Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai salah satu negara yang terletak di wilayah Mainland di Kawasan Asia

Tenggara, membuat Thailand berbatasan langsung dengan beberapa negara lainnya

di Kawasan Asia Tenggara. Beberapa negara yang berbatasan langsung dengan

Thailand antara lain berbatasan dengan Laos dan Kamboja di timur, Myanmar di

barat, serta dengan Malaysia di sisi selatan. Gajah menjadi simbol dari negara

Thailand, Thailand menjadikan gajah sebagai simbol dikarenakan gajah memiliki

peranan penting bagi masyarakat Thailand dikarenakan menurut masyarakat

Thailand gajah merupakan hewan yang kuat serta berumur panjang. Alasan lainnya

yaitu dalam agama Buddha diceritakan bahwa pada malam kelahiran Sang Buddha,

ibunya bermimpi bertemu dengan seekor gajah putih dan memberinya bunga lotus.

Serta menurut sejarah pada tahun 1500-an gajah digunakan oleh tantara Thailand

sebagai kendaraan perang dalam melawan Burma, Malaysia dan Kerajaan Khmer.1

1
Anonim, 2018, Mengapa Gajah Dijadikan Simbol Negara Thailand?, Diakses dari
https://kumparan.com/@kumparantravel/mengapa-gajah-dijadikan-simbol-negara-thailand, Diakses pada tanggal
17 April 2018 pukul 08.54 WIB
Sebagai negara yang menganut sistem pemerintahan monarki konstitusional,

Thailand memiliki 2 figur pemimpin sekaligus yaitu seorang Raja sebagai kepala

negara dan Perdana Menteri sebagai kepala pemerintahan.2 Raja Maha

Vajiralongkorn merupakan raja Thailand saat ini, ia naik tahta semenjak ayahnya

yaitu Raja Bhumibol Adulyadej meninggal dunia pada tahun 2016.3 Dan jabatan

Perdana Menteri Thailand saat ini dipegang oleh Prayuth Chan-ocha yang telah

memegang jabatan perdana Menteri semenjak melakukan kudeta pada tahun 2014.4

Thailand adalah negara yang menganut sistem demokrasi yang tertuang dalam

Bab 1 ayat 2 konstitusi 2017 yang tertulis bahwa negara Thailand adalah negara

demokratis dan raja sebagai kepala negara. Meskipun Thailand merupakan negara

demokratis, namun kudeta oleh militer seakan menjadi hal yang melekat dalam

perjalan Thailand. Tercatat bahwa telah ada 11 kali pengambil alihan kekuasaan

yang dilakukan oleh kelompok militer yang diawali pada tahun 1932, namun salah

satu pakar Asia Tenggara dari Chiang Mai University yakni Paul Chamber

mengatakan bahwa upaya kudeta di Thailand telah terjadi sejak tahun 19125.

2 Eugenie Merieau, 2014, Yuristokrasi Thailand, Diakses dari: http://www.newmandala.org/thailands-juristocracy,


Diakses pada tanggal 17 April 2018 pukul 09.08 WIB
3 CNN, 2017, Setahun Raja Meninggal, Thailand Kembali Berduka, Diakses dari:

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20171013155707-106-248214/setahun-raja-meninggal-thailand-
kembali-berduka, pada tanggal 17 April 2018 pukul 09.12 WIB
4 VOA, 2017, Pemimpin Militer Thailand Janjikan Pemilu Akhir 2018, Diakses dari:

https://www.voaindonesia.com/a/pemimpin-militer-thailand-janjikan-pemilu-akhir-2018/4063903.html, pada
tanggal 17 April 2018 pukul 09.20 WIB
5 Detik, 2014, Thailand dan Sejarah Panjang 11 Kali Kudeta Militer, Diakses dari:

https://news.detik.com/internasional/2590861/thailand-dan-sejarah-panjang-11-kali-kudeta-militer, pada tanggal 17 April 2018


pukul 09.26 WIB
Berikut 11 momen kudeta militer yang pernah terjadi di Thailand:6

1. Tahun 1932

Ini adalah momen kudeta yang berdarah. Peristiwa yang juga dikenal sebagai

revolusi Siam tersebut adalah momen titik balik dalam sejarah Thailand.

Pelakunya adalah sekelompok anggota militer yang disebut sebagai 'four

musketeers' melengserkan raja Prajadhipok. Aksi ini membuat sistem monarki

absolut tidak berlaku lagi. Ke depannya, Thailand menjadi negara dengan

sistem monarki konstitusional.

2. Tahun 1933

Militer berusaha menggulingkan perdana menteri pertama Siam pasca peristiwa

1932, Phraya Manopakorn Nititada. Posisinya kemudian digantikan oleh

Phraya Phahon, selama lima tahun ke depan.

3. Tahun 1947

Militer Thailand kembali meggulingkan pemerintahan. Kali ini 'korbannya'

adalah laksamana muda Thawan Thamrongnawasawat, yang banyak tersangkut

skandal dan korupsi. Setelah kudeta, pemerintahan dipegang oleh Khuang

Aphaiwong, pendiri partai Demokrat Thailand.

6 Detik, 2014, Thailand dan Sejarah Panjang 11 Kali Kudeta Militer, Diakses dari:
https://news.detik.com/internasional/2590861/thailand-dan-sejarah-panjang-11-kali-kudeta-militer, pada tanggal 17 April 2018
pukul 09.26 WIB
4. Tahun 1951

Kudeta ini termasuk yang dilakukan 'diam-diam' karena terjadi saat raja

Bhumibol Adulyadej berada di Lausanne, Swiss. Kelompok militer kemudian

menunjuk panglima tertinggi Phibunsongkhram sebagai perdana menteri.

5. Tahun 1957

Pada tahun ini, Phibunsongkhram kembali terpilih sebagai perdana menteri.

Namun prosesnya diyakini penuh kecurangan. Protes pun terjadi. Massa

menggelar aksi demo di beberapa wilayah. Raja Bhumibol tak senang dengan

keadaan ini dan akhirnya terjadi kudeta oleh panglima Sarit Thanarat. Akhirnya

dipilihlah Pote Sarasin sebagai pelaksana tugas pemerintahan.

6. Tahun 1958

Pimpinan militer kala itu, Sarit, menggelar kudeta pada tahun 1998. Peristiwa

ini disebut-sebut sebagai era baru otoriter di Thailand.

7. Tahun 1971

Panglima tertinggi militer Thanom Kittikachorn melakukan kudeta atas

pemerintahannya sendiri dan membubarkan parlemen. Langkah ini dilakukan

untuk menekan kekuatan komunis yang berkembang saat itu.

8. Tahun 1976

Sempat gagal pada 8 bulan sebelumnya, militer Thailand akhirnya bisa

melakukan kudeta terhadap perdana menteri Seni Pramoj. Dalam siaran pers,

laksamana Sangad Chaloryu mendeklarasikan diri sebagai pemimpin badan

reformasi nasional Thailand yang bertugas mengatur UU di sana.


9. Tahun 1977

Perdana menteri Thanin Kraivichien hanya berkuasa selama satu tahun. Dia

dikudeta oleh militer yang dipimpin oleh laksamana Sangad Chalory. Dalam

prosesnya, kudeta ini memakan korban.

10. Tahun 1991

Perdana Menteri Chatichai Choonhavan tiba-tiba ditangkap militer saat dalam

perjalanan menemui raja Thailand. Kala itu, dia hendak meminta izin untuk

mengangkat seorang menteri pertahanan. Namun langkah ini dianggap sebagai

upaya menyaingi elite militer.

11. 19 September 2006

Militer membubarkan pemerintahan dan konstitusi tahun 1997 dicabut. Perdana

Menteri Thaksin Shinawatra saat itu sedang mengikuti acara di New York. Lalu

dia mendeklarasikan keadaan darurat di Bangkok.

12. 22 Mei 2014

Kepala Militer Thailand Prayut Chan-ocha mengumumkan kudeta militer

setelah berbulan-bulan terjadi kekisruhan dua kubu politik di Thailand.

1.2 Rumusan Masalah

Mengetahui terkait demokrasi dan pergantian rezim di Thailand.


BAB II

PEMBAHASAN

Democration vs Authoritarianism

Setiap negara tentu memiliki ciri khas dan perbedaan corak dalam melakukan

berbagai kegiatan Politik di dalam maupun luar negeri, keunikan dari cara suatu negara

dalam melakukan praktik-praktik politik disebut dengan Sistem Politik. Secara

keilmuan Sistem Politik merupakan suatu dogma yang digunakan oleh suatu negara

dalam mengambil, merumuskan, serta merespon berbagai tindakan politik yang

berhubungan ke dalam maupun keluar negeri.7 Secara umum sistem politik yang dianut

di dunia ada dua, yang dimana suatu kebijakan dapat diambil dikarnakan adanya

penyebaran kuasa kepada masyarakat dan ada juga kuasa terpusat dalam satu individu.

Sistem Politik yang tersebar ini sering sebagai sistem Democration yang

dimana memiliki ciri khas seperti kekuasaan tersebar kepada rakyat, Collective Value,

Kebebasan, dan Transparansi8. Para ahli dalam mendefenisikan Democration adalah

suau sistem politik yang dimana kekukasaan yang bersumber akan dari segala lapisan

masyarakat agar dalam mengambil keputusan dapat tercapainya kepentingan yang

kolektif.9 Negara yang menganut sistem politik demokrasi cenderung memiliki

pembagian ranah kerja yang sangat jelas untuk mengurangi tindakan intefrensi yang

dilakukan oleh badan pemerintahan satu dengan lainnya.

7 Eremenko, M. (2014). Political participation. Model by Verba in the EU and Russia, 1-6
8 Ibid.
9 Ibid.
Demokrasi sangat erat kaitannya dengan frase “Dari rakyat, untuk rakyat, dan

dijalankan oleh rakyat” dimana makna dalam kalimat tersebut berupa suatu upaya

dimana rakyat diberikan suatu kebebasan untuk menentukan dirinya sendiri.10

Demokrasi sendiri merupakan suatu pandangan yang muncul melihat bahwa

kekukasaan semestinya tidak dipegang hanya kepada kelompok tertentu saja demi

mengurangi terjadinya penyalahgunaan kekuasaan.11 Karnanya demokrasi lahir

sebagai bentuk alternatif yang ditawarkan untuk mengayomi seluruh lapisan

masyarakat yang ada di dalam suatu negara untuk ikut terlibat dalam pengambilan

keputusan yang sifatnya mempengaruhi banyak orang.

Sistem Politik yang memiliki kekuasaan terpusat sering dikenal dengan sistem

Authoritarianism yang dimana nilai-nilai seperti kekuasaan terpusat, berdasarkan

keturuanan, serta kerahasiaan menjadi nilai-nilai yang diadopsi oleh paham

Autotharian.12 Menurut ahli Authotrian memiliki defenisi sebagai suatu rezim yang

dimana suatu keputusan hanya terpusat kepada suatu golongan maupun individu tanpa

mempertimbangkan kepentingan rakyat secara luas.13 Sistem yang dianggap tidak

cocok di tetapkan di berbagai negara, namun tetap masih banyak negara yang masih

mempraktikan sistem politik tersebut.

10 Ibid.
11
Ibid.
12 Levitsky, S., & Way, L. (2008). Competitive Authoritarianism:. The Emergence And Dynamics Of Hybrid

Regimes In The Postcold, 45-80.


13 Ibid.
Bagi negara yang Authotharian ada dua jenis peranakan dari sistem

pemerintahan ini ada yang Full-Scale Authotharian yang dimana segala jenis aspek

dalam kehidupan dalam bermasyarakat di kontrol oleh satu golongan tanpa adanya

inteverensi sedikit pun.14 Sistem yang kedua dikenal sebagai Closed Authorthatian

yang dimana dalam berbagai tindakan yang berkaitan dalam ranah politik tidak dapat

di ganggu gugat oleh pihak luar hanya kelompok tertentu saja.15 Walaupun berbeda

antar kedua sistem ini ada kesamaannya yaitu ketidakikutsertaan masyarakat dalam

pengambilan keputusan karna hanya berfokus kepada golongan elit yang memiliki

kekuasaan di dalam negara tersebut.

