Skripsi Budihartono D1021161003
Skripsi Budihartono D1021161003
Dalam pengembangan perancangan dan pembuatan robot kontainer line follower berbasis Arduino
ini bertujuan menjadi prototype robot pengangkut barang yang dapat mengantarkan barang secara
otomatis sesuai alamat yang ditujukan dalam upaya memenuhi mobilitas peralatan dan obat-obatan
di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura. Metode perancangan dan pembuatan pada prototype tugas
akhir ini menggunakan metode IDE (Integrated Development Environment) yang terdiri dari
penentuan (define), pengembangan (develop), dan penilaian (evaluate). Define pada robot ini
merupakan Arduino Uno ATMEGA 328p sebagai pengontrol (controller) atau chip yang berperan
sebagai otaknya robot dengan tingkat ketelitian tegangan keluaran pada pin 3.3V sebesar 99,09%;
pin 5V sebesar 99,2%, baterai li-ion berkapasitas 2,6Ah dengan beban pemakaian ±1,37Wh/meter
tanpa beban pada kontainer robot, menggunakan sensor load cell tipe binocular spring beam HX711
strain gauge dengan tingkat ketelitian 99,08% untuk menjadi penghitung berat kontainer yang
ditampung dengan alat, sensor garis TCRT5000 dengan tingkat ketelitian 100% untuk mendeteksi
lintasan robot yang dilalui, sensor RFID-RC522 dengan tingkat ketelitian 96,43% dengan jarak
<6cm antar kartu posisi RFID sebagai sensor pengalamatan gudang atau apotek, dan sensor
ultrasonic HC-SR04 dengan tingkat ketelitian 99,25% sebagai pendeteksi benda/objek disekitar
robot. Robot digerakkan menggunakan motor DC yang dikendalikan melalui driver motor. Develop
terdiri dari pembuatan kerangka, rangkaian sensor, dan denah area lintasan pada robot yang
menggunakan maket Rumah Sakit Universitas Tanjungpura dengan skala 1:70. Evaluate dilakukan
untuk mengetahui setiap bagian pada robot dapat bekerja dengan baik. Dengan ini dapat disimpulkan
bahwa prototype robot kontainer pengangkut barang otomatis ini dengan tingkat kehandalan sebesar
98,84% dapat diimplementasikan di rumah sakit untuk membawa barang serta memudahkan
mobilitas dalam melakukan pekerjaan yang sifatnya berulang.
Kata kunci : Robot Kontainer Pengangkut Barang, Robot Line Follower, Arduino Uno ATMEL
328p, Baterai Li-Ion, Motor Driver ICL298N, Motor DC, Sensor Garis TCRT5000, Sensor RFID-
RC522, Sensor Load Cell tipe Binocular Spring Beam, Sensor Ultrasonic HC-SR04
iii
ABSTRACT
In the development, design, and creation of an Arduino-based line follower container robot, the
objective is to create a prototype of a cargo-carrying robot that can automatically deliver items to
their designated addresses, in an effort to enhance the mobility of equipment and medications within
Tanjungpura University Hospital. The design and creation method for this final project prototype
utilize an Integrated Development Environment (IDE) approach, which consists of defining,
developing, and evaluating the robot. In this robot, the definition stage involves the utilization of
Arduino Uno ATMEGA 328p as the controller or the chip that acts as the brain of the robot. The
accuracy of the output voltage levels on pin 3.3V is 99.09%, while on pin 5V it is 99.2%. The robot
uses a 2.6Ah li-ion battery with a power consumption load of approximately 1.37Wh/meter without
any load in the container. It employs a binocular spring beam HX711 strain gauge load cell sensor
with an accuracy level of 99.08% to measure the weight of the container being carried. Additionally,
a TCRT5000 line sensor with 100% accuracy is used to detect the path taken by the robot. An RFID-
RC522 sensor with an accuracy level of 96.43% and a distance of less than 6cm between cards is
utilized as a warehouse or pharmacy addressing sensor. Lastly, an HC-SR04 ultrasonic sensor with
an accuracy level of 99.25% is employed to detect objects in the robot's vicinity. The robot is
powered by DC motors controlled through a motor driver. The development stage involves
constructing the framework, sensor circuitry, and track layout on the robot, which simulates the
Tanjungpura University Hospital using a 1:70 scale model. The evaluation phase is conducted to
ensure that each component of the robot functions properly. Based on the results, it can be concluded
that this automated cargo-carrying container robot prototype, with a reliability level of 98.84%, can
be implemented in hospitals to transport goods and facilitate repetitive tasks.
Keyword: Cargo Container Robot, Line Follower Robot, Arduino Uno ATMEL 328p, Battery Li-
Ion, Driver Motor ICL298N, DC Motor, Line Sensor TCRT5000, RFID-RC522 Sensor, Load Cell
tipe Binocular Spring Beam Sensor, Ultrasonic HC-SR04 Sensor
iv
DAFTAR ISI
ABSTRACT ........................................................................................................... iv
2.6 Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard RISC) ATmega328P .............. II-7
v
2.7 Arduino IDE (Integrated Development Environment).................... II-16
3.1 Kalkulasi Persamaan Persentase Error dan Tingkat Kehandalan .... III-1
3.1.7 Desain Denah, Flowchart Cara Kerja, dan Cover Sistem Robot
Kontainer berbasis Line Follower .............................................. III-9
vi
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS .......................................................... IV-1
4.1 Pengujian Input Tegangan Baterai Pada Board Arduino Uno ......... IV-1
4.3 Pengujian Sensor Garis TCRT5000 Terhadap Gerak Pada Robot .. IV-5
4.11 Standard Operating Procedure (SOP) Pada Rumah Sakit ............ IV-28
DAFTAR PUSTAKA
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Simbol dan bentuk sensor fisik photodiode ................................ II-4
Gambar 2.2 Rangkaian dan bentuk fisik sensor Load Cell............................ II-5
Gambar 2.6 Blok diagram umum dari mikrokontroler AVR .......................... II-8
Gambar 2.8 Konfigurasi kaki (pin) mikrokontroler AVR ATmega328P .... II-10
Gambar 2.9 Bentuk fisik Arduino Uno dengan Chipset ATmega328P ........ II-14
Gambar 2.10 Pinout pada board Arduino Uno dengan ATmega 328P .......... II-15
Gambar 2.14 Bentuk fisik dan skematik Motor DC 1:90 Rasio – 110 RPM . II-19
viii
Gambar 3.4 Rangkaian sistem minimum mikrokontroler AVR Atmega
328P ........................................................................................... III-5
Gambar 3.9 Rangkaian antarmuka sensor RFID dengan Atmega328P ......... III-8
Gambar 3.10 Desain denah Rumah Sakit Untan Tahun 2023 (Skala 1:10)... III-10
Gambar 4.1 Pengujian, dan pengambilan data tegangan input baterai .......... IV-2
Gambar 4.6 Grafik persentase error uji sensor ultrasonic HC-SR04............ IV-8
Gambar 4.7 Pengujian sensor ultrasonic ketika robot sedang beroperasi ..... IV-8
ix
Gambar 4.9 Pengujian pembacaan sensor berat (load cell) dengan
mengkalibrasi ........................................................................... IV-10
Gambar 4.10 Grafik persentase error uji sensor load cell ............................. IV-11
Gambar 4.11 Pengujian respon beban sebagai pemicu gerak robot .............. IV-12
Gambar 4.12 Pengujian jarak dan respon pembacaan sensor RFID .............. IV-14
Gambar 4.13 Grafik persentase error jarak sensitivitas laju respon sensor
RFID ........................................................................................ IV-15
Gambar 4.14 Pengujian pembacaan pengalamatan respon sensor RFID ...... IV-16
Gambar 4.16 Grafik pengukuran tingkat kebisingan rancangan robot .......... IV-19
x
DAFTAR TABEL
xi
Tabel 4.12 Hasil uji putaran ke – 2 secara keseluruhan perancangan
prototype sistem robot pada maket Rumah Sakit dengan
skala 1:70 ...................................................................................... IV-23
Tabel 4.13 Hasil uji putaran ke – 3 secara keseluruhan perancangan
prototype sistem robot pada maket Rumah Sakit dengan
skala 1:70 ...................................................................................... IV-23
Tabel 4.14 Hasil uji pemakaian baterai pada sistem robot ............................. IV-24
xii
DAFTAR KODE PROGRAM
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR ISTILAH
xv
Compiler Sebuah program komputer yang berguna
untuk menerjemahkan program komputer
yang ditulis dalam bahasa pemrograman
tertentu menjadi program yang ditulis dalam
bahasa pemrograman lain.
xvi
beberapa fasilitas yang diperlukan dalam
pembangunan perangkat lunak.
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
I-1
I-2
Robot line follower adalah teknologi dimana sebuah robot dapat mengikuti
jalur arahan yang berguna sebagai penanda kemana robot harus berjalan.
(Sudimanto dan Kevin, 2020).
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura didirikan sebagai salah satu unit
pelaksana teknis dalam melaksanakan tri dharma perguruan tinggi yaitu sarana
pengembangan ilmu teknologi melalui penelitian dan pelayanan kesehatan
masyarakat umum sebagai implementasi pengabdian kepada masyarakat. Aktivitas
rumah sakit yang padat harus disertai dengan teknologi yang padat juga, agar dapat
meningkatkan pengelolaan secara efektif dan efisien maka diperlukan robot
kontainer berbasis line follower untuk meningkatkan mobilitas didalam rumah sakit
secara spesifik sebagai pengangkut alat terutama obat obatan maupun peralatan
medis dalam proses distribusi pada rute gudang ke apotek maupun sebaliknya.
Rumah sakit sebagai instansi pelayanan kesehatan yang berhubungan
langsung dengan pasien harus mengutamakan pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu, anti diskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit (Undang-Undang tentang Kesehatan
dan Rumah Sakit Pasal 29b UU No.44/2009).
Keselamatan menjadi isu global dan pasien safety terangkum dalam lima isu
penting yang terkait di rumah sakit yaitu: keselamatan pasien (patient safety),
keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan
di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas,
keselamatan lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap
pencemaran lingkungan dan keselamatan “bisnis” rumah sakit yang terkait dengan
kelangsungan hidup rumah sakit (Eni Isclawati, Usman dan Makhrajani Majid,
2020). Lima aspek keselamatan tersebut penting untuk dilaksanakan, namun harus
diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan apabila ada pasien. Keselamatan
pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan terkait dengan isu mutu dan
citra perumah sakitan.
Robot kontainer berbasis line follower menjadi solusi untuk pekerjaan yang
bersifat berulang sehingga dapat meningkatan efektifitas dan efisensi waktu serta
membantu memenuhi kebutuhan yang ada di apotek yaitu mengatasi jarak tempuh
antara gudang ke apotek yang jauh, dan menjadi salah satu pelayanan yang cepat
I-3
dalam memenuhi kebutuhan pasien akan obat obatan dan peralatan medis di apotek
agar menjadi pemecahan masalah akan kurangnya tenaga karyawan pada rumah
sakit dan tentunya harus mengikuti peraturan pasien safety yang berlaku.
digunakan sebagai data pembanding dapat dilihat pada Tabel 1.1. Setelah uji sensor
dan alat maka selanjutnya dapat dilakukan perancangan robot secara keseluruhan.
Perencanaan
No Item Keterangan
Analisis
1. Daya Tahan Dilakukan Pengukuran
Penggunaan pengukuran Jarak/waktu
Baterai sebanyak 5 - 15
kali untuk mendapatkan
data
2. Sensitivitas Sensor Respon robot bekerja
secara logika program
Apabila hasil pengujian sensor dan beberapa alat tidak sesuai dengan
rancangan maka kembali ke perancangan perangkat lunak dan perangkat keras
sistem. Selanjutnya dilakukan pengujian dan pengamatan terhadap keseluruhan
sistem yang dirancang meliputi perangkat lunak (software) dan perangkat keras
(hardware) sistem. Selain itu, dilakukan perencanaan analisis terhadap hasil
implementasi pengukuran hardware sistem robotik pada maket Rumah Sakit
Universitas Tanjungpura. Adapun proses diagram alir (flowchart) tahap penelitian
dan pembuatan robot secara menyeluruh yang dapat dilihat pada Gambar 1.1
I-6
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan
Penelitian, Pembatasan Masalah, Metode Penelitian dan
Sistematika Penulisan.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran-saran yang membangun
guna perbaikan hasil skripsi ini kedepannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI PENDUKUNG PERANCANGAN
II-1
II-2
Tahun 2020 Sudimanto, dan Kevin merancang sebuah robot line follower
yang mampu mengikuti jalur yang ditentukan dengan robot dapat membawa barang
bergerak mengikuti garis dengan baik. Robot yang dirancang digunakan untuk
mengantarkan makanan menuju 2 meja tujuan dengan mengikuti garis lintasan
berwarna hitam. Pada penelitian ini robot dirancang agar dapat memindahkan
sebuah barang secara otomatis dari satu tempat ke tempat lainnya. Dalam
perancangan yang dibuat membutuhkan sebuah robot, tempat penyimpanan barang
(Slot), dan tempat pengambilan barang (Pool). Penelitian ini diterbitkan dalam
jurnal dari Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI dengan
judul “Perancangan Robot Pemindah Barang Berbasis Line Follower”
Suyatmo,
Mobile robot Arduino Mega Prototype Jurnal
dkk. (2020)
Dwi Budi Arm
Susilo, dkk Manipulator Arduino Mega Prototype Jurnal
(2020) robot
Sudimanto,
Mobile robot Arduino Uno R3 Prototype Jurnal
dkk (2020)
Anggara
Kelvin Smart System Xtensa LX6 Real Size Skripsi
(2021)
Yang akan
Mobile robot Arduino Uno R3 Prototype
dirancang
II-4
Parameter Nilai
Sifat Bahan Listrik Semikonduktor
Tegangan Reverse 32 volt
Jangkauan Panjang Gelombang 250 -1100nm (Silicone) 800nm - 2μm (Gas)
(Sumber: Photodiode Datasheet, 2011)
rangkaian jembatan modul strain gauge HX711. Rangkaian strain gauge HX711
dapat dilihat pada gambar berikut.
Parameter Nilai
Sifat Bahan Listrik Semikonduktor
Power Supply +5 VDC (Maksimum)
Kapasitas Beban 5kg (Beban Maksimal)
Resistansi Sensor 1 kΩ
Bridge antara R1 dan R4 Input (Masukan) besaran resistansi Ω
Bridge antara R1 dan R4 Output (Keluaran) besaran tegangan V
(Sumber: Load Cell Type SheerBeam Datasheet, 2012)
Finawan, 2018). Pada riset tugas akhir ini, sensor ultrasonic yang digunakan adalah
tipe HC-SR04 yang dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Jika waktu pengukuran adalah t dan kecepatan suara adalah 340 m/s, maka jarak
antara sensor dengan objek dihitung dengan menggunakan persamaan 1.1 berikut.
/
= (1.1)
Dimana :
II-7
Atas dasar pertimbangan tersebut diatas, pada riset tugas akhir ini dipilih
AVR produksi Atmel Corporation sebagai mikrokontroler yang digunakan pada
sistem robotik ini.
c. Pin 7 (Vcc) adalah pin yang berfungsi sebagai masukan positif catu daya. Catu
daya yang dibutuhkan sebesar 1,8 – 5,5 Volt.
II-12
g. Pin 20 (AVcc) adalah pin masukan tegangan untuk Analog to Digital Converter
(ADC).
II-13
h. Pin 21 (AREF) adalah pin masukan tegangan analog referensi untuk ADC
apabila menggunakan fungsi ADC.
i. Pin 23 – 28 (PC0 – PC6) adalah pin masukan/keluaran (I/O pin) dua arah atau
pin ADC yang memiliki fungsi alternatif seperti Two Wire serial Interface
(TWI) dan ADC Input Channel yang dapat dilihat pada Tabel 2.7
Gambar 2.10 Pinout pada board Arduino Uno dengan ATmega 328P
(Sumber: Arduino Datasheet, 2021)
(sensor, tampilan, penggerak dan sebagainya) yang dibuat oleh pihak lain untuk
bisa disambungkan dengan Arduino. Arduino berevolusi menjadi sebuah platform
karena ia menjadi pilihan dan acuan bagi banyak praktisi. Arduino IDE saat ini
telah mencapai versi 1.8.13 yang bisa didownload dan diinstal secara open-source
atau gratis di PC atau laptop.
a. Verify
Berfungsi untuk melakukan checking kode yang kamu buat apakah
sudah sesuai dengan kaidah pemrograman yang ada atau belum.
b. Upload
Berfungsi untuk melakukan kompilasi program atau kode yang
kamu buat menjadi bahsa yang dapat dipahami oleh mesih alias si
Arduino.
c. New
Berfungsi untuk membuat Sketch baru.
d. Save
Berfungsi untuk menyimpan Sketch yang telah kamu buat.
e. Open
Berfungsi untuk membuka sketch yang pernah kamu buat dan
membuka kembali untuk dilakukan editing atau sekedar upload ulang
ke Arduino.
f. Serial Monitor
Berfungsi untuk membuka serial monitor. Serial monitor disini
merupakan jendela yang menampilkan data apa saja yang dikirimkan
atau dipertukarkan antara arduino dengan sketch pada port serialnya.
