Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DALAM MENETAPKAN

HARGA POKOK PENJUALAN PADA TOKO BANGUNAN BERKAH

DESA BAKALREJO

Dosen Pengampu :

Dr. Sutinem, S.S., M.M.

Disusun Oleh :

Siti Maria Ulfa (071910044)

PROGAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

2022
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................................... 6
2.1 Landasan Teori............................................................................................................................. 6
2.1.1 Supply Chain Management ................................................................................................ 6
A. Pengertian supply chain management ............................................................................. 6
B. Tujuan Supply Chain Management ................................................................................. 7
C. Keuntungan Supply Chain Management ........................................................................ 8
D. Prinsip-prinsip Supply Chain Management .................................................................... 9
2.1.2 Harga Pokok Penjualan................................................................................................... 10
A. Pengertian harga pokok penjualan ................................................................................. 10
B. Komponen-komponen yang ada di dalam harga pokok penjualan ................................ 11
C. Perhitungan Harga Pokok Penjualan.............................................................................. 12
D. Tujuan dan Manfaat Harga Pokok Penjualan ................................................................ 13
2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................................................................ 15
BAB III KERANGKA PROSES BERFIKIR .......................................................................... 17
3.1 Kerangka Konseptual ................................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 18

2
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.1 Simplikasi model supply chain ...............................................................6
Gambar 2.1.2 Perhitungan Harga Pokok Penjualan .....................................................13
Gambar 3.1 Kerangka Pikir .............................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketatnya kompetisi dalam pasar global masa kini, pengenalan produk dengan daur
hidup yang semakin pendek, dan harapan pelanggan terhadap produk dan jasa yang semakin
tinggi, akan memaksa perusahaan untuk menanamkan modal dan memusatkan perhatian
dalam rantai persediaan mereka untuk mencapai keunggulan kompetitif yang dapat
menunjang kelangsungan bisnisnya. Bersamaan dengan itu, teknologi transportasi dan
komunikasi terus berkembang pesat, misalnya mobile communication, internet, telah
mendorong evolusi yang berkelanjutan menyangkut rantai persediaan dan teknik yang
berkaitan dengan manajemen pengaturannya.
Rantai pasokan adalah jaringan fisik, yakni perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam
memasok bahan baku, memproduksi barang, maupun mengirimkannya ke pemakai akhir.
Manajemen rantai pasok (supply chain management) adalah sekumpulan aktivitas dan
keputusan yang saling terkait untuk mengintegrasikan pemasok, manufaktur, gudang, jasa
transportasi, pengecer dan konsumen secara efisien. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis supply chain management dalam menetapkan harga pokok penjualan pada Toko
Bangunan Berkah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang fokus pada kinerja
manajemen rantai pasok dan perhitungan harga pokok penjualan. Rantai pasok Toko
Bangunan Berkah Desa Bakalrejo, dimulai dari perusahaan yang menjadi pemasok bahan-
bahan material, rantai berikutnya yaitu Toko Bangunan Berkah selaku pemasok bahan-bahan
material, di rantai ini terjadi proses produksi dimana bahan baku mentah diolah menjadi
bahan jadi yang siap untuk dijual, berbeda dengan pasir dan kerikil yang diperoleh dari
tambangnya secara langsung. Kemudian didistribusikan kepada agen dan pemborong, setelah
melalui rantai utama, terdapat 4 rantai yang menjadi lajur distribusi toko bangunan berkah,
yaitu: masyarakat sekitar, pemborong bangunan dan proyek. Pimpinan Toko Bangunan
Berkah juga telah membuat gudang untuk menampung bahan material seperti, keramik, batu
bata, cat, genting dll, agar meminimalisasikan keterlambatan pendistribusian bahan material.
Setiap usaha pastinya ingin mendapatkan keuntungan dari produk yang dijual baik itu
berupa barang mentah maupun barang jadi, untuk itu Toko Bangunan Berkah ini perlu
mengetahui bagaimana cara perhitungan penetapan harga pokok penjualan yang benar agar
tidak terjadi kerugian dan menyebabkan usaha itu gulung tikar. Berdasarkan supply chain
management yang selalu memasok barang-barang material kepada Toko Bangunan Berkah,
maka Toko Bangunan Berkah harus melakukan pencatatan atas persediaan barang dangang
4
baik persediaan barang dagang awal maupun akhir agar memudahkan dalam menetapkan
harga pokok penjualan. Toko Bangunan Berkah selalu berusaha untuk memasarkan barang
yang berkualitas dengan harga yang murah dan terjangkau oleh seluruh kalangan masyarakat.
Untuk mempertahankan hal tersebut, Toko Bangunan Berkah perlu menganalisis supply
chain management yang pada akhirnya dapat digunakan untuk menetapkan harga pokok
penjualan. Tujuannya agar Toko Bangunan Berkah dapat memaksimalkan laba yang dapat
digunakan kembali untuk menjalankan aktivitas dari toko tersebut dan dapat memberikan
keuntungan bagi pemiliknya.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah, “Analisis supply chain management dalam menetapkan harga
pokok penjualan pada Toko Bangunan Berkah Desa Bakalrejo”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana analisis supply chain management dalam
menetapkan harga pokok penjualan?”.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis supply chain management dalam
menetapkan harga pokok penjualan pada toko bangunan berkah Desa Bakalrejo.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi perusahaan (Toko Bangunan Berkah)
Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat menjadi sumber referensi
mengenai supply chain management dan menetapkan harga pokok penjualan
perusahaan.
2. Bagi akademik
Diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang ingin
mengetahui lebih banyak tentang supply chain menegement dalam menetapkan
harga pokok penjualan.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Supply Chain Management
A. Pengertian supply chain management
Simichi-Levi et al dalam Irmawati (2007) menyatakan manajemen rantai pasokan
(supply chain management) merupakan sebuah pendekatan yang diterapkan untuk
menyatukan pemasok, pengusaha, gudang, dan tempat penyimpanan lainnya (distributor,
retailer, dan pengecer) secara efisien, sehingga produk dapat dihasilkan dan distribusikan
dengan jumlah yang tepat, lokasi yang tepat, dan waktu yang tepat untuk menurunkan biaya
dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Definisi tersebut didasarkan atas beberapa hal :
 Manajemen rantai pasokan perlu mempertimbangkan bahwa semua kegiatan mulai dari
pemasok, manufaktur, gudang, distributor, retailer, sampai ke pengecer berdampak
pada biaya produk yang diproduksi yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
 Tujuan dari manajemen rantai pasokan adalah agar total biaya dari semua bagian, mulai
dari transportasi dan distribusi persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang
jadi menjadi lebih efektif dan efisien sehingga mengurangi biaya.
 Manajemen rantai pasokan berputar pada integrasi yang efisien dari pemasok,
manufaktur, gudang, distributor, retailer, dan pengecer yang mencakup semua aktivitas
perusahaan, mulai dari tingkat strategis sampai tingkat taktik operasional. Pada supply
chain biasanya ada tiga macam aliran yang harus dikelola :
1. Aliran barang/material yang mengalir dari hulu ke hilir
2. Aliran uang/financial, yang mengalir dari hilir ke hulu.
3. Aliran informasi, yang mengalir dari hulu ke hilir atau sebaliknya

