Disusun oleh:
Dosen Pengampu:
SEPTEMBER 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat Allah Swt., berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah
dengan berjudul "Five Laws Of Library Science" dapat selesai.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas program studi Ilmu perpustakaan dari
Bapak Drs. Zulkifli. M. Pd pada mata kuliah Pengantar Ilmu Perpustakaan. Selain itu,
penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang tujuan dan
fungsi perpustakaan serta kepada para mahasiswa.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Drs. Zulkifli, M.Pd selaku
dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Perpustakaan. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat
menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini.
Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan
kesalahan dalam makalah ini.
Rendi Zulfitra
DAFTAR ISI
A. Latar belakang……………………………………………………………………………..
B. Rumusan masalah …………………………………………………………………………
C. Tujuan masalah ……………………………………………………………………………
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………………..
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Buku adalah penuntun, sahabat, dan filsuf. Seorang penulis menulis buku untuk
mengkomunikasikan pemikirannya. Oleh karena itu, tujuan utama menulis adalah agar
pemikiranyang dikandungnya harus dikomunikasikan. Untuk melakukan hal ini, kita perlu
menggunakan buku buku tersebut. Oleh karena itu, undang undang pertama benar benar
menuntut agar segala upaya harus dilakukan untuk memastikan bahwa semua buku yang
disimpan di perpustakaan digunakan karena itu diciptakan untuk digunakan. Hukum pertama
“Buku untuk digunakan” menekankan pada pengggunaan buku, bukan penyimpanan.
Implikasi
Akses Terbuka - Akses terbuka terhadap buku meningkatkan penggunaannya. Dalam sistem
ini, setiap pembaca diperbolehkan pergi ke rak dan memilih buku yang diminatinya. Jika dia
tidak menemukan buku yang diinginkannya, dia dapat memilih buku lain dari rak.
Lokasi - Perpustakaan harus terletak di dekat tempat pusat. Jika sebagai perpustakaan
institusi, maka sebaiknya ditempatkan di dekat pusat kompleks institusi. Jika itu
perpustakaan umum maka harusnya berada di pusat kota.
Gedung Perpustakaan dan Furnitur - Harus ada gedung perpustakaan yang fungsional dengan
pencahayaan yang nyaman, alami, dan elektrik, interior yang menenangkan, furnitur yang
terlihat bagus, kursi yang nyaman, dll.
Kebijakan Pemilihan Buku - Buku yang dibeli harus relevan dengan kebutuhan
pembaca. Buku harus menarik sehingga membuat pembacanya senang.
Teknik Perpustakaan - Katalog dan klasifikasi buku yang tepat sangat penting untuk
mempromosikan penggunaan buku.
Layanan Referensi - Layanan referensi bertujuan untuk menjalin kontak yang tepat antara
pembaca yang tepat dan buku yang tepat pada waktu yang tepat. Koleksi sumber daya
perpustakaan tidak akan dapat dimanfaatkan secara maksimal kecuali pustakawan yang
menjadi acuannya berupaya membantu pengguna dalam memanfaatkan sumber daya
perpustakaan. Pelayanan pribadi ini akan mengarah pada penggunaan buku yang lebih besar.
2. Setiap Pembaca Bukunya ( Hukum Kedua)
Implikasi / Kewajiban
Kewajiban Negara - Ketika kita mengatakan "Setiap Pembaca Bukunya" atau "Buku untuk
Semua", negara atau pemerintah secara otomatis ikut berperan. Negara mempunyai
kewajiban tertentu terhadap warganya dan salah satunya adalah memberikan kesempatan
yang sama untuk membaca. Ranganathan telah membahas kewajiban negara di bawah tiga
kepala. (i) Keuangan--menyediakan keuangan dengan memberikan hibah dan memungut
biaya perpustakaan (pilihan Ranganathan), (ii) Perundang-undangan--membuat undang-
undang perpustakaan, dan (iii) Koordinasi--kegiatan untuk memastikan "Buku untuk Semua"
Prinsip ini terkait erat dengan hukum kedua, tetapi prinsip ini berfokus pada item itu
sendiri, yang menyatakan bahwa setiap item di perpustakaan memiliki individu atau individu
yang akan menganggap item tersebut berguna. Dr Ranganathan berpendapat bahwa
perpustakaan dapat merancang banyak metode untuk memastikan bahwa setiap item
menemukan pembaca yang tepat. Salah satu metodenya melibatkan aturan dasar untuk
mengakses koleksi, terutama kebutuhan akan rak terbuka.
Hukum ketiga ilmu perpustakaan "setiap buku adalah pembacanya" berarti buku-buku
perpustakaan mendapat tempat di perpustakaan meskipun demografi yang lebih kecil
mungkin memilih untuk membacanya. Oleh karena itu, penting untuk mengambil langkah-
langkah untuk memastikan keberhasilan implementasi tuntutan Undang-Undang
Ketiga. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam hal ini telah dibahas di bawah ini:
Implikasi
Akses Terbuka - Ini adalah salah satu cara paling efektif untuk memastikan jumlah buku
maksimum yang dilihat oleh pembaca. Kadang-kadang juga terjadi bahwa pembaca pergi ke
rak untuk mencari sebuah buku dan dalam proses pencarian memilih lebih banyak buku.
Pemilihan Buku - Berikan bobot penuh pada selera dan kebutuhan pelanggan
perpustakaan. Kesulitan Hukum Ketiga dapat diminimalkan dengan menerapkan kebijakan
pemilihan buku yang seimbang. Jika buku yang dipilih tepat pasti akan menemukan
pembacanya
Penataan Rak - Jika buku-buku disusun sedemikian rupa sehingga pokok bahasannya
tersusun sesuai dengan derajat hubungan timbal baliknya, maka setiap buku akan mempunyai
kemungkinan lebih tinggi untuk mendapatkan pembacanya.
Aksesibilitas Mudah - Buku harus ditempatkan mudah dijangkau oleh pembaca. Telah
diamati bahwa buku-buku yang mudah dijangkau oleh pembacalah yang paling sering
digunakan. Untuk kemudahan akses, rak tidak boleh lebih tinggi dari 6,5 kaki.
Pengkatalogan - Pengkatalogan buku yang tepat sangatlah penting karena meskipun mungkin
terdapat buku-buku yang terencana dan tertata dengan baik di rak, namun buku-buku tersebut
tidak dapat berdiri sendiri. Entri seri dan entri referensi silang sangat berguna dalam menarik
perhatian pembaca. Entri analitis meningkatkan peluang buku gabungan mendapatkan
pembacanya.
Layanan Referensi - Pustakawan referensi harus mengetahui dunia buku dan berusaha
mencari pembaca untuk setiap buku tersebut. Pustakawan referensi harus bertindak sebagai
agen penelusuran untuk setiap buku.
Publisitas - Publisitas adalah senjata yang sangat ampuh untuk menarik pembaca ke
perpustakaan dan dengan demikian meningkatkan peluang setiap buku menemukan
pembacanya. Misalnya, kedatangan buku baru dapat diketahui oleh pembaca dengan
memajangnya, di dekat pintu masuk perpustakaan, atau dengan mengomunikasikan kepada
pembaca melalui buletin elektronik atau menyiarkan informasi tentang buku tersebut melalui
akun Twitter perpustakaan. .
Implikasi
Akses Terbuka – Dalam akses buku yang tertutup, waktu terbuang sia-sia. Dalam akses
terbuka, waktu pembaca dihemat. Jika akses terbuka tidak ada maka pembaca harus
menentukan pilihan buku melalui pencarian katalog perpustakaan. Kemudian pembaca
meminta kepada staf perpustakaan buku yang telah dia cari di katalog. Staf mencari buku
yang dibutuhkan dan jika staf tidak dapat menelusuri buku tersebut, maka pembaca perlu
kembali mencari di katalog. Masalah-masalah ini dapat dihindari jika tersedia akses terbuka
dimana pembaca dapat pergi ke rak untuk mencari bukunya.
Lokasi – Lokasi perpustakaan sangat penting. Letaknya harus terpusat sehingga mudah
diakses oleh masyarakat yang dilayani. Untuk perpustakaan institusi sebaiknya berada di
pusat institusi, untuk perpustakaan umum sebaiknya berada di pusat kota. Perpustakaan yang
terletak di pusat menghemat waktu pengguna dalam mengunjunginya.
Penataan Rak, Klasifikasi, dan Katalogisasi – Skema klasifikasi yang tepat harus digunakan
di perpustakaan. Buku-buku hendaknya disusun 12iteratu-rak sesuai dengan nomor
klasifikasinya. Perbaikan rak secara teratur juga penting. Untuk menghemat waktu pembaca,
katalog perpustakaan harus bertujuan untuk memberikan pendekatan yang berbeda kepada
pengguna. Ini harus mencakup entri analitis untuk buku gabungan.
Panduan Ruang Tumpukan – Untuk menghemat waktu pembaca, perpustakaan harus
menyediakan sistem panduan ruang tumpukan yang efisien. Akan sangat berguna untuk
menyimpannya di pintu masuk ruang tumpukan, seluruh denah ruangan menunjukkan posisi
rak buku dan kelas buku di dalamnya.
Layanan Referensi – Staf referensi menjalin kontak antara buku dan pembaca dengan
menyediakan Layanan Referensi dan Layanan Referensi Jarak Jauh, sehingga menghemat
waktu pembaca.
Staf Perpustakaan – Staf perpustakaan harus kooperatif. Mereka harus membantu pembaca
menemukan dokumen mereka dengan mengingat pesan Hukum Keempat, yaitu Menghemat
Waktu Pembaca.
Implikasi
Pertumbuhan yang Seimbang - Koleksinya harus berkembang di semua bidang subjek dengan
tetap memperhatikan kebutuhan dan kebutuhan semua pembaca, sejauh mungkin.
Membuang Buku Lama (Usang) dan Melestarikan Buku Berharga - Singkirkan buku-buku
lama, usang, dan tidak terpakai untuk memberi ruang bagi tambahan baru. Namun,
pustakawan harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melestarikan bahan-
bahan berharga.
Pilihan Skema Klasifikasi - Kita harus menggunakan skema klasifikasi, yang mampu
memenuhi gempuran pengetahuan dengan cukup baik.
Pilihan Kode Katalog - Kita harus menggunakan kode katalog yang mampu memberikan
perlakuan terhadap semua jenis bahan perpustakaan yang belum diperoleh serta bahan baru
yang mungkin diperoleh di masa depan.
Staf - Ketika perpustakaan berkembang, staf yang diberi sanksi pada tahap tertentu menjadi
tidak memadai. Jadi saat itu penambahan staf harus dipertimbangkan. Standar kepegawaian
apa pun harus diterima oleh perpustakaan, maka perpustakaan akan bisa mendapatkan staf
yang diperlukan.
Gedung Perpustakaan -- Ketentuan untuk Masa Depan - Dalam perencanaan dan perancangan
gedung perpustakaan, harus ada ketentuan perluasan gedung, baik secara horizontal maupun
vertikal. Perpustakaan harus menyediakan ruang yang memadai untuk masa kini dan masa
depan.
PENUTUP
Kesimpulan