Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN MANAJEMEN OPERASI

SUPPLY CHAIN

DISUSUN OLEH:

TANIA AUDRIA MEISY (1907521024)


LILI JAYANTI (1907521080)
I PUTU KRISNA MEIYASA (1907521083)
I GUSTI NGURAH ADHI PRATAMA (1907521084)
HILAL ASQALANY (1907521085)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
JIMBARAN
2020
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan
Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah ini. Dalam penyusunan tugas Manajemen Operasi dengan materi
Supply Chain penulis dibantu oleh banyak pihak.
Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini. Penulis menyadari, bahwa
tidak ada sesuatu yang sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ilmiah ini, tentu masih ada
hal – hal yang kurang dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat konstruktif, untuk
kesempurnaan karya tulis ini. Akhir kata, penulis berharap agar karya tulis ini bermanfaat bagi
kita semua.

Jimbaran, 02 Mei 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………... i


KATA PENGANTAR..…………………………………………………................ ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………................ iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………….. 2
1.3 Tujuan……………………………………………………………… 2
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Kepentingan Strategi Supply
Chain………………….………..………………................................ 3
2.2 Strategi Supply Chain
Management…………………………………..…….......................... 3
2.3 Mengelola Supply
Chain………………….……..……………………………………… 5
2.4 Pemilihan Vendor dan Manajemen
Logistik...…………………………………………………………… 7
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan…...…....……………………………………………….. 9
3.2 Saran………………………………………………………………… 10

DAFTAR PUSTAKA…………………….……………………………….………. 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Munculnya Supply Chain Management (SCM) atau strategi pemasok dilatar belakangi
oleh dua hal pokok, yaitu: pertama di zaman modern ini sudah tidak relevan lagi penggunaan
praktek manajemen logistik tradisional, karena tidak dapat menciptakan keunggulan
kompetitif. Dan hal yang kedua adanya perubahan lingkungan bisnis yang semakin cepat
dengan persaingan yang semakin ketat.
Perkembangan lingkungan industri yang dinamis pada era global seperti sekarang ini
menjadi pemicu bagi banyak organisasi perusahaan untuk menggali potensi yang dimiliki, serta
mengidentifikasi faktor kunci sukses untuk unggul dalam persaingan yang semakin kompetitif.
Teknologi yang juga berkembang pesat menjadi sebuah kekuatan untuk diterapkan dalam iklim
persaingan. Usaha-usaha yang dilakukan pada akhirnya diarahkan untuk memberikan produk
terbaik kepada konsumen. Konteks produk yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen
dalam pengertian manajemen produksi dan operasi adalah kombinasi produk barang dan jasa.
Industri manufaktur tidak akan dapat bersaing apabila produk yang ditawarkan murni hanya
barang, dan industri jasa juga tidak memiliki daya tarik apabila yang ditawarkan kepada
konsumen murni berupa layanan. Keberhasilan perusahaan dalam memberikan produk terbaik
kepada konsumen meliputi kombinasi di antara keduanya, yaitu barang dan jasa dalam porsi
masing-masing yang ideal menurut perusahaan. Menyajikan produk dalam arti luas tersebut
merupakan tantangan sekaligus peluang bagi sistem produksi operasi yang harus dijalankan
perusahaan. Mulai dari mengidentifikasi selera konsumen sampai dengan mengupayakan
seluruh kebutuhan input dari pemasok untuk memproduksi dan mendistribusikan produk
tersebut sesuai dengan selera konsumen yang dibidik. Pada dasarnya konsumen mengharapkan
dapat memperoleh produk yang memiliki manfaat pada tingkat harga yang dapat diterima.
Untuk mewujudkan keinginan konsumen tersebut maka setiap perusahaan berusaha secara
optimal untuk menggunakan seluruh asset dan kemampuan yang dimiliki untuk memberikan
value terhadap harapan konsumen.
Implementasi upaya ini tentunya menimbulkan konsekuensi biaya yang berbeda di
setiap perusahaan termasuk para pesaingnya. Untuk dapat menawarkan produk yang menarik
dengan tingkat harga yang bersaing, setiap perusahaan harus berusaha menekan atau mereduksi
seluruh biaya tanpa mengurangi kualitas produk maupun standar yang sudah ditetapkan. Salah

1
satu upaya untuk mengurangi biaya tersebut adalah melalui optimalisasi distribusi material dari
pemasok, aliran material dalam proses produksi sampai dengan distribusi produk ke tangan
konsumen. Distribusi yang optimal dalam hal ini dapat dicapai melalui penerapan konsep
Supply Chain Management (SCM). Tujuan dari penerapan konsep SCM dalam perusahaan
yaitu: kepuasan pelanggan, meningkatkan pendapatan, menurunnya biaya, pemanfaatan asset
yang semakin tinggi, peningkatan laba, dan perusahaan semakin besar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu kepentingan strategi supply chain?
2. Apa saja strategi-strategi suppy chain?
3. Bagaimana mengelola supply chain?
4. Bagaimana pemilihan vendor manajemen logistik?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui kepentingan strategi supply chain.
2. Untuk mengetahui Apa saja strategi-strategi suppy chain.
3. Untuk mengetahui Bagaimana mengelola supply chain.
4. Untuk mengetahui pemilihan vendor manajemen logistic.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kepentingan Strategi Supply Chain


Manajemen rantai pasokan adalah integrasi aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan,
pengubahan menjadi barang setangah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke pelanggan.
Seluruh aktivitas ini mencakup aktivitas pembelian dan pengalihdayaan (outsourcing),
ditambah fungsi lain yang penting bagi hubungan antara pemasok dengan distributor.
Manajemen rantai pasokan mencakup aktivitas untuk menentukan penyedia transportasi,
transfer uang secara kredit dan tunai, para pemasok, distributor, utang dan piutang usaha,
pergudangan dan persediaan, pemenuhan pesanan serta berbagi informasi pelanggan, prediksi,
dan produksi. Planning, organizing, directing, & controlling arus bahan-bahan:
–Mulai dari bahan mentah
–Selanjutnya diproses dalam perusahaan
–Pendistribusian barang jadi
Tujuannya adalah membangun sebuah rantai pemasok yang memusatkan perhatian
untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan dan mengurangi pemborosan. Persaingan bukan
lagi antar perusahaan, melainkan antar rantai pasokan. Selain itu, rantai pasokan tersebut
bersifat global. Teknik pembelian dalam rantai suplai.

2.2 Strategi Supply Chain Management


Jay Heizer dan Barry Render telah memberikan beberapa strategi dalam menghadapi
tantangan dan permasalahan di atas, di dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Operasi”.
1. Bernegosiasi dengan Banyak Pemasok
Strategi pertama adalah bernegosiasi dengan banyak pemasok. Kita dapat mencari banyak
pemasok dan memilih diantara mereka yang memiliki penawaran paling menarik bagi
perusahaan. Umumnya perusahaan menjatuhkan pilihan bagi pemasok yang memberikan
penawaran rendah, tetapi sebaiknya jangan hanya memilih satu pemasok, pilihlah beberapa
pemasok agar jika suatu hari terjadi masalah kepada salah satu pemasok, rantai pasokan
perusahaan tidak terputus dan tetap dapat melanjutkan kegiatan perusahaan.
2. Mengembangkan Hubungan Kemitraan
Strategi kedua adalah mengembangkan hubungan kemitraan jangka panjang dengan sedikit
pemasok untuk memuaskan hubungan pelanggan. Para pemasok yang telah lama menjalin

3
hubungan dengan perusahaan mungkin dapat lebih memahami tujuan dari perusahaan dan
biasanya lebih berkomitmen untuk berpartisipasi dalam sistem just in time, dimana perusahaan
tidak lagi mempunyai gudang untuk persediaan mereka karena pemasok akan mengirim
persediaan tepat saat perusahaan membutuhkannya. Hal ini tidak mudah dilakukan, karena itu
perusahaan biasanya hanya mau menerapkan sistem ini pada para pemasok yang telah mereka
percayai. Jika dibandingkan, perusahaan yang menggunakan pemasok yang sedikit dapat
menekan biaya menjadi lebih rendah daripada perusahaan yang mempunyai banyak pemasok,
karena pasti akumulasi biaya kirim dari pemasok yang berbeda-beda akan lebih besar. Intinya,
kita boleh saja memilih beberapa pemasok tetapi jangan terlalu banyak memilih pemasok
karena hanya akan menimbulkan biaya yang lebih besar.
3. Integrasi Vertikal
Strategi ketiga adalah integrasi vertikal, artinya perusahaan berusaha mengembangkan
kemampuan untuk memproduksi barang atau jasa yang sebelumnya diperoleh dari pemasok.
Ada dua macam integrasi, yaitu integrasi maju dan integrasi mundur. Integrasi mundur
menyarankan perusahaan untuk membeli pemasoknya, sehingga mereka dapat membuat
barang sesuai keinginan mereka. Integrasi maju menyarankan produsen komponen untuk
membuat produk jadi. Tetapi integrasi mundur bisa menjadi berbahaya bagi perusahaan yang
sedang mengalami perubahan teknologi, karena jika salah menginvestasikan uang yang mereka
miliki maka mereka akan kesusahan dalam menghadapi gelombang teknologi yang berikutnya.
4. Jaringan Keiretsu
Strategi keempat adalah jaringan keiretsu, yaitu kombinasi dari sedikit pemasok dengan
integrasi vertikal. Dengan strategi ini pemasok akan menjadi bagian dari perusahaan dan yang
pasti akan terjadi hubungan kerja sama jangka panjang antar keduanya. Diharapakan dari
strategi ini, mutu dari produk yang dihasilkan akan tetap terjaga.
5. Virtual Company
Strategi terakhir atau kelima adalah mengembangkan perusahaan maya (virtual company)
yang menggunakan para pemasok sesuai kebutuhan. Strategi ini mengandalkan berbagai jenis
hubungan pemasok untuk menyediakan jasa atas permintaan yang diinginkan. Perusahaan
maya memiliki batasan organisasi yang berubah dan bergerak yang membuat mereka mampu
untuk memenuhi permintaan pasar yang berubah-ubah. Para pemasok dapat menyediakan
berbagai jasa, seperti pembayaran upah, perekrutan karyawan, dan lainnya. Perusahaan akan
mendapatkan efisiensi jika menggabungkan keunggulan dari perusahaan maya, manajemen
perusahaan yang bagus, biaya yang rendah, maka perusahaan akan mendapatkan efisiensi.

4
2.3 Mengelola Supply Chain
1. Tingkatkan Metode Inventory Forecasting Anda
Sebagai produsen, penting bagi Anda untuk bisa memperkirakan berapa banyak produk
yang harus Anda hasilkan setiap waktu. Anda juga harus dapat memperkirakan produk
mana yang akan paling banyak diminati sehingga Anda dapat mempersiapkan bahan-bahan
yang tepat untuk memproduksinya. Oleh karena itu, Anda harus memastikan bahwa data
yang Anda gunakan untuk melakukan forecasting sudah akurat dan dapat diandalkan.
Pastikan juga tidak ada data yang terduplikasi sehingga Anda tidak perlu menghabiskan
waktu untuk merapikannya. Petimbangkan untuk menggunakan perangkat lunak
manajemen inventaris untuk memudahkan Anda menghasilkan laporan forecasting
sehingga Anda tidak perlu lagi menganalisis dan membuat prediksi menggunakan data
inventaris dan penjualan Anda secara manual. Dengan metode forecasting yang tepat, Anda
akan dapat mengontrol pembelian Anda dengan lebih baik. Anda tidak akan perlu khawatir
akan kekurangan atau kelebihan stok bahan baku. Anda pun dapat memastikan bahwa
barang yang Anda produksi sesuai dengan permintaan pelanggan Anda.
2. Manfaatkan Teknologi untuk Menyederhanakan Supply Chain Anda
Penggunaan teknologi tidak dapat dipisahkan dari proses manufaktur. Semakin besar
bisnis manufaktur Anda, maka semakin besar kebutuhan Anda terhadap teknologi.
Teknologi terkini seperti Internet of Things (IoT) dan sistem ERP terbukti mampu
menyederhanakan berbagai proses dalam bisnis manufaktur, terutama pengelolaan supply
chain. Jika sebagian proses manufaktur masih dijalankan secara manual, maka operasional
rantai pasokan akan berjalan lambat dan sulit untuk disederhanakan. Tetapi, dengan
menggunakan sistem ERP manufaktur dan IoT, Anda dapat menghemat banyak waktu,
tenaga, dan biaya dalam mengelola supply chain Anda.
3. Jaga Hubungan yang Baik dengan Supplier Anda
Pemasok merupakan pihak yang memiliki peran penting dalam pengelolaan rantai
pasokan Anda. Persediaan bahan baku dan peralatan manufaktur Anda bergantung pada
pemasok Anda, jadi penting bagi Anda untuk menjalin hubungan yang baik dengan mereka.
Salah satu cara yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan hubungan Anda dengan
pemasok adalah dengan memastikan bahwa Anda selalu membayar tagihan Anda tepat
waktu. Sebab, pembayaran tagihan yang sering terlambat dapat membuat pemasok Anda
kehilangan kepercayaan pada Anda. Untuk memudahkan Anda mengelola invoice dan
memproses pembayaran, pertimbangkan untuk menggunakan sistem invoicing yang
terintegrasi dengan sistem akuntansi dan sistem lainnya yang Anda gunakan. Dengan alat
5
ini, Anda tidak perlu khawatir lagi akan pembayaran pemasok yang tertunda atau tagihan
yang terlupakan.
4. Tingkatkan Mobilitas Bisnis Manufaktur Anda
Saat ini produsen seharusnya sudah bisa mengawasi proses manufakturnya dari mana
pun dan kapan pun yang mereka inginkan. Ini dapat diwujudkan dengan bantuan sistem
ERP berbasis awan. Dengan sistem ERP berbasis awan, produsen bisa mengetahui tingkat
persediaan bahan baku, mengecek penjualan, melihat status pengiriman barang, mengecek
tagihan dari pemasok, dan lain-lain melalui smartphone atau komputer tablet yang
terhubung dengan koneksi internet. Produsen dapat dengan segera memesan stok bahan
baku yang kurang, memproses pembayaran, merespons pertanyaan pelanggan, atau
memberikan tugas kepada staf, sehingga tidak ada lagi penundaan yang tidak direncanakan.
5. Integrasikan Seluruh Proses dalam Manajemen Supply Chain Anda
Mengumpulkan informasi dan mengawasi operasional secara terpisah menandakan
kurangnya efisiensi dalam proses bisnis manufaktur Anda. Ketika seluruh data terkait
supply chain dapat digabungkan dalam satu sistem, maka Anda dapat dengan mudah
mengidentifikasi masalah dan melakukan tindakan preventif yang perlu dilakukan. Dengan
sistem ERP yang terintegrasi secara lengkap, Anda tidak perlu lagi mengecek penjualan
dan persediaan barang jadi Anda dengan sistem yang terpisah. Anda tidak perlu lagi
meminta departemen keuangan untuk menyerahkan laporan arus kas untuk Anda, karena
Anda dapat membuatnya sendiri dalam hitungan detik melalui sistem.
6. Bantu Karyawan Anda untuk Menjadi Lebih Produktif
Sebagai pemimpin, penting bagi Anda untuk bisa membantu meningkatkan
produktivitas karyawan Anda. Selain memfasilitasi mereka dengan peralatan yang
memadai, Anda juga harus memastikan bahwa kebutuhan mereka sudah terpenuhi dengan
baik, sehingga mereka akan lebih semangat untuk bekerja. Pastikan mereka selalu
menerima gaji tepat waktu serta mendapatkan insentif dan manfaat lainnya yang patut
mereka dapatkan. Manfaatkan modul HRM dalam sistem ERP untuk mengotomatiskan
pengelolaan gaji dan insentif karyawan Anda.
7. Jadwalkan Evaluasi Rutin untuk Mengidentifikasi Berbagai Hambatan
Langkah terakhir yang tidak kalah penting adalah mengevaluasi secara rutin berbagai
proses dalam manajemen supply chain Anda. Ketahui hal-hal yang menyebabkan
terjadinya penundaan dalam pengadaan barang, pengambilan dan pengepakan barang,
proses produksi, hingga proses pengiriman barang ke konsumen akhir. Temukan area-area
yang masih dapat Anda tingkatkan agar seluruh proses berjalan dengan lebih efisien.
6
2.4 Pemilihan Vendor dan Manajemen Logistik
A. Langkah – Langkah proses pemilihan vendor terdiri atas:
1. Evaluasi vendor, mencakup proses menemukan vendor yang potensial dan menentukan
kemungkinan bahwa mereka akan menjadi pemasok yang baik.
2. Pengembangan vendor, pembeli memastikan bahwa vendor menghargai kebutuhan
mutu, perubahan teknis, jadwal dan pengiriman, sistem pembayaran pembeli, dan
kebijakan pengadaan. Tahap ini dapat mencakup pelatihan, bantuan teknis dan
produksi, hingga prosedur perpindahan informasi.
3. Negoisasi, sering dipusatkan pada mutu, pengiriman, pembayaran, dan biaya.
Tipe strategi negoisasi:
A. Model harga berdasarkan biaya, mengharuskan pemasok membuka kasnya kepada
pembelidan harga kontrak berdasarkan waktu dan bahan baku atau biaya tetap.
B. Model harga berdasarkan pasar, membuat harga berdasarkan harga yang
diumumkan, lelang, atau indeks.
C. Penawaran kompetitif, dipakai ketika pemasok tidak ingin mendiskusikan biaya
atau di mana tidak terdapat pasar yang nyaris sempurna
B. Manajemen logistik
Sebuah pendekatan yang mencari efisiensi operasi melalui pengintegrasian semua
aktivitas pemerolehan, pemindahan, dan penyimpanan bahan. Terdiri atas:
1. Sistem distribusi
• Truk, kelebihan dari truk adalah fleksibilitas pengirimannya. Perusahaan yang
mengadopsi JIT meningkatkan penekanan pada pengendara truk untuk mengambil dan
mengirim tepat waktu, tanpa kerusakan, dengan pekerjaan administrasi yang baik dan
dengan biaya rendah.
• Kereta api, dengan pertumbuhan JIT kereta api tertinggal karena manufaktur dengan
batch berukuran kecil membutuhkan pengiriman yang teratur dan lebih kecil.
• Pesawat udara, jenis pengiriman yang tumbuh paling cepat karena menawarkan
kecepatan dan keandalan untuk perpindahan nasional dan internasional barang yang
berbobot ringan.
• Sarana transportasi air, muatan yang dikirim melalui air biasanya berukuran besar dan
bernilai rendah. Sistem ini berarti jika biaya pengiriman dianggap lebih penting
dibandingkan kecepatan.

7
• Saluran pipa, digunakan untuk mengangkut minyak mentah, gas alam, produk minyak,
dan bahan kimia.
2. Biaya pengiriman alternatif
Semakin lama produk dalam proses pemindahan, semakin banyak biaya yang
dikeluarkan. Tapi pengiriman yang lebih cepat pada umumnya juga mahal, cara untuk
memperoleh gambaran proses penyeimbangan ini adalah dengan mengevaluasi biaya
penggudangan dibandingkan dengan biaya pengiriman.
3. Benchmark manajemen rantai pasokan
Hubungan rantai pasokan yang baik membuat perusahaan dapat menentukan
benchmark kelas dunia. Perusahaan benchmark telah menurunkan biaya, lead time,
keterlambatan pengiriman, dan kekosongan persediaan, semuanya dilakukan sambil
meingkatkan biaya. Sehingga perusahaan dapat menanggapi tuntutan pasar global.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, penyusun dapat menyimpulkan sebagai berikut.
Manajemen rantai pasokan adalah integrasi aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan,
pengubahan menjadi barang setangah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke
pelanggan. Tujuannya adalah membangun sebuah rantai pemasok yang memusatkan
perhatian untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan dan mengurangi pemborosan.
Persaingan bukan lagi antar perusahaan, melainkan antar rantai pasokan. Selain itu, rantai
pasokan tersebut bersifat global.
Strategi Supply Chain Management:
1. Bernegosiasi dengan Banyak Pemasok
2. Mengembangkan Hubungan Kemitraan
3. Integrasi Vertikal
4. Jaringan Keiretsu
5. Virtual Company
Mengelola Supply Chain:
1. Tingkatkan Metode Inventory Forecasting Anda
2. Manfaatkan Teknologi untuk Menyederhanakan Supply Chain Anda
3. Jaga Hubungan yang Baik dengan Supplier Anda
4. Tingkatkan Mobilitas Bisnis Manufaktur Anda
5. Integrasikan Seluruh Proses dalam Manajemen Supply Chain Anda
6. Bantu Karyawan Anda untuk Menjadi Lebih Produktif
7. Jadwalkan Evaluasi Rutin untuk Mengidentifikasi Berbagai Hambatan
Langkah – Langkah proses pemilihan vendor terdiri atas:
1. Evaluasi vendor
2. Pengembangan vendor
3. Negoisasi

Manajemen logistik adalah sebuah pendekatan yang mencari efisiensi operasi melalui
pengintegrasian semua aktivitas pemerolehan, pemindahan, dan penyimpanan bahan

9
3.2 Saran
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca khususnya
para pembaca agar tergugah untuk terus dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia
dalam usahanya, dan dapat menambah pengetahuan bagi rekan-rekan mahasiswa. Demi
penyempurnaan makalah, penulis berharap kritik dan saran yang konstruktif.

10
DAFTAR PUSTAKA

Heizer, Jay & Harry Render. 2009. Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat.
Irawan, Purna A. 2008. Diktat Manajemen Rantai Pasokan. Jakarta: Fakultas Teknik,
Universitas Tarumanagara.

11

Anda mungkin juga menyukai