101786
ABSTRAK
Artikel ini mendeskripsikan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi rendahnya minat
belajar IPS siswa Sekolah Dasar Negeri 101786 Helvetia, Jenis penelitian merupakan penelitian
kualitatif . Subjek penelitian melibatkan 28 siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 101786 Helvetia
yang berjumlah 28 siswa. Pengumpulan data dilakukan menggunakan lembar observasi dan
lembar wawancara . Hasil penelitian menunjukkan pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi
minat belajar IPS siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 101786 Helvetia yaitu rasa senang siswa
dalam mengikuti pembelajaran IPS. Perhatian siswa terhadap pembelajaran terlihat dari siswa
yang fokus dan tidak fokus saat guru menjelaskan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
pengaruh faktor yang mempengaruhi minat belajar IPS siswa kelas V SDN 101786 Helvetia
diantaranya meliputi: faktor internal, yaitu kurangnya rasa senang, perhatian, apresiasi dan
kurangnya siswa terlibat terhadap pembelajaran IPS. Faktor eksternal yaitu pembelajaran IPS
yang monoton dan menimbulkan pembelajaran yang masih terfokus kepada guru dan
pembelajaran yang masih berupa hafalan yang sulit untuk dipahami. Dari 28 siswa yang menjadi
sampel, 75% diantaranya mengalami kegagalan dalam minat pembelajaran IPS. Dengan
demikian faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya minat belajar siswa dalam pembelajaran
IPS ialah kurangnya tindakan atau responsif guru dalam internal dan ekternal siswa .
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia pendidikan saat ini tidak dapat lagi dihindari prosesnya, oleh sebab
itu pendidikan merupakan salah satu tolak ukur atas kemajuan suatu bangsa maupun negara.
Salah satu contoh diantaranya Pendidikan di tanah air Indonesia juga turut tidak luput dari
beberapa faktor, dimana hal ini terbukti dari adanya upaya-upaya yang dilakukan , baik dari
pihak pemerintah, masyarakat maupun perorangan yang cukup sulit dalam mencari solusi atas
mutu dan kualitas suatu Pendidikan yang memiliki dampak guna baik dan bermanfaat.
Keterkaitan antara model dan metode yang dipergunakan pun turut mempengaruhi
kinerja pembelajaran IPS , hal ini terbukti dengan banyaknya dampak yang diterima oleh siswa
salah satu diantaranya siswa akan dengan mudah merasa bosan dan mengantuk. Sehingga hal
tersebut menimbulkan masalah yang mempengaruhi proses belajar. Seorang siswa dapat
dikatakan berhasil apabila siswa tersebut tidak memiliki masalah dalam proses belajarnya, maka
dengan itu siswa yang memiliki masalah dalam proses pembelajaran layaknya diselesaikan
dengan segera, agar tidak terjadinya penurunan prestasi dan kurangnya minat belajar serta
kegagalan dalam melanjutkan studi tahap selanjutnya.
Pada dunia pendidikan baik secara pembelajaran maupun interaksi, peran guru turut
andil dalam keberhasilan proses pembelajaran. Sebagimana dalam Bab III Pasal 3 Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 1950 menyatakan bahwa tujuan dari Pendidikan Negara Indonesia
adalah untuk membentuk manusia susila yang cakap serta menjadikannya sebagai warga Negara
yang bersikap demokratis dan bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah
air Indonesia.
Tujuan pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) dapat tercapai apabila minat belajar siswa
tinggi. JP.Guilford (1969:206) menyatakan bahwa :
“ Minat belajar dapat diartikan sebagai dorongan dari dalam diri peserta didik baik secara
psikis maupun motoric yang dimana mempelajarai sesuatu dengan penuh kesadaran, ketenangan
dan kedisplinan, sehingga menyebabakan individu secara aktif dan senang untuk melakukannya”
Minat belajar yang tinggi cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, dan sebaliknya
apabila minat belajar yang dimiliki rendah maka prestasi yang didapat juga rendah. Minat belajar
dapat membuat seseorang memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahamannya di sekolah,
tingkat minat belajar siswa dalam kelas sampai saat ini masih dalam kategori rendah terutama
pada pembelajaran IPS. Pada pembelajaran IPS di Sd, proses yang dilakukan masih dilaksanakan
secara konvensional, dimana guru masih belum sepenuhnya menerapkan pembelajaran yang
aktif dan kreatif dalam melibatkan siswa baik melalui pendekatan ataupun strategi yang
bervariasi .
METODOLOGI
Dilihat dari subjek dan hasil yang telah didapat, penelitian ini menggunakan penelitian
tipe deskriptif , dimana penelitian tersebut menggunakan metode Kualitatif. Menurut Indriantoro
dan Supono(2012:26) penelitian deskriptif adalah penelitian terhadap suatu masalah yang berupa
fakta-fakta saat ini mengenai suatu populasi.
Hal ini diyakini sesuai dengan judul dari penelitian yang mengarah pada pendeskripsian
masalah. Teknik pengambilan data pada penelitian ini mengguanakan teknik analisis data
Interaktif Miles&Huberman, teknik tersebut merupakan teknik analisis data dimana peneliti
berada dilapangan dan menganalisis data secara bersamaan saat terjadinya proses pengumpulan
data.
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 101786 HELVETIA, pada siswa kelas V semester
Genap pada tahun ajaran 2023/2024, dengan jumlah siswa 28 orang, peneliti mengambil subjek
dikelas V dikarenakan indikator minat belajar siswa yang masih rendah, subjek dalam penelitian
akan memberikan informasi yang memudahkan peneliti melakukan penlitian. Uji keabsahan data
dalam penelitian ini menggunakan metode trianggulasi sumber dan trianggulasi teknik.
Trianggulasi sumber berfungsi untuk menguji kualitas sumber dengan cara mengecek data yang
diperoleh dari guru ataupun siswa.
Uji kreadibilitas pada penelitian ini yaitu tentang faktor rendahnya minat belajar yang
dialami siswa pada mata pelajaran IPS, maka pengumpulan data dan pengujiannya dilakukan
pada siswa dan guru yang ada di kelas V. Sementara trianggulasi teknik merupakan uji kualitas
data yang digunakan untuk mendapatkan data yang baru melalui teknik yang berbeda. Teknik
dalam menguji data adalah dengan menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil
dari wawancara dapat dicek melalui data observasi .
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terkait minat belajar siswa yang dilakukan di
Sekolah Dasar Negeri (SDN) 101786 Helvetia, kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli
Serdang, Sumatera Utara, ditemukan adanya permasalah mengenai minat belajar siswa dikelas V
cukup rendah. Minat belajar siswa rendah ditunjukkan dengan sikap acuh siswa dalam
pembelajaran dan ketidak senangan terhadap mata pelajaran IPS. Contoh diantaranya , sikap
bermain dan tidak memperhatikan guru saat terjadinya proses pembelajaran serta ketidak inginan
siswa terlibat saat guru memberikan tugas baik secara perorangan maupun kelompok.
1. Siswa menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi dalam melakukann aktivitas belajar
DESKRIPTIF REFLEKTIF
Dari 28 siswa, 75% diantaranya Kurangnya efektifitas guru dalam
mengalami kegagalan dalam minat mengelola dan mengatur kelas.
pembelajaran IPS. Siswa ditutuntut memiliki nilai bagus
50% siswa mengalami kurangnya tanpa adanya apresiai yang menaikkan
aprseiai atas pencapaian yang telah minat atau rasa percaya yang dimiliki
dilakukannya. siswa.
Setengah dari siswa tidak ada yg Siswa kebanyakn bosan,mengantuk dan
memperdulikan penjelasan dari guru. menajhil teman lainnya.
Beberapa persen diantaranya dipaksa Kurangnya apresepsi dan refleksi yang
mendapatkan nilai baik dipertiap mata dilakukan guru saat pelaksanaan
pelajaran. pembelajaran.
Kurangnya rasa ketidakingin tahu. Saat terjadi kendala dalam pemahaman
Malu&takut saat bertanya siswa guru dengan cepat memvonis
memberikan soal atau mengganti topik
pembicaraan tanpa menjelaskan secara
berulang terhadap siswa.
Nb: Deskriptif( catatan mengenai apa yang dilihat,didengar,dan dialami peneliti saat melaksanakan
penelitian), Reflektif( pendapat serta tafsiran peneliti mengenai penemuan yang dijumpai)
KESIMPULAN
Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting untuk kemajuan suatu bangsa. Di
Indonesia, berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan dampak pendidikan.
Ilmu Sosial (IPS) adalah subjek penting yang membantu siswa memahami interaksi sosial. Ini
mencakup peristiwa masa lalu, tempat tinggal, interaksi sosial, dan banyak lagi. Model dan
metode yang digunakan dalam mengajar IPS mempengaruhi kinerja belajar. Bosan dan
mengantuk adalah masalah umum yang mempengaruhi pembelajaran.
Siswa yang sukses adalah orang yang tidak menghadapi masalah belajar, dan masalah
apa pun ditangani dengan cepat untuk mencegah penurunan kinerja dan hilangnya minat. Guru
memiliki peran penting dalam proses belajar. Tujuan pendidikan negara Indonesia adalah untuk
menciptakan warga negara yang bertanggung jawab. Minat yang tinggi dalam belajar mengarah
pada pencapaian yang tinggi, dan minat yang rendah mengakibatkan kinerja yang buruk.
Di sekolah dasar, tujuan belajar dicapai ketika siswa sangat tertarik untuk belajar.
Namun, belajar siswa, terutama di IPS, umumnya rendah. Metode pengajaran konvensional
masih digunakan, dan guru belum sepenuhnya menerapkan pembelajaran aktif dan kreatif.
Penelitian ini menggunakan penelitian tipe deskriptif, berfokus pada masalah minat siswa
yang rendah pada IPS. Penelitian ini dilakukan di SDN 101786 HELVETIA, melibatkan 28
siswa kelas V-second. Data yang dikumpulkan menggunakan teknik Analisis Data Interaktif
Miles & Huberman. Autentikitas dan kredibilitas data diuji dengan menggunakan triangulasi
sumber, teknik Triangulasi, wawancara, pengamatan, dan dokumentasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M dan Asrori, M. (2014). Metodelogi dan Aplikasi Riset Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
https://doi.org/10.30863/didaktika.v12i2.181
Elendiana, M. (2020). Upaya Meningkatkan Minat Baca Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
https://doi.org/10.31004/jpdk.v1i2.572
Utami, N. P., & Yanti, P. G. (2022). Pengaruh Program Literasi terhadap Hasil Belajar
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i5.3825