Anda di halaman 1dari 11

PERTEMUAN ke-2.

: (Lanjutan Klasifikasi Kompresor)


1) Rotodynamic/Centrifugal/Turbo/Dynamic Compressor
Fluida kerja dialirkan secara kontinyu dalam rotor yang berputar akibat efek
dinamik oleh rotor ke fluida kerja sedemikian sehingga daya yang diberikan
melalui poros rotor akan dikonversikan menjadi energi fluida berupa kenaikan
total head fluida kerjanya.
a). Kompresor Sentrifugal Tipe Radial Aliran fluida secara aerodinamis dalam arah
radial. Komponen utamanya adalah rotor dan
volute chamber. Kompresor ini memanfaatkan
gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh impeller
untuk mempercepat aliran fluida udara (gaya
kinetik), yang kemudian diubah menjadi
peningkatan potensi tekanan (menjadi gaya
tekan) dengan memperlambat aliran melalui
diffuser
Gbr.2.6. Kompresor Sentrifugal
b). Kompresor Sentrifugal Tipe Axial Aliran fluida secara aerodinamis dalam arah
axial. Komponen utamanya adalah rotor dan sudu-sudu stator. Kompresor
aksial adalah kompresor yang berputar dinamis yang menggunakan
serangkaian kipas air foil untuk semakin menekan aliran fluida. Aliran udara
yang masuk akan mengalir keluar dengan cepat
tanpa perlu dilemparkan ke samping seperti yang
dilakukan kompresor sentrifugal. Kompresor aksial
secara luas digunakan dalam turbin gas/udara
seperti mesin jet, mesin kapal kecepatan tinggi, dan
pembangkit listrik skala kecil
Gambar 2.7. Kompresor Aksial
c). Kompresor Putar/Rotary Compressor
Kompresor Rotari baling-baling luncur secara eksentrik rotor dipasang
berputar dalam rumah yang berbentuk silindris, mempunyai lubang-lubang
masuk dan keluar. Keuntungan dari kompresor jenis ini adalah mempunyai
bentuk yang pendek dan kecil, sehingga menghemat ruangan. bahkan
suaranya tidak berisik dan halus dalam, dapat menghantarkan dan
menghasilkan udara secara terus menerus dengan mantap. Baling-baling
luncur dimasukkan ke dalam lubang yang tergabung
dalam rotor dan ruangan dengan bentuk dinding silindris.
Ketika rotor mulai berputar, energi gaya sentrifugal
baling-balingnya akan melawan dinding. Karena bentuk
dari rumah baling-baling itu sendiri yang tidak sepusat
dengan rotornya maka ukuran ruangan dapat diperbesar
atau diperkecil menurut arah masuknya (mengalirnya)
udara.
Gambar 2.8. Kompresor Rotary

1|P age
d). Kompresor Sekrup (Screw Compresor)
Kompresor Sekrup memiliki dua rotor yang saling berpasangan atau bertautan
(engage), yang satu mempunyai bentuk cekung, sedangkan lainnya berbentuk
cembung, sehingga dapat memindahkan udara secara aksial ke sisi lainnya.
Kedua rotor itu identik dengan sepasang roda gigi helix yang saling bertautan.
Jika roda-roda gigi tersebut berbentuk lurus, maka kompresor ini dapat
digunakan sebagai pompa hidrolik
pada pesawat pesawat hidrolik. /oda-
roda gigi kompresor sekrup harus
diletakkan pada rumah-rumah roda
gigi dengan benar sehingga betul-
betul dapat menghisap dan menekan
fluida.
Gambar 2.8. Kompresor Sekrup (Screw Compressor)

e). Kompresor Root Blower (Sayap Kupu-kupu)


