Anda di halaman 1dari 2

Karakteristik Pembelajaran Terpadu

Penggunaan pendekatan pembelajaran terpadu di sekolah dasar dianggap sebagai upaya untuk
meningkatkan kualitas pendidikan, terutama untuk mengimbangi gejala penjejalan isi
kurikulum yang sering terjadi selama proses pembelajaran. Khawatir bahwa penjejalan isi
kurikulum akan mengganggu perkembangan anak karena menuntut anak untuk melakukan
aktivitas atau tugas yang melebihi kapasitas dan kebutuhan mereka. Akibatnya, anak-anak
kehilangan sesuatu yang seharusnya mereka miliki untuk melakukan sesuatu. Pengalaman
pembelajaran yang alami dan langsung akan hilang jika anak-anak hanya merespon guru
selama proses pembelajaran. Selama perkembangan anak usia sekolah dasar, pengalaman
sensorik, yang membentuk dasar kemampuan pembelajaran abstrak siswa, tidak tersentuh.
Pembelajaran terpadu memiliki 6 ciri yang harus diketahui, menurut Hermawan dan Resmini
(dalam Rusydi dan Abdillah, 2018) yakni:

1. Pembelajaran terpadu berpusat pada siswa (student centered). Hal ini sesuai dengan
metode pendidikan kontemporer yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek
belajar.

2. Pembelajaran terpadu dapat memberi siswa pengalaman langsung (direct experiences).


Pengalaman langsung ini memberikan siswa dasar untuk memahami hal-hal yang lebih
abstrak melalui pengalaman konkret.

3. Perbedaan antara mata pelajaran dalam pembelajaran terpadu menjadi tidak jelas. Bahkan
pada tahap awal sekolah dasar, fokus pembelajaran diarahkan pada topik-topik yang paling
dekat dengan kehidupan siswa.

4. Pembelajaran terpadu menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam satu proses
pembelajaran, sehingga siswa dapat memahami konsep secara menyeluruh. Hal ini harus
dilakukan untuk membantu siswa memecahkan masalah yang mereka hadapi dalam
kehidupan sehari-hari.

5. Pembelajaran terpadu memungkinkan guru mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran
ke mata pelajaran lain, bahkan ke kehidupan siswa dan keadaan lingkungan sekolah dan
siswa. Pada konteks ini, pembelajaran terpadu bersifat luwes (fleksibel).

6. Hasil pembelajaran dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa.

Pembelajaran terpadu memiliki beberapa karakteristik, menurut Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (dalam Rusydi dan Abdillah, 2018):

1. Pembelajaran Terpadu holistik

Pembelajaran terpadu holistik melibatkan peserta didik untuk mempelajari suatu peristiwa
dari berbagai sudut pandang, yang membantu mereka menjadi lebih tangkas dan cermat
dalam menghadapi peristiwa dunia nyata.
2. Pembelajaran Terpadu Bermakna

menunjukkan bahwa pembelajaran terpadu memberi peserta didik kemampuan untuk


menerapkan apa yang mereka pelajari untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan
mereka.

3. Pembelajaran Terpadu Otentik

Pembelajaran terpadu otentik memungkinkan peserta didik memahami konsep dan ide-ide
yang diajarkan melalui kegiatan pembelajaran secara langsung. Peserta didik dapat
memahami hasil belajar mereka sendiri, bukan hanya mengandalkan penjelasan guru. Ketika
guru bertindak sebagai fasilitator dan mendorong siswa, pembelajaran terpadu dapat dicapai.

4. Pembelajaran Terpadu Aktif

Pembelajaran terpadu mendorong siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran di semua tingkatan fisik, psikologis, intelektual, dan emosional. Ini memastikan
bahwa tujuan pembelajaran tercapai dengan sukses dan membuat siswa termotivasi untuk
belajar lebih banyak lagi.

DAPUS
Hernawan Asep Hery, Novi Resmini, Andayani. 2008. Pembelajaran Terpadu di SD. Jakarta,
Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai