Anda di halaman 1dari 95

LAPORAN KULIAH KERJA MAGANG (KKM) DI DINAS

KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Diajukan untuk memenuhi tugas – tugas dan memenuhi syarat – syarat guna
memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar

DISUSUN OLEH :

UNGSI MARANATHA

PADANG
Nim : 2005902010163

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TEUKU UMAR
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
ACEH BARAT
2023

I
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Kegiatan : Laporan Kuliah Kerja Magang (Kkm) Di Dinas


Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

Nama Mahasiswa : Ungsi Maranatha Padang


NIM : 2005902010163
Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas : Kesehatan Masyarakat
Alamat Rumah : Desa Lae Bersih, Kec. Penanggalan, Kota.
Subulussalam, Provinsi. Aceh
No. Hp dan Email : 0821-7219-8966 / ungsimaranatha@gmail.com
Lokasi Kegiatan : Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

Disetujui oleh DPL, Medan, Desember 2023


Mahasiswi

Perry Boy Chandra Siahaan, SKM,.M.Kes Ungsi Maranatha Padang


NIP/NIDN. 0106019002 NIM. 2005902010163

Mengetahui Ketua Program Studi

Maiza Duana, SKM.,M.Kes


NIP/NIDN. 0124117801

II
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani, Penulis dapat menyelesaikan laporan
akhir magang tanpa ada halangan apapun sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Pelaksanaan program magang dilaporkan dalam periode pelaporan magang


Angkatan VI Tahun 2023. Pelaporan ini merupakan bentuk laporan kegiatan selama
program magang sesuai dengan ketentuan dan arahan yang telah ditetapkan oleh
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Pembuatan laporan ini sebelumnya juga
diperiksa dan disetujui oleh supervisor dan Dosen Pendamping Lapangan.

Laporan pelaksanaan program magang ini mencantumkan rincian kegiatan,


serta dilengkapi dengan hasil – hasil dokumentasi yang telah disetujui oleh supervisor
dan dosen pendamping lapangan sekaligus mentor selama program magang
berlangsung sebagaimana dalam uraiaan – uraian yang ditampilkan dalam laporan ini.

Dengan ini penulis menyadari bahwa laporan ini tidak akan terselesaikan
dengan baik tanpa adanya bantuan dari pihak – pihak terkait. Oleh karena itu pada
kesempatan ini tidak lupa pula penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak – pihak yang telah membantu dan juga membimbing penulis selama
pelaksanaan program magang serta pihak – pihak yang terlibat dalam penyusunan
laporan ini.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan Terima Kasih
sedalam – dalam nya kepada :

1. Orang tua tercinta yang telah memberikan segala dukungan, doa dan
semangat yang luar biasa kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Magang (KKM)
2. Bapak Dr. Ishak Hasan, M.Si Selaku Rektor Universitas Teuku Umar.
3. Bapak Dr. T. Alamsyah, S.K.M., M.PH selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Teuku Umar;
4. Ibu Maiza Duana, SKM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku
Umar;
5. Bapak Zakiyuddin, SKM., M.Kes Selaku Dosen Pendamping Akademik
yang selalu memberikan support untuk spenulis agar bisa menyelesikan
tugas akhir di waktu yang tepat.
6. Bapak Perry Boy Chandra Siahaan, S.K.M., M.Kes selaku dosen
pembimbing lapangan dan pembimbing artikel yang telah memberikan

III
arahan, dorongan, serta motivasi kepada penulis, dan telah memberikan
saran dan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah dengan baik dan tepat waktu.
7. Bapak selaku kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
8. Bapak selaku sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
9. Ibu dr. Fakhriani selaku Supervisor Lapangan selama kegiatan magang.
10. Ibu Novita selaku Kepala Bidang Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
yang selalu memberikan arahan terkait program kerja selama pelaksanaan
magang; dan
11. Ibu dr. Nora selaku Kepala Seksi
12. Para kepala bidang, para kasi serta staf – staf yang ada pada Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.
13. Teman-teman angkatan 2020 yang telah memberikan semangat demi
menyelesaikan laporan kuliah kerja magang ini: dan
14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang membantu
baik secara langsung maupun tidak langsung.

Akhir kata, Penulis mohon maaf yang sebesar – besarnya apabila dalam
penyusunan laporan ini terdapat banyak kesalahan. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.

Medan, Desember 2023

Ungsi Maranatha Padang


2005902010163

IV
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii

KATA PENGANTAR...................................................................................iii

DAFTAR ISI..................................................................................................v

DAFTAR TABEL........................................................................................vii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar belakang..........................................................................................1

1.2 Tujuan kegiatan........................................................................................2

1.3 Manfaat Kegiatan......................................................................................2

1.4 Metodologi/Langkah Kerja.......................................................................3

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI MITRA.........................................4

2.1 Profil Mitra.............................................................................................11

2.2 Geografis.................................................................................................16

2.3 Demografi...............................................................................................17

2.4 Hasil Identifikasi Masalah.....................................................................18

BAB III METODE PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG................22

3.1 Kegiatan Penanganan Masalah...............................................................29

3.2 Desain/Pola/Bagan..................................................................................29

3.3 Kerjasama...............................................................................................29

3.4 Hambatan/Kendala.................................................................................29

BAB IV PEMBAHASAN...........................................................................31

4.1 Hasil 31................................................................................................31

V
4.2 Pembahasan............................................................................................33

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI........................................48

5.1 Kesimpulan.............................................................................................48

5.2 Rekomendasi...........................................................................................48

Lampiran
Lampiran 1. Log Book Magang...................................................................49
Lampiran 2. Absensi Magang.......................................................................69
Lampiran 3. Form Penilaian DPL.................................................................74
Lampiran 4. Form Penilain Supervisor.........................................................75
Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan.............................................................78

VI
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jam kerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara..................................4


Tabel 2.1 Permasalahan Program P2PM Dinas Kesehatan Provinsi..........................18
Tabel 3.1 Permasalahan dan solusi penyelesaian masalag setiap program P2PM......32
Tabel 4.1 Capain indikator dari setiap program P2PM TW 3 tahun 2023.................37
Tabel 4. 2 Kab /kota eliminasi malaria dan sudah eliminasi......................................37
Tabel 4.3 Kab/Kota eliminasi malaria dan belum eliminasi.......................................37

VII
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Logo Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.....................................15


Gambar 2. 2 Struktur Organisasi Dinkes Provsu........................................................15
Gambar 2.3 Peta Lokasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.........................16
Gambar 2.4 Peta Provinsi Sumatera Utara................................................................17
Gambar 4.5 Jumlah kasus Filariasis di Provinsi Sumatera Utara 2023......................34
Gambar 4.6 Kasus di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2023..........35
Gambar 4.7 Capaian Penemuan Kasus per Kab/Kota di Provinsi Sumatera Utara
Januari-Juni Tahun 2023.............................................................................................38
Gambar. 4.8 Capaian indikator kabupaten/kota melakukan surveilans vektor dan
binatang pembawa penyakit........................................................................................39
Gambar. 4.9 Angka kematian Diare...........................................................................40
Gambar. 4.10 Penemuan kasus baru kusta kabupaten/kota Sumatera Utara Tahun
2023............................................................................................................................41
Gambar. 4.11 Peta Kasus Frambusia di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2023.........42
Gambar. 4.12 Persentase Penemuan kasus pneumonia balita di Provinsi Sumatera
Utara tahun 2023.........................................................................................................43

VIII
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) terdiri dari dua konsep
yaitu “Merdeka Belajar” dan “Kampus Merdeka”. Merdeka belajar adalah
memberikan kebebasan dalam berpikir dan berinovasi (Ainia, 2020). Sedangkan
Kampus Merdeka adalah kelanjutan dari program merdeka belajar untuk jenjang
pendidikan perguruan tinggi. Dalam bentuk pembelajaran pada kampus merdeka ini
memiliki beberapa model pembelajaran. Salah satunya adalah pembelajaran Magang.
Magang sangat penting bagi seorang mahasiswa/i dalam mendapatkan gelar sarjana
dikarnakan tuntutan dunia kerja yang semakin tinggi. Dengan begitu magang sangat
penting bagi mahasiswa/i untuk mendapatkan pengalaman langsung didunia kerja.

Kuliah Kerja Magang (KKM) ini merupakan kurikulum baru pada Kampus
Merdeka Belajar dan merupakan salah satu program pendidikan yang dilakukan oleh
pemerintah dari kementrian pendidikan dan kebudayaan (kemdikbud) oleh Nadiem
Anwar Makariem. Magang juga merupakan salah satu bentuk pelatihan kerja dan
pengaplikasian ilmu yang diperoleh mahasiswa/i selama perkuliahan dan mempelajari
secara detail tentang standar kerja yang professional. Sehingga memberikan
kesempatan bagi mahasiswa/i untuk mengasah kemampuan sesuai bakat minat
dengan terjun langsung ke dunia kerja sebagai persiapan karier masa depan.

Kuliah Kerja Magang (KKM) menjadi pilihan bagi mahasiswa/i sebagai


pengganti Kuliah Kerja Nyata (KKN) dimana salah satu dari kedua program tersebut
merupakan persyaratan bagi mahasiwa/i untuk menyempurnakan tri dharma
perguruan tinggi yaitu pengabdian. KKN dan KKM hampir sama, hanya saja KKN
merupakan kegiatan pengabdian dengan berproses membangun desa, sedangkan
KKM, yaitu berproses mencapai ilmu dari tempat magang mulai dari instansi,
lembaga dan perusahaan swasta dimana mahasiswa/i harus memahami dan belajar
dalam teknis kerja di suatu instansi maupun perusahaan.

Dengan adanya kurikulum kampus Merdeka Belajar mengharapkan mahasiswa/i


mendapatkan kesempatan dalam mengembangkan diri melalui aktifitas diluar kelas
perkuliahan sehingga dapat meningkatkan kompetensi lulusan, baik soft skill maupun
hard skill, agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman, menyiapkan lulusan
sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian.

Program magang pada kurikulum Merdeka Belajar ini juga dilakukan oleh
mahasiwa/i Universitas Teuku Umar untuk menghadapi perubahan sosial, budaya,

1
dunia kerja dan kemajuan teknologi yang pesat. Perguruan Tinggi dituntut untuk
dapat merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif agar
mahasiswa dapat meraih capaian pembelajaran mencakup aspek sikap, pengetahuan,
dan keterampilan secara optimal dan selalu relevan. Kebijakan Merdeka Belajar -
Kampus Merdeka diharapkan dapat menjadi jawaban atas tuntutan tersebut. Kampus
Merdeka merupakan wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan
fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai
dengan kebutuhan mahasiswa. Program utama yaitu: kemudahan pembukaan program
studi baru, perubahan sistem akreditasi perguruan tinggi, kemudahan perguruan
tinggi negeri menjadi PTN berbadan hukum, dan hak belajar tiga semester di luar
program studi. Mahasiswa diberikan kebebasan mengambil SKS di luar program
studi, tiga semester yang di maksud berupa 1 semester kesempatan mengambil mata
kuliah di luar program studi dan 2 semester melaksanakan aktivitas pembelajaran di
luar perguruan tinggi.

Selain itu, pihak Universitas Teuku Umar juga mengharapkan setiap


mahasiwa/i yang menjalani kegiatan magang, dapat mengamati semua aktivitas dan
berintraksi dengan semua pejabat serta staf yang ada pada lingkup kerja magang agar
mahasiswa/i dapat memahami lembaga maupun kinerja pada instansi guna untuk
mempermudah mahasiwa/i dalam beradaptasi, sehingga dapat mempermudah
mahasiwa/i dalam bekerja sama dengan orang lain. Hal ini dapat melatih dan
mempermudah mahasiwa/i dalam melakukan pekerjaan. Oleh sebab itu, kegiatan
magang ini mengharapkan dapat membantu penulis dalam memghadapi dunia
pekerjaan. Dan dengan kegiatan magang ini dapat memperluas wawasan penulis dan
bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah sesuai dengan jurusan penulis yaitu Ilmu
Kesehatan Masyarakat di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Saja Indikator Setiap Program Seksi P2PM?


2. Berapa Persentase Target dan Capaian Dari Indikator di Setiap Program Seksi
P2PM?
3. Apa yang menjadi tantangan / hambatan dari setiap program Seksi P2PM?
4. Bagaimana solusi dari permasalahan di setiap program Seksi P2PM?
5. Apa yang di maksud dengan kanker Prostat, bunuh diri dan PJK

1.3 Tujuan Kegiatan

Berdasarkan ketentuan program terbaru dari kementrian pendidikan dan


kebudayaan yaitu program magang kampus merdeka dimana mahasiswa dapat belajar
di luar program studinya selama satu semester dengan cara magang di lembaga

2
instansi (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara) maupun perusahaan untuk
menjalin kerjasama yang baik serta mendapatkan pengalaman kerja bagi mahasiswa
yang mengikuti program kerja magang kampus merdeka. Universitas Teuku Umar
mejadi salah satu Universitas di Indonesia yang mengikuti program magang kampus
merdeka dimana program magang ini di konversikan menjadi 20 sks mata kuliah
dalam waktu satu semester dan dengan luaran laporan akhir serta karya tulis ilmiah.
Program magang ini di lakukan di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara pada
bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

Adapun tujuan dari program magang kampus merdeka ini antara lain:

1. Sebagai salah satu bentuk pelaksanaan dari program MBKM yang


diselenggarakan oleh universitas teuku umar;
2. Dapat beradaptasi dan bersosialisasi dalam lingkungan kerja sehingga
dapat memahami lembaga maupun kinerja yang ada pada Instansi;
3. Mengetahui bidang – bidang yang ada pada intansi;
4. Mempraktekkan ilmu yang di peroleh di Universitas Teuku Umar Prodi
Ilmu Kesehatan Masyarakat pada Peminatan Epidemiologi dibidang
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P);
5. Mengetahui capaian keberhasilan dalam tatalaksana pada setiap seksi
P2PM
6. Menambah pengalaman dan wawasan mengenai dunia kerja yang
sesungguhnya; dan
7. Melatih kemampuan softskill dan hardskill yang tidak bisa dijangkau saat
proses perkuliahan.

1.4 Manfaat Kegiatan

Adapun manfaat dari kegiatan magang ini adalah sebagai berikut :

1.4.1 Bagi Mahasiswa


Manfaat yang diperoleh mahasiswa/i dalam proses magang ini adalah
mampu meningkatkan kualitas diri dan sebagai bentuk pelatihan serta
menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama menjalani proses pembelajaran di
bangku perkuliahan. Kegiatan ini juga menjadi sarana menambah ilmu
penegtahuan, pengalaman, wawasan dalam mempersiapkan diri untuk
menghadapi dunia kerja yang sebenarnya. Memperluas relasi dengan orang-orang
baru yang tentunya mempermudah mahasiswa/i dalam memperoleh pekerjaan
nantinya.

1.4.2 Bagi Universitas Teuku Umar

3
Manfaat yang diperoleh universitas dalam kegiatan magang ini dapat
menjalin kerja sama serta hubungan yang baik antara Universitas Teuku Umar
dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara di Ruang intansi tempat
mahasiswa menjalankan kegiatan magang. Sehingga dapat meningkatkan kualitas
dari lulusan Universitas Teuku umar melalui pengalaman kerja selama melakukan
kegiatan magang serta dapat memperkenalkan Universitas Teuku Umar Dalam
Lingkup yang lebih luas.

1.4.3 Bagi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

Manfaat yang diperoleh dinas (Dinkes) / kantor tempat mahasiswa


melakukan kegiatan magang adalah sebagai bantuan tenaga kerja yang bertujuan
untuk meringankan pekerja dan mendapatkan informasi baru terkait studi kasus
yang ditemukan mahasiwa di dinas kesehatan tersebut, serta terjalin kerja sama
yang baik antara Universitas Teuku Umar dengan Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara sehingga dinkes dikenal dalam kalangan akademis dunia
pendidikan.

1.5 Metodologi dan Langkah Kerja


1.5.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaa Kegiatan Magang

Kegiatan Kuliah Kerja Magang Tahap VI (Enam) tahun 2023 ini dilakukan
selama satu semester dengan bagian 4 (empat) bulan kerja di instansi dan 2 (dua)
bulan penyusunan karya tulis ilmiah. Kegiatan terhitung dari tanggal 28 Agustus
2023 sampai 28 Desember 2023. Mahasiswa melakukan kegiatan kerja selama 5
(lima) hari dalam seminggu, mulai dari hari senin s/d kamis dengan jam kerja mulai
pukul 08.00 – 16.30 WIB, jam istirahat 12.30 – 13.30 WIB dan di hari jum’at jam
kerja dimulai pada pukul 08.00 – 17.00 WIB dengan waktu istirahat pada pukul 12.00
– 13.00 WIB. Pelaksanaa kegiatan magang dilakukan di Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara di bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

Tabel. 1 .1 Jam kerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

Hari Kerja Jam Kerja Jam Istirahat

Senin – Kamis 08.00 – 16.30 WIB 12.30 – 13.30 WIB

Jum’at 08.00 – 17.00 WIB 12.00 – 13.00 WIB

Sabtu - Minggu Libur/Off Kerja Libur/Off Kerja

(Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara)

4
1.5.2 Metodologi Pelaksanaan Magang

Pelaksaan magang dibimbing langsung oleh supervisor lapangan dan dosen


pembimbing lapangan. Tugas dari supervisor lapangan ini adalah sebagai fasilitator
bagi mahasiwa/i untuk memberikan petunjuk maupun informasi bagi mahasiswa/i
selama melaksanakan kegiatan magang. Sedangkan Dosen Pembimbing Laporan
berperan sebagai Fasilitator dibidang akademis yang memastikan bahwa mahasiwa/i
yang melakukan magang sesuai dengan prosedur dan aturan yang sudah di tetapkan.
Metode pelaksanaa magang adalah sebagai berikut:

 Survei Lapangan (Metode Observasi)


Kegiatan pengamatan pada sebuah objek secara langsung dan detail untuk
mendapatkan informasi yang benar terkait objek tersebut. Pengujian yang
diteliti dan diamati bertujuan untuk mengumpulkan data atau penilaian. Survei
lapangan juga merupakan salah satu kegiatan selama pelaksanaan magang
guna untuk melihat secara langsung pembangunan dari program kerja bidang
pencegahan pengendalian penyakit menular.
 Wawancara (Metode Interviw)
Wawancara adalah kegiatan Tanya jawab dengan karyawan penerima manfaat
tentang program program yang terdapat di seksi P2PM
 Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan
informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa
laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian (Sugiyono, 2015:329).

1.5.3 Ruang Lingkup Kerja


Di dalam Ruang Lingkup Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
memiliki beberapa bidang. Diantaranya bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas),
bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), bidang Pelayanan Kesehatan
(Yankes), dan bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK) .

1.5.3.1 Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)

 Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) mempunyai


tugas membantu Kepala Dinas dalam menangani urusan yang meliputi urusan
penyelenggaraan pencegahan dan pengendalian penyakit, surveilans
epidemiologi, kekarantinaan kesehatan, kesehatan matra dan haji,
penanggulangan atau penyelidikan kejadian luar biasa (KLB), wabah dan
bencana, imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, penyakit
menular vektor, penyakit zoonotik, penyakit tidak menular, upaya kesehatan jiwa,

5
penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA)
dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat tingkat Provinsi;

 Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dalam melaksanakan tugas


menyelenggarakan fungsi :

a) Penyelenggaraan pembinaan, pengendalian, pengawasan, evaluasi, koordinasi,


advokasi, inventarisasi dan penegakan sanksi, terhadap penyusunan,
penyempurnaan dan penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk pelaksanaan,
petunjuk teknis, tata laksana, standar, Standard Operating Procedure (SOP),
kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan lainnya
dalam penanganan urusan bidangnya;
b) Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan fungsi
jabatan struktural dan staf, standar teknis tata hubungan kerja organisasi dan
indikator kinerja bidangnya;
c) Penyelenggaraan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan study
ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait urusan
bidangnya dan pengintegrasian sistem teknologi informasi dalam penanganan
urusan bidangnya;
d) Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi, dan fasilitasi
peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian Kabupaten/Kota dalam
penanganan urusan bidangnya;
e) Penyelenggaraan penyusunan perencanaan jangka menengah dan rencana
tahunan, dan koordinasi penyusunan program, anggaran, penyediaan data,
informasi dan mensinkronisasikan perencanaan Kabupaten/kota terhadap
perencanaan tingkat Provinsi dalam penanganan urusan bidangnya;
f) Penyelenggaraan pembinaan pegawai pada lingkup bidangnya dan
penyelenggaran arahan dan bimbingan kepada pejabat struktural di
bidangnya;
g) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan bidang
tugas dan fungsinya serta pemberian masukan yang perlu kepada Kepala
Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya;
h) Pelaporan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada
Kepala Dinas sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan;
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dalam melaksanakan
memiliki 3 seksi sebagai berikut :

 Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

6
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular mempunyai
uraian tugas ;
a) Melaksanakan urusan-urusan dalam ruang lingkup yang meliputi urusan
pengendalian, pencegahan dan pengendalian penyakit menular langsung,
penyakit menular vektor, penyakit zoonotik dalam peningkatan derajat
kesehatan masyarakat tingkat provinsi;
b) Melaksanakan inventarisasi, pembinaan, pengendalian, pengawasan, evaluasi,
koordinasi, advokasi, dan penegakan sanksi, terhadap penerapan/pelaksanaan
Pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, tata laksana, standar,
Standard Operating Procedure (SOP), kebijakan, regulasi, perda/ranperda,
norma, kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam penanganan urusan seksinya;
c) Melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan dan evaluasi dalam
penyempurnaan dan penyusunan Pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk
teknis, tata laksana, standar, Standard Operating Procedure (SOP), kebijakan,
regulasi, perda/ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam
penanganan urusan seksinya;
d) Melaksanakan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan fungsi staf,
standar teknis tata hubungan kerja organisasi dan indikator kinerja seksinya;
e) Melaksanakan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan study ilmiah
manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait dalam penanganan
urusan seksinya;
f) Pelaksanaan pengintegrasian teknologi informasi pencegahan dan
pengendalian penyakit menular berbasis sistem informasi kesehatan
terkordinasi dengan bidang-bidang kerja terkait lainnya.
g) Melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi, dan fasilitasi
peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian Kabupaten/Kota dalam
penanganan urusan seksinya;
h) Melaksanakan penyusunan perencanaan jangka menengah dan rencana
tahunan, dan koordinasi penyusunan program, anggaran, penyediaan data,
informasi dan mensinkronisasikan perencanaan Kabupaten/kota terhadap
perencanaan tingkat Provinsi dalam penanganan urusan seksinya;
i) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan bidang
tugas dan fungsinya;
j) Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Bidang sesuai dengan tugas
dan fungsinya;
k) Pelaporan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

7
 Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular memiliki tugas
dan funfsi sebagagai berikut :
a) Melaksanakan urusan-urusan dalam ruang lingkup yang meliputi urusan
pengendalian, pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular, upaya
kesehatan jiwa, penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif
lainnya (NAPZA) dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat tingkat
provinsi;
b) Melaksanakan inventarisasi, pembinaan, pengendalian, pengawasan, evaluasi,
koordinasi, advokasi, dan penegakan sanksi, terhadap penerapan/pelaksanaan
Pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, tata laksana, standar,
Standard Operating Procedure (SOP), kebijakan, regulasi, perda/ranperda,
norma, kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam penanganan urusan seksinya;
c) Melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan dan evaluasi dalam
penyempurnaan dan penyusunan Pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk
teknis, tata laksana, standar, Standard Operating Procedure (SOP), kebijakan,
regulasi, perda/ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam
penanganan urusan seksinya;
d) Melaksanakan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan fungsi staf,
standar teknis tata hubungan kerja organisasi dan indikator kinerja seksinya;
e) Melaksanakan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan study ilmiah
manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait dalam penanganan
urusan seksinya;
f) Pelaksanaan pengintegrasian teknologi informasi pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa berbasis sistem
informasi kesehatan terkordinasi dengan bidang-bidang kerja terkait lainnya.
g) Melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi, dan fasilitasi
peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian Kabupaten/Kota dalam
penanganan urusan seksinya;
h) Melaksanakan penyusunan perencanaan jangka menengah dan rencana
tahunan, dan koordinasi penyusunan program, anggaran, penyediaan data,
informasi dan mensinkronisasikan perencanaan Kabupaten/kota terhadap
perencanaan tingkat Provinsi dalam penanganan urusan seksinya;
i) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan bidang
tugas dan fungsinya;
j) Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Bidang sesuai dengan tugas
dan fungsinya;

8
k) Pelaporan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

 Seksi Surveilans dan Imunisasi


Seksi Surveilans dan Imunisasi mempunyai uraian tugas ;
a) Melaksanakan urusan-urusan dalam ruang lingkup yang meliputi urusan
surveilans epidemiologi, penyakit infeksi emerging, kekarantinaan kesehatan,
kesehatan matra, penanggulangan dan penyelidikan kejadian luar biasa (KLB),
wabah dan bencana, imunisasi serta penanganan kesehatan haji dalam
peningkatan derajat kesehatan masyarakat tingkat provinsi;
b) Melaksanakan inventarisasi, pembinaan, pengendalian, pengawasan, evaluasi,
koordinasi, advokasi, dan penegakan sanksi, terhadap penerapan/pelaksanaan
Pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, tata laksana, standar,
Standard Operating Procedure (SOP), kebijakan, regulasi, perda/ranperda,
norma, kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam penanganan urusan seksinya;
c) Melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan dan evaluasi dalam
penyempurnaan dan penyusunan Pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk
teknis, tata laksana, standar, Standard Operating Procedure (SOP), kebijakan,
regulasi, perda/ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam
penanganan urusan seksinya;
d) Melaksanakan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan fungsi staf,
standar teknis tata hubungan kerja organisasi dan indikator kinerja seksinya;
e) Melaksanakan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan study ilmiah
manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait dalam penanganan
urusan seksinya;
f) Pelaksanaan pengintegrasian teknologi informasi surveilans dan imunisasi
berbasis sistem informasi kesehatan terkordinasi dengan bidang-bidang kerja
terkait lainnya.
g) Melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi, dan fasilitasi
peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian Kabupaten/Kota dalam
penanganan urusan seksinya;
h) Melaksanakan penyusunan perencanaan jangka menengah dan rencana
tahunan, dan koordinasi penyusunan program, anggaran, penyediaan data,
informasi dan mensinkronisasikan perencanaan Kabupaten/kota terhadap
perencanaan tingkat Provinsi dalam penanganan urusan seksinya;
i) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan bidang
tugas dan fungsinya;

9
j) Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Bidang sesuai dengan tugas
dan fungsinya;
k) Pelaporan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

1
BAB 2
GAMBARAN UMUM DAN LOKASI MITRA

2.1 Profil Mitra

2.1.1 Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu perangkat


daerah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang mempunyai tugas membantu
Gubernur melaksanakan urusan Kesehatan yang menjadi kewenangan dan tugas
pembantuan sesuai dengan Peraturan Gubernur Sumatera Utara No 44 Tahun 2018
tentang Tugas, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara yang terletak di jalan Prof.
H. M. Yamin, S.H No 41 AA, Kota Medan, Provinsi Sumaatera Utara.

2.1.2 Visi dan Misi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

Visi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Visi Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara yaitu “Mewujudkan Provinsi Sumatera Utara Sehat, Mandiri dan
Berdaya Saing” dengan pengertian:

1. Sehat adalah kondisi dimana Penduduk Sumatera Utara mempunyai kesehatan baik
fisik, mental dan spiritual sehingga mampu untuk hidup secara produktif, sosial dan
ekonomis.

2. Mandiri mengandung keinginan terwujudnya suatu kondisi dimana masyarakat


mempunyai pengetahuan dan kemampuan untuk mempertahankan kualitas kesehatan
dalam kehidupannya.

3. Berdaya saing yaitu suatu kondisi dimana penduduk Provinsi Sumatera Utara
memeiliki kemampuan serta keunggulan sehingga mampu melangsungkan kehidupan
dalam persaingan masyarakat secara regional, nasional maupun global.

Misi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Dalam rangka mewujudkan


Provinsi Sumatera Utara sehat, mandiri dan berdaya saing, maka ditetapkan misi
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara sebagai berikut :

1. Menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan bermutu, merata dan terjangkau

2. Meningkatkan pengendalian dan penanggulangan masalah kesehatan

3. Meningkatkan mutu sumber daya kesehatan

4. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan

1
2.1.2 Motto P2P

S: Support yakni mendukung setiap aktivitas penanggulangan penyakit dengan


segenap jiwa, kemampuan, dan berkomitmen tinggi atas pencapaian hasil

I: Integritas artinya senantiasa taat pada azaz dan patuh pada perintah atasan dalam
melaksanakan tugas penanggulangan penyakit

A: Aktif yakni SDM di bidang P2P mampu menjadi pelopor, motivator dan pelaksana
yang handal dalam penanggulangan penyakit

P: Prosedural artinya menjalankan pekerjaan sesuai standar operating procedure (SOP)


sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku

2.1.3 Tujuan Bidang P2P

Mencapai tahapan reduksi, eliminasi, dan eradikasi penyakit secara selektif


dengan mempertimbangkan kemungkinan pencapaian target tertinggi yang secara
rasional dapat dicapai terhadap sasaran penduduk spesifisik di wilayah Sumatera
Utara dengan turut berperan aktif dalam upaya :

a) Penurunan angka kesakitan dan kematian ibu, anak dan penduduk rentan
disebabkan penyakit menular langsung
b) Penurunan angka kesakitan dan kematian ibu, anak dan penduduk rentan
disebabkan penyakit tular vector dan binatang pembawa penyakit
c) Penurunan angka kesakitan dan kematian ibu, anak dan penduduk rentan
disebabkan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)
d) Peningkatan kemampuan surveilans penyakit dengan melaksanakan
pengumpulan, kompilasi dan analisa data real time, akurat dan adekuat,
melakukan kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB/ Wabah/ kedaruratan
kesehatan, bencana dan kesehatan dan kesehatan matra umumnya
e) Penurunan angka kesakitan dan kematian penduduk rentan disebabkan
penyakit tidak menular termasuk permasalahan kesehatan jiwa, serta turut
berperan aktif dalam upaya penanggulanggan ketergantungan napza
f) Meningkatkan advokasi dan konvergensi dengan seluruh pihak terkait melalui
penyediaan dukungan kebijakan, kemitraan, dan penggerakan masyarakat
hidup sehat

2.1.4 Sasaran Utama Program P2P

Sasaran utama Program pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) adalah


berfokus pada Penanggulangan Penyakit Prioritas, pencapaian Standar Pelayanan

1
Minimal (SPM) baik lingkup Kabupaten/Kota maupun Provinsi, pencapaian terhadap
tujuannSustainable Developmen Goals (SDGs) dan Penanggulangan Penyakit
tertentu skala lokal yang masih menjadi masalahan keasehatan masyarakat di wilayah
Provinsi Sumatera Utara yang meliputi :

 Penanggulangan Penyakit Prioritas Nasional


a. Eliminasi Tuberculosis (TBC)
b. Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
c. Peningkatan Cakupan dan Mutu Imunisasi
 Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kbupaten/Kota
a. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi
b. Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus
c. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat
d. Pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis
e. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang yang
melemahkan daya tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency
Virus)
 Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kewenangan Provinsi
a. Pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak krisis kesehatan akibat
bencana dan berpotensi bencana daerah provinsi
b. Pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian luar biasa
daerah provinsi
 Sustainable Development Goals (SDGS) 2030
a. Penurunan angka AIDS/HIV(Kewenangan utama/langsung P2P)
b. Penurunan angka kematian ibu (Kewenangan terkait)
c. Penurunan angka kematian balita (kewenangan terkait)
 Penanggulangan Penyakit Regular spesifik Skala Provinsi
a. Reduksi, Eliminasi, dan Eradikasi P2PML:
- Penanggulangan Penyakit Tuberkulosis
- Penanggulangan Penyakit IMS, HIV/AIDS
- Penanggulangan Penyakit Kusta dan Frambusia
- Penanggulangan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
- Penanggulangan Penyakit Hepatitis, Infeksi Saluran Pencernaan dan
Typoid
b. Reduksi, Eliminasi, dan Eradikasi P2PTVZ
- Penanggulangan Penyakit Malaria
- Penanggulangan Penyakit Arbovirosis
- Penanggulangan Penyakit Kaki Gajah (Filariasis)
- Penanggulangan Penyakit Kecacingan

1
- Penanggulangan Penyakit Tular Vector dan Hewan Pembawa
Penyakit
c. Reduksi PTM
- Penanggulangan Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
- Penanggulangan Penyakit DM & Gangguan Metabolik
- Penanggulangan POK dan Gangguan Imunologi
- Penanggulangan Indra dan Fungsional
- Penanggulangan Penyakit Kanker & Kelainan Darah
- Penanggulangan Kesehatan akibat Penyalahgunaan Napza
- Penanggulangan Gangguan Jiwa
d. Surveilans
- Kegiatan Surveilans Penyakit & Faktor Resiko
- Kegiatan Surveilans Penanggulangan Penyakit Infeksius Emerging
(PIE)
- Kegiatan Surveilans Penanggulangan Krisis Kesehatan
- Kegiatan Surveilans Kesehatan Haji
e. Imunisasi
- Peningkatan Cakupan dan Kualitas Imunisasi Dasar
- Peningkatan Cakupan dan Kualitas Imunisasi Lanjutan
- Peningkatan Cakupan dan Kualitas Imunisasi Tambahan
- Peningkatan Cakupan dan Kualitas Imunisasi Pilihan
- Surveilans Ikutan Pasca Pemberian Imunisasi (KIPI)

2.1.5 Tugas Pokok dan Fungsi

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara mempunyai tugas membantu


Gubernur Sumatera Utara melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang
kesehatan yang menjadi kewenangan provinsi/daerah dan tugas pembantuan, yang
ditugaskan kepada daerah provinsi dalam lingkup kebijakan teknis, koordinasi,
advokasi, pembinaan, monitoring, evaluasi, pengendalian, sinkronisasi dan sinergitas
dibidang Kesehatan Masyarakat, bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit,
bidang Pelayanan Kesehatan, bidang Sumber Daya Kesehatan dan tugas pembantuan.
Dinas Kesehatan menyelenggarakan fungsi:

1. Perumusan kebijakan teknis, koordinasi, advokasi, pembinaan, monitoring,


evaluasi, pengendalian, sinkronisasi dan sinergitas dibidang Kesehatan Masyarakat,
bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, bidang Pelayanan Kesehatan, bidang
Sumber Daya Kesehatan dan tugas pembantuan tingkat provinsi;

1
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesehatan
masyarakat, bidang pencegahan dan pengendalian penyakit, bidang pelayanan
kesehatan, serta bidang sumber daya kesehatan tingkat provinsi;
3. Pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya
4. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan;
5. Pelaksanaan tugas pembantuan di bidang kesehatan;
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur, seusai dengan tugas dan
fungsinya;
2.1.5 Lambang/Logo Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

Gambar 2.1 Logo Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

(Sumber : Google 2023)

2.1.6 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

Gambar 2. 2 Struktur Organisasi Dinkes Provsu

(Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

1
2. 2 Geografi

2.2.1 Letak Geografi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara


Pelaksanaa Magang dilakukan di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara yang
terletak di Jl. Prof. H. M. Yamin No.41AA, Perintis, Kec. Medan Tim., Kota Medan,
Sumatera Utara 20232

Gambar. 2.3 Peta Lokasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara


(Sumber : Google Maps. 2023)

2.2.2 Aspek Geografi dan Demografi.

Provinsi Sumatera Utara berada di bagian Barat Indonesia, terletak pada garis 100 –
400 Lintang Utara, dan 9800 – 10000 Bujur Timur. Provinsi ini berbatasan dengan daerah
perairan dan laut serta tiga provinsi lain. Di sebelah Utara, berbatasan dengan Provinsi
Aceh, di sebelah Timur dengan Negara Malaysia di Selat Malaka, di sebelah Selatan
berbatasan dengan Provinsi Riau dan Sumatera Barat, dan di sebelah Barat berbatasan
dengan Samudera Hindia. Provinsi Sumatera Utara memiliki daratan seluas 72.981,23
km2 , yang sebagian besarnya berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian kecil lainnya
berada di Pulau Nias, Pulau-Pulau Batu, serta pulau-pulau kecil yang berada di bagian
Barat maupun bagian Timur pantai Pulau Sumatera. Wilayah Provinsi Sumatera Utara
terdiri dari beberapa kawasan, yaitu pesisir, pegunungan, dan kepulauan, yang
dikelompokkan dalam 3 (tiga) kelompok wilayah/kawasan yaitu Pantai Timur, Pantai
Barat, dan Dataran Tinggi. Kawasan Pantai Barat meliputi Kabupaten Nias, Kabupaten
Nias Utara, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Mandailing Natal,
Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara,
Kabupaten Tapanuli Tengah, Kota Gunungsitoli, Kota Padangsidempuan dan Kota Sibolga.
Kawasan Dataran Tinggi meliputi Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba, Kabupaten
Simalungun, Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo, Kabupaten Humbang Hasundutan,

1
Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Samosir, dan Kota Pematang Siantar. Kawasan
Pantai Timur meliputi Kabupaten Labuhanbatu, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Kabupaten
Labuhanbatu Selatan Kabupaten Asahan, Kabupaten Batu Bara, Kabupaten Deli Serdang,
Kabupaten Langkat, Kabupaten Serdang Bedagai, Kota Tanjung Balai, Kota Tebing Tinggi,
Kota Medan, dan Kota Binjai. Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 33 kabupaten/kota,
yang terbagi menjadi 8 kota dan 25 Kabupaten, dengan jumlah kecamatan sebanyak 455
dan jumlah desa/kelurahan sebanyak 6.132.
Gambar. 2.4 : Peta Provinsi Sumatera Utara

(Sumber : Google 2023)

2.3 Demografi

2.3.1 Keadaan Penduduk

Sumatera Utara merupakan Provinsi dengan jumlah penduduk terbesar keempat di


Indonesia setelah Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Timur, dan Provinsi Jawa Tengah
Menurut hasil proyeksi Sensus Penduduk (SP) 2020, penduduk tahun 2021 berjumlah
14.936.148 jiwa, terdiri dari 7.492.973 jiwa penduduk laki-laki dan 7.443.175 jiwa
penduduk perempuan, dengan rasio jenis kelamin (sex ratio) sebesar 100,67. Kepadatan
penduduk Provinsi Sumatera Utara tahun 2021 sebesar 205 jiwa/km2 , meningkat
dibanding keadaan tahun 2020 sebesar 203 jiwa/km2 . Laju pertumbuhan penduduk selama
kurun waktu tahun 2010-2020 diketahui sebesar 1,28 persen per tahun, dan pada tahun
2020-2021 menjadi 1,23 persen pertahun

2.2.2.2 Keadaan Ekonomi dan Ketenagakerjaan

Penduduk miskin terbesar ada di Kota Medan (193.030 jiwa), diikuti dengan
Kabupaten Langkat (106.590 jiwa) dan Kabupaten Deli Serdang (92.520 jiwa). Sebaliknya,
jumlah penduduk miskin terkecil ada di Kabupaten Pakpak Bharat yaitu sebesar 4.790 jiwa.
Persentase penduduk miskin terbesar diketahui ada di Kabupaten Nias Barat (26,42%),
diikuti dengan Kabupaten Nias Utara (25,66%) dan Kabupaten Nias Selatan (16,92%).

1
Sedangkan wilayah dengan persentase penduduk miskin terendah adalah Kabupaten Deli
Serdang (4,01%), diikuti dengan Kota Binjai (5,81%), dan Kota Padangsidimpuan (7,53%).

2.3.2 Keadaan Pendidikan

Rata-rata Lama Sekolah penduduk berumur 15 tahun ke atas meningkat setiap


tahunnya, yaitu 9,12 tahun pada tahun 2016 menjadi 9,58 tahun pada tahun 2021. Melalui
capaian ini, Provinsi Sumatera Utara termasuk dalam kategori provinsi yang telah
mencapai program wajib belajar 9 tahun. Hal mendasar yang dibutuhkan oleh penduduk
untuk menuju kehidupan yang lebih sejahtera yaitu kemampuan membaca dan menulis.
Penduduk yang bisa membaca dan menulis secara umum memiliki akses ke berbagai hal
yang jauh lebih besar dibandingkan dengan penduduk yang tidak memiliki kemampuan
tersebut, sehingga peluang untuk hidup lebih sejahtera dimiliki oleh penduduk yang bisa
membaca dan menulis. Penduduk yang bisa membaca dan menulis memiliki kesempatan
untuk mengembangkan soft skills maupun hard skills. Kemampuan membaca dan menulis
tercermin dari Angka Melek Huruf (AMH) dan Angka Buta Huruf (ABH). Berdasarkan
hasil Susenas 2021, AMH 15 tahun ke atas penduduk Provinsi Sumatera Utara tahun 2021
sebesar 99,19 persen, dimana AMH untuk daerah perkotaan sebesar 99,64 persen dan
AMH untuk daerah perdesaan sebesar 98,60 persen

2.3.3 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Nilai IPM menurut kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara tahun 2021.


Berdasarkan pengelompokan IPM tersebut, hanya satu dari 33 kabupaten/kota (3,03%)
yang ada di Sumatera Utara yang mempunyai nilai IPM kategori sangat tinggi yaitu Kota
Medan dengan nilai IPM sebesar 81,21. Selanjutnya, terdapat 20 kabupaten/kota dengan
kategori IPM tinggi (60,60%), dan 12 kabupaten/kota lainnya berada pada kategori IPM
sedang (36,36%). Ketersediaan sarana kesehatan, pendidikan, perekonomian, serta
kemudahan akses terhadap semua sarana tersebut membuat Kota Medan lebih unggul
dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Sumatera Utara. Kondisi ini menjadi
pendorong tingginya capaian pembangunan manusia di Kota Medan
2.4 Hasil Identifikasi Masalah

Tabel 2.1 Permasalahan Program P2PM Dinas Kesehatan Provinsi


No Program Permasalahan
1. HIV/AIDS 1. Cakupan Skrining HIV pada kelompok berisiko terinfeksi
HIV belum mencapai target
2. Belum semua kab./kota mengirimkan laporan HIV secara
rutin melalui aplikasi SIHA
3. Belum semua kab./kota berkomitmen mengaktivasi layanan
yang sudah dilatih menjadi layanan PDP

1
4. Masih banyak hasil skrining HIV tidak terlaporkan ke SIHA
2. Kecacingg 1. Tidak adanya anggaran untuk melakukan survey di Provinsi
an dan Kabupaten/ Kota dari tahun 2020 – 2022
2. BTKL melakukan survey tapi tidak ada laporan ke dinkes
provinsi
3. Tidak merupakan Program Prioritas
4. Kab/ kota atau Puskesmas tidak melaksanakan Pemberian
Obat Pencegahan Massal (POPM) Cacingan dikarenakan
tidak ada anggaran transport petugas ke sekolah/ posyandu.
5. Masih ada 8 kabupaten/ kota yang belum tepat dalam
penginputan data cakupan POPM yaitu: Karo, Simalungun,
Asahan, Madina, Nias Selatan, Batubara, Padang lawas utara
dan Tebing tinggi.
3. DBD 1. Kurang partisipasi masyarakat dalam PSN 3 M Plus lebih
memilih fogging
2. Deteksi dini Kasus belum maksimal
3. Sistem surveilans kasus dan vektor belum berjalan optimal
4. Penanganan KLB belum berjalan optimal
5. Implementasi penanggulangan fokus belum sesuai SOP
6. Pokjanal Dengue sebagai wadah koordinasi LP/LS kurang
berfungsi dan kurang berjalan optimal
7. Kurangnya komitmen daerah dalam implementasi G1R1J
8. Minimnya anggaran operasional dalam pengendalian Dengue
di Pusat/Prov/Kab/Kota
9. Perubahan iklim hujan, suhu, kelembaban optimum utk
vektor
4. Malaria 1. Penyakit Malaria tidak mengenal batas wilayah artinya
bisa masuk dan menyebar dimana saja
2. Sumatera Utara, masih ada 10 Kab/ Kota lagi yang belum
eliminasi ( 6 Tahun lebih Stugnand)
3. Munculnya parasit baru yaitu Plasmodium Knowlesi dengan
reservoar baru yaitu kera ekor panjang. (Langkat, Asahan,
Batubara, Nias Selatan)/Tantangan
4. Dukungan pemerintah daerah belum optimal (Kebijakan,
Peraturan, pendanaan)
5. Integrasi Program maupun sektoral belum optimal
6. Pelaporan kasus dari puskesmas ke Kab/ Kota dan Provinsi
(Sismal) belum baik/ Fluktuatif munculnya kasus baru
impoor maupun indigenous/ wilayah bebasStock Out Obat
pasca vandemi
7. Munculnya kembali kasus indigenous diwilayah

1
pemeliharaan (Kab.Sergai) hingga saat ini
5 ISPA 1. Tidak adanya anggaran untuk melakukan Pertemauan /
Kegiatan Prog ISPA di Provinsi dan Kabupaten/ Kota dalam
rangka Peningkatan Penemuan Kasus Pneumonia pada Balita
2. SDM (Petugas MTBS) terlatih sebagian tidak tersedia di
puskesmas Kab/kota
3. Alat Hitung Nafas (ARI Sound Timer & Pulse Oxymetri )
sebagaian di Pusksmas tidak ada dan Rusak Kab/Kota tidak
ada
4. Laporan Rutin ISPA dari Puskesmas setiap tgl 5 dari
Puskesmas telat berdampak ke Dinkes Kab/Kota, Dinkes
Provinsi dan Pusat
5. Kurangnya Koordinasi Lintas Program dan Lintas
SektoTidak merupakan Program Prioritas
6. Hepatitis 1. Frekuensi pergantian pengelola program Hepatitis Dan PISP
dan PISP yang sering sehingga kapasitas pengelola program tidak maksimal
dalam melaksanakan program.
2. Rendahnya kepatuhan pengelola program untuk mengirimkan
laporan bulanan secara kelengkapan dan ketepatan
3. Tidak teralokasikan kegiatan layanan rehidrasi oral aktif
(LROA), kegiatan surveilans tifoid dan upaya pencegahan demam
tifoid pada kelompok anak sekolah dalam anggaran APBN pusat
dan dana dekonsentrasi serta APBD sehingga capaian indikator
tidak maksimal.
4. Kurangnya dukungan serta kesadaran pemerintah daerah dan
masyarakat terhadap penyakit Hepatitis dan infeksi saluran
pencernaan terutama diare baik dalam pelaksanaan tata laksana
diare, surveilans KLB, pelatihan petugas kesehatan, logistik
(oralit dan zinc) dan alokasi anggaran untuk kegiatan-kegiatan
pendukung.

