Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa laju inflasi sektor transportasi akan
mencapai 15,26% pada tahun 2022, jauh lebih tinggi dibandingkan laju inflasi headline
yang hanya sebesar 5,51%. Angka ini juga yang tertinggi jika dibandingkan dengan
inflasi di sektor lain.
Pada awal September 2022, pemerintah menaikkan harga BBM Pertalite 30,72%, Solar
32,04%, dan Pertamax 16%. Hal ini menyebabkan inflasi sektor transportasi melonjak
menjadi 8,8%/bulan atau 16,01%/tahun pada September 2022 (news.detik.com 2019).
Inflasi di awal tahun yang sudah sangat besar mencapai 3,88% sampai ke tahun 2022
yang mencapai 4,35%
BAB II
PENELITIAN TERDAHULU
TEORI
Asimetri informasi adalah informasi yang tidak seimbang yang disebabkan adanya distribusi
informasi yang tidak sama antara prinsipal dan agen sehingga berakibat pada timbulnya
permasalahan yang disebabkan adanya kesulitan prinsipal untuk memonitor dan melakukan
kontrol terhadap tindakan-tindakan agen (Khafid, 2014:136)
BAB III
METODE PENELITIAN
BAB IV
KEADAN UMUM DAERAH
PENYAJIAN DATA
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
(UJI UTAMA) Untuk menguji signifikansi koefisien dari setiap variabel bebas
yang digunakan p-value (probability value) dengan tingkat signifikansi sebesar 5%
(0,05). Apabila nilai signifikansi lebih kecil daro 0,05 maka koefisien regresi adalah
tidak signifikan,
. Standar deviasi ini menunjukkan bahwa data yang digunakan dari variabel-variabel
tersebut ternyata tidak terlalu mengelompok disekitar rata ratanya.
Overa model fit test
L ditransformasikan menjadi -2logL untuk menguji hipotesis nol dan
alternatif. Penggunaan nilai χ2 untuk keseluruhan model terhadap data
dilakukan dengan membandingkan nilai -2 log likelihood awal (hasil block
number 0) dengan nilai 2 log likelihood hasil block number 1. Dengan kata
lain, nilai chi square didapat dari nilai -2logL1–2logL0. Apabila terjadi
penurunan, maka model tersebut menunjukkan model regresi yang baik.
Tabel Klasifikasi
menunjukan dari 20 perusahaan yang tidak mengalami Financial Distress, 20 perusahaan
atau 75,0% secara tepat dapat diprediksi oleh model regresi logistik ini, sedangkan 5
perusahaan atau 25,0% tidak sesuai dengan estimasi. Kemudian dari 100 observasi atau 20
perusahaan yang mengalami Financial Distress, 20 perusahaan atau 85,7% dapat diprediksi
tepat oleh model regresi logistik ini. Dan 3 perusahaan atau 14,3% hasil observasinya tidak
sesuai dengan estimasinya. Secara keseluruhan berarti 81 sampel dari 100 keseluruhan
sampel atau 81,4% sampel dapat diprediksi dengan tepat oleh model regresi logistik ini
BAB VI
KESIMPULAN SARAN