Anda di halaman 1dari 35

HIERARKI

PENGENDALIAN
RESIKO K3
PRODI D-3 TEKNIK MESIN
POTENSI BAHAYA (HAZARDS)

´ Merupakan sumber atau situasi yang berpotensi menimbulkan kerugian


berupa cedera atau gangguan kesehatan pada manusia, kerusakan
harta benda, kerusakan lingkungan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut.
IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA
(HAZARDS)
´ UNSAFE CONDITION: faktor-faktor lingkungan fisik yang dapat menimbulkan
kecelakaan.

´ UNSAFE ACT: perilaku atau kesalahan-kesalahan yang dapat menimbulkan


kecelakaan.
RISIKO (RISKS)

´ Merupakan kemungkinan terjadinya sesuatu yang mempunyai dampak


negatif.
AKIBAT (CONSEQUENCES)

´ Adalah dampak dari hasil yang merugikan, seperti kerugian finansial,


kerusakan lingkungan, atau gangguan sosial.
´ Merupakan tingkat keparahan atau kerugian yang mungkin terjadi dari
suatu kecelakaan akibat bahaya yang ada.
PENGENDALIAN (CONTROLS)

´ Merupakan tindakan yang dilakukan untuk mengurangi kemungkinan atau


konsekuensi dari kejadian yang tidak diinginkan.
HIRARKI PENGENDALIAN RESIKO
HIRARKI PENGENDALIAN RESIKO
ALAT
PELINDUNG DIRI
(APD)
PRODI D-3 TEKNIK MESIN
PENGERTIAN

Alat pelindung diri (APD) atau disebut juga Personal Protective


Equipment (PPE)

´ Merupakan seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja


untuk melindungi sebagian atau seluruh bagian tubuh terhadap
kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja.
ALAT PELINDUNG DIRI

´ Merupakan “the least desirable method” (paling sedikit


digunakan) untuk melindungi tenaga kerja.
´ Merupakan langkah terakhir yang dapat dilakukan untuk
melindungi tenaga kerja.
´ Dapat menjadi satu-satunya pilihan pada kondisi tertentu
(misalnya pada tempat kerja konstruksi dimana dibutuhkan helm
pengaman, safety shoes, dan lain-lain).
SYARAT-SYARAT APD

´ Nyaman saat dipakai.


´ Tidak mengganggu pekerjaan saat digunakan.
´ Dapat memberikan perlindungan yang efektif sesuai dengan
jenis bahaya di tempat kerja.
KELEMAHAN APD

} Kemampuan perlindungan yang kurang sempurna. Hal ini dapat


dikarenakan penggunaannya yang tidak tepat atau kualitas
APD kurang baik.
} Beberapa pekerja sering tidak memakai APD karena kurang
nyaman.
} Mengganggu penampilan.
DASAR HUKUM
} Undang-undang No. 1 tahun 1970
◦ Pasal 3 ayat (1) butir f
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja
untuk: Memberikan alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
◦ Pasal 9 ayat (1) butir c
Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja
baru tentang: alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang
bersangkutan.
◦ Pasal 12 butir b
Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga
kerja untuk: memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.
◦ Pasal 14 butir c
Pengurus diwajibkan: menyediakan secara cuma-cuma semua alat
perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada dibawah
pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki
tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan
menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
DASAR HUKUM
} Permenakertrans No. Per. 01/Men/1981
◦ Pasal 4 ayat (3)
menyebutkan: pengurus wajib menyediakan secara cuma-cuma
semua alat perlindungan diri yang diwajibkan penggunaannya
oleh tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya untuk
pencegahan penyakit akibat kerja.
} Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982
◦ Pasal 2 butir i
menyebutkan Tugas pokok pelayanan Kesehatan Kerja meliputi:
memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan
tempat kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan
gizi serta penyelenggaraan makanan di tempat kerja.
PROGRAM APD

´ Kebijakan dan komitmen


´ Identifikasi dan evaluasi potensi bahaya
´ Diklat APD
´ Pemilihan yang tepat dan kesesuaian
´ Penggunaan
´ Pemeliharaan (cleaning, sanitizing, maintenance, storage)
´ Pengawasan kesehatan tenaga kerja
´ Sanksi dan penghargaan
´ Evaluasi
JENIS-JENIS APD

1. Alat Pelindung Kepala (Head Protection): helmet, hair


protection, hats/cap.
2. Alat Pelindung Wajah dan Mata: face shield, kacamata
pengaman (spectacles), goggles.
3. Alat Pelindung Jatuh (Fall Protection): sabuk pengaman (body
harness), lanyard, safety rope.
4. Alat Pelindung Telinga: ear plug, ear muff.
5. Alat Pelindung Pernafasan: masker, respirator.
6. Alat Pelindung Tangan: sarung tangan (gloves).
7. Alat Pelindung Kaki (Foot Protection): safety shoes.
8. Pakaian Pelindung: rompi, celemek, jaket.
9. Pelampung: life jacket, life vest.
ALAT PELINDUNG KEPALA

Standar yang biasa digunakan:


ANSI/ISEA Z89-1.2014
DAFTAR KODE WARNA HELM
ALAT PELINDUNG WAJAH DAN MATA

Standar yang biasa digunakan:


