Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
MUHAMMAD KALINGGA
NIM: 11180251000111
Di bawah bimbingan
NIP 198410082019032010
NIM : 11180251000111
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini adalah
benar merupakan karya saya sendiri dan bukan hasil dari
Tindakan plagiat terhadap penelitian orang lain.
Muhammad Kalingga
i
ABSTRAK
Muhammad Kalingga (11180251000111). Perilaku Pencarian
Informasi Fresh Graduates Politeknik Meta Industri Dalam
Mencari Informasi Pekerjaan Dibawah bimbingan Hikmah
Irfaniah M.Hum. Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas
Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif
HidayatullaJakarta,2023
ii
Erika telah melaksanakan tahap-tahap model Meho Tibbo
yaitu, starting, chaining, browsing, monitoring, accessing,
differentiating, extracting, verifying, networking dan
information managing.
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat karunia serta bimbingannya, sehingga
penulis dapat memenuhi persyaratan mencapai gelar sarjana
program studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi di Fakultas
Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dengan menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perilaku
Pencarian Informasi Fresh Graduates Piloteknik Meta Industri
Dalam Mencari Informasi Pekerjaan”.
iv
4. Kepada seluruh narasumber yang telah membantu dan
memberikan informasi kepada penulis.
5. Kepada romansa yang telah mengisi masa-masa indah
serta asik didalam perjalanan hidup saya selama
berkuliah dan kedepannya.
6. Kepada Devi Puspita Sari yang juga telah menjadi
support system bagi hidup saya selama menyusun
skripsi dan kedepannya.
7. Kepada teman-teman after sidang ngaji yang mengisi
masa-masa perkuliahan saya, semoga sillaturahmi kita
selalu terjaga. 8. Kepada Widya Maulida Prikel yang
telah membantu penulis selama 4 tahun dalam
perkuliahan yang telah dijalani.
8. Terima kasih banyak kepada anak-anak Felemboyan
yang telah menerima keluh kesah penulis selama
berada di Land of Dawn.
9. Terima Kasih Kepada Player Publik Mobile Legend
yang sudah meramaikan Land of Dawn saya setiap
malam setelah mengerjakan Skripsi
10. Kepada teman-teman Prodi Ilmu Perpustakaan kelas
IPI D 2018 yang tidak dapat saya sebutkan disini
secara satu per satu.
11. Seluruh Pihak yang telah membantu secara langsung
maupun tidak langsung dalam menyelesaikan
penyusunan skripsi namun tidak dapat disebutkan satu
persatu.
v
Penulis ingin meminta maaf kepada semua pihak yang
terlibat apabila terdapat kesalahan yang dilakukan oleh
penulis baik disengaja maupun tidak sengaja. Skripsi ini pasti
masih iv memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu,
penulis menerima segala bentuk kritik dan saran yang
membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Semoga
skripsi ini dapat memberikan informasi yang dibutuhkan
kepada pembaca.
Jakarta, 12 Juni
2023
Muhammad Kalingga
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN.........................................................i
ABSTRAK....................................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................iv
DAFTAR ISI..............................................................................vii
DAFTAR GAMBAR...................................................................x
DAFTAR BAGAN......................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN............................................................1
A. LATAR BELAKANG MASALAH...............................1
B. IDENTIFIKASI MASALAH.........................................6
C. BATASAN MASALAH.................................................6
D. RUMUSAN MASALAH................................................6
E. TUJUAN PENELITIAN....................................................7
F. MANFAAT PENELITIAN................................................7
G. TINJAUAN KAJIAN TERDAHULU............................7
H. METODE PENELITIAN...............................................8
a. Jenis dan Pendekatan Penelitian............................................8
b. Pemilihan Informan...............................................................9
c. Teknik pengumpulan data....................................................10
d. Teknik pengolahan...............................................................12
I. SISTEMATIKA PENULISAN........................................14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................16
vii
A. Landasan Teori..............................................................16
a. Perilaku Pencarian Informasi...............................................16
b. Model perilaku pencarian informasi....................................16
B. Kajian Pustaka..............................................................32
a. Fresh Graduate....................................................................32
b. Informasi Pencarian Kerja....................................................33
C. Kerangka Pemikiran......................................................34
BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN....36
A. Gambaran Umum Politeknik Meta Industri..................36
a. Tentang Politeknik Meta Industri.........................................36
b. Sejarah Politeknik Meta Industri Cikarang...........................37
c. Visi, Misi dan Tujuan............................................................37
d. Kerjasama industri Politeknik Meta Industri........................39
e. Struktur Organisasi Politeknik Meta Industri.......................40
f. Prodi Politeknik Meta Industri.............................................40
B. Lokasi Geografis Politeknik Meta Industri...................43
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN.....................45
1. Perilaku pencarian informasi fresh graduate Politeknik
Meta Industri............................................................................45
a. Tahap persiapan untuk memulai pencarian informasi.........45
b. Tahap mengidentifikasi atau memilih sumber informasi.....48
c. Tahap penelusuran sumber-sumber informasi....................50
d. Tahap pemilihan kualitas informasi.....................................52
e. Tahap pemantauan informasi yang diminati........................54
f. Tahap memilih salah satu infromasi dari sumber informasi 55
g. Tahap memeriksa atau memastikan informasi yang telah
ditemukan....................................................................................57
h. Tahap interaksi pengguna dengan sistem informasi............59
viii
i. Tahap mengakses atau menggali lebih dalam informasi
(Accessing)...................................................................................60
j. Tahap komunikasi atau hubungan antara sesama pencari
informasi (Networking)................................................................62
k. Tahap akhir dari pencarian informasi (Ending)....................64
l. Tahap dimana sudah mendapatkan informasi dan
menyimpan informasi (Information Managing)..........................65
BAB V PEMBAHASAN............................................................68
A. Perilaku pencarian informasi Fresh graduate Politeknik
Meta Industri............................................................................68
1. Model Perilaku Pencarian Informasi Ellis..........................69
2. Model Perilaku Pencarian Informasi Meho dan Tibbo............74
BAB VI SIMPULAN & SARAN.............................................82
A. Simpulan.......................................................................82
B. Saran.............................................................................82
DAFTAR PUSTAKA................................................................84
LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................87
ix
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1.1 MODEL WILSON 1981............................................18
GAMBAR 1.2 MODEL WILSON 1996............................................20
GAMBAR 1.3 MODEL ELLIS.........................................................24
GAMBAR 1.4 MODEL KUHLTHAU................................................26
GAMBAR 1.5 MODEL MEHO TIBBOT...........................................29
GAMBAR 1.6 STRUKTUR ORGANISASI.........................................40
GAMBAR 1.7 LETAK GEOGRAFIS.................................................44
x
DAFTAR BAGAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
dengan sistem informasi manual atau dengan sistem berbasis
komputer (Syawqi, 2017, hlm. 4). Maka dari itu perilaku
pencarian informasi adalah sebuah perilaku seseorang yang
ingin mendapatkan sesuatu yaitu informasi, seseorang akan
menunjukan perilakunya tersendiri.
2
sebanyak banyaknya melalui media apapun baik melalui
media tercetak, media online ataupun dari kerabat dan
keluarga.
3
Berdasarkan hasil pengamatan awal penulis di lapangan,
Politeknik Meta Industri berada tepat ditengah tengah komplek
industri dan menjadi Politeknik yang paling strategis yang
banyak dipilih para mahasiswa kelas karyawan, Politeknik
Meta Industri juga sudah banyak menjalin kemitraan dengan
banyak industri lokal setempat, sehingga banyak fresh
graduate yang telah lulus langsung disalurkan ke industri yang
sudah menjalin kemitraan. Akan tetapi tidak selalu fresh
graduate cocok dengan PT atau Perusahaan yang sudah
bekerja sama dengan Politeknik Meta Industri tersebut. Oleh
karena itu, pada era modern saat ini internet merupakan
gudang akan berbagai informasi termasuk informasi peluang
pekerjaan, dan sikap seseorang dalam mencari informasi
sangatlah beragam serta mempengaruhi hasil pencarian
tersebut. Sehingga fresh graduate Politeknik Meta Industri
dijadikan objek penelitian dikarenakan masih ada fresh
graduate yang sering mengalami kesulitan dalam mencari
informasi kerja yang mereka inginkan dan bahkan sering kali
didahului oleh fresh graduate lainnya.
4
pencarian informasi. Maka dari itu penulis ingin mengetahui
lebih lanjut mengenai perilaku pencarian informasi fresh
graduate dalam mencari pekerjaan, oleh karena itu peneliti
memilih judul penelitian “Perilaku pencarian informasi fresh
graduate Politeknik Meta Industri dalam mencari Informasi
Pekerjaan”
5
B. IDENTIFIKASI MASALAH
D. RUMUSAN MASALAH
6
E. TUJUAN PENELITIAN
7
menggunakan fresh graduate sebagai objek atau subjek
yang akan diteliti (Kumala & Wulandari, 2021).
b. Lalu penelitian terdahulu selanjutnya dilakukan oleh
Yolanda Sheila Nabila dan Ana Irhandayaningsih yaitu
berbentuk jurnal yang berjudul Perilaku Pencarian
Informasi Fresh Graduate Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Diponegoro dalam Mencari Pekerjaan.
Persamaan dengan penelitian terdahulu yaitu sama sama
membahas hal yang sama yaitu membahas perilaku
pencarian kerja serta mempunyai kesamaan dalam
menggunakan model perilaku pencarian informasi dan
persamaan lainnya yaitu sama sama menggunakan metode
penelitian kualitatif. Namun yang membedakan penelitian
sekarang dengan penelitian terdahulu adalah dalam
pengambilan data yang dimana penelitian terdahulu
menggunakan objek fresh graduate dari fakultas ilmu
budaya sedangkan untuk penelitian sekarang
menggunakan objek seluruh fresh graduate seluruh
universitas agar memperkaya data yang didapatkan
(Nabila, 2022).
H. METODE PENELITIAN
8
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang
diamati (Tersiana, 2022, hlm. 10). Untuk pendekatan
metode dalam penelitian ini memakai pendekatan studi
kasus, metode studi kasus menghasilkan data yang
selanjutnya dianalisis untuk menghasilkan teori.
Sebagaimana prosedur perolehan data penelitian
kualitatif, data studi kasus diperoleh dari wawancara,
observasi, dan arsip (Melong, 2017, hlm. 155). Metode
studi kasus dipilih karena disebabkan suatu kasus yang
ditemui peneliti pada observasi awal, kasus itu adalah
Kebutuhan informasi pekerjaan yang dibutuhkan oleh
fresh graduate dimana masih ada beberapa fresh
graduate yang mengalami kesulitan dalam mencari
informasi pekerjaan baik dalam aspek kondisi
lingkungan serta keterbatasan dalam mencari informasi
yang dialami fresh graduate tersebut.
b. Pemilihan Informan
Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk
memberikan informasi tentang situasi dan kondisi dari latar
penelitian. Penentuan informan ditentukan dengan mencari
tahu pihak yang paling memahami objek penelitian, dan
ditentukan berdasarkan konsep purposive sampling. Dalam
teknik ini, pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya
orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang
9
kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga
memudahkan peneliti untuk menjelajahi fenomena sosial
yang diteliti (Sugiyono, 2017, hlm. 218).
Dengan pemilihan informan maka akan mempermudah
dalam mengetahui informasi secara mendalam. Informan
yang diambil dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan
kriteria sebagai berikut:
a. Fresh graduate yang memiliki nilai tertinggi di setiap
jurusan di Politeknik Meta Industri.
b. Fresh graduate Politeknik Meta Industri yang bersedia
menjadi informan dalam penelitian tentang perilaku
pencarian informasi.
Dalam penelitian ini, peneliti memakai tiga orang
informan dari setiap jurusan di Politeknik Meta Industri.
10
a) Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data
yang digunakan untuk memperoleh informasi secara
langsung dengan mengajukan daftar pertanyaan kepada
sumber data (informan) (Mertha, 2020, hlm. 153).
Dalam teknik pengumpulan data dengan
wawancara ini, peneliti akan mengajukan beberapa
pertanyaan kepada informan yang telah ditentukan
peneliti dengan pertanyaan yang sudah ditentukan dan
informan akan menjawab dengan secara bebas terbuka.
b) Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan langkah awal dalam
metode pengumpulan data. Kajian pustaka adalah
metode pengumpulan data yang diarahkan kepada
pencarian data dan informasi melalui dokumen-
dokumen, baik dokumen tertulis, foto-foto,
gambar, maupun dokumen elektronik yang dapat
mendukung dalam proses penulisan. “Hasil
penelitian juga akan semakin kredibel apabila
didukung foto-foto atau karya tulis akademik dan
seni yang telah ada” (Sugiyono, 2017, hlm. 224).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
kajian pustaka tulisan akademik, serta
menggunakan kajian pustaka penelitian terdahulu
yang sesuai dengan tema pembahasan penelitian.
c) Studi dokumen
11
Studi dokumen merupakan perlengkapan dari
metode observasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif, hasil penelitian akan lebih kredibel
apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis
akademik dan seni yang telah ada (Sugiyono,
2017, hlm. 240).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
dokumen berbentuk microsoft excel yang
didalamnya berisi data fresh graduate, tentunya
dokumen ini digunakan oleh peneliti untuk
mencari informan yang memenuhi syarat yang
telah ditentukan.
d. Teknik pengolahan
Teknik pengolahan data yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan 3 tahapan, yang digunakan
dalam melanjutkan pengumpulan data dalam penelitian
dengan cara di interpretasikan atau menganalisis data yang
didapatkan pada proses sebelumnya yaitu wawancara,
kajian kepustakaan, dan dokumentasi supaya lebih mudah
dipahami dan menginformasikan hasil temuannya kepada
orang lain dengan menggunakan 3 tahapan yaitu, reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (Sugiyono,
2017, hlm. 243).
a) Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-
hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian
12
data yang telah direduksi akan menjadi lebih jelas dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan
data selanjutnya (Sugiyono, 2017, hlm. 247).
Dalam penelitian ini, peneliti mereduksi data
dengan cara yaitu, data yang sudah didapatkan oleh
peneliti dalam wawancara dan kajian pustaka, lalu
akan dikelompokan dan memusatkan pada hal yang
penting, dengan demikian informasi yang didapatkan
bisa memberikan pengetahuan tentang bagaimana
perilaku pencarian informasi fresh graduate dalam
mencari kerja
b) Penyajian data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya
(Sugiyono, 2017, hlm. 259).
Peneliti menyajikan data dalam bentuk teks
yang bersifat deskriptif, maka dari itu peneliti
menggunakan metode deskriptif dalam penyajian
data.
c) Penarikan kesimpulan
Peneliti membuat kesimpulan dari data–data
yang terangkum yang dijabarkan dalam bentuk
deskriptif. Kesimpulan digunakan untuk
menjawab rumusan masalah (Sugiyono, 2017,
hlm. 252).
13
Penarikan kesimpulan yang dilakukan oleh
peneliti yaitu dengan cara, meringkas poin-poin
penting yang telah dikelompokan dalam bab-bab
sebelumnya dengan bentuk deskriptif dan
kesimpulan ini akan menjawab rumusan masalah
dalam penelitian ini.
I. SISTEMATIKA PENULISAN
14
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Bab ini hasil temuan penelitian. Hasil temuan penelitian
akan dijabarkan dan diuraikan untuk menjawab tujuan
penelitian yang telah penulis tentukan.
BAB V PEMBAHASAN
Bab ini berisi uraian yang penulis dapatkan dari
penelitian, lalu disajikan dengan cara sederhana sehingga
pembaca mudah memahaminya.
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab terakhir ini berisi kesimpulan dari seluruh
penelitian dari penulis serta saran menurut penulis.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
16
memanfaatkan informasi dari berbagai saluran, sumber
dan media penyimpanan informasi lain (Yusuf & Priyo,
2010, hlm. 99)
Jadi jika di sederhanakan lagi definisi perilaku
pencarian informasi yaitu, perilaku pencarian informasi
yaitu sebuah kegiatan atau Tindakan seseorang yang
dilakukan untuk mendapatkan informasi. manusia akan
menunjukan perilaku pencarian informasi untuk
memenuhi kebutuhannya. Ada beberapa batasan tentang
perilaku informasi menurut Wilson (Wilson, 2009)
sebagaimana dikutip (Yusuf & Priyo, 2010, hlm. 100).
Beberapa batasan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Perilaku informasi (information behavior) merupakan
keseluruhan perilaku manusia berkaitan dengan
sumber dan saluran informasi, termasuk perilaku
pencarian dan penggunaan informasi, baik secara
aktif maupun pasif. Menonton acara televisi dapat
dianggap sebagai perilaku informasi, demikian pula
komunikasi antarmuka.
b. Perilaku penemuan informasi (information seeking
behavior) merupakan upaya menemukan dengan
tujuan tertentu sebagai akibat dari adanya kebutuhan
untuk memenuhi tujuan tertentu.
17
ketika berinteraksi dengan sistem informasi. Perilaku
ini terdiri atas berbagai bentuk interaksi dengan
sistem, baik ditingkat interaksi dengan komputer
(misalnya penggunaan mouse atau tindakan mengklik
sebuah link), maupun di tingkat intelektual dan
mental (misalnya penggunaan strategi Boolean atau
keputusan memilih buku yang paling relevan diantara
deretan buku di perpustakaan).
18
Pencarian informasi membutuhkan cara yang efektif agar
mendapatkan informasi yang tepat sesuai dengan yang
diperlukan. Pencarian informasi selalu diawali dengan
kebutuhan informasi lalu menyampaikan pertanyaan
kepada sumber di luar dirinya, memeriksa apa yang
diperoleh lalu mendapatkan hasil untuk memenuhi
kebutuhan (Proboyekti, 2015, hlm. 5). Maka dari itu agar
pencarian informasi menjadi lebih efektif ada beberapa
model perilaku pencarian informasi yang dikemukakan
para ahli yaitu sebagai berikut.
a) Model Wilson
Wilson adalah salah satu seorang ahli informasi
yang aktif menulis tentang perilaku pencarian
informasi. Wilson menjelaskan bahwa ada dua tipe
model perilaku pencarian informasi menurut proposisi
sebagai berikut:
1) Kebutuhan informasi bukan kebutuhan utama
atau primer, tetapi merupakan kebutuhan
sekunder yang timbul karena keinginan untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya.
2) Dalam usahanya menemukan informasi,
dihadapkan pada beberapa kendala (barriers)
sebagai variabel perantara (intervening
variable), kendala tersebut memungkinkan akan
mempengaruhi perilaku seseorang
(Septiyantono, 2014, hlm. 7.20).
19
Sampai saat ini Wilson telah mengemukakan 2 model
perilaku pencarian informasi.
Model Wilson yang pertama dikemukakan pada tahun
1981,
20
informal yang menghasilkan keberhasilan atau
kegagalan akan memenuhi kebutuhan informasi
tersebut, jika gagal menemukan informasi yang ia
butuhkan maka ia harus mengulangi proses pencarian
informasi, dan jika ia menemukan informasi yang
dibutuhkan maka ia akan menggunakan informasi
tersebut.
Lalu dalam model Wilson yang ini juga
menjelaskan bahwa bertukar informasi dengan
melibatkan orang lain yaitu suatu bagian dari
pencarian informasi, dan jika pertukaran informasi itu
dianggap bermanfaat maka informasi tersebut dapat
disampaikan kepada orang lain atau bisa dipakai oleh
si pencari informasi itu sendiri (Wilson, 1999, hlm.
251).
Selanjutnya model Wilson yang kedua yang
dikemukakan pada tahun 1996. Wilson
memperbaharui model yang pertama ia cetuskan, yang
dimana kerangka dari kedua model tersebut masih
sama. Tetapi pada model terbarunya ini ia beri
variabel penghalang sebagai faktor yang
mempengaruhi perilaku pencarian informasi. Selain
itu, model kedua Wilson juga menyebutkan adanya
tipe dari perilaku pencarian informasi (Septiyantono,
2014, hlm. 7.20).
21
Gambar 1.4 Model Wilson 1996
22
sebuah kerangka teoritis yang menggambarkan
bagaimana seseorang mencari dan memperoleh
informasi. Model ini dikembangkan oleh David Ellis
pada tahun 1989 dan telah menjadi dasar bagi banyak
penelitian dan pengembangan di bidang ilmu
informasi. Dalam model ini juga menjelaskan
bagaimana seseorang melakukan pencarian informasi
dengan mempertimbangkan faktor-faktor psikologis
dan situasional yang mempengaruhinya. Hasil
penelitiannya tersebut menghasilkan pola pencarian
informasi yang terdiri dari enam delapan, yaitu:
starting, chaining, browsing, differentiating,
monitoring, extracting, verifying, ending
(Septiyantono, 2014, hlm. 7.20).
1. Starting
Starting merupakan tahap awal dalam perilaku
pencarian informasi. kegiatan ini bersifat
mengidentifikasi referensi yang dijadikan batu
loncatan untuk menelusuri informasi-informasi
yang lain. Starting merupakan tahap pengenalan
dalam penelusuran informasi melalui bahan-
bahan rujukan yang hendak dicari.
2. Chaining
Chaining sangat penting dalam pola penelusuran
informasi agar mendapatkan informasi yang lebih
akurat. Chaining merupakan suatu kegiatan
dengan melihat kutipan-kutipan yang ada dalam
23
suatu buku atau jurnal yang ada. Selain melihat
kutipan chaining juga merupakan bentuk
hubungan lain dari referensi yang telah ditelusuri
di starting.
3. Browsing
Browsing merupakan suatu aktivitas dalam
penelusuran sumber-sumber informasi. Browsing
ini mencari informasi ditempat tempat yang
berpotensi menyediakan sumber informasi.
Browsing bisa dilakukan dengan berbagai cara
seperti melihat abstrak dari jurnal ataupun
penelitian yang sudah dipublikasikan, selain itu
juga bisa dilakukan dengan melihat daftar isi yang
ada pada jurnal maupun buku, melihat buku-buku
yang ada di tokoh ataupun di perpustakaan, dan
bisa juga melihat buku-buku yang ada terpajang
dalam kegiatan seminar maupun pameran.
4. Differentiating
Differentiating merupakan kegiatan yang
dilakukan dalam pemilihan informasi yang sudah
diperoleh. Pemilihan informasi ini bisa dilakukan
dengan pengetahuan dan informasi-informasi yang
sudah didapat sebelumnya.
5. Monitoring
Monitoring merupakan suatu aktivitas melihat
perkembangan yang terjadi dalam topik yang ingin
24
diketahui oleh pencari informasi. Aktivitas atau
kegiatan ini bisa dilakukan dengan mengikuti
perkembangan sumber atau tulisan baik dalam
jurnal ataupun penelitian.
6. Extracting
Extracting merupakan tahap terakhir dalam
metode perilaku pencarian informasi menurut
David Ellis. Extracting adalah kegiatan yang
dilakukan pencari informasi dengan melanjutkan
pencarian secara mendalam dan detail dalam
sumber-sumber yang sudah disaring dan
dimonitoring. Kegiatan ini merupakan kegiatan
untuk menggali lebih jauh materi dan informasi
yang tertera dalam sumber atau literatur yang telah
didapatkan oleh pencari informasi ini.
7. Verifying
Tahapan ini pencari informasi akan mengecek
kembali informasi yang sudah didapatkan, selain
itu pencari informasi akan memilih data yang
sesuai dengan apa yang ingin dicarinya.
Prinsipnya tahapan ini adalah mengecek data
apakah data tersebut sudah sesuai dengan
keinginan apakah tidak sesuai dengan keinginan
dari pencari informasi tersebut.
8. Ending
25
Ending merupakan tahapan terakhir dalam
perilaku pencarian informasi. Pencarian
informasi bisa dianggap selesai apabila informasi
yang diinginkan sudah didapatkan dan sudah
terpenuhi (Purnama, 2021: 15-20).
Model perilaku pencarian informasi Ellis dapat
dilihat dibawah ini :
c) Model. Kuhlthau
Model perilaku pencarian Kuhlthau adalah sebuah
kerangka kerja atau model yang digunakan untuk
memahami dan menganalisis perilaku individu dalam
mencari informasi. Model ini dikembangkan oleh
Carol Kuhlthau, seorang profesor di Rutgers
University, pada tahun 1991. Model ini dikenal
sebagai Information Search Process (ISP). Dalam
model ini, Kuhlthau lebih menekankan pada aspek
afektif (perasaan), kognitif (pikiran), dan fisik
(tindakan). Dalam model ini, Kuhlthau menyatakan
26
bahwa pencari informasi bergerak tahap demi tahap
(Mohammad dkk., 2018, hlm. 25).
Model perilaku pencarian Kuhlthau mencakup enam
tahap yang dilalui oleh individu dalam mencari
informasi yang terjadi pada bidang afektif, kognitif,
dan fisik, tahapan Keenam tersebut adalah:
1. Initiation, yaitu tahap ketika seseorang sadar akan
kebutuhannya tentang informasi guna melengkapi
tugasnya.
2. Selection, yaitu tahap menyeleksi dan memilih topik
utama yang akan diselidiki dan dicari serta cara
yang akan ditempuh.
3. Eksploration, tahap ini perasaan kebingungan,
ketidakpastian dan keraguan seringkali meningkat
yang disebabkan penemuan informasi yang tidak
cocok, selalu berubah-ubah, dan tidak sesuai dengan
kebutuhan. Beberapa bahkan cenderung
meninggalkan proses pencarian pada tahap ini.
4. Formulation, yaitu tahapan dimana ketidakjelasan
berkurang dan kepercayaan diri meningkat. Pada
tahap ini, informasi akan diidentifikasi untuk
membentuk sudut pandang yang jelas.
5. Collection, yaitu tahap dimana interaksi antara
pengguna dan sistem informasi sangat efektif dan
efisien.
6. Presentation, yaitu tahap akhir dimana perasaan
lega, perasaan puas ketika pencarian berjalan
27
dengan baik atau kekecewaan jika informasi yang
dibutuhkan tidak didapatkan (Case, 2003, hlm. 145).
Jika digambarkan model teori kuhlthau bisa dilihat
sebagai berikut:
d)
28
accessing, networking, verifying, and information
managing. Adapun sebelumnya Ellis (1989)
menjelaskan modelnya mempunyai 6 tahap.
1) Starting
Merupakan aktivitas awal dalam memulai kegiatan
pencarian informasi.
2) Chaining
Chaining biasanya digunakan untuk
mengidentifikasi sumber informasi baru atau
kebutuhan informasi baru.
3) Browsing
Dalam tahap ini yaitu kegiatan pencarian
informasi dari berbagai sumber baik pada sumber
primer maupun sekunder.
4) Monitoring
Yaitu kegiatan pemantauan pada perkembangan
informasi yang menjadi minat atau perhatian
seseorang interaksinya.
5) Accessing
29
Agar proses pencarian informasi terus berlanjut,
para pencari informasi harus dapat mengakses
bahan atau sumber informasi yang dibutuhkannya.
Seringkali, terjadi masalah akses ke informasi
yang dibutuhkan baik karena langka dan sulit
ditemukan, atau akses berbayar untuk
mendapatkan sumber informasi yang dibutuhkan
6) Differentiating
Yang dimaksud pembedaan disini yaitu menilai
informasi yang didapat berdasarkan sifat, kualitas,
kepentingan relative, dan kegunaannya sebagai
cara untuk menyaring jumlah informasi yang
diperoleh.
7) Extracting
Kegiatan ini berkaitan dengan aktivitas
mengidentifikasi secara selektif bahan atau
informasi yang relevan dari sumber informasi
yang ditemukan.
8) Verifying
Di tahap ini merupakan kegiatan pengecekan
keakuratan informasi yang ditemukan.
9) Networking
merupakan kegiatan yang terkait dengan
komunikasi, dan menjaga hubungan yang erat
30
dengan sejumlah orang seperti teman, kolega, dan
intelektual yang mengerjakan topik serupa.
10) Managing information
merupakan kesadaran akan pentingnya
pengarsipan dan pengorganisasian informasi yang
telah didapatkan sehingga dapat digunakan
kembali dimasa mendatang apabila dibutuhkan.
31
(tindakan) dan untuk mode Meho Tibbo, ia memodifikasi
model Ellis dan menambahkan 4 fitur di dalam tahapan
pencariannya.
32
Kuhlthau: Eksploration
Meho Tibbo: Browsing
Wilson: -
Tahap pemilihan kualitas Ellis: Differentiating
informasi Kuhlthau: Formulation
Meho Tibbo: Differenting
Wilson: Pencarian pasif
(Passive search)
Tahap pemantauan
Ellis: Monitoring
informasi yang diminati
Kuhlthau: -
Meho Tibbo: Monitoring
Wilson: -
Tahap memilih salah satu
Ellis: Extracting
informasi dari sumber
Kuhlthau: -
informasi
Meho Tibbo: Extracting
Wilson: -
Tahapan memeriksa atau
Ellis: Verifying
memastikan informasi
Kuhlthau: -
yang telah dikumpulkan
Meho Tibbo: Verifying
Bagan 1.1 Persamaan tahap Pada Setiap Model
Dalam mengamati model-model perilaku pencarian
informasi yang diusulkan oleh Wilson, Ellis, Kuhlthau,
dan Meho & Tibbo, jelas terlihat seperti di atas bahwa ada
banyak kesamaan dalam pendekatan mereka. Meskipun
fokus dan penekanan mungkin berbeda, tahapan-tahapan
dalam proses pencarian informasi tetap berulang dan
relevan. Ini adalah cerminan dari kompleksitas dan
33
universalitas interaksi manusia dengan informasi dalam
dunia yang semakin canggih dan terhubung.
B. Kajian Pustaka
a. Fresh Graduate
Sebagai seorang fresh graduate, banyak hal yang
harus dipersiapkan dalam menghadapi dunia kerja.
Meskipun telah menyelesaikan pendidikan formal,
kenyataannya dunia kerja memiliki dinamika yang
berbeda dari dunia akademik. Oleh karena itu, sebagai
seorang fresh graduate, kita perlu memiliki persiapan
dan kesiapan mental dalam menghadapi tantangan
yang ada.
34
penduduk usia kerja. Sebagai informasi, total penduduk
usia kerja adalah sebanyak 208,54 juta orang. Ternyata,
sebanyak 35,2 juta orang atau 14 persen dari angka
pengangguran itu berasal dari lulusan jenjang diploma
dan sarjana (S1) (Rosa, 2020). Namun, pada
kenyataannya fresh graduate masih banyak dalam
keadaan menganggur, lalu rasa cemas fresh graduate
akan muncul ketika mereka mulai melamar pekerjaan
(Nurjanah, 2018, hlm. 38).
35
Dalam mencari informasi pekerjaan, seseorang
memerlukan ketekunan dan kesabaran. Untuk
mendapatkan pekerjaan yang layak adalah impian bagi
setiap orang, tetapi kenyataannya masih banyak angka
pengangguran dan sempitnya lapangan pekerjaan. Dalam
mencari informasi pencarian pekerjaan, seseorang
memerlukan ketekunan dan kesabaran.
Banyak faktor dan hal-hal janggal yang
mempengaruhi para fresh graduate tidak dapat
menemukan seluruh informasi peluang pekerjaan, salah
satunya adalah kurang terpenuhinya informasi pekerjaan.
Ada beberapa sumber yang menyediakan layanan
lowongan pekerjaan dan menjadi acuan agar seseorang
dapat mendapatkan peluang pekerjaan yaitu:
a) media cetak
b) media elektronik
c) media online
d) pengumuman
e) bursa kerja
Akan tetapi untuk mencari informasi pekerjaan di
berbagai sumber yang disebutkan seperti diatas seseorang
mesti memiliki skill dan perilaku pencarian informasi
yang memadai, sehingga dapat membantu dalam proses
mencari informasi pekerjaan.
C. Kerangka Pemikiran
36
Kerangka berpikir adalah adalah suatu model atau
gambaran konsep yang menjelaskan hubungan antara
variabel satu dengan lainnya (Mertha, 2020, hlm. 43).
Menurut penjelasan diatas maka dapat tergambar
konsep kerangka pemikiran yang dijadikan acuan peneliti
dalam penelitian ini. Sehingga akan muncul sebuah
asumsi dan proposisi pernyataan yang kemudian akan
dirumuskan kedalam simpulan dan saran.
Berdasarkan uraian di atas maka kerangka berpikir
dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Identifikasi masalah
Fresh graduate Politeknik Meta Industri mengalami kesulitan
dalam mencari informasi pekerjaan, tidak hanya soal kebutuhan
yang berbeda beda tetapi baik dalam aspek kondisi lingkungan
serta keterbatasan dalam mencari informasi yang dialami fresh
graduate
Rumusan masalah
38
menciptakan sistem kompetitif yang memiliki kecakapan
vokasional dasar serta kecakapan vokasional khusus. Program
ini didukung oleh lingkungan kampus yang kondusif dalam
menghasilkan lulusan unggul dengan keterampilan
intelektual (hard-skill) dan keterampilan sosial (soft-
skill) yang mumpuni melalui 3 program studi yaitu D3
Farmasi, D3 Teknik Industri, serta D4 Teknologi Rekayasa
Perangkat Lunak.
39
dan merupakan identitas. Adapun visi dan misi serta tujuan
Politeknik Meta Industri diantaranya:
1) Visi
Menjadi lembaga pendidikan tinggi vokasional yang
unggul dalam bidang industri dan pengembangan teknologi
di Jawa Barat pada tahun 2023.
2) Misi
40
● Dihasilkannya lulusan yang unggul dan berkarakter,
mampu bersaing dan terserap industri lokal.
41
e. Struktur Organisasi Politeknik Meta Industri
Struktur organisasi adalah kerangka yang digunakan oleh
organisasi untuk mengatur tugas-tugas, tanggung jawab, dan
hubungan antara anggota organisasi. Berikut struktur
organisasi Politeknik Meta Industri :
42
f. Prodi Politeknik Meta Industri
a. Farmasi
Prodi Farmasi di kepalai oleh ibu apt. Fauzia Azzahra,
M.S.Farm. prodi atau jurusan farmasi memiliki visi dan
misi.
Visi
Menjadi program studi Diploma Tiga Farmasi yang
menghasilkan Ahli Madya Farmasi unggul di bidang
Farmasi Industri di Jawa Barat pada tahun 2023
Misi
- Menyelenggarakan sistem pendidikan career-based
educational/ vocational yang sinergis dengan
kemajuan teknologi di bidang farmasi industri untuk
mencetak tenaga teknis kefarmasian yang sesuai
dengan kebutuhan dunia kerja.
- Berperan aktif dalam menghasilkan inovasi melalui
penelitian kefarmasian terapan.
- Berperan aktif dalam mengembangkan dan
menyebarkan pelayanan start-up business berskala
lokal untuk pemberdayaan masyarakat.
- Berperan aktif dalam mengembangkan dan
menyebarkan pelayanan start-up business berskala
lokal untuk pemberdayaan masyarakat.
b. Teknik Industri
43
Teknik indutri di Politeknik Meta Indutri ini dikepalai
oleh Yusita Attaqwa, S.Pt., M.T. Teknik Indutri memiliki
visi dan misi, yaitu :
Visi
Menjadi Program Studi Diploma Tiga Teknik Industri
yang unggul dalam bidang industri dan pengembangan
teknologi di Jawa Barat pada tahun 2023
Misi
- Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran
dengan sistem pendidikan teknik industri career-
based educational / vocational yang sinergis dengan
kemajuan teknologi di dalam perindustrian lokal.
- Mempersiapkan sumber daya teknik industri dan
infrastuktur untuk penyelenggaraan inovasi berbasis
penelitian terapan yang menghasilkan nilai
ekonomis dan terserap industri lokal.
- Mengembangkan layanan start-up business teknik
industri berskala lokal berdasarkan hasil dari inovasi
berbasis penelitian terapan yang dapat memberikan
multiplier-effect dengan kegiatan pengabdian
masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
- Mengembangkan Program Studi Teknik Industri
yang memprioritaskan aspek-aspek teknologi,
ekonomi, dan sumber daya melalui kerja sama baik
dalam dan luar negeri.
44
c. Teknik komputer
Teknik Komputer Politeknik Meta Indutri ini dikepalai
oleh bapak Andhika,S.Kom.,M.Kom. visi dan misi Tekik
komputer yaitu:
Visi
Menjadi Program Studi Sarjana Terapan Teknologi
Rekayasa Perangkat Lunak yang unggul dan inovatif
dalam bidang industri manufaktur di Jawa Barat pada
tahun 2026.
Misi
- Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran
career-based educational (vocational) dengan
mengutamakan ilmu pengetahuan dan keterampilan
dalam bidang teknologi rekayasa perangkat lunak
untuk mencetak tenaga profesional yang sesuai
dengan kebutuhan dunia industri manufaktur.
- Berperan aktif untuk berinovasi dibidang teknologi
rekayasa perangkat lunak melalui penelitian terapan
guna menghasilkan inovasi terbarukan di dunia
industri manufaktur.
- Berperan aktif dalam penerapan teknologi rekayasa
perangkat lunak melalui kegiatan pengabdian
masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat.
- Menjalin kerjasama dengan berbagai institusi
pendidikan, pemerintah, dan industri.
45
B. Lokasi Geografis Politeknik Meta Industri
46
Gambar 1.19 Letak Geografis
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Pada di bab ini peneliti akan menjelaskan dan menjabarkan hasil
dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai perilaku
pencarian informasi fresh graduate dalam mencai informasi kerja.
Peneliti melakukan wawancara kepada seriap informasan yang telah
dipilih.
47
tahap persiapan untuk memulai pencarian informasi yaitu
disebut “starting”
Dari pertanyaan yang peneliti sampaikan kepada fresh
graduate, fresh graduae menyadari bahwa mereka pasti
melalukan persiapan dalam memulai pencarian informasi
kerja. Berikut pernyataan narasumber atau informan:
48
Dan untuk informan ketiga ini dia tidak memilih bidang
yang diminati, karena menurutnya dia pasti mengikuti
bidang atau jurusan yang sesuai dengan jurusan ketika dia
berkuliah, jadi menurut informan ketiga, dalam tahap ini
pertama mungkin melihat-lihat informasi dan lebih kepada
mempersiapkan kebutuhan-kebutuhan untuk kedepannya,
seperti membuat CV dan mengumpulkan sertifikat. Berikut
peryataannya:
“Mungkin pertama saya mempersiapkan diri untuk
mengetahui apa yang saya butuhkan, lalu setelah itu saya
membuat CV.” (informan ketiga)
49
Berdasarkan peryataan kedua informan, langkah awal
yang penting dalam memulai pencarian informasi adalah
dengan menentukan minat, kedua informan ini sama-sama
berpendapat bahwa menentukan minat adalah hal yang
penting untuk memulai pencarian informasi kerja.
sedangkan informan ketiga, dia menganggap Langkah
awal yang penting dalam memulai pencarian informasi
kerja yaitu mempersiapkan berkas dan membuat CV untuk
kebutuhan melamar pekerjaan. Berikut peryataannya:
“langkah awal yang penting buat saya sih bikin CV dulu
yah sama siapin berkas-berkas buat kebutuhan melamar
kerja”
50
Dari pertanyaan yang peneliti sampaikan kepada
informan, semua informan berpendapat sama, bahwa mereka
pasti melalukan tahap pemilihan sumber informasi dengan
cara khusus tersendiri. Berikut pernyataan narasumber atau
informan :
51
c. Tahap penelusuran sumber-sumber informasi
Di era informasi yang semakin berkembang pesat,
kemampuan penelusuran sumber-sumber informasi menjadi
sebuah kemampuan yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari. Karena tidak hanya untuk para akademisi atau
peneliti, semua orang mesti memiliki kemampuan penelusuran
sumber informasi yang akurat serta relevan begitupun dengan
fresh graduate yang sedang mencari sumber informasi kerja.
52
Berdasarkan pertanyaan wawancara yang peneliti ajukan
kepada informan, pada dasarnya cara informan dalam mencari
informasi sumber-sumber informasi itu sama, dan mereka
memulainya dengan cara mencari melalu platfrom online,
seperti linkin,jobstreet dan whatsapp grup. Berikut pernyataan
dari informan :
53
menelusuri sumber-sumber informasi kerja, berikut
peryataannya :
54
Model kuhlthau tahap ini dinamai dengan
“formulation”
Model Ellis dan Meho Tibbo menyebut tahap ini
dengan “Differintiating”
“kalo buat itu sih mungkin caranya saya bisa melihat lihat
dulu yah informasinya apakah cocok atau tidak dengan saya
yah ada banget sayarat sama kriterianya, soalnya saya sangat
pemilih dalam bidang pekerjaan.”(informan ketiga)
55
kualitas informasi itu dengan cara memastikan serta
menanyakan suber informasi yang menyebarkannya, seperti
menyamakan alamat domain perusahaan dengan alamat
domain sumber yang menyebarkan informasi, hingga
menanyakan terperca atau tidaknya akun social media yang
menyebarkan informasi, dan untuk informasi yang kulitasnya
terpercaya menurut para informan informasi tersebut pasti
datangnya dari grup whatapps kampus.
56
“untuk saya pribadi tentunya pasti up to date ya, dengan
cara melihat-lihat social media yang meyediakan lowongan
atau peluang kerja yang saya minati.”(informan pertama)
57
harus kritis dalam memilih salah satu informasi yang menurut
kita penting dari sumber informasi.
58
“mungkin cara saya akan memcari lebih dalam pada
informasi yang telah saya tentukan dengan cara menanyakan
kepada teman atau kerabat.”(informas pertama)
59
sumber, tetapi tidak semua informasi tersebut dapat diandalkan
atau akurat. Oleh karena itu, keterampilan untuk memeriksa
dan memastikan informasi adalah hal yang krusial dalam
menjaga akurasi pengetahuan kita dan menghindari penipuan.
60
“caranya kalo untuk informasi dari sosial media, mungkin
bisa liat dari akun-akunnya apakah bener atau akun bodong,
dan cara tententu lainnya mungkin bisa juga sih nanya sama
temen”(informan kedua)
61
hanya model kuhlthua yang menggunakan tahap ini, tahap dari
model kuhlthau ini disebut Collection, yaitu dimana tahap
interaksi antara pengguna dan sistem informasi sangat efektif
dan efisien.
62
dasarnya informasi kerja dan perbaharuan informasi kerja oleh
platfrom online atau sosial media pasti dilakukan diwaktu pagi
atau siang pada hari masuk kerja.
63
tersebut, seperti menanyakan link atas situs web tersebut atau
menanyakan platfrom apa yang dipakai, kalo yang berbayar
sih engga ya, saya ga sampe berbayar.”(informan pertama)
64
Meho Tibbo menjelaskan dalam tahap ini merupakan
kegiatan yang terkait dengan komunikasi, dan menjaga
hubungan yang erat dengan sejumlah orang seperti teman,
kolega, dan intelektual yang mengerjakan topik serupa.
65
memang sudah dekat dan mungkin jaga etika aja
yah.”(informan ketiga)
66
Dalam tahap ini model Wilson, dan Meho Tibbo tidak
menggunakannya, dan untuk tahap ini hanya model Ellis dan
kuhlthau lah yang menggunakannya, model Ellis menamainya
dengan tahap ending. Menurut Ellis Ending merupakan
tahapan terakhir dalam perilaku pencarian informasi.
Pencarian informasi bisa dianggap selesai apabila informasi
yang diinginkan sudah didapatkan dan sudah terpenuhi. Dan
untuk tahap dari model kuhlthau disebut dengan Presentation,
yaitu tahapan dimana ada perasaan lega, perasaan puas ketika
pencarian berjalan dengan baik.
“biasanya sih saya simpan sendiri ya, tapi jika ada yang
nanya baru saya kasih tau.”(informan pertama)
67
“oh kalo itu sih pasti yah, pasti saya kasih tauin kepada
teman-teman saya, ya walaupun mungkin akan jadi saingan
dalam kerja ya.”(informan ketiga)
68
Tetapi hanya satu informan yang melakukan tahap ini,
berikut peryatannya :
“kalo gitu sih engga ya, paling saya misahkan atau kaya
nandain kaya “kita melamar keperusahaan ini tanggal segini
dan harus cek lagi tanggal segini” jadi kaya biar inget aja
sih.(informan kedua)
69
70
BAB V
PEMBAHASAN
71
graduate. Berdasarkan hasil yang diperoleh para informan
menunjukkan perilaku informasi model Ellis dan Meho
Tibbo. Berikut hasil pembahasan terkait penelitian mengenai
perilaku pencarian informasi fresh graduate Politeknik Meta
Industri dalam mencari informasi pekerjaan.
72
digunakan melalui smartphone dengan menelusuri
jurnal-jurnal yang sudah ditulis oleh orang lain. Setelah
melihat jurnal tersebut identifikasi kutipan literaturnya
dan setelah melihat kutipan literatur tersebut akan
didapatkan sumber literatur yang dekat dan sampai
kepada sumber aslinya (Purnama, 2021, hlm. 18).
Sebagaimana kutipan di atas konsep chaining ini sama
dengan seorang fresh graduate dalam mencari
pekerjaan, dimana ia mencari informasi-informasi
lowongan pekerjaan melalui website-website dan lalu
mengidentifikasi sumber informasi yang telah
menyebarkannya, hal ini terbukti dalam hasil wawancara
bahwa Bayu akan mencari informasi dari web-web lalu
menyamakan dengan web resmi perusahaan yang
menyebar informasi tersebut, begitupun dengan Daffa, ia
membuat mengatakan bahwa pastinya dia akan
menelusuri web-web sumber informasi dan memastikan
kebenarannya dengan bertanya kepada teman atau
kerabat.
73
informasi bisa melakukan browsing dengan melihat
secara umum sumber informasi yang sudah tertera
(Purnama, 2021, hlm. 18). Seperti yang dilakukan oleh
Daffa dan Bayu melalui wawancara bahwa mereka
biasanya mencari informasi pekerjaan melalui informasi
yang diberikan oleh kampus dan temannya.
74
perkembangan yang terjadi dalam topik yang ingin
diketahui oleh pencari informasi, kegiatan ini juga bisa
dilakukan dengan mengikuti perkembangan sumber,
baik melalui sumber online maupun offline, menurut
Ellis monitoring yaitu merupakan kegiatan dalam
membaca dan melihat perkembangan jurnal. Seperti
ketika pencari informasi sudah mendapatkan informasi
melalui artikel ataupun jurnal maka pencari informasi
tersebut akan melihat perkembangan informasi tersebut
dengan terbitan-terbitan jurnal-jurnal terbaru dengan
topik yang sama (Ellis & Cox, 1993, hlm. 362). Hal ini
sesuai dengan perkataan informan Bayu dalam
wawancara, yaitu dia akan memantau media sosial yang
menyediakan informasi lowongan pekerjaan, begitupun
dengan Daffa, dia selalu memeriksa media online dan
email untuk selalu update.
75
teman yang telah bekerja pada pekerjaan tersebut,
begitupun dengan Bayu yang menyatakan bahwa ia akan
melanjutkan pencarian secara mendalam dengan sasaran
informasi yang telah dia tentukan. Pada tahap ini kedua
fresh graduate melakukan pencarian mendalam pada
informasi yang telah dia tentukan dengan cara
menanyakan kepada teman atau kerabat. Tahap
selanjutnya yaitu tahap verifying dalam tahap ini
seseorang akan mengecek kembali informasi yang sudah
didapatkan, selain itu seseorang juga akan memilih data
yang sesuai dengan apa yang ingin dicarinya. Prinsipnya
tahapan ini adalah mengecek data apakah data tersebut
sudah sesuai dengan keinginan apakah tidak sesuai
dengan keinginan dari pencari informasi tersebut
(Fathurrahman, 2016, hlm. 89) . Bayu dan Daffa
mengatakan bahwa mereka akan selalu memeriksa
informasi yang telah dia tentukan dengan cara
menanyakan kepada teman dan keluarga, agar tidak
mengalami penipuan dalam melamar pekerjaan. Tahap
terakhir yaitu ending, tahap ending ini hanya ada dalam
model perilaku pencarian informasi Ellis. Dalam proses
pencarian informasi, tahap akhir menjadi tonggak
penting yang memungkinkan kita untuk mengolah,
menganalisis, dan menyebarkan pengetahuan yang telah
ditemukan. Setelah melewati rangkaian tahap dari
perencanaan hingga pencarian, tahap akhir ini
melibatkan transformasi informasi mentah menjadi
76
pemahaman yang berarti. Ending merupakan tahapan
terakhir dalam perilaku pencarian informasi model Ellis.
Pencarian informasi bisa dianggap selesai apabila
informasi yang diinginkan sudah didapatkan dan sudah
terpenuhi (Fathurrahman, 2016, hlm. 89). Seperti yang
dikatakan oleh informan Bayu bahwa dia telah
mendapatkan informasi dan mempunyai pemahaman
baru akan informasi lowongan pekerjaan sehingga
pemahaman tersebut bisa dipakai untuk masa yang akan
datang.
77
penggunaan world wide web telah banyak digunakan,
sehingga Meho Tibbo mengadaptasi model Ellis dan
memodifikasinya menjadi lebih kepada perilaku
pencarian informasi melalui internet.
78
578). Hal ini dibuktikan dengan pernyataan Erika,
bahwa ia akan mempersiapkan diri terlebih dahulu untuk
mengetahui topik dan informasi lowongan pekerjaan apa
yang ia butuhkan, tahap selanjutnya yaitu tahap chaining
Dalam chaining, biasanya dilakukan dengan mengikuti
referensi (catatan kaki daftar pustaka) pada dokumen,
baik buku atau jurnal yang telah dibaca. Selain itu,
terkadang seseorang juga dapat bertanya langsung pada
teman, kolega (Meho & Tibbo, 2003, hlm. 579). Dalam
tahap ini fresh graduate mulai menghubungkan antara
informasi yang didapat pada saat melakukan staring
dengan pengetahuan yang ia punya, dalam tahap ini
fresh graduate lebih memilih sumber informasi melalui
media online, hal ini dibuktikan pada hasil wawancara
bahwa Erika mengatakan pada tahap ini ia akan
melakukan kegiatan membuat akun-akun platform
online untuk mencari informasi,
79
hlm. 580). Pada tahap ini fresh graduate melakukan
pencarian informasi lowongan pekerjaan melalui media
online. Hal ini dibuktikan bahwa Erika akan melakukan
pencarian informasi lowongan kerja melalui
jobstreet,linkedin dan website-website tertentu, karena
menurut Erika mencari informasi pekerjaan lebih mudah
karena dapat menentukan lowongan pekerjaan yang dia
inginkan. Tahap keempat yaitu differentiating dalam
tahap ini fresh graduate melakukan aktivitas memilih
informasi yang sudah diperoleh dari tahap browsing agar
informasi didapatkan sesuai dengan keinginan atau
kebutuhan fresh graduate sehingga fresh graduate tau
kualitas informasi-informasi yang didapatkan. Sesuai
yang dikatakan oleh informan dari hasil wawancara,
bahwa para informan pasti melakukan tahap pemilihan
kualitas informasi dengan cara menentukan syarat serat
kriteria tersendiri. Seperti yang dikatakan oleh Erika,
bahwa dia akan melihat kriteria dalam lowongan
pekerjaan karena dia ingin menyesuaikan kriteria
lowongan pekerjaan dengan kemampuannya. Kemudian
tahap monitoring, kegiatan pemantauan pada
perkembangan informasi yang menjadi minat atau
perhatian seseorang melalui interaksinya dengan
berbagai sumber (Meho & Tibbo, 2003, hlm. 580).
Dalam tahap ini fresh graduate menyadari bahwa akan
ada informasi pekerjaan terbaru dari web dan platform
yang telah digunakan, sehingga fresh graduate akan
80
melakukan pemantauan dalam website tertentu dan
platform-platform online yang telah digunakan dalam
mencari informasi lowongan kerja pada tahap browsing.
Hal ini dibuktikan pada wawancara, Erika mengatakan
bahwa ia akan terus update dengan cara melakukan
pengaktifan notifikasi atau pengingat pada web dan
platform online yang dapat disambungkan dengan email
maupun dengan platform online itu sendiri agar selalu
bisa memantau perkembangan informasi yang
diinginkan. Selanjutnya tahap keenam adalah extracting
kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas
mengidentifikasi secara selektif bahan atau informasi
yang relevan dari sumber informasi yang ditemukan
(Meho & Tibbo, 2003, hlm. 582). Pada tahap ini fresh
graduate akan melakukan analisis pada informasi yang
telah dia tentukan. Informan Erika mengungkap bahwa
ia akan lebih memahami isi akan informasi lowongan
pekerjaan tersebut agar mendapatkan informasi yang
relevan. Berikutnya yaitu tahap ketujuh accessing Dalam
era informasi yang canggih ini, mengakses informasi
telah menjadi lebih mudah dari sebelumnya. Namun, apa
yang seringkali terlihat di permukaan hanyalah sebagian
kecil dari potensi yang dapat kita temukan dalam dunia
informasi. Bukan hanya penting bagi para peneliti dan
akademisi, tetapi juga bagi semua orang yang ingin
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam.
Accessing merupakan kegiatan dimana seseorang akan
81
terus mengakses informasi dari sumber informasi yang
telah ditentukannya. Sumber informasi yang dimaksud
disini yaitu seperti jobstreet dan linkedin, karena fresh
graduate dapat dengan mudah mengakses informasi
pekerjaan, Erika menyatakan bahwa jobstreet, linkedin
adalah platform online yang menyediakan lowongan
pekerjaan yang dapat diakses dengan mudah hanya
dengan memasukan identitas diri dan memasukan
bidang pekerjaan yang dicari maka akan muncul
rekomendasi pekerjaannya. Tahap kedelapan yaitu
verifying, Dalam dunia modern yang penuh dengan
informasi yang mudah diakses, kemampuan untuk
memeriksa dan memastikan informasi yang telah
ditemukan menjadi semakin penting. Kita seringkali
dihadapkan pada banyak informasi dari berbagai
sumber, tetapi tidak semua informasi tersebut dapat
diandalkan atau akurat. Oleh karena itu, keterampilan
untuk memeriksa dan memastikan informasi adalah hal
yang krusial dalam menjaga akurasi pengetahuan kita
dan menghindari penipuan. pada tahap ini verifying
merupakan kegiatan pengecekan keakuratan informasi
yang telah ditemukan. Dalam penelusuran melalui
internet, sumber informasi yang tersebar begitu
melimpah, karenanya pengecekan ini penting dilakukan
guna mendapatkan informasi yang paling tepat (Meho &
Tibbo, 2003, hlm. 582). Hal ini dibuktikan pada
wawancara bahwa Erika mengatakan, ia akan selalu
82
mengecek kualitas sumber informasi yang telah
menyebarkan informasi tersebut dengan cara
menanyakan kepada teman atau keluarga. Selanjutnya
tahap kesembilan adalah tahap networking, komunikasi
antara pencari informasi memungkinkan pertukaran
wawasan dan pandangan. Di era media sosial, forum
online, dan grup diskusi, individu memiliki platform
untuk berbicara tentang minat dan pengetahuan mereka.
Networking merupakan kegiatan yang terkait dengan
komunikasi, dan menjaga hubungan yang erat dengan
sejumlah orang seperti teman, kolega, dan intelektual
yang mengerjakan topik serupa. Selain dalam hal
komunikasi, juga dapat berupa sharing atau berbagai
informasi (Meho & Tibbo, 2003, hlm. 582). Hal ini
ditunjukan dari pernyataan informan Erika. bahwa ia
akan menjaga hubungannya, baik dengan teman ataupun
kerabat karena dengan menjaga hubungan itu ia
mendapatkan manfaatnya tersendiri, manfaat yang
dimaksud yaitu seperti selalu mendapatkan informasi
pekerjaan melalui hubungan-hubungan yang ia jaga
tersebut, tidak hanya mendapatkan informasi pekerjaan
tetapi dengan adanya hubungan erat dengan teman atau
kolega kita juga bisa menanyakan kebenaran dari
informasi pekerjaan yang kita dapatkan agar tidak
mengalami hal yang tidak diinginkan. Tahap terakhir
dari model perilaku pencarian informasi Meho Tibbo
yaitu information managing merupakan kesadaran akan
83
pentingnya pengarsipan dan pengorganisasian informasi
yang telah didapatkan sehingga dapat digunakan
kembali dimasa mendatang apabila dibutuhkan (Meho &
Tibbo, 2003, hlm. 582). Informan Erika sadar bahwa ia
akan menyimpan informasi untuk masa mendatang
walaupun hanya melakukan penyimpan sementara,
melakukan penyimpanan sementara dalam hal ini yaitu
dimana nantinya dalam waktu dekat informasi ini akan
dia gunakan, seperti menyimpan email yang sudah siap
dan tinggal dikirim ke perusahaan serta link-link akses
untuk mengirim lamaran pekerjaan.
84
BAB VI
SIMPULAN & SARAN
A. Simpulan
B. Saran
85
pada smartphone agar dapat lebih efesien dalam
membantu fresh graduates untuk selalu memantau
perkembangan informasi yang mereka butuhkan. Hal ini
karena fresh graduate yang menunjukan perilaku
pencarian informasi model Ellis masih melakukan
pemantauan secara general sehingga tidak efektif.
2. Penulis sarankan agar fresh graduate lebih meluaskan lagi
networking mereka seperti melakukan sharing dengan
para pencari informasi kerja lainnya melalui forum
didalam media sosial dapat membuka peluang pekerjaan
yang tidak terduga dan memberikan dukungan sosial
selama proses pencarian pekerjaan. Hal ini karena fresh
graduate hanya menjaga hubungan dengan teman dan
kerabat sehingga jangkauan networking fresh graduate
bisa dibilang belum luas
3. Semestinya fresh graduate tidak hanya mencari satu
informasi pekerjaan melainkan beberapa untuk masa yang
akan datang, alasannya karena fresh graduate hanya
mencari informasi yang sekali pakai seperti hanya
menentukan satu lowongan pekerjaan.
86
DAFTAR PUSTAKA
Anshori, N. (2013). Makna Kerja (Meaning of Work) Suatu Studi
Etnografi Abdi Dalem Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Daerah Istimewa Yogyalarta. Jurnal Psikologi Industri
dan Organisasi, 2(3), 157–162.
http://journal.unair.ac.id/downloadfull/JPIO5616-
50248bb6d6fullabstract.pdf
Case, D. O. (2003). Looking for Information. Academic Press,
284–288.
https://www.researchgate.net/publication/220468624_Loo
king_for_Information-
A_Survey_of_Research_on_Information_Seeking_Needs
_and_Behavior
Ellis, D., & Cox, D. (1993). A Comparison Of The Information
Seeking Pattrens Of Researchers In The Physical and
Social Sciences. Journal of Documentation, 4(49), 356–
369. http://dx.doi.org/10.1108/eb026919
Fathurrahman, M. (2016). Model-Model Perilaku Pencarian
Informasi. JIP(Jurnai Ilmu Perpustakaan dan Informasi),
1(1), 74–91. https://dx.doi.org/10.30829/jipi.v1i1.101
Kumala, A., & Wulandari, W. (2021). Perilaku Pencarian
Informasi Model Ellis pada Mahasiswa Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Islam Negri Maulana Malik
Ibrahim Malang. Library and Information Science
Journal, 2(1), 2–15.
https://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/libtech/article/
download/15947/9412
Meho, L. I., & Tibbo, H. R. (2003). Modeling the Information-
Seeking Behavior of Social Scientists: Ellis’s Study
Revisited. Journal Of The American Society For
87
Information Science And Technology, 6(56), 571–582.
https://doi.org/10.1002/asi.10244
Melong, L. (2017). Metode penelitian Kualitatif (36 ed.). PT
Remaja Rosdakarya.
Mertha, I. Made. L. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif (pertama). QUADRANT.
Mohammad, A., Amini, S., Ali, S., & Sadat. (2018). Evaluation
And Analysis Of Uncertainty In The Information Seeking
Behavior Of Medical Post-Graduate Students. Journal of
Research in Medical and Dental Sciences, 6(3), 24–32.
https://www.researchgate.net/publication/324975386_Eva
luation_and_analysis_of_uncertainty_in_the_information
_seeking_behavior_of_medical_post-graduate_students
Nabila. (2022). Perilaku Pencarian Informasi Fresh Gradute
Fakultas Ilmu Budaya Universitas DIponogoro dalam
Mencari Pekerjaan. ejournal undip, 6(2), 13–22.
https://doi.org/10.14710/anuva.6.1.13-22
Nurjanah, A. S. (2018). Kecemasan Mahasiswa Fresh Graduate
Dalam Melamar Pekerjaan. Al-Ittizaan: Jurnal Bimbingan
Konseling Islam, 1(2), 35–38. http://ejournal.uin-
suska.ac.id/index.php/alittizaan
Proboyekti, U. (2015). Pencarian Informasi dan Navigasi. Jurnal
Eksplorasi Karya Sistem Informasi dan Sains, 8(1), 01–
07.
https://ti.ukdw.ac.id/ojs/index.php/eksis/article/view/358
Purnama, R. (2021). Model perilaku pencarian informasi (analisis
teori perilaku pencarian informasi menurut David Ellis).
Pustaka Karya, 9(1), 9–21.
http://dx.doi.org/10.18592/pk.v9i1.5158
Rosa, D. (2020, Juni 20). 14 Persen Lulusan Diploma dan Sarjana
Ternyata Pengangguran, Kok Bisa? detikedu.
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6137652/14-
88
persen-lulusan-diploma-dan-sarjana-ternyata-
pengangguran-kok-bisa.
Septiyantono, T. (2014). Literasi Informasi (kesatu). Universitas
Terbuka. https://pustaka.ut.ac.id/lib/pust4314-literasi-
informasi/#tab-id-4
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D (24 ed.). ALFABETA Bandung.
Syahrial, I. (2022, Juni). 14 Persen Pengangguran Indonesia
Lulusan Diploma dan Sarjana. Mengapa? Unair News.
https://unair.ac.id/14-persen-pengangguran-indonesia-
lulusan-diploma-dan-sarjana-mengapa/
Syawqi. (2017). Perilaku Pencarian Informasi (Information
Seeking Behaviour) Guru Besar Iain Antasari
Banjarmasin. Pustaka Karya, 5(2), 1–18.
http://dx.doi.org/10.29240/tik.v1i1.207
Tersiana, A. (2022). Metode Penelitian dengan pendekatan
Kualitatif dan Kuantitatif (1 ed.). Anak Hebat Indonesia.
Widiyastuti. (2016). Perbandingan Teori Perilaku Pencarian
Informasi Menurut Ellis, Wilson dan Kuhlthau. Jurnal
Pustaka Budaya, 3(2), 53.
https://journal.unilak.ac.id/index.php/pb/article/view/583
Wilson. (1999). Models in information behaviour research.
Department of Information Studies University of Sheffield,
55(3), 251.
http://dx.doi.org/10.1108/EUM0000000007145
Wilson. (2009). Fifty years of information behavior research.
Yusuf, & Priyo, subekti. (2010). Teori dan praktik penelusuran
informasi: Information retrieval (1 ed.). Kencana Prenada
Media.
89
LAMPIRAN-LAMPIRAN
90