Anda di halaman 1dari 4

Nama : Zheline Mey

Nim ; PO7124322052

” SEJARAH PROMOSI KESEHATAN DIINDONESIA DAN DIDUNIA”

1. Sebelum Tahun 1965 (sebelum sampai awal kemerdekaan)


 Istilah dahulu Pendidikan Kesehatan
 Dalam program-program kesehatan Pendidikan Kesehatan hanya sebagai
pelengkap pelayanan kesehatan, terutama pada saat terjadi keadaab kritis seperti
wabah pxt, bencana.
 Sasarannya perseorangan (individu), dengan sasaran program lebih kepada
perubahan pengetahuan seseorang

2. Periode Tahun 1965-1975


 Sasaran kepada masyarakat
 Saat itu juga dimulainya peningkatan profesional tenaga melalui program Health
Educational Service (HES)
 Tetapi intervensi program masih banyak yang bersifat individual walau sudah
mulai aktif ke masyarakat
 Perubahan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan

3. Periode Tahun 1975-1985


 Penyuluh Kesehatan
 Di Tingkat Departemen Kesehatan ada Diterektorat PKM
 PKMD menjadi andalan program sebagai pendekatan Community Development
 Saat itu program UKS di SD diperkenalkannya Dokter Kecil
 Sudah mulai aktif membina dan mem- berdayakan masyarakat
 Saat itulah Posyandu lahir sebagai pusat pemberdayaan dan mobilisasi
masyarakat.
 Sasaran program adalah perubahan perilaku masyarakat tentang kesehatan
 Deklarasai Alma Ata.

4. Periode Tahun 1985-1995


 Direktoral Peran Serta memberdayakan Masyarakat (PSM), yang diberi tugas
memberdayakan masyarakat.
 Sirektoral PMK berubah menjadi Pusat PKM, yang tugasnya penyebaran
informasi, komunikasi, kampanye dan pemasaran sosial bidang kesehatan
 Saat itu pula PKMD menjadi Posyandu
 Tujuan dari PKM dan PSM saat itu adalah perubahan perilaku. Pandangan (Visi)
mulai dipengaruhi oleh 'Ottawa Charter' tentang Promosi Kesehatan

5. Periode Tahun 1995-Sekarang


 Istilah PKM menjadi Promosi Kesehatan
 Bukan saja pemberdayaan kearah mobilisasi massa yang menjadi tujuan, tetapi
juga kemitraan dan politik kesehatan (termasuk advokasi)
 Sehingga sasaran Promosi Kesehatan bukan saja perubahan perilaku tetapi
perubahan kebijakan atau perubahan menuju perubahan sistem atau faktor
lingkungan kesehatan

 Pada Tahun 1997 diadakan konvensi internasional Promosi Kesehatan dengan


tema "Health Promotion Towards The 21'stCentury, Indonesian Policy for The
Future" dengan melahirkan 'The Jakarta Declaration'.
 Pada tahun 1986 sudah dicetuskan Promotion (Promosi Kesehatan)
 ketika diselenggarakannya konfrensi Internasional pertama tentang Health
Promotion di Ottawa, Canada pada tahun 1965. Pada waktu itu dicanangkan "the
Ottawa Charter", yang didalamnya memuat definisi serta prinsip-prinsip dasar
Health Promotion.
 Pada masa itu, istilah yang cukup terkenal hanyalah penyuluhan kesehatan, dan
disamping itu pula muncul dan populer istilah-istilah lain seperti KIE
(Komunikasi, Informasi, dan Edukasi), Social Marketing (Pemasaran Sosial),
Mobilisasi Sosial dan lain sebagainya.
 Pada tahun 1994, Dr.Ilona Kickbush yang pada saat itu sebagai Direktur Health
Promotion WHO Headquarter Geneva datang melakukan kunjungan ke Indonesia
 Sebagai seorang direktur baru ia telah berkunjung kebeberapa negara termasuk
Indonesia salah satunya. Pada waktu itu pula Kepala Pusat Penyuluhan Kesehatan
Depkes juga baru diangkat, yaitu Drs. Dachroni, MPH., yang menggantikan Dr.IB
Mantra yang telah memasuki masa purna bakti (pensiun)
 Dalam kunjungannya tersebut Dr.Ilona Kickbush mengadakan pertemuan dengan
pimpinan Depkes pada waktu itu baik pertemuan internal penyuluhan kesehatan
maupun eksternal dengan lintas program dan lintas sektor, termasuk FKM UI,
bahkan sempat pula Kickbush mengadakan kunjungan lapangan ke Bandung.
 Dari serangkaian pertemuan yang telah dilakukan serta perbincangan selama
kunjungan lapangan ke Bandung, Indonesia banyak belajar tentang Health
Promotion (Promosi Kesehatan)
 Barangkali kunjungannya karena sangat ke terkesan dengan Indonesia kemudian
ia menyampaikan suatu usulan
 Usulan itu diterima oleh pimpinan Depkes pada saat itu Prof. Dr. Suyudi
Kunjungan Dr. Ilona Kickbush itu kemudian ditindaklanjuti dengan kunjungan
pejabat Health Promotion WHO Geneva lainnya, yaitu Dr.Desmonal O Byrne,
sampai beberapa kali, untuk mematangkan persiapan konfrensi Jakarta.
 Sejak itu khususnya Pusat Penyuluhan Kesehatan Depkes berupaya
mengembangkan konsep promosi kesehatan tersebut serta aplikasinya di
Indonesia
 perkembangan dunia Internasional Nama unit Health Education di WHO baik di
Hoodquarter, Geneva maupun di SEARO, India juga sudah berubah menjadi unit
Health Promotion.
 Nama organisasi profesi Internasional juga mengalami perubahan menjadi
International Union For Health Promotion and Education (IUHPE).
 Istilah promosi kesehatan tersebut juga ternyata sesuai dengan perkembangan
pembangunan kesehatan di Indonesia sendiri, yang mengacu pada paradigma
sehat.

6. "Health for all by the year 2000 "


Terdapat 8 pelayanan dasar:
a) Health education
b) Promotions of food supply of safe water and basic sanitation
c) Adequate supply of safe water and basic sanitation
d) Maternal and child care, icluding family planning Immunization against the
major infectious diseases
e) Prevention and control of locally endemic diseases
f) Appropiate treatment of common diseases and injuries
g) Provision essential drugs

7. Deklarasi Jakarta, 1997


 Promosi kesehatan adalah investasi utama yang memberikan dampak pada
determinan kesehatan, dan memberikan manfaat kesehatan terbesar pada
masyarakat.
 Promosi kesehatan memberikan hasil positif yang berbeda dibandingkan upaya
lain dalam meningkatkan kesetaraan bagi masyarakat dalam kesehatan. Lima
prinsip Deklarasi Ottawa merupakan kunci strategi untuk sukses.
 Promosi kesehatan perlu disosialisasikan dan harus menjadi tangungjawab lintas
sektor.

8. Deklarasi Jakarta: prioritas promosi kesehatan abad 21


 Meningkatkan tanggung jawab sosial dalam kesehatan,
 Meningkatkan investasi untuk pembangunan kesehatan,
 Konsolidasi dan perluasan kemitraan untuk kesehatan,
 Meningkatkan kemampuan masyarakat dan pemberdayaan individu serta
menjamin tersedianya infrastruktur promosi kesehatan.

9. The Bangkok Charter for Health Promotion in a globalized world, 2005

Penegasan kembali peran promkes:


 PBB mengakui bahwa kesehatan adalah hak dasar setiap manusia yg hrs dapat
diperoleh tnpa diskriminasi
 Promkes dilakukan berdasarkan pemenuhan HAM serta mencakup berbagai
upaya meningkatkan kualitas hidup, serta mencakup pula upaya meningkatkan
kesh serta mencakup pula upaya meningktkan kesh mental dan spiritualnya
 Promkes adlh mningkatkan kesehtannya. proses kontrol membntu masy utk atas
determinan determinan kesehatannya.

10. The Bangkok Charter for Health Promotion in a globalized world, 2005
a. Perlu strategi dan komitmen untuk menghadapi berbagai faktor yang berpengaruh
terhadap kesehatan di dunia global, serta kebijakan dan kemitraan untuk
memberdayakan masyarakat untuk memperbaiki kualitas kesehatan (termasuk
ketidakmerataan bidang kesehatan) menjadi fokus pembangunan nasional dan
global.
b. Salah satau hak asasi setiap manusia adalah untuk memperoleh kualitas kesehatan
yang setinggi-tingginya. Promosi kesehatan didasari hak asasi ini, menawarkan
konsep sehat yang positif dan inklusif yang merupakan faktor mempengaruhi
kualitas hidup kesehatan mental dan spiritual. Promosi kesehatan merupakan
fungsi inti kesehatan masyarakat, yang memb memberikan sumbangan dalam
mengatasi penyakit menular dan tidak menular serta ancaman terhadap kesehatan,
dan merupakan investasi efektif untuk meningkatkan kesehatan dan pembangunan
manusia serta mengurangi ketidakmerataan/ketidaksamaan dibidang kesehatan
dan jender
c. Perkembangan menuju dunia yang lebih sehat memerlukan keterlibatan politik
yang kuat, peranserta lebih luas dan advokasi yang berkesinambungan.

11. Vancouver- Canada (2007)


 Hasil konferensi :
o Mempengaruhi peningkatan kemitraan dan advokasi.
o Mengembangkan sains dan teknologi dalam mendukung promosi kesehatan.
o Mengembangkan innovasi baru dalam pertukaran dan penerapan sains dan
teknologi promosi kesehatan melalui berbagai pendekatan kebudayaan dan
region (regional).

Anda mungkin juga menyukai