7. TBC 1. TC belum mencapai target 91%


2. SR belum merata di semua Kab/Kota
3. Komitmen pemerintah daerah dalam penanggulangan TBC
belum optimal
4. Akses terhadap layanan TBC yang berkualitas termasuk
pelayanan TBC resistan obat belum merata
5. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam memeriksakan
kesehatan apabila ada gejala TBC
6. Belum semua fasyankes melaporkan kasus TBC khususnya RS
Swasta, klinik/balai pengobata dan DPM

2
8. Rabies 1. Petugas Kab./Kota dan Puskesmas yang selalu berganti-ganti.
2. Dinas Kesehatan Kab./Kota tidak seluruhnya memiliki
anggaran untuk VAR
3. Masih rendahnya pengetahuan petugas dlm tatalaksana kasus
gigitan hewan penular rabies.
9. Filariasis 1. Program Filariasis tidak memiliki dana APBN 2023 dan dana
APBD thn 2023 yang sedikit/minim
2. Belum optimalnya kinerja petugas Kab./Kota, pusk dan desa
dlm penemuan dan tatalaksana kasus
3. Petugas Kab./Kota dan Puskesmas yang selalu berganti-ganti.
4. Dinas Kesehatan Kab./Kota dan Puskesmas tidak memiliki
dana APBD tentang Program Filariasis
5. Masih rendahnya pengetahuan petugas dlm diagnosa kasus
filariasis dan tatalaksana kasus filariasis
6. -Ketiadaan dana kegiatan P2 Filariasis bersumber APBD
7. Obat DEC (Deatyl Carbamazine) di Provinsi lagi kosong
10. Kusta dan 1. Suplay obat kusta satu-satunya dari WHO yang sangat
Frambusia terbatas sekali dikirim ke indonesia (Kemenkes) ,dampaknya
seluruh Provinsi di Indonesia kekurangan obat kusta sehingga
berdampak ke si pasien.
2. Kurang dukungan /komitmen dari pimpinan satker di daerah
baik penganggaran program kusta& persiapan sertifikasi eradikasi
Frambusia kab/kota tahun 2024.
3. Frambusia Sudah nol kasus di kab/kota tetapi masih 3
kab/kota yang sudah mendapatkan sertifikasi eradikasi
(Madina,P.siantar,BT.Bara)
(Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi 2023)

2
BAB III
HASIL PELAKSANAAN MAGANG
3.1 Kegiatan Penanganan Masalah
Tabel. 3.1 Permasalahan dan solusi penyelesaian masalag setiap program P2PM
No Program Permasalahan Solusi
1. HIV/AID 1. Cakupan Skrining HIV 1. Mengkoordinasikan kepada
S pada kelompok berisiko setiap kab/kota untuk
terinfeksi HIV belum melakukan pelaporan rutin
mencapai target wajib
2. Belum semua kab./kota 2. Mengoptimalkan
mengirimkan laporan HIV puskesmas untuk
secara rutin melalui melakukan skrining
aplikasi SIHA 3. Melakukan pelatihan
3. Belum semua kab./kota kepada sdm yang terkait
berkomitmen mengaktivasi 4. Melaporkan hasil skrining
layanan yang sudah dilatih dari setiap yankes swasta
menjadi layanan PDP maupun non swasta.
4. Masih banyak hasil
skrining HIV tidak
terlaporkan ke SIHA
2. Kecacing 1. Tidak adanya anggaran 1. Menganggarkan dana untuk
gan untuk melakukan survey di survey kecacingan
Provinsi dan Kabupaten/ 2. Menjadikan program
Kota dari tahun 2020 – kecacingan sebagai
2022 prioritas karena terkait
2. BTKL melakukan survey STUNTING
tapi tidak ada laporan ke 3. Membuat perencanaan di
dinkes provinsi masing-masing SKPD
3. Tidak merupakan Program 4. Adanya Bimbingan Teknis
Prioritas ataupun pelatihan kepada
4. Kab/ kota atau Puskesmas petugas terkait pencatatan
tidak melaksanakan dan pelaporan dan
Pemberian Obat penanggulangan
Pencegahan Massal kecacingan pada anak usia
(POPM) Cacingan SD
dikarenakan tidak ada
anggaran transport petugas
ke sekolah/ posyandu.
5. Masih ada 8 kabupaten/
kota yang belum tepat
dalam penginputan data
cakupan POPM yaitu:

2
Karo, Simalungun, Asahan,
Madina, Nias Selatan,
Batubara, Padang lawas
utara dan Tebing tinggi.
3. DBD 1. Kurang partisipasi 1. Pemberdayaan masyarakat
masyarakat dalam PSN 3 melalui G1R1J (Gerakan 1
M Plus lebih memilih Rumah 1 Jumantik)
fogging 2. Revitalisasi Pokjanal
2. Deteksi dini Kasus belum pelibatan multisektoral
maksimal 3. Pengambilan Kebijakan
3. Sistem surveilans kasus dan berbasis data
vektor belum berjalan 4. Penguatan Surveilans
optimal 5. Laporan Rutin :Ketepatan
4. Penanganan KLB belum dan kelengkapan laporan
berjalan optimal (Provinsi ke pusat setiap
5. Implementasi tanggal 15, Kabupaten ke
penanggulangan fokus Provinsi tanggal 10,
belum sesuai SOP Puskesmas ke Kabupaten
6. Pokjanal Dengue sebagai setiap tanggal 5
wadah koordinasi LP/LS 6. Laporan ketika terjadi
kurang berfungsi dan peningkatan kasus
kurang berjalan optimal (outbreak)
7. Kurangnya komitmen 7. dilakukan setiap hari
daerah dalam 8. Format sesuai dengan buku
implementasi G1R1J Pedoman tahun 2017
8. Minimnya anggaran (SIARVI = Sistem
operasional dalam Informasi Arbovirosis
pengendalian Dengue di sedang dikembangkan saat
Pusat/Prov/Kab/Kota ini)
9. Perubahan iklim hujan, 9. Feed back laporan secara
suhu, kelembaban optimum berkala
utk vektor 10. Verifikasi data (Provinsi,
Kab/kota)
11. Kewaspadaan Dini
KLBPerencanaan dan
penganggaran. Inovasi
berbasis teknologi
4. Malaria 1. Penyakit Malaria tidak 1. Pengaktifan surveilans
mengenal batas wilayah migrasi bekerjasama dengan
artinya bisa masuk dan KKP
menyebar dimana saja 2. Upaya strategis percepatan
2. Sumatera Utara, masih ada eliminasi malaria dengan
10 Kab/ Kota lagi yang identifikasi daerah fokus

2
belum eliminasi ( 6 Tahun malaria, penemuan kasus dan
lebih Stugnand) pengobatan malaria, stoc
3. Munculnya parasit baru OAM, pelaporan melalui
yaitu Plasmodium sismal, peningkatan
Knowlesi dengan reservoar kompetensi Lab.(pelathan, uji
baru yaitu kera ekor silang, OJT), pengendalian
panjang. (Langkat, Asahan, vektor serta Integrasi
Batubara, Nias Program (Promosi Kesehatan,
Selatan)/Tantangan KIA,dll)
4. Dukungan pemerintah 3. Menerbitkan peraturan daerah
daerah belum optimal tentang penanggulangan
(Kebijakan, Peraturan, malaria
pendanaan) 4. Komitmen daerah terhadap
5. Integrasi Program maupun penanggulangan malaria
sektoral belum optimal termasuk wilayah bebas malaria
6. Pelaporan kasus dari / wilayah pemeliharaan agar
puskesmas ke Kab/ Kota tidak muncul kasus yang
dan Provinsi (Sismal) berpotensi Out Break
belum baik/ Fluktuatif
munculnya kasus baru
impoor maupun
indigenous/ wilayah
bebasStock Out Obat
pasca vandemi
7. Munculnya kembali kasus
indigenous diwilayah
pemeliharaan (Kab.Sergai)
hingga saat ini
5 ISPA 1. Tidak adanya anggaran untuk 1. Menganggarkan dana untuk
melakukan Pertemauan / Pertemuan/Refreshing,
Kegiatan Prog ISPA di Provinsi Workshop Program ISPA
dan Kabupaten/ Kota dalam 2. Mengadakan Pelatihan
rangka Peningkatan Penemuan MTBS bagi Petugas Puskesmas
Kasus Pneumonia pada Balita 3. Akan Segera dikirimkan ke
2. SDM (Petugas MTBS) Dinas Kesehatan Prov.Sumatera
terlatih sebagian tidak tersedia Utara utk didistribusikan ke 33
di puskesmas Kab/kota Kab/Kota
3. Alat Hitung Nafas (ARI 4. Melakukan Validasi Data
Sound Timer & Pulse Rutin ISPA setiap Bulan dalam
Oxymetri ) sebagaian di rangka memastikan
Pusksmas tidak ada dan Rusak Kelengkapan dan Ketepatan
Kab/Kota tidak ada Laporan Rutin ISPA
4. Laporan Rutin ISPA dari

2
Puskesmas setiap tgl 5 dari
Puskesmas telat berdampak ke
Dinkes Kab/Kota, Dinkes
Provinsi dan Pusat
5. Kurangnya Koordinasi Lintas
Program dan Lintas SektoTidak
merupakan Program Prioritas
6 Hepatitis 5. Frekuensi pergantian 1. Peningkatan kapasitas
dan PISP pengelola program Hepatitis Pengelola program dalam
Dan PISP yang sering sehingga tatalaksana termasuk dalam
kapasitas pengelola program pencatatan dan pelaporan.
tidak maksimal dalam 2. Penguatan surveilans aktif
melaksanakan program. dan penemuan kasus aktif
6. Rendahnya kepatuhan (active surveillans dan active
pengelola program untuk case finding)
mengirimkan laporan bulanan 3. Peningkatan kapasitas tenaga
secara kelengkapan dan kesehatan dalam tatalaksana
ketepatan penyakit.
7. Tidak teralokasikan kegiatan 4. Pemanfaatan teknologi
layanan rehidrasi oral aktif informasi untuk penguatan
(LROA), kegiatan surveilans kapasitas, bimbingan teknis,
tifoid dan upaya pencegahan monitoring dan evaluasi
demam tifoid pada kelompok program pada masa pandemi ini
anak sekolah dalam anggaran 5. Optimalisasi sumber daya
APBN pusat dan dana yang ada dalam rangka
dekonsentrasi serta APBD percepatan pencapaian target
sehingga capaian indikator tidak 6. Perbaikan kualitas data dan
maksimal. kapasitas petugas catpor
8. Kurangnya dukungan serta 7. Optimalisasi integrasi lintas
kesadaran pemerintah daerah program
dan masyarakat terhadap 8. Integrasi data angka
penyakit Hepatitis dan infeksi kesakitan dan kematian balita
saluran pencernaan terutama lintas program
diare baik dalam pelaksanaan 9. Optimalisasi kemitraan
tata laksana diare, surveilans dengan LSM, akademisi, mitra
KLB, pelatihan petugas dalam dan luar negeri, ahli serta
kesehatan, logistik (oralit dan lintas program dan lintas sektor.
zinc) dan alokasi anggaran 10. Pengendalian faktor risiko
untuk kegiatan-kegiatan merupakan prioritas untuk
pendukung. mencegah terjadinya penyakit
menular
11. Peningkatan sistem
kewaspadaan dini kejadian luar

2
biasa penyakit menular
7 TBC 1. TC belum mencapai target Melakukan optimaliasi pada
91% beberapa aspek berikut:
2. SR belum merata di semua 1. Implementasi
Kab/Kota district/city- based Public
3. Komitmen pemerintah daerah Private Mix (DPPM)
dalam penanggulangan TBC 2. Wajib lapor dan penguatan
belum optimal surveilans
4. Akses terhadap layanan TBC 3. Sinkronisasi data dengan
yang berkualitas termasuk BPJS (data sistem rujukan)
pelayanan TBC resistan obat 4. Manajemen layanan TBC
belum merata yang terintegrasi (HIV, DM,
5. Masih rendahnya kesadaran gizi, penyakit paru, dsb
masyarakat dalam 5. Penguatan surveilans melalui
memeriksakan kesehatan SITB
apabila ada gejala TBC 6. Peningkatan kepatuhan
6. Belum semua fasyankes minum obat melalui Pemantau
melaporkan kasus TBC Minum Obat (PMO)
khususnya RS Swasta, 7. Pelacakan pasien mangkir
klinik/balai pengobata dan 8. OJT kepada petugas baru jika
DPM ada pergantian
9. Promosi kesehatan
10. Penemuan dan pelacakan
kontak (IK)
11. Skrining di tempat/
populasi khusus
12. Pengendalian faktor resiko
dengan pemberian Terapi
Pencegahan Tuberkulosis (TPT)
13. Layanan TB RO services di
RS dan fasyankes
14. Pengobatan TB RO jangka
pendek
15. Desentralisasi layanan ke
puskesmas
16. Dukungan psikososial
(pendampingan pasien dan
dukungan transportasi)
17. Penanganan efek samping

8 Rabies 1. Petugas Kab./Kota dan 1. Pelacakan Kasus GHPR dan


Puskesmas yang selalu zoonosis lainnya
berganti-ganti. 2. Refrehsing dan Updating

2
2. Dinas Kesehatan Kab./Kota Kapasitas Pengelola Program
tidak seluruhnya memiliki Rabies Di kab/kota dan
anggaran untuk VAR Puskesmas
3. Masih rendahnya 3. Bimbingan Teknis
pengetahuan petugas dlm Penatalaksanaan Kasus Rabies
tatalaksana kasus gigitan hewan Dan Zoonosis Lainnya
penular rabies.
9 Filariasis 1. Program Filariasis tidak 1. Pelatihan petugas ttg
memiliki dana APBN 2023 dan diagnosa dan tatalaksana kasus
dana APBD thn 2023 yang Filariasis yang dilaksanakan
sedikit/minim oleh Kab./Kota atau Provinsi
2. Belum optimalnya kinerja Thn 2024 gar petugasdi
petugas Kab./Kota, pusk dan kabupaten/kota dan Puskesmas
desa dlm penemuan dan dapat memberikan pengobatan
tatalaksana kasus secara selektif dan tatalaksana
3. Petugas Kab./Kota dan kasus Filariasis
Puskesmas yang selalu 2. Membuat usulan kegiatan P2
berganti-ganti. Filariasis bersumber APBD
4. Dinas Kesehatan Kab./Kota tentang Pelacakan Kasus
dan Puskesmas tidak memiliki Filariasis dan Workshop
dana APBD tentang Program Tatalaksana Kasus Filariasis di
Filariasis Kab./Kota
5. Masih rendahnya 3. Dinas Kesehatan Kab./Kota
pengetahuan petugas dlm mengusulkan kepada pimpinan
diagnosa kasus filariasis dan Puskesmas agar kegiatan P2
tatalaksana kasus filariasis Filariasis di puskesmas
6. Ketiadaan dana kegiatan P2 ( penyuluhan, survey kasus dan
Filariasis bersumber APBD kontak, pengobatan dll)
Obat DEC (Deatyl ditampung pendanaan melalui
Carbamazine) di Provinsi lagi BOK puskesmas realisasi thn
kosong 2024
4. Pogram Filariasis Provinsi,
Kab./Kota dan Puskesmas terus
melaksanakan pelacakan kasus
filariasis sehingga penderita
dapat di cegah pembengkaan
pada kaki dan tangan. Dan
Penderita Filariasis dan
keluarga dapat mendapat obat
pencegahan (DEC dan
Albendazole) dan Tatalaksana
Kasus Filariasis.

2
10. Kusta dan 1. Suplay obat kusta satu- 1. Koordinasi intensif ke
Frambusia satunya dari WHO yang sangat pusat (Kemenkes)
terbatas sekali dikirim ke percepatan suplay obat kusta
indonesia dari WHO
(Kemenkes) ,dampaknya 2.Koordinasi secara
seluruh Provinsi di Indonesia berkesinambungan dengan
kekurangan obat kusta Dinas Kesehatan
sehingga berdampak ke si Kabupaten/kota terutama
pasien. kepada pengelola program kusta
2. Kurang dukungan /komitmen & Frambusia dalam percepatan
dari pimpinan satker di daerah pelaporan yang valid sehingga
baik penganggaran program data pasien tepat waktu sampai
kusta& persiapan sertifikasi ke pusat dan WHO
eradikasi Frambusia kab/kota 3.Mengupayakan integrasi
tahun 2024. program dalam kegiatan aktip
Frambusia Sudah nol kasus di di lapangan terutama untuk
kab/kota tetapi masih 3 persiapan radikasi frambusia
kab/kota yang sudah kab/kota tahun
mendapatkan sertifikasi 2024
eradikasi 4.Memastikan 30 kab/kota dapat
(Madina,P.siantar,BT.Bara) mengusulkan sertifikasi
eradikasi frambusia tahun 2024
(Sumber : Laporan dinkes Provsu 2023)
Penanggan masalah dalam kegiatan magang tidak lakukan oleh mahasiwa
magang ,mengingat Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara melaksanakan urusan
pemerintahan daerah di bidang kesehatan yang menjadi kewenangan provinsi/daerah dan
tugas pembantuan, yang ditugaskan kepada daerah provinsi dalam lingkup kebijakan teknis,
koordinasi, advokasi, pembinaan, monitoring, evaluasi, pengendalian, sinkronisasi dan
sinergitas dibidang Kesehatan Masyarakat, bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit,
bidang Pelayanan Kesehatan, bidang Sumber Daya Kesehatan dan tugas pembantuan

2
3.2 Desain Pola Bagan

Mahasiswa menerima pengumuman magang dari prodi melalui website :


Mahasiswa mengunduh Mahasiswa mengisi dan mengunggah berkas persyaratan magang pada
persyaratan magang melalui website prodi google form yang disediakan

Mitra mengeluarkan surat


Tabulasi data mahasiswa dan
balasan kepada prodi Prodi mengeluarkan rekomendasi ke instansi instansi magang

Pemberian Pembekalan magang kepada mahasiswa


Pembagian DPL Pelepasan mahasiswa
magang oleh kaprodi
magang oleh Kaprodi magang ke intansi masing masing

Penilaian akhir mahasiswa magang oleh supervisor dan Pembuatan laporan Pelaksanaan magang di
DPL magang instansi selama 4 bulan

Penjemputan mahasiswa magang

3.3 Kerja Sama


Kerjasama dalam kelompok magang selalu saling membantu dalam menyelesaikan
suatu masalah untuk mencapai tujuan bersama. Dan kerjsama dengan instansi sangat baik
yang selalu membantu mengarahkan kelompok magang dalam melakukan tugas yang
diberikan sehinggan dapat tercapai.

3.4 Hambatan/Kendala

Adapun kendala yang yang dihadapi selama kegiatan magang adalah adaptasi
dengan lingkunggan baru, jarak tempuh antara tempat magang dan tempat tinggal yang
lumayan jauh yaitu membutuhkan waktu 1 jam untuk sampai di tujuan, selain dalam
ketersedian data di Dinkes juga terbatas yaitu dalam bentukk jumlah total yang tidak
memungkinkan untuk melakukan penelitian kuantitatif. Selain itu, untuk melakukan

2
wawancara penelitian kualitatif mengalami keterbatas untuk melakukan wawancara
bersama penanggugjawab program karena serinng melakukan tugas luar.

3
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN KEGIATAN MAGANG
4.1 Hasil

Kegitan magang yang merupakan program dari kementerian pendidikan dan


kebudayaan yaitu program merdeka belajar kampus merdeka (MBKM). Universitas teuku
umar prodi ilmu kesehatan masyarakat mengikuti program magang dan bekerja sama
dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan magang selama satu semester
mulai tgl 21 Agustus sampai 21 Desember 2023. Luaran dari kegiatan magang ini adalah
karya tulis ilmiah yang didapatkan mahasiswa selama melakukan magang di instansi
tempat bekerja. Karya ilmiah yang disusun berdasarkan studi kasus selama kegiatan
magang menjadi persyaratan administrasi untuk mendapatkan gelar sarnaja kesehatan
masyarakat.

Seksi P2PM (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular) merupakan salah


satu seksi bidang P2P (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) yang ada dalam Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Seksi ini menjalankan beberapa program salah satu
nya adalah Hepatitis dan program Hiv. Adapun hasil yang diperoleh dari kegiatan magang
di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara selama 4 bulan adalah dapat mengetahui
sistem kerja di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara mengetahaui insfratruktur yang
dibangun di desa melalui program dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dan
mendapatkan informasi baru terkait struktur pembangunan yang baik, serta mendapatkan
informasi baru terkait kendala dalam program Hiv/Aids dan Hepatitis ,capaian indikator
program, tatalaksana program dan keberhasilan program tersebut.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti bersama penanggungjawab


program da staf program HIV/AID dan Hepatitis Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara yang dilakukan peneliti menegenaiTriple Eliminasi pada ibu hamil yang membahas
tentang HIV pada ibu hamil, sifilis pada ibu hamil, dan hepatitis pada ibu hamil.
Berdaarkan informasi yang diperoleh bahwa tiga indikator tersebut belum mencapai target
sesuai dengan target nasional yaitu

Jumlah masyarakat penerima manfaat pembangunan Sumur Dalam Terlindungi dari


dinas PUPR Aceh Barat melalui saluran perpipaasn dari sistem pengolahan air minum
sebanyak 50 rumah. Dana anggaran untuk kegiatan pengolahan dan pengembangan sistem
penyediaan air minum (SPAM) sebesar 741,320,000,00 (Tujuh Ratus Empat Puluh Juta
Tiga Ratus Dua Puluh Ribu Rupiah), pelaksanaan program ini pada tahun 2023

3
Tabel 4.1 Capain Indikator indikator dari setiap program P2PM TW 3 tahun 2023

N Progra Indikator Targe Capaian TW 3


o m t (Januari -
September)
1 2 3 4 5
1 TB Paru 1 90% 90%
2 Angka Penemuan Kasus 91% 42.5%
Tuberkulosis (TC)
2 HIV / 3 Persentase orang dengan risiko 85% 33.5%
AIDS terinfeksi virus yang melemahkan
sistem kekebalan tubuh manusia yang
mendapatkan skrining HIV
4 Persentase Orang dengan HIV 90% 90.0%
(ODHIV) baru ditemukan
mendapatkan pengobatan ART
5 Persentase pasien sifilis yang diobati 80% 58.5%

3 Hepatiti 6 Persentase Puskesmas melaksanakan 90% 92%


s pencegahan dan pengendalian
Hepatitis B
7 Persentase kabupaten/kota yang 70% 90.9%
melaksanakan deteksi dini Hepatitis
B dan C pada populasi berisiko
4 Diare 8 CFR diare pada saat KLB <1,2% 0%
9 Persentase pengobatan kasus diare 70% 100%
sesuai standar
5 ISPA/P 10 Cakupan penemuan dan tata laksana 60% 77%
neumon kasus pneumonia pada balita
ia 11 Persentase pengobatan kasus 70% 69.41%
pneumonia sesuai standar
6 Frambu 12 Angka penemuan kasus baru <0,10 0
sia frambusia per 100.000 penduduk
7 Kusta 13 Angka penemuan kasus baru kusta ≤5 0.75 per 100.000
per 100.000 penduduk per penduduk
100.00
0
pendu
duk
14 Angkat Cacat Kusta Tk.2 <20% 7%
8 Malaria 15 Angka Penemuan Kasus Malaria Per 0.09 0.06
1000 Penduduk (API)

3
16 Jumlah kabupaten/kota yang 33 33 kab/kota
mencapai positivity rate (PR) < 5% kab/ko
ta
9 DBD 17 Angka kesakitan (Incidence Rate) <10/10 24,2/100.000
DBD per 100.000 penduduk 0.000 penduduk
pendu
duk
18 Angka kematian (Case Fatality Rate) <1% 0.49%
DBD
1 Zoonosi 19 Angka zoonosis lainnya (Flu burung, 85% 76.5%
0 s rabies, antraks, leptopirosis ) yang
ditangani sesuai standar
1 Kecacin 20 Prevalensi kecacingan pada anak <10% 11.8%
1 gan sekolah
21 Cakupan Pemberian Obat >75% 95.0%
Pencegahan Massal (POPM)
cacingan
1 Filariasi 22 Jumlah Kabupaten/Kota endemis 9 7 kab/kota
2 s filariasis berhasil menurunkan angka kab/ko
mikrofilaria <1% ta
23 Jumlah kabupaten/kota endemis 9 1
filariasis yang mencapai eliminasi kab/ko
ta
24 Angka Mikrofilaria Rate (Mf Rate) <1% 0
(Sumber laporan Dinkes provsu, September 2023)

4.2 Pembahasan

4.2.1 Program Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Kecacingan Dinas


Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2023
cacingan merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat
di Indonesia karena berjangkit di sebagian besar wilayah Indonesia dan dapat
mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan, dan produktifitas
upaya reduksi cacingan pada masyarakat terutama kelompok anak balita dan anak usia
sekolah perlu dilakukan peningkatan pemberdayaan masyarakat dan komitmen lintas
program dan lintas sektor
Lebih dari 1.5 milyar orang atau 24% penduduk dunia, terinfeksi cacing. Lebih dari
270 juta anak pra sekolah dan lebih dari 600 juta anak usia sekolah tinggal di area yang
mudah tertular cacingan dan membutuhkan pengobatan dan pencegahan cacingan. Lebih
dari 58 juta anak menjadi sasaran minum obat cacing di Indonesia.

3
Gambar. 4. 1 Cakupan kasus Kecacinggan di Dinkes Provsu tahun 2023

(Sumber : Laporan dari program Kecacingan tahun 2023)

Dan kecacingan Provinsi Sumatera Utara tahun 2023 Angka Prevalensi Cacingan
masih belum mencapai target Nasional yaitu Reduksi Cacingan dimana Prevalensi
Kecacingan di bawah 10%, masing –masing Kabupaten/Kota dan Prevalensi Kecacingan
Provinsi Sumatera Utara 11,8% Target Pusat Capaian Cakupan POPM Kecacingan
Cakupan diatas 75% , dan Capaian POPM sudah 95% (di atas Target Nasional) Integrasi
Lintas Program dan Lintas Sektor terutama terkait Stunting yaitu Anemi pada Ibu Hamil
yang cacingan.
Percepatan pencapaian reduksi cacingan harus melibatkan lintas sektor diperlukan
regulasi bagi Kabupaten/Kota Pendanaan program T.A 2023, bersumber Dana APBD dan
APBN
Pedoman dalam melaksanakan program kecacinggan adalah Permenkes No. 15
tahun 2017 tentang Penanggulangan Cacingan, Buku “100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk
Intervensi Anak Kerdil, dan Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
tentang Pelaksanaan Pemberian Obat Pencegahan Massal Cacingan di Daerah Intervensi
Stunting tahun 2019.
Kegiatan yang dilakukan untuk penanggulangan kecacingan di provinsi Sumatera
Utara sebagai berikut :
 Promosi Kesehatan
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat
2. Meningkatkan PHBS
3. Meningkatkan Perilaku Mengkonsumsi Obat Cacing
4. Meningkatkan Koordinasi Institusi dan Lembaga Terkait
 Surveilans Cacingan
1. Penemuan Kasus Cacingan
2. Survei Faktor Risiko
3. Survei Prevalensi Cacingan
 Pengendalian Faktor Risiko
1. Menjaga kebersihan perorangan
2. Menjaga kebersihan lingkungan

3
 Penanganan Penderita
1. Pengobatan penderita
2. Penanganan komplikasi cacingan
3. Konseling kepada penderita dan keluarga
 POPM Cacingan
1. Pada anak 1 – 12 tahun
2. Berdasarkan prevalensi daerah
3. Terintegrasi dengan kegiatan/program lainnya

4.2.2 Program Demam Berdarah Dangue (DBD) di Provinsi Sumatera Utara 2023

DBD (Demam Berdarah Dengue) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue tipe 1-4, dengan manifestasi klinis demam mendadak 2-7 hari disertai gejala
perdarahan dengan atau tanpa syok, disertai pemeriksaan laboratorium menunjukkan
trombositopenia (trombosit kurang dari 100.000) dan peningkatan hematokrit 20% atau
lebih dari nilai normal

Situasi DBD di Provinsi Sumatera Utara Persentase kabupaten/kota yang


mempunyai Incidence Rate DBD < 10/100.000 penduduk (permenkes RI No 13 tahun
2022 ttg perubahan permenkes RI no 21 tahun 2020 ttg renstra kemkes th 2020 - 2024.
Persentase kabupaten/kota yang mempunyai Incidence Rate DBD < 49/100.000 penduduk.

Gambar. 4.2 Angka kesakitan DBD tahun 2023

(Sumber : Laporan program DBD tahun 2023)

Dengue masih menjadi masalah kesehatan di masyarakat. Perlu penguatan


pelaksanaan program termasuk dimasa pandemic COVID19 Pemerintah telah melauching
Stranas Penangulangan Dengue 2021 – 2025 Partisipasi semua pihak harus terus diperkuat,
dilakukan secara sinergis dan berkesinambungan Pengaktifan POKJANAL infeksi dengue
(DBD), mulai dari Provinsi, Kabupaten/Kota sampai ketingkat Desa/Kelurahan.
Pemberdayaan masyarakat menjadi peran utama kegiatan PSN 3M Plus melalui G1R1J
Perlu dilakukan inovasi, invensi, kreasi berbasis local context dan bukti (evidens).
Pedoman dalam tatalaksana DBD adalah Permenkes NOMOR
HK.01.07/MENKES/9845/2020

3
Kegiatan yang dilakukan dalam program DBD untuk mencapai target nasional
adalah sebagai berikut:
 Pemberdayaan masyarakat melalui G1R1J (Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik)
 Revitalisasi Pokjanal pelibatan multisektoral
 Pengambilan Kebijakan berbasis data
 Penguatan Surveilans
 Perencanaan dan penganggaran.
 Inovasi berbasis teknologi

4.2.3 Program Malaria di Provinsi Sumatera Utara 2023

Malaria masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat
menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi yaitu bayi, anak balita dan
ibu hamil. Selain itu, malaria secara langsung menyebabkan anemia dan dapat menurunkan
produktivitas kerja.
Malaria merupakan salah satu penyakit yang menjadi prioritas baik global maupun
nasional. Hal ini tercantum dalam butir 3.3. SDGs (Sustainable Development Goals) dan
RPJMN serta rencana strategis Kemenkes. Ditargetkan bahwa pada tahun 2030 Indonesia
dapat mencapai eliminasi malaria.

Kebijakan Pemerintah saat ini yang sedang dilaksanakan adalah eliminasi malaria
melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 293 tahun 2009,
Tentang Eliminasi Malaria. Status Eliminasi Malaria diberikan oleh Menteri Kesehatan RI
bagi Kab/Kota/Provinsi yang sudah melalui tahapan penilaian olehTim Assesment
Nasional dan Provinsi dengan beberapa item penilaian pada saat ivent HMS setiap Tanggal
25 April). Eliminasi Malaria adalah Upaya untuk menghentikan penularan malaria
setempat (indigenous) dalam satu wilayah geografis tertentu.

Namun Eliminasi Malaria bukan berarti tidak ada lagi kasus malaria/ Vektor
impor, sehingga tetap dibutuhkan kegiatan kewaspadaan untuk mencegah penularan
kembali melalui kegiatan (surveilans, PE 1-2-5 dengan Intervensi yang tepat, survey vector,
IRS, MBS, peningkatan kompetensi petugas laboratorium, OJT, stock out OAM serta
monev secara berkala.
Eliminasi malaria merupakan kegiatan yang dilakukan dalam menghilangka kasus
malaria di provinsi Sumatera Utara tahun 2023 dan Pokja Malaria untuk mempermudah
koordinasi dalam penatalaksanaan kasus malaria, khususnya di rumah sakit - rumah sakit
baik di wilayah endemis malaria maupun bebas malaria.

3
Tabel. 4. 2 Kab /kota eliminasi malaria dan sudah eliminasi

NO KABUPATEN / KOTA SUDAH ELIMINASI

1 Deli Serdang 13 Binjai

2 Sergai 14 Padang Sidempuan

3 Labuhan Batu 15 Simalungun

4 Samosir 16 Karo

5 Toba Samosir 17 Tapanuli Selatan

6 Humbang Hasundutan 18 Karo

7 Pakpak Barat 19 Padang Lawas Utara

8 Sibolga 20 Padang Lawas

9 Tanjung Balai 21 Tapanuli Utara

10 Pematang Siantar 22 Tapanuli Tengah

11 Tebing Tinggi 23 Mandailing Natal

12 Medan

Tabel. 4.3 Kab/Kota eliminasi malaria dan belum eliminasi

NO KABUPATEN / KOTA BELUM ELIMINASI

1 Labuhan Batu

2 Nias Utara

3 Nias Barat

4 Langkat

5 Asahan

6 Labuhan Batu Utara

3
7 Batu Bara

8 Nias Selatan

9 Nias

10 Kota Gunung Sitoli

(Sumber : Laporan Program Malaria tahun 2023)

4.2.4 Program Hepatitis di Provinsi Sumatera Utara 2023


a. Hepatitis
Hepatitis B adalah penyakit menular dalam bentuk peradangan hati yang
disebabkan oleh virus Hepatitis B. Penyakit Hepatitis merupakan penyebab kematian ke-7
di Indonesia Penularan penyakit hepatitis B banyak terjadi secara vertical yaitu melalui ibu
ke anak sekitar 90%-95%. Tujuan global mengakhiri eliminasi HIV , Sifilis dan Hepatitis
sebagai ancaman kesehatan masyarakat pada tahun 2030 ( SDG’s).
Kebijakan program p2 hepatitis di indonesia adalah PERMENKES NO 53/2015
Tentang Penanggulangan Hepatitis Virus secara komprehensif melalui pendekatan Promosi,
Pencegahan, Deteksi Dini dan Penatalaksanaan dan PERMENKES NO 52/2017 tentang
Eliminasi Penularan Hepatitis B, HIV, Sifilis dari ibu ke anak PPIA pada tahun 2022.

Gambar. 4.3 Persentase Ibu Hamil reaktif HBsAg

(Sumber Laporan Program Hepatitis tahun 2023)


Untuk melakukan pemutusan mata rantai penularan, maka perlu dilakukan deteksi
dini Hepatitis B pada kelompok berisiko yaitu ibu hamil. Apabila ibu hamil mempunyai
HbsAg reaktif, maka bayi yang dikandungnya perlu dilindungi dengan pemberian HbIG
segera setelah bayi dilahirkan (< dari 24 jam).

Kegiatan yang dilakukan dalam program Hepatitis untuk mencapai target nasional adalah
sebagai berikut:
 Deteksi Dini Hepatitis B minimal 90% Ibu Hamil diperiksa terintegrasi dengan
HIV dan Sifilis (Triple Eliminasi)

3
 Deteksi Dini Hepatitis C pada populasi berisiko (penasun, ODHA, WBP, pasien
hemodialisa)
 Peningkatan Layanan Hepatitis C ke beberapa provinsi → 34 provinsi
 Penguatan Sistem Pencatatan dan Pelaporan (SIHEPI)

4.2.5 Program HIV/AIDS di Provinsi Sumatera Utara 2023

HIV Human Immunodeficiency Virus adalah retrovirus yang termasuk


golongan RNA virus, yaitu virus yang menggunakan RNA sebagai molekul pembawa
informasi genetik. Sebagai retrovirus, HIV memiliki sifat khas karena memiliki enzim
reverse transcriptase, yaitu enzim yang memungkinkan virus mengubah informasi
genetiknya yang berada dalam RNA ke dalam bentuk DNA yang kemudian di
integrasikan ke dalam informasi genetic sel limfosif yang diserang. Dengan demikian
HIV dapat memanfaatkan mekanisme sel limposit untuk mengkopi dirinya menjadi
virus baru yang memiliki ciri-ciri HIV. AIDS adalah kependekan dari Acquired
Immune Deficiency Syndrome berarti didapat bukan dari keturunan. Immune terkait
dengan system kekebalan tubuh kita. Deficiency berarti kekurangan. Syndrome berarti
penyakit dengan kumpulan gejala, bukan gejala tertentu. Jadi, AIDS berarti kumpulan
gejala akibat kekurangan atau kelemahan sistem kekebalan tubuh yang dibentuk
setelah lahir. Jelasnya, AIDS akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia
yang didapat (bukan karena keturunan), tetapi disebabkan oleh virus HIV
Pedoman dalam pelaksanaan program HIV/AIDS adalah Peraturan Menteri
Kesehatan No. 23 Tahun 2022 Tentang Penanggulangan HIV AIDS & PIMS.

Gambar. 4.4 Penemuan Kasus HIV di Provinsi Sumatera Utara Tahun 1994 s.d Juni 2023

(Sumber : Laporan Program HIV/AIDS tahun 2023)

Jumlah ODHA Nasional pada tahun di indonesia adalah 526.841 Orang,


Sedangkan Estimasi jumlah ODHA di provinsi Sumatera Utara pada tahun adalah
sebanyak 27.772 Orang, dengan HIV + (positif) Sumatera Utara sejak 1994 sampai Juni
2023 24.186 Orang. Sedangkn pada tahun 2023 sebanyak 1449 ODHA.

3
Kegiatan yang dilakukan dalam mencapai target nasional program HIV/AIDS
adalah sebagai berikut:
 Menemukan kasus
 Melakukan intervensi berupa pengobatan ARV
 Melakukan pelaporan melalui SIHA
 Meningkatkan kemampuan teknis SDM
 Melakukan Penilitian, pengembangan, inovasi
 Melakukan bimtek dan monev
kepada Kab/Kota

4.2.6 Program Filariasis di Provinsi Sumatera Utara 2023

Filariasis merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria
& ditularkan melalui nyamuk. Infeksi pada penyakit ini dapat berdampak pada beberapa
hal seperti menimbulkan kecacatan menetap, stigma sosial, hambatan psikologis sehinggan
dapat menurunkan kwalitas SDM dan menimbulkan kerugian ekononomi.
Gejala klinis bagi penderita rabies sendiri seperti, demam berulang > 1 – 2 x setiap
bulan bila bekerja berat, tapi dapat sembuh tanpa diobati dan timbul benjolan & terasa
nyeri pada lipatan paha atau ketiak tanpa ada luka. Sedangkan gejala akut menunjukkan
limfadenitis, limfagngitis, AD dan abses. Dengan inkubasi 8 sampai 16 bulan. Kegiatan
pokok program filariasis ada 2 yaitu Pemetaan kasus kronis filariasis dan Baseline survey
(SDJ).

Gambar. 4.5 Jumlah kasus Filariasis di Provinsi Sumatera Utara 2023

(Sumber :Laporan laporan program Filariasis tahun 2023)

Jumlah kasus filariasis di Provinsi Sumatera Utara tahun 2023 adalah 0 kasus.
Pedoman dalam pelaksanaan program filariasis adalah Permenkes No 94 Tahun 2014
tentang Penanggulangan Filariasis
Kegiatan yang dilakukan dalam program filariasis untuk mencapai target nasional
adalah sebagai berikut:
 Memutuskan mata rantai penularan Filariasis
 Mencegah dan membatasi kecacatan

4
 Monitoring dan evaluasi

4.2.6 Program /Zoonosis Rabies di Provinsi Sumatera Utara 2023

Rabies adalah penyakit menular akut yang menyerang sistem saraf pada manusia
dan hewan berdarah panas yang disebabkan oleh virus rabies (genus Lyssa Virus),
Masyarakat mengenal ‘’ Penyakit Anjing Gila. • Cara penularan rabies melalui gigitan dan
non gigitan (goresan, cakaran atau jilatan pada kulit terbuka/ mukosa • Penyakit ini bersifat
fatal, biasanya berakhir dengan kematian (CFR 100%). Di dunia sebanyak 99% kematian
akibat rabies disebabkan oleh gigitan anjing, sisanya ditularkan oleh kucing & kera.

Gambar. 4.6 Kasus di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2023

(Sumber: Laporan program Rabies 2023)

Berdasarkan data laporan program rabies, angka penemuan GHPR paling tinggi di
Sumatera Utara 2023 adalah Kabuparten Samosir sebesar 1.059 GHPR, dan jumlah kasus
rabies yang positif pada tahun 2023 sebesar 14 kasus.

Pedoman dalam pelaksanaan program adalah sebagai berikut:


 UU No. 1 Tahun 1962 tentang Karantina Laut (Lembaran Negara RI Tahun 1962 No.
2 Tambahan Lembaran Negara RI. No. 2373)
 UU No. 2 Tahun 1962 tentang Karantina Udara (Lembaran Negara RI Tahun 1962
No. 3 Tambahan Lembaran Negara RI. No. 2374)

4
 UU No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara RI
Tahun 1984 No. 20 Tambahan Lembaran Negara RI. No. 3273 & 3275

Kegiatan yang dilakukan oleh program dalam mencapai target nasional sebagai
berikut:
1. Pengendalian
2. Surveilans
3. Penanganan kasus
4. Promosi kesehatan

4.2.7 Program Tuberkulosis di Provinsi Sumatera Utara 2023

Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi


bakteri Mycobacterium tuberculosis di paru. Kondisi ini, kadang disebut juga dengan TB
paru. Bakteri tuberkulosis yang menyerang paru menyebabkan gangguan pernapasan,
seperti batuk kronis dan sesak napas. Penderita TBC biasanya juga mengalami gejala lain
seperti berkeringat di malam hari dan demam. Pengobatan penyakit tuberkulosis biasanya
membutuhkan waktu berbulan-bulan dengan aturan minum obat yang ketat guna mencegah
risiko terjadinya resistensi antibiotik. Jika tidak ditangani dengan segera, TBC dapat
berakibat fatal. Bakteri Mycobacterium tuberculosis dapat menginfeksi bagian organ tubuh
lainnya, seperti ginjal, tulang, sendi, kelenjar getah bening, atau selaput otak, kondisi ini
dinamakan dengan TB ekstra paru. Indonesia berada di urutan ke 3 negara dengan kasus
TBC tertinggi di dunia setelah India dan Cina. Data tahun 2019 menunjukkan, ada sekitar
845.000 penderita TBC di Indonesia. Penyakit ini dapat berakibat fatal bagi penderitanya
jika tidak segera ditangani. Meski begitu, TBC adalah penyakit yang dapat disembuhkan
dan bisa dicegah.

Gambar. 4.7 Capaian Penemuan Kasus per Kab/Kota di Provinsi Sumatera Utara Januari-
Juni Tahun 2023

(sumber : Laporan program TBC Dinkes Provsu 2023)


Cakupan notifikasi kasus TBC Jan-Juni tahun 2023 untuk Provinsi Sumut masih
mencapai 25,5%, dan ada 5 kabkota yang sudah mencapai target per semester yaitu Nias
(84,9%), Sibolga (78,9%), Pematangsiantar (55,1%), Pakpak Bharat (49,4%) dan Dairi
(48,3%) dari target yang harus dicapai adalah 91%.

4
Pedoman dalam pelaksanaan program TBC adalah Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis.
Kegiatan yang dilakukan oleh program dalam mencapai target nasional sebagai
berikut:
 Mengatasi Under reporting
 Mengoptimalkan yang sudah dicapai
 Mengakses yang belum terjangkau
 Kegiatan khusus Tuberkulosis Resisten Obat

4.2.8 Program Vektor di Provinsi Sumatera Utara 2023


Vektor adalah artropoda yang dapat menularkan,memindahkah dan/atau menjadi
sumber penular penyakit terhadap manusia. Pengendalian vektor adalah semua kegiatan
atau tindakan yang ditujukan untuk menurunkan populasi vektor serendah mungkin
sehingga keberadaannya tidak lagi berisiko untuk terjadinya penularan penyakit tular
vektor di suatu wilayah atau menghindari kontak masyarakat dengan vektor sehingga
penularan penyakit tular vektor dapat dicegah. ujuan upaya pengendalian vektor adalah
untuk mencegah atau membatasi terjadinya penularan penyakit tular vektor di suatu
wilayah, sehingga penyakit tersebut dapat dicegah dan dikendalikan.

Pedoman dalam pelaksanaan program vektor adalah Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit
Serta Pengendaliannya.

Gambar. 4.8 Capaian indikator kabupaten/kota melakukan surveilans vektor dan binatang
pembawa penyakit

Sumber : Laporan Program Vektor Tahun 2023

Berdasarkan data capaian indikator kabupaten Nias Selatan memiliki capaian paling
rendah dari 33 kab/kota lainnya yaitu sebesar 8,3% pada tahun 2023

4
Kegiatan yang dilakukan dalam program vektor untuk mencapai target nasional
adalah sebagai berikut:
 Pelatihan entomolog malaria
 Uji resistensi
 Pelatihan dan ojt (dipa kemenkes dan who)

4.2.9 Program Diare di Provinsi Sumatera Utara 2023

Diare adalah gangguan pencernaan yang ditandai dengan buang air besar encer 3
kali atau lebih dalam sehari. Diare penyebab angka kesakitan dan kematian pada Balita dan
salah satu determinan stunting Secara geografis Indonesia rawan bencana. Bayi dan anak
balita merupakan kelompok rawan di daerah risiko bencana untuk terjangkit penyakit
infeksi saluran pencernaan, diantaranya karena asupan makanan menjadi terganggu,
hygiene-sanitasi yang tidak memadai. Diare merupakan salah satu penyakit yang sering
menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) terjadi di Provinsi Sumatera Utara.

Tahun 2022 terjadi KLB Diare 1 (satu) kali di Kabupaten Nias Barat dengan CFR
sebesar 0% dan Bulan Februari Tahun 2023 terjadi KLB Diare sebanyak 1 (satu) kali di
Kabupaten Padang Lawas Utara dengan CFR sebesar 0%. CFR KLB Diare berada dibawah
target nasional yaitu ≤ 1,2%. Hal ini menunjukkan bahwa penanganan kasus penderita
diare sudah ditingkatkan, pasien yang mengalami diare dengan segera mendapatkan
pelayanan tatalaksana diare sudah sesuai standar dari fasilitas pelayanan kesehatan dan
kader kesehatan sehingga kasus kematian akibat diare tidak ada dan angka kesakitan dapat
diturunkan.

Gambar. 4.9 Angka kematian Diare

(sumber: Laporan Program Diare )


Tahun 2022 terjadi KLB Diare 1 (satu) kali di Kabupaten Nias Barat dengan CFR
sebesar 0% dan Bulan Februari Tahun 2023 terjadi KLB Diare sebanyak 1 (satu) kali di
Kabupaten Padang Lawas Utara dengan CFR sebesar 0%. CFR KLB Diare berada dibawah
target nasional yaitu ≤ 1,2%.
Hal ini menunjukkan bahwa penanganan kasus penderita diare sudah ditingkatkan,
pasien yang mengalami diare dengan segera mendapatkan pelayanan tatalaksana diare

4
sudah sesuai standar dari fasilitas pelayanan kesehatan dan kader kesehatan sehingga kasus
kematian akibat diare tidak ada dan angka kesakitan dapat diturunkan.
Pedoman dalam tatalaksana program diare adalah Permenkes No 21 Tahun 2020

Kegiatan program diare adalah sebagai berikut:


1. Advokasi dan sosialisasi kepada pemangku kepentingan
2. Sosialisasi dan edukasi tentang pengendalian penyakit diare terhadap petugas diare
terkait
3. Penanganan penderita diare sesuai tatalaksana standar
4. Surveilans epidemiologi dan bantuan teknis dalam penanggulangan KLB penyakit
diare
5. Upaya pencegahan dengan lintas program, lintas sektor dan masyarakat
6. Penyusunan dan pengembangan pedoman pengendalian penyakit diare

4.2.9 Program Kusta di Provinsi Sumatera Utara 2023

Kusta adalah penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium
leprae. Penanggulangan Kusta adalah upaya kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan
angka kesakitan dan memutus mata rantai penularan Kusta.

Gambar. 4.10 Penemuan kasus baru kusta kabupaten/kota Sumatera Utara Tahun 2023

(Sumber: Laporan Program Kusta 2023)

Pedoman dalam tatalaksanprogram kusta adalah Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2019 Tentang Penanggulangan kusta.
Kegiatan dalam program kusta adalah sebagai berikut:
1. Mengupayakan integrasi program dalam kegiatan aktif di lapangan
2. Melakukan koordinasi secara berkesinambungan dengan Dinkes Kab/Kota
3. Melakukan koordinasi intensif ke pusat / Kemenkes dalam rangka percepatan suply
obat kusta dari WHO

4.2.11 Program Frambusia di Provinsi Sumatera Utara 2023

4
Penyakit Frambusia, Yaws, atau Patek yang selanjutnya disebut Frambusia adalah
penyakit menular langsung antar manusia yang disebabkan oleh infeksi kronis bakteri
Treponema Pertenue dan pada umumnya terlihat sebagai lesi pada kulit serta dapat
menyebabkan cacat pada tulang. Penanggulangan Frambusia adalah upaya kesehatan yang
ditujukan untuk memutus mata rantai penularan serta menghilangkan angka kesakitan dan
kecacatan. Eradikasi Frambusia adalah upaya pembasmian yang dilakukan secara
berkelanjutan untuk menghilangkan Frambusia secara permanen sehingga tidak menjadi
masalah kesehatan masyarakat secara nasional.

Gambar. 4.11 Peta Kasus Frambusia di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2023

(Sumber: Laporan Program Kusta)

Berdasarkan data laporan Case Detection Rate Frambusia, Tahun 2022 – Juni 2023
North Sumatera Province Cdr = 0,00 Per 100.000 Penduduk sedangkan Indikator <0,10
Per 100.000 Penduduk. Maka dapat disimpulkan bahwa kasus frambusia di Provinsi
Sumatera Utara adalah nol.

Pedoman dalam tatalaksana program frambusia adalah Peraturan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2017 Tentang Eradikasi frambusia
Kegiatan program frambusia adalah memastikan 30 kab/kota dapat mengusulkan sertifikasi
eradikasi frambusia tahun 2024.

4.2.12 Program Ispa di Provinsi Sumatera Utara 2023

Ispa adalah Infeksi akut yang menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran napas
mulai hidung- alveoli termasuk(sinus,rongga telinga tengah,pleura). Penumonia adalah
Adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru(alveoli). Ispa bagian atas adalah
Infeksi akut yang menyerang saluran pernafasan bagian atas.

Gambar. 4.12 Persentase Penemuan kasus pneumonia balita di Provinsi Sumatera Utara
tahun 2023

4
(Sumber: Laporan Program ISPA 2023)

Berdasarkan data kasus penemuan kasus paling tinggi dari 33 kab/kota di provinsi
Sumatera Utara adalah kabupaten Nias sebesar 84,9%.

Pedoman dalam tatalaksana program ispa adalah Peraturan Menteri Kesehatan


Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Kegiatan dalam tatalaksana program ispa adalah layanan Pencegahan dan


Pengendalian Penyakit ISPA meliputi kegiatan advokasi, sosialisasi dan kordinasi, bimtek,
monitoring evaluasi dan asistensi, penguatan jejaring kerja dan partisipasi masyarakat,
penyusunan dokumen rencana kontijensi, penyusunan/reviu/update NSPK, pertemuan
valisasi data, peningkatan kapasitas SDM dan pengadaan sarana prasarana.

4
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan indikator program tb paru, target angka keberhasilan pengobatan
Tuberkulosis atau succes rate sebesar 90 %, sedangkan capaian hingga tw 3 sebesar
90 %. Maka indikator tersebut telah mencapai target. Angka penemuan kasus
Tuberkulosis (TC) target sebesar 91 %, sedangkan capaian hingga tw 3 sebesar
42,5 %. Maka indikator tersebut belum mencapai target.
2. Berdasarkan indikator program HIV/AIDS dalam persentase ODHIV baru
ditemukan mendapatkan skrining HIV sebesar 90 %. Maka indikator tersebut telah
mencapai target, sedangkan persentase orang yang terkena risiko terinfeksi virus
dan pasien sifilis yang diobati belum mencapau target.
3. Berdasarkan capaian indikator program hepatitis telah mencapai target.
4. Berdasarkan indikator program diare telah mencapai target sebesar 100 % dalam
persentase pengobatan kasus diare sesuai standart.
5. Berdasarakan indikator program ispa/pneumonia dalam cakupan penemuan dan
tatalaksana kasus pneumonia pada balita telah mencapai 77 %, maka capaian
tersebut telah berhasil. Target capain indikator tahun 2024 sebesar 90 %.
6. Berdasarkan indikator program kusta telah mencapai target.
7. Berdasarkan indikator program frambusia telah mencapai target eradikasi
frambusia.
8. Berdasarkan indikator program malaria telah mencapai target dan indikator
program
9. DBD telah mencapai target dalam IR dan CFR.
10. Berdasarkan indikator program kecacinggan telah mencapai target.
11. Berdasarkan indikator program zoonosis belum mencapai target yang di tanggani
sesuai standar dan telah mencapai target dalam CFR.
12. Berdasarkan indikator filariasis belum mencapai target.
Berdasarkan laporan dan temuan kasus tertinggi di provinsi sumatera utara, maka
program Tuberkulosis merupakan program penanggulanggan prioritas di Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara.

5.2 Rekomendasi
Berdasarkan pengalaman penulis magang di Dinas Kesehatan Provinsi Saumatera
Utara, penulis berharap kerjasam antara universitas dan instansi dapat terus berlanjut.
Penulis berharap setiap program di Bidang P2P terkhususnya seksi P2PM memili aplikasi
yang lebih baik lagi agar pelaporan mudah dilakukan oleh setiap kab/kota.

4
Lampiran 1. Log Book Magang

LOG BOOK MAGANG

PROGRAM STUDI S 1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH

2023

4
IDENTITAS MAHASISWA

Nama Ungsi Maranatha Padang


NIM 2005902010163
Daerah Magang Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

Pembimbing Lapangan Mahasiswa

(Perry Boy Chandra Siahaan,S.K.M.,M.Kes) Ungsi Maranatha Padang

Pembimbing Akademik

(Zakiyuddin, SKM,. M.Kes)

5
MAGANG PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
TAHUN 2023
Bulan : Agustus Pekan Ke 1

Periode Tangal : 21 s/d 25 Agustus 2023

Hari / Tanggal Kegiatan

Senin / 21 Agustus 2023 1. Apel pagi


2. Pertemuan dengan kabid P2P
3. Pertemuan dengan kasi P2PM
4. Pertemuan dengan supervisor
5. Penjabaran program secara umum di
bidang P2P oleh superisor

Selasa / 22 Agustus 2023 1. Penjabaran program P2Pm secara


umum oleh staf P2P
2. Penjabran program P2PM secara umum
oleh supervisor

Rabu / 23 Agustus 2023 1. On job training tatalaksana


porgram hepatitis
2. Kebaktian imanuel dinkes provsu
3. On job training tatalaksana
program hepatitis

Kamis / 24 Agustus 2023 1. Merekap laporan bulanan porgram


hepatitis dan diare
2. On job training program hepatitis

Jumat/ 25 Agustus 2023 1. Senam pagi


2. On job training tatalaksana kusta
3. On job training tatalaksana frambusia

Uraian Kegiatan Penting (Tambahkan Jika Ada)

Pengesahan

Pembimbing Lapangan Mahasiswa

(Perry Boy Chandra Siahaan,S.K.M.,M.Kes) (Ungsi Maranatha Padang)

5
MAGANG PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
TAHUN 2023
Bulan : Agustus Pekan Ke 2

Periode Tangal : 28 Agustus 2023 s/d 1 September 2023

Hari / Tanggal Kegiatan

Senin / 28 Agustus 2023 1. Apel pagi


2. Ku njunggan DPL ke dinkes
3. On job training program HIV/AIDS

Selasa / 29 Agustus 2023 1. Membuat nota disposisi permintaan


logostik hepatitis
2. On job training program ISPA

Rabu / 30 Agustus 2023 1. On job training program rabies


2. Kebaktain imanuel dinkes provsu

Kamis / 31 Agustus 2023 1. On job training program ispa


2. Merekap laporan bulanan
program hepatitis

Jumat/ 1 September 2023 4. Senam pagi


5. On job training tatalaksana kusta
6. On job training tatalaksana frambusia

Uraian Kegiatan Penting (Tambahkan Jika Ada)

Pengesahan

Pembimbing Lapangan Mahasiswa

(Perry Boy Chandra Siahaan,S.K.M.,M.Kes) (Ungsi Maranatha Padang)

5
MAGANG PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
TAHUN 2023
Bulan : September Pekan Ke 3

Periode Tangal : 4 s/d 8 September 2023

Hari / Tanggal Kegiatan

Senin / 4 September 2023 1. Apel pagi


2. On job training tatalaksana program
TBC
3. Mengantarkan nota permintaan
logististik kab/kota ke gudang
vaksindan gudang RDT

Selasa / 5 September 2023 1. On job training program tbc


2. Merekap laporan bulanan program
hepatitis

Rabu / 6 September 2023 1. On job training program hepatitis


2. Kebaktain imanuel dinkes provsu

Kamis / 7 September 2023 1. On job training program hepatitis dan


diare
2. Menerima disposisii surat perintaan
logistik

Jumat/ 8 September 2023 1. Senam pagi


2. On job training program hepatitis dan
diare

Uraian Kegiatan Penting (Tambahkan Jika Ada)

Pengesahan

Pembimbing Lapangan Mahasiswa

(Perry Boy Chandra Siahaan,S.K.M.,M.Kes) (Ungsi Maranatha Padang)

5
MAGANG PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
TAHUN 2023
Bulan : Seoptember Pekan Ke 4

Periode Tangal : 11 s/d 15 September 2023

Hari / Tanggal Kegiatan

Senin / 11 September 2023 1. Apel pagi


2. melakukan Rekap RAB menjadi
APBD Seksi P2PM Tahun 2023 di
Program MALARIA
3. On job training program malaria

Selasa / 12 September 2023 1. On job training program malaria


2. Melakukan Rekap RAB menjadi
APBD Seksi P2PM Tahun 2023

Rabu / 13 September 2023 4. Melakukan Rekap RAB menjadi


APBD Seksi P2PM Tahun 2023 di
Program MALARIA
1. Kebaktain imanuel dinkes provsu

Kamis / 14 September 2023 3. On job training program malaria


1. Melakukan Rekap RAB menjadi
APBD Seksi P2PM Tahun 2023

Jumat/ 15 September 2023 1. Senam pagi


2. Melakukan Rekap RAB menjadi
APBD Seksi P2PM Tahun 2023

Uraian Kegiatan Penting (Tambahkan Jika Ada)

Pengesahan

Pembimbing Lapangan Mahasisw

(Perry Boy Chandra Siahaan,S.K.M.,M.Kes) (Ungsi Maranatha Padang)

5
MAGANG PRODI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

TAHUN 2023

Bulan : Seoptember Pekan Ke 5

Periode Tangal : 18 s/d 22 September 2023

Hari / Tanggal Kegiatan

Senin / 18 September 2023 1. Apel pagi


2. On Job training program hepatitis dan
malaria

Selasa / 19 September 2023 1. On Job training program hepatitis dan


diare
2. Serah terima nota logistik bersama staf
kab/kota

Rabu / 20 September 2023 1. On Job training program hepatitis


2. Kebaktain imanuel dinkes provsu

Kamis / 21 September 2023 1. On Job Training Program DBD


2. Merekap laporan bulan september
program Hepatitis/Diare

Jumat/ 22 September 2023 1. Senam pagi


2. On Job Training Program Hepatitis

Uraian Kegiatan Penting (Tambahkan Jika Ada)

Pengesahan

Pembimbing Lapangan Mahasiswa

(Perry Boy Chandra Siahaan,S.K.M.,M.Kes) (Ungsi Maranatha Padang)

5
MAGANG PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
TAHUN 2023
Bulan : Seoptember Pekan Ke 6

Periode Tangal : 25 s/d 29 September 2023

Hari / Tanggal Kegiatan

Senin / 25 September 2023 3. Apel pagi


4. On Job Training Tatalaksana Program
Filariasis

Selasa / 26 September 2023 3. On Job training program hepatitis dan


diare
4. Serah terima nota logistik bersama staf
kab/kota

Rabu / 27 September 2023 3. On Job training program hepatitis


4. Kebaktain imanuel dinkes provsu

Kamis / 28 September 2023 3. On Job Training Program DBD


4. Merekap laporan bulan september
program Hepatitis/Diare

Jumat/ 29 September 2023 3. Senam pagi


4. On Job Training Program Hepatitis

Uraian Kegiatan Penting (Tambahkan Jika Ada)

Pengesahan

Pembimbing Lapangan Mahasiswa

(Perry Boy Chandra Siahaan,S.K.M.,M.Kes) (Ungsi Maranatha Padang)

