Anda di halaman 1dari 8

Lex et Societatis, Vol. V/No.

7/Sep/2017

PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA PENDAHULUAN


KORPORASI MENURUT UNDANG-UNDANG A. Latar Belakang
NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN1 Penjelasan Atas Undang-Undang Republik
Oleh : Roulina Yohana Hutapea2 Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang
Pangan I. Umum, pembangunan nasional
ABSTRAK merupakan pencerminan kehendak seluruh
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk rakyat untuk terus-menerus meningkatkan
mengetahui bagaimana bentuk-bentuk tindak kemakmuran dan kesejahteraannya secara adil
pidana korporasi di bidang pangan yang dapat dan merata dalam segala aspek kehidupan yang
dilakukan penyidikan oleh penyidik dan dilakukan secara terpadu, terarah, dan
bagaimana penyidikan terhadap tindak pidana berkelanjutan dalam rangka mewujudkan suatu
yang dilakukan korporasi menurut Undang- masyarakat yang adil dan makmur, baik
Undang Nomor 18 Tahun 2012 Tentang material maupun spiritual berdasarkan
Pangan. Dengan menggunakan metode Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
penelitian yuridis normatif, disimpulkan: 1. Republik Indonesia Tahun 1945.
Bentuk-bentuk tindak pidana korporasi di Pangan merupakan kebutuhan dasar
bidang pangan dapat menimbulkan kerugian manusia yang paling utama dan pemenuhannya
bagi masyarakat. Oleh karena itu pemberlakuan merupakan bagian dari hak asasi setiap rakyat
sanksi pidana sebagaimana diatur dalam Indonesia. Pangan harus senantiasa tersedia
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 secara cukup, aman, bermutu, bergizi, dan
Tahun 2012 tentang Pangan, terhadap beragam dengan harga yang terjangkau oleh
pengurus korporasi berupa pidana denda dan daya beli masyarakat, serta tidak bertentangan
pidana penjara dan untuk korporasi berupa dengan agama, keyakinan, dan budaya
pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali masyarakat. Untuk mencapai semua itu, perlu
dari pidana denda terhadap perseorangan, diselenggarakan suatu sistem Pangan yang
apabila korporasi yang sesuai dengan tahapan memberikan pelindungan, baik bagi pihak yang
peradilan yaitu penyelidikan, penyidikan, memproduksi maupun yang mengonsumsi
penuntutan dan pemeriksaan di sidang pangan.3
pengadilan telah terbukti secara sah melakukan Agar pangan yang aman tersedia secara
tindak pidana pangan. 2. Penyidikan terhadap memadai, perlu diupayakan terwujudnya suatu
tindak pidana korporasi di bidang pangan sistem pangan yang mampu memberikan
dilakukan oleh pejabat polisi negara Republik perlindungan kepada masyarakat yang
Indonesia, dan pejabat pegawai negeri sipil mengonsumsi pangan sehingga pangan yang
tertentu yang lingkup tugas dan tanggung diedarkan dan/atau diperdagangkan tidak
jawabnya di bidang pangan yang diberi merugikan serta aman bagi kesehatan jiwa
wewenang khusus sebagai penyidik untuk manusia. Dengan perkataan lain harus
melakukan penyidikan dalam tindak pidana di memenuhi persyaratan keamanan pangan.
bidang Pangan sesuai dengan ketentuan Produk pangan yang dikonsumsi masyarakat
peraturan perundang-undangan di bidang pada dasarnya melalui suatu mata rantai proses
Hukum Acara Pidana, harus dengan cermat dan yang meliputi produksi, penyimpanan,
teliti dalam melakukan penyidikan untuk pengangkutan, peredaran hingga tiba di tangan
menemukan bukti-bukti telah terjadi tindak konsumen. Agar keseluruhan mata rantai
pidana, karena kejahatan korporasi biasanya tersebut memenuhi persyaratan keamanan,
dilakukan secara terstruktur dan terorganisasi. mutu dan gizi pangan, maka perlu diwujudkan
Kata kunci: Penyidikan, tindak pidana, suatu sistem pengaturan, pembinaan dan
korporasi, pangan

1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Telly
Sumbu, SH, MH; Fernado J. M. M. Karisoh, SH, MH
2 3
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia
13071101213 Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan I. Umum.

140
Lex et Societatis, Vol. V/No. 7/Sep/2017

pengawasan yang efektif di bidang keamanan, konsumen terutama bagaimana konsumen


mutu dan gizi pangan.4 dapat memenuhi kebutuhan konsumsi
Penyidikan merupakan salah satu unsur makannya. Pemerintah sangat memperhatikan
penting dalam penyelenggaran pangan, karena agar pangan/makanan dapat tersedia dengan
penyidikan merupakan salah satu tahapan cukup di segala pelosok tanah air, agar semua
dalam proses hukum peradilan pidana yang lapisan konsumen dapat menjangkau dan
selengkapnya terdiri dari penyelidikan, mampu membeli makanan tersebut. 6 Di lain
penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di pihak, bagi organisasi bisnis terutama industri
sidang pengadilan. Penyidikan tindak pidana di makanan, jumlah konsumen yang banyak
bidang pangan merupakan rangkaian kegiatan merupakan potensi pasar bagi bagi berbagai
penyidik untuk mengumpulkan untuk mencari produk makanan yang diproduksinya. Sektor
dan mengumpulkan bukti dan dengan bukti itu swasta atau industri makanan perlu memahami
dapat membuat terang tentang tindak pidana kebiasaan dan perilaku makan konsumen,
di bidang pangan yang terjadi dan dapat sehingga mereka mengetahui makanan apa
ditemukan tersangkanya. yang seharusnya diproduksi dan dipasarkan
Penyelenggaraan Keamanan Pangan untuk kepada konsumen. Konsumen harus dilindungi
kegiatan atau proses Produksi Pangan untuk dari berbagai makanan yang tidak aman dan
dikonsumsi harus dilakukan melalui Sanitasi merugikan konsumen.7
Pangan, pengaturan terhadap bahan tambahan Sesuai dengan uraian pada latar belakang
Pangan, pengaturan terhadap Pangan produk penulisan, maka penulisan ini diarahkan pada
rekayasa genetik dan Iradiasi Pangan, bentuk-bentuk tindak pidana korporasi di
penetapan standar Kemasan Pangan, bidang pangan yang dapat dilakukan penyidikan
pemberian jaminan Keamanan Pangan dan oleh penyidik untuk mengumpulkan bukti-bukti
Mutu Pangan, serta jaminan produk halal bagi yang diperlukan dalam proses peradilan pidana.
yang dipersyaratkan. Pelaku Usaha Pangan
dalam melakukan Produksi Pangan harus B. RUMUSAN MASALAH
memenuhi berbagai ketentuan mengenai 1. Bagaimanakah bentuk-bentuk tindak
kegiatan atau proses Produksi Pangan sehingga pidana korporasi di bidang pangan yang
tidak berisiko merugikan atau membahayakan dapat dilakukan penyidikan oleh penyidik ?
kesehatan manusia. Pelaku Usaha Pangan 2. Bagaimanakah penyidikan terhadap tindak
bertanggung jawab terhadap Pangan yang pidana yang dilakukan korporasi menurut
diedarkan, terutama apabila Pangan yang Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012
diproduksi menyebabkan kerugian, baik Tentang Pangan ?
terhadap gangguan kesehatan maupun
kematian orang yang mengonsumsi Pangan C. METODE PENELITIAN
tersebut.5 Penyusunan Skripsi ini dibuat secara
Korporasi atau badan usaha sangat berperan sistematis agar dapat dipertanggungjawabkan
dalam kegiatan usaha di bidang. Oleh karena secara ilmiah dengan menggunakan metode
korporasi memiliki kewajiban dan tanggung penelitian hukum normatif.
jawan dalam memproduksi pangan yang tidak
berisiko merugikan atau membahayakan Pembahasan
kesehatan masyarakat. Korporasi akan A. Bentuk-Bentuk Tindak Pidana Korporasi Di
bertanggung jawab secara hukum apabila Bidang Pangan
terbukti secara sah melakukan tindak pidana di Korporasi atau badan usaha/badan hukum
bidang pangan yang menyebabkan kerugian, merupakan unsur penting dalam proses
gangguan kesehatan atau kematian orang. produksi, pengolahan, pemasaran dam
Banyak pihak sangat berkepentingan dengan perdagangan pangan. Oleh karena besarnya
peran korporasi, maka korporasi diatur secara
4
khusus dalam Undang-Undang Republik
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan
Konsumen, Cetakan Pertama, Sinar Grafika, Jakarta, 2008,
Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang
hal. 171.
5 6
Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 18 Celina Tri Siwi Kristiyanti, Op.Cit, hal. 169.
7
Tahun 2012 tentang Pangan I. Umum. Ibid.

141
Lex et Societatis, Vol. V/No. 7/Sep/2017

Pangan, berkaitan dengan sanksi pidana yang diedarkan sebagaimana dimaksud dalam
dapat dikenakan apabila terbukti secara sah Pasal 77 ayat (2). (Pasal 137).
melakukan tindak pidana. 6. Melakukan Produksi Pangan untuk
Sesuai dengan ketentuan-ketentuan hukum diedarkan, yang dengan sengaja
yang berlaku sebagaimana diatur dalam menggunakan bahan apa pun sebagai
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Kemasan Pangan yang dapat melepaskan
Tahun 2012 tentang Pangan, Pasal 133 sampai cemaran yang membahayakan kesehatan
dengan Pasal 145, maka dapat dipahami manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal
bentuk-bentuk tindak pidana yang dilakukan 83 ayat (1). (Pasal 138).
oleh korporasi yang perlu dilakukan penyidikan 7. Dengan sengaja membuka kemasan akhir
oleh penyidik, sebagai berikut: Pangan untuk dikemas kembali dan
1. Dengan sengaja menimbun atau menyimpan diperdagangkan sebagaimana dimaksud
melebihi jumlah maksimal sebagaimana dalam Pasal 84 ayat (1). (Pasal 139).
dimaksud dalam Pasal 53 dengan maksud 8. Memproduksi dan memperdagangkan
untuk memperoleh keuntungan yang Pangan yang dengan sengaja tidak
mengakibatkan harga Pangan Pokok menjadi memenuhi standar Keamanan Pangan
mahal atau melambung tinggi (Pasal 133). sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat
2. Melakukan Produksi Pangan Olahan tertentu (2). (Pasal 140).
untuk diperdagangkan, yang dengan sengaja 9. Dengan sengaja memperdagangkan Pangan
tidak menerapkan tata cara pengolahan yang tidak sesuai dengan Keamanan Pangan
Pangan yang dapat menghambat proses dan Mutu Pangan yang tercantum dalam
penurunan atau kehilangan kandungan Gizi label Kemasan Pangan sebagaimana
bahan baku Pangan yang digunakan dimaksud dalam Pasal 89. (Pasal 141).
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat 10. Dengan sengaja tidak memiliki izin edar
(1). (Pasal 134). terhadap setiap Pangan Olahan yang dibuat
3. Menyelenggarakan kegiatan atau proses di dalam negeri atau yang diimpor untuk
produksi, penyimpanan, pengangkutan, diperdagangkan dalam kemasan eceran
dan/atau peredaran Pangan yang tidak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 91 ayat
memenuhi Persyaratan Sanitasi Pangan, (1). (Pasal 142).
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat 11.Dengan sengaja menghapus, mencabut,
(2). (Pasal 135). menutup, mengganti label, melabel
4. Melakukan Produksi Pangan untuk diedarkan kembali, dan/atau menukar tanggal, bulan,
yang dengan sengaja menggunakan: a. dan tahun kedaluwarsa Pangan yang
bahan tambahan Pangan melampaui diedarkan sebagaimana dimaksud dalam
ambang batas maksimal yang ditetapkan; Pasal 99. (Pasal 143).
atau b. bahan yang dilarang digunakan 12. Dengan sengaja memberikan keterangan
sebagai bahan tambahan Pangan atau pernyataan yang tidak benar atau
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat menyesatkan pada label sebagaimana
(1). (Pasal 136). dimaksud dalam Pasal 100 ayat (2). (Pasal
5. Memproduksi Pangan yang dihasilkan dari 144).
Rekayasa Genetik Pangan yang belum 13. Dengan sengaja memuat keterangan atau
mendapatkan persetujuan Keamanan pernyataan tentang Pangan yang
Pangan sebelum diedarkan sebagaimana diperdagangkan melalui iklan yang tidak
dimaksud dalam Pasal 77 ayat (1) dan benar atau menyesatkan sebagaimana
melakukan kegiatan atau proses Produksi dimaksud dalam Pasal 104 ayat (2). (Pasal
Pangan dengan menggunakan bahan baku, 145).
bahan tambahan Pangan, dan/atau bahan
lain yang dihasilkan dari Rekayasa Genetik B. Penyidikan Terhadap Tindak Pidana
Pangan yang belum mendapatkan Korporasi Di Bidang Pangan
persetujuan Keamanan Pangan sebelum Bila mengacu kepada tujuan sistem
peradilan pidana itu, bisa diartikan sebagai

142
Lex et Societatis, Vol. V/No. 7/Sep/2017

usaha mencegah dan menanggulangi c. melakukan penggeledahan dan penyitaan


kejahatan. Di sini pelaku dijatuhi pidana dan terhadap barang bukti tindak pidana di
direhabilitasi serta dilindunginya korban dan bidang Pangan;
masyarakat. Adapun subsistem yang bekerja d. meminta keterangan dan barang bukti dari
sama di dalam sistem peradilan pidana adalah: orang atau badan hukum sehubungan
Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan dan Lembaga dengan tindak pidana di bidang Pangan;
Pemasyarakatan. Dari keempat instnasi ini yang e. membuat dan menandatangani berita acara;
sangat berkaitan dengan proses dijatuhkannya f. menghentikan penyidikan apabila tidak
pidana penjara adalah kepolisian sebagai terdapat cukup bukti tentang adanya tindak
penyidik, jaksa penuntut umum dan hakim. pidana di bidang Pangan; dan
Ketiga sub sistem ini selalu identik dengan g. meminta bantuan ahli dalam rangka
penegak hukum dalam arti bahwa ketiga pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana
instansi ini yang menentukan seseorang itu di bidang Pangan.
dijatuhi hukuman atau tidak, utamanya hakim.8 Penyidikan merupakan unsur penting dari
Penyidikan terhadap tindak pidana pangan tahapan peradilan pidana, khususnya terhadap
oleh penyidik pegawai negeri sipil yang lingkup tindak pidana di bidang pangan sesuai dengan
tugas dan tanggung jawabnya di bidang pangan kewenangannya dalam mengumpulkan bukti-
yang diberi wewenang khusus sebagai penyidik bukti untuk kepentingan penyidikan dan
untuk melakukan penyidikan tindak pidana di tahapan selanjutnya dalam penuntutan dan
bidang Pangan sesuai dengan ketentuan pemeriksaan di sidang pengadilan.
peraturan perundang-undangan di bidang Mengingat korporasi sebagai pelaku tindak
Hukum Acara Pidana, dilakukan dengan pidana yang akan dilakukan penyidikan, maka
bekerjasama dengan penyidik pejabat polisi para penyidik perlu melakukan pemeriksaan
negara Republik Indonesia. Undang- alat bukti dengan cermat dan teliti agar alat
Undang tentang Pangan dimaksudkan sebagai bukti yang diperoleh dapat
landasan hukum bagi Penyelenggaraan Pangan dipertanggungjawabkan secara hukum untuk
yang mencakup perencanaan Pangan, kepentingan dalam proses peradilan pidana.
Ketersediaan Pangan, Keterjangkauan Pangan, Tujuan hukum acara pidana sangat erat
konsumsi Pangan dan Gizi, Keamanan Pangan, hubungannya dengan tujuan hukum pidana,
label dan iklan Pangan, pengawasan, sistem yaitu menciptakan ketertiban, ketentraman,
informasi Pangan, penelitian dan kedamaian, keadilan dan kesejahteraan
pengembangan Pangan, kelembagaan Pangan, masyarakat. Hukum Pidana memuat tentang
peran serta masyarakat, dan penyidikan.9 rincian perbuatan yang termasuk perbuatan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor pidana, pelaku perbuatan pidana yang dapat
18 Tahun 2012 tentang Pangan, mengatur dihukum dan macam-macam hukuman yang
mengenai Penyidikan, sebagaimana dinyatakan dapat dijatuhkan kepada pelanggar hukum
dalam Pasal 132 ayat (2) Penyidik pegawai pidana, sebaliknya hukum acara pidana
negeri sipil sebagaimana dimaksud pada ayat mengatur bagaimana proses yang harus dilalui
(1) berwenang: oleh aparat hukum dalam rangka
a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran mempertahankan hukum pidana materiil
laporan atau keterangan berkenaan dengan terhadap pelanggarnya.10
tindak pidana di bidang Pangan; Dari penjelasan tersebut dapat diketahui
b. melakukan pemanggilan terhadap seseorang bahwa kedua hukum tersebut saling
untuk didengar dan diperiksa sebagai melengkapi, karena tanpa hukum pidana,
tersangka atau sebagai saksi dalam tindak hukum acara pidana tidak berfungsi, sebaliknya
pidana di bidang Pangan; tanpa hukum acara pidana, hukum pidana juga
tidak dapat dijalankan (tidak berfungsi sesuai
dengan tujuan). Fungsi dari hukum acara
pidana adalah mendapatkan kebenaran
8
Petrus Irwan Panjaitan & Chairijah, Op.Cit, hal. 55-56.
9
Penjelasan Atas Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan I.
10
Umum. Yulies Tiena Masriani, Op.Cit,hal. 82-83

143
Lex et Societatis, Vol. V/No. 7/Sep/2017

materiil, putusan hakim dan pelaksanaan dalam peraturan perundang-undangan di


putusan hakim.11 bidang perlindungan konsumen sebagaimana
Kejahatan korporasi merupakan ancaman diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun
yang siginifikan terhadap kesejahteraan 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Pasal 7.
masyarakat meningkat kehadiran dari Kewajiban pelaku usaha adalah :
perusahaan meresap dalam berbagai kegiatan beritikad baik dalam melakukan kegiatan
di masyarakat kita, dan dampak dari tindakan usahanya;
mereka pada kelompok yang lebih luas yang a. memberikan informasi yang benar, jelas dan
dipengaruhi oleh tindakan individu, potensi jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
bahaya ekonomi dan fisik yang disebabkan oleh dan/atau jasa serta memberi penjelasan
korporasi besar.12 penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan;
Melihat fenomena inilah, muncul tuntutan b. memperlakukan atau melayani konsumen
akan pertanggungjawaban korporasi (corporate secara benar dan jujur serta tidak
liability) di bidang hukum pidana. Kejahatan diskriminatif;
korporasi bukan tidak dikenal oleh ahli hukum c. menjamin mutu barang dan/atau jasa yang
Indonesia menurut Mardjono Reksodiputro, diproduksi dan/atau diperdagangkan
ada dua hal yang harus diperhatikan dalam berdasarkan ketentuan standar mutu barang
menentukan tindak pidana korporasi, yaitu dan/atau jasa yang berlaku;
sebagai berikut: d. memberi kesempatan kepada konsumen
1. Perbuatan pengurus (atau orang lain) yang untuk menguji, dan/atau mencoba barang
harus dikonstruksikan sebagai perbuatan dan/atau jasa tertentu serta memberi
korporasi dan kedua tentang kesalahan pada jaminan dan/atau garansi atas barang yang
korporasi. Menurutnya hal yang pertama dibuat dan/atau yang diperdagangkan;
untuk dikonstruksikan perbuatan pengurus e. memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau
adalah juga perbuatan korporasi sehingga penggantian atas kerugian akibat
digunakanlah asas identifikasi. Dengan asas penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan
tersebut, perbuatan pengurus atau pegawai barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
suatu korporasi, diidentifikasikan f. memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau
(dipersamakan) dengan perbuatan korporasi penggantian apabila barang dan/atau jasa
untuk sendiri; yang dterima atau dimanfaatkan tidak sesuai
2. Selama ini, dalam ilmu hukum pidana dengan perjanjian.
gambaran tentang pelaku tindak pidana Hukum pidana Indonesia pada awalnya tidak
sering dikaitkan dengan perbuata yang mengatur korporasi sebagai subjek hukum.
secara fisik dilakukan oleh pembuat (fysieke Prinsip pertanggungjawaban korporasi
dader) tetapi hal ini dapat diatasi dengan (corporate liability) tidak diatur dalam hukum
ajaran “pelaku fungsional (functionele pidana umum (KUHP) akan tetapi, seiring
dader). Setelah kita dapat membuktikan dengan kesadaran yang semakin sering
bahwa perbuatan pengurus atau pegawai terjadinya kejahatan ekonomi yang dilakukan
korporasi itu dalam lalu lintas masyarakat oleh atau atas nama korporasi, muncul
berlaku sebagai perbuatan korporasi yang tuntutan agar korporasi dapat muncul sebagai
bersangkutan, kesalahan (dolus atau culpa) subjek hukum pidana, terutama dalam konteks
mereka harus dianggap sebagai kesalahan sebagai subjek hukum yang mengatur
korporasi (Mardjono Reksodiputro dalam kejahatan ekonomi. Tuntutan ini muncul karena
Wikipedia, the free encyclopedia).13 anggapan bahwa kejahatan korporasi sering
Pertanggungjawaban korporasi yang telah merugikan dan mengancam sendi-sendi
terbukti secara sah melakukan tindak pidana di perekonomian masyarakat. Korporasi dianggap
bidang pangan, merupakan bagian dari harus dapat dipertanggungjawabkan
pelanggaran atas kewajiban pelaku usaha perbuatannya secara pidana.14

11
Ibid, hal. 83
12
Muhammad Yamin, Op.Cit, hal. 89-90.
13 14
Ibid, hal. 90. Ibid, hal. 90.

144
Lex et Societatis, Vol. V/No. 7/Sep/2017

Sistem peradilan pidana tidak terlepas dari masyarakat dapat berperan serta melalui
pembicaraan upaya penanggulangan kejahatan. pelaksanaan produksi, distribusi, perdagangan,
Upaya penanggulangan kejahatan dapat konsumsi Pangan, penyelenggaraan Cadangan
dilakukan dengan sarana penal ataupun sarana Pangan Masyarakat, pencegahan dan
non-penal. Penanggulangan kejahatan dengan penanggulangan rawan Pangan dan Gizi,
sarana penal, yaitu upaya penanggulangan penyampaian informasi dan pengetahuan
kejahatan dengan sarana hukum pidana. Pangan dan Gizi, pengawasan kelancaran
Penggunaan sarana hukum pidana untuk penyelenggaraan Ketersediaan Pangan,
penanggulangan kejahatan, operasional keterjangkauan Pangan, Penganekaragaman
bekerjanya lewat sistem peradilan pidana Pangan, Keamanan Pangan, dan/atau
(criminal justice system).15 peningkatan Kemandirian Pangan rumah
Mardjono Reksodiputro menulis bahwa tangga. Masyarakat dapat juga menyampaikan
proses peradilan pidana merupakan suatu permasalahan, masukan, dan/atau
rangkaian kesatuan (continuum) yang penyelesaian masalah Pangan kepada
menggambarkan peristiwa yang maju secara Pemerintah dan Pemerintah Daerah.19
teratur, mulai dari penyelidikan, penangkapan, Sebagaimana telah diuraikan maka
penahanan, penututan, diperiksa pengadilan, pentingnya penyidikan terhadap tindak pidana
diputus oleh hakim, dipidana dan akhirnya di bidang pangan yang apabila dilakukan oleh
kembali ke masyarakat.16 korporasi memerlukan dukungan dari
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 masyarakat, karena penyidik memerlukan
tentang Hukum Acara Pidana yang selanjutnya laporan berdasarkan fakta-fakta yang jelas dan
lebih dikenal dengan sebutan Kitab Undang- benar mengenai adanya peristiwa pidana di
Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) lahir bidang pangan yang dilakukan oleh korporasi.
dalam rangka untuk mewujudkan cita-cita Berdasarkan laporan dan pengaduan
hukum nasional yaitu memiliki undang-undang masyarakat, maka kelancaran proses
hukum acara pidana baru yang memiliki ciri penyidikan dapat tercapai dan bentuk-bentuk
kodifikatif dan unifikatif berdasarkan Pancasila tindak pidana yang terbukti secara sah
dan Undang-Undang Dasar 1945.17 dilakukan oleh korporasi dapat diungkapkan
Sumber utama Hukum Acara Pidana di kebenarannya dalam proses secara hukum dan
Indonesia adalah Kitab Undang-Undang Hukum dapat dikenakan sanksi pidana.
Acara Pidana (KUHAP). Sebagai sebuah
kodifikasi di bidang hukum acara pidana, secara PENUTUP
konseptual KUHAP seharusnya tidak hanya A. KESIMPULAN
berisikan kumpulan aturan saja, tetapi juga 1. Bentuk-bentuk tindak pidana korporasi di
terdapat asas-asas hukum acara pidana. bidang pangan dapat menimbulkan kerugian
Sebagai sebuah “lex generalis” di bidang hukum bagi masyarakat. Oleh karena itu
KUHAP juga berlaku terhadap semua proses pemberlakuan sanksi pidana sebagaimana
hukum acara pidana pada pelaksanaan undang- diatur dalam Undang-Undang Republik
undang hukum pidana khusus kecuali dalam Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang
“lex specialist” tersebut diatur lain. Berkaitan Pangan, terhadap pengurus korporasi
dengan hal tersebut, maka tidak berlebihan jika berupa pidana denda dan pidana penjara
dikatakan bahwa pembaharuan KUHAP pada dan untuk korporasi berupa pidana denda
hakikatnya adalah pembaharuan hukum acara dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana
pidana18 denda terhadap perseorangan, apabila
Dalam mewujudkan Kedaulatan Pangan, korporasi yang sesuai dengan tahapan
Kemandirian Pangan, dan Ketahanan Pangan, peradilan yaitu penyelidikan, penyidikan,
penuntutan dan pemeriksaan di sidang
pengadilan telah terbukti secara sah
15
Petrus Irwan Panjaitan & Chairijah, Op.Cit, hal. 37. melakukan tindak pidana pangan.
16
Ibid, hal. 9
17
Al. Wisnubroto dan G. Widiartana, Pembaharuan Hukum
Acara Pidana, Cetakan Ke-1, PT. Citra Aditya Bakti,
19
Bandung, 2005, hal. 7. Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia
18
Ibid, hal. vii. Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan I. Umum.

145
Lex et Societatis, Vol. V/No. 7/Sep/2017

2. Penyidikan terhadap tindak pidana korporasi Hamzah Andi, Terminologi Hukum Pidana, Sinar
di bidang pangan dilakukan oleh pejabat Grafika, Jakarta, 2008.
polisi negara Republik Indonesia, dan Kristiyanti Tri Siwi Celina, Hukum Perlindungan
pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang Konsumen, Cetakan Pertama, Sinar
lingkup tugas dan tanggung jawabnya di Grafika, Jakarta, 2008.
bidang pangan yang diberi wewenang Lubis Sofyan, Mengenai Hak Konsumen dan
khusus sebagai penyidik untuk melakukan Pasien, Cet. 1. Pustaka Yustisia,
penyidikan dalam tindak pidana di bidang Yogyakarta, 2009.
Pangan sesuai dengan ketentuan peraturan Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana,
perundang-undangan di bidang Hukum Cetakan Pertama, Sinar Grafika,
Acara Pidana, harus dengan cermat dan teliti Jakarta, 2011.
dalam melakukan penyidikan untuk Marbun Rocky, Deni Bram, Yuliasara Isnaeni
menemukan bukti-bukti telah terjadi tindak dan Nusya A., Kamus Hukum Lengkap
pidana, karena kejahatan korporasi biasanya (Mencakup Istilah Hukum &
dilakukan secara terstruktur dan Perundang-Undangan Terbaru, Cetakan
terorganisasi. Pertama, Visimedia, Jakarta. 2012.
Marpaung Leden, Asas-Teori-Praktik Hukum
B. SARAN Pidana, Sinar Grafika. Cetakan Kedua,
1. Untuk mencegah terjadinya bentuk-bentuk Jakarta, 2005.
tindak pidana korporasi di bidang pangan, Masriani Tiena Yulies, Pengantar Hukum
maka diperlukan upaya peningkatan peran Indonesia, Cetakan Kelima, Sinar
oleh pemerintah pusat dan pemerintah Grafika, Jakarta, November 2009.
daerah untuk melakukan pemantauan, Miru Ahmadi dan Sutarman Yodo, Hukum
evaluasi, dan pengawasan secara berkala Perlindungan Konsumen, PT
terhadap kegiatan atau proses produksi, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2008.
penyimpanan, pengangkutan, dan/atau Muhamad Abdulkadir, Hukum dan Penelitian
Peredaran Pangan oleh Pelaku Usaha Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Pangan serta penindakan perlu 2004.
diberlakukan secara tegas sesuai prosedur Muladi dan Dwidja Priyatno,
hukum apabila ditemukan bukti-bukti yang Pertanggungjawaban Pidana Korporasi,
sah mengenai keterlibatan korporasi dalam Kencana Prenada Media Group,
melakukan tindak pidana di bidang pangan. Jakarta, 2010.
2. Penyidikan terhadap tindak pidana korporasi Mulyadi Mahmud dan Feri Antoni Surbakti,
di bidang pangan dapat dilaksanakan secara Politik Hukum Pidana Terhadap
efektif, apabila ada dukungan dan bantuan Kejahatan Korporasi, Cetakan Pertama,
dari masyarakat atau konsumen untuk PT. Sofmedia, Jakarta, 2010.
melaporkan peristiwa-peristiwa yang Notoatmodjo Soekidjo, Etika & Hukum
terjadi sesuai dengan apa yang dilihat, Kesehatan, Rineka Cipta, PT. Rineka
didengar atau dialami sendiri telah Cipta, Jakarta, 2010.
mengarah pada unsur-unsur tindak pidana Panjaitan Irwan Petrus & Chairijah, Pidana
yang dilakukan oleh korporasi, Penjara Dalam Perspektif Penegak
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Hukum Masyarakat dan Narapidana,
Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 CV. Indhili. Co, Jakarta, Juni 2009.
tentang Pangan. Masyarakat perlu Prodjodikoro Wirjono, Asas-asas Hukum Pidana
melakukan pengawasan terhadap di Indonesia, PT. Refika Aditama,
kelancaran penyelenggaraan Ketersediaan Cetakan Keempat, Bandung, Februari
Pangan, keterjangkauan pangan, 2011.
penganekaragaman pangan, dan keamanan Sastrawijaya Tresna, Pencemaran Lingkungan,
pangan. Cet. 2. Rineka Cipta, Jakarta, 2009.
Soekanto Soerjono dan Sri Mamudji, Penelitian
DA FTAR PUSTAKA Hukum Normatif Suatu Tinjauan

146
Lex et Societatis, Vol. V/No. 7/Sep/2017

Singkat, PT Raja Grafindo Persada,


Jakarta. 1995.
Widjaja Gunawan dan Ahmad Yani, Hukum
Tentang Perlindungan Konsumen, Cetakan
Keempat, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2008.
Wisnubroto Al. dan G. Widiartana,
Pembaharuan Hukum Acara Pidana,
Cetakan Ke-1, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2005.
Wiyanto Roni, Asas-Asas Hukum Pidana,
Cetakan ke-l. Mandar Maju, Bandung,
2012.
Yamin Muhammad, Tindak Pidana Khusus, Cet.
1. Pustaka Setia, Bandung, 2012.

INTERNET
https://www.jawapos.com/tag/133050/guda
ng-penimbunan-digerebek.Gudang
Penimbunan Digerebek, Sita 1.161 Ton Beras
Subsidi. 21 Jul 2017 10:46 | editor : Yusuf
Asyari. Diakses 10/22/2017. 5.33 PM.
http://www.beritasatu.com/Kasus Dugaan
Penimbunan Beras di Kemayoran Berhasil
Dibongkar. Oleh: Bayu Marhaenjati / YUD |
Selasa, 23 Mei 2017 | 20:18 WIB. Diakses
10/22/2017.5:24.PM.
http://www.mediaindonesia.com/news/list/me
gapolitan. Polisi Ungkap Penimbunan Beras dan
Gula di Kemayoran, Selasa, 23 May 2017 22:23
WIB. Diakses 10/22/2017. 5.33 PM.
https://news.detik.com/beritaSelasa 23 Mei
2017, 18:02 WIB. Polisi Sita 86 Ton Beras
Kemasan Palsu di Gudang Kemayoran. Mei
Amelia R – detikNews. diakses10/22/2017.
5.31.PM.

147

Anda mungkin juga menyukai