Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL PENELITIAN

STRATEGI PEMBELAJARAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


DALAM PENGUATAN KARAKTER SPRITUAL DAN SOSIAL
SISWA SMP KOTA SAMARINDA

Diajukan pada Seminar Proposal Tesis Pascasarjana


Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris
Samarinda

Oleh:

SLAMET
NIM: 2220100047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS SAMARINDA
2023
A. Latar Belakang Masalah

Penelitian ini berangkat bahwa Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan

salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah, termasuk SMP. Mata

pelajaran ini bertujuan untuk membentuk peserta didik yang memiliki keimanan

dan ketakwaan kepada Allah SWT, berakhlak mulia, berilmu, dan berkepribadian

Islami.1

Perihal argumen ini nampak jelas bahwa, salah satu aspek yang dianggap

penting dalam pembentukan karakter peserta didik adalah penguatan karakter

spiritual dan sosial. Karakter spiritual adalah karakter yang berkaitan dengan

hubungan manusia dengan Tuhannya, sedangkan karakter sosial adalah karakter

yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan sesama manusia.

Berkenaan dalam konteks pernyataan ini bukan tanpa alasan, alasan ini

dikarenakan bahwa materi PAI mengandung nilai-nilai spiritual dan sosial yang

dapat menjadi petunjuk bagi peserta didik dalam menjalani kehidupan yang

sejatinya harus dapat diaplikasikan secara sadar diri dalam dimensi berkehidupan

setiap hari.2

Namun faktanya, berbagai peristiwa kenakalan pelajar mulai dinilai kian

mengkhawatirkan. Persoalan tawuran, narkoba hingga kriminalitas mewarnai

kehidupan generasi muda khususnya para pelajar di sekolah tentunya memerlukan

penanganan yang serius dari semua kalangan. Bila tidak terselesaikan, maka bisa

dikatakan nantinya sosialitas dan spiritualitas generasi muda Indonesia akan


1
Zaedun Na’im, Miswar Saputro et al.. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama
Islam (Sigli: Penerbit YPMZ, 2021), 184.
2
Bunyamin, Implementasi Strategi Pembelajaran Nabi Muhammad SAW (Jakarta:
UHAMKA PRESS Anggota IKAPI, 2017), 1.
menuju pada titik nadir. Ancaman serius ini setidaknya membutuhkan upaya

perhatian penting dari semua pihak khususnya para praktisi pendidikan.3

Berdasarkan Survei Penilaian Nasional Pendidikan Karakter (PNPS) yang

diselenggarakan oleh Kemendikbud pada tahun 2017 menunjukkan bahwa nilai

spiritual siswa SMP masih berada di bawah standar. Hanya 37,5% siswa SMP

yang memiliki nilai spiritual yang baik. Sedangkan pada Survei Karakter Siswa

Indonesia (SKSI) yang diselenggarakan oleh Kemendikbud pada tahun 2019

menunjukkan bahwa nilai sosial siswa SMP masih berada di bawah standar.

Hanya 40,5% siswa SMP yang memiliki nilai sosial yang baik.4

Menelisik area wilayah kota Samarinda juga masih terdapat sebagian pelajar

yang terlibat dalam tindakan kriminal, seperti tawuran yang terjadi di jalan Anang

Hasyim.5 Lalu ada lagi siswa tidak diterima ditegur oleh guru lalu membawakan

‘parang’gurunya di sekolah.6. Kemudian ada lagi ‘gara-gara pelajar mabuk ‘tikam’

temannya karena kesal ditinggal pergi.7 Belum lagi ditambah dengan bahasa

‘Tosix’ yang dikenal dengan bahasa percakapan ‘kasar’ yang digunakan oleh

siswa dalam pergaulan sehari-hari yang mereka gunakan dalam interaksi

komunikasi malah mereka anggap lazim, gaul dan kekinian yang biasanya mereka

gunakan dalam pertemanan.


3
Asmaun Sahlan, Problematika Dan Solusi Pendidikan Agama Islam Di Sekolah
(Yogyakarta: Naila Pustaka, 2013), 3.
4
Pusmendikbud,” Survei Penilaian Nasional Pendidikan Karakter", accessed October 8,
2023,, https://pusmendik.kemdikbud.go.id/produk/kategori-asesmen-terstandar/page-frame-work-
survei-karakter.
5
Tiktok, “Keributan Antar Pelajardi Samarinda,” accessed October 8, 2023,
https://www.tiktok.com/search?q=tawuran pelajar di samarinda&t=1696692964778.
6
Tiktok, “Lantaran Tidak Terima di Tegur”, accessed October 8, 2023
https://www.tiktok.com/@taukanshop/video/7206304830057385242?q=pelajarsamarinda bawakan
parang di samarinda&t=1696693987055.
7
Merdeka.com, “Mabuk Bareng, Pelajar Di Samarinda Tikam Teman Karena Kesal
Ditinggal Pergi” accessed October 8, 2023, https://www.merdeka.com/peristiwa/mabuk-bareng-
pelajar-di-samarinda-tikam-teman-karena-kesal-ditinggal-pergi.html.
Terkait beberapa peristiwa di atas yang terjadi, nampaknya disebabkan oleh

beberapa faktor seperti kurangnya perhatian keluarga dalam memberikan

perhatian dan kasih sayang serta mendidik anak. Kurangnya peran sekolah dalam

mengembangkan nilai-nilai spiritual dan sosial siswa. Serta adanya pengaruh

lingkungan media sosial dan pergaulan bebas, sehingga dapat merusak nilai-nilai

spiritual dan sosial siswa di masyarakat.

Untuk menanggulangi berbagai persoalan di atas tentunya tidaklah mudah

dalam pelaksanaannya. Namun, salah satu upaya untuk mengatasi kendala

tersebut dalam konteks pembelajaran PAI di sekolah khususnya di wilayah kota

Samarinda. Maka diperlukan beberapa strategi pembelajaran yang dianggap

‘handal’ yang dapat dilakukan oleh guru guna memberikan penguatan karakter

spritual maupun sosial bagi siswa di sekolah. Seperti Guru dapat menggunakan

simulasi kehidupan nyata untuk melibatkan siswa dalam situasi agama Islam yang

kompleks. Contohnya Simulasi Perjalanan Haji. Dalam hal ini Guru dapat

mengorganisir simulasi perjalanan haji, di mana siswa memahami dan mengikuti

tahapan-tahapan perjalanan haji dengan peran yang sesuai, mulai dari persiapan

keberangkatan hingga pelaksanaan ibadah di Mekah. Ini akan membantu siswa

memahami pentingnya haji dalam agama Islam dan nilai-nilai seperti kesabaran,

kerendahan hati, dan solidaritas.

Kemudian Simulasi Kehidupan Sehari-hari Nabi Muhammad SAW. Dalam

kaitannya Guru dapat meminta siswa untuk mengambil peran sebagai Nabi

Muhammad SAW dalam situasi-situasi tertentu. Ini akan membantu siswa

memahami bagaimana Rasulullah SAW menghadapi berbagai situasi sosial,


moral, dan keagamaan dalam kehidupan sehari-hari, serta bagaimana Nabi

Muhammad SAW mengambil keputusan berdasarkan ajaran Islam.

