Anda di halaman 1dari 12

PELAYANAN MAKSIMAL UNTUK MENINGKATKAN

MINAT BACA

HERFINA

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelayanan maksimal untuk
meningkatkan minat baca. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode Deskriptif
(mendeskripsikan) dengan menelaah beberapa tulisan yang berhubungan dengan
topik pembahasan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Kalau kita salah
memilihkan bacaan, hasilnya akan bertolak belakang. Bukannya mencintai buku
melainkan membenci buku. (2) Cara Amerika Serikat dalam meningkatkan minat
baca ialah dengan jalan menyediakan buku-buku di perpustakaan sekolah.
Alternatif lain ialah perpustakaan umum. (3) kegiatan yang dapat dilakukan
dalam upaya membina dan meningkatkan minat baca seperti penyediaan bahan
pelajaran dan story telling (penuturan cerita).

KATA KUNCI : Perpustakaan, Minat, Membaca.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu
yang ditulis. Semakin banyak membaca, semakin banyak pula informasi yang kita
dapatkan, walaupun terkadang informasi itu kita dapatkan secara tidak langsung.
Banyak orang mengatakan bahwa buku merupakan jendela dunia.
Mengapa demikian? Karena buku itu sendiri dapat membuka wawasan yang
sangat luas. Tidak hanya informasi yang ada dalam negeri, melainkan informasi
tentang dunia, bahkan alam semesta.
Namun sangat disayangkan, pada zaman sekarang ini jarang kita temukan
pelajar yang gemar membaca. Kebanyakan dari mereka lebih memilih untuk
bermain game, pergi ke warnet (warung internet), atau sekedar jalan jalan bersama
teman keluar rumah. Tapi masih ada juga sebagian dari mereka yang
menanamkan sikap gemar membaca, salah satu contohnya membaca buku novel.
Itu tidak menjadi masalah. Selagi mereka masih dapat memanfaatkan waktu luang
dengan mengisi hal-hal yang bermanfaat, seperti membaca atau belajar.
Namun pada kenyataannya, minat baca remaja sekarang ini sangatlah
rendah. Padahal banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari membaca. Banyak
faktor yang menjadi penyebab rendahnya minat baca remaja. Salah satunya adalah
karena semakin berkembangnya teknologi.
Untuk itu perlu dilakukan berbagai cara dalam menanggulangi masalah
ini. Hal ini dapat dilakukan melalui lingkungan sekolah maupun oleh pelajar itu
sendiri.

TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Pelayanan Perpustakaan
1. Pengertian Pelayanan Perpustakaan
Pelayanan merupakan unsur utama dalam pencapaian suatu keberhasilan
organisasi perpustakaan disebabkan bagian inilah yang berhubungan langsung
dengan pengguna dalam penyebaran informasi serta pemanfaatan jasa dan fasilitas
yang ada di perpustakaan. Banyak argumentasi yang menyatakan bahwa layanan
perpustakaan merupakan titik sentral kegiatan perpustakaan. Dengan kata lain,
perpustakaan identik dengan layanan karena tidak ada perpustakaan jika tidak ada
kegiatan layanan.
Pelayanan perpustakaan mencakup semua kegiatan pelayanan kepada
pengguna yang berkaitan dengan pemanfaatan, penggunaan koleksi perpustakaan
dengan tepat guna dan tepat waktu untuk kepentingan pengguna kepustakaan.
Kegiatan pelayanan kepada pengguna perpustakaan merupakan pelayanan
yang diberikan oleh suatu perpustakaan untuk menyebarkan informasi dan
pemanfaatan koleksi. Pengguna perpustakaan tidak hanya menginginkan
pelayanan yang diberikan pihak perpustakaan saja, tetapi juga menginginkan
pelayanan tersebut dalam jumlah dan kualitas yang memadai.
2. Tujuan dan Fungsi Pelayanan Perpustakaan
Tujuan perpustakaan memberikan pelayanan kepada para pembaca ialah
agar bahan pustaka yang telah dikumpulkan dan diolah sebaik baiknya itu dapat
sampai ke tangan pembaca. Bahan-bahan pustaka yang dikumpulkan itu terutama
dimaksudkan agar dapat dipakai oleh pembaca. Sedangkan maksud diadakan
pengolahan yaitu untuk mempermudah pencarian suatu bahan pustaka sesuai yang
dikehendaki pembaca.
Fungsi layanan perpustakaan tidak boleh menyimpang dari tujuan
perpustakaan itu sendiri. Perpustakaan harus dapat memberi informasi kepada
pembaca, memberikan kesempatan kepada pembaca untuk mengadakan
penelitian, yaitu fungsi informasi. Selanjutnya perpustakaan juga memberikan
kesempatan kepada pembacanya untuk mengadakan rekreasi. Dengan membaca
novel, pembaca dapat terhibur. Begitu pula dengan mendengarkan musik dan
menonton video.
Fungsi perpustakaan yang lain adalah mengembangkan pendidikan. Para
pembaca diharapkan dapat memanfaatkan bahan-bahan pustaka yang tersedia,
baik fiksi maupun nonfiksi. Dengan membaca, kita akan berfikir, mengikuti
logika yang diberikan oleh pengarang. Karena pandai berlogika dan kaya
pengalaman yang diperoleh dari bacaan, kita menjadi cerdas. Dengan demikian
dalam mengikuti berbagai masalah, kita akan tahu cara memecahkannya.
B. Metode Penelitian
1. Metode Deskriptif (mendeskripsikan)
Adalah metode yang digunakan untuk mencari unsur-unsur, ciri-ciri, sifat-
sifat suatu fenomena. Metode ini dimulai dengan mengumpulkan data,
menganalisis data dan menginterpretasikannya.
Metode deskriptif dalam pelaksanaannya dilakukan melalui : teknik
survey, studi kasus (bedakan dengan suatu kasus), studi komparatif, studi tentang
waktu dan gerak, analisis tingkah laku, dan analisis dokumenter.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Pengertian Perpustakaan
Ada berbagai pengertian perpustakaan yang telah dibicarakan dalam
berbagai sumber, namun secara umum perpustakaan dapat didefinisikan sebagai
suatu institusi yang didalamnya tercakup unsur koleksi (informasi), pengolahan,
penyimpanan, dan pemakai. Pengertian perpustakaan saat ini bukan lagi sebuah
gedung atau objek keepers melainkan sebuah sumber pengetahuan (Mallinger,
2003). Untuk memahami perpustakaan secara menyeluruh bukan saja hanya
dilihat dari gedung atau fisik tempat menyimpan buku semata, tetapi harus
dipahami sebagai sebuah sistem secara utuh yang didalamnya terdapat unsur
tempat (institusi), koleksi yang disusun berdasarkan sistem tertentu, serta
pengelola dan pemakai.
Pengertian perpustakaan secara sederhana adalah suatu unit kerja yang
memiliki sumber daya manusia, “ruang khusus”, dan kumpulan koleksi sesuai
dengan jenis perpustakaannya, sedangkan pengertian perpustakaan menurut Surat
Keputusan dari Menpan No. 18 Tahun 1988 adalah suatu unit kerja yang
sekurang-kurangnya mempunyai koleksi 1.000 judul bahan pustaka atau 2.500
eksemplar dan dibentuk dengan keputusan pejabat yang berwenang.
Apabila membicarakan masalah perpustakaan maka tidak lepas dari
pembicaraan mengenai kata-kata yang berhubungan dengan kata perpustakaan.
Berikut pengertian kata-kata yang berhubungan dengan perpustakaan sehingga
pustakawan maupun masyarakat umum akan lebih mudah untuk memahami
sistem perpustakaan secara menyeluruh. Kata-kata yang berhubungan dengan
perpustakaan adalah sebagai berikut.
1. Pustaka atau buku atau kitab, yaitu kumpulan atau bahan berisi hasil tulisan
atau cetakan, dijilid menjadi satu agar mudah dibaca dan sedikitnya berjumlah 48
halaman. Dari kata pustaka terbentuk kata turunan, antara lain perpustakaan,
pustakawan, kepustakaan, ilmu perpustakaan, dan kepustakawanan.
2. Perpustakaan, secara umum, yaitu kumpulan buku atau bangunan fisik tempat
buku dikumpulkan, disusun menurut sistem tertentu untuk kepentingan pemakai.
3. Pustakawan, yaitu orang yang bekerja di perpustakaan atau lembaga sejenisnya
dan memiliki pendidikan perpustakaan secara formal (di Indonesia kriteria
pendidikan minimal D2 dalam bidang ilmu perpustakaan, dokumentasi, dan
informasi).
4. Kepustakaan, yaitu bahan bacaan cetak maupun rekam yang digunakan untuk
menyusun karangan makalah, artikel, laporan ilmiah, dan sejenisnya.
5. Ilmu Perpustakaan, yaitu ilmu yang mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan
perpustakaan, sedang cakupannya meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Perpustakaan sebagai suatu institusi, mencakup organisasi perpustakaan,
perkembangannya, perananannya dalam masyarakat, dan sumbangan
perpustakaan pada umat manusia.
b. Organisasi koleksi perpustakaan, cara mengolah, menyimpan, dan sistem
temu kembalinya (informasi).
c. Pengawetan/pelestarian koleksi perpustakaan.
d. Penyebaran informasi dan jasa perpustakaan lain untuk kepentingan
masyarakat.
e. Hal-hal yang berkenaan dengan jasa perpustakaan, seperti berbagai layanan
perpustakaan bagi pemakai/anggota.
6. Kepustakawanan, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan pustakawan, seperti
profesi kepustakawanan dan penerapan ilmu, misalnya dalam hal pengadaan
koleksi, pengolahan, pendayagunaan, dan penyebaran informasi kepada pemakai.
B. Layanan Peningkatan Minat Baca
Dewasa ini pembinaan minat baca merupakan hal yang sangat penting
tetapi seolah dilupakan orang. Kita begitu percaya kepada sekolah tempat anak-
anak kita belajar di sekolah dasar, saat anak diajari membaca. Pada saat itu kita
tidak pernah memperhatikan betapa susahnya orang yang baru mulai membaca.
Huruf yang jelas itu seolah menjadi satu, dan mengucapkannya pun sukar sekali.
Setelah sekian bulan belajar dengan guru di sekolah, barulah anak kita bisa
membaca.
Kita acuh apakah kepandaian membaca anak kita itu benar-benar baik atau
baru biasa-biasa saja. Pembinaan selanjutnya, orang tualah yang harus mengajari
anaknya agar mereka menjadi pembaca yang baik. Agar mereka menjadi kutu
buku mereka harus dibimbing. Jenis bacaan apa yang harus mereka baca, harus
kita pilihkan. Anak lelaki berlainan dengan anak perempuan dalam hal selera jenis
bacaan. Anak perempuan yang senang bacaan yang bersifat romantis, indah, dan
penuh keibuan. Sedangkan anak lelaki menyenangi bacaan yang sifatnya
petualangan, menyentuh bahaya, perang-perangan dan komik.
Kalau kita salah memilihkan bacaan, hasilnya akan bertolak belakang.
Bukannya mencintai buku, melainkan membenci buku. Jangan sampai anak kita
membenci buku atau tidak mengetahui arti penting dari sebuah buku. Buku
bacaan membuat kita berpikir dan dari sanalah kita dapat meningkatkan
kecerdasan kita. Orang menjadi cerdas kalau banyak membaca. Itu sudah
dibuktikan dan ditekankan oleh para profesor atau para cerdik pandai, misalnya
Prof. Dr. Harsya W. Bachtiar.
Perpustakaan belum membudaya bagi bangsa Indonesia. Memang pada
masa Belanda ada perpustakaan Museum Pusat, tetapi itu hanya untuk mereka
para cendekia, bukan untuk rakyat. Rakyat kita belum mengerti apa itu
perpustakaan. Sebagian besar rakyat tinggal di pedesaan yang jauh dari
perpustakaan. Pemerintah daerah Jawa Timur pernah mencanangkan perpustakaan
masuk desa. Sayang sampai sekarang masih merupakan sebuah gagasan yang sulit
di realisasikan. Apakah tidak ada dana? Apakah tidak ada yang mengelola?
Apakah koleksinya sukar diperoleh? Semua pertanyaan tersebut memang ada
benarnya, tetapi tidak semuanya demikian. Misalnya bahan bacaan, kita dapat
memperoleh bahan bacaan yang baik dengan mengumpulkan majalah atau surat
kabar. Membuat klipping atau mengumpulkan brosur, dan tentu saja membeli
buku terbitan dalam negeri yang semakin lama semakin banyak beredar di
pasaran. Tenaga pengelola yang terdidik memang masih sukar didapat, tetapi
tenaga pengelola yang dipilih dari mereka yang memiliki minat baca yang tinggi
dan berdedikasi bisa mudah diperoleh.
Penyelenggara suatu kegiatan memerlukan pelopor. Mendirikan sebuah
perpustakaan pun memerlukan seorang pelopor yang gigih, yang mau berkorban,
baik korban material, maupun korban moral. Karena itu sukar sekali bisa
mendirikan lembaga yang disebut “perpustakaan” ini. Di Inggris dan Amerika
Serikat perpustakaan bisa berkembang karena di sana tersedia dana tetap hasil
penarikan pajak. Setiap transaksi penjualan dikenakan pajak baik di daerah
maupun tingkat pusat. Karena itu memperoleh dana perpustakaan tidak sulit,
walaupun belakangan ini potongan anggaran untuk perpustakaan cukup besar.
Banyak kegiatan perpustakaan yang harus dihentikan karena dananya tidak cukup.
Cara meningkatkan minat baca bagi orang Amerika Serikat ialah dengan
jalan menyediakan buku-buku di perpustakaan. Terutama di perpustakaan
sekolah. Alternatif lain ialah perpustakaan umum. Kedua jenis perpustakaan ini
hidup dengan baik karena pajak.
C. Pembinaan dan Peningkatan Minat Baca

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia


adalah mengembangkan minat baca dan kebiasaan membaca. Perpustakaan
diharapkan sebagai pusat kegiatan pengembangan minat baca dan kebiasaan
membaca. Semakin disadari bahwa masyarakat yang gemar membaca (reading
society) merupakan persyaratan dalam mewujudkan masyarakat gemar belajar
(learning society) yang merupakan salah satu ciri masyarakat maju dan beradab.

Pada hakikatnya, minat baca merupakan suatu fitrah atau bawaan setiap
manusia sejak lahir. Akan tetapi, fitrah tersebut dapat berkembang apabila dibina
dan dikembangkan mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, ataupun lingkungan
sosialnya. Perpustakaan sekolah merupakan tempat yang sangat baik dalam
mendukung pengembangan minat baca. Untuk itu, perpustakaan sekolah
mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam membina dan mengembangkan
minat baca para sivitas sekolah.

a. Pembinaan Minat Baca

Langkah-langkah atau prasyarat kegiatan pembinaan minat di


perpustakaan sekolah sebagai berikut :

1. Perpustakaan sekolah harus memiliki ruang baca koleksi yang dilengkapi


dengan fasilitas yang memadai.

2. Ruang baca sebaiknya ditata sedemikian rupa agar menarik dan menyenangkan.

3. Perpustakaan sekolah menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan


kebutuhan dan minat para pemustaka serta harus selalu mutakhir.

4. Layanan perpustakaan dilakukan semudah mungkin dan tidak kaku, tetapi tetap
mempertimbangkan keamanan bahan pustaka.

5. Petugas perpustakaan harus memiliki sifat ramah, melayani, dan peduli


terhadap pemakainya.
6. Petugas perpustakaan mengadakan kegiatan menarik yang dapat mengundang
orang untuk datang ke perpustakaan. Hal ini dapat dilakukan, misalnya, dengan
membuat pengumuman buku baru yang disertai sinopsis atau ringkasan dan
ditempelkannya di mading (majalah dinding) atau tempat yang strategis.

7. Petugas perpustakaan hendaknya dapat membimbing siswa dalam menelusuri


koleksi perpustakaan.

8. Petugas perpustakaan hendaknya dapat membimbing siswa untuk membaca


buku secara baik dan benar.

b. Program Peningkatan Minat Baca.

Perpustakaan sekolah memiliki begitu banyak sumber informasi yang sangat


bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan siswa guna mendukung
proses pembelajaran di sekolah. Karena para siswa belum banyak dituntut untuk
banyak membaca bahan bacaan lain di luar kurikulum pendidikan, untuk
menumbuhkan kesadaran dan kebiasaan membaca serta meningkatkan minat baca,
diperlukan kerja sama yang baik antara pustakawan dan pengajar (guru).

Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh perpustakaan sekolah bekerja


sama dengan para guru dalam upaya meningkatkan minat baca siswa sebagai
berikut.

1. Penyediaan Bahan Pelajaran

Perpustakaan sekolah sebaiknya dapat menyediakan bahan pelajaran


materi tertentu yang ditunjuk oleh guru sesuai kurikulum yang berlaku. Dalam hal
ini, diperlukan kerja sama yang baik antara pimpinan sekolah, guru kelas, guru
bidang studi, guru pustakawan, dan petugas perpustakaan.

Setiap awal tahun ajaran baru, pimpinan sekolah dan guru-guru membuat
perencanaan kurikulum sesuai ketentuan pemerintah, mata pelajaran yang
diberikan, media yang diperlukan, dan buku-buku yang diperlukan untuk tiap
mata pelajaran. Dari perencanaan ini, guru dapat menyusun daftar materi yang
akan disampaikan kepada siswa pada hari tertentu. Dalam materi tersebut, perlu
ada daftar buku yang harus dibaca siswa. Daftar buku yang disarankan untuk
dibaca siswa tersebut dapat diajukan kepada pihak perpustakaan sekolah untuk
disiapkan pada hari yang telah ditentukan.

2. Story Telling

Kegiatan ini merupakan bentuk komunikasi antara pencerita dan sejumlah


peserta melalui suara dan gerakan yang dapat memancing dan menumbuhkan
imajinasi siswa. Layanan ini lebih cocok untuk dilakukan di perpustakaan sekolah
dasar karena dapat menumbuhkan kreativitas dan imajinasi siswa, di mana
imajinasi lebih kuat dari pengalaman. Dengan menyelenggarakan layanan ini,
diharapkan siswa akan memperoleh:

a. pelajaran tentang suatu peristiwa yang dapat menumbuhkan rasa ingin tahu.

b. Kemampuan untuk menyelesaikan masalah.

c. Penambahan wawasan dan perbendaharaan kata.

d. Rasa percaya diri yang terus tumbuh.

e. Merasa penting karena mereka memiliki bahan untuk diceritakan kepada orang
lain.

Pelaksanaan story telling dapat dilakukan dengan berbagai macam cara seperti
berikut.

a. Pencerita menyampaikan isi pokok buku cerita imajinatif dengan suara khas
dan gerakan atau mimic tertentu.

b. Pencerita dapat membuat cerita sendiri.

c. Pencerita hanya menceritakan sebagaian kecil isi buku, kemudian merangsang


siswa untuk mengetahui sendiri kelanjutan dari cerita tersebut dengan
membaca buku aslinya.
d. Pencerita dapat terdiri atas guru, guru pustakawan, petugas perpustakaan, atau
orang lain yang memiliki kemampuan bercerita dengan baik.

e. Pelaksanaan kegiatan story telling dapat dilakukan diperpustakaan dengan


mendesain ruang perpustakaan sedemikian rupa agar menarik.

3. Resensi Buku

Resensi buku adalah kegiatan meringkas dan menilai suatu karya


intelektual. Kegiatan ini sangat bermanfaat, antara lain karena dapat
meningkatkan minat baca, mengetahui adanya buku baru, mengenal pengarang,
mengenal penerbit, dan mengembangkan perbukuan. Kegiatan meresensi buku
oleh para siswa dapat menumbuhkan minat baca dan mengasah daya pikir
mereka. Kegiatan ini perlu digalakkan, terutama di perpustakaan sekolah
lanjutan tingkat atas/sederajat.

4. Kerja Sama dengan Orang Tua Siswa

Peningkatan minat baca siswa menumbuhkan dukungan dari berbagai


pihak. Perpustakaan sekolah harus dapat bekerja sama dengan guru dan orang
tua siswa. Setelah kegiatan story telling yang dapat dilakukan oleh guru atau
petugas perpustakaan, diharapkan siswa dapat mengetahui kelanjutan cerita
dengan membaca sendiri atau dengan bantuan orang tua untuk membacakan
kelanjutan cerita di rumah bagi siswa yang belum dapat membaca.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang terkumpul dalam penelitian ini dapat


ditarik kesimpulan :

1. Pelayanan merupakan unsur utama dalam pencapaian suatu keberhasilan


organisasi perpustakaan disebabkan bagian inilah yang berhubungan
langsung dengan pengguna dalam penyebaran informasi serta pemanfaatan
jasa dan fasilitas yang ada di perpustakaan. Banyak argumentasi yang
menyatakan bahwa layanan perpustakaan merupakan titik sentral kegiatan
perpustakaan. Dengan kata lain, perpustakaan identik dengan layanan
karena tidak ada perpustakaan jika tidak ada kegiatan layanan.
2. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh perpustakaan sekolah
bekerja sama dengan para guru dalam upaya meningkatkan minat baca
siswa sebagai berikut:
- Penyediaan bahan pelajaran
- Story telling
- Resensi buku
- Kerja sama dengan orang tua siswa.

B. Saran

Dari perpustakaan kita bisa memperoleh banyak ide. Tetapi di Negara kita,
perpustakaan belum membudaya. Memang zaman Belanda sudah ada
perpustakaan, tetapi itu untuk kepentingan mereka. Rakyat di pedesaan belum
mengerti apakah perpustakaan itu. Olehnya itu pemerintah Indonesia
diharapakan membuka perpustakaan disetiap desa, guna untuk mencerdaskan
dan memberikan pengalaman hidup bagi generasi yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Purwono, Sri Suharmini W, : Perpustakaan dan Kepustakawanan


Indonesia. Jakarta : Universitas Terbuka, 2010.

Karmidi Martoatmojo, : Pelayanan Bahan Pustaka. Jakarta : Universitas


Terbuka, 2006.

Opong Sumiati, : Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta :


Universitas Terbuka, 2011.

Https://www.slideshare.net/andichayangumi/karya-ilmiah-minat-baca-
siswa.html. Artikel diakses pada tanggal 18 Maret 2018.

Pustaka-arsip.kamparkab.go.id/berita-pengertian-pelayanan-
perpustakaan.html. Artikel diakses pada tanggal 18 Maret 2018.

Anda mungkin juga menyukai