kesediaan waktu diperoleh, maka team akan menanyakan beberapa hal yang terkait
dengan BUD, apa itu BUD, apakah pernah mendapatkan penjelasan tentang BUD pada
saat membeli obat
c. Jika target menjawab tidak pernah, maka team akan memberikan penjelasan tentang BUD
dan memberikan leaflet untuk mendukung pemahaman selain lisan
d. Memberikan contoh beberapa sediaan terkait dengan BUD-nya
e. Melakukan evaluasi terhadap wawancara yang sudah dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan meliputi:
- Berapa lama waktu pakai untuk sediaan obat yang tidak diracik khususnya tablet
- Berapa lama waktu pakai untuk sediaan obat yang diracik khususnya tablet
- Berapa lama waktu pakai untuk sediaan obat yang diracik dan tidak diracik untuk
sediaan semi padat yang diracik
- Berapa lama waktu pakai untuk sediaan obat tetes mata/ tetes hidung dan tetes telinga
- Berapa lama waktu pakai untuk sediaan obat insulin

3. Tahapan Evaluasi
Selama kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan telah berlangsung sampai selesai,
didapati beberapa hambatan dan rintangan, diantaranya masih ada masyarakat yang berada
disekitar lokasi yang enggan memberikan waktu untuk penggalian wawasan tentang BUD, hal
ini mungkin dikarenakan masih capek dan malu. Adapun rincian solusi yang dapat ditawarkan
yaitu menyediakan tempat yang nyaman, dilakukan proses penyegaran, tanya jawab ringan dan
memperkenalkan diri sebagai apoteker dan langsung memberikan contoh sediaan obat sebagai
media pertanyaan, jika jawaban target benar, maka diberikan apresiasi dalam bentuk hadiah
agar kegiatan tersebut lebih menarik dan masyarakat lain akan semakin tertarik untuk
mendengarkan informasi terkait BUD.

HASIL DAN KETERCAPAIAN SASARAN


Kegiatan yang diikuti oleh 25 orang ini memberikan hasil yang cukup baik terkait dengan
tingkat pengetahuan masyarakat terjadap BUD. Hal ini tergambar dari banyak target yang berhasil

110
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT TJUT NYAK DHIEN E-ISSN : 2828-5697
Vol. 2 No. 2 Edisi Juli 2023 – Desember 2023

menjawab pertanyaan sesuai dengan item yang sudah ditentukan. Terjadi peningkatan
pengetahuan target antara sebelum dan sesudah dilakukannya sosialisasi berupa wawancara yang
dapat dilihat pada Tabel 1 dan Gambar 1 dibawah ini:

Tabel 1. Presentase Hasil Pemahaman Masyarakat terkait BUD


Jumlah (%)
No Pertanyaan
Sebelum Sesudah
1 P1: Perbedaan ED dan BUD 8 92
2 P2: Masa Simpan Obat Racikan 4 96
3 P3: Masa Simpan Obat Non Racikan 0 100
4 P4: Tempat Penyimpanan Obat 44 56
Sumber: Diolah peneliti (2023)

Tingkat Pemahaman Masyarakat terkait BUD


120

100

80

60

40

20

0
P1: Perbedaan ED P2: Masa Simpan P3: Masa Simpan P4: Tempat
dan BUD Obat Racikan Obat Non Racikan Penyimpanan Obat
1 2 3 4

Jumlah (%) Sebelum Jumlah (%) Sesudah

Gambar 1. Tingkat Pemahaman Masyarakat terkait BUD


Berdasarkan Tabel 1 dan Gambar 1 diatas menunjukkan bahwa terdapat kenaikan persentase
pemahaman dari masyarakat. Hal ini dipengaruhi oleh adanya leaflet yang sudah diberikan pada
saat pemaparan berlangsung. Masyarakat menjadi lebih faham apa yang disampaikan dengan

111
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT TJUT NYAK DHIEN E-ISSN : 2828-5697
Vol. 2 No. 2 Edisi Juli 2023 – Desember 2023

adanya leaflet. Adapun leaflet yang diberikan kepada masyarakat dapat dilihat pada Gambar 2 dan
kegiatan pengabdian dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 2. Leaflet BUD