Finansial : invoice, term pembayaran


Material : bahan baku, komponen, produk jadi
Informasi : kapasitas, status pengiriman, quotation

Supplier Tier Supplier Tier Manufacturer Distributor Ritel/Toko


2 1

Finansial : pembayaran
Material : retur, recycle, repair
Informasi : order, ramalan

6
Gambar 2.1.1 Simplikasi model supply chain dan 3 macam aliran yang dikelola (Pujawan
dan Mahendrawathi, 2010).

Dalam supply chain management ada beberapa pemain utama yang merupakan
perusahaan-perusahaan yang mempunyai kepentingan yang sama (Indrajit dan Djokopranoto,
2002) yaitu :
Chain 1 : Suppliers
Merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama. Bahan pertama ini bisa dalam
bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan, subassemblies, suku
cadang, dan sebagainya.
Chain 1-2 : Suppliers, Manufacturer
Manufacturer atau bentuk lain yang melakukan pekerjaan membuat,
mempabrikasi,mengasembling, merakit, dan mengkonversikan, atau pun menyelesaikan
barang (finishing). Hubungan kedua rantai tersebut sudah mempunyai potensi untuk
melakukan penghematan. Penghematan dapat diperoleh dari inventories bahan baku, bahan
setengah jadi, dan bahan jadi yang berada di pihak suppliers, manufacturer, dan tempat
transit merupakan target untuk penghematan ini.
Chain 1-2-3 : Supplier – Manufacturer - Distribution
Barang sudah jadi yang dihasilkan oleh manufacturer sudah mulai harus disalurkan
kepada pelanggan. Penyaluran barang dilakukan melalui distributor. Barang dari pabrik
melalui gudangnya disalurkan ke gudang distributor atau wholesaler atau pedagang besar
dalam jumlah besar, dan pedagang besar menyalurkan dalam jumlah yang lebih kecil kepada
retailers atau pengecer.
Chain 1-2-3-4 : Supplier – Manufacturer – Distribution - Retail Outlets
Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gudang sendiri yang digunakan untuk
menimbun barang sebelum disalurkan lagi ke pihak pengecer. Walaupun ada beberapa pabrik
yang langsung menjual barang hasil produksinya kepada customer, namun secara realtif
jumlahnya tidak banyak dan kebanyakan menggunakan pola seperti di atas.
Chain 1-2-3-4-5 : Supplier – Manufacturer – Distribution – Retailer Outlets –Customers
Customer merupakan rantai terakhir yang dilalui dalam supply chain. Para pengecer
atau retailers ini menawarkan barangnya langsung kepada para pelangan atau pembeli atau
pengguna barang tersebut.

B. Tujuan Supply Chain Management


Manajemen rantai pasok bertanggung jawab dalam penyediaan aliran material dengan
kecepatan tinggi dan informasi yang relevan yang membuat supply chain transparan dan

7
efesien untuk menghasilkan produk atau jasa tanpa ada interupsi dan tentu saja pada waktu
yang tepat. Di sisi lain, berbagai jenis fluktuasi permintaan mengacaukan proses bisnis yang
membuat kekacauan untuk pelaksanaan SCM. Untuk membuat supply chain yang efesien
sebagai tujuan utama, SCM bertanggung jawab untuk mengurangi total biaya supply chain.
Sebagai biaya holistic dapat menjadi komposisi unsur-unsur berikut :
1. Biaya akuisisi dan bahan baku
2. Biaya investasi fasilitas
3. Biaya produksi langsung dan tidak langsung
4. Biaya distribusi pusat langsung dan tidak langsung.

C. Keuntungan Supply Chain Management


Berdasarkan pendapat Indrajit dan Djokopranoto (2005) menyatakan bahwa ada
beberapa keuntungan Supply Chain Management, antara lain:
a. Mengurangi inventory dengan berbagai cara
a. Inventory merupakan bagian paling besar dari asal perusahaan, yang berkisar antara
30%-40%.
b. Sedangkan biaya penyimpanan barang (inventory carryingcost) berkisar 20%-40%
dari nilai barang yang disimpan.
c. Oleh karena itu, usaha dan cara harus dikembangkan untuk menekan penimbunan
barang dalam gudang agar biaya dapat ditekan menjadi sedikit mungkin.
b. Menjamin kelancaran penyediaan barang
1. Kelancaran barang yang perlu dijamin adalah mulai dari barang asal (pabrik,
pembuat), supplier, perusahaan sendiri, wholesaler, retailer, sampai kepada final
costumer.
2. Jadi, rangkaian perjalanan dari bahan baku sampai menjadi barang jadi dan diterima
oleh pemakai atau pelanggan merupakan suatu mata rantai yang panjang yang perlu
dikelola dengan baik.
c. Menjamin mutu
1. Mutu barang jadi (finished product) ditentukan tidak hanya proses produksi barang
tersebut, tetapi juga oleh mutu dan bahan mentalnya dan mutu keamanan dalam
pengirimannya.
2. Jaminan mutu juga merupakan serangkaian mata rantai panjang yang harus dikelola
dengan baik.

8
Secara umum penerapan konsep Supply Chain Management dalam perusahaan akan
memberikan beberapa manfaat yaitu (Jebarus, 2001) kepuasan pelanggan, meningkatkan
pendapatan, menurunnya biaya, pemanfaatan asset yang semakin tinggi, peningkatan laba,
dan perusahaan semakin besar