Kompresor jenis ini akan mengisap udara luar dari satu sisi ke sisi yang lain
tanpa ada perubahan volume. Torak membuat penguncian pada bagian sisi
yang bertekanan. Prinsip kompresor ini ternyata dapat disamakan dengan
pompa pelumas model kupu-kupu pada sebuah motor bakar. beberapa
kelemahannya adalah : tingkat kebocoran yang tinggi. Kebocoran terjadi
karena antara baling-baling dan rumahnya tidak
dapat saling rapat betul. berbeda jika
dibandingkan dengan pompa pelumas pada
motor bakar, karena fluidanya adalah minyak
pelumas maka film-film minyak sendiri sudah
menjadi bahan perapat antara dinding rumah
dan sayap-sayap kupu itu. Dilihat dari
konstruksinya, Sayap kupu-kupu di dalam rumah
pompa digerakan oleh sepasang roda gigi yang
saling bertautan juga, sehingga dapat berputar tepat pada dinding.
Gambar 2.9. Kompresor Root Blower

f). Kompresor Aliran / turbo compressor


Jenis kompresor ini cocok untuk menghasilkan +olume udara yang
besar.$ompresor aliranudara ada yang dibuat dengan arah masuknya udara
secara aksial dan ada yang secara radial. Arah aliran udara dapat dirubah
dalam satu roda turbin atau lebih untuk menghasilkankecepatan aliran udara
yang diperlukan. -nergi kinetik yang ditimbulkan menjadi energi bentuk
tekanan.

2|P age
g). Kompresor Aliran Radial
Percepatan yang ditimbulkan oleh kompresor aliran radial berasal dari
ruangan ke ruangan berikutnya secara radial.
Pada lubang masuk pertama udara dilemparkan keluar menjauhi sumbu. Jila
kompresornya bertingkat, maka dari tingkat pertama udara akan dipantulkan
kembali mendekati sumbu. Dari tingkat pertama
masuk lagi ke tingkat berikutnya, sampai beberapa
tingkat sesuai yang dibutuhkan. Semakin banyak
tingkat dari susunan sudu sudu tersebut maka akan
semakin tinggi tekanan udara yang dihasilkan.
Prinsip kerja kompresor radial akan mengisap udara
luar melalui sudu-sudu rotor, udara akan terisap
masuk ke dalam ruangan isap lalu dikompresi dan
akan ditampung pada tangki penyimpanan udara
bertekanan hingga tekanannya sesuai dengan
kebutuhan.
Gb. 2.10. Kompresor Aliran Radial

a. Kompresor Aliran Aksial


Pada kompresor aliran aksial, udara akan mendapatkan percepatan oleh sudu
yang terdapat pada rotor dan arah alirannya ke arah aksial yaitu searah
(sejajar) dengan sumbu rotor. Jadi pengisapan dan penekanan udara terjadi
saat rangkaian sudu-sudu pada rotor itu berputar secara cepat. Putaran cepat
ini mutlak diperlukan untuk mendapatkan
aliran udara yang mempunyai tekanan yang
diinginkan. Teringat pula alat semacam ini
adalah seperti kompresor pada sistem turbin
gas atau mesin-mesin pesawat terbang turbo
propeller. Bedanya, jika pada turbin gas
adalah menghasilkan mekanik putar pada
porosnya. Tetapi, pada kompresor ini tenaga
mekanik dari mesin akan memutar rotor
sehingga akan menghasilkan udara
bertekanan.
Gb. 2.11. Kompresor Aliran Aksial

Sedangkan menurut kenaikan tekanannya kompresor dibedakan menjadi:


1) Compressor : (pd/ps≥ 3)
2) Ventilator/Fan : (pd/ps = 1 ~ 1,1)
3) Blower : (pd/ps = 1 ~ 3,0)

3|P age
2.1.1. Klasifikasi Berdasarkan Konstruksinya :
• Klasifikasi berdasarkan berdasarkan jumlah tingkat kompresi : satu tingkat (sigle
stage), dua tingkat dan banyak tingkat (multi stage).
• Klasifikasi berdasarkan langkah kerja (untuk kompresor torak) : kerja tunggal
(single acting) dan kerja ganda (double acting).
• Klasifikasi berdasarkan susunan silinder (untuk kompresor torak) : mendatar,
tegak bentuk L, bentuk V, bentuk W, bentuk bintang.
• Klasifikasi berdasarkan cara pendinginan : pendingin air, pendingin udara.
• Klasifikasi berdasarkan transmisi penggerak : langsung (kopel), sabuk V (van belt),
roda gigi.
• Klasifikasi berdasarkan penempatannya : permanen (stationary), dapat dipindah
(portable).
• Klasifikasi berdasarkan cara pelumasan : pelumas minyak, tanpa minyak.

Gbr.2.12. Kompresor Torak 1 silinder Kompresor 2 silinder V Kompresor Torak 3 silinder W

Gbr. 2.13. Kompresor Ulir (Screw Compressor)

2.1.3. Pemakaian Kompresor


Pemakaian kompresor sangat luas, antara lain :
• Kompresor banyak digunakan sebagai penyedia udara tekan untuk peralatan
pneumatik dan rem kendaraan, untuk memampatkan gas nitrogen/gas-
asam/gas-nitrat pada industri kimia, untuk kompresor gas CO2 pada
pembuatan pupuk urea, untuk pengecatan, untuk supercharger atau untuk
menstater mesin kapal
• Ventilator banyak digunakan sebagai penukar udara (ventilasi) atau
pembuang udara (exauster).
• Blower banyak digunakan sebagai penghembus udara pada tanur tinggi
pabrik baja atau sebagai pengaduk larutan kimia.

4|P age
2.1.4. Penggerak Kompresor
Penggerak kompresor berfungsi untuk memutar kompresor, sehingga
kompresor dapat bekerja secara optimal. Penggerak kompresor yang banyak
digunakan biasanya berupa motor listrik dan motor bakar (motor bensin, motor
diesel). Kompresor berdaya rendah kebanyakan menggunakan motor bensin,
sedangkan kompresor berdaya bear menggunakan motor listrik 3 phase atau
menggunakan mesin diesel. Penggunaan motor bensin dan diesel bila disekitar
lokasi tidak tersedia aliran listrik atau cenderung penggunaan nin stasioner.
Kompresor yang digunakan di pabrik-pabrik pada umumnya digerakkan dengan
motor listrik dan stasioner (tidak berpindah-pindah) dan sudah tersedia
jaringan instalasi udara secar permanen.

2.1.5. Proses Kompresi


Teori dasar kompresi untuk gas ideal adalah :
a) Hubungan antara Tekanan dan Volume
Bertambahnya tekanan pada suatu ruang silinder merupakan akibat dari
mengecilnya volume udara didalam silinder karenan dimampatkan oleh torak.
Jika volume semakin dikecilkan maka tekanan akan semakin besar. Hubungan
antara tekanan dan volume gas dalam proses kompresi tersebut dapat
diuraikan sbb. :
- Jika selama kompresi, temperatur gas dijaga tetap (tidak bertambah panas)
maka pengecilan volume menjadi ½ kali akan menaikkan tekanan menjadi
2 kali lipat.
- Jika volume menjadi 1/3 kali, tekanan akan naik 3 kali lipat.
Jadi secara umum dapat dikatakan sbb. :
Jika gas dikompresikan (atau di ekspansikan) pada temperatur tetap, maka
tekanannya akan berbanding terbalik dengan volumenya.

1). Hukum Boyle


Jika suatu gas mempunyai volume V1 dan tekanan P1 dimampatkan (atau
diekspasikan) pada temperatur tetap hingga volumenya menjadi V 2 maka
tekanannya akan menjadi P2, dimana :
P1.V1 = P2.V2 → konstan
Tekanan (V) dinyatakan dalam kgf / Cm2 dan Volume (V) dalam m3

2). Hukum Charles


Semua macam gas apabila dinaikkan temperaturnya sebesar 10C. pada
tekanan tetap, akan mengalami pertambahan volume sebesar 1/273 dari
volumenya pada 00C. dan sebaliknya.

5|P age
𝑉1 𝑇1
→ =
𝑉2 𝑇2

Jadi pada proses tekanan tetap, volume gas berbanding lurus dengan
temperatur mutlaknya.

3). Hukum Boyle – Charles


Pv = m RT ................ m = massa gas (kg), w = m/time
Pv = RT ................. T = Temperatur mutlak (K)
𝑃𝑣
= R = konstan ................ P = Tekanan mutlak (N/m2)
𝑇
V = Volume spesifik (m3/kg)
R = Konstanta gas (m2/dt2.K)
P.Q = w.R.T
untuk :
• udara lembab pada t = 200C ---→ R = 29,46 (m2/dt2.K)
• udara kering pada t = 200C ---→ R = 29,27 (m2/dt2.K)
• Massa : m = n x mw
Dimana : n = jumlah molekul
mw = berat melekul
𝑼𝒈𝒄
Konstanta gas spesifik adalah : R =
𝒎𝒘
Dimana : Ugc = konstanta gas universal
Compresibility
Dari hukum persamaan gas ideal dapat diturunkan persamaan faktor
kompresibilitas Z.
P.v = Z.R.T -→
𝑃𝑣
Z =
𝑅.𝑇
P.Q = w.Z.R.T
Temperatur kritis (Tc) adalah temperature dimana suatu gas tidak akan mencair
pada peningkatan tekanan yang terjadi. Sedangkan Tekanan kritis (Pc) tekanan
yang dibutuhkan pada temperatur kritis supaya gas berubah keadaan.
Temperatur berkurang (reduced temperature) :
Tr = T / Tc
Tekanan berkurang (reduced temperature) :
Pr = P / Pc
6|P age
2.1.6. Pengolahan Udara Bertekanan
Suplai udara bertekanan diawali dari filter udara yang berfungsi untuk
menyaring udara luar agar tidak ada partikel debu yang masuk ke kompresor.
Kompresor digerakkan oleh motor listrik atau mesin bensin/diesel tergantung
kebutuhan. Tabung penampung udara bertekanan (air recervoir) akan
menyimpan udara dari kompresor. Selanjutnya melalui katup satu arah udara
dimasukkan ke FR/L unit, yang terdiri dari filter, regulator dan lubrication.
Sistem pneumatik di suplai oleh udara bertekanan yang memiliki persyaratan
tertentu. Oleh karena itu udara bertekanan yang akan masuk ke dalam sistem
pneumatik harus diproses terlebih dahulu agar memenuhi persyaratan antara
lain :
a). Tidak mengandung banyak debu yang dapat merusak keausan komponen-
komponen dalam sistem pneumatik.
b). Mengandung kadar air rendah, kadar air yang tinggi dapat menimbulkan
korosi dan kemacetan pada peralatan pneumatik.
c). Mengandung pelumas yang sangat diperlukan untuk mengurangi gesekan
antar komponen yang bergerak seperti pada katup-katup dan aktuator.
Setelah memenuhi syarat, udara bertekanan dialirkan ke rangkaian sistem
pneumatik, seperti tertera pada bagan dibawah ini :

Gbr. 2.14. Sistem Distribusi Pengolahan Udara Bertekanan

Gbr. 2.15. Sistem Pengolahan Udara Bertekanan

7|P age
2.1.7. Filter Udara

Udara bertekanan agar memenuhi persyaratan diperlukan peralatan yang


memadai diantaranya :
1). Filter udara (air filter), berfungsi sebagai alat
penyaring udarayang diambil dari udara luar yang
masih banyak mengandung kotoran. Filter berfungsi
untuk memisahkan partikel-partikel yang terbawa
seperti debu, oli residu, dsb.

Gbr. 2.16. Filter Udara


2). Tangki Udara (Air Recervoir)
Berfungsi untuk menyimpan udara bertekanan hingga tekanan tertentu.
Udara bertekanan yang disimpan dalam tangki udara sewaktu waktu dapat
digunakan.

Gbr.2.17. Tangki Udara

2.1.8. Pemisah Air


Udara bertekanan yang keluar melalui filter masih mengandung air.
Kelembaban udara bertekanan
dapat menyebabkan korosi
pada sambungan/nepel, alat-
alat yang harus dilindungi
sehingga perlu dikeringkan
dengan cara memisahkan air
melalui tabung pemisah air.

8|P age
Gbr. 2.18. Sistem Pemisah Air

Gbr. 2.19. Pemisah Air dan Grafitasi

2.1.9. Tabung Pelumas


Komponen sistem pneumatik memerlukan
pelumasan (lubrication) agar tidak cepat aus,
serta dapat mengurangi panas yang timbul
akibat gesekan. Oleh karena itu udara
bertekanan/mampat harus mengandung kabut
pelumas yang diperoleh dari tabung pelumas
pada regulator.
Gbr. 2.20. Tabung Pelumas

2.1.10. Regulator Udara


Regulator udara bertekanan, Udara yang telah
memenuhi persyaratan akan disalurkan sesuai
dengan kebutuhan. Untuk mengatur besar
kecilnya udara yang masuk, diperlukan keran
udara yang terdapat pada regulator, sehingga
udara yang disuplai sesuai dengan kebutuhan
kerjanya.
Gbr. 2.21. Filter, Regulator dan Pelumas (FR/L Unit)