Serial Monitor ini sangat berguna sekali ketika kamu ingin membuat
program atau melakukan debugging tanpa menggunakan LCD pada
Arduino. Serial monitor ini dapat digunakan untuk menampilkan nilai
proses, nilai pembacaan, bahkan pesan error.
II-18
Gambar 2.14 Bentuk fisik dan skematik Motor DC 1:90 Rasio – 110 RPM
(Sumber: Adafruit Industries Datasheet, 2017)
Secara garis besar RFID teridiri dari dua bagian, yaitu RFID tag yang biasa
juga disebut sebagai transponder, dan RFID interrogator (Djamal, 2014). RFID tag
yang berisi informasi data, ditempatkan pada obyek dapat berupa kartu nametag
maupun sejenisnya, RFID tag reader sebagai unit pemindai data. Kedua bagian
sistem RFID tersebut berkomunikasi melalui udara yang sering disebut sebagai air-
interface.
Pada riset tugas akhir ini baterai yang digunakan untuk menjadi pemasok
sumber daya yaitu baterai dengan jenis lithium-Ion sebanyak 3 buah dengan
kapasitas 11.1VDC - 2600mAh untuk bagian penggerak motor dan untuk bagian
mikrokontroler yang telah di step down melalui modul Arduino uno R3
II-22
dari kegiatan-kegiatan seperti kegiatan mesin industri dan lalu lintas transportasi
(Satoto, 2018).
Sound Level Meter (SLM) adalah salah satu alat ukur kebisingan, alat ini
digunakan untuk mengukur tingkat suara yang terdiri dari beberapa komponen
berupa mikropon, amplifier, dan layar penunjuk besarnya kebisingan. Sound Level
Meter dapat mengukur tingkat tekanan suara dengan rentang antara 30 dB – 120 dB
maupun lebih. Sound Level Meter ini bekerja dengan cara mengirim gelombang
suara melalui mikropon yang kemudian diubah menjadi sinyal elektrik yang
ditunjukkan dalam laye penunjuk sebagai hasil pengukuran intensitas kebisingan
dalam skala desibel (Smith, 1995).
pada tabel mengenai standar baku mutu tekanan bising / sound pressure level
menurut jenis ruangan yang dapat dilihat pada tabel 2.12
Tabel 2.12 Standar Baku Mutu Tekanan Bising/Sound Pressure Level Menurut
Jenis Ruangan
Maksimum
No. Ruangan Tekanan Bising/Sound
Pressure Level (dBA)
Ruang pasien
1 - Saat tidak tidur 45
- Saat tidur 40
2 Ruang operasi 45
3 Ruang umum 45
4 Anestesi, pemulihan 50
5 Endoskopi, laboratorium 65
6 SinarX 40
7 Koridor 45
8 Tangga 65
9 Kantor/lobby 65
10 Ruang alat/Gudang 65
11 Farmasi 65
12 Dapur 70
13 Ruang cuci 80
14 Ruang isolasi 20
15 Ruang Poli Gigi 65
16 Ruang ICU 65
17 Ambulan 40
(Sumber: Permenkes Nomor 7, 2019)
Pengoksidasi (oxidizing).
Contoh: hydrogen peroksida, kalium
perklorat, asam nitrat
Korosif (corrosive).
Contoh : HCl, asam sulfat, natrium
hidroksida.
Iritasi (Iritant).
Contoh: NaOH, Cl2, C6H5OH.
Dalam penelitian ini secara garis besar dilakukan untuk membuat prototype
robot kontainer berbasis line follower yang dapat meningkatkan mobilitas
pelayanan pada Rumah Sakit Universitas Tanjungpura dengan penskalaan yang
tepat yaitu 1:70
Metode penelitian yang diaplikasikan dalam pembuatan prototype robot dan
penulisan tugas akhir adalah studi literatur, observasi dalam pengumpulan data
serta eksperimen dalam pengujian alat yang secara garis besar merupakan riset dan
pengembangan. Studi literatur digunakan untuk mendapatkan referensi yang
berguna dalam perancangan robot. Observasi digunakan untuk mengamati objek
terkait agar data yang diperlukan terkumpul. Eksperimen digunakan untuk
membuktikan hasil dari rancangan robot yang telah dilakukan dan didapatkannya
kalkuklasi pada penskalaan secara real size pada rumah sakit.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kendali Digital dan Komputasi
Fakultas Teknik dan Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Pontianak. Untuk
melakukan validasi pengambilan data maka prosedur penelitian yang dilakukan
dipaparkan sebagai berikut.
III-1
III-2
Perhitungan rata-rata selisih jarak sensor dengan jarak benda dapat dihitung
menggunakan persamaan 3.3
∑ 4 5 5ℎ 6 7
x̄ = (3.3)
8 9 : ;
Dimana: x̄ = Rata-rata
∑ = Jumlah Selisih Jarak
Perhitungan rata-rata persentase error dapat dihitung menggunakan
persamaan 3.4
∑ % 77<7
x̄ = (3.4)
8 9 : ;
Dimana: x̄ = Rata-rata
∑ = Jumlah %error
Perhitungan tingkat kehandalan suatu sistem dapat dihitung menggunakan
persamaan 3.5
%Kehandalan = 100% − % 77<7 (3.5)
Perhitungan torsi pada motor DC dapat dihitung menggunakan persamaan
3.6
T = (975 X P) ∶ N (3.6)
Dimana: P = Daya (Kw) N: Jumlah putaran per-menit (RPM)
T = Torsi (Nm) 975: Nilai Ketetapan dalam Kw
Dengan adanya persamaan-persamaan diatas maka dapat dikalkulasinya
dan disimpulkan bahwa suatu sistem atau rancangan tersebut efisien dan layak atau
tidak layak untuk digunakan sesuai dengan toleransi persentase error pada sistem
tersebut.
Gambar 3.1 Diagram blok perancangan perangkat keras robot kontainer berbasis
line follower
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Gambar 3.2 Diagram skematik sistem robot kontainer berbasis line follower
(Sumber:Dokumen Pribadi)
III-4
Fritzing adalah suatu software atau perangkat lunak gratis yang digunakan
oleh desainer, seniman, dan para penghobi komponen elektronika untuk merancang
berbagai peralatan elektronika (Teja Ahyar, 2021), antarmuka fritzing dibuat
seinteraktif dan visual yang semudah mungkin agar bias digunakan oleh orang yang
minim pengetahuannya tentang simbol dari perangkat elektronika. Di dalam
fritzing sudah terdapat skema siap pakai dari berbagai mikrokontroller arduino serta
berbagai komponen pelengkap. Perangkat lunak ini memang khusus dirancang
untuk perancangan dan pendokumentasian tentang produk kreatif yang
menggunakan mikrokontroller arduino.
Diagram blok kendali dari sistem robot kontainer berbasis line follower
yang dirancang dapat dilihat pada Gambar 3.3
Gambar 3.3 Diagram blok kendali sistem robot kontainer berbasis line
follower
(Sumber: Dokumen Pribadi)
terhadap suatu objek oleh HC-SR04 library package sesuai lembaran data
(Datasheet). Rangkaian antarmuka sensor ultrasonik HC-SR04 dengan
mikrokontroler Atmega328P dapat dilihat pada Gambar 3.5
3.1.4 Antarmuka Sensor Load Cell dan modul HX711 dengan Atmega328P
Sensor garis load cell tidak dapat langsung dihubungkan ke mikrokontroler
karena sensor yang dihasilkan oleh load cell berupa besaran tekanan, untuk
mengubah besaran tekanan menjadi besaran listrik yang dapat dibaca oleh
mikrokontroler maka diperlukan modul strain gauge berupa modular HX711.
