Anda di halaman 1dari 17

Volume … Issue …, XXXX SIGHAT :JurnalHukumEkonomiSyariah

P-ISSN: xxxx-xxxx, E-ISSN: xxxx-xxxx DOI :xx.xxxxx/jurnalSighat.xxxx.xxx

Kelalaian Konsumen Dalam Jual Beli Handphone Bekas Pada Situs Jual Beli Online
Di Awang-Awang Kabupaten Pinrang Dalam Perspektif Hukum Islam

Evi Satriani1, Nurdiana2, Marwah Ulfa3

1 FakultasSyariah dan Ilmu Hukum Islam, IAIN Parepare, Indonesia. E-mail:evisatriani@iainpare.ac.id


2 Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam, IAIN Parepare, Indonesia. E-mail: nurd0698@gmail.com
3 Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam, IAIN Parepare, Indonesia. E-mail: marwahulfa11@gmail.com

Abstrak
Kelalaian Konsumen Dalam Jual Beli Handphone Bekas Pada Situs Jual Beli Online Di Awang-
Awang Kab. Pinrang Dalam Perspektif Hukum Ekonomi Islam.Tujuan Penelitian ini untuk
mengetahui bagaimana perlindungan konsumen terhadap kelalaian konsumen pada jual beli
handphone bekas di situs online serta perspektif hukum ekonomi islam Jenis penelitian yang
digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan (field reseach)dengan metode pendekatan
kualitatif, data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dan data sekunder. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun Uji
keabsahan data dalam penelitian ini meliputi uji credibility, transferability, dependability,
confirmability. Kemudian untuk proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan yakni reduksi
data,penyajian data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlindungan hukum Terhadap
kelalaiam konsumen dalam jual beli handphone beekas pada situs online Hal ini sebagaimana
tertulis dalam pasal 62 ayat 1 yang berbunyi“pelaku usaha yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 8, pasal 9, pasal 10, pasal 13 ayat (2), pasal 15, pasal 17
ayat (1) huruf a, b, c, e ayat (2) dan pasal 18 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun
penjara atau pidana denda paling banyak Rp. 2.000.000.000,00 (dua milyar).”

Kata Kunci: Jual Beli, Hukum Ekonomi Islam

1
P-ISSN: xxxx-xxxx, E-ISSN: xxxx-xxxx

Pendahuluan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya

disebut UUD NRI 1945) Pasal 1 ayat 3, yang berbunyi “Negara Indonesia adalah Negara

Hukum”.

Semuanya dibuat untuk mempermudah pekerjaan manusia. Jual beli merupakan salah

satu pemenuhan kebutuhan manusia. Namun, jual beli dahulu pada umumnya

dilaksanakan ditempat khusus, yaitu tempat bertemunya antara pedagang dan pembeli

untuk melakukan kegiatan tawar menawar. Seperti pasar, mall, supermarket, dan pusat

perbelanjaan lainnya. Dengan padatnya pekerjaan dan padatnya aktivitas manusia, di

zaman modern ini untuk datang ke pusat perbelanjaan akan menyita waktu kerjanya dan

waktu istirahatnya. Oleh karenanya inisiatif manusia manusia modern mencari jalan jual

beli yang tidak menyita waktu dan dapat dilakukan dimana saja tanpa mengganggu

aktivitas wajibnya sebagai pekerja.

Bentuk kegiatan jual beli ini tentu mempunyai banyak nilai positif, diantaranya

kemudahan dalam melakukan transaksi karena penjual dan pembeli tak perlu repot

bertemu untuk melakukan transaksi. Online shop biasanya menawarkan barang, harga,

dan gambar. Dari situ pembeli memilih dan kemudian memesan barang yang biasanya

akan dikirim setelah pembeli mentransfer uang.

Transaksi perdagangan seperti ini dimana hubungan antar manusia memasuki

wilayah hubungan dagang atau bisnis, suatu transaksi bisnis (commerce) yang tidak lagi

dilakukan secara langsung (konvensional) melainkan dapat pula dilakukan melalui jasa

layanan internet dan teknologi internet ini dikenal dengan nama electronic commerce atau

lebih popular dengan sebutan e-commerce.

Berdasarkan paparan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang

berjudul kelalaian konsumen dalam jual beli handphone bekas pada situs jual beli online

di awing-awang kabupaten pinrang dalam perspektif hukum islam.

2
JURNAL SULTAN.x(x): xxx-xxx

Metode
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian lapangan (field research ) yaitu

penelitian yang dilakukan di lapangan atau dalam masyarakat, yang berarti bahwa

datanya di ambil atau di dapat dari lapangan atau masyarakat. 1 Berdasarkan dari

masalahnya , penelitian ini digolongkan sebagai penelitian deskriptif kualitatif, artinya

adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis.

Landasan teori di manfaatkan sebagai pemandu agar focus penelitian sesuai dengan

fakta lapangan.2

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Jual Beli Hp Bekas Di


Situs Online
Hukum perlindungan konsumen akhir-akhir ini mendapat cukup banyak perhatian

karena menyangkut aturan-aturan guna mensejahterakan masyarakat, bukan saja

masyarakat selaku konsumen saja yang mendapat perlindungan, namun pelaku usaha

juga memiliki hak yang sama untuk mendapat perlindungan, masing-masing ada hak dan

kewajiban. Pemerintah berperan mengatur, mengawasi, dan

mengontrol, sehingga tercipta sistem yang indusif saling berkaitan satu dengan yang lain

sehingga tujuan menyejahterakan masyarakat secara luas dapat tercapai.

Seperti yang di katakan Saudari Rita Selaku pembeli handphone bekas disitus online

mengatakan bahwa:3
Pada saat pembelian handphone bekas saya tidak mendapatkan garansi oleh si
penjual .Saya cuman diberi perlengkapan handphone tersebut berupa dos
handphone dan carger tetapi saya tidak mengetahui apakah penjual lain jika kita
membeli handphoe kedia kita mendapatkan garansi atau tidak karna tempat saya
membeli handphone tidak mendapatkan kartu garansi karna mungkin handphone
yang dibeli bekas jadi tidak mendapatkan garansi tersebut.
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pada saat pembelian handphone

bekas disitus online tidak semua penjual memberikan garansi kepada sipembeli .tetapi

1
Jusuf Soewadji, Pengantar Penelitian (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2012), h.21.
2
Azuar Juliandi and Saprinal Manurung, Metedologi Penelitian Bisnis, Konsep DanAplikasi : Sukses
Menulis Skripsi & Tesis Mandiri (Umsu Press, 2014).
3
Hasil Wawancara Saudari Rita (Tanggal 18 Juli 2022)

3
P-ISSN: xxxx-xxxx, E-ISSN: xxxx-xxxx

ada beberapa penjual memberikan garansi kepada pembeli untuk mengurangi

kecurangan apabila handphone yang dibeli mengalami kerusakan pada beberapa hari

pembelian,Dan juga mungkin garansi yang diberikan disesuaikan dengan type handphone

yang dibeli seperti merek IPHONE karna kebanyakan pembeli dengan merek tersebut

harus memilikih garansi resmi dari toko atau penjual agar orang-orang yang membeli

tidak merasa takut.

Perkembangan teknologi yang semakin maju membuat urusan masyarakat semakin

termudahkan,termasuk dalam urusan jual beli. Kita tidak perlu lagi datang ke pusat

perbelanjaan tetapi cukup dengan bermodal gedget (hanphone) dan internet. Kita bisa

memesan produk yang kita inginkan istilahnya belanja online .

Seperti yang di katakan ibu agustira selaku pembeli handphone di situs menyatakan

bahwa :4
pembelian handphone bekas di situs online pada saat bulan februari lalu,
Alasan saya kenapa tertarik berbelanja di situs online karna harganya relatif murah
dan terjangkau itulah mengapa saya membeli handphone bekas di situs online apa
lagi prosesnya cukup mudah untuk melakukan proses pembayaran karena penjual
sendiri yang membawakan langsung ke rumah sehingga saya bisa cek langsung
handphone yang di perjual belikan melalu situs online bagus atau tidak .

Berdasarkan hasil wawancara di atas tersebut dapat dilihat bahwa pembelian

handphone bekas di situs online dapat membantu masyarakat dalam mempermudah

proses dalam pembelian dan menghemat waktu dan tenaga dengan kemudahan dari

belanja online tersebut.selain itu belanja online menarik minat orang-orang karena sangat

fleksibel bahkan bisa dilakukan sembari rebahan dan harga yang di tawarkan cukup

murah.

Pasal 4 UUPK menyebutkan bahwa hak konsumen diantaranya; hak untuk memilih

barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan

nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan; hak atas informasi yang benar, jelas,

dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa; hak untuk mendapatkan

kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima

tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.

4
Hasil Wawancara saudari Agustira , Tanggal 15 juli 2022

4
JURNAL SULTAN.x(x): xxx-xxx

Di sisi lain, kewajiban bagi pelaku usaha sesuai Pasal 7 UUPK diantaranya;

memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang

dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan;

memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang

diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian, dll.5

Seperti yang dikatakan bapak iwan pada saat melakukan proses pembelian hanphone

bekas di situs online menyatakan bahwa :6


Pada saat melakukan pembelian di situs online atau media sosial saya masih
merasa pembelian handphone ini masih terbilang masih aman-aman saja karna
pada saat saya melukan komunikasi pada sipenjual pada forum penjualan
handphone bekas si penjual menjelaskan plus minus handphone yang dijual
tersebut .Mengapa sya mengatakan pembelian handphone bekas disitus online atau
media sosial ini masih aman dalam pandngan saya karna foto yang di perlihatkan
masih sangat bagus dan keterangan-keterangan yang diberikan pada gambar
tersebut masih sangat lengkap sehingga saya anggpa pembelian handphone bekas
di sosial media masih aman dan kendala apa yang saya hadapi pada saat
melakukan transaksi pembelian handphone bekas ini mungkin cuman kualitan
handphone yang ditawarkan sipenjual karna pasti kami selaku konsumen sangat
meperhatian barang yang diperjual belikan karna pasti semua orang yang
berbelanja di sosial media sangat pemilih dalam barang yang ditawarkan apa lagi ini
kita melukam pembelian secara online yang di mana barangnya kita cuman bisa kita
liat di gambar tampa bisa melihat langsung dan memeriksa apakah handphone
yang kita beli ini masih layak atau tidak.

Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulakn bahwa pembelian handphone

bekas di situs online masih terbilang masih aman dan memilikih kendalah yang terbilang

cukup rendah pada saat proses transaksi karna kebanyakan orang memang lebih memilih

membeli barang melalui situs online atau media sosial dan keterangan gambar yang

dilampirkan pada setiap unggahan foto produk yang sangat jelas sehingga dapat

memudahkan pembeli untuk menilai barang tersebut masih layak atau tidak untuk di

beli .tetapi ada beberapa orang sangat berhati-hati pada saat ingin memebli handphone

bekas di media sosial karna ketakutan yang dihasilakan dari banyaknya penjual online

yang melakukan penipuan sehingga masih banyak orang tidak tertarik membeli

handphone bekas di media sosial atau situs online tersebut.

5
Pasal 62 Undang undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
6
Hasil Wawancara saudara Iwan ,Tanggal 16 juli 2022

5
P-ISSN: xxxx-xxxx, E-ISSN: xxxx-xxxx

Di sisi lain, kewajiban bagi pelaku usaha sesuai Pasal 7 UUPK diantaranya;

memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang

dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan;

memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang

diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian, dll. Lebih tegas lagi Pasal 8

UUPK melarang pelaku usaha untuk memperdagangkan barang/jasa yang tidak sesuai

dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan, iklan atau promosi

penjualan barang dan/atau jasa tersebut. Berdasarkan pasal tersebut, ketidaksesuaian

spesifikasi barang yang Anda terima dengan barang tertera dalam iklan/foto penawaran

barang merupakan bentuk pelanggaran/larangan bagi pelaku usaha dalam

memperdagangkan barang.

Maka konsumen sesuai Pasal 4 huruf h UUPK berhak mendapatkan kompensasi,

ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai

dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya. Sedangkan, pelaku usaha itu sendiri

sesuai Pasal 7 huruf g UU PK berkewajiban memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau

penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai

dengan perjanjian. Apabila pelaku usaha tidak melaksanakan kewajibannya, pelaku

usaha dapat dipidana berdasarkan Pasal 62 UUPK, yang berbunyi :7

“Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8,

Pasal 9, Pasal 10, Pasal 13 ayat (2), Pasal 15, Pasal 17 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c,

huruf e, ayat (2) dan Pasal 18 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun

atau pidana denda paling banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah).”

Seperti yang dikatakan ibu Sumarni selaku pembeli handphone bekas distus online

menyatakan bahwa :8
Metode yang saya gunakan pada saat pembelian handphone bekas yaitu cod
sitem bayar di tempat .Kenapa saya memilih metode pembayaran ini karna
pembayaran menurut saya sangat aman karna barang yang kita beli bisa di bayar
pada saat barang yang kita inginkan datang di tempat atau lokasi kita dan proses
pembayaran COD ini bisa dilakukan jika si penjual menyepakati proses pembayaran
ini sehingga kita lebih berhati-hati pada saat pembelian.Sehingga kita tidak merasa
7
Pasal 62 Undang undang NOMOR 8 Tahun 1999 tentang perlindungan Konsumen
8
Hasil wawancara saudari sumarni,tanggal 12 juli 2022

6
JURNAL SULTAN.x(x): xxx-xxx

takut pada saat belnja online tersebut.Tetapi metode yang ditawarkan di situs
tersebut bukan hanya metode pembayaran COD tapi masih banyak lagi pilihan yang
di tawarkan sehingga mempermudah orang-orang jika ingin melukan proses
pembayaran.
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa metode

pembayaran yang dapat digunakan dalam proses transaksi dalam pembelian handphone

bekas di situs online ini terbilang cukup banyak metode pembayaran yang di

tawarkan ,kita bisa memilih metode pembayaran apa yang ingin kita gunakan pada saat

proses pembayaran pada saat pembelian barang tersebut.

Analisis Risiko Jual Beli di Internet menurut Hukum

konsumen menurut UU Perindungan Konsumen adalah segala upaya yang menjamin


adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen.9

Melalui undang-undang perlindungan konsumen menetapkan hakhak konsumen


sebagai berikut:

1) Hak atas keamanan, kenyamanan, dan keselamatan dalam mengonsumsi barang dan
jasa

2) Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa
tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.

3) Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur dan mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/atau jasa.

4) Hak untuk didengar pendapat atau keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
digunakannya.

5) Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa


perlindungan konsumen secara patut.

6) Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.

7) Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur secara tidak diskriminatif.

8) Hak untuk mendapat konpensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila


barangdan /atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya.

