Anda di halaman 1dari 3

1.

Perbedaan secara umum


Analisis kelayakan bisnis secara umum dan berdasarkan DJKN memiliki perbedaan dalam
hal pendekatan dan fokus analisis. Secara umum, analisis kelayakan bisnis meliputi
penilaian terhadap aspek finansial, pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi,
manajemen, sumber daya manusia, finansial, ekonomi, sosial, politik, aspek hukum dan
lingkungan yang berpotensi mempengaruhi keberhasilan bisnis. Sedangkan analisis
kelayakan bisnis berdasarkan DJKN lebih menekankan pada aspek keuangan dan
pengelolaan risiko proyek, serta mempertimbangkan aspek hukum dan regulasi yang
terkait dengan proyek tersebut. DJKN juga menggunakan beberapa metode analisis
kelayakan bisnis yang telah ditetapkan oleh pemerintah, seperti analisis cost-benefit,
analisis sensitivitas, dan analisis risiko.

2. dasar analisis bisnis menurut djkn - Keputusan Direktur Jenderal Kekayaan Negara
Nomor 291/Kn/2020, dasar analisis bisnis secara umum - buku SKB, Dr. Sugiyanto

3. Perbandingin AKB umum dan versi DJKN

No indikator DJKN (Kepdirjen Umum (sumber : buku


KN 291/KN/2020) SKB, Dr. Sugiyanto)
1. Aspek yang dianalisis 1. Analisis laba rugi, 1. Aspek hukum,
arus kas, 2. aspek manajemen,
2. Tingkat diskon, 3. aspek sumber daya
3. indikator keuangan, manusia,
4. kontribusi tetap dan 4. aspek pasar dan
5. pembagian pemasaran,
keuntungan 5. aspek teknis dan
operasi,
6. aspek ekonomi dan
sosial,
7. aspek keuangan
(finansial) dan
8. lingkungan
2. Analsis sensitivitas – 1. Alternatif kontribusi Melakukan identifikasi
mengatasi – pertimbangan variabel yang dapat
ketidakpastian usulan pengguna mempengaruhi arus kas –
barang - ex. : pangsa pasar produk
memvariasikan untuk mengantisipasi
asumsi-asumsi kritis penurunan arus kas –
dan melihat merujuk bagian lain ex. :
dampaknya bagian pemasaran dan
terhadap proyek produksi – antisipasi
2. Alternatif premi pemakaian mesin baru
risiko – untuk
memperoleh selisih
antara IRR yang
diterima Mitra KSP
dengan tingkat diskon untukk menghindari
yang digunakan - kegagalan produksi –
premi risiko diubah semakin tinggi nilai pesimis
secara bertahap semakin perlu untuk
untuk melihat diantisipasi
bagaimana
perubahan tersebut
mempengaruhi hasil
proyek atau investasi
3. indikator keuangan Sekurang-kurangnya Payback periode, NPV, IRR,
NPV, IRR dan payback Profitability Index, average
periode rate of return dan BEP
4. Analasis laba rugi dan Review atau analisis Review atau analisis
arus kas dilakukan atas: dilakukan atas:
1. besaran dan asumsi 1. Analisis arus kas rutin
terkait dengan dan insidentil
pendapatan dan 2. Analisis transaksi yang
beban tidak terkait dengan
2. analisis laba rugi dan cash basis
arus kas 3. Analisis atas initial
3. belanja modal cashflow (investasi dan
(capital modal kerja),
exependiture) terdiri operational cash flow
dari : (penjualan dan biaya)
a. investasi awal (IDC, dan terminal cash flow
belanja modal (sisa nilai aktiva tetap)
dalam periode KSP,
modal kerja dan
KSP terlanjur (nilai
wajar atas asset
hasil KSP)
b. Cadangan
penggantian –
alokasi
penggantian dan
perbaikan asset
dan bukan
merupakan
investasi baru yang
dapat menambah
kapasitas usaha

5. IRR Ditetapkan margin (IRR IRR langsung dibandingkan


– disc. Rate) IRR dengan disc. rate
berdasarkan
benchmarking pasar
6. Analisis Tingkat 1. Biaya ekuitas 1. Biaya ekuitas dihitung
diskonto dihitung dengan dengan CAPM atau
CAPM metode lainnya
2. Biaya utang dihitung 2. Biaya utang dapat
dengan rata-rata dihitung dengan
suku Bungan metode lain (present
investasi pada bank value)
BUMN

Anda mungkin juga menyukai