Sistem Politik Negara-Negara Asia Tenggara

Cambodia

Cambodia merupakan salah satu negara di ASEAN yang memiliki sistem

pemerintahan yang dikenal dengan Parlementary Monarchy dimana Kepala Negara

dan Kepala Pemerintahan dipisahkan perannya dengan ada dua jenis penguasa di

masing-masing ranah.16 Kepala Negara di Cambodia adalah seorang raja yang bernama

Norodom Sihamoni yang dimana ia merupakan ikon dari negara Cambodia dan tidak

terlibat secara langsung di dalam perpolitikan dalam negeri Cambodia.17 Sedangkan

14 Ibid.
15 Ibid.
16 Ibid.
17 Funston, N. John. Government & Politics in Southeast Asia. Singapore: ISEAS, 2001.
Kepala Pemerintahan Cambodia dipegang oleh seorang Perdana Menteri yaitu Hun Sen

yang dimana segala bentuk tindakan politik dipegang kendali oleh seorang perdana

menteri.18

Di Cambodia menerapkan sistem pemerintahan yang kurang demokratis yang

dimana terdapat satu partai yang sangat dominan ketimbang partai-partai lainnya yang

ada di dalam negara Cambodia. Cambodian People’s Party menjadi partai yang

dominan yang selalu memegang kekuasaaan di dalam negara tersebut.19 Hal ini terbukti

dengan sudah hampir 20 tahun semenjak bergesernya perdana meneteri yang berkuasa

yaitu HunSen dari bangku kekuasaaan.20 Kekuasaan yang terlalu lama ini membuat

suatu indikasi bahwa di dalam pemerintahan di Cambodia mulai bergeser kearah

kediktaktoran oleh pemimpin yang terlalu berkuasa dan terlalu kuatnya partai

pengusung Hun Sen.21

Vietnam

Vietnam meruapakan suatu negara yang negara yang bisa dikatakan sebagai

negara Authotharian dikarenakan di dalam Vietnam sendiri terdapat partai tuggal yaitu

Vietnam Communist Party yang dimana mayoritas representatif berasal dari partai

VCP. Di Vietnam teradapat seorang Presiden yaitu Trần Đại Quang yang dimana ia

merupakan president yang memiliki pendapat yang berbeda terhadap sekutu Vietnam

18 Ibid.
19 Ibid.
20 Hutt, David. 2017, The Diplomat "Is Cambodia Really Becoming a Dictatorship?". Diakses dari:

https://thediplomat.com/2017/09/is-cambodia-really-becoming-a-dictatorship/, pada tanggal 18 April 2018


21 Ibid.
yaitu China dengan menggap bahwa Cina terlalu inteverensi terhadap kehidupan di

dalam Vietnam.22 Hal ini merupakan suatu yang berbeda mengingat Vietnam

merupakan negara yang sangat erat terhadap Cina semenjak kemerdekaan hingga awal

2000-an.23

Mynmmar

Mynmmar merupakan salah satu negara di ASEAN yang memiliki suatu sistem

pemerintahan yang pernah di pegang oleh kendali militer negaranya dikarenakan

ketidakstabilan yang terus terjadi dibawa kendali sipil hingga tahun 2011.24 Salah satu

faktor penyebab terjadinya Political Juntah adalah ketidak stabilan sosial yang ada di

dalam negara ini yang mengakibatkan banyaknya pelanggaran Hak Asasi Manusia

yang membuat Militer terpaksa mengambil alih untuk menjaga keutuhan negara

Mnyammar.25 Namun, semenjak 2015 pemilihan umum dilakukan maka pengaruh

militer mulai perlahan berkurang yang membuat otonomi sipil didalam pemerintahan

mulai kembali berjalan.

Dalam Mynmmar terdapat Pemimpin Negara yang di pegang oleh Aung San

Suu Kyi yang dimana dikenal sebagai Pemimin wanita yang memiliki keputusan-

keputusan yang berani dan memiliki banyak kebijakan yang kontroversial. Dirinya

22 Deutsche Welle. 2016, Vietnam's Parliament Approves New President | DW | 02.04.2016..Diakses dari:
http://www.dw.com/en/vietnams-parliament-approves-new-president/a-19159862, pada tanggal 18 April 2018
23 Ibid.
24 Daniele, Mike. 2018, BBC News: Myanmar Country Profile. Diakses dari: http://www.bbc.com/news/world-

asia-pacific-12990563, pada tanggal 18 April 2018


25 Ibid.
banyak mendapat kecaman duni ketika keputusan yang diambilnya memiliki berbagai

pelanggaran akan Hak Asasi Manusia yang ada di Rohingnya yang membuat dia

banyak dikecam oleh pemimpin dunia.26 Namun, di dalam negeri Mynmmar Kebijakan

yang diambil dianggap sebagai suatu tindakan proteksi diri akibat banyaknya imigran

yang masuk ke dalam Mynmmar maka banyak ketimbangan terjadi di dalam negar

tersebut.27

Laos

Laos merupakan salah satu Negara di kawasan Asia Tenggara yang masih

menganut paham komunis hampir di semua bidang kehidupan masyarakatnya termasuk

dengan bidang politik dan pemerintahan yang dimana Laos mengakui bentuk

negaranya sebagai Negara republic sosialis dengan menggunakan system Party-state di

cabang eksekutif, system parlementer satu kamar, serta system partai politik One

Authoritarioan Party yang dimana hanya terdapat satu partai legal yang dominan yaitu

Lao People’s Revolutionary Party (LPRP) sedangkan partai yang lainnya

disingkirkan28.

Seluruh organ dan pemerintahan Laos terdapat dalam konstitusi yang mereka

anut sejak tahun 1991. Laos sendiri memiliki kepala Negara presiden yang masa

jabatan sebagai presiden adalah 5 tahun dan kepala pemerintahan adalah perdana

26 Reuters. 2018, The Guardian: Aung San Suu Kyi Lives in 'bubble', Says US Diplomat in Row with Myanmar.
Diakses dari: https://www.theguardian.com/world/2018/jan/27/aung-san-suu-kyi-lives-in-bubble-says-us-
diplomat-in-row-with-myanmar, pada tanggal 18 April 2018
27 Ibid.
28
Funston, N. John. Government & Politics in Southeast Asia. Singapore: ISEAS, 2001, page 132.
menteri ditunjuk oleh presiden melalui parlemen nasional, yang terpilih oleh parlemen

merupakan sebagai badan legislatif namun demikian tidak menutup dalam politik di

Laos yang merupakan paling aktif adalah pemimpin dari LPRP Politburo yang

merupakan inti dari kepemimpinan di Laos dan merupakan power politik tertinggi di

Laos karena Politburo yang menetapkan segala bidang-bidang kebijakan yang akan

dikeluarkan yang dimana merupakan bagian eksekutif dan bagaimana

implementasinya nantinya29.

Thailand

Thailand merupakan satu-satunya Negara di Kawasan Asia Tenggara yang

tidak pernah di jajah oleh Negara lain. Selain itu Thailand merupakan Negara di Asia

Tenggara yang paling banyak mengalami kudeta antara rejim militer dan rezim

monarki yang ada di Negara tersebut. Hal ini dapat terlihat karena Thailand dilihat dari

konstitusi negaranya merupakan Negara monarki yang dimana pemimpinny adalah raja

dan raja adalah kepala Negara30. Dapat dilihat bahwa sistem politik yang dianut adalah

monarki konstitusional dan system pemerintahan yang monarki parlementer31.

Kekuatan politik di Thailand bisa dilihat oleh kelompok militer yang sangat

mengawasi kinerja pemerintahan sipil. Bila dilihat dari sejarahnya bukan tidak

memungkinkan ada kejadian seperti dahulu dimana militer menggulingkan

29
Ibid.
30
Ibid. hal.340.
31
Ibid.
pemerintahan. Pada sejarahnya dahulu, Thailand pernah mengalami digulingkan

rajanya oleh mahasiswa. Dalam hitungan yang tercatat Thailand mengalami beberapa

kali kudeta dan diantaranya berhasil digulingkan. Hal ini terlihat jelas bahwa Thailand

dalam kekuatan politiknya rentan dapat ancaman yang ada dalam negeri Thailand itu

sendiri32

STUDI KASUS

Politik Junta Militer di Thailand

Junta Militer ialah suatu bentuk pemerintahan yang dimana roda pemerintahan

dijalankan oleh Militer suatu negara , hal ini biasanya dikarenakan ketidakpercayaan

militer terhadap sipil di dalam menjalankan pemerintahan.33 Tercatat bahwa dalam

sejarah pemerintahan Thailand bahwa terdapat 30 perdana menteri yang pernah

menjabat sebagai pemerintah sipil, dimana 19 dari 30 perdana menteri tersebut

merupakan pemimpin yang berasal dari militer.34 Hal ini yang kemudian sampai saat

ini masih terjadi di negara Thailand. dimana Junta Militer di negara Thailand masih

saja memiliki pengaruh di dalam perpolitikan negara. Hal ini sudah berawal pada tahun

1932 dimana pada saat itu Militer berupaya masuk kedalam bangku pemerintahan dan

melakukan kudeta terhadap pemerintahan sipil saat itu. Sehingga pada tahun 1932

merupakan awal bagi Thailand bahwa pemerintahannya di dominasi oleh militer serta

32
Ibid.
33 Charoensin,C. 2007. Military Coup and Democracy in Thailand. Diakses dari: http://www.newmandala.org/wp-
content/uploads/2007/09/chairat-2007.pdf . Pada tanggal 16 April 2018
34 Elisha,B. 2017. List the prime minister of Thailand. Diakses dari: https://www.worldatlas.com/articles/the-

prime-ministers-of-thailand.html. Pada tanggal 17 April 2018


awal bagi Thailand pula di dalam menetapkan system demokrasi sebagai system politik

pemerintahannya.35

Peranan Junta Militer telah mengiringi dinamika system politik di Thailand ,

terrbukti telah terjadi sebanyak 23 kali kudeta yang dilakukan oleh militer terhadap

pemerintahan sipil negara, hal ini dikarenakan banyaknya kasus korupsi yang terjadi

serta karena kurang sesuainya kinerja pemerintah dengan harapan para militer. 36

Pada tahun 1970 peranan junta militer mengalami pengaburan dikarenakan

besarnya tuntuntan para mahasiswa waktu itu untuk memperjuangkan kehidupan

demokratis dalam pemerintahan tanpa adanya campur tangan dari militer , dan hal

tersebut berhasil terjadi , yakni terwujudnya pemilu terhadap pemerintahan yang baru

.akan tetapi tidak sampai dua decade , terjadi kembali kudeta terhadap pemerintahan

sipil yang dilakukan oleh militer dan kudeta berlangsung mulai dari tahun 1991 sampai

pada tahun terakhir yakni tahun 2014.37

Kasus kudeta yang terburuk terjadi Pada tahun 2006 dan 2010. Dimana pada tahun

tersebut terjadi suatu pergolakan terbesar di Thailand . kudeta militer pada tahun 2006

ialah kudeta yang ditujukan untuk menurunkan pemerintahan perdana menteri

Thanksin Shinawatra , alasan dikudetanya pemerintahan ini ialah salah satunya karena

35 Kevin Hewison, 1997, Political Change in Thailand: Democracy and Participation, Routledge, London, hal
11; Lihat pula R. Siti Zuhro, Kepemimpinan Politik Baru, Civil Society dan Demokrasi di Thailand”, dalam
Analisis CSIS, 1995-3, hal. 234
36 Rakson,K. 2010. The influence of the military in Thai politics since the 1990s. Diakses dari:

https://www.murdoch.edu.au/Research-capabilities/Asia-Research-Centre/_document/working-papers/wp166.pdf,
Pada tanggal 17 April 2018
37 Anonim, 2000. Diakses dari: http://m.detik.com/news/read/2014/05/23/150138/2590861/1140/, Pada tanggal 16

April 2017
terjadinya unjuk rasa dari masyarakat sipil Thailand yang merasa tidak puas atas

pemerintahan Thaksin shinawatra.38 jatuhnya pemerintahan Thaksin Shinawatra pada

tahun mengakibatkan protes dari kalangan masyarakat UDD atau yang dikenal juga

dengan masyarakat Kaos merah.39 Pada tahun 2008 paska jatuhnya pemerintahan

Thaksin, terjadi bentrokan antara dua kubu , yakni kubu Kaos merah yang membela

pemerintahan Thaksin dan kubu kaos kuning merupakan kubu oposisi yang

menginginkan perdana menteri Thaksin diganti dengan perdana menteri baru , yakni

Abbhisit Vejjajiva. Sehingga mulai pada saat itu terjadi dualisme pada masyarakat

Thailand .40

Pada September tahun 2008 dibentuk suatu pemerintahan baru, dimana

Abbhisit sebagai perdana menterinya. Pemerintahan Abbhisit tersebut tidak

berlangsung dengan aman dan tentram dikarenakan pada April 2009 terjadi protes

besar-besaran yang dilakukan oleh kubu UDD atau kaos merah di Bangkok pada saat

diselenggarakannya KTT ASEAN sehingga pada saat itu mengakibatkan bentrokan

antara masyarakat kaos merah dengan militer Thailand.

Pada tahun 2010 kembali terjadi aksi protes yang berujung pada bentrokan antara

militer dan masyarakat kaos maerah , aksi protes tersebut ditujukan untuk menjatuhkan

38 Eby,A dkk, 2012. Demonstrasi Massa Kaos Merah Terhadap Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva di Thailand
Pada Tahun 2010 (The Demonstration Of The Red Shirt Mass To Prime Minister Abhisit Vejjajiva In Thailand In
2010 hal 1. Diakses dari:
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/57676/Dody%20Bayu%20Prasetyo.pdf?sequence=1 .
Pada tanggal 16 April 2018
39 Ibid. hal 2-3
40 Anonim, 2010. konflik merah dan kuning Thailand. Diakses dari: http://www.dw.com/id/konflik-merah-dan-

kuning-thailand/a-14741133, Pada tanggal 15 April 2018


pemerintahan Abbhisit. Aksi protes ini berujung pada pertumpahan darah dan

merupakan kekerasan politik terburuk yang dilakukan oleh militer Thailand dimana

terdapat 92 orang tewas saat itu dan hampir 2.000 orang luka-luka. Dan pada akhirnya

rezim pemerintahan abbhisit berhasil dijatuhkan/dikudeta pasca aksi kaos merah

tersebut.41

Dari penjelasan-penjelasan tersebut penulis menyimpulkan bahwa di negara

Thailand militer memiliki peranan yang cukup besar, politik junta militer Thailand

merupakan politik yang memilikipengaruhl yang sangat besar sehingga mengakibatkan

ketergantungan sipil. Akibatnya , ketika masyarakat merasa tidak puas dengan kinerja

pemerintah, maka masyarakat akan mengandalkan militer untuk melakukan control

terhadap pemerintah.

Analisa terkait politic junta militer dengan demokrasi

Berdasarkan uraian penjelasan tersebut penulis berpendapat bahwa penerapan

demokrasi di Thailand belum berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan piagam

ASEAN tahun 2007 dan deklarasi warsawa. Dikarenakan belum kondusifnya keadaan

politik negara Thailand serta campur tangan militer yang cukup besar menjadikan

system demokrasi di Thailand mengalami kekurangan.

41Alexander,N. 2012. peran kelompok kaus merah dalam menjatuhkan rezum Abhisit Vejjajiva. Diakses dari:
http:// lib.ui.ac.id/file?file=digital/20320251-S-Novandri%20Alexander.pdf, Pada tanggal 17 April 2018
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan pemaparan diatas terlihat bahwa dalam Kawasan Asia Tenggara

bagian mainland pada beberapa negara seperti Thailand, Myanmar walaupun negara

tersebut menganut sistem demokrasi, namun intervensi ataupun pengambilan

kekuasaan oleh militer masih sering terjadi yang dikarenakan oleh pihak militer masih

memiliki peranan yang kuat. Sedangkan pada negara Kamboja walaupun menganut

sistem demokrasi namun pada kenyataannya negara tersebut kurang demokratis

dikarenakan hanya terdapat satu partai yang sangat dominan. Lain halnya pada negara

Vietnam dan Laos yang mana kedua negara tersebut tidak menerapkan sistem

demokrasi melainkan menganut sistem komunis yang menyebabkan pergantian rezim

seperti pengambil alihan kekuasaan oleh militer jarang atau bahkan tidak pernah

terjadi.
Demokrasi dan Pergantian Rezim di Asia Tenggara (Mainland)

Disusun Oleh:

Indrani Fitri (165120401111061)


Muhammad Reyhan Fadhillah (165120407111007)
Dimas Januarsyah Ramadhan (165120401111040)
Lingga Mahesa Riella (165120407111039)
Jodi Daniel Siringo-ringo (165120401111037)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2018
Daftar Pustaka

Alexander,N. 2012. peran kelompok kaus merah dalam menjatuhkan rezum Abhisit

Vejjajiva. Diakses dari :http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20320251-S-

Novandri%20Alexander.pdf, Pada tanggal 17 April 2018

Anonim, 2018, Mengapa Gajah Dijadikan Simbol Negara Thailand?, Diakses dari

https://kumparan.com/@kumparantravel/mengapa-gajah-dijadikan-

simbol-negara-thailand, Diakses pada tanggal 17 April 2018 pukul 08.54

WIB

Anonim, 2000. Diakses dari:

http://m.detik.com/news/read/2014/05/23/150138/2590861/1140/, Pada

tanggal 16 April 2017

Anonim, 2010. konflik merah dan kuning Thailand. Diakses dari:

http://www.dw.com/id/konflik-merah-dan-kuning-thailand/a-14741133,

Pada tanggal 15 April 2018

Charoensin,C. 2007. Military Coup and Democracy in Thailand. Diakses dari:

http://www.newmandala.org/wp-content/uploads/2007/09/chairat-

2007.pdf . Pada tanggal 16 April 2018

CNN, 2017, Setahun Raja Meninggal, Thailand Kembali Berduka, Diakses dari:

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20171013155707-106-
248214/setahun-raja-meninggal-thailand-kembali-berduka, pada tanggal

17 April 2018 pukul 09.12 WIB

Daniele, Mike. 2018, BBC News: Myanmar Country Profile. Diakses dari:

http://www.bbc.com/news/world-asia-pacific-12990563, pada tanggal 18

April 2018

Detik, 2014, Thailand dan Sejarah Panjang 11 Kali Kudeta Militer, Diakses dari:

https://news.detik.com/internasional/2590861/thailand-dan-sejarah-panjang-11-

kali-kudeta-militer, pada tanggal 17 April 2018 pukul 09.26 WIB

Deutsche Welle. 2016, Vietnam's Parliament Approves New President | DW |

02.04.2016. Diakses dari: http://www.dw.com/en/vietnams-parliament-

approves-new-president/a-19159862, pada tanggal 18 April 2018

Eby,A dkk, 2012. Demonstrasi Massa Kaos Merah Terhadap Perdana Menteri Abhisit

Vejjajiva di Thailand Pada Tahun 2010 (The Demonstration Of The Red

Shirt Mass To Prime Minister Abhisit Vejjajiva In Thailand In 2010 hal 1.

Diakses dari:

http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/57676/Dody%20

Bayu%20Prasetyo.pdf?sequence=1 . Pada tanggal 16 April 2018

Elisha,B. 2017. List the prime minister of Thailand. Diakses dari:

https://www.worldatlas.com/articles/the-prime-ministers-of-thailand.html.

Pada tanggal 17 April 2018


Eremenko, M. (2014). Political participation. Model by Verba in the EU and Russia, 1-

Eugenie Merieau, 2014, Yuristokrasi Thailand, Diakses dari:

http://www.newmandala.org/thailands-juristocracy, Diakses pada tanggal

17 April 2018 pukul 09.08 WIB

Funston, N. John. Government & Politics in Southeast Asia. Singapore: ISEAS, 2001.

Hutt, David. 2017, The Diplomat "Is Cambodia Really Becoming a Dictatorship?".

Diakses dari: https://thediplomat.com/2017/09/is-cambodia-really-

becoming-a-dictatorship/, pada tanggal 18 April 2018

Kevin Hewison, 1997, Political Change in Thailand: Democracy and Participation,

Routledge, London, hal 11; Lihat pula R. Siti Zuhro, Kepemimpinan Politik

Baru, Civil Society dan Demokrasi di Thailand”, dalam Analisis CSIS,

1995-3, hal. 234

Levitsky, S., & Way, L. (2008). Competitive Authoritarianism:. The Emergence And

Dynamics Of Hybrid Regimes In The Postcold, 45-80.

Rakson,K. 2010. The influence of the military in Thai politics since the 1990s. Diakses

dari: https://www.murdoch.edu.au/Research-capabilities/Asia-Research-

Centre/_document/working-papers/wp166.pdf, Pada tanggal 17 April 2018

Reuters. 2018, The Guardian: Aung San Suu Kyi Lives in 'bubble', Says US Diplomat

in Row with Myanmar. Diakses dari:

https://www.theguardian.com/world/2018/jan/27/aung-san-suu-kyi-lives-
in-bubble-says-us-diplomat-in-row-with-myanmar, pada tanggal 18 April

2018

VOA, 2017, Pemimpin Militer Thailand Janjikan Pemilu Akhir 2018, Diakses dari:

https://www.voaindonesia.com/a/pemimpin-militer-thailand-janjikan-

pemilu-akhir-2018/4063903.html, pada tanggal 17 April 2018 pukul 09.20

WIB

Anda mungkin juga menyukai