9) Hak-hak yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan lainnya

Lebih lanjut, Undang-Undang nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen


menetapkan larangan-larangan bagi pelaku usaha yang berujung pada kerugian
konsumen. Pelaku usaha yang dilarang memperdagangkan barang yang rusak, cacat

9
Pasal 1 Undang undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen.

7
P-ISSN: xxxx-xxxx, E-ISSN: xxxx-xxxx

atau bekas, dan tercemar tanpa memberikan informasi secara lengkap atas barang
dimaksud.10

Pada pasal 9 UUPK pelaku usaha juga dilarang menawarkan, mempromosikan,


mengiklankan suatu barang dan/atau jasa secara tidak benar, dan/atau seolah-olah:11

1) Barang tersebut telah memenuhi dan/atau memiliki potongan harga, harga khusus,
standar mutu tertentu, gaya atau mode tertentu, karakteristik tertentu, sejarah atau
guna tertentu.

2) Barang tersebut dalam keadaan baik dan/atau baru.

3) Barang dan/atau jasa tersebut telah mendapatkan dan/atau memiliki sponsor,


persetujuan, perlengkapan tertentu, keuntungan tertentu, ciriciri kerja atau aksesori
tertentu.

4) Barang dan/atau jasa tersebut dibuat oleh perusahaan yang mempunyai sponsor,
persetujuan atau afiliasi.

5) Barang dan/atau jasa tersebut tersedia.

6) Barang tersebut tidak mengandung cacat tersembunyi.

7) Barang tersebut merupakan kelengkapan dari barang tersebut.

8) Barang tersebut berasal dari daerah tertentu.

9) Secara langsung atau tidak langsung merendahkan barang dan/atau jasa lain.

10) Menggunakan kata-kata yang berlebihan, seperti aman, tidak berbahaya, tidak
mengandung risiko atau efek sampingan tanpa keterangan yang lengkap.

11) Menawarkan sesuatu yang mengandung janji yang belum pasti.

Pasal 17 ayat (1) UUPK juga melarang pelaku usaha membuat iklan yang mengelabui
konsumen. Bahkan, ketentuan ini menegaskan bahwa pelaku usaha tidak boleh
mencantumkan kualitas dan kuantitas barang, bahan, kegunaan, maupun harga barang
ataupun jasa yang sifatnya mengelabui konsumen. 12

Risiko dalam transaksi jual beli di Internet yang mengakibatkan konsumen


mengalami kerugian merupakan salah satu kekurangan dalam dunia e-commerce. Dalam
ketentuan UUPK dimana hak-hak konsumen dan kewajiban pelaku usaha diwajibkan
memberikan informasi lengkap dan benar harus dapat dilaksanakan.

Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan,


pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat mengonsumsi barang dan/atau jasa
yang dihasilkan atau diperdagangkan. Ganti rugi tersebut dapat berupa pengembalian
uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pelaku usaha
10
Pasal 8 ayat 2 undang-undang nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
11
Pasal 9 ayat 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
12
Imam Sjahputra,Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Elektronik,(Bandung;P.T.Alumni 2010)h.162

8
JURNAL SULTAN.x(x): xxx-xxx

yang melanggar ketentuan undang-undang perlindungan konsumen juga dapat dikenakan


sanksi pidana sebagaimana yang berlaku dalam ketentuan undang-undang tersebut.

Hal tersebut beriringan dengan aturan undang-undang No. 11 tahun 2008 tentang
Informasi dan Elektronik (UU ITE), menurut undang-undang tersebut Transaksi Elektronik
yaitu perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan internet,
dan/atau media elektronik. 13

Di dalam ketentuan Pasal 9 UU ITE dijelaskan bahwa pelaku usaha yang


menawarkan produk melalui sistem elekronik harus menyediakan informasi yang
dilengkap dan benar berkaitan dengan syarat kontrak, produsen, dan produk yang
ditawarkan. Tidak hanya itu, dalam penyelenggaraan e-commerce, penyelenggara Agen
dilakukan para pihak wajib memperhatikan:

a) iktikad baik;

b) prinsip kehati-hatian;

c) transparansi;

d) akuntabilitas;

e) kewajaran

Sejalan dengan pasal 28 ayat 1 perbuatan yang dilarang dalam transaksi elektronik
yang menyebutkan bahwa “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan
berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam
transaksi elektronik”, pada setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud,
dapat dikenakan Pasal 378 KUHP tentang penipuan.14

Salah satu tujuan diterbitkannya UU ITE untuk memberikan kepastian hukum dan
perlindungan bagi pelaku e-commerce, namun tidak adanya definisi khusus untuk e-
commerce, yang ada dalam undang-undang tersebut hanya “transaksi elektronik” yang
memiliki makna luas yaitu perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan
komputer, jaringan komputer, dan/atau media elektronik lainnya.

Tinjauan Hukum Islam Dalam Praktek Jual Beli Hp Bekas Di Situs Online

Pada konsep jual beli online semua unsur yang ada pada jual beli salam sudah

terpenuhi karena syarat dan rukun dalam jual beli online sudah terpenuhi dan ada pada

system jual beli ini. Dan sistem online bisa dilarang apabila dalam sistem jual beli ini

terjadi penipuan dan dalam transaksi pemesanan barang yang dipesan oleh pembeli tidak

sesuai dengan barang yang telah diterima oleh pembeli. Jadi sistem jual beli online ( e-

commerce ) dalam konteks hukum islam diperbolehkan karena dalam sistem jual beli ini

13
Pasal 1 Undang-undang Nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik
14
Pasal 28 Undang undang nomor 11 Tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik.

9
P-ISSN: xxxx-xxxx, E-ISSN: xxxx-xxxx

tidak mengandung unsur penipuan, barang yang dijual sesuai dengan informasi yang

telah ada pada website yang disediakan oleh penjual. Dan sistem jual beli online ini sama

dengan sitem jual beli salam karena sudah memenuhi syarat dan rukun dalam jual beli

salam yaitu barang hanya dilihat dan disebut ciri-cirinya saja, serta sama ada yang

bertanggung jawab atas barang yang dijual, adanya ketentuan harga yang telah

disepakati dengan uang muka terlebih dahulu sebelum menerima barang.

Islam telah mengatur sejumlah barang atau komoditas yang halal dan yang tidak

halal. Disini manusia dihadapkan pada pilihan untuk menggunakan, memanfaatkan

semua yang halal bagi kepentingan bisnisnya, preferensi seseorang dalam Islam bukan

sekedar ditentukan oleh utility semata, tetapi oleh apa yang disebut sebagai maslahat

dengan atau tanpa meninggalkan aspek rasionalitas. Berdasarkan uraian tersebut, dapat

diketahui bahwa rukun didalam jual beli dari bisnis aplikasi android adalah sebagai

berikut:

1. Ijab qabul, dilaksanakan pada saat pembeli memesan aplikasi android kepada

penjual, lalu penjual bersedia untuk memberikan aplikasi android tersebut pada

pembeli via email atau chat melalui whatsapp, direct message instagram atau line.

2. Orang yang berakad, yaitu adanya pihak penjual aplikasi android dan pihak pembeli.

3.Objek akad, didalam jual beli tersebut, objek akad yang diperjual- belikan adalah

aplikasi android berupa aplikasi streaming musik ataupun aplikasi edit foto. Adapun

mengenai syarat sahnya jual beli sebagaimana telah diuraikan pada bab ii, bahwa ada

beberapa syarat didalam jual beli yang harus terpenuhi.

Dari uraian yang telah disebutkan pada bab ii, maka jual beli online aplikasi

android ini tidaklah sah karena tidak terpenuhinya salah satu dari beberapa syarat

dalam jual beli, yaiu mengenai syarat objek jual beli, dimana objek transaksi jual beli

tersebut harus dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya serta tidak menimbulkan

kerusakan dan objek jual beli tersebut haruslah kepemilikan penuh penjual. Dalam jual

beli online aplikasi android yang dijual merupakan objek barang yang tidak dimiliki

10
JURNAL SULTAN.x(x): xxx-xxx

secara penuh oleh penjual, karena aplikasi android yang dijualnya ini merupakan hasil

daripembajakan(cracking).

a. Adapun Analisis Risiko Jual Beli di Internet menurut Hukum Islam

Jual beli telah disahkan oleh Al-Qur’an, Sunnah, dan Ijma’. Terdapat sejumlah
ayat al-Qur’an yang berbicara tentang jual beli, diantaranya dalam surah al-Baqarah,
2:275: “Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...”.

Adapun dalil sunnah diantaranya adalah Hadis yang diriwayatkan dari Rosulullah
SAW, Beliau bersabda: “Sesungguhnya jual beli itu atas dasar saling ridha.” ketika
ditanya usaha yang paling utama, beliau menjawab: “Usaha seseorang dengan
tangannya sendiri, dan setiap jual beli yang mabrur”, Jual beli yang mabrur adalah
setiap jual beli yang tidak ada dusta dan khianat, sedangkan dusta adalah penyamaran
dalam barang yang dijual, dan penyamaran itu adalah penyembunyian aib barang dari
penglihatan pembeli. Adapun makna khianat itu lebih umum dari itu, sebab selain
menyamarkan bentuk barang yang dijual, sifat, atau hal-hal luar seperti dia
menyifatkan dengan sifat yang tidak benar atau memberitahu harta yang dusta.15

Secara umum rambu-rambu perdagangan yang harus dihindari pelaku pasar


adalah memperdagangkan barang dan jasa yang membawa mafsadat/kerusakan bagi
konsumen (pembeli). Islam menempatkan kejujuran dalam aktivitas perdagangan
dengan maksud agar pelaku ekonomi dapat menempatkan kebutuhannya secara
proporsional, yaitu kebutuhan material dan spiritual. Islam menganggap keduanya
penting untuk mewujudkan tujuan-tujuan kemanusiaan secara luhur. Islam
membolehkan pemenuhan kebutuhan pribadi melalui aktivitas perdagangan untuk
mewujudkan efisiensi dan pembangunan yang lebih besar, akan tetapi membatasi dan
merestrukturisasi pencapaian tujuan pribadi dengan memasukkan perintah moral.16

Dalam aktivitas jual beli, Islam mensyaratkan batasan-batasan tegas dan kejelasan
obyek (barang) yang akan dijualbelikan, yaitu:

1) Barang tersebut tidak bertentangan dengan anjuran syariah islam, memenuhi unsur
halal baik dari sisi substansi (dzatihi) maupun halal dari sisi cara memperolehnya
(ghairu dzatihi).

2) Obyek dari barang tersebut harus benar-benar nyata dan bukan tipuan. Barang
tersebut memang benar-benar bermanfaat dengan wujud tetap. Apabila barang itu
meliputi kebutuhan konsumsi, maka barang tersebut harus pula secara eksplisit
mencantumkan informasi tentang manfaat seperti informasi mutu dan gizi, komposisi
bahan dan masa kadaluwarsa.

3) Barang yang di jual belikan memerlukan media pengiriman dan distribusi yang tidak
hanya tepat, tetapi juga memenuhi standar yang baik menurut islam.

15
Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah,(Jakarta:Kencana Prenadamedia Group,2013),h.,
16
Muhammad ,Aspek hukum dalam muamalah,(yogyakarta:Graha ilmu,2007),h.,94

11
P-ISSN: xxxx-xxxx, E-ISSN: xxxx-xxxx

4) Kualitas dan nilai yang di jual itu harus sesuai dan melekat dengan barang yang
akan diperjualbelikan . tidak diperbolehkan menjual barang yang tidak sesuai dengan
apa yang diinformasikan pada saat promosi dan iklan.

Ketika terjadinya risiko konsumen yakni penipuan/penglabuan yang terjadi pada jual
beli secara online didalam jual beli islam sebagai perbuatan Dosa, baik dalam
barang/harga semuanya diharamkan. Islam sudah menganjurkan bahwa setiap
aktifitas jual beli harus dilaksanakan pengelolaan manajemen yang baik (pencatatan
transaksi yang baik), agar tidak menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak.

Rosulullah saw bersabda;

‫“من باع عيبا لم يبينه لم يزل في مقت هلال ولم تزل المالىكة تلعنه‬

“Siapa saja yang menjual cacat dan tidak menjelaskannya maka ia terus berada
dibawah kemurkaan Allah dan para malaikat terus melaknatnya".

Siapa saja yang mendapatkan sesuatu dengan jalan penipuan maka ia tidak memiliki
sesuatu itu karena penipuan itu tidak termasuk sarana kepemilikan, bahkan
merupakan sarana yang dilarang, harta yang diperoleh itu adalah harta haram.

Syariah Islam jika terjadi risiko/penipuan terhadap barang, maka orang yang merasa
tertipu memiliki khiyar. Ia boleh membatalkan akad dan juga boleh melanjutkannya.
Khiyar berarti mencari kebaikan dari dua perkara; melangsungkan atau membatalkan
sesuai kondisi masing-masing pihak yang melakukan transaksi. Jika terjadi
ketidaksesuaian barang terdapat khiyar ‘aib si pembeli boleh mengembalikan barang
yang dibelinya apabila barang itu terdapat suatu cacat yang mengurangi kualitas
barang itu.

Adapun cacat yang terjadi sesudah akad sebelum barang diterima, maka barang
yang dijual sebelum diterima oleh si pembeli masih dalam tanggungan si penjual. Jika
barang ada di tangan si pembeli, boleh di kembalikan serta diminta kembali uangnya.
Akan tetapi, jika barang itu sudah tidak ada lagi dan pembeli baru mengetahui bahwa
yang dibelinya itu ada cacatnya, maka hal itu si pembeli baru mengetahui bahwa yang
dibelinya itu ada cacatnya, maka dia berhak meminta ganti kerugian saja sebanyak
harga barang sebab adanya cacat itu.

Praktek jual beli handphone beaks pada situs jual beli online
Seperti yang dikatakan saudari Riska pembeli handphone bekas di situs online
( facebook) mengatakan bahwa :

Pada saat saya melakukan pembelian handphone bekas di situs online


(facebook) ini saya tidak mendapatkan kartu garansi tetapi cuman
bermodalkan dus handphone dan perlengkapan lainnya, dan penjual pun tidak
mengatakan bahwa handphone yang di perjual belikan tidak mememiliki
garansi jika handphone yang mereka jual mengalami kerusakan atau pun
sejenisnya .17

17
Hasil wawancara saudari Riska ( 19 juli 2022)

12
JURNAL SULTAN.x(x): xxx-xxx

Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa padaa saat pembelian handphone
bekas di situs online atau (facebook) tidak semua handphone bekas yang diperjual
belikan memeiliki garansi atau semacam ganti rugi jika handphone yang sudah dibeli
mengalami kerusakan pada saat beberapa hari penggunaan oleh si pembeli.

Perlindungan konsumen merupakan segala upaya yang menjamin adanya kepastian


hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Dalam melakukan suatu
hubungan hukum antara penjual dan pembeli hanya dilakukan secara lisan mengenai
harga barang dan jenis barang yang diperjualbelikan, tidak adanya suatu perjanjian
tertulis yang ditandatangani antara para pihak sehingga disini hak daripada konsumen
dapat saja diciderai oleh penjual.

Banyak faktor yang membuat konsumen tidak sadar jika banyak hal yang dirugikan ketika
bertransaksi dalam jual beli di antaranya :18

1. Konsumen menjadi objek aktifitas bisnis yang dapat diraup keuntungan sebesar-
besarnya.

2. Rendahnya kesadaran konsumen disebabkan oleh rendahnya pendidikan


konsumen.

Oleh karena itu, Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan


Konsumen Perlindungan konsumen dimaksud menjadi landasan hukum yang kuat bagi
pemerintah dan lembaga perlindungan konsumen sebagai upaya pemberdayaan
konsumen melalui pembinaan dan melindungi segala aktifitas jual beli yang merugikan
pihak konsumen.

Seperti yang dikatakan oleh bapak revan selaku pembeli handphone bekas di situs online
(shoope) mengatakan bahwa :

Pada saat saya melakukan pencarian handphone bekas di shoope saya merasa
harga yang ditawarkan relatif lebih murah di banding konter-konter yang perna
saya datangi sebelumnya itu lah mengapa saya lebih memilih membeli
handphone bekas di shoope di banding konter-konter terdekat .19

Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa harga handphone bekas pada situs
online (shoope ) relatif murah dari harga yang ditawarkan di konter-konter terdekat
sehingga peminat handphone bekas lebih memilih membeli handphone bekas di shoope
atau situs online.

Dalam salah satu wawancara yang peniliti lakukan terdapat beberapa pihak yang
mengatakan bahwa adanya konsumen yang menerima barang tidak sesuai dengan
pesanan mereka. Sebagaimana yang dikatakan oleh saudara Rahmat dalam wawancara
yang dilakukan oleh peneliti, mereka mengatakan :

“ Bahwa pesanan yang diterima tidaklah sesuai dengan pesanan yang


telah disepakati diawal transaksi.Tipe handphone yang ditawarkar dalam
postingan tidaklah sesuai dengan tipe handphone yang diterima oleh pembeli.
Dan pihak penjual enggan melakukan ganti rugi atau mengganti produk yang
18
Az.Nasution, Hukum Perlindungan konsumen Suatu Pengantar, (Jakarta:Daya Wirya,1999),hlm 23
19
Hasil Wawancara Dari saudara Revan (19 Juli 2022)

13
P-ISSN: xxxx-xxxx, E-ISSN: xxxx-xxxx

telak mereka kirim kepada saya dan pihak penjual tidak merespon chat yang
telah saya kirim kepada mereka. Saya membeli handphone bekas disitus
online tepatnya di facebook karna harga yang dittawarkan relatif murah
sehingga saya tertarik membeli tampa memeriksa apakah akun yang saya
tempati membeli handphone ini bisa di percaya atau tidak.”20

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulakan bahwa adanya kesalahan


pengiriman tipe handphone yang diberikan kepada konsumen sehingga pembeli
mengalami kerugian atas pembelian handpohone tersebut sehingga pembeli merasa
dirugikan akan hal tersebut. Jadi kita sebagai pembeli harus lebih berhati-hati pada saat
melakukamn pembelian di media sosial terutama di situs online (facebook) . Karna
konsumen sering kali mengalami kelalaian pada saat berbelanja di situs online apa lagi
tergiur dengan harga murah sehingga sering kali mengalami penipuan dan sebagainya.

Disamping itu, selain menganalisis melalui undang-undang perlindungan konsumen,


disini peneliti juga akan sedikit menganalisa praktek jual beli handphone bekas di salah
satu situs online. “awang-awang dan sekitarnya” berdasarkan undang-undang
informasi dan transaksi elektronik.

Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elekronik adalah ketentuan yang berlaku


untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam undang-
undang ini, baik yang berada di wilayah hukum Indonesia maupun di luar wilayah hukum
Indonesia dan merugikan kepentingan Indonesia.

Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 angka 2 UU ITE bahwa transaksi elektronik


adalah “perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan Komputer, jaringan
Komputer, dan/atau media elektronik lainnya”. Kehadiran UU No.11 tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) akan memberikan manfaat, beberapa
diantaranya:

1. Menjamin kepastian hukum bagi masyarakat yang melakukan transaksi secara


elektronik;

2. Mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia;

3. Sebagai salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kejahatan berbasis


teknologiinformasi;

4. Melindungi masyarakat pengguna jasa dengan memanfaatkan teknologi informasi.

Dalam penelitian ini, sebagaimana masalah yang dialami oleh beberapa konsumen
yang mengatakan bahwa mereka tidak menerima barang sesuai dengan pesanan dan
pihak penjual tidak memberi ganti rugi bahkan menutup semua akses yang bersangkutan
dengan konsumen. Juga adanya pelaku usaha atau penjual yang tidak jujur dalam
meberikan keterangan atas foto yang diunggah sehingga konsumen merasa rugi akibat
telah membeli handphone yang kondisinya cacat tidak sesuai dengan caption yang tertera
pada saat diunggah.

Dari beberapa masalah tersebut jelas hal itu telah melanggar peraturan yang tertera
dalam uu informasi dan transaksi elektronik, seperti yang terttulis pada pasal Pasal 28

20
Hasil Wawancara Dari saudari Rahmat (19Juli 2022)

14
JURNAL SULTAN.x(x): xxx-xxx

ayat (1) yang berbunyi “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita
bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi
Elektronik”.

Ancaman pidana dari pasal tersebut sebagaimana yang terdapat dalam Pasal 45
ayat 2 UU ITE ialah “Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 28 ayat (1) atau ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Untuk
pembuktiannya aparat penegak hukum dapat menggunakan bukti elektronik dan/atau
hasil cetaknya sebagai perluasan bukti sebagaimana Pasal 5 ayat (2) UU ITE yakni:

(3) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan
alat bukti hukum yang sah.

(4) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan perluasan dari alat bukti yang sah
sesuai dengan Hukum Acara yang berlaku diIndonesia

Di Indonesia, UU ITE yang ada saat ini belum memuat pasal khusus/eksplisit
tentang delik “penipuan”. Pasal 28 ayat (1) UU ITE saat ini bersifat general/umum dengan
titik berat perbuatan “penyebaran berita bohong dan menyesatkan” serta pada “kerugian”
yang diakibatkan perbuatan tersebut. Tujuan rumusan Pasal 28 ayat (1) UU ITE tersebut
adalah untuk memberikan perlindungan terhadap hak-hakyt dan kepentingan konsumen.21

Kesimpulan
Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Jual Beli Hp Bekas Di Situs

Online. Peran perlindungan hukum terhadap kepentingan konsumen dipandang hal

yang penting. Hukum perlindungan konsumen akhir-akhir ini mendapat cukup banyak

perhatian karena menyangkut aturan-aturan guna mensejahterakan masyarakat,

bukan saja masyarakat selaku konsumen saja yang mendapat perlindungan, namun

pelaku usaha juga memiliki hak yang sama untuk mendapat perlindungan, masing-

masing ada hak dan kewajiban. Pemerintah berperan mengatur, mengawasi, dan

mengontrol, sehingga tercipta sistem yang indusif saling berkaitan satu dengan yang

lain sehingga tujuan menyejahterakan masyarakat secara luas dapat tercapai. Bagi

kalangan pelaku usaha perlindungan itu adalah untuk kepentingan komersial mereka

dalam menjalankan kegiatan usaha, seperti bagaimana mereka mendapatkan bahan

baku, bahan tambahan dan penolong, bagaimana proses produksinya,


21
Arrianto Mukti Wibowo dkk.,Kerangka Hukum Digital Signature dalam Electronic Commerce,5
september 2019

15
P-ISSN: xxxx-xxxx, E-ISSN: xxxx-xxxx

mengangkutnya dan memasarkannya, termasuk juga bagaimana menghadapi

persaingan usaha.

Tinjauan Hukum Islam Dalam Praktek Jual Beli Hp Bekas Di Situs Online. Tak

sedikit kaum muslimin yang mengabaikan untuk mempelajari muamalah, sehingga

mereka tidak peduli jika mereka memakan barang haram, sekalipun semakin hari

usahanya semakin sukses dan mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda. sikap

semacam ini merupakan kesalahan besar yang harus diupayakan pencegahannya,

agar semua orang yang terjun ke dunia ini dapat membedakan mana yang boleh dan

baik dan mejauhkan diri dari segala yang tidak jelas dan haram sedapat mungkin.

Praktek jual beli handphone beaks pada situs jual beli online. Perlindungan

konsumen merupakan segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk

memberi perlindungan kepada konsumen. Dalam melakukan suatu hubungan hukum

antara penjual dan pembeli hanya dilakukan secara lisan mengenai harga barang dan

jenis barang yang diperjualbelikan, tidak adanya suatu perjanjian tertulis yang

ditandatangani antara para pihak sehingga disini hak daripada konsumen dapat saja

diciderai oleh penjual.

Daftar Pustaka
Buku
Arrianto Mukti Wibowo dkk.,Kerangka Hukum Digital Signature dalam Electronic Commerce,5
september 2019
Azuar Juliandi and Saprinal Manurung, Metedologi Penelitian Bisnis, Konsep DanAplikasi : Sukses
Menulis Skripsi & Tesis Mandiri (Umsu Press, 2014).
Az.Nasution, Hukum Perlindungan konsumen Suatu Pengantar, (Jakarta:Daya Wirya,1999),hlm 23
Imam Sjahputra,Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Elektronik,(Bandung;P.T.Alumni
2010)h.162
Jusuf Soewadji, Pengantar Penelitian (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2012), h.21.
Muhammad, Aspek hukum dalam muamalah,(yogyakarta:Graha ilmu,2007),h.,94
Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah,(Jakarta:Kencana Prenadamedia Group,2013),h.,

Peraturan
Undang-undang Nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik

16
JURNAL SULTAN.x(x): xxx-xxx

Undang-undang nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

Wawancara
Hasil wawancara saudari sumarni,tanggal 12 juli 2022
Hasil Wawancara saudari Agustira , Tanggal 15 juli 2022
Hasil Wawancara saudara Iwan ,Tanggal 16 juli 2022
Hasil Wawancara Saudari Rita (Tanggal 18 Juli 2022)
Hasil Wawancara Dari saudari Rahmat (19Juli 2022)
Hasil Wawancara Dari saudara Revan (19 Juli 2022)
Hasil wawancara saudari Riska ( 19 juli 2022)

17

Anda mungkin juga menyukai