Anda di halaman 1dari 7

Nama : Elit Erdiasari

NPM : 230310190021
Tugas Essai Oseanografi

Perkembangan Sejarah Penelitian Oseanografi di Indonesia

Perkembangan Oseanografi tidak luput dari peran-peran kerajaan-kerajaan yang


pernah menududuki indonesia dan peran penjajahan yang dilakukan bangsa-bangsa
asing yang menjajah Indonesia. Sejak zaman pra sejarahpun manusia yang mendiami
kepulauan Nusantara sudah mampu untuk berlayar sampai Barat Afrika. Letak geografis
menjadi salah satu cikal bakal Republik Indonesia menjadi Negara Kelautan. Salah satu
buktinya adalah Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Majapahit yang mempunyai pertahanan
militer yang kuat yang tidak bisa dipandang sebelah mata sehingga berhasil menguasai
laut bahkan berhasil mengontrol seluruh perniagaan di wilayah Asia Tenggara. Kerajaan
Majapahit yang mempunyai tingkat kemaritiman yang kuat sehingga bisa menguasai
laut, dan hal itu pun sama dengan Kerajaan Sriwijaya yang tidak kalah kuat dalam
bidang kemaritimannya. (Maritim89, 2020)

Bisa dilihat dari wilayah indonesia yang dikelilingi lautan, sehingga bisa
dikatakan bahwa Indonesia merupakan negara bahari yang artinya negara yang
mempunyai belasan ribu pulau atau Archipelagic State. Indonesia sebagai negara bahari
tidak hanya memiliki satu lautan utama, namun pada abad ke XIV dan XV yang
merupakan zona komersial di asia Tenggara yaitu Laut Banda, Laut Jawa, dan Laut
Flores dimana ketiga zona tersebut merupakan zona yang menjanjikan. Bahkan, jika
kita lihat dari sejak zaman awal kerajaan di Indonesia, kehidupan kelautan di Indonesia
sudah sangat fundamental. Seperti layaknya Armada laut yang dimiliki kerajaan
Majapahit, kerajaan Sriwijaya bahkan kerajaan Demak yang sangat disegani oleh
pedagang dan utusan dari China dan Arab. (Maritim89, 2020)

1
Pada zaman Leluhur Nusantara, mereka berlayar dengan mengandalkan
binatang-binatang sebagai petujuk arah selama berlayar ke segala lautan. Pada abad ke-
15 para pelaut nusantara mengenal kompas dan peta. Semulanya berawal dari penemuan
biji magnet oleh orang Tiongkok dan pengembangan kompas dan peta di wilayah
Eropa. Sehingga pada abad ke-16 para pelaut Nusantara telah menggunakan Kompas
dan Peta sebagai petujuk arah selama berlayar. Berdasarkan catatan Ludovio di
Vathema pada tahun 1506 dalam perjalanan dari Pulau Kalimantan ke Jawa ia
menyatakan bahwa ia melihat kompas yang digunakan nakhoda kapal dan sebuah peta
yang memiliki garis-garis panjang dan melintang sebagai alat navigasi pelayaran.
Bahkan, untuk kapal-kapal yang digunakan atau perahu terdapat relief-relief tentang
perahu yang armadanya terdapat relief candi borobudur. (Marzuqi, 2018)

Sejarah mencatat bahwa kemaritiman bangsa indonesia telah terjadi sejak masa
migrasi bangsa Austronesia sampai masa kegemilangan kerajanaan Majapahit. Kerajaan
Majapahit merupakan kerajaan yang hampir menguasai seluruh Nusantara bahkan di
wilayah luar Indonesia pun berhasil di kuasai baik dalam bidang perdagangannya
maupun pelayarannya. Sama halnya dengan kerajaan Sriwijaya yang merupakan
kerajaan maritim yang mengembangkan berupa ciri khas tradisional diplomasi yang
bertujuan untuk mempertahankan peran kerajaan sriwijaya sebagai pusat perdagangan.
Kerajaan sriwijaya termasuk kedalam penguasa daerah Selat Malaka yang berperan
sebagai penghubung antara pelayaran antara negeri Cina dan negeri-negeri barat
(Marzuqi, 2018). Selain itu, Kerajaan Sriwijaya yang merupakan kerajaan yang berpusat
di Sumatera Selatan yang memiliki wilayah lautan yang luas dengan tingkat kekuatan
kemaritiman yang kuat yang bertujuan untuk melakukan ekspedisi (PRADHANI 2017).

Namun semuanya tidak bertahan lama dikala pada abad ke-16 pedagang eropa
datang ke wilayah maritim indonesia yang menyebabkan goyahnya kerajaan-kerajaan
yang ada di Indonesia. Salah satunya kerajaan majapahit karena dihadapkan oleh dunia
kapitalisme dan imperialisme sehingga menyebabkan semakin membatasinya gerak
para kerajaan-kerajaan tersebut. Perubahan yang sangat pesat adalah adanya
kolonialisme yang menyebabkan perubahan cara pandang masyarakat nusantara dalam
kehidupan sehari-hari yang artinya laut tidak menjadi prioritas, karena lautan telah
dikuasai oleh pihak kolonel. (Maritim89, 2020)

2
Sehingga pada 1957, oleh Perdana Menteri Djuanda mengintegrasikan laut
kedalam wilayah indonesia kembali dengan bantuan perjuangan Indonesia. Sehingga
pemerintah Soekarno untuk menguasai kembali lautan dengan cara memperkuat
pasukan angkatan laut dan sistem persenjataannya. Namun semuanya gagal dikala masa
pemerintahan Soeharto karena pindah orientasi dari yang tadinya dari lautan berubah
menjadi berorientasi ke daratan yang menyebabkan pengembalian laut sebagai sumber
kehidupan gagal. (Maritim89, 2020)

Sebelumnya pada abad ke-4 sebelum masehi Aristoteles seorang sarjana


terkemuka asal bangsa yunani. Ia berhasil melakukan penelitian mengenai hewan-
hewan dan tumbuhan-tumbuhan laut. Sedangkan untuk Penelitian yang dilakukan di
Indonesia dilakukan pertama kali pada tahun 1904 ketika Koningsbenser mendirikan
sebuah laboratorium perikanan di Jakarta. Namun, pada tahun 1919 nama laboratorium
perikanan diubah menjadi laboratorium Biologi Laut bahkan beberapa kali mengalami
perubahan nama di mulai dari Lembaga Penelitian Laut menjadi Lembaga Sumber
Lautan dan selanjutnya mengalami perubahan oleh Presiden yang membentuk Lembaga
Oseanologi Nasional di bawah naungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau
LON-LIPI yang tersusun Berdasarkan dasar Surat Keputusan Presiden Republik
Indonesia No. 10 tahun 1970. Namun, pada tahun 1886 LON-LIPI dirubah namanya
menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi atau P30-LIPI. (Soegiarto
1987)

Berdasarkan sejarah riset mengenai kelautan indonesia atau kemaritiman


indonesia yang telah dipaparkan sebelumnya menyatakan bahwa menurut Parwono dkk
(2005), terbagi menjadi 3 periode yaitu, masa sebelum jaman penjajahan Belanda, Masa
Penjajahan Belanda pada abad ke-17 sampai 17 Agustus 1945, dan pada masa
Kemerdekaan Indonesia. Pada masa awal penjajahan Belanda dimana pada tahun 863
sampai dengan 1225 sebelum masaehi, pada masa Kerajaan Sriwijaya yang telah
berhasil menguasai Sumatera dan bagian seluruh wilayah barat indonesia pada masa
kegemilangan yang pertama. Untuk masa kegemilangan yang ke dua yaitu pada masa
Kerajaan majapahit yang terjadi sekitar tahun 1293-1389. Pada masa kejayaan tersebut
kita bisa melihat bahwa sejak masa kegemilangan yang kedua bangsa Indonesia telah
memiliki para ahli oseanografi yang handal seperti mengetahui sifat angin, pasang surut
laut, dan lain-lainnya. (Sulaiman, et al. 2006)

3
Sehingga dapat dikatakan bahawa selama masa kerajaan Sriwijaya dan kerajaan
Majapahit mempunyai pengetahuan oseanografi dilihat dari bagaimana beberapa relief
perahu yuang digunakan oleh kerajaan-kerajaan di indonesia memperlihatkan gambar
candi borobudur salah satu contohnya. Oleh karena itu, pada masa kerajaan Sriwijaya
dan kerajaan Majapahit bisa dikatakan mempunyai tingkat kemaritiman yang kuat
sehingga dapat mempu menguasai sebagian wilayah perairan indonesia. Namun, hal
tersebut tidak berlangsung lama ketika para pelaut ulung dengan teknologi yang lebih
modern dari eropa (Protugis dan Belanda) berhasil melumpuhkan kerajaan Sriwijaya
dan Kerajaan Majapahhit. (Marzuqi, 2018)

Pada masa abad ke-17, ketika para penjajah Belanda berhasil menaklukan
kerajaan Majapahit dan kerajaan Sriwijaya yaitu pada masa penelitian pada tahun 1768
ketika melakukan ekspedisi kelautan yaitu seperti didirikannya Pasar Ikan di jakarta.
Penelitian oseanografi bermula pada saat kedatangan VOC pada tahun 1598, yaitu
Willem Lodeijckz yang melakukan catatan tentang ikan dan mamalia di Indonesia.
Selanjutnya ketika pada jaman VOC penelitian berjalan lambat dan Belanda semakin
kuat mencengkram kakinya di bumi Nusantara penelitian oseanografi mulai berjalan
kembali. Sehingga pada abad ke 17 awal abad 18 dimana Inggris berkuasa dalam
pelayaran, ekspedisi pelayaran pertama yang dilakukan adalah yang dilakukan oleh
Louis Antonies De Bouganville pada tahuin 1786 di Indonesia timur. Pada tahun 1858
ketika era penelitian laut dalam ketika saat penelitian sebelumnya justrus peneliti
Prancis yang mendominasi. Sehingga pada tahun 1898 dilakukannya sebuah penelitian
dalam ekspedisi yang dinamakan ekspedisi siboga. Ekspedisi yang di ketuai oleh
professor Max Waber seorang yang mempunyai latar belakang ahli zoology di
Universitas Amsterdam. Sehingga pada tahun 1898 Gubernur Jendral Hindia Belanda
melakukan modifikasi kapal perang untuk ekspedisi Siboga. Ekspedisi ini merupakan
ekspedisi yang mengkhusukan dalam bidang fisika oseanografi, dan geologi laut.
(Sulaiman, et al. 2006)

Riset penelitian osaeanografi setelah kemerdekaan Indonesia adalah dimana


dimulai dari periode Hardenberg dan Soeriaatmadja yang melakukan riset yaitu dengan
mengumpulkan sampel data suhu dan salinitas yang diperoleh dari kapal dagang
kerajaan Hindia Belanda pada masa awal dekade 1950-1960. Selain itu, pada tahun
1950 Riset kelautan yang di indonesia mengalami peningkatan yaitu dengan adanya

4
kapal riset, KR Samudera kepada Pusat Penelitian Indonesia atau LIPI. Kemudian pada
tahun 1961 bertambah dengan adanya kapal berjenis KR Jalanidhi sehingga dengan
adanya kedua kapal tersebut Indonesia bisa berpartisispasi dalam penelitian
Internasional Indian Ocean Expedition. Dengan jumlah ekspedisi yang dilakukan
sebanyak dua kali ekspedisi kelautan selama periode kolonial. (Sulaiman, et al. 2006)

Riset kelautan yang terjadi pada periode tahun 1960 yaitu tentang penelitian
yang lebih terfokus pada aspek lokal dan lebih di kaitkan dengan bidang perikanan
dengan memanfaatkan kedua kapal yang riset LIPI. Memasuki tahun 1980 yaitu pada
abad ke-20 penelitian riset kelautan di Indonesia sangat inseftif dilakukan. Dikarenkan
minat penelitian dunia atau lebih dikenal dengan Arlindo (Arus Lintas Indonesia) yang
sangat berperan penting dalam konbteks studi perubahan iklim dunia. Di antaranya
terdapat pada empat program internasional yang dilakukan perairan indonesia. Meliputi,
kerjasama riset kelautan antar Indonesia yang diwakili oleh BPPT (Badan Pengkajian
dan Penerapan Teknologi), Kerjasama riset kelautan antar negara ASEAN dan Australia
pada program ROD (Regional Oceanographic Dynamic), dan kerjasama riset kelautan
antar Indonesia (BPPT) dan Amerika. Memakusi abad ke-21 dimana pemaahaman laut
Indonesia semakin maju. Salah satunya yaitu dengan adanya kolaborasi antara 5 negara
seperti negara Indonesia, Amerika, Prancis, Belanda, dan Australia yaitu kerjasama
riset kelautan yang dilakukan sejak tahun 2004 yaitu untuk memantau arlindo yang
berakhir pada tahun 2007 dengan program yang disebut INSTANT (Internasional
Nusantara Stratification and Transport) yang melibatkan BPPT, BRKP, LIPI, LDEO
Universitas Columbia, SIO-UCSD, LODYC Prancis, NIOZ Belanda, dan CSIRO
Austrralia. (Sulaiman, et al. 2006)

Dengan adanya penelitian tentang Oseanografi berdasarkan apa yang telah di


paparkan sebelumnya mengenai perkembangan penelitian oseanografi di Indonesia
dimulai dari masa kerajaan-kerajaan hingga saat ini, yaitu ketika masa kerajaan
Majapahit dan kerajaan Sriwijaya yang memiliki tingkat kemaritiman yang tidak bisa
diragukan lagi kekuatannya sehingga dapat dilihat dari berhasilnya kerajaan-kerajaan
tersebut menguasai lautan. Selain itu, setelah terjadinya atau terkalahkannya kerajaan-
kerajaan majapahit dan sriwijaya dan digantikan oleh bangsa Belanda dan Protugis yang
mengambilalih lautan yang tidak langsung menyebabkan terjadinya penelitian tentang
oseanografi yang ada di indonesia semakin meningkat. Seperti adanya penelitian tetang

5
sebuah catatan yang berjudul tentang Ikan dan Mamalia di Indonesia, tentang penelitian
pelayaran, tentang penelitian ekspedisi Siboga, dan yang terakhir adanya penelitian
tentang suhu dan salinitas. Selain itu, adanya ekspedisi kapal yang dilakukan
mencangkup ekspedisi dua kapal yang membuat pertahanan atau perkembangan
oseanografi di Indonesia mengalami peningkatan signifikan. Walaupun pada saat ini
pula dengan adanya penelitian-penelitian sebelumnya sangat berpengaruh terhadap
penelitian-peneliian yang di lakukan pada masa kini. Sehingga dengan adanya
penelitian-penelitian oseanografi zaman dulu memudahkan untuk melakukan penelitian
zaman sekarang.

6
DAFTAR PUSTAKA

Maritim89, Reval. 2020. Sejarah Maritim Indonesia: Kajian Singkat. Edited by Maritim
Tours. Maritim Travel Indonesia. https://www.maritimtours.com (accessed Februari 22,
2020).
Marzuqi, Abdilallah M. February 11, 2018.
https://m.mediaindonesia.com/read/detail/144810-maritim-sejak-dulu (accessed
February 22, 2020).
PRADHANI, SARTIKA INTANING. "Sejarah Hukum Maritim Kerajaan Sriwijaya
dan Majapahit dalamHukum Indonesia Kini." Jurnal Lembaran Sejarah 13, no. 2
(October 2017): 186-203.
Soegiarto, Kinarti A. "MENELUSURI TONGKAK-TONGKAK SEJARAH
PUSLITBANG OSEANOLOGI-LIPI." Oeana XII, no. 3 (1987): 1-52.
Sulaiman, Albert, et al. "Riset dan Teknologi Pemantauan Dinamika Laut Indonesia." 1-
141. Badan Riset Kelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan, 2006.

Anda mungkin juga menyukai