MODUL 2.1
STOMATOGNATY
This publication is protected by Copyright Law and permission should be obtained from
publisher prior to any prohibited reproduction, storage in a retrieval system, or transmission
inany form by any means, electronic, mechanical, photocopying, and recording or likewise
2
Tim Modul
1. Anggun Feranisa, S.Si, M. Biotech
2. drg. Arina Shafia, M.Biomed
Reviewer :
1. drg. Rizki Amalina, M.Si
Tutor Modul :
1. SGD 1: drg. Salma Samia
2. SGD 2: drg. Ade Ismail A K, MDSc, Sp.Perio
3. SGD 3: drg. Annisha Savira, M.M
4. SGD 4: drg. Arin Oktaviani Suningdyastiningrum
5. SGD 5: drg. Arina Shafia, M.Biomed
6. SGD 6: drg. Dewi Monica Ramadhanti
7. SGD 7: drg. Hafidz Muhammad
8. SGD 8: drg. Kemal Candra Negara
9. SGD 9: drg. Recita Indraswary, M.Sc
10. SGD 10: drg. Rizki Widya Paramartha
11. SGD 11: drg. Rosa Pratiwi, Sp.Perio
12. SGD 12: drg. Yunita Styaningrum, Sp.KG
13. SGD 13: drg. Zakiya Nafisa
14. SGD 14: drg. RA. Miranti Widya Arianti, SH, MH
15. SGD 15: drg. Irma Dewi Ratnawati, Sp.Perio
16. SGD 16: drg. Rizqa Citra Dewi
17. SGD 17: drg. Sita Ratna Pratis
KONTRIBUTOR
Disiplin Ilmu :
1. Biologi Oral
1) Anggun Feranisa, S.Si, M.Biotech
2) drg. Arina Shafia, M.Biomed
3) drg. Rizki Amalina, M.Si
3
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillaahirobbil’aalamiin, segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam yang telah
memberikan karunia kepada kami hingga akhirnya kami dapat menyelesaikan Buku Petunjuk
Praktikum 2.1 Stomatognaty ini.
Keberadaan modul ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dasar teori maupun
keterampilan dasar yang dibutuhkan oleh mahasiswa dalam melakukan praktikum.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini. Oleh
karena itu, saran-saran baik dari tutor maupun dari mahasiswa akan kami terima dengan
terbuka. Semoga modul ini dapat bermanfaat, dan membantu proses pembelajaran di FKG
Unissula
Jazaakumullahu khoiro jaza’
4
Daftar Isi
Kata Pengantar ............................................................................................................................. .4
Daftar Isi........................................................................................................................................................................... .5
Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran FKG Unissula ........................................................................... .6
Visi Program Studi Kedokteran Gigi Unissula ............................................................................ .8
Kontrak Perkuliahan ...................................................................................................................................................... .9
Tata Tertib Praktikum............................................................................................................................................. .15
Tata Tertib Permintaan Bahan dan Peminjaman Alat ................................................................................. .16
Sanksi ........................................................................................................................................................................... .16
Prosedur Penggantian KBM ..................................................................................................................................... .30
Daftar Praktikum ...................................................................................................................................................... .32
Praktikum Pemeriksaan Histologis Mukosa Oral Dan Kelenjar Saliva………………………...31
Praktikum Pemeriksaan Histologis Jaringan Periodontal ........................................................... 51
5
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN
AGUNG
6
SASARAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
1. Meningkatnya jumlah dan kualitas penelitian sesuai dengan ilmu Kedokteran Gigi
atas dasar nilai-nilai Islam dan kebutuhan masyarakat.
2. Meningkatnya jumlah dan kualitas publikasi ilmu Kedokteran Gigi melalui berbagai
media nasional dan internasional.
3. Diperolehnya penghargaan, hak kekayaan intelektual (HaKI) dan hak royalti atas hasil
penelitian dan/ atau invensi tingkat nasional dan/atau internasional.
4. Tersedianya dosen dan tenaga kependidikan yang bertaqwa, tafaqquh fiddin,
profesional dengan kecendekiawanan dan kepakaran yang berkualitas tinggi.
5. Terwujudnya kurikulum program pendidikan yang berbasis kompetensi sesuai dengan
hasil perkembangan ilmu Kedokteran Gigi atas dasar nilai-nilai Islam.
6. Terselenggaranya proses pembelajaran yang Islami
7. Menghasilkan lulusan bertafaqquh fiddin, berakhlak mulia, berkualitas sesuai standar
kompetensi lulusan Kedokteran Gigi.
8. Terwujudnya masyarakat yang mengamalkan Islam dalam berbagai aspek untuk
membangun Peradaban Islam.
9. Terselenggaranya peran aktif FKG UNISSULA dalam menyelesaikan masalah-
masalah kesehatan gigi dan mulut masyarakat dalam rangka peningkatan
kesejahteraan.
10. Terselenggaranya tata kelola penyelenggaraan pendidikan Kedokteran Gigi di tingkat
unit, program studi dan Fakultas.
11. Terwujudnya sistem kepemimpinan dan manajemen Islami.
7
VISI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FKG UNISSULA
Program Studi Kedokteran Gigi unggul dan terkemuka yang menghasilkan sarjana
kedokteran gigi yang inovatif dalam mengembangkan riset ilmu pengetahuan dan teknologi
Kedokteran Gigi khususnya bahan alam berlandaskan Budaya Akademik Islami.
8
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
KONTRAK PERKULIAHAN
Kode Mata Tanggal
Nama Mata Klasifikasi Bobot Semes-
Kuliah Penyusun-
Kuliah MK (sks) ter
(Kode MK) an
Modul 2.1 T: P:
DG6108012 MKWK 2 20/02/2024
Stomatognaty 3,5 0,5
1. Anggun Feranisa, S.Si, M. Biotech
Tim Modul 2. drg. Arina Shafia, M. Biomed
9
20. drg. drg. Rosa Pratiwi, Sp.Perio
21. drg. Yunita Styaningrum, Sp.KG
22. drg. Zakiya Nafisa
23. drg. RA. Miranti Widya Arianti, SH, MH
24. drg. Irma Dewi Ratnawati, Sp.Perio
25. drg. Rizqa Citra Dewi
26. drg. Sita Ratna Pratis
MANFAAT MATA KULIAH
Materi dalam modul ini akan membantu mahasiswa memahami dan mengintegrasikan
konsep-konsep teoritis dasar dentokraniofasial manusia meliputi aspek anatomi, histologi
dan fisiologi, mampu menjelaskan anatomi dan morfologi gigi, menjelaskan konsep dasar
oklusi dan mastikasi sesuai teori kedokteran gigi dasar. Dengan memahami konsep-konsep
teori tersebut mahasiswa akan memiliki kemampuan untuk melakukan prosedur klinis yang
berkaitan dengan masalah-masalah penyakit gigi dan mulut secara komprehensif dengan
pendekatan ilmu-ilmu dasar, ilmu kedokteran gigi klinik yang terkait.
DESKRIPSI MATA KULIAH
Mata kuliah ini dilaksanakan pada semester 2 Program Sarjana Dokter Gigi dengan bobot 4
SKS selama 4 minggu dengan jumlah pertemuan adalah 64 kali pertemuan yang terdiri dari
Kuliah, Skills lab, belajar ujian knowledge dan ujian praktik. Mata kuliah ini terdiri dari 5
LBM dengan kontribusi bidang ilmu adalah Biologi Oral, Kedokteran Gigi Anak,
Prostodonsia, dan Orthodonsia.
CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH
ORGANISASI MATERI
10
STRATEGI PEMBELAJARAN
Capaian pembelajaran mata kuliah akan dicapai dengan bentuk dan metode pembelajaran
berupa:
1. Tutorial (Small Group Discussion)
2. Kuliah (Ceramah)
3. Skills Lab (Praktik kerja)
4.
11
e. Menyusun permasalahan yang tidak dapat diselesaikan dalam diskusi tersebut menjadi
tujuan pembelajaran kelompok (membentuk learning issues atau learning objectives)
f. Melakukan belajar mandiri untuk mencari informasi yang anda butuhkan guna menjawab
learning issues ang telah ditetapkan
g. Menjabarkan temuan informasi yang telah dikumpulkan oleh anggota kelompok,
sintesakan dan diskusikan temuan tersebut agar tersusun penjelasan yang komprehensif
untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah.
Langkah a-e dilakukan pada pertemuan tutorial 1. Mahasiswa diminta untuk menjelaskan
istilah yang belum dimengerti pada skenario, menganalisis permasalahan tersebut dengan
mengaktifkan prior knowledge yang telah dimiliki mahasiswa, kemudian dari masalah yang
telah dianalisis lalu dibuat peta konsep (concept mapping) yang menggambarkan hubungan
sistematis dari masalah yang dihadapi. Jika terdapat masalah yang belum terselesaikan atau
jelas dalam diskusi, maka susunlah masalah tersebut menjadi tujuan pembelajaran kelompok
(learning issue) dengan arahan pertanyaan sebagai berikut : apa yang kita butuhkan?, apa
yang kita sudah tahu?, apa yang kita harapkan untuk tahu?. Langkah ke enam (f)
mahasiswa akan belajar mandiri dalam mencari informasi. Langkah g dilakukan pada
pertemuan tutorial 2, dimana mahasiswa mendiskusikan temuan-temuan informasi yang ada
dengan mensintesakan agar tersusun penjelasan secara menyeluruh dalam menyelesaikan
masalah tersebut.
KULIAH
Adapun tujuan kuliah pada modul ini adalah:
1. Menjelaskan gambaran secara umum isi perkuliahan, mengenai relevansi dan kontribusi dari
berbagai disiplin ilmu yang berbeda terhadap tema modul
2. Mengklarifikasi materi yang sukar. Kuliah akan memberikan dampak maksimal terhadap
pencapaian hasil mahasiswa, ketika mahasiswa pertama kali mencoba untuk mengerti materi
melalui diskusi atau belajar mandiri.
3. Mencegah dan mengoreksi adanya kesalahpahaman terhadap materi pada saat mahasiswa
berdiskusi/belajar mandiri.
4. Mensimulasi mahasiswa untuk belajar lebih dalam tentang materi perkuliahan.
12
c. Paranasal sinus and sinus cavity (2 x 50 menit)
d. Gigi-geligi (2 x 50 menit)
e. Tahapan Pertumbuhan Gigi (2x50 menit)
f. Gigi desidui (3 x 50 menit)
g. Gigi Permanen (3 x 50 menit)
LBM 3
a. Konsep dasar oklusi 1 (2 x 50 menit)
b. Konsep dasar oklusi 2 (Centric Relation) (2 x 50 menit)
c. Fisiologi TMJ (2 x 50 menit)
LBM 4
a. konsep relasi rahang (2 x 50 menit)
b. Dentocraniofacial (2 x 50 menit)
c. Konsep mastikasi dan pencernaan (2 x 50 menit)
SKILLS LAB
Tujuan utama skills lab pada modul ini adalah mendukung proses belajar lewat ilustrasi dan
aplikasi praktek terhadap apa yang Mahasiswa pelajari dari diskusi, belajar mandiri, dan
kuliah, serta dapat menstimulasi belajar mahasiswa lewat penemuan sehingga
dapat meningkatkan motivasi belajar. Adapun praktikum dan skill lab yang akan
dilaksanakan pada modul ini adalah:
1. LBM 1
1. Praktikum Histologi Mukosa Mulut dan Kelenjar Saliva (1x170”)
2. Praktikum Histologi Jaringan Periodontal (1x170”)
LBM 2
1. Skill-Lab Identifikasi gigi permanen anterior (1x170”)
2. Skill-Lab Identifikasi gigi desidui anterior (1x170”)
LBM 3
1. Skill- Lab Carving Gigi Insisivus Permanen (Sketsa) (1x170”)
2. Skill- Lab Carving Gigi Insisivus Permanen (Carving) (1x170”)
3. Skill- Lab Carving Gigi Insisivus Permanen (Finishing & Polishing) (1x170”)
LBM 4
1. Skill Carving Gigi Caninus Permanen (Sketsa) (1x170”)
2. Skill Carving Gigi Caninus Permanen (Carving) (1x170”)
3. Skill Carving Gigi Caninus Permanen (Finishing & Polishing) (1x170”)
SUMBER PUSTAKA/REFERENSI
13
5. Fehrenbach, M. J, and T. Popowics. 2016. Illustrated Dental Embryology,
Histology, And Anatomy. 4th Edition. Saunders, Elsevier.Inc
6. Nelson, S.J. and Ash, M.M. 2015. Wheeler’s Dental Anatomy, Physiology,and
Occlusion. Elsevier. Singapore
7. Norton, N.S. 2017. Netter’s Head and Neck Anatomy for Dentistry. 3rd Edition.
Elsevier, Inc..
8. Tamimi, D., and D. Hatcher. 2016. Specialty Imaging Temporomandibular Joint.
Elsevier
9. Nanci, A. 2018. Ten Cate’s Oral Histology. 9th Edition. Elsevier, Inc
10. Miloro, M; Ghali, GE; Larsen, P; Waite, P; Peterson's principles of oral and
maxillofacial surgery, Volume 2, Chapter 47, 2004.
11. Saladin, KS; Human Anatomy. New York, NY: McGraw-Hill, 2005.
12. Standring, S, Editor, Gray’s Anatomy, 40th edition, Elsevier, Churchill Livingstone,
2008.
13. Basit H, Tariq MA, Siccardi MA. Anatomy, Head and Neck, Mastication Muscles.
StatPearls [Internet], 2020. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK541027/ [Accessed 15th October 2020].
14. Overview of the muscles of mastication image - © Kenhub
https://www.kenhub.com/en/library/anatomy/the-muscles-of-mastication
15. Nelson SJ. Wheeler's dental anatomy, physiology and occlusion.10th edition.
Elsevier Health Sciences, 2014.
TUGAS MAHASISWA
KRITERIA PENILAIAN
14
SKS Modul
Kelulusan Modul
1. Mahasiswa dinyatakan lulus modul apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Nilai kumulatif knowledge minimal 60
b. Nilai kumulatif skills minimal 60 dan mahasiswa lulus ujian OSCE di modul tersebut
c. Apabila salah satu komponen (skills maupun knowledge) atau keduanya nilainya di
bawah 60, maka mahasiswa bersangkutan dinyatakan Gugur Modul dan harus
mengulang modul tersebut secara utuh
15
dipertanggungjawabkan, maka mahasiswa tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan belajar
mengajar.
9. Mahasiswa putra dan putri DILARANG memakai pakaian berbahan jeans.
10. Selama proses belajar, jaket harus di lepas, kecuali blazer dan semi jas berbahan non kaos.
11. SANKSI: Bagi mahasiswa yang tidak mematuhi ketentuan di atas, maka tidak diperbolehkan
mengikuti kegiatan belajar mengajar dan tidak akan mendapatkan pelayanan akademik dan
administrasi.
16
pengembalian. Setiap peminjaman dan pengembalian alat, dilakukan pengecekan alat
oleh petugas dan disaksikan mahasiswa.
4) Selama pemakaian / praktikum, alat menjadi tanggung jawab mahasiswa sepenuhnya,
apabila terdapat kerusakan atau kehilangan maka mahasiswa WAJIB menghadap
Kepala Laboratorium dan MENGGANTI alat yang hilang/rusak.
5) Mahasiswa yang tidak mematuhi tata tertib di atas akan diberikan sanksi akademik
sesuai dengan jenis pelanggarannya
SANKSI
1. Mahasiswa yang tidak mematuhi tata tertib di atas akan diberikan sanksi akademik sesuai dengan
jenis pelanggarannya.
JADWAL PERKULIAHAN
17
06.30 -
07.20
07.20 -
IDI 1
08.10
08.10 -
09.00
09.00 -
09.50 Konsep dasar oklusi 1
09.50 -
10.40
10.40-
Selasa, 5 Maret 2024 11.30 Gigi-geligi
11.30 -
ISHOMA
13.00
13.00 -
13.50
13.50 -
14.40 Praktikum Histologi Mukosa Mulut dan Kelenjar
14.40 - Saliva
15.30
15.30 -
17.10
06.30 -
07.20
Fiqih Ibadah
07.20 -
08.10
08.10 -
09.00
RM dan Rahang
09.00 -
Rabu, 6 Maret 2024 09.50
09.50 -
10.40
10.40-
11.30 Gigi-geligi
11.30 -
ISHOMA
13.00
18
13.00 -
13.50
13.50 -
14.40 Praktikum Histologi Jaringan Periodontal
14.40 -
15.30
15.30 -
17.10
06.30 -
07.20
07.20 -
08.10
08.10 -
09.00
SGD 2 LBM 1
09.00 -
09.50
09.50 -
10.40
10.40-
Kamis, 7 Maret 2024
11.30
11.30 -
ISHOMA
13.00
13.00 -
13.50
13.50 -
14.40
14.40 -
15.30 Gigi Permanen
15.30 -
17.10
06.30 -
07.20
07.20 -
08.10
Jumat, 8 Maret 2024
08.10 -
09.00
09.00 -
09.50 Konsep dasar oklusi 1
19
09.50 -
10.40
10.40-
11.30
11.30 -
ISHOMA
13.00
12.30 -
13.20 Tahapan Pertumbuhan
13.20 - Gigi
14.10
14.10 -
15.10
Tahapan Pertumbuhan Gigi
15.30 -
16.00
16.00 -
16.50
MINGGU 2
06.30 -
07.20
07.20 -
08.10
08.10 -
09.00
09.00 -
09.50
09.50 -
10.40
10.40-
Senin, 11 Maret 2024 11.30
(Hari Raya Nyepi) 11.30 -
ISHOMA
13.00
13.00 -
13.50
13.50 -
14.40
14.40 -
15.30
15.30 -
17.10
17.10 -
17.50
20
06.30 -
07.20
07.20 -
IDI 1
08.10
08.10 -
09.00 Intraoral tonsilar
09.00 -
Gingival crevicular fluid
09.50
09.50 -
10.40
SGD 1 LBM 2
10.40-
Selasa, 12 Maret 2024
11.30
11.30 -
ISHOMA
13.00
13.00 -
13.50
13.50 -
14.40
Skill-Lab Identifikasi gigi permanen anterior
14.40 -
15.30
15.30 -
17.10
06.30 -
07.20
Fiqih Ibadah
07.20 -
08.10
08.10 -
09.00
09.00 -
Rabu, 13 Maret 2024 09.50
Oral Mucosa
09.50 -
10.40
10.40-
11.30 Fisiologi TMJ (Via ICD)
11.30 -
ISHOMA
13.00
21
13.00 -
13.50
13.50 -
14.40
Skill-Lab Identifikasi gigi desidui anterior
14.40 -
15.30
15.30 -
17.10
06.30 -
07.20
07.20 -
08.10
08.10 -
09.00
SGD 2 LBM 2
09.00 -
09.50
09.50 -
10.40
Saliva
10.40-
Kamis, 14 Maret 2024 11.30
11.30 -
ISHOMA
13.00
13.00 -
13.50
13.50 -
14.40
14.40 - Vaskularisasi dan Inervasi
15.30 rongga mulut
15.30 -
17.10
06.30 -
07.20
07.20 -
08.10
Jumat, 15 Maret 2024
08.10 -
09.00
Oral Mucosa
09.00 -
09.50
22
09.50 -
10.40
10.40-
11.30
11.30 -
ISHOMA
13.00
13.00 -
13.50
13.50 -
14.40
14.40 -
15.30 Gigi desidui
15.30 -
16.20
16.20 -
17.10
MINGGU 3
06.30 -
07.20
07.20 -
08.10
08.10 -
09.00
SGD 1 LBM 3
09.00 -
09.50
09.50 -
10.40
10.40- Paranasal sinus and sinus
Senin, 18 Maret 2024
11.30 cavity
11.30 -
ISHOMA
13.00
13.00 -
13.50
Saliva
13.50 -
14.40
14.40 -
Gingival crevicular fluid
15.30
15.30 -
17.10
23
17.10 -
17.50
06.30 -
07.20
07.20 -
IDI 1
08.10
08.10 -
09.00 Intraoral tonsilar
09.00 -
09.50
09.50 -
10.40
10.40-
Selasa, 19 Maret 2024
11.30 Gigi desidui
11.30 -
ISHOMA
13.00
13.00 -
13.50
13.50 -
14.40
Skill- Lab Carving Gigi Insisivus Permanen (Sketsa)
14.40 -
15.30
15.30 -
17.10
06.30 -
07.20
Fiqih Ibadah
07.20 -
08.10
08.10 -
09.00
09.00 - Konsep dasar oklusi 2
Rabu, 20 Maret 2024 09.50 (Centric Relation)
09.50 -
10.40
10.40- Paranasal sinus and sinus
11.30 cavity
11.30 -
ISHOMA
13.00
24
13.00 -
13.50
13.50 -
14.40
Skill- Lab Carving Gigi Insisivus Permanen (Carving)
14.40 -
15.30
15.30 -
17.10
06.30 -
07.20
07.20 -
08.10
08.10 -
09.00
SGD 2 LBM 3
09.00 -
09.50
09.50 -
10.40
10.40-
Kamis, 21 Maret 2024
11.30 Konsep Relasi Rahang
11.30 -
ISHOMA
13.00
13.00 -
13.50
13.50 -
14.40
14.40 - Vaskularisasi dan Inervasi
15.30 rongga mulut
15.30 -
17.10
06.30 -
07.20
07.20 -
Jumat, 22 Maret 2024
08.10
08.10 - Skill- Lab Carving Gigi Insisivus Permanen (Finishing
09.00 & Polishing)
25
09.00 -
09.50
09.50 -
10.40
10.40-
11.30
11.30 -
ISHOMA
13.00
13.00 -
13.50
13.50 -
14.40 Dentocraniofacial
14.40 -
15.30
15.30 -
16.20
16.20 -
17.10
MINGGU 4
06.30 -
07.20
07.20 -
08.10
08.10 -
09.00
SGD 1 LBM 4
09.00 -
09.50
09.50 -
10.40
Senin, 25 Maret 2024
10.40- Konsep dasar oklusi 2
11.30 (Centric Relation)
11.30 -
ISHOMA
13.00
13.00 -
13.50
13.50 - Konsep mastikasi dan
14.40 pencernaan
14.40 -
15.30
26
15.30 -
17.10
17.10 -
17.50
06.30 -
07.20
07.20 -
IDI 1
08.10
08.10 -
09.00
09.00 -
09.50 Konsep Relasi Rahang
09.50 -
10.40
10.40-
Selasa, 26 Maret 2024
11.30 Fisiologi TMJ (Via ICD)
11.30 -
ISHOMA
13.00
13.00 -
13.50
13.50 -
14.40
Skill Carving Gigi Caninus Permanen (Sketsa)
14.40 -
15.30
15.30 -
17.10
06.30 -
07.20
Fiqih Ibadah
07.20 -
08.10
08.10 -
09.00
Rabu, 27 Maret 2024 RM dan Rahang
09.00 -
09.50
09.50 -
10.40
10.40-
11.30 Dentocraniofacial
27
11.30 -
ISHOMA
13.00
13.00 -
13.50
13.50 -
14.40
Skill Carving Gigi Caninus Permanen (Carving)
14.40 -
15.30
15.30 -
17.10
06.30 -
07.20
07.20 -
08.10
08.10 -
09.00
SGD 2 LBM 4
09.00 -
09.50
09.50 -
10.40
10.40- Konsep mastikasi dan
Kamis, 28 Maret 2024
11.30 pencernaan
11.30 -
ISHOMA
13.00
13.00 -
13.50
13.50 -
14.40 Skill Carving Gigi Caninus Permanen (Finishing &
14.40 - Polishing)
15.30
15.30 -
17.10
06.30 -
07.20
Jumat, 29 Maret 2024 07.20 -
(Wafat Isa Al-Masih) 08.10
08.10 -
09.00
28
09.00 -
09.50
09.50 -
10.40
10.40-
11.30
11.30 -
ISHOMA
13.00
13.00 -
13.50
13.50 -
14.40
14.40 -
15.30
15.30 -
16.20
16.20 -
17.10
NIK.211010012
29
Prosedur penggantian KBM
1) Prosedur penggantian KBM
Pengajuan permohonan penggantian dilakukan maksimal 1 minggu
setelah ketidakhadiran dengan regulasi sbb:
Mengirimkan permohonan ke
email: kaprodifkg@unissula.ac.id
Format email:
Subject email dituliskan:
Penggantian KBM-nama mahasiswa-NIM
30
Format email:
Assalamualaikum wr wb
Kepada Yth.
Kaprodi Kedokteran Gigi
Wassalamualaikum wr wb
Contoh:
Penggantian KBM-Bunga Citra-31000xxxxx
Assalamualaikum wr wb
Kepada Yth.
Kaprodi Kedokteran Gigi
31
DAFTAR PRAKTIKUM
Durasi
No Materi Praktikum Departemen
(menit)
1 Praktikum Pemeriksaan Histologi Mukosa Oral dan BO 1x170’
Kelenjar Saliva
2 Praktikum Pemeriksaan Histologi Jaringan Periodontal BO 1x170’
32
PRAKTIKUM PEMERIKSAAN
HISTOLOGIS MUKOSA ORAL DAN
KELENJAR SALIVA
33
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
34
Total 100
JADWAL PELAKSANAAN
Rabu, 13 Maret 2024 13.00
PUSTAKA
Cui, D., Natfel, J.P., Daley, W.P., Lynch, J.C., Haines, D.E., Yang G., Fratkin, J.D., 2011, Atlas of
Histology with Functional and Clinical Correlation, Lippincott Williams and Wilkins, Philadelpia.
Nanci, A., 2008, Ten Cates`s Oral Histology Development, Structure, and Function 8 th edition, Elsevier: St.
Louis. Fehrenbach, M.J., dan Popowics, T., 2016, Illustrated Dental Embryology, Histology, and
Anatomy 4th edition,
Elsevier Saunders: Maryland Heights.
Eroschenko, V. P., 2017, Atlas of Histology with Functional Correlation 13th edition, Wolters Kluwer:
Philadelphia. Mescher A.L., 2018, Junqueira’s Basic Histology Text and Atlas 15th edition, McGraw-Hill
Education.
Ross, M.H. dan Pawlina, W., 2016, Histology A Text and Atlas 7th edition, Wolters Kluwer:
Philadelphia. Hand, A.R. dan Frank, M.E., 2014, Fundamentals of Oral Histology and Physiology,
Wiley Blackwell: Ames.
35
MUKOSA ORAL
Mukosa oral melapisi hampir seluruh kavitas oral secara kontinu. Secara histologis,
mukosa oral tersusun atas stratified squamous epithelium, lamina propria dan submukosa.
Klasifikasi mukosa oral berdasarkan karekteristik histologis jaringannya secara umum dibagi
menjadi 3 tipe yaitu lining, masticatory, dan specialized.
a. Lining mucosa
Mukosa lining memiliki tekstur permukaan yang halus, permukaan lembab, dapat
direnggangkan dan ditekan. Secara histologis mukosa ini tersusun atas non-keratinized
stratified squamous epithelium. Yang termasuk dalam mukosa lining adalah mukosa bukal,
mukosa labial, mukosa alveolar, permukaan mukosa ventral lidah, dasar mulut, dan
palatum molle.
b. Masticatory mucosa
Mukosa mastikasi memiliki tekstur permukaan rubbery dan kenyal. Mukosa mastikasi
terdapat pada mukosa palatum durum, gingiva cekat, dan permukaan dorsal lidah. Epitel
pada mukosa mastikasi ini dapat berupa orthokeratinized stratified squamous epithelium
ataupun parakeratinized stratified squamous epithelium.
c. Specialized mucosa
Specialized mucosa dapat ditemukan pada dorsal dan lateral lidah dalam bentuk papilla.
Secara histologis, papilla lidah tersusun atas epitel berkeratin dan lamina propria.
36
Gambar 1. Epitel mukosa oral A. Ortokeratinisasi (pada gingiva) B. Parakeratinisasi (pada
gingiva) C. Nonkeratinisasi (pada mukosa bukal)
Mukosa labial
Mukosa labial terdiri dari 3 permukaan yang berbeda:
a. Mukosa labial bagian dalam. Memiliki lining mucosa dengan epitel nonkeratinisasi yang
tebal, serta banyak glandula salivarius minor.
b. Zona vermilion. Bagian merah dari labial, transisi antara mukosa oral dan kulit. Terdiri
dari lapisan keratinized stratified squamous epithelium. Jaringan ikat di bawahnya
mengandung banyak inervasi sensori dan kapiler, sehingga memberi warna merah muda.
c. Permukaan luar bibir dilapisi kulit, terdiri dari lapisan epidermis dan dermis, glandula
sudorifera, dan folikel rambut dengan glandula sebacea.
Gambar 2. A. Labial, terdiri dari (1) kulit tipis, permukaan luar labial (2) vermilion zone,
(intermediate zone/ mucocutaneous junction) (3) mukosa labial (lining mucosa), H&E, ×7,6.
37
B. Mukosa labial (lining mucosa). H&E, ×33.
38
terdapat lapisan submukosa yang mengandung glandula salivarius minor mucous.
Gambar 5. Mukosa palatum durum (masticatory mucosa). Hematoksilin & Eosin, ×33.
Lingua/ lidah
Mukosa pada dorsal lidah dilapisi oleh masticatory mucosa sehingga memiliki fungsi mekanik.
Selain itu, adanya specialized mucosa berupa papila lingualis memberikan lidah fungsi
sensorik. Terdapat 4 macam papila lidah yaitu circumvallata, filiformis, fungiformis, dan
foliata.
1. Papilla Circumvallata
Papilla circumvallata atau papilla vallata, tersusun dalam 1 baris berjumlah 10-14 papilla
terletak di anterior sulkus terminalis. Berbentuk silindris dikelilingi parit/ furrow. Glandula
von Ebner (glandula salivarius minor serous) memiliki duktus yang bermuara
39
pada parit tersebut, sehingga membantu membersihkan debris makanan dan mendeteksi
rasa. Kebanyakan glandula salivarius minor bersifat mucous/ seromucous, sedangkan
hanya Glandula von Ebner yang bersifat serous. Gemma gustatoria pada papila ini terletak
pada dinding lateral. Epitel lidah yang melapisi papilla ini adalah stratified squamous
epithelium yang dapat sedikit berkeratin.
2. Papilla Filiformis
Papila paling banyak di dorsal lidah. Memiliki struktur tajam/ runcing, tampak klinis
berwarna putih keabuan. Stratified squamous keratinized epithelium yang berkeratin tebal.
Tidak memiliki gemma gustatoria.
3. Papilla Fungiformis
Terletak di dorsal lidah namun berjumlah lebih sedikit daripada papilla filiformis.
Memiliki bentuk seperti jamur. Terdapat 1 - 5 gemma gustatoria pada permukaan superior.
Dilapisi oleh nonkeratinized squamous epithelium. Di bawahnya terdapat lamina propria
dengan banyak vaskularisasi dan inervasi.
40
4. Papilla Foliata
Terletak pada permukaan posterolateral lidah. Bentuknya dapat dibedakan dari papilla
fungiformis karena tampak berbaris yang dipisahkan oleh celah yang dalam. Dilapisi oleh
nonkeratinized stratified squamous epithelium dan memiliki gemma gustatoria pada
dinding lateral.
41
Gambar 11. A. Diagram gemma gustatoria B. sel-sel pada gemma gustatoria, HE ×1100
42
KELENJAR SALIVA (GLANDULA SALIVARIUS)
Tiap unit penyusun kelenjar saliva dapat dibagi menjadi unit sekretori yang disebut
acinus (jamak: acini) dan beberapa duktus ekskretori.
Gambar 12. Kelenjar saliva. Terdapat berbagai macam acini (serous, mucous, dan serous
demilunes), berbagai jenis ductus (interkalaris, striata, dan interlobular), dan sel myoepitelial.
Sekretori acini dibentuk oleh 2 tipe sel, yaitu sel serous atau sel mucous.
Sel serous berbentuk pyramidal. nucleus bulat/ spherical terletak lebih ke basal karena
terdesak oleh granula sekretori pada bagian apikal sitoplasma.
Sel Mucous berbentuk hampir sama dengan sel serous, namun sitoplasmanya terwarnai
lebih terang karena adanya produk sekretori yang disebut mucous. Sehingga granula sekretori
mendesak nucleus hingga tampak pipih di dasar sitoplasma.
Pada kelenjar saliva yang bersifat campuran/ seromucous, sel mucous dan sel serous
terdapat pada satu acini yang sama. Seromucous acini tersebut didominasi oleh sel mucous,
kemudian sel serous membentuk bulan sabit mengelilingi sel-sel mucous, yang disebut serous
demilune. Sekresi sel serous pada serous demilune memasuki lumen acinus melalui canaliculi
interselular diantara sel mucous.
Sel myoepitelial merupakan sel pipih yang mengelilingi serous dan mucous acini.
43
Merupakan sel bercabang banyak dan kontraktil, terletak diantara membran sel acini dan
membran basalis. Disebut juga basket cell karena mengelilingi acini dengan cabang- cabangnya
menyerupai keranjang. Sel myoepitelial terletak diantara membran sel sekretori acini dan
membrana basalis.
A B C
44
A B
C D
Pada kelenjar saliva terdapat juga sel jaringan ikat dan jaringan interstitial/ stroma
(matriks ekstraseluler). Jaringan ikat membentuk kapsul yang mengelilingi kelenjar, kemudian
jaringan ikat masuk ke dalam kelenjar disebut septa. Septa membagi kelenjar menjadi beberapa
lobus dan lobulus.
S
DI L
Gambar 15. Kelenjar submandibula menunjukkan pembagian lobulus. Lobulus (L)
dipisahkan oleh septa jaringan ikat (S) yang di dalamnya terdapat duktus interlobular
ekskretori (DI), pembuluh darah, dan saraf.
45
Glandula Salivarius Mayor
1. Glandula parotid
Glandula salivarius mayor terbesar berbentuk piramida. Terletak di anterior telinga dan
superficial dari muskulus masseter. Glandula parotid terdiri dari serous acini dan duktus,
sehingga saliva yang dihasilkan bersifat serous. Duktus utama glandula parotid bernama
duktus stenson, yang menyebrangi muskulus buccinator dan bermuara di rongga mulut
pada permukaan bukal molar kedua atas.
Gambar 17. Glandula parotid, H&E, atas perbesaran sedang, bawah perbesaran tinggi
46
Gambar 18. Glandula parotid, H&E, ×130
2. Glandula submandibularis
Glandula submandibula terletak pada spatia submandibular. Saliva yang dihasilkan
bersifat campuran/ seromucous, walaupun sel serous lebih dominan dibanding sel mucous.
Merupakan kelenjar tubuloacinar yang disusun oleh serous acinus, mucous acinus, dan
seromucous acinus. Pada seromucous acinus tampak mucous acinus yang dikelilingi oleh
sel serous membentuk bulan sabit yang disebut serous demilune. Memiliki saluran utama
bernama duktus Warton, bermuara ke rongga mulut pada sublingual caruncle, di dekat
frenulum lingualis.
47
Gambar 20. Glandula submandibularis, H&E, atas perbesaran sedang, bawah perbesaran
tinggi
3. Glandula sublingualis
Glandula sublingualis terletak di bawah mukosa dasar mulut, anterior dari glandula
submandibularis, dilapisi oleh mukosa tanpa kapsul jaringan ikat padat. Merupakan
kelenjar campuran/ seromucous, namun dominan sel mucous sehingga terlihat juga sel
serous demilune pada mucous acinus. Memiliki beberapa saluran kecil (ductus Rivinus)
yang bermuara pada sublingual fold atau melalui saluran besar (ductus Bartholin)
bermuara pada sublingual caruncle.
48
Gambar 22. Glandula sublingualis, H&E, atas perbesaran sedang, bawah perbesaran tinggi
49
PRAKTIKUM PEMERIKSAAN HISTOLOGIS
JARINGAN PERIODONTAL
50
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
52
JARINGAN PERIODONTAL
Jaringan periodontal merupakan jaringan pendukung gigi yang penting dalam menjaga
fungsi gigi. Terdiri dari 4 komponen utama: (1) gingiva, (2) ligamentum periodontal, (3)
sementum, (4) tulang alveolar. Tiap komponen tersebut berbeda dalam lokasi, arsitektur
jaringan, komposisi biokimiawi, dan komposisi kimianya, namun menjalankan fungsinya
sebagai satu unit.
Gingiva
Gingiva mengelilingi servikal gigi dan menutupi puncak tulang alveolar dan akar gigi.
Gingiva dapat dibagi menjadi 2 yaitu: gingiva tepi (marginal/ free gingiva) dan gingiva cekat
(attached gingiva). Keduanya termasuk dalam masticatory mucosa namum memiliki
karakteristik histologis yang berbeda.
a. Gingiva tepi (marginal/ free gingiva) merupakan bagian superior gingiva yang
mengelilingi namun namun tidak terikat pada servikal gigi, sehingga jaringan ini kuat
namun mobile. Gingiva tepi dilapisi oleh orthokeratinized stratified squamous epithelium.
Tidak terikatnya epitel sulkuler gingiva dengan email gigi membentuk suatu ruang yang
disebut sulkus gingiva atau free gingival groove dengan kedalaman normal 0,5–3 mm.
b. Gingiva cekat (attached gingiva) memiliki parakeratinized stratified squamous epithelium
yang tebal. Memiliki banyak rete ridge/ retepeg, yaitu tonjolan sempit jaringan ikat, yang
memberikan tampakan klinis gingiva stippling. Lamina propria terikat dengan jaringan
keras di bawahnya (tulang alveolar, sementum, dan tepi email), sehingga juga berfungsi
sebagai periosteum processus alveolar.
53
Gambar 25. Gingiva
Mucogingival junction merupakan batas antara gingiva dengan mukosa sehingga terdapat
perubahan dari epitel berkeratin (gingiva) menjadi nonkeratin (mukosa alveolar). Secara klinis
tampak perubahan warna dari pink pucat (gingiva) menjadi pink cerah (mukosa alveolar).
Gambar 26. Mucogingival junction, pertemuan antara mukosa alveolar non keratin (lining
mucosa) dan gingiva cekat berkeratin (masticatory mucosa)
54
Gambar 27. Variasi epithelium gingiva (A) Terkeratinisasi, (B) Non keratinisasi, (C)
Parakeratinisasi. Keterangan: (H) stratum corneum, (Pk) stratum corneum dengan nukleus
(parakeratinisasi), (G) stratum granulosum, (P) stratum spinosum, (Ba) stratum basale.
Sementum
Sementum merupakan lapisan tipis jaringan keras (matriks terkalsifikasi) avaskuler yang
menutupi dentin pada daerah akar. Pertemuan dentin dengan sementum disebut dengan
dentinocemental junction (DCJ), sedangkan pertemuan sementum dengan email disebut
cementoenamel junction (CEJ). Sementum pada ujung akar lebih tebal daripada sementum
daerah servikal.
Sementum tersusun atas matriks fibrous termineralisasi dan sel. Matriks fibrous terdiri
atas serabut sharpey dan serabut nonperiodontal intrinsik.
• Serabut Sharpey merupakan serabut kolagen dari ligamen periodontal yang masuk tegak
lurus ke permukaan luar sementum, dan ujung lainnya masuk tegak lurus dalam processus
alveolaris. Serabut ini berfungsi sebagai ligamen antara gigi dengan processus alveolaris.
• Serabut nonperiodontal intrinsik merupakan serabut kolagen yang dibuat oleh sementoblast
dengan pola acak namun paralel dengan DCJ.
55
Gambar 28. Sementum dan hubungannya dengan gigi dan processus alveolaris.
Sel di dalam sementum adalah sementosit, yang merupakan sementoblast yang terjebak
dalam matriks. Setiap sementosit terletak dalam lakuna dan kanalikuli, mirip pada jaringan
tulang. Setelah pertumbuhan selesai, sementoblast yang tidak terjebak dalam sementum
berjajar pada permukaan sementum sepanjang ligamen periodontal.
Terdapat dua jenis sementum yang memiliki struktur dan fungsi yang berbeda:
a. Sementum aseluler (sementum primer)
Dapat ditemukan pada 2/3 servikal akar dan pada sementum yang menempel dengan
dentin. Tidak memiliki sementosit di dalam matriksnya. Terbentuk lebih lambat.
Gambar 29. Sementum aseluler, daerah servikal akar gigi. H&E, ×181; inset ×158
56
sementum aseluler, sehingga banyak sementoblast yang terjebak di dalamnya. Memiliki
peran adaptif sebagai respon kerusakan dan pergerakan gigi serta berperan dalam
perbaikan jaringan periodontal. Lebar sementum seluler dapat bertambah terutama pada
apikal akar.
Gambar 30. Sementum seluler, daerah apikal akar gigi. H&E, ×181; inset ×408
Gambar 32. Sementum seluler dan aseluler pada apikal akar gigi. Dentin dilapisi oleh
sementum aseluler. Selanjutnya ada sementum seluler yang mengandung lakuna sementosit.
57
Processus Alveolaris
Processus alveolaris atau tulang alveolar terbagi menjadi alveolar bone proper dan
supporting alveolar bone.
1. Alveolar bone proper (bundle bone/ cribriform plate) merupakan tulang yang mengelilingi
soket gigi. Terbentuk dari tulang kompak namun dapat disebut cribriform plate karena
banyak lubang yang dilewati Volkmann canal dengan saraf dan pembuluh darah menuju
ligamen periodontal. Disebut juga bundle bone karena serabut sharpey masuk kedalamnya.
2. Supporting alveolar bone terdiri dari tulang kortikal dan tulang trabekular. Tulang kortikal
adalah suatu bidang tulang kompak pada permukaan fasial dan lingual processus alveolaris
(cortical plate). Tulang trabecular adalah tulang spons/ cancellous yang berada diantara
bundle bone dan cortical plate.
58
B
Gambar 34. Tulang alveolar, diperiksa dengan (A) Transmitted microscope, (B) Polarized
light microscope. Keterangan: (PDL) ligamen periodontal, (panah) serabut Sharpey, (Bundle
Bone), (HS) Tulang trabekular dengan Haversian System.
59
Gambar 36. Ligamentum periodontal dan tulang alveolar. H&E, ×34; inset ×72
Gambar 37. Ligamentum periodontal (PDL) yang didalamnya terdapat Osteoblast (O) pada
tepi Alveolar Bone Proper (ABP) dan Cementoblast (C) pada tepi sementum gigi (T).
terdapat epithelial rest of Malassez (panah putih). Serabut sharpey masuk kedalam kedua
jaringan.
Serabut utama PDL dikategorikan menjadi berbagai kelompok berdasar arah dan
lokasinya: apikal, oblique, horizontal, alveolar crest, interradicular, dan gingival fibers.
60
A B
Gambar 38. Kelompok serabut ligamentum periodontal dan gingiva. (A) Silver-stained. (B)
Diagram potongan sagital gigi.
Gambar 39. Serabut Oxytalan (panah) di (a) interradikular, (b) dekat apeks gigi
61
Gambar 40. Penampang melintang ligament periodontal. Pewarnaan HE.
62