1. Kepuasan pelanggan. Konsumen atau pengguna produk merupakan target utama dari
aktivitas proses produksi setiap produk yang dihasilkan perusahaan. Konsumen atau
pengguna yang dimaksud dalam konteks ini tentunya konsumen yang setia dalam
jangka waktu yang panjang. Untuk menjadikan konsumen setia, maka terlebih dahulu
konsumen harus puas dengan pelayanan yang disampaikan oleh perusahaan
2. Meningkatkan pendapatan. Semakin banyak konsumen yang setia dan menjadi mitra
perusahaan berarti akan turut pula meningkatkan pendapatan perusahaan, sehingga
produk-produk yang dihasilkan perusahaan tidak akan ‘terbuang’ percuma, karena
diminati konsumen.
3. Menurunnya biaya. Pengintegrasian aliran produk dari perusahan kepada konsumen
akhir berarti pula mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi
4. Pemanfaatan asset semakin tinggi. Aset terutama faktor manusia akan semakin
terlatih dan terampil baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. Tenaga
manusia akan mampu memberdayakan penggunaan teknologi tinggi sebagaimana
yang dituntut dalam pelaksanaan Supply Chain Management.
5. Peningkatan laba. Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia dan
menjadi pengguna produk, pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan.
6. Perusahaan semakin besar. Perusahaan yang mendapat keuntungan dari segi proses
distribusi produknya lambat laun akan menjadi besar, dan tumbuh lebih kuat.

D. Prinsip-prinsip Supply Chain Management


Prinsip terpenting yang harus diperhatikan dalam sinkronisasi aktivitasaktivitas sebuah
supply chain adalah menciptakan hasil yang lebih besar, tidak hanya bagi tiap anggota rantai
tetapi bagi keseluruhan sistem. Kesuksesan implementasi dari prinsip ini membutuhkan
perubahan-perubahan pada tingkatan strategis maupun taktis. Sebaliknya kegagalan biasanya
ditandai oleh ketidakmampuan manajemen mendefinisikan langkah-langkah yang harus
ditempuh dalam menggiring komponen-komponen supply chain yang kompleks ke arah yang
sama.

9
Anderson, Britt & Frave (1997) memberikan 6 prinsip Supply Chain Management
untuk membantu para manajer dalam merumuskan strategi pelaksanaan Supply Chain
Management, yaitu:

1. Dengarkan signal pasar dan jadikan signal tersebut sebagai dasar dalam perencanaan
kebutuhan (demand planning) sehingga bisa menghasilkan ramalan yang konsisten dan
alokasi sumber daya yang optimal.
2. Sesuaikan jaringan logistik untuk melayani kebutuhan pelanggan yang berbeda
3. Diferensiasi produk pada titik yang lebih dekat dengan konsumen dan percepat
konversinya di sepanjang rantai supply.
4. Kembangkan strategi teknologi untuk keseluruhan rantai supply yang mendukung
pengambilan keputusan berhirarki serta berikan gambaran yang jelas dari aliran produk,
jasa, maupun informasi.
5. Adopsi pengukuran kinerja untuk sebuah supply chain secara keseluruhan dengan
maksud untuk meningkatkan
6. Segmentasi pelanggan berdasarkan kebutuhannya dan Kelola sumber-sumber supply
secara strategis untuk mengurangi ongkos kepemilikan dari material maupun jasa

2.1.2 Harga Pokok Penjualan


A. Pengertian harga pokok penjualan
Bagi sebuah perusahaan dagang, penghitungan dan penyusunan harga pokok adalah
suatu hal yang penting. Pengertian harga pokok penjualan sendiri, menurut prinsip akuntansi
indonesia dapat dijelaskan sebagai jumlah pengeluaran dan beban yang diperkenankan, baik
secara langsung maupun tidak langsung untuk menghasilkan barang atau jasa di dalam
kondisi dan tempat di mana barang itu dapat dijual atau digunakan Harga pokok penjualan
atau HPP adalah jumlah pengeluaran dan beban yang diperkenankan baik secara langsung
maupun tidak langsung untuk menghasilkan barang atau jasa agar barang tersebut dapat
digunakan atau dijual oleh perusahaan.
Menurut Soemarso (2009:234), “harga pokok penjualan(cost of goods sold) adalah
harga beli (perolehan) dari barang yang dijual”. Dalam sebuah perusahaan dagang harga
pokok penjualan dicari dengan : persediaan barang dagang pada awal periode ditambah
pembelian bersih selama periode dikurangi persediaan barang dagang pada akhir periode.
Menurut J.Sudarsono (2009:172), “hasil perhitungan dari pengorbananpengorbanan
nilai tersebut akan menghasilkan angka yang disebut harga pokok suatu barang”. Untuk dapat
meninjau lebih terinci tentang harga pokok, perlu diketahui elemen-elemen yang membentuk

10
harga pokok. Setiap elemen merupakan salah satu faktor yang menambah tingginya harga
pokok setiap produk yang dihasilkan suatu proses produksi. Masalah penentuan harga pokok
merupakan masalah yang sangat penting, sebab menyangkut kelangsungan hidup atau
kontinuitas perusahaan, oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan yang tepat dan teliti.
Sekalipun penetapan harga pokok cukup sulit, namun perusahaan harus tetap
menentukan. Produsen harus mengetahui besar pengorbanan yang dilakukan pada saat
penjualan barangnya. Hal ini berguna untuk dasar penetapan harga penawaran di pasar,
maupun untuk menetapkan pendapatan yang di peroleh dari penjualan. Dengan demikian
dapat diketahui apakah penjualan menghasilkan laba atau tidak

B. Komponen-komponen yang ada di dalam harga pokok penjualan


1. Persediaan Awal
Persediaan awal merupakan langkah pertama dalam melakukan bisnis dagang dan
merupakan komponen paling besar dalam operasional perusahaan. Pada cara menghitung
HPP, komponen persediaan awal ini harus diketahui terlebih dahulu.
2. Pembelian Bersih
Pembelian bersih yang dihitung merupakan pembelian barang dagangan yang dilakukan
oleh perusahaan selama satu periode (dari awal sampai akhir), baik yang dilakukan
secara kredit maupun tunai.
Pembelian bersih dapat diperoleh dari seluruh biaya pembelian barang dagangan
ditambah dengan biaya angkut pembelian dan kemudian dikurangi dengan potongan
pembelian dan retur pembelian.
Pembelian bersih = (pembelian + biaya angkut pembelian) – (retur
pembelian + potongan pembelian)

Unsur-unsur yang termasuk ke dalam pembelian bersih diantaranya adalah:


a. Pembelian kotor
b. Pengurangan harga
c. Retur pembelian
d. Potongan pembelian
3. Penjualan bersih
Penjualan bersih adalah salah satu unsur pendapatan perusahaan. Beberapa unsur yang
ada pada penjualan bersih seperti :
a. Retur pembelian
b. Pembelian kotor

11
c. Pengurangan harga
Ongkos angkut tidak termasuk karena termasuk biaya umum. Nilai penjualan bersih
didapat dari nilai penjualan dikurangi nilai retur penjualan yang sudah dijumlahkan
dengan potongan penjualan.
4. Persediaan Akhir
Persediaan akhir barang dagangan merupakan persediaan yang tersisa pada akhir
periode. Untuk mengetahui saldo persediaan akhir, kita dapat mengetahui dari data
penyesuaian perusahaan di akhir periode.
Mengetahui harga pokok penjualan adalah bagian penting dalam sebuah bisnis. Hal
ini mempengaruhi setiap laporan keuangan yang akan dirancang nantinya.Selain itu,
perusahaan juga akan memahami langkah berikutnya seperti apa yang akan diambil.
Oleh karena itu, jangan sampai sembarangan menentukan harga pokok penjualan.

C. Perhitungan Harga Pokok Penjualan


Harga pokok penjualan merupakan salah satu unsur atau elemen dari laporan laba rugi
suatu perusahaan dagang. Apabila perusahaan akan menyusun laporan keuangan khususnya
laporan laba rugi, maka harus dilakukan perhitungan harga pokok penjualan yang terjadi
dalam periode berjalan. Ketepatan perhitungan harga pokok penjualan mempengaruhi
keakuratan laba yang diraih perusahaan atau rugi yang ditanggung perusahaan. Mengingat
pentingnya ketepatan dalam perhitungan harga pokok penjualan maka pada kesempatan ini
dibahas tentang proses perhitungan harga pokok penjualan secara
Tujuan setiap perusahaan adalah mencari laba. Laba perusahaan dagang diperoleh dari
selisih antara hasil penjualan bersih dengan harga pokok penjualan setelah dikurangi dengan
beban-beban operasi.
Menghitung Harga Pokok Penjualan dengan Rumus :
a. Rumus menghitung Penjualan bersih
Penjualan Bersih = Penjualan – (Retur Penjualan + Potongan Penjualan)
b. Rumus menghitung Pembelian bersih
Pembelian bersih = (Pembelian + Ongkos Angkut Pembelian) – (Retur Pembelian +
Potongan Pembelian)
c. Rumus menghitung Persedian barang dagang
Persediaan Barang = Persediaan Awal + Pembelian Bersih
d. Rumus menghitung HPP
Harga Pokok Penjualan = Persediaan Barang – Persediaan Akhir

12
Gambar 2.1.2
Perhitungan Harga Pokok Penjualan
HARGA POKOK PENJUALAN

Persediaan awal barang dagangan awal Rp xxx

Pembelian Rp xxx

Beban angkut Pembelian Rp xxx


Rp xxx
Retur pembelian Rp xxx

Potongan pembelian Rp xxx


(Rp xxx)

Jumlah pembelian bersih Rp xxx

Barang tersedia untuk dijual Rp xxx

Persediaan akhir barang dagangan (Rp xxx)

Harga pokok penjualan Rp xxx

Sumber : Wiratna (2016)


Keterangan : rumus harga pokok penjualan diatas bersifat fleksibel, maksudnya apabila
didalam perusahaan komponen harga pokok penjualan tidak lengkap seperti pada rumus,
misalnya tidak terdapat retur pembelian, atau tidak dapat potongan pembelian atau tidak
dapat biaya angkut pembelian, maka perhitungan harga pokok penjualan tetap dapat
dilakukan tanpa mengikut sertakan komponen tersebut dalam perhitungan.

D. Tujuan dan Manfaat Harga Pokok Penjualan


Sekalipun penetapan harga pokok penjualan cukup sulit, namun perusahaan harus tetap
menentukan. Dalam hal ini, produsen juga harus mengetahui besar pengorbanan yang
dilakukan pada saat penjualan barangnya. Hal ini berguna untuk dasar penetapan harga
penawaran di pasar, maupun untuk menetapkan pendapatan yang diperoleh dari penjualan
Dengan demikian dapat diketahui apakah penjualan menghasilkan laba atau tidak. Jadi
tujuan dari kalkulasi harga pokok penjualan adalah untuk menetapkan laba penjualan, yaitu
laba untuk setiap transaksi penjualan yang terdiri dari selisih yang menguntungkan antara
harga jual dan harga pokok penjualan. Disamping itu, dengan diketahui harga pokok

13
penjualan, produsen dapat mengetahui transaksi penjualan atau hubungan antara masing-
masing transaksi tersebut dapat di pertanggung jawabkan secara ekonomis. Dengan kata lain,
penetapan harga pokok penjualan penting untuk kebijakan harga. Beberapa pendapat
mengenai manfaat dan tujuan harga pokok penjualan :
Prof. Dr. H. J. Van Der Schroeff dalam J. Sudarsono (2009:174), “berpendapat bahwa
harga pokok penjualan mempunyai manfaat dan tujuan sebagai berikut:.
1. Dasar untuk menetapkan harga di pasar penjualan
2. Menetapkan pendapat yang di peroleh pada penjualan”.

Menurut Matz Curry dan Frank, dalam J. Sudarsono (2009:174), “harga pokok
penjualan mempunyai manfaat dan tujuan sebagai berikut :
1. Menetapkan biaya menurut barang yang di produksi berdasarkan prosesnya, yaitu
pesanan, satuan atau bagian
2. Mengontrol pengeluaran yang berhubungan dengan proses produksi, distribusi atau
administrasi perusahaan
3. Memberi dasar dalam penaksiran biaya suatu barang hasil produksi dan menetapkan
harga jual yang menguntungkan
4. Memberi kemungkinan pada manajemen agar mendasarkan kebijakan operasinya
pada keterangan yang di berikan oleh bagian biaya

Dengan demikian, apabila diketahui harga pokok penjualan suatu barang yang
diproduksikan, maka penentuan harga pokok penjualan dapat pula ditentukan. Demikian pula
dengan diketahuinya harga pokok produksi dalam suatu barang, maka untuk kepentingan
pengendalian efisiensi dalam proses produksi dengan mudah dapat dilakukan pengontrolan
dan pengawasan.
Efisiensi yang dimaksud tersebut adalah penawaran prinsip-prinsip ekonomi dalam
perusahaan, yaitu dengan pengorbanan yang seminimal akan mencapai hasil yang maksimal
mungkin
Harga pokok penjualan merupakan metode yang digunakan perusahaan untuk
menentukan harga pokok dari produk yang dijual oleh perusahaan dagang. Harga pokok
penjualan setidaknya memiliki dua manfaat diantaranya yaitu sebagai patokan untuk
menentukan harga jual dan untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan. Harga jual
yang lebih besar dari harga pokok penjualannya akan memperoleh laba, dan sebaliknya harga
jual yang lebih rendah dari harga pokok penjualan akan mengalami kerugian.

14
2.2 Penelitian Terdahulu
Penulis dalam melaksanakan penelitian menggunakan beberapa contoh penelitian
terdahulu, tujuan menggunakan beberapa contoh penelitian terdahulu sebagai tambahan
referensi dan menambah pengetahuan peneliti. Penelitian-penelitian yang dibahas adalah
sebagai berikut :
Tabel 2.2. Peneliti terdahulu
No Nama peneliti Judul peneliti Metode analisis Hasil penelitian
1 Nurhidma, 2017 Analisis supply chain Pendekatan Dalam penerapan strategi supply
management dalam Kualitatif chain, PT. Hutama Tirta makassar
meningkatkan harus menerapkan strategi efisiensi
efesiensi biaya pada pada bagian lokasi, bagian pengadaan,
PT. Hutama Tirta bagian pengembangan produk, dan
Makassar bagian produksi. Sedangkan, strategi
responsif harus diterapkan pada bagian
persediaan, bagian pengiriman, dan
bagian informasi. Dan pengaruh
efisiensi biaya bahan baku dan
efisiensi biaya tenaga kerja langsung
terhadap rasio profit margin
menunjukkan bahwa perusahaan telah
mencapai laba yang cukup maksimal,
yang dapat dilihat dari rasio RPM
yang selalu berada pada kriteria
”Sedang” dan ”Rendah”.
2 Andianto, Bobby Penerapan Supply Pendekatan Permasalahan dalam pemilihan
2011 Chain Kualitatif supplier, permasalahan penyimpanan
Management sebagai barang digudang dan permasalahan
upaya untuk efesiensi dalam pengiriman barang ke
biaya pada PT. X di konsumen. Dengan adanya
Manado permasalahan tersebut PT. X harus
mengambil tindakan untuk
mengatasinya agar badan usaha dapat
meningkatkan efesiensi dan memiliki

15
keunggulan bersaing dimasa yang
akan datang
3 Rahadi, 2012 Pengaruh Supply Pendekatan SCM Berpengaruh positif terhadap
Chain Kualitatif kinerja operasional perusahaan.
Management
Terhadap Kinerja
Operasional
Perusahaan

16
BAB III
KERANGKA PROSES BERFIKIR

3.1 Kerangka Konseptual


Penelitian ini menggunakan Analisis Supply Chain Management untuk mengetahui
manajemen perusahaan dalam menetapkan harga pokok penjualan pada Toko Bangunan
Berkah Desa Bakalrejo yang merupakan perusahaan dagang yang bergerak dibidang material
bangunan. Di mana supplier merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama untuk
menyalurkan ke Toko Bangunan Berkah Desa Bakalrejo (dagang. Barang jadi yang sudah
dihasilkan oleh pemasok mulai disalurkan kepada Toko Bangunan Berkah Desa Bakalrejo
selaku pemasok bahan-bahan material bangunan kemudian disalurkan kepada pelanggan
melalui distributor. Distributor menyalurkan ke Ritel/Toko untuk kemudian di edarkan ke
pelanggan sebagai konsumen akhir. Peneliti merumuskan masalah dengan mengembangkan
konsep penelitian yang dilakukan dengan menghimpun fakta tanpa menggunakan hipotesa.
Untuk lebih jelasnya peneliti menghimpun kerangka pikirnya pada gambar berikut:

Gambar 3.1 Kerangka Pikir

Analisis Supply Chain


Management

Toko Bangunan Berkah


Supplier
Desa Bakalrejo

Distributor Ritel/Toko Konsumen Akhir

Penetapan harga pokok


penjualan

17
DAFTAR PUSTAKA

Simichi dalam Irmawati. (2007).Manajemen Rantai Pasokan. Buletin Studi


Ekonomi. Vol. 11 no. 3
Injarit dan Djokopranoto, 2005. Strategi Manajemen Pembelian dan Supply Chain
Management. Jakarta. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
http://repository.dharmawangsa.ac.id/202/6/BAB%20II_15510099.pdf

https://www.Jurnal.id/id/blog/apa-yang-dimaksud-harga-pokok-penjualan-hpp/

18

Anda mungkin juga menyukai