Port clock pada HX711 dihungkan ke port A2 karena sinyal yang dihasilkan
clocking pada HX711 berupa sinyal analog sehingga diperlukan ADC untuk
mengubahnya menjadi sinyal digital agar dapat dibaca oleh mikrokontroler begitu
juga berlaku pada port D0 HX711 dengan port A3. Rangkaian antarmuka sensor
load cell beserta modular HX711 dengan mikrokontroler Atmega328P dapat dilihat
pada Gambar 3.7.
3.1.7 Desain Denah, Flowchart Cara Kerja, dan Cover Sistem Robot
Kontainer berbasis Line Follower
Sistem robotik kontainer berbasis line follower dirancang untuk di
implementasikan pada Rumah Sakit UNTAN dari lokasi gudang ke apoteker
maupun sebaliknya. Sistem robotik ini dirancang dalam bentuk prototype dengan
Rumah Sakit UNTAN yang akan dilakukan penskalaan sesuai ukuran robot. Desain
Denah, dan Cover sistem robot kontainer berbasis line follower dengan tinggi 30cm
dan terintegrasi dengan mikrokontroler, sensor, baterai, dan peralatan pendukung
lainnya diletakkan di dalam robot berukuran 20cm x 20cm. Desain denah, flowchart
cara kerja, dan cover sistem robot kontainer berbasis line follower dapat dilihat pada
Gambar 3.10; 3.11; 3.12; 3.13.
a-n = 10,5 cm 20 FEBRUARI 2023
1:10
Gambar 3.10 Desain denah Rumah Sakit Untan Tahun 2023 (Skala 1:10)
(Sumber: Dokumen Pribadi
III-10
Gambar 3.11 Flowchart cara kerja Robot
(Sumber:Dokumen Pribadi)
III-11
20 cm
32.5 cm
III-12
18 cm
20 cm
Gambar 3.13 Desain cover robot tampak samping
(Sumber: Dokumen Pribadi)
III-13
III-14
47 duration=pulseIn(echoPin3,HIGH);
48 return duration / 29 / 2;
49 //motor bergerak secara logika diatas
50 void stop(){
51 analogWrite(motor_l1, 0);
52 analogWrite(motor_l2, 0);
53 analogWrite(motor_r1, 0);
54 analogWrite(motor_r2, 0);
55
56 void forward(){
57 analogWrite(motor_l1, speed);
58 analogWrite(motor_l2, 0);
59 analogWrite(motor_r1, 0);
60 analogWrite(motor_r2, speed);
61
62 void backward(){
63 analogWrite(motor_l1, 0);
64 analogWrite(motor_l2, speed);
65 analogWrite(motor_r1, speed);
66 analogWrite(motor_r2, 0);
67
68 void turnRight(){
69 analogWrite(motor_l1, 0);
70 analogWrite(motor_l2, speed);
71 analogWrite(motor_r1, 0);
72 analogWrite(motor_r2, speed);
73
74 void turnLeft(){
75 analogWrite(motor_l1, speed);
76 analogWrite(motor_l2, 0);
77 analogWrite(motor_r1, speed);
78 analogWrite(motor_r2, 0);
79
80 delay(500); //data lokasi dikirim ke blynk
81 Serial.print("gudang/apotek");
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISIS
IV-1
IV-2
Gambar 4.2 Pengujian, dan pengambilan data tegangan input baterai pada board
Arduino Uno
(Sumber: Dokumen Pribadi)
IV-3
Pengukuran yang didapatkan pada pin 5VDC yaitu 4,96VDC, dan pada pin
3,3VDC yaitu 3,27 VDC. Dari hasil pengukuran tersebut dapat dilakukan
perhitungan persentase kesalahan antara tegangan keluaran yang diinginkan dengan
tegangan keluaran yang diukur.
Persentase kesalahan antara tegangan seharusnya dengan tegangan terukur pada
pin 5VDC dengan menggunakan persamaan 3.1 adalah:
E ,GH
Maka, = 100%
E
= 0,8 %
Persentase kesalahan antara tegangan seharusnya dengan tegangan terukur pada
pin 3,3VDC dengan menggunakan persamaan 3.1 adalah:
, , I
Maka, = ,
100%
= 0,91 %
Tabel 4.1 Hasil uji tegangan input baterai pada board Arduino Uno
Pin Vs Vt %Error
5 VDC 5 4,96 0,8%
3,3 VDC 3,3 3,27 0,91%
kiri, belok kanan, belok 45⁰ ke kiri, belok 45⁰ ke kanan dengan baik atau tidak untuk
mendapatkan arah gerak robot. Kegiatan pengujian dan hasil uji dari driver motor
terhadap motor DC dapat dilihat pada Gambar 4.3 dan Tabel 4.2
Gambar 4.3 Pengujian, dan pengambilan data input driver ICL298N terhadap
Motor DC
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Tabel 4.2 Hasil uji input driver motor ICL298N terhadap Motor DC
Parameter Keterangan
Motor A Input Motor B Input PWM A PWM B Arah
0 1 1 0 1 1 Maju
1 0 0 1 1 1 Mundur
0 1 0 1 1 1 Kiri
0 1 0 1 1 0 Kiri 45º
1 0 1 0 1 1 Kanan
1 0 1 0 0 1 Kanan 45º
0 0 0 0 0 0 Berhenti
1 1 1 1 1 1 Berhenti
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil uji input driver motor ICL298N
terhadap Motor DC dapat terhubung dengan sangat baik dikarenakan input dari
driver yang mendapat perintah program dari mikrokontroler dapat menggerakkan
motor sesuai arah yang diinginkan sehingga robot dapat maju dengan input arus
IV-5
normal; mundur dengan input arus yang dibalikkan; belok kiri kanan dengan tidak
memberikan input arus pada salah satu roda; serta belok kiri kanan 45 º dengan
memainkan input PWM pada salah satu roda.
Sensor ini digunakan untuk mendeteksi garis yang dijadikan sebagai alur
jalan robot kontainer, digunakan 3 buah sensor garis TCRT5000 pada desain
rancangan robot kontainer ini yang diletakkan pada bawah kerangka robot untuk
mendeteksi garis yang digunakan sebagai jalan.
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa hasil uji sensor TCRT5000 terhadap gerak
pada robot sangatlah baik dikarenakan sensor dapat bekerja secara reflektif untuk
mendapatkan bias antar inframerah dan photodiode sehingga logika biner sesuai
dengan input untuk menggerakkan motor. Pada saat sensor tengah berada pada jalur
garis hitam maka terjadi bias pada sensor dan input logikanya yaitu LOW atau 0
sehingga robot dapat berjalan maju, mengikuti langkah pada program robot saat
mendeteksi tidak adanya bias pada ketiga sensor tersebut dengan input logika
HIGH atau 1 semua dengan posisi robot berjalan maju.
IV-6
Tabel 4.3 Hasil uji sensor TCRT5000 terhadap gerak pada robot
Parameter Keterangan
Sensor Kiri (1) Sensor Tengah (2) Sensor Kanan (3) Arah Robot
1 0 1 Maju
1 1 1 Maju
0 1 1 Kanan
0 0 1 Kanan
1 1 0 Kiri
1 0 0 Kiri
0 0 0 Berhenti
Sebaliknya ketika sensor kiri maupun sensor kiri dan tengah bersamaan
terjadi bias logika akan menjadi LOW atau 0 dengan posisi gerak robot akan kearah
kanan, begitu juga sebaliknya ketika sensor kanan maupun sensor kiri dan tengah
bersamaan terjadi bias logika akan menjadi LOW atau 0 dengan posisi gerak robot
kearah kiri, dan jika ketiga sensor bersamaan terjadi bias maka logika input akan
menjadi HIGH atau 1 semua maka posisi robot akan berhenti.
Sehingga dilakukan perhitungan rata-rata selisih jarak sensor dengan jarak benda
sebagai berikut :
1,59
Maka, x̄ =
10
= 0,159 cm
Berdasarkan perhitungan angka selisih jarak rata-rata pembacaan sensor
ultrasonic hanya 0,159 cm dari jarak asli benda dengan persentase error sebesar
IV-8
0,748 % yang masih termasuk dalam jarak toleransi, sehingga sensor ultrasonic
bekerja dengan baik.
Jarak Benda
Tabel 4.5 Hasil uji sensor ultrasonic ketika robot sedang beroperasi
Parameter Keterangan
Jarak Robot
Ultrasonic 1 Ultrasonic 2 Ultrasonic 3
Objek - Robot Berhenti
>3 cm >3 cm >3 cm 0 cm Tidak
<3 cm >3 cm >3 cm 2,8 cm Ya
>3 cm <3 cm >3 cm 2,6 cm Ya
>3 cm >3 cm <3 cm 1,4 cm Ya
>3cm >3 cm >3 cm 0 cm Ya
>3cm >3cm <3cm 0.9 cm Ya
0
0 2.8 2.6 1.4 0 0.9 0
Jarak Objek-Robot
Tabel 4.5 dan Gambar 4.8 menunjukkan bahwa sensor ultrasonic 1, 2, dan
3 yang telah dirancang sesuai perintah program yaitu menghentikan gerak robot
ketika adanya obstacle/halangan dengan jarak 3cm disekitar robot, maka dilihat
ketika ketiga sensor mendeteksi tidak adanya objek disekitar maka sistem berjalan
dengan normal, ketika salah satu dari ketiga sensor mendeteksi adanya objek >3cm
maka sistem robot akan berhenti, terdapat beberapa kali sampling dan adanya
ketidaksinkronan sensor ultrasonic ke 3 dimana respon dari jarak objek <2cm, serta
terdapat juga sampling sensor ultrasonic tidak mendeteksi adanya objek sehingga
sistem tetap bergerak. Lambatnya beberapa sampling respon dan error pada sensor
IV-10
4.5 Pengujian Sensor Berat (Load Cell) Terhadap Respon Beban Sebagai
Pemicu Gerak Pada Robot
Pengujian sensor berat (load cell) pada robot bertujuan untuk menjadi
operasional sistem robot ketika membawa beban ketempat tujuan, sensor berat
diimplementasikan sebagai beban pemicu gerak otomatis dan over load beban pada
sistem robot.
Pengujian dibagi menjadi dua tahapan, pertama pengujian untuk
mendapatkan tingkat akurasi sensor berat (load cell) tersendiri dengan cara
mengkalibrasi dan menggunakan timbangan pembanding, sehingga didapatkan
toleransi persentase kegagalan yang dapat dijadikan analisis untuk pengujian kedua.
Gambar 4.9 Pengujian pembacaan sensor berat (load cell) dengan mengkalibrasi
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Tabel 4.6 Hasil uji dan pembacaan sensor berat (load cell) dengan mengkalibrasi
Timbangan Hasil pengukuran load cell (gram) Selisih
pembanding rata – rata % error
Ke-1 Ke-2 Ke-3
(gram) (gram)
0 0 0 0 0 0
100 98 100 98 1,33 1,330%
200 200 199 200 0,33 0,165%
300 298 299 301 0,67 0,230%
400 401 400 400 -0,33 -0,082%
500 500 500 503 -1,00 -0,200%
600 599 602 604 -1,67 -0,278%
700 704 702 699 -1,67 -0,238%
800 799 802 807 -2,67 -0,334%
900 900 903 904 -2,33 -0,259%
1000 998 1006 1003 -2,33 -0,233%
Rata – Rata % error 0,101 %
1.2
1
%error
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
Timbangan Pembanding (gram)
0,101%
Maka, x̄ =
11
= 0,92 %
Berdasarkan perhitungan rata- rata tingkat kesalahan pembacaan sensor
berat (load cell) hanya 0,92% dari pembanding timbangan tipe MS-K07 yang
kurang dari 1% masih termasuk dalam jarak toleransi, sehingga sensor berat (load
cell) bekerja dengan baik. Persentase error dari pengukuran tersebut terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya adanya desain mekanik sensor yang
hanya terdiri dari satu sensor atau juga dimungkinkan kesalahan yang terjadi
disebabkan oleh tingkat ketelitian timbangan pembanding MS-K07 yang memiliki
nilai ketelitian toleransi 1 gram.
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa sensor berat (load cell) yang telah dirancang
mampu mengukur berat beban dan memberikan tindakan operasional sesuai
pemograman pada board Arduino Uno. Pemograman yang dilakukan yaitu pertama
beban harus kurang dari satu (<1) kilogram dan lebih dari nol (>0) gram kemudian
sistem robot akan bergerak. Sistem robot ini dirancang dengan beban maksimum
yang ditentukan sebesar 1 Kg. Pada tabel ditunjukkan bahwa sistem robot tidak
mendeteksi adanya beban ketika berat beban berada dibawah 10gram, dan ketika
beban berada diatas 10 gram hingga 869 gram sistem mendeteksi adanya beban dan
memicu geraknya sistem robot untuk beroperasi, kemudian saat beban berada
mendekati 1 Kg yaitu 989 gram sistem robot mendeteksi adanya overload atau
kelebihan beban sehingga tidak memicu adanya pergerakan sistem robot.
Tabel 4.7 Hasil uji respon beban sebagai pemicu gerak robot
Timbangan pembanding Keterangan
(gram) Pemicu Gerak Tidak Ada Beban Overload
4 Tidak Ya Tidak
10 Tidak Ya Tidak
29 Ya Tidak Tidak
143 Ya Tidak Tidak
327 Ya Tidak Tidak
526 Ya Tidak Tidak
620 Ya Tidak Tidak
704 Ya Tidak Tidak
869 Ya Tidak Tidak
989 Tidak Tidak Ya
1000 Tidak Tidak Ya
Tabel 4.8 Pengujian jarak dan sensitivitas laju respon sensor RFID
Percobaan Ke- Waktu Respon (Sec)
Jarak (cm)
1 2 3 1 2 3
0 Ya Ya Ya 0,27 0,30 0,28
3.5
3 Uji 1
2.5
Uji 2
2
1.5 Uji 3
1
0.5
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jarak (cm)
Gambar 4.13 Grafik persentase error jarak sensitivitas laju respon sensor RFID
(Sumber: Dokumen Pribadi)
= 3,57 %
IV-16
Dapat dilihat pengujian pembacaan tag kartu dengan jarak sensor RFID
dapat membaca dengan baik sampai jarak 4 cm secara baik, sedangkan pengujian
pada jarak 5 cm sampai dengan 6 cm pembacaan tidak beraturan, dari pengujian
tersebut dapat dilihat bahwa tag kartu terhadap sensor RFID dapat dibaca sampai
dengan jarak 4 cm dengan persentase keberhasilan 100% dan bila jarak ditambah
lagi antara tag kartu dengan sensor RFID, maka pembacaaan tag kartu tidak bekerja
dengan baik pada jarak ±5 cm sampai ±6 cm, bahkan pada jarak ±7 cm sampai
dengan ±10 cm tag kartu tidak terbaca sama sekali oleh sensor RFID.
Pengujian kedua dilakukan ketika sensor RFID menjadi sistem
pengalamatan robot dan menggunakan menggunakan tag kartu yang ditempel
disamping garis alur robot yang menunjukkan bahwa posisi robot sudah berada
digudang maupun diapotek untuk menghentikan gerak robot disertai dengan bunyi
buzzer dengan delay 5 detik melalui pemograman pada board Arduino Uno.
Apotek Gudang
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa sensor RFID yang telah dirancang pada
bagian bawah robot dengan tag kartu yang menjadi pengalamatan gudang maupun
apotek tidak terlalu efisien. Pemograman yang ditanamkan di board Arduino Uno
yaitu saat posisi robot mencapai tag kartu yang tertempel sebagai alamat gudang
maupun apotek disamping jalur garis yang ditentukan, maka sensor RFID akan
mendeteksi tag kartu dan robot akan berhenti selama 5 detik dengan asumsi waktu
untuk mengisi beban dan mengosongkan beban pada load cell. Pembacaan sensor
menjadi tidak tepat dan kurang efisien dikarenakan gerakan dan pembacaan sensor
garis pada jalur yang dibuat bergerak dinamis sehingga membuat beberapa titik
pengalamatan tidak terbaca sesuai dengan hasil di tabel.
