Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ANALISIS SISTEM PT.

HM SAMPOERNA

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen

Dosen Pengampu : Danu Kusbandono SE.MM

Disusun Oleh :

ILHAM FAJAR TRISANTO (042310144)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-nya, Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Analisa Sistem PT. HM SAMPOERNA” Ini tepat pada waktunya.
Sholawat serta Salam tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah
membimbing kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang yakni
Addinul Islam. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas bapak Danu Kusbandono SE.MM pada mata kuliah pengantar manajemen.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan
bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan yang perlu diperbaiki dan disempurnakan. Untuk itu kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan dan akan kami terima dengan lapang, demi
kesempurnaan makalah berikutnya.

Lamongan, 02 Desember 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................................3

BAB 1 ...........................................................................................................................4
PENDAHULUAN .......................................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................6
LANDASAN TEORI ..................................................................................................6
2.1 PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN.......................................................6
2.2 FUNGSI MANAJEMEN......................................................................................12
BAB III........................................................................................................................15
PERMASALAHAN KASUS.....................................................................................15
3.1 PT. HM SAMPOERNA.......................................................................................15
3.2 PERMASALAHAN PT. HM SAMPOERNA....................................................15
BAB IV........................................................................................................................17
PENUTUP...................................................................................................................17
4.1 KESIMPULAN ....................................................................................................17
4.2 SARAN..................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (”Sampoerna”) didirikan di Indonesia pada


tanggal 19 Oktober 1963 berdasarkan Akta Notaris Anwar Mahajudin, S.H., No. 69.
Akta Pendirian Sampoerna disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia
dalam Surat Keputusan No. J.A.5/59/15 tanggal 30 April 1964 serta diumumkan
dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 94 tanggal 24 Nopember
1964, Tambahan No. 357.
Anggaran dasar Sampoerna telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir
dengan Akta Notaris Aulia Taufani, S.H. No. 107 tanggal 15 Desember 2009 dalam
rangka menyesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas. Perubahan Anggaran Dasar ini sudah memperoleh persetujuan
dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan No. AHU-0006503.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 26 Januari 2010.
Ruang lingkup kegiatan Sampoerna meliputi industri dan perdagangan rokok
serta investasi saham pada perusahaan-perusahaan lain.
Kegiatan produksi rokok secara komersial telah dimulai pada tahun 1913 di Surabaya
sebagai industri rumah tangga.
Pada tahun 1930, industri rumah tangga ini diresmikan dengan dibentuknya NVBM
Handel Maatschapij Sampoerna.
Sampoerna berkedudukan di Surabaya, dengan kantor pusat berlokasi di Jl.
Rungkut Industri Raya No. 18, Surabaya, serta memiliki pabrik yang berlokasi di
Surabaya, Pandaan, Malang dan Karawang.
Sampoerna juga memiliki kantor perwakilan korporasi di Jakarta. Saham
Sampoerna tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode perdagangan sahamnya
HMSP.
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (“Sampoerna”) merupakan salah satu produsen
rokok terkemuka di Indonesia.
PT HM Sampoerna Tbk. memproduksi sejumlah merek rokok kretek yang
dikenal luas, seperti Sampoerna Kretek (sebelumnya disebut Sampoerna A Hijau), A
Mild, serta “Raja Kretek” yang legendaris Dji Sam Soe. PT HM Sampoerna Tbk.
adalah afiliasi dari PT Philip Morris Indonesia dan bagian dari Philip Morris
International, produsen rokok terkemuka di dunia.
Misi PT HM Sampoerna Tbk. adalah menawarkan pengalaman merokok
terbaik kepada perokok dewasa di Indonesia. Hal ini PT HM Sampoerna Tbk. lakukan
dengan senantiasa mencari tahu keinginan konsumen, dan memberikan produk yang
dapat memenuhi harapan mereka. PT HM Sampoerna Tbk. bangga atas reputasi yang
PT HM Sampoerna Tbk. raih dalam hal kualitas, inovasi dan keunggulan.
Pada tahun 2009, Sampoerna memiliki pangsa pasar sebesar 29,1% di pasar rokok
Indonesia, berdasarkan hasil AC Nielsen Retail Audit-Indonesia Expanded.

1.2. Rumusan Masalah

1.Apa yang membuat PT.HM Sampoerna tbk berkembang pesat ?


2.Bagaimana PT.HM Sampoerna tbk menjalankan roda bisnis nya ?
3.Kenapa Putera Sampoerna menjual saham nya kepada Philip Morris Indonesia ?
4.Dimana Kantor pusat PT.HM Sampoerna tbk berada ?
5.Siapa Pendiri PT.HM Sampoerna tbk ?
6.Kapan PT.HM Sampoerna didirikan ?

1.3. Tujuan Penulisan

1.Menjelaskan bagaimana perusahaan PT.HM Sampoerna tbk menjalakan roda bisnis


nya
2.Peran PT.HM Sampoerna tbk di pasar
3.Membahas strategi yang di lakukan oleh PT.HM Sampoerna tbk
4.Peran Karyawan dalam perusahaan PT.HM Sampoerna tbk
5.Keuntungan bisnis perusahaan PT.HM Sampoerna tbk
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN

Sejarah Perkembangan manajemen tidak jauh berbeda dengan perkembangan


manusia itu sendiri. Artinya, dalam manajemen telah berlangsung sejak manusia itu
berada di bumi ini, seiring dengan perkembangan dan tuntutan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada zaman pura atau zaman batu, manusia juga
menggunakan keterampilan dan keahliannya untuk membuat alat- alat dari batu guna
merealisasikan tujuan hidupnya. Manajeman kemudian berkembang sesuai dengan
perkembangan keahlian serta pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh oleh
manusia itu.

Pengetahuan serta teknologi (IPTEK) terus tumbuh dan berkembang.


Pertumbuhan itu juga sekaligus mengembangkan keterampilan manajemen umat
manusia. Mempelajari sejarah manajeman sangat penting bagi kita untuk dapat
memperoleh gambaran tentang bagaimana manajeman itu telah berlangsung pada
masa lalu,bagaimana kemudian manajeman tersebut berkembang,prinsip-prinsip apa
yang dikembangkan paa masa lalu dan bagaimana manajemen tersebut berlangsung
dewasa ini .

Akhirnya kita harus pula mempelajari an mengantisipasi perkembangan di masa


mendatang yang tentu saja juga akan menentukan arah pertumuhan manajemen itu
sendiri. Dengan mengetahui arah perkembangan manajemen tersebut maka kita akan
apat mempersiapkan diri kita untuk memekaali iri kita masing masing dengan
keterampilan – keterampilan manajerial yang diperlukan I masa mendatang.

Manajemen sebenarnya sudah ada sejak manusia ada. Hal ini dibuktikan dengan
keberhasilan arsitek Mesir Kuno mewujudkan karyanya berupa piramid Cheops.
Pembangunan piramid yang melibatkan ratusan ribu tenaga kerja tidak akan terwujud
tanpa adanya manajemen yang baik. Hanya saja istilah manajemen baru muncul pada
tahun 1886. Di Indonesia, manajemen sudah dipraktikkan pada masa pra sejarah.
Adanya Candi Borobudur pada abad ke-8 dan Candi Prambanan pada abad ke-9
merupakan bukti bahwa manajemen sudah lama dipraktikkan di Indonesia.

Pertumbuhan manajemen meliputi tiga fase yaitu

1) Fase pra sejarah, yang berakhir pada tahun 1.

2) Fase sejarah, yang berakhir pada tahun 1886

3) Fase modern, mulai 1886 sampai sekarang.

Pertanyaan yang sering muncul adalah apakah ada perkembangan sistem


manajemen indonesia?. Bagaimanakah perkembangan manajemen di Indonesia?.
Pertanyaan-pertanyaan ini akan mendapatkan jawaban yang tidak pasti. Ada yang
mengatakan bahwa Indonesia punya sistem manajemen yang ada sejak zaman dahulu
kala, sebagai warisan akar budaya bangsa oleh Raja-Raja Nusantara yang dapat kita
sebut dengan sistem manajemen partisipatif; salah satu contohnya adalah gotong
royong. Ada juga yang mengatakan bahwa sistem manajemen Indonesia sangat
dipengaruhi oleh negara-negara yang pernah menjajah; Belanda dan Jepang. sistem
pemerintahan dengan DPR dalam perumusan kebijakan publik adalah salah satu
contoh dari birokrasi top-down yang dianut oleh VOC. Jepang sejak menduduki
Indonesia telah membuat sistem pengklusteran dengan sistem manejemen bottom-up
contohnya dengan membentuk organisasi masyarakat dari tingkat bawah hingga
tingkat atas.

Ada penulis yang mencatat sejarah perkembangan manajemen diawali dari pra
industrialisasi, ada yang mengawalinya sejak aliran klasik dan ada juga yang memulai
dari manajemen ilmiah. Demikian juga jika kita lihat dari banyaknya aliran atau
periode manajemen, ada yang menuliskan tiga periode, empat periode dan lebih dari
empat periode. Di samping itu, pengelompokkan penulis yang termasuk di dalam
setiap periode atau aliran juga bermacam-macam. Penulis empat periode atau aliran
sejarah perkembangan manajemen mengatakan bahwa dimulai dari aliran manajemen
klasik, behavioristik, model sistem, dan hubungan manusia atau neo-klasik.

Berbagai pandangan mengenai sistem manajemen yang sedang digunakan di


Indonesia, belum ada yang menyatakan model yang pas mengenai sistem (Style)
manajemen yang asli dan khas Indonesia, bila dibandingkandengan Jepang, Cina atau
Amerika dan negara-negara Eropa yang tampaknyasudah menemukan bentuk sistem
manajemen yang dijalankannya.

Meskipun demikian bukan berarti bahwa pengelolaan administrasi negara dan


bisnis selama ini di Indonesia tidak memakai konsep manajemen. Para pimpinan
administrasi negaradan pimpinan perusahaan telah mengadopsi bentuk menajemen.
Apalagi kalau kita mengikuti pola dan jalan pikiran Peter F. Drucker (1977:
7),manajemen menyandang fungsi sosial. Manajemen tidak dapat dipisahkan
darimasyarakat atau bagian dari masyarakat yang dilayaninya, sehingga tak
terlepasdari kaitan budaya (kultur) yang disandang oleh masyarakat yang dilayaninya.
Kulturitu bahkan tampil sebagai bagian terpadu dalam keseluruhan manajemen
tersebut.

Merujuk dari pemikiran Peter F. Drucker di atas, sesuatu yang pasti bahwa
Indonesia punya budaya (cultur) oleh karena itu ‘pasti’ punya nilai-nilai dasar
manajemen. Sehingga menjadi sangat mendesak (urgent) untukmengembangkan
kekuatan imbangan yang ada pada nilai-nilai budaya bangsaIndonesia, yaitu
pengembangan manajemen yang berciri khas Indonesia. Karena bangsa Indonesia
sedang menghadapi banyak masalah akibat ‘salah urus’ (mis-management)dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, ditandai oleh merajalelanya kolusi, korupsi dan
nepotisme (KKN) di hampir semua segi. Pada saat yang sama, Indonesia juga harus
berkompetisi dengan negara-negara lain dalam upaya menghadapi peradaban atau
tuntutan global.
Menemukan sistem manajemen dari akar budaya dan karakter dasar bangsa
Indonesia hampir dipastikan dapat lebih efektif dan efisien, jika dibanding dengan
negara-negara yang telah melaksanakannya seperti; Jepang, Cina, Eropa, dan amerika.
Kita jangan lagi mengadopsi sistem manajemen dari luar yangsebenarnya tidak semua
cocok untuk diterapkan Indonesia, sehinggamengakibatkan kegagalan pengelolaan.
Berhasinya manajemen Indonesia, sangattergantung dari cara penyaringan berbagai
budaya (suku/etnis) yang ada dimasyarakat Indonesia serta penerapannya dalam
kehidupan organisasi.

Namun ada juga pendapat beberapa ahli manajemen yang menyatakan bahwa tak
ada satu sistem pun yang paling baik. Jauh lebih efektif bila anda menggunakan
beberapa sistem manajemen, dimana sistem itu disebut dengan “manajemen
situasional”. Dalam implementasinya oleh para leadership, pendekatan ini dikenal
dengan “situational leadership” atau kepemimpinan situasional.

Kepemimpinan situasional, manajer dianjurkan untuk mengubah-ubah sistem


kemanajemenannya tergantung pada jawaban atas dua pertanyaan berikut: 1) Seberapa
kompeten karyawan anda menyelesaikan tugas-tugasnya?. 2) Seberapa mandiri
karyawan anda melakukan tugas-tugasnya sendiri?. Keefektifan dari seorang manajer
tidak ditentukan oleh sistem apa yang cocok bagi dirinya, melainkan apakah sistem
manajemen tersebut cocok bagi karyawannya.

Sebagaimana dikemukakan oleh Fiedler dalam Budi Paramita (1992),


“tampaknya akan lebih memenuhi harapan apabila kita senantiasa belajar mengetahui
situasi dimana kita dapat menunjukkan prestasi terbaik, yaitu dengan memodifikasi
situasi untuk menyesuaikan sistem kepemimpinan kita”. Oleh karena itu Fiedler
tertarik untuk mengembangkan falsafah perekayasaan organisasi (organizational
engineering) didalam manajemen, dengan prinsip “lebih mudah mengubah lingkungan
kerja seseorang ketimbang mengubah kepribadian atau sistem seseorang dalam
berhubungan dengan orang lain”.
Manajemen situasional yang diterapkan dalam pendekatan sistem kepemimpinan
situasional terdiri dari empat macam sistem:

1. Directing atau pengarahan,

2. Cosultative atau coaching atau konsultasi/ bimbingan,

3. Supporting/dukungan, dan (4) Delegating/ delegasi

. ➢ Era Manajemen Ilmiah

Kelahiran manajemen sebagai ilmu diawali dengan hasil pemikiran Frederick


Winslow Taylor yang dituangkan dalam bukunya Principles of Scientific Management
(1911). Taylor menjelaskan secara terperinci bagaimana manajemen merupakan
metode yang ilmiah untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Setelah teori Taylor
muncul, para ahli manajemen kemudian mulai memberikan banyak ide mengenai
metode-metode lainnya.

Henry Gantt mengemukakan ide agar seorang pemimpin memberikan edukasi


yang layak kepada pekerjanya untuk sistem kerja yang lebih baik. Ia juga membuat
sebuah grafik yang dinamakan Gantt Chart, yang digunakan untuk merancang dan
mengontrol pekerjaan.

Kemudian, sepasang suami istri bernama Frank dan Lilian Gilberth menciptakan
sebuah alat bernama micromotion, yang merupakan alat untuk mencatat gerakan para
pekerja ketika melakukan suatu proses.

Seorang industriawan dari Prancis, Henry Fayol, kemudian mencetuskan


gagasannya mengenai 5 fungsi manajemen yang masih digunakan dalam teori dasar
manajemen sampai saat ini. 5 fungsi tersebut yaitu perancangan, pengorganisasian,
pemerintahan, pengordinasian, dan pengendalian. Gagasan-gagasan lain kembali
bermunculan. Misalnya, birokrasi ideal dalam suatu organisasi kemudian dicetuskan
oleh Max Weber, kemudian disusul oleh ilmu tentang riset operasi yang digagas oleh
Patrick Blackett, serta buku manajemen terapan yang ditulis oleh Peter F. Drucker
➢ Era Manusia

Sosial Era manusia sosial merupakan masa ketika para ahli melakukan
eksperimen yang sifatnya sosial untuk mengetahui bagaimana tenaga kerja dapat
bekerja dengan baik. Dalam bukunya yang berjudul Creative Experience (1924), Mary
Parker Follet berpendapat bahwa tujuan organisasi harus terintegrasi dengan tujuan
individu. Masih dalam telaah perbedaan motif organisasi dengan motif individu,
Chester Barnard menerbitkan bukunya yang berjudul The Functions of Executive
(1938). Gagasan Barnard adalah bahwa sistem dalam suatu organisasi harus
menjadikan komunikasi, tujuan, dan kerja sama sebagai elemen yang penting dan
universal.

➢ Era Modern

Era ini diawali dengan lahirnya konsep manajemen kualitas total pada awal abad
ke-20 oleh W. Edward Deming dan Joseph Juran. Deming menyatakan bahwa
penurunan kualitas suatu produksi disebabkan oleh sistem, bukan karena kesalahan
pekerja. Menurut Deming, peningkatan kualitas akan menyebabkan reaksi berantai,
yaitu berkurangnya biaya untuk perbaikan, meningkatnya produktivitas, meningkatnya
pangsa pasar, meningkatnya keuntungan industri, dan bertambahnya jumlah pekerjaan.
Teori manajemen ada banyak dan dalam berbagai aliran. Seorang manajer dituntut
untuk mampu mempelajari bermacam-macam teori dan metode yang ada, untuk
menentukan mana yang dapat digunakan dalam kondisi-kondisi tertentu. Ilmu
manajemen merupakan ilmu dasar yang perlu diketahui semua orang yang terlibat
dalam kegiatan organisasi.

2.2 FUNGSI MANAJEMEN

Manajemen memiliki 5 fungsi dalam sebuah bisnis. Berikut kelima fungsi


manajemen:
1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan atau planning merupakan fungsi manajemen yang paling mendasar.


Perencanaan merupakan suatu rangkaian proses pemilihan atau penetapan tujuan dari
sebuah organisasi dan sebuah strategi untuk mencapai tujuan.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian merupakan sebuah rangkaian aktivitas dalam pembagian tugas


yang akan dikerjakan dan sebuah proses pengembangan sebuah struktur organisasi
agar bisa mencapai tujuan. Fungsi manajemen ini bertujuan untuk membentuk
hubungan kerja di perusahaan dan memastikan agar perencanaan berjalan efektif.

3. Staffing

Staffing merupakan fungsi yang berfokus dalam menempatkan sumber daya


perusahaan sesuai dengan keahliannya. Tidak hanya tenaga kerja saja, staffing juga
mengatur seluruh sumber daya dalam perusahaan, termasuk peralatan, inventaris dan
sumber daya lainnya.

4. Mengarahkan (Directing)

Directing disini berfungsi untuk mengendalikan keseluruhan perencanaan agar


bisa meningkatkan keefektifan dan meningkatkan efisiensi kerja agar maksimal.
Fungsi manajemen ini juga memastikan adanya koordinasi dan kooperasi dari setiap
bagian agar terciptanya harmonisasi dalam lingkungan kerja.

5. Pengawasan (Controlling)

Tujuan fungsi controlling ini adalah untuk menilai pekerjaan yang telah
dilakukan oleh sumber daya manusia (SDM) yang ada di suatu perusahaan. Akan
tetapi tidak hanya SDM saja, pengawasan ini juga dilakukan terhadap keuangan dan
waktu dalam sebuah perencanaan.
➢ Tujuan Manajemen Secara umum, tujuan manajemen adalah untuk memperoleh
hasil maksimal sesuai target yang sudah ditentukan, menjalankan strategi sesuai
dengan perencanaan, melakukan pembaruan, dan membuat terobosan terbaru untuk
meningkatkan kinerja perusahaan. Tujuan manajemen ini bisa tercapai jika dilakukan
secara terorganisir dan terkontrol. Adapun tujuan dari manajemen adalah sebagai
berikut

a. Menjalankan strategi sesuai dengan perencanaan agar berjalan sesuai arahan.

b. Melakukan peninjauan terhadap pelaksanaan fungsi manajemen dan cara kerja

organisasi ketika menjalankan tugasnya.

c. Melakukan pembaruan agar target tetap tercapai meskipun terdapat kendala

ketika pelaksanaan berlangsung.

d. Meninjau kekuatan, kelemahan dan mengantisipasi ancaman yang mungkin

terrjadi.

e. Membuat terobosan terbaru untuk meningkatkan kinerja kelompok.


BAB III

PERMASALAHAN KASUS

3.1 PT.HM SAMPOERNA

PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk terkenal dengan nama singkatan PT HM


Sampoerna , pelafalan dalam bahasa indonesia HM SAMPOERNA adalah
sebuah perusahaan rokok berdomisili dan membasiskan di Surabaya. Merupakan salah
satu pemimpin pasar dan yang terbesar dalam industri rokok nasional,2 kantor
pusatnya berada di Surabaya,Jawa Timur. Perusahaan ini sebelumnya dimiliki
oleh keluarga sampoerna, namun sejak Mei 2005 kepemilikan mayoritasnya berpindah
tangan ke Phillips Morris International, perusahaan rokok terbesar di dunia
dari Amerika Serikat, mengakhiri tradisi keluarga yang melebihi 90 tahun.

3.2 Permasalahan PT HM SAMPOERNA

Ketika Putera Sampoerna mengumumkan menjual nyaris seluruh saham HM


Sampoerna miliknya kepada Philip Morris Indonesia pada 2005 silam, banyak orang
tercengang. Pasalnya, generasi ketiga keluarga Sampoerna itu menjual 97%
kepemilikan di perusahaan senilai Rp18,5 triliun. Kini, keluarga Sampoerna tak lagi
mengurusi bisnis asap. Lewat bendera Sampoerna Strategic, Putera menggunakan
dana tersebut untuk menggarap sektor properti, infrastruktur, dan agrobisnis. Akan
tetapi, corporate culture yang ditanamkan keluarga Sampoerna di HM Sampoerna
masih terus bertahan hingga kini. Bahkan, Martin King, presdir PT HM Sampoerna
Tbk., yang berasal dari Philip Morris, pernah berseloroh tidak akan mengubah budaya
perusahaan. “Budaya Sampoerna sudah kuat dan berhasil membuat perusahaan itu
tumbuh besar. Jadi, buat apa diubah?” cetusnya. Setidaknya, Sampoerna
menggembleng karyawannya dengan budaya adaptif, inovatif, dinamis, berani
mencoba, friendly, dan pantang menyerah. Pernah, suatu kali, hampir seluruh staf
andal Sampoerna dibajak oleh kompetitor. Namun, berkat sistem kerja, performa
Sampoerna saat itu tidak menunjukkan penurunan yang signifikan. Sementara itu,
hadirnya Philip Morris juga membuat budaya kerja Sampoerna lebih tertata, rapi, dan
teratur. Mulai dari sistem pengelolaan karyawan, peraturan perusahaan, mekanisme
kontrol dan produksi, pemasaran dan penjualan, sampai how to do business.Di bisnis
rokok, gebrakan Putera Sampoerna terus diingat sepanjang masa dengan inovasi A
Mild, rokok rendah tar dan nikotin, di tengah ramainya pasar rokok kretek. Sadar
bahwa kompetisi tak berhenti, Sampoerna meluncurkan U Mild, rokok rendah tar dan
nikotin kelas 2, di bawah A Mild. Teranyar adalah kemunculan A Volution, rokok
rendah tar dan nikotin dengan bentuk slim. Meski telah berusia senja, perusahaan
makin matang. Per akhir 2008, laba bersih perusahaan naik 7,4% menjadi Rp3,89
triliun jika dibandingkan setahun sebelumnya yang Rp3,62 triliun. Menurut pihak
manajemen, kenaikan laba bersih ini didukung oleh peningkatan penjualan hingga
16% sepanjang 2007–2008, dari yang semula Rp29,79 triliun menjadi Rp34,68 triliun.
Sejatinya, sejarah dimulai ketika Liem Seeng Tee mendirikan perusahaan rokok
bernama Handel Maastchapij Liem pada 1913. Kesempatan muncul pada awal 1916
ketika Liem Seeng Tee membeli berbagai jenis tembakau dalam jumlah besar dari
seorang pedagang tembakau yang bangkrut. Sejak itu, Liem Seeng Tee dan Tjiang
Nio, istrinya, mencurahkan seluruh tenaganya untuk mengembangkan bisnis
tembakau. Seiring berjalannya waktu, nama perusahaan berubah menjadi Hanjaya
Mandala Sampoerna. Sampai kini, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Perusahaan sampoerna merupakan perusahaan rokok besar di Indonesia, dengan


melakukan diversifikasi dengan berbagai merk dan produk, merupakan suatu langkah
yang dijalankan oleh PT. sampoerna agar perusahaan mencapai income stabil karena
akan kestabilan Product Life Cycle.
PT sampoerna didirikan oleh Liem Seeng Tee dan istrinya Siem Tjiang Nio,
sampai diturunkan kepada anak-anaknya yaitu Aga Sampoerna, Putera Sampoerna dan
putera sampoerna. Tahun 2005 perusahaan ini diakuisisi oleh Philip Morris, sejumlah
40 % dari saham sampoerna dibeli oleh Philip Morris .Philip Morris adalah produsen
rokok asal Amerika Serikat dengan keahlian pada produk rokok putih seperti
Marlboro, Virginia Slims, dan Benson & Hedges.
PT HM Sampoerna Tbk. Memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi pada
sekitar. Hal ini tunjukkan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan
ini seperti penanggulangan bencana dengan membentuk Tim Sampoerna Rescue
(SAR), kemudian dalam bidang pendidikan perusahaan ini mendirikan sekolah bisnis
yaitu Sampoerna School of Business dan Akademi Putera Sampoerna Foundation
yang bertujuan untuk peningkatan pendidikan nasional di Indonesia. Selain itu
sampoerna juga melakukan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dengan mendirikan
Pusat Pelatihan Kewirausahaan Sampoerna (PPKSampoerna) dan dalam bidang
lingkungan sampoerna memberi dukungan terhadap Program Pelestarian Mangrove di
Surabaya dan penanaman kembali hutan di Pasuruan dan Lombok untuk mewujudkan
lingkungan yang berkelanjutan.
PT Sampoerna menjadikan Market Sebagai Orientasi Untuk Membuat Strategy
harus diyakini bahwa customer merupakan raja sudah sepatutnya raja harus dipenuhi
kebutuhannya dan keinginannya. Selain itu perusahaan ini melakukan differensiasi
produk terhadap produk lain dengan diluncurkannya produk A-Mild.
Peluncuran ini cukup mengagetkan banyak pihak, terutama industri rokok saat
itu. A-Mild merupakan rokok rendah nikotin (Low Tar Low Nicotine) pertama di
Indonesia dengan komposisi tar/nikotin 14 mg/1.0 mg. dan juga berbagai jenis merk
dikeluarkan oleh Perusahaan ini. Perusahaan sampoerna Tbk, haruslah selalu
bercermin tantang kondisi perusahaan saat ini melalui analisis SWOT, karena dengan
SWOT kita bisa menciptakan strategi untuk kemajuan perusahaan yakni dengan
meningkatkan strength dan opportunity dan kemudian memperkecil weakness dan
Threath.
4.2 SARAN

Demikianlah makalah ini saya buat. Semoga dapat berguna bagi saya pribadi dan
pembaca umumnya.saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna.oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari kawan-
kawan semuanya.

Daftar Pustaka

www.sampoerna.com,
www.liputan6.com,
www.wikipedia.com
Dan dari berbagai sumber lainnya

Anda mungkin juga menyukai