Anda di halaman 1dari 8

Militer dan Politik

Peran
Militer
dalam
Politik
Thailand
Studi Kasus : Peran Royal Thai Army dalam Krisis Politik di Thailand sejak 2010-sekarang

Thailand

Dihubungkan dengan sebuah


kerajaan bernama Kerajaan
Sukothai pada tahun 1238
1932 terjadi pergeseran rezim.
Rezim Monarki ke Rezim Militer.
Paska kudeta 1932
siklus pemerintahan di Thailand :
kudeta, pemilu, periode singkat
pemerintahan sipil, serta krisis
politik

Sejarah Militer di Thailand

Pada mulanya militer Thailand merupakan tentara


kerajaan yang memiliki kesetiaan tinggi pada raja.

Tahun 1932 : Monarki absolute dan dipimpin oleh raja


menjadi monarki konstitusional.

Pasca revolusi : dibentuk parlemen untuk membatasi


kekuasaan raja dalam hal pengambilan kebijakan, dan juga
menjadi lembaga perwakilan rakyat yang sah di Thailand.

Setelah merubah bentuk pemerintahan, Thailand


menyusun konstitusi tertulis pada tanggal 10 Desember
1932 sebagai bentuk hukum tertinggi yang harus ditaati di
negaranya.

Dampaknya : menjamurnya partai-partai politik sebelum


pemilihan berlansung, dan segera memudar setelah tidak
mencapai keberhasilan dalam pemilihan.

Kelompok militer melakukan dominasi menjadi aktor


politik Thailand pada tahun-tahun setelahnya.

Partai politik selaku salah satu aktor dalam demokrasi di


Thailand cenderung terbentuk di sekitar pribadi-pribadi
ketimbang sepanjang garis-garis ideologi atau programprogram.

Proses demokratisasi Thailand mengalami hambatan dan


tantangan karena peran militer yang sangat mendominasi
serta kurang efektifnya partai politik ,karena lebih
mnegutamakan kepentigan individu dan partai.

Sejarah Militer di Thailand

Era 1970-an meningkat kesadaran politik dan pluralisme


dalam masyarakat. Akibatnya terjadi penyesuaian kembali
sistem politik dan hubungan masyarakat-negara.

Namun proses menuju demokrasi tidak berjalan mulus,


terutama karena adanya tantangan yang kuat dari rezim
militer.

Tahun 1971, pemimpin militer : Thanom. Pemerintah


Thailand berencana untuk mencabut konstitusi,
membubarkan parlemen, dan partai politik, serta melarang
pertemuan-pertemuan yang membahas mengenai politik
Thailand.

Namun hal tersebut mendapatkan respon yang keras dari


kelompok-kelompok politisi sipil serta mahasiswa Thailand
pada saat itu.

Pada tahun 1973, National Students Center of Thailand


(NSCT) melakukan demonstrasi dalam rangka menentang
kebijakan pemerintah. Demonstrasi ini menuntut adanya
konstitusi baru.
?
Pasca 1973, kelompok mahasiswa, serikat buruh, dan
kelompok-kelompok sipil lainnya kemudian secara aktif
memberikan aspirasinya kepada

Sejarah Militer di Thailand

Tahun 1973, pemerintahan Thailand mengalami beberapa


kali pergantian pemerintahan. Namun pemerintahan yang
berlangsung tetap merupakan pemerintahan yang dipimpin
oleh pihak militer.

Muncul faksi-faksi di dalam internal militer di Thailand,


yaitu Turki Muda, kelompok Prajurit Demokrasi, dan
kelompok Kelas 5.

Faksi yang terkenal dalam militer Thailand adalah Turki


Muda The Thai Young Turks mempunyai visi besar yaitu
memberantas faksional ditubuh militer itu sendiri.

Kelompok Prajurit Demokrasi merupakan faksi militer


yang sangat menekankan pentingnya revolusi demokratis
bagi Thailand.

Kelompok Kelas 5 merupakan kelompok angkatan ke-5


dari Akademi Militer Chulachomklao. Kelompok ini
merupakan kelompok golongan hardliners yang sangat
menentang adanya perubahan-perubahan yang terjadi di
Angkatan Darat.

?
Krisis politik telah melanda

?
Militer, melalui Jendral Prayuth

Thailand sejak 2006 ketika militer


akhirnya melancarkan kudeta
terhadap Perdana Menteri Thaksin
Sinawatra karena pemerintahannya
korup.
?
Pemerintahan kemudian dipegang
oleh militer hingga terpilih lagi
seorang perdana menteri yaitu
Yingluck Shinawatra, yang tidak lain
adalah adik dari Thaksin Sinawatra.
Diduga Yingluck adalah praktik
nepotisme
?
Militer pun hingga saat ini masih
menjalankan fungsinya secara
profesional, sebagai unit yang
bertugas di bidang pertahanan dan
keamanan, dengan mengerahkan
tentara dan polisi untuk menjaga
ketertiban di area demonstrasi.

Chan-O-Cha, sampai saat ini


mengatakan bahwa militer akan tetap
bersikap netral dan sebisa mungkin
tidak akan melakukan kudeta karena
hal tersebut akan mencederai
demokratisasi yang sedang
berlangsung di Thailand.
?
Tahun 2011 Royal Thai Army lebih
banyak melakukan kegiatan yang
berada di bawah perintah sipil.
?
Program yang dibuat oleh Royal
Thai Army adalah Project of Human
Development and Adaptability (HPDA)
atau dalam bahasa Thailand adalah
The Project of Wivat Ponlamuang.
?
Royal Thai Army juga selalu
menjadi garda depan dalam
penanganan bencana di Thailand
selama bertahun-tahun.

Royal Thai Army

Analisis
Konsep profesionalisme militer. Menurut
Huntington, ada tiga aspek yang harus
diperhatikan dalam militer yang
profesional, yaitu;
Keahlian (expertise)
Tanggung jawab sosial (social responsibility)
Kelompok/lembaga (corporateness)

Anda mungkin juga menyukai