Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ANALISIS SISTEM PT.

JAPFA COMFEED
INDONESIA TBK

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen

Dosen Pengampu : Danu Kusbandono SE.MM

Disusun Oleh :

ILHAM FAJAR TRISANTO (042310144)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-nya, Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Analisa Sistem PT. Japfa Comfeed Indonesia TBK” Ini tepat pada
waktunya. Sholawat serta Salam tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW
yang telah membimbing kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang
benderang yakni Addinul Islam. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas bapak Danu Kusbandono SE.MM pada mata kuliah pengantar
manajemen. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan dan
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki dan disempurnakan. Untuk itu
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan dan akan kami terima dengan
lapang, demi kesempurnaan makalah berikutnya.

Lamongan, 02 Desember 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................................3

BAB 1 ............................................................................................................................3
PENDAHULUAN ........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................6
LANDASAN TEORI ...................................................................................................6
2.1 PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN........................................................6
2.2 FUNGSI MANAJEMEN....................................................................................11
BAB III........................................................................................................................16
PERMASALAHAN KASUS.....................................................................................16
3.1 PT. Japfa Comfeer. Tbk.......................................................................................16
3.2 PERMASALAHAN PT JAPFA..........................................................................16
BAB IV........................................................................................................................17
PENUTUP...................................................................................................................17
4.1 KESIMPULAN ..................................................................................................17
4.2 SARAN...............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk Unit Sidoarjo merupakan perusahaan yang


memproduksi pakan ternak yang berkualitas tinggi dan berskala besar di Indonesia. PT
JCI Tbk Unit Sidoarjo memiliki banyak sekali konsumen dan pesaing bisnis yang juga
menghasilkan pakan ternak. Oleh karena itu perusahaan harus dapat bersaing dengan
meningkatkan mutu produk yang dihasilkan dan meningkatkan kapasitas produksi
supaya dapat memenuhi jumlah pesanan konsumen. Penelitian ini dilakukan karena
pada setiap proses di PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk Unit Sidoarjo terdapat waste,
terutama pada Sub Departemen Warehouse dan Produksi. Sub Departemen Warehouse
merupakan tempat penyimpanan bahan baku. Sub Departemen Produksi merupakan
tempat untuk memproses pembuatan pakan ternak. Permasalahan yang ada pada Sub
Departemen Warehouse adalah banyaknya non value-added activity mulai dari proses
kedatangan bahan baku di gudang hingga proses bahan baku ditata dan ditumpuk
dengan rapi pada kavling tertentu. Sedangkan permasalahan pada Sub Departemen
Produksi adalah adanya downtime terbesar pada mesin pelleting. Mesin pellet
merupakan mesin dengan kapasitas terendah dibanding mesin-mesin lain di Buhler
sehingga lead time produksi menjadi lama. Berdasarkan pada masalah yang ada di atas
maka dilakukan beberapa improvement berupa improvement tools and technique
berdasarkan prinsipprinsip lean manufacturing. Beberapa improvement dilakukan
untuk meminimalkan non value-added activity pada Sub Departemen Warehouse dan
Produksi.

1.2. Rumusan Masalah

Permasalahan yang terjadi di PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk Unit Sidoarjo, yaitu:
A. Bagaimana meminimalkan non value added activity yang terdapat pada proses
kegiatan Departemen Warehouse?

B. Bagaimana meminimalkan waktu Downtime Departemen Produksi?


1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

A. Meminimalkan non value added activity yang terdapat pada proses kegiatan di
Departemen Warehouse.

B. Melakukan implementasi improvement untuk meminimalkan waktu penanganan


press slip yang terjadi di Departemen Produksi.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN

Sejarah Perkembangan manajemen tidak jauh berbeda dengan perkembangan


manusia itu sendiri. Artinya, dalam manajemen telah berlangsung sejak manusia itu
berada di bumi ini, seiring dengan perkembangan dan tuntutan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada zaman pura atau zaman batu, manusia juga
menggunakan keterampilan dan keahliannya untuk membuat alat- alat dari batu guna
merealisasikan tujuan hidupnya. Manajeman kemudian berkembang sesuai dengan
perkembangan keahlian serta pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh oleh
manusia itu.

Pengetahuan serta teknologi (IPTEK) terus tumbuh dan berkembang.


Pertumbuhan itu juga sekaligus mengembangkan keterampilan manajemen umat
manusia. Mempelajari sejarah manajeman sangat penting bagi kita untuk dapat
memperoleh gambaran tentang bagaimana manajeman itu telah berlangsung pada
masa lalu,bagaimana kemudian manajeman tersebut berkembang,prinsip-prinsip apa
yang dikembangkan paa masa lalu dan bagaimana manajemen tersebut berlangsung
dewasa ini .

