Anda di halaman 1dari 62

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM

MODUL 2.1
STOMATOGNATY

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2024
Modul 2.1: Stomatognaty

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM

Copyright by Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Islam Sultan Agung


Printed in Semarang 2024
Designed by: modul team
Cover Designed by: modul team
Published by Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Islam Sultan Agung
All right reserved

This publication is protected by Copyright Law and permission should be obtained from
publisher prior to any prohibited reproduction, storage in a retrieval system, or transmission
inany form by any means, electronic, mechanical, photocopying, and recording or likewise

2
Tim Modul
1. Anggun Feranisa, S.Si, M. Biotech
2. drg. Arina Shafia, M.Biomed
Reviewer :
1. drg. Rizki Amalina, M.Si
Tutor Modul :
1. SGD 1: drg. Salma Samia
2. SGD 2: drg. Ade Ismail A K, MDSc, Sp.Perio
3. SGD 3: drg. Annisha Savira, M.M
4. SGD 4: drg. Arin Oktaviani Suningdyastiningrum
5. SGD 5: drg. Arina Shafia, M.Biomed
6. SGD 6: drg. Dewi Monica Ramadhanti
7. SGD 7: drg. Hafidz Muhammad
8. SGD 8: drg. Kemal Candra Negara
9. SGD 9: drg. Recita Indraswary, M.Sc
10. SGD 10: drg. Rizki Widya Paramartha
11. SGD 11: drg. Rosa Pratiwi, Sp.Perio
12. SGD 12: drg. Yunita Styaningrum, Sp.KG
13. SGD 13: drg. Zakiya Nafisa
14. SGD 14: drg. RA. Miranti Widya Arianti, SH, MH
15. SGD 15: drg. Irma Dewi Ratnawati, Sp.Perio
16. SGD 16: drg. Rizqa Citra Dewi
17. SGD 17: drg. Sita Ratna Pratis

KONTRIBUTOR

Disiplin Ilmu :
1. Biologi Oral
1) Anggun Feranisa, S.Si, M.Biotech
2) drg. Arina Shafia, M.Biomed
3) drg. Rizki Amalina, M.Si

3
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillaahirobbil’aalamiin, segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam yang telah
memberikan karunia kepada kami hingga akhirnya kami dapat menyelesaikan Buku Petunjuk
Praktikum 2.1 Stomatognaty ini.
Keberadaan modul ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dasar teori maupun
keterampilan dasar yang dibutuhkan oleh mahasiswa dalam melakukan praktikum.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini. Oleh
karena itu, saran-saran baik dari tutor maupun dari mahasiswa akan kami terima dengan
terbuka. Semoga modul ini dapat bermanfaat, dan membantu proses pembelajaran di FKG
Unissula
Jazaakumullahu khoiro jaza’

Tim Penyusun Modul

4
Daftar Isi
Kata Pengantar ............................................................................................................................. .4
Daftar Isi........................................................................................................................................................................... .5
Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran FKG Unissula ........................................................................... .6
Visi Program Studi Kedokteran Gigi Unissula ............................................................................ .8
Kontrak Perkuliahan ...................................................................................................................................................... .9
Tata Tertib Praktikum............................................................................................................................................. .15
Tata Tertib Permintaan Bahan dan Peminjaman Alat ................................................................................. .16
Sanksi ........................................................................................................................................................................... .16
Prosedur Penggantian KBM ..................................................................................................................................... .30
Daftar Praktikum ...................................................................................................................................................... .32
Praktikum Pemeriksaan Histologis Mukosa Oral Dan Kelenjar Saliva………………………...31
Praktikum Pemeriksaan Histologis Jaringan Periodontal ........................................................... 51

5
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN
AGUNG

VISI FKG UNISSULA


Fakultas Kedokteran Gigi unggul dan terkemuka dalam menghasilkan lulusan yang
mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran Gigi berlandaskan
Budaya Akademik Islami sebagai bagian dari generasi khaira ummah.

MISI FKG UNISSULA


1. Mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) atas dasar nilai-nilai Islam.
2. Mendidik dan mengembangkan sumber daya insani yang Islami pada pendidikan tinggi
bidang kedokteran gigi dalam rangka membangun generasi khaira ummah.
3. Mengembangkan pengabdian kepada masyarakat dalam membangun peradaban Islam
menuju masyarakat sejahtera yang dirahmati Allah SWT dalam kerangka rahmatan
lil’ālamīn.
4. Mengembangkan gagasan dan kegiatan sesuai dengan dinamika IPTEK dan
masyarakat

TUJUAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


1. Menghasilkan lulusan yang kompeten dan profesional sesuai dengan nilai-nilai Islam
dan ber-Budaya Akademik Islami (BudAi) sebagai bagian dari generai khaira ummah
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian di bidang kedokteran gigi menuju
hilirisasi hasil penelitian
3. Menghasilkan lulusan yang memiliki peran aktif dalam peningkatan peradaban Islam
melalui pengabdian kepada masyarakat menuju masyarakat sejahtera yang di rahmati
Allah SWT

6
SASARAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
1. Meningkatnya jumlah dan kualitas penelitian sesuai dengan ilmu Kedokteran Gigi
atas dasar nilai-nilai Islam dan kebutuhan masyarakat.
2. Meningkatnya jumlah dan kualitas publikasi ilmu Kedokteran Gigi melalui berbagai
media nasional dan internasional.
3. Diperolehnya penghargaan, hak kekayaan intelektual (HaKI) dan hak royalti atas hasil
penelitian dan/ atau invensi tingkat nasional dan/atau internasional.
4. Tersedianya dosen dan tenaga kependidikan yang bertaqwa, tafaqquh fiddin,
profesional dengan kecendekiawanan dan kepakaran yang berkualitas tinggi.
5. Terwujudnya kurikulum program pendidikan yang berbasis kompetensi sesuai dengan
hasil perkembangan ilmu Kedokteran Gigi atas dasar nilai-nilai Islam.
6. Terselenggaranya proses pembelajaran yang Islami
7. Menghasilkan lulusan bertafaqquh fiddin, berakhlak mulia, berkualitas sesuai standar
kompetensi lulusan Kedokteran Gigi.
8. Terwujudnya masyarakat yang mengamalkan Islam dalam berbagai aspek untuk
membangun Peradaban Islam.
9. Terselenggaranya peran aktif FKG UNISSULA dalam menyelesaikan masalah-
masalah kesehatan gigi dan mulut masyarakat dalam rangka peningkatan
kesejahteraan.
10. Terselenggaranya tata kelola penyelenggaraan pendidikan Kedokteran Gigi di tingkat
unit, program studi dan Fakultas.
11. Terwujudnya sistem kepemimpinan dan manajemen Islami.

7
VISI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FKG UNISSULA
Program Studi Kedokteran Gigi unggul dan terkemuka yang menghasilkan sarjana
kedokteran gigi yang inovatif dalam mengembangkan riset ilmu pengetahuan dan teknologi
Kedokteran Gigi khususnya bahan alam berlandaskan Budaya Akademik Islami.

8
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

KONTRAK PERKULIAHAN
Kode Mata Tanggal
Nama Mata Klasifikasi Bobot Semes-
Kuliah Penyusun-
Kuliah MK (sks) ter
(Kode MK) an
Modul 2.1 T: P:
DG6108012 MKWK 2 20/02/2024
Stomatognaty 3,5 0,5
1. Anggun Feranisa, S.Si, M. Biotech
Tim Modul 2. drg. Arina Shafia, M. Biomed

1. drg. Rahmawati Sri Praptiningsih, M.Med


2. drg. Rizki Amalina, M.Si
3. drg Isa Anshori Muchaeroni, M.Biomed
4. Anggun Feranisa, S.Si, M.Biotech
5. drg. Prima Agusmawanti, Sp.KGA
6. drg. Muhammad Muchtar S.A., M.Biomed
7. drg. Tahta Danufatis Sunnah, MH.Kes.
8. drg. Islamy Rahma Hutami, Ph.D.
9. drg. Shella Indri Novianty, Sp.Ort

Dosen Pengajar 10. drg. Salma Samia


11. drg. Ade Ismail A K, MDSc, Sp.Perio
12. drg. Annisha Savira, M.M
13. drg. Arin Oktaviani Suningdyastiningrum
14. drg. Arina Shafia, M.Biomed
15. drg. Dewi Monica Ramadhanti
16. drg. Hafidz Muhammad
17. drg. Kemal Candra Negara
18. drg. Recita Indraswary, M.Sc
19. drg. Rizki Widya Paramartha

9
20. drg. drg. Rosa Pratiwi, Sp.Perio
21. drg. Yunita Styaningrum, Sp.KG
22. drg. Zakiya Nafisa
23. drg. RA. Miranti Widya Arianti, SH, MH
24. drg. Irma Dewi Ratnawati, Sp.Perio
25. drg. Rizqa Citra Dewi
26. drg. Sita Ratna Pratis
MANFAAT MATA KULIAH

Materi dalam modul ini akan membantu mahasiswa memahami dan mengintegrasikan
konsep-konsep teoritis dasar dentokraniofasial manusia meliputi aspek anatomi, histologi
dan fisiologi, mampu menjelaskan anatomi dan morfologi gigi, menjelaskan konsep dasar
oklusi dan mastikasi sesuai teori kedokteran gigi dasar. Dengan memahami konsep-konsep
teori tersebut mahasiswa akan memiliki kemampuan untuk melakukan prosedur klinis yang
berkaitan dengan masalah-masalah penyakit gigi dan mulut secara komprehensif dengan
pendekatan ilmu-ilmu dasar, ilmu kedokteran gigi klinik yang terkait.
DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah ini dilaksanakan pada semester 2 Program Sarjana Dokter Gigi dengan bobot 4
SKS selama 4 minggu dengan jumlah pertemuan adalah 64 kali pertemuan yang terdiri dari
Kuliah, Skills lab, belajar ujian knowledge dan ujian praktik. Mata kuliah ini terdiri dari 5
LBM dengan kontribusi bidang ilmu adalah Biologi Oral, Kedokteran Gigi Anak,
Prostodonsia, dan Orthodonsia.
CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH

1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar dentokraniofasial manusia meliputi


aspek anatomi, histologi dan fisiologi sesuai teori kedokteran gigi dasar (S1; S9; P5;
P6; KU2; KU5; KU7; KU8)
2. Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi dan morfologi gigi sesuai teori kedokteran
gigi dasar (S1; S9; P5; P6; KU2; KU5; KU7; KU8; KK7)
3. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar oklusi dan mastikasi sesuai teori
kedokteran gigi dasar (S1; S9; P5; P6; KU2; KU5; KU7; KU8)

ORGANISASI MATERI

10
STRATEGI PEMBELAJARAN

Capaian pembelajaran mata kuliah akan dicapai dengan bentuk dan metode pembelajaran
berupa:
1. Tutorial (Small Group Discussion)
2. Kuliah (Ceramah)
3. Skills Lab (Praktik kerja)

4.

TUTORIAL/SMALL GROUP DISCUSSION


Tutorial akan dilakukan 2x seminggu dengan setiap kegiatan tutorial berlangsung selama
100 menit. Keseluruhan kegiatan tutorial akan dilakukan dengan menggunakan 7 jump steps,
yaitu:
a. Menjelaskan terminologi yang belum diketahui
b. Menjelaskan permasalahan yang harus diselesaikan
c. Menganalisis masalah tersebut dengan brainstorming agar kelompok memperoleh
penjelasan yang beragama mengenai fenomena yang sedang didiskusikan
d. Menyusun penjelasan yang sistematis mengenai permasalahan tersebut

11
e. Menyusun permasalahan yang tidak dapat diselesaikan dalam diskusi tersebut menjadi
tujuan pembelajaran kelompok (membentuk learning issues atau learning objectives)
f. Melakukan belajar mandiri untuk mencari informasi yang anda butuhkan guna menjawab
learning issues ang telah ditetapkan
g. Menjabarkan temuan informasi yang telah dikumpulkan oleh anggota kelompok,
sintesakan dan diskusikan temuan tersebut agar tersusun penjelasan yang komprehensif
untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah.
Langkah a-e dilakukan pada pertemuan tutorial 1. Mahasiswa diminta untuk menjelaskan
istilah yang belum dimengerti pada skenario, menganalisis permasalahan tersebut dengan
mengaktifkan prior knowledge yang telah dimiliki mahasiswa, kemudian dari masalah yang
telah dianalisis lalu dibuat peta konsep (concept mapping) yang menggambarkan hubungan
sistematis dari masalah yang dihadapi. Jika terdapat masalah yang belum terselesaikan atau
jelas dalam diskusi, maka susunlah masalah tersebut menjadi tujuan pembelajaran kelompok
(learning issue) dengan arahan pertanyaan sebagai berikut : apa yang kita butuhkan?, apa
yang kita sudah tahu?, apa yang kita harapkan untuk tahu?. Langkah ke enam (f)
mahasiswa akan belajar mandiri dalam mencari informasi. Langkah g dilakukan pada
pertemuan tutorial 2, dimana mahasiswa mendiskusikan temuan-temuan informasi yang ada
dengan mensintesakan agar tersusun penjelasan secara menyeluruh dalam menyelesaikan
masalah tersebut.

KULIAH
Adapun tujuan kuliah pada modul ini adalah:
1. Menjelaskan gambaran secara umum isi perkuliahan, mengenai relevansi dan kontribusi dari
berbagai disiplin ilmu yang berbeda terhadap tema modul
2. Mengklarifikasi materi yang sukar. Kuliah akan memberikan dampak maksimal terhadap
pencapaian hasil mahasiswa, ketika mahasiswa pertama kali mencoba untuk mengerti materi
melalui diskusi atau belajar mandiri.
3. Mencegah dan mengoreksi adanya kesalahpahaman terhadap materi pada saat mahasiswa
berdiskusi/belajar mandiri.
4. Mensimulasi mahasiswa untuk belajar lebih dalam tentang materi perkuliahan.

Adapun materi kuliah yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:


1. LBM 1
a. RM dan Rahang (2 x 50 menit)
b. Saliva (2 x 50 menit)
c. Gingival crevicular fluid (1 x 50 menit)
d. Oral Mucosa (4 x 50 menit)
LBM 2
a. Vaskularisasi dan Inervasi rongga mulut (3 x 50 menit)
b. Intraoral tonsillar (1 x 50 menit)

12
c. Paranasal sinus and sinus cavity (2 x 50 menit)
d. Gigi-geligi (2 x 50 menit)
e. Tahapan Pertumbuhan Gigi (2x50 menit)
f. Gigi desidui (3 x 50 menit)
g. Gigi Permanen (3 x 50 menit)
LBM 3
a. Konsep dasar oklusi 1 (2 x 50 menit)
b. Konsep dasar oklusi 2 (Centric Relation) (2 x 50 menit)
c. Fisiologi TMJ (2 x 50 menit)
LBM 4
a. konsep relasi rahang (2 x 50 menit)
b. Dentocraniofacial (2 x 50 menit)
c. Konsep mastikasi dan pencernaan (2 x 50 menit)

SKILLS LAB
Tujuan utama skills lab pada modul ini adalah mendukung proses belajar lewat ilustrasi dan
aplikasi praktek terhadap apa yang Mahasiswa pelajari dari diskusi, belajar mandiri, dan
kuliah, serta dapat menstimulasi belajar mahasiswa lewat penemuan sehingga
dapat meningkatkan motivasi belajar. Adapun praktikum dan skill lab yang akan
dilaksanakan pada modul ini adalah:
1. LBM 1
1. Praktikum Histologi Mukosa Mulut dan Kelenjar Saliva (1x170”)
2. Praktikum Histologi Jaringan Periodontal (1x170”)
LBM 2
1. Skill-Lab Identifikasi gigi permanen anterior (1x170”)
2. Skill-Lab Identifikasi gigi desidui anterior (1x170”)
LBM 3
1. Skill- Lab Carving Gigi Insisivus Permanen (Sketsa) (1x170”)
2. Skill- Lab Carving Gigi Insisivus Permanen (Carving) (1x170”)
3. Skill- Lab Carving Gigi Insisivus Permanen (Finishing & Polishing) (1x170”)
LBM 4
1. Skill Carving Gigi Caninus Permanen (Sketsa) (1x170”)
2. Skill Carving Gigi Caninus Permanen (Carving) (1x170”)
3. Skill Carving Gigi Caninus Permanen (Finishing & Polishing) (1x170”)
SUMBER PUSTAKA/REFERENSI

1. Allan G. Brodie. 2004. The Dentofacial Complex Lecture of Dr.Allan


2. G. Brodie. 1st edn. Edited by W.
3. Berkovitz, B, B. Moxham, R. Linden, & A. Sloan. 2011. Master Dentistry Volume
Three: Oral Biology. 3rd Edition. Churchill Livingstone.
4. Creanor, S. 2016. Essential Clinical Oral Biology. John Wiley & Sons, Ltd.