ANSI/ISEA Z87.1-2020
ALAT PELINDUNG JATUH (FALL
PROTECTION)

Standar yang biasa


digunakan:
ANSI/ASSP Z359.1-2020

Photo Source Credit: Associated General Contractors of America, Fall Protection Training in the
Construction Industry, 2004.
LIFE LINE
ALAT PELINDUNG TELINGA (HEARING
PROTECTION)

Standar yang biasa digunakan:


ANSI/ASA S12.42/S3.19
ALAT PELINDUNG PERNAPASAN
(RESPIRATORY PROTECTION)

Standar yang biasa


digunakan:
NIOSH TITLE 42 CFR 84-
1995
ALAT PELINDUNG TANGAN
Cotton Very common

Cotton Synthetic fiber Often used for work in the winter

Coated For better handling

For handling For general purpose and heavy work


Leather
For welding For gas and electric welding

Gloves
For handling For general purpose and heavy work
For light work, cooking and house keeping
Rubber

For chemicals Chemical resistant, Oil resistant


Solvent resistant

For special Vibration, heat resistant, Cut- proof,


purposes insulated, others.

Standar yang biasa digunakan:


ANSI/ISEA 105-2016
ALAT PELINDUNG TANGAN

´ Material yang digunakan tergantung dari jenis pekerjaan.


§ Untuk pekerjaan ringan, digunakan bahan katun/kanvas.
§ Untuk pekerjaan memotong, digunakan bahan kulit yang
diperkuat dengan metal/plastik, misalnya neoprene, latex,
dan nitrile.
´ Untuk pekerjaan yang membutuhkan perlindungan dari
panas/suhu yang ekstrim, maka dibutuhkan hand leathers and
arm protector.
´ Hand leathers and arm protector digunakan pada suhu yang
tidak lebih dari 150ºF (65ºC).
ALAT PELINDUNG KAKI

´ Pada industri ringan/tempat kerja biasa


Cukup menggunakan sepatu dalam kondisi yang baik.
´ Sepatu pelindung (safety shoes)
Dapat terbuat dari kulit, karet, sintetik, atau plastik.
´ Untuk mencegah tergelincir
Dipasang sol anti slip.
´ Untuk mencegah tusukan
Dipasang sol dari logam
´ Terhadap bahaya listrik
Sepatu seluruhnya harus dijahit atau direkat dan tidak boleh
memakai paku.
SYARAT

´ Tahan benturan dan tahan tekanan.


´ Sol bagian luar tidak mudah lepas.
´ Bersifat mencegah kebocoran.
´ Tahan tusukan.
´ Mempunyai daya redam terhadap benturan pada bagian tumit.
SEPATU KERJA (SAFETY SHOES)

Standar yang biasa digunakan:


ASTM F 2413-2005
PAKAIAN PELINDUNG / ROMPI
KESELAMATAN

1. Disesuaikan dengan
identifikasi potensi bahaya
2. Dipasang reflektor, agar
terlihat di tempat kerja
gelap
PAKAIAN PELINDUNG PEKERJA LAS
MANAJEMEN APD

1. Identifikasi kebutuhan dan syarat APD.


2. Pemilihan APD sesuai dengan jenis bahaya dan
kebutuhan/kenyamanan tenaga kerja.
3. Pelatihan.
4. Penggunaan, perawatan, dan penyimpanan.
5. Penatalaksanaan pembuangan atau pemusnahan.
6. Pembinaan.
7. Inspeksi.
8. Evaluasi dan pelaporan.
Permenakertrans
No. 08/MEN.VII/2010
Pasal 7
KEGIATAN MANAJEMEN APD

§ Merencanakan kebutuhan APD berdasarkan identifikasi potensi


bahaya yang telah ditetapkan dalam rencana keselamatan
kerja (rencana K3 pelaksanaan).
§ Membuat daftar dan jadwal APD yang akan digunakan.
§ Melakukan pelatihan kepada pekerja cara menggunakan,
memelihara, dan menyimpan APD.
§ Menginformasikan kepada tenaga kerja potensi bahaya di
tempat kerja.
§ Menyediakan tempat penyimpanan APD, berdasarkan bentuk
dan jenisnya.
§ Membuat daftar nama pekerja dan jenis pekerjaan.
KEGIATAN MANAJEMEN APD

§ Menyediakan dan mendistribusi APD berdasarkan daftar nama


pekerja dan dibuat tanda terimanya.
§ Menyediakan lokasi pembuangan/pemusnahan APD yang
rusak/kadaluarsa.
§ Melakukan pemeriksaan/monitor penggunaan APD di tempat
kerja, kelayakan dan cara pemakaiannya.
§ Melakukan pencatatan dan evaluasi pemakaian dan
persediaan APD.
§ Harus memiliki persediaan APD di gudang yang dapat
digunakan dalam keadaan mendadak.
§ Melaporkan tentang APD kepada kepala proyek untuk
dievaluasi.
PEMBINAAN

´ Perlu dilakukan pembinaan terus-menerus tentang pemakaian


dan manfaat APD, pada saat safety induction, inspection, safety
meeting, dan sebagainya.
´ Perlu diberikan penghargaan bagi pekerja yang konsisten
memakai APD.

Anda mungkin juga menyukai