Akhirnya kita harus pula mempelajari an mengantisipasi perkembangan di masa


mendatang yang tentu saja juga akan menentukan arah pertumuhan manajemen itu
sendiri. Dengan mengetahui arah perkembangan manajemen tersebut maka kita akan
apat mempersiapkan diri kita untuk memekaali iri kita masing masing dengan
keterampilan – keterampilan manajerial yang diperlukan I masa mendatang.

Manajemen sebenarnya sudah ada sejak manusia ada. Hal ini dibuktikan dengan
keberhasilan arsitek Mesir Kuno mewujudkan karyanya berupa piramid Cheops.
Pembangunan piramid yang melibatkan ratusan ribu tenaga kerja tidak akan terwujud
tanpa adanya manajemen yang baik. Hanya saja istilah manajemen baru muncul pada
tahun 1886. Di Indonesia, manajemen sudah dipraktikkan pada masa pra sejarah.
Adanya Candi Borobudur pada abad ke-8 dan Candi Prambanan pada abad ke-9
merupakan bukti bahwa manajemen sudah lama dipraktikkan di Indonesia.

Pertumbuhan manajemen meliputi tiga fase yaitu

1) Fase pra sejarah, yang berakhir pada tahun 1.

2) Fase sejarah, yang berakhir pada tahun 1886

3) Fase modern, mulai 1886 sampai sekarang.

Pertanyaan yang sering muncul adalah apakah ada perkembangan sistem


manajemen indonesia?. Bagaimanakah perkembangan manajemen di Indonesia?.
Pertanyaan-pertanyaan ini akan mendapatkan jawaban yang tidak pasti. Ada yang
mengatakan bahwa Indonesia punya sistem manajemen yang ada sejak zaman dahulu
kala, sebagai warisan akar budaya bangsa oleh Raja-Raja Nusantara yang dapat kita
sebut dengan sistem manajemen partisipatif; salah satu contohnya adalah gotong
royong. Ada juga yang mengatakan bahwa sistem manajemen Indonesia sangat
dipengaruhi oleh negara-negara yang pernah menjajah; Belanda dan Jepang. sistem
pemerintahan dengan DPR dalam perumusan kebijakan publik adalah salah satu
contoh dari birokrasi top-down yang dianut oleh VOC. Jepang sejak menduduki
Indonesia telah membuat sistem pengklusteran dengan sistem manejemen bottom-up
contohnya dengan membentuk organisasi masyarakat dari tingkat bawah hingga
tingkat atas.

Ada penulis yang mencatat sejarah perkembangan manajemen diawali dari pra
industrialisasi, ada yang mengawalinya sejak aliran klasik dan ada juga yang memulai
dari manajemen ilmiah. Demikian juga jika kita lihat dari banyaknya aliran atau
periode manajemen, ada yang menuliskan tiga periode, empat periode dan lebih dari
empat periode. Di samping itu, pengelompokkan penulis yang termasuk di dalam
setiap periode atau aliran juga bermacam-macam. Penulis empat periode atau aliran
sejarah perkembangan manajemen mengatakan bahwa dimulai dari aliran manajemen
klasik, behavioristik, model sistem, dan hubungan manusia atau neo-klasik.

Berbagai pandangan mengenai sistem manajemen yang sedang digunakan di


Indonesia, belum ada yang menyatakan model yang pas mengenai sistem (Style)
manajemen yang asli dan khas Indonesia, bila dibandingkandengan Jepang, Cina atau
Amerika dan negara-negara Eropa yang tampaknyasudah menemukan bentuk sistem
manajemen yang dijalankannya.

Meskipun demikian bukan berarti bahwa pengelolaan administrasi negara dan


bisnis selama ini di Indonesia tidak memakai konsep manajemen. Para pimpinan
administrasi negaradan pimpinan perusahaan telah mengadopsi bentuk menajemen.
Apalagi kalau kita mengikuti pola dan jalan pikiran Peter F. Drucker (1977:
7),manajemen menyandang fungsi sosial. Manajemen tidak dapat dipisahkan
darimasyarakat atau bagian dari masyarakat yang dilayaninya, sehingga tak
terlepasdari kaitan budaya (kultur) yang disandang oleh masyarakat yang dilayaninya.
Kulturitu bahkan tampil sebagai bagian terpadu dalam keseluruhan manajemen
tersebut.

Merujuk dari pemikiran Peter F. Drucker di atas, sesuatu yang pasti bahwa
Indonesia punya budaya (cultur) oleh karena itu ‘pasti’ punya nilai-nilai dasar
manajemen. Sehingga menjadi sangat mendesak (urgent) untukmengembangkan
kekuatan imbangan yang ada pada nilai-nilai budaya bangsaIndonesia, yaitu
pengembangan manajemen yang berciri khas Indonesia. Karena bangsa Indonesia
sedang menghadapi banyak masalah akibat ‘salah urus’ (mis-management)dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, ditandai oleh merajalelanya kolusi, korupsi dan
nepotisme (KKN) di hampir semua segi. Pada saat yang sama, Indonesia juga harus
berkompetisi dengan negara-negara lain dalam upaya menghadapi peradaban atau
tuntutan global.
Menemukan sistem manajemen dari akar budaya dan karakter dasar bangsa
Indonesia hampir dipastikan dapat lebih efektif dan efisien, jika dibanding dengan
negara-negara yang telah melaksanakannya seperti; Jepang, Cina, Eropa, dan amerika.
Kita jangan lagi mengadopsi sistem manajemen dari luar yangsebenarnya tidak semua
cocok untuk diterapkan Indonesia, sehinggamengakibatkan kegagalan pengelolaan.
Berhasinya manajemen Indonesia, sangattergantung dari cara penyaringan berbagai
budaya (suku/etnis) yang ada dimasyarakat Indonesia serta penerapannya dalam
kehidupan organisasi.

Namun ada juga pendapat beberapa ahli manajemen yang menyatakan bahwa tak
ada satu sistem pun yang paling baik. Jauh lebih efektif bila anda menggunakan
beberapa sistem manajemen, dimana sistem itu disebut dengan “manajemen
situasional”. Dalam implementasinya oleh para leadership, pendekatan ini dikenal
dengan “situational leadership” atau kepemimpinan situasional.

Kepemimpinan situasional, manajer dianjurkan untuk mengubah-ubah sistem


kemanajemenannya tergantung pada jawaban atas dua pertanyaan berikut: 1) Seberapa
kompeten karyawan anda menyelesaikan tugas-tugasnya?. 2) Seberapa mandiri
karyawan anda melakukan tugas-tugasnya sendiri?. Keefektifan dari seorang manajer
tidak ditentukan oleh sistem apa yang cocok bagi dirinya, melainkan apakah sistem
manajemen tersebut cocok bagi karyawannya.

Sebagaimana dikemukakan oleh Fiedler dalam Budi Paramita (1992),


“tampaknya akan lebih memenuhi harapan apabila kita senantiasa belajar mengetahui
situasi dimana kita dapat menunjukkan prestasi terbaik, yaitu dengan memodifikasi
situasi untuk menyesuaikan sistem kepemimpinan kita”. Oleh karena itu Fiedler
tertarik untuk mengembangkan falsafah perekayasaan organisasi (organizational
engineering) didalam manajemen, dengan prinsip “lebih mudah mengubah lingkungan
kerja seseorang ketimbang mengubah kepribadian atau sistem seseorang dalam
berhubungan dengan orang lain”.
Manajemen situasional yang diterapkan dalam pendekatan sistem kepemimpinan
situasional terdiri dari empat macam sistem:

1. Directing atau pengarahan,

2. Cosultative atau coaching atau konsultasi/ bimbingan,

3. Supporting/dukungan, dan (4) Delegating/ delegasi

. ➢ Era Manajemen Ilmiah

Kelahiran manajemen sebagai ilmu diawali dengan hasil pemikiran Frederick


Winslow Taylor yang dituangkan dalam bukunya Principles of Scientific Management
(1911). Taylor menjelaskan secara terperinci bagaimana manajemen merupakan
metode yang ilmiah untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Setelah teori Taylor
muncul, para ahli manajemen kemudian mulai memberikan banyak ide mengenai
metode-metode lainnya.

Henry Gantt mengemukakan ide agar seorang pemimpin memberikan edukasi


yang layak kepada pekerjanya untuk sistem kerja yang lebih baik. Ia juga membuat
sebuah grafik yang dinamakan Gantt Chart, yang digunakan untuk merancang dan
mengontrol pekerjaan.

Kemudian, sepasang suami istri bernama Frank dan Lilian Gilberth menciptakan
sebuah alat bernama micromotion, yang merupakan alat untuk mencatat gerakan para
pekerja ketika melakukan suatu proses.

Seorang industriawan dari Prancis, Henry Fayol, kemudian mencetuskan


gagasannya mengenai 5 fungsi manajemen yang masih digunakan dalam teori dasar
manajemen sampai saat ini. 5 fungsi tersebut yaitu perancangan, pengorganisasian,
pemerintahan, pengordinasian, dan pengendalian. Gagasan-gagasan lain kembali
bermunculan. Misalnya, birokrasi ideal dalam suatu organisasi kemudian dicetuskan
oleh Max Weber, kemudian disusul oleh ilmu tentang riset operasi yang digagas oleh
Patrick Blackett, serta buku manajemen terapan yang ditulis oleh Peter F. Drucker
➢ Era Manusia

Sosial Era manusia sosial merupakan masa ketika para ahli melakukan
eksperimen yang sifatnya sosial untuk mengetahui bagaimana tenaga kerja dapat
bekerja dengan baik. Dalam bukunya yang berjudul Creative Experience (1924), Mary
Parker Follet berpendapat bahwa tujuan organisasi harus terintegrasi dengan tujuan
individu. Masih dalam telaah perbedaan motif organisasi dengan motif individu,
Chester Barnard menerbitkan bukunya yang berjudul The Functions of Executive
(1938). Gagasan Barnard adalah bahwa sistem dalam suatu organisasi harus
menjadikan komunikasi, tujuan, dan kerja sama sebagai elemen yang penting dan
universal.

➢ Era Modern

Era ini diawali dengan lahirnya konsep manajemen kualitas total pada awal abad
ke-20 oleh W. Edward Deming dan Joseph Juran. Deming menyatakan bahwa
penurunan kualitas suatu produksi disebabkan oleh sistem, bukan karena kesalahan
pekerja. Menurut Deming, peningkatan kualitas akan menyebabkan reaksi berantai,
yaitu berkurangnya biaya untuk perbaikan, meningkatnya produktivitas, meningkatnya
pangsa pasar, meningkatnya keuntungan industri, dan bertambahnya jumlah pekerjaan.
Teori manajemen ada banyak dan dalam berbagai aliran. Seorang manajer dituntut
untuk mampu mempelajari bermacam-macam teori dan metode yang ada, untuk
menentukan mana yang dapat digunakan dalam kondisi-kondisi tertentu. Ilmu
manajemen merupakan ilmu dasar yang perlu diketahui semua orang yang terlibat
dalam kegiatan organisasi.

2.2 FUNGSI MANAJEMEN

Manajemen memiliki 5 fungsi dalam sebuah bisnis. Berikut kelima fungsi


manajemen:
1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan atau planning merupakan fungsi manajemen yang paling mendasar.


Perencanaan merupakan suatu rangkaian proses pemilihan atau penetapan tujuan dari
sebuah organisasi dan sebuah strategi untuk mencapai tujuan.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian merupakan sebuah rangkaian aktivitas dalam pembagian tugas


yang akan dikerjakan dan sebuah proses pengembangan sebuah struktur organisasi
agar bisa mencapai tujuan. Fungsi manajemen ini bertujuan untuk membentuk
hubungan kerja di perusahaan dan memastikan agar perencanaan berjalan efektif.

3. Staffing

Staffing merupakan fungsi yang berfokus dalam menempatkan sumber daya


perusahaan sesuai dengan keahliannya. Tidak hanya tenaga kerja saja, staffing juga
mengatur seluruh sumber daya dalam perusahaan, termasuk peralatan, inventaris dan
sumber daya lainnya.

4. Mengarahkan (Directing)

Directing disini berfungsi untuk mengendalikan keseluruhan perencanaan agar


bisa meningkatkan keefektifan dan meningkatkan efisiensi kerja agar maksimal.
Fungsi manajemen ini juga memastikan adanya koordinasi dan kooperasi dari setiap
bagian agar terciptanya harmonisasi dalam lingkungan kerja.

5. Pengawasan (Controlling)

Tujuan fungsi controlling ini adalah untuk menilai pekerjaan yang telah
dilakukan oleh sumber daya manusia (SDM) yang ada di suatu perusahaan. Akan
tetapi tidak hanya SDM saja, pengawasan ini juga dilakukan terhadap keuangan dan
waktu dalam sebuah perencanaan.
➢ Tujuan Manajemen Secara umum, tujuan manajemen adalah untuk memperoleh
hasil maksimal sesuai target yang sudah ditentukan, menjalankan strategi sesuai
dengan perencanaan, melakukan pembaruan, dan membuat terobosan terbaru untuk
meningkatkan kinerja perusahaan. Tujuan manajemen ini bisa tercapai jika dilakukan
secara terorganisir dan terkontrol. Adapun tujuan dari manajemen adalah sebagai
berikut

a. Menjalankan strategi sesuai dengan perencanaan agar berjalan sesuai arahan.

b. Melakukan peninjauan terhadap pelaksanaan fungsi manajemen dan cara kerja

organisasi ketika menjalankan tugasnya.

c. Melakukan pembaruan agar target tetap tercapai meskipun terdapat kendala

ketika pelaksanaan berlangsung.

d. Meninjau kekuatan, kelemahan dan mengantisipasi ancaman yang mungkin

terrjadi.

e. Membuat terobosan terbaru untuk meningkatkan kinerja kelompok.


BAB III

PERMASALAHAN KASUS

3.1 PT Japfa Comfeed Indonesia TBK

adalah perusahaan agri-food terbesar dan terkemuka di Indonesia yang bergerak


di bidang produksi protein hewani berkualitas dan terpercaya 1. Perusahaan ini
didirikan pada tahun 1975 dan sejak saat itu telah menjadi salah satu produsen pakan
ternak, pengolahan unggas, pembibitan ayam, serta pembudidayaan pertanian
terkemuka di Indonesia 1. PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk. memiliki konsep
layanan terpadu yang lengkap dan menyeluruh, yang diberikan kepada seluruh
jaringan pelanggan melalui kekuatan jaringan distribusi dan keagenan yang tersebar di
seluruh wilayah Indonesia 1. Perusahaan ini juga senantiasa menciptakan dan
memberikan nilai-nilai tambah kepada mitra industri melalui kekuatan rantai produksi
yang dimulai dari formulasi pakan ternak yang berkualitas, bibit ternak unggul,
peternakan ayam broiler, ikan, udang, dan sapi potong, hingga produk-produk
makanan olahan yang menyeluruh dan terintegrasi

3.2 Permasalahan PT Japfa Comfeed Indonesia TBK

PT Japfa Comfeed banyak melakukan pelanggaran hubungan industrial.


Pelanggaran yang dimaksud Agus yaitu perusahaan belum menerapkan UMK 2013,
enggan memberikan hak pensiun pekerja lansia, belum memberikan hak cuti sakit, dan
larangan sistematis buruh berserikat.
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Pendapat Veithzal dalam jurnal M. Khotib Arifai menyatakan bahwa kinerja


adalah perilaku nyata karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai peran mereka dalam
perusahaan. Menurut Wibowo, kinerja adalah hasil pekerjaan yang berhubungan
dengan tujuan organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada
ekonomi (Khotib Arifai, 2020). Setiap instansi perlu melakukan pengukuran kinerja
pegawai dengan standarisasi. (Wibowo, 2007) Unsur-unsur untuk mengukur kinerja
tergantung pada instansi yang digunakan. Peran sumber daya manusia yang besar
menuntut kontribusi besar dalam mencapai tujuan perusahaan. Namun,
memberdayakan manusia tidaklah mudah seperti sumber daya lainnya. Manusia
memiliki akal budi, perasaan, emosi, p Karyawan adalah aset penting dalam organisasi
untuk produksi. Tantangan utamanya adalah mendapatkan kinerja optimal dari
karyawan. Kinerja karyawan yang optimal adalah sasaran organisasi untuk tingkat
produktivitas kerja yang tinggi. Kinerja karyawan dipengaruhi oleh faktor internal
(kepuasan kerja dan komitmen organisasional) dan eksternal (Ismail, 2008). Budaya
organisasi adalah salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja karyawan

4.2 SARAN

Adapun saran yang dapat disampaikan peneliti yang mungkin dapat berguna bagi
kepentingan perusahaan yakni kepuas dan kenyamanan dengan pekerjaannya yang
akan memiliki kinerja baik dan hubungan baik dengan pelanggan, organisasi, dan
rekan kerja. Hubungan ini menciptakan realitas tertentu yang membimbing dan
mengarahkan karyawan serta mempengaruhi keterlibatan mereka dalam perusahaan.
Daftar Pustaka

Ristono,(2008), Manajemen Persediaan, Graha Ilmu, Yogyakarta Heragu,S, (2008),


Facilities Design, PWS Publishing Company, Boston Nugroho, Ferry, Laporan
Perancangan Sistem Inventory Barang Pada Toko Bangunan Enggal Jaya Di
Wisudasari Kabupaten Magelang 2012 Setiawan, (2011), Rahasia Membangun SOP,
Insan Cendekia, Surabaya

Anda mungkin juga menyukai