13
5. Fehrenbach, M. J, and T. Popowics. 2016. Illustrated Dental Embryology,
Histology, And Anatomy. 4th Edition. Saunders, Elsevier.Inc
6. Nelson, S.J. and Ash, M.M. 2015. Wheeler’s Dental Anatomy, Physiology,and
Occlusion. Elsevier. Singapore
7. Norton, N.S. 2017. Netter’s Head and Neck Anatomy for Dentistry. 3rd Edition.
Elsevier, Inc..
8. Tamimi, D., and D. Hatcher. 2016. Specialty Imaging Temporomandibular Joint.
Elsevier
9. Nanci, A. 2018. Ten Cate’s Oral Histology. 9th Edition. Elsevier, Inc
10. Miloro, M; Ghali, GE; Larsen, P; Waite, P; Peterson's principles of oral and
maxillofacial surgery, Volume 2, Chapter 47, 2004.
11. Saladin, KS; Human Anatomy. New York, NY: McGraw-Hill, 2005.
12. Standring, S, Editor, Gray’s Anatomy, 40th edition, Elsevier, Churchill Livingstone,
2008.
13. Basit H, Tariq MA, Siccardi MA. Anatomy, Head and Neck, Mastication Muscles.
StatPearls [Internet], 2020. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK541027/ [Accessed 15th October 2020].
14. Overview of the muscles of mastication image - © Kenhub
https://www.kenhub.com/en/library/anatomy/the-muscles-of-mastication
15. Nelson SJ. Wheeler's dental anatomy, physiology and occlusion.10th edition.
Elsevier Health Sciences, 2014.
TUGAS MAHASISWA

Secara garis besar, tugas mahasiswa dalam modul ini adalah:


1. Menelaah masing-masing sasaran belajar pada modul ini baik melalui belajar berkelompok
maupun mandiri.
2. Melakukan tugas-tugas terkait Praktikum dan skills lab sesuai Rencana Tugas Mahasiswa.
3. Melakukan tanya jawab dengan pengampu materi kuliah maupun tutor apabila terdapat hal-
hal yang masih belum jelas terkait materi pembelajaran.

KRITERIA PENILAIAN

Bobot penilaian kognitif:


a. Tutorial : 30 %
b. Praktikum:20%
c. Tugas/quiz: 10%
d. UAM: 40%

Bobot penilaian psikomotor:


a. Skill lab: 50%
b. OSCE: 50%

Nilai akhir modul diperoleh berdasarkan hitungan:


(Nilai knowledge x SKS knowledge)+(nilai skill x SKS Skill)

14
SKS Modul

Kelulusan Modul
1. Mahasiswa dinyatakan lulus modul apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Nilai kumulatif knowledge minimal 60
b. Nilai kumulatif skills minimal 60 dan mahasiswa lulus ujian OSCE di modul tersebut
c. Apabila salah satu komponen (skills maupun knowledge) atau keduanya nilainya di
bawah 60, maka mahasiswa bersangkutan dinyatakan Gugur Modul dan harus
mengulang modul tersebut secara utuh

2. Syarat pelaksanaan ujian


a. Telah menyelesaikan seluruh administrasi maksimal 2 hari sebelum ujian
b. Prosentase kehadiran kuliah minimal 80% (syarat ujian modul)
3. Apabila mahasiswa berhalangan hadir pada kegiatan pembelajaran dikarenakan:
a. Menjadi delegasi atau utuan mewakili institusi dalam sebuah acara dengan menunjukkan
Surat Tugas dari Fakultas
b. Rawat inap di rumah sakit dengan menunjukkan Surat Keterangan Rawat Inap
c. Melaksanakan ibadah Umroh/Haji dengan menunjukkan surat keterangan peserta
Umroh/haji dari biro yang digunakan serta menunjukkan copy paspor setelah
pelaksanaan ibadah umroh/haji
d. Duka cita dengan menunjukkan copy surat keterangan Kematian dari RT/RW setempat
Maka mahasiswa diberikan penggantian kegiatan sesuai dengan prosedur yang
berlaku.
TATA TERTIB MAHASISWA

TATA TERTIB UMUM


1. Mahasiswa wajib menjaga nama baik Almamater FKG UNISSULA
2. Mahasiswa diwajibkan untuk mengucapkan salam saat bertemu dengan Dosen, Karyawan
dan Mahasiswa lainnya.
3. Mahasiswa harus ikut menjaga kebersihan lingkungan kampus baik ruang kuliah, ruang
praktikum serta ruang skills lab.
4. Mahasiswa DILARANG merokok di lingkungan kampus.
5. Mahasiswa putri wajib berpakaian rapi dan sopan, memakai rok, berjilbab menutupi dada,
dilarang memakai pakaian yang ketat dan kaos, sandal, perhiasan yang berlebihan.
6. Mahasiswa putra wajib berpakaian rapi, sopan dan dilarang memakai kaos baik berkerah
maupun tidak, sandal, potongan rambut harus pendek dan rapi, dilarang memakai tindik.
7. Selama mengikuti kegiatan pembelajaran, alat komunikasi wajib di silent atau tidak
diaktifkan.
8. Mahasiswa diwajibkan hadir 15 menit sebelum kegiatan pendidikan dimulai. Toleransi
keterlambatan 15 menit. Jika hadir lebih dari 15 menit dengan alasan yang tidak dapat

15
dipertanggungjawabkan, maka mahasiswa tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan belajar
mengajar.
9. Mahasiswa putra dan putri DILARANG memakai pakaian berbahan jeans.
10. Selama proses belajar, jaket harus di lepas, kecuali blazer dan semi jas berbahan non kaos.
11. SANKSI: Bagi mahasiswa yang tidak mematuhi ketentuan di atas, maka tidak diperbolehkan
mengikuti kegiatan belajar mengajar dan tidak akan mendapatkan pelayanan akademik dan
administrasi.

TATA TERTIB PRAKTIKUM


1. Mahasiswa harus hadir di ruang praktikum pada waktu yang telah ditentukan 15 menit
sebelum waktu praktikum.
1) Mahasiswa WAJIB berpakaian dan bersepatu rapi serta memakai jas praktikum.
2) Mahasiswa tidak diperkenankan meninggalkan ruangan tanpa seizin pembimbing.
3) Mahasiswa yang tidak hadir harus izin pada pembimbing.
4) Sebelum praktikum dilakukan, mahasiswa WAJIB membaca petunjuk praktikum.
5) Setiap mahasiswa wajib membawa alat tulis dan kertas folio untuk mengerjakan pre-
test
6) Mengerjakan pretest dan apabila nilai pretest kurang dari 60% maka akan diberikan
tugas tambahan.
7) Setiap mahasiswa wajib membawa pensil dan pensil warna yang akan digunakan untuk
menggambar saat praktikum.
8) Setiap mahasiswa wajib mencetak buku tugas untuk praktikum histologi dan dibawa
pada saat praktikum dengan warna sampul hijau dan ukuran A4.
9) Selama praktikum berlangsung, mahasiswa WAJIB menjaga kebersihan dan
ketenangan ruangan.
10) Mahasiswa wajib menjaga peralatan praktikum yang disediakan
11) Kerusakan / kehilangan yang terjadi harus segera dilaporkan kepada petugas. Bila tidak
dilaporkan, kemudian diketahui oleh petugas/pembimbing, mahasiswa yang
bersangkutan akan menerima sanksi tambahan.
12) Sebelum bekerja menggunakan alat-alat, wajib mempelajari terlebih dahulu serta
mengerti cara penggunaannya.

TATA TERTIB PERMINTAAN BAHAN DAN PEMINJAMAN ALAT


1) Permintaan bahan praktikum dilakukan maksimal 2 kali aplikasi/permintaan, jika lebih
dari itu maka mahasiswa WAJIB menyediakan sendiri.
2) Bahan dapat diambil pada petugas.
3) Mahasiswa harus menulis nota peminjaman alat yang dibutuhkan dan mengambilnya
pada petugas yang telah ditunjuk. Jika mengembalikan harus tanda tangan pada nota

16
pengembalian. Setiap peminjaman dan pengembalian alat, dilakukan pengecekan alat
oleh petugas dan disaksikan mahasiswa.
4) Selama pemakaian / praktikum, alat menjadi tanggung jawab mahasiswa sepenuhnya,
apabila terdapat kerusakan atau kehilangan maka mahasiswa WAJIB menghadap
Kepala Laboratorium dan MENGGANTI alat yang hilang/rusak.
5) Mahasiswa yang tidak mematuhi tata tertib di atas akan diberikan sanksi akademik
sesuai dengan jenis pelanggarannya

SANKSI
1. Mahasiswa yang tidak mematuhi tata tertib di atas akan diberikan sanksi akademik sesuai dengan
jenis pelanggarannya.

JADWAL PERKULIAHAN

Jadwal Modul 2.1 2023/2024


MINGGU 1
Hari Waktu Kelas A Kelas B
06.30 -
07.20
07.20 -
08.10
08.10 -
09.00
SGD 1 LBM 1
09.00 -
09.50
09.50 -
10.40 Gigi Permanen 1
10.40-
11.30
Senin, 4 Maret 2024
11.30 -
ISHOMA
13.00
13.00 -
13.50
13.50 -
14.40
14.40 -
15.30
15.30 -
17.10
17.10 -
17.50

17
06.30 -
07.20
07.20 -
IDI 1
08.10
08.10 -
09.00
09.00 -
09.50 Konsep dasar oklusi 1
09.50 -
10.40
10.40-
Selasa, 5 Maret 2024 11.30 Gigi-geligi
11.30 -
ISHOMA
13.00
13.00 -
13.50
13.50 -
14.40 Praktikum Histologi Mukosa Mulut dan Kelenjar
14.40 - Saliva
15.30
15.30 -
17.10

06.30 -
07.20
Fiqih Ibadah
07.20 -
08.10
08.10 -
09.00
RM dan Rahang
09.00 -
Rabu, 6 Maret 2024 09.50
09.50 -
10.40
10.40-
11.30 Gigi-geligi
11.30 -
ISHOMA
13.00

18
13.00 -
13.50
13.50 -
14.40 Praktikum Histologi Jaringan Periodontal
14.40 -
15.30
15.30 -
17.10

06.30 -
07.20
07.20 -
08.10
08.10 -
09.00
SGD 2 LBM 1
09.00 -
09.50
09.50 -
10.40
10.40-
Kamis, 7 Maret 2024
11.30
11.30 -
ISHOMA
13.00
13.00 -
13.50
13.50 -
14.40
14.40 -
15.30 Gigi Permanen
15.30 -
17.10

06.30 -
07.20
07.20 -
08.10
Jumat, 8 Maret 2024
08.10 -
09.00
09.00 -
09.50 Konsep dasar oklusi 1

19
09.50 -
10.40
10.40-
11.30
11.30 -
ISHOMA
13.00
12.30 -
13.20 Tahapan Pertumbuhan
13.20 - Gigi
14.10
14.10 -
15.10
Tahapan Pertumbuhan Gigi
15.30 -
16.00
16.00 -
16.50
MINGGU 2
06.30 -
07.20
07.20 -
08.10
08.10 -
09.00
09.00 -
09.50
09.50 -
10.40
10.40-
Senin, 11 Maret 2024 11.30
(Hari Raya Nyepi) 11.30 -
ISHOMA
13.00
13.00 -
13.50
13.50 -
14.40
14.40 -
15.30
15.30 -
17.10
17.10 -
17.50

20
06.30 -
07.20
07.20 -
IDI 1
08.10
08.10 -
09.00 Intraoral tonsilar
09.00 -
Gingival crevicular fluid
09.50
09.50 -
10.40
SGD 1 LBM 2
10.40-
Selasa, 12 Maret 2024
11.30
11.30 -
ISHOMA
13.00
13.00 -
13.50
13.50 -
14.40
Skill-Lab Identifikasi gigi permanen anterior
14.40 -
15.30
15.30 -
17.10

06.30 -
07.20
Fiqih Ibadah
07.20 -
08.10
08.10 -
09.00
09.00 -
Rabu, 13 Maret 2024 09.50
Oral Mucosa
09.50 -
10.40

10.40-
11.30 Fisiologi TMJ (Via ICD)
11.30 -
ISHOMA
13.00

21
13.00 -
13.50
13.50 -
14.40
Skill-Lab Identifikasi gigi desidui anterior
14.40 -
15.30
15.30 -
17.10

06.30 -
07.20
07.20 -
08.10
08.10 -
09.00
SGD 2 LBM 2
09.00 -
09.50
09.50 -
10.40
Saliva
10.40-
Kamis, 14 Maret 2024 11.30
11.30 -
ISHOMA
13.00
13.00 -
13.50
13.50 -
14.40
14.40 - Vaskularisasi dan Inervasi
15.30 rongga mulut
15.30 -
17.10

06.30 -
07.20
07.20 -
08.10
Jumat, 15 Maret 2024
08.10 -
09.00
Oral Mucosa
09.00 -
09.50

22
09.50 -
10.40
10.40-
11.30
11.30 -
ISHOMA
13.00
13.00 -
13.50
13.50 -
14.40
14.40 -
15.30 Gigi desidui
15.30 -
16.20
16.20 -
17.10
MINGGU 3
06.30 -
07.20
07.20 -
08.10
08.10 -
09.00
SGD 1 LBM 3
09.00 -
09.50
09.50 -
10.40
10.40- Paranasal sinus and sinus
Senin, 18 Maret 2024
11.30 cavity
11.30 -
ISHOMA
13.00
13.00 -
13.50
Saliva
13.50 -
14.40
14.40 -
Gingival crevicular fluid
15.30
15.30 -
17.10

23
17.10 -
17.50

06.30 -
07.20
07.20 -
IDI 1
08.10
08.10 -
09.00 Intraoral tonsilar
09.00 -
09.50
09.50 -
10.40
10.40-
Selasa, 19 Maret 2024
11.30 Gigi desidui
11.30 -
ISHOMA
13.00
13.00 -
13.50
13.50 -
14.40
Skill- Lab Carving Gigi Insisivus Permanen (Sketsa)
14.40 -
15.30
15.30 -
17.10

06.30 -
07.20
Fiqih Ibadah
07.20 -
08.10
08.10 -
09.00
09.00 - Konsep dasar oklusi 2
Rabu, 20 Maret 2024 09.50 (Centric Relation)
09.50 -
10.40
10.40- Paranasal sinus and sinus
11.30 cavity
11.30 -
ISHOMA
13.00

24
13.00 -
13.50
13.50 -
14.40
Skill- Lab Carving Gigi Insisivus Permanen (Carving)
14.40 -
15.30
15.30 -
17.10

06.30 -
07.20
07.20 -
08.10

08.10 -
09.00
SGD 2 LBM 3
09.00 -
09.50
09.50 -
10.40
10.40-
Kamis, 21 Maret 2024
11.30 Konsep Relasi Rahang
11.30 -
ISHOMA
13.00
13.00 -
13.50
13.50 -
14.40
14.40 - Vaskularisasi dan Inervasi
15.30 rongga mulut
15.30 -
17.10

06.30 -
07.20
07.20 -
Jumat, 22 Maret 2024
08.10
08.10 - Skill- Lab Carving Gigi Insisivus Permanen (Finishing
09.00 & Polishing)

25
09.00 -
09.50
09.50 -
10.40
10.40-
11.30
11.30 -
ISHOMA
13.00
13.00 -
13.50
13.50 -
14.40 Dentocraniofacial
14.40 -
15.30
15.30 -
16.20
16.20 -
17.10
MINGGU 4
06.30 -
07.20
07.20 -
08.10
08.10 -
09.00
SGD 1 LBM 4
09.00 -
09.50
09.50 -
10.40
Senin, 25 Maret 2024
10.40- Konsep dasar oklusi 2
11.30 (Centric Relation)
11.30 -
ISHOMA
13.00
13.00 -
13.50
13.50 - Konsep mastikasi dan
14.40 pencernaan
14.40 -
15.30

26
15.30 -
17.10
17.10 -
17.50

06.30 -
07.20
07.20 -
IDI 1
08.10
08.10 -
09.00
09.00 -
09.50 Konsep Relasi Rahang
09.50 -
10.40
10.40-
Selasa, 26 Maret 2024
11.30 Fisiologi TMJ (Via ICD)
11.30 -
ISHOMA
13.00
13.00 -
13.50
13.50 -
14.40
Skill Carving Gigi Caninus Permanen (Sketsa)
14.40 -
15.30
15.30 -
17.10

06.30 -
07.20
Fiqih Ibadah
07.20 -
08.10
08.10 -
09.00
Rabu, 27 Maret 2024 RM dan Rahang
09.00 -
09.50
09.50 -
10.40
10.40-
11.30 Dentocraniofacial

27
11.30 -
ISHOMA
13.00
13.00 -
13.50
13.50 -
14.40
Skill Carving Gigi Caninus Permanen (Carving)
14.40 -
15.30
15.30 -
17.10

06.30 -
07.20
07.20 -
08.10
08.10 -
09.00
SGD 2 LBM 4
09.00 -
09.50
09.50 -
10.40
10.40- Konsep mastikasi dan
Kamis, 28 Maret 2024
11.30 pencernaan
11.30 -
ISHOMA
13.00
13.00 -
13.50
13.50 -
14.40 Skill Carving Gigi Caninus Permanen (Finishing &
14.40 - Polishing)
15.30
15.30 -
17.10

06.30 -
07.20
Jumat, 29 Maret 2024 07.20 -
(Wafat Isa Al-Masih) 08.10
08.10 -
09.00

28
09.00 -
09.50
09.50 -
10.40
10.40-
11.30
11.30 -
ISHOMA
13.00
13.00 -
13.50

13.50 -
14.40
14.40 -
15.30
15.30 -
16.20
16.20 -
17.10

Semarang, 27 Febuari 2024

Koordinator Mahasiswa, Koordinator Mata Kuliah

(Muchamad Rafli Al Naza) (drg. Arina Shafia, M. Biomed)


NIM. 31102300021 NIK. 211023052

Mengetahui, Ketua Program Studi

(Dr. drg. Sandy Christiono, SpKGA)

NIK.211010012

29
Prosedur penggantian KBM
1) Prosedur penggantian KBM
Pengajuan permohonan penggantian dilakukan maksimal 1 minggu
setelah ketidakhadiran dengan regulasi sbb:

Mengirimkan permohonan ke
email: kaprodifkg@unissula.ac.id

Format email:
Subject email dituliskan:
Penggantian KBM-nama mahasiswa-NIM

Badan email dituliskan:


Format terlampir

Melampirkan surat keterangan


dari orang tua dan wali dalam
bentuk JPEG/PNG/pdf/doc

Surat keterangan penggantian


KBM dari Kaprodi akan di
kirimkan melalui email

Mahasiswa mengirimkan surat


penggantian ke tim modul untuk
dapat di proses

Pengajuan penggantian paling lambat H+7 tanggal tidak mengikuti KBM

30
Format email:

Assalamualaikum wr wb

Kepada Yth.
Kaprodi Kedokteran Gigi

Bersama ini saya mengajukan permohonan penggantian KBM dengan rincian:


Nama :
NIM:
Penggantian : SGD/Skill lab/Praktikum
Modul dan LBM:
Tanggal tidak ikut:
Materi:
Lampiran: (surat keterangan ijin dari orang tua/wali)

Demikian permohonan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Terimakasih

Wassalamualaikum wr wb

Contoh:
Penggantian KBM-Bunga Citra-31000xxxxx

Assalamualaikum wr wb

Kepada Yth.
Kaprodi Kedokteran Gigi

Bersama ini saya mengajukan permohonan penggantian KBM dengan rincian:


Nama : Bunga Citra
NIM: 31000xxxxx
Penggantian : SGD ke 2
Modul dan LBM: Modul 6.2/LBM 2
Tanggal tidak ikut: 24 Maret 2020
Materi: Promosi kesehatan
Lampiran: Surat ijin sakit dari orang tua

31
DAFTAR PRAKTIKUM

Durasi
No Materi Praktikum Departemen
(menit)
1 Praktikum Pemeriksaan Histologi Mukosa Oral dan BO 1x170’
Kelenjar Saliva
2 Praktikum Pemeriksaan Histologi Jaringan Periodontal BO 1x170’

32
PRAKTIKUM PEMERIKSAAN
HISTOLOGIS MUKOSA ORAL DAN
KELENJAR SALIVA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2024

33
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

RENCANA TUGAS MAHASISWA


Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Bobot Tanggal
Klasifikasi Semester
(Kode MK) (sks) Penyusunan
MK
P:
2.1 Stomatognaty T: 28 Februari
DG6108005 MKWK 0,0 2
0 625 2024
Dosen Pengampu
Anggun Feranisa, S.Si, M.Biotech
BENTUK TUGAS WAKTU PENGERJAAN TUGAS
Menggambar histologi mukosa mulut dan kelenjar saliva beserta
TM: 1x170 menit
keterangannya
JUDUL TUGAS:
Histologi mukosa mulut dan kelenjar saliva
SUB CPMK
Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menjelaskan mukosa mulut dan kelenjar saliva sesuai histologi
DESKRIPSI TUGAS
Pada praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi dan menjelaskan mukosa mulut dan kelenjar
saliva sesuai histologi dengan cara menggambar, mewarnai, serta memberi keterangan, serta menjelaskan fungsi
pada setiap komponen jaringan mukosa mulut dan kelenjar saliva
METODE PENGERJAAN TUGAS
1. Membaca buku praktikum
2. Membaca referensi terkait materi
3. Menggambar dan mewarnai gambaran mukosa mulut dan kelenjar saliva sesuai gambar referensi
pada buku kerja sebelum pelaksanaan praktikum di FKG
4. Memberikan keterangan pada setiap komponen gambar yang diberi panah sesuai acuan pada buku
petunjuk praktikum sebelum pelaksanaan praktikum di FKG
5. Hadir di ruang Skill Lab minimal 10 menit sebelum praktikum dimulai
6. Mengerjakan pretest, apabila nilai pretest kurang dari 60% maka akan diberikan tugas tambahan
7. Memeriksakan hasil gambar dan menjelaskan fungsi setiap komponen pada tutor
8. Menyimak klarifikasi dan umpan balik dari dosen
9. Mengunggah kembali hasil gambar yang telah diperbaiki pada ICD maksimal H+3
BENTUK DAN FORMAT LUARAN
Gambar histologi mukosa mulut dan kelenjar saliva beserta keterangannya
INDIKATOR, KRITERIA DAN BOBOT PENILAIAN

Indikator Kriteria Penilaian Bobot


Mampu Pretest 10
mengidentifikasi dan Gambar jelas dan warna sesuai dengan gambar referensi 30
menjelaskan histologis
Keterangan gambar sesuai dan lengkap 30
mukosa oral
Mampu menjelaskan karakteristik dan fungsi tiap komponen 30

34
Total 100
JADWAL PELAKSANAAN
Rabu, 13 Maret 2024 13.00
PUSTAKA
Cui, D., Natfel, J.P., Daley, W.P., Lynch, J.C., Haines, D.E., Yang G., Fratkin, J.D., 2011, Atlas of
Histology with Functional and Clinical Correlation, Lippincott Williams and Wilkins, Philadelpia.
Nanci, A., 2008, Ten Cates`s Oral Histology Development, Structure, and Function 8 th edition, Elsevier: St.
Louis. Fehrenbach, M.J., dan Popowics, T., 2016, Illustrated Dental Embryology, Histology, and
Anatomy 4th edition,
Elsevier Saunders: Maryland Heights.
Eroschenko, V. P., 2017, Atlas of Histology with Functional Correlation 13th edition, Wolters Kluwer:
Philadelphia. Mescher A.L., 2018, Junqueira’s Basic Histology Text and Atlas 15th edition, McGraw-Hill
Education.
Ross, M.H. dan Pawlina, W., 2016, Histology A Text and Atlas 7th edition, Wolters Kluwer:
Philadelphia. Hand, A.R. dan Frank, M.E., 2014, Fundamentals of Oral Histology and Physiology,
Wiley Blackwell: Ames.

Alat dan Bahan yang Dibutuhkan


Alat dan bahan yang dipersiapkan kampus Alat dan bahan yang dipersiapkan mahasiswa
Buku Kerja 1. Kertas folio bergaris
2. Alat tulis (pulpen, pensil, penghapus, rautan)
3. Pensil warna (24 warna/ lebih, yang termasuk di
dalamnya warna magenta, pink, ungu, merah, biru,
coklat, orange)
4. Lembar Kerja Mukosa Oral

35
MUKOSA ORAL

Mukosa oral melapisi hampir seluruh kavitas oral secara kontinu. Secara histologis,
mukosa oral tersusun atas stratified squamous epithelium, lamina propria dan submukosa.
Klasifikasi mukosa oral berdasarkan karekteristik histologis jaringannya secara umum dibagi
menjadi 3 tipe yaitu lining, masticatory, dan specialized.
a. Lining mucosa
Mukosa lining memiliki tekstur permukaan yang halus, permukaan lembab, dapat
direnggangkan dan ditekan. Secara histologis mukosa ini tersusun atas non-keratinized
stratified squamous epithelium. Yang termasuk dalam mukosa lining adalah mukosa bukal,
mukosa labial, mukosa alveolar, permukaan mukosa ventral lidah, dasar mulut, dan
palatum molle.
b. Masticatory mucosa
Mukosa mastikasi memiliki tekstur permukaan rubbery dan kenyal. Mukosa mastikasi
terdapat pada mukosa palatum durum, gingiva cekat, dan permukaan dorsal lidah. Epitel
pada mukosa mastikasi ini dapat berupa orthokeratinized stratified squamous epithelium
ataupun parakeratinized stratified squamous epithelium.
c. Specialized mucosa
Specialized mucosa dapat ditemukan pada dorsal dan lateral lidah dalam bentuk papilla.
Secara histologis, papilla lidah tersusun atas epitel berkeratin dan lamina propria.

Epitel mukosa oral


Pada mukosa oral terdapat 3 tipe stratified squamous epithelium yaitu ortokeratinisasi,
parakeratinisasi, dan nonkeratinisasi.
A. Ortokeratinisasi
Terdiri dari stratum basale, stratum spinosum, stratum granulosum, stratum corneum
(selnya mengandung keratin tanpa nuklei)
B. Parakeratinisasi
Terdiri dari stratum basale, stratum spinosum, stratum granulosum, stratum corneum
(selnya mengandung keratin dan nuklei)
C. Nonkeratinisasi
Terdiri dari stratum basale, stratum intermedium, dan stratum superficiale

36
Gambar 1. Epitel mukosa oral A. Ortokeratinisasi (pada gingiva) B. Parakeratinisasi (pada
gingiva) C. Nonkeratinisasi (pada mukosa bukal)

Mukosa labial
Mukosa labial terdiri dari 3 permukaan yang berbeda:
a. Mukosa labial bagian dalam. Memiliki lining mucosa dengan epitel nonkeratinisasi yang
tebal, serta banyak glandula salivarius minor.
b. Zona vermilion. Bagian merah dari labial, transisi antara mukosa oral dan kulit. Terdiri
dari lapisan keratinized stratified squamous epithelium. Jaringan ikat di bawahnya
mengandung banyak inervasi sensori dan kapiler, sehingga memberi warna merah muda.
c. Permukaan luar bibir dilapisi kulit, terdiri dari lapisan epidermis dan dermis, glandula
sudorifera, dan folikel rambut dengan glandula sebacea.

Gambar 2. A. Labial, terdiri dari (1) kulit tipis, permukaan luar labial (2) vermilion zone,
(intermediate zone/ mucocutaneous junction) (3) mukosa labial (lining mucosa), H&E, ×7,6.

37
B. Mukosa labial (lining mucosa). H&E, ×33.

Gambar 3. Labial (penampang longitudinal). Hematoxylin & Eosin, Perbesaran rendah.

Mukosa Bukal (lining mucosa)


Termasuk lining mucosa sehingga memiliki nonkeratinized stratified squamous epithelium
yang terdiri dari 3 lapisan (stratum granulosum, spinosum, dan basale). Lamina propria
mengandung banyak serabut elastis. Lapisan submukosa terdapat glandula salivarius minor
(kelenjar bukal)

Gambar 4. Mukosa bukal (lining mucosa). Hematoksilin & Eosin, ×16.

Mukosa palatum durum (masticatory mucosa)


Palatum durum dilapisi oleh masticatory mucosa dengan keratinized stratified squamous
epithelium dan lamina propria berupa jaringan ikat padat. Berbeda dengan lining mucosa,
masticatory mucosa memiliki lapisan tambahan yaitu stratum corneum. Pada lamina propria
terdapat serabut kolagen yang tebal dan padat dan mengikat periosteum tulang di bawahnya.
Palatum durum tidak memiliki lapisan submukosa kecuali di dekat processus alveolaris, dapat

38
terdapat lapisan submukosa yang mengandung glandula salivarius minor mucous.

Gambar 5. Mukosa palatum durum (masticatory mucosa). Hematoksilin & Eosin, ×33.

Lingua/ lidah
Mukosa pada dorsal lidah dilapisi oleh masticatory mucosa sehingga memiliki fungsi mekanik.
Selain itu, adanya specialized mucosa berupa papila lingualis memberikan lidah fungsi
sensorik. Terdapat 4 macam papila lidah yaitu circumvallata, filiformis, fungiformis, dan
foliata.

Gambar 6. Lidah, papilla lidah, dan gemma gustatoria (taste bud)

1. Papilla Circumvallata
Papilla circumvallata atau papilla vallata, tersusun dalam 1 baris berjumlah 10-14 papilla
terletak di anterior sulkus terminalis. Berbentuk silindris dikelilingi parit/ furrow. Glandula
von Ebner (glandula salivarius minor serous) memiliki duktus yang bermuara

39
pada parit tersebut, sehingga membantu membersihkan debris makanan dan mendeteksi
rasa. Kebanyakan glandula salivarius minor bersifat mucous/ seromucous, sedangkan
hanya Glandula von Ebner yang bersifat serous. Gemma gustatoria pada papila ini terletak
pada dinding lateral. Epitel lidah yang melapisi papilla ini adalah stratified squamous
epithelium yang dapat sedikit berkeratin.

Gambar 7. Papilla Circumvallata (penampang melintang). H&E, perbesaran sedang.

2. Papilla Filiformis
Papila paling banyak di dorsal lidah. Memiliki struktur tajam/ runcing, tampak klinis
berwarna putih keabuan. Stratified squamous keratinized epithelium yang berkeratin tebal.
Tidak memiliki gemma gustatoria.

3. Papilla Fungiformis
Terletak di dorsal lidah namun berjumlah lebih sedikit daripada papilla filiformis.
Memiliki bentuk seperti jamur. Terdapat 1 - 5 gemma gustatoria pada permukaan superior.
Dilapisi oleh nonkeratinized squamous epithelium. Di bawahnya terdapat lamina propria
dengan banyak vaskularisasi dan inervasi.

Gambar 8. Papilla Filiformis dan Fungiformis. H&E, ×25.

40
4. Papilla Foliata
Terletak pada permukaan posterolateral lidah. Bentuknya dapat dibedakan dari papilla
fungiformis karena tampak berbaris yang dipisahkan oleh celah yang dalam. Dilapisi oleh
nonkeratinized stratified squamous epithelium dan memiliki gemma gustatoria pada
dinding lateral.

Gambar 9. Papilla Foliata. H&E, ×45

Gemma gustatoria/ kuncup pengecap/ taste bud


Merupakan struktur ovular tertanam tegak lurus dalam nonkeratinized stratified
squamous epithelium pada papilla lidah. Terdapat 3 sel yang menyusul gemma gustatoria yaitu
(1) sel sustentacular (supporting cells), lebih panjang, sitoplasma terwarnai gelap, dan nukleus
tampak lebih gelap dan ramping, (2) sel gustatori (sensory cells), sitoplasma dan nukleus
tampak lebih terang dan nukleus berbentuk lebih oval, (3) sel basal, terletak di perifer gemma
gustatoria dekat membran basalis.
Sel sustentacular dan sel gustatori pada bagian apikalnya tampak microvilli (taste hairs)
yang memanjang keluar melalui bukaan yang disebut taste pore. Di bawah epitel dan gemma
gustatoria terdapat lamina propria yang tersusun oleh jaringan ikat longgar dengan banyak
pembuluh darah dan serabut saraf.

Gambar 10. Gemma gustatoria (kuncup pengecap). H&E, perbesaran tinggi.

41
Gambar 11. A. Diagram gemma gustatoria B. sel-sel pada gemma gustatoria, HE ×1100

42
KELENJAR SALIVA (GLANDULA SALIVARIUS)

Tiap unit penyusun kelenjar saliva dapat dibagi menjadi unit sekretori yang disebut
acinus (jamak: acini) dan beberapa duktus ekskretori.

Gambar 12. Kelenjar saliva. Terdapat berbagai macam acini (serous, mucous, dan serous
demilunes), berbagai jenis ductus (interkalaris, striata, dan interlobular), dan sel myoepitelial.
Sekretori acini dibentuk oleh 2 tipe sel, yaitu sel serous atau sel mucous.
Sel serous berbentuk pyramidal. nucleus bulat/ spherical terletak lebih ke basal karena
terdesak oleh granula sekretori pada bagian apikal sitoplasma.
Sel Mucous berbentuk hampir sama dengan sel serous, namun sitoplasmanya terwarnai
lebih terang karena adanya produk sekretori yang disebut mucous. Sehingga granula sekretori
mendesak nucleus hingga tampak pipih di dasar sitoplasma.
Pada kelenjar saliva yang bersifat campuran/ seromucous, sel mucous dan sel serous
terdapat pada satu acini yang sama. Seromucous acini tersebut didominasi oleh sel mucous,
kemudian sel serous membentuk bulan sabit mengelilingi sel-sel mucous, yang disebut serous
demilune. Sekresi sel serous pada serous demilune memasuki lumen acinus melalui canaliculi
interselular diantara sel mucous.
Sel myoepitelial merupakan sel pipih yang mengelilingi serous dan mucous acini.

43
Merupakan sel bercabang banyak dan kontraktil, terletak diantara membran sel acini dan
membran basalis. Disebut juga basket cell karena mengelilingi acini dengan cabang- cabangnya
menyerupai keranjang. Sel myoepitelial terletak diantara membran sel sekretori acini dan
membrana basalis.
A B C

Gambar 13. A. Serous acinus, B. Serous acinus, C. Seromucous acinus

Lumen acinus saliva bersambung dengan sistem duktus ekskretori.


1. Duktus interkalaris
Duktus pertama yang dilalui saliva yang disekresi oleh acinus dan merupakan duktus
terkecil kelenjar saliva. Lumennya kecil dan dilapisi oleh epitelium simple kuboid dengan
nucleus berada di tengah. Sel myoepitel kontraktil mengelilingi di beberapa bagian duktus
interkalaris.
2. Duktus Striata
Sejumlah duktus interkalaris bergabung membentuk duktus yang lebih besar yaitu duktus
striata. Duktus ini dilapisi oleh epitelium simple kuboid atau kolumnar dengan nucleus
berada di tengah. Tampak stria pada basal sel. Stria ini merupakan lipatan membrane
basalis dan interdigitasi seluler.
3. Duktus Intralobular ekskretori
Duktus striata kemudian bergabung membentuk duktus intralobular yang lebih besar.
Ukuran bertambah dan lapisan serabut jaringan ikat juga meningkat. Dilapisi epithelium
pseudostratified kolumnar, dengan lumen lebih besar dari duktus striata.
4. Duktus Interlobular dan duktus interlobar
Duktus intralobular bergabung menjadi duktus interlobular dan duktus interlobar yang
lebih besar. Dilapisi oleh epitelium stratified kuboid atau kolumnar. Ujung duktus ini
membawa saliva menuju kavitas oral.

44
A B

C D

Gambar 14. A. Duktus Interkalaris, B. Duktus Striata, C. Duktus intralobular eksretori, D.


Duktus Interlobular

Pada kelenjar saliva terdapat juga sel jaringan ikat dan jaringan interstitial/ stroma
(matriks ekstraseluler). Jaringan ikat membentuk kapsul yang mengelilingi kelenjar, kemudian
jaringan ikat masuk ke dalam kelenjar disebut septa. Septa membagi kelenjar menjadi beberapa
lobus dan lobulus.
S

DI L
Gambar 15. Kelenjar submandibula menunjukkan pembagian lobulus. Lobulus (L)
dipisahkan oleh septa jaringan ikat (S) yang di dalamnya terdapat duktus interlobular
ekskretori (DI), pembuluh darah, dan saraf.

Kelenjar Saliva (Glandula Salivarius)


Merupakan kelenjar eksokrin oral yang memproduksi saliva. Terdapat 3 pasang glandula
salivarius mayor: (1) parotid, (2) submandibular, (3) sublingual, yang bersamaan memproduksi
90% total saliva. Selain itu, terdapat glandula salivarius minor yang terletak pada hampir
seluruh mukosa oral, yang mensekresikan 10% total saliva.

45
Glandula Salivarius Mayor

Gambar 16. Glandula salivarius mayor

1. Glandula parotid
Glandula salivarius mayor terbesar berbentuk piramida. Terletak di anterior telinga dan
superficial dari muskulus masseter. Glandula parotid terdiri dari serous acini dan duktus,
sehingga saliva yang dihasilkan bersifat serous. Duktus utama glandula parotid bernama
duktus stenson, yang menyebrangi muskulus buccinator dan bermuara di rongga mulut
pada permukaan bukal molar kedua atas.

Gambar 17. Glandula parotid, H&E, atas perbesaran sedang, bawah perbesaran tinggi

46
Gambar 18. Glandula parotid, H&E, ×130

2. Glandula submandibularis
Glandula submandibula terletak pada spatia submandibular. Saliva yang dihasilkan
bersifat campuran/ seromucous, walaupun sel serous lebih dominan dibanding sel mucous.
Merupakan kelenjar tubuloacinar yang disusun oleh serous acinus, mucous acinus, dan
seromucous acinus. Pada seromucous acinus tampak mucous acinus yang dikelilingi oleh
sel serous membentuk bulan sabit yang disebut serous demilune. Memiliki saluran utama
bernama duktus Warton, bermuara ke rongga mulut pada sublingual caruncle, di dekat
frenulum lingualis.

Gambar 19. Glandula submandibularis. H&E, ×136; inset ×408

47
Gambar 20. Glandula submandibularis, H&E, atas perbesaran sedang, bawah perbesaran
tinggi

3. Glandula sublingualis
Glandula sublingualis terletak di bawah mukosa dasar mulut, anterior dari glandula
submandibularis, dilapisi oleh mukosa tanpa kapsul jaringan ikat padat. Merupakan
kelenjar campuran/ seromucous, namun dominan sel mucous sehingga terlihat juga sel
serous demilune pada mucous acinus. Memiliki beberapa saluran kecil (ductus Rivinus)
yang bermuara pada sublingual fold atau melalui saluran besar (ductus Bartholin)
bermuara pada sublingual caruncle.

Gambar 21. Glandula sublingualis. H&E, ×179; inset ×408

48
Gambar 22. Glandula sublingualis, H&E, atas perbesaran sedang, bawah perbesaran tinggi

Glandula Salivarius Minor


Sejumlah kelenjar saliva minor terletak pada berbagai kavitas oral seperti labial, lingual,
palatal, bukal, glossopalatinal, dan glandula retromolar. Biasanya berada pada lapisan
submukosa atau diantara serabut jaringan otot lidah. Kebanyakan acini kelenjar saliva minor
bersifat mucous dengan duktus pendek yang langsung terbuka ke permukaan mukosa.

Gambar 23. Glandula salivarius minor

49
PRAKTIKUM PEMERIKSAAN HISTOLOGIS
JARINGAN PERIODONTAL

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS ISLAM


SULTAN AGUNG SEMARANG
2024

50
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

RENCANA TUGAS MAHASISWA


Nama Mata Kode Mata Kuliah Bobot Tanggal
Klasifikasi Semester
Kuliah (Kode MK) (sks) Penyusunan
MK
P:
2.1 Stomatognaty T: 10 Februari
DG6108005 MKWK 0,0 2
0 625 2023
Dosen
Anggun Feranisa, S.Si, M.Biotech
Pengampu
BENTUK TUGAS WAKTU PENGERJAAN TUGAS
Menggambar histologi jaringan periodontal beserta TM: 1x170 menit
keterangannya
JUDUL TUGAS
Histologi jaringan periodontal
SUB CPMK
Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menjelaskan jaringan periodontal sesuai histologi
DESKRIPSI TUGAS
Pada praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi dan menjelaskan jaringan periodontal
sesuai histologi dengan cara menggambar, mewarnai, memberi keterangan, serta menjelaskan fungsi pada
setiap komponen jaringan periodontal
METODE PENGERJAAN TUGAS
1. Membaca buku praktikum
2. Membaca referensi terkait materi
3. Menggambar dan mewarnai gambaran jaringan periodontal pada buku kerja sebelum pelaksanaan
praktikum di FKG sesuai gambar referensi
4. Memberikan keterangan pada setiap komponen gambar yang diberi panah sesuai acuan pada
buku petunjuk praktikum sebelum pelaksanaan praktikum di FKG
5. Hadir di ruang Skill Lab minimal 10 menit sebelum praktikum dimulai
6. Mengerjakan pretest, apabila nilai pretest kurang dari 60% maka akan diberikan tugas tambahan
7. Memeriksakan hasil gambar dan menjelaskan fungsi setiap komponen pada tutor
8. Menyimak klarifikasi dan umpan balik dari dosen
9. Mengunggah kembali hasil gambar yang telah diperbaiki pada ICD maksimal H+3
BENTUK DAN FORMAT LUARAN
Gambar histologi jaringan periodontal beserta keterangannya
INDIKATOR, KRITERIA DAN BOBOT PENILAIAN

Indikator Kriteria Penilaian Bobot


Mampu Pretest 10
mengidentifikasi dan Gambar jelas dan warna sesuai dengan gambar referensi 30
menjelaskan histologis
Keterangan gambar sesuai dan lengkap 30
jaringan periodontal
Mampu menjelaskan karakteristik dan fungsi tiap komponen 30
Total 100
51
JADWAL PELAKSANAAN
Jum’at, 15 Maret 2023 13.00
PUSTAKA
Newman, M.G., Takei, H., Klokkevold, P.R. dan Carranza, F.A., 2019. Newman and
Carranza's Clinical Periodontology 13th edition, Elsevier: Philadelphia.
Fehrenbach, M.J., dan Popowics, T., 2016, Illustrated Dental Embryology, Histology, and Anatomy 4th
edition, Elsevier Saunders: Maryland Heights.
Cui, D., Natfel, J.P., Daley, W.P., Lynch, J.C., Haines, D.E., Yang G., Fratkin, J.D., 2011, Atlas of
Histology with Functional and Clinical Correlation, Lippincott Williams and Wilkins,
Philadelpia

Alat dan Bahan yang Dibutuhkan


Alat dan bahan yang dipersiapkan kampus Alat dan bahan yang dipersiapkan mahasiswa
Buku Kerja (E-book) 1. Kertas folio bergaris
2. Alat tulis (pulpen, pensil, penghapus,
rautan)
3. Pensil warna (24 warna/ lebih, yang
termasuk di dalamnya warna magenta,
pink, ungu, merah, biru, coklat, orange)

52
JARINGAN PERIODONTAL

Jaringan periodontal merupakan jaringan pendukung gigi yang penting dalam menjaga
fungsi gigi. Terdiri dari 4 komponen utama: (1) gingiva, (2) ligamentum periodontal, (3)
sementum, (4) tulang alveolar. Tiap komponen tersebut berbeda dalam lokasi, arsitektur
jaringan, komposisi biokimiawi, dan komposisi kimianya, namun menjalankan fungsinya
sebagai satu unit.

Gambar 24. Jaringan Periodontal

Gingiva
Gingiva mengelilingi servikal gigi dan menutupi puncak tulang alveolar dan akar gigi.
Gingiva dapat dibagi menjadi 2 yaitu: gingiva tepi (marginal/ free gingiva) dan gingiva cekat
(attached gingiva). Keduanya termasuk dalam masticatory mucosa namum memiliki
karakteristik histologis yang berbeda.
a. Gingiva tepi (marginal/ free gingiva) merupakan bagian superior gingiva yang
mengelilingi namun namun tidak terikat pada servikal gigi, sehingga jaringan ini kuat
namun mobile. Gingiva tepi dilapisi oleh orthokeratinized stratified squamous epithelium.
Tidak terikatnya epitel sulkuler gingiva dengan email gigi membentuk suatu ruang yang
disebut sulkus gingiva atau free gingival groove dengan kedalaman normal 0,5–3 mm.
b. Gingiva cekat (attached gingiva) memiliki parakeratinized stratified squamous epithelium
yang tebal. Memiliki banyak rete ridge/ retepeg, yaitu tonjolan sempit jaringan ikat, yang
memberikan tampakan klinis gingiva stippling. Lamina propria terikat dengan jaringan
keras di bawahnya (tulang alveolar, sementum, dan tepi email), sehingga juga berfungsi
sebagai periosteum processus alveolar.

53
Gambar 25. Gingiva

Dentogingival junction merupakan pertemuan antara permukaan gigi dengan jaringan


gingiva, yang dibentuk oleh sulcular epithelium dan junctional epithelium. Sulcular epithelium
tidak menempel dengan gigi dan membentuk sulkus gingiva. Dan tidak seperti gingiva tepi,
epitel sulkular dibentuk oleh nonkeratinized stratified squamous epithelium dan tidak memiliki
retepeg. Perpanjangan dari epitelium sulcular adalah junctional epithelium, yang menjadi dasar
sulkus gingiva dan menempel pada permukaan gigi. Junctional epithelium merupakan epitel
non keratin tipis yang terdiri dari 3-4 lapis sel.

Mucogingival junction merupakan batas antara gingiva dengan mukosa sehingga terdapat
perubahan dari epitel berkeratin (gingiva) menjadi nonkeratin (mukosa alveolar). Secara klinis
tampak perubahan warna dari pink pucat (gingiva) menjadi pink cerah (mukosa alveolar).

Gambar 26. Mucogingival junction, pertemuan antara mukosa alveolar non keratin (lining
mucosa) dan gingiva cekat berkeratin (masticatory mucosa)

54
Gambar 27. Variasi epithelium gingiva (A) Terkeratinisasi, (B) Non keratinisasi, (C)
Parakeratinisasi. Keterangan: (H) stratum corneum, (Pk) stratum corneum dengan nukleus
(parakeratinisasi), (G) stratum granulosum, (P) stratum spinosum, (Ba) stratum basale.

Sementum
Sementum merupakan lapisan tipis jaringan keras (matriks terkalsifikasi) avaskuler yang
menutupi dentin pada daerah akar. Pertemuan dentin dengan sementum disebut dengan
dentinocemental junction (DCJ), sedangkan pertemuan sementum dengan email disebut
cementoenamel junction (CEJ). Sementum pada ujung akar lebih tebal daripada sementum
daerah servikal.
Sementum tersusun atas matriks fibrous termineralisasi dan sel. Matriks fibrous terdiri
atas serabut sharpey dan serabut nonperiodontal intrinsik.
• Serabut Sharpey merupakan serabut kolagen dari ligamen periodontal yang masuk tegak
lurus ke permukaan luar sementum, dan ujung lainnya masuk tegak lurus dalam processus
alveolaris. Serabut ini berfungsi sebagai ligamen antara gigi dengan processus alveolaris.
• Serabut nonperiodontal intrinsik merupakan serabut kolagen yang dibuat oleh sementoblast
dengan pola acak namun paralel dengan DCJ.

55
Gambar 28. Sementum dan hubungannya dengan gigi dan processus alveolaris.

Sel di dalam sementum adalah sementosit, yang merupakan sementoblast yang terjebak
dalam matriks. Setiap sementosit terletak dalam lakuna dan kanalikuli, mirip pada jaringan
tulang. Setelah pertumbuhan selesai, sementoblast yang tidak terjebak dalam sementum
berjajar pada permukaan sementum sepanjang ligamen periodontal.
Terdapat dua jenis sementum yang memiliki struktur dan fungsi yang berbeda:
a. Sementum aseluler (sementum primer)
Dapat ditemukan pada 2/3 servikal akar dan pada sementum yang menempel dengan
dentin. Tidak memiliki sementosit di dalam matriksnya. Terbentuk lebih lambat.

Gambar 29. Sementum aseluler, daerah servikal akar gigi. H&E, ×181; inset ×158

b. Sementum seluler (sementum sekunder)


Ditemukan pada 1/3 apikal akar. Karektiristiknya mirip jaringan tulang dengan matriks
interseluler terkalsifikasi. Saat pembentukan sementum, beberapa sementoblast terjebak
dalam matriks dan masing-masing sel dikelilingi lakuna. Sementoblast ini kemudian
menjadi sementosit. Matriks dari sementum seluler terdeposit lebih cepat daripada

56
sementum aseluler, sehingga banyak sementoblast yang terjebak di dalamnya. Memiliki
peran adaptif sebagai respon kerusakan dan pergerakan gigi serta berperan dalam
perbaikan jaringan periodontal. Lebar sementum seluler dapat bertambah terutama pada
apikal akar.

Gambar 30. Sementum seluler, daerah apikal akar gigi. H&E, ×181; inset ×408

Gambar 31. Distribusi sementum aseluler (A) dan


sementum seluler (B)

Gambar 32. Sementum seluler dan aseluler pada apikal akar gigi. Dentin dilapisi oleh
sementum aseluler. Selanjutnya ada sementum seluler yang mengandung lakuna sementosit.

57
Processus Alveolaris
Processus alveolaris atau tulang alveolar terbagi menjadi alveolar bone proper dan
supporting alveolar bone.

Gambar 33. Alveolar bone proper dan supporting alveolar bone

1. Alveolar bone proper (bundle bone/ cribriform plate) merupakan tulang yang mengelilingi
soket gigi. Terbentuk dari tulang kompak namun dapat disebut cribriform plate karena
banyak lubang yang dilewati Volkmann canal dengan saraf dan pembuluh darah menuju
ligamen periodontal. Disebut juga bundle bone karena serabut sharpey masuk kedalamnya.
2. Supporting alveolar bone terdiri dari tulang kortikal dan tulang trabekular. Tulang kortikal
adalah suatu bidang tulang kompak pada permukaan fasial dan lingual processus alveolaris
(cortical plate). Tulang trabecular adalah tulang spons/ cancellous yang berada diantara
bundle bone dan cortical plate.

58
B
Gambar 34. Tulang alveolar, diperiksa dengan (A) Transmitted microscope, (B) Polarized
light microscope. Keterangan: (PDL) ligamen periodontal, (panah) serabut Sharpey, (Bundle
Bone), (HS) Tulang trabekular dengan Haversian System.

Gambar 35. Haversian system

Ligamentum Periodontal (PDL/ Periodontal Ligament)


Ligamentum periodontal merupakan jaringan ikat fibrosa yang yang terletak diantara
sementum dan tulang alveolar, dengan suplai pembuluh darah dan saraf. Sel utama dalam
pembentukan PDL adalah fibroblast. PDL mendukung akar gigi dengan membentuk serabut
sharpey yang melekat kuat pada sementum dan tulang alveolar. PDL berfungsi
mentransmisikan gaya oklusal dari gigi ke tulang, memungkinkan sedikit gerakan dan
bertindak sebagai peredam kejut/ shock absorber jaringan lunak di sekitar gigi, seperti saraf
dan pembuluh darah.

59
Gambar 36. Ligamentum periodontal dan tulang alveolar. H&E, ×34; inset ×72

Gambar 37. Ligamentum periodontal (PDL) yang didalamnya terdapat Osteoblast (O) pada
tepi Alveolar Bone Proper (ABP) dan Cementoblast (C) pada tepi sementum gigi (T).
terdapat epithelial rest of Malassez (panah putih). Serabut sharpey masuk kedalam kedua
jaringan.

Serabut utama PDL dikategorikan menjadi berbagai kelompok berdasar arah dan
lokasinya: apikal, oblique, horizontal, alveolar crest, interradicular, dan gingival fibers.

60
A B
Gambar 38. Kelompok serabut ligamentum periodontal dan gingiva. (A) Silver-stained. (B)
Diagram potongan sagital gigi.

Serabut Oxytalan merupakan kumpulan mikrofibril terdistribusi luas pada PDL.


Serabut berjalan secara vertikal dari permukaan sementum akar secara apikal. Termasuk
serabut elastis yang berfungsi mengatur aliran vaskular.

Gambar 39. Serabut Oxytalan (panah) di (a) interradikular, (b) dekat apeks gigi

61
Gambar 40. Penampang melintang ligament periodontal. Pewarnaan HE.

62

Anda mungkin juga menyukai