Simulasi Peradilan Syariah. Dalam konteks ini Guru dapat mensimulasikan

proses peradilan syariah, di mana siswa dapat berperan sebagai hakim, pengacara,

atau saksi. Hal ini akan membantu siswa memahami bagaimana hukum Islam

diterapkan dalam konteks kehidupan nyata dan pentingnya keadilan dalam agama

Islam.

Simulasi Keputusan Etis. Dalam aktivitas ini guru dapat menghadirkan

situasi-situasi etis yang kompleks dan meminta siswa untuk merumuskan

keputusan berdasarkan prinsip-prinsip etika dalam Islam. Misalnya, siswa dapat

diminta untuk mengatasi dilema moral seperti menghadapi tindakan korupsi atau

memutuskan bagaimana menangani konflik antara teman sekelas.

Simulasi Tanggung Jawab Sosial, guru dapat mengorganisir kegiatan sosial

seperti kunjungan ke panti asuhan atau berpartisipasi dalam kampanye amal. Ini

akan membantu siswa memahami pentingnya berbagi dengan sesama, kepedulian

sosial, dan nilai-nilai kebaikan dalam agama Islam.

Kemudian guru dapat menggunakan praktik lapangan yang relevan untuk

membantu siswa mengaplikasikan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya guru juga dapat menggunakan debat terbimbing dalam rangka

mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemahaman yang lebih

mendalam tentang agama Islam kepada siswa serta strategi pembelajaran lainnya

yang dianggap relevan.


Berdasarkan tulisan yang telah dikemukakan secara sederhana maka peneliti

tertarik untuk dapat melakukan penelitian ke dalam tesis dengan judul “Strategi

Pembelajaran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Penguatan Karakter Spritual

dan Sosial Siswa SMP Kota Samarinda”

B. Rumusan Masalah

Berkaitan dengan sajian masalah, sebagaimana yang telah disajikan dan

dikemukakan pada bagian latar belakang masalah di atas, maka dalam penelitian

ini dapat dirumuskan rumusan masalah yaitu:

1. Bagaimana bentuk-bentuk strategi pembelajaran guru Pendidikan Agama Islam

dalam penguatan karakter spritual dan sosial siswa SMP Kota Samarinda?

2. Bagaimana bentuk tindakan aksi Strategi Pembelajaran Guru Pendidikan

Agama Islam dalam Penguatan Karakter Spritual dan Sosial Siswa SMP Kota

Samarinda?

3. Bagaimana evaluasi strategi Pembelajaran Guru Pendidikan Agama Islam

dalam Penguatan Karakter Spritual dan Sosial Siswa SMP Kota Samarinda?

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan maksud tujuan penelitian ini dapat dinyatakan dengan

mengacu kepada rumusan masalah yang telah dituliskan berdasarkan pada titik

fokus masalah yang ingin dibuktikan kebenarannya secara ilmiah yakni:

1. Untuk mengetahui berbagai bentuk-bentuk Strategi Pembelajaran Guru

Pendidikan Agama Islam dalam Penguatan Karakter Spritual dan Sosial Siswa

SMP Kota Samarinda


2. Untuk mengetahui bentuk tindakan aksi Strategi Pembelajaran Guru

Pendidikan Agama Islam dalam Penguatan Karakter Spritual dan Sosial Siswa

SMP Kota Samarinda?

3. Untuk mengetahui evaluasi atas tindakan aksi nyata Strategi Pembelajaran

Guru Pendidikan Agama Islam dalam Penguatan Karakter Spritual dan Sosial

Siswa SMP Kota Samarinda.

D. Signifikansi Penelitian

Pada bagian ini peneliti menyatakan akan manfaat pentingnya penelitian dari

teoritis maupun praktis guna diungkapkan sebagai suatu bahan informasi,

sumbangan pemikiran, bagi pihak yang dianggap berkepentingan terkait:

1. Secara Teoretis

a.

b.

c.

Karya tulis ilmiah dalam bentuk tesis ini dapat berguna dalam perihal

memberikan dinamika keilmuan dalam konteks Pendidikan Agama Islam yang

tentunya masih elevan dengan perkembangan zaman saat ini ataukah dapat

dikembangkan lebih dalam pada kehidupan sehari-hari secara ideal guna demi

kemajuan pembangunan dan sumber daya manusia di wilayah Kota Samarinda.

2. Secara Praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:

a. Secara umum dapat dikemukakan sebagai masukan data input berupa

bahan informasi yang dapat dijadikan untuk rujukan pertimbangan dan

lanjutan buat pemerintah atau stakeholder dalam upaya pengembangan


ataupun dalam mengambil pemberdayaan sumber daya manusia dalam

konteks Penguatan pendidikan Karakter dalam upaya mensukseskan Profil

Pelajar Pancasila di kota Samarinda.

b. Dapat memberikan masukan dan informasi kepada pemerintah, khususnya

Kementerian Agama dan Kementerian Pndidikan dan Kebudayaan Kota

samarinda dalam menentukan kebijakan berkaitan dalam pengebangan

kurikulum pada satuan pendidikan jenjang SMP.

c. ….

E. Penegasan Istilah

Untuk memperjelas titik fokus penelitian ini maka sangat perlu diterangkan,

berkenaan dengan istilah-istilah pada judul tersebut.

Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ialah upaya yang dilakukan

oleh pendidik untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien

dalam mencapai tujuan pembelajaran PAI yang harus berorientasi pada peserta

didik dan sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran PAI.

1. Penguatan Karakter Spritual ialah upaya guru untuk menanamkan nilai-nilai

spiritual dalam diri peserta didik melalui pembelajaran PAI yang meliputi

keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia, yang di antaranya:

2. Penguatan karakter Sosial ialah upaya guru untuk menanamkan nilai-nilai

sosial dalam diri peserta didik melalui pembelajaran PAI meliputi gotong

royong, kerjasama, toleransi, dan sikap tolong menolong dan lain sebagainya.

Strategi Pembelajaran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Penguatan

Karakter Spritual dan Sosial Siswa SMP Kota Samarinda adalah upaya yang
dilakukan oleh guru PAI untuk menanamkan nilai-nilai karakter spiritual dan

sosial dalam diri peserta didik melalui pembelajaran PAI yang dimana nilai-nilai

karakter spiritual yang dimaksud meliputi keimanan, ketakwaan, dan akhlak

mulia. Serta penanaman nilai-nilai karakter sosial yang meliputi gotong royong,

kerjasama, toleransi, sikap tolong menolong dan lain sebagainya dalam bingkai

kerangka kurikulum merdeka.

F. Kajian Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan dari beberapa penelusuran dalam kajian terdahulu terkait judul

penelitian yang ditelusuri menggukan google scolar, maka ditemukan beberapa

jurnal ilmiah yang hampir serupa terkait dengan penelitian yang ingin diteliti guna

sebagai sebagai informasi pendukung sebagai berikut.

