Review - Proposal Tesis - SLAMET, 24 Nov 2023
Review - Proposal Tesis - SLAMET, 24 Nov 2023
Oleh:
SLAMET
NIM: 2220100047
salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah, termasuk SMP. Mata
pelajaran ini bertujuan untuk membentuk peserta didik yang memiliki keimanan
dan ketakwaan kepada Allah SWT, berakhlak mulia, berilmu, dan berkepribadian
Islami.1
Perihal argumen ini nampak jelas bahwa, salah satu aspek yang dianggap
spiritual dan sosial. Karakter spiritual adalah karakter yang berkaitan dengan
Berkenaan dalam konteks pernyataan ini bukan tanpa alasan, alasan ini
dikarenakan bahwa materi PAI mengandung nilai-nilai spiritual dan sosial yang
dapat menjadi petunjuk bagi peserta didik dalam menjalani kehidupan yang
sejatinya harus dapat diaplikasikan secara sadar diri dalam dimensi berkehidupan
setiap hari.2
penanganan yang serius dari semua kalangan. Bila tidak terselesaikan, maka bisa
spiritual siswa SMP masih berada di bawah standar. Hanya 37,5% siswa SMP
yang memiliki nilai spiritual yang baik. Sedangkan pada Survei Karakter Siswa
menunjukkan bahwa nilai sosial siswa SMP masih berada di bawah standar.
Hanya 40,5% siswa SMP yang memiliki nilai sosial yang baik.4
Menelisik area wilayah kota Samarinda juga masih terdapat sebagian pelajar
yang terlibat dalam tindakan kriminal, seperti tawuran yang terjadi di jalan Anang
Hasyim.5 Lalu ada lagi siswa tidak diterima ditegur oleh guru lalu membawakan
temannya karena kesal ditinggal pergi.7 Belum lagi ditambah dengan bahasa
‘Tosix’ yang dikenal dengan bahasa percakapan ‘kasar’ yang digunakan oleh
komunikasi malah mereka anggap lazim, gaul dan kekinian yang biasanya mereka
perhatian dan kasih sayang serta mendidik anak. Kurangnya peran sekolah dalam
lingkungan media sosial dan pergaulan bebas, sehingga dapat merusak nilai-nilai
‘handal’ yang dapat dilakukan oleh guru guna memberikan penguatan karakter
spritual maupun sosial bagi siswa di sekolah. Seperti Guru dapat menggunakan
simulasi kehidupan nyata untuk melibatkan siswa dalam situasi agama Islam yang
kompleks. Contohnya Simulasi Perjalanan Haji. Dalam hal ini Guru dapat
tahapan-tahapan perjalanan haji dengan peran yang sesuai, mulai dari persiapan
memahami pentingnya haji dalam agama Islam dan nilai-nilai seperti kesabaran,
kaitannya Guru dapat meminta siswa untuk mengambil peran sebagai Nabi
proses peradilan syariah, di mana siswa dapat berperan sebagai hakim, pengacara,
atau saksi. Hal ini akan membantu siswa memahami bagaimana hukum Islam
diterapkan dalam konteks kehidupan nyata dan pentingnya keadilan dalam agama
Islam.
diminta untuk mengatasi dilema moral seperti menghadapi tindakan korupsi atau
seperti kunjungan ke panti asuhan atau berpartisipasi dalam kampanye amal. Ini
mendalam tentang agama Islam kepada siswa serta strategi pembelajaran lainnya
tertarik untuk dapat melakukan penelitian ke dalam tesis dengan judul “Strategi
B. Rumusan Masalah
dikemukakan pada bagian latar belakang masalah di atas, maka dalam penelitian
dalam penguatan karakter spritual dan sosial siswa SMP Kota Samarinda?
Agama Islam dalam Penguatan Karakter Spritual dan Sosial Siswa SMP Kota
Samarinda?
dalam Penguatan Karakter Spritual dan Sosial Siswa SMP Kota Samarinda?
C. Tujuan Penelitian
mengacu kepada rumusan masalah yang telah dituliskan berdasarkan pada titik
Pendidikan Agama Islam dalam Penguatan Karakter Spritual dan Sosial Siswa
Pendidikan Agama Islam dalam Penguatan Karakter Spritual dan Sosial Siswa
Guru Pendidikan Agama Islam dalam Penguatan Karakter Spritual dan Sosial
D. Signifikansi Penelitian
Pada bagian ini peneliti menyatakan akan manfaat pentingnya penelitian dari
1. Secara Teoretis
a.
b.
c.
Karya tulis ilmiah dalam bentuk tesis ini dapat berguna dalam perihal
tentunya masih elevan dengan perkembangan zaman saat ini ataukah dapat
dikembangkan lebih dalam pada kehidupan sehari-hari secara ideal guna demi
c. ….
E. Penegasan Istilah
Untuk memperjelas titik fokus penelitian ini maka sangat perlu diterangkan,
oleh pendidik untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien
dalam mencapai tujuan pembelajaran PAI yang harus berorientasi pada peserta
spiritual dalam diri peserta didik melalui pembelajaran PAI yang meliputi
sosial dalam diri peserta didik melalui pembelajaran PAI meliputi gotong
royong, kerjasama, toleransi, dan sikap tolong menolong dan lain sebagainya.
Karakter Spritual dan Sosial Siswa SMP Kota Samarinda adalah upaya yang
dilakukan oleh guru PAI untuk menanamkan nilai-nilai karakter spiritual dan
sosial dalam diri peserta didik melalui pembelajaran PAI yang dimana nilai-nilai
mulia. Serta penanaman nilai-nilai karakter sosial yang meliputi gotong royong,
kerjasama, toleransi, sikap tolong menolong dan lain sebagainya dalam bingkai
F. Kajian Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
jurnal ilmiah yang hampir serupa terkait dengan penelitian yang ingin diteliti guna
TABEL II
PENELITIAN TERDAHULU
Berdasarkan dari telaah kajian di atas setelah direview dan dikaji maka
variabel strategi pembelajaran guru PAI dan variabel dalam penguatan karakter
spritual dan sosial di SMP Kota Samarinda. Perihal ini perlu disampaikan agar
kurikulum pendidikan Agama Islam yang lebih dinamis, fleksibel serta lebih
2. Landasan Teori
1. Teori Pembelajaran
a. Teori Konstruktivistik
informasi baru.12
bahwa belajar terjadi melalui interaksi sosial. Interaksi sosial dengan orang
keterampilan baru.13
Kemudian John Dewey seorang filsuf dan pendidik asal Amerika Serikat
b. Teori Konektivisme
Tabel 2.1
Teori Konstruktivistik dan Konektivisme
Aspek Konstruktivistik Konektivisme
Pandangan tentang Pengetahuan dibangun Pengetahuan dibangun
pengetahuan oleh individu melalui hubungan antar
konsep
Peran guru Sebagai fasilitator Sebagai pemberi informasi
Peran siswa Aktif membangun Aktif menghubungkan
pengetahuan pengetahuan
Metode Metode yang berpusat Metode yang berpusat pada
pembelajaran pada siswa konsep
Model pembelajaran Problem based Discovery learning,
yang dapat learning, project based cooperative learning,
digunakan learning, inquiry collaborative learning
learning
Pembelajaran PAI
agama Islam tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru kepada siswa, tetapi
interaksi, dan interpretasi terhadap ajaran Islam. Siswa perlu terlibat aktif
1. Guru dapat memberikan tugas kepada siswa untuk membuat karya seni yang
2. Guru dapat mengajak siswa untuk berdiskusi tentang suatu masalah moral
yang berkaitan dengan ajaran Islam. Diskusi ini akan mendorong siswa
pembelajaran pendidikan agama Islam, siswa dapat belajar secara aktif dan
bermakna. Siswa akan lebih memahami dan menghayati ajaran Islam, sehingga
yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk
dipertanyakan.
14
Wahyudin Nur Nasution, Strategi Pembelajaran (Medan: Perdana Publishing, 2017),
91-126.
rangkaian aktivitas pembelajaran yang difokuskan kepada proses
diambil dari buku teks atau dari sumber-sumber lain misalnya dari
diberikan penghargaan.
baik (
strategi ini dapat membantu mendinamisir kelas yang jenuh dan bosan.
konsep : Bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita
ke dunia mereka.
anak. Strategi ini didasarkan pada teori belajar sosial, yang menyatakan
15
Bunyamin, Implementasi Strategi Pembelajaran Nabi Muhammad Saw (Jakarta:
Uhamka Press, 2017), 167–188.
memfokuskan pada penanaman rasa kehati-hatian dalam melakukan
kewajiban atau perintah Allah Swt dengan demikian pada intinya kedua
moral atau ajaran. Strategi ini didasarkan pada teori belajar bermakna,
kondisi orang yang bertanya. Strategi ini penting untuk diterapkan agar
yang bertanya.
6) Strategi Pembiasaan
Strategi mendidik dengan pembiasan adalah strategi mendidik
Strategi ini didasarkan pada teori Gestalt, yang menyatakan bahwa kita
cenderung melihat suatu objek sebagai suatu kesatuan yang utuh, bukan
upaya untuk menanamkan nilai-nilai spiritual dalam diri peserta didik melalui
bersumber pada Al-Qur'an dan Hadits. Oleh karena itu, guru PAI harus
dalam iman kepada Allah SWT, guru PAI dapat menggunakan ayat-ayat
peserta didik dalam hal perilaku spiritual. Peserta didik akan lebih mudah
Oleh karena itu, guru PAI dapat memberikan kesempatan kepada peserta
langsung.
berkarakter spiritual.
Konsep penguatan karakter sosial dalam mata pelajaran PAI adalah upaya
bersumber pada Al-Qur'an dan Hadits. Oleh karena itu, guru PAI harus
mampu mengintegrasikan nilai-nilai sosial yang terkandung dalam Al-
sesama manusia, seperti QS. Al-Maidah ayat 2 dan QS. An-Nisa ayat 36.
Guru PAI dapat menjelaskan bahwa iman kepada Allah SWT harus
diwujudkan dalam perilaku sosial yang baik, seperti membantu orang yang
tentang perintah Allah SWT untuk melakukan salat. Guru PAI dapat
menjelaskan bahwa salat tidak hanya sekedar ritual ibadah, tetapi juga
menghormati sesama.
peserta didik dalam hal perilaku sosial. Peserta didik akan lebih mudah
Contohnya Guru PAI harus selalu bersikap jujur, sopan santun, dan
suka menolong. Dengan demikian, peserta didik akan lebih mudah meniru
17
M. Nasir, “Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam,” Syamil lAIN Samarinda, Vol
5, no. 2 (2017): 147-167., https://doi.org/10.34202/imanensi.6.1.2021.1-14.
Guru PAI dapat mengajak peserta didik untuk meneladani perilaku
memiliki perilaku sosial yang baik. Misalnya, guru PAI dapat memberikan
Oleh karena itu, guru PAI dapat memberikan kesempatan kepada peserta
membuat karya tulis, presentasi, atau video yang berkaitan dengan nilai-
nilai karakter sosial. Dengan demikian, peserta didik akan lebih termotivasi
H. Kerangka Pikir
Berdasarkan konsep dari kajian pustaka yang telah dikonstruk guna dalam
rangka untuk mencapai tujuan penelitian maka dapat digambarkan kerangka pikir
Bagan 2.1
Kerangka Pikir Penelitian
Teori
Kobstruktivistik Konektivisme
Penguatan Karakter
Internal Eksternal
1. Jenis Penelitian
2. Pendekatan Penelitian
menggambarkan situasi dan kondisi yang benar-benar riil terjadi dilapangan pada
saat ini.19
sampai Desember 2023. Lokasi penelitian ini diambil dengan alasan bahwa ke
tiga (3) Sekolah SMP ini dapat menjawab rumusan masalah yang sudah
18
J. R Raco, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis Karakteristik Dan Keunggulannya, Edisi
Baru (Jakarta: Grasindo, 2010), 9.
19
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2007), 33-34.
20
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2011), 33-34.
dirumuskan sebelumnya. Di sisi lain juga di dalam penelitian ini peneliti
mengambil perlakuan 2 SMP yang berbasis Negeri dan 1 SMP yang berbasis
swasta.
Adapun data dan Sumber Data yang digunakan pada penelitian ini dapat
dengan menggunakan teknik antara lain yaitu menggunakan data primer, data
sekunder dan teknik analisis data yang ingin dijabarkan sebagai berikut.
1. Data Primer
Sosial.
antara dua orang atau lebih.21 Adapun wawancara yang digunakan semi
c. Dokumentasi?
2. Data Sekunder
itu juga diperlukan penelahaan dari berbagai reference yang dapat diambil dari
memiliki kertergantungan dengan objek yang sedang diteliti. Oleh sebab itu
data sekunder dalam penelitian ini melihat modul Ajar guru dan foto kegiatan
21
Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu
Sosial Lainnya, Edisi Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), 180.
dengan informan kunci yang telah dimintai keterangan berupa kalimat-
kalimat percakapan yang telah berhasil direkam atau ditulis oleh si peneliti.
peneliti dapat dengan mudah untuk menarasikan dari berbagai perkataan atau
percakapan yang terjadi dengan informan yang tentunya kalimat yang diambil
berhubungan secara jelas dengan penelitian. Disamping itu juga agar dapat
dalam pembahasan sehingga tujuan yang diharapkan oleh peneliti yaitu akan
mendapatkan satu jawaban yang jelas dari rumusan masalah yang telah dibuat
sebelumnya.
22
Matthew B. Miles and A, Qualitative Data Analysis: An Expanded Sourcebook (United
States of Amerika: Sage Production Editor Rebecca Holland, 1994), 10–12.
Bekaitan erat dengan ilustrasi di atas tentang bagaimana Model Miles
b. Penyederhanaan data atau reduksi data ialah suatu kegiatan dalam rangka
diproses lebih lanjut agar dapat diverifikasi dengan benar terhadap data-data
yang dianggap benar dan data dibilang tidak perlu untuk segera disingkirkan
c. Penyajian data. Pada tahapan ini, maka langkah peneliti adalah mensajikan
data yang telah terverfikasi kebenarannya itu, lalu kemudian disajikan pada
penelitian.
d. Pada tahap akhir ialah menarik simpulan. Setelah penyajian data, maka
tersebut semisal dengan membuat tabel dan lain sebagainya. Hal ini berguna
Kepala Sekolah
Gambar 3.2 Triangulasi Sumber Data.
J. Sistematika Penulisan
kajian terhadap rumusan masalah yang ingin dicarikan jawabannya. Perihal ini
23
Matthew B. Miles, A. Michael Huberman, and Johnny Saldana, Qualitative Data
Analysis: A Methods Sourcebook, 3rd ed. (London EC1Y 1SP: SAGE Publications Asia-Pacific
Pte. Ltd., 2014), 344.
disebabkan bahwa tematika penulisan ialah berisi apa yang sedang diteliti secara
kemudian menjadi satu simpulan sebagai suatu hasil temuan yang bernilai guna.
Bab I. Pendahuluan. Pada bagian awal ini, berisikan tentang latar belakang
masalah yang dikaji berupa fenomena atau berangkat dari pengalaman pribadi
Bab II. Kajian Pustaka. Pada bagian kedua ini berisi tentang berbagai macam
teori yang relevan berkaitan dengan konsep yang sedang diteliti yang diambil dari
berbagai kutipan buku serta beberapa literature review yang berhubungan erat
dengan penelitian.
Bab III. Metode Penelitian. Pada bagian ketiga ini berisikan tentang jenis dan
Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. Pada bagian ke empat, tentunya
berisikan tentan gambaran umum objek kajian penelitian, deskripsi data hasil
gunanya mendapatkan jawaban secara nyata dan jelas berkaitan dengan rumusan
Bab V. Penutup. Pada bagian akhir, berisikan tentang simpulan yang lebih
simpul yang diperoleh dari hasil analisis pembahasan telah diuraikan dengan
dinyatakan dalam bentuk paparan serta memberikan beberapa kritik dan saran
dan keislaman.
K. DAFTAR PUSTAKA
Miles, Matthew B., A. Michael Huberman, and Johnny Saldana. Qualitative Data
Analysis: A Methods Sourcebook, London EC1Y 1SP: SAGE Publications
Asia-Pacific Pte. Ltd., 2014.
Piaget, Jean. The Developmental Psychology Of Jean Piaget, New York: D. Van
Nostram! Company, 1962.