Latar belakang
Proses demokrasi parlementer pada masa orde lama dinilai telah gagal dalam menjamin stabilitas
politik. Penyelenggaraan pemerintahan kacau balau dan rakyat jauh dari sejahtera. Hal ini ditandai
dengan angka kemiskinan dan buta huruf yang sangat tinggi. Bung Karno secara pribadi tidak merasa
senang dengan pengutamaan kepentingan golongan tersebut. Maka dikeluarkanlah Dekrit Presiden 5
Juli 1959 tentang pembubaran Badan Konstituante hasil pemilu 1955 dan penggantian undang-undang
dasar dari UU Sementara 1950 ke UUD 1945. Dekrit tersebut juga secara tidak langsung memberi
jalan diterapkannya demokrasi terpimpin di Indonesia, dimana ketegangan antara golongan harus
diredam melalui peran dominan seorang pemimpin yaitu presiden.
Ciri berikutnya adalah adanya pelanggaran atas Hak Asasi Manusia. Ditandai dengan kekebasan pers
yang sangat dibatasi, sementara peran dari militer sangatlah besar. Hal ini memunculkan banyak
perlakuan semana-mena terhadap masyarakat. Sehingga, jika ada rakyat yang dianggap menentang
otoritas pemerintah, maka mereka akan mendapatkan perlakukan tidak adil.
Di dalam sistem ini, presiden memiliki peran yang sentral dalam menguasai Negara. Dalam hal ini
adalah presiden Soekarno. Pada masa itu, presiden telah melakukan perubahan terhadap peran-peran
wakil rakyat yang disinyalir tidak sesuai dengan kehendak presiden. Terlebih di dalam sektor politik.
Ketika sistem demokrasi terpimpin ini dijalankan, peran yang dimiliki oleh partai politik menjadi sangat
dibatasi. Bahkan, ada yang berpendapat bahwa adanya partai politik pada masa tersebut hanya
menjadi penyokong dari keputusan yang dikeluarkan oleh presiden Soekarno.
Era demokrasi terpimpin juga ditandai dengan adanya peran militer yang amat kuat di Negara ini. Saat
itu, militer tidak hanya sebagai pertahanan Negara ini, namun juga memiliki peran dalam sektor
pemerintahan. Dwifungsi pada militer tersebut akhirnya memunculkan kekacauan politik tersendiri di
Negara ini.
Saat demokrasi terpimpin dijalankan di Negara ini, presiden memiliki hubungan yang sangat baik
dengan PKI. Akhirnya partai ini memanfaatkan kedekatan tersebut untuk mengembangkan paham
komunisme.
Demokrasi terpimpin juga ditandai dengan adanya minimnya kebebasan pers. Padahal, pers memiliki
fungsi yang penting dalam menyambungkan suara rakyat. Akhirnya, saat itu banyak media yang
memilih untuk menutup diri atas semua kejadian yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
https://olympics30.com/demokrasi-terpimpin/
https://www.gurupendidikan.co.id/masa-demokrasi-terpimpin-sejarah-latar-belakang-pelaksanaan/
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/demokrasi-terpimpin.html
http://sosiologis.com/demokrasi-terpimpin
https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia_(1959%E2%80%931965)