TABEL II
PENELITIAN TERDAHULU

No Deskriptor Tinjauan Penelitian


1. Nama Penulis H. Abd. Wahid HS.8
Judul Penelitian Strategi Penguatan Pendidikan
Karakter Islam
Tahun Penelitian 2019
Metode Kualitatif
Variabel Penguatan Karakter Islami dalam Pendidikan
Formal
Hasil 1. Aplikasi dalam materi pembelajaran
2. Pembiasaan (habit formation)
3. Keteladanan (role model).
4. Gerakan Bersama
Implikasi Penelitian ini memberikan implikasi kepada
guru bahwa Penekanan pembelajaran
hendaknya dilakukan sebagai proses
mengarahkan dan mengembangkan
8
Abd. Wahid HS, “Strategi Penguatan Pendidikan Karakter Islam,” Jurnal Pendidikan
dan Pranata Islam SYAIKHUNA (2019): 168-180,
https://www.staisyaichona.ac.id/download/strategi-penguatan-pendidikan-karakter-islam/.
individu dalam proses penyadaran pentingnya
karakter dan nilai dalam
membentuk kualitas diri dan spiritualnya.
Keterbatasan Penelitian ini hanya dilaksankan diwilayah
madura, bangkalan.
Rekomendasi Penelitian Penguatan Pendidikan Karakter Islam
dilakukan untuk memperkuat
nilai-nilai perilaku yang diharapkan dengan
serangkaian strategi baik yang
relevan dengan nilai-nilai Islam yang
berhubungan dengan Allah Swt, diri sendiri,
sesama manusia, lingkungan,
dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran,
sikap, perasaan, perkataan,
dan perbuatan berdasarkan norma-norma
agama, hukum, tata krama,
budaya, dan adat istiadat.
2. Nama Penulis Nurdin, Muhammad Toto Nugroho.9
Judul Penelitian Peranan Pembelajaran Agama Islam dalam
Pembentukan Karakter Religius dan Toleransi
Siswa Sekolah Dasar
Tahun Penelitian 2020
Metode Kualitatif
Variabel Peranan pembelajaran dan Pembentukan
Karakter Religius dan Toleransi Siswa
Sekolah Dasar
Hasil 1. Dalam membentuk karakter religius dan
toleransi pada diri peserta didik yaitu
menerapkan pembiasaan berdoa sebelum
melakukan kegiatan belajar, mengucapkan
salam, serta pembelajaran seperti
membaca surah yasin setiap hari jum’at,
hafalan surah-surah pendek dan doa
sehari-hari.
2. Peranan pembelajaran Agama Islam dalam
membentuk karakter religius dan toleransi
yaitu dengan mengadakan kelompok
belajar yang terdiri dari peserta didik yang
berbeda latar belakang, menanamkan
pemahaman serta contoh yang nyata
toleransi antar sesama, melakukan
kegiatan gotong royong, saling
menghormati, saling berbagi.
9
Muhammad Toto Nugroho Nurdin, “Peranan Pembelajaran Agama Islam Dalam
Pembentukan Karakter Religius Dan Toleransi Siswa Sekolah Dasar,” Journal Evaluation in
Education (JEE) Vol. 1, No (2020): 91–95, https://cahaya-ic.com/index.php/JEE/article/view/136.
Implikasi Peranan Pendidikan Agama Islam dalam
pembentukan karakter religius dan toleransi
yang ada di sekolah tersebut telah sesuai
dengan ajaran dan aqidah Islamiah.
Keterbatasan Hanya dilakukan di satu sekolah saja yakni
SDN 59/V Bram Itam jambi
Rekomendasi Penelitian Perlu dikakukan pengembangan kurikulum
PAI dalam rangka untuk membentuk generasi
yang berkualitas tidak hanya dalam segi
kognitif saja tetapi dalam juga dalam segi
karakter.
3. Nama Penulis Yahya Setiawan, Sugiatno, Asri Karolina.10
Judul Penelitian Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Membentuk Karakter Religius Siswa
Tahun Penelitian 2020
Metode Kualitatif
Variabel Strategi Guru Pai dalam Pembentukan
Kararkter Relegius
Hasil Guru Pendidikan Agama Islam menjalankan
guru PAI menjalankan empat program yaitu
melaksanakan sholat Jum’at berjamaah di
masjid sekolah, melaksanakan sholat duha di
sekolah, mentoring dan pelatihan ceramah.
Implikasi Pendidikan Agama Islam mampu untuk
membentuk generasi yang sesuai dengan apa
yang dicita-citakan oleh guru PAI terutama
untuk anak-anak yang akan menjadi generasi
rabbani.
Keterbatasan Dilakukan di sekolah SMKN 6 Rejang
Lebong Propinsi Bengkulu.
Rekomendasi Penelitian Perlu dilakukan pelatihan terhadap guru
dalam memahami dan mengetahui manfaat
kecerdasan spiritual terhadap siswa, sehingga
siswa tidak hanya dituntut untuk
mendapatkan nilai yang baik, namun juga
siswa disadarkan pada arti sebuah kehidupan
yang bermakna melalui kecerdasan spiritual.
4. Nama Penulis Miftachul Huda.11
Judul Penelitian Strategi Penguatan Pendidikan Karakter
Berbasis Pendidikan Agama Islam Di Sma
10
Asri Karolina Yahya Setiawan, Sugiatno, “Strategi Guru Pendidikan Agama Islam
Dalam Membentuk Karakter Religius Siswa,” INCARE: International Journal of Educational
Resources. Volume 01, (2020): 163–178, http://ejournal.ijshs.org/index.php/incare/article/view/70.
11
Miftachul Huda, “Strategi Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Pendidikan Agama
Islam Di Sma Islam,” Turatsuna: Jurnal Keislaman dan Pendidikan Vol 3, No (2021): 1–10,
https://jim.unisma.ac.id/index.php/TRSN/article/view/9345.
Islam
Tahun Penelitian 2021
Metode Kualitatif
Variabel Strategi Penguatan Pendidikan Karakter
Hasil Pelaksanaan penguatan pendidikan karakter
(PPK) berbasis pendidikan agama Islam di
SMA Islam Malang sejalan dan sinkron
dengan teori yang dikemukakan Al- Gozali,
Sudarwan Danim
Implikasi Berkaitan dalam pelaksanaannya berjalan
cukup baik dan lancar karena di dukung oleh
manajemen pimpinan sekolah yang cukup
solid, organisasi yang rapi, tenaga pendidik
yang profesional, sarana prasarana yang
cukup, lingkungan yang nyaman dan
kondusif, administrasi yang tertib, dana yang
cukup, murid yang banyak, tenaga karyawan
yang terampil dan bertanggung jawab dalam
tugasnya.
Keterbatasan Dilaksanakan hanya di SMA Islam Malang
Rekomendasi Penelitian Perlu dilakukan penelitian Evaluasi penguatan
pendidikan karakter berbasis pendidikan
agama Islam ditinjau dari perkembangan
lingkungan kehidupan masyarakat siswa yang
heterogen dari segi sosio budaya serta
rendahnya kemampuan siswa tertentu dalam
mengontrol diri dalam menghadapi
perkembangan budaya di era globalisasi multi
dimensi yang tidak bisa dihindari dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Nama Penulis Samrin
Judul Penelitian Strategi Guru Pendidikan Agama Islam
Dalam Mengembangkan Pendidikan Karakter
Pada Peserta Didik
Tahun Penelitian 2021
Metode Kualitatif
Variabel Strategi Guru PAI
Hasil Strategi yang dilakukan guru PAI dalam
mengembangkan pendidikan karakter yaitu:
strategi tauladan, penegakkan kedisiplinan,
pembiasaan, dan integritas dan internalisasi.
Dengan cara melalui pengintegrasian, melalui
kegiatan sehari-hari yang meliputi: pemberian
keteladanan, pembiasaan, teguran, nasehat,
dan pengkondisian lingkungan yang
menunjang pendidikan karakter. Dan yang
terakhir lewat pengintegrasian yang
diprogramkan yang berupa: kegiatan tahfidz
Qur’an, pidato, dan sholat zhuhur serta ashar
berjamaah
Implikasi Pentingnya setiap guru PAI menjadi actor
dalam pendidikan karakter di sekolah,
diwujudkan dalam strategi dan program yang
sistematis.
Keterbatasan Di SMPN 5 Kendari
Rekomendasi Penelitian Perlu penelitian pengembangan model
pendidikan karakter yang efektif di era 4.0.
6. Nama Penulis Tiara Ayu Astriana, Ikhwan Aziz Q, Rina
Mida Hayati
Judul Penelitian Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Membentuk Karakter Religius Peserta Didik
Sekolah Dasar
Tahun Penelitian 2023
Metode Kualitatif
Variabel Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dan
Karakter Religius
Hasil Strategi guru agama Islam dalam membentuk
religiusitas peserta didik dapat dilakukan
dengan melakukan pembiasaan membaca
Asma’ al-Husna secara rutin sebelum
memulai pelajaran.
Sedangkan dalam pembentukan karakternya
Usaha pembentukan karakter religius ini juga
harus ditopang dengan upaya lain, seperti
memberikan keteladanan dengan memberikan
contoh cara melafalkan Asma’ al-Husna;
melakukan pembiasaan terhadap kegiatan-
kegiatan lain, seperti salat berjamaah,
membaca al-Qur’an; memberikan apresiasi
terhadap sekecil apapun prestasi siswa; serta
menerapkan kedisiplinan yang tercermin dari
kedisiplinan berpakian dan kedisiplinan
waktu.
Implikasi Penelitian ini memberikan gambaran sekecil
apapun usaha sekolah dalam membentuk
karakteristik peserta didik maka harus terus
dilakukan secara terus menerus.
Keterbatasan Dilakukan di SDN 2 Kesumadadi Bekri
Lampung Tengah
Rekomendasi Penelitian Perlu dilakukan sosialisasi terhadap orang tua
dalam Pembentukan religiusitas peserta didik
dengan memberikan taladan dalam
pendidikan informal dalam keluarga serta
melakukan pengawasan ketat terhadap
kegiatan anak-anaknya

Berdasarkan dari telaah kajian di atas setelah direview dan dikaji maka

memberikan peluang dan penting untuk dilaksanakan suatu penelitian, terkait

variabel strategi pembelajaran guru PAI dan variabel dalam penguatan karakter

spritual dan sosial di SMP Kota Samarinda. Perihal ini perlu disampaikan agar

dalam implikasi penelitian mungkin diharapkan dapat dilakukan pengembangan

kurikulum pendidikan Agama Islam yang lebih dinamis, fleksibel serta lebih

mudah dimengerti dan diterima secara sadar diri dalam pengaplikasiannya di

kehidupan keluarga dan masyarakat.

2. Landasan Teori

Berikut beberapa konsep dalam kajian kepustakaan guna mendukung

pelaksanaan penelitian di lapangan.

1. Teori Pembelajaran

a. Teori Konstruktivistik

Teori Konstruktivistik adalah teori belajar yang menyatakan bahwa

pengetahuan dibangun oleh individu melalui pengalamannya sendiri. Individu

mengkonstruksi pengetahuannya sendiri berdasarkan pengalaman, interaksi,

dan interpretasi terhadap dunia di sekitarnya.

Menurut Jean Piaget seorang psikolog asal Swiss mengembangkan teori

perkembangan kognitif. Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibangun

melalui proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses

mengintegrasikan informasi baru ke dalam struktur kognitif yang sudah ada.


Akomodasi adalah proses mengubah struktur kognitif untuk mengakomodasi

informasi baru.12

Sedangkan menurut Lev Vygotsky seorang psikolog asal Rusia yang

mengembangkan teori perkembangan kognitif sosial. Vygotsky berpendapat

bahwa belajar terjadi melalui interaksi sosial. Interaksi sosial dengan orang

dewasa atau teman sebaya membantu individu membangun pengetahuan dan

keterampilan baru.13

Kemudian John Dewey seorang filsuf dan pendidik asal Amerika Serikat

yang mengembangkan teori pragmatisme. Dewey berpendapat bahwa belajar

terjadi melalui pengalaman langsung. Individu belajar dengan melakukan

sesuatu dan merenungkan pengalamannya.

b. Teori Konektivisme

Teori Konektivisme adalah teori belajar yang menyatakan bahwa

pengetahuan dibangun melalui hubungan antar konsep. Individu belajar dengan

menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah ada.

Menurut David Ausubel seorang psikolog asal Amerika Serikat yang

mengembangkan teori pembelajaran bermakna. Ausubel berpendapat bahwa

belajar terjadi ketika individu menghubungkan informasi baru dengan

pengetahuan yang sudah ada.

Jerome Bruner seorang tokoh psikolog asal Amerika Serikat yang

mengembangkan teori pembelajaran penemuan. Bruner berpendapat bahwa

belajar terjadi ketika individu menemukan sendiri pengetahuannya.


12
Jean Piaget, The Developmental Psychology Of Jean Piaget (New York: D. Van
Nostram Company, 1962), 15–237.
13
Lev Vygotsky, Educational Psychology (Russian: CRC Press LCC, 1926), 135–153.
Robert Gagne seorang psikolog asal Amerika Serikat yang

mengembangkan teori pembelajaran taksonomi. Gagne berpendapat bahwa

belajar terjadi melalui urutan langkah-langkah yang sistematis.

Tabel 2.1
Teori Konstruktivistik dan Konektivisme
Aspek Konstruktivistik Konektivisme
Pandangan tentang Pengetahuan dibangun Pengetahuan dibangun
pengetahuan oleh individu melalui hubungan antar
konsep
Peran guru Sebagai fasilitator Sebagai pemberi informasi
Peran siswa Aktif membangun Aktif menghubungkan
pengetahuan pengetahuan
Metode Metode yang berpusat Metode yang berpusat pada
pembelajaran pada siswa konsep
Model pembelajaran Problem based Discovery learning,
yang dapat learning, project based cooperative learning,
digunakan learning, inquiry collaborative learning
learning

c. Korelasi antara Teori Konstruktivistik dan Konektivisme dengan

Pembelajaran PAI

Teori konstruktivisme dan konetivistik memiliki korelasi yang kuat dengan

pembelajaran pendidikan agama Islam. Kedua teori belajar ini menekankan

pentingnya peran individu dalam membangun pengetahuannya. Pengetahuan

agama Islam tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru kepada siswa, tetapi

harus dibangun oleh siswa sendiri melalui pengalaman, interaksi, dan

interpretasi terhadap ajaran Islam.

Adapun korelasi antara teori konstruktivisme dan konetivistik dengan

pembelajaran pendidikan agama Islam sebagai berikut.


1. Pengetahuan agama Islam dibangun oleh siswa melalui pengalaman,

interaksi, dan interpretasi terhadap ajaran Islam. Siswa perlu terlibat aktif

dalam pembelajaran untuk membangun pengetahuan agama Islamnya.

2. Guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa membangun

pengetahuan agama Islamnya. Guru menyediakan berbagai sumber belajar

dan kesempatan bagi siswa untuk belajar.

3. Metode pembelajaran yang berpusat pada siswa, seperti problem based

learning, project based learning, dan inquiry learning, dapat diterapkan

dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. Metode-metode ini

mendorong siswa untuk aktif membangun pengetahuan agama Islamnya.

Terkait dalam penerapan teori konstruktivisme dan konetivistik dalam

pembelajaran pendidikan agama Islam dintaranya yaitu:

1. Guru dapat memberikan tugas kepada siswa untuk membuat karya seni yang

menggambarkan ajaran Islam. Tugas ini akan mendorong siswa untuk

memahami ajaran Islam dan mengekspresikannya dalam bentuk karya seni.

2. Guru dapat mengajak siswa untuk berdiskusi tentang suatu masalah moral

yang berkaitan dengan ajaran Islam. Diskusi ini akan mendorong siswa

untuk berpikir kritis dan menganalisis ajaran Islam.

3. Guru dapat mengajak siswa untuk melakukan kunjungan ke tempat ibadah

atau tempat-tempat bersejarah yang berkaitan dengan ajaran Islam.

Kunjungan ini akan memberikan pengalaman langsung bagi siswa untuk

belajar tentang ajaran Islam.


Dengan menerapkan teori konstruktivisme dan konetivistik dalam

pembelajaran pendidikan agama Islam, siswa dapat belajar secara aktif dan

bermakna. Siswa akan lebih memahami dan menghayati ajaran Islam, sehingga

dapat menjadi muslim yang taat dan berakhlak mulia.

2. Konsep Strategi Pembelajaran PAI

a. Bentuk-bentuk Strategi Pembelajaran

1) Strategi Pembelajaran Ekspositori

Menurut Wahyudin Nur Nasution dalam Sanjaya menytakan bahwa, strategi

pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada

proses penyampaian materi secara verbal dari seorang pendidik kepada

sekolompok peserta didik dengan maksud agar

peserta didik dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Strategi

pembelajaran ekspositori cenderung menekankan penyampaian informasi yang

bersumber dari buku teks, referensi atau pengalaman pribadi.14

2) Strategi Pembelajaran Inkuiri

Menurut Sanjaya bahwa Strategi pembelajaran inkuiri adalah

rangkaian kegiatan pembelajaran

yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk

mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang

dipertanyakan.

3) Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Strategi pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai

14
Wahyudin Nur Nasution, Strategi Pembelajaran (Medan: Perdana Publishing, 2017),
91-126.
rangkaian aktivitas pembelajaran yang difokuskan kepada proses

penyelesaian masalah/problema secara ilmiah. Problema tersebut bisa

diambil dari buku teks atau dari sumber-sumber lain misalnya dari

peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar, dari peristiwa dalam

keluarga atau dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di masyarakat.

4) Strategi Pembelajaran Kooperatif

Strategi pembelajaran kooperatif merupakan salah satu strategi

pembelajaran yang dalam implementasinya mengarahkan para peserta

didik untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil dan

kelompokkelompok yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran akan

diberikan penghargaan.

5) Strategi Pembelajaran Afektif

Strategi pembelajaran afektif adalah rangkaian kegiatan

pembelajaran yang menekankan pada pembentukan sikap yang positif

pada diri peserta didik. Strategi pembelajaran afektif pada umumnya

menghadapkan peserta didik pada situasi yang mengandung konflik

atau situasi yang problematis. Melalui situasi ini diharapkan peserta

didik dapat mengambil keputusan berdasarkan nilai yang dianggapnya

baik (

6) Strategi Pembelajaran Kontekstual

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi

pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan peserta

didik untuk menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya


dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong peserta didik

untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.

7) Strategi Pembelajaran Aktif

Strategi ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan

untuk mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta, tentang

objek atau mereview informasi. Gerakan fisik yang dominan dalam

strategi ini dapat membantu mendinamisir kelas yang jenuh dan bosan.

8) Strategi Pembelajaran Quantum

Strategi pembelajaran quantum bersandar dan berlandaskan pada

konsep : Bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita

ke dunia mereka.

b. Implementasi Strategi Pembelajaran PAI

1) Strategi Mendidik dengan Contoh Teladan

Strategi mendidik dengan contoh teladan adalah strategi mendidik

yang menekankan pentingnya keteladanan dalam membentuk karakter

anak. Strategi ini didasarkan pada teori belajar sosial, yang menyatakan

bahwa anak belajar melalui meniru orang-orang di sekitarnya, terutama

orang tua dan guru.15

2) Strategi Mendidik dengan Targhib dan Tarhib

Thargib lebih diarahkan pada upaya memupuk rasa optimis dan

berusaha meyakinkan kebenaran melalui rasa optimis dan berusaha

meyakinkan kebenaran melalui janji dan bujukan. Sedangkan tarhib

15
Bunyamin, Implementasi Strategi Pembelajaran Nabi Muhammad Saw (Jakarta:
Uhamka Press, 2017), 167–188.
memfokuskan pada penanaman rasa kehati-hatian dalam melakukan

kewajiban atau perintah Allah Swt dengan demikian pada intinya kedua

model ini membangkitkan kesadaran akan keterkaitan diri manusia

kepada Allah Swt

3) Strategi Mendidik dengan Perumpamaan

Strategi mendidik dengan perumpamaan adalah strategi mendidik

yang menggunakan cerita atau analogi untuk menyampaikan pesan

moral atau ajaran. Strategi ini didasarkan pada teori belajar bermakna,

yang menyatakan bahwa belajar terjadi ketika informasi baru

dihubungkan dengan pengetahuan yang sudah ada.

4) Strategi Mendidik dengan Nasihat

Strategi mendidik dengan nasihat adalah strategi mendidik yang

menyampaikan pesan moral atau ajaran kepada anak secara langsung.

Strategi ini didasarkan pada teori belajar sosial, yang menyatakan

bahwa anak belajar melalui meniru orang-orang di sekitarnya, terutama

orang tua dan guru.

5) Strategi Menjawab Pertanyaan Sesuai Kebutuhan dan Kondisi

Strategi menjawab pertanyaan sesuai kebutuhan dan kondisi adalah

strategi menjawab pertanyaan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan

kondisi orang yang bertanya. Strategi ini penting untuk diterapkan agar

jawaban yang diberikan dapat dipahami dan bermanfaat bagi orang

yang bertanya.

6) Strategi Pembiasaan
Strategi mendidik dengan pembiasan adalah strategi mendidik

yang menggunakan strategi pembiasan untuk membantu anak belajar.

Strategi ini didasarkan pada teori Gestalt, yang menyatakan bahwa kita

cenderung melihat suatu objek sebagai suatu kesatuan yang utuh, bukan

sebagai kumpulan bagian-bagian.

3. Konsep Penguatan Karakter Spritual

Konsep penguatan karakter spiritual dalam mata pelajaran PAI adalah

upaya untuk menanamkan nilai-nilai spiritual dalam diri peserta didik melalui

pembelajaran PAI. Nilai-nilai spiritual yang dimaksud meliputi keimanan,

ketakwaan, dan akhlak mulia, yang di antaranya yaitu:

a. Pembelajaran berbasis Al-Qur'an dan Hadits. Pembelajaran PAI harus

bersumber pada Al-Qur'an dan Hadits. Oleh karena itu, guru PAI harus

mampu mengintegrasikan nilai-nilai spiritual yang terkandung dalam Al-

Qur'an dan Hadits dalam pembelajaran.16

Misalnya, guru dapat menjelaskan nilai-nilai spiritual yang terkandung

dalam iman kepada Allah SWT, guru PAI dapat menggunakan ayat-ayat

Al-Qur'an yang menjelaskan tentang sifat-sifat Allah SWT, seperti Al-

Ahad (Maha Esa), Al-Khaliq (Maha Pencipta), dan Al-Rahim (Maha

Pengasih) serta bagaimana terapannya dalam kehidupan keseharian.

b. Pembelajaran berbasis keteladanan. Guru PAI harus menjadi teladan bagi

peserta didik dalam hal perilaku spiritual. Peserta didik akan lebih mudah

meniru perilaku spiritual yang dicontohkan oleh gurunya.


16
Muhammad Siri Dangnga, Strategi Guru PAI Dalam Mengimplementasikan
Pendidikan Karakter Di Sekolah (Pare-pare: Lembaga Penelitian dan Pengabdin Kepada
Masyarakat (LP2M), 2017), 211–330.
Misalnya, guru PAI harus selalu rajin beribadah, jujur, dan suka

menolong. Dengan demikian, peserta didik akan lebih mudah meniru

perilaku dan akhlak yang baik dari gurunya.

c. Pembelajaran berbasis pengalaman. Peserta didik akan lebih mudah

memahami nilai-nilai spiritual jika mereka mengalaminya secara langsung.

Oleh karena itu, guru PAI dapat memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan nilai-

nilai spiritual, seperti ibadah, kegiatan sosial, dan sebagainya.

Misalnya, guru PAI dapat mengajak peserta didik untuk melakukan

kegiatan ibadah, seperti salat berjamaah, puasa, dan zakat. Dengan

demikian, peserta didik akan lebih memahami nilai-nilai spiritual secara

langsung.

Perihal ini dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan, membentuk akhlak

mulia, meningkatkan kualitas kehidupan, dan membangun masyarakat yang

berkarakter spiritual.

4. Konsep Penguatan Karakter Sosial

Konsep penguatan karakter sosial dalam mata pelajaran PAI adalah upaya

untuk menanamkan nilai-nilai sosial dalam diri peserta didik melalui

pembelajaran PAI. Nilai-nilai sosial yang dimaksud meliputi gotong royong,

kerjasama, toleransi, dan sikap tolong menolong yang diantaranya yaitu:

a. Pembelajaran berbasis Al-Qur'an dan Hadits. Pembelajaran PAI harus

bersumber pada Al-Qur'an dan Hadits. Oleh karena itu, guru PAI harus
mampu mengintegrasikan nilai-nilai sosial yang terkandung dalam Al-

Qur'an dan Hadits dalam pembelajaran.17

Contohnya guru PAI dapat menggunakan ayat-ayat Al-Qur'an yang

menjelaskan tentang perintah Allah SWT untuk berbuat baik kepada

sesama manusia, seperti QS. Al-Maidah ayat 2 dan QS. An-Nisa ayat 36.

Guru PAI dapat menjelaskan bahwa iman kepada Allah SWT harus

diwujudkan dalam perilaku sosial yang baik, seperti membantu orang yang

membutuhkan, menolong orang yang kesusahan, dan sebagainya.

Guru PAI dapat menggunakan ayat-ayat Al-Qur'an yang menjelaskan

tentang perintah Allah SWT untuk melakukan salat. Guru PAI dapat

menjelaskan bahwa salat tidak hanya sekedar ritual ibadah, tetapi juga

merupakan sarana untuk membentuk karakter sosial yang baik. Misalnya,

salat dapat mengajarkan peserta didik untuk disiplin, teratur, dan

menghormati sesama.

b. Pembelajaran berbasis keteladanan. Guru PAI harus menjadi teladan bagi

peserta didik dalam hal perilaku sosial. Peserta didik akan lebih mudah

meniru perilaku sosial yang dicontohkan oleh gurunya.

Contohnya Guru PAI harus selalu bersikap jujur, sopan santun, dan

suka menolong. Dengan demikian, peserta didik akan lebih mudah meniru

perilaku dan akhlak yang baik dari gurunya.

17
M. Nasir, “Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam,” Syamil lAIN Samarinda, Vol
5, no. 2 (2017): 147-167., https://doi.org/10.34202/imanensi.6.1.2021.1-14.
Guru PAI dapat mengajak peserta didik untuk meneladani perilaku

tokoh-tokoh yang memiliki karakter sosial yang baik, seperti nabi

Muhammad SAW, para sahabat, dan tokoh-tokoh agama lainnya.

Guru PAI dapat memberikan penghargaan kepada peserta didik yang

memiliki perilaku sosial yang baik. Misalnya, guru PAI dapat memberikan

pujian, hadiah, atau kesempatan untuk menjadi pemimpin kelas.

c. Pembelajaran berbasis pengalaman. Peserta didik akan lebih mudah

memahami nilai-nilai sosial jika mereka mengalaminya secara langsung.

Oleh karena itu, guru PAI dapat memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan nilai-

nilai sosial, seperti kegiatan sosial, kerja kelompok, dan sebagainya.

Contohnya Guru PAI dapat memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk melakukan kegiatan-kegiatan sosial, seperti kerja bakti, bakti

sosial, dan sebagainya. Dengan demikian, peserta didik akan lebih

memahami nilai-nilai karakter sosial secara langsung.

Guru PAI dapat memberikan tugas kepada peserta didik untuk

membuat karya tulis, presentasi, atau video yang berkaitan dengan nilai-

nilai karakter sosial. Dengan demikian, peserta didik akan lebih termotivasi

untuk menerapkan nilai-nilai karakter sosial dalam kehidupan sehari-hari.

Guru PAI dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

berdiskusi tentang nilai-nilai karakter sosial. Dengan demikian, peserta

didik akan lebih memahami nilai-nilai karakter sosial secara mendalam.


Perihal ini tentunya dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk

bersosialisasi. Membentuk sikap tolong menolong, empati dan kerjasama.

Meningkatkan toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Membangun

masyarakat yang harmonis dan lain sebagainya.

H. Kerangka Pikir

Berdasarkan konsep dari kajian pustaka yang telah dikonstruk guna dalam

rangka untuk mencapai tujuan penelitian maka dapat digambarkan kerangka pikir

yang dapat dilihat pada bagan di bawah ini.

Bagan 2.1
Kerangka Pikir Penelitian
Teori

Kobstruktivistik Konektivisme

Strategi Pembelajaran PAI


(Bentuk-bentuk Staregi Pembelajaran PAI)

Penguatan Karakter

Aksi nyata karakter Spritual Aksi nyata karakter Sosial

Evaluasi Tindakan Aksi Strategi Pembelajaran PAI

Internal Eksternal

Hasil Tindak Lanjut


I. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Untuk mengungkap kebenaran dalam penelitian ini maka peneliti

menggunakan penelitian field reseach. Pernyataan ini selaras sebagaimana yang

dikemukakan oleh R. Raco bahwa: “peneliti harus turun secara langsung

kelapangan guna mendapatkan informasi yang akurat dengan melibatkan diri

dengan masyarakat setempat”.18

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif.

Pendekatan kualitatif deskriptif ialah suatu sudut pandang dalam rangka

menggambarkan situasi dan kondisi yang benar-benar riil terjadi dilapangan pada

saat ini.19

Senada dengan Sugiyono menegaskan bahwa penelitian kualitatif

merupakan suatu penelitian yang ditujukan untuk dapat menarasikan suatu

tindakan kejadian yang benar-benar terjadi dilapangan dengan apa adanya.20

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan wilayah kota Samarinda di Kecamatan

samarinda Ulu, dengan mengambil tempat SMPN 1, SMPN 7, dan SMP IT

Cordova. Adapun penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 November

sampai Desember 2023. Lokasi penelitian ini diambil dengan alasan bahwa ke

tiga (3) Sekolah SMP ini dapat menjawab rumusan masalah yang sudah
18
J. R Raco, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis Karakteristik Dan Keunggulannya, Edisi
Baru (Jakarta: Grasindo, 2010), 9.
19
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2007), 33-34.
20
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2011), 33-34.
dirumuskan sebelumnya. Di sisi lain juga di dalam penelitian ini peneliti

mengambil perlakuan 2 SMP yang berbasis Negeri dan 1 SMP yang berbasis

swasta.

4. Data dan Sumber Data

Adapun data dan Sumber Data yang digunakan pada penelitian ini dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1 Data dan Sumber Data Penelitian


No. Data Sumber Data Keterangan
1. SMPN 1 Guru PAI Zarkasi, M.Pd
Ahmad Muhib, S.Pd
Nur Rahmad Maulana
Wakakur Kristianto, S.Hut
Wakasis Mulyadi, M.Pd
Kepsek Arief Wicaksono, S.Pd
2. SMPN 7 Guru PAI Rokhatin, S.Pd.I, M.Pd
Ishak, S.P.d
Wakakur Muhammad Rasyidi, S.Ag, M.Pd
Wakasis Arigu, S.Pd
Kepsek Erhamsyah, M.Pd
3. SMP IT Guru PAI Ahmad Marzuki, S.Pd.I
Zahratunnisak, S.Ag
Wakakur Eny Komiatun, S.Pd
Wakasis Ahmad Marzuki, S.Pd.I
Kepsek Sariko, S.Ag

5. Teknik Pengumpulan Data

Berkenaan pada pengumpulan data terhadap penelitian yang dilakukan ini

dengan menggunakan teknik antara lain yaitu menggunakan data primer, data

sekunder dan teknik analisis data yang ingin dijabarkan sebagai berikut.

1. Data Primer

Data primer dapat diperoleh melalui:

a. Observasi ialah suatu tahapan dari beberapa kegiatan yang dilakukan

dengan cara mendengar, melihat keadaan, berpikir, mencatat, merekam


secara akurat terhadap objek yang akan, sedang dan hendak diteliti. Adapun

fokus pengamatan ini akan diorientasikan pada bentuk-bentuk strategi

pembelajaran di SMP yang diteliti dalam penerapan karakter Spritual dan

Sosial.

b. Interview (wawancara), merupakan interaksi komunikasi yang terjadi

antara dua orang atau lebih.21 Adapun wawancara yang digunakan semi

terstruktur dengan menggunakan panduan wawancara lalu jawaban dari

partisipan sifatnya terbuka dalam artian tidak dibatasi yang disesuaikan

dengan data dan sumber data penelitian. Data apa di wawancara.

c. Dokumentasi?

2. Data Sekunder

Berkaitan dengan data sekunder ialah merupakan data yang dibutuhkan

sebagai dat pendukung seperti gambar-gambar, foto-foto, dan tulisan-tulisan

yang hubungannya memang dianggap sangat relevan dengan penelitian. Selain

itu juga diperlukan penelahaan dari berbagai reference yang dapat diambil dari

koran, majalah atau buku-buku yang disinyalir masih dianggap relevan

memiliki kertergantungan dengan objek yang sedang diteliti. Oleh sebab itu

data sekunder dalam penelitian ini melihat modul Ajar guru dan foto kegiatan

spritual dan sosial siswa tersebut.

6. Teknik Analisis Data

Setelah peneliti melakukan penelitian dilapangan dengan terlibat aktif

21
Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu
Sosial Lainnya, Edisi Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), 180.
dengan informan kunci yang telah dimintai keterangan berupa kalimat-

kalimat percakapan yang telah berhasil direkam atau ditulis oleh si peneliti.

Lalu peneliti mencoba untuk menyederhanakan berbagai data tersebut dengan

terlebih dahulu mengkategorikannya maupun mengklasifikannya, sehingga

peneliti dapat dengan mudah untuk menarasikan dari berbagai perkataan atau

percakapan yang terjadi dengan informan yang tentunya kalimat yang diambil

berhubungan secara jelas dengan penelitian. Disamping itu juga agar dapat

memudahkan peneliti dalam melakukan pembahasan serta penganalisisan data

dalam pembahasan sehingga tujuan yang diharapkan oleh peneliti yaitu akan

mendapatkan satu jawaban yang jelas dari rumusan masalah yang telah dibuat

sebelumnya.

Berkaitan dengan teknik analisisnya maka, akan melakukan proses

penganalisisan data menggunakan model Miles dan Huberman sehingga dapat

diilustrasikan sebagaimana gambar di bawah ini.

Gambar 3.1 Component of Analysis.22

22
Matthew B. Miles and A, Qualitative Data Analysis: An Expanded Sourcebook (United
States of Amerika: Sage Production Editor Rebecca Holland, 1994), 10–12.
Bekaitan erat dengan ilustrasi di atas tentang bagaimana Model Miles

dan Huberman maka keterangan dengan langkah-langkah pada tahapan setiap

prosesnya akan dicoba diterangkan sebagai berikut.

a. Pengumpulan informasi yang tentunya ada dilapangan dengan cara melalui

wawancara semi terstruktur namun sifatnya secara terbuka, lalu kemudian di

observasi secara berkelanjutan dan mencari pendokumenan yang tentu saja

sangat relevan dengan apa yang sedang diteliti oleh peneliti.

b. Penyederhanaan data atau reduksi data ialah suatu kegiatan dalam rangka

pemilahan terhadap data yang telah diperoleh sebelumnya dilapangan, lalu

kemudian dilakukan aktivitas pada pemprosesan data tersebut untuk

diproses lebih lanjut agar dapat diverifikasi dengan benar terhadap data-data

yang dianggap benar dan data dibilang tidak perlu untuk segera disingkirkan

karena tidak berkaitan terhadap objek penelitian.

c. Penyajian data. Pada tahapan ini, maka langkah peneliti adalah mensajikan

data yang telah terverfikasi kebenarannya itu, lalu kemudian disajikan pada

hasil penelitian, yang bertujuan untuk dapat menjawab rumusan masalah

yang telah dirumuskan tentang bagaimana konteks pemberdayaan ekonomi

masyarakat melalui wakaf produktif serta disesuaikan dengan kerangka pikir

penelitian.

d. Pada tahap akhir ialah menarik simpulan. Setelah penyajian data, maka

langkah selanjutnya adalah dengan mengkategorikannya secara jelas data

tersebut semisal dengan membuat tabel dan lain sebagainya. Hal ini berguna

untuk memudahkan sipeneliti dalam konteks melakukan pembahasan serta


menganalisis data yang telah diuraikan dari hasil pembahasan yang sudah

dibahas terhadap judul penelitian dalam rangka mempermudah peneliti

dalam menari satu titik kesimpulan.23

7. Uji Keabsahan Data

Pada keabsahan data pada penelitian menggunakan Uji Kredibilitas Data.

