MAKALAH
Disusun oleh:
TELKOM UNIVERSITY
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis kepada Allah SWT, karena telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Salawat serta salam senantiasa tercurah pada
nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Dengan berucap syukur penulis
akhirnya menyelesaikan makalah yang berjudul Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Terkait
Penetapan Batas Usia Calon Presiden dan Wakil Presiden. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kewarganeraan Telkom University.
Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa keberhasilan penelitian dan penyusunan
makalah ini tidak lepas dari adanya kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Adv. Agus
Gandara, SH., MH. M.Pd selaku guru mata kuliah Kewarganeraan yang telah memberikan
bimbingan dan meluangkan waktu untuk penulis dalam mengerjakan karya ilmiah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam
penyusunan karya ilmiah ini. Semoga semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan makalah ini selalu mendapat rahmat dari Yang Mahakuasa.
Penulis juga berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca juga
bagi penulis selanjutnya. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Hal
ini disebabkan masih terbatasnya pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan penulis. Karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan
penyusunan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
B. Pertimbangan Mahkamah Konstitusi dalam Mengambil Putusan
MK mempertimbangkan berbagai pendapat ahli dan preseden sejarah dalam
mencapai keputusannya. Putusan MK ini telah menuai beragam tanggapan dari
masyarakat. Sebagian mendukung putusan tersebut dengan alasan bahwa batasan
usia yang rendah dapat membuka peluang bagi pemimpin muda yang berenergi
dan inovatif. Namun, di sisi lain, ada juga yang menyatakan keprihatinan terhadap
potensi kurangnya pengalaman dan kedewasaan dari calon pemimpin yang terlalu
muda.
MK menyatakan bahwa seseorang di bawah usia 40 tahun dapat
mencalonkan diri sebagai presiden atau wakil presiden jika mereka pernah
menjabat posisi tersebut yang terpilih melalui pemilihan umum, termasuk
pemilihan kepala daerah. Putusan ini didasarkan pada konstitusi dan kewenangan
badan legislatif dalam menetapkan persyaratan usia.
Meskipun kontroversial, putusan MK menolak argumen bahwa batas usia
40 tahun tersebut tidak adil, tidak rasional, atau tidak bermoral. Dua hakim
konstitusi menyampaikan pendapat dissenting, namun pendapat mereka tidak
memiliki bobot hukum
Dalam mencapai keputusannya, MK mempertimbangkan berbagai pendapat
ahli dan preseden sejarah, menegaskan bahwa putusan ini telah diambil dengan
cermat dan berdasarkan pertimbangan yang matang. Penetapan batas usia calon
presiden dan wakil presiden merupakan isu yang kontroversial dalam konteks
politik Indonesia. Pada tahun 2018, Mahkamah Konstitusi (MK) mengeluarkan
putusan terkait dengan batas usia calon presiden dan wakil presiden yang telah
menciptakan gelombang diskusi dan perdebatan di seluruh negeri.
Selain itu, terdapat pula pembahasan mengenai konsistensi dan dasar
pemikiran pertimbangan hukum yang dibuat oleh Mahkamah Konstitusi
Keputusan tersebut juga telah mendorong tindakan hukum dan administratif lebih
lanjut, karena memerlukan tanggapan dari badan legislatif untuk menghindari
celah hukum. Proses penerapan keputusan tersebut melibatkan berbagai langkah
hukum dan peraturan untuk memastikan operasionalisasinya. Keputusan tersebut
mempunyai implikasi yang signifikan terhadap pemilu presiden 2024 mendatang,
khususnya bagi calon kandidat dan proses pemilu.
3
Dampak keputusan tersebut terhadap kandidat tertentu dan kelayakan
mereka telah menjadi topik diskusi dan analisis. Keputusan tersebut menimbulkan
pertanyaan mengenai prinsip dan kebijakan hukum yang mendasari keputusan
Mahkamah Konstitusi, serta konsistensi dan stabilitas peraturan pemilu di
Indonesia.
Keputusan tersebut dianggap kontroversial dan menimbulkan kekhawatiran
mengenai dampaknya terhadap sistem demokrasi di Indonesia. Beberapa pakar
hukum menyatakan ketidaksetujuannya terhadap keputusan tersebut, dengan
alasan adanya kekhawatiran mengenai keabsahan hukum dan potensi
implikasinya terhadap kredibilitas MK.
Keputusan MK telah memicu diskusi mengenai implikasi hukumnya dan
tindakan legislatif selanjutnya yang perlu diambil. Terdapat perdebatan mengenai
perlunya tindak lanjut legislatif terhadap keputusan MK dan waktu yang
diperlukan untuk melaksanakan proses tindak lanjut tersebut. Upaya telah
dilakukan untuk menentang keputusan tersebut, dengan para ahli hukum
mengajukan permintaan resmi untuk meninjau keputusan tersebut.
4
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
B. Tanggapan
Saya melihat bahwa putusan MK ini memiliki dua sisi yang perlu
dipertimbangkan. Di satu sisi, membuka kesempatan bagi pemimpin muda yang
memiliki visi dan semangat untuk memimpin negara merupakan hal yang positif.
Namun, di sisi lain, pengalaman dan kedewasaan dalam kepemimpinan juga
merupakan hal penting yang perlu dipertimbangkan.
5
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah, Siti. 2023. Dinamika Hukum dan Politik: Pengaruh Putusan Mahkamah Konstitusi
terhadap Peraturan Capres Cawapres. Makalah. Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang.
Hartanto, Nanang Puji. 2023. Pandangan Pakar UGM Terkait Putusan MK Soa Batas Usia
Capres-cawapresl.Jurnal. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada
6
7