com
5-6 minutes
Apa Itu Politik Isolasi? menjadi topic yang akan kita bahas pada kesempatan ini, politik
isolasi merupakan istilah yang digunakan untuk mengambarkan kondisi atau keadaan dimana
sebuah Negara menutup diri dari bangsa lain. Dalam sejarahnya politik isolasi pernah
diterapkan di Negara Jepang. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya ancaman dari bangsa-
bangsa eropa yang melakukan perdagangan di Jepang. Keberadaan bangsa Eropa
dikhawatirkan akan menimbulkan kolonialisme dan imperialisme di Jepang.
Hal tersebutlah yang kemudian mendasari pemerintah Jepang memutuskan untuk mengusir
bangsa eropa tersebut dan menutup diri dari masuknya bangsa asing ke wilayah jepang.
Dalam bahasa Jepang istilah politik isolasi dikenal sebagai Sakoku ( 鎖 国 ) harfiah: negara
terkunci / negara terantai) adalah kebijakan luar negeri Jepang, yang mengatur bahwa orang
asing yang tidak diizinkan memasuki Jepang maupun warga Jepang tidak diizinkan
meninggalkan Jepang sebagaimana apa itu politik terbuka .
Bagi mereka yang melanggar aturan ini akan diberikan hukuman mati. Kebijakan tersebut
ditetapkan ketika Keshogunan Tokugawa berada di bawah pimpinan Tokugawa Iemitsu,
melalui sejumlah dekret dan kebijakan yang dikeluarkan pada periode 1633-1639 seperti juga
contoh pelanggaran norma sosial. Kebijakan tersebut tetap berlaku sampai dengan
kedatangan Komodor Matthew Perry tahun 1853 dan pembukaan Jepang. Namun, warga
Jepang masih dilarang meninggalkan Jepang sehingga berlakunya Restorasi Meiji (1868).
Secara detail yang melatarbelakangi berlakunya politik isolasi ini adalah dipicu masalah
agama. Selain itu adanya kekhawatiran akan imperialisme Eropa juga merupakan faktor yang
menentukan. Misi pelayaran Portugis adalah Gold, Gospel, Glory atau mencari kekayaan,
penyebaran agama dan mencari kejayaan. Adalah suatu hal yang tak mungkin, ketika proses
penyebaran Kristen di Jepang tersebut, tanpa diikuti tujuan–tujuan imperialisme karena dapat
dikatakan ketiga misi ini adalah satu paket sebagaimana contoh pelanggaran nilai nilai
Pancasila.
Faktor inilah yang pertama dilihat oleh Toyotomi Hideyoshi sebagai sesuatu yang akan
membahayakan, hingga dialah penguasa pertama di Jepang yang melarang penyebaran agama
Kristen. Masyarakat Jepang pada saat itu yang sangat terikat dalam sistem feodalisme, kurang
mempunyai rasa memiliki akan tanah air Jepang sebagaimana hukuman bagi pelanggaran
ham ringan. Stratifikasi sosial yang ketat membuat mereka berpikir bahwa hanya kelas teratas
(Samurai) yang berhak merasa memiliki Jepang dan membelanya ketika bahaya terjadi.
Nasionalisme mereka pun kurang teruji, karena sejak dulu belum pernah ada negara lain yang
mengadakan kontak dengan Jepang. Bahkan sebagian besar kebudayaan Jepang berasal dari
negara lain terutama China. Pendek kata, Jepang pada saat itu belum sadar akan ke
Jepangannya. Karena hal itulah, dikhawatirkan jika imperialisme masuk ke Jepang, maka
Jepang akan sangat cepat dikuasai.
[AdSense-B]
Adapun salah satu nilai plus dari diterapkannya politik isolasi adalah kesempatan yang besar
bagi pemerintahan Jepang untuk memperbaiki pola pikir masyarakat. Dapat dikatakan bahwa
masa Sakoku adalah masa Jepang menjadi kepompong. Dalam masa Sakoku masyarakat
Jepang banyak belajar memahamai bangsanya sendiri dan bangsa lain. Negara yang tertutup
menghasilkan kondisi yang kondusif untuk membangun nasionalisme masyarakat, bahkan
pada saat itu materi tentang nasionalisme dimasukkan dalam sistem pendidikan
[AdSense-C]
Kaisar (Tenno) hanya sebagai kepala negara dan tidak memegang pemerintahan
Pemerintahan negara diserahkan kepada Shogun
Tiap daerah dipegang oleh seorang daimyo
Daimyo diberi hak mempunyai tentara sendiri-sendiri yang disebut Samurai
Politik isolasi berakhir setelah Jepang dibuka oleh Commodore Perry pada tanggal 30 Maret
1854 berdasarkan Perjanjian Shimoda. Sebab-sebab Jepang dibuka oleh Commodore Perry:
Itulah tadi, Apa Itu Politik Isolasi ? dan penjelasan singkatnya. Semoga dapt bermanfaat.
https://hukamnas.com/apa-itu-politik-isolasi