Anda di halaman 1dari 32

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Permainan Bola Tangan
a. Hakekat Permainan Bola Tangan
Permainan bola tangan merupakan jenis permainan beregu yang
cara bermainnya menggunakan satu atau dua tangan dimana bola sebagai
alatnya. Sunanto, Slamet dan Soeradi (1996: 6) menyatakan bahwa:
Permainan bola tangan adalah suatu bentuk cabang olahraga permainan
yang menggunakan bola sebagai alat utamanya dan dimainkan oleh 11
orang dalam satu regu. Permainan ini menggunakan bola yang
ukurannya lebih kecil dari pada bola pada permainan sepakbola maupun
bola pada permainan bola voli, dan dimainkan pada lapangan terbuka.

Seiring dengan perkembangan zaman, permaian bola tangan


berkembang sangat pesat dan muncul pembaharuan dalam bentuk
permainannya. Berkenaan dengan hal tersebut Sunanto, Slamet dan Soeradi
(1996: 6) menyatakan bahwa : “permainan bola tangan yang baru itu,
ternyata dimainkan oleh 7 orang saja setiap regunya, dan dimainkan di
dalam ruangan atau gedung”.
Pada prinsipnya permainan bola tangan ini merupakan permainan
beregu yang menggunakan bola sebagai alat dan tangan untuk
memainkannya baik dipantulkan, dilempar atau ditembakan. Pemenang
dalam permainan bola tangan ini ditentukan jumlah gol yang terjadi. Maka
dari itu dalam suatu pertandingan bola tangan masing-masing regu harus
berusaha untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya. Sunanto, Slamet dan
Soeradi (1996: 8) menegaskan bahwa ” permainan bola tangan sebenarnya
adalah merupakan perpaduan antara pemainan sepak bola dan permainan
bola basket, sehingga peraturan-peraturan yang digunakan dalam permainan
bola tangan juga lebih banyak mengambil dari dua jenis permainan itu”.
Dari beberapa keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa
permainan bola tangan adalah suatutojenis
commit userolahraga beregu yang dimainkan

6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

oleh dua regu yang saling berlawanan dimana masing-masing regu terdiri
dari tujuh pemain (enam pemain dan satu penjaga gawang) dengan cara
bermain yang hampir sama dengan permainan bola basket dan permainan
sepak bola. Tujuan dari permainan bola tangan ini adalah mencetak poin
sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dengan cara melempar,
memantulkan atau menembak bola. Suatu tim dinyatakan sebagai
pemenang apabila tim tersebut mendapat skor yang lebih banyak atau
kemasukan bola lebih sedikit dari pada tim lawan hingga waktu
pertandingan selesai.
b. Teknik Dasar Permainan Bola Tangan
Sebagaimana cabang olahraga permainan yang lain, bola tangan
juga mempunyai beberapa macam teknik dasar yang perlu di pelajari.
Namun pada umumnya bola tangan berjalan dengan tempo yang cepat. Oleh
karena itu seorang pemain bola tangan harus memiliki teknik yang tinggi.
Pemain harus dapat melakukan start lari dengan cepat, memiliki kelincahan
(agility) dapat menangkap bola dengan mantap, melempar (mengoper) bola
dengan tepat sasaran. Selain itu juga pemain harus memiliki kordinasi tubuh
yang baik serta menguasai beberapa teknik menembakkan bola ke gawang
lawan. Berikut teknik dasar dalam permainan bola tangan :
1) Teknik Mengoper Bola (Passing)
Mengoper bola (passing) adalah salah satu teknik yang sangat
penting dalam permainan bola tangan, ibaratnya permainan bola kaki,
operan-operan yang cantik dan menawan dapat membuat pemain lawan
ekstra hati-hati dalam menjaga pertahanannya, itu juga yang terjadi
dalam permainan bola tangan, operan bola dari tangan ke tangan sangat
penting dalam usaha membangun sebuah serangan ke daerah pertahanan
lawan, guna menghasilkan sebuah gol. Passing dalam hakekatnya
terbagi dalam dua bagian yaitu passing dengan dua tangan dan passing
dengan satu tangan. Namun biasanya passing dalam permainan bola
tangan dilakukan dengan satu tangan, kecuali dalam keadaan bola keluar
commit
lapangan (bola keluar) dan to user
lemparan atau operan dari depan dada, harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dilakukan dengan dua tangan. Menurut Sunanto, Slamet dan Soeradi


(1996: 130-133) adapun mengoper bola sesuai dengan situasi dalam
permainan dapat di lakukan dengan teknik-teknik sebagai berikut:
a) Operan dari Atas Kepala (Over Head Pass)
Cara melakukan operan dari atas kepala dengan berdiri kangkang
selebar bahu, kaki kiri berada lebih kedepan, kedua tangan
memegang bola disamping kanan atas agak kebelakang kepala.
Gerakan berikutnya memindahkan berat badan kedepan diikuti
ayunan tangan kanan untuk mengoper/mengumpan bola ke depan
atau kepada temannya.

Gambar 1: Operan dari atas kepala dengan tangan kanan.


b) Operan dari Samping Badan (Side Pass)
Pelaksanaannya: Berdiri kangkang selebar bahu, kaki kiri berada
lebih kedepan, tangan kanan memegang bola dan di tarik ke
belakang badan, tangan kanan mengayunkan bola ke depan lewat
samping kanan badan untuk melempar bola sesuai dengan arah
yang dituju.

commit2:toOperan
Gambar user dai samping badan (side pass)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c) Operan dari Depan Dada (Chest Pass)


Pelaksanaannya: Berdiri kangkang selebar bahu, kemudian
pindahkan kaki kanan ke belakan. Kedua tangan memegang bola
di depan dada. Bola didorong ke depan dngan kedua tangan, yang
dibantu dengan lentingan jari-jari kedua tangan dan diikutu
dengan gerakan badan.

Gambar 3: Operan dari depan dada (Chest Pass)


d) Operan dari Bawah Tangan (Under Hand Pass)
Sikap permulaan: Berdiri kangkang selebar bahu, bola dipegang
dengan tangan kanan dan berada di sebelah kanan badan bagian
bawah. Selanjutnya ayunan tangan kanan diteruskan ke belakang
hingga titik terjauh kemudian saat bola mencapai posisi di depan
paha kanan segera bola dilepaskan (posisi tangan tetap lurus).

Gambar 4: operan dari bawah tangan

2) Teknik Menangkap Bola (Cacth)


Menangkap bola merupakan salah satu teknik dasar yang sangat
penting dan pertama-tama yang seharusnya perlu dikuasai oleh setiap
commit to user
permainan, baik itu pemain depan, permainan tengah, pemain belakang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

lebih-lebih penjaga gawang yang memang memerlukan kecakapan dalam


menangkap bola. Pada dasarnya berbagai teknik menangkap bola
memerlukan sikap tubuh yang tertentu, posisi tubuh untuk menangkap
harus memungkinkan agar bola datang langsung kearah penangkap, agar
dicapai sikap menangkap yang benar-benar memungkinkan. Disamping
itu, yang tidak kalah pentingnya adalah prinsip menyerap gaya yang
dibawah bola agar impact dari bola dapat tersaur dan dipatahkan sebesar
mungkin. Caranya ikuti bola dengan kedua lengan dan salurkan daya
penahan sedikit demi sedikit terhadap bola. Bagaimana posisi badan dan
tangan pada saat menangkap bola, tekniknya dengan menjulurkan kedua
tangan ke depan menyambut datangnya bola setelah bola dalam
penguasaan, secepat mungkin di tarik di depan dada. Menurut Sunanto,
Slamet dan Soeradi (1996: 139-141) ada beberapa posisi menangkap bola
sesuai dengan arah operan atau datangnya bola, dapat dilakukan dengan
teknik sebagai berikut:
a) Tangkapan Melambung Di atas Kepala
Sikap permulaan: Berdiri kangkang selebar bahu dengan salah
satu kaki agak ke depan. Setelah di perkirakan bola dating dalam
jarak jangkauan segera lengan diluruskan ke depan dan
membentuk lingkaran bola untuk menangkap bola.

Gambar 5: Tangkapan bola melambung di atas kepala


b) Tangkapan Lurus Dari Depan
Pelaksanaanya: Berdiri kangkang selebar bahu dengan salah satu
kaki agak ke depan. Setelah bola diperkirakan berada dalam
jangkauan segera lengan diluruskan ke depan sesuai dengan arah
datangnya bola, membentuk dinding setengah lingkaran dan
commit to user
kemudian bola ditangkap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

Gambar 6: Tangkapan bola lurus dari depan


c) Tangkapan Setinggi Antara Pinggang dan Paha
Cara melakukannya: Berdiri kangkang selebar bahu, salah satu
kaki agak ke depan. Kedua lengan saling berdekatan dijulurkan
ke bawah di depan, badan sedikit membungkuk dan siap
menyongsong datangnya bola. Setelah bola menyentuh kedua
telapak tangan segera bola dikuasai dengan cara menekuk kedua
siku untuk menangkap bola dengan memeluknya.

Gambar 7: Tangkapan bola setinggi antara pinggang dan paha


d) Tangkapan Setinggi Lutut Ke bawah
Sikap permulaan: Berdidi dengan kedua kaki berdekatan
sehingga kedua telapak kaki membentuk sudut pada tumit
kurang lebih sebesar 600. Kedua lengan dijulurkan ke bawah dan
saling berdekatan. Ketika bola menyentuh telapak tangan segera
bola diangkat ke depan dada dengan cara menekuk kedua siku.

commit to user
Gambar 8: Tangkapan bola Setinggi lutut kebawah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12

3) Teknik Menggiring Bola (Dribbling)


Dalam bola tangan, menggiring bola merupakan teknik dasar
yang cukup sulit karena memerlukan kordinasi mata-tangan yang tingggi,
dan harus jeli dan pandai saat memantulkan bola supaya lentingan bola
tepat dan tetap dalam penguasaan si penggiring.
Salah satu kendala yang bias dialami pemain yang bermain di
lapangan terbuka (outdoor) dalam menggiring bola adalah permukaan
lapangan yang tidak rata sehingga menambah tingkat kesulitan
pelaksanaan dribbling tersebut. Perlu diingat bahwa arah pantulan bola
akan tergantung pada arah dating dari bola itu ketanah. Dengan
demikian, pelaksanaan pantulang antara dribbling di tempat dan dribbling
sambil bergerak memerlukanpenyesuaian gaya dan sikap tubuh pada saat
mendribbling. Dribbing itu pada hakekatnya terdiri dari dua bagian yaitu
dribbling lurus dan dribbling silang. Khusus dribbling silang memerlukan
kelincahan, skill dan kordinasi mata-tangan yang tinggi.
Menggiring atau dribbling bola juga memerlukan kelenturan
tubuh pada saat membungkuk guna mengontrol bola yang ada dalam
penguasaan si penggiring disamping itu kelenturan pergelangan tangan
tidak kalah pentingnya dalam hal mengantisipasi bola yang sementara
digiring. Konsentrasi pada saat menggiring bola kea rah daerah pemain
lawab sangat dibutuhkan, serta diiringi dengan kordinasi mata-tangan
atau kerja sama antara tangan pada saat melakukan dribbling supaya bola
tetap dalam penguasaan dan tidak mudah di terlepas dari jangkauan si
penggiring. Menurut Sunanto, Slamet dan Soeradi (1996: 147-148)
adapun teknik menggiring bola antara lain:
a) Memantulkan Bola di Tempat
Sikap permulaan: Berdiri kangkang selebar bahu, kaki kiri agak
kedepan. Tangan kanan memegang bola kemudian di pantulkan
ke lantai/tanah dengan bantuan gerakan pergelangan tangan. Di
usahakan titik pantulan bola berada di sebelah kanan ujung kaki
kiri. Bola memantul segera ditangkap dengan kedua tangan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

Gambar 9: Memantulkan bola di tempat dengan tangan kanan


b) Menggiring Dengan Jalan / lari
Pelaksanaannya: Berdiri kangkang, kaki sejajar dan kedua
tangan memegang bola di depan badan sekitar perut. Kemudian
berjalan sambil memantulkan bola ke lantai/tanah. Ulangi
gerakan secara berulang-ulang.

Gambar 10: Menggiring dengan berjalan dengan tangan kanan

4) Teknik Menembak Bola (Shooting)


Menembak adalah bentuk gerak lemparan yang ditujukan untuk
memasukkan bola ke gawang. Agar berhasil, lemparan yang dilakukan
harus bertenaga dan memiliki daya ledak (Eksplosif Power) dengan
artian mengarahkan seluruh kecepatan dan kekuatan dalam waktu yang
sangat singkat sehingga menghasilkan gerak laju bola yang cepat.
commit to user
Menembakkan bola harus dilakukan dengan upaya yang sungguh-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

sungguh sehingga menghasilkan perbedaan sikap tubuh yang


disesuaikan. Yang paling menarik adalah pelaksanaan tembakan fliying
shot yang memerlukan irama tiga langkah. Menurut Sunanto, Slamet dan
Soeradi (1996: 155-157) ada beberapa macam cara menembak bola ke
gawang antara lain:
a) Tembakan dari Atas Kepala
Caranya sebagai berikut: Berdiri kangkang kaki kiri berada di
depan dan kedua tangan memegang bola. Bola di tarik ke
belakang sampai lengan lurus, kemudian badan condong ke
depan dan kaki lurus bersiap untuk menembak bola.
Selanjutnya bola ditembakan ke gawang.

Gambar 11: Tembakan dari atas kepala dengan tangan kanan


b) Tembakan dari Samping Badan
Cara melakukannya sam seperti tembakan dari atas kepala
yang berbeda hanya posisi lengan yaitu di samping badan dan
arah lemparan juga dari arah samping badan kea rah gawang
dengan lecutan jari-jari tangan kanan.

Gambar 12: Tembakan dari samping badan dengan tangan


kanan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

c) Tembakan dari Dada


Untuk tembakan seperti ini sebetulnyta jarang sekali di pakai
dan banyak sekali dipakai untuk passing (mengoper bola
kepada teman seregu).

Gambar 13: Tembakan dari depan dada


d) Tembakan dari Bawah
Pelaksannanya: Berdiri kangkang kaki kiri berada didepan,
tangan kanan memegang bola dan kemudian di ayunkan ke
depan dan selanjutnya bola di tembakan kea rah gawang.

Gambar 14: Tembakan dari bawah dengan tangan kanan


e) Tembakan Sambil Melayang
Seperti telah dijelaskan didepan bahwa selain harus dilakukan
dengan tenaga yang besar juga diusahakan sedekat mungkin
dengan gawang lawan. Untuk itu yang dapat memenuhi syarat
di atas adalah tembakan sambil melayang atau di sebut flying
shoot.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

Gambar 15: Tembakan sambil melayang dengan tangan kanan


c. Keterampilan Bermain Bola Tangan
Keterampilan menurut Herman yang dikutip oleh Raharjo
(2007) menyatakan bahwa “Keterampilan dalam pendidikan
merupakan proses intruksi untuk mencapai tujuan melalui
perencanaan dan evaluasi hasil belajar”. Latihan keterampilan
diberikan untuk menyiapkan siswa dalam menghadapi suatu tugas
atau pekerjaan tertentu yang sifatnya lebih khusus.
Dalam permainan bola tangan alangkah baiknya setiap
pemain harus memiliki keterampilan bola tangan yang baik, agar
permainannya dapat ditonton dengan baik dan menarik.
Keterampilan bermain bola tangan adalah kemampuan seseorang
dalam melakukan kegiatan yang melibatkan gerak anggota tubuh
secara sengaja untuk mencapai tujuan tertentu atau suatu prestasi
dengan menggunakan waktu dan energi seefisien mungkin untuk
dapat memenangkan permainan. Keterampilan bermain bola tangan
yang dimaksud adalah penerapan teknik dasar dan penguasaan
siasat/ taktik untuk dapat menguasai bola dalam pertandingan.
Penguasaan keterampilan teknik dasar dan taktik bermain
bagi seorang pemain bola tangan adalah penting, karena sangat
berkaitan dengan tujuan permainan bola tangan yaitu memasukkan
bola ke gawang lawan dancommit to user
mempertahankan gawang sendiri dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

serangan lawan. Tanpa penguasaan teknik dan taktik yang memadai


maka tujuan permainan bola tangan cenderung tidak akan tercapai.
2. Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian Belajar dan pembelajaran
Istilah belajar merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi bagi
kita semua, karena istilah ini sering kita dengar dalam kegiatan formal
seperti pendidikan di sekolah. Selain itu istilah belajar juga sering kita
dapati dalam aktivitas sehari-hari yang berkenaan dengan upaya untuk
mendapatkan informasi, pengetahuan atau keterampilan. Tanpa disadari
dalam kegiatan sehari-hari yang kita lakukan merupakan kegiatan belajar.
Pengertian Belajar dari berbagai literatur memiliki perbedaan-
perbedaan di dalam rumusan pengertian belajar, namun secara prinsip kita
menemukan kesamaan-kesamaannya.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013: 295), “belajar adalah
kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan
dengan cara mengolah bahan belajar”.
Dalam kesimpulan yang dikemukakan oleh Abdillah yang dikutip
Aunurrahman (2012: 35) menyatakan bahwa “belajar adalah suatu usaha
sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik
melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif,
afektif dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu”.
Pendapat Burton yang dikutip Aunurrahman (2012: 35)
menyatakan bahwa:
Belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri individu berkat
adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan
lingkungannya sehingga mereka mampu berinteraksi dengan
lingkungannya. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam
interaksi dengan lingkungannya.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu


proses dimana seseorang mendapatkan sesuatu yang baru pada dirinya yang
commit to user
didapat melalui perilakunya dalam berinteraksi dengan lingkungan maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

dengan individu lain dan proses ini menghasilkan perubahan diri pada
orang tersebut.
Proses belajar erat kaitannya dengan pembelajaran dan
pembelajaran sendiri biasanya berkaitan dengan guru maupun sekolah.
Berikut pengertian pembelajaran menurut beberapa ahli:
Menurut Wina Sanjaya (2008: 6), “pembelajaran merupakan
sebuah sistem yang terdiri atas siswa, guru, serta orang-orang yang
mendukung terhadap keberhasilan proses pembelajaran”.
Menurut Aunurrahman (2012: 34), “Pembelajaran berupaya
mengubah masukan berupa siswa yang belum terdidik, menjadi siswa yang
terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan tentang sesuatu, menjadi
siswa yang memiliki pengetahuan”.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013: 297), “Pembelajaran adalah
kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat
siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber
belajar”.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan kegiatan yang sistematis yang bertujuan untuk
mendidik siswa yang dilakukan oleh guru, murid serta pihak yang
mendukung keberhasilan proses pembelajaran.
b. Tujuan Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan proses internal yang kompleks. Yang terlibat
dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental, yang meliputi ranah
kognitif, afektif dan psikomotor. Proses belajar dapat diketahui melalui
perilaku siswa yang mempelajari bahan belajar yang diberikan oleh guru.
Perilaku belajar tersebut merupakan respons siswa terhadap tindakan
pembelajaran dari guru. Perilaku belajar tersebut ada hubungannya dengan
desain instruksional guru, karena di dalam desain instruksional, guru
membuat tujuan instruksional khusus atau sasaran belajar.
Penggolongan atau tingkatan jenis perilaku belajar terdiri dari tiga
ranah atau kawasan yaitucommit
ranahto kognitif,
user ranah afektif dan ranah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

psikomotor. Menurut Bloom, dkk yang dikutip Dimyati dan Mudjiono


(2013: 27) ranah kognitif terdiri dari enam jenis perilaku yaitu:
1) Pengetahuan, Mencakup kemampuan ingatan tentang hal-hal yang
telah dipelajari dan tersimpan di dalam ingatan. Pengetahuan
tersebut dapat berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian,
pengertian, kaidah, teori, prinsip atau metode.
2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap sari dan makna
hal-hal yang dipelajari.
3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode, kaidah
untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Perilaku ini
misalnya tampak dalam kemampuan menggunakan prinsip.
4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam
bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami
dengan baik.
5) Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola , misalnya
tampak di dalam kemampuan menyusun suatu program kerja.
6) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang
beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. Sebagai contoh
kemampuan menilai hasil karangan.

Menurut Krathwohl & Bloom dkk yang dikutip Dimyati dan


Mudjiono (2013: 29) ranah afektif terdiri dari lima jenis perilaku yaitu :
1) Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan
kesediaan memperhatikan hal tersebut.
2) Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan
dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
3) Penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup penerimaan
terhadap suatu nilai, menghargai, mengakui, dan menentukan
sikap.
4) Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk suatu sistem
nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup.
5) Pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan menghayati
nilai, dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi.

Menurut Simpson yang dikutip Dimyati dan Mudjiono (2013: 30)


ranah psikomotor terdiri dari tujuh perilaku atau kemampuan motorik yaitu :
1) Persepsi, yang mencakup kemampuan memilah-milahkan
(mendiskripsikan) sesuatu secara khusus dan menyadari adanya
perbedaan antara sesuatu tersebut. Sebagai contoh pemilahan
warna, pemilahan angka (6 dan 9), pemilahan huruf (b dan d).
2) Kesiapan, yang mencakup kemampuan menempatkan diri dalam
suatu keadaan di mana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

gerakan. Kemampuan ini mencakup aktivitas jasmani dan rohani


(mental), misalnya posisi start pada lomba lari.
3) Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan gerakan
sesuai contoh, atau gerakan peniruan. Misalnya meniru gerakan
tari, membuat lingkaran di atas pola.
4) Gerakan terbiasa, mencakup kemampuan melakukan gerakan-
gerakan tanpa contoh. Misalnya melakukan lempar peluru, lompat
tinggi dan sebagainya dengan tepat.
5) Gerakan kompleks, yang mencakup kemampuan melakukan
gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap secara
lancar, efisien dan tepat. Misalnya bongkar pasang peralatan secara
tepat.
6) Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan
mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak gerik dengan
persyaratan khusus yang berlaku. Misalnya kemampuan atau
keterampilan bertanding dengan lawan tanding.
7) Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola-pola gerak-
gerik yang baru atas dasar prakarsa sendiri. Misalnya kemampuan
membuat kreasi-kreasi gerakan senam sendiri, gerakan-gerakan
tarian kreasi baru.
c. Ciri-ciri Belajar dan Pembelajaran
Belajar dan pembelajaran identik dengan guru, siswa dan sekolah.
Dalam sekolah terjadi proses belajar dan pembelajaran yang memang sudah
terstruktur dan terencana secara sistematis.
Ciri-ciri pembelajaran menurut Darsono yang dikutip Hamdani
(2011: 47) adalah sebagai berikut :
1) Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara
sistematis.
2) Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa
dalam belajar.
3) Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik
perhatian dan menantang siswa.
4) Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan
menarik.
5) Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan
menyenangkan bagi siswa.
6) Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik
secara fisik maupun psikologi.
7) Pembelajaran menekankan keaktifan siswa.
8) Pembelajaran dilakukan secara sadar dan sengaja.

Pembelajaran memiliki tujuan yaitu untuk membantu siswa agar


commit to user
memperoleh berbagai pengalaman. Pengalaman ini dapat berupa perubahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

kuantitas maupun kualitas tingkah laku siswa. Tingkah laku ini meliputi
pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai
pengendali sikap dan perilaku.
d. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk mampu
mengembangkan potensi-potensi peserta didik secara optimal. Upaya untuk
mendorong terwujudnya perkembangan potensi peserta didik tersebut
tentunya merupakan suatu proses panjang yang tidak dapat diukur dalam
periode tertentu, apalagi dalam waktu yang sangat singkat. Meskipun
demikian, indikator terjadinya perubahan ke arah perkembangan pada
peserta didik dapat dicermati melalui instrument-instrumen pembelajaran
yang dapat digunakan guru. Belajar suatu ketrampilan adalah sangat
kompleks. Belajar membawa suatu perubahan pada individu yang belajar.
Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa untuk
mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses
pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat.
Beberapa hal yang dapat menjadikan kerangka dasar bagi penerapan
prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran menurut Davies yang
dikutip Aunurrahman (2012: 113) yaitu :
1) Hal apapun yang dipelajari murid, maka ia harus mempelajarinya
sendiri. Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar
tersebut untuknya.
2) Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatannya) sendiri dan
untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan
belajar.
3) Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera
diberikan penghargaan (reinforcement).
4) Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah
pembelajaran, memungkinkan murid belajar secara lebih berarti.
5) Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari
sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, ia akan belajar dan
mengingat lebih baik.

Prinsip belajar menunjukan kepada hal-hal penting yang harus


dilakukan guru agar terjadi proses belajar siswa sehingga proses
commit to user
pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai hasil yang diharapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

Prinsip-prinsip belajar juga memberikan arah tentang apa saja yang


sebaiknya dilalukan oleh guru agar para siswa dapat berperan aktif di dalam
proses pembelajaran. Bagi guru, kemampuan menerapkan prinsip-prinsip
belajar dalam proses pembelajaran akan dapat membantu terwujudnya
tujuan pembelajaran yang dirumuskan dalam perencanaan pembelajaran.
Pembelajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar,
maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
e. Komponen Pembelajaran
Komponen merupakan bagian dari suatu sistem yang memiliki
peran dalam berlangsungnya suatu proses dalam mencapai suatu tujuan.
Sedangkan pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai
komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain.
Komponen-komponen dalam proses pembelajaran menurut
Sugandi yang dikutip Hamdani (2011: 48) adalah sebagai berikut :
1) Tujuan, secara eksplisit, diupayakan melalui kegiatan
pembelajaran instructional effect, biasanya berupa pengetahuan dan
keterampilan atau sikap yang dirumuskan secara eksplisit dalam
tujuan pembelajaran.
2) Subjek belajar, dalam sistem pembelajaran merupakan komponen
utama karena berperan sebagai subjek sekaligus objek.
3) Materi pembelajaran, merupakan komponen utama dalam proses
pembelajaran karena materi pelajaran akan memberi warna dan
bentuk kegiatan pembelajaran.
4) Strategi pembelajaran, merupakan pola umum mewujudkan proses
pembelajaran yang diyakini efektivitasnya untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
5) Media pembelajaran, adalah alat atau wahana yang digunakan guru
dalam proses pembelajaran untuk membantu menyampaikan pesan
pembelajaran. Media pembelajaran berfungsi meningkatkan
peranan strategi pembelajaran.
6) Penunjang, dalam sistem pembelajaran adalah fasilitas belajar,
sumber belajar, alat pelajaran, bahan pelajaran dan semacamnya.
Penunjang berfungsi memperlancar dan mempermudah terjadinya
proses pembelajaran.

Proses pengajaran dapat terselenggara secara lancar, efisien, dan


efektif berkat adanya interaksi yang positif, konstruktif, dan produktif antara
commit to user
berbagai komponen yang terkandung di dalam sistem pengajaran tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23

Hal ini karena semua komponen dalam sistem pengajaran saling


berhubungan dan saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pengajaran.
f. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan berarti seperangkat asumsi mengenai cara belajar-
mengajar yang merupakan titik awal dalam memandang sesuatu.
Pendekatan dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang
digunakan untuk memulai pembelajaran. Pendekatan pembelajaran juga
dapat diartikan sebagai sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran,
yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
masih sangat umum dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Menurut Syaiful Sagala (2010: 68) bahwa “pendekatan
pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa
dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan intruksional
tertentu”. Menurut Benny A. Pribadi (2009: 58) bahwa “pendekatan
pembelajaran diartikan sebagai desain sistem pembelajaran yaitu sebagai
suatu keseluruhan proses yang dilakukan untuk menganalisis kebutuhan dan
tujuan pembelajaran serta pengembangan sistem penyampaian materi
pelajaran untuk mencapai tujuan tertentu”. Sedangkan menurut Asep Jihad
& Abdul Haris (2013: 24) bahwa “pendekatan pembelajaran sebagai proses
penyajian isi pembelajaran kepada siswa untuk mencapai kompetensi
tertentu dengan suatu metode atau beberapa metode pilihan”.
Dari pendapat diatas dapat di simpulkan bahwa pendekatan
pembelajaran merupakan suatu sistem cara kerja pembelajaran yang di
desain sesuai dengan kebutuhan dan tujuan dari pembelajaran yang
fungsinya untuk mempermudah jalannya pembelajaran serta tercapainya
tujuan pembelajaran itu sendiri. Pendekatan pembelajaran merupakan salah
satu bagian integral yang dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar.
Berhasil tidaknya tujuan pembelajaran dapat dipengaruhi oleh pendekatan
pembelajaran yang ditetapkan oleh guru.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24

g. Macam-macam Pendekatan Pembelajaran


Materi utama dari kurikulum Penjas lebih banyak terdiri dari
berbagai macam permainan, baik yang bersifat beregu maupun perorangan.
Untuk permainan beregu yang kompleks, yang banyak menggunakan
keterampilan terbuka, seperti bola voli, bola basket, sepak bola, atau bola
tangan, permainannya sendiri memerlukan pertimbangan khusus.
Persiapan permainan beregu tentunya tidak cukup hanya
mempersiapkan individu menguasai keterampilan-keterampilan yang ada
dalam permainan itu, tetapi mencakup persiapan bagaimana anak
mengkombinasikan keterampilan itu, menggunakannya dalam cara yang
lebih kompleks, dan menghubungkannya dengan anak lain baik dalam
kaitannya dengan konsep pertahanan atau penyerangan.
Menurut Tomoliyus (2001 : 3) bahwa : “Dalam pendidikan
jasmani dikenal dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan
teknik (pengajaran tertutup) dan pendekatan keterampilan taktik (pengajaran
terbuka)”. Pendekatan mana yang akan dipilih, semuanya diserahkan kepada
guru masing-masing, disesuaikan dengan pemahaman untuk mencapai hasil
yang dipandang optimal.
h. Pendekatan Taktis
Pendekatan taktis merupakan pendekatan pembelajaran yang
menerapkan taktik bermain dalam pembelajaran yang mengarah pada
permainan sebenarnya. Menurut Tomoliyus (2001 : 3) bahwa : “Pendekatan
keterampilan taktik juga disebut pendekatan induktif lebih mengutamakan
proses dengan menggambarkan hasil pelaksanaan tugas (prestasi cabang
olahraga). Sedangkan menurut Beltasar Tarigan ( 2001 : 9 ) bahwa :
“Pendekatan Taktis dalam pengajaran bermain menekankan pada aspek
bagaimana membelajarkan anak untuk memahami konsep bermain”.
Pengajaran melalui pendekatan taktis ini berusaha menghubungkan
kemampuan taktis bermain dan keterampilan teknik dasar dengan
menekankan pemilihan waktu yang tepat untuk melatih teknik dasar dan
committersebut
aplikasi dari pada teknik dasar to user ke dalam keterkaitannya dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

25

kemampuan taktis bermain, sehingga mampu merangsang siswa untuk


befikir dan menemukan sendiri alasan-alasan yang melandasi gerak dan
penampilannya (peformance). Menurut Tomoliyus (2001 : 5) bahwa:
“tujuan pendekatan taktik dalam perbelajaran permainan adalah untuk
meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep bermain melalui penerapan
teknik yang sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan”.
Pendekatan taktis mendorong siswa untuk memecahkan masalah
taktik dalam permainan. Masalah ini pada hakikatnya berkenaan dengan
peberapan keterampilan teknik dalam situasi permainan. Dengan demikian
siswa makin memahami kaitan antara teknik dan taktik. Keuntungan
lainnya, pendekatan ini tepat untuk mengajarkan keterampilan bermain
sesuai dengan keinginan siswa. Tomoliyus (2001 : 6) menekankan bahwa:
“Didalam pendekatan taktik, siswa ditempatkan dalam situasi bermain yang
menekankan pada mempertahankan penguasaan bola sebelum
mengidentifikasi latihan passing bola, menggiring bola atau menembak”.
Selain itu sistem pendekatan taktis ini dapat dipakai untuk
menghindari tidak tercapaiannya tujuan/ target kompetensi yang diajarkan
karena minimnya fasilitas yang ada pada sekolah, ataupun dikarenakan
alokasi waktu yang sedikit yang diberikan untuk mata pelajaran penjasorkes
ini.
Pada model pembelajaran permainan taktikal, guru merencanakan
urutan tugas mengajar dalam konteks pengembangan keterampilan dan
taktis bermain siswa, mengarah pada permainan yang sebenarnya. Tugas-
tugas belajar menyerupai permainan dan modifikasi bermain sering disebut
juga “bentuk-bentuk permainan”. Penekanannya pada pengembangan
pengetahuan taktikal yang memfasilitasi aplikasi keterampilan dalam
permainan, sehingga siswa dapat menerapkan kegiatan belajarnya saat
dibutuhkan. Pada intinya adalah siswa dapat mengembangkan keterampilan
dan taktis bermain secara berkesinambungan. Menurut Tomoliyus (2001 : 7)
bahwa: “Garis besar proses pembelajaran pendekatan keterampilan taktik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

26

dimulai dari sebuah konsep permainan dalam bentuk permainan modifikasi


(fasilitas, alat, jumlah peserta dan aturan)”.
i. Kelebihan Dan Kekurangan Pendekatan Taktis
Dalam penggunaan model pendekatan taktis memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan dalam penggunaan pendekatan taktis ini adalah
terciptanya pembelajaran yang menyenangkan dan menantang sehingga
dapat memicu keaktifan siswa selama pembelajaran. Permainan yang
diberikan dapat disesuaikan dengan kemampuan siswa, dan dengan
permainan yang diberikan siswa dapat mengembangkan kemampuan
geraknya dan juga kemampuan bekerjsama dalam kelompoknya. Seperti
yang dikemukakan oleh Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 15-
16) bahwa beberapa keuntungan yang akan diperoleh melalui permainan di
antaranya:
1) Menunjukkan kemampuan mengkombinasikan keterampilan
manipulatif lokomotor dan non lokomotor baik yang dilakukan
secara perorangan maupun dengan orang lain.
2) Menunjukkan kemampuan pada aneka ragam bentuk aktivitas
jasmani.
3) Menunjukkan penguasaan pada beberapa bentuk aktivitas
jasmani.
4) Memiliki kemampuan tentang bagaimana caranya mempelajari
keterampilan baru.
5) Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pengembangan
keterampilan gerak.
6) Mengetahui aturan, strategi dan perilaku yang harus dipenuhi
pada aktivitas jasmani yang dipilih.
7) Memahami bahwa aktivitas jasmani memberi peluang
untuk mendapatkan kesenangan, menyatakan diri pribadi
dan berkomunikasi.
8) Menghargai hubungan dengan orang lain yang diperoleh
dari partisipasi dalam aktivitas jasmani

Selain itu keunggulan pendekatan taktis menurut Beltasar Tarigan (2001:


13) bahwa:
Pendekatan taktis memberikan suatu alternatif yang memberikan
kesempatan pada siswa untuk mempelajari keterampilan teknik
dalam situasi bermain. Selain itu, pendekatan taktis, siswa dan guru
commit to user
termotivasi untuk melakukan pembelajaran secara aktif, karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

27

siswa mengetahui dengan jelas tujuan yang ingin dicapai dan


aktivitas yang dilakukan cukup menarik.

Berdasarkan keuntungan dari pembelajaran taktis menunjukkan


bahwa, banyak manfaat yang diperoleh dari bermain di antaranya meningkat
kan keaktifan siswa dalam pembelajaran, meningkatkan kemampuan gerak
manipulatif, lokomotor dan non lokomotor, meningkatkan kebugaran
jasmani, meningkatkan penguasaan keterampilan baru dan masih banyak
lainnya, seperti aspek sosial yaitu menghargai orang lain.
Selain itu penggunaan pendekatan taktis ini memiliki beberapa kekurangan
diantaranya:
1) Siswa kurang memahami konsep gerakan karena siswa langsung
diaktualisasikan dalam bentuk permainan.
2) Akan sering terjadi kesalahan teknik dan siswa tidak mampu
mengenalinya.
3) Guru akan mengalami kesulitan untuk mengontrol kesalahan teknik yang
dilakukan siswa.
Maka dari itu dalam penggunaan pendekatan taktis ini perlu
dirancang dengan sebaik mungkin agar dalam pelaksanaanya dapat
meminimalisir kekurarang diatas.
j. Pembelajaran Permainan Bola Tangan Melalui Pendekatan Taktis
1) Permainan Setengah Lapangan
Permainan dimainkan oleh dua tim yang saling berlawanan,
menggunakan setengah lapangan dengan satu gawang. Permainan ini
dimainkan oleh 10 pemain, 5 pemain sebagai tim bertahan dan 5 pemain
sebagai tim penyerang. Lama waktu permainan ini 10 menit dan masing-
masing tim akan berganti peran setelah 5 menit (setengh lama wktu
permainan). Tim akan mendapat poin satu ketika tembakan masuk
kegawang dan sebelum tembakan dilakukan setiap pemain harus sudah
pernah menguasai bola terlebih dahulu.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

28

Keterangan gambar :
= Lapangan
= Pemain yang menguasai atau memegang bola
= Defender (Pemain bertahan/penghambat)
= Bola
= Garis batas shooting

= Gawang Futsal
2) Permainan Hujan Gol
Permainan dimainkan oleh dua tim yang saling berlawanan yang
dimainkan oleh 5 pemain setiap timnya. Permainan ini menggunakan 6
buah gawang paralon kecil. Lama permainan ini 2 x 5 menit. Poin satu
untuk setiap tim yang dapat melakukan tembakan yang masuk kegawang
dan tidak melewati garis batas tembakan (garis merah).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

29

Keterangan gambar :
= Lapangan
= Tim A
= Tim B
= Bola
= Garis batas shooting
= Gawang paralon

3) Permainan Gawang Tengah Depan Belakang


Perminan ini dimainkan oleh 2 tim yang masing-masing terdiri 5
siswa. Permainan ini menggunakan 1 gawang yang berada di tengan
lapangan. Gol dianggap sah apabila tembakan dilakukan dari luar
lingkaran, baik dari depan ataupun belakang. Lama permainan ini adalah
2 x 5 menit.

Keterangan gambar :
= Lapangan
= Tim A
= Tim B
= Bola
= Garis batas shooting
= Gawang Paralon
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

30

4) Permainan 6 vs 6
Permainan ini dimainkan oleh dua tim yang saling berlawanan
yang dimainkan oleh 6 pemain setiap timnya. Permainan ini
menggunakan sasaran yang berupa gawang paralon yang diletakan
digaris gawang. Pada lapangan tengah diberi rintangan cone, siswa tidak
boleh melewati cone tersebut. Lama permainan ini 2 x 5 menit. Poin satu
apabila tembakan masuk kegawang dan tembakan tersebut dilakukan
diluar garis batas tembakan.

Keterangan gambar :
= Lapangan
= Tim A
= Tim B
= Bola
= Garis batas shooting
= Sasaran menggunakan gawang paralon
= Rintangan menggunakan cone
5) Permainan Gawang Kotak Poin
Permainan ini dimainkan oleh dua tim yang saling berlawanan
yang setiap tim terdiri dari 5 pemain. Permainan ini menggunakan
sasaran yang berupa gawang yang dibagi menjadi beberapa kotak dan
setiap kotak memiliki poin yang. Lama permainan ini 2 x 5 menit.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

31

Keterangan gambar :
= Lapangan
= Tim A
= Tim B
= Bola
= Garis batas shooting

4 2 4
3 1 3
= Gawang Kotak Poin
4 2 4

6) Permainan Bola Tangan Nyata


Permainan ini menggunakan lapangan futsal, dengan jumlah tiap
timnya adalah 7 pemain. Dalam permainan ini menggunakan peraturan
yang sesungguhnya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

32

Keterangan gambar :
= Lapangan
= Tim A
= Tim B
= Bola
= Garis batas shooting
= Gawang

k. Hasil Belajar
1) Pengertian Hasil Belajar
Belajar, pembelajaran serta hasil belajar merupakan satu
kesatuan yang tidak bisa terpisahkan. Jika belajar dikatakan kegiatan
siswa, maka mengajar dikatakan kegiatan guru. Dalam proses usaha
mencari dan mendapatkan pengalaman baru, sebenarnya manusia telah
melakukan kegiatan belajar. Dengan adanya pengalaman baru yang
diperoleh dari hasil usaha tersebut, maka dalam diri manusia ada
pengalaman yang bertambah dan berkembang. Sehingga dari proses
tersebut, adanya perubahan tingkah laku dalam diri manusia. Perubahan
itu terwujud dengan adanya pemahaman, kemampuan, dan kebiasaan dan
ketrampilan yang bertambah. Perubahan tersebut yang dinamakan
dengan hasil belajar.
Pendapat Abdurrahman yang dikutip Asep Jihad & Abdul Haris
(2013: 14) menyatakan bahwa “hasil belajar adalah kemampuan yang
diperoleh anak melalui kegiatan belajar”. Menurut Nana Sudjana (2000:
3), “hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang
kognitif, afektif dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya”. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013: 3),
“hasil belajar merupakan hasil dari suatu tindak belajar dan tindak
mengajar”.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan perubahan
commit perilaku,
to user sikap dan kemampuan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

33

terjadi setelah seseorang melakukan kegiatan belajar mengajar yang


meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
2) Tujuan Dan Fungsi Hasil Belajar
Hasil belajar didapat melalui sebuah penilaian terhadap suatu
pembelajaran yang dilakukan sebelumnya. Tujuan dan fungsi dari hasil
belajar adalah untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan siswa
dalam proses pembelajaran yang dilakukan sebelumnya yang nantinya
dapat digunakan untuk perbaikan dalam proses pembelajaran. Tujuan dan
fungsi dari hasil belajar menurut Hamdani (2011: 302) adalah sebagai
berikut :
1. Tujuan penilaian hasil belajar
(1) Tujuan umum
(a) Menilai pencapaian kompetensi siswa.
(b) Memperbaiki proses pembelajaran.
(c) Sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar
siswa.
(2) Tujuan khusus
(a) Mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa.
(b) Mendiagnosis kesulitan belajar.
(c) Memberikan umpan balik atau perbaikan proses belajar
mengajar
(d) Menentukan kenaikan kelas
(e) Memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan
memahami diri dan merangsang untuk melakukan usaha
perbaikan.
2. Fungsi penilaian hasil belajar
(1) Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas.
(2) Umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar.
(3) Meningkatkan motivasi belajar siswa.
(4) Evaluasi diri terhadap kinerja siswa.

3) Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Sejak awal dikembangkannya ilmu pengetahuan tentang
perilaku manusia, banyak dibahas mengenai bagaimana mencapai hasil
belajar yang efektif. Para pakar dibidang pendidikan dan psikologi
mencoba mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar. Dengan diketahuinya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
commitmaupun
hasil belajar, para pelaksana to user pelaku kegiatan belajar dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

34

memberi intervensi positif untuk meningkatkan hasil belajar yang akan


diperoleh.
Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Slameto
(2003) yaitu faktor internal terdiri dari kecerdasan atau intelegensi,
perhatian, bakat, minat, motivasi, kematangan, kesiapan dan kelelahan
serta faktor eksternal terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat.

B. Kerangka Berfikir

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan


keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar yakni menggunakan kegiatan
siswa sendiri secara efektif di dalam pembelajaran. Siswa diarahkan untuk
melakukan latihan yang sesuai dengan konsep pembelajaran yang sedang
dipelajari. Dalam hal ini peran guru hanya sebagai motivator dan fasilitator. Siswa
diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya
dengan melakukan latihan yang sesuai dengan materi pembelajaran.
Kondisi awal sebelum penelitian yaitu proses pembelajaran permainan
bola tangan yang belum berjalan secara efektif. Hal ini disebabkan karena
penggunaan model pembelajaran yang belum sesuai, yang mengakibatkan siswa
kurang bersemangat, tidak bersungguh-sungguh, cepat merasa bosan selama
pembelajaran, hasil belajar dan keterampilan permainan bola tangan belum
maksimal.
Pendekatan taktis adalah pendekatan yang lebih cocok untuk diterapkan
dalam mengajar penjasorkes terutama yang terkait dengan mengajar untuk
olahraga-olahraga yang bersifat permainan yaitu salah satunya permainan bola
tangan. Melalui pendekatan taktis siswa diberi kebebasan seluas-luasnya untuk
mengembangkan keterampilan bola tangan melalui permainan-permainan.
Permainan yang diberikan merupakan permainan yang didesain hampir sama
dengan permainan aslinya. Melalui pendekatan taktis ini dapat memenuhi
keinginan gerak siswa sehinggacommit
merangsang
to user kesenangan, ketertarikan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

35

dalam menjalankan permainan, meningkatkan keberanian dan meningkatkan


kemampuan menilai dirinya sendiri dan teman yang lainnya, serta meningkatkan
hasil belajar keterampilan bola tangan.
Selain itu dengan menggunakan pendekatan taktis siswa melakukan tugas
ajar yang telah dijelaskan oleh guru dengan berkelompok. Setiap anggota
kelompok saling membantu anggota yang lain untuk menyelesaikan tugas
tersebut. Berkerja dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas dari guru inilah
yang diharapkan nantinya siswa akan mampu bekerjasama untuk memahami
keterampilan bola tangan melalui permainan serta menumbuhkan kemampuan
sosial yang tinggi sesama teman dalam kelompok.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

36

Secara sederhana kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat


digambarkan sebagai berikut:

Siswa:
- Siswa kurang bersemangat,
tidak bersungguh-sungguh &
cepat merasa bosan selama
Penggunaan model
pembelajaran.
Kondisi pendekatan pembelajaran - Kebanyakan siswa memilih
awal yang belum sesuai untuk langsung memainkan
permainan bol tangan.
- Hasil belajar keterampilan bola
tangan masih rendah.

Siklus I:

- Siswa mengikuti pembelajaran


bola tangan melalui pendekatan
taktis.
Meningkatkan hasil belajar
ketrampilan bola tangan
Tindakan
melalui pendekatan taktis

Siklus II:
Melalui pendekat taktis
dapat meningkatkan hasil Upaya perbaikan tindakan dari
belajar keterampilan bola siklus I.
Kondisi akhir tangan pada siswa-siswi
- Siswa mengikuti pembelajaran
dalam kegiatan
bola tangan melalui pendekatan
pembelajaran.
taktis.

commit
Gambar to Kerangka
8. Alur user Berfikir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

37

Berdasarkan kerangka konseptual yang digambarkan tersebut bahwa,


pembelajaran bola tangan melalui pendekatan taktis merupakan bentuk
pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan gerak siswa.
Melalui permainan siswa menjadi lebih senang dan aspek-aspek yang terdapat
pada diri siswa dapat dikembangkan. Aspek yang dikembangkan dalam
pembelajaran bola tangan melalui pendekatan taktis ini yaitu: untuk
mengembangkan kebugaran jasmani, untuk mengembangkan kerjasama, untuk
mengembangkan skill dan untuk mengembangkan sikap kompetisi. Hal ini
artinya, pembelajaran yang dikonsep dengan permainan tidak hanya
mengembangkan aspek peningkatan hasil belajar keterampilan bola tangan saja,
tetapi aspek lainnya juga dikembangkan.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai