Anda di halaman 1dari 8

Lex Privatum Vol.XI/No.

4/Mei/2023

KAJIAN HUKUM TENTANG KEABSAHAN yang disebut wanprestasi. Penyelesaian dari wanprestasi
JUAL BELI ONLINE PADA APLIKASI tersebut dapat melalui jalur litigasi maupun non-litigasi.
FACEBOOK1
Kata Kunci : Keabsahan, Perjanjian, Jual Beli,
Stephanie Nathania Maramis 2 Facebook.
stephanienthnia@gmail.com
Merry Elisabeth Kalalo 3 PENDAHULUAN
merryelkalalo@gmail.com A. Latar Belakang
Rudolf Sam Mamengko 4 Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana
rudolfmamengko1@gmail.com pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk
menyerahkan suatu barang, dan pihak lain untuk
ABSTRAK membayar harga yang dijanjikan. Pengertian jual beli ini
telah dicatat dalam pasal 1457 Kitab Undang-Undang
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk untuk Hukum Perdata. Dari pengertian jual beli dalam pasal
mengetahui bagaimana keabsahan jual beli online pada 1457 KUHP, dapat dipahami bahwa yang mengikatkan
aplikasi facebook menurut Kitab Undang-Undang diri untuk menyerahkan suatu barang dan merupakan
Hukum Perdata dan untuk mengetahui lebih jauh pihak yang memiliki barang untuk ditawarkan disebut
mengenai akibat hukum apabila sebuah perjanjian jual penjual. Sedangkan pihak yang akan membayar barang
beli online tidak memenuhi syarat keabsahan dalam dengan harga yang telah dijanjikan adalah pembeli.
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Perkembangan Kedua pihak ini saling melengkapi satu sama lain, jika
proses jual beli berjalan seiring dengan perkembangan tidak ada salah satu pihak, maka jual beli tidak akan bisa
zaman yang ada, sehingga timbul berbagai cara baru terjadi.
untuk melakukan proses jual beli. Salah satunya adalah Seiring dengan perkembangan zaman,
melalui sosial media yang sedang marak digunakan teknologi juga turut serta berkembang dan
yaitu media facebook. Namun, tidak dapat dipungkiri menghasilkan kemajuan yang sangat pesat, setara
bahwa peraturan yang mengatur mengenai sah atau dengan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat di
tidaknya jual beli melalui facebook ini belum begitu masa kini. Perkembangan teknologi bukan hanya terjadi
jelas sehingga masyarakat mempertanyakan pada negara negara maju saja, namun pada negara
keabsahannya. Dengan diketahui keabsahannya maka berkembang-pun juga turut serta berlomba
suatu pelanggaran aturan yang terjadi dilingkungan jual memaksimalkan dampak positif daripada kemajuan
beli di aplikasi facebook, pasti memiliki akibat teknologi itu sendiri Sejak pandemi mewabah sampai ke
hukumnya, sehingga keamanan akan lebih terjamin dan Indonesia, segala sesuatu seakan berpindah ke dunia
semakin banyak peminat yang akan melakukan aktivitas virtual. Anjuran pemerintah mengharuskan masyarakat
jual beli melalui aplikasi facebook. Meninjau dari segi untuk tetap tinggal di dalam rumah masing-masing,
keperdataan, perjanjian jual beli online melalui aplikasi sehingga tak ada pilihan lain, selain harus belajar
facebook ini dapat dinyatakan sah apabila memenuhi menggunakan teknologi yang telah tersedia.
syarat sahnya suatu perjanjian yang meliputi Berbagai kalangan usia sudah mahir
kesepakatan, kecakapan untuk membuat suatu menggunakan teknologi smartphone, dari anak-anak
perikatan, suatu hal tertentu, dan suatu sebab yang halal. sampai lansia sudah bisa mengoperasikan teknologi
Suatu perjanjian yang memenuhi syarat memiliki dengan baik. Bahkan, hanya dengan memiliki
kekuatan hukum, dan mengikat seperti sebuah undang- smartphone yang tersambung dengan jaringan internet,
undang bagi para pihak yang membuatnya. Keempat masyarakat dapat melakukan proses jual beli secara
syarat tersebut dibagi menjadi syarat subjektif dan daring atau online melalui e-commerce (perdagangan
objektif, yang apabila tidak dipenuhi maka akan elektronik) contohnya; shopee, tokopedia dan lazada.
menimbulkan akibat hukum yaitu dapat dibatalkan dan Bahkan jual beli online juga sudah bisa dilakukan
batal demi hukum. Keabsahan jual beli online dalam melalui aplikasi sosial media seperti instagram, tiktok,
aplikasi Faceook juga turut mengacu pada Undang- dan facebook. Hal ini dapat dilakukan dengan tanpa
Undang Informasi dan Transaksi Elektronik. Suatu meninggalkan tempat atau komunitas dimana ia berada
transaksi elektronik dapat dikatakan suatu perjanjian dan aktivitas ini dapat dilakukan dimana dan kapan
jual beli yang sah apabila melalui media elektronik yang saja.5
terhubung dengan jaringan internet, sehingga jual beli Dalam aplikasi Facebook, terdapat dua cara
online melalui aplikasi facebook dianggap sah karena yang tidak jauh berbeda, untuk melakukan proses jual
dilakukan melalui media elektronik dan menggunakan beli. Yang pertama adalah melalui marketplace yang
jaringan internet. Apabila suatu perjanjian sudah secara resmi merupakan fitur daripada Facebook, dan
memenuhi syarat sah, maka keabsahan daripada yang kedua adalah yang sedang marak di Indonesia
perjanjian jual beli online ini menimbulkan suatu aturan terlebih di Sulawesi Utara, yaitu jual beli melalui siaran
yang mengikat apabila perjanjian tidak dipenuhi atau langsung pada group-group jual beli dalam aplikasi
Facebook. Sederhananya, marketplace membantu

1 5
Artikel Skripsi Abdul Wahid & Mohammad Labib. Kejahatan Mayantara
2 Mahasiswa Fakultas Hukum Unsrat, NIM 19071101404 (Cyber Crime), PT. Rafika Aditama, Bandung, 2015, hal.23.
3 Fakultas Hukum Unsrat, Doktor Ilmu Hukum
4 Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum

Lex Privatum Vol.XI/No.4/Mei/2023


Lex Privatum Vol.XI/No.4/Mei/2023

penggunanya untuk mencari dan menemukan barang muka, sehingga keamanan dan keabsahannya sangat
yang diperlukan yang ada disekitarnya, setelah itu akan dipertanyakan pengguna fitur jual beli melalui aplikasi
dialihkan ke kotak pesan untuk lanjut kepada proses facebook.
tawar-menawar, menentukan cara pembayaran, atau Hal-hal yang telah diuraikan diatas membuat
bahkan mengatur pertemuan yang dapat dilakukan oleh penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
penjual dan pembeli. Sedangkan, cara lainnya yang mengambil judul “Kajian Hukum Tentang Keabsahan
dilakukan oleh para penjual, adalah dengan masuk Jual Beli Online Pada Aplikasi Facebook”.
dalam group jual beli dalam aplikasi Facebook dengan
anggota terbanyak, dan mendaftarkan diri menjadi B. RUMUSAN MASALAH
membership sebagai penjual agar bisa melakukan siaran 1. Bagaimana keabsahan perjanjian jual beli melalui
langsung secara resmi dalam grup tersebut dengan aplikasi Facebook berdasarkan hukum positif di
sepengetahuan admin group. Indonesia?
Kemudahan untuk menjalankan bisnis dan 2. Bagaimana akibat hukum sebuah perjanjian jual
memperoleh barang yang dibutuhkan serta banyak hal beli online tidak memenuhi syarat keabsahan suatu
baik lainnya adalah dampak positif daripada kemajuan perjanjian?
teknologi informasi dan komunikasi. Namun, tidak bisa
dipungkiri, adanya dampak negatif yang dapat sangat C. METODE PENELITIAN
merugikan juga turut hadir ditengah dominasi dampak Metode penelitian yang digunakan dalam
positif yang ada. Terlebih khusus dalam dunia jual beli penulisan skripsi ini adalah metode pendekatan yuridis
yang dilakukan secara online melalui aplikasi Facebook. normatif, dimana pendekatan yuridis normatif
Banyak oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang merupakan penelitian hukum dengan cara meneliti
memanfaatkan kemudahan ini untuk melakukan hal bahan kepustakaan (library research).6 Untuk
yang melanggar aturan hukum. memperoleh data yang lengkap dan akurat dalam
Kedua pihak baik penjual maupun pembeli penelitian ini, maka penelitian ini akan dilaksanakan
turut merasakan dampak negatif daripada belanja dan dengan cara mengumpulkan, mempelajari dan
berjualan melalui dunia virtual. Dalam bertransaksi menganalisis berbagai peraturan perundang-undangan,
secara virtual penjual dan konsumen sangat dianjurkan literatur atau buku-buku, jurnal hukum dan bahan-bahan
untuk teliti dan berhat-hati, namun oknum-oknum lainnya.
“nakal” tetap memiliki celah yang dapat dimanfaatkan Dalam penelitian ini menggunakan data yang
untuk menjalankan aksinya dengan mulus. Diantaranya diperoleh dari sumber sumber atau bahan hukum yang
yaitu lemahnya sistem perjanjian dan kurangnya telah ada yaitu bahan hukum primer, sekunder dan
pemahaman masyarakat akan hal tersebut, yang tersier. Untuk mengelola keseluruhan bahan hukum
menyebabkan berbagai kerugian yang tidak lagi dapat yang diperoleh, maka penulis menggunakan metode
terhindarkan timbul ditengah proses jual beli online deduktif yaitu, metode penelitian mengenai suatu
yang dianggap mudah dan praktis oleh masyarakat. masalah yang bersifat umum kemudian ditarik ke suatu
Menurut KUHPerdata, suatu perjanjian kesimpulan yang bersifat khusus. Metode analisis data
dikatakan sah apabila adanya sepakat (consensus) dari yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
dua pihak dan perjanjian inilah yang akan menjadi analisa deskriptif kualitatif, untuk mempertemukan
pengikat, seperti suatu ikatan Undang-Undang. Maka, kesenjangan antara teori (das sollen) dan praktik (das
transaksi elektronik akan terjadi apabila salah satu pihak sein), dan agar data-data yang telah didapatkan dapat
memberikan penawaran dan adanya persetujuan dari bersinergi dengan berbagai literatur dan data-data
pihak lainnya secara elektronik. Berbagai penjelasan lainnya.
mengenai perjanjian sudah banyak dikemukakan,
namun pengingkaran janji atau wanprestasi masih
sangat banyak ditemukan dalam dunia jual beli online. PEMBAHASAN
Atas wanprestasi atau pengingkaran janji yang A. Keabsahan Perjanjian Jual Beli Melalui
marak terjadi di dunia teknologi informasi dan Aplikasi Facebook Berdasarkan Kitab Undang-
komunikasi, maka Indonesia telah mengatur segala Undang Hukum Perdata
sesuatunya dalam Undang Undang Informasi dan Keabsahan perjanjian jual beli melalui
Transaksi Elektronik yang disingkat dengan UU ITE. aplikasi facebook apabila ditinjau melalui KUHPerdata
Walaupun demikian, proses penerapan daripada akan mengarah pada peraturan-peraturan mengenai
Undang-undang itu, dan pengetahuan mengenai aturan perjanjian dan jual beli. Dalam Pasal 1313 KUHPerdata,
proses jual beli online dan suatu perjanjian ini masih definisi dari perjanjian adalah: “Suatu perbuatan dengan
sangat kurang, sehingga berbagai pertanyaan masih mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya
muncul daripada para pelaku kegiatan jual beli melalui terhadap satu orang atau lebih.” Dari definisi tersebut,
dunia virtual, terlebih dalam aplikasi Facebook yang dapat disimpulkan bahwa perjanjian harus dibuat oleh
aturannya masih belum tertulis secara jelas, tidak seperti setidaknya dua pihak atau lebih.
wadah e-commerce lainnya, yang sama-sama
melakukan transaksi tanpa saling bertemu secara tatap

6Soekanto, S dan Mamudji, S, Penelitian Hukum Normatif


(Suatu Tinjauan Singkat), Rajawali Pers, Jakarta, 2001, hal.
13-14.

Lex Privatum Vol.XI/No.4/Mei/2023


Lex Privatum Vol.XI/No.4/Mei/2023

Di Indonesia, suatu perjanjian yang dibuat aplikasi facebook membuat para pelaku jual beli berada
harus memperhatikan mengenai beberapa asas-asas pada posisi dimana kedua pihak melakukan suatu
perjanjian, diantaranya: perjanjian tanpa mengadakan pertemuan terlebih
a. Asas kebebasan berkontrak dahulu, sehingga dapat dipahami bahwa perjanjian jual
b. Asas konsensualisme beli online, dalam aplikasi facebook mengacu pada teori
c. Asas pacta sunt servanda yang keempat yaitu teori kepercayaan. Teori
d. Asas itikad baik kepercayaan menyatakan bahwa suatu kesepakatan
Selain asas-asas daripada suatu perjanjian terjadi pada saat pernyataan kehendak dianggap layak
yang telah dicantumkan diatas, dalam Pasal 1320 diterima oleh pihak yang menawarkan atau penjual.
KUHPerdata juga mencatat mengenai beberapa syarat Singkatnya, pembeli akan melakukan pemesanan
yang menentukan sahnya suatu perjanjian yang barang dalam aplikasi facebook, khususnya dalam
mencakup kesepakatan, kecakapan, suatu hal tertentu, siaran langsung berupa komentar dalam live penjualan
dan sebab yang halal. Masing-masing syarat tersebut tersebut sesuai dengan kata kunci yang sudah diberikan
harus diperhatikan apabila seseorang ingin membuat oleh penjual.
suatu perjanjian, yaitu: Dalam dunia virtual atau secara spesifik
a. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya yang dibahas oleh penulis adalah dunia facebook,
Kesepakatan adalah hal yang terpenting, pembeli dapat melihat identitas seseorang yang menjadi
karena merupakan awal dari suatu persetujuan. penjual dari suatu produk yang diinginkan pada saat
Kesepakatan juga merupakan syarat terpenting yang seseorang tersebut melakukan siaran langsung. Namun,
tidak boleh diabaikan dalam suatu perjanjian. Sepakat sebaliknya sang penjual tidak dapat melihat identitas
sebenarnya intinya adalah suatu penawaran yang sepenuhnya dari para pembeli, karena seringkali
diakseptir (diterima/disambut) oleh lawan janjinya7 , seseorang menggunakan akun dengan identitas yang
sehingga suatu perjanjian berdasar pada kata sepakat tidak jelas untuk melakukan pembelian barang. Menurut
dari kedua belah pihak tanpa adanya paksaan. Perjanjian beberapa informasi yang didapatkan penulis dari
tanpa adanya kata sepakat dari salah satu pihak berarti lingkungan sekitar, kebanyakan orang menggunakan
tidak sah. Dengan adanya kesepakatan atau kata sepakat akun palsu, karena merasa malu dan gengsi untuk
tersebut berarti para pihak mempunyai kebebasan membeli barang yang dijual melalui aplikasi facebook.
kehendak untuk menentukan apa yang akan Sebab, tren yang saat ini sedang berlangsung di daerah
diperjanjikan dan dengan siapa akan melakukan penulis dikenal dengan istilah pakaian “cabo” (cakar
perjanjian.8 bongkar : merupakan baju bekas dari berbagai macam
Suatu kesepakatan dapat dinyatakan cacat brand yang kebanyakan diimpor dari luar negeri dengan
hukum apabila salah satu pihak membuat kesepakatan kualitas baju beragam mulai dari kualitas baju seperti
dengan berada di bawah tekanan dari pihak lain. Adapun yang ada di butik sampai yang kurang bagus), yang
bentuk dari paksaan berupa ancaman kejahatan, dan dijual dengan harga yang sangat murah dan tidak jarang
perampasan kepemilikan yang tidak sah, dan perbuatan dapat ditemukan baju dengan merek ternama, baik asli
lain yang melanggar undang-undang, contohnya maupun tiruan.
tekanan ekonomi, tekanan fisik dan mental, yang
membuat seseorang berada di bawah rasa takut dan b. Kecakapan membuat suatu perikatan
cemas, sehingga sesaat setelahnya suatu kesepakatan Syarat kedua yang tercantum dalam pasal
disetujui oleh pihak yang berada di bawah paksaan. 1320 KUHPerdata, adalah mengenai kecakapan. Syarat
Namun, dalam suatu perjanjian jual beli, seharusnya kecakapan untuk membuat suatu perikatan harus
tidak akan ditemukan unsur paksaan dari penjual kepada dituangkan secara jelas mengenai jati diri para pihak.
pembeli, karena dalam prosesnya seorang pembeli Dalam kata membuat suatu “perikatan” atau perjanjian,
bebas menentukan pilihannya, terlebih dalam jual beli di dapat disimpulkan bahwa terkandung unsur suatu “niat”
aplikasi facebook. Persetujuan kehendak yang atau sengaja untuk membuat suatu perjanjian. Maka,
dinyatakan haruslah memiliki makna jelas, dan dapat dengan demikian lebih cocok digunakan kata perjanjian.
dipahami oleh kedua belah pihak. Kesepakatan para Seseorang dapat dinyatakan telah dewasa
pihak maksudnya harus ada persesuian kehendak antara apabila sudah berusia 21 tahun atau belum berusia 21
para pihak yang membuat perjanjian baik diungkapkan tahun tapi telah menikah. Dalam Pasal 330 KUHPerdata
secara tegas maupun diam-diam. Sebuah pengajuan dituliskan bahwa “Yang belum dewasa adalah mereka
persetujuan haruslah diberitahukan secara jelas kepada yang belum mencapai umur genap dua puluh satu tahun
pihak lain, dan kesepakatan akan terjadi ketika pihak dan tidak kawin sebelumnya. Bila perkawinan
yang lain menyatakan menerima persetujuan tersebut. dibubarkan sebelum umur mereka genap dua puluh satu
Beberapa teori tercatat mengenai kapan kesepakatan itu tahun, maka mereka tidak kembali berstatus belum
terjadi. Hal ini juga banyak dipertanyakan dalam suatu dewasa.” Sehingga dapat dipahami bahwa walaupun
pembuatan perjanjian. seseorang belum berusia 21 tahun tapi ia telah menikah,
Beberapa teori diantaranya yaitu teori maka ia tetap dinyatakan telah dewasa karena tekanan
kehendak, teori pengirima, teori pengetahuan, dan Teori dari usia dewasa adalah telah kawin. Dan, walaupun
kepercayaan. Proses perjanjian jual beli online di

7 8
J. Satrio, Hukum perikatan, Perikatan yang lahir dari Mariam Darus Badruzaman, Aneka Hukum Bisnis,
Perjanjian Buku I, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, Alumni, Bandung,2014, Hal. 23.
Hal.165.

Lex Privatum Vol.XI/No.4/Mei/2023


Lex Privatum Vol.XI/No.4/Mei/2023

telah cerai sebelum berusia 21 tahun, seseorang tetap adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu
dinyatakan telah dewasa. mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu barang,
Seseorang dapat dinyatakan cakap apabila dan pihak yang lain untuk membayar harga yang
tidak berada di bawah pengampuan. Pengampuan dijanjikan.” Sehingga dengan adanya kata persetujuan
adalah suatu daya upaya hukum untuk menempatkan dalam pasal tersebut, menyiratkan bahwa jual beli juga
seseorang yang telah dewasa menjadi sama seperti merupakan suatu perjanjian, yang sering disebut
orang yang belum dewasa. Setiap orang dewasa, yang perjanjian jual beli.
selalu berada dalam keadaan dungu, gangguan kejiwaan Perjanjian jual beli juga harus memenuhi
atau mata gelap & karena boros ditempatkan di bawah beberapa unsur, seperti unsur bagian inti (essensialia)
pengampuan, sekalipun ia kadang-kadang cakap dan bagian bukan inti (naturalia) dan (accidentalia)
menggunakan pikirannya. Sehingga seseorang yang sebagai unsur-unsur perjanjian.
berada di bawah pengampuan tersebut dinyatakan tidak Suatu prestasi haruslah dalam bentuk yang lebih praktis
dapat membuat suatu perjanjian, tanpa pengawasan atau dan dapat ditentukan jenisnya seperti yang tertulis
pendampingan dari pengawas atau pengampu yang telah dalam syarat sahnya suatu perjanjian dalam poin ke tiga
ditugaskan. dimana suatu perjanjian harus memiliki pokok suatu
C. Suatu hal tertentu benda yang paling tidak dapat ditentukan jenisnya.
Pokok sebuah perjanjian harus memuat Penjual memiliki hak penuh atas prestasi yang telah
mengenai suatu hal tertentu yang merupakan objek dijanjikan, dan sebaliknya pembeli wajib memenuhi dan
daripada perjanjian tersebut. Yang dimaksudkan adalah melakukan prestasi yang diperjanjikan. Sehingga dapat
mengenai hak kreditur, dan kewajiban debitur. dipahami bahwa yang menjadi subjek suatu perjanjian
Sehingga, apabila terjadi perselisihan maka paling tidak jual beli adalah penjual dan pembeli, maka objek
dapat ditentukan mengenai kewajiban dari debitur yang daripada perjanjian tersebut adalah prestasi yang
bersangkutan. Dalam pasal 1333 KUHPerdata diperjanjikan.
dituliskan bahwa “Suatu persetujuan harus mempunyai Prestasi adalah apa yang menjadi hak
pokok berupa suatu barang yang sekurang-kurangnya kreditur dan kewajiban debitur, atau juga dapat disebut
ditentukan jenisnya. Jumlah barang itu tidak perlu pasti, sebagai suatu kewajiban yang wajib dipenuhi oleh para
asal saja jumlah itu kemudian dapat ditentukan atau pihak dalam suatu kontrak atau perjanjian. Dalam pasal
dihitung.” Sebagai contoh, dalam sebuah perjanjian jual 1234 KUHPerdata juga dituliskan “Perikatan ditujukan
beli online, kedua belah pihak yang ingin bersepakat untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau
haruslah berdasar pada penawaran mengenai suatu untuk tidak berbuat sesuatu.” Sehingga, suatu prestasi
benda seperti sebuah baju. dapat berupa; Benda, Keahlian dan Tidak berbuat
d. Suatu sebab yang halal sesuatu.
Sebab/kausa yang halal merupakan syarat Sejak saat ditutupnya perjanjian, "risiko"
sahnya suatu perjanjian yang keempat. Istilah kausa mengenai barangnya sudah beralih kepada si pembeli,
berasal dari bahasa latin yang artinya adalah “sebab” artinya jika barang tersebut rusak hingga tak dapat
yaitu sesuatu yang menyebabkan atau mendorong orang diserahkan pada si pembeli, maka ia harus tetap
melakukan suatu perbuatan. Suatu sebab dikatakan membayar harganya. Sampai saat penyerahan itu, si
terlarang apabila melanggar peraturan perundang- penjual harus merawat barangnya secara baik-baik.10
undangan, ketertiban umum dan kesusilaan. 9 Bagi pembeli atau konsumen, untuk
Suatu perjanjian haruslah memenuhi melindungi penyelewengan kewajiban dari penjual,
syarat-syarat yang telah tercantum dalam Pasal 1320 sudah ada aturan yang mengatur mengenai perlindungan
tersebut. Apabila ada persyaratan yang tidak dipenuhi konsumen, yaitu dalam Undang-Undang Nomor 8
maka perjanjian tersebut tidak akan diakui dihadap Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
hukum, walaupun perjanjian diakui oleh kedua belah Pengertian Perlindungan Konsumen dalam pasal 1 ayat
pihak yang membuatnya. Perjanjian tetap berlaku 1 UU Perlindungan Konsumen (UUPK) dituliskan
kepada pihak yang membuat perjanjian tersebut, bahwa; “Perlindungan konsumen adalah segala upaya
walaupun tidak memenuhi syarat yang sudah tercatat. yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi
Apabila sampai suatu ketika ada pihak yang tidak perlindungan kepada konsumen”. Kalimat yang
mengakuinya, sehingga menimbulkan sengketa, maka menyatakan “segala upaya yang menjamin adanya
hakim akan membatalkan atau menyatakan perjanjian kepastian hukum”, diharapkan sebagai banteng untuk
itu batal. meniadakan tindakan sewenang-wenang yang
Dalam penerapannya, jual beli online turut merugikan pelaku usaha hanya demi untuk kepentingan
mengacu pada syarat sahnya perjanjian yang ada dalam perlindungan konsumen.11 Tujuan dari peningkatan hak
Pasal 1320 KUHPerdata yang telah disebutkan diatas. bagi konsumen tersebut untuk menghormati martabat
Dalam KUHPerdata dicatat mengenai jual beli pada setiap manusia dengan tidak membeda-bedakan strata
umumnya dalam Pasal 1457 KUHPerdata “Jual beli sosial kemasyarakatan.12

9 12
Bambang Daru Nugroho Hukum Perdata Indonesia, Refika Wulanmas Frederik, Aktualisasi Hukum Perlindungan
Aditama. Bandung, 2017, Hal.111. Konsumen, Universitas Diponegoro, Semarang, 2010, hal.
10 Merry Elisabeth Kalalo, Hukum Perdata, Unsrat Press,
14.
Manado, 2018, hal. 191.
11
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan
Konsumen, Rajawali Pers, Jakarta, 2010, hal.1.

Lex Privatum Vol.XI/No.4/Mei/2023


Lex Privatum Vol.XI/No.4/Mei/2023

Jual beli online juga tidak lepas daripada jika perjanjian tersebut tidak memenuhi syarat objektif
Undang-Undang Transaksi Elektronik yang sudah ada, dari syarat sahnya kontrak, yaitu “suatu hal tertentu” dan
yakni Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang “sebab yang halal”. Jadi apabila kontrak itu objeknya
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tidak jelas atau bertentangan dengan undang-undang,
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Dalam ketertiban umum, atau kesusilaan, maka kontrak
pasal 1 ayat 1 “Transaksi Elektronik adalah perbuatan tersebut batal demi hukum.13 Perjanjian yang batal demi
hukum yang dilakukan dengan menggunakan hukum dianggap tidak pernah ada, tidak berlaku, dan
Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media tidak sah. Serta, tujuan dari perjanjian tersebut untuk
elektronik lainnya”. Sehingga apabila meninjau melahirkan suatu perikatan dianggap telah gagal.
mengenai keabsahan jual beli dalam aplikasi facebook Sehingga, tidak ada dasar apapun bagi kedua pihak
dari sudut UU ITE, maka jual beli tersebut juga diakui untuk saling menuntut dihadapan hakim.
keabsahannya selama jual beli dilakukan melalui Kebanyakan yang menjadi masalah dalam
jaringan internet. Karena jual beli pada aplikasi pemenuhan syarat sahnya perjanjian adalah Kecakapan
facebook dilakukan melalui sosial media dalam media untuk membuat suatu perikatan. Ketika syarat mengenai
elektronik dengan harus terhubung jaringan internet, suatu perjanjian harus memuat suatu hal tertentu dan
maka jual beli tersebut dapat dikatakan sah secara suatu sebab yang halal telah terpenuhi, maka syarat
hukum menurut UU ITE. kecakapan inilah yang sering menjadi tanda tanya.
Mengenai ketidakseimbangan antara syarat
B. Akibat Hukum Sebuah Perjanjian Jual Beli kecakapan dan batas usia untuk membuat akun
Online Tidak Memenuhi Syarat Keabsahan facebook, berarti tidak semua orang yang memiliki akun
Suatu Perjanjian dinyatakan cakap untuk membuat suatu perjanjian jual
Keabsahan mengenai jual beli online pada beli, sehingga dibutuhkan ketelitian atau syarat lanjutan
aplikasi facebook telah dijelaskan dalam poin yang dari penjual agar dapat mengetahui kecakapan daripada
pertama diatas. Sebuah perjanjian jual beli online akan calon pembelinya agar dapat mencegah terjadinya suatu
dianggap sah apabila memenuhi syarat keabsahan perjanjian yang batal apabila terjadi suatu permasalahan
perjanjian dalam pasal 1320 KUHPerdata, dan di kemudian hari, seperti dengan menunjukkan kartu
dilakukan melalui media elektronik yang tersambung tanda penduduk sebagai bukti daripada usia seseorang.
jaringan internet menurut UU Informasi dan Transaksi Anak-anak pada umumnya sangat ingin
Elektronik. memenuhi rasa penasaran mereka, tanpa peduli apakah
Khususnya, apabila dalam suatu perjanjian jual hal tersebut akan berakibat atau tidak. Begitu pula
beli online terjadi suatu masalah yang melibatkan kedua dengan anak-anak yang ingin ikut serta dalam proses
pihak yang membuat perjanjian, maka akan ditinjau jual beli di facebook. Terkadang, mereka hanya asal
kembali mengenai syarat-syarat sahnya suatu perjanjian, menekan tombol atau asal mengetik tanpa rasa tanggung
apakah kedua pihak ini telah memenuhi syarat atau jawab karena hanya sekedar ingin bersenang-senang
tidak. Apabila salah satu pihak kedapatan tidak atau bermain. Hal ini pastinya akan menyebabkan
memenuhi syarat maka perjanjian tersebut dapat kerugian bagi penjual apabila terjadi berulang kali.
dibatalkan atau batal demi hukum. Misalnya; barang yang dipesan oleh anak-anak, diantar
Apabila yang tidak dipenuhi adalah syarat dengan sistem pembayaran COD, namun tidak dibayar
subjektif, maka perjanjian tersebut “dapat dibatalkan”, karena sumber dana masih dari orang tuanya dan orang
artinya salah satu pihak dapat mengajukan pembatalan tua tidak megetahui adanya perjanjian jual beli yang
tersebut. Perjanjiannya sendiri tetap mengikat kedua dilakukan oleh anaknya, sehingga barang harus kembali
belah pihak, selama tidak dibatalkan (oleh hakim) atas pada penjual.
permintaan pihak yang berhak meminta pembatalan tadi Tidak akan menjadi suatu masalah, apabila
(pihak yang tidak cakap atau pihak yang tidak seseorang yang belum memenuhi syarat kecakapan usia
memberikan sepakatnya secara bebas atas kehendak melaksanakan perjanjian jual beli dengan penuh
sendiri). Jadi secara singkat, perjanjian tidak serta merta tanggung jawab. Walaupun ia tidak memenuhi syarat
batal demi hukum, melainkan harus dimintakan sahnya suatu perjanjian, perjanjian tersebut dapat terus
pembatalan ke pengadilan. Pembatalan perjanjian dan berjalan sesuai kesepakatan kedua pihak. Namun, akan
pengembalian kepada keadaan semula bagi orang yang menjadi berbeda apabila seseorang yang tidak
tidak cakap, hanya dapat dilakukan selama barang memenuhi syarat kecakapan usia melakukan
tersebut masih ada pada pihak lawan atau pihak lawan wanprestasi dalam dunia jual beli online. Hal inilah
tersebut telah memperoleh manfaat darinya atau yang akan membuat timbulnya akibat hukum karena
berguna bagi kepentingannya. Pembatalan tersebut juga tidak terpenuhinya salah satu syarat subjektif.
dapat disertai dengan tuntutan penggantian biaya Akibatnya perjanjian dapat dibatalkan oleh hakim
kerugian jika ada alasan untuk permintaan tersebut. apabila diajukan pembatalan dan tidak perlu lagi proses
Akibat hukum lainnya yakni akibat apabila penyelesaian hukum sengketa wanprestasi karena salah
syarat objektif tidak terpenuhi. Apabila syarat objektif satu pihak tidak memenuhi syarat. Namun, walaupun
yaitu suatu hal tertentu dan suatu sebab yang halal tidak berujung pada pembatalan perjanjian, pastilah sudah ada
terpenuhi, maka perjanjian tersebut batal demi hukum. kerugian walaupun sangat kecil yang dialami oleh
Kebatalan atau batal demi hukum suatu kontrak terjadi

13
R. Soeroso, Perjanjian Di Bawah Tangan Pedoman Praktis
& Aplikasi Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2011, hal. 46

Lex Privatum Vol.XI/No.4/Mei/2023


Lex Privatum Vol.XI/No.4/Mei/2023

penjual, seperti kerugian biaya pengantaran, maupun berbagai cara, seperti; Mediasi, Konsiliasi, Arbitrase
kehilangan peminat yang serius untuk membeli barang. dan lain sebagainya.
Pertanyaan lainnya muncul sebagai perluasan Mediasi pada hakekatnya bertujuan untuk
daripada keabsahan jual beli online di aplikasi facebook, mempercepat dan lebih menyederhanakan proses
mengenai bagaimana jika kedua pihak baik penjual penyelesaian sengketa yang terjadi diantara para pihak
maupun pembeli telah memenuhi syarat sahnya yang bersengketa. Orang yang membantu proses
perjanjian, namun salah satu pihak lalai memenuhi mediasi disebut mediator, mediator sama sekali tidak
prestasi yang dikenal dengan wanprestasi. memiliki kewenangan sebagai orang yang memutuskan
Perjanjian jual beli online pada prinsipnya suatu kesepakatan yang harus diambil, karena hasil dari
tidak jauh berbeda dari perjanjian pada umumnya, yang mediasi sepenuhnya diserahkan kepada para pihak
harus memperhatikan asas perjanjian dan syarat sahnya untuk memutuskannya dan mediator sebagai orang yang
suatu perjanjian. Jika dalam suatu perjanjian jual beli mengesahkan kesepakatan tersebut. Mediasi sebagai
online terdapat sebuah permasalahan yang terjadi, maka bentuk penyelesaian sengketa memiliki kekuatan-
terdapat dua pilihan cara untuk penyelesaian sengketa kekuatan sehingga mediasi menjadi salah satu pilihan
bisnis, termasuk dengan penyelesaian sengketa transaksi yang dapat dimanfaatkan oleh mereka yang tengah
jual beli online, yaitu litigasi (lembaga peradilan) dan bersengketa.16 Yakni kekuatan mediasi biasanya
non litigasi (di luar pengadilan). dilaksanakan secara rahasia, dan prosesnya relatif
Penyelesaian sengketa melalui jalur litigasi murah dan tidak memakan waktu, dengan hasil akhir
yaitu penyelesaian sengketa diantara para pihak yang berupa win-win sollution, dimana kedua pihak akan
dilakukan melalui pemeriksaan di hadapan hakim dalam mendapatkan jalan keluar yang saling menguntungkan.
sebuah lembaga peradilan. Litigasi (pengadilan) adalah Keunggulan mediasi dibandingkan dengan metode
metode penyelesaian sengketa paling lama dan lazim penyelesaian sengketa yang lain adalah proses mediasi
digunakan dalam menyelesaikan sengketa, baik relatif lebih mudah dibandingkan dengan alternatif
sengketa yang bersifat publik maupun yang bersifat penyelesaian sengketa yang lain. Para pihak yang
privat. Seiring perkembangan dan kebutuhan bersengketa juga mempunyai kecenderungan untuk
masyarakat yang semakin bertambah, penyelesaian menerima kesepakatan yang tercapai karena
secara litigasi ini telah mendapatkan banyak kritik kesepakatan tersebut dibuat sendiri oleh para pihak
karena lambat laun mulai dirasa tidak efektif lagi. Selain bersama-sama dengan mediator.17 Seiring dengan
prosesnya cukup lama, penyelesaian sengketa litigasi perkembangan zaman dimana segala sesuatu menjadi
juga memakan biaya yang cukup besar. Kaitannya mudah dengan segala hal berbasis online, model ADR
dengan sengketa elektronik persoalan yang menghadang juga turut berkembang. Dimana, ADR yang awalnya
adalah mengenai formalitas yang harus dipenuhi, berbasis kertas, mulai diperluas pada transaksi online,
limitasi alat bukti di mana bukti elektronik belum tentu yang sangat hemat waktu dan biaya yang disebut dengan
diakui sebagai alat bukti yang sah oleh hakim, istilah ADR online.
yurisdiksi, dan hukum yang digunakan dalam hal Peraturan pemerintah Nomor 80 Tahun 2019
sengketa melibatkan pihak-pihak yang tunduk pada tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik dalam
sistem hukum yang berbeda.14 Dan juga, sengketa jual Pasal 65 ayat (1) menuliskan bahwa “Setiap pelaku
beli online yang terjadi di aplikasi facebook, biasanya usaha yang memperdagangkan barang dan/atau jasa
memiliki objek yang bernilai kecil seperti baju atau dengan menggunakan sistem elektronik wajib
sepatu, sehingga minat untuk menyelesaikan sengketa menyediakan data dan/atau informasi secara lengkap
melalui jalur litigasi sangat sedikit, mencegah biaya dan benar.” Sehingga jelas bahwa contoh kasus yang
sengketa lebih besar dari nilai harga barang. dilakukan oleh pembeli adalah sepenuhnya melanggar
Penyelesaian sengketa litigasi ini akan diawali dengan aturan, karena tidak memberikan informasi yang jelas
pengiriman somasi atau surat peringatan kepada pihak mengenai barang yang dijual dan menimbulkan
yang melakukan wanprestasi apabila pengadilan kerugian bagi pihak pembeli.
menerima laporan mengenai hal tersebut. Somasi akan Ada juga Undang-Undang No. 8 tahun 1999
diberikan paling banyak tiga kali, apabila tidak tentang Perlindungan Konsumen yang menetapkan
dihiraukan maka akan berlanjut pada proses hukum bahwa Klausula Baku yang dituangkan dalam suatu
dengan sanksi. dokumen dan/atau perjanjian dilarang bagi pelaku
Penyelesaian melalui jalur non litigasi adalah usaha, apabila dalam pencantumannya mengadung
penyelesaian sengketa yang dilakukan menggunakan unsur-unsur atau pernyataan sebagai berikut:
cara-cara yang ada di luar pengadilan atau
menggunakan lembaga alternatif penyelesaian sengketa. 1. Pengalihan tanggungjawab dari pelaku usaha
Penyelesaian sengketa non litigasi juga dikenal dengan kepada konsumen;
istilah ADR (Alternative Dispute Resolution)15. 2. Pelaku usaha berhak menolak penyerahan
Penyelesaian sengketa ADR ini dapat ditempuh dalam kembali barang yang dibeli konsumen;

14 16
RR Dewi Anggraeni dan Acep Heri Rizal, Pelaksanaan Takdir Rahmadi, Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui
Perjanjian Jual Beli Melalui Internet (E-Commerce) Ditinjau Pendekatan Mufakat, Rajawali Pers, Jakarta, 2011, hal.21.
17 R. S. Korah, Mediasi merupakan salah satu alternatif
Dari Aspek Hukum Perdataan, Jurnal Sosial & Budaya Syar-
I, Vol. 6 No. 3 (2019), Hal. 234 penyelesaian masalah dalam sengketa perdagangan
15 internasional. Jurnal Hukum Unsrat 21.3 (2013): 872.
Frans Hendra Winata, Hukum Penyelesaian Sengketa,
Sinar Grafika, Jakarta, 2012, hal.25.

Lex Privatum Vol.XI/No.4/Mei/2023


Lex Privatum Vol.XI/No.4/Mei/2023

3. Pemberian kuasa dari konsumen kepada pelaku tua yang memiliki anak yang sudah diperbolehkan
usaha baik secara langsung maupun tidak menggunakan sosial media, harus mengawasi
langsung untuk melakukan segala tindakan anaknya agar tidak merugikan pihak lain. Para
sepihak yang berkaitan dengan barang yang pelaku jual beli online di aplikasi facebook harus
dibeli secara angsuran. lebih berhati-hati dan memperhatikan usia calon
pembeli agar tidak mengalami hal-hal yang dapat
Seperti contoh, klausula yang dilarang merugikan kedua pihak.
menuliskan “Barang yang sudah dibeli tidak dapat
dikembalikan”, “Toko tidak bertanggung jawab atas
kerusakan barang saat diterima pembeli”. Konsumen DAFTAR PUSTAKA
dapat menggugat pelaku usaha yang mencantumkan
Klausula Baku yang dilarang dan pelaku usaha tersebut Buku
dapat dijatuhi sanksi. Abbas, Syahrizal. (2011). Mediasi (Dalam
Hukum Syariah, Hukum Adat dan Hukum
PENUTUP Nasional), Jakarta: Kencana.
A. Kesimpulan Badrulzaman, Mariam Darus. (2006).
1. Keabsahan jual beli online melalui aplikasi KUHPerdata Buku III. Bandung: Alumni.
facebook dapat dilihat melalui Pasal 1320 -----------------------------------. (2014). Aneka
KUHPerdata mengenai syarat sahnya perjanjian, Hukum Bisnis. Bandung: Alumni.
yang mencakup kesepakatan, kecakapan, suatu hal Diana, Anastasia. (2001). Mengenal E- Business.
tertentu, dan sebab yang halal. Perjanjian jual beli Yogyakarta: Andi Offset.
online mengacu pada Pasal 1458 KUHPerdata Frederik, Wulanmas. (2010). Aktualisasi
dimana jual beli telah terjadi ketika ada kata sepakat Hukum Perlindungan Konsumen. Semarang:
walaupun barang belum diberikan dan harga belum Universitas Diponegoro
dibayar. Keabsahan jual beli online pada aplikasi Fuady, Munir. (2001). Hukum Kontrak (dari
facebook dapat dilihat melalui UU ITE. Melalui isi Sudut Pandang Hukum Bisnis). Bandung:
dari Pasal 1 ayat 1 UU ITE, disimpulkan bahwa jual PT Citra Aditya Bakti.
beli online melalui aplikasi facebook dianggap sah Harahap, M Yahya. (1986). Segi-Segi Hukum
karena dilakukan melalui media elektronik dengan Perjanjian. Bandung: Alumni.
menggunakan jaringan internet sehingga Hassanah, Hetty. (2014). Aspek Hukum
merupakan salah satu transaksi elektronik. Perdata di Indonesia. Yogyakarta:
2. Syarat sahnya perjanjian terdiri dari syarat subjektif Deepublish.
yang mencakup kesepakatan dan kecakapan, dan Indrajit, Richardus Eko. (2001). E-Commerce
syarat objektif yang mencakup syarat suatu hal Kiat dan Strategi Bisnis di Dunia Maya.
tertentu dan sebab yang halal. Apabila terjadi suatu Jakarta: Gramedia.
masalah maka akan ditinjau kembali apakah Isnaeni, Moch. (2016). Perjanjian Jual Beli,
perjanjian tersebut sudah memenuhi persyaratan, Bandung: Refika Aditama.
dan akibat hukum apabila salah satu pihak tidak Kalalo, Merry Elisabeth. (2018). Hukum
memenuhi syarat subjektif yaitu perjanjian dapat Perdata. Manado: Unsrat Press.
dibatalkan oleh hakim apabila dimintakan, dan Khairandy, Ridwan. (2013). Hukum kontrak
apabila tidak memenuhi syarat objektif, maka Indonesia dalam prespektif
perjanjian batal demi hukum. Kebanyakan yang perbandingan (bagian pertama).
tidak terpenuhi adalah syarat kecakapan usia, Yogyakarta: FH UII Press
karena banyak anak-anak dibawah umur yang -------------------------. (2016). Perjanjian Jual-
melakukan perjanjian jual beli online pada aplikasi Beli. Yogyakarta: FH UII Press.
facebook. Apabila kedua pihak telah memenuhi Makarim, Edmon. (2004). Kompilasi Hukum
syarat, namun terdapat suatu masalah tidak Telematika (Suatu Kompilasi Kajian).
terpenuhinya prestasi, maka wanprestasi tersebut Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
dapat diselesaikan dengan cara litigasi dan non Mertokusumo, Soedikno. (2001). Mengenal
litigasi dan kebanyakan yang paling sering Hukum Suatu Pengatar. Yogyakarta:
digunakan yaitu penyelesaian melalui Mediasi. Liberty.
------------------------------. (1985). Hukum
B. Saran Acara Perdata Indonesia. Yogyakarta:
1. Para pelaku jual beli online di aplikasi facebook Liberty.
perlu diberikan edukasi dan pemahaman mengenai Miru, Ahmad dan Yodo, Sutarman. (2010).
keabsahan daripada jual beli online yang harus Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta:
memenuhi syarat sahnya suatu perjanjian dan juga Rajawali Pers.
suatu perjanjian jual beli online juga memiliki suatu Miru, Ahmad. (2014). Hukum Kontrak dan
aturan undang-undang yang mengikat. Sehingga Perancangan Kontrak. Jakarta: Rajawali
dapat mencegah terjadinya permasalahan di hari- Pers.
hari selanjutnya. Muhammad, Abdulkadir. (2000). Hukum
2. Facebook harus lebih memperketat aturan Perdata Indonesia. Bandung: PT. Citra
mengenai jual beli yang terjadi didalamnya. Orang Aditya Bakti.

Lex Privatum Vol.XI/No.4/Mei/2023


Lex Privatum Vol.XI/No.4/Mei/2023

Muljadi, Kartini dan Widjaja, Gunawan. Korah, R. S. (2013) Mediasi merupakan salah
(2010). Perikatan Yang Lahir Dari satu alternatif penyelesaian masalah
Perjanjian. Jakarta: Raja Grafindo. dalam sengketa perdagangan
Nugroho, Bambang Daru. (2017). Hukum internasional. Jurnal Hukum Unsrat,
Perdata Indonesia, Bandung: Refika 21(3), 872.
Aditama.
Patrik, Purwahid. (1994). Dasar-Dasar Hukum Internet
Perikatan. Semarang: Mandar Maju. http://repository.umko.ac.id/id/eprint/112/
Purwaningsih, Endang. (2010). Hukum 2/bab1chindi.pdf
Bisnis. Bogor: Ghalia Indonesia https://adjar.grid.id/read/543472272/hakda
Rahmadi, Takdir. (2011). Mediasi nkewajiban-penjualdanpembeli?page=all
Penyelesaian Sengketa Melalui https://bhpjakarta.kemenkumham.go.id/ind
Pendekatan Mufakat. Jakarta: ex.php/layanan-publik/pengampuan
Rajawali Pers. https://crewdible.com/edukasi/topik/kemba
Satrio, J. (2001) Hukum perikatan, Perikatan ngkan-bisnis/bisnis-konvensional- adalah
yang lahir dari Perjanjian Buku I,Bandung: https://www.hukumonline.com/klinik/a/4-
Citra Aditya Bakti. syarat-sah-perjanjian-dan-akibatnya-jika-
Setiawan, I Ketut Oka. (2021). Hukum Perikatan. tak-dipenuhi-cl414
Jakarta: Sinar Grafika.
Soekanto, S dan Mamudji, S. (2001). Penelitian
Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat). Jakarta:
Rajawali Pers.
Soeroso, R. (2011). Perjanjian Di Bawah
Tangan Pedoman Praktis & Aplikasi
Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.
Subekti, R. Dan Tjitrosudibio, R. (2004).
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Subekti. (2003). Pokok-pokok Hukum Perdata.
Jakarta: Intermasa.
Suhariyanto, Budi. (2014). Tindak Pidana
Teknologi Informasi(Cybercrime).Jakarta:
Rajawali Pers.
Van Pramodya, Puspa. (1977). Kamus Hukum.
Semarang: Aneka Ilmu. Semarang.
Wahid, Abdul & Labib, Mohammad. (2015).
Kejahatan Mayantara (Cyber Crime).
Bandung: PT. Rafika Aditama.
Winata, Frans Hendra. (2012). Hukum
Penyelesaian Sengketa. Jakarta: Sinar
Grafika.

Perundang-Undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 perubahan


atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang


Perlindungan Konsumen

Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2019


tentang Perdagangan melalui Sistem
Elektronik

Jurnal
Anggraeni, RR Dewi dan Rizal, Acep Heri
(2019) Pelaksanaan Perjanjian Jual Beli
Melalui Internet (E-Commerce) Ditinjau
Dari Aspek Hukum Perdataan, Jurnal
Sosial & Budaya Syar-I, Vol. 6 No. 3.

Lex Privatum Vol.XI/No.4/Mei/2023

Anda mungkin juga menyukai