Unit pengolahan udara bertekanan memiliki jaringan instalasi perpipaan yang


sudah dirancang agar air dapat terpisah dari udara. Air memiliki masa jenis yang
lebih tinggi sehingga cenderung berada di bagian bawah. Untuk menjebaknya
maka instalasi pipa diberi kemiringan sehingga air akan mengalir secara alami
ke tabung penampung air, dan selanjutnya untuk dibuang. Sedangkan udara
kering diambil dari bagian atas instalasi agar memiliki kadar air yang rendah.

9|P age
Gbr. 2.22. Unit Pengolahan Udara Bertekanan

2.1.11. Pemeriksaan Udara Kempa (Udara Bertekanan) dan Peralatan


Sebelum mengaktifkan sistem pneumatik, udara kempa dan peralatannya perlu
diperiksa terlebih dahulu. Prosedur pemantauan penggunaan udara kempa
yang perlu diperhatikan antara lain sbb. :
a). Frekuensi pemantauan, misalnya setiap akan bekerjaperlu memantau
kebersihan udara, kandungan air (embun), kandungan oli pelumas, dsb.
b). Tekanan udara perlu dipantau apakah sesuai dengan ketentuan
c) Pengeluaran udara buang apakah tidak berisik/bising
d). Udara buang perlu dipantau percampurannya
e). Katup pengaman atau/regulator tekanan udara perlu dipantau apakah
bekerja dengan baik
f). Setiap sambungan (konektor) perlu dipantau/diperiksa dan dipastikan
cukup kuat dan rapat karena udara kempa (udara bertekanan) cukup
berbahaya.
Peralatan pneumatik seperti valve, silinder dan lain-lain umumnya dirancang
untuk tekanan antara 2 bar sampai dengan 10 bar. Pengalaman praktek
menunjukkan bahwa tekanan kerja pada umumnya sekitar 6 bar. Kehilangan
tekanan dalam perjalanan udara kempa karena bengkokan (bending),
kebocoran restriction dan gesekan pada pipa dapat menimbulkan kerugian
tekanan yang diperkirakan antara 0,1 sampai dengan 0,5 bar. Dengan demikian
kompresor harus membangkitkan tekanan 6,5 bar – 7 bar.
Apabila suplai udara kempa tidak sesuai dengan syarat-syarat tersebut diatas
maka berakibat terjadi kerusakan seperti berikut :
1). Terjadinya cepat aus pada seal (perapat) dan bagian-bagian yang bergerak
di dalam silinder atau valve (katup-katup).
2). Terjadinya oiled-up pada valve
3). Terjadinya pencemaran (kontaminasi) pada silencers.
10 | P a g e
2.1.12. Konduktor dan Konektor
a). Konduktor (Penghantar)
Peng-installan sirkuit pneumatik hingga menjadi satu rangakaian sistem yang
dapat dioperasikan diperlukan konduktor, sehingga dapat dikatakan bahwa
fungsi konduktor adalah untuk menyalurkan udara kempa yang akan
mentransfer tenaga ke aktuator.
Macam-macam konduktor diantaranya sbb. :
1. Pipa yang terbuat dari tembaga, kuningan, baja galvanis atau stainless
steel. Pipa ini juga disebut konduktor kaku (rigid) dan cocok untuk instalasi
yang permanen.
2. Tabung (tube) yang terbuat dari tembaga, kuningan, aluminium. Ini
termasuk konduktor yang semi fleksibel dan untuk instalasi yang sesekali
dibongkar pasang.
3. Selang fleksibel yang biasanya terbuat dari plastik dan biasanya digunakan
untuk instalasi yang frekuensi bongkar pasangnya lebih tinggi.

Gbr. 2.23. Macam-macam Konduktor

b). Konektor (Penyambung)


Konektor berfungsi untuk menyambungkan atau menjepit konduktor (selang)
atai pipa agar tersambung erat pada bodi komponen pneumatik. Bentuk
ataupun macan=mnya disesuaikan dengan koduktor yang digunakan. Adapun
macam-macam konektor dapat dilihatt pada gambar berikut.

Gbr. 2.24. Jenis-Jenis Konektor

11 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai