Anda di halaman 1dari 65

…..

September
2014

Muhammad Rifky Santoso


Pusdiklat Pajak

DTSD Pajak II
 Pengantar Analisis Laporan Keuangan
◦ Pendahuluan
◦ Laporan Keuangan
◦ Alat Analisis
◦ Informasi Tambahan
 Analisis Arus Kas
 Analisis Profitabiltas
 Analisis Kredit/Risiko
 Potensi Pajak
Pendahuluan

Analisis
Bentuk Analisis
Proses Analisis Laporan
Badan Laporan
Bisnis Bisnis Keuangan
Usaha Keuangan
Perpajakan
 Perusahaan Perseorangan
 Firma
 Perseroan Komanditer
 Perseroan Terbatas
 Badan Usaha Milik Negara
 Koperasi
 Lembaga Keuangan Bank
 Lembaga Keuangan Non Bank
 Yayasan

http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_usaha
Jasa Perdagangan Industri

- Beri jasa atau - Beli barang - Beli barang baku


pelayanan - Jual barang - Memproses
- Barang hanya - Besar harga - Perubahan bentuk
pendukung pokok fisik barang
- Besar biaya penjualan - Perubahan funsgi
tenaga kerja, barang
kecuali bank - Butuh bahan
pembantu
- Besar biaya produksi
- Jual barang jadi
Analisis Bisnis

Tipe Analisis Komponen


Bisnis Analisis Bisnis

Business
Credit Equity
Environment and
Analysis Analysis
Strategy Analysis
Tipe Analisis
Bisnis

Equity
Credit Analysis
Risiko dan Bayar Analysis
Hutang Prospek Masa
depan

Likuiditas Technical
Jk Pendek Harga Saham

Solvency Fundamental
Jk Panjang Nilai Intrinsik

Kombinasi
Analisis keuangan (financial analysis):
 menggunakan laporan keuangan
 memahami posisi dan kinerja keuangan
perusahaan
 melakukan prediksi kinerja keuangan di masa
yang akan datang.
Analisis keuangan ini terdiri dari:
 Analisis profitabilitas (profitability analysis)
yaitu evaluasi untuk mengetahui tingkat
pengembailan dari investasi perusahaan.
 Analisis arus kas (analysis of cash flow) yaitu
evaluasi untuk mengetahui bagaimana
perusahaan memperoleh dan menggunakan
dananya.
 Analisis risiko (risk analysis) yaitu evaluasi
kemampuan perusahaan untuk memenuhi
komitmennya dalam variasi laba.
Analisis Laporan Keuangan Perpajakan

Analisis laporan keuangan dalam rangka melakukan


audit Surat Pemberitahuan (SPT) dan mengecek
kebenaran jumlah pajak dan penghasilan yang
dilaporkan.

Analisis laporan keuangan dalam rangka


melakukan penggalian potensi pajak dan tujuan
lain, seperti membuat benchmarking.
Income Statement
Balance Sheet
- Kinerja Perusahaan
- Posisi Keuangan
- Periode Tertentu
- Sumber daya
- Penghasilan
- Dana
- Biaya
- Tgl Tertentu
- Aktifitas

Assets = Liabilities + Equity

Laporan Keuangan

Statement of
Statement of Cash Flow
Shareholders’ Equity
- Sumber Uang Masuk
- Komposisi Laba Ditahan
- Penggunaan Uang
- Comprehensive Income
- Satu Periode Tertentu
- Perubahan Modal
- Operasi, Investasi dan Pendanaan
- Claim Pemegang Saham
Alat Analisis

Analisis Analisis
Laporan Analisis Analisis
Laporan
Keuangan Rasio Arus Penilaian
Keuangan
Common Kas
Komparatif
Size

Banding Banding Banyak rasio. Evaluasi Nilai


pos yang pos yang Hanya
dibahas:
sumber Intrinsik.
ada di satu
likuiditas, dan Teori
laporan dengan
Gross profit, penggu Present
keuangan pos debt equity,
untuk 2 lainnya.
naan Value.
return on
periode asset dan dana.
atau lebih. turn over
persediaan.
Analisis Laporan Keuangan Komparatif
(Rp.000.000)
Perkiraan Perubahan %
2013 2012
(Rp) Perubahan
Penjualan 12.238 11.397 841 7,38
Harga Pokok 5.536 5.192 344 6,63
Penjualan
Laba Kotor 6702 6.205 497 8,01
Biaya Operasi 4.355 3.921 434 11,07
Biaya Lainnya (net) 186 69 117 169,57
Laba Operasi 2.161 2.215 (54) - 2,44
Biaya Bunga 159 136 23 16,91
Penghasilan sebelum 2.002 2.079 (77) - 3,70
pajak
Pajak 648 728 (80) - 10,99
Penghasilan Bersih 1.354 1.351 3 0,22
Analisis Laporan Keuangan Common Size
Perkiraan 2013 2012
Penjualan 100,0 100,0
Harga Pokok Penjualan 45,2 45,6
Laba Kotor 54,8 54,4
Biaya Operasi 35,6 34,4
Biaya Lainnya (net) 1,5 0,6
Laba Operasi 17,7 19,4
Biaya Bunga 1,3 1,2
Penghasilan sebelum
pajak 16,4 18,2
Pajak 5,3 6,4
Penghasilan Bersih 11,1 11,9
Analisis Rasio
Rasio Likuiditas

Quick Rasio

𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓 − 𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒅𝒊𝒂𝒂𝒏


𝑸𝒖𝒊𝒄𝒌 𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 =
𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑱𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂 𝑷𝒆𝒏𝒅𝒆𝒌
Analisis Rasio
Gross Profit Margin

𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐊𝐨𝐭𝐨𝐫
𝐆𝐫𝐨𝐬𝐬 𝐏𝐫𝐨𝐟𝐢𝐭 𝐌𝐚𝐫𝐠𝐢𝐧 =
𝐏𝐞𝐧𝐣𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧

Debt Equity Rasio

𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐇𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠
𝐃𝐞𝐛𝐭 𝐄𝐪𝐮𝐢𝐭𝐲 𝐑𝐚𝐬𝐢𝐨 =
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐄𝐪𝐮𝐢𝐭𝐲
Analisis Rasio

Return On Asset

𝐑𝐞𝐭𝐮𝐫𝐧 𝐨𝐧 𝐀𝐬𝐬𝐞𝐭
𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐓𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐏𝐞𝐦𝐞𝐠𝐚𝐧𝐠 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐔𝐦𝐮𝐦
=
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐬𝐞𝐭
Turnover Persediaan

𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐏𝐨𝐤𝐨𝐤 𝐏𝐞𝐧𝐣𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧


𝐓𝐮𝐫𝐧𝐨𝐯𝐞𝐫 𝐏𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚𝐚𝐧 =
𝐑𝐚𝐭𝐚 − 𝐑𝐚𝐭𝐚 𝐏𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚𝐚𝐧

Rata-rata hari Turnover Persediaan

𝐑𝐚𝐭𝐚 − 𝐫𝐚𝐭𝐚 𝐡𝐚𝐫𝐢 𝐓𝐮𝐫𝐧𝐨𝐯𝐞𝐫 𝐏𝐞𝐫𝐞𝐝𝐢𝐚𝐚𝐧


𝟑𝟔𝟎
=
𝐓𝐮𝐫𝐧𝐨𝐯𝐞𝐫 𝐏𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚𝐚𝐧
Analisis Arus Kas
Analisis arus kas ini memberikan gambaran yang
lebih mendalam mengenai bagaimana perusahaan
memperoleh pendanaannya dan melakukan alokasi
sumber dayanya.

Penilaian
Untuk memperkirakan nilai intrinsik dari suatu
perusahaan atau nilai intrinsik sahamnya.
Informasi Tambahan
• Siapa yang bertanggung jawab atas keuangan
perusahaan dan sistem internal kontrol.
• Bagaimana peran manajemen, direktur, dan
auditor dalam mempersiapkan laporan
keuangan

Catatan Laporan Keuangan


• Prinsip dan metode akuntansi yang digunakan
• Informasi detil mengenai laporan keuangan
• Komitmen dan kontijensi
• Transaksi dengan pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
• Pelanggan penting
• Permasalahan hukum
• Dan lainnya
 Bagaimana perusahaan dapat menghasilkan uang
dari operasinya,
 Bagaimana perusahaan dapat membeli barang
dagangan, membayar hutang, membayar deviden,
membayar gaji, membayar pajak.
 Bagaimana dapat membayar dividen jika terjadi
kerugian?
 Darimana sumber kas untuk membayar hutang?
 Darimana sumber dana untuk investasi?
 Dan lainnya.
Laporan arus kas memuat darimana kas masuk
dan kemana kas digunakan dari sisi:
• Aktivitas Operasi
• Aktivitas Investasi
• Aktivitas Pendanaan

Aktivitas operasi adalah aktivitas yang


berhubungan dengan laporan laba rugi. Selain
berhubungan dengan penghasilan dan biaya,
laporan ini juga menjelaskan arus kas dari
pemberian kredit ke pelanggan, penambahan
persediaan barang dagangan, dan
mendapatkan kredit dari supplier.
Aktivitas investasi menjelaskan bagaimana
memperoleh asset selain kas, yaitu asset untuk
menghasilkan penghasilan bagi perusahaan,
seperti bangunan, pabrik, mesin, peralatan dan
investasi pada surat berharga.

Aktivitas Pendanaan menjelaskan sumber


dana dari pemegang saham, pengeluaran
dana untuk pemegang saham, dan dana
lainnya yang mendukung aktifitas bisnis
perusahaan
 Salah satu alat untuk mengukur tingkat
profitabilitas ini adalah return dari modal
yang diinvestasikan (return on invested
capital). Alat pengukur ini menggunakan
komponen atau akun yang ada di Laporan
Laba Rugi dan Laporan Posisi Keuangan.

Rumusan untuk menghitung rasio ini adalah:

𝐈𝐧𝐜𝐨𝐦𝐞
𝐈𝐧𝐯𝐞𝐬𝐭𝐞𝐝 𝐂𝐚𝐩𝐢𝐭𝐚𝐥
Nilai yang dipakai adalah income yang hanya
berasal dari operasi bisnis perusahaan dan asset
yang benar-benar digunakan untuk operasi bisnis
perusahaan.

Jika perusahaan mempunyai kelebihan kas dan


digunakan untuk investasi lain, seperti deposito
atau surat berharga, maka nilai asset ini tidak
digunakan untuk perhitungan.

Asset yang bisa digunakan sebagai alat ukur


antara lain piutang dagang, persediaan, asset
tetap, hutang dagang, hutang biaya dan
lainnya.
Pendapatan bunga dan beban bunga dalam
penghitungan Return on Invested Capital ini tidak
diperhitungkan.

Return on Net Operating Asset = RNOA


𝐍𝐞𝐭 𝐎𝐩𝐞𝐫𝐚𝐭𝐢𝐧𝐠 𝐏𝐫𝐨𝐟𝐢𝐭 𝐀𝐟𝐭𝐞𝐫 𝐓𝐚𝐱 (𝐍𝐎𝐏𝐀𝐓)
𝐑𝐍𝐎𝐀 =
𝐀𝐯𝐞𝐫𝐚𝐠𝐞 𝐍𝐞𝐭 𝐎𝐩𝐞𝐫𝐚𝐭𝐢𝐧𝐠 𝐀𝐬𝐬𝐞𝐭 (𝐍𝐎𝐀)

NOA = Net Financial Obligation (NFO) +


Stockholders’ equity (SE)
Analisis Return on Net Operating Asset (RNOA)

Lakukan latihan dengan memakai contoh yang


ada di Modul (Kegiatan belajar 3)
Analisis Gross Profit

𝐆𝐫𝐨𝐬𝐬 𝐏𝐫𝐨𝐟𝐢𝐭
𝐆𝐫𝐨𝐬𝐬 𝐏𝐫𝐨𝐟𝐢𝐭 𝐌𝐚𝐫𝐠𝐢𝐧 =
𝐏𝐞𝐧𝐣𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧

Gross Profit = Penjualan – Harga Pokok Penjualan

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya


gross profit margin antara lain:
• Kenaikan atau penurunan volume penjualan
• Kenaikan atau penurunan harga jual
• Kenaikan atau penurunan harga pokok
produksi barang per unit
 Salah satu analisis yang dapat dilakukan
untuk mengetahui likuiditas suatu
perusahaan adalah analisis kredit.
 Untuk tujuan perpajakan, analisis ini berguna
apabila Wajib Pajak mengatakan kesulitan
keuangan, sehingga Wajib Pajak meminta
pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),
pembebasan dari pemotongan atau
pemungutan pajak, dan pengurangan atau
pembebasan angsuran pajak (PPh Pasal 25).
Alat analisis yang sering digunakan adalah analisa
modal kerja (Working Capital), rasio likuiditas
(Current Ratio) dan Quick Ratio.

Beberapa alat analisis yang bisa digunakan untuk


analisa kredit antara lain:
• Perputaran piutang dagang (Account
Receivables Turnover)
• Perputaran persediaan barang dagangan
(Inventory Turnover)
• Analisis hutang lancar/ jangka pendek (Current
Liabilities)
• Ketiga alat analisis diatas merupakan
pelengkap dari alat analisis likuiditas dan
modal kerja.
Piutang Dagang

Analisis terhadap piutang dagang dilakukan untuk


menilai kualitas dan likuiditas piutang dagang
tersebut.

Kualitas piutang dagang dinilai dari kemungkinan


terjadinya kerugian karena tidak tertagihnya piutang
dagang.

Semakin lama umur piutang dagang, maka


semakin besar peluang piutang dagang
tersebut tidak tertagih
Analisis likuiditas piutang dagang adalah atas
jangka waktu penagihan piutang tersebut.

Rumus untuk mengetahui likuiditas ini adalah


dengan menghitung perputaran piutang
dagang (Account Receivable Turnover).

Setelah didapat turnover-nya, maka dihitung


berapa lama piutang dagang tersebut dapat
menjadi kas atau uang tunai.
Rumus

𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑎𝑔𝑎𝑛𝑔


𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
=
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑎𝑔𝑎𝑛𝑔

Kondisi yang mungkin terjadi atas perputaran


piutang dagang antara lain:

• Lemahnya usaha manajemen untuk


melakukan penagihan
• Adanya keterlambatan pembayaran oleh
pelanggan
• Pelanggan mengalami kesulitan keuangan
Persediaan

Untuk mendapatkan penjualan yang optimum,


perusahaan harus menyediakan persediaan
barang dagangan yang cukup.

Rumus
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 =
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
Apabila terjadi penurunan perputaran
persediaan, maka ada kemungkinan:
• Persediaan sudah usang
• Permintaan menurun
• Persediaan tidak terjual

Analisis yang bisa dilakukan lebih lanjut antara lain:


• Apa yang telah dilakukan perusahaan untuk
mengantisipasi penurunan perputaran ini?
• Bagaimana komitmen yang ada dalam kontrak
penjualan?
• Bagaimana dengan harga jual barang?
• Apa ada kemungkinan terjadi kekurangan
persediaan?
Hutang Jangka Pendek (Current Liabilities)

Analisis hutang jangka pendek yang dilakukan


adalah atas kualitasnya.

Kualitas hutang jangka pendek adalah untuk


mengetahui apakah hutang tersebut memang harus
dibayar segera atau tidak.

Analisis terhadap hutang dagang dilakukan dengan


melihat bagaimana hubungan perusahaan dengan
supplier. Apabila hubungan yang terjadi sudah
cukup lama dan terjalin dengan baik, maka akan ada
toleransi untuk menunda pembayaran hutang
dagang. Penundaan ini dapat dilakukan dengan
negosiasi.
Equalisasi
Equalisasi merupakan upaya mencari kesesuaian

Perbedaan lain yang mungkin terjadi antara SPT


PPh dengan SPT PPN:
• Adanya nilai lain sebagai dasar pengenaan PPN
• PPN dikenakan atas BKP berupa aktiva yang
tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan
oleh PKP. Dalam SPT Tahunan Badan masuk
penghasilan diluar usaha.
Laporan keuangan setidaknya menyajikan dua hal,
yaitu Neraca dan Laporan Laba Rugi.

Sebagian besar Wajib Pajak selalu “menyesuaikan”


antara periode akuntansinya dengan tahun kalender
atau tahun pajak.

Hal inilah yang menjadi patokan fiskus untuk


mensinkronkan antara laporan keuangan dengan
Surat Pemberitahuan PPh Badan.

Karena periode laporan keuangan sama dengan


periode tahun pajak, maka angka-angka yang
dilaporkan di Surat Pemberitahuan PPh Badan harus
sama dengan laporan keuangan.
Fiskus akan dan harus berpatokan kepada Surat
Pemberitahuan.

Neraca dan Laporan Laba Rugi hanyalah lampiran


atau pelengkap dari Surat Pemberitahuan.

Laporan keuangan yang telah diaudit oleh kantor


akuntan publik sangat berarti bagi SPT Tahunan
PPh Badan

Tetapi adakalanya penghasilan di laporan


keuangan berbeda dengan SPT Tahunan PPh
Badan
Tidak semua standar akuntansi dapat diterapkan
untuk kepentingan pajak penghasilan.

Setiap perbedaan angka antara laporan keuangan


dengan SPT Tahunan PPh Badan, Wajib Pajak wajib
mempersiapkan alasan-alasan yang rasional dan
berdasar.

Equalisasi SPT Tahunan PPh Badan bermula


dari laporan keuangan komersial.
 PPN
 PPh Pasal 21
 PPh Pasal 22
 PPh Pasal 23
 PPh Pasal 26
 PPh Pasal 15
 PPh Pasal 4(2)

Mulai dari SPT Tahunan PPh Badan


PPh Pasal 21 adalah withholding tax yang berkaitan
dengan pemberi kerja dan
penerimaan penghasilan.
PPh Pasal 23:
• dividen ;
• bunga;
• royalty;
• hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain
yang telah dipotong Pajak Penghasilan PPh Pasal
21;
• sewa, imbalan atas penggunaan harta, kecuali yang
dikenai PPh bersifat final;
• jasa teknik, jasa manajemen jasa konstruksi, jasa
konsultan dan jasa lain. Jasa lain ditetapkan oleh
Peraturan Menteri Keuangan.
SPT Masa PPN

Penjualan dengan mata uang asing


Penghasilan lain-lain menjadi objek PPN

Ada penyerahan cabang dan ada SPT Masa


PPN lokasi

Ada penghasilan diterima dimuka

Pemakaian sendiri dan bonus


Benchmarking

Benchmarking dalam dunia bisnis merupakan suatu


proses sistematik dalam membandingkan produk,
jasa atau praktik suatu organisasi terhadap
kompetitor atau pemimpin industri untuk
menentukan apa yang harus dilakukan dalam
mencapai tingkat kinerja yang tinggi.

Suatu organisasi membandingkan nilai-nilai


tertentu (dari dalam organisasi) dengan suatu
titik referensi atau standar keunggulan yang
sebanding.
Model di atas diadopsi pula oleh Direktorat
Jenderal Pajak dalam rangka melaksanakan
fungsinya memberikan bimbingan dan
pengawasan terhadap wajib pajak.

Dengan berasumsi bahwa wajib pajak dengan


karakteristik yang sama akan cenderung
memiliki perilaku bisnis yang sama, kondisi
keuangan dan perpajakan masing-masing
Wajib Pajak dapat dibandingkan dengan suatu
benchmark yang mewakili karakteristik wajib
pajak yang bersangkutan
Dengan melakukan pembandingan tersebut,
diharapkan Direktorat Jenderal Pajak dapat
secara sistematis mendeteksi Wajib Pajak
dengan risiko ketidakpatuhan yang tinggi, untuk
kemudian dapat dilakukan tindak lanjut sesuai
peraturan perpajakan.

Benchmarking yang dilakukan oleh Direktorat


Jenderal Pajak disusun dalam suatu konsep yang
disebut Total Benchmarking.
Total Benchmarking didefinisikan sebagai proses
membandingkan rasio-rasio yang terkait dengan
tingkat laba perusahaan dan berbagai input
dalam kegiatan usaha dengan rasio -rasio yang
sama yang dianggap standar untuk kelompok
usaha tertentu, serta melihat hubungan
keterkaitan antar rasio untuk menilai kewajaran
kinerja keuangan dan pemenuhan kewajiban
perpajakan Wajib Pajak
Total benchmarking memiliki karakteristik:

• Benchmark disusun berdasarkan kelompok


usaha
• Benchmarking dilakukan atas rasio-rasio
berkaitan dengan tingkat laba dan input-input
perusahaan
• Hubungan keterkaitan antar rasio-rasio
diperhatikan
• Fokus pada penilaian kewajaran kinerja
keuangan dan pemenuhan kewajiban
perpajakan
Wajib Pajak yang memiliki kinerja keuangan yang
lebih rendah daripada benchmark, tidak selalu
berarti bahwa wajib pajak tersebut tidak
melakukan kewajiban pajaknya dengan benar.

Total benchmarking bukan merupakan suatu


proses enforcement di mana wajib pajak
diharuskan untuk mengikuti standar yang
ditetapkan, melainkan suatu alat bantu
(supporting tools) yang dapat digunakan oleh
aparat pajak dalam membina wajib pajak dan
menilai kepatuhan perpajakannya.
Penetapan rasio-rasio benchmark secara teknis
dilakukan sebagai berikut:

Nilai rasio-rasio benchmark ditetapkan untuk


masing-masing kelompok usaha berdasarkan 5
(lima) digit kode Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU).
Wajib Pajak Klasifikasi Lapangan Usaha

Penetapan rasio-rasio benchmark untuk


keseluruhan kelompok usaha dilakukan
secara bertahap oleh Kantor Pusat
Direktorat Jenderal Pajak.
Penetapan rasio-rasio benchmark secara teknis
dilakukan sebagai berikut:

Penetapan rasio benchmark menggunakan data


perpajakan tahun 2005 s.d. 2007

Sumber data yang digunakan dalam tahap awal


pembentukan benchmark adalah data internal
dalam sistem informasi perpajakan DJP, yang terdiri
dari:
• Elemen-elemen Surat Pemberitahuan (SPT)
Tahunan PPh Badan;
• Elemen-elemen Surat Pemberitahuan Masa PPN;
• Elemen-elemen Transkrip Laporan Keuangan
Beberapa wajib pajak dipilih sebagai sampel dari
populasi masing-masing kelompok usaha.
Pemilihan dilakukan secara judgemental dengan
mempertimbangkan sampel tersebut harus
memiliki nilai rasio-rasio yang dianggap baik dan
wajar dalam kelompok usahanya.

Penentuan nilai rasio benchmark dilakukan


dengan menghitung rata-rata rasio-rasio
keuangan perusahaan-perusahaan yang diambil
sebagai sampel, dengan menggunakan metode
penghitungan rata-rata tertimbang (weighted
average).
Rasio-rasio yang digunakan dalam total
benchmarking meliputi 14 rasio yang terdiri dari
rasio-rasio yang mengukur kinerja operasional,
rasio input, rasio PPN dan rasio aktivitas luar
usaha.

Pemilihan 14 rasio tersebut didasarkan pada


pertimbangan bahwa rasio yang digunakan
sedapat mungkin mampu memberikan gambaran
secara menyeluruh atas kegiatan operasional
perusahaan dalam suatu periode dan berkaitan
dengan semua jenis pajak yang menjadi kewajiban
wajib pajak
1. Gross Profit Margin (GPM)
2. Operating Profit Margin (OPM)
3. Pretax Profit Margin (PPM)
4. Corporate Tax to Turn Over Ratio (CTTOR)
5. Net Profit Margin (NPM)
6. Dividend Payout Ratio (DPR)
7. Rasio PPN (pn)
8. Rasio Gaji/Penjualan (g)
9. Rasio Bunga/Penjualan (b)
10. Rasio Sewa/Penjualan (s)
11. Rasio Penyusutan/Penjualan (py)
12. Rasio Penghasilan Luar Usaha/Penjualan (pl)
13. Rasio Biaya Luar Usaha/Penjualan (bl)
14. Rasio Input Lainnya/Penjualan (x)
 Apa saja yang merupakan rasio kinerja
operasional?
 Apa saja yang merupakan rasio input?
 Apa saja yang merupakan rasio PPN?
 Apa saja yang merupakan rasio aktifitas luar
usaha?
Pengukuran secara utuh tersebut diperlukan agar
aparat pajak dapat melakukan diagnosa secara
tepat dalam menentukan elemen apa dari
penghitungan rugi laba perusahaan tersebut yang
mengindikasikan ketidakwajaran.

Benchmarking merupakan tolok ukur untuk


melihat kinerja masyarakat wajib pajak/
kepatuhan wajib pajak dengan terlebih dahulu
menentukan homogenitas populasi yang diukur
dan area of risk yang difokuskan melalui teori-
teori analisis yang mendasarinya.
Centre for Tax Policy and Administration
Analisis laporan keuangan dengan melihat
laporan keuangan komparatif (comparative
financial statement analysis), laporan
keuangan berukuran sama (common size
financial statement) dan analisis rasio (ratio
analysis) antar perusahaan dapat
menekankan perbedaan komposisi dan
distribusi pos sehingga menjadi alat untuk
menentukan kinerja suatu perusahaan.
Benchmarking secara garis besar adalah sebagai
triger (pemicu) untuk melihat kinerja sekaligus
kemungkinan potensi yang belum dilaporkan
perusahaan.

Jika ada kekurangan atau rasio benchmarking


lebih tinggi dari hasil perhitungan rasio
perusahaan (tax gap), maka ada potensi pajak
atau ketidakpatuhan Wajib Pajak, yang
dimungkinkan dan apabila dalam
penelusurannya terbukti ada potensi pajak yang
didapat berarti telah memberikan kontribusi
terhadap pendapatan pajak dalam penerimaan
negara.
 Lakukan Latihan dengan menggunakan soal
Tes Sumatif.
 Jangan melihat dahulu jawaban yang ada.

Selamat bekerja
 Jangan terlalu bersikap takut dan pemilih
dalam bertindak. Hidup adalah sebuah
eksperimen. Makin banyak eksperimen yang
Anda lakukan, makin baik.
– R.W. Emerson -

Anda mungkin juga menyukai