Anda di halaman 1dari 2

Nama : Edwin Febrianto

NIM : 21202241103
Prodi : Pendidikan Bahasa Inggris (C)
Mata Kuliah : Sejarah Maritim (MBKM 1)

STRATEGI MILITER VOC: LANGKAH MILITER VOC DALAM


MEMONOPOLI SUMBER DAYA NUSANTARA
Indonesia, juga dikenal sebagai kepulauan Nusantara, adalah wilayah yang kaya akan
sumber daya alam dan berfungsi sebagai jalur perdagangan penting antara Asia dan Eropa.
Sebelum kedatangan orang Eropa, Nusantara sudah menjadi pusat peradaban maritim maju
dengan kerajaan-kerajaan seperti Majapahit, Sriwijaya, dan Maluku yang menguasai jalur
perdagangan rempah-rempah. Selain kekayaan yang melimpah di Nusantara, kehancuran
Konstantinopel pada tahun 1453 adalah faktor lain yang mendorong orang Eropa untuk datang
ke sana. Hal tersebut membuat Eropa terpaksa mencari langsung rempah-rempah itu ke daerah
asalnya. Dengan modal kemajuan dalam bidang perkapalan dan astronomi, Spanyol dan
Portugis memulai penjelajahan samudera. Jadi, kedatangan Bangsa Portugis sebagai orang
Peranggi tidak dapat dipandang terlepas dari konteks perkembangan sistem dunia yang
semakin meluas akibat ekspansi Barat sejak akhir abad ke-15 (Kartodirjo, 2014. Salah satu
kekuatan kolonial yang berhasil menaklukkan Nusantara adalah VOC (Vereenigde
Oostindische Compagnie) atau Kompeni Hindia Timur Belanda yang didirikan pada 1602
sebagai perusahaan dagang bermodal militer.
Dengan armada kapal dan pasukan bersenjata, VOC melakukan ekspansi wilayah
secara agresif dan sistematis di Nusantara. Mereka berhasil menaklukkan banyak wilayah
seperti Maluku, Jawa, dan Sumatera dengan langkah-langkah militer yang brutal. Kehadiran
VOC mengubah peta politik dan membawa konsekuensi perubahan sosial, ekonomi, dan
budaya yang signifikan serta meninggalkan warisan kolonialisme di Indonesia.Dengan
memahami sejarah Nusantara dan kedatangan bangsa Belanda, khususnya VOC, kita dapat
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang akar sejarah kolonialisme di wilayah
yang kini dikenal sebagai Indonesia, serta dampak dan warisan yang ditinggalkannya.
VOC secara sistematis menginvasi Nusantara dengan kapal dan militer. Mereka
memperoleh banyak wilayah seperti Maluku, Jawa, dan Sumatera dengan menggunakan
kekerasan militer. Kehadiran VOC tidak hanya meninggalkan warisan kolonialisme di
Indonesia, tetapi juga mengubah peta politik dan menyebabkan perubahan sosial, ekonomi, dan
budaya yang signifikan.Dengan mempelajari sejarah Nusantara dan kedatangan Belanda,
terutama VOC, di sana, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang asal-usul
kolonialisme di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Indonesia, serta dampak dan warisan
yang ditinggalkannya.
Kemiliteran VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) merupakan sejarah militer
modern Indonesia masa kolonial yang berkaitan dengan Angkatan Laut Kolonial dan Tentara
Kerajaan Hindia Belanda. VOC mendapatkan hak istimewa dari pemerintah Belanda untuk
menciptakan militer atau angkatan bersenjatanya sendiri guna mendukung tujuan mereka di
Indonesia VOC memiliki hak istimewa salah satunya hak Oktroi. Hak oktrooi adalah
keistimewaan yang dimiliki VOC untuk menjalankan perdagangan di kawasan Hindia. Isi hak
oktroi memuat tujuan didirikannya VOC. Preambule octrooi berbunyi, "VOC dibentuk untuk
menyediakan arah dan memberikan navigasi bagi perdagangan di Hindia Timur." Perdagangan
di nusantara selama 200 tahun dikuasai VOC berdasarkan piagam octrooi pada tahun 1598
perusahaan yang ada kala itu digabungkan menjadi sebuah kongsi dagang.(Gaastra, 2007)
Pada bulan maret 1602 terbentuk Perserikatan Maskapai Hindia Timur, François Valentijn
dalam Oud En Nieuw Oost-indien (1602) mencatat octrooi diberikan parlemen Belanda.
Octrooi, piagam pendirian Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) yang memuat hak-
hak istimewa VOC di Nusantara.

DAFTAR PUSTAKA

Gaastra, F. S. (2007). Organisasi VOC. Sejarah Nusantara ANRI.

Liebner, H. H. (2007). Sebuah Manuskrip Belanda Mengenai Kemalangan Armada VOC di


Pulau Kabaena, Mac-Mei 1650. Sari (ATMA), 25, 51-83.

Anda mungkin juga menyukai