112
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT TJUT NYAK DHIEN E-ISSN : 2828-5697
Vol. 2 No. 2 Edisi Juli 2023 – Desember 2023

Gambar 3. Kegiatan Pengambdian Masyarakat di Stadion Teladan Medan

KESIMPULAN
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilakukan pada masyarakat dengan rentang
umur 20 – 50 tahun yang memiliki latar pendidikan berbeda, kondisi fisik yang berbeda dan
kemampuan dalam menganalisis yang berbeda pula, tetapi dengan adanya alat bantu seperti leaflet
ini dapat mendukung dan mempercepat serta menyeragamkan kemampuan masyarakat tentang
BUD. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan tidak ada lagi kesalahan dalam pengobatan, tidak
ada lagi pasien yang mengkonsumsi obat diluar batas BUD. Kedepannya diharapkan kepada
masyarakat yang mengikuti kegiatan tersebut bisa menjadi perpanjangan informsi kepada keluarga
maupun tetangga terkait BUD dan mampu menjelaskan penggunaan masa pakai masing-masing
bentuk sediaan obat.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih kepada masyarakat yang ada di Lapangan Stadion Medan yang sudah mau terlibat
dalam kegiatan ini, semoga kegiatan ini bermanfaat, dan dapat mengurangi kesalahan dalam
penggunaan obat, serta tidak ada lagi masyarakat yang menimbun obat yang sudah tidak bisa
dipakai kembali.

113
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT TJUT NYAK DHIEN E-ISSN : 2828-5697
Vol. 2 No. 2 Edisi Juli 2023 – Desember 2023

DAFTAR PUSTAKA
Budiarsih, N. (2020). Evaluasi Penyimpanan Obat di Apotek Asri Klaten Tahun 2019. Karya Tulis
Ilmiah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional., 1.
FDA. (2019). USP Compounding Standards and Beyond-Use Dates (BUDs). Usp.
Garus, A. W. (2018). Tingkat Pengetahuan Masyarakat Rt.40 Rw.13 Kelurahan Oesapa Tentang
Beyond Use Date Obat. Karya Tulis Ilmiah.
Herawati, F. (2016). Rasional. Buletin Rasional, 10(3).
Kusuma, I. Y., Octaviani, P., Muttaqin, C. D., Lestari, A. D., Rusdiyanti, F., & Sa’diah, H. (2020).
Upaya Peningkatan Pemahaman Masyarakat Terhadap Beyond Use Date Didesa Kecepit,
Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara. Pelita Abdi Masyarakat, 1(1).
Mirawati, N., & Rusmana, W. E. (2022). Evaluasi Pelayanan Komunikasi, Informasi dan Edukasi
Swamedikasi Obat Terhadap Pasien di Apotek Cicaheum Farma Kota Bandung. Cerdika:
Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(2). https://doi.org/10.36418/cerdika.v2i2.310
Mustafa, H. (2019). Paradigma Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) Tentang Beyond Use Date
(BUD) Obat Dengan Memanfaatkan Media Sosial. Karya Tulis Ilmiah.
Nilansari, A. F., Wardani, S., & Widyawarman, D. (2022). EDUKASI BEYOND USE DATE
OBAT RUMAH TANGGA DI DESA DEMANGAN KECAMATAN GONDOKUSUMAN.
RESWARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(2).
https://doi.org/10.46576/rjpkm.v3i2.1995
Nurbaety, B., Rahmawati, C., Lenysia, B., Anjani, P., & Ikraman, S. I. (2022). Pengaruh Pelayanan
Informasi Obat Pengetahuan Beyond Use Date Obat Terhadap Tingkat. Jurnal Ilmu
Kefarmasian, 3(2).
Veronica, E. I., Arrang, S. T., & Notario, D. (2021). PERBEDAAN EFEKTIVITAS EDUKASI
BEYOND USE DATE MELALUI BUKU SAKU DAN VIDEO TERHADAP TINGKAT
PENGETAHUAN. JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X, 13(2).
https://doi.org/10.35617/jfionline.v13i2.14
Wasistha, Z., Untari, E. K., & Rizkifani, S. (2022). Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku
Praktek Pemusnahan Obat Pada Masyarakat Kota Pontianak. Jurnal Farmasi Kalbar, 16(1).

114

Anda mungkin juga menyukai