Triangulasi menurut Wiliam Wiersma dalam Sugiono menyatakan bahwa

Triangulation is qualitative cross-validation. It assesses the sufficiency of the

data according to the convergence of multiple data sources or multiple data

collection procedures. Pengujian kredibilitas dalam penelitian ini menggunakan

triangulasi sumber sebagaimana dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Guru PAI Wakakur dan Wakasis

Kepala Sekolah
Gambar 3.2 Triangulasi Sumber Data.

J. Sistematika Penulisan

Berkaitan dengan teknik prosedur penulisan dalam penelitian ini dirancang

secara sistematis guna untuk mempermudah jalannya proses pemahaman dan

kajian terhadap rumusan masalah yang ingin dicarikan jawabannya. Perihal ini

23
Matthew B. Miles, A. Michael Huberman, and Johnny Saldana, Qualitative Data
Analysis: A Methods Sourcebook, 3rd ed. (London EC1Y 1SP: SAGE Publications Asia-Pacific
Pte. Ltd., 2014), 344.
disebabkan bahwa tematika penulisan ialah berisi apa yang sedang diteliti secara

lengkap tentang mengapa dan bagaimana cara melaksanakan penelitian, lalu

bagaimana caranya dalam memperoleh hasil-hasil yang diperoleh, lalu dianalisis

kemudian menjadi satu simpulan sebagai suatu hasil temuan yang bernilai guna.

Adapun kerangka penelitian diuraikan sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan. Pada bagian awal ini, berisikan tentang latar belakang

masalah yang dikaji berupa fenomena atau berangkat dari pengalaman pribadi

peneliti, lalu rumusan masalah, tujuan penelitian, signifikansi penelitian,

penegasan istilah, dan sistematika penulisan.

Bab II. Kajian Pustaka. Pada bagian kedua ini berisi tentang berbagai macam

teori yang relevan berkaitan dengan konsep yang sedang diteliti yang diambil dari

berbagai kutipan buku serta beberapa literature review yang berhubungan erat

dengan penelitian.

Bab III. Metode Penelitian. Pada bagian ketiga ini berisikan tentang jenis dan

pendekatan penelitian, fokus lokasi penelitian, sumber data penelitian, teknik

pengumpulan data, serta teknik analisis data.

Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. Pada bagian ke empat, tentunya

berisikan tentan gambaran umum objek kajian penelitian, deskripsi data hasil

penelitian dan pembahasannya serta bagaimana teknik analisis datanya yang

gunanya mendapatkan jawaban secara nyata dan jelas berkaitan dengan rumusan

masalah yang telah dirumuskan secara jelas.

Bab V. Penutup. Pada bagian akhir, berisikan tentang simpulan yang lebih

simpul yang diperoleh dari hasil analisis pembahasan telah diuraikan dengan
dinyatakan dalam bentuk paparan serta memberikan beberapa kritik dan saran

yang membangun demi menambah kekayaan intelektual keilmuan, metodologi

dan keislaman.

K. DAFTAR PUSTAKA

Bunyamin. Implementasi Strategi Pembelajaran Nabi Muhammad Saw, Jakarta:


Uhamka Press, 2017.

Dangnga, Muhammad Siri. “Strategi Guru PAI Dalam Mengimplementasikan


Pendidikan Karakter Di Sekolah.” In Strategi Guru PAI Dalam
Mengimplementasikan Pendidikan Karakter Di Sekolah, 211–330. Pare-pare:
Lembaga Penelitian dan Pengabdin Kepada Masyarakat (LP2M), 2017.

HS, Abd. Wahid. “Strategi Penguatan Pendidikan Karakter Islam.” Jurnal


Pendidikan dan Pranata Islam SYAIKHUNA (2019): 168–180.
https://www.staisyaichona.ac.id/download/strategi-penguatan-pendidikan-
karakter-islam/.

Huda, Miftachul. “Strategi Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Pendidikan


Agama Islam Di Sma Islam.” Turatsuna : Jurnal Keislaman dan Pendidikan
Vol 3, No (2021): 1–10
https://jim.unisma.ac.id/index.php/TRSN/article/view/9345..

Lev Vygotsky. “Educational Psychology.” In Educational Psychology, 135–153.


Russian: CRC Press LCC, 1926.

Merdeka.com. “Mabuk Bareng, Pelajar Di Samarinda Tikam Teman Karena Kesal


Ditinggal Pergi” (n.d.). https://www.merdeka.com/peristiwa/mabuk-bareng-
pelajar-di-samarinda-tikam-teman-karena-kesal-ditinggal-pergi.html.

Miles, Matthew B., and A. Michael Huberman. Qualitative Data Analysis: An


Expanded Sourcebook, United States of Amerika: Sage Production Editor
Rebecca Holland, 1994.

Miles, Matthew B., A. Michael Huberman, and Johnny Saldana. Qualitative Data
Analysis: A Methods Sourcebook, London EC1Y 1SP: SAGE Publications
Asia-Pacific Pte. Ltd., 2014.

Miswar Saputro, Nazaruddin, Zaedun Na’im. Pengembangan Kurikulum


Pendidikan Agama Islam, Sigli: YPMZ, 2021.

Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi


Dan Ilmu Sosial Lainnya, Edisi Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002.
Nasir, M. “Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam.” Syamil lAIN
Samarinda, Vol 5, no. 2 (2017): 147-167.
https://doi.org/10.34202/imanensi.6.1.2021.1-14.

Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press, 2007.

Nurdin, Muhammad Toto Nugroho. “Peranan Pembelajaran Agama Islam Dalam


Pembentukan Karakter Religius Dan Toleransi Siswa Sekolah Dasar.”
Journal Evaluation in Education (JEE) Vol. 1, No (2020): 91–95.
https://cahaya-ic.com/index.php/JEE/article/view/136.

PascaSarjana, TIM Penyusun TPKI UINSI. “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah


PascaSarjana UINSI Tahun 2022. Samarinda: Universitas Islam Negeri
Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda, 2022.

Piaget, Jean. The Developmental Psychology Of Jean Piaget, New York: D. Van
Nostram! Company, 1962.

Pusmendikbud. “Survei Penilaian Nasional Pendidikan Karakter".


https://pusmendik.kemdikbud.go.id/produk/kategori-asesmen-terstandar/
page-frame-work-survei-karakter.

Raco, J. R. Metode Penelitian Kualitatif: Jenis Karakteristik Dan Keunggulannya,


Edisi Baru, Jakarta: Grasindo, 2010.

Sahlan, Asmaun. Problematika Dan Solusi Pendidikan Agama Islam Di Sekolah,


Yogyakarta: Naila Pustaka, 2013.

Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif Dan R&D, Bandung:


Alfabeta, 2011.

Tiktok. “Keributan Antar Pelajardi Samarinda.” Keributan Antar Pelajardi


Samarinda (2022). https://www.tiktok.com/search?q=tawuran pelajar di
samarinda&t=1696692964778.

———.“Lantaran Tidak Terima DiTegur”


https://www.tiktok.com/@taukanshop/video/7206304830057385242?
q=pelajar samarinda bawakan parang di samarinda&t=1696693987055.

Wahyudin Nur Nasution. Strategi Pembelajaran, Medan: Perdana Publishing,


2017.

Yahya Setiawan, Sugiatno, Asri Karolina. “Strategi Guru Pendidikan Agama


Islam Dalam Membentuk Karakter Religius Siswa.” INCARE: International
Journal of Educational Resources. Volume 01, (2020): 163–178.
http://ejournal.ijshs.org/index.php/incare/article/view/70.

Anda mungkin juga menyukai