Anda di halaman 1dari 9

Program Studi Keperawatan Program

Diploma Tiga Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Kusuma Husada
Surakarta 2021

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP


PERKEMBANGAN KELUARGA BARU (BEGINNING FAMILY)
1)
Diana Nur Vita Sari, 2) Nurul Devi Ardiani
1)
Mahasiswa Prodi Keperawatan Program Diploma Tiga Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta
2)
Dosen Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta

Email : vithasaa123@gmail.com

Abstrak

Keluarga dengan tahap perkembangan keluarga baru (beginning family)


adalah ketika masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk
keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarganya masing-
masing. Tugas perkembangan tahap ini salahsatunya yaitu keluarga berencana
(KB). Pendidikan kesehatan dengan leaflet adalah bentuk penyampaian informasi
kesehatan berupa keterangan singkat sesuai dengan yang ingin dijelaskan melalui
lembaran yang dilipat. Leaflet dipilih sebagai media karena mudah disimpan,
ekonomis, dan bisa berfungsi sebagai pengingat terutama topik khusus untuk
melakukan asuhan keperawatan pada keluarga dengan tahap perkembangnan
keluarga baru.
Karya tulis ilmiah ini ditulis dengan metode studi kasus telah dilaksanakan 4
kali kunjungan. di wilayah kerja Puskesmas Gondangrejo, Kabupaten
Karanganyar. Hasil studi kasus ini didapatkan sebelum diberikan Pendidikan
kesehatan nilai pre test yaitu 7 soal setelah dilakukan tindakan yaitu 15 soal benar
dari 15 soal, menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan tantang KB dapat
meningkatkan pengetahuan keluarga. Disarankan Puskesmas dapat menerapkan
Pendidikan kesehatan untuk meningkatkan kesehatan terutama pada keluarga
beginning family.

Kata Kunci : Asuhan Keluarga, Tahap Perkembangan Beginning Family


Refrensi : 31 (2010-2020)
Nursing Study Program Diploma Three
Faculty of Health Sciences, University of Kusuma Husada
Surakarta 2021

FAMILY NURSING AT THE BEGINNING FAMILY


DEVELOPMENT STAGE)
1)Diana Nur Vita Sari, 2) Nurul Devi Ardiani
1) Student of Nursing Study Program Diploma Three,
Faculty of Health Sciences, University of Kusuma Husada
Surakarta
2) Lecturer of Nursing in University of Kusuma

Husada Surakarta
Email : vithasaa123@gmail.com

Abstract

Families with a new family development stage (beginning family)


are when each individual male and female forms a family through legal
marriage and leaves their respective families. One of the developmental
tasks at this stage is family planning (KB). The problem of increasing
population growth is also the responsibility of nurses in overcoming this
problem. The problem of high population growth in Indonesia can be
prevented by the existence of the Family Planning (KB) program. Health
education with leaflets is a form of delivering health information in the
form of a brief description in accordance with what you want to explain
through a folded sheet. Leaflets were chosen as media because they are
easy to store, economical, and can serve as reminders, especially on
special topics for nursing care for families with new family development
stages. The purpose of this case study is to carry out family nursing care
for families with a new family development stage.
This scientific paper was written using the case study method and
has been carried out 4 times in the working area of Gondangrejo Health
Center, Karanganyar Regency. The results of this case study were obtained
before being given health education, the pre-test score was 7 questions
after the action, namely 15 correct questions out of 15 questions,
indicating that health education about family planning can increase family
knowledge. It is recommended that Health Center can implement health
education to improve health, especially for beginning families.

Key words: Family Care, Beginning Family Development Stage


Reference : 31 (2010-2020)
LATAR BELAKANG KB dengan pil sebanyak 59.981, dan
Keluarga dengan tahap kondom sebanyak 21.197 peserta.
perkembangan keluarga baru Semua alat kontrasepsi pada
(beginning family) adalah ketika dasarnya efektif, namun berdasarkan
masing-masing individu laki-laki dan pertimbangan efek samping serta
perempuan membentuk keluarga kelebihan dari penggunaan setiap
melalui perkawinan yang sah dan kontrasepsi, maka AKDR merupakan
meninggalkan keluarganya masing- Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
masing, berakhirnya tahapan (MJKP) yang paling sedikit
keluarga baru adalah ketika lahirnya menimbulkan keluhan dibandingkan
anak pertama. Keluarga baru adalah dengan kontrasepsi yang lain
tahap awal pembentukan keluarga, (Kemenkes RI, 2013).
jadi dibutuhkan adaptasi yang baik. AKDR (Alat Kontrasepsi
Butuh penyesuaian peran dan fungsi Dalam Rahim) merupakan salah satu
sehari-hari, belajar hidup bersama, metode kontrasespsi yang efektif,
beradaptasi dengan kebiasaan sendiri yaitu dengan satu kali pemasangan
dan pasangannya (Warsito, 2017). untuk jangka waktu yang lama.
Tugas perkembangan tahap ini antara Dalam Rencana Pembangunan
lain membangun perkawinan yang Jangka Menengah Nasional
saling memuaskan, menghubungkan (RPJMN) salah satu sasaran
jaringan persaudaraan secara pembangunan kependudukan dan
harmonis, keluarga berencana (KB), keluarga berencana adalah
menetapkan tujuan bersama, meningkatkan penggunaan metode
persiapan menjadi orang tua, dan kontrasepsi jangka panjang (MKJP).
memahami prenatal care (pengertian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
kehamilan, persalinan, dan menjadi (MJKP) merupakan suatu metode
orang tua) (Padila, 2012). Keluarga yang dianggap lebih efektif
Berencana (KB) menurut WHO dibandingkan alat kontrasepsi lain,
merupakan tindakan yang membantu dikarenakan dapat memberikan
indiviu atau pasangan suami istri perlindungan dari resiko kehamilan
untuk menghindari kelahiran yang untuk jangka waktu yang panjang.
tidak diinginkan, mendapatkan (Bernandus, 2017). Penyuluhan
kelahiran yang diinginkan, mengatur kesehatan keluarga berencana
jarak kelahiran, dan menentukan bertujuan untuk meningkatkan
jumlah anak dalam suatu keluarga pengetahuan peserta usia subur.
(BKKBN, 2015). Penyuluhan alat kontrasepsi terhadap
Berdasarkan data Badan Pusat tingkat pengetahuan pada wanita usia
Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah subur, diperoleh hasil bahwa
pada tahun 2019 jumlah Pasangan penyuluhan efektif dalam
Usia Subur (PUS) yang aktif menjadi meningkatkan pengetahuan
peserta KB sebanyak 591.347 responden mengenai alat kontrasepsi
peserta. KB dengan metode AKDR (Alfian dkk, 2019). Pendidikan
adalah 63.126 peserta, MOP kesehatan dengan media leaflet
sebanyak 663 peserta, MOW 17.697 adalah bentuk penyampaian
peserta, KB dengan implan 99.736, informasi kesehatan berupa
KB dengan suntikan 328.947 peserta, keterangan singkat sesuai dengan
yang ingin dijelaskan melalui HASIL DAN PEMBAHASAN
lembaran yang dilipat. Secara Pengkajian didapatkan bahwa
statistik ada perbedaan yang Ny.A mengatakan sedang hamil 4
bermakna antara tingkat pengetahuan bulan anak pertama dan belum
sebelum dilakukan dan setelah pernah menggunakan alat
dilakukan penyuluhan menggunakan kontrasepsi dan Ny.A belum paham
media leaflet. Leaflet dipilih sebagai tentang metode kontrasepsi. Ny.A
media karena mudah disimpan, mengatakan selama menikah/
ekonomis, dan bisa berfungsi sebagai menjadi pasangan baru belum pernah
pengingat terutama topik khusus mendapatkan penyuluhan tentang
untuk sasaran dan tujuan tertentu KB dan metode kontrasepsi KB dari
(Suiraoka & Supariasa, 2012). petugas kesehatan Ny. A juga
Berdasarkan latar belakang tersebut menanyakan bagaimana
penulis tertarik untuk melakukan mempersiapkan persalinanya nanti,
pengelolaan kasus keperawatan klien tampak belum ada kesiapan
dalam bentuk Proposal Karya Tulis persalinan karena baru yang pertama
Ilmiah dengan judul “Asuhan kali dan keluarga Tn.B tidak ada
Keperawatan Keluarga Dengan masalah pada sistem reproduksi.
Tahap Perkembangan Keluarga Pada fungsi ekonomi semua
Baru”. pendapatan yang ada digunakan
untuk keperluan dan kebutuhan
METODOLOGI sehari hari, Ny.A mengatakan
Karya tulis ilmiah ini apabila kebutuhan sudah terpenuhi
menggunakan metode studi kasus. dan masih terdapat sisa sisanya akan
untuk mengeksplorasi masalah ditabung untuk mempersiapkan
asuhan keperawatan keluarga pada kelahiran anak pertamanya nanti,
tahap perkembangan keluarga baru oleh karena itu salah satu pelayanan
(Beginning Family) dalam kesehatan untuk memenuhi tugas
pemenuhan pengetahuan tentang alat perkembangan keluarga pasangan
kontrasepsi. Subjek studi kasus ini baru adalah pendidikan dan
mengambil subjek pada 1 keluarga konseling keluarga berencana (KB).
dengan tahap keluarga pasangan Semakin baik pengetahuan yang
baru. Fokus studi dalam kasus ini didapat terhadap kontrasepsi semakin
adalah asuhan keperawatan pada rasional dalam menggunakan
tahap perkembangan keluarga baru kontrasepsi. Hal ini didukung dengan
dan berfokus pada pemberian oleh teori bahwa pasangan baru yang
pendidikan kesehatan tentang jenis – mengetahui tentang KB disebabkan
jenis alat kontrasepsi KB. Lokasi karena rendahnya pendidikan juga
studi kasus ini telah dilaksnakan di dapat mempengaruhi pengetahuan
wilayah kerja Puskesmas seseorang untuk mengetahui
Gondangrejo, Kabupaten program-program yang telah
Karanganyar. Studi kasus ini telah dilakukan diadakan oleh pemerintah,
dilaksanakan pada 15 – 27 Februari seperti halnya program KB yang
2021 dengan 4 kali kunjungan. sudah lama diadakan pemerintah tapi
masih banyak pasangan baru yang
masih belum mengetahui program mempengaruhi keberhasilan
KB tersebut (Muthiah Siti, 2018). penyuluhan atau pendidikan
Diagnosis utama yaitu defisit kesehatan. Faktor – faktor tersebut
pengetahuan (D.0111) jumlah total yaitu faktor penyuluh, faktor sasaran,
nilai untuk diagnosis defisit dan faktor proses penyuluhan.
pengetahuan adalah dengan total skor Dilihat dari dari faktor penyuluh
3⅔., dengan data subyektif : Ny.A mungkin pada saat memberikan
mengatakan belum paham & belum penyuluhan atau pendidikan
terlalu tahu mengenai program KB kesehatan penyuluh menguasai
dan alat kontrasepsi KB, Ny.A mater, berpenmpilan rapi dan sopan,
mengatakan selama menikah / penggunaan bahasa yang mudh
menjadi pasangan baru belum pernah dipahami, serta penyampaian yang
mendapatkan penyuluhan tentang menarik. Dari faktor sasaran seperti
KB dan metode kontrasepsi KB dari pendidikan klien, ekonomi, dan
petugas kesehatan dan diperoleh data kondisi lingkungan yang mendukung
obyektif : klien tampak masih acara penyuluhan atau pendidikan
bingung dan belum mengetahui kesehatan. Dari faktor proses
tentang alat / metode kontrasepsi saat penyuluhan, penyuluh dan klien
ditanya tentang alat kontrasepsi, memiliki waktu yang tepat.
klien tampak belum mengetahui Keuntungan menggunakan media
metode KB apa yang ingin video yaitu dapat memperjelas dan
diprogramkan, hasil pretest mudah dipahami dalam proses
didapatkan 7 jawaban benar dari 15 penyampaian penyuluhan atau
soal. Berdasarkan Standar Diagnosis pendidikan kesehatan, dan juga
Keperawatan Indonesia (SDKI, dengan menggunakan media yang
2016) definisi defisit pengetahuan mudah disimpan, mudah dibawa
(D.0111) merupakan ketiadaan / kemana-mana, menggunakan bahasa
kuranganya informasi kognitif yang yang singkat, jelas dan jelas, serta
berkaitan dengan topik tertentu. didesain secara menarik yaitu leaflet
Karakteristik sesuai dengan SDKI (Achjar, 2012).
yaitu kurangnya terpapar informasi Implementasi dilakukan
dan subyek menanyakan masalah kunjungan pertama pada Kamis, 18
yang dihadapi. Februari 2021 penulis melakukan
Intervensi berdasarkan hasil implementasi mengidentifikasi
studi kasus dan teori penulis sesuai kesiapan menerima informasi
dengan jurnal yang digunakan melibatkan pengambilan keputusan
kepada keluarga Tn. B yaitu untuk menerima informasi,
memberikan penyuluhan kesehatan mengidentifikasi pengetahuan,
mengenai alat kontrasepsi KB dan keadaan umum, dan penggunaan alat
jenis – jenis alat kontrasepsi dengan kontrasepsi. Hasil dari kunjungan
menggunakan media video dan pertama ini adalah klien menyetujui
leaflet. Penyuluhan atau pendidikan untuk diberikan penyuluhan dengan
kesehatan lebih efektif dalam menandatangani informed consent,
meningkatkan pengetahuan dari pada klien belum paham & belum terlalu
hanya menggunakan media leaflet tahu mengenai program KB dan alat
saja, karena ada faktor luar yang kontrasepsi KB, Ny.A mengatakan
selama menikah / menjadi pasangan diberikan klien dapat menjawab 15
baru belum pernah mendapatkan pertanyaan dengan benar dari 15
penyuluhan tentang KB dan metode soal. Pada kunjungan ini penulis juga
kontrasepsi KB dari petugas mengidentifikasi pengetahuan
kesehatan. Klien tampak masih perawatan kehamilan , menjelaskan
bingung dan belum mengetahui kebutuhan nutrisi kehamilan
tentang alat/ metode kontrasepsi saat menganjurkan teknik relaksasi nafas
ditanya tentang alat kontrasepsi, dalam untuk meredakan kecemasan
klien tampak belum mengetahui dan ketidaknyamanan, menjelaskan
metode KB apa yang ingin kepada klien mengenali tanda dan
diprogramkan, klien terlihat sedang bahaya persalinan. Hal ini sesuai
hamil. Kunjungan kedua Jum’at 19 dengan penelitian Dwi Kartika,
Februari 2021, menyediakan materi Wahyu Pujiastuti, dkk (2020) tentang
dan media (Ppt), menjelaskan kepada efektifits pendidikan kesehatan
klien tentang tujuan, manfaat, dan dengan media video dan leaflet untuk
efek samping penggunaan alat meningkatkan pengetahuan, hal ini
kontrasepsi, menganjurkan klien didapatkan sesudah diberikan
untuk merencanakan jumlah anak, pendikan kesehatan dengan video
menganjurkan klien klien untuk dan leaflet yang mengalami kenaikan
berkonsultasi dengan dokter tenaga
medis lainya sebagai pertimbangan, Tabel 1 Hasil evaluasi Tentang
mengidentifikasi kemampuan Pengetahuan Alat Kontrasepsi KB
menjaga kebersihan diri dan Sebelum dan Sesudah Dilakukan
lingkungan, menjelaskan masalah pendidikan Kesehatan
yang dapat timbul akibat tidak
menjaga kebersihan. Hasil dari Evaluasi Pre-test Post test
kunjungan kedua ini adalah klien Variabel
pengetahuan 7 15
memahami apa yang dijelaskan.
(jawaban benar)
Kunjungan ketiga Senin, 22 Februari
Evaluasi setelah diberikan
2021. Menjelaskan kepada klien
pendidikan kesehatan mengenai
tentang tujuan, manfaat, dan efek
pengetahuan alat kontrasepsi KB
samping penggunaan alat
dilakukan evaluasi pada kunjungan
kontrasepsi, menyediakan materi dan
keempat, dan didapatkan data
media (video dan leaflet). Hasil dari
diperoleh hasil pada 5 fungsi
kunjungan ketiga ini yaitu terjadi perawatan kesehatan sudah tercapai.
peningkatan pengetahuan dibuktikan Data subyektif : Klien mengatakan
dengan tanya jawab dengan klien dan sudah paham mengenai program KB
klien juga mengatakan bahwa video dan jenis alat kontrasepsi, klien
dan leaflet yang diberikan mudah mengatakan baru mengetahui dengan
dipahami dan jelas. Kunjungan jelas mengenai jenis alat kontrasepsi
keempat Selasa, 23 Februari 2021 AKDR setelah diberikan pendidikan
mengevaluasi tingkat pengetahuan kesehatan ini, klien mengatakan
klien menggunakan post test dan sudah menentukan metode
didapatkan klien mengalami kontrasepsi yang ingin diprogramkan
peningkatan pengetahuan yang dengan suaminya, klien mengatakan
dibuktikan dengan kuisioner yang ingin mempunyai 2 anak (lakilaki
dan perempuan). Data obyektif : dilakukan didapatkan data subyektif
Klien tampak kooperatif saat dan obyektif. Data subyektif antara
diberikan penyuluhan dan post test lain klien mengatakan belum
yang diberikan kepada klien mengetahui tentang alat kontrasepsi
didapatkan jawaban benar semua dari KB terutama dan selama menjadi
15 pertanyaan. Analisa : masalah pasangan baru belum pernah ada
teratasi (klien mampu memahami petugas kesehatan yang memberikan
metode KB dan menunjukan bahwa penyuluhan tentang KB, klien
keluarga mampu mencapai 5 fungsi mengatakan bersedia diberi
keparwatan keluarga. Planning : penyuluhan. Data obyektif antara
Teratasi dan pertahankan intervensi lain klien tampak menandatangani
dengan menganjurkan klien informed consent, klien juga tampak
menggunakan fasilitas penggunaan masih bingung dan belum
kesehatan yang sudah ada. mengetahui tentang alat kontrasepsi
Pemberian pendidikan kesehatan dan belum tahu.
akan lebih efektif dan lebih mudah Diagnosis utama yang muncul
diterima / diingat oleh sasaran pada asuhan keperawatan keluarga
pendidikan jika melibatkan lebih Tn.B adalah Defisit Pengetahuan
banyak indera. Pendidikan kesehatan (D.0111) dengan hasil skoring
dengan media video merupakan prioritas masalah asuhan
media yang menyediakan pesan keperawatan yaitu 3 ⅔.
audiovisual yang mengikutsertakan Intervensi berdasarkan Setelah
indra penglihatan dan pendengaran dilakukan tindakan keperawatan
sehingga memungkinkan responden selama minimal 4 kali kunjungan
dapat menyerap lebih banyak materi diharapkan defisit pengetahuan,
yang diberikan. Sedangkan leaflet dengan kriteria hasil : Tingkat
adalah bentuk penyampaian Pengetahuan (L.12111) 1. Perilaku
informasi kesehatan berupa sesuai anjuran, 2. Verbalisasi minal
keterangan singkat sesuai dengan dalam belajar, 3. Perilaku sesuai
yang ingin dijelaskan melalui dengan pengalaman meningkat.
lembaran yang dilipat. Secara Tujuan khusus : Setelah dilakukan
statistik ada perbedaan yang tindakan keperawatan selama
bermakna antara tingkat pengetahuan minimal 4 kali kunjungan
sebelum dilakukan dan setelah diharapakan didapatkan hasil :1.
dilakukan penyuluhan menggunakan Keluarga dapat mengenal masalah, 2.
media leaflet. Leaflet dipilih sebagai Keluarga dapat mengambil
media karena mudah disimpan, keputusan dengan tepat, 3. Keluarga
ekonomis, dan bisa berfungsi sebagai dapat merawat keluarga yang sakit,
pengingat terutama topik khusus 4. Keluarga dapat memodifikasi
untuk sasaran dan tujuan tertentu lingkungan, 5. Keluarga dapat
(Suiraoka & Supariasa, 2012). memanfaatkan fasilitas kesehatan.
Berdasarkan kasus antara lain :
KESIMPULAN Edukasi Penggunaan Alat
Pengkajian Pengkajian terhadap Kontrasepsi (I.12411), 2. Promosi
keluarga Tn.B diperoleh hasil Kesiapan Penerimaan Informasi
berdasarkan hasil pengkajian yang (I.12470), 3. Edukasi Perawatan
Kehamilan (I.12425), 4. Edukasi Bagi Institusi Pendidikan
Pola Perilaku Kebersihan (I. 12439), mampu meningkatkan mutu
5. Edukasi Perilaku Upaya pelayanan pendidikan yang lebih
Kesehatan (I.12435). berkualitas dan profesional sehingga
Implementasi dari diagnosis tercipta perawat professional,
keperawatan keluarga defisit terampil, inovatif, dan bermutu
pengetahuan yang disesuaikan dalam memberikan asuhan
dengan intervensi yng telah disusun keperawatan keluarga secara
sebelumnya yaitu memberikan menyeluruh berdasarkan kode etik
pendidikan kesehatan mengenai jenis keperawatan.
alat kontrasepsi dengan Bagi Klien dapat meningkatkan
mengidentiikasi pengetahuan dan pengetahuan dan memenuhi
pemahaman, keadaan umum, kebutuhan klien tentang alat
penggunaan alat kontrasespsi kontrasepsi KB dan bisa menjaga
sebelumnya, menyediakan materi kesehatan anggota keluarganya.
dan media pendidikan kesehatan,
memfasilitasi klien memilih DAFTAR PUSTAKA
kontrasepsi yang tepat, menjelaskan Achjar, Komang A. H. 2012.
kepada ibu dan pasangan tentang Aplikasi Praktis Askep
tujuan, manfaat, dan efek samping Keluarga, Jakarta : IKAPI
penggunaan alat kontrasepsi. Kementrian Kesehatan RI. (2012).
Evaluasi didapatkan sebelum Profil Kesehatan Indonesia.
diberikan Pendidikan kesehatan nilai Jakarta : Kemenkes RI
pre test yaitu 7 poin setelah Padila (2012). Buku Ajar
dilakukan tindakan yaitu 15 poin, Keperawatan Keluarga.
menunjukkan bahwa pendidikan Yogyakarta : Nuha Medika
kesehatan tantang KB dapat Padila. (2013). Asuhan Keperawatan
meningkatkan pengetahuan keluarga. Penyakit Dalam. Cetakan
Pertama. Yogyakarta: Nuha
SARAN Medika.
Bagi Puskesmas dapat Riskesdas, (2018). Laporan Hasil
meningkatkan pemberian pelayanan Riset Kesehatan Dasar
pendidikan kesehatan dan promosi Riskesdas Nasional. Jakarta:
keehatan terhadap keluarga, Balitbang Depkes RI.
kelompok, dan masyarakat yang Suraiko, I. P. & Supariasa, I. D. N.
berada di wilayah dan sebagai bahan (2012) Media Pendidikan,
masukan dan acuan dalam Yogyakarta : Graha Ilmu
meningkatkan pemberian asuhan PPNI 2016. Standar Diagnosis
keperawatan keluarga pada tahap Keperawatan Indonesia:
perkembangan keluarga baru. Definisi dan Indikator
Bagi Perawat diharapakan Diagnostik, Edisi I. Jakarta: DPP
perawat memiliki ketrampilan yang PPNI
baik dalam memberikan asuhan PPNI. 2018. Standar Intervensi
keperawatan keluarga pada tahap Keperawatan Indonesia:
perkembangan keluarga baru. Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi I. Jakarta:
DPP PPNI
PPNI. 2018. Standar Luaran
Keperawatan Indonesia: Definisi
Kriteria Hasil, Edisi I. Jakarta:
DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai