Anda di halaman 1dari 20

1.

MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
KETOASIDOSIS DIABETIKUM
Disusun untuk memenuhi salahsatu tugas mata kuliah Keperawatan Kritis
Dosen Pengampu: Hana Ariyani, M. Kep

Disusun oleh:

Herni Devi Puspita Sari C2114201057


Alsa Daiva Azhaara C2114201068

PROGRAM SARJANA ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan asuhan
keperawatan ini tepat pada waktunya dengan judul “Makalah Asuhan Keperawatan
Ketoasidosis Diabetikum” dan tidak lupa juga kami berterimakasih kepada Ibu Dosen
selaku pembimbing mata kuliah Keperawatan Kritis.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan askep ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya
bagi teman-teman mahasiswa di Universitas Muhamaddiyah Tasikmalaya

Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhoi segala usaha kita Aamiin..

Tasikmalaya, Maret 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 1
C. Tujuan....................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi ..................................................................................... 2
B. Patofisiologi ............................................................................. 3
C. Terapi Diet................................................................................ 4
D. Farmakologi ............................................................................. 5
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian ................................................................................ 6
B. Diagnosa Keperawatan ............................................................. 7
C. Intervensi Keperawatan ............................................................ 8
D. Analisa Jurnal .......................................................................... 14
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 16
B. Saran ......................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah keadaan dekompensasi metabolik
yang ditandai oleh hiperglikemia, asidosis dan ketosis, terutama disebabkan oleh
defisiensi insulin absolut atau relatif. Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan
komplikasi akut diabetes melitus yang ditandai dengan dehidrasi, kehilangan
elektrolit dan asidosis. Ketoasidosis diabetik merupakan akibat dari defisiensi
berat insulin dan disertai gangguan metabolisme protein, karbohidrat dan lemak.
Ketoasidosis diabetikum adalah merupakan trias dari hiperglikemia, asidosis,dan
ketosis yang terlihat terutama pada pasien dengan diabetes tipe-1. (Samijean
Nordmark, 2008).

Salah satu kendala dalam laporan mengenai insidensi, epidemiologi dan


angka kematian KAD adalah belum ditemukannya kesepakatan tentang definisi
KAD. Sindroma ini mengandung triad yang terdiri dari hiperglikemia, ketosis
dan asidemia. Konsensus diantara para ahli dibidang ini mengenai kriteria
diagnostik untuk KAD adalah pH arterial < 7,3, kadar bikarbonat
< 15 mEq/L, d an kadar glucosa darah > 250 m g/dL disertai ketonemia dan
ketonuria moderate (Kitabchi dkk, 1994)
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan yang akan diberiakan pada klien dengan
Ketoasidosis Diabetik (KAD) ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami melakukan asuhan keperawatan pada klien
yang mengalami Ketoasidosis Diabetik (KAD).

1
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi
Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah keadaan dekompensasi metabolik
yang ditandai oleh hiperglikemia, asidosis dan ketosis, terutama disebabkan oleh
defisiensi insulin absolut atau relatif.

KAD dan hipoglikemia merupakan komplikasi akut diabetes melitus yang


serius dan membutuhkan pengelolaan gawat darurat. Akibat diuresis osmotik,
KAD biasanya mengalami dehidrasi berat dan bahkan dapat sampai menyebabkan
syok. Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan komplikasi akut diabetes melitus
yang ditandai dengan dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis.

Ketoasidosis diabetik merupakan akibat dari defisiensi berat insulin dan


disertai gangguan metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Keadaan ini
merupakan gangguan metabolisme yang paling serius pada diabetes
ketergantungan insulin.

KAD adalah keadaan yang ditandai dengan asidosis metabolik akibat


pembentukan keton yang berlebihan, sedangkan SHH ditandai dengan
hiperosmolalitas berat dengan kadar glukosa serum yang biasanya lebih tinggi dari
KAD murni (American Diabetes Association, 2004).

Ketoasidosis diabetikum adalah merupakan trias dari hiperglikemia,


asidosis, dan ketosis yang terlihat terutama pada pasien dengan diabetes tipe-1.
(SamijeanNordmark, 2008).

Diabetic Keto Acidosis (DKA) adalah komplikasi akut yang mengancam


jiwaseorang penderita diabetes mellitus yang tidak terkontrol. Kondisi kehilangan
urin, air, kalium, amonium, dan natrium menyebabkan hipovolemia,
ketidakseimbangan elektrolit, kadar glukosa darah sangat tinggi, dan pemecahan
asam lemak bebas menyebabkan asidosis dan sering disertai koma.

(http://medical-dictionary.thefreedictionary.com)

2
B. Patofisiologi
Ketoasidois terjadi bila tubuh sangat kekurangan insulin. Karena
dipakainya jaringan lemak untuk memenuhi kebutuhan energi, maka akan
terbentuk keton. Bila hal ini dibiarkan terakumulasi, darah akan menjadi asam
sehingga jaringan tubuh akan rusak dan bisa menderita koma. Hal ini biasanya
terjadi karena tidak mematuhi perencanaan makan, menghentikan sendiri suntikan
insulin, tidak tahubahwa dirinya sakit diabetes mellitus, mendapat infeksi atau
penyakit beratlainnya seperti kematian otot jantung, stroke, dan sebagainya.

Faktor faktor pemicu yang paling umum dalam perkembangan


ketoasidosis diabetik (KAD) adalah infeksi, infark miokardial, trauma, ataupun
kehilangan insulin. Semua gangguan gangguan metabolik yang ditemukan pada
ketoasidosis diabetik (KAD) adalah tergolong konsekuensi langsung atau tidak
langsung dari kekurangan insulin. Transport glukosa kedalam jaringan jaringan
tubuh akan menimbulkan hiperglikemia yang meningkatkan glukosuria.
Meningkatnya lipolisis akan menyebabkan kelebihan produksi asam asam lemak,
yang sebagian diantaranya akan dikonversi (diubah) menjadi keton, menimbulkan
ketonaemia, asidosis metabolik dan ketonuria. Glikosuria akan menyebabkan
diuresis osmotik, yang menimbulkan kehilangan air dan elektrolit seperti sodium,
potassium, kalsium, magnesium, fosfat dan klorida. Dehidrasi terjadi bila terjadi
secara hebat, akan menimbulkan uremia pra renal dan dapat menimbulkan syok
hipovolemik. Asidodis metabolik yang hebat sebagian akan dikompensasi oleh
peningkatan derajat ventilasi (pernafasan Kussmaul).

Muntah-muntah juga biasanya sering terjadi dan akan mempercepat


kehilangan air dan elektrolit. Sehingga, perkembangan KAD adalah merupakan

3
rangkaian dari siklus interlocking vicious yang seluruhnya harus diputuskanuntuk
membantu pemulihan metabolisme karbohidrat dan lipid normal. Apabila jumlah
insulin berkurang, jumlah glukosa yang memasuki sel akan berkurang juga .
Disamping itu produksi glukosa oleh hati menjadi tidak terkendali. Kedua faktor
ini akan menimbulkan hiperglikemi.

Dalam upaya untuk menghilangkan glukosa yang berlebihan dari dalam


tubuh, ginjal akan mengekskresikan glukosa bersama-sama air dan elektrolit
(seperti natrium dan kalium). Diuresis osmotik yang ditandai oleh urinasi yang
berlebihan (poliuri) akan menyebabkan dehidrasi dan kehilangan elektrolit.
Penderita ketoasidosis diabetik yang berat dapat kehilangan kira-kira 6,5 L air dan
sampai 400 hingga 500 mEq natrium, kalium serta klorida selama periode waktu
24 jam.

Akibat defisiensi insulin yang lain adlah pemecahan lemak (lipolisis)


menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak bebas akan diubah
menjadi badan keton oleh hati. Pada ketoasidosis diabetik terjadi produksi badan
keton yang berlebihan sebagai akibat dari kekurangan insulin yang secara normal
akan mencegah timbulnya keadaan tersebut. Badan keton bersifat asam, dan bila
bertumpuk dalam sirkulasi darah, badan keton akan menimbulkan asidosis
metabolik.

C. Terapi Diet

1. Minum obat antidiabetes dan menggunakan insulin sesuai jadwal yang


direkomendasikan.

2. Ubah kadar insulin sesuai dengan kebutuhan berdasarkan petunjuk dokter.

3. Lakukan olahraga secara rutin untuk membantu mengontrol kadar gula darah.

4. Konsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang yang rendah gula dan tinggi
serat.

5. Cukupi kebutuhan cairan tubuh dengan minum air putih minimal 8 gelas sehari
atau sesuai kebutuhan untuk mencegah dehidrasi.

4
D. Farmakologi

1. Terapi cairan intravena (IV) untuk mengatasi dehidrasi dan mencairkan glukosa
dalam darah.
2. Pemberian insulin melalui infus, yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian
insulin subkutan untuk menurunkan kadar gula darah.
3. Terapi elektrolit, seperti kalium, natrium, dan klorida, untuk mengoreksi
gangguan elektrolit yang mungkin terjadi.
4. Pengobatan penyakit penyerta, seperti infeksi, yang mungkin memerlukan
pemberian antibiotik.

Tujuan dari pengobatan ini adalah untuk menstabilkan kondisi pasien, mengatasi
asidosis, dan mencegah kejadian berulang dari ketoasidosis diabetikum.

5
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Data Diri
Nama, umur, tempat tanggal lahir, agama, tempat tinggal, pendidikan,
pekerjaan, status perkawinan, nomor registrasi, masuk rumah sakit,
diagnosa medis
2. Keluhan Utama
Klien merasa sesak dan muntah
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan mengidap penyakit diabetes militus type 1, muntah –
muntah dan sesak nafas, tidak bisa tidur, klien tampak meringis, lemah,
nyeri tekan pada abdomen.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien memiliki riwayat hipertensi dan hiperglikemia
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga klien juga ada yang mengidap diabetes yaitu nenek klien.
6. Pola Aktivitas
Gangguan istirahat/tidur, Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat
atau aktifitas.
7. Pola nutrisi

Hilang nafsu makan, Mual/muntah, Penurunan berat badan lebih dari


beberapa hari/minggu, haus.
8. Pemeriksaan Fisik
a) Status kesehatan umum
Kesadaran klien dan tanda – tanda vital klien
b) Sistem pernapasan
Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/ tanpa sputum purulen
(tergantung adanya infeksi/tidak), Frekuensi pernapasan
meningkat.
c) Sistem kardiovaskuler
Adanya riwayat hipertensi, IM akut, Klaudikasi, kebas dan
kesemutan pada ekstremitas, Ulkus pada kaki, penyembuhan yang
6
lama, Takikardia, Perubahan tekanan darah postural, hipertensi,
Nadi yang menurun/tidak ada, Disritmia, Krekels, Distensi vena
jugularis.
d) Sistem persyarafan
Pusing/pening, sakit kepala, Kesemutan, kebas, kelemahan pada
otot, parestesia, Gangguan penglihatan, Disorientasi, mengantuk,
alergi, stupor/koma (tahap lanjut). Gangguan memori (baru, masa
lalu), kacau mental, Refleks tendon dalam menurun (koma),
Aktifitas kejang (tahap lanjut dari DKA).
e) Sistem perkemihan
Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, rasa nyeri/terbakar,
kesulitan berkemih (infeksi), issk baru/berulang, urine encer, pucat,
kuning, poliuri ( dapat berkembang menjadi oliguria/anuria, jika
terjadi hipovolemia berat), urin berkabut, bau busuk (infeksi).
f) Sistem pencernaan
Nyeri tekan abdomen, diare, abdomen keras, adanya asites, bising
usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare).
g) Sistem muskuloskletal
Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, Kram otot, tonus otot
menurun, penurunan kekuatan otot.
h) Sistem integumen
Kulit kering/bersisik, turgor jelek.
i) Sistem endokrin
Pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan
peningkatan gula darah)
j) Sistem reproduksi
Rabas vagina (cenderung infeksi), Masalah impoten pada pria,
kesulitan orgasme pada wanita
B. Diagnosis Keperawatan
1) Hipovolemia b.d Diare ( D. 0023)
2) Pola nafas tidak efektif b.d Hambatan upaya napas (D. 0005)
3) Risiko infeksi b.d Diabetes militus (D. 0142)
4) Risiko syok b.d Kekurangan volume cairan (D. 0039).

7
C. Intervensi Keperawatan

N DIAGNOSA LUARAN INTERVENSI


O KEPERAWATAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN
1. Hipovolemia b.d Status Cairan Manajemen
Diare ( D. 0023) (L.03028) hipovolemia (I.03116)
Selama dilakukan Observasi
tindakan - Periksa tanda dan
keperawatan gejala hipovolemia
selama 3X24 jam R/ Nadi teraba
maka di harapkan lemah
membaik dengan - Monitor intake dan
kriteria hasil : output cairan
1. Kekuatan nadi R/ untuk mengetahui
meningkat keluar masuknya
2. Tugor kulit cairan klien
meningkat Terapeutik
3. Frekuensi nadi - Hitung kebutuhan

8
membaik Cairan
4. Integritas kulit R/ agar klien
dan jaringan mendapatkan asupan
membaik cairan yang tepat
- Berikan asupa cairan
oral
R/ agar klien dapat
menambah asupan
cairan
Edukasi
- Anjurakan
memeperbanyak
asupan oral
R/ agar terpenuhi
asupan cairan klien
Kolaborasi
- Kolaborasikan
pemberian cairan IV
isotonis
R/ NaCl atau RL

2. Pola nafas tidak Pola Napas Manajemen Jalan


efektif b.d Hambatan (L.01004) Napas (I.01011)
upaya napas (D. 0005) Selama dilakukan Observasi
tindakan - Monitor pola napas
keperawatan (frekuensi,
selama 3X24 jam kedalaman, usaha
maka di harapkan napas)
membaik dengan R/untuk mengetahui
kriteria hasil : frekuensi,
1. Ventilasi kedalaman, usaha

9
semenit napas.
meningkat - Monitor suara napas
2. Pennggunaan tambahan
otot bantu napas R/ untuk mengetahui
menurun ada tidaknya
3. Frekuensi napas suaratambahan pada
membaik klien
4. Kedalaman Terapeutik
napas membaik - Posisikan semi
fowler dan fowler
R/ agar klien
mendapatkan
kelonggaran jalan
napas
- Berikan oksigen,
jika perlu
R/ agar saturasi
oksigen klien
meningkat
Edukasi
- Anjurkan asupan
cairan 2000ml per
hari, jika tidak
kontra indikasi
R/Agar melancarkan
sirkulasi darah
Kolaborasi
- Kloaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,

10
mukolitik, jika perlu
R/untuk
memberikan
kepatenan jalan
napas klien
3. Risiko infeksi b.d Tingkat Nyeri Pencegahan Infeksi
Diabetes militus (D. (L.14137) (I.14539)
0142) Selama dilakukan Observasi
tindakan - Monitortanda dan
keperawatan gejala infeksi lokal
selama 3X24 jam dan sistemik
maka di harapkan R/untuk mengetahui
menurun dengan infeksi
kriteria hasil : Terapeutik
1. Demam - Batasi jumlah
menurun pengunjung
2. Bengkak R/ untuk mencegah
menurun terinfeksinya klien
3. Kadar sel darah dari pengunjung
putih membaik - Cuci tangan sebelum
4. Kultur urine dan sesudah kontak
membaik dengan pasien dan
lingkungan pasien
R/ agar tidak
terinfeksi klien
Edukasi
- Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
R/ untuk memberi
pengetahuan ke
klien

11
- Anjurkan
meningkatkan aspan
cairan
R/ agar klien dapat
memenuhi asupan
cairan dan
meningatkan
metabolisme tubuh
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
imunisasi, jika perlu
R/Untuk
mengurangi terkena
infeksi
4. Risiko syok b.d Tingkat Syok Pencegahan Syok
Kekurangan volume (L.03032) (I.02068)
cairan (D. 0039) Selama dilakukan Observasi
tindakan - Monitor status
keperawatan kardiopulmonal
selama 3X24 jam ( frekuensi dan
maka di harapkan kekuatan nadi,
menurun dengan frekuensi napas, TD,
kriteria hasil : MAP)
1. Kekuatan nadi R/untuk mengontrol
meningkat kardiopulmonal
2. Akral dingin - Monitor status
menurun oksigen
3. Pucat menurun R/untuk mengetahui
4. Output urine status oksigen
meningkat - Monitor tingkat

12
kesadaran dan
respon pupil
R/untuk mengetahui
tinkat kesadaran
klien
Terapeutik
- Berikan oksigen
untuk
memepertahankan
saturasi oksigen
>94%
R/ untuk menjaga
kepatenan napas
- Pasang jalur IV, jika
perlu
R/untuk memasukan
cairan ke tubuh klien
Edukasi
- Jelaskan
penyebab/faktor
risiko syok
R/ agar klien tau
penyebab syok
- Jelaskan tanda dan
gejala awal syok
R/ agar klien tau
tabda dab gejala
syok
- Anjurkan perbanyak
asupan cairan oral
R/untuk mengurangi

13
resiko syok pada
klien
Kolaborasi
- Kolaborasikan
pemberian transfusi
darah, jika perlu
- R/ untuk mencegah
anemia
D. Analisa Jurnal
Pengaruh Terapi Pijat dan Senan Kaki Terhadap Resiko Terjadinya Ulkus Kaki
Diabetik Pasien Diabetes Mellitus Tipe II
Rita Erlina, Dewi Gayatri, Rohman Azzam1, Fitrian Rayasari1, Dian
NoviatiKurniasih Volume 14Nomor S3, September2022

Ploblem/population Pada penelitian rancangan pretest – posttest with


Control group responden yang memenuhi kriteria
pemilihan dilakukan randomisasi, sehingga terbentuk
kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Sampel
sebanyak 38 orang yang dibagi menjadi kelompok
intervensi 19 orang dan kelompok kontrol 19 Orang.
Intervensi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
Intervention
dengan melakukan Terapi pijat dan senam kaki.
Comparation Dua kelompok dengan dua perlakuan. Kelompok
pertama terapi pijat dan kelompok kedua senam kaki.
Outcome Hasil dari penelitian ini adalah Terapi pijat dan senam
kaki berpengaruh terhadap penurunan risiko
terjadinya ulkus diabetik pada pasien diabetes melitus
tipe II.
Time April - Juli 2022.

Pengaruh Peer Grup Education Terhadap Tingkat Pengetahuan Lansia Tentang


Ketasidosis Diabetikum Di Posbindu Lansia Sakura Kelurahan Plesungan
Kabupaten Karanganyar
Erlina Windyastuti, Siti Mardiyah

14
Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan
Ploblem/population
komplikasi akut diabetes melitus tipe 1 yang ditandai
dengan dehidrasi, kehilangan elektrolit, asidosis dan
disebabkan oleh pembentukan keton yang berlebihan.
Keadaan ini merupakan gangguan metabolisme yang
paling serius dan mengancam jiwa

Peneliti melakukan pendidikank esehatan dengan


Intervention
metode peer group Education diharapkan dapat
menyediakan perawatan kesehatan bagi sesama
penderita DM. Berdasarkan data dan uraian di atas,
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
“Pengaruh pendidikan kesehatan peer group
Discussionterhadap pengetahuan ketoasidosis
diabetikumdi Posbindu Lansia Sakura Kelurahan
Plesungan Kabupaten Karanganya
Comparation Tidak ada perbandingan di dalam jurnal ini
Hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan
Outcome
mengenai Ketoasidosis Diabetikumsebelum
dilakukan pendidikan kesehatan dengan nilai
rerata6,88. Hasil wawancara dengan responden
mengatakan bahwa belum mengetahui mengenai
Ketoasidosis Diabetikumsebagai bentuk komplikasi
lanjuttingkat kegawatdaruratan Diabetes Mellitusyang
akan memiliki pengaruh terhadap kualitas hidup
pasien, yang diketahui hanya tentang pengaturan
makan, kontrol gula darah serta menyuntikkan insulin
Time Penelitian ini di lakukan pada bulan september 2021
sampai juli 2022.

15
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan komplikasi akut diabetes melitus


yang ditandai dengan dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis. Ketoasidosis
diabetik merupakan akibat dari defisiensi berat insulin dan disertai gangguan
metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Keadaan ini merupakan gangguan
metabolisme yang paling serius pada diabetes ketergantungan insulin.

Dengan pengkajian yang dilakukan yaitu didapatkan diagnosa sebagai


berikut: Hipovolemia b.d Diare ( D. 0023), Pola nafas tidak efektif b.d Hambatan
upayanapas (D. 0005), Risiko infeksi b.d Diabetes militus (D. 0142), Risiko syok
b.d Kekurangan volume cairan (D. 0039).

B. Saran

Semoga dapat membantu dalam memahami pembuatan asuhn keperawatan


dengan masalah Ketoasidosis Diabetik (KAD).

16
DAFTAR PUSTAKA

Hyperglycemic crises in patien ts with diabetes mellitus. American Diabetes Association.


Diabetes Carevol27 supplement1 2004, S94-S102.
Gaglia JL, Wyckoff J, Abrahamson MJ . Acute hyperglycemic cr isis in elderly.
Med Cli N Am 88: 1063-1084, 2004.
Dr. MHD. Syahputra. Diabetic ketosidosis. www. Library.usu.ac.id. Samijean Nordmark.
Critical Care Nursing Handbook.
Elisabeth Eva Oakes, RN. 2007. Diabetic Ketoacidosis DKA
Kitabchi AE, Fisher JN, Murphy MB , Rumbak MJ : Diabetic ketoacidosis and the
hyperglycemic hyperosmolar nonketoti c state. In Joslin’s Diabetes Mellitus .
13th ed. Kahn CR, Weir GC, Eds. Philadelphia, Lea & Febiger, 1994, p.738–770
SDKI DPP PPNI,Tim Pokja, 2017, Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia, Edisi 1,
Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat
SLKI DPP PPNI, Tim Pokja, 2018, Standar Luaran Keperawatan Indonesia, Edisi 1,
Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat
SIKI DPP PPNI, Tim Pokja, 2019, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, Edisi 1,
Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat

Anda mungkin juga menyukai