Tabel 4.10 Hasil uji pengukuran tingkat kebisingan rancangan prototype robot
Tingkat Kebisingan Robot Ketika Sedang Beroperasi
Tingkat
Jarak
Kebisingan
Alat Ukur –
Tingkat Sesuai
Lokasi Robot Denah
Kebisingan (dBA) Ambang
Maket 1:70
Batas
(cm)
(dBA)
Koridor 10 69,2 45
Farmasi 15 64,3 45
Gudang 15 64,1 65
Poliklinik 20 62 65
Radiologi 30 61,1 40
Ruang Dokter
30 60,2 45
Radiologi
Laboratorium 45 58,4 65
Tangga 50 57,7 65
IV-19
40
30
20
10
0
69,2 64,3 64,1 62 61,1 60,2 58,4 57,7
Berdasarkan hasil uji dan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa
rancangan prototype robot kontainer ini memiliki persentase error yang cukup
tinggi yaitu sebagai berikut
5
Maka, % 77<7 = 100%
8
= 62,5%
Sehingga didapatkan 62,5% persentase error pada tingkat kebisingan
mengacu dengan ambang batas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2019,
maka dapat disimpulkan bahwa rancangan prototype robot tidak ramah terhadap
tingkat kebisingan dikarenakan bunyi motor DC yang sangat berisik sehingga untuk
pengimplementasian secara langsung dapat mengganti motor DC yang digunakan
sekarang dengan motor DC tipe ET-PGM 36 ventilator motor, dikarenakan gearbox
pada motor DC dengan tipe ini menggunakan konsep ventilator dan dapat
dilakukannya maintenance dengan memberikan pelumas pada gear sehingga motor
tidak berbunyi melebih batas ambang tingkat kebisingan pada rumah sakit.
diskalakan dengan jarak tempuh asli sistem robot dari gudang ke apotek maupun
sebaliknya berdasarkan denah asli yaitu ±105 m dengan skala 1:70, dengan kata
lain jarak tempuh robot prototype pada maket 1 meter mewakili 70 meter pada jarak
asli tempuh rumah sakit, maka total jarak tempuh robot prototype untuk mencapai
jarak asli ±105 m dengan penskalaan 1:70 yaitu 1,5 meter pada maket rumah sakit
yang telah dibuat.
Perancangan maket rumah sakit dapat dilihat pada Gambar 4.16, penskalaan
dilakukan untuk mendapatkan data respon masing-masing sensor pada sistem robot,
pemakaian baterai yang akan dikalkulasikan untuk mendapatkan data dan perkiraan
perancangan, sensor, maupun baterai keseluruh sistem yang akan
diimplementasikan secara langsung di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura.
Gambar 4.17 Denah maket Rumah Sakit Universitas Tanjungpura dengan Skala 1:70
IV-21
IV-22
Perancangan maket yang dilakukan hanya fokus terhadap jarak tempuh, alur
dengan tanjakan, dan pendataan respon masing-masing sensor, tanpa
memperhatikan skala ruangan, dan pintu yang ditiadakan dikarenakan rancangan
robot dan sensor garis yang tidak bisa mendeteksi garis dikarenakan perubahan arah
atau tikungan yang terlalu tajam sehingga robot tidak bisa bermanuver.
Tabel 4.11 Hasil uji putaran ke – 1 secara keseluruhan perancangan prototype sistem robot
pada maket Rumah Sakit dengan skala 1:70
Waktu Tempuh
&
Pembacaan Pengalamatan
Pemicu
Beban Putaran ke -1
Gerak
(gram)
Robot
Apotek ke Gudang Gudang ke Apotek
Tabel 4.12 Hasil uji putaran ke – 2 secara keseluruhan perancangan prototype sistem robot
pada maket Rumah Sakit dengan skala 1:70
Waktu Tempuh
&
Pembacaan Pengalamatan
Pemicu
Beban Putaran ke - 2
Gerak
(gram)
Robot
Apotek ke Gudang Gudang ke Apotek
Waktu Tempuh
&
Pembacaan Pengalamatan
Pemicu
Beban Putaran ke - 2
Gerak
(gram)
Robot
Apotek ke Gudang Gudang ke Apotek
Tabel 4.13 Hasil uji putaran ke – 3 secara keseluruhan perancangan prototype sistem robot
pada maket Rumah Sakit dengan skala 1:70
Waktu Tempuh
&
Pembacaan Pengalamatan
Pemicu
Beban Putaran ke - 3
Gerak
(gram)
Robot
Apotek ke Gudang Gudang ke Apotek
Berdasarkan Tabel 4.10; 4.11; dan 4.12 dengan beban konstan yang sudah
dikalibrasikan dengan timbangan pembanding tipe MS-K07, dapat dilihat dalam
beberapa putaran terjadi penambahan waktu signifikan yang bersifat eksponensial
IV-24
yaitu terus bertambah, hal ini disebabkan daya baterai yang melemah disetiap
putaran yang ditempuh oleh sistem robot.
Baterai yang digunakan untuk pengimplementasian secara langsung di
rumah sakit akan dilakukan kalkulasi baterai, maka dilakukan pengujian
menggunakan 2 sampling pada sistem robot tanpa adanya beban, dan adanya beban
500 gram, kemudian ditanamkan program untuk mengabaikan pengalamatan
apotek dan gudang sehingga robot akan berjalan terus menerus hingga daya baterai
yang digunakan habis.
Monster Moto Shield driver yang dapat dilihat secara spesifik pada sub-bab 2.13,
dikarenakan driver tipe ini menunjang penggunaan Ventilator Motor yang
memerlukan arus kontinyu yang lebih besar.
Berdasarkan motor DC yang digunakan pada prototype sistem robot ini
yaitu dengan kecepatan motor 1 – 110 RPM, dan torsi maksimal motor sebesar
3Kg.cm, maka dengan pembandingan motor DC yang disarankan dengan tipe DC
ET-PGM36 Ventilator Motor dengan kecepatan motor 1 – 15000 RPM, dan torsi
maksimal 50Kg.cm, maka beban maksimal yang dapat ditampung bisa mencapai
30kg dan lebih maksimal jika perancangan sistem robot antara kerangka robot
dengan motor DC dan roda dapat dipasang sebuah sistem per atau shock breaker.
Berdasarkan Tabel 4.10; 4.11; dan 4.12 dapat dilihat bahwa pembacaan
pengalamatan pada sensor Radio Frequency Identification (RFID) dengan tag kartu
yang ditempelkan sebagai alamat gudang atau apotek sangatlah tidak konsisten dan
tidak efisien, dikarenakan saat sensor RFID tidak mendeteksi kartu maka sistem
robot tidak bisa berhenti pada tempat yang diinginkan yaitu gudang atau apotek,
hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu gerak sistem robot yang dinamis
dikarenakan pembacaan pada sensor garis sehingga pembacaan menjadi terganggu,
desain dan penempatan sensor RFID di kerangka robot dengan jarak tag kartu harus
sangat dekat, ketidaksensitivitasnya serta respon sensor RFID yang tidak efisien,
dan delay yang terjadi pada board Arduino Uno.
Pengimplementasian secara langsung pada rumah sakit dapat digunakan
sensor RFID yang sama dengan kombinasi satu sensor tambahan yaitu sensor
kompas dengan tipe GY-26 USART yang secara spesifik dapat dilihat pada sub-
bab 2.12.
Dengan adanya tambahan sensor kompas maka arah robot dapat
berorientasi pada posisional teleskop, antena dengan sistem navigasi sehingga dapat
diprogram ketika sensor garis TCRT5000 melenceng dan tidak mengikuti garis, dan
RFID tidak mendeteksi pengalamatan, maka sensor kompas bisa menjadi backup
sistem yang baik dan akan melakukan navigasi robot kearah yang diinginkan.
IV-27
disertai dengan sistematis cara kerja sistem robot tersebut, untuk mendapatkan
kehandalan, efisiensi sehingga mendapatkan mobilitas yang diinginkan. Standard
operating procedure (SOP) pengoperasian sistem robot kontainer berbasis line
follower sebagai berikut:
1. Bahan-bahan obatan maupun peralatan medis yang dapat dibawa berupa
bahan yang bersifat kering dan tidak membawa bahan dengan jenis kimia
berbahaya (Chemical Hazard)
2. Menggunakan baterai atau sumber energi portable yang dapat diisi ulang
dengan maksimal tegangan kerja 12 VDC (Voltage Direct Current)
3. Menyalakan saklar dan meletakkan posisi robot berada pada garis jalur
yang telah dibuat
4. Sistem robot akan bergerak ketika kontainer terpicu beban, dan tidak
melebihi batas beban yang ditentukan yaitu 1Kg.
5. Sistem robot akan berhenti ketika sensor RFID mendeteksi tag kartu yang
telah dijadikan pengalamatan apotek maupun gudang.
6. Menurunkan beban dari kontainer dan operasi sistem robot telah selelasi,
kemudian matikan saklar.
lebih dari 40 desibel (dB) pada lingkungan rumah sakit, dan 35 desibel (dB) pada
bagian ruang rawat inap pasien. Sedangkan melalui peraturan Kementerian
Kesehatan RI, batas tingkat kebisingan bagi rumah sakit di Indonesia 45 dB pada
saat pasien tidak tidur dan tidak lebih dari 40 dB pada saat pasien tidur, ruang –
ruang lain tertentu juga memiliki tingkat batas bunyi seperti yang tercantum dalam
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang
persyaratan Kesehatan Rumah Sakit dengan batas waktu pemaparan maksimal 8
jam.
Prioritas pasien pada rumah sakit diatur melalui Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11/Permenkes/2017 tentang Keselamatan
Pasien, mengutip dari Nomor 11/Permenkes/2017 pasal 2 yang mengatur tentang
Keselamatan Pasien bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan fasilitas
pelayanan kesehatan melalui penerapan manajemen risiko dalam seluruh aspek
pelayanan yang disediakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan. Maka, Robot
prototype yang dirancang dalam memenuhi fasilitas pelayanan kesehatan dirumah
sakit harusnya bisa memiliki fleksibilitas yang tinggi dan mementingkan prioritas
pasien saat berada di ruang lingkup rumah sakit.
Pengimplementasian sistem robot kontainer secara langsung pada rumah
sakit tanjungpura dapat mengikuti data analisis yang telah disarankan pada sub -
bab sebelumnya mengenai penggunaan motor DC dengan tipe ET-PGM36
Ventilator Motor dikarenakan desain tipe motor DC berikut memiliki sistem
gearbox yang dapat dilakukan maintenance dengan cara mengubah posisi ventilator
pada gear dan memberikan pelumas pada gearbox sehingga tingkat kebisingan yang
dihasilkan motor tidak sama dengan prototype yang dibuat.
Dalam memenuhi prioritas pasien pada ruang lingkup rumah sakit dapat
mengikuti data analisis yang telah disarankan pada sub – bab sebelumnya yaitu
mengenai penggunaan kombinasi anatara sensor line follower TCRT5000 dengan
sensor kompas GY-26UART sehingga sistem robot dapat bergerak lebih fleksibel
mengikuti navigasi dan tidak kaku terhadap patokan garis jalur yang dibuat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian sistem robot kontainer berbasis line follower
sebagai solusi peningkatan mobilitas pelayanan di Rumah Sakit Universitas
Tanjungpura, maka dapat diberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Keseluruhan rancangan prototype sistem robot kontainer berbasis line
follower dapat dijadikan solusi peningkatan mobilitas pelayanan di rumah
sakit dengan menggunakan penskalaan yang tepat dan dengan variabel data
hasil pengujian bisa dikalkulasikan untuk mendapatkan jenis beserta tipe
komponen yang akan diimplementasikan langsung pada rumah sakit.
2. Dalam memenuhi K3 mengenai safety pasien, maka robot prototype yang
dirancang hanya dapat membawa bahan-bahan obatan maupun peralatan
medis yang dapat dibawa berupa bahan yang bersifat kering dan tidak
membawa bahan dengan jenis kimia berbahaya (Chemical Hazard).
3. Hasil pengujian dan pengukuran baterai berdasarkan jarak tempuh dapat
dikalkulasikan dengan baik, dari kapasitas 2,6Ah dengan beban pemakaian
±1,37Wh/meter jarak tempuh yang digunakan pada prototype didapatkan
data sebesar ±143,85Wh tanpa beban untuk mendapatkan jenis tipe sumber
daya yang akan dipakai untuk diimplementasikan secara langsung di rumah
sakit, yaitu 2 buah aki bertegangan 12VDC dan kapasitas 15Ah dengan
beban pemakaian total yang dapat dicapai sebesar ±180Wh/meter.
4. Hasil pengujian dan kalkulasi penggunaan torsi motor pada prototype robot
dengan bobot sebesar 753gram dengan kontainer tanpa terisi beban sebesar
2,6804Kg.cm, dan dikalkulasi pada skala real size didapatkan nilai torsi
yang diperlukan untuk membawa bobot robot sebesar 7,5Kg dengan
kontainer tanpa terisi beban sebesar 20,6804Kg.cm
5. Hasil pengujian dan pengukuran pada ambang batas tingkat kebisingan
didapatkan rata-rata persentase error sebesar 62,5% sehingga robot tidak
memenuhi ambang batas tingkat kebisingan.
V-1
V-2
6. Hasil pengujian dan pengukuran pada sensor garis TCRT5000 dan input
driver motor terhadap pergerakan motor DC sangatlah baik dan sesuai
perintah program input data sensor dengan arah gerak robot yang diinginkan
7. Hasil pengujian dan pengukuran semua komponen pada sistem robot
memiliki variabel kerja yang baik karena memiliki nilai persentase error
yang masih dalam jangkauan toleransi, seperti tegangan baterai pada
keluaran tegangan pada board Arduino Uno sebesar 0,8% untuk pin 5VDC,
dan 0,91% untuk pin 3,3VDC; pada sensor ultrasonic persentase error
sebesar 0,748%; pada sensor berat load cell persentase error sebesar 0,92%;
sensor RFID memiliki persentase error paling tinggi yaitu sebesar 3,57%
tetapi ketika saat berada dalam sistem perancangan robot sensor RFID
kurang sensitif dikarenakan pergerakan posisi robot yang dinamis, sehingga
sensor RFID masuk dalam kategori kurang layak digunakan.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk pengembangan sistem robot
kontainer berbasis line follower yang akan diimplementasikan secara langsung pada
rumah sakit adalah sebagai berikut:
1. Mengganti dari baterai Li-Ion dengan tegangan 11,1VDC, dan arus 2,6Ah
menjadi Aki dengan tegangan 12VDC, dan arus 15Ah
2. Mengganti motor DC dengan kecepatan motor 1 – 110 RPM, dan torsi
maksimal motor sebesar 3Kg.cm menjadi motor DC ET-PGM36 ventilator
motor dengan kecepatan motor 1 – 15000 RPM, dan torsi maksimal
50Kg.cm. Maka beban maksimal yang dapat ditampung bisa mencapai 30kg
menggunakan desain antar kerangka robot dengan motor DC dan roda dapat
dipasang sebuah sistem per atau shock breaker.
3. Mengganti driver motor ICL298N menjadi driver Monster Moto Shield
untuk menyesuaikan pergantian motor DC pada poin sebelumnya.
4. Mengubah desain posisi RFID yang terletak dibawah robot menjadi
disamping robot dan tag kartu berada pada lantai menjadi berada di dinding
yang akan dilewati robot sesuai pengalamatan Gudang maupun Apotek
V-3
Adella, A., Kamal, M. and Finawan, A. (2018) ‘Rancang Bangun Robot Mobile
Line Follower Pemindah Minuman Kaleng Berbasis Arduino’, 2(2).
Eni Isclawati, Usman and Makhrajani Majid (2020) ‘Analisis Penerapan Kebijakan
Kesehatan Spesifik Patient Safety Di Rsud Andi Makkasau Kota Parepare’,
Jurnal Ilmiah Manusia Dan Kesehatan, 3(3), pp. 315–322. doi:
10.31850/makes.v3i3.307.
Espressif Systems (2021) ‘ESP32 Series Datasheet’, Espressif Systems, pp. 1–65.
https://www.espressif.com/en/support/download/documents.%0Ahttps://
www.espressif.com/sites/default/files/documentation/esp32_datasheet_en
.pdf.
Gafi (2019) ‘Rancang Bangun Kendali Manual Dan Otomatis Pada Robot Skuter
Dengan Internet of Things’ Jurnal Teknik Elektro Universitas Tanjungpura,
5, pp.87-110.
Putro, E. Y. and Suryono (2017) ‘Rancang bangun sistem sensor nirkabel untuk
memantau kecepatan dan arah aliran’, Youngster Physics Journal, 6(1), pp.
32–39.
Rittenberry, R. (2017) ‘L298N Dual H-Bridge Motor Driver’, Data Sheet, 74(2), p.
24. Available at: http://www.handsontec.com/dataspecs/L298N Motor
Driver.pdf.
Sudimanto and Kevin (2020) ‘Perancangan Robot Pemindah Barang Berbasis Line
Follower’, TESLA: Jurnal Teknik Elektro, 22(1), p. 1. doi:
10.24912/tesla.v22i1.7807.
A-1
49 // Inisiasi Sensor RFID
50 MFRC522 mfrc522(10, 9);
51 long int last_card_read;
52 #define COMMANDS_LENGTH 4
53 char* Type[4]={"Beep&stop", "Beep&ignore"}
54 int Value[4]={5000, 4000};
55 char* CardID[4]={"12 14 B1 2F", "A3 EA 06 04"}; //Alamat tag kartu
56
57 void setup() {
58 Serial.begin(9600);
59
60 //setup loadcell
61 scale.set_scale();
62 scale.tare();
63
64 //setup SPI for RFID module
65 SPI.begin();
66 mfrc522.PCD_Init();
67
68 //setup semua pin
69 pinMode(LINESENSOR1, INPUT);
70 pinMode(LINESENSOR2, INPUT);
71 pinMode(LINESENSOR3, INPUT);
72 pinMode(ECHO_PIN, INPUT);
73 pinMode(BUZZER, OUTPUT);
74 pinMode(MOTOR1A, OUTPUT);
75 pinMode(MOTOR1B, OUTPUT);
76 pinMode(MOTOR2A, OUTPUT);
77 pinMode(MOTOR2B, OUTPUT);
78 pinMode(TRIGGER_PIN, OUTPUT);
79 }
80
81 void loop() {
82 readSensor_HCSR04();
83 LoadCell();
84 Serial.println(" ");
85 delay(10);
86
87 //Perintah program pembacaan sensor line follower
88 if(digitalRead(LINESENSOR1) == HIGH && digitalRead(LINESENSOR2) ==
89 LOW && digitalRead(LINESENSOR3) == HIGH && (GRAM > 10) && (GRAM <
90 1500) && (distance > 10)){
91 Forward();
92
93 }else if(digitalRead(LINESENSOR1) == HIGH && digitalRead(LINESENSOR2)
94 == HIGH && digitalRead(LINESENSOR3) == HIGH && (GRAM > 10) && (GRAM<
95 1500) && (distance > 10)){
96 Forward();
97 delay(20);
98
99 }else if(digitalRead(LINESENSOR1) == LOW && digitalRead(LINESENSOR2)
100 == HIGH && digitalRead(LINESENSOR3) == HIGH && (GRAM > 10) && (GRAM <
101 1500) && (distance > 10)){
A-2
102 Right();
103 delay(20);
104
105 }else if(digitalRead(LINESENSOR1) == LOW && digitalRead(LINESENSOR2)
106 == LOW && digitalRead(LINESENSOR3) == HIGH && (GRAM > 10) && (GRAM <
107 1500) && (distance > 10)){
108 Right();
109 delay(20);
110
111 }else if(digitalRead(LINESENSOR1) == HIGH && digitalRead(LINESENSOR2)
112 == HIGH && digitalRead(LINESENSOR3) == LOW && (GRAM > 10) &&
113 (GRAM<1500) && (distance > 10)){
114 Left();
115 delay(20);
116
117 }else if(digitalRead(LINESENSOR1) == HIGH && digitalRead(LINESENSOR2)
118 == LOW && digitalRead(LINESENSOR3) == LOW && (GRAM > 10) && (GRAM <
119 1500) && (distance > 10)){
120 Left();
121 delay(20);
122
123 }else if(digitalRead(LINESENSOR1) == HIGH && digitalRead(LINESENSOR2)
124 == HIGH && digitalRead(LINESENSOR3) == HIGH && (GRAM > 10) && (GRAM <
125 1500) && (distance > 10)){
126 Backward();
127 delay(20);
128
129 }else if (distance < 10){
130 Stop();
131 delay(2000);
132
133 }else if (GRAM <= 10){
134 Stop();
135 delay(20);
136
137 }else if (GRAM > 1500){
138 Stop();
139 delay(20);
140 }
141
142 //Perintah program pembacaan sensor RFID
143 if(millis() - last_card_read >= MINIMUM_TIME_BETWEEN_CARDS){
144
145 if ( ! mfrc522.PICC_IsNewCardPresent()){
146 return;
147 }
148
149 if ( ! mfrc522.PICC_ReadCardSerial()) {
150 return;
151 }
152
153 String content= "";
154 for (byte i = 0; i < mfrc522.uid.size; i++) {
A-3
155 Serial.print(mfrc522.uid.uidByte[i] < 0x10 ? " 0" : " ");
156 Serial.print(mfrc522.uid.uidByte[i], HEX);
157 content.concat(String(mfrc522.uid.uidByte[i] < 0x10 ? " 0" : "
158 "));
159 content.concat(String(mfrc522.uid.uidByte[i], HEX));
160 }
161 content.toUpperCase();
162 content = content.substring(1);
163
164 for(int a = 0; a < COMMANDS_LENGTH; a++){
165 last_card_read = millis();
166
167 if(content == CardID[a]){
168 if(Type[a] == "Stop"){
169 Stop();
170 delay(Value[a]);
171
172 }else if(Type[a] == "Beep&stop"){
173 digitalWrite(BUZZER, HIGH);
174 Stop();
175 delay(Value[a]);
176 digitalWrite(BUZZER, LOW);
177
178 }else if(Type[a] == "Beep&ignore"){
179 Stop();
180 digitalWrite(BUZZER, HIGH);
181 delay(Value[a]);
182 digitalWrite(BUZZER, LOW);
183
184 }else if(Type[a] == "Ignore"){
185 }
186 }
187 }
188 }
189 }
190
191 //Perintah program motor untuk maju
192 void Forward(){
193 digitalWrite(MOTOR1A, HIGH);
194 analogWrite(MOTOR1B, 255 - MOTOR_SPEED);
195
196 digitalWrite(MOTOR2A, HIGH);
197 analogWrite(MOTOR2B, 255 - MOTOR_SPEED);
198 }
199
200 //Perintah program motor untuk mundur
201 void Backward(){
202 digitalWrite(MOTOR1A, LOW);
203 analogWrite(MOTOR1B, 255 - MOTOR_SPEED);
204
205 digitalWrite(MOTOR2A, LOW);
206 analogWrite(MOTOR2B, 255 - MOTOR_SPEED);
207 }
A-4
208 //Perintah motor untuk belok kiri
209 void Left(){
210 digitalWrite(MOTOR1A, LOW);
211 analogWrite(MOTOR1B, MOTOR_SPEED);
212
213 digitalWrite(MOTOR2A, HIGH);
214 analogWrite(MOTOR2B, 255 - MOTOR_SPEED);
215 }
216
217 //Perintah motor untuk belok kanan
218 void Right(){
219 digitalWrite(MOTOR1A, HIGH);
220 analogWrite(MOTOR1B, 255 - MOTOR_SPEED);
221
222 digitalWrite(MOTOR2A, LOW);
223 analogWrite(MOTOR2B, MOTOR_SPEED);
224 }
225
226 //Perintah motor untuk stop
227 void Stop(){
228 digitalWrite(MOTOR1A, LOW);
229 digitalWrite(MOTOR1B, LOW);
230
231 digitalWrite(MOTOR2A, LOW);
232 digitalWrite(MOTOR2B, LOW);
233 }
234
235 //Perintah program untuk sensor ultrasonic
236 void readSensor_HCSR04() {
237 digitalWrite(TRIGGER_PIN, LOW);
238 delayMicroseconds(2);
239 digitalWrite(TRIGGER_PIN, HIGH);
240 delayMicroseconds(10);
241 digitalWrite(TRIGGER_PIN, LOW);
242 duration = pulseIn(ECHO_PIN, HIGH);
243 distance = (duration / 2) / 28.5;
244 Serial.print("Sensor 1 = ");
245 Serial.print(distance);
246 Serial.println(" cm");
247 }
248 //Perintah program untuk load cell
249 void LoadCell() {
250 scale.set_scale(calibration_factor);
251 GRAM = scale.get_units(), 4;
252 Serial.println(GR
A-5
LAMPIRAN B
FOTO LOKASI PENELITIAN DAN PENGAMBILAN DATA
B-1
LAMPIRAN C
FOTO LOKASI SEBAGAI ACUAN REFERENSI PENELITIAN
C-1
Gudang Rumah Sakit Pendidikan Universitas Tanjungpura
C-2