Anda di halaman 1dari 27

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR

(MATERI KULIAH SUBUH KEGIATAN RAMADHAN 1445H)


PANITIA MASJID AR-RAHMAN

Jenjang : Pendidikan Dasar (PAUD-SD)


Kelas : PAUD, I-VI SD
Tempat : MASJID AR - RAHMAN

Mata Jumlah Tanggal


No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Penceramah Keterangan
Pelajaran Pertemuan (Ramadhan)
1 2 3 4 5 6 7 8
1. FIQIH 4 Memahami rukun Islam  Melafalkan dua kalimat syahadat dengan fasih. Dani Suhardiman 1, 7, 13, 19
yang pertama  Menjelaskan pengertian syahadat Tauhid.
(syahadatain)  Menjelaskan pengertian syahadat Rasul.
 Dapat membedakan syahadat Tauhid dan
Syahadat Rasul.
 Terbiasa membaca dua kalimat syahadat
Memahami konsep  Menjelaskan pengertian dan dasar hukum
thaharah thaharah.
 Menyebutkan ketentuan thaharah dalam Islam.
 Menyebutkan tujuan dan hikmah thaharah.
 Mempraktikkan cara bersuci (wudhu,
tayammum, istinja’ dan mandi janabah).
Memahami tata cara  Menjelaskan pengertian dan dasar hukum
berwudhu, tayammum, wudhu, tayammum, istinja’ dan mandi
istinja’ dan mandi janabah.
janabah  Menyebutkan ketentuan berwudhu, tayammum,
istinja’ dan mandi janabah.
 Menjelaskan tujuan dan hikmah wudhu
tayammum, istinja’ dan mandi janabah.
 Mempraktikkan cara berwudhu, tayammum
istinja’ dan mandi janabah dengan benar.
Mata Jumlah Tanggal
No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Penceramah Keterangan
Pelajaran Pertemuan (Ramadhan)
1 2 3 4 5 6 7 8
Memahami tata cara  Melafalkan bacaaan adzan dan iqamah dengan
adzan dan iqamah baik.
 Menyebutkan pengertian dan dasar hukum
azan dan iqamah.
 Menjelaskan ketentuan azan dan iqamah.
 Mempraktikkan azan dan iqamah.
Menguasai bacaan-  Menghafal bacaan-bacaan shalat.
bacaan dalam shalat.  Memahami arti setiap bacaan shalat.
2. AQIDAH 4 Memahami hakikat  Menjelaskan makna dasar Tauhid. Dani Suhardiman 2, 8, 14, 20
Tauhid kepada Allah  Menjelaskan pengertian dan cakupan tauhid
SWT. kepada Allah SWT.
 Melaksanakan Perilaku “tauhidy” dalam
kehidupan keseharian.
Memahami serta  Menjelaskan hakikat iman kepada Allah sebagai
mengimani Allah Rabbul ‘Alamin
sebagai Rabbul ‘Alamin  Menjelaskan perbedaan Kholiq dan Makhuq
mengenali Dzat, Sifat dan Af’al-Nya.
 Menguraikan dan menjelaskan sifat-sifat wajib
Allah (sifat Nafsiyah, Salbiyah, Ma’ani, dan
Ma’nawiyah). Sifat Mustahil bagi Allah dan
Sifat Jaiz bagi Allah.
 Menjelaskan makna al Asma’ al Husna dan
implementasinya bagi manusia sebagai makhluk
Allah Rabbul ‘Alamin.
 Menyebutkan dalil tentang iman kepada
Allah SWT.
Memahami kebesaran  Menjelaskan makna dan implementasi
Allah dalam kehidupan dzikrullah.
sehari-hari.  menjelaskan makna dan implementasi tafakkur
dan tadabbur.
 Melaksanakan perilaku syukur dalam kehidupan
sehari-hari..
Mata Jumlah Tanggal
No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Penceramah Keterangan
Pelajaran Pertemuan (Ramadhan)
1 2 3 4 5 6 7 8
Memahami dan  Menjelaskan hakikat iman kepada Malaikat
mengimani Malaikat Allah SWT.
Allah  Menguraikan tugas-tugas Malaikat Allah SWT.
 Menjelaskan perilaku dan sifat Malaikat Allah
SWT.
 Menyebutkan dalil-dalil iaman kepada malaikat
Allah.
 Melaksanakan perilaku Ta’abudy dalam
kehidupan sehari-hari.
3. AKHLAK 3 Mengenal perbuatan  Menampilkan perilaku sayang kepada diri Dani Suhardiman 3, 9, 15
yang baik dan yang sendiri.
buruk  Menampilkan perilaku sayang kepada teman.
 Menampilkan perilaku taat pada orang tua/guru.
 Menjauhi perilaku mengganggu orang lain.
 Menjauhi perilaku menyakiti orang lain
 Menjauhi perilaku membuat onar.
Menghafal doa-doa  Menyebut doa mau makan di luar kepala.
keseharian  Menyebut doa setelah makan diluar kepala
Mengenal perbuatan  Menampilkan perilaku sayang kepada tumbuh-
yang baik dan yang tumbuhan.
buruk.  Menampilkan perilaku sayang kepada
hewan/binatang.
 Menampilkan perilaku sopan pada orang
tua/guru.
 Menjauhi perilaku menyakiti diri sendiri.
 Menjauhi perilaku menyakiti orang lain.
 Menjauhi perilaku menyakiti hewan/binatang.
 Menjauhi perilaku merusak tanaman.
Menghafal doa-doa  Menyebutkan doa mau masuk kamar mandi.
keseharian  Menyebutkan doa keluar dari kamar mandi.
 Menyebutkan doa mau tidur.
 Menyebutkan doa bangun tidur.
 Menyebutkan doa untuk orang tua.
Mata Jumlah Tanggal
No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Penceramah Keterangan
Pelajaran Pertemuan (Ramadhan)
1 2 3 4 5 6 7 8
 Menyebutkan doa keselamatan di dunia dan
akhirat.
4. AL-QURAN 3 Hafal Surah Al-Fatihah  Membacakan dengan makhrijul huruf yang tepat Dani Suhardiman 4, 10, 16
dan tajwid yang benar (fasih dan tartil)
 Mempertebal/memperjelas teks surah al-Fatihah
dengan baik dan benar.
 Mengetahui arti surah al-fatihah dengan baik.
Menulis huruf hijaiyah  Menulis huruf-huruf hijaiyah secara terpisah
secara terpisah dan dengan benar.
bersambung  Menulis huruf-huruf hijaiyah secara
bersambung dengan benar.
Hafal Surah al-Ikhlas  Membaca dengan makhrjul huruf yang tepat dan
tajwid yang benar (fasih dan tartil).
 Mempertebal/memperjelas teks surah al-Ikhlas
dengan baik dan benar.
 Mengetahui arti Surah al-Ikhlas dengan baik.
Memahami kaidah ilmu  Mengetahui kaidah bacaan idghom, ikhfa’,
tajwid qolqolah dan lainnya.
 Mengenal bacaan wakaf dan wasal.
 Mempraktikkan bacaan al-Qur’an sesuai kaidah
tajwid..
5. HADITS 3 Melafadzkan hadis-  Menghafal hadis-Hadis pendek tentang urgensi Dani Suhardiman 5, 11, 17,
hadis pendek tentang kebersihan.
kebersihan dengan fasih  Menerjemahkan dan mempertebal /
dan benar memperjelas teks hadis tentang kebersihan.
 Menampilkan prilaku bersih di lingkungan
sekitar..
Melafadzkan hadis-  Menghafal hadis-hadis pendek tentang
hadis pendek tentang kewajiban menghormati orang tua.
kewajiban menghormati  Menerjemahkan dan mempertebal\ memperjelas
orang tua teks hadis tentang kewajiban menghormati
orang tua.
Mata Jumlah Tanggal
No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Penceramah Keterangan
Pelajaran Pertemuan (Ramadhan)
1 2 3 4 5 6 7 8
 Menunjukkan sikap menghormati orang tua
dalam kehidupan sehari-hari.
Melafadzkan hadis-  Menghafal hadis-hadis pendek tentang
hadis pendek tentang kewajiban bertakwa.
kewajiban bertakwa.  Menerjemahkan dan mempertebal /
memperjelas teks hadis tentang kewajiban
bertakwa.
 Menunjukkan cirri-ciri orang yang benar-benar
bertakwa secara sederhana.
 Menampilkan prilaku bertakwa di mana saja
berada.
Melafadzkan hadis-  Menghafal hadis –hadis pendek tentang
hadis pendek tentang keutamaan salat berjamaah dan cirri-ciri orang
salat berjamaah, dan munafik.
cirri-ciri orang munafik.  Mempertebal / memperjelas teks hadis tentang
keutamaan shalat berjamaah dan cirri-ciri orang
munafik.
 Menunjukkan kegemaran shalat berjamaah
setiap hari.
 Menampilkan prilaku jujur dan amanah.
6. TARIKH 3 Mengenal sejarah Nabi-  Mendengarkan sejarah Nabi Adam AS Dani Suhardiman 6, 12, 18
Nabi selain Nabi  Mendengarkan sejarah Nabi Idris AS
Muhammad SAW.  Mendengarkan sejarah Nabi Luth AS
 Mendengarkan sejarah Nabi Hud AS
Mengenal sejarah Nabi-  Mendengarkan sejarah Nabi SolehAS
Nabi selain Ulul Azmi  Mendengarkan sejarah Nabi Zakariya AS
 Mendengarkan sejarah Nabi Yahya AS
Mengenal sejarah Nabi-  Mendengarkan sejarah Nabi Ilyas AS
Nabi Ulul Azmi  Mendengarkan sejarah Nabi Ilyasa AS
 Mendengarkan sejarah Nabi Dzulkifli AS
 Mendengarkan sejarah Nabi Ismail AS.
 Mendengarkan sejarah Nabi Ishak AS.
 Mendengarkan sejarah Nabi Yusuf AS.
 Mendengarkan sejarah Nabi Ya’kub AS
Mata Jumlah Tanggal
No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Penceramah Keterangan
Pelajaran Pertemuan (Ramadhan)
1 2 3 4 5 6 7 8
 Mendengarkan sejarah Nabi Syu’aib AS
 Mendengarkan sejarah Nabi Harun AS
 Mendengarkan sejarah Nabi Sulaiman AS
 Mendengarkan sejarah Nabi Dawud AS
 Mendengarkan sejarah Nabi Nuh AS
 Mendengarkan sejarah Nabi Ayub AS
 Mendengarkan sejarah Nabi Musa AS.
 Mendengarkan sejarah Nabi Isa AS
 Mendengarkan sejarah Nabi Ibrahim AS
Mengetahui Kondisi  Mengetahui Peta jazirah Arabia
Jazirah Arab sebelum  Mengetahui Keyakinan masyarakat jahiliyah
kelahiran Nabi  Mengetahui Kondisi social ekonomi
Muhammad SAW.  mengetahui Kondisi Sosial Politik.
 Mengetahui suku-suku bangsa Arab
 Mengetahui Kebudayaan masyarakat jahiliyah
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR
(MATERI KULIAH SUBUH KEGIATAN RAMADHAN 1445H)
MASJID

Jenjang : Pendidikan Lanjutan (SMP, SMA, Umum)


Kelas : VII-IX SMP, X-XII SMA, Umum
Tempat : Masjid Jami Al-Falaah

Mata Jumlah Tanggal


No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Penceramah Keterangan
Pelajaran Pertemuan (Ramadhan)
1 2 3 4 5 6 7 8
1. AL-QURAN 4 Hafal Surah at- Tin  Membaca dengan makharijul huruf yang tepat Dani Suhardiman 1, 7, 13, 19
dan tajwid yang benar (fasih dan tartil)
 Menulis kembali surah at-Tin dan
menterjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia.
 Menghafal surah at-Tin dengan lacar.
 Menjelaskan kandungan surah at-Tin secara
sederhana.
Hafal Surah Insyirah  Membaca dengan makharijul huruf yang tepat
dan tajwid yang benar (fasih dan tartil).
 Menulis kembali surah al-Insyirah dan
menterjemahkannya kedalam bahasa Indonesia.
 Menghafal surah al-Insyirah dengan lancar.
 Menjelaskan kandungan surah al-Insyirah
dengan baik.
Memahami kaidah ilmu  Mengenal huruf ghunnah
tajwid tentang mim dan  Mempraktikkan bacaan ghunnah.
nun bertasydid.  Mengidentifikasi bacaan ghunnah.
Mata Jumlah Tanggal
No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Penceramah Keterangan
Pelajaran Pertemuan (Ramadhan)
1 2 3 4 5 6 7 8
Memahami kaidah ilmu  Mengenal hukum ikhfa’syafawi mim mati.
tajwid tentang mim  Mempraktikkan bacaan ghunnah.
mati.  Mengidentifikasi bacaan ikhfa’syafawi.
Memahami kaidah ilmu  mengenal hukum idgham mutamatsilain mim
tajwid tentang mim mati.
mati.  Mempraktikkan bacaan idgham mutamatsilain
mim mati.
 Mengidentifikasi bacaan idgham mutamatsilain.
Hafal Surah al Alaq  Membaca dengan makharijul huruh yang tepat
dan tajwid yang benar (fasih dan tartil)
 Menulis kembali surah al-Alaq dan
menterjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia
 Menghafal surah al-Alaq dengan lancar.
 Menjelaskan kandungan surah al-Alaq dengan
sederhana.
Memahami Surah al-  Membaca dengan makharijul huruh yang tepat
Dhuha dan tajwid yang benar (fasih dan tartil).
 Menulis kembali surah al-Dhuha dan
menterjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia
 menghafal surah al-Dhuha dengan lancar.
 menjelaskan kandungan surah al-dhuha dengan
sederhana.
Memahami kaidah ilmu  Mengenal hukum mad thabi’i
tajwid tentang mad.  Mempraktikkan bacaan mad wajib muttashil.
 Mengidentifikasi bacaan mad wajib muttashil
Memahami kaidah ilmu  Mengenal hukum mad wajib muttashil
tajwid tentang mad.  mempraktikkan bacaan mad wajib muttashil.
 Mengidentifikasi bacaan mad wajib muttashil.
Mengenal kaidah ilmu  Mengenal hukum mad jaiz munfashil.
tajwid tentang mad.  Mempraktikkan bacaan mad jaiz munfashil.
 Mengidentifikasi bacaan mad jaiz munfashil.
2. HADITS 4 Mamahami hadis  Menghafal teks hadis tentang 5 rukun Islam. Dani Suhardiman 2, 8, 14, 20
tentang rukun Islam..
Mata Jumlah Tanggal
No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Penceramah Keterangan
Pelajaran Pertemuan (Ramadhan)
1 2 3 4 5 6 7 8
 Menterjemahkan hadis tentang 5 rukun Islam
 Memberikan contoh hubungan Iman dengan
Islam dalam kehidupan sehari-hari..
 Menerapkan rukun Islam dalam kehidupan
sehari-hari.
Memahami hadis  Menghafal teks hadis tentang Ihsan.
tentang ihsan  Menterjemahkan hadis tentang Ihsan
 Menerapkan nilai-nilai Ihsan dalam
bermain/bergaul, belajar, beribadah dan
berhubungan sosial.
 Melaksanakan Ihsan dalam kehidupan sehari-
hari.
Memahami hadis  Menghafal teks hadis tentang salat berjamaah.
tentang salat berjamaah  Menterjemahkan hadis tentang salat berjamaah.
 Menulis kembali hadis tentang salat berjamaah.
 Membiasakan shalat berjamaah dalam
kehidupan sehari-hari
Memahami hadis  Menghafal teks hadis tentang menyayangi anak
tentang menyayangi yatim.
anak yatim.  Menerjemahkan hadis tentang menyayangi anak
yatim.
 Menulis kembali hadis tentang kewajiban
menyayangi anak yatim.
 Menjelaskan isi kandungan hadis tentang
menyayangi anak yatim secara sederhana..
3. TARIKH 3 Mengenal Sejarah Islam  Menerangkan sissilah dan kedudukan Abu Dani Suhardiman 3, 9, 15
masa kahlifah Abu Bakar Siddieq
Bakar  menjelaskan kehidupan Abu Bakar As-Siddieq
sebelum dan setelah masuk Islam dan
hubungannya dengan Nabi Muhammad SAW.
 menerangkan persahabatan dan kesetiaan Abu
Bakar ra terhadap Rasulullah SAW dalam
berda’wah.
Mata Jumlah Tanggal
No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Penceramah Keterangan
Pelajaran Pertemuan (Ramadhan)
1 2 3 4 5 6 7 8
 mencerminkan perilaku meneladani sifat-sifat
kemulyaan Abu Bakar ra.
Mengenal sejarah Islam  menerangkan silsilah dan kedudukan Umar Bin
masa khalifa Umar bin Khatthab ra.
Khattab  Menjelaskan kehidupan Umar bin Khaththab ra
sebelum dan setelah masuk Islam dan
hubungannya dengan Nabi Muhammad SAW.
 Menerangkan persahabatan dan kesetiaan
Usman Bin Affan ra terhadap Rasulullah SAW
dalam berda’wah.
 Mencerminkan perilaku meneladani sifat-sifat
kemulyaan Umar Bin Khaththab ra..
Mengenal Sejarah Islam  Menerangkan silsilanh dan kedudukan Usman
masa Khalifah Utsman bin Affan ra
bin Affan  Menjelaskan kehidupan Usman bin Affan ra
sebelum dan setelah masuk Islam dan
hubungannya dengan Nabi Muhammad SAW
 Menerangkan persahabatan dan kesetiaan
Usman bin Affan ra terhadap Rasulullah SAW
dalam berda’wah.
 Mencerminkan perilaku meneladani sifat-sifat
kemulyaan Usman bin Affan ra.
Mengenal sejarah Islam  menerangkan silsilah dan kedudukan Ali bin
masa khalifah Ali bin Abi Thalib ra.
Abi Thalib  Menjelaskan kehidupan Ali bin Abi Thalib ra
sebelun dan setelah masuk Islam dan
Hubungannya dengan Nabi Muhammad SAW.
 Menerangkan persahabatan dan kesetiaan Ali
bin Abi Thalib ra terhadap Rasulullah SAW
dalam berda’wah.
 Mencerminkan perilaku meneladani sifat-sifat
kemulyaan Ali bin Abi Thalib ra.
Mata Jumlah Tanggal
No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Penceramah Keterangan
Pelajaran Pertemuan (Ramadhan)
1 2 3 4 5 6 7 8
4. FIQIH 3 Memahami ajaran Islam  Menjelaskan pengertian dan dasar hukum haji Dani 4, 10, 16
tentang haji dan umroh dan umroh. Suhardiman
 Menjelaskan tujuan dan hikmah ibadah haji
dan umroh.
 Mempraktikkan manasik haji dan umroh.
 Menunjukkan perilaku yang mencerminkan etos
ibadah haji dan umroh.
Memahami jenis-jenis  Menyebutkan jenis-jenis makanan dan minuman
makanan dan minuman yang halal dan haram.
yang halal dan haram  menyadari pentingnya mengonsumsi makanan
dan minuman yang sehat dan halal.
 Membiasakan memakan makanan dan minuman
yang halal dan menghindari makanan dan
minuman yang haram.
Mengetahui jenis-jenis  Menyebutkan jenis-jenis hewan yang halal dan
hewan yang halal dan haram dikonsumsi.
haram dikonsumsi serta  Menjelaskan tata cara penyembelihan hewan.
memahami cara  Menyebutkan hewan yang halal dan yang perlu
penyembelihannya. disembelih dan yang tidak perlu disembelih.
 Menunjukkan perilaku yang mencerminkan
sikap sayang terhadap binatang.
 Menunjukan perilaku yang mencerminkan sikap
sayang terhadap binatang
 Terbiasa menyembelih dengan sesuai dengan
syariat mengemukakan dalil-dalil menjelaskan
disyariatkannya qurban, aqiqah dan khitan.
Memahami ajaran Islam  Menjelaskan pengertian dan dasar hukum
tentang qurban, aqiqah qurban, aqiqah, dan khitan
dan khitan  Menyebutkan ketentuan dan tatacara qurban,
aqiqah dan khitan
 Menunjukkan perilaku yang mencerminkan
sikap menjunjung tinggi nilai dan hikmah
disyariatkannya qurban, aqiqah dan khitan
Mata Jumlah Tanggal
No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Penceramah Keterangan
Pelajaran Pertemuan (Ramadhan)
1 2 3 4 5 6 7 8
5. AQIDAH 3 Memahami dan  Menjelaskan hakikat iman kepada Malaikat Dani Suhardiman 5, 11, 17
meyakini serta Allah SWT..
mengimani malaikat  Menguraikan tugas-tugas Malaikat Allah SWT.
Allah  Menjelaskan perilaku dan sifat Malaikat Allah
SWT.
 Menyebutkan dalil-dalil tentang iman kepada
malaikat Allah SWT.
 Menampilkan perilaku Taabbudy dalam
kehidupan sehari-hari.
Memahami dan  Menjelaskan hakikat kitab suci Allah.
meyakini/mengimani  Menjelaskan hubungan ayat-ayat Qauliyah dan
kitab-kitab suci Allah Kauniyah.
 Menjelaskan Mu’jizat al-Qur’an
 Menyebutkan dalil tentang mu’jizat al-Qur’an.
Memahami fungsi kitab  Menjelaskan fungsi Al-Qur’an sebagai pedoman
suci Allah dalam hidup.
kehidupan sehari-hari.  Menampilkan perilaku Qur’ani dalam
kehidupan sehari-hari.
Memahami dan  Menjelaskan makna dan misi kerasulan.
meyakini/mengimani  Menjelaskan hubungan antara wahyu dan rasul.
Rasul-Rasul Allah.  Menyebutkan nama-nama rasul Allah SWT.
 Menyebutkan rasul-rasul yang mendapat gelar
ulul ‘azmi.
 Menguraikan makna mu’jizat bagi para Rasul.
 Menguraikan kerasulan Muhammad SAW
sebagai khatamil anbiya wal mursalin.
 Menyebutkan dalil tentang iman kepada rasul-
rasul Allah.
Memahami dan  Menjelaskan fungsi Rasul sebagai “uswatun
meneladani perilaku hasanah”.
Rasul dalam kehidupan  5.2. Menjelaskan kerasulan Muhammad SAW.
sehari-hari. Sebagai rahmatan lil ‘alamin.
Mata Jumlah Tanggal
No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Penceramah Keterangan
Pelajaran Pertemuan (Ramadhan)
1 2 3 4 5 6 7 8
 5.3. Menampilkan perilaku mulia sebagaimana
dicontohkan para Rasul.
6. AKHLAK 3 Membiasakan diri  Menyebutkan akhlak mahmudah kepada orang Dani Suhardiman 6, 12, 18
berakhlak mahmudah lain.
dalam kehidupan  Menampilkan diri berakhlak mahmudah kepada
sehari- hari. orang lain (kasih sayang, ukhuwah,
sakha/dermawan, senang menolong, tawadlu’,
dan pemaaf.
 Mengenali kisah orang-orang yang berperilaku
kasih sayang, ukhuwah,sakha/dermawan,
senang menolong, tawadlu’ dan pemaaf.
 menebutkan dalil-dalil tentang kasih sayang
ukhuwah, sakha/dermawan, senang menolong,
tawadlu’,dan pemaaf.
Membiasakan diri  Menyebutkan akhlak mahmudah kepada alam
berakhlak mahmudah lingkungan.
dalam kehidupan  Menampilkan diri berakhlak mahmudah kepada
sehari- hari diri sendiri meliputi Qana’ah, Tawadlu’,
Syaja’ah, dan samahah.
 Mengenal kisah orang-orang yang Berprilaku
cinta kebersihan , sayang binatang, sayang
tumbuh-tumbuhan, dan cinta lingkungan sehat
 Menyebutkan dalil-dalil tentang cinta
kebersihan, sayang binatang, sayang tumbuh-
tumbuhan dan cinta lingkungan sehat
Membiasakan diri  Menyebutkan pengertian akhlak madzmumah
menjauhkan diri dari  Menyebutkan akhlak madzmumah kepada Allah
akhlak Madzmumah Swt.
dalam kehidupan  Menjauhkan diri dari syirik, munafik, dan fasik
sehari- hari, cinta  Mengenal kisah akibat bagi orang-orang yang
kebersihan, saying syirik, munafik, dan fasik.
binatang, saying  Menyebutkan dalil-dalil tentang larangan syirik,
tumbuh-tumbuhan dan munafik, dan fasik.
cinta lingkungan sehat.
BENTUK RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : FIQIH
Kelas/Semester :
Pertemuan Ke- : 1
Alokasi Waktu : 45 menit
Standar : Memahami rukun Islam yang pertama (syahadatain)
Kompetensi
Kompetensi Dasar : Mengetahui dua kaimat syahadat serta terbiasa membaca juga mampu membedakan syahadat Tauhid dan syahadat
Rasul
Indikator : • Melafalkan dua kalimat syahadat dengan fasih.
• Menjelaskan pengertian syahadat Tauhid.
• Menjelaskan pengertian syahadat Rasul.
• Dapat membedakan syahadat Tauhid dan Syahadat Rasul.
• Terbiasa membaca dua kalimat syahadat
I. Tujuan Pembelajaran : Memahami Syahadatain
II. Karakter siswa yang  Disiplin ( Discipline )
diharapkan  Tekun ( diligence )
 Tanggung jawab ( responsibility )
 Ketelitian ( carefulness)
 Kerja sama ( Cooperation )
 Toleransi ( Tolerance )
 Percaya diri ( Confidence )
 Keberanian ( Bravery )
III. Materi Ajar : Syahadatain
IV. Metoda Pembelajaran : Ceramah
V. Langkah-langkah :
a. Kegiatan Awal : • Mengabsen peserta kuliah subuh
• Memulai kegiatan dengan berdoa bersama
• Mengecek kesiapan peserta kuliah subuh
b. Kegiatan Inti : • Guru menerangkan kalimat Syahadatain.
• Guru menerangkan kalimat Syahadat tauhid.
• Guru menerangkan kalimat Syahadat Rasul..
• Guru menerangkan perbedaan Syahadat tauhid dan Rosul.
• Guru memerintahkan untuk siswa menghapal dan membacakan
kalimat syahadat beserta artinya .
c. Kegiatan Akhir : • Mengecek kefahaman peserta kuliah subuh
• Memulai kegiatan dengan berdoa bersama
• Mengecek kesiapan peserta kuliah subuh
VI. Alat/Bahan/Sumber Belajar : • Spidol dan bor
• Al – Qur’an dan Sunnah

VII. Penilaian :

Materi 1: Syahadatain

Makna Syahadatain, Rukun, Syarat, Konsekuensi dan yang Membatalkannya

PERTAMA: MAKNA SYAHADATAIN


[A]. Makna Syahadat "Laa ilaaha illallah"
Yaitu beri'tikad dan berikrar bahwasanya tidak ada yang berhak disembah dan menerima ibadah kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala, menta'ati hal terse-but dan mengamalkannya. La
ilaaha menafikan hak penyembahan dari selain Allah, siapa pun orangnya. Illallah adalah penetapan hak Allah semata untuk disembah.

laailaahaillallohJadi makna kalimat ini secara ijmal (global) adalah, "Tidak ada sesembahan yang hak selain Allah". Khabar "Laa " harus ditaqdirkan "bi haqqi" (yang hak), tidak
boleh ditaqdirkan dengan "maujud " (ada). Karena ini menyalahi kenyataan yang ada, sebab tuhan yang disembah selain Allah banyak sekali. Hal itu akan berarti bahwa menyembah
tuhan-tuhan tersebut adalah ibadah pula untuk Allah. Ini Tentu kebatilan yang nyata.

Kalimat "Laa ilaaha illallah" telah ditafsiri dengan beberapa penafsiran yang batil, antara lain:

[1]. "Laa ilaaha illallah" artinya:


"Tidak ada sesembahan kecuali Allah", Ini adalah batil, karena maknanya: Sesungguhnya setiap yang disembah, baik yang hak maupun yang batil, itu adalah Allah.

[2]. "Laa ilaaha illallah" artinya:


"Tidak ada pencipta selain Allah" . Ini adalah sebagian dari arti kalimat tersebut. Akan tetapi bukan ini yang dimaksud, karena arti ini hanya mengakui tauhid rububiyah saja, dan itu
belum cukup.

[3]. "Laa ilaaha illallah" artinya:


"Tidak ada hakim (penentu hukum) selain Allah". Ini juga sebagian dari makna kalimat " ". Tapi bukan itu yang dimaksud, karena makna tersebut belum cukup

Semua tafsiran di atas adalah batil atau kurang. Kami peringatkan di sini karena tafsir-tafsir itu ada dalam kitab-kitab yang banyak beredar. Sedangkan tafsir yang benar menurut salaf
dan para muhaqqiq (ulama peneliti), tidak ada sesembahan yang hak selain Allah) seperti tersebut di atas.

[B]. Makna Syahadat "Anna Muhammadan Rasulullah"


Yaitu mengakui secara lahir batin bahwa beliau adalah hamba Allah dan RasulNya yang diutus kepada manusia secara keseluruhan, serta mengamalkan konsekuensinya: menta'ati
perintahnya, membenarkan ucapannya, menjauhi larangannya, dan tidak menyembah
Allah kecuali dengan apa yang disyari'atkan.

KEDUA: RUKUN SYAHADATAIN


[A]. Rukun "Laa ilaaha illallah"
Laa ilaaha illallah mempunyai dua rukun:
An-Nafyu atau peniadaan: "Laa ilaha" membatalkan syirik dengan segala bentuknya dan mewajibkan kekafiran terhadap segala apa yang disembah selain Allah.

Al-Itsbat (penetapan): "illallah" menetapkan bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah dan mewajibkan pengamalan sesuai dengan konsekuensinya.

Makna dua rukun ini banyak disebut dalam ayat Al-Qur'an, seperti firman Allah Subhanahu wa Ta'ala

"Artinya : Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beri-man kepada Allah, makasesungguhnya ia telah berpegang kepa-da buhul tali yang amat kuat ..." [Al-Baqarah:
256]

Firman Allah, "siapa yang ingkar kepada thaghut" itu adalah makna dari "Laa ilaha" rukun yang pertama. Sedangkan firman Allah, "dan beriman kepada Allah" adalah makna dari
rukun kedua, "illallah". Begitu pula firman Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada Nabi Ibrahim alaihis salam :

"Artinya : Sesungguhnya aku berlepas diri terhadap apa yang kamu sembah, tetapi (aku menyembah) Tuhan yang menjadikanku ...". [Az-Zukhruf: 26-27]

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala , "Sesungguhnya aku berlepas diri" ini adalah makna nafyu (peniadaan) dalam rukun pertama. Sedangkan perkataan, "Tetapi (aku menyembah)
Tuhan yang menjadikanku", adalah makna itsbat (penetapan) pada rukun kedua.

[B]. Rukun Syahadat "Muhammad Rasulullah"


Syahadat ini juga mempunyai dua rukun, yaitu kalimat "'abduhu wa rasuluh " hamba dan utusanNya). Dua rukun ini menafikan ifrath (berlebih-lebihan) dan tafrith (meremehkan)
pada hak Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau adalah hamba dan rasulNya. Beliau adalah makhluk yang paling sempurna dalam dua sifat yang mulia ini, di sini artinya
hamba yang menyembah. Maksudnya, beliau adalah manusia yang diciptakan dari bahan yang sama dengan bahan ciptaan manusia lainnya. Juga berlaku atasnya apa yang berlaku
atas orang lain.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :

"Artinya : Katakanlah: 'Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, ...'." [Al-Kahfi : 110]

Beliau hanya memberikan hak ubudiyah kepada Allah dengan sebenar-benarnya, dan karenanya Allah Subhanahu wa Ta'ala memujinya:

"Artinya : Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hambaNya." [Az-Zumar: 36]


"Artinya : Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al-Kitab (Al-Qur'an) ..."[Al-Kahfi: 1]

"Artinya : Mahasuci Allah, yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ..." [Al-Isra': 1]

Sedangkan rasul artinya, orang yang diutus kepada seluruh manusia dengan misi dakwah kepada Allah sebagai basyir (pemberi kabar gembira) dan nadzir (pemberi peringatan).

Persaksian untuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan dua sifat ini meniadakan ifrath dan tafrith pada hak Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Karena banyak orang
yang mengaku umatnya lalu melebihkan haknya atau mengkultuskannya hingga mengangkatnya di atas martabat sebagai hamba hingga kepada martabat ibadah (penyembahan)
untuknya selain dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Mereka ber-istighatsah (minta pertolongan) kepada beliau, dari selain Allah.

Juga meminta kepada beliau apa yang tidak sanggup melakukannya selain Allah, seperti memenuhi hajat dan menghilangkan kesulitan. Tetapi di pihak lain sebagian orang
mengingkari kerasulannya atau mengurangi haknya, sehingga ia bergantung kepada pendapat-pendapat yang menyalahi ajarannya, serta memaksakan diri dalam mena'wilkan hadits-
hadits dan hukum-hukumnya.

KETIGA: SYARAT-SYARAT SYAHADATAIN


[A]. Syarat-syarat "Laa ilaha illallah"
Bersaksi dengan laa ilaaha illallah harus dengan tujuh syarat. Tanpa syarat-syarat itu syahadat tidak akan bermanfaat bagi yang mengucapkannya. Secara global tujuh syarat itu
adalah:

1. 'Ilmu, yang menafikan jahl (kebodohan).


2. Yaqin (yakin), yang menafikan syak (keraguan).
3. Qabul (menerima), yang menafikan radd (penolakan).
4. Inqiyad (patuh), yang menafikan tark (meninggalkan).
5. Ikhlash, yang menafikan syirik.
6. Shidq (jujur), yang menafikan kadzib (dusta).
7. Mahabbah (kecintaan), yang menafikan baghdha' (kebencian).

Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

Syarat Pertama: 'Ilmu (Mengetahui).


Artinya memahami makna dan maksudnya. Mengetahui apa yang ditiadakan dan apa yang ditetapkan, yang menafikan ketidaktahuannya dengan hal tersebut.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Artinya :... Akan tetapi (orang yang dapat memberi syafa`at ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini (nya). [Az-Zukhruf : 86]

Maksudnya orang yang bersaksi dengan laa ilaaha illallah, dan memahami dengan hatinya apa yang diikrarkan oleh lisannya. Seandainya ia mengucapkannya, tetapi tidak mengerti
apa maknanya, maka persaksian itu tidak sah dan tidak berguna.
Syarat Kedua: Yaqin (yakin).
Orang yang mengikrarkannya harus meyakini kandungan sya-hadat itu. Manakala ia meragukannya maka sia-sia belaka persaksian itu.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya kemudian mereka tidak ragu-ragu ..." [Al-Hujurat : 15]

Kalau ia ragu maka ia menjadi munafik. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Artinya : Siapa yang engkau temui di balik tembok (kebon) ini, yang menyaksikan bahwa tiada ilah selain Allah dengan hati yang meyakininya, maka berilah kabar gembira dengan
(balasan) Surga." [HR. Al-Bukhari]

Maka siapa yang hatinya tidak meyakininya, ia tidak berhak masuk Surga.

Syarat Ketiga: Qabul (menerima).


Menerima kandungan dan konsekuensi dari syahadat; menyem-bah Allah semata dan meninggalkan ibadah kepada selainNya.

Siapa yang mengucapkan, tetapi tidak menerima dan menta'ati, maka ia termasuk orang-orang yang difirmankan Allah:

"Artinya : Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: 'Laa ilaaha illallah' (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri.
dan mereka berkata: "Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?" [Ash-Shafat: 35-36]

Ini seperti halnya penyembah kuburan dewasa ini. Mereka mengikrarkan laa ilaaha illallah, tetapi tidak mau meninggalkan penyembahan terhadap kuburan. Dengan demikian berarti
mereka belum me-nerima makna laa ilaaha illallah.

Syarat Keempat: Inqiyaad (Tunduk dan Patuh dengan kandungan Makna Syahadat).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Artinya : Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh."
[Luqman : 22

Al-'Urwatul-wutsqa adalah laa ilaaha illallah. Dan makna yuslim wajhahu adalah yanqadu (patuh, pasrah).

Syarat Kelima: Shidq (jujur).


Yaitu mengucapkan kalimat ini dan hatinya juga membenarkan-nya. Manakala lisannya mengucapkan, tetapi hatinya mendustakan, maka ia adalah munafik dan pendusta.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:


"Artinya : Di antara manusia ada yang mengatakan: 'Kami beriman kepa-da Allah dan Hari kemudian', padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka
hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah
penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta." [Al-Baqarah: 8-10]

Syarat Keenam: Ikhlas.


Yaitu membersihkan amal dari segala debu-debu syirik, dengan jalan tidak mengucapkannya karena mengingkari isi dunia, riya' atau sum'ah. Dalam hadits 'Itban, Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Artinya : Sesungguhnya Allah mengharamkan atas Neraka orang yang mengucapkan laa ilaaha illalah karena menginginkan ridha Allah." [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

Syarat Ketujuh: Mahabbah (Kecintaan).


Maksudnya mencintai kalimat ini serta isinya, juga mencintai
orang-orang yang mengamalkan konsekuensinya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Artinya : Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-
orang yang beriman sangat cinta kepada Allah." [Al-Baqarah: 165]

Maka ahli tauhid mencintai Allah dengan cinta yang tulus bersih. Sedangkan ahli syirik mencintai Allah dan mencintai yang lainnya. Hal ini sangat bertentangan dengan isi
kandungan laa ilaaha illallah.

[B]. Syarat Syahadat "Anna Muhammadan Rasulullah"


1. Mengakui kerasulannya dan meyakininya di dalam hati.
2. Mengucapkan dan mengikrarkan dengan lisan.
3. Mengikutinya dengan mengamalkan ajaran kebenaran yang telah dibawanya serta meninggalkan kebatilan yang telah dicegahnya.
4. Membenarkan segala apa yang dikabarkan dari hal-hal yang gha-ib, baik yang sudah lewat maupun yang akan datang.
5. Mencintainya melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, harta, anak, orangtua serta seluruh umat manusia.
6. Mendahulukan sabdanya atas segala pendapat dan ucapan orang lain serta mengamalkan sunnahnya.

KEEMPAT: KONSKUENSI SYAHADATAIN


[A]. Konsekuensi "Laa ilaha illallah"
Yaitu meninggalkan ibadah kepada selain Allah dari segala ma-cam yang dipertuhankan sebagai keharusan dari peniadaan laa ilaaha illallah . Dan beribadah kepada Allah semata
tanpa syirik sedikit pun, sebagai keharusan dari penetapan illallah.

Banyak orang yang mengikrarkan tetapi melanggar konsekuensinya. Sehingga mereka menetapkan ketuhanan yang sudah dinafikan, baik berupa para makhluk, kuburan, pepohonan,
bebatuan serta para thaghut lainnya.
Mereka berkeyakinan bahwa tauhid adalah bid'ah. Mereka menolak para da'i yang mengajak kepada tauhid dan mencela orang yang beribadah hanya kepada Allah semata.

[B]. Konsekuensi Syahadat "Muhammad Rasulullah"


Yaitu mentaatinya, membenarkannya, meninggalkan apa yang dilarangnya, mencukupkan diri dengan mengamalkan sunnahnya, dan meninggalkan yang lain dari hal-hal bid'ah dan
muhdatsat (baru), serta mendahulukan sabdanya di atas segala pendapat orang.

KELIMA: YANG MEMBATALKAN SYAHADATAIN


Yaitu hal-hal yang membatalkan Islam, karena dua kalimat syahadat itulah yang membuat seseorang masuk dalam Islam. Mengucap-kan keduanya adalah pengakuan terhadap
kandungannya dan konsisten mengamalkan konsekuensinya berupa segala macam syi'ar-syi'ar Islam. Jika ia menyalahi ketentuan ini, berarti ia telah membatalkan perjanjian yang
telah diikrarkannya ketika mengucapkan dua kalimat syahadat tersebut.

Yang membatalkan Islam itu banyak sekali. Para fuqaha' dalam kitab-kitab fiqih telah menulis bab khusus yang diberi judul "Bab Riddah (kemurtadan)". Dan yang terpenting adalah
sepuluh hal, yaitu: Syirik dalam beribadah kepada Allah.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya." [An-Nisa': 48]

"Artinya : ... Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Surga, dan tempatnya ialah Neraka, tidaklah ada bagi
orang-orang zalim itu seorang penolong pun." [Al-Ma'idah: 72]

Termasuk di dalamnya yaitu menyembelih karena selain Allah, misalnya untuk kuburan yang dikeramatkan atau untuk jin dan lain-lain.

Orang yang menjadikan antara dia dan Allah perantara-perantara. Ia berdo'a kepada mereka, meminta syafa'at kepada mereka dan bertawakkal kepada mereka. Orang seperti ini kafir
secara ijma'. Orang yang tidak mau mengkafirkan orang-orang musyrik dan orang yang masih ragu terhadap kekufuran mereka atau mem-benarkan madzhab mereka, dia itu kafir.

Orang yang meyakini bahwa selain petunjuk Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam lebih sempurna dari petunjuk beliau, atau hukum yang lain lebih baik dari hukum beliau. Seperti
orang-orang yang mengutamakan hukum para thaghut di atas hukum Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam , mengutamakan hukum atau perundang-undangan manusia di atas
hukum Islam, maka dia kafir.

Siapa yang membenci sesuatu dari ajaran yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sekali pun ia juga mengamalkannya, maka ia kafir. Siapa yang menghina sesuatu
dari agama Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam atau pahala maupun siksanya, maka ia kafir.

Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :

"Artinya : Katakanlah: 'Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?' Tidak usah kamu minta ma`af, karena kamu kafir sesudah beriman." [At-
Taubah: 65-66]
Sihir, di antaranya sharf dan 'athf (barangkali yang dimaksud adalah amalan yang bisa membuat suami benci kepada istrinya atau membuat wanita cinta kepadanya/pelet).
Barangsiapa melakukan atau meridhainya, maka ia kafir. Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :

"Artinya : ... sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada se-orangpun sebelum mengatakan: 'Sesungguhnya kami hanya co-baan (bagimu), sebab itu janganlah kamu
kafir'."[Al-Baqarah: 102]

Mendukung kaum musyrikin dan menolong mereka dalam memusuhi umat Islam. Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :

"Artinya : Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang zhalim." [Al-Ma'idah: 51]

Siapa yang meyakini bahwa sebagian manusia ada yang boleh keluar dari syari'at Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam , seperti halnya Nabi Hidhir boleh keluar dari syariat
Nabi Musa alaihis salam, maka ia kafir. Sebagaimana yang diyakini oleh ghulat sufiyah (sufi yang berlebihan/ melampaui batas) bahwa mereka dapat mencapai suatu derajat atau
tingkatan yang tidak membutuhkan untuk mengikuti ajaran Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam .

Berpaling dari agama Allah, tidak mempelajarinya dan tidak pula mengamalkannya. Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :

"Artinya : Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan
memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa." [As-Sajadah: 22]

Syaikh Muhammad At-Tamimy berkata: "Tidak ada bedanya dalam hal yang membatalkan syahadat ini antara orang yang bercanda, yang serius (bersungguh-sungguh) maupun yang
takut, kecuali orang yang dipaksa. Dan semuanya adalah bahaya yang paling besar serta yang paling sering terjadi. Maka setiap muslim wajib berhati-hati dan mengkhawatirkan
dirinya serta mohon perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dari hal-hal yang bisa mendatangkan murka Allah dan siksaNya yang pedih."

[Disalin dari kitab At-Tauhid Lish Shaffil Awwal Al-Ali, Edisi Indonesia Kitab Tauhid 1, Penulis Syaikh Dr Shalih bin Fauzan bin Abdullah bin Fauzan, Penerjemah Agus Hasan
Bashori Lc, Penerbit Darul Haq]

Menurut bahasa Arab, syahida (‫ )شهد‬artinya bersaksi. Dalam hal ini, orang yang bersyahadat bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah (syahadat tauhid), serta mengakui bahwa utusan
nabi dan rasul dalam Islam adalah Muhammad SAW (syahadat rasul). Dalil bahwa syahadat termasuk dalam rukun Islam tertera dalam sabda Nabi Muhammad SAW yang
diriwayatkan Umar bin Khattab, ia berkata: “Aku mendengar Nabi SAW bersabda: ‘Islam dibangun di atas lima perkara: kesaksian [syahadat] bahwa tidak ada Tuhan yang berhak
disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, naik haji, dan puasa Ramadhan’,” (H.R. Bukhari dan Muslim). Baca juga:
Mengenal 5 Aspek Rukun Islam dan Penjelasannya Kapolri: Bagi Teroris Jihad Itu Termasuk Rukun Islam Keenam Bacaan Kalimat Syahadat Tauhid dan Syahadat Rasul Berikut ini
bacaan kalimat syahadat dalam Islam: ‫ َاْش َهُد َاْنااَل ِاَلَه ِااَّل ُهللا َو َاْثَهُد َاَّن ُمَحَّم ًدا َر ٌسؤُل ِهللا‬Bacaan latinnya: "Asyhadu alla ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammadar rasulullah" Artinya: "Aku
bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad SAW adalah rasul utusan Allah SWT" Kalimat syahadat di atas merupakan gabungan dari syahadat tauhid dan
syahadat rasul. Penjelasan selengkapnya tentang kedua syahadat ini akan dirincikan di bawah. Arti Syahadat Tauhid Bunyi syahadat tauhid: ‫( َاْش َهُد َاْنااَل ِاَلَه ِااَّل هللا‬Asyhadu alla ilaaha
illallah). Artinya: "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah". Dinamakan sebagai syahadat tauhid karena kesaksian tersebut merupakan bentuk pengakuan bahwa Allah adalah
satu-satunya Tuhan di semesta ini. Dalam bahasa Arab, tauhid artinya satu atau tunggal. Makna Syahadat Tauhid Syahadat tauhid yang artinya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain
Allah, maka syahadat tauhid bermakna bahwa hanyalah Allah SWT yang wajib disembah. Penyembah Allah SWT merupakan seorang mukmin, sementara orang yang menyembah
selain Allah SWT sebutannya adalah musyrik. Arti Syahadat Rasul Bacaan syahadat rasul: ‫( َاْثَهُد َاَّن ُمَحَّم ًدا َر ٌسؤُل ِهللا‬Ashadu anna muhammadar rasulullah) Artinya: "Aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah utusan Allah SWT". Syahadat rasul merupakan pengakuan tulus bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT yang terakhir, sebagai nabi dan rasul
pembawa ajaran Islam. Makna Syahadat Rasul Makna syahadat rasul secara eksplisit jelas bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan utusan Allah SWT. Baginda rasul adalah
pembawa ajaran agama Islam, dan Nabi Muhammad SAW adalah nabi yang terakhir. Muhammad SAW adalah pemimpin para nabi dan rasul, serta Rasulullah SAW diutus Allah
SWT untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Keutamaan Kalimat Syahadat Tauhid dan Syahadat Rasul Kalimat syahadat tauhid dan syahadat rasul memiliki beragam keutamaan
dalam Islam. Berikut ini keutamaan dua kalimat syahadat tersebut, sebagaimana dikutip dari Ensiklopedi Hak dan Kewajiban dalam Islam (2017) yang ditulis Syekh Saad Yusuf
Mahmud Abu Aziz: 1. Kalimat syahadat adalah jaminan masuk surga Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barang siapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal adalah 'La ilaaha
illallah', maka dia akan masuk surga,” (HR. Abu Daud) 2. Allah akan mengampuni dosa-dosa kecil orang yang membaca kalimat syahadat 3. Kalimat syahadat adalah pintu masuk ke
dalam agama Islam Sebelum bersyahadat, segala amalan baik seseorang tak bernilai pahala. Setelah bersyahadat, barulah perbuatan mulia itu dicatat sebagai amalan baik di sisi Allah
SWT. 4. Membaca kalimat syahadat menumbuhkan sifat tawakal atau menyerahkan segalanya hanya kepada Allah SWT Hal itu akan tercapai jika kalimat syahadat dilafalkan dengan
penuh kesadaran dan kesungguhan hati. Dengan begitu, orang yang mengucapkannya akan tenang dan tidak takut menghadapi masalah atau musibah. Sebab, ia merasa bahwa Allah
SWT akan menjadi pelindungnya dan ajaran Rasulullah SAW akan menuntunnya menjalani kehidupan dunia. 5. Membaca kalimat syahadat adalah kebaikan agung dalam Islam 6.
Kalimat syahadat adalah zikir yang bernilai pahala besar 7. Dua kalimat syahadat adalah kalimat thayyibah Thayyibah berarti sebuah perkataan baik dan mulia yang diucapkan
berdasarkan tuntunan Islam.

Baca selengkapnya di artikel "Apa Arti Syahadat Tauhid & Syahadat Rasul di Islam serta Maknanya?", https://tirto.id/gphX
BENTUK RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : AQIDAH
Kelas/Semester :
Pertemuan Ke- : 2
Alokasi Waktu : 45 menit
Standar : Memahami Hakikat Ketauhidan kepada Allah SWT.
Kompetensi
Kompetensi Dasar : Mengetahui Ketauhidan kepada Allah Swt
Indikator :  Menjelaskan makna dasar Tauhid.
 Menjelaskan pengertian dan cakupan tauhid kepada Allah SWT.
 Melaksanakan Perilaku “tauhid” dalam kehidupan keseharian.
I. Tujuan Pembelajaran : Memahami Ketauhidan kepada Allah SWT.
II. Karakter siswa yang  Disiplin ( Discipline )
diharapkan  Tekun ( diligence )
 Tanggung jawab ( responsibility )
 Ketelitian ( carefulness)
 Kerja sama ( Cooperation )
 Toleransi ( Tolerance )
 Percaya diri ( Confidence )
 Keberanian ( Bravery )
III. Materi Ajar : Tauhid
IV. Metoda Pembelajaran : Ceramah
V. Langkah-langkah :
a. Kegiatan Awal : • Mengabsen peserta kuliah subuh
• Memulai kegiatan dengan berdoa bersama
• Mengecek kesiapan peserta kuliah subuh
b. Kegiatan Inti : • Guru menerangkan makna dasar tauhid
• Guru menerangkan pengertian dan cakupan tauhid kepada Allah Swt
• Guru menerangkan perilaku “Tauhid”dalam kehidupan keseharian beserta contohnya

c. Kegiatan Akhir : • Mengecek kefahaman peserta kuliah subuh


• Memulai kegiatan dengan berdoa bersama
• Mengecek kesiapan peserta kuliah subuh
VI. Alat/Bahan/Sumber Belajar : • Spidol dan bor
• Al – Qur’an dan Sunnah

VII. Penilaian :

Materi 2 :
Tauhid kepada Allah Swt
Tauhid adalah: Pengertian, Jenis dan Perannya dalam Kehidupan
Jakarta - Tauhid merupakan pembahasan yang sangat penting diketahui oleh umat muslim. Sebab tauhid menjadi dasar keyakinan bahwa tidak ada yang pantas disembah selain
Allah SWT.
Tauhid secara etimologi berarti keesaan, meyakini bahwa Allah adalah Esa, Tunggal, Satu. Sejalan dengan KBBI yang mengartikan tauhid adalah keesaan Allah SWT.

Mengutip buku Konsep Pendidikan Sosial Berbasis Tauhid dalam Perspektif Al-Qur'an oleh Muhammad Khoiruddin, konsep awal dari tauhid adalah menempatkan Allah sebagai
Rabb. Sehingga, manusia harus tunduk kepada yang menciptakan mereka.

Jenis-Jenis Tauhid
Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah al Fauzan dalam buku Kitab Tauhid menjelaskan, tauhid terbagi menjadi tiga macam. Setiap jenis tauhid harus dijelaskan agar lebih jelas
perbedaannya.

1. Tauhid Rububiyah
Tauhid Rububiyah adalah meyakini bahwa Allah sebagai satu-satunya pencipta dan pengatur manusia. Allah yang paling mengenal karakter manusia dan hanya Allah yang paling
tahu bagaimana cara mengatur manusia.

Dalam surah Al Mu'minun ayat 86-87, Allah SWT berfirman:

٨٧ - ‫ َس َي ُقْو ُلْو َن ِهّٰلِلۗ ُقْل َاَف اَل َت َّتُقْو َن‬٨٦ - ‫ُقْل َم ْن َّر ُّب الَّس ٰم ٰو ِت الَّسْب ِع َو َر ُّب اْلَع ْر ِش اْلَع ِظ ْي ِم‬

Artinya: "Katakanlah: Siapa Tuhan yang memiliki langit yang tujuh dan yang memiliki Arsy yang agung?" Mereka menjawab, "Allah." Katakanlah, "Lalu mengapa kau tidak
bertakwa?"

Baca juga:
Tentang Perbuatan Khurafat yang Menyesatkan, Ini Penjelasannya
2. Tauhid Uluhiyah
Tauhid Uluhiyah adalah meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang wajib disembah. Tauhid jenis ini adalah inti dakwah para Rasul, mulai dari Rasul pertama hingga
terakhir.

Tauhid ini termaktub dalam surah An Nahl ayat 36 yang berbunyi:

٣٦ - ‫َو َلَقْد َبَع ْث َن ا ِفْي ُك ِّل ُاَّمٍة َّر ُسْو اًل َاِن اْع ُبُدوا َهّٰللا َو اْج َت ِنُبوا الَّط اُغ ْو َۚت َفِم ْن ُهْم َّمْن َه َد ى ُهّٰللا َو ِم ْن ُهْم َّمْن َح َّقْت َع َلْيِه الَّض ٰل َلُة ۗ َفِس ْيُرْو ا ِفى اَاْلْر ِض َف اْن ُظ ُرْو ا َك ْي َف َك اَن َع اِقَب ُة اْلُم َك ِّذ ِبْي َن‬

Artinya: "Sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk mengabarkan), "Sembahlah Allah SWT dan jauhilah tagut", kemudian di antara mereka ada yang
diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan. Maka berjalanlah kau di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-
rasul)."
3. Tauhid Asma wa Sifat
Tauhid Asma wa Sifat berarti beriman kepada nama-nama Allah dan sifatNya. Sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasul, tanpa menghilangkan makna atau
sifat Allah, tanpa bertanya bagaimana, dan menyerupakan Allah dengan makhluknya.

Allah SWT berfirman:

٨ - ‫ُهّٰللَا آَل ِاٰل َه ِااَّل ُه َۗو َلُه اَاْلْس َم ۤا ُء اْلُحْس ٰن ى‬

Artinya: "(Dialah) Allah SWT, tiada Tuhan selain-Nya, yang mempunyai nama-nama yang terbaik." (QS. Taha: 8).

Baca juga:
5 Sunnah Ketika Azan, Waktu Mustajab untuk Berdoa
Peranan Tauhid dalam Kehidupan
Agar lebih memahami mengenai tauhid, berikut peranan tauhid dalam kehidupan yang dikutip dari buku Pendidikan Tauhid dalam Perspektif Konstitusi oleh Zainul Bahri.

Menjalankan dan memandu prinsip keilahian yang ada dalam diri manusia sejak kelahiran.
Memberi ketenangan dan ketentraman jiwa. Dalam konteks ini, agama sebagai keperluan naluri akan mendorong serta mengharapkan manusia untuk terus mengejar atau
memahaminya dengan lebih dalam.
Menjadi pedoman hidup yang pasti. Percaya bahwa Tuhan akan memberikan petunjuk dan panduan yang pasti dalam kehidupan manusia.
Abu A'al Al-Maududi turut menjelaskan mengenai peranan tauhid. Dia menjelaskan bahwa konsep tauhid berperan dalam menjauhkan manusia dari pandangan yang terbatas dan
sempit, menanamkan keyakinan pada diri sendiri dan memahami nilai diri, serta membentuk individu menjadi jujur dan adil.

Pengertian tentang tauhid juga berperan dalam menghapuskan perasaan sedih dan keputusasaan saat menghadapi tantangan yang rumit, sekaligus membentuk keyakinan yang
kokoh, memupuk ketekunan, ketabahan, dan optimisme.
BENTUK RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : AKHLAK
Kelas/Semester :
Pertemuan Ke- : 3
Alokasi Waktu : 45 menit
Standar : Memahami Hakikat Ketauhidan kepada Allah SWT.
Kompetensi
Kompetensi Dasar : Mengetahui Ketauhidan kepada Allah Swt
Indikator :  Menjelaskan makna dasar Tauhid.
 Menjelaskan pengertian dan cakupan tauhid kepada Allah SWT.
 Melaksanakan Perilaku “tauhid” dalam kehidupan keseharian.
I. Tujuan Pembelajaran : Memahami Ketauhidan kepada Allah SWT.
II. Karakter siswa yang  Disiplin ( Discipline )
diharapkan  Tekun ( diligence )
 Tanggung jawab ( responsibility )
 Ketelitian ( carefulness)
 Kerja sama ( Cooperation )
 Toleransi ( Tolerance )
 Percaya diri ( Confidence )
 Keberanian ( Bravery )
III. Materi Ajar : Tauhid
IV. Metoda Pembelajaran : Ceramah
V. Langkah-langkah :
a. Kegiatan Awal : • Mengabsen peserta kuliah subuh
• Memulai kegiatan dengan berdoa bersama
• Mengecek kesiapan peserta kuliah subuh
b. Kegiatan Inti : • Guru menerangkan makna dasar tauhid
• Guru menerangkan pengertian dan cakupan tauhid kepada Allah Swt
• Guru menerangkan perilaku “Tauhid”dalam kehidupan keseharian beserta contohnya

c. Kegiatan Akhir : • Mengecek kefahaman peserta kuliah subuh


• Memulai kegiatan dengan berdoa bersama
• Mengecek kesiapan peserta kuliah subuh
VI. Alat/Bahan/Sumber Belajar : • Spidol dan bor
• Al – Qur’an dan Sunnah

VII. Penilaian :

Anda mungkin juga menyukai