Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENGANTAR STUDI ILMU PERPUSTAKAAN


tentang

“5 Hukum Ilmu Perpustakaan”

Disusun oleh:

RENDI ZULFITRA (2301030006)

FATAHUR RIZKI (2301030003)

Dosen Pengampu:

Drs. Zulkifli. M.Pd

PROGRAM ILMU PERPUSTAKAAN (D3)

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

SEPTEMBER 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah Swt., berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah
dengan berjudul "Five Laws Of Library Science" dapat selesai.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas program studi Ilmu perpustakaan dari
Bapak Drs. Zulkifli. M. Pd pada mata kuliah Pengantar Ilmu Perpustakaan. Selain itu,
penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang tujuan dan
fungsi perpustakaan serta kepada para mahasiswa.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Drs. Zulkifli, M.Pd selaku
dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Perpustakaan. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat
menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini.
Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan
kesalahan dalam makalah ini.

Padang, 5 Desember 2023

Rendi Zulfitra
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………

BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………………………………………..

A. Latar belakang……………………………………………………………………………..
B. Rumusan masalah …………………………………………………………………………
C. Tujuan masalah ……………………………………………………………………………

BAB II : PEMBAHASAN ……………………………………………………………………….

A. Hukum pertama yaitu Buku yang digunakan …………………………………………….


B. Hukum Kedua yaitu Setiap pembca bukunya …………………………………………….
C. Hukum ketiga yaitu setiap buku pembacanya……………………………………………..
D. Hukum keempat yaitu menghemat waktu pembaca……………………………………….
E. Hukum kelima perpustakaan adalah organismeyang berkembang…………………………

BAB III : PENUTUP ……………………………………………………………………….

A. Kesimpulan ………………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………….


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

5 Hukum Ilmu Perpustakaan merupakan teori yang dikemukakan oleh SR


Ranganathan pada tahun 1931 yang merinci prinsip pengoperasian sistem
perpustakaan. Lima hukum ilmu perpustakaan disebut sebagai seperangkat norma, persepsi,
dan pedoman praktik yang baik dalam kepustakawanan. Banyak pustakawan di seluruh dunia
menerimanya sebagai landasan filosofi mereka. SR Ranganathan menyusun Lima Hukum
Ilmu Perpustakaan pada tahun 1924. Pernyataan yang mewujudkan undang-undang tersebut
dirumuskan pada tahun 1928. Undang-undang tersebut pertama kali diterbitkan dalam buku
klasik Ranganathan yang berjudul Lima Hukum Ilmu Perpustakaan pada tahun
1931. Undang-undang tersebut adalah:

1. Buku Untuk Digunakan


2. Setiap Pembaca Bukunya
3. Setiap Buku Pembacanya
4. Menghemat Waktu Pembaca
5. Perpustakaan Adalah Organisme Yang Bertumbuh

Hukum-hukum Ilmu Perpustakaan ini merupakan “hukum-hukum dasar” Ilmu


Perpustakaan. Ini berlaku untuk masalah apa pun di bidang ilmu perpustakaan, layanan
perpustakaan, dan praktik perpustakaan. Hukum-hukum ini ibarat pot berisi lautan. Sebelum
diucapkan, mata pelajaran Ilmu Perpustakaan tidak mempunyai filsafat. Undang-undang ini
memberikan landasan filosofis, menjamin masa depan abadi bagi bidang ilmu perpustakaan,
profesi pustakawan, dan pemanfaatan perpustakaan. Undang-undang ini telah memberikan
pendekatan ilmiah terhadap pokok bahasan ilmu perpustakaan. Meskipun SR Ranganathan
telah mengusulkan Lima Hukum Ilmu Perpustakaan sebelum munculnya era digital, namun
kelima hukum tersebut masih valid dan relevan hingga saat ini.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hukum Pertama perpustakaan?


2. Bagaimana hukum kedua perpustakaan
3. Bagaimana hukum ketiga perpustakaan
4. Bagaimana hukum keempat perpustakaan
5. Bagaimana hukum kelima perpustakaan

C. Tujuan

1. Mengetahui isi dari hukum pertama perpustakaan?


2. Mengetahui isi dari hukum kedua perpustakaan?
3. Mengetahui isi dari hukum ketiga perpustakaan?
4. Mengetahui isi dari hukum keempat perpustakaan?
5. Mengetahui isi dari hukum kelima perpustakaan?
BAB II

PEMBAHASAN

1. Buku yang digunakan ( Hukum pertama)

Buku adalah penuntun, sahabat, dan filsuf. Seorang penulis menulis buku untuk
mengkomunikasikan pemikirannya. Oleh karena itu, tujuan utama menulis adalah agar
pemikiranyang dikandungnya harus dikomunikasikan. Untuk melakukan hal ini, kita perlu
menggunakan buku buku tersebut. Oleh karena itu, undang undang pertama benar benar
menuntut agar segala upaya harus dilakukan untuk memastikan bahwa semua buku yang
disimpan di perpustakaan digunakan karena itu diciptakan untuk digunakan. Hukum pertama
“Buku untuk digunakan” menekankan pada pengggunaan buku, bukan penyimpanan.

Undang undang pertama menjadi dasar pelayanan perpustakaan. Dr. Ranganathan


mengamati bahwa buku sering kali dirantai untuk mencegah pemindahannya dan penekannya
adalah pada penyimpanan dan pelestarian daripada penggunaan. Ia tidak menolak anggapan
bahwa pelestarian dan penyimpanan itu penting, namun ia tidak menolak anggpan bahwa tujuan
kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan pemanfaatan. Tanpa akses pengguna terhadap
materi, nilai barang barang trsebut akan menjadi kecil. Dengan menekankan penggunaan, Dr.
Ranganathan memfokuskan kembali perhatian lapangan pada isu isu terkait akses, seperti lokasi
perpustakaan, kebijakan peminjaman, jam dan hari operasional, serta kualitas staf dan hal hal
duniawi seperti perbotan perpustakaan, pengatur suhu, dan pencahayaan.

Implikasi

 Akses Terbuka - Akses terbuka terhadap buku meningkatkan penggunaannya. Dalam sistem
ini, setiap pembaca diperbolehkan pergi ke rak dan memilih buku yang diminatinya. Jika dia
tidak menemukan buku yang diinginkannya, dia dapat memilih buku lain dari rak.
 Lokasi - Perpustakaan harus terletak di dekat tempat pusat. Jika sebagai perpustakaan
institusi, maka sebaiknya ditempatkan di dekat pusat kompleks institusi. Jika itu
perpustakaan umum maka harusnya berada di pusat kota.

 Jam Buka Perpustakaan - Undang-undang pertama mengharuskan perpustakaan tetap buka


selama berjam-jam, dan pada jam-jam yang paling sesuai dengan pengunjungnya.

 Gedung Perpustakaan dan Furnitur - Harus ada gedung perpustakaan yang fungsional dengan
pencahayaan yang nyaman, alami, dan elektrik, interior yang menenangkan, furnitur yang
terlihat bagus, kursi yang nyaman, dll.

 Kebijakan Pemilihan Buku - Buku yang dibeli harus relevan dengan kebutuhan
pembaca. Buku harus menarik sehingga membuat pembacanya senang.

 Teknik Perpustakaan - Katalog dan klasifikasi buku yang tepat sangat penting untuk
mempromosikan penggunaan buku.

 Publisitas - Hukum Pertama menuntut publisitas luas dari setiap buku di


perpustakaan. Misalnya, pustakawan dapat menampilkan daftar penambahan baru dan
pendatang terbaru melalui Current Awareness Service (CAS) atau Selective Dissemination of
Information Services (SDI).

 Staf Perpustakaan - Perpustakaan tidak dapat memenuhi harapan undang-undang pertama


kecuali stafnya penuh perhatian dan ceria, serta peduli terhadap buku dan pembaca. Pembaca
harus dipandang sebagai pelanggan. Beberapa pembaca merasa malu dan tidak mengetahui
tentang teknik perpustakaan yang rumit. Staf perpustakaan harus membantu pengguna
tersebut menemukan buku yang mereka inginkan. Hal ini tidak hanya akan memuaskan
pembaca tetapi juga meningkatkan pemanfaatan perpustakaan.

 Layanan Referensi - Layanan referensi bertujuan untuk menjalin kontak yang tepat antara
pembaca yang tepat dan buku yang tepat pada waktu yang tepat. Koleksi sumber daya
perpustakaan tidak akan dapat dimanfaatkan secara maksimal kecuali pustakawan yang
menjadi acuannya berupaya membantu pengguna dalam memanfaatkan sumber daya
perpustakaan. Pelayanan pribadi ini akan mengarah pada penggunaan buku yang lebih besar.
2. Setiap Pembaca Bukunya ( Hukum Kedua)

Hukum kedua ilmu perpustakaan adalah “Setiap Pembaca Bukunya”. Undang-undang


ini menyiratkan bahwa “buku adalah untuk digunakan semua orang” atau “buku untuk
semua”. Undang-Undang Kedua menekankan pada demokratisasi perpustakaan dimana setiap
pembaca mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan buku yang diminatinya. Undang-
undang kedua menetapkan beberapa tanggung jawab atau kewajiban negara, otoritas
perpustakaan, staf perpustakaan, dan pembaca. Perpustakaan harus melayani semua
pengunjung, tanpa memandang usia, ras, atau status ekonomi.

Undang-undang ini menyarankan agar setiap anggota masyarakat dapat memperoleh


bahan-bahan yang dibutuhkan. Dr Ranganathan merasa bahwa semua individu dari semua
lingkungan sosial berhak atas layanan perpustakaan dan dasar penggunaan perpustakaan
adalah pendidikan, yang mana semua berhak. Hak-hak ini bukannya tanpa beberapa
kewajiban penting baik bagi perpustakaan/pustakawan maupun pengunjung
perpustakaan. Pustakawan harus memiliki pengetahuan langsung yang baik tentang
masyarakat yang akan dilayani. Koleksi harus memenuhi kepentingan khusus masyarakat,
dan perpustakaan harus mempromosikan dan mengiklankan layanan mereka secara luas
untuk menarik banyak pembaca.

Hukum kedua ilmu perpustakaan "setiap pembaca bukunya" berarti bahwa


pustakawan melayani koleksi pelanggan yang luas, memperoleh literatur untuk memenuhi
kebutuhan koleksi yang luas, tidak menilai apa yang dipilih oleh pelanggan tertentu untuk
dibaca. Setiap orang mempunyai selera dan perbedaan yang berbeda dan kita harus
menghormatinya.
Kemungkinan tidak adanya objek penyimpanan pengetahuan fisik tidak melemahkan
kekuatan prinsip kedua Ranganathan; hal ini tentunya relevan dengan media dalam segala
bentuk termasuk Internet.

Implikasi / Kewajiban

 Kewajiban Negara - Ketika kita mengatakan "Setiap Pembaca Bukunya" atau "Buku untuk
Semua", negara atau pemerintah secara otomatis ikut berperan. Negara mempunyai
kewajiban tertentu terhadap warganya dan salah satunya adalah memberikan kesempatan
yang sama untuk membaca. Ranganathan telah membahas kewajiban negara di bawah tiga
kepala. (i) Keuangan--menyediakan keuangan dengan memberikan hibah dan memungut
biaya perpustakaan (pilihan Ranganathan), (ii) Perundang-undangan--membuat undang-
undang perpustakaan, dan (iii) Koordinasi--kegiatan untuk memastikan "Buku untuk Semua"

 Kewajiban Otoritas Perpustakaan – Undang-undang kedua mengatur sesuatu kepada otoritas


perpustakaan sehubungan dengan pemilihan buku dan staf. Perpustakaan memiliki
keterbatasan dana. Oleh karena itu, disarankan untuk mengetahui kebutuhan pembaca
sebelum memilih buku. Demikian pula, otoritas perpustakaan harus memilih staf
perpustakaan mereka yang memiliki kompetensi profesional dan semangat misionaris.

 Kewajiban Staf Perpustakaan - Staf perpustakaan harus kooperatif dan berpikiran


layanan. Petugas perpustakaan harus menjadi jembatan antara pembaca dan buku, sehingga
setiap pembaca akan memiliki bukunya. Ketika seorang pembaca memasuki perpustakaan,
staf perpustakaan harus mendekatinya dengan uluran tangan. Undang-Undang Kedua sangat
menganjurkan program pendidikan pengguna di perpustakaan.

 Kewajiban Pembaca - Hukum Kedua mengharapkan pembaca juga melaksanakan beberapa


tanggung jawab. Pembaca harus disiplin dan mengikuti peraturan dan ketentuan. Pembaca
harus menahan diri untuk tidak memotong halaman buku, menyimpan buku melebihi batas
waktunya, dan lain-lain. Semua tindakan tersebut berarti menjauhkan pembaca lain dari buku
mereka.

3. Setiap Buku pembacanya ( Hukum Ketiga )


Hukum Ketiga mengatur Setiap Buku Pembacanya. Penekanannya ada pada
buku. Undang-undang ini menghendaki agar setiap buku yang ada di perpustakaan harus
menemukan pembacanya. Artinya, harus ada pemanfaatan buku secara maksimal oleh
penggunanya.

Prinsip ini terkait erat dengan hukum kedua, tetapi prinsip ini berfokus pada item itu
sendiri, yang menyatakan bahwa setiap item di perpustakaan memiliki individu atau individu
yang akan menganggap item tersebut berguna. Dr Ranganathan berpendapat bahwa
perpustakaan dapat merancang banyak metode untuk memastikan bahwa setiap item
menemukan pembaca yang tepat. Salah satu metodenya melibatkan aturan dasar untuk
mengakses koleksi, terutama kebutuhan akan rak terbuka.

Hukum ketiga ilmu perpustakaan "setiap buku adalah pembacanya" berarti buku-buku
perpustakaan mendapat tempat di perpustakaan meskipun demografi yang lebih kecil
mungkin memilih untuk membacanya. Oleh karena itu, penting untuk mengambil langkah-
langkah untuk memastikan keberhasilan implementasi tuntutan Undang-Undang
Ketiga. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam hal ini telah dibahas di bawah ini:

Implikasi

 Akses Terbuka - Ini adalah salah satu cara paling efektif untuk memastikan jumlah buku
maksimum yang dilihat oleh pembaca. Kadang-kadang juga terjadi bahwa pembaca pergi ke
rak untuk mencari sebuah buku dan dalam proses pencarian memilih lebih banyak buku.

 Pemilihan Buku - Berikan bobot penuh pada selera dan kebutuhan pelanggan
perpustakaan. Kesulitan Hukum Ketiga dapat diminimalkan dengan menerapkan kebijakan
pemilihan buku yang seimbang. Jika buku yang dipilih tepat pasti akan menemukan
pembacanya

 Penataan Rak - Jika buku-buku disusun sedemikian rupa sehingga pokok bahasannya
tersusun sesuai dengan derajat hubungan timbal baliknya, maka setiap buku akan mempunyai
kemungkinan lebih tinggi untuk mendapatkan pembacanya.
 Aksesibilitas Mudah - Buku harus ditempatkan mudah dijangkau oleh pembaca. Telah
diamati bahwa buku-buku yang mudah dijangkau oleh pembacalah yang paling sering
digunakan. Untuk kemudahan akses, rak tidak boleh lebih tinggi dari 6,5 kaki.

 Pengkatalogan - Pengkatalogan buku yang tepat sangatlah penting karena meskipun mungkin
terdapat buku-buku yang terencana dan tertata dengan baik di rak, namun buku-buku tersebut
tidak dapat berdiri sendiri. Entri seri dan entri referensi silang sangat berguna dalam menarik
perhatian pembaca. Entri analitis meningkatkan peluang buku gabungan mendapatkan
pembacanya.

 Layanan Referensi - Pustakawan referensi harus mengetahui dunia buku dan berusaha
mencari pembaca untuk setiap buku tersebut. Pustakawan referensi harus bertindak sebagai
agen penelusuran untuk setiap buku.

 Publisitas - Publisitas adalah senjata yang sangat ampuh untuk menarik pembaca ke
perpustakaan dan dengan demikian meningkatkan peluang setiap buku menemukan
pembacanya. Misalnya, kedatangan buku baru dapat diketahui oleh pembaca dengan
memajangnya, di dekat pintu masuk perpustakaan, atau dengan mengomunikasikan kepada
pembaca melalui buletin elektronik atau menyiarkan informasi tentang buku tersebut melalui
akun Twitter perpustakaan. .

 Layanan Penyuluhan - Perpustakaan menarik pembaca dengan mengubah dirinya menjadi


pusat budaya dan sosial. Perpustakaan melakukan hal ini dengan menyelenggarakan
pameran, konser musik, pertunjukan sulap, perayaan festival lokal dan nasional, dan lain-
lain. Ketika masyarakat datang ke acara-acara tersebut, maka perpustakaan dapat berupaya
untuk mempertemukan buku dan pembaca.

4. Setiap Buku pembacanya ( Hukum Ketiga )

Hukum Keempat mengatakan "Hemat Waktu Pembaca". Seorang pengguna


perpustakaan harus dianggap sebagai orang yang sibuk. Penting untuk menjaga kepuasan
pembaca dan pembaca akan merasa paling puas jika waktunya dapat dihemat, yaitu jika ia
mendapatkan layanan yang dibutuhkan dalam waktu sesingkat mungkin.
Undang-undang ini merupakan pengakuan bahwa salah satu keunggulan layanan
perpustakaan adalah kemampuannya memenuhi kebutuhan pemustaka secara efisien. Untuk
tujuan ini, Dr. SR Ranganathan merekomendasikan penggunaan metode bisnis yang tepat
untuk meningkatkan pengelolaan perpustakaan. Ia mengamati bahwa memusatkan koleksi
perpustakaan di satu lokasi memberikan keuntungan tersendiri. Ia juga mencatat bahwa staf
yang unggul tidak hanya mencakup mereka yang memiliki keterampilan referensi yang kuat,
namun juga keterampilan teknis yang kuat dalam pembuatan katalog, referensi silang,
pemesanan, penambahan, dan sirkulasi bahan.

Hukum keempat ilmu perpustakaan “menghemat waktu pengguna” berarti bahwa


semua pengunjung harus dapat dengan mudah menemukan bahan yang mereka inginkan
dengan cepat dan efisien.

Implikasi

 Akses Terbuka – Dalam akses buku yang tertutup, waktu terbuang sia-sia. Dalam akses
terbuka, waktu pembaca dihemat. Jika akses terbuka tidak ada maka pembaca harus
menentukan pilihan buku melalui pencarian katalog perpustakaan. Kemudian pembaca
meminta kepada staf perpustakaan buku yang telah dia cari di katalog. Staf mencari buku
yang dibutuhkan dan jika staf tidak dapat menelusuri buku tersebut, maka pembaca perlu
kembali mencari di katalog. Masalah-masalah ini dapat dihindari jika tersedia akses terbuka
dimana pembaca dapat pergi ke rak untuk mencari bukunya.

 Lokasi – Lokasi perpustakaan sangat penting. Letaknya harus terpusat sehingga mudah
diakses oleh masyarakat yang dilayani. Untuk perpustakaan institusi sebaiknya berada di
pusat institusi, untuk perpustakaan umum sebaiknya berada di pusat kota. Perpustakaan yang
terletak di pusat menghemat waktu pengguna dalam mengunjunginya.

 Penataan Rak, Klasifikasi, dan Katalogisasi – Skema klasifikasi yang tepat harus digunakan
di perpustakaan. Buku-buku hendaknya disusun 12iteratu-rak sesuai dengan nomor
klasifikasinya. Perbaikan rak secara teratur juga penting. Untuk menghemat waktu pembaca,
katalog perpustakaan harus bertujuan untuk memberikan pendekatan yang berbeda kepada
pengguna. Ini harus mencakup entri analitis untuk buku gabungan.
 Panduan Ruang Tumpukan – Untuk menghemat waktu pembaca, perpustakaan harus
menyediakan sistem panduan ruang tumpukan yang efisien. Akan sangat berguna untuk
menyimpannya di pintu masuk ruang tumpukan, seluruh denah ruangan menunjukkan posisi
rak buku dan kelas buku di dalamnya.

 Penerbitan dan Pengembalian – Sebagian besar pembaca ingin membaca buku di


rumah. Untuk itu, perpustakaan harus menerbitkan buku kepada pembacanya. Teknik yang
menghemat waktu untuk mengedarkan buku harus digunakan sehingga pengguna tidak
menghabiskan lebih banyak waktu untuk menerbitkan (atau mengembalikan) buku tersebut.

 Layanan Referensi – Staf referensi menjalin kontak antara buku dan pembaca dengan
menyediakan Layanan Referensi dan Layanan Referensi Jarak Jauh, sehingga menghemat
waktu pembaca.

 Layanan Dokumentasi – Banyak waktu pembaca yang terbuang dalam pencarian


13iterature. Oleh karena itu, perpustakaan harus melakukan layanan dokumentasi yang
komprehensif atau selektif, termasuk layanan SDI, untuk menghemat waktu pembaca.

 Staf Perpustakaan – Staf perpustakaan harus kooperatif. Mereka harus membantu pembaca
menemukan dokumen mereka dengan mengingat pesan Hukum Keempat, yaitu Menghemat
Waktu Pembaca.

5. Perpustakaan adalah Organisme Yang Bertumbuh ( Hukum Kelima )

Hukum Kelima adalah "Perpustakaan adalah Organisme yang


Berkembang". Perpustakaan adalah institusi sosial dan akan terus berkembang seperti sebuah
organisme. Perpustakaan akan berkembang dalam hal dokumen, pembaca, dan staf. Sifat
pertumbuhan organik dapat berupa pertumbuhan pada tubuh anak-anak atau pertumbuhan
pada tubuh orang dewasa. Pertumbuhan perpustakaan baru akan sesuai dengan pertumbuhan
anak dalam segala aspek. Dalam kasus perpustakaan layanan, ketika pertumbuhannya telah
mencapai tahap dewasa, pertumbuhannya akan berupa penggantian buku-buku lama dengan
buku-buku baru dan pengguna baru akan terus menggantikan pengguna lama.
Undang-undang ini lebih fokus pada perlunya perubahan internal dibandingkan
perubahan lingkungan itu sendiri. Dr Ranganathan berpendapat bahwa organisasi
perpustakaan harus mengakomodasi pertumbuhan staf, koleksi fisik, dan penggunaan
pengunjung. Hal ini memungkinkan adanya pertumbuhan pada bangunan fisik, area
membaca, rak, dan ruang untuk katalog.

Hukum kelima ilmu perpustakaan “perpustakaan adalah organisme yang berkembang”


berarti bahwa perpustakaan harus menjadi institusi yang terus berubah, tidak pernah statis
dalam pandangannya. Buku, metode, dan perpustakaan fisik harus diperbarui seiring waktu.

Implikasi

 Pertumbuhan yang Seimbang - Koleksinya harus berkembang di semua bidang subjek dengan
tetap memperhatikan kebutuhan dan kebutuhan semua pembaca, sejauh mungkin.

 Membuang Buku Lama (Usang) dan Melestarikan Buku Berharga - Singkirkan buku-buku
lama, usang, dan tidak terpakai untuk memberi ruang bagi tambahan baru. Namun,
pustakawan harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melestarikan bahan-
bahan berharga.

 Pilihan Skema Klasifikasi - Kita harus menggunakan skema klasifikasi, yang mampu
memenuhi gempuran pengetahuan dengan cukup baik.

 Pilihan Kode Katalog - Kita harus menggunakan kode katalog yang mampu memberikan
perlakuan terhadap semua jenis bahan perpustakaan yang belum diperoleh serta bahan baru
yang mungkin diperoleh di masa depan.

 Modernisasi - Perpustakaan mungkin harus memikirkan komputerisasi berbagai pekerjaan


rumah tangga seperti akuisisi, sirkulasi, pembuatan katalog, dan lain-lain.

 Staf - Ketika perpustakaan berkembang, staf yang diberi sanksi pada tahap tertentu menjadi
tidak memadai. Jadi saat itu penambahan staf harus dipertimbangkan. Standar kepegawaian
apa pun harus diterima oleh perpustakaan, maka perpustakaan akan bisa mendapatkan staf
yang diperlukan.

 Gedung Perpustakaan -- Ketentuan untuk Masa Depan - Dalam perencanaan dan perancangan
gedung perpustakaan, harus ada ketentuan perluasan gedung, baik secara horizontal maupun
vertikal. Perpustakaan harus menyediakan ruang yang memadai untuk masa kini dan masa
depan.

 Perlindungan - Seiring bertambahnya jumlah pembaca, masalah pencurian buku dari


perpustakaan menjadi akut, terutama dalam sistem akses terbuka. Oleh karena itu perlu
adanya pengamanan, seperti pintu masuk dan keluar harus dari satu pintu gerbang, jendela
harus terpalang, dan semua pembaca harus diperiksa sebelum berangkat .
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

5 Hukum Ilmu Perpustakaan merupakan teori yang dikemukakan oleh SR


Ranganathan pada tahun 1931 yang merinci prinsip pengoperasian sistem
perpustakaan. Lima hukum ilmu perpustakaan disebut sebagai seperangkat norma, persepsi,
dan pedoman praktik yang baik dalam kepustakawanan. 5 hukum tersebut yaitu

 Buku Yang Digunakan ( Hukum pertama)


 Setiap Pembaca Bukunya ( Hukum Kedua)
 Setiap Buku Pembacanya ( Hukum Ketiga )
 Setiap Buku Pembacanya ( Hukum Ketiga )
 Perpustakaan Adalah Organisme Yang Bertumbuh ( Hukum Kelima )
DAFTAR PUSTAKA

Salman Haider, (11 September 2022), Lima Hukum Ilmu Perpustakaan.


https://www.librarianshipstudies.com/2017/09/five-laws-of-library-science.html

Anda mungkin juga menyukai