Kompetensi Inti
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan
kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar
1.1 Menghayati keberhasilan dan kegagalan wirausahawan dan keberagaman produk pengolahan di
wilayah setempat dan lainnya sebagai anugerah Tuhan
2.1 Menunjukkan motivasi internal dan peduli lingkungan dalam menggali informasi tentang
keberagaman produk pengolahan dan kewirausahaan di wilayah setempat dan lainnya
2.2 Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri dalam memperkenalkan karya produk pengolahn
di wilayah setempat dan lainnya dan menerapkan wirausaha
2.3 Menghayati sikap bekerjasama, gotong royong, bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif dan
inovatif dalam memahami kewirausahaan dan membuat produk pengolahan di wilayah setempat dan
lainnya dengan memperhatikan estetika produk akhir untuk membangun semangat usaha
3.2 Memahami sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi usaha pengolahan dari bahan
nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah yang dimodifikasi
Indikator :
Menjelaskan fungsi desain pengolahan produk bahan nabati dan bahan hewani menjadi produk
Makanan khas daerah
Menjelaskan kriteria yang harus diperhatikan dalam pemilihan wadah penyajian produk dari bahan
nabati dan bahan hewan menjadi Makanan khas daerah
4.2. Mendesain produk dan pengolaha dari bahan nabati dan hewani menjadi produk makanan khas daerah
berdasarkan konsep berkarya dan peluang usahadengan pendekatan budaya setempat dan lainnya.
Indikator :
Menjelaskan cara mendesain produk pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi produk
Makanan khas daerah disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia
Membuat desain produk pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi bahan makanan khas
daerah.
Melaporkan secara lisan atau tulisan mengenai desain produk pengolahan dari bahan nabati
dan hewani menjadi makanan khas daerah.
Tujuan Pembelajaran
Mencari informasi desain pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi produk makanan khas
daerah
Melihat video atau gambar beberapa desain produk dari bahan nabati dan hewani menjadi produk
makanan khas daerah
Menyimak contoh beberapa desain produk pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi produk
makanan khas daerah
Berdiskusi secara kelompok cara mendesain bahan nabati dan hewani menjadi produk makanan khas
daearah, dengan perangkat lunak grafis disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia
Berdiskusi kelas cara mendesain produk bahan nabati dan hewani menjadi produk makanan khas
daerah dengan perangkat lunak grafis disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia
Menggunakan perangkat lunak grafis disesuaikan dengan fasilitas / keadaan setempat untuk desain
dan pengemasan produk dari bahan nabati dan hewani menjadi produk makanan khas daerah Praktik
kelompok menggunakan perangkat lunak grafis untuk mendesain produk dari bahan nabati dan hewani
menjadi produk makanan khas daerah
Pengemasan dan penyajian produk dari bahan nabati dan hewani menjadi produk kesehatan
Membuat desain dan pengemasan produk
Membuat laporan tertulis
Mempresentasikan hasil prakrik
Materi Pembelajaran
Fakta
Produksi industry dan home industri yang berkembang saat ini.
Pengemasan hasil produksi industri di daerah saat ini.
Konsep
Desain dan pengemasan produk dari bahan nabati dan hewani dengan perangkat lunak grafis
(komputer), disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia
Prinsip
Menentukan desain produksi dan pengemasan produk bahan nabati dan hewani dengan perangkat
lunak grafis, disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia
Penggunaan perangkat lunak grafis, untuk desain dan pengemasan bahan nabati dan hewani ,
disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia
Prosedural
Langkah kerja desain dan pengemasan produk bahan nabati dan hewani dengan perangkat lunak grafis,
disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia
Percobaan membuat desain dan pengemasan produk bahan nabati dan hewani dengan perangkat
lunak grafis, disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia
METODE PEMBELAJARAN
ALAT/MEDIA/BAHAN
Alat : Seperangkat komputer, Jaringan Komputer,contoh contoh gambar hasil produksi gambar
Bahan ajar : Buku Corel Draw dan Photoshop,buku keterampilan mengolah bahan nabati menjadi
produk kesehatan, buku keteramilan mengolah bahan hewani menjadi makanan jadi (disesuaikan
dengan materi yang akan diajarkan),
Melalui praktik siswa dapat menggunakan perangkat lunak grafis untuk desain dan pengemasan produk bahan
nabati dan hewani, praktik kelompok lunak grafis untuk desain dan pengemasan produk bahan nabati dan
hewani, menyajikan produk dan pengemasan produk bahan nabati dan hewani, membuat produk dan
pengemasan produk bahan nabati dan hewani, membuat laporan tertulis, mempresentasikan hasil prakrik dan
bekerja dengan teliti, jujur, dan penuh tanggung jawab.
Selama proses pembelajaran dilakuan penilaian proses pada aktivitas di kelas dan hasil tugas mandiri
PERTEMUAN PERTAMA
15
menit
Pemberian Acuan :
Kegiatan Inti
Mengamati
Siswa menyimak pendapat dari beberapa sumber tentang pengertian “desain dan
60
pengemasan”
menit
Siswa menyimak berbagai fungsi desain dan pengemasan
Guru menilai keterampilan siswa mengamati
Menanya
Siswa mendikusikan dengan teman sebangku mengenai contoh gambar dengan
menjelaskan alat yang diperlukan dan teknik yang digunakan
Siswa mendiskusikan dengan teman sebangku mengenai berbagai fungsi dari desain dan
pengemasan produk .
Guru bertanya tentang gambar yang ditampilkan
Guru bertanya tentang pendapat dari berbagai sumber tentang desain dan pengemasan
produk .
Guru bertanya tentang fungsi dari desain dan pengemasan produk.
Mengumpulkan informasi
Siswa membaca buku teks yang berkaitan dengan desain dan pengolahan bahan produk
nabati dan hewani
Siswa membaca buku teks tentang berbagai desain pengolahan bahan nabati dan hewani
Siswa membaca buku teks tentang berbagai desain pengolahan bahan nabati dan hewani
Mengasosiasi
Siswa dibagi dalam kelompok kecil, masing-masing terdiri atas 5 orang
Siswa dalam kelompok diminta mendiskusikan pendapat para ahli mengenai pengertian
desain dan bahan nabati dan hewani
Siswa dalam kelompok diminta mendiskusikan berbagai desain dan pengemasan produk
(setiap kelompok berbeda pembahasan)
Siswa dalam kelompok diminta mendiskusikan berbagai desain dan pengemasan produk
(setiap kelompok berbeda pembahasan)
Mengomunikasikan
Guru menilai sikap siswa dalam kerja kelompok dan membimbing/menilai keterampilan
menganalisis, menggunakan teori dan menyimpulkan data, serta menilai kemampuan
siswa memahami pengertian desain, pengemasan serta fungsi dari desain,
pengemasanproduk.
Penutup
Bersama siswa menyimpulkan desain dan pengemasan desain dan pengemasan produk
bahan nabati dan hewani 15
Memberikan tugas membaca lembar kerja praktik yang akan dating menit
Melaksanakan postes
Pertemuan kedua
RINCIAN KEGIATAN WAKTU
Pendahuluan
Merefleksi hasil pretes dan postes pertemuan sebelumnya
Menagih dan mengingatkan tugas baca
15 menit
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Melaksanakan pretes tentang beberapa desain dan pengemasan produk
bahan nabati dan hewani menjadi produk kesehatan
Mencoba
Kelompok diminta untuk mempraktikkan penggunaan perangkat lunak
grafis untuk desain dan pengemasan pengemasanpengolahan bahan
nabati dan hewani menjadi produk kesehatan
Setiap kelompok diberikan masalah sehari-hari desain dan pengemasan
bahan nabati dan hewani menjadi produk kesehatan
Kelompok mendiskusikan pemecahan masalah desain dan pengemasan
bahan nabati dan hewani menjadi produk kesehatan
Guru menilai sikap siswa dalam kerja kelompok dan kemampuan
menerapkan konsep dan prinsip dalam pemecahan masalah dan
keterampilan mencoba instruksi kerja
Mengasosiasi
Kelompok membuat desain produk dan pengemasan pengolahan bahan
nabati dan dan hewani menjadi produk kesehatan, mendiskusikan hasil
kegiatan tersebut.
Dengan fasilitas guru, siswa merumuskan desain dan pengemasan
pengolahan bahan nabati dan dan hewani menjadi produk kesehatan
Guru menilai keterampilan mengolah dan menalar
Mengomunikasikan
Perwakilan kelompok memaparkan hasil diskusi pemecahan masalah
Guru menilai keterampilan menyaji dan berkomunikasi
Penutup 15 menit
Bersama siswa menyimpulkan produk dan pengemasan pengolahan bahan
nabati dan dan hewani menjadi produk kesehatan
Memberikan tugas baca lembar kerja praktik yang akan datang
Melaksanakan postes
Penilaian
Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan melalui observasi kerja kelompok, kinerja
presentasi, dan laporan tertulis. Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis.
- Instrumen observasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus utama pada aktivitas dalam
kelompok, tanggungjawab, dan kerjasama.
- Instrumen kinerja presentasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus utama pada aktivitas
peran serta, kualitas visual presentasi, dan isi presentasi
- Instrumen laporan praktik menggunakan rubrik penilaian dengan fokus utama pada kualitas visual,
sistematika sajian data, kejujuran, dan jawaban pertanyaan.
- Instrumen tes menggunakan tes tertulis uraian dan/atau pilihan ganda
No.
Pernyataan Benar Salah
Desain dan kemasan produk yang menari k sangat diperlukan untuk kemajuan
1.
usaha
2. Kemasan produk bisa terdiri dari bahan plastik, kaleng.
3. Desain dan kemasan produk yang unik mempunyai daya tarik bagi konsumen
4. Desain dan kemasan produk yang baik membuat konsumen puas
b. Tugas
1. Amati gambar-gambar di bawah ini kemudian analisis berbagai kemasan yang dapat dikembangkan
dalam perencanaan yang diperlukan dari mulai bahan, alat yang diperlukan, teknik pembuatan sehingga
menjadi gambar di bawah ini :
a. Gambar produk olahan ikan tuna
b. Gambar produk olahan kacang kedelai menjadi susu
Sumber / Referensi
Buku Pegangan Kurikulum 2013
Desain pengelolaan bahan nabati dan hewani Produk
1. PENDAHULUAN
Pada dunia pemasaran persaingan merupakan hal yang lumrah dan wajar. Maka dari itu berbagai usaha
dilakukan dalam upaya memenangkan persaingan ini. Salah satu diantaranya adalah membuat desain
kemasan produk yang menarik sehingga dapat mengundang konsumen untuk membeli produk yang
dipasarkan. Menurut Christine Suharto Cenadi, daya tarik suatu produk tidak dapat terlepas dari
kemasannya. Kemasan merupakan “pemicu” karena ia langsung berhadapan dengan konsumen. Karena
itu kemasan harus dapat mempengaruhi konsumen untuk memberikan respon positif.
Desain kemasan di Bali belum begitu populer, karena pemahaman tentang manfaatnya belum dirasakan.
Disamping itu untuk usaha-usaha mikro dan idustri kecil rumahan, kemasan masih dipandang hanya
sebagai pembungkus semata bukan sebagai media pemikat konsumen. Demikian juga kemasan masih
dianggap penyebab ongkos produksi tinggi.
2. DEFINISI KEMASAN
Kemasan/packaging berasal dari kata package yang artinya sepadan dengan kata kerja ‘membungkus’
atau ‘mengemas’ dalam bahasa Indonesia, sehingga secara harfiah pengertian packaging dapat diartikan
sebagai pembungkus atau kemasan. Maka secara sederhana kemasan dapat diartikan sebagai suatu benda
yang berfungsi untuk melindungi, mengamankan produk tertentu yang berada di dalamnya serta dapat
memberikan citra tertentu pula untuk membujuk penggunanya. Secara fungsi wujudnya harus merupakan
kemasan yang mudah dimengerti sebagai sesuatu yang dapat dibawa, melindungi dan mudah dibuka untuk
benda atau produk apapun. Terpenting ia harus berhasil dalam uji kelayakan sebagai fungsi pengemas,
dapatkah ia menjaga produknya secara keseluruhan, dapatkah ia menjaga untuk mengkondisikan produk
tersebut dalam jangka waktu tertentu dan karena perpindahan tempat.2.
Ada tiga alasan utama untuk melakukan pembungkusan, yaitu:
a. Untuk keamanan produk yang dipasarkan.
Kemasan dapat melindungi produk dalam perjalanannya dari produsen ke konsumen. Produk-produk
yang dikemas biasanya lebih bersih, menarik dan tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh
cuaca.
b. Untuk membedakan dengan produk pesaing.
Kemasan dapat melaksanakan program pemasaran. Melalui kemasan identifikasi produk menjadi lebih
efektif dan dengan sendirinya mencegah pertukaran oleh produk pesaing. Kemasan merupakan satu-
satunya cara perusahaan membedakan produknya.
c. Untuk meningkatkan penjualan.
Karena itu kemasan harus dibuat menarik dan unik, dengan demikian diharapkan dapat memikat dan
menarik perhatian konsumen.
3. SEJARAH KEMASAN
Menurut Christine Suharto Cenadi, kemasan telah dikenal sejak jaman manusia purba. Orang- orang
primitive menggunakan kulit binatang dan keranjang rumput untuk mewadahi buah-buahan yang dipungut
dari hutan. Kemudian 8.000 tahun yang lalu, bangsa Cina membuat aneka ragam keramik untuk
mewadahi benda padat ataupun cair. Orang-orang Indonesia kuno membuat wadah dari bambu untuk
menyimpan benda cair. Menjelang abad pertengahan, bahan-bahan kemasan terbuat dari kulit, kain, kayu,
batu, keramik dan kaca. Tetapi pada jaman itu, kemasan masih terkesan seadanya dan lebih berfungsi
untuk melindungi barang terhadap pengaruh cuaca atau proses alam lainnya yang dapat merusak barang.
Selain itu, kemasan juga berfungsi sebagai wadah agar barang mudah dibawa selama dalam perjalanan.
Sebenarnya peranan kemasan baru dirasakan pada tahun 1950-an, saat banyak munculnya supermarket
atau pasar swalayan, di mana kemasan harus “dapat menjual” produk-produk di rak-rak toko. Tetapi pada
saat itupun kemasan hanya berfungsi memberikan informasi- memberitahu kepada konsumen tentang apa
isi atau kandungan di dalam kemasan tersebut.
4. FUNGSI KEMASAN
Hermawan Kartajaya, seorang pakar di bidang pemasaran mengatakan bahwa teknologi telah membuat
packaging berubah fungsi, dulu orang bilang “Packaging protects what it sells (Kemasan melindungi apa
yang dijual).” Sekarang, “Packaging sells what it protects (Kemasan menjual apa yang dilindungi).” 3
Dengan kata lain, kemasan bukan lagi sebagai pelindung atau wadah tetapi harus dapat menjual produk
yang dikemasnya.
Perkembangan fungsional kemasan tidak hanya berhenti sampai di situ saja. Sekarang ini kemasan sudah
berfungsi sebagai media komunikasi. Misalnya pada kemasan susu atau makanan bayi seringkali dibubuhi
nomor telepon toll-free atau bebas pulsa. Nomor ini bisa dihubungi oleh konsumen tidak hanya untuk
complain, tetapi juga sebagai pusat informasi untuk bertanya tentang segala hal yang berhubungan dengan
produk tersebut. Kemasan juga dapat berfungsi untuk mengkomunikasikan suatu citra tertentu.
Contohnya, produk-produk makanan Jepang. Orang Jepang dikenal paling pintar membuat kemasan yang
bagus. Permen Jepang seringkali lebih enak dilihat daripada rasanya. Mereka berani menggunakan bahan-
bahan mahal untuk membungkus produk yang dijual. Walaupun tidak ada pesan apa-apa yang ditulis pada
bungkus tersebut, tapi kemasannya mengkomunikasikan suatu citra yang baik.
5. FAKTOR-FAKTOR DESAIN KEMASAN
Kemasan yang baik dan akan digunakan semaksimal mungkin dalam pasar harus
mempertimbangkan dan dapat menampilkan beberapa faktor, antara lain sebagai berikut.
a. Faktor pengamanan.
Kemasan harus melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapatmenjadi penyebab
timbulnya kerusakan barang, misalnya: cuaca, sinar matahari, jatuh, tumpukan, kuman, serangga dan
lain-lain. Contohnya, kemasan biskuit yang dapat ditutup kembali agar kerenyahannya tahan lama.
b. Faktor ekonomi
Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan, sehingga biaya tidak melebihi
proporsi manfaatnya. Contohnya, produk-produk refill atau isi ulang, produk-produk susu atau
makanan bayi dalam karton, dan lain-lain.
c. Faktor pendistribusian
Kemasan harus mudah didistribusikan dari pabrik ke distributor atau pengecer sampai ke tangan
konsumen. Di tingkat distributor, kemudahan penyimpanan dan pemajangan perlu dipertimbangkan.
Bentuk dan ukuran kemasan harus direncanakan dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak sampai
menyulitkan peletakan di rak atau tempat pemajangan.
d. Faktor komunikasi
Sebagai media komunikasi kemasan menerangkan dan mencerminkan produk, citra merek, dan juga
bagian dari produksi dengan pertimbangan mudah dilihat, dipahami dan diingat. Misalnya, karena
bentuk kemasan yang aneh sehingga produk tidak dapat “diberdirikan”, harus diletakkan pada posisi
“tidur” sehingga ada tulisan yang tidak dapat terbaca dengan baik; maka fungsi kemasan sebagai
media komunikasi sudah gagal.
e. Faktor ergonomic.
Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka dan mudah diambil sangatlah
penting. Pertimbangan ini selain mempengaruhi bentuk dari kemasan itu sendiri juga mempengaruhi
kenyamanan pemakai produk atau konsumen. Contohnya, bentuk botol minyak goreng Tropical yang
pada bagian tengahnya diberi cekungan dan tekstur agar mudah dipegang dan tidak licin bila tangan
pemakainya terkena minyak.
f. Faktor estetika. Keindahan pada kemasan merupakan daya tarik visual yang mencakup pertimbangan
penggunaan warna, bentuk, merek atau logo, ilustrasi, huruf, tata letak atau layout, dan maskot .
Tujuannya adalah untuk mencapai mutu daya tarik visual secara optimal.
g. Faktor identitas. Secara keseluruhan kemasan harus berbeda dengan kemasan lain, memiliki identitas
produk agar mudah dikenali dan dibedakan dengan produk-produk yang lain.
h. Faktor promosi
Kemasan mempunyai peranan penting dalam bidang promosi, dalam hal ini kemasan berfungsi
sebagai silent sales person. Peningkatan kemasan dapat efektif untukmenarik perhatian konsumen-
konsumen baru.
i. Faktor lingkungan
Kita hidup di dalam era industri dan masyarakat yang berpikiran kritis. Dalam situasi dan kondisi
seperti ini, masalah lingkungan tidak dapat terlepas dari pantauan kita. Trend dalam masyarakat kita
akhir-akhir ini adalah kekhawatiran mengenai polusi, salah satunya pembuangan sampah. Salah
satunya yang pernah menjadi topik hangat adalah styrofoam. Pada tahun 1990 organisasi-organisasi
lingkungan hidup berhasil menekan perusahaan Mc Donalds untuk mendaur ulang kemasan-kemasan
mereka. Sekarang ini banyak perusahaan yang menggunakan kemasan-kemasan yang ramah
lingkungan (environmentally friendly), dapat didaur ulang (recyclable) atau dapat dipakai ulang
(reusable).
Faktor-faktor ini merupakan satu kesatuan yang sangat vital dan saling mendukung dalam keberhasilan
penjualan, terlebih di masa sekarang dimana persaingan sangat ketat dan produk dituntut untuk dapat
menjual sendiri. Penjualan maksimum tidak akan tercapai apbila secara keseluruhan penampilan produk
tidak dibuat semenarik mungkin. Keberhasilan penjualan tergantung pada citra yang diciptakan oleh
kemasan tersebut. Penampilan harus dibuat sedemikian rupa agar konsumen dapat memberikan reaksi
spontan, baik secara sadar ataupun tidak. Setelah itu, diharapkan konsumen akan terpengaruh dan
melakukan tindakan positif, yaitu melakukan pembelian di tempat penjualan.
6. DESAIN KEMASAN
Kunci utama untuk membuat sebuah desain kemasan yang baik adalah kemasan tersebut harus simple
(sederhana)4, fungsional dan menciptakan respons emosional positif yang secara tidak langsung
“berkata”, “Belilah saya.” Kemasan harus dapat menarik perhatian secara visual, emosional dan rasional.
Sebuah desain kemasan yang bagus memberikan sebuah nilai tambah terhadap produk yang dikemasnya.
Menurut penelitian, dari seluruh kegiatan penginderaan manusia, 80 % adalah penginderaan melalui
penglihatan atau kasatmata (visual). Karena itulah, unsur-unsur grafis dari kemasan antara lain: warna,
bentuk, merek, ilustrasi, huruf dan tata letak merupakan unsur visual yang mempunyai peran terbesar
dalam proses penyampaian pesan secara kasatmata (visual communication).
Agar berhasil, maka penampilan sebuah kemasan harus mempunyai daya tarik. Daya tarik pada
kemasan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu daya tarik visual (estetika) dan daya tarik praktis
(fungsional)
Ada tiga alasan penting mengapa estetika penting dalam pemasaran, yaitu:8
a. Estetika dapat menciptakan loyalitas konsumen dengan memberikan pengaruh psikologis dan
emosional. Contohnya melalui keunikan sebuah logo pada kemasan.
b. Estetika dapat menjadi standar perusahaan untuk menetapkan harga. Menurut Bernd Schmitt,
seorang brand strategist, “When your company or product provides specific experience that
customers can see, hear, touch and feel, you are adding value and you can price that value.”
c. Estetika dapat membuat sebuah produk menjadi berbeda (point of differentiation) ditengah
persaingan merek yang semakin ketat.
Selain mempertimbangkan estetika, sebuah desain kemasan yang ditujukan untuk penjualan swalayan
harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain:9
2. Contents (Isi)
Kemasan harus dapat memberikan informasi tentang isi kemasan dan apa yang terkandung dalam produk.
Misalnya, pada kemasan produk-produk makanan biasanya dicantumkan kandungan gizi produk tersebut
dan berapa kalori yang dihasilkan setelah konsumen mengkonsumsi produk tersebut. Desain kemasan
harus sesuai dengan produk yang dikemas. Misalnya, bentuk kemasan botol untuk produk cair.
Tulisan di atas dirangkum dari beberapa tulisan tentang desain kemasan, demi kepentingan pelatihan
semoga ada manfaatnya.
KEPUSTAKAAN
1. Arntson, Amy E. Graphic Design Basics. Holt, Reinhart and Winston, Inc., Orlando, 1988.
2. A.A Gde Rai Remawa, Puslitdes ISI Denpasar/Ddo Bali, Makalah berjudul “ Desain Kemasan
Produk Makanan”. yang disampaikan pada Pelatihan Desain Kemasan Makanan di Desa
Dangin Puri Kaja, Denpasar, 4 Desember 2009
3. Cenadi, Christine S. Elemen-elemen dalam Desain Komunikasi Visual. Jurnal Nirmana volume 1
nomor 1, Unversitas Kristen Petra, Surabaya, 1999.
4. Cotton, Bob. The New Guide to Graphic Design. Phaidon, Oxford, 1990.
5. Hisrich, Robert D. & Michael P. Peters. Marketing Decisions for New and Mature Products.
Macmillan Publishing Co., New York, 1991.
6. Holland, DK. Great Package Design – Creating Competitive Edge. Rockport Publishers, Inc.,
Minnessota, 1992.
7. Kartajaya, Hermawan. Marketing Plus 2000 Siasat Memenangkan Persaingan Global. PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1996.
8. Kotler, Philip. Marketing 1. Penerbit Erlangga, Jakarta, 1987.
9. Nitisemito, Alex S. Marketing. Ghalia Indonesia, Jakarta, 1986.
10. Stanton, William J. & Y. Lamarto. Prinsip Pemasaran. Penerbit Erlangga, Jakarta, 1988.
11. Swann, Allan. The New Graphic Design School. New Burlington Books, London, 1997.
12. Wirya, Iwan. Kemasan yang Menjual. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999.
13. NIRMANA Vol. 2, No. 1, Januari 2000: 92 – 103 Jurusan Desain Komunikasi Visual,
Fakultas Seni dan Desain –Universitas Kristen Petrahttp://puslit.petra.ac.id/journals/design/