Perdagangan manusia atau perdagangan orang adalah segala transaksi jual beli terhadap
manusia. Menurut lembaga non-pemerintah yang menangani kasus perdagangan manusia
di Amerika Serikat National Human Trafficking Hotline yang dimaksud perdagangan orang
yaitu:
Perdagangan manusia merupakan salah satu kasus kejahatan yang terjadi di lintas negara
ketika pelaku menggunakan kekerasan, penipuan, atau paksaan untuk mengendalikan
orang lain dengan tujuan (untuk) melakukan tindakan komersialisasi seks atau meminta
tenaga kerja atau layanan yang bertentangan dengan keinginannya. Untuk kasus pekerja
seks di bawah umur 18 tahun, tidak diperlukan unsur kekerasan, penipuan, atau paksaan
tetapi tetap dianggap sebagai tindak pidana perdagangan manusia.[1][2]
perekrutan
pengiriman
pemindah-tanganan
penampungan atau penerimaan orang
Skema yang menunjukkan perdagangan manusia global dari negara asal dan tujuan
Negara asal
Kuning: Menengah
Jingga: Tinggi
Merah: Sangat Tinggi
Negara tujuan
Biru muda: Tinggi
Biru: Sangat tinggi
Negara yang ditampilkan dalam warna abu-abu bukanlah negara asal atau negara tujuan
Sebuah peta dunia yang menunjukkan situasi legislatif di berbagai negara untuk mencegah
perdagangan perempuan pada 2009 hingga 2009 according to WomanStats Project.
Abu-abu: Tidak ada data
Hijau: Perdagangan manusia illegal dan langka terjadi
Kuning: Perdagangan manusia illegal, tetapi masih kerap terjadi
Ungu: Perdagangan manusia illegal, tetapi masih cukup sering terjadi
Biru: Perdagangan manusia tidak sepenuhnya illegal dan masih dipraktekkan
Merah: Perdagangan manusia tidak illegal dan masih dipraktekkan secara umum[5]
Perdagangan manusia dapat menjadi tindak kriminal lintas negara, umunya berupa
penyelundupan manusia melalui perbatasan tidak resmi. Dalam proses penyelundupan itu
para korban dipaksa untuk meninggalkan tempat asalnya. Hal ini membuat perdagangan
manusia menjadi tindak kriminal lintas negara ketiga terbesar di dunia setelah
perdagangan narkoba dan senjata. Selain itu dalam beberapa penelitian, perdagangan
manusia dikatakan sebagai aktivitas kriminal terorganisir paling pesat di dunia
perkembangannya.[6]
Berdasarkan laporan tahunan yang dirilis Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat pada
tahun 2018-2019, ada beberapa negara dengan predikat terbutuk dalam menangani kasus
perdagangan manusia. Negara-negara dengan predikat terburuk dalam menangani
perdagangan manusia antar lain: Belarusia, Rusia, Iran, dan Turkmenistan.[7]
Penyebab
Praktik perdagangan manusia seperti halnya konsep pasar pada umumnya, yaitu karena
adanya prinsip dasar ekonomi, penawaran dan permintaan (supply and demand).
Misalkan dalam pasar tenaga kerja yang melibatkan praktik perdagangan manusia dapat
muncul karena beberapa latar belakang seperti kemiskinan, pendidikan rendah, dan
pengangguran.[8]
Secara sederhana ada beberapa alasan mengapa perdagangan manusia dapat
terwujudkan, hal ini dapat dilihat dari tiga karakteristik pasar berdasarkan permintaan dan
penawaran itu sendiri, yaitu:[9]
Kategorisasi
Jenis Pasar
Menurut Interstate Commision for Juvenile tindakan kriminal perdagangan manusia
memiliki konsep yang sistematis dan terstruktur. Setidaknya ada dua jenis pasar utama
dalam praktik perdagangan manusia, antara lain:[10]
Jangkauan Wilayah
Menurut United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) alur perdagangan manusia
dapat dikategorikan menjadi dua jenis sesuai dengan kapasitas dan jangkauan wilayahnya,
yaitu:[9]
Intraregional, artinya asal dan tujuan korban perdagangan manusia berada dalam wilayah
yang sama atau subregion yang sama. Umumnya lebih sulit dideteksi pusat operasinya.
Korbannya cenderung diperdagangkan dari negara yang miskin ke negara yang relatif lebih
makmur.
Transregional, artinya asal dan tujuan korban perdagangan manusia sudah berada di luar
wilayahnya atau lintas regional. Arus perdagangan ini terdeteksi di negara-negara kaya di
Timur Tengah, Eropa Barat, dan Amerika Utara. Korbannya biasanya didatangkan dari
regional yang cenderung lebih miskin, seperti Asia Selatan dan Sub-Sahara Afrika.
Upaya Melawan Perdagangan Manusia
Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) membentuk sebuah unit yang bernama
Counter Trafficking Unit. Di Indonesia sendiri, unit IOM ini tugas utamanya adalah
mendampingi dan memberi bantuan bagi para korban perdagangan manusia agar bisa
kembali pulang dan mendapatkan hak-haknya. Bahkan tidak hanya bertugas untuk
memberikan perlindungan dan bantuan hukum saja, unit ini juga melakukan advokasi
terhadap sistem perundang-undangan hingga peraturan daerah yang terkait
pemberantasan perdagangan manusia.[11]
Pada 2016 IOM juga meluncurkan program kampanye untuk melawan perdagangan
manusia yang disebut IOM X. Melalui IOM X, organisasi berinisiatif melalui multimedia
berupa film yang diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat terkait
keimigrasian, termasuk akan bahaya perdagangan manusia. Pusat kampanye yang terletak
di Bangkok, Thailand ini memang ditujukan untuk kawasan Asia Tenggara, sehingga
Indonesia turut berperan dalam kampanye ini. Melalui IOM X pula banyak pihak yang
turut berkolaborasi aktif dalam tujuan-tujuan organisasi melawan perdagangan manusia,
salah satunya adalah lembaga donor milik pemerintah Amerika Serikat, United States
Agency for International Development (USAID).[12][13]