Ruswaji
Universitas Islam Lamongan
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kinerja keuangan bank
berdasarkan hasil analisis rasio keuangan perbankan. Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif. Hasil analisis rasio keuangan perbankan pada analisis rasio
rentabilitas, kondisi kinerja keuangan dapat dikatakan baik, rata-rata pada ROA
sebesar 2,10%, ROE sebesar 18,43%, dan BO/PO sebesar 87,10% telah memenuhi
standar Bank Indonesia. Pada analisis rasio likuiditas menunjukkan kondisi kinerja
keuangan PD. BPR Bank Daerah Lamongan 2012-2016 dapat dikatakan baik. Rata-
rata loan to deposit ratio (LDR) sebesar 85,61% telah memenuhi standar yang
ditetapkan Bank Indonesia. Pada hasil analisis rasio solvabilitas kondisi kinerja
keuangan dapat dikatakan baik karena perolehan rata-rata pada capital adequacy ratio
(CAR) sebesar 14,29% telah memenuhi standar Bank Indonesia.
1. PENDAHULUAN
Dunia perbankan di Indonesia modal yang tidak dapat mengcover
memasuki masa persaingan yang sangat terhadap risiko-risiko yang dihadapi oleh
kompetitif, hal ini disebabkan banyaknya bank tersebut dapat menyebabkan kinerja
bank yang beroperasi di Indonesia baik bank menurun.Ukuran kinerja keuangan
yang beroperasi secara lokal maupun berdasarkan SK Men.Keu. Nomor KEP.
yang beroperasi berskala internasional. 792/MK/IV/12/1970 tanggal 7 Desember
Perkembangan dunia perbankan yang 1970 tentang lembaga keuangan yang
sangat pesat serta tingkat kompleksitas telah diubah dan ditambah terakhir
usaha perbankan yang tinggi dapat dengan keputusan Menteri Keuangan No.
berpengaruh terhadap kinerja keuangan 280/KMK/10/1989 tanggal 25 Maret
suatu bank. Lemahnya kondisi internal 1989 tentang pengawasan dan pembinaan
bank seperti manajemen yang kurang lembaga keuangan bukan bank serta
memadai, pemberian kredit kepada ditindak lanjuti dengan Surat Edaran
kelompok atau group usaha sendiri serta Bank Indonesia No. SE. 23/21/BPPP
disebutkan bahwa kinerja lembaga neraca dan laporan laba rugi (Kasmir,
keuangan adalah mengenai permodalan, 2012:72). Analisis rasio keuangan
kualitas aktiva produktif, aspek merupakan teknik analisis yang sering
manajemen, rentabilitas, dan likuiditas. dipakai, karena merupakan teknik yang
Informasi mengenai laporan paling cepat untuk mengetahui kinerja
keuangan bank sebagai salah satu upaya keuangan bank.
untuk membantu para pelaku bisnis Penelitian ini menggunakan
dalam menilai kondisi keuangan suatu pengukuran rasio keuangan perbankan
bank. Laporan keuangan yang yaitu rasio rentabilitas (earning ratios),
diterbitkan oleh bank merupakan salah rasio likuiditas (liquidity ratios), dan
satu sumber informasi mengenai posisi rasio solvabilitas (capital ratios). Alasan
keuangan bank, kinerja serta perubahan peneliti mengambil ketiga rasio
posisi keuangan bank yang sangat keuangan tersebut adalah pertama
berguna untuk menilai kinerja keuangan mempermudah melihat perkembangan
suatu bank. Laporan keuangan bank kondisi keuangan suatu bank secara
dapat dijadikan ukuran kinerja suatu periodik atau “time series”. Alasan
bank dengan melakukan analisis laporan kedua karena rasio keuangan tersebut
keuangan. merupakan pengganti yang lebih
Analisis kinerja keuangan bank sederhana dari informasi yang disajikan
dimulai dengan me-review data laporan laporan keuangan suatu bank yang
keuangan, menghitung, membandingkan sangat rinci dan rumit. Ketiga dengan
atau mengukur, menginterpretasikan dan mengukur melalui rasio rentabilitas,
memberi solusi. Perhitungan yang likuiditas, dan solvabilitas, maka dapat
dilakukan untuk menganalisis kinerja dijadikan dasar penilaian kinerja
keuangan bank dapat dilakukan dengan keuangan bank. Kinerja keuangan bank
menggunakan berbagai teknik analisis, merupakan kemampuan bank untuk
diantaranya adalah dengan menggunakan memenuhi kewajiban jangka pendek
teknik analisis rasio. Analisis rasio dengan segera, mendayagunakan aktiva
merupakan analisis yang digunakan secara optimal, memenuhi kewajiban
untuk mengetahui hubungan pos-pos jangka pendek dan jangka panjang, serta
yang ada dalam suatu laporan keuangan menghasilkan laba.
atau pos-pos antara laporan keuangan
Perbedaan antara bank pemerintah perolehan laba PD. BPR Bank Daerah
dan bank swasta adalah terletak pada Lamongan yang mengalami peningkatan
segi kepemilikannya. Bank pemerintah sebesar 2,073 milyar pada tahun 2012,
merupakan bank yang pendirian dan 3,05 milyar pada tahun 2013, 4,09
modalnya dimiliki oleh pemerintah, milyar pada tahun 2014, dan 5,35 milyar
sedangkan bank swasta merupakan bank pada tahun 2015 serta 7,01 milyar pada
yang pendirian dan modalnya dimiliki tahun 2016. Sedangkan kontribusi PAD
swasta. Agar bank pemerintah dapat juga mengalami peningkatan sebesar Rp
tumbuh dan berkembang di masa 1,022 milyar pada tahun 2012, 1,140
persaingan perbankan yang kompetitif, milyar pada tahun 2013, 1,678 milyar
tentunya bank pemerintah harus pada tahun 2014, 2,252 milyar pada
mempunyai kinerja keuangan yang baik. tahun 2015 dan 3,024 milyar pada tahun
Kinerja keuangan yang disajikan oleh 2016. Survei yang dihasilkan Biro Riset
bank dapat digunakan pihak-pihak yang Infobank untuk kelompok bank yang
terkait seperti investor, kreditor, dan beraset Rp 250 miliar sampai dengan
pihak-pihak lain untuk memprediksi kurang dari Rp 500 miliar pada tahun
kinerja keuangan yang sebenarnya dan di 2015, PD. BPR Bank Daerah Lamongan
masa yang akan datang pada setiap memperoleh peringkat sepuluh besar
periode. (infobanknews.2015).
PD. BPR Bank Daerah Lamongan Penelitian ini bertujuan untuk
merupakan bank milik pemerintah mendeskripsikan kinerja keuangan bank
kabupaten Lamongan yang seluruh berdasarkan hasil analisis rasio keuangan
sahamnya dimiliki oleh Pemerintah perbankan.
Kabupaten Lamongan sebesar 100,00%.
Peneliti memilih PD. BPR Bank Daerah 2. TINJAUAN PUSTAKA
Lamongan dikarenakan PD. BPR Bank Setiap jenis usaha atau perusahaan
Daerah Lamongan merupakan bank mempunyai catatan laporan keuangan
pemerintah yang mempunyai misi yang berguna untuk menguji dan
mendorong pertumbuhan ekonomi mengetahui serta menilai kondisi dan
daerah dan perolehan laba yang optimal posisi keuangan perusahaan tersebut.
guna memberikan kontribusi PAD yang “Laporan keuangan adalah laporan
optimal. Hal ini dapat dibuktikan dengan yang menunjukkan kondisi keuangan
perusahaan pada saat ini atau dalam kewajiban, dan modal suatu perusahaan.
suatu periode tertentu”(Kasmir, 2012:7). Laporan rugi/laba menunjukkan hasil
Analisis laporan keuangan sangat yang telah dicapai oleh perusahaan serta
bergantung pada informasi yang diambil biaya-biaya yang dikeluarkan selama
dari laporan keuangan. Menurut periode tertentu, sedangkan laporan
Baridwan (2000: 17) “Laporan keuangan perubahan posisi keuangan menunjukkan
merupakan ringkasan dari suatu proses sumber dan penggunaan aatau alasan-
pencatatan. Merupakan ringkasan dari alasan yang menyebabkan perubahan
transaksi-transaksi keuangan yang etrjadi modal perusahaan.
selama tahun buku yang bersangkutan.”
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia 2.1 Kinerja Keuangan Bank
(2002:2), mendefinisikan laporan Kinerja keuangan adalah penentuan
keuangan sebagai berikut: Laporan secara periodik tampilan keuangan
keuangan merupakan bagian dari proses berdasarkan sasaran, standar dan kinerja
pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang telah ditetapkan sebelumnya.
yang lengkap biasanya meliputi neraca, Mengukur kinerja keuangan digunakan
laporan rugi/laba, laporan perubahan analisis keuangan karena analisis
posisi keuangan (yang dapat disajikan keuangan melibatkan penilaian terhadap
dalam berbagai cara seperti misalnya keuangan dimasa yang akan datang, dan
sebagai laporan arus kas atau laporan untuk menentukan keunggulan suatu
arus dana), catatan dan laporan lain serta kinerja. Kinerja keuangan bank dapat
materi penjelasan yang merupakan dinilai dari kinerja untuk tahun yang lalu
bagian dari laporan keuangan. maupun yang sedang berjalan dengan
Kesimpulan dari berbagai definisi menganalisis laporan keuangan.
tersebut adalah bahwa laporan keuangan Penilaian kinerja keuangan dapat
pada dasarnya merupakan suatu daftar dinilai dengan perhitungan rasio
yang di dalamnya berisi ringkasan atas keuangan. Rasio keuangan yang
transaksi yang terjadi selama tahun buku menghubungkan dua data keuangan
yang bersangkutan. Laporan keuangan (laporan keuangan), yaitu neraca dan
pokok meliputi neraca, laporan rugi/laba, laporan laba rugi. Nilai rasio keuangan
dan laporan perubahan posisi keuangan. tersebut yang nantinya dibandingkan
Neraca menunjukkan jumlah aktiva, dengan tolok ukur yang telah ada.
antara satu variabel dengan variabel lain. tersebut terdiri dari Neraca, Laporan
Menurut Kountur (2009:108), penelitian Laba Rugi, dan Perhitungan Tingkat
deskriptif adalah penelitian yang Kesehatan Bank (CAMEL) tahun
memberikan gambaran atau uraian atas 2012-2016.
suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada
perlakuan terhadap objek yang diteliti. 2. Melakukan perhitungan atas rasio
Tujuan dari penelitian deskriptif ini rentabilitas, likuiditas dan
adalah untuk membuat deskripsi, solvabilitas pada Laporan Keuangan
gambaran atau lukisan secara sistematis, bank. Perhitungan ini menggunakan
faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, rasio keuangan perbankan yang
sifat-sifat serta hubungan antar terdiri dari:
fenomena yang diselidiki. a) Rasio Rentabilitas
Fokus penelitian dalam penelitian 1) Return On Assets (ROA)
ini adalah: Analisis rasio keuangan bank 2) Return On Equity (ROE)
yang sesuai dengan teori dan peraturan 3) Beban Operasi / Pendapatan
perbankan Indonesia yang relevan, yang Operasi (BOPO)
terdiri dari: Rasio Rentabilitas ((Return b) Rasio Likuiditas
On Assets, Return On Equity, dan 1) Cas Ratio (CR)
Beban Operasi / Pendapatan Operasi 2) Loan to Deposit Ratio (LDR)
(BOPO), Rasio Likuiditas (Cas Ratio c) Rasio Solvabilitas
(CR), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan 1). Capital Adequacy Ratio
Rasio Solvabilitas (Capital Adequacy (CAR)
Ratio (CAR). Capital Adequacy Ratio
Adapun tahapan-tahapan dalam (CAR)
analisis data dapat diperinci sebagai bank yang bersangkutan.
berikut:
4. PEMBAHASAN
1. Review data keuangan (laporan 4.1 Rasio Rentabilitas
keuangan) bank khususnya yang Perkembangan ROA PD. BPR Bank
berkaitan dengan kinerja keuangan Daerah Lamongan dalam lima tahun
pada PD. BPR Bank Daerah menunjukkan kecenderungan yang
Lamongan. Laporan Keuangan fluktuatif. Tahun 2012 nilai ROA
sebesar 1,86% mempunyai arti bahwa ROE PD. BPR Bank Daerah
manajemen bank mampu mendapatkan Lamongan mengalami peningkatan
keuntungan sebesar 1,86% dari total sebesar 3,21% pada tahun 2013 menjadi
aktivanya. 16,01%. Peningkatan tersebut
ROA PD. BPR Bank Daerah dikarenakan peningkatan pada laba
Lamongan mengalami peningkatan sesudah pajak menjadi sebesar Rp
sebesar 0,03% pada tahun 2013 menjadi 3.051.463.000 sebanding dengan
1,89%. Pada tahun 2016, ROA PD. BPR peningkatan pada modal inti PD.
Bank Daerah Lamongan mengalami BPR Bank Daerah Lamongan pada tahun
penurunan sebesar 0,72% menjadi 2013 menjadi Rp 19.056.684.000.
sebesar 1,84%. Penurunan tersebut Penurunan yang signifikan sebesar
dikarenakan tidak berimbangnya 2,91% terjadi pada tahun 2016 menjadi
peningkatan pada laba sebelum pajak sebesar 21,24%. Penurunan tersebut
menjadi Rp 9.346.779.000 dibanding dikarenakan tidak berimbangnya
peningkatan total aset pada tahun 2016 peningkatan pada laba sesudah pajak
menjadi Rp 374.745.195.000. Penurunan PD. BPR Bank Daerah Lamongan
signifikan tersebut menunjukkan bahwa menjadi Rp 7.008.381.000 dibanding
kinerja manajemen bank dalam dengan modal inti yang dimiliki di tahun
mengelola aktiva untuk mendapatkan 2016 sebesar Rp 33.171.791.000.
laba tidak berjalan baik. Rasio BO/PO adalah perbandingan
Perkembangan ROE PD. BPR Bank antara biaya operasional dan pendapatan
Daerah Lamongan dalam lima tahun operasional. Pendapatan operasional
menunjukkan kecenderungan yang yang semakin kecil nilainya semakin
fluktuatif. Perhitungan ROE PD. BPR bagus karena biaya operasionalnya dapat
Bank Daerah Lamongan pada tahun tertutupi dari pendapatan operasional.
2012 sebesar 12,80%. ROE sebesar Perkembangan BO/PO PD. BPR Bank
12,80% ini mempunyai arti bahwa laba Daerah Lamongan mengalami
bersih yang dihasilkan oleh manajemen penurunan yang signifikan sebesar
PD. BPR Bank Daerah Lamongan pada 4,84% pada tahun 2016 menjadi 79,66%.
tahun 2012 sebesar 12,80% dari modal Penurunan tersebut dikarenakan
inti yang dimiliki, begitu pula pada arti menurunnya rata-rata keseimbangan
ROE pada tahun-tahun berikutnya. antara biaya operasional menjadi Rp
Tabel 1. Rekapitulasi Perhitungan Rasio Keuangan PD. BPR Bank Daerah Lamongan
Periode Ketentuan/
Kriteria
Rasio Rata-rata
Bank
2012 2013 2014 2015 2016 Indonesia
Rentabilitas
a. Return On Assets 1,86% 1,89% 2,30% 2,56% 1,84% 2,09% > 1,215
b. Return On Equity 12,80% 16,01% 20,24% 24,15% 21,24% 18,89% >17,5%
c. Rasio BO/PO 89,00% 89,06% 87,12% 85,82% 84,49% 87,10% < 93,52
Likuiditas
a. Cash Ratio (CR) 7,56% 14,22% 15,67% 19,61% 22,43% 15,90% >4,05
b. Loan to Deposit
Ratio (LDR) 89,02% 88,04% 86,83% 84,50% 79,66% 85,61% < 94,75%
Solvabilitas
a. Capital Adeuacy
Ratio (CAR) 13,90% 15,34% 13,46% 13,08% 15,66% 14,26% > 8%
Pada hasil analisis return on equity, Pada rasio likuiditas, kondisi kinerja
(ROE) kinerja keuangan PD. BPR Bank keuangan PD.BPR Bank Daerah
Daerah Lamongan dapat dikatakan baik. Lamongan pada tahun 2012-2016 dilihat
Rata-rata return on equity sebesar dari cash ratio (CR) dapat dikatakan
18,89% tersebut telah memenuhi kriteria baik. Perkembangan cash ratio PD. BPR
standar yang ditetapkan Bank Indonesia Bank Daerah Lamongan yang
sebesar 17,5%. Hasil perhitungan return berfluktuasi mengalami peningkatan
on equity dari tahun 2012 sampai dengan yang signifikan di tahun 2013.
tahun 2016 tersebut cenderung Peningkatan tersebut disebabkan karena
mengalami penurunan dikarenakan tidak manajemen PD. BPR Bank Daerah
berimbangnya peningkatan pada laba Lamongan mampu meningkatkan cash
sesudah pajak PD. BPR Bank Daerah assets pada tahun 2013 menjadi sebesar
Lamongan dibanding dengan modal inti Rp 7.369.410.000 dibanding cash assets
yang dimiliki di tahun 2016. Hasil pada tahun sebelumnya. Nilai rata-rata
penurunan pada perhitungan return on cash ratio diperoleh sebesar 15,90%;
equity masih dapat dikatakan baik, artinya setiap hutang lancar sebesar Rp 1
karena nilai penurunan tersebut masih dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp
berada dalam standar Bank Indonesia. 0,16.
Pada hasil analisis BO/PO, kinerja Pada rasio solvabilitas, kondisi
keuangan PD. BPR Bank Daerah kinerja keuangan PD. BPR Bank Daerah
Lamongan dapat dikatakan baik. Rata- Lamongan pada tahun 2012-2016, dilihat
rata BO/PO sebesar 87,10% tersebut dari capital adequacy ratio (CAR) dapat
telah memenuhi kriteria standar yang dikatakan baik. Rata-rata capital
ditetapkan Bank Indonesia sebesar < adequacy ratio sebesar 14,26% tersebut
93,52%. Hasil perhitungan BO/PO tahun telah memenuhi kriteria standar yang
2012 sampai dengan tahun 2016 ditetapkan Bank Indonesia sebesar > 8%.
cenderung mengalami penurunan. Hasil Perkembangan capital adequacy ratio
penurunan pada perhitungan BO/PO yang cenderung mengalami penurunan
masih dapat dikatakan baik, karena nilai masih dapat dikatakan baik karena nilai
penurunan tersebut masih berada dalam capital adequacy ratio masih berada
standar Bank Indonesia. dalam standar Bank Indonesia. Pada
hasil analisis debt to equity ratio, kinerja
Indonesia.