Di kedua negara tersebut, Raja (pada Thailand) dan Kaisar (pada Jepang) merupakan kepala negara, serta kepala pemerintahan keduanya dipegang oleh Perdana Menteri.
Pemakaian sistem monarki konstitusional dalam kedua negara tersebut adalah: Monarki merupakan kelanjutan dari bentuk kerajaan yang sebelumnya dipakai oleh negara tersebut. Thailand telah memulai sistem ini sejak tahun 1351 M, di mana raja Ramathibodi I mendirikan kerajaan Ayutthaya yang menjadi cikal bakal Thailand modern. Sedangkan Jepang telah memulai sistem ini sejak reformasi Taika pada tahun 646 M, di mana Yamato mengangkat dirinya sebagai kaisar (tenno) pertama di Jepang. Penggunaan konstitusi diberlakukan kemudian di Jepang pada 1889, yang kemudian diamandemen pada 3 Mei 1947 . Sedang Thailand membentuk konstitusinya pada tahun 1932, yang diperkenalkan melalui serangkaian kudeta dalam negeri. Konstitusi ini kemudian diubah kembali pada tahun 1997, dan dijalankan hingga sekarang.
Namun demikian, meskipun sama-sama memakai sistem monarki konstitusional, namun apa yang terjadi dibalik penggunaan sistem tersebut di Thailand dan di Jepang sungguh berbeda,
Di Jepang.
Konstitusi yang dibentuk pertama kali pada 1889 dengan nama Konstitusi Meiji, beberapa isinya antara lain adalah memposisikan kaisar dalam posisi tertinggi di pemerintahan, selain itu memberinya otoritas untuk menyatakan perang, menyatakan damai, memutuskan kesepakatan, memimpin militer, serta membentuk segala aturan dan hukum. Kemudian setelah melalui petualangan perang dunia ke-2, Jepang harus takluk dihadapan Amerika Serikat. Pada masa inilah, melalui desakan AS sebagai pemenang perang, Jepang diperkenalkan konstitusi baru (1947) yang dipakai hingga sekarang, di mana konstitusi ini mengebiri kekaisaran dan militer mereka.
Di Thailand.
Pada tahun 1932, merespon kondisi perekonomian kerajaan yang moratmarit akibat ketidakbecusan kepemimpinan raja, sebuah kelompok pemberontakan kecil-kecilan (a small group of rebels) yang beranggotakan pelajar dan akademisi, dikenal sebagai The Promoters, menduduki pemerintahan Thailand dan memperkenalkan sistem konstitusi modern pada sang raja Thailand, Prajadiphok. Argumen the Promoters ini adalah Thailand (atau Siam pada masa itu) bahwa sistem kerajaan sendiri tidak cukup efektif untuk mengatur Siam, akan tetapi masyarakat juga belum siap menerima sistem demokrasi murni sehingga mereka membutuhkan kerajaan untuk mengayomi rakyatnya. Selain itu, the Promoters juga berpendapat bahwa dalam masa transisi inilah, militer harus ikut mengambil kontrol terhadap negara. Inti dari teori inilah yang kemudian melegitimasi militer untuk berkali-kali mengadakan kudeta. Konstitusi ini bertahan hingga sekarang, dan diperbaharui pada 11 Oktober 1997 yang kemudian diberi nama Thailands 16th Constitution. Pembaharuan konstitusi ini mencoba menjauhkan militer dari pemerintahan.
Dapat Poin-Poinnya?
Dari asal muasal monarki konstitusional di kedua negara ini saja kita bisa menemukan beberapa poin
- Selanjutnya, konstitusi yang dipakai hingga sekarang, konstitusi 1947 merupakan konstitusi yang muncul akibat desakan Amerika Serikat. Munculnya pihak luar yang mampu mengatur Jepang hingga dalam hal konstitusi menggambarkan keterikatan dan ketergantungan yang amat sangat dari pihak tersebut. - Sebaliknya, konstitusi Thailand diperkenalkan oleh golongan pelajar dan akademisi, yang notabene berasal dari golongan rakyat biasa.
- Selanjutnya, konstitusi yang dipakai hingga sekarang, konstitusi 1997, merupakan konstitusi yang muncul dari desakan parlemen, dengan tujuan melemahkan militer yang kerap mengadakan kudeta negara.
Dan hasilnya..
Melalui sudut pandang kultur politik, kita bisa menilai perbedaan-perbedaan yang ada di kedua negara tersebut dalam pelaksanaan monarki konstitusional.
2. Aspek Proses
- Peran serta rakyat
Kesimpulan
Meski sistem yang dipakai sama-sama monarki konstitusional, ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi berbedanya praktek pelaksanaannya di berbagai negara, seperti Thailand dan Jepang. Faktor-faktor tersebut adalah:
a. Latar belakang pembentukan konstitusi b. Pengalaman rakyat terhadap kerajaannya c. Ada atau tidaknya pihak luar d. Kebanggaan dan dukungan rakyat terhadap kerajaan
acip. Peran raja dalm pemerintahan, kyknya g bertindak apa2 masalah pattani?? Prada..
Indra. Ketidakpercayaan terhadap kaisar??padahal khan masa PD, kaisar malah diboyong tentara ke luar,n mendapat redpon positif. Tidak adanya korelasi antara nasionalisme dengan kekaisaran.
RIDHO. Bagaimana hubungan antara masyarakat yang melek politik dengan kepatuhan terhadap kerajaannya. Kepercayaan rakyat terhadap kaisar pada konstitusi 1947. Abe. Mengapa jepang yang konstitusinya bentukan AS malah lebih maju daripada Thailand.