5
MAGANG PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
TAHUN 2023

Bulan : Oktober Pekan Ke 7

Periode Tangal : 2 s/d 6 Oktober 2023

Hari / Tanggal Kegiatan

Senin / 2 Oktober 2023 1. Apel pagi


2. Merekap laporan hep/diare bulan
september dari sihepi
3. Mengabsen kelengkapan laaporan
bulanan hep/diare kab/kota

Selasa / 3 Oktober 2023 1. Mengantarkan surat permintaan


kab/kota ke bagian umum
2. Serah terima nota logistik bersama staf
kab/kota
3. On job training program heptitis dan
diare

Rabu / 4 Oktober 2023 1. Membuat nota permohonan logistik


RDT dan mengantarkan ke gudang
RDT
2. Kebaktain imanuel dinkes provsu

Kamis / 5 Oktober 2023 1. Mengantarkan nota permohonan


logistik ke Gudang vaksin
2. Merekap laporan bulan september
program Hepatitis/Diare

Jumat/ 6 Oktober 2023 1. Senam pagi


2. On Job Training Program Hepatitis

Uraian Kegiatan Penting (Tambahkan Jika Ada)

Pembimbing Lapangan Mahasiswa

(Perry Boy Chandra Siahaan,S.K.M.,M.Kes) (Ungsi Maranatha Padang)

5
MAGANG PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
TAHUN 2023
Bulan : Oktober Pekan Ke 8

Periode Tangal : 9 s/d 13 Oktober 2023

Hari / Tanggal Kegiatan

Senin / 9 Oktober 2023 1. Apel pagi


2. On Job Training Tatalaksana Program
Vektori
3. On Job Training Tatalaksana Program
Vektor
4. Membuat SPT Foging di Inspektorat

Selasa / 10 Oktober 2023 1. Melakukan Fogging Program DBD ke


Inspektorat ProvsuSerah terima nota
logistik bersama staf kab/kota
2. Membuat SPT Fogging di BKAD
Provsu

Rabu / 11 Oktober 2023 1. Melakukan Fogging di Kantor BKAD


Provsu
2. Kebaktain imanuel dinkes provsu

Kamis / 12 Oktober 2023 1. On Job Training Program Kecacinggan


2. Membuat Nota disposisi logistik

Jumat/ 13 Oktober 2023 1. Senam pagi


2. On Job Training Program ISPA
3. Input Data Excel Ke SPSS di Program
ISPA

Uraian Kegiatan Penting (Tambahkan Jika Ada)

Pengesahan

Pembimbing Lapangan Mahasiswa

(Perry Boy Chandra Siahaan,S.K.M.,M.Kes) (Ungsi Maranatha Padang)

5
MAGANG PRODI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

TAHUN 2023

Bulan : Oktober Pekan Ke 9

Periode Tangal : 16 s/d 20 Oktober 2023

Hari / Tanggal Kegiatan

Senin / 16 Oktober 2023 1. Apel pagi


2. On Job Training Program Hepatitis
3. On Job Training Tatalaksana Program
diare

Selasa / 17 Oktober r 2023 1. On Job Training Program Hepatitis

Rabu / 18 Oktober 2023 1. Melakukan Fogging di Kantor BKAD


Provsu
2. Kebaktain imanuel dinkes provsu

Kamis / 19 Oktober 2023 1. Merekap laporan bulan oktober


program Hepatitis/Diare
2. Membuat Nota disposisi logistik
3. Menerima disposisi dan membuat nota
surat masuk

Jumat/ 20 Oktober 2023 1. Senam pagi


2. On Job Training Program Hepatitis

Uraian Kegiatan Penting (Tambahkan Jika Ada)

Pengesahan

Pembimbing Lapangan Mahasiswa

(Perry Boy Chandra Siahaan,S.K.M.,M.Kes) (Ungsi Maranatha Padang)

5
MAGANG PRODI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

TAHUN 2023

Bulan : Oktober Pekan Ke 10

Periode Tangal : 23 s/d 27 Oktober 2023

Hari / Tanggal Kegiatan

Senin / 23 Oktober 2023 1. Apel pagi


2. Merekap laporan bulan oktober
program Hepatitis/Diare
3. Membuat Nota disposisi logistik
4. Menerima disposisi dan membuat nota
surat masuk

Selasa / 24 Oktober 2023 1. On Job Training Program Hepatitis

Rabu / 25 Oktober 2023 1. On Job Training Program Hepatitis


2. Kebaktain imanuel dinkes provsu

Kamis / 26 Oktober 2023 1. Merekap laporan bulan oktober


program Hepatitis/Diare
2. Membuat Nota disposisi logistik
3. Menerima disposisi dan membuat nota
surat masuk

Jumat/ 27 Oktober 2023 1. Senam pagi


2. Melakukan Fogging di
DISDUKCAPIL Provsu

Uraian Kegiatan Penting (Tambahkan Jika Ada)

Pengesahan

Pembimbing Lapangan Mahasiswa

(Perry Boy Chandra Siahaan,S.K.M.,M.Kes) (Ungsi Maranatha Padang)

6
MAGANG PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
TAHUN 2023

Bulan : November Pekan Ke 11

Periode Tangal : 30 Oktober 2023 s/d 3 November 2023

Hari / Tanggal Kegiatan

Senin / 30 Oktober 2023 1. Apel pagi


2. On Job Training Program Hepatiti
3. Membuat Nota disposisi logistik
5. Menerima disposisi dan membuat nota
surat masuk

Selasa / 31 Oktober 2023 1. On Job Training Program Hepatitis

Rabu / 1 November 2023 1. On Job Training Program Hepatitis


2. Kebaktain imanuel dinkes provsu
3. Membuat nota disposisi logistik dan
mengantarkan ke gudang vaksin dan
RDT

Kamis / 2 November 2023 4. Merekap laporan bulan November


program Hepatitis/Diare
5. Membuat Nota disposisi logistik
6. Menerima disposisi dan membuat nota
surat masuk

Jumat/ 3 November 2023 1. Senam pagi


2. On Job Training Program Hepatiti

Uraian Kegiatan Penting (Tambahkan Jika Ada)

Pengesahan

Pembimbing Lapangan Mahasiswa

(Perry Boy Chandra Siahaan,S.K.M.,M.Kes) (Ungsi Maranatha Padang)

6
MAGANG PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
TAHUN 2023
Bulan : November Pekan Ke 12

Periode Tangal : 6 s/d 10 November 2023

Hari / Tanggal Kegiatan

Senin / 6 November 2023 1. Apel pagi


2. On Job Training Program Hepatitis
3. Membuat Nota disposisi logistik
6. Menerima disposisi dan membuat nota
surat masuk

Selasa / 7 November2023 1. On Job Training Program Hepatitis


2. Mengambil data TB Tahun 2022-2023
di Program TB
3. Mengantarkan nota permohonan
logistik ke gudang vaksin dan RDT

Rabu / 8 November 2023 1. On Job Training Program Hepatitis


2. Kebaktain imanuel dinkes provsu

Kamis / 9 November 2023 1. Merekap laporan bulan November


program Hepatitis/Diare
2. Membuat Nota disposisi logistik
3. Menerima disposisi dan membuat nota
surat masuk

Jumat/ 10 November 2023 1. Senam pagi


2. On Job Training Program Hepatiti

Uraian Kegiatan Penting (Tambahkan Jika Ada)

Pengesahan

Pembimbing Lapangan Mahasiswa

(Perry Boy Chandra Siahaan,S.K.M.,M.Kes) (Ungsi Maranatha Padang)

6
MAGANG PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
TAHUN 2023

Bulan : November Pekan Ke 13

Periode Tangal : 13 s/d 17 November 2023

Hari / Tanggal Kegiatan

Senin / 13 November 2023 1. Apel pagi


2. On Job Training Program Hepatitis
3. Membuat Nota disposisi logistik
7. Menerima disposisi dan membuat nota
surat masuk

Selasa / 14 November2023 1. On Job Training Program Hepatitis


2. Mengantarkan nota permohonan
logistik ke gudang vaksin dan RDT

Rabu / 15 November 2023 1. On Job Training Program Hepatitis


2. Kebaktain imanuel dinkes provsu

Kamis / 16 November 2023 1. Merekap laporan bulan November


program Hepatitis/Diare
2. Membuat Nota disposisi logistik
3. Menerima disposisi dan membuat nota
surat masuk

Jumat/ 17 November 2023 1. Senam pagi


2. On Job Training Program Hepatiti
3. Mengikuti Perayaan HKN di Dinkes
4. Mengantarkan nota disposisi logistik ke
gudang vaksin dan gudang RDT

Uraian Kegiatan Penting (Tambahkan Jika Ada)

Pengesahan

Pembimbing Lapangan Mahasiswa

(Perry Boy Chandra Siahaan,S.K.M.,M.Kes) (Ungsi Maranatha Padang)

6
MAGANG PRODI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

TAHUN 2023

Bulan : November Pekan Ke 14

Periode Tangal : 20 s/d 24 November 2023

Hari / Tanggal Kegiatan

Senin / 20 November 2023 1. Apel pagi


2. Merekap laporan hepatitis diare bulan
novembes
3. Menerima disposisi dan membuat nota
surat masuk

Selasa / 21 November2023 1. On Job Training Program Filariasis


2. On Job Training Program Hepatitis

Rabu / 22 November 2023 1. On Job Training Program Hepatitis


2. Kebaktain imanuel dinkes provsu

Kamis /23 November 2023 1. Merekap laporan bulan November


program Hepatitis/Diare
2. Wawancara atau belajar dengan
Program Hepatitis (keperluan Artikel)
3. Menerima disposisi dan membuat nota
surat masuk

Jumat/ 24 November 2023 1. Senam pagi


2. On Job Training Program Hepatitis

Uraian Kegiatan Penting (Tambahkan Jika Ada)

Pengesahan

Pembimbing Lapangan Mahasiswa

(Perry Boy Chandra Siahaan,S.K.M.,M.Kes) (Ungsi Maranatha Padang)

6
MAGANG PRODI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

TAHUN 2023

Bulan : November Pekan Ke 15

Periode Tangal : 27 November s/d 1 Desember 2023

Hari / Tanggal Kegiatan

Senin / 27 November 2023 1. Apel pagi


2. Merekap laporan hepatitis diare bulan
novembes
3. On Job Training bersama supervisor
4. Wawancara dengan PJ program HIV

Selasa / 28 November2023 1. On Job Training bersama supervisor


2. On Job Training Program Rabies

Rabu / 29 November 2023 1. On Job Training Program Hepatitis


2. Kebaktain imanuel dinkes provsu

Kamis /30 November 2023 1. Merekap laporan bulan November


program Hepatitis/Diare
2. Menerima disposisi dan membuat nota
surat masuk

Jumat/ 1 Desember 2023 1. Senam pagi


2. On Job Training Program Hepatitis

Uraian Kegiatan Penting (Tambahkan Jika Ada)

Pengesahan

Pembimbing Lapangan Mahasiswa

(Perry Boy Chandra Siahaan,S.K.M.,M.Kes) (Ungsi Maranatha Padang)

6
MAGANG PRODI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

TAHUN 2023

Bulan : Desember Pekan Ke 16

Periode Tangal : 4 s/d 8 Desember 2023

Hari / Tanggal Kegiatan

Senin / 4 November 2023 1. Apel pagi

Selasa / 5 Desembe r2023 1.

Rabu / 6 Desembe 2023 1. s


2. Kebaktain imanuel dinkes provsu

Kamis /7 Desembe 2023 1.

Jumat/ 8 Desember 2023 1. Senam pagi


2.

Uraian Kegiatan Penting (Tambahkan Jika Ada)

Pengesahan

Pembimbing Lapangan Mahasiswa

(Perry Boy Chandra Siahaan,S.K.M.,M.Kes) (Ungsi Maranatha Padang)

6
MAGANG PRODI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

TAHUN 2023

Bulan : Desember Pekan Ke 17

Periode Tangal : 11 s/d 15 Desember 2023

Hari / Tanggal Kegiatan

Senin / 11 Desember 2023 2. Apel pagi

Selasa / 12 Desembe r2023 2.

Rabu / 13 Desembe 2023 3. s


4. Kebaktain imanuel dinkes provsu

Kamis /14 Desembe 2023 2.

Jumat/ 15 Desember 2023 3. Senam pagi


4.

Uraian Kegiatan Penting (Tambahkan Jika Ada)

Pengesahan

Pembimbing Lapangan Mahasiswa

(Perry Boy Chandra Siahaan,S.K.M.,M.Kes) (Ungsi Maranatha Padang)

6
MAGANG PRODI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

TAHUN 2023

Bulan : Desember Pekan Ke 18

Periode Tangal : 18 s/d 21 Desember 2023

Hari / Tanggal Kegiatan

Senin / 18 November 2023 3. Apel pagi

Selasa / 19 Desembe r2023 3.

Rabu / 20 Desembe 2023 5. s


6. Kebaktain imanuel dinkes provsu

Kamis /21 Desembe 2023 3.

Uraian Kegiatan Penting (Tambahkan Jika Ada)

Pengesahan

Pembimbing Lapangan Mahasiswa

(Perry Boy Chandra Siahaan,S.K.M.,M.Kes) (Ungsi Maranatha Padang)

6
Lampiran 2. Absensi Magang

6
7
7
7
7
Lampiran. 3 Penilaian DPL

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS TEUKU


UMAR FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
MEULABOH-ACEH BARAT 23615 PO BOX 59
www. fkm.utu.ac.id email : fkm@utu.ac.id

FORMAT PENILAIAN MAHASISWA


MAGANG

Nama : Ungsi Maranatha Padang


NIM 2005902010163
Peminatan : Epidemiiologi
Instansi Magang : Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
Periode Magang : 21 Agustus s.d 21 Desember 2023

Skor/ Nilai
No Unsur Nilai MK Magang (1-100) Total

1 Merumuskan Masalah
2 Menyelesaikan Masalah
3 Komunikasi
4 Kerjasama
5 Kerja Keras
6 Kepemimpinan
7 Kreativitas
8 Kedisiplinan
9 Karya Tulis
Total

Alue Peunyareng, Desember 2023


Dosen Pembimbing

Perry Boy Chandra Siahaan, SKM,.M.Kes


NIP/NIDN. 010601900

7
Lampiran. 4 Form Penilaian Supervisor

7
7
(…

7
Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan

(Mengikuti kegiatan Fogging bersama staf program DBD di BKAD Provsu pada 11
Oktober 2023)

(Mengikuti kegiatan Fogging bersama staf program DBD di Disdukcapil Provsu pada 27
Oktober 2023)

(Mengikuti kegiatan Imanuel Dinkes Provsu yang di adakan setiap hari rabu pada pukul
09.00-10.00 WIB)

7
(Belajar tentang tatalaksana program Kecacingan bersama PJ program Kecacinggan)

(Belajar tentang tatalaksana program ISPA bersama PJ program ISPA)

(Belajar tentang tatalaksana program DBD bersama PJ DBD)

7
(Belajar tentang tatalaksana program Filariasis bersama PJ Filariasis)

(Menerima disposisi logistik kab/kota, dan membuat nota permintaan logistik Hepatitis)

(Melakukan wawancara program KIA bersama PJ Program KIA)

8
(Merkap laporan bulanan kab/kota program Hepatitis/Diare)

(Kegiatan apel pagi rutin setiap hari senin)

(Melakukan wawancara kepada PJ Program HIV)

8
(Belajar dengan PJ program Rabies)

(Belajar dengan PJ program Tuberkulosis)

(Memebuat nota permitaan logistik )

8
(Belajar dengan PJ program Kusta dan Frambusia)

8
Scanned with ACE Scanner
8
Scanned with ACE Scanner
8
Scanned with ACE Scanner
8
87

Anda mungkin juga menyukai